kerusakan pada cdrom

Upload: sudi-anto

Post on 17-Jul-2015

309 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Kerusakan Pada CDROM/ RW, DVDROM/ RW : Tidak terdeteksi

Periksa kabel power (kalau longgar kencangkan). Periksa kabel data apakah pemasangannya sudah benar? Jangan lupa kabel dengan ujungyang berwarna merah, periksa kabel data biasanya ada yang putus. Untuk lebih yakin gunakan kabel data yang baru. Periksa Jumper, kalau hardisk di posisi master maka CDROM harus diposisi slave (lihat jumpernya) Periksa seting BIOS (Standard Serup) apakah Primary dan secondary semua diset Auto Periksa lampu led-nya apakah nyala, dan tekan eject apakah berfungsi, kalau tidak berfungsi berarti kerusakan ada di board kontroler CD/DVD Anda bisa membongkarnnya dan coba anda periksa apakah ada solderan yang lepas atau retak, coba anda solder kembali.

Kerusakan Pada CDROM/ RW, DVDROM/ RW : Tidak Bisa Baca CD, Bisa Baca Tapi Pilih-Pilih CD (Hanya CD yang Original / yang Masih Bagus yang Bisa Dibaca) Kerusakan pada Optiknya: kotor atau sudah lemah. Cara mengatasinya: bongkar cd/dvdrom, lepaskan semua bautnya, lepas semua penutup/ casing-nya. Coba anda perhatikan gambar optic set, di mana terdapat satu komponen yang disebut trimpot, berbentuk bulat kecil dengan 3 kaki, dan dibagian tengahnya ada pengaturan / trim untuk kepala obeng, ada yang berbentu plus atau min Terlebih dahulu coba anda bersihkan kepala optic dengan cottonbud (korek kuping) secara perlahan dan hati-hati. Jangan sampai serat kabel yang menghubungkan antara kepala optic dengan rangkaiannya putus. Jika CD/DVDROM/R/W ada masalah dalam pembacaan disk, apakah tidak bisa baca, kadang baca, pilih-pilih CD, tidak bisa burn/ membakar/ menulis (write) disk, maka kerusakan terletak pada optiknya. Sebelumnya dalam keadaan penutup/ cover terbuka, coba anda hubungkan powernya dan anda lihat. Awas!!! Jangan terlalu dekat karena cahaya yang dikeluarkan optic mengandung radiasi, anda cukup perhatikan dari jauh, apakah optiknya mengeluarkan cahaya atau tidak? Kalau masih mengeluarkan cahaya meskipun redup/ lemah, biasanya masih bisa di trim/ setting, anda tinggal men-trim/ setting dengan cara memutar trimpot tadi dengan obeng kecil sesuai dengan lubangnya apakah min atau plus, secara perlahan dan hati-hati searah jarum jam. Dalam melakukan penge-trim-an/ setting, jangan terlalu banyak memutarnya. Coba anda putar/ trim sedikit saja, setelah itu komputer anda matikan, dan pasangkan kabel data ke CD/DVD, kemudian anda nyalakan lagi Cobalah lakukan pengetesan, apakah proses baca/ tulisnya normal? Kalau masih belum normal, coba anda ulangi langkah diatas, putar sedikit lagi. Dan anda coba lagi. Kerusakan Pada Floppy Disk : Tidak Terdeteksi/ Lampu Led Nyala Terus/ Flopyy Disk Error Periksa kabel data, ada kemungkinan kabel data terbalik masang, catatan : kabel dengan ujung berwarna merah adalah yang harus dipasang pada pin pertama. Coba anda restart lagi, biasanya kalau sudah terdeteksi, pesan error floppy disk error tidak akan muncul dan lampu akan menyala sesaat diikuti oleh gerakan dan suara dari floppy disk Kerusakan Pada Floppy Disk : Tidak Bisa Baca/ Tulis pada Disket Coba anda cek dulu apakah disketnya bagus?

Lepaskan penutup/ cover floppy Bersihkan dengan sangat hati-hati menggunakan kuas Lihat kepala head atas dan bawah, apakah ada kotoran menempel, jika ada bersihkan menggunakan cottonbud (korek kuping) yang telah dibasahi oleh alcohol, kemudian coba anda bersihkan kotoran yang menempel di kepala head atas dan bawah. (dalam pengerjaan anda harus ekstra hati-hati, karena kalau tidak kedua head tersebut akan rusak). Kalau masih tidak bisa baca/ tulis coba anda longgarkan kedua baut head, kemudian anda atur head apakah ke depan-belakang atau ke pinggir sambil mengaktifkan floppy disknya supaya bisa baca disket. *fikgem (fiksi penggemar) adalah fiksi yang dibuat oleh penggemar suatu karya berdasarkan karya yang sudah terkenal luas. Tidak berhubungan dengan plot aslinya, tetapi mengandung kemungkinan-kemungkinan alternatif. Kantong Ajaib Doraemon Suatu hari di kamar mungil itu, kembali lagi terdengar suara tangisan. Tangisan nobita. Tetapi kali ini bukan tangisan bernada manja tapi beriramakan balutan kesedihan Doraemon sang sahabat sejati pun datang. menawarkan segala macam yang tersedia di kantong ajaibnya untuk menghentikan tangisan nobita. Tapi hampir semua sudah dikeluarkan tak jua nobita berhenti menangis dan bertanyalah doraemon Apakah yang kamu inginkan Nobita??? Nobita melihat ke doraemon dengan mata sembab tersirat sebuah keputusasaan yang sangat dan dia menjawab, Adakah kebahagiaan dari kantong ajaibmu yang bisa kau berikan? Doraemon tercekat terdiam. Membisu. Dan ruangan itu pun hening. *** Terlupa Cinderella tengah gembira hatinya. Sang pangeran telah datang, membawa sepatu kacanya yang tertinggal di tangga istana. Sebagai pertanda cinderella akan menjadi ratu sang Pangeran Pesta mewah pun kemudian dilaksanakan. Segenap kegembiraan pun tercurahkan pada pesta pernikahan. Pertanda sebuah kisah cinta yang akan berakhir bahagia untuk Cinderella dan sang Pangeran. Tapi di sana, di kamar yang sepi itu, sebuah ruangan yang menjadi saksi bisu ketika Cinderella diasingkan. Tikus-tikus yang selalu menjadi teman sepinya, menangis sedih. Buah labu teronggok di sudut kamar menanti membusuk. mereka terlupakan

Surat Wasiat

November 29th, 2010 5 Comments by Rendy Doroii @doroii Kemungkinan, saat kalian membaca tulisan ini, aku sudah tak ada lagi di dunia ini. Singkat saja, aku dibunuh! Ya, aku yakin itu. Aku dibunuh. Seperti nenekku, ayahku, ibuku, dan kakakku. Mereka dibunuh. Oleh iblis itu. Mereka menikmati keluargaku dalam mangkuk sup mereka. Seringkali dimakan hidup-hidup. Hanya kepalanya yang dibuang. Digigit hingga putus, lalu dimuntahkan. Aku awalnya tak kuat melihat adegan demi adegan itu. Tapi lalu kubiasakan untuk mendendam pada mereka. Dan ya, jika kalian membaca surat ini, tolonglah, aku mau membersihkan nama baik seseorang. Ia pahlawan kami. Ia menyelamatkan beberapa di antara kami. Tapi iblis itu terus memburunya. Memasang perangkap baginya. Menjadikan kami umpan. Lalu menghasut kami bahwa temanku itu adalah penjahat. Awalnya aku dan keluargaku percaya. Kakekku bahkan meronta dan mencoba melawan ketika akan diculik olehnya. Tapi lalu melalui sebuah surat yang ditulis kakek, aku percaya kakek selamat dan penculik itu malah menyelamatkannya dari iblis-iblis ini. Percayalah padaku! Mahluk-mahluk berwajah tanpa dosa itu iblis! Dan temanku itu pahlawan kami yang difitnah! Ayo, para kerabat Ketimun, bersatu melawan iblis bernama Pak Tani itu! Dan si Kancil bukanlah mahluk jahat yang kalian pikirkan. Pikirkan ini baik-baik. Selamat tinggal temanku.

Kenyataan di Balik Sebuah Bahagia SelamanyaNovember 29th, 2010 10 Comments by Ricky Rinaldo @IniRickRick originally titled Happily Everafter? Bartender, minta Cosmopolitannya satu gelas lagi. Eh, tunggu dulu. Apa minuman yang lebih keras dari ini? Cosmopolitan ini Cuma cocok untuk wanita pesolek. Bukan untukku. Teriak seorang wanita di sela-sela riuhnya musik di tempat dugem terkenal itu. Maaf tuan Putri, tapi sepertinya yang anda sudah sangat mabuk. Sebaiknya anda tidak menambah minuman lagi. Jawab si bartender kepada wanita yang rupanya adalah seorang putri itu. Hey, sejak kapan kau punya hak untuk memerintahku?! Apa kau mau kupanggil prajurit istana untuk menggerebek dan menutup diskotik ini? Kau tidak usah banyak cingcong. Ambilkan saja

