kepala kepolisian negara indonesia · 2017. 10. 23. · ruang lingkup standart operasional prosedur...

16
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERSIONAL PROSEDUR PENANGANAN LAKA LANTAS SAT LANTAS POLRES MATARAM I. PENDAHULUAN 1. Umum a. Polri dalam kedudukannya adalah sebagai pelayan,pelindung dan pengayom masyarakat serta melakukan penegakan hukum berdasarkan aturan-aturan yang telah diperundangkan untuk menjamin keamaan dalam negeri melalui penyelengaraan fungsi Kepolisian. b. Bahwa pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat dalam negeri dilakukan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia yang dibantu oleh masyarakat dengan menjunjung hak asasi manusia harus dilaksanakan secara profesional dan proporsional guna mewujudkan polri modern yang sesuai harapan masyarakat. c. Salah satu fungsi kepolisian adalah fungsi lalu lintas melaksanakan kegiatan pengakan hukum ( Gakkum ) lantas,Regestrasi, Identifikasi pengemudi dan kendaraan bermotor,menajemen rekayasa lalu lintas,dan dikmas lantas. d. Dalam rangka melaksanakan perannya selaku penegak hukum,Polri melaksanakan tugas-tugas penyidikan tindak pidana termasuk penyidikan kecelakaan lalu-lintas yang diemban oleh penyidik/penyidik pembantu fungsi lalu lintas yang diberi wewenang untuk melakukan penyidikan. e. Guna mengoptimalkan kegiatan-kegiatan diatas maka disusun standar operasianol prosedur fungsi lalu lintas masing-masing unit untuk memberikan perlindungan,pengayoman,dan pelayaan kepada masyarakat dengan cepat. 2 / 2. Pengertian …..

Upload: others

Post on 31-Jan-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT

    RESORT MATARAM

    STANDAR OPERSIONAL PROSEDUR

    PENANGANAN LAKA LANTAS

    SAT LANTAS POLRES MATARAM

    I. PENDAHULUAN

    1. Umum

    a. Polri dalam kedudukannya adalah sebagai pelayan,pelindung dan

    pengayom masyarakat serta melakukan penegakan hukum berdasarkan

    aturan-aturan yang telah diperundangkan untuk menjamin keamaan

    dalam negeri melalui penyelengaraan fungsi Kepolisian.

    b. Bahwa pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat dalam

    negeri dilakukan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia yang

    dibantu oleh masyarakat dengan menjunjung hak asasi manusia harus

    dilaksanakan secara profesional dan proporsional guna mewujudkan

    polri modern yang sesuai harapan masyarakat.

    c. Salah satu fungsi kepolisian adalah fungsi lalu lintas melaksanakan

    kegiatan pengakan hukum ( Gakkum ) lantas,Regestrasi, Identifikasi

    pengemudi dan kendaraan bermotor,menajemen rekayasa lalu

    lintas,dan dikmas lantas.

    d. Dalam rangka melaksanakan perannya selaku penegak hukum,Polri

    melaksanakan tugas-tugas penyidikan tindak pidana termasuk

    penyidikan kecelakaan lalu-lintas yang diemban oleh penyidik/penyidik

    pembantu fungsi lalu lintas yang diberi wewenang untuk melakukan

    penyidikan.

    e. Guna mengoptimalkan kegiatan-kegiatan diatas maka disusun standar

    operasianol prosedur fungsi lalu lintas masing-masing unit untuk

    memberikan perlindungan,pengayoman,dan pelayaan kepada

    masyarakat dengan cepat.

    2 / 2. Pengertian …..

