kesalahan penggunaan tanda baca dalam ......leⅣibar pengesahan pe libiⅣibing skripsi kesalahan...
TRANSCRIPT
KESALAHAN PENGGUNAAN TANDA BACA
DALAM PARAGRAF DESKRIPSI
PADA SISWA BIMBINGAN BELAJAR TINGKAT SMP
GANESHA OPERATION CENGKARENG, JAKARTA BARAT
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
oleh
AMSARI
NIM 1110013000089
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
LEⅣIBAR PENGESAHAN PE■ lIBIⅣIBING SKRIPSI
Kesalahan Penggunaan Tanda Baca dalam Paragraf Deskripsi
pada Siswa Bimbingan Belttar Tingkat SⅣ IP di Ganesha Operation
Cengkareng,Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2015/2016
Sklipsi
Diajukan kepada Fakultas llrru T'arbiyah dan Keguruan UIN Sl,arif Hidavatr-rllah
Jakarta Seba_eai salah satu sl,arat Mencapai Gelar Sar'f ana Pendidikan (S.Pd)
C)leh
Amsari
ll10013000089
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTASILⅣ IU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAⅣI NEGERISYARIF ⅡIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
1970121
KE卜IENTERIAN AG劇 ンIAUIN JAKARTA
I FITKI /け ′〃 /m● (力 十ヽ,95Cリリι″
′′'″
P/〃′υ〃ぃ′`′
FORⅣI(m)
No.Dokumcn : ■1l K―「 R―AKD-089
Tgl.Terbit : lMaret2OlO
No. I{evisi: : 0lHal
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Saya yang bertanda
Nama
Tcmpat/Tgl.Lah士
NIM
Junsan/Prodi
Judu skripd
tangan di bawah城
:.…ハ.叩 s■ 11.…………………1・….」aKa「 ta′ ts rktrot t99 θ
:.…11.1..Q.9.1.3..0.9ρ olつ .…
.怪想は、Kan 嚇 aよぃ %に ほ`∂ncs h
:.卜rn.IAttnド ...マ c,“ぃv.|ハ、..て含Npハ ..βぶ聡..?価なn..
%幹′件に,…蹂≦.fい01..≦1,Wa..F、隅,I、賃晰a.〕 MttβRN
臀騨切糖懸キきl哩撻・ワヽ鶏汗`侵・1い叩.炒†
Dosen Pembimbing …9「∴せい麟v.、ノ…M.・.リ:1.
2.
dengan ini menyatakan bahwa skrfusi ]xang saya buat benar-benar hasil karya sendiri
dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Pemyataan ini dfoint sebagai salah satu syarat menerrpuh Ujian Muraqasyah.
Jak血,…0..よli.攣 11.
Ⅳlahasヽwa Ybs.
顆 国て日¶昌鱚 胚
AC183ADF9 /′ /
ENAM RIBU RUP:AH
Attsari `
NIM.‖ 1 0013000089
i
ABSTRAK
Amsari NIM: 1110013000089, Kesalahan Penggunaan Tanda Baca dalam
Paragraf Deskripsi pada Siswa Bimbingan Belajar Tingkat SMP di Ganesha
Operation Cengkareng, Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2015/2016.
Penelitian ini menganalisis kesalahan penggunaan tanda baca dalam paragraf
deskripsi pada siswa bimbingan belajar tingkat SMP di Ganesha Operation
Cengkareng, Jakarta Barat tahun pelajaran 2015/2016. Analisis kesalahan
merupakan prosedur kerja yang biasa digunakan oleh peneliti atau guru bahasa
untuk mengidentifikasi kesalahan yang dibuat siswa melalui beberapa tahap, yaitu
mengumpulkan data, mengidentifikasi kesalahan yang terdapat di dalam data,
menjelaskan kesalahan, mengklasifikasikan kesalahan, dan menilai taraf
keseriusan kesalahan. Tanda baca merupakan tanda-tanda ekstra lingual yang
diterapkan dalam bahasa tulis. Paragraf deskripsi adalah paragraf yang berkaitan
dengan segala sesuatu yang ditangkap atau diserap oleh pancaindera. Penelitian
ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk kesalahan penggunaan tanda
baca di dalam paragraf deskripsi.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yang
bertujuan untuk membuat gambaran yang akurat dan apa adanya mengenai
bentuk-bentuk kesalahan penggunaan tanda baca di dalam paragraf deskripsi.
Teknik pengumpulan data menggunakan tes. Subjek dalam penelitian ini adalah
siswa bimbingan belajar tingkat SMP di Ganesha Operation Cengkareng, Jakarta
Barat yang berjumlah 10 siswa.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masih ada siswa yang melakukan
kesalahan penggunaan tanda baca dalam menulis paragraf deskripsi. Bentuk
kesalahannya, yaitu kesalahan penggunaan tanda titik dengan persentase
kesalahan 40 %, kesalahan penggunaan tanda koma dengan persentase terbesar 55
%, dan kesalahan penggunaan tanda hubung dengan persentase terkecil 5 %.
Tidak terdapat kesalahan pada penggunaan titik koma (;), tanda titik dua (:), tanda
pisah ( ), tanda elipsis (...), tanda tanya (?), tanda seru (!), tanda kurung ((...)),
tanda kurung siku ([...]), tanda petik (“...”), tanda petik tunggal („...‟), tanda garis
miring (/), dan tanda penyingkat/apostrof (‟). Dengan demikian, masih terdapat
kesalahan penggunaan tanda baca dalam paragraf deskripsi pada siswa bimbingan
belajar tingkat SMP di Ganesha Operation Cengkareng, Jakarta Barat tahun
pelajaran 2015/2016.
Kata kunci: Kesalahan, Tanda Baca, Paragraf Deskripsi
ii
ABSTRACT
Amsari NIM: 1110013000089, Using Punctuation Errors in Paragraph
Description ofGanesha Operation Course Level Junior High School in
Cengkareng, West Jakarta in academic year 2015/2016.
This study analyzes using punctuation errors in paragraph description
ofGanesha Operation Course Level Junior High School inCengkareng, West
Jakarta in academic year 2015/2016. The error analysis is a working procedure
used by the researcher or teacher to identify mistakes made students through
several stages, which collects data, identify errors contained in the data,
explaining the error, the error classifying, and assessing the level of seriousness of
the error. Punctuation is extra lingual signs are applied in written language.
Paragraph description is a paragraph that deals with everything captured or
absorbed by the senses. This study aimed to describe forms of improper use of
punctuation in a paragraph description.
The method used in this research is descriptive qualitative, which aims to
create an accurate picture and what about other forms of improper use of
punctuation in paragraph description. The data collection technique using the test.
Subjects in this study were students at the Ganesha Operation Course Level Junior
High School inCengkareng, West Jakarta total 10 students.
The results of this study indicate that there are students who make mistakes
use of punctuation in writing a paragraph description. Forms of guilt, namely
misapplication of the colon with a percentage of 40% error, improper use of
commas with the largest percentage of 55%, and an error use of hyphens with the
smallest percentage of 5%. There are no errors in the use of the semicolon (;),
colon (:), dash (-) sign ellipsis (...), the question mark (?), Exclamation mark (!),
Parentheses ((.. .)), brackets ([...]), quotation marks ( "..."), single quotes ( '...'), the
slash (/), and apostrophe / apostrophe ( ' ). Thus, there is still errors in paragraph
description ofGanesha Operation Course Level Junior High School inCengkareng,
West Jakarta in academic year 2015/2016.
Keywords: Errors, Punctuation, Paragraph Description
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah Subhanallah wa Ta`ala. Atas
segala karunia dan rahmat-Nya yang tak terhitung berupa kasih sayang, nikmat
iman dan islam, serta kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Kesalahan Penggunaan Tanda Baca dalam Paragraf Deskripsi
pada Siswa Bimbingan Belajar Tingkat SMP di Ganesha Operation
Cengkareng, Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2015/2016”. Shalawat dan salam
semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad Sallallahu alaihi wassalam beserta
keluarga, sahabat, serta para pengikutnya.
Penulis menyusun skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah. Penulis
senantiasa mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar skripsi ini menjadi
karya yang lebih baik lagi.
Proses penulisan skripsi ini tentu saja banyak menemui hambatan dan
kendala. Semua itu tidak akan teratasi tanpa bantuan dan dukungan dari beberapa
pihak baik secara moril maupun materiil. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah melancarkan
penyelesaian skripsi ini;
2. Makyun Subuki, M.Hum. Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah melancarkan penyelesaian skripsi ini;
3. Dr. Hindun, M.Pd. Selaku dosen pembimbing yang telah memberikan ilmu
dan bimbingan bagi penulis selama ini. Terima kasih atas semangat, arahan,
dan kesabaran Ibu selama membimbing penulis;
4. Bapak dan Ibu dosen di lingkungan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta;
iv
5. Seluruh keluarga besar bimbingan belajar Ganesha Operation Cengkareng,
Jakarta Barat yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian;
6. Orang tua, Iryanto dan Rohati, kakak Nurriki, adik Mita Yulia dan keluarga
yang telah memberikan kasih sayang , doa, dukungan yang luar biasa kepada
penulis;
7. Istri tercinta, Leny Hikmah Rentiana, S.S. yang selalu memberikan doa dan
semangat dalam penulisan skripsi ini;
8. Teman-teman Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2010 yang
telah memberikan dukungannya dalam penulisan skripsi ini;
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak
kekurangan, hal ini tidak terlepas dari keterbatasan pada diri penulis. Semoga
skripsi ini bermanfaat bagi kemajuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.
Jakarta, 12 Mei 2016
Penulis
Ams
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 6
C. Pembatasan Masalah ....................................................................... 6
D. Perumusan Masalah ......................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ............................................................................. 7
F. Manfaat Penelitian ........................................................................... 7
BAB II KAJIAN TEORETIS
A. Kajian Teori
1. Tanda Baca .................................................................................... 9
a. Pengertian Tanda Baca ............................................................... 9
b. Penggunaan Tanda Baca ............................................................. 10
2. Paragraf ........................................................................................ 30
a. Pengertian Paragraf .................................................................... 30
b. Syarat-Syarat Paragraf ............................................................... 32
c. Ciri-Ciri dan Fungsi Paragraf .................................................... 33
d. Jenis-Jenis Paragraf .................................................................... 35
3. Paragraf Deskripsi ......................................................................... 36
a. Pengertian Paragraf Deskripsi .................................................... 36
4. Analisis Kesalahan ........................................................................ 39
vi
a. Pengertian Analisis Kesalahan .................................................... 39
b. Penyebab Terjadinya Kesalahan ................................................. 40
B. Penelitian yang Relevan .................................................................. 42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 47
B. Metode Penelitian ............................................................................ 47
C. Populasi dan Sampel ....................................................................... 48
D. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 49
E. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data .................................... 49
F. Langkah Analisis Data .................................................................... 51
G. Instrumen Penelitian ........................................................................ 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ................................................................................. 55
B. Analisis dan Interpretasi Data ......................................................... 62
BAB V PENUTUP
A. Simpulan .......................................................................................... 71
B. Saran ......................................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Daftar Nama Siswa Bimbingan Belajar Tingkat SMP Ganesha
Operation Cengkareng, Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2015/2016” dan
Nomor Karangan ................................................................................... 55
Tabel 4.2 Kategori Paragraf Deskripsi pada Siswa Bimbingan Belajar Tingkat
SMP Ganesha Operation Cengkareng, Jakarta Barat Tahun Pelajaran
2015/2016 .............................................................................................. 55
Tabel 4.3 Klasifikasi Kesalahan Penggunaan Tanda Baca dalam Paragraf
Deskripsi pada Siswa Bimbingan Belajar Tingkat SMP di Ganesha
Operation Cengkareng, Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2015/2016 ....... 57
Tabel 4.4 Deskripsi Kesalahan Penggunaan Tanda Baca dalam Paragraf Deskripsi
pada Siswa Bimbingan Belajar Tingkat SMP di Ganesha Operation
Cengkareng, Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2015/2016 ........................ 58
Tabel 4.5 Analisis Kesalahan Tanda Baca dalam Paragraf Deskripsi pada Siswa
Bimbingan Belajar Tingkat SMP di Ganesha Operation Cengkareng,
Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2015/2016 ............................................. 62
Tabel 4.6 Persentase Kesalahan Tanda Baca dalam Paragraf Deskripsi pada Siswa
Bimbingan Belajar Tingkat SMP di Ganesha Operation Cengkareng,
Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2015/2016 ............................................. 69
Tabel 6.1 Tabel Uji Referensi ................................................................................ 74
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Uji Referensi
Lampiran 2 : Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 3 : Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 4 : Profil bimbingan belajar Ganesha Operation
Lampiran 5 : Agenda kelas bimbingan belajar Ganesha Operation
Cengkareng, Jakarta Barat
Lampiran 6 : Hasil paragraf deskripsi siswa bimbingan belajar tingkat
SMP Ganesha Operation Cengkareng, Jakarta Barat
Lampiran 7 : Biodata Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu bahasa dan sastra berfungsi sebagai pendukung pengembangan
keterampilan berbahasa peserta didik. Pengembangan keterampilan berbahasa
akan optimal apabila dipraktikkan dalam serangkaian pelatihan dan tugas yang
ditindaklanjuti. Oleh karena itu, praktik berbahasa peserta didik menjadi tuntutan
utama bagi pendidk atau guru.
Pengajaran bahasa merupakan kunci sukses bagi segala kegiatan pendidikan.
Pengetahuan itu dapat tersampaikan karena bahasa. Tanpa bahasa, semua
pengetahuan yang hendak disampaikan sia-sia. Oleh karena itu, bahasa menjadi
media penyampaian pengetahuan dalam kegiatan pendidikan.
Pembelajaran bahasa yaitu belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,
pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan pada peningkatan kemampuan peserta
didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik
secara lisan maupun tulisan.
Berkenaan dengan hal tersebut, guru harus mampu menjadi penyedia wahana
berbahasa peserta didik. Dalam pembelajaran, peserta didik harus melakukan
praktik berbahasa, baik mendengar, membaca, berbicara, dan menulis. Praktik
berbahasa tersebut harus ditindaklanjuti sampai tuntas sehingga memberikan
pencerahan dalam pengembangan logika, etika, dan estetika peserta didik.
Bahasa merupakan alat komunikasi yang berwujud lisan dan tulisan yang
dipergunakan oleh perorangan maupun kelompok. Tanpa ada bahasa berarti tidak
2
ada masyarakat atau lingkungan sosial. Bahasa berfungsi di tengah kehidupan
manusia yang nantinya akan membentuk masyarakat atau kelompok sosial
tertentu.
Bahasa tulis memiliki karakteristik berbeda dengan karakteristik bahasa lisan.
Di dalam bahasa lisan, orang akan lebih mudah untuk memahami maksud penutur
pengucapnya. Hal ini dikarenakan adanya intonasi pada pengucapan kalimat-
kalimat yang dituturkan. Dalam bahasa tulis, penulis hendaknya menguasai tata
cara penulisan, termasuk di dalamnya tanda baca yang berfungsi sebagai intonasi
atau jeda dalam tulisan agar mudah dipahami.
Tanda baca merupakan alat bantu berupa tanda-tanda baca untuk memperjelas
maksud serta tujuan yang terkandung dari bahasa itu sendiri. Tanpa adanya tanda
baca, suatu bahasa akan sangat sulit memfungsikan dirinya sebagai sarana
komunikasi. Jadi, penuturan kalimat atau tulisan yang tidak disertai dengan tanda
baca merupakan suatu teka-teki bagi pembaca, sehingga pemaknaan pembaca
terhadap kalimat atau tulisan akan berbeda-beda.
Memahami tentang penggunaan serta penempatan tanda baca, akan dapat
mempengaruhi hasil suatu karangan untuk menunjang peningkatan keterampilan
dalam berbahasa. Menyusun karangan yang bermutu, hendaknya memperhatikan
penggunaan tanda baca. Penggunaan tanda baca dalam karangan ini, juga dapat
memperjelas makna dan intonasi dari suatu kalimat sehingga memudahkan
pembaca dalam memahami isi paragrafnya.
Menyusun suatu paragraf, seorang penulis hendaknya memahami hal-hal
penting yang ada di dalamnya seperti pemilihan kata, penggunaan kalimat-kalimat
3
efektif, dan penggunaan tanda-tanda baca, sehingga pengarang dapat
menghasilkan suatu karangan yang berkualitas dan bermutu, serta isinya mudah
dipahami oleh pembaca. Penggunaan tanda baca sangatlah penting dalam
menyusun paragraf, agar penulis atau pengarang dapat lebih mudah dalam
menyampaikan isi paragrafnya kepada pembaca sehingga pembaca dapat
memahami isi paragraf dengan cepat.
