kesimpulan -...

21
BAB V KESIMPULAN 5.1 ANALISA ASPEK MANUSIA & RUMAH SUSUN 5.1.1 Analisa Pelaku Kegiatan 1. Penghuni Rumah Susun : Lajang, pekerja yang belum menikah (sendiri); Dwiwarga, pekerja yang sudah menikah namun belum memiliki anak (2 orang); Triwarga, pekerja yang sudah menikah dan sudah memiliki 1 anak (3 orang); Caturwargga, pekerja yang sudah menikah dan sedah memiliki 2 anak (4 orang). 2. Pengelola Rumah Susun (tidak menetap) : Kepala Pengelola Petugas Kebersihan Petugas Keamanan 5.1.2 Analisa Jumlah Pekerja di Kota Bontang Jumlah pekerja yang ada di kota Bontang berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kota Bontang & Provinsi Kalimantan Timur (SAKERNAS) yang dihimpun pada tahun 2012 adalah sebagai berikut : Penduduk usia kerja (di atas 15 tahun) : 105.286 Total angkatan kerja (sudah bekerja) : 59.809 Pekerja lajang : 10.108 Pekerja menikah 1 anak : 25.180 Pekerja menikah 2 anak : 16.448 Pekerja menikah lebih dari 2 anak : 8.074 Berdasarkan data di atas maka jumlah pekerja yang termasuk dalam klasifikasi penghuni rumah susun berjumlah 51.736 jiwa karena pekerja yang dapat menghuni rumah susun adalah pekerja yang maksimal memiliki 2 orang anak saja. Sehingga jika dipersentase maka jumlah pekerja yang masih lajang sejumlah 19,5%, pekerja yang menikah dengan/tanpa 1 anak sejumlah 48,7%, dan pekerja yang menikah dengan 2 anak sejumlah 31,8%. 59

Upload: vuongtuyen

Post on 10-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KESIMPULAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93696/potongan/S1-2015... · Sedangkan untuk sepeda motor berdasarkan SNI ... 8. Analisa Kebisingan

BAB V

KESIMPULAN

5.1 ANALISA ASPEK MANUSIA & RUMAH SUSUN

5.1.1 Analisa Pelaku Kegiatan

1. Penghuni Rumah Susun :

• Lajang, pekerja yang belum menikah (sendiri);

• Dwiwarga, pekerja yang sudah menikah namun belum memiliki anak (2

orang);

• Triwarga, pekerja yang sudah menikah dan sudah memiliki 1 anak (3

orang);

• Caturwargga, pekerja yang sudah menikah dan sedah memiliki 2 anak

(4 orang).

2. Pengelola Rumah Susun (tidak menetap) :

• Kepala Pengelola

• Petugas Kebersihan

• Petugas Keamanan

5.1.2 Analisa Jumlah Pekerja di Kota Bontang

Jumlah pekerja yang ada di kota Bontang berdasarkan data dari Badan

Pusat Statistik Kota Bontang & Provinsi Kalimantan Timur (SAKERNAS) yang

dihimpun pada tahun 2012 adalah sebagai berikut :

• Penduduk usia kerja (di atas 15 tahun) : 105.286

• Total angkatan kerja (sudah bekerja) : 59.809

• Pekerja lajang : 10.108

• Pekerja menikah 1 anak : 25.180

• Pekerja menikah 2 anak : 16.448

• Pekerja menikah lebih dari 2 anak : 8.074

Berdasarkan data di atas maka jumlah pekerja yang termasuk dalam

klasifikasi penghuni rumah susun berjumlah 51.736 jiwa karena pekerja yang dapat

menghuni rumah susun adalah pekerja yang maksimal memiliki 2 orang anak saja.

Sehingga jika dipersentase maka jumlah pekerja yang masih lajang sejumlah

19,5%, pekerja yang menikah dengan/tanpa 1 anak sejumlah 48,7%, dan pekerja

yang menikah dengan 2 anak sejumlah 31,8%.