  • 2

    2. Pengertian.

    a. Quick Respon Sat Lantas adalah tindakan nyata petugas polisi lalu

    lintas berupa upaya ,kegiatan ,dan pekerjaan secara cepat,tepat,

    terhadap sesuatu kejadian atau masalah yang berhubungan dengan

    kemacetan arus lalu lintas dan kejadian kecelakaan lalu lintas,baik yang

    diketahui, didengar atau dilihat langsung oleh petugas maupun laporan

    masyarakat kepada petugas atau call centre dengan tindakan TPTKP,

    Pengaturan, Pertolongan dan Penyelamatan ,represif tahap awal serta

    tindakan kepolisian lain yang tidak bertentangan dengan ketentuan

    Undang-Undang.

    b. Kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak

    disangka-sangka dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan

    atau tanpa pemakai jalan lainnya mengakibatkan korban manusia atau

    kerugian harta benda.

    c. Penyidikan kecelakaan lalu lintas adalah serangkaian tindakan penyidik

    dalam hal dan menurut cara yang diatar dalam undang-undang untuk

    mencari dan mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat

    terang tentang perkara kecelakaan lalu lintas yang terjadi dan guna

    menemukan tersangkanya.

    d. Tempat kejadian perkara ( TKP ) kecelakaan lalu lintas adalah tempat

    dimana suatu kecelakaan lalu lintas terjadi dengan segala akibat yang

    ditimbulkan,serta tempat-tempat dimana tersangka dan atau barang

    bukti dan atau korban yang berhungann dengan kecelakaan lalu lintas

    tersebut ditemukan.

    e. TPTKP kecelakaan lalu lintas adalah tindakan Kepolisian yang harus

    dilakukan segera setelah terjadinya suatu kecelakaan lalu lintas dalam

    bentuk penutupan dan pengamanan TKP untuk kepentingan penyidikan

    selanjutnya dan mencegah terjadinya kemacetan atau kecelakaab baru

    di TKP tersebut serta demi terciptanya keamanan bagi petugas,korban

    dan barang bukti serta pemakai jalan lainya di TKP.

    f. Pengolahan TKP kecelakaan lalu lintas adalah tindakan atau kegiatan-

    kegiatan setelah tindakan pertama di TKP dilakukan,dengan maksud

    untuk mencari,mengumpulkan, memganalisa,mengevaluasi petunjuk-

    petunjuk keterangan dan bukti serta identitas tersangka guna memberi

    arah terhadap penyidikan selanjutnya.

    3 / 3. Dasar …..

  • 3

    3. Dasar.

    a. Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang lalu Lintas dan Angkutan

    Jalan.

    b. Teleconference Kebijakan Kapolri tentang Quick Wins tanggal 22

    Januari 2009 salah satu diantaranya kegiatan Quik Response unit laka

    guna mewujutkan pelayanan prima pada masyarakat.

    c. Surat Keputusaan Kepala Bandan Pembinaan Keamanan Polri No.Pol :

    Skep / 32a /IV/2004 tanggal 26 April 2004.Tentang naskah sementara

    buku petunjuk lapangan penanganan tempat kejadian perkara (TKP)

    laka lantas.

    4. Maksud dan Tujuan.

    a. Maksud.

    Untuk dijadikan pedoman dalam pelaksaan tugas Quik Respon Unit

    Laka Lantas Sat Lantas Polres Mataram untuk memberikan pelayanan

    prima kepada masyarakat melalu tugas polisi umum dalam kecepatan

    dan ketepatan mendatangi TKP serta memberikan pertolongan pertama

    kepada masyarakat yang membutuhkan melalui kegiatan Unit Laka

    Lantas.

    b. Tujuan

    Agar terwujud persamaan persepsi dalam melaksanakan tugas Quik

    Response Unit Laka oleh anggota Sat Lantas Polres Mataram dan

    terbangun sinergi dengan fungsii lainnya untuk membentuk interaksi

    positif antara Polri dengan masyarakat.

    5. Ruang Lingkup.

    Ruang lingkup Standart Operasional Prosedur ( SOP ) Quik Response Unit

    Laka Lantas ini meliputi kegiatan operasional fungsi teknik lalu lintas di

    bidang laka secara terstuktur dan sistematis untuk menjadi Standard

    pelakasaan tugas dilapangan.

    4 / 6. Tata …..

  • 4

    6. Tata urut.

    I. PENDAHULUAN.

    II. PERSIAPAN

    III. PENGORGANISASIAN.

    IV. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN.