Berdasarkan pengalaman penulis, dijumpai dalam praktik pembelajaran
bahasa Indonesia di sekolah-sekolah, misalnya di SD (Sekolah Dasar). Penerapan
EYD (Ejaan yang Disempurnakan) khususnya tanda baca, penerapannya belum
tuntas ketika kegiatan menulis di sekolah. Ketika di sekolah dasar, seseorang
mendapatkan pembelajaran menulis. Akan tetapi, hal yang diajarkan sebatas
penggunaan huruf kapital yang benar dan tepat. Penggunaan tanda baca biasanya
tanda baca titik dan tanda baca koma. Padahal masih ada tanda baca lain yang
harus diperkenalkan dalam pembelajaran menulis.
Keterampilan menulis dalam pembelajaran bahasa Indonesia merupakan
kegiatan menuangkan pikiran seseorang atau penulis yang sifatnya tertulis.
Tertulis di sini maksudnya, pikiran atau gagasan diaplikasikan ke dalam media
tulis seperti: buku, koran, majalah, maupun artikel di internet. Dengan demikian,
menulis dapat dilihat dan dibaca oleh si pembaca, sehingga sangatlah penting
untuk diajarkan sejak dini. Hal ini di samping dapat dijadikan bekal untuk jenjang
sekolah yang lebih tinggi, juga berfungsi melatih peserta didik di dalam
menyampaikan atau mengungkapkan buah pikirannya secara teratur, baik
berbentuk kalimat maupun berupa paragraf.
4
Tulisan merupakan refleksi buah pikiran seseorang. Sistematik atau tidaknya
tulisan seseorang dipengaruhi oleh cara berpikirnya. Sebelum menulis, seseorang
harus terlebih dahulu memahami benar butir-butir pikiran yang hendak
dikemukakannya. Sistem yang terbentuk dari butir-butir itu menjadikan arah cara
berpikir yang jernih, dan pada akhirnya membantu mewujudkan penyajian yang
sistematik.
Sejalan perkembangan pendidikan di zaman sekarang ini, tempat belajar tidak
sebatas di lingkungan sekolah saja. Banyak bermunculan jasa-jasa tempat belajar
tambahan yang lebih luwes, inovatif, dan menarik. Bahkan tidak jarang yang
memberikan janji kelulusan 100% pada UN (Ujian Nasional). Jasa-jasa tempat
belajar tambahan ini biasa disebut bimbingan belajar.
Banyak orang tua yang memberikan tambahan belajar anaknya ke tempat
bimbingan belajar. Orang tua mempercayakan anaknya belajar di tempat tersebut
dengan berbagai alasan. Pertama, orang tua tidak ada waktu mengajarkan anaknya
karena sibuk dengan pekerjaannya di rumah atau di luar. Kedua, dengan
memberikan tambahan belajar di tempat bimbingan belajar berharap anaknya
lebih mendalami materi pelajaran di sekolah. Ketiga, keinginan orang tua agar
anaknya mendapat nilai lebih dan peringkat di sekolah. Keempat, orang tua tidak
jarang yang beralasan untuk mengurangi waktu bermain anaknya di rumah
dikarenakan kekhawatiran anaknya salah bergaul di lingkungan masyarakat.
Kelima, belajar di tempat bimbingan belajar lebih efektif dan kondusif karena
dalam satu ruangan belajarnya hanya beberapa siswa dan belajar lebih interaktif.
5
Pembelajaran yang efektif dan efisien dapat membuat hasil belajar siswa
menjadi optimal. Dalam kenyataannya masih jauh dari yang diharapkan. Dalam
hal ini, terutama terjadi dalam pembelajaran keterampilan menulis karangan
deskripsi di bimbingan belajar, khususnya di tingkat pendidikan SMP.
Pembelajaran keterampilan menulis karangan deskripsi, masih banyak
ditemukan kesalahan dalam menerapkan tanda baca. Hal inilah yang menjadi
alasan penulis meneliti kesalahan tanda baca pada karangan deskripsi dalam
pembelajaran bahasa Indonesia di bimbingan belajar Ganesha Operation
Cengkareng, Jakarta Barat.
Adapun alasan yang dilakukan peneliti terhadap masalah penerapan tanda
baca dalam menulis karangan deskripsi di bimbingan belajar Ganesha Operation
Cengkareng, Jakarta Barat adalah keterampilan siswa tersebut dalam menerapkan
tanda baca pada karangan deskripsi masih ditemukan kesalahan penggunaannya.
Hal ini terlihat ketika mereka mendapat tugas mengarang bebas, ternyata masih
banyak yang tidak menghiraukan tanda baca yang benar dan tepat.
Oleh karena itu, penulis ingin meningkatkan keterampilan menulis terutama
dalam karangan deskripsi yang menerapkan tanda baca yang benar dan tepat.
Atas dasar tersebut, judul penelitian yang diajukan penulis untuk penyusunan
skripsi adalah “Kesalahan Penggunaan Tanda Baca dalam Paragraf Deskripsi pada
Siswa Bimbingan Belajar Tingkat SMP di Ganesha Operation Cengkareng,
Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2015/2016”
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa
masalah yang terdapat pada ketidakberhasilan pengajaran bahasa dan sastra
Indonesia, di antaranya:
1. Banyak siswa yang masih belum tepat menerapkan tanda baca dalam menulis
paragraf.
2. Pembelajaran menulis bahasa Indonesia di sekolah maupun di bimbingan
belajar belum optimal.
3. Kurangnya penggunaan media dalam pembelajaran menulis.
4. Kurangnya motivasi pada siswa untuk berlatih menulis.
C. Pembatasan Masalah
Suatu penelitian harus dibatasi agar penelitian terarah dan tujuan penelitian
tercapai. Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan pada permasalahan
kesalahan penggunaan tanda baca dalam paragraf deskripsi pada siswa bimbingan
belajar tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama) di Ganesha Operation
Cengkareng, Jakarta Barat semester genap tahun pelajaran 2015/2016.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, rumusan penelitian ini adalah:
Bagaimanakah kesalahan penggunaan tanda baca dalam paragraf deskripsi pada
siswa bimbingan belajar tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama) di Ganesha
Operation Cengkareng, Jakarta Barat semester genap tahun pelajaran 2015/2016?
7
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah disebutkan di atas, penelitian ini bertujuan
untuk menjelaskan kesalahan penggunaan tanda baca dalam paragraf deskripsi
pada siswa bimbingan belajar tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama) di
Ganesha Operation Cengkareng, Jakarta Barat semester genap tahun pelajaran
2015/2016.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
Secara praktis, manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian, yaitu
a. Menambah wawasan dan pengetahuan para siswa dalam menerapkan tanda
baca dalam paragraf deskripsi.
b. Memperbaiki kesalahan berbahasa khususnya dalam keterampilan
menulis.
c. Menjadi sumber masukan bagi peneliti lain yang ingin mengembangkan
penelitian lebih lanjut tentang penerapan tanda baca yang baik dan benar
dalam menulis.
2. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian penerapan tanda baca dalam paragraf deskripsi pada
pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di bimbingan belajar Ganesha
Operation Cengkareng, Jakarta Barat tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama)
semester genap tahun pelajaran 2015/2016, secara teoretis dapat digunakan
8
sebagai sumbangan pemikiran bagi para pembaca yang ingin menulis suatu
paragraf yang baik dan benar.
9
BAB II
LANDASAN TEORETIS
A. Kajian Teori
1. Tanda Baca
a. Pengertian Tanda Baca
Tanda baca adalah tanda-tanda yang digunakan di dalam bahasa tulis agar
kalimat-kalimat yang kita tulis dapat dipahami orang persis seperti yang kita
maksudkan.1Berbeda dengan pendapat Kusno Budi Santoso bahwa, “tanda
baca adalah suatu alat kalimat yang berupa tanda-tanda ekstra lingual, seperti
koma (,), titik (.), tanda seru (!), dan sebagainya yang sangat besar peranannya
dalam menentukan makna kalimat”.2
Salah satu yang sering diabaikan orang dalam menulis adalah penggunaan
tanda baca (pungtuasi). Padahal, tanda baca dapat membantu seseorang dalam
memahami isi bacaan. Coba bayangkan jika sebuah teks atau wacana tidak
menggunakan tanda baca. Sudah tentu, bacaan tersebut tidak dapat dipahami.3
Jadi, tanda baca merupakan tanda-tanda ekstra lingual yang diterapkan
dalam bahasa tulis. Tanda baca diterapkan agar kalimat-kalimat yang ditulis
dapat dimengerti maknanya sesuai apa yang ingin dimaksudkan si penulis.
1 Abdul Chaer, Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, Edisi
Revisi, Cet. ke-2, 2006), hlm. 71-72. 2 Kusno Budi Santoso, Problematika Bahasa Indonesia: Sebuah Analisis Praktis Bahasa
Baku, (Jakarta: PT Rineka Cipta, Cet. ke-1, 1990), hlm. 128. 3 Ramlan A. Gani dan Mahmudah Fitriyah Z.A, Pembinaan Bahasa Indonesia, (Jakarta:
UIN Press, Cet. ke-1, 2007), hlm. 43.
10
b. Penggunaan Tanda Baca
Pemakaian tanda baca dalam Ejaan bahasa Indonesia yang Disempurnakan
mencakup pengaturan tanda titik, tanda koma, tanda titik koma, tanda titik dua,
tanda hubung, tanda pisah, tanda elipsis, tanda tanya, tanda seru, tanda kurung,
tanda kurung siku, tanda petik, tanda petik tunggal, tanda ulang, tanda garis
miring, dan penyingkat (apostrof).4
1) Tanda Titik (.)
a) Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau
seruan.
Misalnya:
(1) Ibuku berasal dari Jakarta.
(2) Kau saja yang kesana.
(3) Dia menanyakan dimana rumahnya.
(4) Hari ini tanggal 30 April 2016.
(5) Marilah kita pergi bersama-sama.
(6) Sudilah kiranya Saudara mengabulkan permohonan ini.
b) Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan,
ikhtisar, atau daftar.
Misalnya:
(1) III. Departemen Dalam Negeri
A. Direktorat Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa
B. Direktorat Jenderal Agraria
4 E. Zaenal Arifin dan S Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia: Untuk Perguruan
Tinggi, (Jakarta: Akademika Pressindo, Edisi Revisi, 2009), hlm. 197.
11
1. …
(2) 1. Patokan Umum
1.1 Isi Karangan
1.2 Ilustrasi
1.2.1 Gambar Tangan
1.2.2 Tabel
1.2.3 Grafik
Catatan:
Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu
bagan atau ikhtisar jika angka atau huruf itu merupakan yang terakhir
dalam deretan angka atau huruf.
c) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu.
Misalnya:
Pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)
d) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan jangka waktu.
Misalnya:
(1) 1.35.20 jam (1 jam, 35 menit, 20 detik)
(2) 0.20.30 jam (20 menit, 30 detik)
(3) 0.0.30 jam (30 detik)
12
e) Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak
berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan tempat terbit dalam
daftar pustaka.
Misalnya:
Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia, Jakarta:
Rineka Cipta.
f) Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Misalnya:
(1) Desa itu berpenduduk 24.200 orang.
(2) Gempa yang terjadi semalam menewaskan 1.231 jiwa.
g) Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya
yang tidak menunjukkan jumlah.
Misalnya:
(1) Ia lahir pada tahun 1990 di Jakarta.
(2) Lihat halaman 2345 seterusnya.
(3) Nomor gironya 5645678.
h) Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala
karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
Misalnya:
(1) Acara kunjungan Susilo Bambang Yudhoyono
(2) Bentuk dan Kedaulatan (Bab 1 UUD ‟45)
(3) Salah Asuhan
13
i) Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal suat
atau (2) nama dan alamat surat.
Misalnya:
(1) Jalan Daan Mogot 82 (tanpa titik)
Jakarta (tanpa titik)
30 April 2016 (tanpa titik)
(2) Yth. Sdr. Iryanto (tanpa titik)
Jalan Semanan Raya 70 (tanpa titik)
Tangerang (tanpa titik)
Atau:
(1) Kantor Penempatan Tenaga (tanpa titik)
(2) Jalan Cikini 71 (tanpa titik)
(3) Jakarta (tanpa titik)
2) Tanda Koma (,)
a) Tanda koma dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atau
pembilangan.
Misalnya:
(1) Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
(2) Surat biasa, surat kilat, maupun surat khusus memerlukan prangko.
(3) Satu, dua, … tiga!
14
b) Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari
kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau
melainkan.
Misalnya:
(1) Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
(2) Riki bukan anak saya, melainkan anak Pak Edi.
c) Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
Misalnya:
(1) Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
(2) Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
d) Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.
Misalnya:
(1) Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
(2) Dia lupa akan janjinya karena sibuk.
(3) Dia tahu bahwa soal itu penting.
e) Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antar
kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh
karena itu, jadi, lagi pula,meskipun begitu, akan tetapi.
Misalnya:
(1) …. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati.
(2) …. Jadi, soalnya tidak semudah itu.
15
f) Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh,
kasihan dari kata lain yang terdapat di dalam kalimat.
Misalnya:
(1) O, begitu?
(2) Wah, bukan main!
(3) Hati-hati, ya, nanti jatuh.
g) Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian
lain dalam kalimat.
Misalnya:
(1) Kata ibu “Saya gembira sekali.”
(2) “Saya gembira sekali,” kata ibu, “karena kamu lulus.”
h) Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian
alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau
negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya:
(1) Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas
Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan raya Salemba 6, Jakarta.
(2) Sdr. Abdullah, Jalan Pisang Batu 1, Bogor
(3) Tangerang, 11 Januari 2016
(4) Kuala Lumpur, Malaysia.
i) Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik
susunannya dalam daftar pustaka.
16
Misalnya:
(1) Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta:
Rineka Cipta.
j) Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
Misalnya:
(1) W.J.S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang-
mengarang (Jogjakarta:UP Indonesia, 1967), hlm. 4.
k) Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang
mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri,
keluarga, atau marga.
Misalnya:
(1) Ratulangi, S.E.
(2) Ny. Khadijah, M.A.
l) Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah
dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Misalnya:
(1) 12,5 m
(2) Rp12,50
m) Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya
tidak membatasi. (Lihat juga pemakaian tanda pisah, Bab V, Pasal F.)
Misalnya:
(1) Guru saya, Pak Ahmad, pandai sekali.
17
(2) Di daerah kami, misalnya, masih banyak orang laki-laki yang
makan sirih.
(3) Semua siswa, baik yang laki-laki maupun perempuan, mengikuti
latihan paduan suara.
Bandingkan dengan keterangan pembatas yang pemakaiannya tidak
diapit tanda koma:
(1) Semua siswa yang lulus ujian mendaftarkan namanya pada panitia.
n) Tanda koma dapat dipakai untuk menghindari salah baca di belakang
keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
Misalnya:
(1) Dalam upaya pembinaan dan pengembangan bahasa, kita
memerlukan sikap yang sungguh-sungguh.
(2) Atas bantuan Agus, Karyadi mengucapkan terima kasih.
Bandingkan dengan:
(1) Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam
pembinaan dan pengembangan bahasa.
(2) Karyadi mengucapkan terima kasih atas bantuan Agus.
o) Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari
bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langung itu
berakhir dengan tanda tanya atau seru.
Misalnya:
(1) “Di mana Saudara tinggal?” tanya Karim.
(2) “Berdiri lurus-lurus!” perintahnya.
18
3) Tanda Titik Koma (;)
a) Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian
kalimat yang sejenis dan setara.
Misalnya:
(1) Malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga.
b) Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung
untuk memisahkan kalimat yang setara dalam kalimat majemuk.
Misalnya:
(1) Ayah mengurus tanamannya di kebun itu; Ibu sibuk bekerja di
dapur; Adikmenghafal nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri
asyik mendengarkan siaran “Pilihan Pendengar”.
4) Tanda Dua Titik (:)
a) Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika
diikuti rangkaian atau pemerian.
Misalnya:
(1) Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan
lemari.
(2) Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan itu: hidup
atau mati.
b) Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau perian itu merupakan
pelengkap yang mengkahiri pernyataan.
19
Misalnya:
(1) Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
(2) Fakultas itu mempunyai Jurusan Ekonomi Umum dan Jurusan
EkonomiPerusahaan.
c) Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan
pemerian.
Misalnya:
(1) Ketua : Ahmad Wijaya
Sekretaris : S. Handayani
Bendahara : B. Hartawan
(2) Tempat Sidang : Ruang 104
Pengantar Acara : Bambang S.