aku sebotol Jack Daniels. SEKARANG! raung wanita itu. Tak lama sebotol Jack Daniels pun sudah ditangannya. Bosan hanya duduk di bar, wanita itu pun mulai turun ke lantai dansa dan mulai berdansa tak karuan diantara para pengunjung diskotik yang membludak. Para pengunjung tersebut meskipun sebagian juga mabuk berat, tapi tetap saja mereka tidak berani mencari gara-gara dengan wanita itu. Wanita yang merupakan istri dari putra mahkota di kerajaan ini. Berani mencoba macam-macam dengannya itu sama saja menginginkan kepala mereka tersaji di atas nampan keesokan harinya. Tapi si wanita itu selalu saja memaksa seluruh pengunjung di situ untuk ikut ber-ajojing bersamanya. Padahal jelas-jelas di antara para pengunjung itu telah menyusup beberapa agen rahasia dari istana yang bertugas untuk menjaga keselamatan sang putri. Tentu saja suasana menjadi semakin kurang bersahabat. Bahkan sang putri memerintahkan agar pintu keluar dari diskotik itu ditutup. Agar tidak ada pengunjung yang bisa pulang. Dia memaksa semua orang untuk terus menemaninya gila-gilaan melewati malam itu DJ yang sedang bermain melihat gelagat yang kurang baik, lalu mencoba menurunkan tensi crowd-nya, terutama sang Putri dengan mulai memainkan lagu-lagu yang bertempo lebih lambat. Namun sepertinya itu membuat sang Putri tidak suka. Ia pun lalu naik ke DJ booth dan mengambil alih turntable. Ternyata sang putri sangat piawai dalam meracik lagu-lagu hingga tanpa terasa crowd yang ada pun semakin memanas. Satu persatu tampak pengunjung yang mulai masa bodoh dan tanpa pikir panjang ikut-ikutan menggila di lantai disko itu. Setelah beberapa lama, tiba-tiba saja sang putri membantingkan botol Jack Daniel-nya ke atas turntable yang mengakibatkan alat itu rusak dan dalam sekejap diskotik itu menjadi sunyi. Tak ada lagi dentuman musik yang meruap dari loudspeaker, dan seluruh pengunjung hanya bisa terdiam tidak berani bersuara sedikitpun. Bahkan untuk sekedar kembali ke tempat duduk merekapun tidak berani. Semua hanya berdiri terpaku di tengah-tengah lantai diskotik itu. Sang Putri lalu mengambil microphone dan mulai berbicara dengan suara serak. Apa kalian semua bersenang-senang malam ini? tanyanya. Tapi aku tahu dalam pikiran tiap kalian pasti bertanya-tanya apa yang kulakukan malam ini di sini. Asal kalian tahu, aku juga ke sini hanya ingin sekedar bersenang-senang melepas stress. Melupakan semua penderitaan yang kualamiya kalian tidak salah dengar. Tuan putri kalian ini juga menderita dalam hidupnya. Tidak, aku tidak bicara tentang kehidupanku dulu sebelum menikah dengan pangeran kalian yang bodoh itu. Justru saat itu lebih menyenangkan bagiku daripada sekarang ini. Sang Putri meraih sebuah gelas minuman yang ada di dekat booth DJ itu. Menghabiskannya dalam sekali teguk, lalu melanjutkan racauannya. Setiap hari di Facebook aku selalu membaca status teman-temanku yang sepertinya selalu berbahagia. Putri Salju yang bahagia dengan adanya tujuh kurcaci yang selalu membantunya kapan pun. Elle yang selalu mendapatkan perlakuan romantis dari suaminya yang dulu buruk rupa tapi sekarang menjadi sangat tampan itu. Bahkan Fiona pun,yang suaminya hanyalah seorang monster hijau jelek dan baupun selalu menjalani kehidupan yang menyenangkan. Apalagi dengan ketiga anak mereka yang lucu-lucu itu. Sedangkan aku? Apa kalian tahu kehidupan seperti apa yang sehari-hari kujalani di dalam istana? TETAP DI TEMPAT KALIAN PARA AGEN RAHASIA BODOH. Jangan coba-coba menghentikanku kalau kalian tidak mau kepala kalian dipenggal! teriaknya tiba-tiba ke arah para agen rahasia yang mulai bergerak ke arahnya untuk mencoba menghentikannya. Mendengar kata-kata sang putri, para agen rahasia itupun menjadi ragu-ragu. Untuk sementara mereka saling berpandangan. Lalu

akhirnya memilih diam saja di tempat mereka dan membiarkan sang Putri melanjutkan racauan mabuknya. Kalian tahu hidupku seperti apa? Seharusnya aku dan kalian semua sudah bisa menebak ini sejak dari awal. Di saat para pangeran lain mendapatkan istri mereka dengan melakukan perjuangan yang luar biasa. Melawan naga, berjalan ke negeri yang jauh dan sebagainya. Suamiku ini malah mendapatkan aku sebagai istrinya melalui pesta yang diselenggarakan oleh orang tuanya. Tanpa dia sedikitpun melakukan apa-apa. YA! Pangeran kalian itu memang tidak lebih dari seorang anak yang manja! Apa kalian tahu sampai saat ini aku masih perawan? Dia tidak pernah meniduriku. Bahkan kami tidak pernah tidur sekamar. Supaya kalian tahu, pangeran yang nanti akan menjadi raja kalian itu sampai sekarang tidak bisa tidur kalau tidak dikeloni oleh ibunya! blak-blakan sang putri mulai membeberkan kenyataan yang dia alami. Dan apa kalian tahu bahwa krisis global yang melanda perekonomian dunia saat ini juga mulai menghantam kerajaan ini? Apa kalian tahu bahwa sudah banyak pelayan-pelayan di istana yang telah di PHK. Dan kalian tahu apa akibatnya untukku? Sekarang ini akulah yang mendapat tugas menyapu, mengepel, dan mencuci serta memasak untuk semua keperluan istana. SELURUH ISTANA! Bandingkan dengan dulu? Aku hanya harus menyapu sebuah rumah kecil. Lalu mencuci dan memasak untuk 3 orang. Ibu tiri dan dua saudara tiriku. Sekarang? Seluruh istana! Huh, lebih baik aku tetap tinggal dengan ibu tiriku saja. Oh ya, apa kalian tahu anggaran belanja istana yang paling besar yang menjadi sebab utama krisis ini? Uang pajak kalian paling banyak dihabiskan untuk membeli koleksi action figure milik pangeran! Kalian tahu action figure Gundam yang sangat langka yang harganya gila-gilaan itu? Dua hari lalu Raja baru saja mengizinkan pangeran membelinya, setelah ia mengancam tidak mau makan kalau tidak dibelikan action figure itutentu saja dengan uang pajak yang merupakan hasil keringat kalian. Para agen rahasia mulai resah mendengar semua ini. Hal ini bisa mengakibatkan kericuhan di masyarakat jika mendengar calon pemimpin mereka adalah anak manja. Bisa-bisa terjadi kudeta. Maka setelah menghubungi komandan mereka di markas dan mendapat persetujuan, maka mereka pun langsung merangsek maju dan menyergap Sang Putri. Menghentikannya dari racauan-racauan aneh yang bisa membongkar rahasia-rahasia istana lebih dalam lagi. Sang Putri mencoba berontak, tapi apalah arti tenaganya dibanding tenaga para agen rahasia itu? Sementara para pengunjung tidak ada yang berani ikut campur. Berita utama Siang ini. Tadi malam sebuah Diskotik yang sedang padat pengunjung terbakar. Yang mengakibatkan seluruh pengunjung meninggal. Menurut rumor yang beredar, kebakaran ini merupakan kebakaran yang disengaja. Namun rumor ini dibantah oleh kepala penyidik istana yang. Televisi itu dimatikannya. Sang Putri hanya bisa menangis. Dia tidak mengira perbuatannya semalam akan mengakibatkan banyak nyawa yang melayang. Sekarang dia terkurung di menara tertinggi di istana. Mencegah ia kembali berbuat ulah di luar istana. Dia tidak diziinkan keluar dari kamarnya di menara itu. Semua keperluannya sekarang akan diantarkan oleh saudara tirinya yang sekarang diperkerjakan oleh istana dengan gaji yang sangat rendah. Setiap hari dilewati sang Putri dengan melamun di pinggir jendela, sambil mengkhayal bahwa akan datang ksatria berkuda putih untuk menyelamatkannya. Bertahun-tahun dilewatinya di menara itu, hingga tanpa sadar rambutnya pun menjadi sangat panjang

Dan Akhirnya Sang Putri Tertidur SelamanyaNovember 29th, 2010 13 Comments by Bunga S. Putri @bunga_sp Wahai cermin, siapakah yang paling cantik di kerajaan ini? Ella.. Wahai cermin, siapakah yang paling cantik di kerajaan ini? Ella.. Peri ketiga belas ini semakin murka terhadap Ella, sang putri raja. Berpuluh kali bahkan ratusan kali ia bertanya jawaban cermin ajaib tetap sama, bahwa Ella-lah yang tercantik. Peri ketiga belas memang peri yang paling cantik di antara dua belas peri lainnya. Itulah yang membuatnya menjadi sombong dan tidak pernah rela kalau ada yang lebih cantik darinya. *** Di kerajaan ini, sang raja dan ratu sangat menyayangi Ella, putri mereka satu satunya. Hingga tiba pada perayaan ulang tahun Ella yang pertama, kerajaan mengadakan pesta besar besaran. Mereka mengundang semua warga kerajaan. Termasuk tiga belas peri yang ada di kerajaan ini. Tetapi, karena kursi emas khusus peri ternyata hanya ada dua belas, terpaksa sang raja hanya mengundang dua belas peri saja dan tidak mengundang peri ketiga belas. Pesta berjalan sangat meriah, semua tamu undangan bergembira dan memberikan sesuatu kepada Ella, begitu juga para peri, memberikan mantra mantra terbaik mereka, kebaikan, kecantikan, kelembutan dan hal hal terbaik lainnya. Seusai peri kesebelas memberi mantra terbaiknya datanglah sang peri ketiga belas yang penuh amarah karena tidak diundang ke pesta. Dengan murka ia memberi mantra kutukan kepada Ella, bahwa di usianya yang ke 17 nanti, Ella akan tertusuk jarum tenun dan meninggal. Kemudian peri kedua belas yang belum memberi mantra segera meringankan kutukan peri ketiga belas. Ella hanya akan tertidur sampai ada pangeran tampan yang benar benar mencintai Ella memberikan kecupan paling tulus untuknya. *** Wahai cermin, siapakah yang paling cantik? Ella Wahai cermin, siapakah yang paling cantik? Ell. PRAANG! Seketika pecahan kaca cermin ajaib berhamburan. Sang peri ketiga belas sangat marah, murkanya memuncak. Ia memutuskan untuk menyuruh anak buahnya membunuh Ella sekarang juga. Ia tak sabar menunggu Ella berusia 17 tahun. Anak buah peri jahat ini kemudian berhasil menemukan Ella yang sedang bernyanyi nyanyi di hutan karena ia sedang bergembira hari ini. Ia akan bertemu Philip, pangeran pujaan hatinya. Ella kemudian disekap dan dilemparkannya ke dalam sebuah sumur yang sangat dalam di tengah hutan.