    V. TUJUAN DAN SASARAN.

    VI. PELAKSANAN KEGIATAN.

    VII. PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

    VIII. KETENTUAN LAIN.

    IX. PENUTUP.

    II. PERSIAPAN

    1. Administrasi.

    a. Membuat peta Quik Response Unit Laka dalam wilayah hukum Polres

    Mataram.

    b. Membuat peta Black Spot ( Daerah rawan Laka ).

    c. Skep Penyidik / Penyidik Pembantu.

    d. Administrasi Penyidikan berpedoman pada Skep Kabareskrim No.Pol.

    Skep / 82 / XII / 2006 / Bareskrim.Tanggal 15 Desember 2006,Tentang

    Naskah sementara pedoman penyelenggaraan Administrasi penyidikan.

    2. Materiil dan Logistik.

    a. Perlengkapan perorangan (tongkat, borgol, peluit, KTA, KTP, SIM dll ).

    b. Persenjataan.

    c. Kendaraan.

    d. Alat komunikasi

    e. KIT TPTKP.

    f. Perlengkapan kendaraan TPTKP laka lantas ( P3K, Senter, Alat

    Pemadam api ringan, Rompi lalin ).

    g. Bahan bakar dan ban cadangan

    h. Anggaran sesuai anggaran DIPA Dit Sat Lantas Polres Mataram.

    5 / 3. Sarana ....

  • 5

    3. Sarana ruangan.

    a. Ruang penyidikan

    b. Ruang tahanan tersendiri.

    c. Tergelarnya alat komunikasi yang on line.

    d. Pers yang mengawaki atau mengoperasionalkan Call Center.

    4. Kemampuan yang harus dimiliki bagi pelaksana Quik Response Unit laka.

    a. Menguasai wilayah tugas.

    b. TPTKP laka lantas.

    c. Pengaturan lalu lintas.

    d. Komunikasi Verbal.

    e. Pengumpulan bahan keterangan.

    f. Proses Penyidikan laka lantas.

    g. Penguasaan hukum dan perundang-undangan.

    III. PENGORGANISASIAN

    1. Kendaraan Pick Up diawaki oleh 4 orang, terdiri dari :

    a. Satu Drever.

    b. Satu Kanit

    c. Dua Anggota

    2. Kendaraan Derek ( dari swasta ),

    3. Ambulance

    IV. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN

    1. Gampol yang berlaku sesuai ketentuan.

    2. Kelengkapan perorangan anggota Unit Laka Lantas.

    a. Sabuk Lantas.

    b. Selempang.

    c. Pet.

    d. Tongkat “ T “

    e. Peluit.

    f. Borgol.

    g. Tanda kewenangan.

    h. Rompi, sarung tangan dan senter

    i. Pilok, Kapur, Alat ukur/meteran.

    j. Buku Catatan.

    6 / 3 Persenjataan .....

  • 6

    3. Persnjataan.

    a. Revolver untuk kanit

    4. Kendaraan unit laka

    a. 1 ( satu ) unit kendaraan Roda empat.

    5. Alat komunikasi.

    a. Telepon/HP

    b. HT.

    c. Megaphone.

    6. Perlengkapan mobil unit laka lantas.

    a. Perangkat pengeras suara.

    b. Lampu Rotator.

    c. Sekrop trecer

    d. Traffic cone

    e. Senter, Senter pengatur lalu lintas, kamera.

    f. P3K

    g. TKP KIT.

    7. Peralatan- peralatan yang diperlukan :

    a. Alat Pengaman Tkp;

    1) 10 buah kerucut lalu lintas

    2) 2 buah lampu peringatan

    3) 2 buah senter

    4) rambu lalu lintas

    5) segitiga pengaman

    b. Kotak P2GD

    c. Alat tulis dan klip board

    d. Alat pengukur jarak dan pembuat tanda

    e. Alat pemecah kaca, pemotong sabuk pengaman / pemotong kerangka

    kendaraan bermotor, dongkrak dan alat penarik kendaraan bermotor.

    f. Pemadam kebakaran

    g. Alat pemotret

    h. Kaca pembesar

    i. Garis polisi ( police line )

    j. Kompas

    k. Dan lain-lain yang dianggap perlu

    7 / V. TUJUAN .....