Hari : Senin
Waktu : 09.30
d) Tanda titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang
menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Misalnya:
(1) Ibu : (meletakkan beberapa kopor) “Bawa kopor ini, Mir!”
(2) Amir : “Baik, Bu.” (mengangkat kopor dan masuk)
(3) Ibu : “Jangan lupa. Letakkan baik-baik!” (duduk di kursi besar)
e) Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di
antara bab danayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul
20
suatu karangan , serta (iv) diantara nama kota dan penerbit buku acuan
dalam karangan.
Misalnya:
(1) Tempo, IV (2016), 34: 7
(2) Surah Lukman: 29
(3) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: sebuah Studi,
sudah terbit.
(4) Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia.
Jakarta: Rineka Cipta.
5) Tanda Hubung (-)
a) Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh
pergantian baris.
Misalnya:
(1) Di samping cara-cara lama itu ada ju-
ga cara yang baru
Suku kata yang berupa satu vokal tidak ditempatkan pada ujung baris
atau pangkal baris.
Misalnya:
(1) Beberapa pendapat mengenai masalah itu
telah disampaikan ….
(2) Walaupun sakit, mereka tetap tidak mau
beranjak ….
21
Atau
(3) Beberapa pendapat mengenai masalah
Itu telah disampaikan ….
(4) Walaupun sakit, mereka tetap tidak
mau beranjak ….
Bukan
(5) Beberapa pendapat mengenai masalah i-
tu telah disamapaikan ….
(6) Walaupun sakit, mereka tetap tidak ma-
u beranjak ….
b) Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya
atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris.
Misalnya:
(1) Kini ada acara baru untuk meng-
ukur panas.
(2) Kukuran baru ini memudahkan kita me-
ngukur kelapa.
(3) Senjata merupakan alat pertahan-
an yang canggih.
Akhiran i tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada
pangkal baris.
c) Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Misalnya:
22
Anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan
Angka 2 sebagai tanda ulang hanya digunakan pada tulisan cepat dan
notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.
d) Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-
bagian tanggal.
Misalnya:
(1) a-m-s-a-r-i
(2) 28-4-2016
e) Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelas (i) hubungan bagian
bagian kata atauungkapan, dan (ii) penghilangan baian kelompok kata.
Misalnya:
ber-evolusi, dua puluh lima-ribuan (20 x 5.000), tang-
gung jawab-dankesetiakawanan-sosial
Bandingkan dengan:
be-revolusi, dua-puluh-lima-ribuan (1 x 25.000), tang-
gung jawab dankesetiakawanan sosial
f) Tanda hubung dipakai untuk merangkai (i) se- dengan kata berikutnya
yang dimulai dengan huruf kapital, (ii) ke- dengan angka, (iii) angka
dengan -an, (iv) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata,
dan (v) nama jabatan rangkap.
Misalnya:
se-Jakarta, ulang tahun ke-2, tahun 90-an, mem-PHK-kan, hari-H,
sinar-X; Menteri-Sekretaris Negara.
23
g) Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia
dengan unsur bahasa asing.
Misalnya:
di-skorsing
6) Tanda Pisah (―)
a) Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi
penjelasan di luar bangun kalimat.
Misalnya:
Kemerdekaan bangsa itu―saya yakin akantercapai―diperjuangkan
oleh bangsa itu sendiri.
b) Tanda pisah menegaskan adanya keterangan oposisi atau keterangan
yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
Misalnya:
Rangkaian temuan ini―evolusi, teori kenisbian, dan kini juga
pembelahan atom―telah mengubah konsepsi kita tentang alam
semesta.
c) Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti
„sampai ke‟ atau „sampai dengan‟.
Misalnya:
(1) 2015―2016
(2) Tanggal 5―10 April 2016
(3) Jakarta―Bandung
24
Catatan:
Dalam pengetikan, tanda pisah dinyatakan dengan dua buah tanda
hubung tanpa spasi sebelum dan sesudahnya.
7) Tanda Elipsis (…)
a) Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.
Misalnya:
Kalau begitu … kita kerjakan sekarang saja.
b) Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam satu kalimat atau naskah ada
bagian yang dihilangkan.
Misalnya:
Sebab-sebab kemerosotan … akan diteliti lebih lanjut.
Catatan:
Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai
empat buah titik; tiga buah titik untuk menandai penghilangan teks dan
satu untuk menandai akhir kalimat.
Misalnya:
Oleh karena itu, kita harus berhati-hati ….
8) Tanda Tanya (?)
(a) Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Misalnya:
(1) Dimana ia sekarang?
25
(2) Anda ingat, tidak?
b) Tanda tanya dipakai dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian
kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat membuktikan
kebenarannya.
Misalnya:
(1) Perusahaan itu berdiri tahun 1998 (?).
(2) Uangnya sebanyak 15 juta rupiah (?) hilang.
9) Tanda Seru (!)
a) Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa
seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan,
ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
Misalnya:
(1) Alangkah baiknya orang itu!
(2) Siapkan barisan sekarang juga!
(3) Yakin! Dia akan melakukannya.
(4) Ayo!
10) Tanda Kurung ((…))
a) Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Misalnya:
Sekarang Leny sudah memiliki KTP (Kartu Tanda Penduduk).
26
b) Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian
integral pokok pembicaraan.
Misalnya:
Anaknya diberikan nama “Permata” (jenis batuan berharga).
c) Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks
dapatdihilangkan.
Misalnya:
(1) Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi
kokain(a).
(2) Pria itu berasal dari (kota) Bandung.
d) Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan
keterangan.
Misalnya:
Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c)
modal.
11) Tanda Kurung Siku ([…])
a) Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai
koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis
orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu
memang terdapat di naskah asli.
Misalnya:
Dewan juri meng[a]gumi suaranya.
27
b) Tanda kurung siku menapit keterangan dalam kalimat penjelas yang
sudah bertanda kurung.
Misalnya:
Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II
[lihat halaman 35-38] perlu dibentangkan di sini.
12) Tanda Petik (“…”)
a) Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan
dan naskah atau bahan tertulis lain.
Misalnya:
(1) “Saya sudah mengetahuinya,” kata Mita, “ini buktinya.”
(2) Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa negara ialah bahasa
Indonesia.”
b) Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai
dalam kalimat.
Misalnya:
(1) Bacalah “Bola Lampu” dalam buku Dari Suatu Masa dari Suatu
Tempat.
(2) Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul “Rapor dan Nilai
Prestasi di SMA” dimuat dalam majalah Tempo.
(3) Sajak “Berdiri Aku” terdapat pada halaman 5 buku itu.
c) Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang
mempunyai arti khusus.
28
Misalnya:
(1) Karena ia takut tertipu, cara pembayarannya langsung di tempat
yang biasa disebut “COD (Cash on Delivery)”.
(2) Model potongan rambutnya selalu saja “mohawk”.
d) Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan
langsung.
Misalnya:
Kata Ibu, “Jangan hanya diam saja.”
e) Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di
belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai
dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.
Misalnya:
(1) Karena sering ke perpustakaan, Mita mendapat julukan “si Kutu
Buku”.
(2) Setelah lulus ujian seleksi masuk kerja, Selanjutnya Beno “Face to
Face” untuk diwawancara.
Catatan:
Tanda petik pembuka dan tanda petik penutup pada pasangan tanda
petik itu ditulis sama tinggi di sebelah atas baris.
13) Tanda Petik Tunggal („…‟)
a) Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan
lain.
29
Misalnya:
(1) Tanya Aam, “Kau dengar bunyi „dug-dug‟ tadi?”
(2) “Semalam aku mendengar orang teriak „Tolong!‟, dan aku pun
mencari sumber suara itu,” ujar Pak Yanto.
b) Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata
atau ungkapan asing.
Misalnya:
(1) Kaya hati „Pemurah‟
(2) Open „buka‟
(3) Bilingual „dua bahasa‟
14) Tanda Garis Miring (/)
a) Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat dan nomor pada alamat
dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Misalnya:
(1) No. 7/IV/2016
(2) Jalan Dharma III/10
(3) tahun pelajaran 2015/2016
b) Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap.
Misalnya:
(1) dikirimkan lewat „dikirimkan lewat
darat/laut darat atau laut‟
(2) harganya Rp500,00/buah „harganya Rp500,00 tiap buah‟
30
15) Tanda Penyingkat atau Apostrof („ )
Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian
angka tahun.
Misalnya:
(1) Aku „kan pergi sekarang. („kan = akan)
(2) Ia „lah menuduhku. („lah = telah)
(3) 21 April ‟16. (‟16 = 2016)5
2. Paragraf
a. Pengertian Paragraf
Seseorang yang menguasai bahasa lisan secara aktif belum tentu
menguasai bahasa tulis secara aktif. Banyak orang yang pandai berbicara di
depan umum, tetapi tidak mudah menuangkan idenya dalam bentuk bahasa
tulis.
Dalam penguasaan bahasa tulis, salah satu hal yang perlu diingat ialah
penguasaan menyusun paragraf yang baik. Seorang penulis dituntut untuk
menuangkan ide dan pikirannya secara teratur dan terorganisasi ke dalam
jenjang-jenjang tulisan: kata/diksi, kalimat, paragraf, subbab, bab/wacana, dan
buku. Tentu saja, seorang tidak akan mampu membuat sebuah paragraf jika
tidak menguasai sistem ejaan, penggunaan kata, dari kalimat dengan baik.
Kemampuan menerapkan Ejaan yang Disempurnakan, memilih diksi yang
tepat, dan membuat kalimat efektif tidak sepenuhnya menjamin seseorang
5Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia, Pedoman Umum Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, (Jakarta: Balai
Pustaka, Edisi ke-2, Cet. ke-17, 1991), hlm. 53-68.
31
dapat menulis dengan baik. Ada satu syarat yang sangat penting yang harus
dipenuhi oleh penulis yaitu seseorang dituntut mampu menghubung-
hubungkan kalimat dengan kalimat dalam satu kesatuan yang koheren/padu.6
Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan.
Dalam paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua
kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama
atau kalimat topik, kalimat-kalimat penjelas sampai pada kalimat penutup.
Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam suatu rangkaian untuk
membentuk sebuah gagasan.7
Paragraf adalah rangkaian kalimat yang secara bersama-sama menjelaskan
suatu unit ide atau gagasan pengarang. Kalimat-kalimat tersebut saling
berhubungan dan tarik-menarik (kohesi).8
Paragraf adalah satuan bahasa tulis yang terdiri dari beberapa kalimat.
Kalimat-kalimatnya harus disusun secara runtut dan sistematis.Paragraf
merupakan satu kesatuan kalimat yang padu dan utuh.9
Berdasarkan uraian di atas, paragraf merupakan serangkaian kalimat yang
terdiri dari satu kalimat utama atau kalimat topik dan beberapa kalimat
penjelas. Antara satu kalimat dengan kalimat lain dalam paragraf tersebut
saling berhubungan (koheren/padu) dan tarik-menarik (kohesi).
6Ramlan A.Gani dan Mahmudah Fitriyah Z.A, op. cit., hlm.128-129.
7 Sabarti Akhadiah, dkk.,Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Erlangga, Cet. ke-14, 1988), hlm. 144. 8 Asul Wiyanto, Terampil Menulis Paragraf, (Jakarta: Grasindo, 2004), hlm. 32.
9 Kunjana Rahardi, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Erlangga, 2009),
hlm. 101.
32
b. Syarat-Syarat Paragraf
Dalam menyusun paragraf yang baik, seorang penulis dituntut untuk
memperhatikan syarat paragraf yang baik, yaitu kesatuan dan kepaduan
(koherensi).
1) Kesatuan
Tiap alinea hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu
topik.Fungsi alinea adalah mengembangkan gagasan pokok atau topik
tersebut. Oleh karena itu, dalam pengembangannya tidak boleh ada unsur-
unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik atau gagasan
tersebut. Alinea dianggap mempunyai kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam
alinea itu tidak terlepas dari topiknya atau selalu relevan dengan topik.
2) Koherensi
Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah alinea ialah koherensi atau
kepaduan, yakni adanya hubungan yang harmonis, yang memperhatikan
kesatuan kebersamaan antara satu kalimat dengan kalimat yang lainnya dalam
sebuah alinea. Alinea yang memiliki koherensi akan sangat memudahkan
pembaca mengikuti alur pembahasan yang disuguhkan. Ketiadaan Koherensi
dalam sebuah alinea akan menyulitkan pembaca untuk menghubungkan satu
kalimat dengan kalimat lainnya. Dalam koherensi, termasuk pula keteraturan
(sistematika)urutan gagasan. Gagasan dituturkan pula secara teratur dari satu
detail ke detail berikutnya, dari satu fakta ke fakta selanjutnya, dari satu soal
ke soal yang lain, sehingga pembaca dapat dengan mudah mengikuti uraian
yang disajikan dengan seksama. Untuk menyatakan kepaduan atau koherensi
33
dari sebuah alinea, ada bentuk lain yang sering digunakan yaitu penggunaan
kata atau frasa (kelompok kata) dalam bermacam-macam hubungan.10
c. Ciri-ciri dan Fungsi Paragraf
Sesuatu yang bersifat abstrak lebih sulit dipahami dibandingkan dengan
sesuatu yang lebih kecil dan konkret. Pemahaman pada dasarnya ialah
memahami bagian-bagian kecil serta hubungan antar bagian-bagian itu dalam
rangka keseluruhan. Karangan pun dapat dikategorikan sebagai suatu yang
abstrak. Maka untuk memahaminya karangan itu perlu dipecah-pecahkan
menjadi bagian-bagian kecil yang dikenal dengan istilah paragraf.
Di bawah ini merupakan ciri-ciri dan fungsi paragraf, yaitu:
1) Ciri-ciri paragraf
a) Kalimat pertama berketuk ke dalam lima ketukan spasi untuk jenis
karangan biasa, misalnya surat, dan delapn ketukan untuk jenis
karangan ilmiah formal, misalnya: makalah, skripsi, tesis, dan disertasi.
Karangan berbentuk lurus dan tidak berketuk (Block Style) ditandai
dengan jarak spasi merenggang, satu spasi lebih banyak dari jarak antar
baris lainnya.
b) Paragraf menggunakan pikiran utama (gagasan utama) yang dinyatakan
dalam kalimat topik.
10
Muharidwan, “Menulis Paragraf,” artikel diakses pada 15 april 2016 dari
http://vixionholick.wordpress.com/2011/11/22syarat-syarat-paragraf-alinea.
34
c) Setiap paragraf menggunakan sebuah kalimat topik dan selebihnya
kalimat pengembang yang berfungsi menjelaskan, menguraikan atau
menerangkan pikiran utama yang ada dalam kalimat topik.
d) Kalimat menggunakan pikiran penjelas yang dinyatakan dalam kalimat
penjelas, kalimat ini berisi tentang detail-detail kalimat topik. Paragraf
bukan kumpulan kalimat-kalimat topik. Paragraf hanya berisi satu
kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas. Setiap kalimat penjelas
berisi detail yang sangat spesifik, dan tidak mengulang pikiran penjelas
lainnya.
2) Fungsi paragraf
Dalam karangan yang panjang, paragraf mempunyai ciri-ciri dan fungsi
yang penting.Dengan paragraf itu pengarang dapat mengekspresikan
keseluruhan gagasan secara utuh, runtut, lengkap, menyatu dan sempurna
sehingga bermakna dan dapat dipahami oleh pembaca sesuai dengan
keinginan penulisnya.Lebih jauh daripada itu, paragraf dapat mendinamiskan
sebuah karangan sehingga menjadi lebih hidup, dinamis, dan energik
sehingga pembaca menjadi penuh semangat.Artinya, paragraf mempunyai
ciri-ciri dan fungsi strategis dalam menjembatani gagasan penulis dan
pembacanya.
Melalui penjelasan di atas tersirat beberapa fungsi paragraf, yaitu:
a) Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk sesuatu atau
pikiran dan perasaan dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara
logis, dalam suatu kesatuan.
35
b) Menandai peralihan (pergantian) gagasan baru bagi karangan yang terdiri
dari beberapa paragraf, ganti paragraf berarti ganti pemikiran.
c) Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis, dan memudahkan
pemahaman bagi pembaca.
d) Memudahkan pengembangan topik kedalam satuan, satuan unit pikiran
lebih kecil, dan
e) Memudahkan pengendalian variabel terutama karangan yang terdiri atas
beberapa variabel.11
Berdasarkan penjelasan di atas, fungsi paragraf adalah memudahkan
pemahaman ide pokok pengarang, mengembangkan ide pokok pengarang
secara sistematis, dan sebagai penyampai ide pokok pengarang kepada
pembaca.
d. Jenis-Jenis Paragraf
Dilihat dari segi tujuan, paragraf terbagi atas tiga: paragraf pembuka
(pendahuluan), penghubung (penguraian), dan penutup (kesimpulan dari semua
wacana). Jika dilihat dari isinya, paragraf terdiri dari:
1) Eksposisi adalah bentuk wacana yang memaparkan suatu informasi dengan
sejelas-jelasnya.