59

Page 2: KESIMPULAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93696/potongan/S1-2015... · Sedangkan untuk sepeda motor berdasarkan SNI ... 8. Analisa Kebisingan

5.1.3 Analisa Jenis Kegiatan

Tabel 5.1 Jenis Kegiatan pada Rumah Susun

ti-

dur

man-

di

buang

air

ma-

sak

ma-

kan

be-

ker-

ja

ber-

main

olah

raga

men-

cuci

Pekerja v v v v v v

Istri v v v v v v v v

Anak v v v v v v

Pengelola v v v v Sumber : Analisa Penulis

5.1.4 Analisa Kebutuhan Ruang

Tabel 5.2 Kebutuhan Ruang Rumah Susun

Pengguna Ruang Jenis Kegiatan Kebutuhan Ruang Sifat Ruang

Penghuni Rusun Tidur

Mandi

Buang air

Memasak

Makan

Bermain

Mencuci

Berusaha

Kmr tidur

Kmr mandi

Toilet

Dapur

R. Makan

R. Bermain

R. Cuci Jemur

Niaga/Warung

Privat

Privat

Privat

Service

Service

SemiPublik

Service

Publik

Pengelola Rusun Bekerja

Buang air

R. Kerja

Toilet

Privat

SemiPublik

Semua Datang

Bersantai

Olahraga

Acara

Bercocoktanam

Beribadah

Parkir

Hall/Lobby

R. Komunal

Lapangan

R. Serbaguna

R. Cocoktanam

Mushola

Parkiran

Publik

SemiPublik

Publik

Publik

SemiPublik

Publik

Publik

60

Page 3: KESIMPULAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93696/potongan/S1-2015... · Sedangkan untuk sepeda motor berdasarkan SNI ... 8. Analisa Kebisingan

Service Mengatur listrik

Mengawasi M&E

Mengurus sampah

R. Panel

R. Teknisi

Penampung sampah

Service

Service

Service Sumber : Analisa Penulis

5.1.5 Analisa Tipe Unit

Tipe unit hanya dibagi ke dalam 3 tipe berdasarkan jumlah anggota

keluarga pekerja :

• Tipe 18 : Untuk pekerja yang belum menikah (lajang)

• Tipe 27 : Untuk pekerja yang sudah menikah dan maksimal memiliki 1 anak

• Tipe 36 : Untuk pekerja yang sudah menikah dan maksimal memiliki 2 anak

5.1.6 Analisa Skema Hubungan Ruang Makro

Gambar 5.1 Skema Hubungan Ruang Makro

Sumber : Analisa Penulis

5.1.7 Analisa Skema Hubungan Ruang Mikro

Lobby/Hall menghubungkan entrance dan tempat parkir dengan ruang-ruang yang

ada di lokasi rumah susun. Ruang penunjang adalah ruang-ruang yang berfungsi

menunjang kegiatan ekstra baik pengelola maupun penghuni rumah susun,

diantaranya adalah ruang bermain untuk tempat bermain anak – anak, ruang

bercocoktanam untuk mewadahi pengelola atau penghuni yang ingin

bercocoktanam, dan warung atau toko untuk mewadahi penghuni yang ingin

berjualan atau berusaha.

61

Page 4: KESIMPULAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93696/potongan/S1-2015... · Sedangkan untuk sepeda motor berdasarkan SNI ... 8. Analisa Kebisingan

Gambar 5.2 Skema Hubungan Ruang Mikro

Sumber : Analisa Penulis

5.1.8 Analisa Program Ruang

1. Kebutuhan Luas Ruang Dalam Rumah Susun (Bukan Hunian) Tabel 5.3 Kebutuhan Luas Ruang Dalam Rumah Susun

Program Ruang Jumlah Ukuran Akumulasi Luas (m2) Sumber*

R. Serbaguna 1 300m2 300x1 300 SNI

Kantor Pengelola

- R. Manajer 1 18m2 18x1 18 NAD

- R. Pemasaran 1 6-9m2 9x1 9 NAD

- R. Administrasi 1 6-9m2 9x1 9 NAD

- Toilet 2 1,5m2 1,5x2 3 TSS

Pos Keamanan 1 18m2 18x1 18 SNI

R. Panel 6 18m2 18x6 108 Asumsi

TPS 1 18m2 18x1 18 Asumsi

Toilet Umum 36 1,5m2 1,5x36 54 TSS

R. Bermain 1 75-180m2 180x1 180 SNI

R. Komunal 12 18m2 18x12 216 Asumsi

R. Urban Farming 24 9m2 9x24 216 Asumsi

R. Cuci Jemur 6 18m2 18x6 108 Asumsi

R. Niaga 12 18m2 18x12 216 Asumsi

R. Klinik 1 min. 30m2 30x1 30 SNI

Mushola 6 36m2 36x6 216 SNI

Gudang 24 9m2 9x24 216 Asumsi

Subtotal 1635

Sirkulasi (30% x Subtotal) 490

TOTAL 2125

*Keterangan : SNI = Standar Nasional Indonesia NAD = Neufert Architect Data

TSS = Time Saver Standard

Sumber : Analisa Penulis

62

Page 5: KESIMPULAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93696/potongan/S1-2015... · Sedangkan untuk sepeda motor berdasarkan SNI ... 8. Analisa Kebisingan

Berdasarkan tabel di atas, maka total lahan yang akan terbangun sebesar

2.125m2 atau sekitar 33% dari total luasan site yang sebesar 6.428m2. Luasan

tersebut jika seluruhnya dibangun pada lantai dasar maka masih di bawah batas

KDB site yang sebesar 40% sehingga memungkinkan untuk dibangun.