  • 7

    V. TUJUAN DAN SASARAN

    1. Tujuan

    a. Pengamanan TKP laka lantas secara cepat dan tepat sehinga status quo

    tetap terjaga.

    b. Meminimalkan resiko terhadap korban, karena korban akan cepat

    tertolong.

    c. Mengurangi kemacetan yang timbul dari adanya kecelakaan serta

    menghindari adanya kecelakaan yang baru.

    d. Menjaga keamanan daerah sekitar TKP.

    2. Sasaran

    a. Kejadian kecelakaan baik kecelakaan yang mengakibatkan korban

    meninggal dunia,luka berat,luka ringan ,maupun kerugian material.

    b. Kemacetan arus lalu lintas yang timbul akibat kecelakaan lalu lintas

    c. Daerah rawan laka / Black spot

    VI. PELAKSANAAN KEGIATAN

    1. Cara bertindak Quick Respon Unit laka

    a. Mendatangi TKP Laka lantas setelah mendapat laporan laka lantas.

    b. Melakukan TPTKP Laka lantas.

    c. Melakukan Olah TKP guna kepentingan penyidikan selanjutnya

    d. Melakukan kegiatan pengamanan barang bukti,tersangka,mencari saksi

    yang ada di TKP.

    2. Tahap persiapan

    a. Membuat peta Quick Response Unit Laka yang memuat jarak tempuh

    serta waktu yang dibutuhkan untuk mendatangi TKP laka lantas dari Unit

    Laka Lantas Sat Lantas Polres Mataram ke wilayah polsek jajaran Polres

    Mataram.

    b. Mengecek persiapan personil unit laka ( Kesehatan, kerapian dan sikap

    tampang)

    c. Mengecek peralatan perlengkapan perorangan.

    d. Mengecek peralatan perlengkapan kendaraan.

    e. Mengecek administrasi dan dukungan logistik.

    f. Melaksanakan APP.:

    8 / 1) Tentang .....

  • 8

    1) Tentang rute yang akan di lewati menuju ke TKP.

    2) Cara bertindak.

    3) Hal khusus yang perlu diatensi.

    3. Mendatangi TKP.

    a. Tentukan rute yang terpendek dengan memperhatikan situasi lalu lintas.

    b. Bergerak dengan cepat tetapi tetap memperhatikan keselamatan.

    c. Apabila situasi lalu lintas padat dan melewati persimpangan agar

    menggunakan sirene dan rotator.

    d. Upayakan seminimal mungkin melakukan pelanggaran lalu lintas.

    e. Perhatikan arus lalu lintas selama di perjalanan menuju ke TKP, bilamana

    ada kendaraan yang di curigai melarikan diri.

    4. Tiba di TKP.

    a. Parkir kendaraan di tempat yang aman dan diketahui oleh pengguna jalan

    lainnya serta berfungsi untuk mengamankan TKP dan memberikan

    petunjuk agar pengguna jalan lainnya lebih berhati-hati.

    b. Posisi kendaraan mengadap keluar serong kanan dan berada dekat TKP

    apabila jalan lurus, sedang untuk TKP yang dekat dengan tikungan

    berada sebelum tikungan.

    c. Rotator kendaraan tetap dihidupkan sampai selesai kegiatan

    penanganaan TKP.

    5. Tindakan pertama di TKP Kecelakaan Lalu Lintas

    a. Mengamankan TKP laka lantas bertujuan agar TKP tetap utuh/tidak

    berubah sebagaimana pada saat ditemukan petugas,mencegah timbulnya

    permasalahan baru,memberi pertolongan pada korban,melindungi agar

    barang bukti tidak rusak.hilang, memperoleh keterangan dan bahan

    penyidikan.

    b. Alat –alat yang digunakan mengamankan TKP antara lain. :

    1) Kendaraan petugas.

    2) Krucut lalu lintas/trafficone.

    3) Lampu peringatan.

    4) Lampu senter.

    5) Rambu-rambu lalu lintas.

    6) Segi tiga pengaman.

    9 / 6. Membuat .....