*** Ayaaah.. Ibuuu.. Philiiiip.. Tolong aku. Sekuat apapun aku berteriak, tak ada yang menjawabku. Aku juga tak mengenali tempat ini. Yang aku ingat hanyalah seseorang telah melemparkan aku ke dalam sumur saat aku sedang berjalan jalan di hutan untuk menemui Philip. Pasti Philip juga sangat khawatir dan mencariku. Tempat ini begitu asing. Tak banyak pepohonan seperti di istana tempat aku tinggal, dan gedung gedung bertingkat itu apa, sepertinya aku tersesat di kerajaan lain yang sama sekali tidak aku kenal. Siapa saja, tolonglah aku, kembalikan aku ke istana *** Hai.. Kamu siapa? tanyaku pada gadis itu, ia begitu cantik tetapi aku merasa ada yang aneh padanya, ia duduk sendirian malam seperti ini, di tengah tengah taman kota. Kebetulan aku melintas dan melihatnya, ia mengenakan gaun seperti para putri dalam buku dongeng Chloe, anakku. *** Ella. Siapa orang ini? Mengapa tiba tiba muncul? Apakah ia pangeran dari kerajaan ini? Aku terdiam menatapnya. Tampan sekali pangeran ini, pikirku. Ah tidak tidak! Aku sudah memiliki Philip! Tapi sungguh laki laki ini membuat aku merasakan sesuatu, kata katanya kembali buyarkan lamunanku. *** Apa kau tersesat Ella? Entahlah, aku tidak tahu ini di mana, seseorang melemparkan aku ke dalam sumur di tengah hutan dekat istana saat aku akan menemui kekasihku, dan tiba tiba aku muncul di sini. Istana?? Sumur?? Ya.. Setengah mati aku menahan tawaku. Gadis cantik ini benar benar aneh. Di tengah gemerlap kota besar seperti ini ia seolah olah mengganggap dirinya ada di dalam negeri dongeng. Benar benar persis seperti cerita yang ada dalam buku dongeng milik Chloe. Ada ada saja, pikirku. Ella menerima tawaranku untuk ikut bersamaku ke rumah. Aku tidak tega meninggalkan ia sendirian dalam keadaan seperti itu. Ia memintaku agar diizinkan untuk tidur di sofa di dalam kamar Chloe. Aku mengiyakan. *** Chloe dan Ella menjadi dekat. Anakku begitu senang ada seorang putri yang menemaninya di rumah. Semenjak ibunya meninggal, ia selalu merasa kesepian. Aku senang menemukan gadis cantik yang entah dari mana ini untuk menemani anakku dan diriku. Diam diam aku mulai mencintainya. Aku membelanjakan barang barang untuk Ella, pakaian, sepatu dan lain lain, karena gaunnya akan membuatnya ditertawakan saat keluar rumah nanti.

*** Itu apa? Tanya Ella pada Chloe. Aku sedang menenun Ella, baru saja di ajarkan di sekolah, kau mau coba? sahut Chloe santai. Ella tiba-tiba tersungkur di hadapan Chloe. Segera ia menelpon ayahnya yang sedang bekerja. Sementara itu, pintu gudang terbuka dengan cahaya yang begitu bersinar. Peri ketiga belas rupanya. Ia tertawa bahagia dan membawa Ella yang sudah tertidur. Ia berharap untuk selamanya. Chloe hanya menangis di sudut ruangan. Pintu gudang sudah tertutup kembali begitu ayah Chloe tiba, tidak ada siapapun dalam gudang. Perempuan jahat dari dalam gudang membawa Ella pergi ayah. *** Seisi istana bersedih, raja dan ratu tak henti menangisi putri mereka yang tertidur dan tidak pernah terbangun. Mereka ingat mantra peri kedua belas, kutukan itu akan musnah jika ada pangeran tampan yang mencintai Ella dengan tulus datang menciumnya. Philip! Mereka segera memanggil Philip. Kedatangan Philip begitu dinanti keluarga istana. Philip sangat sedih melihat kekasihnya, ia segera mencium kening Ella, semua berharap kutukan itu sirna. Beberapa saat, Ella bergeming. Philip mengguncangkan tubuh kekasihnya itu, tetap tidak bergerak. Entah sampai kapan Ella akan tertidur.

Dragon in DistressNovember 29th, 2010 1 Comment by Jia Effendie @jiaeffendie Once upon a time, there was a girl who fell in love with an azure-blue dragon. She was an ordinary girl and the dragon was a musician, or at least he think he was. The azure-blue dragon bites her and then she transformed into a vogue-red female dragon. She was so angry for being a dragon, because all that she wanted is to be a princess. So she left him for a journey to become a real princess. She was told by an owl that the only way to be a princess is to go to the fountain of love and met a prince who has to save some damsel in distress. Then, off she goes. Fly with her giant figure red as blood. Big as a house. Every time she went, she was feared. Everybody tried to kill her. She was so sad. She was no dangerous; all she ever wants is just to be a princess. And finally, she came to a great fountain as the owl told. She found no one. No prince at all. But then again, at the top of the tallest tree, she saw a cage hanging. And somebody screams.

Help! Help! Somebody help me! She shouted. Its the princess, she thought. The damsel in distress. She flied up there to see whats going on there. And the view caught her eyes. It was a very fair young lady. Tears on her cheek, screaming for help. The female dragon asked her: Who are you? What are you doing here? Aaaaa, dragon! Help meeee! Somebody! This dragon is trying to kill me and burn me and ate me! Im too beautiful to be eaten. Im not edible! Help meeee! My prince! Kill this terrifying dragon! The red dragon rolled her eyes and said, Im not going to kill you! Shut up! Im just asking you, who are you and what are you doing here? Really, youre not going to kill me? B-b-but, youre so big, and fierce, andScary! Im just a girl, just like you. I trapped in this ugly body. I dont believe you. They said dragons are the worst. Youre a liar! The red dragon rolled her eyes again. Okay, so I supposed you choose to be hanging up here than to be on the ground. I was trying to help you! Youre gonna help me? And then youre gonna eat me down there. Heeeelllppp! Somebody help me! Im hanging on a tree and now a fierce dragon is trying to eat me! Heeeellllp! Whatever! The dragon went pissed off and off her go. Waaaaiiittt! Dragon! Please! Come back! Help! Im hungry! Seriously? The dragon went back to the stupid girl in the cage. What do you want? Help me. Without both of them knew, somebody watched them from afar. The prince was in the same tree, tried to save the spoiled princess. He was that close, but then the dragon came. He heard all of their conversation, and feel pity for the dragon. He just didnt know why. Perhaps he just falls in love in the first sight. Yea rite, do you expect this kind of story? The kind red dragon bites the rope that hung the cage. She brings it down slowly and put it safe and sound in the ground. She opened the cage door and let the princess run. I have to go! Said the dragon and she fly away. The princess was so frightened, but also glad that the dragon was honest and did not tried to eat her. Now she screams again for help, since she doesnt know her way home. In the mean while, the prince now climbs down the tree for the princess. But the dragon caught him.

Hei, youre a prince, arent you? The dragon said. I am. Wait up; Im going to kill you! Oh, seriously? Why does everyone wants to kill me? Im not dangerous for gods sake! And what do you want? I want your help! I just want you to help me! And the dragon started to cry. The trees that touched by her tear melted like chocolate. Okay, stop crying! Youre killing the trees! I dont know that my tears are acid. Just stop crying! What can I do for you? And first of all, let me finished climbing down this tree. Ill help you with that. Just get in to my back. The prince climbed the dragons back and sat. Hey, Im flying! He said. Yes, youre flying. Dont be such a child! Youre childish too! The prince frowns. Hey, would you mind if we wandered along? I wanted to see my kingdom from above, and you can tell me your story. So the dragon told him all of her story. About her when she was still a girl, then the azure blue dragon that bites her, the owl who told her to came to the fountain where the prince tried to save a damsel in distress. So, what can I do for you? The prince said. I dont know, the owl didnt say anything about turning me back into a girl. Hmmm, Supposed that you kiss me, would I turn into girl again? Said dragon. Her cheeks went red, but nobody will notice that since all of her body was red. I dont know. Should I kiss you? I dont know either. But perhaps we can try that. Her cheek blushed again to the thought of kissing a prince. Awww. But dont do that here, above here. If it worked and you turned into girl, we will fall. We fall, we died. Okay. Thank you. Its a prairie there, I will land.

It was the most beautiful place. The flowers blossom, red, white, blue, yellow, all the colors in the ground like a rainbow. They sat on a big stone and their heart went bum bum bum. Its a new experience for both of them. Kiss a prince! Kiss a dragon! The dragon was excited while the prince terrified. What if the dragon burns him in the kiss? Surely it would be hot. So the prince put his lips in the dragons big lips. But theres nothing happened. The dragon stays dragon. Oh, this is useless. I will never be a princess, ever! Perhaps I should kiss you in the fountain, you see, like the owl said, we supposed to meet in the fountain? Maybe we should do that in there? I dont know, but we can try that. The prince climbed the dragons neck and sat in her back. She flown to the fountain and they land in the water. The water was cold. Then he kissed her again. But still, theres nothing happened. This is hopeless! Im going to be dragon forever! Damn you Azure! Its okay, Im a prince. You could stay in my palace as a princess. But Im a dragon. Im big and red and everybody scared of me! Stop whining, everything is gonna be just fine. Im a prince. I could make them get used to you. That youre actually sweet. Really? Hey, youre a girl once, right? You must be sweet. Okay, this prince was some kind of player, which he flirts with dragon also? Okay. They went to the princes castle. It was an old and scary castle. It ruined everywhere and it seems that nobody lives there. Are you seriously lived here? the dragon asked. Yes. Isnt a bit bit too scary for a castle? I mean, youre a prince, right? Youre castle supposed to be beautiful with lots of people, lots of servants. This is, this is a ruined castle. I know. Okay, were here. Lets go to your room first. They walked into a long and dark passage. Its getting cold and the air is getting thin. The dragon started to feel nausea. Where are we going to? she asked.