Tabel 5.4 Kebutuhan Luas Unit Tipe 18

Ruangan Sifat Luas (m2)

R. Tidur Privat 12

R. Tamu SemiPrivat 6

Total 18 Sumber : Asumsi Penulis

Tabel 5.5 Kebutuhan Luas Unit Tipe 27

Ruangan Sifat Luas (m2)

R. Tidur Privat 15

R. Tamu SemiPrivat 9

Toilet Privat 3

Total 27 Sumber : Asumsi Penulis

Tabel 5.6 Kebutuhan Luas Unit Tipe 36

Ruangan Sifat Luas (m2)

R. Tidur Privat 19,5

R. Tamu SemiPrivat 9

Toilet Privat 3

Teras Privat 4,5

Total 36 Sumber : Asumsi Penulis

2. Kebutuhan Jumlah Unit Tiap Tipe

Jika diasumsikan dari total luas ruang dalam rumah susun yang sebesar 2.125m2

sebagai lantai dasar, atas dasar pertimbangan efektifitas bangunan dan batas

maksimal ketinggian bangunan yang dapat dibangun dengan sirkulasi tangga

adalah 4 lantai sehingga luas untuk hunian adalah 3 kali dari luas lantai dasar

63

Page 6: KESIMPULAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93696/potongan/S1-2015... · Sedangkan untuk sepeda motor berdasarkan SNI ... 8. Analisa Kebisingan

(Lantai dasar tidak ada hunian). Dari data tersebut maka dapat ditentukan jumlah

unit tiap tipe sebagai berikut (total luasan untuk unit : 3 x 2.125 = 6.375m2) :

• Tipe 18 : 19,5% x 6.375m2 / 18m2 = maksimal 69 unit

• Tipe 27 : 48,7% x 6.375m2 / 27m2 = maksimal 115 unit

• Tipe 36 : 31,8% x 6.375m2 / 36m2 = maksimal 56 unit

3. Kebutuhan Luas Tempat Parkir

Karena rumah susun ini ditargetkan untuk masyarakat berpenghasilan rendah,

sehingga kapasitas untuk parkir mobil penulis asumsikan tiap 6 orang atau unit

adalah 1 mobil. Jadi total maksimal mobil yang dapat ditampung adalah

(69+115+56)/6 = 40 mobil. Sedangkan untuk sepeda motor berdasarkan SNI

tiap 3 pekerja memiliki 1 sepeda motor, jadi total ada 80 motor. Jadi total luasan

untuk tempat parkir adalah :

Tabel 5.7 Kebutuhan Luasan Tempat Parkir

Jenis Kendaraan Jumlah Kebutuhan

Parkir (m2)

Subtotal (m2)

Motor 80 2/motor 160

Mobil 40 12,5/mobil 500

TOTAL 660 (maksimal) Sumber : Analisa dan Asumsi Penulis

5.2 ANALISA ASPEK LOKASI (SITE)

Gambar 5.3 Dimensi Site Terpilih

Sumber : wikimapia.org

64

Page 7: KESIMPULAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93696/potongan/S1-2015... · Sedangkan untuk sepeda motor berdasarkan SNI ... 8. Analisa Kebisingan

1. Luasan

Site memiliki panjang sisi - sisinya dimulai dari sisi yang bersinggungan

dengan jalan Kapal Layar yaitu 108m, 60m, 86m, dan 75m. Sehingga total

luas site adalah -+ 6.428m2.