2) Narasi adalah bentuk wacana yang menceritakan kejadian secara
kronologis.
11
Widjono Hs., Bahasa Indonesia: Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi, (Jakarta: Grasindo, Edisi Revisi, Cet. ke-3, 2011), hlm.174-175.
36
3) Argumentasi adalah bentuk wacana yang mengemukakan ide dengan
bukti, sumber atau fakta.
4) Deskripsi adalah bentuk wacana yang menggambarkan suatu objek,
keadaan, suasana, dan lain-lain.
3. Paragraf Deskripsi
a. Pengertian Paragraf Deskripsi
Paragraf deskriptif adalah paragraf yang berisi tentang melukiskan atau
menggambarkan apa saja yang dilihat di depan mata penulisnya. Paragraf ini
bersifat loyal terhadap tata ruang atau tata letak objek yang dituliskan,
penyajiannya dapat berurutan dari atas ke bawah bawah atau sebaliknya, dari
depan ke belakang.12
Deskripsi berkaitan dengan kesan pancaindra.Melalui
deskripsi, pembaca diajak melihat, mendengar atau merasakan sesuai dengan
yang dilukiskan.13
Sesuatu yang dideskripsikan tidak hanya terbatas pada apa yang kita lihat
dan kita dengar saja, tetapi yang dapat kita rasa dan kita pikir, seperti rasa
takut, cemas, tegang, jijik, haru, dan kasih sayang. Begitupula suasana yang
timbul dari suatu peristiwa seperti suasana mencekam, putus asa, kemesraan,
dan keromantisan panorama, pantai.14
12
Kunjana Rahardi, Penyuntingan Bahasa Indonesia untuk Karang-Mengarang, (Jakarta:
Erlangga, Cet. ke-1, 2009), hlm.166. 13
Sudarno dan Eman A. Rahman, Terampil berbahasa Indonesia, (Jakarta: PT Hikmat
Syahid Indah, 1986 ), hlm. 117. 14
Novi Resmini, dkk.,Membaca dan Menulis di SD: Teori dan Pengajarannya, (Jakarta:
UPI PRESS, 2006 ), hlm.116.
37
Berdasarkan kategori yang lazim, ada dua objek yang diungkapkan dalam
deskripsi yaitu orang dan tempat.15
1) Deskripsi orang
Yaitu mendeskripsikan tentang orang, adapun macam-macam dari
deskripsi orang yaitu:
2) Deskripsi keadaan fisik
Deskripsi fisik bertujuan memberi gambaran yang sejelas-jelasnya tentang
keadaan tubuh seseorang tokoh. Deskripsi ini banyak bersifat objektif.
3) Deskripsi keadaan sekitar
Deskripsi keadaan sekitar yaitu penggambaran seseorang yang
mengelilingi sang tokoh, misalnya menggambarkan tentang aktivitas-
aktivitas yang dilakukan, pekerjaan atau jabatan, pakaian, tempat
kediaman, dan kendaraan yang ikut menggambarkan watak seseorang.
4) Deskripsi watak atau tingkah laku perbuatan
Mendeskripsikan watak seseorang ini memang paling sulit dilakukan. Kita
harus mampu menafsirkan tabir yang terkandung dibalik fisik manusia.
Dengan kecermatan dan keahlian kita, kita harus mampu mengidentifikasi
unsur-unsur dan kepribadian seorang tokoh. Kemudian, menampilkan
dengan jelas unsur-unsur yang dapat memperlihatkan karakter yang
digambarkan.
5) Deskripsi gagasan-gagasan tokoh
15
Ibid.,hlm. 118.
38
Hal ini memang tidak dapat diserap oleh pancaindera manusia. Namun,
antara perasaan dan unsur fisik mempunyai hubungan erat. Pancaran
wajah, pandangan mata, gerak bibir, dan gerak tubuh merupakan petunjuk
tentang keadaan perasaan seseorang pada waktu itu.16
6) Deskripsi tempat
Tempat memegang peranan yang sangat penting dalam setiap peristiwa
Tidak ada peristiwa yang terlepas dari lingkungan dan tempat. Semua
kisah akan selalu mempunyai latar belakang tempat. Jika kita melukiskan
sebuah tempat, hendaknya kita bekerja dengan mengikuti cara yang logis
dalam menyusun perincian.17
Menurut Sudarno dan Eman A. Rahman paragraf deskripsi terbagi menjadi
dua macam, yaitu deskripsi ekspositoris dan deskripsi improsionistik (sugestif).
Deskripsi ekspositoris, penulis hanya ingin memberitahukan memperlihatkan
atau mendengarkan sesuatu kepada pembaca. Ada atau tidak adanya kesan
pembaca tidak menjadi masalah bagi penulis, sedangkan deskripsi
improsionistik menimbulkan suatu kesan pada para pembaca, kesan itu bisa
bermacam-macam, misalnya: menarik hati (minat), benci, seram, indah, jijik,
cantik, tampan.18
Langkah-langkah menulis deskripsi sebagai berikut:
(1) Menentukan apa yang akan dideskripsikan, apakah akan
mendeskripsikan tempat atau orang.
(2) Merumuskan tujuan pendeskripsian
16
Ibid.,hlm. 118-121. 17
Ibid.,hlm.121. 18
Sudarno dan Eman A. Rahman, op.cit.,hlm.135.
39
(3) Menetapkan bagian yang akan dideskripsikan
(4) Memerinci dan mensistematiskan hal-hal yang menunjang kekuatan
bagian yang akan dideskripsikan.19
Contoh paragraf deskriptif:
“Setelah menempuh jalan sepanjang kurang-lebih lima kilometer yang
kiri-kanannya penuh kandang kuda. Anda akan menemukan deretan rumah
gedig yang sangat mirip satu sama lain. Di sana sini tampak anak-anak
sampai dewasa, bahkan sampai usia lanjut berseleweran bagaikan semut
rangrang yang bubar karena terinjak. Itulah Pesantren Salafi al-Hidayah
pimpinan Haji Ma`mun Bajuri. Deretan rumah berdinding anyaman bambu
(orang kampung itu bilang gedig) yang mirip satu sama lain tadi tidak lain
adalah pemukiman dan sekaligus tempat berlangsungnya segala aktivitas
santri dari pagi hingga malam. Yang tampak hanyalah santri laki-laki
(aulad) sedangkan santri wanita (banat) selalu dipingit alias tidak
diperbolehkan keluar kalau tidak ditemani muhrimnya. Santri wanita
tinggal dibangunan belakang tempat tinggal laki-laki dan diawasi selama
24 jam oleh ustazah yang kebetulan bermukim di kompleks itu juga.”20
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa paragraf
deskripsi adalah paragraf yang berkaitan dengan segala sesuatu yang ditangkap
atau diserap oleh pancaindera. Paragraf deskripsi membuat si pembaca
merasakan apa yang digambarkan penulis.
4. Analisis Kesalahan
a. Pengertian Analisis Kesalahan
19
Novi Resmini, dkk.,op.cit., hlm. 122. 20
Ramlan A. Gani dan Mahmudah Fitriyah Z.A,op.cit., hlm. 142.
40
Corder dalam Sri Utari Subyakto dan Nababan mendefinisikan bahwa
analisis kesalahan merupakan suatu aktivitas yang mengkaji kesalahan-
kesalahan yang dibuat oleh seorang pelajar bahasa target dalam proses belajar-
mengajar bahasa terget tersebut.21
Henry Guntur Tarigan, analisis kesalahan
adalah pengkajian segala aspek kesalahan yang sering dibuat oleh para siswa
secara cermat dan mendalam.22
Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut,
maka dapat disimpulkan bahwa analisis kesalahan merupakan suatu teknik
yang mengkaji segala aspek kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh siswa.
b. Penyebab Terjadinya Kesalahan
Dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal kata “kesalahan” dan
“kekeliruan” sebagai dua kata yang bersinonim, dua kata yang mempunyai
makna yang kurang-lebih sama. Istilah kesalahan (“eror”) dan kekeliruan
(“mistake”) dalam pengajaran bahasa dibedakan yakni penyimpangan dalam
pemakaian bahasa.
Kekeliruan pada umumnya disebabkan oleh faktor performansi.
Keterbatasan dalam mengingat sesuatu atau kelupaan menyebabkan kekeliruan
dalam melafalkan bunyi bahasa, kata, urutan kata, tekanan kata atau kalimat,
dan sebagainya. Kekeliruan ini bersifat acak, artinya dapat terjadi pada setiap
tataran linguistik. Kekeliruan biasanya dapat diperbaiki oleh para siswa sendiri
bila yang bersangkutan lebih mawas diri, lebih sadar atau memusatkan
21
Sri Utari Subyakto dan Nababan, Analisis Kontrastif dan Kesalahan: Suatu Kajian dari
Sudut Pandang Guru Bahasa, (Jakarta Timur: Program Pascasarjana Pendidikan IKIP
Rawamangun, 1994) hlm. 5. 22
Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Remedi Bahasa, (Bandung: Angkasa,Edisi Revisi,
2009), hlm. 6.
41
perhatian. Siswa sebenarnya sudah mengetahui sistem linguistik bahasa yang
digunakannya, namun karena sesuatu hal dia lupa akan sistem tersebut.
Kelupaan ini biasanya tidak lama, karena itu pula, kekeliruan itu sendiri tidak
bersifat lama.
Sebaliknya, kesalahan disebabkan oleh faktor kompetensi. Artinya, siswa
memang belum memahami sistem linguistik bahasa yang digunakannya.
Kesalahan biasanya terjadi secara konsisten, jadi secara sistematis. Kesalahan
itu dapat berlangsung lama apabila tidak diperbaiki. Perbaikan biasanya
dilakukan oleh guru, misalnya melalui pengajaran remedial, latihan, praktik,
dan sebagainya. Sering dikatakan bahwa kesalahan merupakan gambaran
terhadap pemahaman siswa akan sistem bahasa yang sedang dipelajarinya. Bila
tahap pemahaman siswa akan sistem bahasa yang sedang dipelajarinya ternyata
kurang maka kesalahan sering terjadi, dan kesalahan akan berkurang apabila
tahap pemahaman semakin meningkat.23
Sumber-sumber kesalahan dapat dikategorikan berdasarkan landasan teori
yang dianut atau secara umum. Misalnya, sumber kesalahan akibat transfer dari
B1 ke B2, sumber kesalahan yang dapat dikategorikan pada kesalahan
idiosinkratik, sumber kesalahan dalam kategori keberkembangan, sumber
kesalahan akibat proses belajar mengajar, atau lain-lainnya. Sumber kesalahan
diasumsikan dan diduga peneliti sendiri berdasarkan data dan pengalaman
23
Henry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan, Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa,
(Bandung: Angkasa, Cet. ke-1,1990), hlm. 75-76.
42
peneliti.24
Oleh karena itu, penyebab dari kesalahan penggunaan tanda baca
yaitu siswa tidak memahami penggunaan tanda baca secara mendalam.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan merupakan acuan penulisan skripsi ini yang masih
ada keterkaitan. Proses pembuatan skripsi ini, peneliti mengacu pada penelitian-
penelitian yang relevan, yang telah ada sebelumnya sebagai berikut:
Penelitian skripsi Yeti Puspitasari (2014), Mahasiswi UIN (Universitas Islam
Negeri) Syarif Hidayatullah, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
(PGMI), yang berjudul Analisis Kesalahan Huruf Kapital dan Tanda Baca pada
Paragraf Deskriptif Siswa Kelas V SD Negeri Sampay Rumpin-Bogor. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ditemukan pada penulisan huruf kapital, kesalahan
terbesar yang paling sering dilakukan siswa yaitu pada penulisan huruf pertama
kata awal kalimat dengan persentase 48% . Kesalahan tersebut terlihat pada
permulaan kalimat, baik awal kalimat maupun pergantian kalimat. Indikasi
kesalahan ini sering terjadi. Pertama, adanya keterbiasaan dari siswa itu sendiri.
Kedua, siswa tidak terlatih menulis kapital pada huruf pertama awal kalimat. Pada
tanda baca kesalahan terbanyak yaitu kesalahan penggunaan tanda titik pada akhir
kalimat yang bukan pertanyaan/seruan dengan persentase 39,13%. Indikasi yang
menyebabkan kesalahan ini terjadi pertama, ketidaktelitian siswa setelah akhir
kalimat menggunakan tanda titik sehingga siswa kurang memperhatikan kaidah
kebahasaan yang baik dan benar. Kedua, ketidaktahuan siswa akan penempatan
24
Jos Daniel Parera, Linguistik Edukasional: Metodologi Pembelajaran Bahasa, Analisis
Kontrasif Antarbahasa, Analisis Kesalahan Berbahasa, (Jakarta: Erlangga, Edisi ke-2, Cet. ke-1,
1997), hlm. 146.
43
tanda titik ketika akhir kalimat. Faktor lain penyebab kesalahan yaitu motivasi
belajar siswa rendah, respon dan sikap siswa yang kurang baik selama proses
belajar, guru yang hanya menghandalkan metode ceramah dan lebih menekankan
aspek teoretikal daripada keterampilan praktik bahasa tulis, dan materi ajar yang
kurang dipahami siswa.
Perbedaan penelitian Yeti Puspitasari dengan skripsi ini adalah pertama,
skripsi Yeti Puspitasari dilakukan tahun 2014, sedangkan penelitian skripsi ini
dilakukan tahun 2016. Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Yeti Puspitasari
subjeknya adalah paragraf deskriptif yang ditulis oleh siswa kelas V SD Negeri
Sampay Rumpin-Bogor, sedangkan penelitian skripsi ini subjeknya adalah
paragraf deskripsi yang ditulis oleh siswa bimbingan belajar tingkat SMP di
Ganesha Operation Cengkareng, Jakarta Barat. Ketiga, penelitan yang dilakukan
oleh Yeti Puspitasari objeknya adalah huruf kapital dan tanda baca yang terdapat
pada paragraf deskriptif, sedangkan penelitian skripsi ini objeknya adalah tanda
baca yang terdapat pada paragraf deskripsi.
Penelitian skripsi Sumiati (2013), Mahasiswi UIN (Universitas Islam Negeri)
Syarif Hidayatullah, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, yang
berjudul Penggunaan Tanda Baca pada Paragraf Narasi Siswa Kelas VIII SMPI
Yapkum Depok . Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tanda baca
pada paragraf narasi siswa SMPI Yapkum Depok, dalam penulisannya ditemukan
beberapa tanda baca yang digunakan siswa antara lain: tanda koma (,), tanda titik
(.), tanda seru (!), tanda tanya (?), tanda hubung (-), dan tanda kutip (“...”). siswa
dalam penulisannya lebih banyak menggunakan tanda baca titik (.) dengan jumlah
44
penggunaan keseluruhan 81 tanda titik (.), tanda titik yang benar digunakan oleh
siswa dalam penulisannya berjumlah 68 tanda titik (.), sedangkan kesalahan
penggunaan tanda titik (.) yang dilakukan oleh siswa berjumlah 13 tanda titik (.),
sedangkan penggunaan tanda baca yang paling sedikit digunakan dalam penulisan
siswa yaitu tanda seru (!), dari 13 siswa yang menggunakan tanda seru hanya 1
siswa, dan jumlah yang digunakannya pun hanya (1) tanda seru (!) dalam
penulisannya. Fungsi dari penggunaan tanda baca yang sesuai EYD, yaitu agar
penulis dapat lebih mudah dalam menyampaikan isi tulisannya kepada pembaca
sehingga pembaca dapat memahami isi tulisannya dengan cepat.
Perbedaan penelitian Sumiati dengan skripsi ini adalah pertama, skripsi
Sumiati dilakukan tahun 2013, sedangkan penelitian skripsi ini dilakukan tahun
2016. Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Sumiati subjeknya adalah paragraf
narasi yang ditulis oleh siswa kelas VIII SMPI Yapkum Depok, sedangkan
penelitian skripsi ini subjeknya adalah paragraf deskripsi yang ditulis oleh siswa
bimbingan belajar tingkat SMP di Ganesha Operation Cengkareng, Jakarta Barat.
Ketiga, penelitan yang dilakukan oleh Sumiati objeknya adalah tanda baca yang
terdapat pada paragraf narasi, sedangkan penelitian skripsi ini objeknya adalah
tanda baca yang terdapat pada paragraf deskripsi.