  • 9

    6. Membuat tanda di TKP kecelakaan lalu lintas

    a. Terhaap kendaraan yang terlibat kecelakaan lalu lintas diberi tanda garis

    siku-siku diatas permukanan jalan pada batas masing-masing bumper

    depan dan belakang.

    b. Terhadap korban kecelakaan diberi tanda dengan menggambar bagian

    luar dari tubuh korban.

    c. Terhadap alat bukti lainnya seperti ceceran darah pecahan kaca di lingkari

    bagian luarnya.

    d. Terhaap titik tabrak diberitanda X didalam lingkaran.

    e. Terhadap bekas Rem diberi tanda X X pada kedua ujung bekas Rem

    tersebut.

    f. Setelah alat bukti diberi tanda dan di Foto segera dipindahkan ke tepi

    jalan sehingga arus lalu lintas lancar kembali

    7. Penanganan terhadap korban kecelakaan lalu lintas bertujuan agar kondisi

    korban tersebut tidak menjadi lebih buruk.

    a. Apabila tidak ada petugas medis usakan memberikan pertolongan sesuai

    petunjuk PPGD.

    b. Terhadap korban patah tulang agar korban tetap posisi semula dan

    segera menghubungi ambulance.

    c. Apabila korban menggangu kelancaran lalu lintas korban dapat di

    pindahkan ke tempat yang aman dengan memberi tanda terlebih dahulu

    letak korban semula.

    d. Dalam mengirim korban dengan tidak menggunakan ambulance atau

    kendaraan petugas menentukan dulu Rumah sakit/ dokter yang akan di

    tuju.

    e. Aman dan catat barang berharga melik korban untuk kemudian

    diserahkan kepada keluarganya/ahli waris.

    8. Pengolahan TKP laka lantas.

    Tujuan untuk mencari dan mengumpulkan alat bukti sebanyak-banyaknya

    untuk dianalisa dan di evaluasi menurut teori bukti segi tiga guna memberi

    arah terhadap penyidikan selanjutnya berkaitan dengan alat bukti

    petunjuk,alat bukti keterangan saksi,dan alat bukti keterangan tersangka,

    dilakukan kegiatan.

    a. Pengamatan umum meliputi : Keadaan jalan,lingkungan,cuaca,kerusakan

    pada kendaraan,letak kendaraan dan korban.

    10 / b. Pemeriksaan .....

  • 10

    b. Pemerikasaan terhadap kendaraan yang terlibat kecelakaan meliputi.:

    Pemerikasaan surat-surat,Klakson,keadaan kemudi,Rem,kondisi Ban,

    Muatan kendaraan.

    c. Pemerikasaan terhadap jalan meliputi : Kondisi jalan,Rambu-rambu di

    sekitar TKP,bahu jalan dan marka jalan.

    d. Pemeriksaan terhadap tersangka meliputi memberikan perlindungan

    apabila ada warga yang ingin main hakim sendiri,melakukan interview

    untuk memperoleh keterangan sementara tentang kecelakaan yang

    dialami dan catat identitas tersangka.

    e. Pemotretan di TKP

    1) Dilakukan pemotretan terhadap korban dan kendaran sebanyak 4

    kali dari empat arah.

    2) Foto kerusakan yang ada pada kendaraan.

    3) Foto bekas-bekas yang ada di TKP seperti : Bekas rem,pecahan

    kaca,darah dan pecahan cat dan dempul.

    f. Pengukuran gambar/Sketsa TKP.

    1) Tujuan untuk mengetahui jarak/ukuran yang sebenarnya dari situasi

    TKP dengan ukuran yang benar akan memudahkan pada waktu

    diadakan rekuntruksi.

    2) Posisi/titik yang perlu dilakukan pengukuran.

    a) Titik pokok pengukuran ( titik P )

    b) Key point / titik tabrak ( X )

    c) Posisi kendaran yang terlibat ( Bumper depan dan belakang )

    d) Posisi korban

    e) Posisi barang bukti

    f) Panjang bekas rem

    g) Lebar jalan

    9. Tahap pengakhiran TKP laka lantas

    a. Konsolidasi Pengecekan terhadap personil,perlengkapan dan segala hal

    yang diketahui,ditemukan,dan dilakukan di TKP.

    b. Pembukaan TKP dilakukan agar arus lalu lintas normal kembali dan

    anggota tim dapat meninggalkan TKP.

    c. Permitaan Visum Et Repertum.

    d. Pembuatan Berita Acara Pemeriksaan di TKP.

    e. Koordinasi dengan pihak Jasaraharja dalam rangka mempercepat klim

    Asuransi bagi korban luka maupun meninggal dunia.