2. Batas – Batas

Sebelah Utara : Pepohonan

Sebelah Barat : Jalan Pupuk Raya

Sebelah Selatan : Jalan Kapal Layar

Sebelah Timur : Perumahan Harmony Green Village

3. Aksesibilitas

Gambar 5.4 Peta Fasilitas Penting di Sekitar Site Terpilih

Sumber : wikimapia.org

Peta di atas menunjukkan fasilitas – fasilitas atau lokasi penting yang berada di

sekitar site terpilih, berikut penjabaran dan jaraknya :

1) SMAN 3 Bontang : 620 meter

2) SMPN 5 Bontang : 770 meter

3) Pusat Kelurahan Loktuan : 1.490 meter

4) Pelabuhan Kota Bontang : 2.075 meter

5) Rumah Sakit Pupuk Kaltim : 1.650 meter

6) Kawasan Industri KIE : 2.080 meter

65

Page 8: KESIMPULAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93696/potongan/S1-2015... · Sedangkan untuk sepeda motor berdasarkan SNI ... 8. Analisa Kebisingan

4. Kondisi Tapak dan Lingkungan

• Tapak berbentuk trapesium (segiempat tak beraturan)

• Tapak tidak berkontur (datar)

• Terdapat banyak pepohonan di sekitar tapak

5. SWOT

A. Strength

Kekuatan (strength) dari lokasi ini adalah letaknya yang berada di

kelurahan Loktuan yang sudah umum menjadi kawasan tempat tinggal

para pekerja/buruh yang bekerja di kawasan industri KIE karena

kelurahan tersebut yang letaknya paling dekat dengan kawasan industri

KIE sehingga kelurahan ini yang paling memungkinkan untuk didirikan

rumah susun bagi pekerja.

Selain itu lokasi untuk rumah susun pekerja tersebut terletak di

persimpangan jalan yang akan memberi lebih dari satu akses untuk ke

perusahaan – perusahaan tempat para buruh bekerja. Jalan Pupuk Raya

juga merupakan jalur yang umum dilalui oleh bis – bis fasilitas dari

perusahaan – perusahaan industri yang difungsikan untuk menjemput para

pekerjanya.

B. Weakness

Jika dibandingkan dengan pemukiman yang sudah ada di kelurahan

Loktuan, lokasi ini memang lebih jauh untuk mencapai kawasan industri

KIE tempat para pekerja/buruh banyak bekerja.

C. Opportunity

Karena makin terbatasnya lahan yang dapat didirikan di kelurahan

Loktuan, maka lokasi ini dapat menjadi alternatif lain bagi para

pekerja/buruh sebagai tempat tinggal mengingat makin kumuhnya

kawasan pemukiman di kelurahan Loktuan.

D. Threat

Wilayah kelurahan Loktuan masih sering terjadi pemadaman listrik

bergilir serta kekurangan pasokan air bersih.

6. Analisa Arah Matahari dan Angin

Jika dilihat dari letak geografis kota Bontang berdasarkan posisi garis lintang

utara dan selatan (0’01’ - 0’12’ Lintang Utara) maka posisi kota Bontang bisa

66

Page 9: KESIMPULAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93696/potongan/S1-2015... · Sedangkan untuk sepeda motor berdasarkan SNI ... 8. Analisa Kebisingan

dikatakan tepat berada di bawah garis khatulistiwa (0’) yang menyebabkan kota

ini dapat terpapar matahari sepanjang tahunnya. Sedangkan berdasarkan

kondisi demografi kota Bontang yang merupakan dataran yang datar (minim

bukit dan tidak ada gunung) maka angin akan bergerak sesuai dengan

pergerakan angin muson yang bergerak dengan orientasi utara – selatan atau

sebaliknya.

Gambar 5.5 Arah Matahari dan Angin Pada Site

Sumber : Analisa Penulis

7. Analisa View

Tak ada view yang cukup baik ke luar site karena site hanya dikelilingi oleh

jalan raya dan pepohonan sehingga perlu dibuat view yang lebih ke dalam site.

Gambar 5.6 Analisa View Site

Sumber : Analisa Penulis

67

Page 10: KESIMPULAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93696/potongan/S1-2015... · Sedangkan untuk sepeda motor berdasarkan SNI ... 8. Analisa Kebisingan

8. Analisa Kebisingan

Kebisingan yang ada pada site ini hanya berasal dari jalan raya yang ada di

sekitar site yaitu pada sisi selatan (Jln. Kapal Layar) dan sisi barat (Jln. Pupuk

Raya). Namun sisi sebelah barat lebih menimbulkan kebisingan karena

merupakan jalan 2 arah yang lebih besar dari Jln. Kapal Layar yang umum

dilewati kendaraan serta bisa dan truk.