To your room, of course. But, here is dark. Of course its dark. Youre not supposed to stay underneath the rich light of the sun, arent you? Im not a vampire, you know that. Im just a girl trapped in a dragons body. Of course, he said. Now, this is your room. Get in. But, Get in! The dragon now is scared. She tried to run but the prince cast a spell and face a mirror to her face. Ecce Narcisso Draconus Attractivee! He laughs out loud and suddenly wrinkles appear in his fair complexion. Dragon, now youre mine! The Wizard said. (to be concluded)

Putri TandampaliNovember 29th, 2010 6 Comments by Icha @sachakarina Pada zaman dahulu kala, kerajaan Luwu pernah diperintah oleh seorang raja bernama La Bustana Datu Maongge yang sering di panggil Datu Luwu. Kerajaan Luwu adalah merupakan sebuah kerajaan yang ada di Sulawesi Selatan. Datu Luwu adalah raja yang arif dan bijaksana sehingga rakyatnya hidup makmur. Datu Luwu memiliki seorang anak gadis yang sangat rupawan paras dan perangainya, bernama Putri Tandampalik. Suatu hari datanglah utusan dari kerajaan Bone untuk melamar sang putri. Raja Luwu bingung memberikan keputusan. Haruskah dia menolak atau menerima? Setelah berpikir beberapa saat, akhirnya Datu Luwu memberikan jawaban. Wahai utusan! Perlu kalian ketahui, bahwa di kerajaan Luwu berlaku sebuah hukum yaitu seorang putri Luwu tidak boleh menikah dengan pemuda dari negeri lain. untuk itu, tolong sampaikan kepada raja kalian, supaya aku diberikan waktu untuk mempertimbangkannya! Para utusan kerajaan Bone itu pun kembali untuk menyampaikan berita kepada Sang Raja. *** Datu Luwu dilanda dilema. Pilihan untuk menerima dan menolak adalah pilihan yang amat sulit diputuskan. Datu Luwu sebenarnya tidak keberatan jika putrinya menikah dengan

pangeran dari kerajaan Bone, tapi dalam adat Kerajaan Luwu, seorang gadis Luwu tidak dibenarkan untuk menikah dengan pemuda dari negeri lain. Sedangkan jika Datu Luwu menolak lamaran itu, ia takut akan pecah peperangan antar kedua kerajaan itu. Datu Luwu berunding dengan pemuka kerajaan untuk membicarakan masalah yang lumayan pelik ini. Bagaimana kalau paduka mengasingkan Putri Tandampalik untuk sementara? Usul salah satu pemuka kerjaan yang termuda. Datu Luwu berpikir beberapa saat. Haruskah dengan jalan seperti ini? Putri kesayangannya harus diasingkan agar masalah ini bisa di selesai. Tapi lagi-lagi itu adalah pilihan yang sulit. Bagaimana mungkin ia tega membuang anaknya sendiri? Adat, rakyatnya, keluarga dan kepentingan pribadi harus tetap berada di titik setimbang. Tidak mungkin aku membuang Putri Tandampalik! Kata Datu Luwu. Pikirkan cara lain, aku tidak akan membuang anakku sendiri dengan alasan yang tidak jelas! Jadi, jika alasannya jelas. Apakah Paduka akan melakukannya? Tanya pemuka yang sama. Datu Luwu menghela nafas berat lalu beranjak dari kursi kebesarannya. Akan kupikirkan. Ujarnya kemudian berlalu. Pikirannya sedang ruwet. *** Setelah Datu Luwu tidak lagi berada di ruangan. Semua pemuka yang berjumlah tiga orang juga beranjak pergi. Pemuka yang tadi memberikan saran kepada Datu Luwu untuk mengasingkan Putri Tandampalik keluar meninggalkan istana menuju rumah yang ada di tengah hutan belantara. Rumah itu tidak terawat, terbuat dari batang pohon yang di tebang dan dipasang asal-asalan saja. Pemuka itu membuka pintu perlahan. Jika rumah itu tampak berantakan dari depan, maka di dalamnya jauh lebih berantakan lagi. Kuali-kuali kotor ada dimana-mana, berisi cairan-cairan berwarna menjijikkan. Tanaman-tanaman kering menggantung di jendela. Seorang nenek dengan pakaian serba hitam sedang berada di depan perapian sambil mengaduk isi kuali berisi cairan kental yang tengah mendidih, meletup-letup pelan. Nenek itu adalah seorang penyihir. Tidak banyak yang tahu keberadaan nenek itu, hanya segelintir orang yang ingin mendapatkan kesuksesan dengan cara instan. Si pemuka itu sebelumnya pernah ke sini untuk mempermudah agar dirinya bisa dengan mudah mendapatkan posisi tinggi di kerajaan. Apa maumu pemuka kerajaan? Tanya nenek itu tanpa menoleh sama sekali. Aku ingin agar Putri Tandampalik menderita penyakit yang tidak bisa disembuhkan lagi. Agar dia diusir dari kerajaan! Si pemuka itu tidaklah benci pada Putri Tandampalik tapi ini dilakukannya karena muak Pada Datu Luwu yang sangat sulit menetapkan pilihan. Mengorbankan satu anaknya akan jauh lebih baik daripada mengorbankan seluruh rakyat.

Dia juga tidak rela Putri Tandampali dipinang oleh pemuda dari luar Negeri Luwu. Masih banyak pemuda di Negeri sendiri, kenapa mesti mencari dari luar? Nenek itu tertawa lalu berjalan menuju sebuah lemari yang penuh dengan kendi-kendi kecil. Dia mengambil salah satu lalu memberikan pada Sang Pemuka. Pemuka kerajaan itu mengintip isi kendi itu. Kendi itu berisi cairan berwarna ungu pekat dengan wangi yang menusuk hidung amat bau, campuran bau rambut yang dibakar dan tanaman-tanaman yang tidak jelas jenisnya. Dia bergidik jijik. Menjijikkan?Hahaha. Nenek itu tertawa lagi lalu kembali pada ramuannya yang belum selesai tadi. Putri Tandampali akan menjadi menjijikkan seperti ramuan itu. Campurkan pada minumannya! Apa penawar ramuan ini? Tidak ada. Aku tidak ingin repot-repot mencarinya. Itu bukan urusanku. Sekarang pergilah. *** Putri Tandampalik terbangun dari tidurnya, dia merasa sekujur tubuhnya panas dan gatal. Putri Tandampalik mulai menggaruk dan mengipas. Dia tidak memberitahukan pada dayangnya akan apa yang dialaminya, dia berpikir bahwa itu hanya gatal biasa. Putri Tandampalik meneguk air minum yang ada di kamarnya lalu panas itu makin menjadi-jadi. Dia seperti terbakar. Putri Tandampalik membuka jendela kamarnya lebar-lebar dan menjatuhkan tubuhnya di lantai yang dingin berharap agar panas itu berkurang. Dia akhirnya tertidur saat ayam mulai berkokok. *** Keesokan paginya, seluruh negeri Luwu gempar mendengar kabar bahwa Putri yang cantik jelita terserang penyakit kulit. Tubuhnya berbentol-bentol merah, bernanah, mengeluarkan bau anyir dan menjijikkan. Para tabib istana mengatakan bahwa Putri Tandampalik terserang penyakit menular dan tidak ada yang mampu menyembuhkannya. Semua bersedih atas musibah yang menimpa sang Putri. Setelah berpikir dan menimbang-nimbang, Datu memutuskan untuk mengasingkan sang Putri. Ia khawatir penyakit itu akan menular pada rakyatnya. Dan tentunya Datu Luwu punya alasan yang cukup kuat untuk menolak pinangan dari kerajaan Bone. Singkat kata, Putri Tandampalik dan pengawal yang ikut bersamanya, memulai hidup baru di sebuah pulau yang tidak pernah di huni. Putri Tandampalik kemudian memberi nama pulau itu dengan nama Wajo yang berarti bayang-bayang (wajo-wajo). Mereka hidup dengan sederhana. Suatu hari saat Putri Tandampali sedang duduk di tepi danau, seekor kerbau putih mendatangi. Putri Tandampali sangat terkejut saat kerbau itu mulai menjilatinya dan lebih terkejut lagi saat kulitnya yang mengeluarkan cairan tiba-tiba hilang, tidak berbekas. Putri Tandampali meneliti setiap inci kulitnya yang kembali normal hanya karena liur kerbau putih didepannya. Dia berjanji tidak akan membiarkan siapapun memburu kerbau putih lagi. Terima kasih! Kata Putri tulus, amat sangat berterima kasih.