    / VII. STANDAR...

  • 11

    VII. STANDAR PENGAMANAN BARANG BUKTI LAKA LANTAS

    1. Penyitaan Barang Bukti

    a. Barang bukti dari kecelakaan lalu lintas yang dapat disita berupa kendaraan

    bermotor,surat kendaraan bermotor, dan pengemudi, serta barang muatan

    dan benda-benda lain yang berkaitan dengan terjadinya kecelakaan lalu

    lintas.

    b. Penyitaan barang bukti yang terdapat di TKP atau diluar TKP kecelakaan

    lalulintas dapat dilakukan langsung, kemudian dilaporkan kepada ketua

    pengadilan negeri setempat untuk mendapat persetujuan.

    c. Penyitaan barang bukti dari kecelakaan lalu lintas harus diproses melalui

    pembuatan berita acara penyitaan yang ditanda tangani oleh penyidik dan

    pemilik barang bukti atau keluarganya.

    d. Kepada pemilik barang bukti atau anggota keluarganya diserahkan surat

    perintah penyitaan dan turunan berita acara penyitaan.

    2. Penyimpanan, Penitipan Dan Pengembalian Barang Bukti

    a. Barang bukti yang telah disita harus disimpan dirumah penyimpanan barang

    bukti sitaan yang ditetapkan.

    b. Barang bukti yang disimpan secara phisik harus tetap terpelihara sesuai

    dengan kondisi pada saat dilakukan penyitaan.

    c. Dalam hal tidak tersedianya rumah penyimpanan barang bukti sitaan, Barang

    bukti harus disimpan :

    1). Dikantor Kepolisian Negara RI

    2). Di kantor Kejaksaan setempat.

    3). Di kantor pengadilan setempat.

    4). Dapat dititip-rawatkan ditempat pemilik kendaraan

    3. Barang bukti sitaan berupa mobil angkutan umum dapat dititip-pakaikan kepada

    pemilik dalam keadaan memaksa :

    a. Berdasarkan penilaian tidak cukup tersedianya mobil angkutan umum dan

    mobil angkutan umum yang diperlukan bagi pelayanan masyarakat.

    b. Penitip-rawatan barang bukti sitaan dilakukan dengan pembuatan berita

    acara titip rawat barang bukti yang harus ditanda tangani oleh penyidik dan

    pemilik barang.

    / 3. Kondisi...

  • 12

    c. Kondisi sosial ekonomi pemilik berdasarkan surat pernyataan yang

    bersangkutan dan lurah/kepala desa setempat memerlukan kendaraan yan

    disita sebagai sarana atau sumber pendapatan.

    d. Barang bukti tidak boleh dimodifikasi atau dipindah tangankan.

    4. Pengembalian Barang Bukti.

    a. Barang bukti dapat dikembalikan kepada pemiliknya dalam hal :

    1). Barang bukti yang bukan digunakan oleh tersangka.

    2). Tidak diperlukan lagi dalam proses penyidikan.

    3). Sudah diterbitkan surat perintah penghentian penyidikan perkara.

    4). Adanya putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap.

    b. Pengembalian barang bukti wajib dilengkapi dengan surat perintah

    pengembalian barang sitaan yang ditanda tangani oleh kasat lantas.

    VIII. STANDAR PEMBERIAN GANTI RUGI MATERIIL DALAM KECELAKAAN LAKA

    LANTAS

    1. Penentuan dan pembayaran ganti kerugian materiil yang diakibatkan,

    kecelakaan lalu lintas dapat diselesaikan melalui proses diluar pengadilan.

    2. Penyelesaian penentuan dan pembayaran ganti kerugian meteriil,dilakukan

    secara musyawarah langsung antara pihak-pihak yang terlibat kecelakaan lalu

    lintas.

    3. Dalam hal penyelesaian secara musyawarah tidak tercapai kesepakatan para

    pihak dapat meminta petugas kepolisian sebagai mediasi.