Gambar 5.7 Kebisingan Sekitar Site

Sumber : Analisa Penulis

Gambar 5.8 View Dalam dan Luar Site (a) View ke Dalam Site (b) View Arah Utara,

Pepohonan (c) View Arah Timur, Perumahan, (d) View Arah Barat, Hutan

Sumber : Dokumentasi Pribadi

5.3 KONSEP RUMAH SUSUN

68

Page 11: KESIMPULAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93696/potongan/S1-2015... · Sedangkan untuk sepeda motor berdasarkan SNI ... 8. Analisa Kebisingan

5.3.1 Konsep Zoning Horizontal

Gambar 5.9 Konsep Zoning Horizontal

Sumber : Desain Penulis

Zona Vegetasi diletakkan di sisi luar site selain sebagai sempadan jalan,

namun juga berfungsi meredam polusi udara dan suara yang dihasilkan oleh jalan

raya di sekitar site. Sedangkan untuk area drop off bis pekerja diletakkan pada sisi

jalan Pupuk Raya karena pada jalan tersebut lah yang dilalui oleh bis – bis antar-

jemput pekerja/buruh.

Zona Retail dan area Parkir diletakkan setelah zona terbuka hijau karena

kedua zona ini sifatnya zona publik dan zona semi-publik sehingga harus dapat

diakses dengan mudah dan lansung dari luar.

Zona rumah susun yang merupakan inti dari desain ini diletakkan menjauhi

kedua sisi jalanan untuk mengurangi dampak dari polusi udara dan suara dari kedua

jalan tersebut. Selain itu pada zonasi ini terdapat fasilitas – fasilitas umum

pendukung kegiatan penghuni rumah susun dan vegetasi buatan seperti taman,

urban farming, serta innercourt untuk menambah nilai estetika, view ke dalam site,

dan nilai ekologis.

5.3.2 Konsep Orientasi Massa Rumah Susun

Berdasarkan analisa – analisa yang dibahas sebelumnya, menghasilkan

beberapa alternatif untuk orientasi masa bangunan : Tabel 5.8 Alternatif Orientasi Massa Bangunan

69

Page 12: KESIMPULAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93696/potongan/S1-2015... · Sedangkan untuk sepeda motor berdasarkan SNI ... 8. Analisa Kebisingan

Keuntungan Kelemahan

Alternatif 1

Orientasi Utara-Selatan

- tidak ada bagian

yang terkena paparan

sinar matahari lansung

pada bagian barat -

timur

Alternatif 2

Orientasi ke dalam

- dapat membuat view

sendiri

- bentuk lebih

bervariasi

- ada bagian yang

terkena paparan

matahari lansung di

bagian barat - timur

Sumber : Analisa Penulis

• Penulis memilih alternatif 1 sebagai tanggap terhadap ilmu ekologi agar beban

energi bangunan tidak terlalu besar. Selain itu dengan bentuk sederhana dapat

meminimalisir biaya pembangunan, bentuk yang monoton dapat diatasi dengan

membuat bentuk massa bangunan dan fasad lebih atraktif.

5.3.3 Konsep Bentuk Bangunan

Berikut ini merupakan bentuk – bentuk dasar bangunan menurut Francis

D.K. Ching dalam buku “Arsitektur, Bentuk, Ruang, dan Susunannya” :

Tabel 5.9 Macam – macam Bentuk Dasar Bangunan

Bentuk Kelebihan Kekurangan

Persegi

- Mudah dikembangkan

- Orientasi ruang jelas

- Layout ruang mudah

- Efisiensi ruang tinggi

- Bentuk statis

- Orientasi statis

Segitiga - Bentuk stabil dan

karakter kuat

- Kurang efisien

- Fleksibilitas kurang

70

Page 13: KESIMPULAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93696/potongan/S1-2015... · Sedangkan untuk sepeda motor berdasarkan SNI ... 8. Analisa Kebisingan

- Orientasi ruang pada

tiap sudut

- Mudah digabungkan

menjadi bentuk baru

- Layour ruang sulit

pada sudutnya

Lingkaran

- Bentuk dinamis

- Orientasi ruang

memusat

- Memiliki nilai estetika

lebih

- Fleksibilitas tinggi

- Sulit dikembangkan

- Sulit digabungkan

dengan bentuk lain

- Layout ruang sulit

Sumber : Buku “Arsitektur, Bentuk, Ruang, dan Susunannya”

• Penulis memilih bentuk persegi berdasarkan pertimbangan efektifitas

bentuk agar dalam pembangunan rumah susun nanti tidak memakan banyak

biaya karena pengerjaan yang mudah. Selain ini dengan bentuk persegi

dapat mendukung nilai ekologis yang diinginkan oleh penulis.

5.3.4 Konsep Sirkulasi Horizontal

Sirkulasi horizontal yang dipilih adalah jenis sirkulasi linier yang memiliki

kelebihan jelas dan terarah, mudah disesuaikan dengan tapak, mudah dalam

pencapaian bangunan. Sedangkan kelemahan dari sirkulasi linier adalah banyak

membutuhkan ruang.