Keterkejutan Putri Tandampali tidak sampai di situ, setelah seluruh tuduhnya kembali normal, tiba-tiba kerbau itu di selimuti awan tebal. Putri Tandampali menganga takjub, dia membeku di tempat. Kerbau putih itu kemudian berubah menjadi seorang pemuda yang sangat tampan. Pemuda itu ternyata adalah pangeran dari negeri Bone yang dikutuk menjadi kerbau putih oleh seorang nenek sihir. Cara menyembuhkannya hanyalah dengan meminum cairan yang sangat menjijikkan yang ternyata berasal dari cairan di tubuh Putri Tandampali. Mereka berdua saling mengagumi dan menaruh hati. Putri Tandampali mengagumi Pangeran yang memiliki tutur bahasa yang halus,sopan serta rendah hati. Sedangkan Pangeran mengagumi keanggunan dan kesederhanaan Putri Tandampali. Pangeran kemudian kembali ke kerajaan Bone. Dia menceritakan kepada raja pertemuannya dengan Putri Tandampali. Kali ini Pangeran Bone yang mendatangi langsung Datu Luwu untuk meminang putrinya. Datu Luwu sangat senang mendengar berita itu. Datu Luwu lalu meminta pengawal untuk menjemput Putri Tandampali serta menerima pinangan dari kerajaan Bone, Datu Luwu sangat kagum pada Pangeran yang bertutur kata lembut, sopan, dan penuh semangat. Pernikahan Putri Tandampali dan Pangeran Bone berlangsung meriah. Pemuka kerajaan yang dulu memberi ramuan pada minuman Putri Tandampali hanya bisa menggigit jari melihat kebahagiaan itu. Dulunya, dia berharap, dialah yang akan menikahi Putri. Dia tidak peduli dengan penyakit Sang Putri yang sebenarnya diakibatkan olehnya. Tapi Sang Pemuka tidak tahu di mana selama ini Putri berada dan tekadnya tidak cukup besar untuk mencari keberadaan sang Putri. Dia hanya bisa menyesal. Sekarang, Putri Tandampali dan Pangeran Bone telah hidup bahagia. ***

Serigala Bertudung MerahNovember 29th, 2010 5 Comments by Ekastri @ekastri Tudung merah, tolong antarkan keranjang makanan ini ke rumah nenekmu. Iya Bu. Jawabku setengah hati. Ingat ya tudung merah, selama perjalanan ke rumah nenek jangan berbicara kepada siapapun! Siappp. jawaku asal-asalan.

Rumah nenek sebenarnya tidak terlalu jauh, tapi karena letaknya di tengah hutan membuatku harus melewati jalan yang sedikit berputar. Belum lagi matahari bersinar lumayan terik, benarbenar membuatku enggan. Ditengah jalan tiba-tiba seekor serigala menyapaku. Hai gadis kecil, apa yang kau bawa di keranjangmu? Ahh.., serigala ini, ngapain juga sih dia usil nanya-nanya. Batinku sebelum menjawab. Bukan urusanmu. jawabku acuh sambil terus berjalan meninggalkan serigala itu. Serigala itu membuntutiku sambil terus bertanya. Apa keranjang itu berisi makanan untuk nenekmu yang tinggal di tengah hutan? tanyanya manis. Ga usah sok tau ya kamu serigala. Ayo ikut aku , kutunjukkan jalan pintas ke rumah nenekmu. Maaf ya Serigala, tadi ibu berpesan padaku jangan berbicara dengan siapapun di dalam hutan. jawabku ketus sambil cepat-cepat pergi meninggalkan serigala itu sendiri. Dengan sedikit jengkel aku berjalan ke rumah nenek. Serigala itu benar-benar membuat moodku semakin jelek hari ini. Dasar serigala bawel!! Tak lama kemudian aku sampai di rumah nenek. Rumah nenek tenang dan asri, membuat moodku kembali normal. Aku pun langsung menujuju ke pintu masuk dan mengetuknya keraskeras. Nenek ini aku, cucumu datang membawakan makanan. Tiba-tiba pintu rumah nenek terbuka, dan terdengar suara dari dalam. Masuk Nak, nenek sudah menunggumu dari tadi. Heh..!! Dari mana nenek tau aku akan berkunjung kerumahnya? Cepat-cepat aku menuju arah suara yang ternyata dari dalam kamar nenek. Ketika masuk kulihat nenek sedang berbaring di ranjang dan penampilannya terlihat aneh. Nenek sakit? Kenapa penampilan nenek tidak seperti biasanya? Nenekpun menyeringai lalu menjawab Nenek hanya kelelahan kok Nak. Hey.., kenapa ada taring di gigi nenek? Ini pasti serigala itu sedang berusaha mengelabuhiku dengan menyamar menjadi nenek. Dimana nenek ya? Semoga nenek baik-baik saja.

Pelan-pelan aku berjalan kearah nenek, tanganku pun mencari-cari belati yang selalu kusimpan di kantong bajuku. Nak, kesinikan keranjang makanan itu, nenek sudah lapar! kata nenek sambil menjulurkan tangannya ingin meraih keranjang yang kubawa. Kulihat tangan nenek dipenuhi oleh bulu-bulu coklat, kukunya panjang dan tajam. Ternyata betul, nenek yang terbaring di ranjang adalah serigala itu. Beraninya ia mempermainkanku. Segera saja kutusukan belati yang telah kupegang tepat ke dadanya. Serigala itu melolong dan terjatuh dari ranjang, ia pun tewas seketika itu juga. Dari arah lemari nenek kudengar suara ketukan pelan, segera saja aku kesana dan membuka pintunya. Di dalamnya kutemukan nenek yang terduduk ketakutan dan lemas. Cepat-cepat aku membopong nenek ke ranjang dan memberinya minum. Tenang nek, serigala itu sudah kubereskan. Dari mana kamu tau Nak kalau itu bukan nenek? Aku hanya terdiam tak bisa menjawab pertanyaan nenek. Sejak masuk ke rumah nenek aku sudah mencium bau serigala, dan ternyata benar musuh bebuyutanku telah menyamar menjadi nenek. Aku sudah tidak menyukai serigala itu dari dulu, ketika aku masih berwujud serigala. Dulu aku adalah seekor serigala yang kesepian. Sudah sejak lama aku sudah mengamati gadis bertudung merah dan aku iri kepadanya. Ia dicintai oleh keluarganya dan semua orang. Hingga suatu hari tak sengaja aku menemukan jasad gadis bertudung merah di dalam hutan, tubuhnya telah menghitam karena dipatuk ular berbisa. Aku pun membawa tubuh gadis itu ke penyihir yang tinggal tak jauh dari rumah nenek, lalu memintanya untuk merubah wujudku menjadi gadis bertudung merah. Sang penyihir mengabulkan permintaanku setelah mendengarkan alasanku. Aku ingin mempunyai keluarga dan dikasihi, selain itu kasihan juga keluarga yang ditinggalkan oleh si gadis. Nak, kamu baik-baik saja? Pertanyaan nenek pun membuyarkan lamunanaku. Iya Nek, aku baik-baik. Ini kue bikinan ibu, dimakan Nek. Ternyata sungguh menyenangkan hidup diantara orang-orang yang mengasihiku. Tak terasa hari sudah sore aku pun bergegas pulang kerumah.

Mendidik Anak Dengan Kejujuran

November 29th, 2010 4 Comments by Diana Siti Khadijah @andiana Pinokio baru saja bangun tidur. Hm, tugas prakarya sekolahnya baru selesai pada pukul dua dini hari. Pantas saja dia terlihat berat dan enggan untuk mengangkat badannya dari tempat tidur. Aduh, mataku pedas sekali. Punggungku juga pegal, keluhnya sambil menguap. Papa Gepetto masuk ke kamar Pinokio dengan membawa segayung air dan menciprati wajah Pinokio hingga gelagapan. Aduh! Papa! Ada apa sih? protes Pinokio mengelap wajahnya.Bangun dong, Pino! Hari ini kan kamu harus masuk pagi? Bukankah kau jadi petugas piket di ruang kesehatan? Papa Gepetto menyibak tirai dan membuka jendela hingga udara segar memenuhi kamar Pinokio.

Pinokio menguap. Tapi Papa Aku masih mengantuk. Ia bersiap untuk tidur kembali tetapi Papa Gepetto menyeretnya ke kamar mandi. Hayo! Kamu harus mandi! Papa sudah menyiapkan roti isi daging asap kesukaanmu dan juga susu coklat. Jangan lupa, nanti pulang sekolah kau harus ke rumah Oma Maria untuk membayar sisa cicilan ya? Bolehkah aku main di rumah Roger, Papa? Tidak! Papa tidak mau kau bergaul lagi dengan Roger, Pino! Gara-gara dia, kau jadi diculik dan dimakan paus. Papa Gepetto menggeleng sambil menyiapkan sarapan di dapur. Lho, Papa gimana sih? Diculik itu kan gara-gara aku sendiri yang memang waktu itu tergoda? Lagian kan aku sudah minta maaf pada Papa? teriak Pinokio dari arah kamar mandi Sudah! Sana mandi! Papa Gepetto mendekat ke arah Pinokio dan membanting pintu kamar mandi. Usai mandi dan berpakaian, Pinokio duduk dengan manis untuk sarapan. Ditemani oleh ibu peri yang sedang duduk di sebelah Pinokio. Kali ini, Papa Gepetto tidak menyadari kehadiran ibu peri. Sepertinya ibu peri ada misi khusus. Apakah Pinokio melanggar janjinya untuk menjadi anak yang selalu jujur? Sepertinya bukan itu. Yuk, kita cari tahu *** Masalah ini dimulai dua bulan yang lalu ketika Pinokio jatuh sakit. Dia tertular cacar dari Leo, teman sekelasnya. Papa Gepetto tidak memiliki uang untuk membawa Pinokio ke dokter. Maka Papa Gepetto menggadaikan barang kepada Oma Maria. Mungkin biasa saja bagi orang lain tetapi tidak bagi Pinokio. Papa Gepetto menggadaikan medali emas Pinokio hasil bertanding lari 100 meter di sekolahnya. Tentu saja Pinokio tidak tahu. Ia adalah anak yang pelupa. Sekarang, setelah sembuh dan dalam pengawasan dokter, Pino sudah tidak ingat pada medalinya. Tetapi mendadak Pinokio merasa harus mencarinya ketika gadis yang dia sukai menanyakan hal itu di sekolah. Pino, aku ingin melihat medali emas pertamamu itu. Bolehkah aku ke rumahmu besok? tanya Catherine.