    IX. STANDAR PENYELESAIAN PERKARA KECELAKAAN LALU LINTAS

    1. Dalam rangka pengawasan dan pengendalian penyelesaian perkara, setiap

    Berkas perkara yang telah selesai penyidikannya wajib diteliti oleh perwira

    pengawas penyidikan meliputi susunan dan isi bendel berkas perkara.

    2. setelah selesai dilakukan penyidikan, wajib segera dilakukan pemberkasan

    yang meliputi persyaratan pormal dan materiil untuk setiap dokumen yang

    dibuat oleh penyidik.

    / 3.Persyaratan...

  • 13

    3. Persyaratan pormil mencakup masalah persyaratan pormat pembuatan surat

    atau Berita Acara antara lain meliputi : pencantuman nama, dan tempat

    kesatuan, pro justitia,judul surat penomeran dan tanggal pembuatan, nama dan

    tanda tangan penyidik/penyidik pembantu serta pengesahan oleh atasan

    penyidik/penyidik pembantu.

    4. Persyaratan materiil meliputi ; mencakup persyaratan materi surat atau berita

    acara meliputi dasar pembuatan surat, isian tentang fakta-

    fakta,pembahasan,analisa perkara,analisa yuridis dan kesimpulan.

    A. Dasar Penghentian Penyidikan

    1. Pertimbangan untuk melakukan penghentian penyidikan perkara adalah :

    a. Tidak cukup bukti

    b. Perkaranya bukan perkara pidana.

    c. Demi hukum.

    2. Penghentian perkara demi hukum meliputi :

    a. Tersangka meninggal dunia

    b. Perkara telah melampui masa kedaluwarsa

    c. Nebis in idem

    B. Penghentian Penyidikan

    1. Penghentian penyidikan hanya dapat dilaksanankan setelah dilakuakan

    tindakan penyidikan secara maksimal dan hasilnya ternyata tidak dapat

    dilanjutkan.

    2. Keputusan penghentian penyidikan hanya dapat dilaksanakan setelah

    melalui tahap gelar perkara.

    3. Gelar perkara untuk penghentian penyidikan dipimpin oleh pejabat yang

    bewenang:

    a. Direktur lalu lintas di tingkat Polda

    b. Kasat lantas di tingkat Polres

    4. Gelar perkara di hadiri sekurang-kurangnya:

    a. Penyidik dan pengawas penyidik

    b. Pejabat yang membuat perintah penyidikan

    c. Penasehat hukum terlapor

    d. Saksi ahli, unsur pengawas penyidikan

    e. Pejabat JPU bila sangat di perlukan

    / C. Penyerahan...

  • 14

    C. Penyerahan perkara

    1. Berkas perkara yang dinayatakan telah selesai dan telah di teliti oleh perwira

    pengawas penyidik wajib di laporkan kepada pejabat yang berwenang untuk

    menyerahkan berkas perkara kepada JPU.

    2. Dalam hal berkas perkara yang di serahkan kepada JPU di nyatakan belum

    lengkap menurut JPU, penyidik wajib segera melengkapi kekurangan berkas

    perkara sesuai dengan petunjuk JPU dalam waktu yang sesuai dengan

    ketentuan peraturan perundang-undangan.

    3. Dalam hal berkas perkara dinyatakan lengkap oleh JPU, penyidik wajib

    segera melaksanakan penyerahan berkas perkara tahap kedua berikut

    tersangka dan barang buktinya kepada JPU.

    D. Sarana Pengendalian/Pengawasan Penyelesaian Perkara

    1. Untuk menjamin kelancaran dan kete[atan pelaksanaan penyidik, setiap

    proses penyidikan perkara harus dilakukan pengawasan dan pengendalian

    oleh perwira pengawas penyidik dan pejabat atasan secara berjenjang.

    2. Sarana administrasi pengawasan dan pengendalian penyelesaian perkara

    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

    a. Penyiapan buku register untuk pembuatan setiap surat-surat administrasi

    penyidikan;

    b. Pencatatan dan penomoran setiap pembuatan surat administrasi

    penyidikan pada buku register yang telah disiapkan;

    c. Pencatatan setiap tindakan yang dilakuakan oleh penyidik ke dalam daftar

    kronologis penindakan;

    d. Pembuatan laporan kemajauan penyidikan yang dibuat secara insidentil

    atau berkala.

    e. Pembuatan rekapitulasi data tentang kegiatan dan hasil penyidikan;

    f. Analisis kemampuan penyelesaian penyidik pada setiap unit.