5.3.5 Konsep Sirkulasi Vertikal

Sirkulasi vertikal rumah susun hanya menggunakan tangga karena nilai

ekonomis dan aturan ketinggian bangunan yang hanya berjumlah 3 lantai.

Kelemahan jenis sirkulasi ini adalah kurang ramah kepada penyandang disable.

5.3.6 Konsep Gubah dan Tata Massa Bangunan

Bentuk persegi memiliki sifat kemotonan dalam pengaplikasiannya, maka

dari itu penulis sedikit memodifikasi bentuk tersebut agar lebih memiliki nilai

estetika dan atraktif tanpa mengurangi nilai ekologis dari yang dapat dihasilkan

oleh bentuk tersebut dan tetap memperhatikan kefisienan dalam pembangunan.

71

Page 14: KESIMPULAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93696/potongan/S1-2015... · Sedangkan untuk sepeda motor berdasarkan SNI ... 8. Analisa Kebisingan

Gambar 5.10 Transformasi Massa Bangunan

Sumber : Desain Penulis

Gambar 5.11 Konsep Tata Massa Bangunan

Sumber : Desain Penulis

5.3.7 Konsep Koridor Bangunan

Koridor yang akan digunakan adalah sistem Koridor Satu Sisi (Single

Corridor Type). Koridor ini bersifat linier dan terdapat bukaan sehingga dapat

direncanakan untuk mendapatkan kenyamanan thermal, audio, serta visual.

Gambar 5.12 Ilustrasi Koridor Satu Sisi

Sumber : Desain Penulis

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, kelebihan dari jenis koridor tipe ini

dapat banyak memberikan nilai ekologis pada bangunan seperti penanaman

vegetasi yang memungkinkan pada koridor karena terkenan paparan sinar matahari

72

Page 15: KESIMPULAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93696/potongan/S1-2015... · Sedangkan untuk sepeda motor berdasarkan SNI ... 8. Analisa Kebisingan

dan yang utama dapat mendukung sistem cross ventilation sebagai penghawaan

alami hunian rumah susun.

Sedangkan kekurangan dari jenis koridor tipe ini diantaranya fleksibilitas

pemanfaatan ruang yang kurang, ini dapat diselesaikan dengan memanfaatkan

ruang tersebut sebagai ruang bercocok tanam (vertical farming). Selain itu

kurangnya fleksibilitas koridor sebagai ruang komunal dapat diselesaikan dengan

membuat ruang tambahan sebagai ruang komunal atau ruang produktif.

5.3.8 Konsep Zoning Vertikal

Gambar 5.13 Konsep Zoning Vertikal

Sumber : Desain Penulis

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, bangunan rumah susun yang

penulis desain memiliki ketinggian 4 lantai. Pada lantai dasar adalah ruang – ruang

penunjang yang sifatnya ruang semipublik seperti ruang bermain dan ruang

serbaguna. Lalu 3 lantai di atasnya secara garis besar adalah lantai tipikal yang

berisi unit hunian, ruang urban farming, dan ruang komunal yang dilengkapi oleh

sirkulasi vertikal berupa tangga dan ruang service.

5.3.9 Konsep Vegetasi

Kondisi existing site yang telah memiliki banyak pepohonan di dalamnya

dapat dimanfaatkan dengan membiarkan vegetasi tersebut tumbuh pada zona yang

dikhususkan untuk ruang terbuka hijau. Ruang terbuka hijau juga bisa ditambahkan

dengan membuat vegetasi buatan pada zona rumah susun seperti membuat taman,

innercourt, dll. Adapun vegetasi – vegetasi tersebut dapat berfungsi sebagai :

Estetika, menambah nilai keindahan view ke dalam site;

73

Page 16: KESIMPULAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93696/potongan/S1-2015... · Sedangkan untuk sepeda motor berdasarkan SNI ... 8. Analisa Kebisingan

Pembatas antara zona satu dengan lainnya;

Pengarah, sirkulasi hidup;

Pengurang polutan baik udara maupun suara.

Gambar 5.14 Rencana Vegetasi

Sumber : Analisa Penulis

5.3.10 Konsep Sistem Struktur

1. Sub-struktur

Sistem sub-struktur yang akan digunakan adalah sistem bored pile. Sistem ini

dipilih karena sistem ini dalam pemasangannya tidak berdampak bagi

lingkungan, memiliki kekuatan yang cukup untuk bangunan tinggi, cocok untuk

segala jenis tanah. Kelemahan sistem ini adalah waktu pengerjaan yang lama

dan membutuhkan biaya yang besar;

2. Upper-struktur

Sistem upper-struktur yang akan digunakan adalah bahan beton bertulang.