Ah, eh.. iya tentu saja. Kamu boleh ke rumahku. Tetapi di mana aku menyimpannya ya? Pinokio gelagapan. Segera setelah jam sekolah berakhir, ia berlari pulang dan menemui Papa Gepetto. Papa! Papa! teriaknya. Ada apa, Pino? Papa ada di dapur. Makan siangmu sudah siap, sahut Papa Gepetto sambil menuangkan sup ayam kesukaan Pinokio ke dalam mangkuk. Pa, apakah Papa tahu di mana medali emas Pino? Kok Pino lupa ya, taruh di mana? tanya Pino dengan napas terengah. Kau lupa menaruhnya, Pino? Papa Gepetto memalingkan wajahnya menghindari tatapan penuh tanya Pinokio. Hatinya berdebar karena bingung harus menjawab apa. Oh, baiklah Pino. Nanti Papa akan bantu mencarinya, ya? Mungkin terjatuh atau terselip di suatu tempat, Papa Gepetto tersenyum. Nah, sekarang makanlah! Kau masih dalam masa pemulihan. Papa, besok Catherine akan datang ke sini. Dia ingin melihat medaliku. Jadi tolong aku ya, Papa. Sekarang aku mau membuat Pe-eR dari miss Yohana. BESOK, PINO? Papa Gepetto terperanjat. Iya. Memangnya kenapa, Pa? Euh, baiklah. Nanti coba Papa bantu cari, ya? Papa Gepetto kebingungan. Medali itu sudah dia gadaikan kepada Oma Maria dua minggu lalu. Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan? Oh, Ibu Peri! Semoga ia dapat membantuku! Papa Gepetto memanggil Ibu Peri dan memohon bantuan. Bagaimana ini? tanyanya panik. Apa yang dapat kubantu, Papa? Cobalah untuk jujur pada Pino. Tak mungkin! Dia pasti marah, Bu Peri. Kejujuran memang pahit, Papa. Tetapi kau harus tetap memberitahu Pino. Kurasa dia akan mengerti bahwa demi dia, kau harus berjuang mendapatkan uang untuk mengobatinya. Papa Gepetto tak dapat berkata apapun. *** Bu Peri, ngapain di sini? Tumben? tanya Pinokio berbisik. Memangnya tidak boleh? Ibu kangen padamu, Nak, Ibu Peri tersenyum. Pino, habiskan makanmu dan segeralah berangkat. Nanti terlambat, sela Papa Gepetto. Oh, iya, Pa! Pinokio menggigit roti terakhirnya. Eh, Papa? Ngomong-ngomong medaliku mana? Nanti sore Catherine ke sini, lho!

Papa Gepetto meletakkan garpu dan menatap Pinokio. Pino. Ehm. Papa mau bicara padamu. Papa Papa sayang sekali pada Pino. Apakah Pino sayang pada Papa? Tentu saja, Papa. Memangnya ada apa, sih? Papa sangat sayang padamu. Betapa dulu Papa sangat ingin memiliki anak hingga akhirnya Tuhan memberikanmu pada Papa. Papa akan melakukan apapun demi kamu. Papa sangat sedih ketika kamu berada di perut paus itu. Papa merasa kurang menjagamu, Nak. Maka ketika kamu sakit beberapa waktu lalu, Papa seperti kehilangan nyawa Papa. Sedihnya lagi, Papa sedang tidak punya uang saat itu karena dagangan Papa rugi. Papa bingung sekali. Papa benar-benar minta maaf padamu, Nak. Sungguh ini semua Papa lakukan demi kamu. Semoga kamu mengerti ya, Pino? Tolong maafkan Papa, bahu Papa Gepetto berguncang karena sedih sekali. Pinokio bingung. Sebenarnya ada apa sih, Pa? dan ia melirik ke arah Ibu Peri. Tetapi Ibu Peri hanya tersenyum penuh rahasia. Pinokio menjadi tak sabar. Pa, aku mau berangkat sekolah. Ayolah! Medali itu, Pino. Medali itu, Papa Gepetto terbata-bata. Wajah Pino menegang. Maksud Papa? Hilang? Rusak? Patah? Papa butuh uang untuk pengobatanmu, Nak. Maksud Papa Dijual? Begitu? Pa, medali itu sangat berharga untuk Pino. Itu hadiah ulang tahun Pino. Itu juga perlombaan pertama Pino. Siapa pembelinya, Pa? Bukan dijual, Nak. Papa hanya menggadaikannya karena Papa juga tidak mau melepasnya begitusaja.

Siapa, Pa? Pinokio mulai menangis. Tiba-tiba ia ingat satu nama. Oma Maria? Benar, Pa? Apakah Papa memberinya pada oma Maria? Bukan memberi, Pino. Menggadaikan. Akan Papa tebus, Nak, Papa Gepetto seperti mulai putus asa. Ia mengharapkan kehadiran ibu Peri. Ibu peri yang mengerti keadaan ini akhirnya menampakkan diri. Pino sayang, Papamu sudah berusaha untuk jujur, Nak. Apakah kamu tidak mau memaafkan Papa? Tapi Bu Peri, kenapa Papa gak bilang aku? Pino sayang, saat itu kamu sedang sakit. Papamu tak mungkin bertanya padamu terlebih dahulu. Papamu harus bertindak cepat karena suhu badanmu yang tinggi. Bila bukan karena rasa sayang Papamu, pastilah engkau tidak dapat bertemu Papamu lagi, kan? Sekarang Papamu sedang berjuang untuk menebus kembali medalimu itu.

Setiap hari Rabu, Papamu pergi ke rumah Oma Maria untuk mengangsur cicilan utang. Siang malam Papa mengerjakan pesanan orang demi mengumpulkan uang. Ibu Peri harap kamu mau mengerti ya, Sayang? Pino mengalihkan pandangannya pada Papa Gepetto yang sedang menangis. Ia menghampiri Papanya dan segera memeluknya. Oh, Papa sayang! Maafkan Pino juga ya? Terima kasih atas pengorbanan Papa. Terima kasih juga Papa sudah jujur pada Pino. Terima kasih semuanya, Pa. Pino sayang Papa! Pinokio menangis. Pino, nanti siang tolong antarkan uang ini pada Oma Maria. Ini cicilan terakhir. Ambillah medalimu, Nak. Papa Gepetto menyerahkan sejumlah uang. Oh Papaku sayang! Pinokio mengeratkan pelukannya. Ibu Peri pun tersenyum. Satu lagi pelajaran berharga dipetik oleh Pinokio pagi ini. Membuatnya semakin sayang pada Papa Gepetto.

Dream LandNovember 29th, 2010 8 Comments by Adyta Purbaya @dheaadyta tempat dimana segala sesuatu yang tidak mungkin bisa saja terjadi dream land *** Alice berdiri di balik dinding melalui lubang kecil, memperhatikan sesosok kelinci yang tampak kebingungan, terkurung dalam suatu ruangan besar, dengan satu pintu kecil di salah satu sudutnya. Alice melihat kelinci itu berulang kali mencoba memasuki pintu yang berukuran sangat kecil. Hanya muat jempol kaki kelinci itu. Alice tertawa pelan. Kamu yakin dia kelinci yang benar? tanya suara mengejutkan dari arah belakang Alice. Alice menoleh dan mendapati ayahnya tersenyum di sana. Iya, yah, Alice udah mengikuti kelinci itu selama 2 bulan ini, dan Alice yakin dia adalah kelinci yang sama dengan yang waktu itu. Lantas, kenapa dia tidak tahu bagaimana caranya melewati pintu itu? Alice mengangkat bahu. Tapi senyum di wajahnya tak memudar. Dia yakin kelinci itu akan tahu bagaimana caranya melewati satu-satunya pintu di ruangan itu, untuk menuju tempat lain, yang lebih indah.

Alice kembali memperhatikan sang kelinci di dalam ruangan. Dari celah sekecil itu, Alice bisa melihat dengan jelas apa pun yang dilakukan kelinci putih dan lucu itu. Kelinci itu terduduk lemas seraya memandangi pintu yang berukuran sangat kecil itu. Dia seperti sedang berpikir akan sesuatu. Tiba-tiba, seekor ulat bulu hadir di depan Kelinci, bertumpu manis di ujung kuku kaki kelinci entah dari mana datangnya. Mengejutkan si kelinci. Ngapain melongo nggak jelas begitu? Kamu mau keluar dari sini kan? tanya ulat bulu ajaib yang bisa berbicara itu. Hei ingat! ini dreamland. Apapun bisa terjadi. Termasuk hewan yang bisa bicara seperti ini. Kelinci itu masih terduduk lemas, tidak menjawab sama sekali. Dia merebahkan kepalanya di lantai, persis seperti tingkah laku anjing, kucing, dan hewan lainnya yang menyerah dengan keadaan. Alice masih memperhatikan dari lubang kecil. Tersenyum penuh arti. Kamu lihat di atas meja sana? Ulat Bulu mengedikkan kepala ke arah meja yang tiba-tiba saja sudah hadir di ruangan itu. Padahal tadinya ruangan itu kosong, tidak ada apapun. Kelinci mengernyit bingung. Sangat bingung. Beberapa keanehan barus aja terjadi. Bukan beberapa tapi banyak. Dimulai dari dirinya yang tertidur lelap di bawah pohon, dan tiba-tiba terbangun dan mendapati dirinya sudah berpindah di ruangan besar dan (tadinya) kosong ini. Lalu pintu berukuran sangat kecil yang membuat dia tertahan tidak bisa keluar. Dan kemunculan ulat bulu hijau yang tibatiba, diikuti penampakan meja yang juga sangat tiba-tiba. Mau tak mau kelinci itu menoleh ke arah meja rendah di sebelahnya. Ada toples bening di atasnya. Kenapa cuma lihat? Dekati dong! Ulat bulu itu bersuara lagi. Kini si ulat bulu sibuk mengunyah sesuatu, permen karet atau apalah itu. Kelinci berjalan pelan sangat pelan dan penuh keragu-raguan. Menghampiri meja itu. Melihat dengan seksama kedalam toples di atasnya. Ada puluhan permen terbungkus rapi dan menarik di sana. ada tulisan EAT ME di setiap bungkus permen itu. Eat me? desis kelinci itu pelan. Ulat bulu sibuk bernyanyi-nyanyi sementara mulutnya terus aktif mengunyah entah apa itu. Kelinci mengendus pelan toples itu, harumnya sangat menarik hati. Kelinci menggigit salah satu ujung permen, BLAS, sekejap bungkus permen itu menghilang, meninggalkan permen coklat yang tampak sangat menggiurkan.