Penelitian skripsi Nurul Fardianingsih (2014), Mahasiswi UIN (Universitas
Islam Negeri) Syarif Hidayatullah, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, yang berjudul Penggunaan Kata Depan dalam Karangan Deskripsi
Siswa Kelas VIII Semester Genap Madrasah Tsanawiyah Al-Ihsan Jakarta Tahun
Pelajaran 2013/2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang
45
menyebabkan kesalahan penggunaan kata depan adalah adanya kemiripan
penggunaan kata depan yang satu dengan yang lainnya. Selain itu juga
dikarenakan ada beberapa siswa yang menganggap mudah materi kata depan,
sehingga mereka tidak memperhatikan saat guru menjelaskan materi tentang kata
depan.
Perbedaan penelitian Nurul Fardianingsih dengan skripsi ini adalah pertama,
skripsi Nurul Fardianingsih dilakukan tahun 2014, sedangkan penelitian skripsi ini
dilakukan tahun 2016. Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Nurul Fardianingsih
subjeknya adalah karangan deskripsi yang ditulis oleh siswa kelas VIII Madrasah
Tsanawiyah Al-Ihsan Jakarta, sedangkan penelitian skripsi ini subjeknya adalah
paragraf deskripsi yang ditulis oleh siswa bimbingan belajar tingkat SMP di
Ganesha Operation Cengkareng, Jakarta Barat. Ketiga, penelitan yang dilakukan
oleh Nurul Fardianingsih objeknya adalah kata depan yang terdapat pada
karangan deskripsi, sedangkan penelitian skripsi ini objeknya adalah tanda baca
yang terdapat pada paragraf deskripsi.
Dari berbagai penelitian di atas, telah dilakukan berbagai penelitian tentang
kesalahan tanda baca. Masih terdapat banyak kesalahan tanda baca pada paragraf.
Oleh karena itu, penelitian tentang kesalahan penggunaan tanda baca pada
paragraf deskripsi masih menarik dilakukan.
Penelitian ini mengambil penelitian tentang “Kesalahan Penggunaan Tanda
Baca dalam Paragraf Deskripsi pada Siswa Bimbingan Belajar Tingkat SMP di
Ganesha Operation Cengkareng, Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2015/2016”.
Penulis dalam melakukan penelitian ini, menggunakan metode penelitian
46
kualitatif deskriptif. Metode penelitian kualitatif, yaitu metode penelitian yang
mengkaji perspektif partisipan dengan multi strategi, strategi-strategi yang bersifat
interaktif, seperti observasi langsung, observasi partisipatif, wawancara
mendalam, dokumen-dokumen, teknik-teknik pelengkap seperti foto, rekaman dan
lain-lain.25
Oleh karena itu, setelah diadakan penelitian diharapkan akan ada
tindak lanjut dari pendidik dan siswa dalam memahami tanda baca.
25
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, Cet. ke-6, 2010), hlm. 95.
47
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Pengambilan data ini dilaksanakan di bimbingan belajar Ganesha Operation
Cengkareng, Jakarta Barat. Adapun penelitian dilaksanakan tiga bulan, yaitu
mulai bulan Maret 2016 s.d. Juni 2016. Dalam waktu tiga bulan inilah penulis
berupaya menggunakan waktu seefektif mungkin untuk melakukan penelitian.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara pemecahan masalah penelitian yang
dilaksanakan secara terencana dan cermat dengan maksud mendapatkan fakta dan
simpulan agar dapat memahami, menjelaskan, meramalkan, dan mengendalikan
keadaan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Penelitian
kualitatif menurut Bogdan & Taylor (1990) adalah “prosedur penelitian kualitatif
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
yang berprilaku yang dapat diamati yang diarahkan pada latar dan individu secara
holistic (utuh)”.1
Penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif yaitu pengamatan,
wawancara, atau penelaah dokumen. Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-
kata, gambar, dan bukan angka-angka.2 Hal yang perlu diingat, dalam penelitian
kualitatif seorang peneliti tidak dianjurkan menyakinkan bahwa dirinya sangat
1 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi
Aksara, Edisi ke-1, Cet. ke-1, 2013), hlm. 82. 2 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
Edisi Revisi, Cet. ke-24, 2007), hlm. 11.
48
tahu tentang apa yang hendak dikaji. Seorang peneliti lebih berada pada posisi
sebagai “orang yang sedang belajar”.3
C. Populasi dan Sampel
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi “social
situation” atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen yaitu: tempat (place),
pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berintegrasi secara sinergis.4 Situasi
sosial tersebut dapat dinyatakan sebagai objek penelitian yang ingin diketahui
“apa yang terjadi” di dalamnya. Objek penelitian ini adalah para siswa bimbingan
belajar tingkat SMP di Ganesha Operation Cengkareng, Jakarta Barat tahun
pelajaran 2015/2016. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.5 Apabila
seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka
penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.6 Dinamakan
penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil
penelitian sampel. Yang dimaksud menggeneralisasikan adalah mengangkat
kesimpulan penelitian sebagai sesuatu yang berlaku bagi populasi, sampel dalam
penelitian ini adalah siswa bimbingan belajar tingkat SMP kelas IX di Ganesha
Operation Cengkareng, Jakarta Barat tahun pelajaran 2015/2016.
3 Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rajawali Pers, Edisi ke-1,
2003), hlm.48. 4 Sugiyono, Memahami Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: CV.
Alfabeta, Edisi Revisi, 2005), hlm. 19. 5 Ibid., hlm. 215.
6 Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta, Edisi
Revisi, 2010), hlm. 174.
49
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah convenience
sampling. Convenience sampling merupakan teknik yang mengarah kepada
penarikan sampel sekenanya atau seadanya. Individu-individu yang ada dalam
suatu kelompok yang diambil sekenanya tersebut memang ada dan bersedia untuk
subyek penelitian.7 Di bimbingan belajar Ganesha Operation terdapat tiga (3)
kelas IX, yaitu IXA dengan jumlah 10 siswa, IXB dengan jumlah 10 siswa dan
IXC dengan jumlah 10 siswa. Peneliti mengambil sampel seluruh siswa di kelas
IXA.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode
tes. Tes adalah serangkaian atau latihan yang digunakan dalam mengukur
keterampilan, pengetahuan, sikap, inteligensi, kemampuan, atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok.8 Penulis memberikan tes kepada siswa
bimbingan belajar tingkat SMP di Ganesha Operation Cengkareng, Jakarta Barat
untuk membuat tiga paragraf deskripsi dengan tema suatu tempat.
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
1. Teknik pengolahan data kesalahan mencakup:
a. Mengumpulkan data kesalahan, yaitu berupa kesalahan berbahasa yang
dibuat oleh siswa, misalnya hasil ulangan, karangan, atau percakapan.
7 Yatim Riyanto, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Surabaya: SIC, Cet. ke-3, 2010),
hlm.81. 8 Ibid., hlm. 103.
50
b. Mengidentifikasi dan mengklasifikasi kesalahan, yaitu mengenali dan
memilah-milah kesalahan berdasarkan kategori kebahasaan, misalnya
kesalahan-kesalahan pelafalan, pembentukan kata, penggunaan kata, dan
penyusunan kalimat.
c. Memperingkat kesalahan, yaitu mengurutkan kesalahan berdasarkan
frekuensi atau keseringannya.
d. Menjelaskan kesalahan, yaitu menggambarkan letak kesalahan, penyebab
kesalahan, dan memberikan contoh yang benar.
e. Memprakirakan daerah rawan kesalahan, yaitu meramalkan tataran bahasa
yang dipelajari yang potensial mendatangkan kesalahan.
f. Mengoreksi kesalahan, yaitu memperbaiki dan bila dapat menghilangkan
kesalahan melalui penyusunan bahan yang tepat, buku pegangan yang baik,
dan teknik pengajaran yang serasi.9
2. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang peneliti gunakan yaitu teknis analisis kualitatif
deskriptif. Langkah pertama adalah membuat tabel frekuensi, kemudian
dilengkapi dengan persentase. Dalam hal ini, penulis menggunakan rumus
sebagai berikut.
F
P = ____ x 100%
N
Keterangan :
P = Persentase (%)
9Parera, Analisis Kontrastif Bahasa dan Analisis Kesalahan Berbahasa, (Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan IKIP Jakarta, 1997), hlm.58.
51
F = Frekuensi kesalahan
N = Jumlah kesalahan tanda baca pada
paragraf deskripsi10
Setelah didapatkan hasil persentase, maka untuk mengetahui persentase
kesalahan tanda baca yang terdapat pada paragraf tersebut, dapat dilihat
berdasarkan kriteria di bawah ini:
NO Persentase Kriteria
1. 0% - 20% Baik Sekali
2. 21% - 40% Baik
3. 41% - 60% Cukup
4. 61% - 80% Buruk
5. 81% - 100% Buruk Sekali
F. Langkah Analisis Data
Langkah analisis data yang dilakukan penulis, di antaranya:
1. Memberi tugas kepada siswa membuat paragraf deskripsi.
2. Mengumpulkan hasil paragraf deskripsi siswa sebagai data penelitian.
3. Menganalisis dengan tabel.
4. Memberi penjelasan terhadap tanda kesalahan.
10
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, Edisi
ke-1, Cet. ke-24, 2012), hlm. 43.
52
5. Membuat rekapitulasi data hasil temuan.
6. Simpulan hasil penelitian.
G. Instrumen Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, maka instrumen penelitiannya
adalah penulis sendiri. Dalam penelitian ini penulis menggunakan berupa tabel
analisis. Tabel analisis data yang penulis gunakan sebagai berikut.
Tabel 4.1
Daftar Nama Siswa Bimbingan Belajar Tingkat SMP di Ganesha Operation
Cengkareng, Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2015/2016 dan Nomor Karangan
No Nama Siswa Kelas Nomor Karangan
Tabel 4.2
Kategori Paragraf Deskripsi pada Siswa Bimbingan Belajar Tingkat SMP di
Ganesha Operation Cengkareng, Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2015/2016
No Nama
Siswa*
Judul Karangan Kategori
Paragraf
Deskripsi**
1 2 3 4 5
________________
*Koding (Lihat tabel 4.1)
** 1 = Kesan hidup
2 = Imajinasi
3 = Keterlibatan aspek pancaindera
4 = Menunjukkan objek yang ditulis
53
5 = Memusatkan uraian pada objek yang ditulis
Tabel 4.3
Klasifikasi Kesalahan Penggunaan Tanda Baca dalam Paragraf Deskripsi pada
Siswa Bimbingan Belajar Tingkat SMP di Ganesha Operation Cengkareng,
Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2015/2016
No Nama Siswa Judul Karangan Jenis Kesalahan Jumlah
Tanda
Titik
Tanda
Koma
Tanda
Hubung
Jumlah
Tabel 4.4
Deskripsi Kesalahan Penggunaan Tanda Baca dalam Paragraf Deskripsi pada
Siswa Bimbingan Belajar Tingkat SMP di Ganesha Operation Cengkareng,
Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2015/2016
No Nomor
Karangan
Paragraf
ke-
Kalimat ke- Aspek
Kesalahan
Nomor ke-
Tabel 4.5
Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca dalam Paragraf Deskripsi pada Siswa
Bimbingan Belajar Tingkat SMP di Ganesha Operation Cengkareng, Jakarta Barat
Tahun Pelajaran 2015/2016
No Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca
Tabel 4.6
54
Persentase Kesalahan Penggunaan Tanda Baca dalam Paragraf Deskripsi pada
Siswa Bimbingan Belajar Tingkat SMP di Ganesha Operation Cengkareng,
Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2015/2016
No Jenis Kesalahan Frekuensi
Kesalahan
Jumlah
Kesalahan
Tanda Baca
pada Paragraf
Deskripsi
Persentase
(%)
F
P = ____ x 100%
N
Keterangan :
P = Persentase (%)
F = Frekuensi kesalahan
N = Jumlah kesalahan tanda baca pada paragraf deskripsi
55
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Untuk mempermudah dalam temuan penelitian disajikan tabel daftar nama 10
siswa Bimbingan Belajar tingkat SMP di Ganesha Operation Cengkareng, Jakarta
Barat yang telah menyusun karangan serta pemberian nomor karangan.
Tabel 4.1
Daftar Nama Siswa Bimbingan Belajar Tingkat SMP di Ganesha Operation
Cengkareng, Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2015/2016 dan Nomor Karangan
No Nama Siswa Kelas Nomor
Karangan
1. Luky Noviansyah Putra IX 1
2. Salma Lathifah IX 2
3. Theresia C.S. IX 3
4. M. Alfi S.N. IX 4
5. Belga Noviyanti IX 5
6. Eivonerose Erif IX 6
7. Rosa Hannandira IX 7
8. Cindy Dian Lestari IX 8
9. M. Fahri S. IX 9
10. Ghina Rosdiana Firdaus IX 10
Tabel 4.2
Kategori Paragraf Deskripsi pada Siswa Bimbingan Belajar Tingkat SMP di
Ganesha Operation Cengkareng, Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2015/2016
No Nama
Siswa*
Judul Karangan Kategori Paragraf
Deskripsi**
1 2 3 4 5
1. LNP Rumah Ku
2. SL Dki Jakarta
3. TCS Petroscience
4. MASN SMK TELKOM JAKARTA
56
5. BN Kota Garut
6. EE Gunung Bromo
7. RH SMP Negeri 169 JAKARTA
8. CDL Pantai Pangandaran
9. MFS stadion glora bungkarno
10. GRF Kota Tawangmangu
________________
*Koding (Lihat tabel 4.1)
** 1 = Kesan hidup
2 = Imajinasi
3 = Keterlibatan aspek pancaindera
4 = Menunjukkan objek yang ditulis
5 = Memusatkan uraian pada objek yang ditulis
Dari data tabel di atas, ternyata kesepuluh peserta didik tingkat SMP di
bimbingan belajar Ganesha Operation Cengkareng, Jakarta Barat menghasilkan
paragraf deskripsi. Hanya ada dua paragraf yang bukan merupakan kategori
paragraf deskripsi yang utuh.
Data yang disajikan penulis berupa klasifikasi jenis kesalahan penggunaan
tanda baca dalam karangan deskripsi pada siswa bimbingan belajar tingkat SMP
Ganesha Operation Cengkareng, Jakarta Barat tahun pelajaran 2015/2016
diantaranya: kesalahan penggunaan tanda titik, kesalahan penggunaan tanda
koma, dan kesalahan tanda hubung.
57
Tabel 4.3
Klasifikasi Kesalahan Penggunaan Tanda Baca dalam Paragraf Deskripsi pada
Siswa Bimbingan Belajar Tingkat SMP di Ganesha Operation Cengkareng,
Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2015/2016
No Nama Siswa Judul Karangan Jenis Kesalahan Jumlah
Tanda
Titik
Tanda
Koma
Tanda
Hubung
1. Luky Noviansyah
Putra
Rumah Ku - 1 - 1
2. Salma Lathifah Dki Jakarta 1 2 - 3
3. Theresia C.S. Petroscience 1 - - 1
4. M. Alfi S.N. SMK TELKOM
JAKARTA
- 1 - 1
5. Belga Noviyanti Kota Garut - 2 - 2
6. Eivonerose Erif Gunung Bromo 1 2 - 3
7. Rosa Hannandira SMP Negeri 169
JAKARTA
- - 1 1
8. Cindy Dian Lestari Pantai Pangandaran - 2 - 2
9. M. Fahri S. stadion glora
bungkarno
4 1 - 5
10. Ghina Rosdiana
Firdaus
KotaTawangmangu 1 - - 1
Jumlah 8 11 1 20
58
Tabel 4.4
Deskripsi Kesalahan Penggunaan Tanda Baca dalam Paragraf Deskripsi pada
Siswa Bimbingan Belajar Tingkat SMP di Ganesha Operation Cengkareng,
Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2015/2016
No. Nomor
Karangan
Paragraf
ke-
Kalimat ke- Aspek
Kesalahan
Nomor ke-
1. 1 2 3 Di lantai 2 memiliki 3 kamar
tidur dan 4 kamar mandi serta
1 dapur dan 1 ruang makan.
3
2. 2 1 3 Jakarta terbagi menjadi 6
yaitu : Jakarta Barat, Jakarta
Timur, Jakarta Selatan,
Jakarta Pusat, Jakarta Utara
dan Kepulauan Seribu.