Sistem tersebut memiliki kelebihan kuat, kokoh, dan dapat dibentuk menjadi

bentuk apapun. Kelemahan dari sistem ini adalah waktu pengerjaan yang lama

dan proses konstruksi yang rumit;

3. Struktur Atap

Sistem struktur atap yang akan digunakan adalah atap dak beton dimana sistem

ini memiliki kelebihan pengerjaan yang mudah, kuat, bentuk fleksibel, serta

pada bagian atas dapat digunakan seperti pemanfaatan utilitas, green roof, urban

farming, dll. Kelemahan dari sistem ini adalah tidak cocok untuk bentang lebar

karena sering terjadi kebocoran.

74

Page 17: KESIMPULAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93696/potongan/S1-2015... · Sedangkan untuk sepeda motor berdasarkan SNI ... 8. Analisa Kebisingan

5.3.11 Konsep Penggunaan Material

1. Dinding

Menggunakan beton ringan yang memiliki kelebihan lebih ringan dari bata serta

memiliki ukuran yang cocok dengan modul struktur yang diinginkan;

2. Lantai

Material untuk lantai adalah material yang umum digunakan yaitu

menggunakan semen dengan finshing lalu dilapisi dengan keramik;

3. Plafon

Plafon yang digunakan menggunakan material Gypsum Board yang tahan api,

mudah dibentuk, pemasangan mudah, dan tahan rayap.

5.3.12 Konsep Utilitas

1. Sistem Air Bersih

Gambar 5.15 Konsep Down Feed System

Sumber : Materi Mata Kuliah Utilitas

Sumber air bersih utama untuk rumah susun ini berasal dari PDAM dengan

tambahan dari pemanenan air hujan. Dengan down feed system untuk distribusi

air bersih lebih efisien karena tidak membutuhkan energi listrik yang besar

untuk tenaga pemompaan karena penyebaran air memanfaatkan gravitasi

bumi. Dalam setiap satu massa rusun terdapat satu sistem air bersih.

2. Sistem Air Kotor

Single stack system dipilih dengan pertimbangan kemudahan pemisahan

saluran untuk air tinja dan air sabun dalam mengontrol pembuangannya.

75

Page 18: KESIMPULAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93696/potongan/S1-2015... · Sedangkan untuk sepeda motor berdasarkan SNI ... 8. Analisa Kebisingan

Gambar 5.16 Konsep Single Stack System

Sumber : Materi Mata Kuliah Utilitas

3. Sistem Jaringan Listrik

Gambar 5.17 Konsep Jaringan Listrik

Sumber : Materi Mata Kuliah Utilitas

Sumber listrik utama berasal dari daya PLN ditambah dengan listrik yang akan

dihasilkan oleh panel surya dengan pembagian waktu pemakaian. Ruang

kontrol untuk listrik dari PLN akan dibedakan dengan ruang kontrol untuk

listrik dari panel surya.

4. Sistem Pencahayaan

Dengan bentuk bangunan yang memungkinkan bangunan mendapatkan

paparan sinar matahari yang cukup maka hunian dapat mengandalkan

pencahayaan alami untuk menerangi pada waktu pagi hingga sore hari. Namun

pada malam hari akan mengunakan pencahayaan buatan seperti lampu hemat

energi.

76

Page 19: KESIMPULAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93696/potongan/S1-2015... · Sedangkan untuk sepeda motor berdasarkan SNI ... 8. Analisa Kebisingan

5. Sistem Pengudaraan

Konsep pengudaraan yang akan digunakan hanya menggunakan pengudaraan

alami yaitu bukaan – bukaan seperti jendela, lubang angin, pintu, dll dengan

sistem cross ventilation. Alasan penggunaaan sistem ini karena tidak boros

dalam penggunaan listrik dan tidak perlu perawatan khusus. Sedangkan

kelemahan dari sistem ini adalah kenyamanan thermal tergantung cuaca dan

terkadang ikut membawa debu dan kotoran.

6. Sistem Transportasi

Untuk transportasi secara horizontal yang dipilih adalah jenis sirkulasi linier

yang memiliki kelebihan jelas dan terarah, mudah disesuaikan dengan tapak,

mudah dalam pencapaian bangunan. Sedangkan kelemahan dari sirkulasi linier

adalah banyak membutuhkan ruang.