Kelinci mengendus lagi. Tunggu apa lagi? Ikuti perintahnya! ulat bulu berbisik. Dengan masih ragu-ragu kelinci itu menggigit permen coklat itu, dan seketika badannya menyusut. Dia berubah menjadi kecil, kecil, dan terus menjadi kecil. Hingga akhirnya badannya cukup untuk melewati satu-satunya pintu yang ada di sana. Kelinci terperangah. Alice tersenyum di balik lubang. Tunggu apa lagi sih? Kamu kebanyakan melamun! Sana, keluar. Lewati pintu itu, Ulat bulu memprovokasi sekali lagi. Kali ini kelinci melangkah mantap tanpa keragu-raguan. Berjalan menuju pintu kecil yang sekarang sudah terasa besar karena badannya yang mengecil. Alice beranjak dari balik lubang setelah sebelumnya meraih sebuah botol berlabelkan drink me! Ia berjalan pasti menuju suatu tempat, taman yang indah dengan rerumputan dan bungabunga yang tumbuh subur. Ada pelangi di salah satu kaki langit. Pelangi yang terus bertengger di sana dan tidak pernah pergi. Sementara si kelinci? Dia mendorong pelan pintu itu hingga terbuka. Seberkas cahaya masuk dan menyilaukan pandangannya. Kelinci berjalan pelan memasuki atau tepatnya: keluar dari pintu. Selamat datang di dreamland, kelinci putih yang cantik, sapa Alice bahagia ketika si kelinci berhasil melewati pintu. Kelinci menoleh mencari asal suara, dan mendapati putri cantik bernama Alice. Dengan rambut panjang yang selalu tertata rapi, dengan bibir merah yang selalu tersenyum, dan gaun biru muda yang tidak pernah kusut. Alice menunduk agar bisa menyentuh kelinci itu pelan. Diangkatnya kelinci ke tangannya. Minum ini, yah? Alice menyodorkan botol yang justru terlihat sangat besar ke arah kelinci mungil. Tanpa ba-bi-bu kelinci menurutinya. Dan, dalam hitungan detik, kelinci telah kembali ke ukurannya semula. Di sini sepi tanpamu, aku sampe pengen balik ke dunia asli, bisik Alice pelan di telinga kelinci. Kelinci itu tersenyum. Mereka melangkah bersama mengarungi dreamland. Membuat serangkaian agenda, menikmati hari bersama. ***

Api Terakhir dan Dua KematianNovember 29th, 2010 14 Comments by Adellia Rosa @adelliarosa Hari ini korek apiku masih belum terjual satupun. Aku tak berani pulang, ayah pasti memarahiku. Aku melewati sebuah rumah yang terang benderang dan ramai. Aku mengintip apa yang terjadi di dalamnya. Rupanya ada pesta ulang tahun, sekaligus merayakan malam Natal. Waktu ibuku ada, aku juga selalu merayakan pesta ulang tahun. Sudah lama ibuku meninggal karena sakit. Aku terduduk di sebuah dinding batu di ujung jalan. Dingin sekali, aku juga sangat lapar. Sudah dua hari ini aku tidak diberi makan oleh ayahku, karena aku belum berhasil menjual korek api. Kunyalakan sebatang korek apiku, berharap mendapat sedikit kehangatan dari apinya. Api berpendar-pendar dalam genggamanku, aku melihat sebuah ayam panggang tersaji di hadapanku. Belum sempat kusentuh, ayam itu menghilang seiring apiku yang mulai padam. Aku harus membuat sebuah api yang besar, pikirku. Agar aku bisa menyentuh dan memakan ayam tadi, karena aku sungguh lapar. Aku mulai mengumpulkan ranting-ranting cemara di sekitarku. Lalu kunyalakan lagi korekku. Berhasil! Aku kembali melihat ayam panggang berukuran besar. Aku mencoba meraihnya, namun kotak ayam itu berontak! Dia meronta-ronta dalam genggamanku. Ini aneh sekali, ayam panggang ini bisa bergerak! Kurasakan panas api membakar tanganku. Aku melepaskan kotak ayam itu. Mendadak, apiku padam, dan di hadapanku ada sosok wanita berambut hitam, terkapar di dalam api. Bau daging terbakar menguar dari tubuhnya. Aku menggigil, lalu pingsan karena lapar dan ketakutan. *** Aku melihat sesosok gadis kecil berusia 10 tahun menjajakan korek apinya dari satu orang ke orang lain. Gadis itu sangat kurus, bola matanya menonjol keluar. Dia mengenakan sepatu boot yang sudah usang, dan mantel yang bertambal di sana-sini. Aku ingin memberinya kotak makananku yang belum kusentuh siang ini. Pekerjaanku terlalu menyita waktuku sampai aku tak sempat makan. Hei, ini, makanlah. Aku punya makanan untukmu, ujarku pada gadis kecil itu. Aneh, gadis itu mengacuhkan kotak makan yang kusodorkan padanya. Matanya bersinar-sinar memandang api yang menyala di batang korek api yang digenggamnya. Aku mengguncang bahu anak itu perlahan, angin bertiup memadamkan api di tangan gadis itu. Gadis itu terlihat kecewa, lalu beranjak mencari ranting-ranting cemara. Sepertinya dia begitu kedinginan, dan bermaksud membuat api. Aku memutuskan menungguinya. Gadis kecil itu berhasil membuat api unggun yang lumayan besar. Panasnya mampu menghangatkan badanku yang membeku seharian ini, karena salju turun begitu lebat. Aku berdiri di hadapannya, api

berkobar di antara badan kami. Gadis itu kembali menatap api dengan wajah yang ceria. Aku kembali menyorongkan kotak makanku padanya. Kujulurkan tanganku melewati ujung api ke arahnya. Gadis itu masih bergeming, namun sepertinya dia melihat kotak makanku. Aku tersenyum. Ini, makanlah Entah apa yang terjadi, sepertinya gadis itu menarik tanganku terlalu keras, aku tergelincir dan menghantam api di hadapanku. Aku hanya mampu menjerit, kulihat sekilas orang-orang ikut menjerit dan berhamburan datang mengelilingi api yang menjilati badanku dengan garang.

Sandiwara CinderellaNovember 29th, 2010 8 Comments by Susy Haryani @susyillona Aku mencium sesuatu yang tak enak. Sungguh, baunya menusuk hidungku, memaksaku untuk segera bangun dari tidurku. Saat aku membuka mata, kulihat ruangan yang teramat kumuh, kotor, dan ya Tuhan! Di pojokan ada tikus sedang mengais makanan sisa. Mendadak aku menjerit sekencangkencangnya, dan segera berlari. Aku berlari ke kanan, ke kiri. Aku asing dengan tempat ini. Di mana pintu keluarnya? Aku sudah tak tahan di sini. Badanku terasa gatal-gatal, bau busuk kian tajam tercium, dan debu-debu beterbangan memaksaku untuk bersin berulang kali. Suara tikus-tikus itu membuat bulu kudukku berdiri. Kuamati ruangan yang berukuran kurang lebih 34 meter tersebut. Ada almari kecil yang sudah usang di pojok kiri dan satu kursi reot di sampingnya. Sampah-sampah berserakan di mana-mana. Otakku tak bisa menerka kira-kira ini ruangan apa dan mengapa aku tiba-tiba ada di sini. Juga pakaian ini, mengapa tiba-tiba aku memakainya? Ke mana baju tidurku yang semalam kupakai? Sungguh, semua ini tak bisa masuk dalam akal sehatku. Kucubit tanganku, terasa sakit. Berarti aku tidak sedang bermimpi. Aku berjalan perlahan menuju almari usang itu. Kuamati, apakah aku bisa menemukan sesuatu di sana. Kugeser kursi dan tiba-tiba almari pun ikut bergeser. Ternyata ini pintunya, batinku. Kulihat tangga rapuh yang berada di luar pintu tersebut, dan aku pun menuruninya perlahanlahan. Sampai di ruang bawah, tak ada yang istimewa. Rumah kuno dengan perabotan yang seadanya, namun tampak lebih bersih dari ruang tempatku tidur tadi. Aku memanggil-manggil, berharap ada seseorang yang akan menjelaskan padaku di manakah aku sekarang. Siasia. Tak ada seorangpun yang menyahutiku, rumah ini sepi. Sepertinya sang pemilik sedang pergi. Samarsamar kudengar derap kaki kuda dari luar rumah. Aku keluar, melihat banyak gadis cantik dengan dandanan yang kuno menaiki kereta kuda menuju ke arah selatan. Kulihat matahari sudah hampir terbenam. Aku baru menyadari bahwa ini sore hari. kupikir tadi pagi hari, karena aku baru saja bangun dari tidur. Kuhentikan langkah seorang gadis berkereta kuda yang kutemui selanjutnya. Aku bertanya mengapa semua gadis menuju ke sana. Pengawal dari gadis itu menjawab istana sedang mengadakan pesta, Pangeran mencari calon istri. Aku seperti teringat sesuatu, seperti kisah Cinderella. Pasti ibu tiri dan kedua saudara tiriku sedang ke pesta itu.