2
3. 2 2 2 Dan juga ada tempat rekreasi-
rekreasi lain seperti Dufan
(Ancol, Jakarta Utara), TMII
(Jakarta Timur)
1
4. 2 3 2 Karena Jakarta adalah
ibukota. Dan itu yang
membuat penduduk Jakarta
tidak mempunyai pekerjaan
dan banyak polusi.
4
5. 3 2 5 Tempat ini membuat kita
tertarik untuk mempelajari
1
59
IPA
6. 4 2 1 Saat masuk ke dalam sekolah
di utara ada perpustakaan dan
ruangan adminitrasi.
6
7. 5 2 4 Selain turis juga banyak
warga dari luar daerah yang
berlibur ke kota ini.
5
8. 5 3 3 Udara yang diberikan juga
sangat sejuk. karena banyak
pengunungan yang masih
mengelilingi kota ini.
4
9. 6 1 2 Di sana terdapat banyak
kebun kentang, dan daun
bawang.
2
10. 6 1 3 Gunung Bromo hawanya
sangat dingin ketika sekitar
pukul 17.00 hingga pagi,
pada sore hari kabut mulai
turun ke pedesaaan.
1
11. 6 3 1 Setelah dari pananjakan
biasanya Tour Guide
menunjukkan wisata lain
6
60
seperti kawah gunung bromo,
Pasir Berbisik, dan rumah
Teletubies seperti pada
filmnya.
12. 7 1 3 SMPN 169 Jakarta seringkali
mencetak prestasi akademik
dan non-akademik.
7
13. 8 2 1 Selain itu Pantai
Pangandaraan juga terdapat
berbagai permainan untuk
melihat pemandangan disana,
seperti jet ski, banana boat,
dan lain-lain.
5
14. 8 2 2 Selain itu kita bisa mencicipi
makanan khas disana dan bisa
membeli oleh-oleh, ada
banyak berbagai macam
makanan disana.
5
15. 9 1 4 disana banyak penjual kaos,
dan atribut
2, 1
16. 9 2 1 di dalamnya terdapat Bangku
warna-warni dan spanduk
Persija
1
61
17. 9 2 3 warna temboknya warna oren
dan putih, membuat
stadionnya makin menarik
1
18. 9 3 2 tempatnya strategis dan
disampingnya ada gedung-
gedung bertingkat yang
menandakan indahnya
stadion glora Bungkarno
1
19. 10 1 2 kota ini terletak. di kaki
Gunung Lawu.
1
Keterangan aspek kesalahan:
1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
2. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau
pembilangan.
3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat
setara berikutnya.
4. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika
anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
5. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung
antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh
karena itu, jadi, lagipula, meskipun begitu, akan tetapi.
62
6. Tanda koma dapat dipakai untuk menghindari salah baca/salah pengertian di
belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
7. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa indonesia dengan
unsur bahasa asing.
B. Analisis dan Interpretasi Data
Tabel 4.5
Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca dalam Paragraf Deskripsi pada Siswa
Bimbingan Belajar Tingkat SMP di Ganesha Operation Cengkareng, Jakarta Barat
Tahun Pelajaran 2015/2016
No Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca
1. Data:Di lantai 2 memiliki 3 kamar tidur dan 4 kamar mandi serta 1 dapur
dan 1 ruang makan.
Analisis:Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya setelah kata
“mandi” diberi tanda koma. Dalam EYD, tanda koma dipakai untuk
memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya.
Perbaikan: Di lantai 2 memiliki 3 kamar tidur dan 4 kamar mandi, serta
1 dapur dan 1 ruang makan.
2. Data:Jakarta terbagi menjadi 6 yaitu : Jakarta Barat, Jakarta Timur,
Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu.
Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya setelah kata
“Utara” diberi tanda koma. Dalam EYD, tanda koma dipakai di antara
unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Perbaikan: Jakarta terbagi menjadi 6 yaitu : Jakarta Barat, Jakarta Timur,
63
Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu.
3. Data:Dan juga ada tempat rekreasi-rekreasi lain seperti Dufan (Ancol,
Jakarta Utara), TMII (Jakarta Timur)
Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya di akhir kalimat
diberi tanda titik. Dalam EYD, tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang
bukan pertanyaan atau seruan.
Perbaikan: Dan juga ada tempat rekreasi-rekreasi lain seperti Dufan
(Ancol, Jakarta Utara), TMII (Jakarta Timur).
4. Data:Karena Jakarta adalah ibukota. Dan itu yang membuat penduduk
Jakarta tidak mempunyai pekerjaan dan banyak polusi.
Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya setelah kata
“ibukota” diberi tanda koma, bukan tanda titik. Dalam EYD, tanda koma
dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak
kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
Perbaikan: Karena Jakarta adalah ibukota, dan itu yang membuat
penduduk Jakarta tidak mempunyai pekerjaan dan banyak polusi.
5. Data:Tempat ini membuat kita tertarik untuk mempelajari IPA
Analisis:Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya di akhir kalimat
diberi tanda titik. Dalam EYD, tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang
bukan pertanyaan atau seruan.
Perbaikan: Tempat ini membuat kita tertarik untuk mempelajari IPA.
6. Data:Saat masuk ke dalam sekolah di utara ada perpustakaan dan ruangan
adminitrasi.
64
Analisis:Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya setelah kata
“sekolah” diberi tanda koma. Dalam EYD, tanda koma dapat dipakai
untuk menghindari salah baca/salah pengertian di belakang keterangan
yang terdapat pada awal kalimat.
Perbaikan: Saat masuk ke dalam sekolah, di utara ada perpustakaan dan
ruangan adminitrasi.
7. Data:Selain turis juga banyak warga dari luar daerah yang berlibur ke
kota ini.
Analisis:Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya setelah kata
“turis” diberi tanda koma. Dalam EYD, tanda koma dipakai di belakang
kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal
kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagipula, meskipun
begitu, akan tetapi.
Perbaikan: Selain turis, juga banyak warga dari luar daerah yang berlibur
ke kota ini.
8. Data:Udara yang diberikan juga sangat sejuk. karena banyak
pengunungan yang masih mengelilingi kota ini.
Analisis:Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya setelah kata
“sejuk” tidak perlu diberi tanda titik ataupun tanda koma. Dalam EYD,
tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
Perbaikan: Udara yang diberikan juga sangat sejuk karena banyak
pengunungan yang masih mengelilingi kota ini.
65
9. Data: Di sana terdapat banyak kebun kentang, dan daun bawang.
Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya setelah kata
“kentang” tidak diberi tanda koma. Dalam EYD, tanda koma dipakai di
antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan. Perincian
kalimat di atas tidak lebih dari dua unsur yang disebutkan.
Perbaikan: Di sana terdapat banyak kebun kentang dan daun bawang.
10. Data: Gunung Bromo hawanya sangat dingin ketika sekitar pukul 17.00
hingga pagi, pada sore hari kabut mulai turun ke pedesaaan.
Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya tanda koma
setelah kata “pagi” diganti dengan tanda titik. Dalam EYD, tanda titik
dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Perbaikan: Gunung Bromo hawanya sangat dingin ketika sekitar pukul
17.00 hingga pagi. Pada sore hari kabut mulai turun ke pedesaaan.
11. Data: Setelah dari pananjakan biasanya Tour Guide menunjukkan wisata
lain seperti kawah gunung bromo, Pasir Berbisik, dan rumah Teletubies
seperti pada filmnya.
Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya setelah kata
“pananjakan” diberi tanda koma. Dalam EYD, tanda koma dapat dipakai
untuk menghindari salah baca/salah pengertian di belakang keterangan
yang terdapat pada awal kalimat.
Perbaikan: Setelah dari pananjakan, biasanya Tour Guide menunjukkan
wisata lain seperti kawah gunung bromo, Pasir Berbisik, dan rumah
Teletubies seperti pada filmnya.
66
12. Data: SMPN 169 Jakarta seringkali mencetak prestasi akademik dan non-
akademik.
Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya tanda hubung
tidak diberi di antara kata “non-akademik”. Dalam EYD, tanda hubung
dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa indonesia dengan unsur bahasa
asing, misalnya di-skorsing.
Perbaikan: SMPN 169 Jakarta seringkali mencetak prestasi akademik
dan nonakademik.
13. Data: Selain itu Pantai Pangandaraan juga terdapat berbagai permainan
untuk melihat pemandangan disana, seperti jet ski, banana boat dan lain-
lain.
Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya setelah kata
“itu” diberi tanda koma. Dalam EYD, tanda koma dipakai di belakang
kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal
kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagipula, meskipun
begitu, akan tetapi.
Perbaikan: Selain itu, Pantai Pangandaraan juga terdapat berbagai
permainan untuk melihat pemandangan disana, seperti jet ski, banana boat
dan lain-lain.
14. Data: Selain itu kita bisa mencicipi makanan khas disana dan bisa
membeli oleh-oleh, ada banyak berbagai macam makanan disana.
Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya setelah kata
“itu” diberi tanda koma. Dalam EYD, tanda koma dipakai di belakang
67
kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal
kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagipula, meskipun
begitu, akan tetapi.
Perbaikan: Selain itu, kita bisa mencicipi makanan khas disana dan bisa
membeli oleh-oleh, ada banyak berbagai macam makanan disana.
15. Data: disana banyak penjual kaos, dan atribut
Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena:
- Setelah kata “kaos” tidak perlu diberi tanda koma. Dalam EYD, tanda
koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau
pembilangan. Perincian kalimat di atas tidak lebih dari dua unsur yang
disebutkan.
- Seharusnya di akhir kalimat diberi tanda titik. Dalam EYD, tanda titik
dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Perbaikan: disana banyak penjual kaos dan atribut.
16. Data: di dalamnya terdapat Bangku warna-warni dan spanduk Persija
Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya di akhir kalimat
diberi tanda titik. Dalam EYD, tanda titik dipakai pada akhir kalimat
yang bukan pertanyaan atau seruan.
Perbaikan: di dalamnya terdapat Bangku warna-warni dan spanduk
Persija.
17. Data: warna temboknya warna oren dan putih, membuat stadionnya
makin menarik
Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya di akhir kalimat
68
diberi tanda titik. Dalam EYD, tanda titik dipakai pada akhir kalimat
yang bukan pertanyaan atau seruan.
Perbaikan: warna temboknya warna oren dan putih, membuat stadionnya
makin menarik.
18. Data: tempatnya strategis dan disampingnya ada gedung-gedung
bertingkat yang menandakan indahnya stadion glora Bungkarno
Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya di akhir kalimat
diberi tanda titik. Dalam EYD, tanda titik dipakai pada akhir kalimat
yang bukan pertanyaan atau seruan.
Perbaikan: tempatnya strategis dan disampingnya ada gedung-gedung
bertingkat yang menandakan indahnya stadion gelora Bungkarno.
19. Data: kota ini terletak. di kaki Gunung Lawu.
Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya setelah kata
“terletak” tidak diberi tanda titik. Dalam EYD, tanda titik dipakai pada
akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Perbaikan: kota ini terletak di kaki Gunung Lawu.
69
Tabel 4.6
Persentase Kesalahan Penggunaan Tanda Baca dalam Paragraf Deskripsi pada
Siswa Bimbingan Belajar Tingkat SMP di Ganesha Operation Cengkareng,
Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2015/2016
No Jenis Kesalahan Frekuensi
Kesalahan
Jumlah
Kesalahan
Tanda Baca
pada Paragraf
Deskripsi
Persentase
(%)
1. Tanda Titik 8 20 40 %
2. Tanda Koma 11 20 55 %
3. Tanda Hubung 1 20 5 %
Hasil analisis data yang peneliti peroleh dalam paragraf deskripsi siswa
bimbingan belajar tingkat SMP di Ganesha Operation Cengkareng, Jakarta Barat
tahun pelajaran 2015/2016, berupa kesalahan pada aspek sebagai berikut.
1. Terdapat kesalahan penggunaan tanda koma dalam paragraf deskripsi siswa
bimbingan belajar tingkat SMP di Ganesha Operation Cengkareng, Jakarta
Barat tahun pelajaran 2015/2016 dengan persentase kesalahan terbesar 55 %.
2. Terdapat kesalahan penggunaan tanda hubung dalam paragraf deskripsi siswa
bimbingan belajar tingkat SMP di Ganesha Operation Cengkareng, Jakarta
Barat tahun pelajaran 2015/2016 dengan persentase kesalahan terkecil 5 %.
3. Terdapat kesalahan penggunaan tanda titik dalam paragraf deskripsi siswa
bimbingan belajar tingkat SMP di Ganesha Operation Cengkareng, Jakarta
Barat tahun pelajaran 2015/2016 dengan persentase kesalahan 40 %.
Kesimpulannya, terdapat kesalahan penggunaan tanda baca koma dengan
persentase kesalahan 55 %, tanda titik dengan persentase kesalahan 40 %, dan
70
tanda hubung dengan persentase kesalahan 5 %. Dengan demikian, tidak terdapat
kesalahan pada penggunaan titik koma (;), tanda titik dua (:), tanda pisah ( ),
tanda elipsis (...), tanda tanya (?), tanda seru (!), tanda kurung ((...)), tanda kurung
siku ([...]), tanda petik (“...”), tanda petik tunggal („...‟), tanda garis miring (/), dan
tanda penyingkat/apostrof (‟).
71
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dan pembahasan yang dipaparkan
padapembahasan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat kesalahan
penggunaan tanda baca dalam paragraf deskripsi pada siswa bimbingan belajar
tingkat SMP di Ganesha Operation Cengkareng, Jakarta Barat tahun pelajaran
2015/2016. Diantaranya, kesalahan penggunaan tanda titik dengan persentase
kesalahan 40 %, kesalahan penggunaan tanda koma dengan persentase terbesar 55
%, dan kesalahan penggunaan tanda hubung dengan persentase terkecil 5 %.
Tidak terdapat kesalahan pada penggunaan titik koma (;), tanda titik dua (:), tanda
pisah ( ), tanda elipsis (...), tanda tanya (?), tanda seru (!), tanda kurung ((...)),
tanda kurung siku ([...]), tanda petik (“...”), tanda petik tunggal („...‟), tanda garis
miring (/), dan tanda penyingkat/apostrof (‟). Dengan demikian, masih terdapat
kesalahan penggunaan tanda baca dalam paragraf deskripsi pada siswa bimbingan
belajar tingkat SMPdi Ganesha Operation Cengkareng, Jakarta Barat tahun
pelajaran 2015/2016.
B. Saran
Berdasarkan simpulan yang didapat. Maka saran penulis, yaitu guru mata
pelajaran bahasa Indonesia di sekolah maupun di bimbingan belajar harus
meningkatkan kreativitas dalam kegiatan belajar-mengajar khususnya pada materi
penggunaan tanda baca. Peserta didik harus lebih banyak membaca buku
72
pedoman ejaan yang disempurnakan dan banyak berlatih menerapkan tanda baca
pada paragraf atau karangan, serta tidak mengulangi kesalahan yang telah
dilakukan, yaitu kesalahan penggunaan tanda baca.
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti. dkk. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.
Jakarta: Erlangga, Cet. ke-14, 1988.
Arifin, E. Zaenal dan S Amran Tasai. Cermat Berbahasa Indonesia: Untuk
Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo, Edisi Revisi, Cet. ke-11,
2009.
Bungin, Burhan. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers, Edisi
ke-1, 2008.
Chaer, Abdul. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta,
Edisi Revisi, Cet. ke-2, 2006.
Gani, Ramlan A. dan Mahmudah Fitriyah Z.A. Pembinaan Bahasa Indonesia.
Jakarta: UIN Press, Cet. ke-1, 2007.
Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi
Aksara, Edisi ke-1, Cet. ke-1, 2013.
Hs., Widjono. Bahasa Indonesia:Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo, Edisi Revisi, Cet. ke-3, 2011.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya, Edisi Revisi, Cet. ke-24, 2007.
Muharidwan. “Syarat-syarat Paragraf (Alinea).” Artikel diakses pada 15 april
2016 dari http://vixionholick.wordpress.com/2011/11/22syarat-syarat-
paragraf-alinea/.
Parera, Jos Daniel. Linguistik Edukasional: Metodologi Pembelajaran Bahasa,
Analisis Kontrasif Antarbahasa, Analisis Kesalahan Berbahasa. Jakarta:
Erlangga, Edisi ke-2, Cet. ke-1,1997.
-------. Analisis Kontrastif Bahasa dan Analisis Kesalahan Berbahasa. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan IKIP Jakarta. 1997.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia. Pedoman Umum Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan. Jakarta: Balai Pustaka, Edisi ke-2, Cet. ke-17,1991.
Rahardi, Kunjana. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Erlangga,
Cet. ke-1, 2009.