Sedangkan untuk sistem sirkulasi vertikal rumah susun menggunakan tangga

atas pertimbangan ekonomis dan aturan ketinggian bangunan dengan

ketinggian 4 lantai. Kelemahan jenis sirkulasi ini adalah kurang ramah kepada

penyandang disable. Persyaratan tangga antara lain agar memenuhi standar

adalah :

• Lebar tangga minimal 120cm;

• Lebar bordes minimal 120cm;

• Lebar injakan anak tangga minimal 22,5cm;

• Pagar pengaman dengan ketinggian minimal 110cm;

• Pembuatan railing yang berbentuk lubang memanjang jarak antara sisi

- sisinya maksimal 10 cm.

Selain itu terdapat tangga darurat pada tiap ujung bangunan sebagai tanggap

terhadap kemungkinan bencana kebakaran.

7. Sistem Fire Protection

Sebagai tanggap terhadap antisipasi kemungkinan bahaya kebakaran

bangunan ini juga akan dilengkapi oleh smoke detector, heat detector, dan

hydrant yang disediakan pada tiap massa dan lantai bangunan.

8. Sistem Pembuangan Sampah

Sampah – sampah terlebih dahulu dipilah berdasarkan sampah organik dan

sampah non-organik pada tempat - tempat sampah yang telah disediakan.

Sampah – sampah tersebut lalu akan dibawa ke tempat pembuangan sampah

77

Page 20: KESIMPULAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93696/potongan/S1-2015... · Sedangkan untuk sepeda motor berdasarkan SNI ... 8. Analisa Kebisingan

yang terpisah dari bangunan hunian rumah susun untuk selanjutnya akan

diangkut oleh truk pengangkut sampah ke tempat pembuangan akhir.

9. Sistem Penangkal Petir

Untuk sistem penangkal petir yang digunakan adalah sistem faraday karena

walaupun kurang memiliki nilai secara estetika, namun sistem ini memiliki

jangkauan yang luas dan cocok untuk bangunan tinggi.

5.4 KONSEP PENERAPAN TEKNOLOGI PENDUKUNG EKO-ARSITEKTUR

5.4.1 Solar Fotovoltaik (PV)

Solar PV pada rumah susun ini digunakan sebagai sumber listrik sekunder

karena sumber utama tetap berasal dari Perushaaan Listrik Negara (PLN). Pada

aplikasinya listrik yang dihasilkan oleh Solar PV ini dapat dijadikan cadangan saat

PLN mengalami gangguan atau mengatur waktu penggunaan listrik dari Solar PV

dan PLN (contoh : Solar PV digunakan saat siang hari).

Untuk pemasangannya Solar PV ini akan dipasang pada atap bangunan

rumah susun yang berupa dak beton dengan menghadap ke barat dan timur

sehingga dapat memaksimalkan penangkapan cahaya matahari. Listrik yang

dihasilkan akan diteruskan dan diatur pada ruang kontrol di lantai dasar bangunan

yang berbeda dengan ruang kontrol untuk listrik PLN.

5.4.2 Rainwater Harvest

Air yang didapat dari pemanenan air hujan ini digunakan untuk penggunaan

yang berbeda dari penggunaan air bersih pada umumnya. Contohnya untuk irigasi,

mencuci, mandi, dsb. Pemanenan air hujan ini hanya bersifat pendukung kebutuhan

air, sumber utama air untuk rumah susun ini tetap berasal dari sumur mengingat

curah hujan yang tak menentu di lokasi rumah susun.

Jenis Panen Air Hujan yang digunakan adalah panen air hujan dengan

sistem penampungan di kolam buatan (di atas tanah). Dari kolam ini air dapat

disebar dengan pompa seperti sistem upper tank.

5.4.3 Urban Farming

Urban Farming yang penulis maksud disini adalah kegiatan bercocok

tanam yang dapat diaplikasikan tidak hanya di atap bangunan namun juga dapat

dilakukan di tiap lantai bangunan (verticultur).

Kegunaan urban farming ini selain untuk memberi fasilitas bagi penghuni

rumah susun untuk ruang aktif bercocok tanam berbagai tanaman sayur-sayuran

78

Page 21: KESIMPULAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93696/potongan/S1-2015... · Sedangkan untuk sepeda motor berdasarkan SNI ... 8. Analisa Kebisingan

atau obat-obatan, juga untuk memanfaatkan adanya sudut – sudut ruang yang tak

terpakai sehingga rumah susun ini memiliki nilai lebih dalam hal produktif.

Gambar 5.18 Konsep Penerapan Teknologi Eko-Arsitektur

Sumber : Desain Penulis

79