Tiba-tiba aku diliputi perasaan senang, kalau benar aku berada di dunia Cinderella, maka aku adalah Cinderella yang beruntung itu, yang sebentar lagi akan didatangi ibu peri untuk diubah menjadi putri yang cantik jelita Berarti aku bisa meminta Syalala lalala.. syalala lalala Aku beryanyi-nyanyi menunggu Ibu Peri. Satu jam berlalu, matahari sudah tak tampak, Ibu Peri tak juga menampakkan dirinya. Ibu Peri, di mana kamu? Ayo, cepatlah datang! Aku menantikanmu Cinderella, kau menungguku? Tiba- tiba sesosok wanita cantik bersayap menghampiriku. Aku mengusap-usap mataku, tak percaya dengan apa yang kulihat. Benarkah ini Ibu Peri yang akan menjadikanku putri? Entahlah. Tapi setidaknya kini aku memiliki harapan. Kenapa diam? tanya Ibu Peri itu. E. Apakah Anda Ibu Peri dalam dongeng Cinderella? tanyaku dengan sedikit gugup. Aku masih tak percaya dengan apa yang kualami saat ini. Hei, Cinderella sayang, ini bukan dunia dongeng. Apakah engkau mau ikut pesta pangeran? jawab Ibu Peri Ibu Peri, apakah engkau akan mengubahku menjadi putri? Ya, putri cantik. Itu yang engkau mau bukan? Ibu bisa memberikan apapun yang aku minta? tanyaku lagi. Aku peri, tentu aku bisa melakukannya. Engkau ragu sayang? balasnya meyakinkan aku. Ibu, aku tak mau jadi putri cantik. Aku tak peduli dengan pesta pengeran itu, dan aku juga tak peduli siapa kelak yang akan dipinang oleh pangeran, Ibu, aku berhenti bicara. Kurasakan tiba-tiba air mataku menetes membasahi pipiku. Kenapa Cinderella? tanya Ibu Peri sembari mengusap air mataku. Ibu, aku ingin Ibu mengembalikanku ke duniaku. Aku bukan Cinderella. Aku tak mau terus di sini. Ibu Peri, kumohon kembalikan aku ke Jakarta, kota tempat tinggalku di tahun 2010. Tahun di mana aku hidup sebelum secara tiba-tiba berada di negeri dongeng ini. Kumohon, pintaku mengiba dengan genangan air mata di sudut mataku. Cinderella! Kau jangan berkhayal! teriaknya. Suaranya terdengar marah. Ibu Peri sepertinya tak percaya penjelasanku. Aku diam saja tak berani menatapnya. Aku takut ia semakin murka dan mengubahku jadi tikus. Aku datang untuk mengubahmu menjadi putri. Kalau kau tak mau, tak apa. Tapi jangan meminta sesuatu yang aneh dan jangan mengarang cerita bohong. Aku tak suka! lanjut Ibu Peri. Baiklah, kutanya sekali lagi. Apakah kau mau pergi ke pesta pangeran itu? tanya Ibu Peri.

Tentu Ibu Peri, tentu aku ingin ke sana jika aku memang Cinderella. Tapi aku bukan dia. Aku tersesat di sini, air mataku kian deras. Aku takut jika aku tak bisa kembali lagi ke duniaku. Bagaimana jika aku memang harus menjadi Cinderella? Baiklah, Cinderella. Kurasa tak ada yang bisa kulakukan di sini. Kau tak butuh bantuanku bukan? Ibu Peri terlihat semakin geram saja terhadapku. Maaf Ibu, aku tak sedikitpun berbohong. Aku benar-benar bukan Cinderella! Percayalah padaku! sekali lagi aku memohon, berharap Ibu Peri mengabulkan pintaku. Cinderella, aku tak mengerti maksudmu. Sudah sebaiknya aku pergi. Jangan Ibu Peri sudah tak tampak lagi. Aku menangis tersedu meratapi diriku. *** Plookplokplok Kudengar tepuk tangan yang sangat meriah. Sorot lampu pun penuh menyinari wajahku. Aku tersenyum lega. Akhirnya pagelaran ini berakhir dengan sempurna, seperti yang kuharapkan.

Pengantar #NovemberMenulis 29: Antah BerantakNovember 29th, 2010 1 Comment by Cubiculum Notatum @jejakubikel Cinderella menghunus pisaunya. Kebencian yang perlahan tumbuh karena perlakuan sang Ibu Tiri memuncak sudah. Dikuaknya pintu itu perlahan. Di sana, sang Ibu tiri terbaring damai, mungkin tengah bermimpi indah tentang penyiksaan terhadap Cindy. Ia lalu mengendap, setengah berjingkat. Bising kesunyian betul-betul mengganggu ketenangannya. Pisau itu diayunkannya ke atas. Dan Cahaya memendar menghentikannya. Ibu Peri! Sosok yang selama ini membantunya! Kini sorotnya muram dan kecewa. Jantung Cindy mencelos. Ia rubuh dengan lutut dulu. Mungkin fragmen seperti itu takkan anda temui dalam buku dongeng manapun. Tapi, itulah fiksi. Kita bisa menceritakan ulang apa saja dengan cara kita. Apakah Cinderella tidak mungkin melakukan itu? Coba letakkan diri kita di sepatunya. Bukan yang kaca, tapi yang butut. Jalani hari-hari di mana ia ditindas dan disiksa. Apa yang anda pikirkan? Ingin lepas? Balas dendam? Lari? Tentu saja, jiwa sepolos dia pun akan kepikiran memberontak. Dan di sinilah peran anda sebagai penulis menceritakan sisi gelap seorang Cinderella. Ada banyak kisah anak-anak yang bagi orang dewasa terlalu konyol untuk jadi kenyataan. Tapi, coba pakai gaya bahasa dewasa. Ceritakan konflik yang lebih akrab dengan dunia dewasa. Pasti efeknya akan berbeda. Coba saja, kalau berani.

Ibu peri menampar Cindy,laluBersyukurSetelah lelah memeras otak untuk memenangkan persaingan dagang, menguras emosi untuk mengatakan kata-kata tak berguna, memendam segenap kecamuk pada keluarga, seorang bapak datang menyapa, aku tau sekali bapak itu, orang yang gagal dalam usaha, terlilit hutang beberapa ratus juta rupiah, kabur, dan kembali lagi ke kota ini untuk merintis kembali usahanya. Kabarnya ada temannya yang berbaik hati meminjamkan modal untuknya memulai usaha lagi.. Ia menyalami saya, menyalami teman saya, dan berkata, "Apa Kabar?" Lalu ia berkata kepada kami, dan tentunya kepada dirinya sendiri: "Pasang surut kehidupan itu hal yang biasa, yang tersulit untuk dilakukan manusia adalah BERSYUKUR..." Saya terhenyak, seperti ada sentilan halus dalam hati. Butuh waktu satu malam untukku mencerna kata-kata itu.. Saat ini, saya tersenyum, sambil berucap dalam hati, "Terima Kasih TUHAN, segala syukur terdalam kuucapkan kepadaMU, karena keluarga yang lengkap dan penuh kasih sayang, karena kesehatan dan umur yang KAU beri kepada kami, karena rejeki yang terus kau lancarkan setiap hari. Tiada kata yang bisa kuucap lagi, selain Terima Kasih kepadaMU..." Mengais Celah Ketika kenyataan memberikan tantangan, Sambil meludah memberikan cercaan, Kuterima sebagai cambuk yang mendorongku lebih keras lagi. Aku adalah orang yang sedang mengais di celah dunia, Melenggak ke kanan dan ke kiri tanpa tau arah pasti, Kadang terantuk batu jalanan, Kadang tertusuk paku tajam, Kadang terjatuh, Namun aku tetap bangun, menghapus luka, dan berjalan lagi. Aku takkan menyesali apapun. Aku adalah pejalan kaki yang lamban, Tapi aku takkan pernah berjalan mundur

Seorang pemain sirkus memasuki hutan untuk mencari anak ular yang akan dilatih bermain sirkus. Beberapa hari kemudian, ia menemukan beberapa anak ular dan mulai melatihnya. Mula-mula anak ular itu dibelitkan pada kakinya. Setelah ular itu menjadi besar dilatih untuk melakukan permainan yang lebih berbahaya, di antaranya membelit tubuh pelatihnya. Sesudah berhasil melatih ular itu dengan baik, pemain sirkus itu mulai mengadakan pertunjukkan untuk umum. Hari demi hari jumlah penontonnya semakin banyak. Uang yang diterimanya semakin besar. Suatu hari, permainan segera dimulai. Atraksi demi atraksi silih berganti. Semua penonton tidak putus-putusnya bertepuk tangan menyambut setiap pertunjukkan. Akhirnya, tibalah acara yang mendebarkan, yaitu permainan ular. Pemain sirkus memerintahkan ular itu untuk membelit tubuhnya. Seperti biasa, ular itu melakukan apa yang diperintahkan. Ia mulai melilitkan tubuhnya sedikit demi sedikit pada

tubuh tuannya. Makin lama makin keras lilitannya. Pemain sirkus kesakitan. Oleh karena itu ia lalu memerintahkan agar ular itu melepaskan lilitannya, tetapi ia tidak taat. Sebaliknya ia semakin liar dan lilitannya semakin kuat. Para penonton menjadi panik, ketika jeritan yang sangat memilukan terdengar dari pemain sirkus itu, dan akhirnya ia terkulai mati. Renungan : Kadang-kadang dosa terlihat tidak membahayakan. Kita merasa tidak terganggu dan dapat mengendalikannya. Bahkan kita merasa bahwa kita sudah terlatih untuk mengatasinya. Tetapi pada kenyataanya, apabila dosa itu telah mulai melilit hidup kita, sukar dapat melepaskan diri lagi daripadanya.