    / X. PENGAWASAN .....

  • 15

    X. PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

    1. Pengawasan

    a. Analisa dan evaluasi hasil Laporan

    b. Mengecek pelaksanaan melalui alat komunikasi (Telepon/HT ).

    c. Mengontrol langsung pelaksaan di TKP

    2. Pengendalian

    a. Melalui pelaporan hasil pelaksanaan tugas

    b. Langsung dan tidak langsung

    XI. KETENTUAN LAIN

    1. Dalam pelakasanaan Quick Response Unit Laka Lantas dilarang :

    a. Menyimpang dari Standart Operasional Prosedur (SOP) yang telah

    ditentukan.

    b. Menerima segala bentuk imbalan atau pungli.

    c. Mengintimidasi korban maupun tersangka.

    d. Bersikap kasar dan arogan.

    e. Sebagai juru damai/makelar kasus.

    f. Membiarkan perkara tidak tertangani dengan baik.

    g. Tidak mencatat dalam buku regester.

    2. Indikator keberhasilan.

    a. Masyarakat mudah menghubungi bila terjadi kecelakaan.

    b. Petugas unit laka cepat mendatangi TKP.

    c. Masyarakat merasakan kenyamaan dan kepuasan terhadap pelayanan

    unit laka.

    d. Masyarakat mendapatkan kecepatan dan kepastian hukum perkaranya.

    e. Zero Complain

    XII. PENYIDIKAN PELANGGARAN DI BIDANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN

    JALAN

    9. Pemeriksaan terhadap kendaraan bermotor atau penyidikan terhadap

    pelanggaran di bidang lalu lintas dan angkutan jalan (LLAJ), tidak disertai dengan penyitaan kendaraan bermotor dan atau surat tanda nomor kendaraan bermotor kecuali dalam hal :

    / a. Kendaraan...

  • 16

    a. Kendaraan bermotor di duga dari hasil tindak pidana atau digunakan untuk melakukan tindak pidana.

    b. Pelanggaran lalu lintas tersebut mengakibatkan meninggal dunia

    seseorang. c. Pengemudi tidak dapat menunjukkan tanda bukti lulu uji kendaraan

    bermotor sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 (3).

    d. Pengemudi tidak dapat menunjukkan surat tanda nomor kendaraan bermotor (STNK).

    e. Pengemudi tidak dapat menunjukkan surat ijin mengemudi.

    10. Berkas surat tilang adalah blangko tilang yang telah digunakan untuk menindak pelanggar lalu lintas jalan tertentu.

    11. Fungsi Blangko Tilang adalah :

    a. Sebagai berkas bukti pelanggaran b. Sebagai surat penyitaan BB c. Sebagai surat panggilan.

    12. Denda Tilang :

    a. Tabel denda tilang dan uang titipan adalah merupakan pedoman bagi hakim untuk memutuskan perkara Tilang di siding Pengadilan.

    b. Besarnya uang titipan, pada tabel di susun dan di tetapkan oleh ketua

    pengadilan negeri setelah mendengar saran dan pendapat dari KAJARI dan KAPOLRES/TA setempat dengan menggali, memperhitungkan dan menilai kondisi social, ekonomi masyarakat setempat dengan memperhatikan rasa keadilan serta efektifitas berlakunya hokum dalam undang-undang lalu lintas dan angkutan jalan.

    XIII. PENUTUP

    Demikian Standart Operasional Prosedur ( SOP ) Quick Response Unit Laka

    Lantas dan Penyidikan Pelanggaran Lalu Lintas Sat Lantas Polres Mataram,

    dibuat guna dipergunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas

    penanganan TKP kecelakaan lalu lintas

    Mataram, 05 Maret 2013 KEPALA KEPOLISIAN RESORT MATARAM

    KURNIANTO PURWOKO, SH AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 69020351