-------. Penyuntingan Bahasa Indonesia untuk Karang-Mengarang. Jakarta:
Erlangga, Cet. ke-1, 2009.
Resmini, Novi. dkk. Membaca dan Menulis di SD: Teori dan Pengajarannya.
Jakarta: UPI PRESS. 2006.
Riyanto, Yatim. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: SIC, Cet. Ke-3,
2010.
Santoso, Kusno Budi. Problematika Bahasa Indonesia: Sebuah Analisis Praktis
Bahasa Baku. Jakarta: PT Rineka Cipta, Cet. ke-1,1990.
Subyakto, Sri Utari dan Nababan. Analisis Kontrastif dan Kesalahan: Suatu
Kajian dari Sudut Pandang Guru Bahasa.Jakarta Timur: Program
Pascasarjana Pendidikan IKIP Rawamangun. 1994.
Sudarno dan Eman A. Rahman. Terampil berbahasa Indonesia. Jakarta: PT
Hikmat Syahid Indah. 1986.
Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers, Edisi ke-
1, Cet. ke-24, 2012.
Sugiono. Memahami Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV.
Alfabeta. Edisi Revisi, 2005.
Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta,
Edisi Revisi, 2010.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, Cet. ke-6,2010.
Tarigan, Henry Guntur dan Djago Tarigan. Pengajaran Analisis Kesalahan
Berbahasa. Bandung: Angkasa, Cet. ke-1,1990.
-------. Pengajaran Remedi Bahasa. Bandung: Angkasa, Edisi Revisi, 2009.
Wiyanto, Asul. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: Grasindo, 2004.
UJI REFERENSI
Nama :Amsan
NIM :1110013000089
Fanas IIhll Tぽ も帥 dan Ke卿
3ms粗 :Pc血 漁血al Bhasa aan sastm L山 厭対a
htt SlⅢ重 I Kesal山 狙 Pengraan Tallda Baca ddaln Paranf
Deskrilpsi pada Siswa Binbingan Belttar Tttat
SMP di Ganesha Operation Cengkareng,Jakarta
Barat TahmPdttm20152016
Dosal ttimbing :Dr.Hindun,M.Pd.
No Pengarang Judul Buku Kota dan
Pcnerbit
Cetakan
dan Tahun
Hlm.
SI貯尊Si
NomOr
Foomole
Paraf
1 Madi出,
Sab耐.Dk
Pθ″わチ“袷浄
ル
“
αη ttα4
滋 燿″お
3o錢76ロ
翅 砕 曲
Jakata:
Ertangga
ke-14,1988 31 7
2. Arifh, E.
Z,aeml dan S
Amrar Tasai
Cermat
Berbahasa
[ndonesia:
Untuk
Pergttnwn
Tinggi
Jakam:
Akadmika
Pressindo
ke-11,2009 10 4
3 Analisis
Ddld
Penelitian
Kuolitatf
Jakarta:
馴 飾 血 P魏
2008 48 3
4. Oba釘,Abd」 物"Bα
′厖,α
Pttblls ヽ
Jakam:
Rineka Cipta
ke‐2,2006 9―
′
ノ
イ
βabsa
f励“θslθ
5. Pembinaan
Bahasa
Indonesia.
Jakarta: UIN
Press
ke… 1,2007 9,31,39 3,6,20
6_ GⅧlawall,
Imam
鯰 わ滋
Pcr`J,t機
伽 ::″げ
ル θrr 力 κ
P認″Jカ
Jakanai Bmi
Aksara
h‐1,2013 47 1
7. Hs., Widjono Bα ttαsα
lηdbηで∫デαf
AZ″′α」(ν′ノα力
Pιηgι“
bα″
gαη
κり riιαグノ"
′
Pθζ[″協α′
■4ggブ
Jakarta:
Grasindo
ke-3,2011 35
8. Moleon3
Lexy J.
」、ィrlヶゎぁたなノ
Pιηιノノ′ノαη
κ“αみ″′√
Ban血血3Rantta
Rosdakarya
ke-24,2007 47 2,
こヽ
9、 MuhFidwan “Syarat‐
syarat
きい f
(対ineヴ
httsよヽ On
holick.wOrdp
ress,co」 201
1/H/22/syara
t… syamt¨
paFagf
diakses
pada 15
輌 1 2016
pkl.19Ю5
WIB
33 10
alillea/
10. Parera, Jos
D面el
Linguistik
Edal<asional
Metodologi
Pembelajar-
an Bahqsa,
Analisis
Kontmsif
Antarbaha-
,so, Analisis
Kesalahan
Berhqhqsq
ke‐ 1,1997 42 解
Parem, Jos
Daniel
Analisis
Kontrastif
Bahasa dnn
Anolisis
Kesalatran
Berbalrusa
Jakarta:
DepaltelⅡ狙
Pendidikan
dan
聰 buttHL
IKIP JakaFta
1997 50 9
12. Pusat
Pembinaan
dan
h脚 凸anglan
Bahasa
Departemen
Pendidikan
価
Pa`あ″αη
伽 卿
3α′榜囮
勲戯解郎,α
Jakarta: Balai
Pustaka
ke… 17,
1991.
5
D
χ
W
I
Kёbudayaan
Republik
lndollesla
13 Rahtti,
Kttm
Bahasa
Irdonesia
untuk
Perguruan
Tinggi
Jakarta:
Erlangga
kc‐ 1,2009 31 9
14、 Rahardiぅ
軸 alla
Penyunling-
on Bahasa
Indonesiu
untuk
Karang-
Mengarang
J轟
Erlangga
ke‐ 1,2009 36 12
15. Reslllmi,Novi.
dkk
A′しF,わαθα
aり′ルを′JJFr∫
訪 SD.・ ■θ7,
グレ刀
Pθ′gのα′α刀
り り
Jak錮ぬ: UPI
PRISS
2006 36,37,38,
38,39
14,15,16,1
7,19
16. Riyallto,
Yatim
Metodalogi
Penelitian
Perdidikan
Swabaya:
SIC
Kb‥3,2010 49,49 7,8
17 Santom,
Kusno Budi
Problemati-
ka Bahasa
Indonesia:
Sehuah
Analisis
Jゼ油mlnI PT
ma cipta
ke-1,1990. 9 2
Pra■ lis
B赫
」め
18_ Analisis
Kontrastif
dan
Kesalqhan:
Suatu
Kajian dari
Sztdttr
Pandang
Guta
Bahasa
J赫
Timur:
Pttgttm
Pascasttana
Pclldidikan
IKIP
Lw倒mttЦ〔饗阻
1994 40 21
19 Sudamo dan
EIna血
Rahman
ル″″ ′′
レ“"勉
″
動J♭″ιslα
Jakarta: PT
Hibat
Sy山直d hdah
1986 36,38 13,18
20. Suddono.
Anas
Pθ姥うα″″″
Sねris′晨
P励 働ル“
Jakafta:
Rajawali Pers
ke-24,2012 51 10わ
帆
―
21 Sugiyono ル化閣α物“
r
Pθ″″t減
廟 α″″″′√
](b′θ″,げ
″ 2υ
Bandung:
CV.Afabe協
Edisi
蹂 宙si,
2005
48,48 4,5
22 Sulltts血 i P化触夕ι″″
Fをη`″
″″2
5レα′z
ル 滋 ね 徽′
]akana:
Rineka Cipta
Edisi
Revisi,
2010
・6
Pη財ブた
23 Shadinata,
Nalla Syaodih
Metode
Penelitisn
Pendidilmn
BmdЩ :PT
Renlua
Rosd盈可ya
ke6,2010 46 25 D
惟
―24. Pengajamn
Analisis
Kesalaltan
[)erhaha,ta
Bandung:
メ正L〔非mtta
k← 1,1990 41 23
″Dつん Tarigan,Henly
m
Pengajaran
Remedi
Bahasa
2009 40 22 ∩胚Y
26. Wiyanto, Asul ル ″η ノ′
ル化Иγ′お
んragィ
Jakma:
Grasindo
2004 31 8
Jakarta.12N/1ci 2016
M.Pd.
NIP、 19701215 122001
Yallg
Dosen
γ
Dr.
KEMENTERIAN AGAMAU:N」AKARTAF:TK」l′r″ Jυanda lV0 95 Clpυィarイ 5412● donesla
FORM(FR)
No Dokumen i FI丁 K― FR‐AKD-081
丁gl丁erbit : l Maret 2010
No Revisi 1 01Ha
SURAtt BIMBINGAN SKRIPSi
Nomor : Un.01/F1/KM .Ot.tt.1!A..tZOrcLamp. : -Hal : Bimbingan Skripsi
Jakarta, 12 April2016
Kepada Yth.As s qlamu' alaikum wr.wb.
Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pernbimbing l/ll (materi/teknis) penulisanDr. Hindun, M.PdPembimbing SkripsiFakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUIN S1'3fi f gidaYatullah
Jakarta.
skripsi mahasiswa:
Nama
NIM
Jurusan
Semester
Judul Skripsi
Amsari
ll10013000089
Pcndidikan Bahasa dan Sastra lndonesia
XII(dua belas)
KESALAHAN PENGGUNAAN TANDA BACA PADA
PARAGRAF DESKRIPSI SISWA TTNGKAT SLTP BIMBINGAN BELAJAR
GANESIIA OPERATION, JAKARTA BARAT TAHUN PELAJARAN 2015/2016.
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 72 April 2016,absfraksr/outline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional padrjudultersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungiJurusan terlebih dahulu.
Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapatdiperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
l(as s al amu' alaikum wr.w b.
. Eahasa dan Sastra Indonesia
1,Ⅳl.,uKl.lv■ .■■ulll. /
05200,01 1015Tembusan:1.Dekan FITK2.Mahasiswa ybs.
KEMENTER:AN AGAMAUIN JAKARTAF:TK」l′r H Jυ anda″ο95 Clpυ rar,54′ 2●donesla
FORM(FR)
No Dokumen i FITK― FR―AKD-082
Tgl. Terbit : 'l Maret 2010
No. Revisi: : 01
Ha
SURAtt PERMOHONAN iZIN PENELIT:AN
Nomor : Un.01 lF.1 lKM.01 .31........12016Lamp. : OutlinerProposalHal : Permohonan lzin Penelitian
」akarta,26卜Лaret 2016
Kepada Yth.
Bapak/lbu Kepala Cabang Bimbel Ganesha OperationCengkareng, Jakarta BaratdiTempat
Assal a m u' al ai kum wr.wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
Nama
NIM
:Amsa‖
:1110013000089
」urusan :Pendidikan Bahasa dan Sastra lndonesia
Semester :12(dua belas)
」udul Sk百 psi : KESALAHAN PENGGUNAAN ttANDA BACA PADA
PARAGRAF DESKRIPS:SISWA TINGKAT SLttP BIMBINGAN
BELAJAR GANESHA OPERAT10N CENGKARENG,JAKARttA
BARAT ttAHUN PELAJARAN 2015/2016
adalah benar mahasiswa/i Fakultas ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakartayang sedang menyusun Skripsi, dan akan mengadakan penelitian(riSetl diinstansi/sekolahノrnadrasah yang Saudara pirnpin.
Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebutmelaksanakan penelitian dimaksud.
Atas perhatian dan ketta Sama saudaral kami ucapkan te‖ ma kasih
Wassaramυ b′akυm wた wb.
a.n. DekanKajur Pend. Bahasa dan Sastra lndonesia
丁embusan:l Dekan FITK2. Pembantu Dekan Bidang Akademik3 Mahasiswa yang bersangkutan
NIP 19800305200901 1015Subuki,M Hum
ProfilGar.resha opeiatir:^ ian dari se.iarah l'.ehidupa, masyarakat Indonesia sejak
1984. Sejak saat itu o, t".u. mengembangkan dan membuktikan diri sebagai
gi.bingl" Belajar ar di Indonesia'
penghargaan bergengsi TOP BRAND sebagai
en dan eksistensi dari Ganesha Operation
endi
tahun-tahrrn mendatan g'
Dengan keberhasilan meraih penghargaan TOP BRAND, ke depan Ganesha Operation akan
terus meningkatkan kualitas produk d*i;r;;serta membutiitan diri sebagai market leader
dan Bimbel terbaik di Indonesia'
寸
きδ皇〓層囁引ヨ豊 o.N
‘メ5,
工ぢヒ〓2 一4N
c■■8Fど “N一
cXF8モ0 ●‘〔
4さ0〓せ量凛 N沿
菫〓■6nこ ■na
Eu,
■■,
゛.“
寸的
N引
”ヽ0『〓ミコヽ」ξ驚ヽ■
dJⅡ〓く0〓=一く
0卜ヽ““卜い●〓口●
〓―父こミ崎5Ψ
”0つLo●〓く0“]
0
ヨ8
ξlil:i::
崎一0ぃoヽ
Jく00フ
一■OCЮΣCc‘´mコ ∞コ
一〇0いC徊f3徊コ トコ
9Cつ∽OC徊壺●Fc口0。cコい。C。コ“ωE一おY o¨
0ゝCOFンにF」〓QVC口0.■6´⊂〓υ∝“Qヒ〓徊y.0〓Lo口“oF」〓Oy n
α徊yOC0030∞cωOメOFO」o∞ルQE一おY ●
ヽ∽ωαンoE一■Y⊂mOL“yくOЮE一おV m‥
ヽ『ヽヽミミ HI
ヽもcc〓c●‘〓当
一饉0いCm一30コ
c口“理ooV一mDcO」omyコ″cコ個L●υくC●yo〓田OEO〓
一コタИ一OCロニ●●
お0●00い●OE」0」EcoメっEOcoEメ2cコ」一nc〇一二口υ暉OEO〓
yoαEpet∽コタリう
″00何OEo」,つくコロ“●ル●コ0●
C個OCO一●y
おoOつ」omヽ●0」0つヒ⊃om」ozCQ。⊂000」∩υC徊3ω〓」0∞ m―^
ЮEC03 ●¨
ヽ、ミヽSヽ H―^
く“くυ一“ビu〔
一た0⊂Q〓ぃo。⊃卜に00Cofうoコヽ0い mm
一〓OCmEco二つ0コ ト〔
一〇0い⊂●fコ∞コ Om
いo3ヽo⊂o、oE⊇0>c00●コ⊃¥ゼくoせoい″oαOL
O⊂ωゝ●OCO´C一C00COつo´一」0∞ИyO卜0‘」個メZOu田9ヒυ〓 nm
弓。0」盤Pl50∞E′
OEQoy■oゼOωocoメo〓」υ∞oαo」oつ00ヽ¨CO″∽yШ徊∪oOEO,
マm
‘>聖υトコoおoも∝g一boMEE。工。EuΣ “〔
0⊂8〇三 N〔
ヽωヽヽヽミ Hm
く卜一“u●
HN
m
HN
m
”ヽON〓ミ〓5むヽ営ヽ驚
りくJ四】E四Lリコ饉CJ一OZくコ『く〓一日〓
Zくコ近ドZく〓面L
OHON[“くコ2く『●●
Dυ02〓≧“口LZくD〓面卜“uL0
0【ON・nHONヽ一一
0コ00●、ビ四>〓∽、“ШコDυШ“ヽユ〓∽〓>
く一∽ШZ002¨くいく工く“
ミ、ヽ●、ヽヽい ●h、し「ヽヽ●ヽ一、0ヽミしヽヽ “ヾド
≧0ミヌЩЩLO口礫凛ョ「≧く0
mふ訥WT L”ヽ
..∞E”o“OF〓∞“”∽コL
ピくFコШ●
“く7コu“一い2四
L」に“四卜∽四〓四
〓く∝υ0
一0つ卜002く0一
:::::::
:::
つ一0“‘餞
t一OCCECm二一●コ
一Oo∽CC一3ロコ
c,
市Y
,
回Y Nヾ0
一0一3aOLO一口Y H●0
●、cc理●y●Eo●c●夕L●∽●マ0一ESニ
含mOCコCヽOV〕uCうOE●∽ロツ●VHHm.0
(C●〓0ぃCa」)CO●0●い●一OVO一m●
合●MCc・LF)c徊どココヽ“●“●V Om0
(cEEoE2c)ぃceOコc●o●一OV 一o0
一ηyo一o″C一『ビoいo一●y 卜〔0
(o「夕一ゼく)Oco一c●い0常) 0.mり
(ヽ●oao」L)Lo000●“口V いm0
(o〓o」oEっZ)c●occ〓●●″●Y ヾm0
(o>一一及oい0く)〓●一いoりoV mm0
(00」o>)●でoV●“oV Nm0
(OCアヒ02)0つCO●●コ●V 【m0
CヽCn一CO「C●y」00o「」0∞0一●Y
OCOυ●三
ヽ、ミヽミヽ
ト~ヽ、ヾn
tO
ヾ崎
0
BIM[BEL GANESHA OPERAT10N
jalLn Raya Daan lⅥ Ogot KiV[i4Biok 6 H,Komplck Rしko Kcncana SaKti
1、 allla Sis■ a
可ill■ l婁 :Pe■ didika■
r/へ 1,r
:Lυ にたんθソbp′ Qh lりとfヘ
16D⑪ 13MA,キ
ス メ、ゴ争彎n k・和k 降こ・ ごの口oい11q l移′赤
M夕 、 ハ。し「(1 AI卸グ スひ:
」‐k星駆_=
。|(f( Ictn ta i . !Uf'r 1
nげn ツに
t
‐i mσnt、ス.ヒ tl結歩 n l∠11多
:mG
I i[ Lci 1 ['-,f t ( メ『n 二『ザ嶺〈じ
l・n。14n。 みnレ 1夕 RVムqレ| ンミス
舟q θlah[。'
・ゝヽ
、卜●
で、●伊い 二C′イン亀
二〔
'ご
1り
`f・セ 川 昴 く lUギ傾h多望室
′しC´ 1にメ qG(、匈リク
σ a“Jk塾 バ和
F:‐〔l鼻`lrス
し1,in l、プし|ゝ ′
■」
「u mQレ
:`
bqfl fqt-" $vrro1r. 9a Yq ヽVワイ沸0之C-4ι
ュi七S
9tur. Mc“ 出
mQs/1h
「もva、メぃ
K円9上コ わhn九
| , ,tl'rpメ♂角ネvたrken眩 二 li:口 lal
uttg鰤盤絆Eh鍛
鬱一 一 一一〓一一、,一、、‐‐‐‐,一一、、一一一一‘
%嘔k kυ
t/
αξl
BIMBEL GANESHA OPERATiON
lal[t111ミ a卜 a[)tlall卜71ogot卜 (卜/1i4131ol、 6[I.Kollol〕 lck Rヒlko Kcllcana Sakli
iarna Srsrr a J AUUP ;6re1faH
取 皿 IDtSn cl面 hn Iり⑪
/Mド
Kelas :鰤′WⅥ/Ⅷ/Ⅷひ ′珀 /刈 )*----)
r
l/ r. t)a*d.*,,
9ド ( こaFafι a わめ辱ピ !唾 tor′ヒ供 i lI認っば ri КOC
■U ‐ 罐 tド Fσ θ 準 ― E坐 上二基登望里 旦 整 宝 二製 生 生 _← 殴
投 二 尋 里 1… 上掌 ユ主 _二 印しr共輿 i竺二_垂当聖■二二L望上■__
f.´ 〔ムe_んハ lar u,l^ {e, br.,
斡Oハ =ヽ 7姿 FIコ : シ「ヽ、, 急rこ・ 4「 ra l
*na (Jtn.o .1.11o r:J,c 'ifr-rrrt
Scittr.・ ′ iヽι \卜,確f"望重_tmレ三 i-!r-ecr.icrrt: lcl.t Cb:s'
dcCO 賛"摯
υ 蛯′ぞ輸 r,, 3摯210い し`u to+., . Da. rtr
f・
‐0年 ゲt′ rtiィ・
‐
lon bcalo' lxeri t'tc "
*lttnょaIメlihan
鶴
Nama Sisrva
BIMBEL GANESⅡA OPERAT10N
Jalan Raya Daan NIIogot K■ 4 14 Blok 6 H,Komplek Ruko Kencana Sakti
,@'lhue'a C 9
Thght Pendidikan:6D亜 勢NIIA)*
:(IWVⅣ IⅣIIⅣⅡIC晟 /X1/XII)*
可こⅥM L… 肺 %t釦“
Sバa怯 端 -l ,rttlMr^,+ unlvk Akun'tqnioi di 14,^ala'eitfe . Wfu'oqtsnce mt ta\zta? Aih〆 「鍵 .乾bダ たにι 削 レ k骸卜 激 酬 a篠
, r f ‐ ヽ ^ _f ′ ´._^
し恥lαニセ午υsαくnに 、ば %nl滅 cοれレグ Pの■骸 ウinC_
?嫌o gCWCn/3zや ぃi b(∫ 雨 師 、g Oり」οtqq・噸 幅 (ス ′降 r烈19惣 ЦttαOaノ
αNヽ ati m′七負lqtt k`崎 ′々 夕` h,.ikqnn Klea\oYr, laor'i AnJttnlz4ps , €tstar^'+ffi 虫だワa
あ 魚 (烈 惚 n ttnぐ ♭ι「h慎らq(74 Jι n」aに ■い ′ L(rθ %〔《膨 nヽ 文ド 市
キ雄 ntt π夕 ♭めο餃 xレ′ レ仁i払 И4レ′bムグar
Oawbtl bertlarn lr *<wy<t w bzbZ'hpa i[w; opl rb
fm%mι“β“「 帥 ″
ヵr物だと“4物々吻ゅι移酔β′ユ?A―①V r翅
ラにメF ttα lクレマ之‖Fチ
′ηl餡約
`4仁
γ々 インン 酸 24ク 物
2ビHυコ´ξ.び"「
Иた И飢 鍛 醐 ぼ 伐死u pa十 1れ 1 半「柩 場 骸 rt`Иィ物レグ4r
坤 ti"臼
“
グ‐
* Lingkari pilihan
BIMBEL GANESIA OPERAT10N
Jalan R勢′a Daan νlogot KM i4 Blok 6 H,Komnplck RLIKO民 CnCana Sakti
: M ハt_「 キ(裾Nama SiSwa
二:・・gttai Pelld:dikarl
Kcla3
・3D醸応M局・:(IV〃′γ1/VII′γII1/E‰
′χ′XPXII)*
Sド ネヽ Tliにこ'M
」ニドユロT4
争・ 1藁千 lk。ぃ _操
`印TttCa geレ :む 孵 れし漁 幹
`´ィ・ 卜色 (MK
g“|イh「 ‐
f`へ ・壬 中
“こ`、
t, i!ぼ く`ず、 Gr.c..b-t di)F 恥 象♪摯象f 靖 「 4く せ
‐
:1_1三 J二 ■::‐ Ⅲ」)よ`〔
J轟 ゞ
V,r,l i-,^,r1 *f kq`ぷ
こた[マ『ぎビ1そ予静」οう
('V-\.'t\i,3 c!:l
[ぃご1〔、ヽぃ ギ も[肇 )しを、
"レ■ 申ィ3M「 tギ ニ F「守十rひ F■lJ無_ダ 5F Qレ F:―
″。ぃ■約 「り0分「上―r
Dヒ 、■ttil言 もは■t rc鈴 1■ loと い l: 辞 ,身 墓:七■Ⅲ〔1,1 し,´ 曇ヶ
卜ご・ヽ 1■ と',こ、バa いい fユネヽ うt譲
―pi i■ギtiン=― '1・
1・, ftFもrd輩幌 二よa kan感 い 千jttr、 尋 ∫f・ 4・ Ji`11 :■バ.て,曇i
Sオ KJポ曇 i螢Sa麒 I r*rrt r Er ltleE*J\
い れα ,
オH里:難墾評盤釜
だ F~l「 多■
BI■/1BEL GANESⅡ A OPERAT10N
Jalan Raya Daan Mogot KNI114 Blok 6 H,Kolnplek Ruko Kencana Sakti
Nama Sislwa
Tingkat Pendidikan
Kelas
:陳 鉾 “
町 Q/1ト
:(sttsNIIA)*
:σVⅣⅣⅣIⅣШθX/XI側 D*
た。″ &巌ノノせ 6“ι `晨4‐ a,a.fa{ E^ta Yu*$ lcrlekl. &' hrrA' J'aqra t*zat. .
卜■ い 及"
n"afccna4 Faq.C olo4ot Seruttlye '
鰤a F ttρPυは PC餞 あυ aP"a´あ
笠笥 酬コ‐ ソ υ pa゛ q酬
&* T3o t^/.t-f- t-rAX- .びし
`としιQ兜
・ dQヘ
μμ ∂。辞“/ 1野′?絆ハ どこポま 4ofeら q“ご
“リア
"・
O, g.-e { '"'aAA 'lQ'/o.?a+ セハh υhυ“ Yo■/ d― '“。●L 餞 負oκジ
V*)ru dllmon /aQong "
.9o{o^ rfu lcer-do - lpoeBa 4.Felfo c^r k-<+\o( '9el49ra1t―
ム・
hf. Gon:l ctt' 7v9a
色 め‐ Li'、
fatyamancr^ 42r 6. f- CA' 沖
o,G\C*gof W*rn
Ad" rai batXa-F 4'rn1no.6' $qa Fo* Pry Far€,^€' -l<alatnga
9。イヨ“οふ あ
^ム
藁わ 崎 颯α ~ Qq“ ∂q″ 蝋鳴 ql ^ヴuυ
Vman&-ga^Aya'
Ug-ro Vory a'tuealcqr ル・Jarng"4 1.qlurh.' lcor<^- btyo^f 6ra-euat'^ioa
」呵 "R^ "Чヨu9Cししへθ( ●ヽ ■o `へ ( ‐
* Lingkari pilihan
BIPttBEL GANESⅡ A OPERAT10N
Jalan Raya Daan Mogot KM 14 Blok 6 H,Komplek Ruko Kencana Sβに i
Nama Sisrra
Tingkat Pendidikan
Kelas
:[ヽv.Om2▼ c」途 ?fif
:6D艘,SMげ
: (t\r/v/vl/v ill Y ru@lx/xl/xll) *
brcrnc,
,を三〕「′
Gヽ 、ィitJ「 ′、 おγ〔,1ア で ■ヤlf tθ巾昴「
いデ■
_ ′ 筆 :二‐幹 03,συ fいを■1,i tJざ■静
f 'rri らF"r ff{iC(●彗Jl :`『 lll『 ・91f● :10
(〔〔〔i::「fll f``キ:ilご!ヒ LC I
V'-tl r?. co
1・■アt卜 `:イ )(f「 :ゃ ri 讐l,:ダ 鉾1‐ 1轟 :(じ Fυ円「ξ
Oi Cむいせ静鋼 も子套[J■
●j:iモ ピ'弩 ―際I■・
`_il・lif〔 |お,ιl
~′
: ilま すic m(響wぉレFレ :
f(十〔|〔卜 ∂「'1:
lt iば「う `チ
:〕 戯「
ξ幸:Yいロフト
ir.;;JI 6 i:;:1 f' -r i'i '-; '
" "iι}:1‐
*Lillgkari pilihan
BIPIBEL GANESHA OPERAT10N
Jalan Raya Daan卜logot KNI114 Blok 6 H,Komplek Ruko Kencana S,kti
Nama Sisrva
Tingkat Pendidikan
Kelas
:%sa Hamandほ
:6D麺動SNIA)*
:(IV/VⅣ 1/VI1/ⅥHO/7刃xIⅨII)*
sMP Ne9eFt 169」 AFA91A
1ヽヽく dan non― cl ra♂ θrtA■ _
or \fi l^,PrnrtiYi fi !o rrtci 1;* り■on [FI
\c,5 1
I',orfr l{iij 8 dan q´ 守♀NL
|
* Lingkari pilihan
BIPttBEL GANESHA OPERAT10N
Jalan Raya Daan Ⅳlogot l酬114 Blok 6 H,Kornplek Ruko Kencana Sakti
Nama Sisrva
Tingkat Pendidikan
Kelas
:麟naЧ 91oO tat″i
:(SD桓璽]SMA)*
iCVⅣⅣⅣⅣⅥH口∬y測 D*
'?qr$hii$r$"aoron ld,fkbt" di pmvtnsi da,ubocat [ed,n\$ & Ouo-Qan6r'Aarcrr)
leravuun $rrqan&rruo , tqlu?okn Pgondcrruo ,?antai Vqg dibtrihkaO kqai
?onboi krUoif 0.i lat^ir bo.oi ponhi turytrrt ltdaF h,nVaf otor9 .{ag
〆ヽ`α9 r`記随oっ . 呻 dC● `dan Q(,aahu'firabu
い漁叫tヽぃ叩 Ptxtruroon untuk
よα聰
btvr tQtnUci\i \ro\aruq tror drsatu don bito \rrJobeli
olu´ Olu多ふ LぃЧ鮮 狭 だヽ
"dЧ迪輌 Ч ヒ鰤山 ハい。鉢・
?"は Q叩9Qn次用n d
auしよほnTぃdu 噛卜 に tuti` 争摯い出 助 暉
と思 1ごぃヽよ 汰 1科Otバ L如 丈 ユ
い dkレ Uざ1司Yい 、試ぃ甲 町ゝ 晨 】`〕9u‖ロソ虫ぃり 岬ヽ 1`acnF、 x、暉子1卜 卿
Vug [ottr tqn\G, Ququndotoo \tt0Dut ,mtrYorrug Jo\oq \Qatt tutn$Ih Sv
t{"u ko.m go*ornrf. \0ng Uurrih !ai,n\.raE Fsic [uHh dOn S.roosdorqan
りしQ
btrstt**-, d,rerru'
* Lingkari pilihan
ハ紗
一飾
BIPIBEL GANESHA OPERAT10N
Jalan Raya Daan NIIogot KM 14 Blok 6 H,Komplek Ruko Kencana Sakti
Nama Sisrva
Tingkat Pendidikan
Kelas
パヽ~く
o\Rヽヽ、ヽ1ら
:(SD/⑪ /SMA)*
iCVMVyⅥ yⅥH□恵v畑 )*
Stad'cr' kt●01cヽ ,`
―α褻 燎≧Iヽ〔で矢` ιヽ氏「1.Itヾ
* Lingkari pilihan
とヽ さぶ。ごo・ ゛ゝ 夕 :.Ctふ よ` 〔`t trヾ ,」―‐ぜ、しヽ・、.1`_'3ヽ
'`ネat S'総嗅む寝\C(3it_t
BIM[BEL GANESⅡ A OPERATION
Jalan Raya Daan Ⅳlogot KN/114 Blok 6 H,Komplek Ruko Kencana Sakti
Nama Sisrva :6シ 〃/~ハ ROSpl′ rNJ/1 爾′♪′邸
Tingkat Pendidikan:(SD/唖EPSⅣ眈 )*
:(IV/V/V1/VI1/Ⅵ I《フ Ⅳ X1/XII)*
Lqwu f sut.,, d,
4よ る麟 mi
tび ldでに di Provin'i kθЙ ln7 1σ lル7に
'kca Tawtymangrt Sangat 9 Jαa 厖品cw´
1 7Yo存θnσβ vQり おり仙 s法 iり9a Sttu C suas(ρ α∩」n
|<ο レ lθω′u口ptaυ
di'.,
ion 4eri , rVargo dtton p(n rq.n\oL -ranah .
Iaotah -\awangm manlli ki Jalcncn b2「之`力
k―たlο
k をR ‰
`i sよ
diF「9 ルlaコ | g61xoh sawah rltln kl,tn - L&tn luas ran kltu'?tor(ihql'
笏 汁飯げdレ ′¬ ル″ runqh ^rumah u.nrgr
yatt mmh k“ロ ノのP ttk詢「“
mαh〕“
hnい
Di hh ■t“ P9maリ
Qrcgcgan Sew,^ , Aisana tudo4t d'r tqun
feros /,on レ渉洵′ロ bqrYU,thtL
メィ ′lin“
′r■
mak4,an
型 竺 dTtt ncnutt」む 励 ‐にuぬ J鴨`da tt Sは
ほ「 nlは m`akヵ「 町 u“
* Lingkari pilihan
肝一″
BIODATA PENULIS
Amsari, lahir di Jakarta tanggal 15 Maret 1990. Putra dari
pasangan Iryanto dan Rohati. Penulis telah menempuh
pendidikan sekolah dasar di SDN 06 Jakarta dari tahun
1997-2002. Melanjutkan pendidikan sekolah menengah
pertama di SMPN 205 Jakarta dari tahun 2002-2005.
Melanjutkan pendidikan sekolah menengah pertama atas di
SMAN 94 Jakarta dari tahun 2005-2008. Penulis mulai melanjutkan pendidikan
S1 di perguruan tinggi sejak tahun 2010 melalui jalur ujian mandiri (UM)
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis memilih Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, dan memilih jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia (PBSI) sampai tahun 2016.
Alamat Penulis sejak tahun 1990 hingga sekarang di Jl. Semanan Raya
Kampung Pulo RT 04 RW 08 No. 70, Kalideres, Jakarta Barat, 11850. Email: