kesulitan belajar siswa pada ma ta...
TRANSCRIPT
KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARANEKONOMI DAN FAKTOR PENYEBABNYA (STUDI
DESKRIPSI PENELITIAN TERHADAP SISWA KELAS X SMANEGERI 9 KENDARI)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar SarjanaPendidikan Pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Konsentrasi Koperasi
Jurusan Pendidikan Ekonomi
OLEH
MUHAMAD RICOHA1A1 09 066
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI2016
KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARANEKONOMI DAN FAKTOR PENYEBABNYA (STUDI
DESKRIPSI PENELITIAN TERHADAP SISWA KELAS X SMANEGERI 9 KENDARI)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar SarjanaPendidikan Pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Konsentrasi Koperasi
Jurusan Pendidikan Ekonomi
OLEH
MUHAMAD RICOHA1A1 09 066
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI2016
KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARANEKONOMI DAN FAKTOR PENYEBABNYA (STUDI
DESKRIPSI PENELITIAN TERHADAP SISWA KELAS X SMANEGERI 9 KENDARI)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar SarjanaPendidikan Pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Konsentrasi Koperasi
Jurusan Pendidikan Ekonomi
OLEH
MUHAMAD RICOHA1A1 09 066
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI2016
ii
iii
iv
ABSTRAK
MUHAMAD RICOH, A1A1 09 066 “Kesulitan Belajar Siswa padaMata Pelajaran Ekonomi dan Faktor Penyebabnya (Studi Deskripsi TerhadapSiswa Kelas X SMA Negeri 9 Kendari).” Dibimbing oleh Jafar Ahiri sebagaipembimbing I dan Rizal sebagai pembimbing II
Penelitian ini berawal adanya masalah-masalah dalam pembelajaranekonomi siswa di SMA Negeri 9 Kendari, dimana ditemukan beberapa siswa yangmemperoleh hasil belajar yang tidak mencapai standar kelulusan dalam ulangandan adanya siswa yang terindikasi tidak aktif dalam kegiatan belajar mengajar dikelas. Penelitian ini bertujuan untuk: 1)Untuk mengetahui adanya kesulitanbelajar siswa pada mata pelajaran ekonomi pada siswa kelas X SMA Negeri 9Kendari, dan 2) Untuk mengetahui factor-faktor penyebab kesulitan belajar siswapada mata pelajaran ekonomi kelas X SMA Negeri 9 Kendari. Penelitian inimerupakan jenis penelitian kualitatif-deksriptif yang menggambarkan secaraumum tentang kesulitan belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendaridan faktor penyebabnya.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) kesulitan belajar siswa kelas XSMA Negeri 9 Kendari, hal ini dapat dilihat dari: (a) Aktivitas beberpa siswakelas X yang kurang aktif dala kegiatan belajar mengajar ekonomi di kelas, dan(b) Ketidaktercapaian indikator hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri9 Kendari yang ditandai dengan kesulitan memahami materi pelajaran yangdiajarkan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan mengindikasikan adanyakesulitan belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 9 Kendaridan 2) Faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa kelas X SMANegeri 9 Kendari, antara lain: a) Faktor Internal (Dari Diri Siswa Sendiri): (1)Aspek minat belajar siswa memilki pengaruh kuat yang menyebabkan kesulitanbelajar, karena ketika siswa memiliki minat belajar, serta kurang memperhatikanpelajaran ekonomi, bersikap acuh dan tidak aktif dalam kegiatan belajar ekonomi;(2) Kebiasaan Belajar siswa yang tidak tepat menyebabkan kesulitan belajar dankemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran.; dan (3) Sikap Mental tidakkuat;sifat ragu-ragu, malu berbicara dan takut salah mengeluarkan pendapat akanmenimbulkan perilaku yang kurang percaya diri dalam berbicara dengan sikapmental yang kurang kuat. b) Faktor Keluarga (Eksternal); Perhatian danpengawasan orang tua yang kurang terhadap kegiatan belajar anak di rumah,keadaan ekonomi yang kurang mendukung dan berlebihan akan berdampak padapemenuhan kebutuhan anak seperti ketersedaan sumber belajar yang mendukungbelajar anak. Begitu pula pada keadaan ekonomi keluarga yang mampu atau kaya,kecenderungan kebiasaan orang tua yang sering memanjakan anak akanberdampak pada terhambatnya kegiatan belajar anak. c) Faktor Sekolah(Eksternal); Hubungan/Interaksi antara Guru dan Murid yang kurang, penggunaanMetode Mengajar yang monoton, Media Pembelajaran dan Ketersediaan Saranadan Prasarana Belajar yang tidak lengkap. dan d) Faktor Lingkungan Sosial(Faktor Eksternal); teman bergaul yang tidak tepat, dan banyaknya kegiatan siswadi lingkungan sosial akan berdampak pada kegiatan belajar anak jika tidakdimanajemen dengan baik.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
berkat, rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penyusunan skripsi yang berjudul
“Kesulitan Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi dan Faktor
Penyebabnya (Studi Deskripsi Penelitian Terhadap Siswa Kelas X SMA Negeri 9
Kendari)” dapat diselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak
mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai
pihak dan berkah dari Allah SWT sehingga kendala-kendala yang dihadapi
tersebut dapat diatasi. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan kepada Bapak Prof. Dr. Jafar Ahiri, M.Pd. selaku pembimbing I
dan Bapak Rizal, S.Pd., M.Hum. selaku pembimbing II yang telah dengan sabar,
tekun, tulus dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran memberikan
bimbingan, motivasi, arahan, dan saran-saran yang sangat berharga kepada
penulis selama menyusun skripsi.
Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, M.S., selaku Rektor Universitas Halu
Oleo Kendari
2. Bapak Prof. Dr. La Iru, SH, M.Si. selaku Dekan FKIP Universitas Halu Oleo
Kendari
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
berkat, rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penyusunan skripsi yang berjudul
“Kesulitan Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi dan Faktor
Penyebabnya (Studi Deskripsi Penelitian Terhadap Siswa Kelas X SMA Negeri 9
Kendari)” dapat diselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak
mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai
pihak dan berkah dari Allah SWT sehingga kendala-kendala yang dihadapi
tersebut dapat diatasi. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan kepada Bapak Prof. Dr. Jafar Ahiri, M.Pd. selaku pembimbing I
dan Bapak Rizal, S.Pd., M.Hum. selaku pembimbing II yang telah dengan sabar,
tekun, tulus dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran memberikan
bimbingan, motivasi, arahan, dan saran-saran yang sangat berharga kepada
penulis selama menyusun skripsi.
Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, M.S., selaku Rektor Universitas Halu
Oleo Kendari
2. Bapak Prof. Dr. La Iru, SH, M.Si. selaku Dekan FKIP Universitas Halu Oleo
Kendari
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
berkat, rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penyusunan skripsi yang berjudul
“Kesulitan Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi dan Faktor
Penyebabnya (Studi Deskripsi Penelitian Terhadap Siswa Kelas X SMA Negeri 9
Kendari)” dapat diselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak
mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai
pihak dan berkah dari Allah SWT sehingga kendala-kendala yang dihadapi
tersebut dapat diatasi. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan kepada Bapak Prof. Dr. Jafar Ahiri, M.Pd. selaku pembimbing I
dan Bapak Rizal, S.Pd., M.Hum. selaku pembimbing II yang telah dengan sabar,
tekun, tulus dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran memberikan
bimbingan, motivasi, arahan, dan saran-saran yang sangat berharga kepada
penulis selama menyusun skripsi.
Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, M.S., selaku Rektor Universitas Halu
Oleo Kendari
2. Bapak Prof. Dr. La Iru, SH, M.Si. selaku Dekan FKIP Universitas Halu Oleo
Kendari
vi
3. Bapak Rizal, S.Pd., M.Hum., selaku ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi yang
telah memberikan dorongan dan semangat untuk segera menyelesaikan
penyusunan skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Ekonomi dan Koperasi khususnya di FKIP
UHO yang telah memberi bekal ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi dan menyelesaikan penulisan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Nengah Nagara, M.Si selaku kepala SMA Negeri 9 Kendari yang
telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di SMA Negeri 9
Kendari demi kelancaran dalam pelaksanaan penelitian dan penyelesaian
penulisan skripsi ini.
6. Bapak/Ibu Guru SMA Negeri 9 Kendari, khususnya guru ekonomi Bapak
Herman, M.Pd. S.Pd., Bapak Sabrin, S.Pd., Ibu Fridayanti Achmad, S.Pd., dan
guru-guru lain di SMA Negeri 9 Kendari yang banyak membantu dalam
pelaksanan dan pengumpulan data penelitian Siswa-Siwi SMA Negeri 9
Kendari yang siap menjadi informan demi kelancaran pengumpulan data
penelitian.
7. Saudara-saudariku yang memberikan support dan dukungan moril Wa Ode
Asnawati dan La Jikulamu, S.Pd., M.Hum., Paujia dan Abdul Syukur,
S.Pd., Rosmini, S.Pd., dan Alwi, SE., Andika, S.Kes., Rosbaida dan
Nurmin Idayanti, Nurhida dan Tamrin, Roslina dan suami, serta
keponakan-keponakanku, Nurdesi Kurniawati Kalam, Aih Nofriasi Kalam,
Umi Halfidah Kalam, Afifah Maharani Kalam, ALif Muzakar Kalam, Asdar,
S.Kes., Jordan Kandani, Abdul Irfan, Widarman, Fauzan, Airah, Cahyani,
vii
Dikarman, Bobby Bretoz, Sadawia, Zaikal, Suwarni, Muhamad Azam,
Anggini, Adili, Aloma dan yang lainnya.
8. Semua pihak yang yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan
skripsi ini, Orys Munandar, Rudiyanto Lapaudi, Arwin P, Filman Ode, Abdul
Salam, S.Pd., Parman, Suci, Andrianto Rezpector, Ahli Nur, Krisman, dan
teman-teman Rezpector, serta saudara-saudari seperjuanganku di Pendidikan
Ekonomi Nurmalasari, S.Pd., Sri Rasna, S.Pd., Firdaus, S.Pd., M. Tangka
Batara, S.Pd., Erlianawaty, S.Pd., La Ode Tamran, Aditiya Eko Pratama,
S.Pd., M. Taufik, S.Pd, M. Syaiful, S.Pd. M.Si, M. Syahril, S.Pd., yang terus
memberikan motivasi dan semangat dalam penyelesaian studiku.
Ucapan terima kasih yang tulus dan khusus Saya sampaikan kepada
Ibunda Maria dan Ayahanda La Banuru yang telah paling berperan dalam hidup
dan perjuanganku dalam menjalani kehidupan, serta memberikan dukungan moril,
material, arahan, dan selalu mendoakan keberhasilan dan keselamatan selama
menempuh pendidikan.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih
banyak terdapat kekurangan-kekurangan, sehingga penulis mengharapkan adanya
saran dan kritikyang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Kendari, Juni 2016
Penulis,
viii
DAFTAR ISI
Teks Halaman
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI........................................................ iv
ABSTRAK ..................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................... vi
DAFTAR ISI.................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL.......................................................................................... xi
DAFTAR BAGAN ........................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................... 1
B. Fokus Penelitian ...................................................................... 3
C. Rumusan Masalah.................................................................... 3
D. Tujuan Penelitian..................................................................... 3
E. Manfaat Penelitian................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kesulitan Belajar ..................................................................... 5
B. Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar.............................. 11
C. Mata Pelajaran Ekonomi ......................................................... 21
D. Penelitian yang Relevan .......................................................... 22
E. Kerangka Berpikir ................................................................... 23
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ........................................................................ 26
B. Lokasi dan Waktu Penelitian................................................... 26
C. Jenis Data Penelitian................................................................ 27
D. Sumber Data Penelitian ........................................................... 27
E. Subyek dan Informan Penelitian.............................................. 28
ix
F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 29
G. Teknik Anaisis Data ................................................................ 29
H. Teknik Keabsahan Data........................................................... 31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tentang Penelitian ..................................... 33
B. Kesulitan Belajar Ekonomi Siswa SMA Negeri 9 Kendari..... 38
C. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Ekonomi Siswa SMA
Negeri 9 Kendari ..................................................................... 42
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................. 59
B. Saran ........................................................................................ 61
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
LAMPIRAN...................................................................................................
x
DAFTAR TABEL
Teks Halaman
Tabel 1.1. Presentase Nilai Kelulusan Ujian Semester Genap 2014/2015...... 2
Tabel 4.1. Deskripsi Jumlah Guru dan Staf SMA Negeri 9 Kendari Tahun
Ajaran 2015/2016........................................................................... 33
Tabel 4.2. Deskripsi Jumlah Guru Tetap dan Guru Honorer Tetap di SMA
Negeri 9 Kendari ............................................................................ 34
Tabel 4.3. Deskripsi Jumlah Siswa SMA Negeri 9 Kendari .......................... 35
Tabel 4.4. Kondisi Sarana dan Prasarana SMA Negeri 9 Kendari ................. 36
Tabel 4.5. Presentase Kelulusan Hasil Belajar Ekonomi Siswa Pada
Ulangan Tengah Semester Ganjil T.A. 2015/2016 ........................ 41
xi
DAFTAR BAGAN
Teks Halaman
.Gambar Bagan 2.1 Skema Kerangka Berpikir ................................................ 25
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan sesuatu yang dinamis dalam kehidupan manusia.
Pendidikan pada umumnya diarahkan untuk menghasilkan individu yang
berkualitas yang meliputi kualitas proses, kualitas produk, membentuk tenaga-
tenaga terampil, dinamis dan kreatif dengan tidak melepaskan diri dari dasar-dasar
moral. Pendidikan disebut berkualitas dari segi proses jika pembelajaran
berlangsung efektif dan peserta didik mengalami proses pembelajaran yang
bermakna yang ditunjang oleh sumber daya yang memadai. Dari segi produk,
pendidikan dikatakan berkualitas ditunjukan oleh relevansi hasil pendidikan
dengan tuntutan dunia kerja sesuai dengan kebutuhan peserta didik, tingginya
tingkat penguasaan peserta didik terhadap tugas belajar dan saran pendidikan serta
tingginya hasil belajar yang dicapai dalam pembelajaran. Dari segi dinamis dan
kreatif, apabila siswa mampu menyesuaikan dirinya dalam pergaulan masyarakat
dan mampu menciptakan inovasi baru yang berguna bagi dirinya.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu
penekanan dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang
Nomor.... dengan adanya undang-undang tersebut, maka pendidikan harus tetap
menjadi prioritas utama untuk diusahakan kelengkapan sarana dan prasarananya
terutama untuk sekolah.
Pendidikan juga merupakan suatu kesatuan sistem pembelajaran yang
unsur-unsurnya saling berinteraksi satu sama lain. Unsur-unsur pembelajaran
1
tersebut antara lain siswa, guru, tujuan, materi, metode, sarana dan prasarana,
evaluasi, dan lingkungan pembelajaran. Setiap guru harus menguasai unsur-unsur
tersebut dan terampil menerapkannya dalam pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengamatan awal dalam pembelajaran ekonomi di SMA
NEGERI 9 Kendari sudah memiliki tingkat pembelajaran yang signifikan, melihat
SMA NEGERI 9 Kendari sebagai sekolah menengah yang cukup bersaing dengan
sekolah lain yang ada di Kota Kendari pada khususnya dan se-Sultra pada
umumnya. Namun demikian, bukan berarti hasil belajar ekonomi siswa yang
diperoleh sempurna secara keseluruhan.
Dilihat dari hasil belajar ekonomi siswa beberapa kelas X SMA NEGERI
9 Kendari semester genap tahun pelajaran 2014/2015 dengan nilai rata-rata dan
presentase pencapaian standar kompetensi nilai minimum siswa yang ditetapkan,
maka diperoleh data sebagai berikut
Tabel 1.1 Presentase Nilai Kelulusah Ujian Semester Genap 2014/2015
Kelas Jumlah Siswa Siswa yang tidakTuntas
Presentase KetuntasanHasil Belajar
X.9 40 11 72,50%X.8 39 9 75,92%X.9 40 8 80,00%X.10 41 14 65,83%
(sumber: SMA Negeri 9 Kendari tahun Ajaran 2014/2015)
Berdasarkan nilai presentase kelulusan hasil belajar ekonomi siswa
semester genap per kelas pada tahun ajaran 2013/2014 di atas, tidak menuntut
kemungkinan adanya siswa yang mengalami kesulitan dalam beberapa aspek
pembelajaran, baik dalam pencapaian hasil belajar maupun dalam proses
pembelajaran itu sendiri. Hal ini terbukti masih adanya siswa yang memiliki hasil
2
belajar ekonomi yang belum mencapai ketuntasan standar kelulusan yang
ditetapkan, yaitu 70,00.
Berdasarkan uraian-uraian tersebut, penulis melakukan penelitian dengan
masalah tersebut di atas dengan judul “Kesulitan Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran Ekonomi dan Faktor Penyebabnya (Deskripsi Penelitian pada Siswa
Kelas X SMA Negeri 9 Kendari)”.
B. Fokus Penelitian
Adapun yang menjadi fokus dalam penelitian in, yaitu:
1. Kesulitan Belajar siswa kelas X pada mata pelajaran ekonomi
2. Faktor penyebab kesulitan belajar siswa
C. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi pada
siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari?
2. Apa faktor penyebab kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi
kelas X SMA Negeri 9 Kendari?
D. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui adanya kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran
ekonomi pada siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari?
2. Untuk mengetahui factor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa pada
mata pelajaran ekonomi kelas X SMA Negeri 9 Kendari?
3
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan kesulitan belajar siswa dan factor
penyebabnya. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat,
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai wahana keilmuan di bidang ilmu pendidikan
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai bahan informasi kepada guru-guru, khususnya guru mata
pelajaran ekonomi di SMAN 9 Kendari dalam meningkatkan hasil
belajar siswa dan mengantisipasi kesulitan belajar siswa
b. Sebagai bahan informasi awal bagi peneliti selanjutnya yang
mengadakan penelitian untuk mengkaji lebih dalam lagi tentang
kesulitan belajar siswa dan faktor penyebabnya.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kesulitan Belajar
1. Hakekat Belajar
Istilah “Belajar” dan “mengajar” adalah dua peristiwa yang berbeda, akan
tetapi diantara keduanya terdapat hubungan yang sangat erat. Bahkan antara
keduanya terjadi kaitan dan interaksi, saling mempengaruhi, dan saling
menunjang satu sama lain dalam keberhasilan proses belajar mengajar. Sebelum
membahas mengenai proses belajar mengajar ekonomi, lebih dahulu dikemukakan
mengenai hakekat belajar secara umum.
Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil
interaksi siswa dengn lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain
itu kegitan belajar merupakan aktivitas yang paling pokok dalam keseluruhan
proses pendidikan di sekolah. Hal ini berarti bahwa berhadil tidaknya pencapaian
tujuan pendidikan banyak tergantung pada bagaimana proses belajar itu
berlangsung. Usman (2003:45) berpendapat bahwa, belajar merupakan perubahan
tingkah laku individu sebagai akibat interaksi individu dengan lingkungan.
Sejalan dengan itu, Purwanto (2004:85) mengatakan bahwa, belajar merupakan
suatu perubahan tingkah laku. Perubahan itu dapat mengarah pada tingkah laku
yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah pda tingkah laku yang
tidak baik. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan dan
pengalaman, dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan pertumbuhan atau
kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar.
5
Sependapat dengan itu Slameto (2003:8) memberikan suatu pengertian
bahwa, belajar adalah sebagai suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan
sebagai suatu pengalamannya itu sendiri dalm interaksi dengan lingkungannya.
Belajar hakekatnya adalah suatu proses yang diketahui dengan adanya
perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar
diindikasikan oleh perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap, tingkah laku,
kecakapan, keterampilan, kemampuan, serta perubahan aspek lain yang ada pada
diri individu yang belajar. (Trianto, 2009:7)
Sejalan dengan hal trsebut di atas, Suprayekti (2004:2) mengemukakan
bahwa, belajar secara umum dapat diartikan sebagai proses perubahan tingkah
laku akibat interaksi individu dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif,
afktif, dan psikomotorik. Menurut Suryabrata (2005:237) bahwa, belajar adalah
suatu perubahan tingkah laku pada diri individu sebagai hasil suatu pengalaman.
Sebagai hasilnya ditetapkan perubahan tingkah laku dalam subyek belajar yang
bersifat positif.
Pendapat lain lebih menegaskan bahwa, belajar adalah suatu usaha,
perbuatan yang dilakukan secara sungguh-sungguh, dengan sistematis,
mendayagunakan semua potensi yang dimiliki, baik fisik, mental, serta dana,
panca indera, otak dan anggota tubuh lainnya, demikian pula aspek-aspek
kejiwaan seperti inteligensi, bkat, motivasi, minat dan sebagainya. (Hamalik,
2003:27)
6
Selanjutnya, Burton dalam Aunurrahman (2011:35) merumuskan
pengertian belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat
adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan
lingkungannya. Sedangkan Witherington dalam Aunurrahman (2011:35)
mengemukakan bahwa, belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang
menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari interaksi berupa kecakapan, sikap,
kebiasaan, kepribadian atau suatu pengertian.
Sependapat dengan itu, James dalam Aunurrahman (2011:35)
mengemukakan bahwa, belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan
atau diubah melalui latihan atau pengalaman, atau dengan kata lain belajar adalah
suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri
di dalam interaksi dengan lingkungannya.
Abdillah dalam Aunurrahman (2011:35) menyimpulkan bahwa, belahar
adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu oleh individu dalam
perubahan tingkah laku baik melalui aspek kognitif, afektif, prikomotorik untuk
memperoleh tujuan terntentu.
Wragg dalam Aunurrahman (2011:35-37) mengemukakan ciri umum
kegiatan belajar sebagai berikut:
Pertama, belajar menunjukkan suatu aktivitas pada diri seseorang yang
disadari atau disengaja. Oleh sebab itu pemahaman kita pertama yang sangat
penting adalah bahwa kegiatan belajar merupakan kegiatan yang disengaja atau
direncanakan oleh pembelajar itu sendiri dalam bentuk aktivitas tertentu. Aktivitas
7
ini menunjuk pada keaktivan seseorang dalam melakukan suatu kegiatan tertentu,
baik pada aspek-aspek jasmaniah maupun aspek mental yang memungkinkan
terjadinya perubahan pada dirinya. Dengan demikian dapat dipahami bahwa suatu
kegiatan belajar dikatakan semakin baik, bilamana intensitas keaktifan jasmaniah
maupun mental seseorang semakin tinggi, namun bilamana keaktifan jasmaniah
dan mental rendah berarti kegiata belajar tersebut tidak dilakukan secara intensif.
Kedua, beljar merupakan interaksi individu dengn lingkungannya.
Lingkungan dalam hal ini dapat berupa manusia atau obyek-obyek lain yang
memungkinkan individu memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan,
baik pengalaman atau pengetahuan baru maupun sesuatu yang pernah diperoleh
atau ditemukan sebelumnya akan menimbulkan perhatian kembali bagi individu
tersebut sehingga memungkinkan terjadinya interaksi. Adanya interaksi individu
dengan lingkungan ini mendorong seseorang lebih intensif meningkatkan
keaktifan jasmaniah maupun mentalnya guna lebih mendalami sesuatu yang
menjadi perhatian.
Ketiga, hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku. Walaupun
tidak semua perubahan tingkah laku merupakan hasil belajar, akan tetapi aktivitas
belajar umumnya disertai perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku pada
kebanyakan hal merupakan suatu perubahan yang dapat diamati (observable).
Akan tetapi juga tidak selalu perubahan tingkah laku yang dimaksud dapat
diamati. Perubahn-perubahan yang dapat diamati kebanyakan berkenan dengan
perubahan aspek-aspek motorik/psikomotor.
8
Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa,
belajar adalah serangkaian kegiatan atau aktivitas yng dilakukan secara sadar oleh
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan baik kognitif, afektif, maupun psikomotor sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
2. Kesulitan Belajar
Menurut Blassic dan Jones dalam Irham dkk. (2003:253), kesulitan belajar
yang dialami siswa menunjukan adanya kesenjangan atau jarak antara prestasi
akademik yang diharapkan dengan prestasi akademik yang dicapai oleh siswa
pada kenyataannya (prestasi actual). Siswa tidak akan dikatakan mengalami
kesulitan belajar apabila inteligensia yang dimilikinya tergolong rata-rata atau
normal, akan tetapi menujukkan adanya kekurangan dalam proses dan hasil
belajar seperti prestasi belajar yang diperoleh rendah.
Sependapat dengan itu, Rumini dalam Irham (2013:254) mengemukakkan,
kesulitan belajar merupakan suatu kondisi saat siswa mengalami hambatan-
hambatan tertentu untuk mengikuti proses pembelajaran dan mencapai hasil
belajar secara optimal. Dengan demikian, adanya kesulitan belajar dan hambatan
belajar yang dialami oleh siswa akan berdampak atau dapat dilihat pada prestasi
belajar yang dicapai siswa yang bersangkutan.
Kemudian Irham dkk. (2013:254) mengatakan bahwa, kesulitan belajar
pada intinya merupakan sebuah permasalahan yang menyebabkan seseorang siswa
tidak dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik seperti siswa lain pada
9
umumnya yang disebabkan faktor-faktor tertentu sehingga ia lambat atau bahkan
tidak dapat mencapai tujuan belajar dengan baik sesuai dengan yang diharapkan.
Lebih jelasnya Irham dkk. (2013:278) mengemukakan bahwa, identifikasi
kesulitan belajar siswa dapat dilakukan melalui kegiatan pengamatan terhadap
faktor psikologis dan non psikologis siswa yang dapat diketahui dan dilihat dari
beberapa hal, yaitu; a) perilaku siswa selama mengikuti proses pembelajaran; dan
b) prestasi belajar yang dicapai.
Selanjutnya Sugihartono dalam Irham (2013:278) menegaskan, perilaku
siswa dalam proses pembelajaran yang dapat digunakan sebagai tolak ukur atau
indikator untuk mengidentifikasi siswa yang menglami kesulitan belajar, antara
lain; a) kecepatan dalam menyelesaikan tugas, b) tingkat kehadiran, c) keaktifan
dalam kelompok, dan d) kemampuan kerjasama dan sosialisasi.
Berbeda dengan pendapat di atas, Yamin(2013:223) mengemukakan
bahwa, kesulitan belajar merupakan kekurangan yang tidak nampak secara
lahiriah. Ketidak mampuan dalam belajar tidak dapat dikenali wujud fisik yang
berbeda dengan orang yang tidak mengalami kesulitan belajar. Kesulitan belajar
tidak selalu disebabkan karena faktor kecerdasan mental (kelainan mental), akan
tetapi dapat juga disebabkan faktor lain di luar kecerdasan. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa, kesulitan belajar adalah suatu kondisi proses belajar yang
ditandai hambatan-hambatan tertentu dalam mencapai hasil belajar.
Sejalan dengan itu, Ahmadi (2003:77) mengemukakan bahwa, kesulitan
belajar adalah suatu keadaan dimana anak didik atau siswa tidak dapat belajar
10
sebagaimana mestinya, hal ini tidak selalu disebabkan oleh faktor inteligensi, akan
tetapi dapat juga disebabkan oleh faktor non inteligensi.
Sedangkan menurut Djamarah (2003:201), kesulitan belajar merupakan
kondisi dimana anak didik tidak dapat belajar dengan baik, disebabkan adanya
ancaman dan gangguan dalam proses belajar yang berasal dari faktor internal
siswa maupun dari faktor eksternal siswa.
Berdasarkan pendapat di atas disimpulkan hahwa kesulitan belajar adalah
kondisi dimana terdapat kesenjangan antara prestasi akademik yang diharapkan
dengan prestasi akademik yang dicapai oleh siswa, yang disebabkan adanya
hambatan atau gangguan dalam proses belajar baik berasal dari faktor intern (dari
dalam individu siswa) maupun dari faktor ekstern (dari luar individu siswa).
B. Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Dalam proses belajar mengajar keberhasilan merupakan peristiwa atau
kejadian sehari-hari yang sebabnya sedikit sekali kita mengetahui yang dinamakan
kesulitan belajar. Menurut Irham (2013:254), pada intinya kesulitan belajar yang
dialami siswa tidak selalu disebabkan oleh rendahnya tingkat inteligensia atau
kecerdasan siswa. Namun demikian, kesulitan belajar dpat disebabkan oleh faktor
seperti faktor fisiologis, psikologis, sarana dan prasarana dalam beljar dan
pembelajara seperti faktor lingkungan belajar.
Sependapat dengan itu, Yamin (2013:223-224) mengemukakan bahwa
faktor yang menyebabkan kesulitan belajar siswa dapat digolongkan ke dalam dua
faktor, yaitu:
11
a. Faktor intern (faktor dari dalam diri anak itu sendiri) yang meliputi; 1) faktor
psikologis yaitu faktor fisik dari anak itu sendiri, seperti kondisi tubuh (cacat
tubuh), dan 2) faktor psikologis, yaitu berbagai hal yang berkenaan dengan
berbagai yang dibutuhkan dalam belajar. Sebagaimana diketahui bahwa
belajar memerlukan sebuah kesiapan, ketenangan, rasa aman dan kecerdasan
yang dimiliki anak (IQ). Selain itu faktor psikologis lain yang dapat menjadi
penyebab munculnya kesulitan belajar adalah bakat, minat, motivasi, kondisi
kesehatan mental anak, dan juga tipe anak belajar.
b. Faktor ekstern (faktor dari luar anak), meliputi: 1) faktor-faktor sosial, seperti
cara mendidik anak oleh orang tua mereka di rumah dan hubungan anak
dengan orang tua, dan 2) faktor-faktor non sosial, yaitu faktor guru di
sekolah, alat-alat pembelajaran, kondisi tempat belajar, serta kurikulum.
Sedangkan Hamalik (2003:123) mengemukakan bahwa, faktor yang
mempengaruhi minat belajar siswa, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri anak
didik (siswa) dan faktor yang berasal dari luar siswa. Selanjutnya ia
mengklasifikasikan faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya minat belajar
siswa, adalah sebagai berikut:
a) Faktor yang bersumber dari diri siswa
b) Faktor yang bersumber dari lingkungan sekolah
c) Faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga
d) Faktor yang bersumber dari lingkungan masyarakat.
12
Lebih lanjut Ahmadi dalam Upi (2010:3-9) menyebutkan bahwa, hierarki
penyebab kesulitan belajar dapat digolongkan ke dalam sua golongan, yaitu
sebagai berikut:
a. Faktor Intern
1) Sebab yang bersifat fisik
Penyebab kesulitan belajar dapat terjadi karena gangguan yang
bersifat fisik yaitu karena sakit, karena kurang sehat, dank arena cacat tubuh.
a) Karena sakit; seseorang yang sakit akan mengalami kelemahan pada
fisiknya, sehingga saraf sensorik dan motoriknya lemah. Akibatnya
rangsangan yang diterima melalui inderanya tidak dapat diteruskan
ke otak.
b) Karena kurang sehat. Anak yang kurang sehat dapat mengalami
kesulitan belajar, sebab ia mudah capek, mengantuk, pusing, daya
konsentrasinya hilang, saraf otak tidak mampu bekerja secara
optimal dalam memproses, mengelola menginterprestasi dan
mengorganisasi bahan pelajaran melalui inderanya.
c) Karena cacat tubuh. Cacat tubuh dibedakan atas: (1) cacat tubuh
yang ringan seperti kurang pendengaran, kurang penglihatan,
gangguan psikomotor; (2) cacat tubuh yang tetap (serius) seperti
buta, tuli, bisu, hilang tangan dan kakinya.
2) Sebab yang bersifat rohani
a) Inteligensi. Anak yang normal dapat menanamkan SD tepat pada
waktunya. Mereka yang memiliki IQ 110 – 140 digolongkan cerdas,
13
140 ke atas digolongkan genius. Mereka yang memiliki IQ kurang
dari 90 tergolong lemah mental (mentally defective). Anak inilah
yang banyak mengalami kesulitan belajar. karena itu,
guru/pembimbing harus meneliti IQ anak dengan bantuan seorang
psikologi agar melayani murid-muridnya.
b) Bakat. Bakat adalah potensi/kecakapan dasar yang dibawa sejak
lahir. Setiap individu mempunyai bakat yang berbeda-beda.
Seseorang yang berbakat music mungkin dibidang olahraga lemah.
Jadi seseorang akan mudah mempelajari bahan yang lain dari
bakatnya. Apabila seseorang harus mempelajari bahan yang lain dari
bakatnya akan cepat bosan, mudah putus asa, dan tidak senang.
c) Minat. Tidak minatnya seorang anak terhadap suatu pelajaran akan
timbul kesulitan belajar. belajar yang tidak ada minatnya mungkin
tidak sesuai dengan bakatnya, tidak sesuai dengan kebutuhan, tidak
sesuai dengan kecakapan, bahkan banyak timbul problema pada
dirinya. Karena itu, pelajaran tak pernah terjadi proses dalam otak,
akibatnya timbul kesulitan.
d) Motivasi. Motivasi berfungsi mengarahkan perbuatan belajar.
motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan
sehingga semakin besar motivasinya semakin besar kesuksesan
belajarnya. Sebaliknya mereka yang motivasinya lemah, tampak
acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada
pelajaran, suka mengganggu di kelas, sering meninggalkan pelajara,
14
akibatnya banyak mengalami kesulitan belajar. oleh karena itu, besar
kecilnya motivasi siswa dalam belajar sangat berpengaruh dalam
kesulitan belajar.
3) Faktor kesehatan mental
Dalam belajar tidak hanya menjangkut segi intelektual, tetapi
menyangkut segi kesehatan mental dan emosional. Individu dalam hidupnya
selalu mempunyai kebutuhan-kebutuhan dan dorongan-dorongan. Apabil
kebutuhan itu tidak terpenuhi, akan membawa masalah-masalah emosional
dan bentuk-bentul mal adjusment. Keadaan seperti ini akan menimbulkan
kesulitan belajar, sebab dirasakan tidak mendatangkan kebahagiaan.
b. Fakorn Ekstern
1) Faktor Keluarga
Keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan pertama, tetapi
dapat juga sebagai faktor penyebab kesulitan belajar. yang termasuk faktor ini
antara lain adalah sebagai berikut.
a) Faktor Orang Tua
(1) Cara mendidik anak. Orang tua yang tidak atau kurang
memperhatikan pendidikan anak-anaknya, mungkin acuh tak acuh,
tidak memperhatikan kemajuan anak-anaknya, akan menjadi
penyebab kesulitan belajarnya. Orang tua yang bersifat kejam dan
otoriter akan menimbulkan mental yang tidak sehat bagi anak. Hal
ini akan berakibat anak tidak tentram, tidak senang di rumah, ia pergi
mencari teman sebayanya, hingga lupa belajar. pada umumnya orang
15
tua tidak memberikan dorongan kepada anaknya, hingga anak tidak
menyukai belajar, bahkan karena sikap orang tuanya yang salah anak
bisa mebnci belajar.
(2) Hubungan orang tua dan anak. Faktor ini penting sekali dalam
menentukan kemajuan belajar anak. Yang dimaksud hubungan disini
adalah kasih saying penuh pengertian, atau bahkan kebencian, sikap
keras, acuh tak acuh, memanjakan dan lain-lain. Kurangnya kasih
sayang akan menimbulkan emosional insecurity. Demikian juga
sikap keras, kejam, acuh tak acuh akan menimbulkan hal yang
serupa. Kasih sayang dari orang tua dapat berupa: (a) apakah orang
tua sering meluangkan waktunya untuk omong-omong bergurau
dengan anak-anaknya; (b) bisakah orang tua membicarakan
kebutuhan keluarga dengan anak-anaknya, seorang anak akan
mengalami kesulitan belajar karena faktor-faktor tersebut.
(3) Suasana rumah/keluarga. Suasana rumah atau keluarga yang sangat
ramai/gaduh, selalu tegang, selalu banyak masalah diantara anggota
keluarga antara ayah dan ibu selalu ada masalah atau membisu,
menyebabkan anak tidak tahan di rumah, sehingga tidak mustahil
kalau prestasi belajar anak menurun. Untuk itu hendaknya suasana
rumah dibuat menyenangkan, tentram, damai, harmonis, agar anak
betah tinggal di rumah. Keadaan ini akan menguntungkan bagi
kemajuan belajar anak.
16
b) Keadaan Ekonomi Keluarga
Keadaan ekonomi digolongkan dalam
(1) Ekonomi yang kurang atau miskin. Keadaan ini akan menimbulkan
kurangnya alat-alat belajar, kurangnya biaya yang disediakan oleh
orang tua, dan tidak mempunyai tempat belajar yang baik. Keadaan
seperti ini akan menghambat kemajuan anak. Faktor biaya
merupakan faktor yang sangat penting, karena belajar dan
kelangsungannya sangat memerlukan biaya. Misalnya untuk
membeli alat-alat, uang sekolah dan biaya-biaya lainnya. Maka
keluarga yang miskin akan merasa berat untuk mengeluarkan biaya
yang bermacam-macam itu, karena keuangan digunakan untuk
mencukupi kebutuhan keluarga sehari-hari. Keluarga yang miskin
juga tidak dapat menyediakan tempat untuk belajar yang memadai,
dimana tempat belajar itu merupakan tempat terlaksananya belajar
secara efisien dan efektif.
(2) Ekonomi yang berlebihan atau kaya. Keadaan ini sebaliknya dari
keadaan yang pertama, dimana ekonomi keluarga melimpah ruah.
Mereka akan menjadi segan belajar karena terlalu banyak bersenang-
senang. Mungkin juga mereka terlalu dimanja oleh orang tua, orang
tua tidak tahan melihat anaknya belajar dengan bersusah payah.
Keadaan seperti ini akan dapat menghambat kemajuan belajar.
2) Faktor Sekolah
a) Guru
17
Guru dapat menjadi penyebab kesulitan belajar, apabila:
(1) Guru tidak kualified, baik dalam mengambil metode yang digunakan
atau dalam mata pelajaran yang dipegangya. Hal ini bisa saja terjadi,
karena mata pelajarannya kurang sesuai, sehingga kurang
menguasai, lebih-lebih kurang persiapan, sehingga cara
menerangkan kurang jelas, sukar dimengerti oleh murid-muridnya.
(2) Hubungan guru dengan murid kurang baik. Hal ini bermula pada
sifat guru yang kurang disenangi oleh murid-muridnya, seperti: (a)
kasar, suka marah, suka mengejek, tak pernah senyum, tak suka
membantu anak, suka membentak, dan lain-lain, (b) tak pandai
menerangkan, sinis, sombong, (c) menjengkelkan, pelit dalam
member angka, tidak adil, dan lain-lain, (d) guru menuntut standar di
atas kemampuan anak. Hal ini dapat mengakibatkan hanya sebagian
kecil muridnya dapat berhasil dengan baik, (e) guru tidak memiliki
kecakapan dalam usaha diagnosis kesulitan belajar. misalnya dalam
bakat, minat, sifat, kebutuhan anak-anak, dan sebagainya, (g) metode
mengajar yang mendasar diri pada latihan mekanis tidak didasarkan
pada pengertian, (h) guru daam mengajar tidak menggunakan alat
peraga yang memungkinkan semuaalat inderanya berfungsi, (i)
metode mngajar yang menyebabkan murid pasif, sehingga anak tidak
ada aktivitas, (j) metode mengajar tidak menarik, kemungkinan
materinya tinggi, atau tidak menguasai bahan, dan (k) guru hanya
menggunakan satu metode saja dan tidak bervariasi.
18
b) Alat. Alat pelajaran yang kurang lengkap membuat penyajian pelajaran
yang tidak baik. Terutama pelajaran yang bersifat praktikum.
Kurangnya alat laboratorium akan banyak menimbulkan kesulitan
dalam belajar. timbulnya alat-alat itu akan menimbulkan perubahan
metode mengajar guru, segi dalamnya ilmu pengetahuan pada pikiran
anak, memenuhi tuntutan dari bermacam-macam tipe anak. Tiadanya
alat-alat tersebut, guru cenderung menggunakan metode ceramah yang
menimbulkan kepasifan bagi anak, sehingga akan timbul kesulitan
belajar.
c) Kondisi gedung. Terutama ditunjukkan pada ruangan kelas/ruangan
tempat belajar anak. Ruangan harus memenuhi syarat kesehatan seperti:
(1) Ruangan harus berjendela, ventilasi cukup, udara segar dapat masuk
ruangan, sinar dapat menerangi ruangan, (2) Dinding harus bersih,
putih, dan tidak terlihat kotor, (3) lantai tidak becek, licin atau kotor,
dan (4) Keadaan gedung jauh dari keramaian. Apabila beberapa hal
tersebut tidak terpenuhi, maka situasi dan kondisi belajar akan kurang
baik. Anak-anak selalu gaduh, sehingga kemungkinan pelajaran
terhambat.
d) Kurikulum. Kurikulum yang kurang baik, misalnya: (1) Bahan-
Bahannya terlalu tinggi, (2) Pembagian bahan tidak seimbang (kelas 1
banyak pelajaran, sedangkan kelas-kelas di atasnya sedikit pelajaran),
(3) Adanya pemadatan materi. Hal ini akan membawa kesulitan belajar
19
bagi murid-murid. Sebaliknya, kurikulum yang sesuai dengan
kebutuhan anak akan membawa kesuksesan dalam belajar.
e) Waktu sekolah dan disiplin waktu kurang. Apabila sekolah masuk sore,
siang, atau malam, maka kondisi anak tidak dalam keadaan optimal
untuk menerima pelajaran. Sebab energy sudah berkurang, disamping
udara yang relative panas di siang hari, juga dapat mempercepat
kelelahan. Karena itu, waktu yang baik untuk belajar adalah pagi hari.
Di samping itu pelaksanaan disiplin kurang, misalnya murid-murid liar,
sering terlambat datang, tugas yang diberikan tidak dikerjakan,
kewajibannya dilalaikan, sekolah berjalan tanpa kendali. Lebih-lebih
gurunya kurang disiplin akan banyak mengalami hambatan dalam
belajar.
3) Lingkungan Sosial
a) Teman bergaul. Anak yang bergaul dengan teman yang tidak sekolah, ia
akan malas belajar, sebab cara hidup anak yang bersekolah berlainan
dengan anak yang tidak sekolah.
b) Lingkungan tetangga. Corak kehidupan tetangga misalnya sering main
judi, minum minuman keras, menganggur, tidak suka belajar, akan
mempengaruhi anak-anak yang bersekolah.
c) Aktivitas dalam masyarakat. Terlalu banyak berorganisasi, kursus ini
dan itu akan menyebabkan belajar anak akan terbengkalai.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, faktor-faktor yang
menyebabkan kesulitan belajar anak terdiri dari dua, yaitu (1) faktor internal (dari
20
dalam individu) yang berupa kelemahan tingkat IQ, Kondisi Fisik yang kurang
sehat/mendukung, motivasi dan minat anak yang kurang, dan (2) faktor eksternal
(dari luar individu) yaitu keadaan lingkungan dan faktor lain yang ada disekitar
individu berada yang kurang mendukung belajar anak.
C. Mata Pelajaran Ekonomi
Ekonomi merupakan suatu bidang ilmu pengetahuan yang sudah
berkembang sejak beberapa abad alu yang merupakan bagian ilmu sosial.
Ekonomi merupakan ilmu yang mengkaji tentang upaya manusia untuk memenuhi
kebutuhan yang tidak terbatas dengan sumber ekonomi yang terbatas
(kelangkaan). Menurut Samuelson (2003:1), ilmu ekonomi adalah suatu studi
mengenai bagaimana orang-orang dan masyarakat membuat pilihan dengan atau
tanpa uang dengan menggunakan sumber daya yang terbatas dalam berbagai cara
untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa, kemudian
mendistribusikannya untuk keperluan konsumsi untuk masa kini dan yang akan
datang.
Sedangkan Slameto (2003:5), mengemukakan bahwa ekonomi adalah
pelajaran tetang bagaimana cara individu dan masyarakat memanfaatkan sumber
daya yang tersebar untuk mencoba memenuhi kebutuhan mereka yang tidak
terbatas.
Fungsi mata pelajaran ekonomi adalah mengembangkan kemampuan
siswa dalam berekonomi, dengan cara mengenal berbagai kenyataan dan peristiwa
ekonomi, memahami konsep dan teori serta berlatih dalam memecahkan masalah
ekonomi yang terjadi di masyarakat. Adapun tujuan mata pelajaran ekonomi di
21
Sekolah Menengah Atas (SMA/MA) adalah : (1) membekali siswa dengan
sejumlah konsep ekonomi untuk mengetahui dan memahami peristiwa dan
masalah ekonomi dalam kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi di
lingkungan sekitar individu/rumah tangga, masyarakat dan Negara; (2) membekali
siswa dengan sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ilmu
ekonomi pada jenjang selanjutnya; (3) membekali siswa dengan nilai serta etika
ekonomi dan memiliki jiwa wirausaha; (4) meningkatkan kemampuan
berkompetensi dan bekerjasama dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam
skala nasional maupun internasional. (Depdiknas, 2006).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, mata pelajaran ekonomi
merupakan mata pelajaran yang mengkaji tentang upaya manusia untuk
memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas dengan sumber-sumber ekonomi
yang terbatas (kelangkaan).
D. Penelitian yang relevan
Nani Saranani, dengan judul “Faktor-Faktor yang Memperngaruhi Prestasi
Belajar Mata Pelajaran IPS Pada Siswa Kelas 2 SMP Negeri Angata” UHO, 2004.
Dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa, faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar siswa, antara lain: (1) pengaruh antara minat dan prestasi belajar
IPS Siswa kelas 2 SMP Negeri Angata sebesar 0,13, yang mengandung arti bahwa
setiap perubahan minat siswa 1 satuan akan mempengaruhi perubahan minat
siswa akan mempengaruhi 0.13 satuan perubahan prestasi siswa, dan (2) Pengaruh
antara sikap siswa dengan dengan prestasi belajar IPS Siswa sebesar 0,12, yang
22
mengandung arti bahwa setiap kenaikan 1satuan perubahan sikap siswa dapat
mempengaruhi 0.12 satuan perubahan prestasi siswa.
Fajar Hidayat, dengan judul “Kajian Kesulitan Belajar Siswa Kelas VII
SMP Negeri 16 Yogyakarta dalam Mempelajari Aljabar” UNY, 2010. Dalam
penelitiannya menyimpulkan bahwa: (1) Kesulitan- kesulitan yang dialami siswa
kelas VII SMP Negeri 16 Yogyakarta dalam menyelsaikan persoalan aljabar yang
berkaitan konsep dan prinsip adalah didalam penguasaan konsep, siswa masih
mengalami kesulitan dalam menggunakan gambar dan symbol untuk
mempersentasikan konsep, dimana kesulitan tersebut berada dikategori tinggi
yaitu 72%, dan (2)Faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar siswa SMP
Negeri 16 Yogyakarta dalam mempelajari aljabar berasal dari faktor ekstern, yaitu
penggunaan alat peraga oleh guru dengan kategori cukup yaitu 49%.
E. Kerangka berpikir
Belajar merupakan serangkaian kegiatan atau aktivitas yang dilakukan
secara sadar yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya. Namun dalam kegiatan belajar ekonomi
tidak menuntut kemungkinan terdapat hambatan atau kesulitan dalam belajar.
Kesulitan belajar adalah kondisi dimana terdapat kesenjangan antara
prestasi akademik yang diharapkan dengan prestasi akademik yang dicapai oleh
siswa, yang disebabkan adanya hambatan atau gangguan dalam proses belajar
baik berasal dari faktor intern (dari dalam individu siswa) maupun dari faktor
ekstern (dari luar individu siswa).
23
Sebagaimana yang diungkapkan Irham (2013:278), identifikasi kesulitan
belajar siswa dapat dilakukan melalui kegiatan pengamatan terhadap faktor
psikologis dan non psikologis siswa yang dapat diketahui dan dilihat dari
beberapa hal, yaitu; a) perilaku siswa selama mengikuti proses pembelajaran; dan
b) prestasi belajar yang dicapai.
Selanjutnya Sugihartono dalam Irham (2013:278) menegaskan, perilaku
siswa dalam proses pembelajaran yang dapat digunakan sebagai tolak ukur atau
indikator untuk mengidentifikasi siswa yang menglami kesulitan belajar, antara
lain; a) kecepatan dalam menyelesaikan tugas, b) tingkat kehadiran, c) keaktifan
dalam kelompok, dan d) kemampuan kerjasama dan sosialisasi.
SMA Negeri 9 Kendari merupakan salah satu sekolah yang cukup
kompetitif dalam bidang pendidikan terutama di kota Kendari. Namun demikian,
dalam kegiatan belajar khususnya pada mata pelajaran ekonomi tidak menuntut
kemungkinan terdapat hambatan atau kesulitan belajar yang dialami siswa di
SMA Negeri 9 Kendari.
Kesulitan belajar ekonomi siswa SMA Negeri 9 Kendari merupakan
ketidak mampuan siswa dalam mehamai pelajaran ekonomi yang diajarkan oleh
guru mata pelajaran ekonomi, sehingga menghasilkan kesenjangan antara hasil
belajar yang ingin dicapai dengan hasil belajar yang diperoleh siswa dalam
pembelajaran. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar tersebut terdiri
dari dua faktor, yaitu (1) faktor internal (dari dalam individu siswa) yang berupa
tingkat IQ, kondisi fisik, motivasi dan minat siswa, dan (2) faktor eksternal (dari
24
luar individu siswa) yaitu keadaan lingkungan dan faktor lain yang ada disekitar
individu berada yang kurang mendukung belajar anak.
Atas dasar pemikiran tersebut, maka perlu adanya pengkajian yang lebih
mendalam tentang kesulitan belajar dilihat dari proses pembelajaran dan
hasilbelaar siswa SMA Negeri 9 Kendari pada mata pelajaran ekonomi dan faktor-
faktor yang menyebabkan kesulitan belajar siswa sebagai bentuk evaluasi bagi
guru dan pihak sekolah dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang optimal.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar bagan berikut.
Gambar Bagan 2.1. Skema Kerangka Pikir
Prestasi BelajarSiswa
Perilaku SiswaDalam Proses
Belajar
Faktorr Penyebab
Kesulitan Belajar
Tingkat Kehadiran
Faktorr Ekstern(Dari Luar Diri
Siswa)
KecepatanMenyelesaikanTugas
Keaktifan dalamKelompok
Faktorr Intern(Dari DalamDiri Siswa)
Kerjasama danSosialisasi
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini ialah jenis penelitian deskriptif yang bermaksud
untuk mendapatkan gambaran umum tentang kesulitan belajar siswa pada
mata pelajaran Ekonomi dan faktor penyebabnya yang ada di SMA Negeri 9
Kendari. Deskriptif yang dimaksud disini adalah dengan menuturkan dan
menggambarkan data yang diperoleh secara apa adanya sesuai dengan
permasalahan yang diteliti barulah kemudian peneliti menarik kesimpulan.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 9 Kendari.
Pemilihan lokasi ini didasarkan bahwa SMA Negeri 9 Kendari cukup
representative dan memiliki relevansi spesifik bagi kepentingan peneliti.
Hal ini sesuai dengan hasil belajar siswa X SMA Negeri 9 Kendari pada
ulangan harian siswa yang belum mencapai standar kompetensi kelulusan
yang ditetapkan.
2. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian yang direncanakan berlangsung
setelah proposal ini diseminarkan. Tahapan – tahapan atau prosedur
penelitan meliputi perencanaan, penelitian, dan pengelolaan data
26
C. Jenis Data Penelitian
Jenis data dalam penelitian ini terdiri atas:
1. Rekaman Audio Atau Video
Dalam penelitian kualitatif ini jenis data yang pertama adalah
rekaman audio atau video hal ini dapat kita gunakan sebagai pelengkap
dalam proses penelitian dengan tujuan untuk mempermudah kita dalam
memperoleh data dan lebih memperjelas data yang kita dapatkan.
2. Catatan Lapangan
Jenis data yang kedua yaitu berupa catatan-catatan kecil tentang
semua informasi yang diperoleh berdasarkan fakta yang didapatkan pada
saat di lapangan.
3. Dokumentasi
Dokumentasi tentang data yang diperoleh di lapangan, baik
menyangkut sarana dan prasarana, lingkungan belajar, maupun proses
pembelajaran. Dokumentasi data yang diperoleh gambar yang berbentuk
foto dan dokumen lain yang dapat mendukung penelitian ini.
D. Sumber Data Penelitian
Sumber data terdiri atas:
1. Unsur manusia sebagai instrumen kunci
Manusia sebagai instrumen kunci merupakan peneliti itu sendiri,
sebagai peneliti yang mengimput berbagai data penelitian berdasarkan
fakta yang ditemui di lapangan.
27
2. Unsur informan yang terdiri atas : guru mata pelajaran Ekonomi, Siswa,
dan semua pihak yang bisa dijadikan informan dalam penelitian ini.
3. Unsur non manusia sebagai data pendukung penelitian yang terdiri atas
dokumen-dokumen, dan data lainya yang dapat mendukung penelitian ini.
E. Subyek dan Informan Penelitian
Informan dan subyek penelitian pada penelitian ini ditentukan dengan
menggunakan Teknik Purposive sampling (sampling bertujuan). Teknik
purposive sampling adalah dimana peneliti cenderung memilih responden
secara variatif berdasarkan alasan, sehingga dalam penelitian ini menggunakan
Maximum Variation Sampling. Namun demikian responden yang dipilih dapat
menunjuk responden lain yang lebih tahu, maka pilihan responden dapat
berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan penelitian dalam
pengambilan data penelitian (Sugiono, 2011:61). Sehingga peneliti akan
mendapatkan informasi sesuai dengan data yang diinginkan, yang nantinya
diperlukan dalam pembuatan laporan penelitian. Dalam penelitian ini sample
yang akan digunakan adalah informan dan responden dari berbagai pihak,
yaitu:
1. Siswa Kelas X SMA Negeri 9 Kendari selaku subyek dan informan dalam
penelitian ini.
2. Guru mata pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 9 Kendari sebagai informan
tambahan dalam penelitian
Peneliti juga menambahakan informan tambahan lainnya demi
kelengkapan data penelitian yaitu guru mata pelajaran lain, seperti guru BK,
28
Wakasek Kesiswaan dan Kepala SMA Negeri 9 Kendari, dan semua pihak
yang bisa dijadikan informan dalam penelitian ini.
F. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik sebagai berikut :
1. Wawancara ( interview) yakni melakukan tanya jawab dan diskusi
langsung pada beberapa informan mengenai obyek penelitian. Acuan
mengenai pokok-pokok wawancara disusun, disesuaikan dan
dikembangkan oleh peneliti sesuai kebutuhan tanpa menggunakan angket.
2. Observasi langsung, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan secara
sistematis, yang dilakukan dengan mengadakan suatu pengamatan secara
terus-menerus. Observasi dimaksudkan sebagai pengamatan dan
pencatatan fenomena yang diteliti. Observasi memungkinkan melihat dan
mengamati sendiri perilaku dan kejadian sebagaimana keadaan
sebenarnya.
3. Dokumentasi, yaitu suatu bentuk data yang diperoleh dari arsip-arsip yang
telah ada sebelumnya.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang dilakukan dengan menggunakan teknik
deskriptif kualitatif yaitu data disajikan dengan menjelaskan dan
menggambarkan keadaan yang sesungguhnya terjadi di lokasi penelitian.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan
pernyataan yang diungkapkan oleh Miles dan Huberman ((Iskandar,
29
2010:223), yang menyatakan bahwa kegiatan analisis data pada penelitian
kualitatif melalui beberapa tahap , yaitu:
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan proses yang berlangsung sepanjang
penelitian, dengan menggunakan seperangkat instrument yang telah disiapkan,
guna memperoleh informasi data melalui obeservasi, wawancara, dan
dokumentasi. Instrument utama dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri.
Dalam proses penggumpulan data ini, seorang peneliti dapat melakukan
analisis secara langsung, sesuai dengan informasi data yang diperoleh di
lapangan.
2. Reduksi Data
Reduksi data dilakukan dengan penyeleksian informan,
pencatatan/perekaman informasi data ke dalam pola yang telah ditetapkan,
pemilihan terhadap dokumen yang diperlukan, serta pengembangan proposisi-
proposisi. Dalam reduksi data ini dilakukan proses pemilahan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan dan konversi data kasar yang muncul dari
catatan-catatan tertulis di lapangan.
3. Penyajian Data (Display Data)
Penyajian data dilakukan dengan cara deskriptif, yaitu merangkai dan
menyusun informasi yang memberi kemungkinan adanya penarikan simpulan
atau penyederhanaan informasi yang kompleks ke dalam kesatuan bentuk
yang disederhanakan, selektif, dan mudah dipahami. Penyajian data
menggunakan teks naratif yang dilengkapi dengan jaringan kerja yang
30
berkaitan sehingga semua informasi yang disusun mudah dilihat dan
dimengerti.
4. Penarikan Kesimpulan (verifikasi)
Penarikan simpulan yaitu suatu kegiatan konfigurasi yang utuh atau
tinjauan ulang terhadap catatan-catatan lapangan dengan maksud untuk
menguji kebenaran dan validitas makna yang muncul di lokasi penelitian.
Setelah memiliki landasan yang kuat, simpulan dapat disusun lebih rinci dan
utuh.
H. Teknik Pengecekan Keabsahan Data
Pengujian Keabsahan data perlu dilakukan untuk menghindari data yang
tidak valid. Hal ini untuk menghindari adanya jawaban dari informan yang tidak
jujur. Pengujian keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik
tringualisasi dimana teknik pemeriksaan data memanfaatkan sesuatu yang lain
dari data yang ada untuk kepentingan pengecekan atau sebagai bahan
perbandingan terhadap adanya data yang ada. Hal ini dilakukan untuk menjaga
adanya informan yang memberikan informasi yang kurang relevan dari
pembahasan.
Dalam penelitian ini akan dilakukan pengecekan keabsahan data melalui:
1. Kredibilitas Data (Kesahihan Internal)
Pengecekkan keabsahan data yang pertama yaitu uji kredibilitas data.
Dalam pengujian ini mencakup enam pokok penelitian kualitatif yang harus
dilakukan dengan cara perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam
31
penelitian, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif dan member
check.
2. Tringulasi Data
Tringulasi data dilakukan dengan cara mengecek kembali sumber-sumber
data dengan cara: (1) Membandingkan data hasil wawancara dengan hasil
pengamatan, (2) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dan
secara pribadi, (3) Membandingkan keadaan dan prespektif seseorang dengan
berbagai pendapat dari pihak lain, dan (4) Membandingkan hasil wawancara
dengan isi dokumen yang berkaitan.
3. Transferadibility Data
Transferadibility data merupakan validitas eksternal kuantitatif yang
menunjukkan derajat ketetapan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke
populasi dimana sampel tersebut diambil. Oleh karena itu, supaya orang lain
dapat memahami hasil penelitian kualitatif sehingga ada kemungkinan untuk
menerapkan hasil penelitian tersebut, maka penelitian dalam membuat
laporannya harus membuat uraian yang rinci, jalan sistematis, dan dapat
dipercaya.
4. Dependenbility Data (Keterandalan)
Dalam penelitian kualitatif, uji dependenbility dengan melakukan audit
terhadap keseluruhan proses penelitian. Sering terjadi penelitian tidak
melakukan proses penelitian ke lapangan, tetapi bisa memberikan data. Uji
dependenbility ini dilakukan oleh auditor yang independen atau pembimbing
untuk mengaudit seluruh aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian.
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian
SMA Negeri 9 Kendari merupakan sekolah menengah atas yang
beralamat di Jl. Diponegoro No. 108 Kendari. SMA Negeri 9 Kendari berdiri pada
tanggal 26 Juli 2004 dengan kepala sekolah bapak Jafar, S.Pd. Pada saat ini, SMA
Negeri 9 Kendari dipimpin oleh Drs. Nengah Negara, M. Si
1. Deskripsi Guru dan Staf SMA Negeri 9 Kendari
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 4 Kendari tahun ajaran
2015/2016 memiliki 83 orang guru bidang studi yang terdiri dari 77 orang guru
tetap dan 5 orang guru honenorer. Sedangkan tenaga Administrasi berjumlah 3
orang staf tata usaha dan 1 orang kepala tata usaha, serta pustakawan 2 orang.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini.
Tabel 4.1 Deskripsi Jumlah Guru dan Staf SMA Negeri 9 Kendari TahunAjaran 2015/2016
No. Pekerjaan/JabatanJenis Kelamin Jumlah
(Orang)L P1 Kepala Sekolah 1 12 - Wakasek Bid. Kurikulum
- Wakasek Bid. Kesiswaan- Wakasek Bid. Humas- Wakasek Bid. Sarana dan Prasarana
1
11
11111
3 Guru Bidang Studi 19 37 564 Kepala Tata Usaha 15 Staf Tata Usaha 36 Pustakawan 27 Bendahara dan Perlengkapan 1
Sumber Data: Kantor SMAN 9 Kendari tahun 2015
33
Berdasarkan data pada Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa jumlah
guru tetap yang mengajar secara kuantitatif yang cukup. Namun demikian, untuk
mendukung proses pembelajaran yang lebih efektif, maka diangkatlah beberapa
guru honorer yang berjumlah 1 orang sebagai tenaga menganjar pada mata
pelajaran komputer. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2 : Deskripsi Jumlah Guru Tetap dan Guru Honorer Tetap diSMA Negeri 9 Kendari
No. Mata PelajaranJumlah Guru
Guru tetap Honorer1. Pendidikan Agama Islam 52. Pendidikan Agama Kristen 1 -4. Pendidikan Kewarganegaraan 55. Bahasa Indonesia 5
6. Matematika 5
7. Bahasa Inggris 58. IPA Fisika 49. IPA Biologi 410. IPS Ekonomi 411. IPS Geografi 312. IPS Sejarah 313. Penjaskes 214. Seni Budaya 215. Teknologi Infokom 2 117. PKPLH/Kerajinan Tangan 218 Bimbingan Konseling 3
Jumlah 54 1Sumber : Kantor SMAN 9Kendari, 2015
Berdasarkan Tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa jumlah guru dan
tenaga mengajar SMA Negeri 9 Kendari secara kuantitatif sangat cukup, sehingga
proses belajar mengajar dapat berjalan secara efektif. Untuk mendukung proses
belajar mengajar pada mata pelajaran agama Kristen dan hindu, SMA Negeri 9
34
Kendari mengadakan kerja sama dengan sekolah lain yang ada di kota Kendari
untuk melaksanakan bimbingan dan ibadah keagaaman gabungan secara
bersamaan.
2. Deskripsi Siswa SMA Negeri 9 Kendari
SMA Negeri 9 Kendari tahun ajaran 2015/2016 memiliki 1248 orang
siswa yang tersebar pada 30 kelas. Dari jumlah tersebut diklasifikasikan kedalam
3 kelas, yaitu siswa kelas X sebanyak 456 orang yang tersebar kedalam 10 kelas
parallel, siswa kelas XI sebanyak 407 orang yang tersebar kedalam 10 kelas
penjurusan, dan siswa kelas XII sebanyak 385 orang yang tersebar kedalam 10
kelas parallel. Untuk jelasnya keadaan siswa SMA Negeri 9 Kendari dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 4.3 : Deskripsi Jumlah Siswa SMA Negeri 9 Kendari
Kelas JumlahKelas
Jumlah Siswa
Laki-Laki Perempuan Total Siswa
X 10 190 46,93% 242 53,07% 456 34,77%
XI IA 4 75 45,29% 77 54,71% 152 33,63%
IS 6 125 100 225
XII IA 4 69 46,62% 79 53,38% 148 31,60%
IS 6 121 51% 116 49% 237
Jumlah 30 531 46,74% 605 53,26% 1248 100,00%
Sumber : Kantror SMAN 9 Kendari, 2015
Berdasarkan Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa jumlah siswa
berdasarkan jenis kelamin, maka siswa perempuan lebih banyak daripada siswa
laki-laki yakni untuk kelas IX perempuan sebanyak 191 orang atau 53,20% dan
35
siswa laki-laki sebanyak 168 orang atau 46,40%, atau secara keseluruhan jumlah
siswa perempuan mencapai 605 orang atau 53,26% sedangkan siswa laki-laki
sebanyak 531 orang atau 46,74% dari total siswa sebanyak 339 orang.
3. Deskripsi Sarana dan Prasarana SMA Negeri 9 Kendari
Berdasarkan observasi pada tanggal 24 Agustus 2015 terhadap kondisi
sarana dan prasarana SMA Negeri 9 Kendari dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.4. Kondisi Sarana dan Prasarana SMA Negeri 9 Kendari
No. Obyek Jumlah Deskripsi Keadaan Gedung
1. Ruang Kelas 30 Kondisi ruang kelas SMA Negeri 9 Kendari
cukup baik, ada beberapa kelas yang
memiliki fasilitas yang lengkap seperti kelas
unggulan X1, XI IA 1, XI IS 1, kelas XII
IA1 dan XII IS2. Namun beberapa kelas
seperti kelas XI 2 samapai X10 masih
menggunakan ruang kelas sementara yang
kurang baik untuk dijadikan sebagai tempat
belajar siswa.
2. Ruang
Perpustakaan
1 Kondisi ruang perpustakaan SMA Negeri 9
Kendari cukup bagus, buku mata pelajaran
yang disediakan juga sangat baik, namun alat
pendingin ruangan belum ada hingga
memungkinkan kurang nyamannya siswa di
dalam perpustakaan.
3. Musholah 1 Mushola SMA Negeri 9 Kendari dalam
kondisi baik, letak dan tata ruangan yang
strategis dan nyaman dapat memungkinkan
siswa untuk beribadah dengan aman
4. Laboratorium 1 Cukup baik dan memiliki alat praktek IPA
26
IPA Dasar yang lengkap
5. Laboratorium
Komputer
1 Sangat baik dengan jumlah computer yang
sesuai dengan jumlah siswa yang praktek
dan SMA Negeri 9 Kendari menyediakan
wifi yang bias digunakan oleh siswa dalam
praktek computer maupun guru dalam
mencari referensi pembelajaran.
6. Lapangan
Olahraga
1 Lapangan olah raga berupa lapangan basket
dan bola volley yang kondisinya cukup baik
8 Gedung
kantor
3 Ruang kantor terdiri dari ruang Kepsek dan
staff adm, dan ruang guru dengan kondisi
yang cukup baik
9 Ruang lain-
lain
3 Ruang lain-lain terdiri dari ruang BK, Ruang
koperasi, dan ruang PMR.
Berdasarkan hal tersebut di atas dapat simpulkan bahwa, Ruang kelas
belajar untuk kelas X2 sampai X10 masih dalam kondisi perbaikan, sehingga
pihak sekolah memanfaatkan gedung lain yang dijadikan sebagai ruang belajar
sementara selama satu semester terakhir ini. Namun demikian, kondisi ruang
belajar sementara yang digunakan sangat tidak mendukung berjalannya proses
belajar mengajar secara efektif dan efisien, sebab pembatas yang digunakan antara
tiap kelas hanya menggunakan papan tripleks dan lebar ruangan yang kurang luas
sehingga tidak memungkinkan siswa untuk berkonsentrasi dalam belajar karena
ribut.
37
B. Kesulitan Belajar Ekonomi Siswa SMA Negeri 9 Kendari
1. Perilaku Siswa SMA Negeri 9 Kendari dalam Proses Belajar
Mengajar
Berdasarkan hasil observasi di atas maka dapat disimpulkan bahwa,
kelas X. 9 SMA Negeri 9 Kendari dapat dilihat bahwa siswa yang memiliki
motivasi yang kurang bersikap acuh terhadap pelajaran ekonomi pada saat
pelajaran berlangsung, seperti tidak memperhatikan penjelasan guru dan asik
ngobrol dengan temannya, tidak mengerjakan soal latihan yang diberikan guru,
kurang aktif dalam kegiatan diskusi dan tidak mengerjakan tugas yang diberikan.
Metode yang diajarkan guru yang dominan menggunakan metode ceramah dengan
tidak adanya media elektronik pembelajaran, serta kondisi ruang kelas yang tidak
kondusif, sempit dan ribut dapat mengganggu dan menurunkan minat siswa dalam
belajar (Observasi tanggal 28 Agustus 2015)
Selanjutnya berdasarkan hasil observasi di atas maka dapat disimpulkan
bahwa, kelas X.10 SMA Negeri 9 Kendari Ada 16 orang siswa sama sekali tidak
memperhatikan penjelasan guru dan ada 15 siswa yang tidak bekerjasama dan
berbuat gaduh, dengan berpindah-pindah kelompok dan mengganggu anggota
kelompok lain, serta bercanda dalam kegiatan diskusi. Metode pembelajaran
berupa metode ceramah, penugasan, tanya-jawab dan diskusi dijalankan sesuai
dengan langkah-langkah pembelajaran yang direncanakan. Sedangkan media
pembelajaran hanya papan tulis dan tidak ada media elektronik (LCD dan Infocus)
di kelas. (Observasi Tanggal, 29 Agustus 2015)
38
Hasil observasi di atas sejalan dengan hasil wawancarara dengan Bapak
Sabrin sebagai guru mata pelajaran ekonomi kelas X yang dapat disimpulkan
bahwa, kelas X SMA Negeri 9 Kendari terdapat siswa yang mengalami kesulitan
belajar ekonomi. Kesulitan belajar Eknomi yang dialami siswa kelas X SMA
Negeri 9 Kendari yaitu kesulitan dalam memahami materi belajar ekonomi yang
disebabkan kurangnya minat siswa dalam mengikuti pelajaran, dan rendahnya
nilai ekonomi siswa. Hal ini ditandai dengan tidak seriusnya siswa dalam
mengikuti pelajaran, tidak memperhatikan pelajaran, dan nilai tugas dan ulangan
siswa yang rendah. Sebagaimana kutipan hasil wawancara dengan Pak Sabrin,
mengatakan bahwa:
“Memang ada beberapa siswa di kelas X.9 yang dapat nilai ulangan yangrendah dan susah diatur, kerjaannya hanya ribut saja… Biasanya kalau kitamenjelaskan kadang mereka diam dan pura-pura juga mereka perhatikan,tapi sebenarnya mereka hanya menatap diam saja, ndak memperhatikankalau kita menjelaskan. Pas di cek ni siswa ndak da dia catat samasekali.… Kalau kita kasih diskusi sebenarnya mereka patuh juga, tapi pastidak diawasi mereka hanya diam saja menunggu hasil diskusi temannya,bahkan ada yang ndak berbuat apa-apa..” (Wawancara, tanggal 25 Agustus2015)
Selanjutnya Bapak Herman sebagai guru ekonomi membenarkan
pernyataan bapak Sabrin mengenai kesulitan belajar yang dialami beberapa siswa
yang diajarnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan Pak Herman mengatakan
bahwa:
“…memang dalam setiap kelas pasti ada siswa yang bermasalah tohbelajarnya… ada yang bandel tapi pintar, tapi ada juga yang hanya bandeltoh saja tapi tidak pintar… dikelas X.5 saja itu ada 6 orang yang selaludapat nilai rendah kalau dikasih ulangan harian atau tugas… Kalau sayakasih diskusi banyak juga siswa yang aktif, tapi ada juga siswa yang tidakaktif. Mereka ini hanya menunggu hasil diskusi dari temannya….”(Wawancara, 26 Agustus 2015)
39
Kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di kelas X SMA
Negeri 9 Kendari dapat dilihat dari kurangnya perhatian siswa yang disebabkan
kurang menariknya media pembelajaran dan metode pembelajaran yang
digunakan guru mata pelajaran ekonomi. Selain itu, kondisi kelas yang tidak
kondusif dapat menyebabkan rendahnya motivasi siswa dalam kegiatan
pembelajaran di kelas, sehingga berdampak pada minat belajar siswa dan akhirnya
berpengaruh pada hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi.
2. .Prestasi Belajar Ekonomi Siswa SMA Negeri 9 Kendari yang
Dicapai
.Berdasarkan presentase hasil belajar Ekonomi siswa pada ulangan
Tengah Semester ganjil T.A. 2015/2016 siswa kelas X.9, X.8, X.9, dan X.10
SMA Negeri 9 Kendari, berikut:
Tabel 4.5. Presentase Kelulusan Hasil Belajar Ekonomi Siswa padaUlangan Tengah Semester Ganjil T.A. 2015/2016
No. Kelas
Jumlah
Siswa
(Orang)
Siswa yang tidak Mencapai
Standar Kompetensi
Presentase
kelulusan
1 X.1 37 3 91,89%
2 X.2 39 5 87,18%
3 X.3 38 5 86,84%
4 X.4 37 4 89,19%
5 X.5 41 5 87,80%
6 X.6 40 8 80,00%
7 X.9 43 12 72,09%
8 X.8 40 10 75,00%
9 X.9 42 13 69,05%
10 X.10 42 17 59,52%
40
Berdasarkan presentase kelulusan Hasil Belajar Ekonomi Siswa pada
Ulangan Tengah Semester (MID) terlihat bahwa kelas yang memperoleh tingkat
kelulusan yang sangat rendah pada hasil belajar ekonomi ulangan tengah semester
yaitu kelas X.10 (59,52%) dan tiga kelas yang memiliki presentase kelulusan yang
rendah yaitu kelas X.9 (69,05%), X.8 (75%), dan X.9 (72,09%).
Hal di atas sejalan dengan penuturan salah seorang guru ekonomi yang
mengajar di kelas X, yaitu bapak Sabrin yang mengatakan bahwa:
“Ada beberapa siswa yang selalu mendapatkan nilai rendah itu… kalau dikasih ulangan harian atau kuis selalunya dapat nilai rendah… mungkinmereka tidak belajar atau malas dengan mata pelajaran ekonomi…”(wawancara, tanggal 12 Oktober 2015)
Selanjutnya Herman sebagai guru ekonomi yang mengajar di kelas X
SMA Negeri 9 Kendari membenarkan tentang hal tersebut di atas. Menurutnya,
kesulitan belajar jika diukur dari tingkat prestasi akademik siswa yang tidak
mencapai nilai standar pencapaian kelulusan tidak hanya terdapat di kelas non
unggulan seperti kelas X8, X9, dan X10, tetapi di kelas unggulan pun masih
terdapat siswa yang tidak mencapai standar pencapaian kelulusan pada hasil ujian
tengah semester (ulangan MID). (Refleksi wawancara, 26 Agustus 2015)
Beberapa siswa yang mendapatkan nilai rendah dalam ulangan mata
pelajaran ekonomi mendapatkan masalah serupa pada mata pelajaran lain seperti
matematika dan bahasa inggris. Berdasarkan hal tersebut, hasil wawancara dengan
guru bahasa inggris Ibu Tince mengatakan bahwa:
“kalau siswa kelas X.6 sampai X.10 itu banyak sekali siswa yang dapatnilai ulangan yang rendah, kayaknya itu siswa begitu mi juga kalaupelajaran lain, kita Tanya mi saja dengan guru lain itu…” (Wawancara,tanggal 13 Oktober 2015)
41
Senada dengan penuturan ibu Tince, bapak Rudianto selaku guru
biologi mengatakan hal yang sama tentang nilai ulangan yang didapatkan oleh
siswa yang bermasalah.
“ah memang itu anak-anak dikelas X.9, X.8, X.9 sama X.10 itu, memangbeberapa orang saya lihat hasil ulangannya ndak mencapai nilaistandar,…” (Wawancara, tanggal 13 Oktober 2015)
Ketidaktercapaian indikator hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA
Negeri 9 Kendari yang ditandai dengan kesulitan memahami materi pelajaran
yang diajarkan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan mengindikasikan
adanya kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 9
Kendari. Hal ini tentu diperlukan perhatian khusus terhadap siswa yang
mengalami kesulitan belajar, baik dari pihak sekolah maupun pihak di rumah.
C. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Ekonomi Siswa SMA Negeri 9
Kendari
1. Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Ekonomi Kelas X SMA Negeri 9 Kendari, Dari Faktor Siswa
a. Minat
Minat siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari yang mengalami kesulitan
belajar dalam pembelajaran keterampilan berbicara tergolong rendah. Hal ini
dapat dilihat dari rendahnya ketertarikan siswa dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran di kelas. Kurang aktifnya siswa dalam kegiatan belajar dikelas dapat
menunjukan tidak adanya minat siswa dalam belajar ekonomi di kelas, sehingga
tentu saja juga tidak menghasilkan motivasi dalam diri siswa untuk belajar lagi
lebih tekun. Minat yang kurang pada siswa juga terlihat ketika adanya siswa yang
42
tidak hadir di sekolah untuk mengikuti proses belajar mengajar. Dari hasil
penelitian menunjukkan bahwa siswa kurang bergairah mengikuti pembelajaran
walaupun siswa mengetahui pentingnya mempelajari mata pelajaran ekonomi
seperti yang dipaparkan oleh guru pada kegiatan awal pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi terhadap kegiatan pembelajaran siswa
pada mata pelajaran ekonomi di kelas X. 9 SMA Negeri 9 Kendari dapat dilihat
bahwa siswa yang memiliki motivasi yang kurang bersikap acuh terhadap
pelajaran ekonomi pada saat pelajaran berlangsung, seperti tidak memperhatikan
penjelasan guru dan asik ngobrol dengan temannya, tidak mengerjakan soal
latihan yang diberikan guru, kurang aktif dalam kegiatan diskusi dan tidak
mengerjakan tugas yang diberikan. Metode yang diajarkan guru yang dominan
menggunakan metode ceramah dengan tidak adanya media elektronik
pembelajaran, serta kondisi ruang kelas yang tidak kondusif, sempit dan ribut
dapat mengganggu dan menurunkan minat siswa dalam belajar (Observasi tanggal
28 Agustus 2015)
Sejalan dengan hasil observasi di atas, berdasarkan hasil waawancara
dengan salah seorang siswa kelas X.9 AP. menyebutkan bahwa:
“Iyakah Pak, Saya tidak semangat beh kalau mata pelajaran ekonomi..Saya tidak mengerti materinya pak, baru itu temanku da ajak trus bicara,akhirnya saya main-main mi juga” (Wawancara, 1 September 2015)
Sebagaimana AP, AFA siswa kelas X.9 menuturkan hal yang serupa
seperti berikut:
“saya suka ji sebenarnya mata pelajaran ekonomi,.. saya lupa bukuekonomiku kasian pak,,, Saya perhatikan ji pak, cuman ada temanku ributskali akhirnya kita ndak perhatikan mi guru dia bicara.saya belajarekonomi kalau mau ulangan saja,,,,” (Wawancara, 1 September 2015)
43
Hal serupa juga dikemukakan siswa yang bernama VJ (siswa kelas X.9)
yang mengaku pelajaran ekonomi tidak terlalu menarik, dia lebih suka pelajaran
olah raga dan bermain bola dengan teman-temannya serta menyukai pelajaran
geografi dan biologi. Kurangnya minat belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi
kelas X SMA Negeri 9 Kendari dipengaruhi oleh rendahnya motivasi siswa untuk
belajar mata pelajaran ekonomi, kurang tertariknya siswa pada mata pelajaran
ekonomi dan lebih tertarik pada mata pelajaran lain. Selain itu, suasana dalam
pembelajaran yang kurang kondusif juga berpengaruh terhadap konsentrasi belajar
siswa.
b. Kebiasaan Belajar
Kebiasaan belajar siswa yang kurang disiplin dan cara belajar siswa
yang kurang tepat, baik di rumah maupun di sekolah dapat menyebabkan masalah
dalam pembelajaran anak. Dilihat dari cara belajar siswa kelas X SMA Negeri 9
Kendari, siswa-siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran ekonomi
menggunakan metode menghafal dalam belajarnya. Beberapa siswa tidak
mempunyai manajemen dalam pembelajaran, khususnya di rumah. Siswa yang
mengalami kesulitan dalam belajarnya biasanya hanya belajar ketika ada tuntutan
dari guru atau pihak lain, seperti waktu ulangan atau tugas, bahkan dari beberapa
siswa tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru dan bersikap acuh terhadap
pelajaran ekonomi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa kelas X.9 yang berinisial
VJ mengatakan bahwa:
44
“Sa belajar juga tapi jarang e. saya belajar kalau mau ulangan dan adatugas….Itu karna waktu mau ulangan saya blum punya buku pak, kalautugas saya sering lupa kerja, atau tidak sa lupa bukuku.” (Wawancaratanggal 2 September 2015)
Hal serupa juga dikatan oleh MP (Kelas X.10) yang mengaku belajar
ketika ada ulangan dengan metode membaca dalam hati dan menghafal:
“Saya lupa kemarin kalau ada ekonomi kemarin makanya Saya lupatugasku Pak guru Hmmm klo belajar ekonomi jarang Pak. kalau sayabelajar kecuali ada ulangan. tugas saja sa kerja di sekolah pak…Saya baca-baca saja dalam hati, kadang juga saya menghafal tapi besoknya saya lupalagi. (Wawancara 5 September 2015)
Siswa lain yang mengalami kesulitan belajar, seperti Mr kelas X.9 dan
Ms kelas X.8 mempunyai kebiasaan yang sama dalam belajar. Kegiatan belajar di
rumah hanya dilakukan ketika ada ulangan dan intensitasnya jarang atau kadang-
kadang. Kebiasaan belajar siswa yang menghafal tanpa memahami materi
pelajaran ekonomi dapat menyebabkan kesulitan belajar siswa dalam memahami
materi pelajaran ekonomi yang diajarkan di sekolah.
c. Sikap Mental
Sikap mental siswa yang kurang kuat, seperti malu bertanya atau
mengeluarkan pendapat, takut, dan grogi ketika tampil di depan teman-temannya
dapat menyebabkan masalah dalam kegiatan belajar siswa. Siswa kelas X SMA
Negeri 9 Kendari yang memiliki sikap mental yang kurang kuat beralasan bahwa
mereka ragu-ragu dan takut jika diketawai teman-temannya ketika mereka
berbicara dan salah mengeluarkan pendapat. Selain itu, rasa kurang percaya diri
juga dikarenakan oleh rendahnya pemahaman siswa terhadap komponen isi dan
kurangnya pengalaman tampil berbicara di depan umum. Seperti halnya
45
penuturan MP siswa kelas X.10 tentang alasan mengapa dia tidak berbicara di
depan kelas, berikut:
“Saya takut pak, jangan sampe saya diketawai klo saya salah bicara. Barusaya kurang tau juga jawabannya… Ndak lengkap materiku pak. Barukalau saya kasih keluar pendapat saya grogi bicara.” (wawancara 5September 2015)
Seperti halnya MP, beberapa siswa lain yang berada di kelas X.8 dan
X.9 mengatakan hal yang sama mengapa mereka tidak berbicara di depan kelas
dan mengeluarkan pendapat ketika diskusi. Siswa yang mempunyai sifat ragu-
ragu, malu berbicara dan takut salah mengeluarkan pendapat akan menimbulkan
perilaku yang kurang percaya diri atau gerogi dalam berbicara dengan sikap
mental yang kurang kuat. Siswa yang memiliki sifat mental yang kurang kuat
perlu diberikan dorongan dan penguatan dengan memberikan dia penghargaan
ketika berbicara, baik pujian maupun tepuk tangan serta pembenaran terhadap apa
yang dituturkannya.
2. Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Ekonomi Kelas X SMA Negeri 9 Kendari, Dari Faktor Keluarga
Keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan pertama, tetapi
dapat juga sebagai faktor penyebab kesulitan belajar. Ada beberapa faktor
keluarga yang menentukan keberhasilan belajar siswa, seperti faktor orang tua
yang meliputi cara mendidik orang tua, hubungan orang tua dengan anak serta
kondisi rumah tangga. Cara mendidik orang tua yang otoriter dan diktator sering
kali dapat menyebabkan gangguan mental pada anak sehingga berdampak pada
kegiatan belajar anak. Namun berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa
orang siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari tidak ada orang tua mereka yang
46
bertindak diktator dan otoriter dalam mendidik anak-anak mereka, tetapi beberapa
siswa mengaku orang tuan mereka kurang mengawasi mereka untuk belajar di
rumah.
Berdasarkan hasil wawancara dengan LJ (siswa kelas X.10)
mengemukakan hal senada sebagai berikut:
“dia suruh juga saya belajar, tapi kalau saya ndak mau dia tidak paksa ji,kalau saya mau saya belajar biar tidak disuruh,… kalau dirumah sayabantu bapakku di toko atau tidak saya nonton tv baru saya tidur kak …”(Wawancara, tanggal 12 September 2015).
Berbeda dengan kondisi teman-temannya, Ms (siswa kelas X.8)
mempunyai kondisi yang berbeda dengan orang tuanya. Jarak antara orang tua
dan anak yang begitu jauh serta pengawasan dari kakaknya yang kurang membuat
Ms belajar sesuka hatinya saja. Sebagaimana penuturannya, yaitu:
“…Yingka dia Cuma tanam-tanam jagung saja di Lohia… Kalau saya maubelajar saya belajar ji. Kalau datang malasku sa ndak belajar… Dia suruhji, tapi Cuma satu-satu kali. Dia sibuk mungkin urus anaknya trus dia kerjajuga..” (Wawancara, tanggal 7 September 2015)
Perhatian dan pengawasan orang tua terhadap kegiatan belajar anak di
rumah sangat diperlukan, agar anak menjadi lebih disiplin dalam belajar.
Pengawasan orang tua tidak hanya terhadap kegiatan belajar anak di rumah, tetapi
pengawasan orang tua harus mencakup segala aspek kegiatan dan perkembangan
belajar anak serta penyediaan bahan atau sumber pendukung belajar anak, baik
buku-buku maupun sumber belajar yang lainnya. Perhatian dan pengawasan orang
tua yang kurang terhadap kegiatan belajar anak di rumah akan berdampak pada
kebiasaan anak yang malas belajar sehingga dapat menimbulkan masalah belajar
bagi anak.
47
Selain faktor orang tua, faktor lain yang dapat menyebabkan kesulitan
belajar siswa yaitu faktor ekonomi keluarga. Keadaan ekonomi keluarga yang
kurang atau miskin akan menimbulkan kurangnya alat-alat belajar, kurangnya
biaya yang disediakan oleh orang tua, dan tidak mempunyai tempat belajar yang
baik. Keadaan seperti ini akan menghambat kemajuan anak. Faktor biaya
merupakan faktor yang sangat penting, karena belajar dan kelangsungannya
sangat memerlukan biaya. Misalnya untuk membeli alat-alat, uang sekolah dan
biaya-biaya lainnya. Maka keluarga yang miskin akan merasa berat untuk
mengeluarkan biaya yang bermacam-macam itu, karena keuangan digunakan
untuk mencukupi kebutuhan keluarga sehari-hari. Keluarga yang miskin juga
tidak dapat menyediakan tempat untuk belajar yang memadai, dimana tempat
belajar itu merupakan tempat terlaksananya belajar secara efisien dan efektif.
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang siswa yang
bernama Mr (kelas X.9) mengatakan bahwa, dia tidak mempunyai sumber belajar
ekonomi lain selain LKS yang diberikan guru mata pelajaran ekonomi. Keadaan
ekonomi keluarga yang kurang dan profesi orang tua yang hanya berprofesi
sebagai pedagang di pelabuhan yang berpenghasilan pas-pasan, sehingga dia tidak
bias menuntut lebih dari kedua orang tuanya untuk membeli bahan pendukung
belajar lain, seperti buku paket ekonomi dan internet yang dapat mendukung
belajarnya. Sebagaimana dari hasil penuturannya sebagai berikut:
“LKS ji yang saya punya pak,… dak da uangnya mamaku, baru mahalnyabuku paket. Apalagi kita mau minta uang untuk pergi mi lagi di warnet,ndak akan dikasih.…” (Wawancara 13 Oktober 2015)
Sejalan dengan Mr, Ms (siswa kelas X.8) menuturkan hal yang sama.
48
“LKS ada ji pak guru, Cuma sa ndak punya bela buku paket… Ndak dajuga internet pak guru… Bagus ji suasananya, hanya kadang-kadanganaknya kakaku dia pi kasih hambur buku-bukuku, baru ributnya kalaumereka main-main.” (Wawancara, 7 September 2015)
Seperti halnya ekonomi keluarga yang kurang atau miskin, keadaan
ekonomi yang lebih atau kaya bisa juga menjadi faktor penyebab kesulitan belajar
anak. Dimana siswa yang mempunyai orang tua yang memiliki keadaan ekonomi
keluarga yang cukup cenderung mendapatkan perlakuan yang manja dan
cenderung bersenang-senang sehingga bisa menjadikan anak malas belajar
sehingga dapat menghambat kegiatan belajar anak.
Keadaan seperti di atas sejalan dengan penuturan siswa yang bernama
CE (siswi kelas X.8). Kebiasaan CE yang jarang belajar dirumah serta perhatian
orang tua terhadap CE yang selalu memanjakan dan membiarkannya untuk tidak
belajar merupakan faktor yang menyebabkan CE memiliki kesulitan dalam
belajarnya, seperti penuturannya berikut:
“..masa dia mau larang saya main hp dengan nonton tv, sementara itu mipekerjaanku tiap hari dirumah, yang penting pacekku dia kita tidakkluyuran di luar rumah…” (Wawancara, tanggal 7 September 2015).
AS. (siswa kelas X.8) juga mengatakan hal yang serupa, “Kadang-kadangjuga dia suruh. Apalagi mamaku, dia suruh ji terus… Saya malas ji saja.Soalnya suka sekali teman-temanku datang di rumah main PS… Mamakuji yang belikan waktu dia pergi ke Jakarta.” (Wawancar, tanggal 2November 2015)
Berdasarkan refleksi hasil wawancara Indah DM (Siswi kelas X.9),
kurangnya pengawasan orang tua terhadap kegiatannya di rumah dan kedisiplinan
orang tua yang kurang untuk mengontrol aktivitas belajar anak di rumah. IDM
mempunyai fasilitas belajar di rumah yang cukup mendukung namun dia kurang
memanfaatkannya.
49
Berdasarkan hasil wawancara beberapa siswa kelas X SMA Negeri 9
Kendari di atas dapat disimpulkan bahwa, keadaan ekonomi keluarga yang kurang
mampu akan berdampak pada kegiatan belajar anak karena kurangnya pemenuhan
kebutuhan anak seperti ketersediaan sumber belajar yang mendukung belajar
anak. Begitu pula pada keadaan ekonomi keluarga yang mampu atau kaya,
kecenderungan kebiasaan orang tua yang sering memanjakan anak akan
berdampak pada terhambatnya kegiatan belajar anak jika tidak disertai dengan
pengawasan dan kedisiplinan orang tua terhadap kegiatan belajar anak di rumah.
3. Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Ekonomi Kelas X SMA Negeri 9 Kendari, Dari Faktor
Sekolah
a. Hubungan/Interaksi antara Guru dan Siswa
Hubungan antara guru ekonomi SMA Negeri 9 Kendari dan siswa
yang diajar sangat baik. Hal ini sesuai dengan pengamatan peneliti terhadap
aktivitas komunikasi guru dan siswa, baik di dalam kelas maupun di luar kelas
terjalin dengan baik. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa kelas X.10 yang
bernama WM sebagai ketua kelas X.10 SMA Negeri 9 Kendari, hubungan antara
guru dan siswa di SMA Negeri 9 Kendari terjalin dengan baik, sebagaimana
penuturannya berikut!
“bagus ji cara mengajarnya guru ekonomi kalau dia menjelaskan, kalaukita tidak mengerti kita juga bisa bertanya sama pak guru ekonomi,…kalau guru ekonomi di sini baik ji sama kita, cuman memang dia disiplin,tapi menurut saya toh itu bagus jadi teman-teman juga ndak berlebihanmain-mainnya dalam kelas…. Kalau masalah itu, tergantung teman-teman mereka mau belajar atau tidak, masalahnya juga toh mereka ndaksuka perhatikan kalau guru dia menjelaskan.” (Wawancara, tanggal 2November 2015).
50
Hal serupa dituturkan oleh ASc sebagai ketua kelas X.9 SMA Negeri 9
Kendari, sebagai berikut:
“bagus ji gurunya dia mengajar pak, hanya ada teman-teman ndakmemperhatikan makanya mereka tidak mengerti padahal kita bisabertanya kalau tidak tau,… menurut saya baik ji gurunya, guru-gurudisini baik-baik ji tapi ada juga yang galak deh, eh bukan galak pak tapidisiplin mungkin” (Wawancara, 31 Oktober 2015)
Namun berbeda dengan pengakuan siswa yang mengalami kesulitan
belajar yang bernama IDM siswi kelas X.10. Menurutnya komunikasi antara
dirinya dengan guru mata pelajaran ekonomi hanya terjalin di dalam kelas,
sedangkan di luar kelas tidak begitu berkomunikasi dengan gurunya terutama
untuk bertanya tentang materi pelajaran yang belum dimengerti. sebagaimana
penuturannya berikut:
“Kalau di kelas kadang saya bertanya, tapi kalau di kantor mi saya takutee, nanti dibilang apa kah. baru gurunya juga tegas sekali jadi saya tidakpernah bertanya tentang materi yang sa ndak mengerti di luar kelas samaguru.” (Wawancara, 6 Oktober 2015)
Seperti halnya IDM, teman sekelasnya LJ siswa kelas X.10 juga
menuturkan hal yang sama tentang hubungannya dengan guru mata pelajaran
ekonomi:
“Saya takut sama gurunya ee, soalnya pernah dia marahi saya gara-garasaya ndak bawa tugasku. sama saya jarang masuk ..Bukan hanya guruekonomi yang saya takuti pak, tapi guru geografi, matematika, samabahasa inggris juga saya takut. tegas skali soalnya orangnya.”(Wawancara12 September 2015)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan/interaksi antara guru
dan siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran ekonomi tergolong
kurang. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya komunikasi antara siswa dengan
51
guru di dalam dan luar kelas, seperti siswa mengajukan pertanyaan tentang materi
yang belum di mengerti. Selain itu, siswa cenderung diam ketika diminta untuk
menjawab pertanyaan ataupun mengajukan pendapat. Komunikasi antara guru dan
murid harus tetap terjalin dengan sikap guru yang terbuka kepada siswa, sehingga
siswa tidak takut untuk berkomunikasi dengan guru dan murid dengan batasan
yang wajar.
b. Penggunaan Metode Mengajar, Media Pembelajaran dan Ketersediaan
Sarana dan Prasarana Belajar
Berdasarkan hasil observasi pembelajaran di kelas X.9 metode
pembelajaran yang sudah digunakan guru ekonomi dalam pembelajaran ekonomi
adalah metode ceramah, penugasan, tanya jawab, dan diskusi. Dari metode-
metode tersebut, metode ceramah paling banyak di gunakan, sebab metode yang
digunakan disesuaikan dengan materi mata pelajaran ekonomi dengan tema
“Pengertian Produksi dan Jenis-Jenis Produksi”. Diakui guru bahwa metode
ceramahlah paling banyak digunakan. Penggunaan metode ceramah yang
mendominasi pembelajaran tampaknya telah menjadi salah satu faktor penyebab
kesulitan belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi. (Observasi, 28 Agustus
2015)
Sedangkan berdasarkan Hasil observasi kelas X.10 dengan materi
“Biaya Sehari-Hari dan Biaya Peluang”, metode pembelajaran yang digunakan
guru ekonomi dalam pembelajaran ekonomi adalah metode ceramah, penugasan,
tanya jawab, dan diskusi. Akan tetapi, beberapa siswa masih terlihat kurang
mengerti dan tidak aktif dalam pembelajaran. (Observasi 29 Agustus 2015)
52
Hasil observasi kelas X.8 dengan materi dan guru yang sama dengan
kelas X.10 metode dan media pembelajaran yang digunakan sama halnya dengan
kelas X.10. Namun beberapa siswa kelas X.8 juga tidak begitu aktif dalam
pembelajaran dan memiliki nilai evaluasi yang kurang pada mata pelajaran
ekonomi.
Sejalan dengan hasil observasi di atas, hasil dengan AP siswa kelas
X.9 (wawancara 1 September 2015 ) mengungkapkan bahwa media pembelajaran
yang tidak lengkap dan kondisi ruangan yang tidak kondusif baik luas maupun
ketenangannya belum bagus. Sependapat dengan AP, AFA siswa kelas X.9
mengungkapkan, ketidaktersedianya media pembelajaran seperti infokus dan
ruang kelas yang sempit dan panas membuatnya tidak semangat dalam belajar.
Sebagaimana penuturannya sebagai berikut:
“Kelasnya ribut, panas, sempit juga baru ndak da Infokusnya. jadinya ndakterlalu semangat kita pwa. baru kita ndak tau mi siapa yang mau kitadengar, penjelasan guru di kelas atau di kelas sebelah.”(1 September 2015)
Sejalan dengan itu, kondisi ruangan yang tidak kondusif dan tidak
adanya media pembelajaran elektronik dibenarkan oleh guru ekonomi Herman.
sebagaimana hasil penuturannya berikut:
“Sebenarnya kendalanya ndak da, hanya saja karna ruang kelas yang kitapake sekarang ini ruangan sementara saja baru hanya berdindingkantriplek sebagai pembatas kelas, jadi ribut skali suasananya kelas, juga alat-alat dan pendukung pembelajaran juga tidak lengkap, makanya pintar-pintarnya Kita saja bagaimana Kita akalai itu kekurangan.” (Wawancara,26 Agustus 2015)
Dari hasil observasi dan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa
penggunaan metode pembelajaran di kelas sangat berpengaruh terhadap aktivitas
belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X SMA Negeri 9 Kendari. Selain
53
itu, ketiadaan media dalam pembelajaran di kelas dan kondisi kelas yang tidak
kondusif sebagai tempat belajar membuat kurang bersemangatnya peserta didik
berdampak pada hasil belajar mata pelajaran ekonomi di kelas X SMA Negeri 9
Kendari yang masih rendah.
4. Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Ekonomi Kelas X SMA Negeri 9 Kendari, Dari Faktor
Lingkungan Sosial
Teman bergaul anak di lingkungan sosial masyarakat sangat
mempengaruhi kebiasaan anak di masyarakat. Anak yang bergaul dengan teman
yang tidak sekolah, ia akan malas belajar, sebab cara hidup anak yang bersekolah
berlainan dengan anak yang tidak sekolah. sehingga kecenderungan anak yang
bergaul pada anak yang tidak sekolah, akan menyebabkan timbulnya kesulitan
anak dalam belajar.
Selain itu, kehidupan dan kebiasaan lingkungan di sekitar tempat
tinggal akan cenderung mempengaruhi kebiasaan anak dalam lingkungan
masyarakat dan lingkungan sekolahnya. Corak kehidupan tetangga misalnya
sering main judi, minum minuman keras, menganggur, tidak suka belajar, akan
mempengaruhi anak-anak yang bersekolah.
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa SMA Negeri 9 Kendari
yang bernama VS (siswa kelas X.9), mengatakan bahwa:
“Kalau di rumah ndak da kegiatanku, palingan sa hanya pi main bola samateman-temanku saja. Atau tidak sa pergi di pelabuhan… Ada yang sekolahada juga yang tidak. Tapi kebanyakan dorang tidak sekolah…”(Wawancara, tanggal 1 September 2015)
54
Hal serupa dituturkan oleh AS (siswa kelas X.8), menuturkan
kebiasaannya di rumah sebagai berikut:
“Ndak da ji Pak, paling ji Saya main PS atau duduk-duduk ji… Saya malasji saja. Soalnya suka sekali teman-temanku datang di rumah main PS…”(Wawancara 26 September 2015)
Terlalu banyak berorganisasi, kursus ini dan itu akan menyebabkan
belajar anak akan terbengkalai. Seperti kebiasaan anak dalam mengikuti kegiatan
anak-anak muda, gank motor atau kegiatan ekstrakurikuler lainnya baik di sekolah
maupun di lingkungan sosial masyarakat akan berdapak pada kegiatan belajar
anak.
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa SMA Negeri 9 Kendari
yang bernama LJ (Siswa kelas X.10), menuturkan bahwa,
“Anu Pak guru, Saya capeh karna Saya habis latihan tai kwon do. Habisitu Saya pergi main futsal lagi sama temanku..” (Wawancara 12 September2015)
Seperti halnya juga terjadi pada AP (siswa kelas X.9) dan Ms (siswa
kelas X.9), aktivitas klub futsal yang dia geluti sama teman-teman di lingkungan
tempat tinggal dan nongkrong membuat dia tidak meluangkan waktunya untuk
belajar di rumah.
Berdasarkan hal tersebut dapat di simpulkan bahwa, penyebab kesulitan
belajar siswa SMA Negeri 9 Kendari adalah faktor lingkungan sosial yang
mencakup: (1)Teman bergaul yang kurang mendukung, (2) Lingkungan tetangga
yang mempunyai kebiasaan tidak belajar dan tidak berpendidikan, dan (3)
Aktivitas teman anak dalam masyarakat yang suka keluyuran, nongkrong dan
bermain bola.
55
Dari hasil penelitian di atas, beberapa faktor yang saling berperan dalam
menyebabkan kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X SMA
Negeri 9 Kendari yaitu;
1. Faktor Internal (Dari Diri Siswa Sendiri)
a. Aspek minat belajar siswa memilki pengaruh kuat yang
menyebabkan kesulitan belajar. Karena ketika siswa memiliki minat
belajar rendah ia akan menggunakan sedikit waktunya untuk
mempelajarinya, serta kurang memperhatikan pelajaran ekonomi,
bersikap acuh dan tidak aktif dalam kegiatan belajar ekonomi.
b. Kebiasaan Belajar Siswa pada mata pelajaran ekonomi memiliki
cukup pengaruh menyebabkan kesulitan belajar dan kemampuan
siswa dalam memahami materi pelajaran. Kebiasaan belajar siswa
yang menghafal tanpa memahami materi pelajaran ekonomi dapat
menyebabkan kesulitan belajar siswa dalam memahami materi
pelajaran ekonomi yang diajarkan di sekolah.
c. Sikap Mental; Siswa yang mempunyai sifat ragu-ragu, malu berbicara
dan takut salah mengeluarkan pendapat akan menimbulkan perilaku
yang kurang percaya diri atau gerogi dalam berbicara dengan sikap
mental yang kurang kuat. Siswa yang memiliki sifat mental yang
kurang kuat perlu diberikan dorongan dan penguatan dengan
memberikan dia penghargaan ketika berbicara, baik pujian maupun
tepuk tangan serta pembenaran terhadap apa yang dituturkannya.
56
2. Faktor Keluarga (Eksternal); Perhatian dan pengawasan orang tua yang
kurang terhadap kegiatan belajar anak di rumah akan berdampak pada
kebiasaan anak yang malas belajar sehingga dapat menimbulkan masalah
belajar bagi anak. serta keadaan ekonomi yang kurang mendukung dan
berlebihan akan berdampak pada kegiatan belajar anak karena kurangnya
pemenuhan kebutuhan anak seperti ketersediaan sumber belajar yang
mendukung belajar anak. Begitu pula pada keadaan ekonomi keluarga
yang mampu atau kaya, kecenderungan kebiasaan orang tua yang sering
memanjakan anak akan berdampak pada terhambatnya kegiatan belajar
anak jika tidak disertai dengan pengawasan dan kedisiplinan orang tua
terhadap kegiatan belajar anak di rumah.
3. Faktor Sekolah (Eksternal); Hubungan/Interaksi antara Guru dan Murid
yang kurang, penggunaan Metode Mengajar yang monoton, Media
Pembelajaran dan Ketersediaan Sarana dan Prasarana Belajar yang tidak
lengkap.
4. Faktor Lingkungan Sosial (Eksternal); teman bergaul yang tidak tepat, dan
banyaknya kegiatan siswa di lingkungan sosial akan berdampak pada
kegiatan belajar anak jika tidak dimanajemen dengan baik.
Cara untuk mengatasi kesulitan belajar yaitu melakukan diagnosis yang
bertujuan untuk mengidentifikasi jenis dan penyebab kesulitan belajar. Setelah
penyebab kesulitan diketahui, maka perlu direncanakan tindakan yang tepat untuk
mengatasi masalah belajar ini. Prosedur atau langkah-langkah melaksanakan
diagnosis kesulitan belajar yaitu; 1) mengidentifikasi peserta didik yang
57
diperkirakan mengalami kesulitan, belajar, 2) melokasisasi letak kesulitan belajar,
3) menentukan faktor penyebab kesulitan belajar, 4) memperkirakan alternatif
bantuan, 5) menetapkan kemungkinan cara mengatasinya, 6) tindak lanjut.
58
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab IV dapat disimpulkan bahwa,
terdapat kesulitan belajar siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari, hal ini dapat
dilihat dari: (1) Aktivitas beberpa siswa kelas X yang kurang aktif dala kegiatan
belajar mengajar ekonomi di kelas, dan (2) Ketidaktercapaian indikator hasil
belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari yang ditandai dengan
kesulitan memahami materi pelajaran yang diajarkan oleh guru mata pelajaran
yang bersangkutan mengindikasikan adanya kesulitan belajar siswa pada mata
pelajaran ekonomi di SMA Negeri 9 Kendari.
Faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa kelas X SMA
Negeri 9 Kendari, antara lain:
1. Faktor Internal (Dari Diri Siswa Sendiri)
a. Aspek minat belajar siswa memilki pengaruh kuat yang menyebabkan
kesulitan belajar. Karena ketika siswa memiliki minat belajar rendah ia
akan menggunakan sedikit waktunya untuk mempelajarinya, serta kurang
memperhatikan pelajaran ekonomi, bersikap acuh dan tidak aktif dalam
kegiatan belajar ekonomi.
b. Kebiasaan Belajar Siswa pada mata pelajaran ekonomi memiliki cukup
pengaruh menyebabkan kesulitan belajar dan kemampuan siswa dalam
memahami materi pelajaran. Kebiasaan belajar siswa yang menghafal
tanpa memahami materi pelajaran ekonomi dapat menyebabkan kesulitan
59
belajar siswa dalam memahami materi pelajaran ekonomi yang diajarkan
di sekolah.
c. Sikap Mental; Siswa yang mempunyai sifat ragu-ragu, malu berbicara dan
takut salah mengeluarkan pendapat akan menimbulkan perilaku yang
kurang percaya diri atau gerogi dalam berbicara dengan sikap mental yang
kurang kuat. Siswa yang memiliki sifat mental yang kurang kuat perlu
diberikan dorongan dan penguatan dengan memberikan dia penghargaan
ketika berbicara, baik pujian maupun tepuk tangan serta pembenaran
terhadap apa yang dituturkannya.
2. Faktor Keluarga (Eksternal); Perhatian dan pengawasan orang tua yang kurang
terhadap kegiatan belajar anak di rumah akan berdampak pada kebiasaan anak
yang malas belajar sehingga dapat menimbulkan masalah belajar bagi anak.
serta keadaan ekonomi yang kurang mendukung dan berlebihan akan
berdampak pada kegiatan belajar anak karena kurangnya pemenuhan
kebutuhan anak seperti ketersediaan sumber belajar yang mendukung belajar
anak. Begitu pula pada keadaan ekonomi keluarga yang mampu atau kaya,
kecenderungan kebiasaan orang tua yang sering memanjakan anak akan
berdampak pada terhambatnya kegiatan belajar anak jika tidak disertai dengan
pengawasan dan kedisiplinan orang tua terhadap kegiatan belajar anak di
rumah.
3. Faktor Sekolah (Eksternal); Hubungan/Interaksi antara Guru dan Murid yang
kurang, penggunaan Metode Mengajar yang monoton, Media Pembelajaran
dan Ketersediaan Sarana dan Prasarana Belajar yang tidak lengkap.
60
4. Faktor Lingkungan Sosial (Faktor Eksternal); teman bergaul yang tidak tepat,
dan banyaknya kegiatan siswa di lingkungan sosial akan berdampak pada
kegiatan belajar anak jika tidak dimanajemen dengan baik
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti menyarankan beberapa
hal sebagai berikut:
1. Bagi pihak sekolah khususnya SMA Negeri 9 Kendari harus terus
meningkatkan sarana dan prasarana belajar yang mendukung kegiatan belajar
mengajar di kelas dengan alat dan media pembelajaran yang lengkap agar
anak termotivasi untuk belajar.
2. Bagi guru SMA Negeri 9 Kendari, khususnya guru ekonomi harus
memberikan metode pembelajaran yang kreatif sesuai dengan karakteristik
siswa yang diajarkan.
3. Bagi orang tua siswa harus lebih menerapkan kedisiplinan diri dalam kegiatan
sehari-hari, khususnya untuk kegiatan belajar di rumah, khususnya
perkembangan belajar anak baik di rumah maupun di sekolah.
Penyebab kesulitan siswa dipengaruhi oleh banyak faktor, baik dalam
diri siswa maupun dari luar diri siswa. Oleh karena itu, pihak-pihak yang
berhubungan dengan siswa itu sendiri harus lebih memperhatikan kegiatan anak
dan segala aspek yang berkaitan dengan kegiatan belajar anak.
61
DAFTAR PUSTAKA
Aunurrahman. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Djamarah, dkk. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Hamalik, Oemar. 2003. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Sistem. Jakarta:
Bum Akasara
Irham, Muhamad, dkk. 2013. Psikologi Pendidikan Teori dan Aplikasi dalam
Proses Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-ruzz Media
Iskandar. 2010. MetodelogiPenelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta G. Persada
Press
Samuelsom, Paul. 2003. Ekonomi SMA 1 Buku 1. Surabaya: Tiga Serangkai
Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta
Suprayekti. 2004. Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdiknas
Suryabarata, Sumadi. 2005. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Rajawali
Trianto. 2009. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Malang: Prestasi Pustaka
Usman. 2003. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Yamin, Martinis. 2013. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Referensi
SKRIPSI DAN INTERNET
Erisnawati. 2004. Prestasi Belajar PKn Siswa Kelas 2 SMP N 4 Palangga
Kabupaten Konawe Selatan. Skripsi Tidak Diterbitkan. FKIP-UHO
Kendari
62
Erwani, Asna. 2012. Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran PKn Siswa Kelas XI IPS 1 SMA N 1
Kontunaga Kabupaten Muna. SKripsi Tidak Diterbitkan. FKIP-
UHO Kendari
Upi, Januari. 2013. Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar.
Http://uphillophe.blogspot.com/2013/01/faktor-penyebab-
kesulitan-belajar.html. DIakses tanggal 15 November 2013
63
Lampiran 1. Lembar Observasi
Pedoman Observasi
Kondisi Sekolah dan Ruang Kelas SMA Negeri 9 Kendari
No. Observasi :
Hari/Tanggal :
Lokasi : SMA Negeri 9 Kendari
No. Obyek Observasi Jumlah Deskripsi Keadaan Gedung
1. Ruang Kelas
2. Ruang
Perpustakaan
3. Musholah
4. Laboratorium
IPA
5. Laboratorium
Komputer
6. Lapangan
Olahraga
8 Gedung kantor
9 Ruang lain-lain
Refleksi Hasil Observasi………………….
64
Pedoman Observasi Kegiatan Belajar Mengajar Ekonomi
NO. Observasi :
Hari/Tanggal : Jam.
Lokasi Kelas Observasi : …..
Pokok Observasi : …
No Indikator Observasi Deskripsi Hasil Observasi
1. Tingkat Kehadiran
2. Perhatian siswa ketika guru
menjelaskan
3. Keaktifan siswa dalam diskusi
kelompok
4. Kemampuan kerjasama dan sosialisasi
siswa
Refleksi:
…………………….
65
Hasil ObservasiKondisi Sekolah dan Ruang Kelas SMA Negeri 9 Kendari
No. Observasi : 001
Hari/Tanggal : Senin, 24 Agustus 2015 Pukul. 07.00 – 10.30
Lokasi : SMA Negeri 9 Kendari
Topik Observasi : Kondisi Sarana dan Prasarana SMA Negeri 9 Kendari
No. Obyek Observasi Jumlah Deskripsi Keadaan Gedung
1. Ruang Kelas 30 Kondisi ruang kelas SMA Negeri 9 Kendari cukup baik,
ada beberapa kelas yang memiliki fasilitas yang lengkap
seperti kelas unggulan X1, XI IA 1, XI IS 1, kelas XII
IA1 dan XII IS2. Namun beberapa kelas seperti kelas XI
2 samapai X10 masih menggunakan ruang kelas
sementara yang kurang baik untuk dijadikan sebagai
tempat belajar siswa.
2. Ruang
Perpustakaan
1 Kondisi ruang perpustakaan SMA Negeri 9 Kendari
cukup bagus, buku mata pelajaran yang disediakan juga
sangat baik, namun alat pendingin ruangan belum ada
hingga memungkinkan kurang nyamannya siswa di dalam
perpustakaan.
3. Musholah 1 Mushola SMA Negeri 9 Kendari dalam kondisi baik,
letak dan tata ruangan yang strategis dan nyaman dapat
memungkinkan siswa untuk beribadah dengan aman
4. Laboratorium
IPA
1 Cukup baik dan memiliki alat praktek IPA Dasar yang
lengkap
5. Laboratorium
Komputer
1 Sangat baik dengan jumlah computer yang sesuai dengan
jumlah siswa yang praktek dan SMA Negeri 9 Kendari
menyediakan wifi yang bias digunakan oleh siswa dalam
praktek computer maupun guru dalam mencari referensi
pembelajaran.
66
6. Lapangan
Olahraga
1 Lapangan olah raga berupa lapangan basket dan bola
volley yang kondisinya cukup baik
8 Gedung kantor 3 Ruang kantor terdiri dari ruang Kepsek dan staff adm, dan
ruang guru dengan kondisi yang cukup baik
9 Ruang lain-lain 3 Ruang lain-lain terdiri dari ruang BK, Ruang koperasi,
dan ruang PMR.
Refleksi:
Berdasarkan hal tersebut di atas dapat simpulkan bahwa, Ruang kelas belajar untuk
kelas X2 sampai X10 masih dalam kondisi perbaikan, sehingga pihak sekolah memanfaatkan
gedung lain yang dijadikan sebagai ruang belajar sementara selama satu semester terakhir ini.
Namun demikian, kondisi ruang belajar sementara yang digunakan sangat tidak mendukung
berjalannya proses belajar mengajar secara efektif dan efisien, sebab pembatas yang
digunakan antara tiap kelas hanya menggunakan papan tripleks dan lebar ruangan yang kurang
luas sehingga tidak memungkinkan siswa untuk berkonsentrasi dalam belajar karena ribut.
Sedangkan kondisi gedung lain sudah cukup baik.
67
Hasil Observasi Kegiatan Belajar Mengajar Ekonomi
NO. Observasi : 002
Hari/Tanggal : Jumat, 28 Agustus 2015 Jam. 07.00 – 09.15
Lokasi Kelas Observasi : Kelas X.9
Pokok Observasi : Aktivitas Siswa Pada Saat Pembelajaran di Kelas
No Indikator Observasi Deskripsi Hasil Observasi
1. Tingkat Kehadiran Dari jumlah siswa 43 orang siswa, hanya terdapat 37
siswa yang hadir dalam kegiatan belajar mengajar
ekonomi di kelas pada hari ini.
2. Perhatian siswa
ketika guru
menjelaskan
Ada 11 orang siswa tidak memperhatikan penjelasan guru
dan sibuk berbicara dengan temannya, bermain-main
ketika guru menjelaskan dan tidak mencatat ketika guru
menyuruh untuk mencatat hasil pemaparan guru di papan
tulis.
3. Keaktifan siswa
dalam diskusi
kelompok
Guru membagikan kelompok sebanyak 9 kelompok. ada
beberapa siswa yang tidak aktif berdiskusi dan diam tidak
melakukan apa-apa, sedangkan anggota kelompok yang
lain sibuk berdiskusi dan mencari materi diskusi dalam
buku dan memaparkan pendapatnya.
4. Kemampuan
kerjasama dan
sosialisasi siswa
Ada 12 siswa yang tidak melakukan apa-apa dan tidak
membantu dalam kegiatan diskusi dan tidka melakukan
apa-apa, malah sibuk bercanda dan acuh terhadap
pendapat anggota kelompoknya.
5. Kecepatan dalam
menyelesaikan tugas
Ada beberapa siswa yang tidak mengerjakan tugas yang
diberikan guru, baik soal latihan di kelas maupun tugas
yang dikerjakan dirumah. Dalam kegiatan evaluasi, ada
beberapa siswa tidak dapat menjawab pertanyaan yang
dilemparkan guru maupun pertanyaan dari anggota
kelompok diskusi lain.
6. Kecepatan dalam Ada beberapa siswa yang tidak mengerjakan tugas yang
68
menyelesaikan tugas diberikan guru, baik soal latihan di kelas maupun tugas
yang dikerjakan dirumah. Dalam kegiatan evaluasi, ada
beberapa siswa tidak dapat menjawab pertanyaan berupa
soal latihan perhitungan biaya peluang yang dituliskan
guru di papan tulis
6 Metode Mengajar dan
Media Pembelajaran
yang digunakan
Metode pembelajaran berupa metode ceramah, penugasan,
tanya-jawab dan diskusi, namun yang paling dominan
yaitu metode ceramah. Sedangkan media pembelajaran
hanya papan tulis dan tidak ada media elektronik (LCD
dan Infocus) di kelas.
Refleksi:
Berdasarkan hasil observasi di atas maka dapat disimpulkan bahwa, kelas X. 9
SMA Negeri 9 Kendari dapat dilihat bahwa siswa yang memiliki motivasi yang kurang
bersikap acuh terhadap pelajaran ekonomi pada saat pelajaran berlangsung, seperti tidak
memperhatikan penjelasan guru dan asik ngobrol dengan temannya, tidak mengerjakan
soal latihan yang diberikan guru, kurang aktif dalam kegiatan diskusi dan tidak
mengerjakan tugas yang diberikan. Metode yang diajarkan guru yang dominan
menggunakan metode ceramah dengan tidak adanya media elektronik pembelajaran,
serta kondisi ruang kelas yang tidak kondusif, sempit dan ribut dapat mengganggu dan
menurunkan minat siswa dalam belajar
69
Hasil Observasi Kegiatan Belajar Mengajar Ekonomi
NO. Observasi : 003
Hari/Tanggal : Sabtu, 29 Agustus 2015 Jam. 07.00 – 09.15
Lokasi Kelas Observasi : Kelas X.10
Pokok Observasi : Kegiatan Belajar Mengajar
No Indikator Observasi Deskripsi Hasil Observasi
1. Tingkat Kehadiran Dari jumlah siswa 42 orang siswa, hanya terdapat 38
siswa yang hadir dalam kegiatan belajar mengajar
ekonomi di kelas pada hari ini.
2. Perhatian siswa
ketika guru
menjelaskan
Ada 16 orang siswa sama sekali tidak memperhatikan
penjelasan guru, dan 8 orang siswa kadang-kadang
memperhatikan. Beberapa siswa keluar masuk di kelas,
dan sebagian besar sibuk mencari kipas karena kepanasan.
3. Keaktifan siswa
dalam diskusi
kelompok
Dalam kelompok diskusi, hanya 18 orang siswa yang aktif
dalam diskusi kelompok, sedangkan sisanya tidak begitu
aktif dalam diskusi kelompok. Malah keluar masuk di
kelas dan berpura-pura membaca buku ketika ditegur
guru.
4. Kemampuan
kerjasama dan
sosialisasi siswa
Ada 15 siswa yang tidak bekerjasama dan berbuat gaduh,
dengan berpindah-pindah kelompok dan mengganggu
anggota kelompok lain, serta bercanda dalam kegiatan
diskusi.
5. Kecepatan dalam
menyelesaikan tugas
Ada beberapa siswa yang tidak mengerjakan tugas yang
diberikan guru, baik soal latihan di kelas maupun tugas
yang dikerjakan dirumah. Dalam kegiatan evaluasi, ada
beberapa siswa tidak dapat menjawab pertanyaan berupa
soal latihan perhitungan biaya peluang yang dituliskan
guru di papan tulis
6. Metode Mengajar dan
Media Pembelajaran
Metode pembelajaran berupa metode ceramah, penugasan,
tanya-jawab dan diskusi dijalankan sesuai dengan
70
yang digunakan langkah-langkah pembelajaran yang direncanakan.
Sedangkan media pembelajaran hanya papan tulis dan
tidak ada media elektronik (LCD dan Infocus) di kelas.
Refleksi:
Berdasarkan hasil observasi di atas maka dapat disimpulkan bahwa, kelas X.10
SMA Negeri 9 Kendari Ada 16 orang siswa sama sekali tidak memperhatikan
penjelasan guru dan ada 15 siswa yang tidak bekerjasama dan berbuat gaduh, dengan
berpindah-pindah kelompok dan mengganggu anggota kelompok lain, serta bercanda
dalam kegiatan diskusi. Metode pembelajaran berupa metode ceramah, penugasan,
tanya-jawab dan diskusi dijalankan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang
direncanakan. Sedangkan media pembelajaran hanya papan tulis dan tidak ada media
elektronik (LCD dan Infocus) di kelas.
71
Hasil Observasi Kegiatan Belajar Mengajar Ekonomi
NO. Observasi : 004
Hari/Tanggal : Senin, 31 Agustus 2015 Jam. 11.15 – 13.15
Lokasi Kelas Observasi : Kelas X.8
Pokok Observasi : Kegiatan Belajar Mengajar
No Indikator Observasi Deskripsi Hasil Observasi
1. Tingkat Kehadiran Dari jumlah siswa 40 orang siswa, hanya terdapat 35
siswa yang hadir dalam kegiatan belajar mengajar
ekonomi di kelas pada hari ini.
2. Perhatian siswa
ketika guru
menjelaskan
Dari 35 siswa yang hadir dalam kelas pelajaran, ada 9
orang siswa sama sekali tidak memperhatikan penjelasan
guru, sedengkan yang memperhatikan pemaparan guru
ketika menjelaskan hanya sekitar 18 orang, dan sisanya
sebanyak 8 siswa kadang-kadang memperhatikan.
3. Keaktifan siswa
dalam diskusi
kelompok
Dari 35 siswa dibagi menjadi 9 kelompok belajar dalam
kelas, dan hanya sekitar 20 siswa yang aktif dalam diskusi
kelompok, sedangkan sisanya tidak begitu aktif dalam
diskusi kelompok.
4. Kemampuan
kerjasama dan
sosialisasi siswa
Dari 35 siswa, hanya terdapat beberapa siswa yang tidak
begitu bekerjasama dalam diskusi kelompok dan terlihat
acuh dalam diskusi. Terdapat 12 orang siswa terlihat tidak
melakukan tindakan apa-apa, termasuk tidak menulis dan
mencari informasi materi diskusi.
5. Kecepatan dalam
menyelesaikan tugas
Ada beberapa siswa yang tidak mengerjakan tugas yang
diberikan guru, baik soal latihan di kelas maupun tugas
yang dikerjakan dirumah. Dalam kegiatan evaluasi, ada
beberapa siswa tidak dapat menjawab pertanyaan berupa
soal latihan perhitungan biaya peluang yang dituliskan
guru di papan tulis
6. Metode Mengajar dan Metode pembelajaran berupa metode ceramah, penugasan,
72
Media Pembelajaran
yang digunakan
tanya-jawab dan diskusi dijalankan sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran yang direncanakan.
Sedangkan media pembelajaran hanya papan tulis dan
tidak ada media elektronik (LCD dan Infocus) di kelas.
Refleksi:
Berdasarkan hasil observasi di atas maka dapat disimpulkan bahwa, kelas X.8
SMA Negeri 9 Kendari yang berjumlah 40 orang siswa terdapat 5 orang siswa yang
tidak hadir, dan dari 35 orang siswa yang hadir ada 9 orang siswa yang tidak
memperhatikan penjelasan guru dan 8 orang siswa kadang-kadang pemperhatikan, dan
dalam kegiatan diskusi ada 15 orang siswa yang tidak begitu aktif dan 12 orang siswa
itu sama sekali tidak bekerjasama dan melakukan apa-apa dalam kegiatan diskusi.
Metode pembelajaran berupa metode ceramah, penugasan, tanya-jawab dan diskusi
dijalankan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang direncanakan. Sedangkan
media pembelajaran hanya papan tulis dan tidak ada media elektronik (LCD dan
Infocus) di kelas.
.
73
Hasil Observasi Kegiatan Belajar Mengajar Ekonomi
NO. Observasi : 005
Hari/Tanggal : Jumat, 4 September 2015 Jam. 07.00 – 09.15
Lokasi Kelas Observasi : Kelas X.9
Pokok Observasi : Kegiatan Belajar Mengajar
No Indikator Observasi Deskripsi Hasil Observasi
1. Tingkat Kehadiran Dari jumlah siswa 43 orang siswa, hanya terdapat 41
siswa yang hadir dalam kegiatan belajar mengajar
ekonomi di kelas pada hari ini.
2. Perhatian siswa
ketika guru
menjelaskan
Ada 5 orang siswa sama sekali tidak memperhatikan
penjelasan guru, sedangkan yang memperhatikan
pemaparan guru ketika menjelaskan hanya sekitar 29
orang, dan sisanya sebanyak 8 siswa kadang-kadang
memperhatikan. Beberapa siswa malah asik tidur di
belakang ketika guru menjelaskan.
3. Keaktifan siswa
dalam diskusi
kelompok
Guru membagi siswa menjadi 9 kelompok belajar dalam
kelas, dan hanya sekitar 26 siswa yang aktif dalam diskusi
kelompok, sedangkan sisanya tidak begitu aktif dalam
diskusi kelompok. Beberapa siswa nampak tidak
semangat dan diam dalam diskusi.
4. Kemampuan
kerjasama dan
sosialisasi siswa
Terdapat beberapa siswa yang tidak begitu bekerjasama
dalam diskusi kelompok dan terlihat acuh dalam diskusi
bahkan 9 orang siswa terlihat tidak melakukan tindakan
apa-apa, termasuk tidak menulis dan mencari informasi
materi diskusi.
5. Kecepatan dalam
menyelesaikan tugas
Ada beberapa siswa yang tidak mengerjakan tugas yang
diberikan guru, baik soal latihan di kelas maupun tugas
yang dikerjakan dirumah. Dalam kegiatan evaluasi, ada
beberapa siswa tidak dapat menjawab pertanyaan yang
dilemparkan guru maupun pertanyaan dari anggota
74
kelompok diskusi lain.
6.. Kecepatan dalam
menyelesaikan tugas
Ada beberapa siswa yang tidak mengerjakan tugas yang
diberikan guru, baik soal latihan di kelas maupun tugas
yang dikerjakan dirumah. Dalam kegiatan evaluasi, ada
beberapa siswa tidak dapat menjawab pertanyaan berupa
soal latihan perhitungan biaya peluang yang dituliskan
guru di papan tulis
Refleksi:
Berdasarkan hasil observasi ke dua di kelas X.9 dapat disimpulkan bahwa siswa
X.9 SMA Negeri 9 Kendari memiliki tingkat kehadiran yang meningkat dibandingkan
pada minggu sebelumnya. keaktifan siswa dalam pembelajaran juga cukup baik, namun
masih ada siswa yang kurang aktif dalam kegiatan belajar. Terdapat beberapa siswa
yang tidak begitu aktif dan bekerjasama dalam diskusi kelompok dan terlihat acuh
dalam diskusi bahkan 9 orang siswa terlihat tidak melakukan tindakan apa-apa,
termasuk tidak menulis dan mencari informasi materi diskusi.
75
Hasil Observasi Kegiatan Belajar Mengajar Ekonomi
NO. Observasi : 006
Hari/Tanggal : Sabtu, 5 September 2015 Jam. 07.00 – 09.15
Lokasi Kelas Observasi : Kelas X.10
Pokok Observasi : Kegiatan Belajar Mengajar
No Indikator Observasi Deskripsi Hasil Observasi
1. Tingkat Kehadiran Pada pertemuan ini semua siswa kelas X.10 yang
berjumlah 42 hadir 100%
2. Perhatian siswa
ketika guru
menjelaskan
Dari 42 siswa yang hadir dalam kelas pelajaran, ada 16
orang siswa sama sekali tidak memperhatikan penjelasan
guru, sedengkan yang memperhatikan pemaparan guru
ketika menjelaskan hanya sekitar 16 orang, dan sisanya
sebanyak 10 siswa kadang-kadang memperhatikan.
3. Keaktifan siswa
dalam diskusi
kelompok
Dari 42 siswa dibagi menjadi 10 kelompok belajar dalam
kelas, dan hanya sekitar 22 orang siswa yang aktif dalam
diskusi kelompok, sedangkan 20 orang tidak begitu aktif
dalam diskusi kelompok.
4. Kemampuan
kerjasama dan
sosialisasi siswa
Dari 42 siswa, terdapat beberapa siswa yang tidak bekerja
sama dalam diskusi kelompok dan terlihat acuh dalam
diskusi bahkan 16 orang siswa terlihat tidak melakukan
tindakan apa-apa, termasuk tidak menulis dan mencari
informasi materi diskusi.
5. Kecepatan dalam
menyelesaikan tugas
Ada beberapa siswa yang tidak mengerjakan tugas yang
diberikan guru, baik soal latihan di kelas maupun tugas
yang dikerjakan dirumah. Dalam kegiatan evaluasi, ada
beberapa siswa tidak dapat menjawab pertanyaan berupa
soal latihan perhitungan biaya peluang yang dituliskan
guru di papan tulis
6. Metode Mengajar dan
Media Pembelajaran
Metode pembelajaran berupa metode ceramah, penugasan,
tanya-jawab dan diskusi dijalankan sesuai dengan
76
yang digunakan langkah-langkah pembelajaran yang direncanakan.
Sedangkan media pembelajaran hanya papan tulis dan
tidak ada media elektronik (LCD dan Infocus) di kelas.
Refleksi:
Berdasarkan hasil observasi di atas maka dapat disimpulkan bahwa, kelas X.10
SMA Negeri 9 Kendari terdapat peningkatan kehadiran siswa dengan presentase
kehadiran 100%. Namun ada beberapa orang yang tidak aktif dalam kegiatan belajar di
kelas. Beberapa siswa yang tidak bekerja sama dalam diskusi kelompok dan terlihat
acuh dalam diskusi bahkan 16 orang siswa terlihat tidak melakukan tindakan apa-apa,
termasuk tidak menulis dan mencari informasi materi diskusi. Metode yang diajarkan
guru yang dominan menggunakan metode ceramah dengan tidak adanya media
elektronik pembelajaran, serta kondisi ruang kelas yang tidak kondusif, sempit dan ribut
dapat mengganggu dan menurunkan minat siswa dalam belajarorang siswa itu sama
sekali tidak bekerjasama dan melakukan apa-apa dalam kegiatan diskusi.
77
Hasil Observasi Kegiatan Belajar Mengajar Ekonomi
NO. Observasi : 007
Hari/Tanggal : Senin, 7 September 2015 Jam. 11.15 – 13.15
Lokasi Kelas Observasi : Kelas X.8
Pokok Observasi : Kegiatan Belajar Mengajar
No Indikator Observasi Deskripsi Hasil Observasi
1. Tingkat Kehadiran Dari jumlah siswa 40 orang siswa, hanya terdapat 33
siswa yang hadir dalam kegiatan belajar mengajar
ekonomi di kelas pada hari ini.
2. Perhatian siswa
ketika guru
menjelaskan
ada 7 orang siswa sama sekali tidak memperhatikan
penjelasan guru dan bersikap acuh terhadap penjelasan
guru dengan berbincang sama teman sebangku dan
bercanda dengan teman disekitarnya
3. Keaktifan siswa
dalam diskusi
kelompok
Guru membagi siswa kedalam 8 kelompok belajar dalam
kelas, dan ada 13 orang siswa tidak begitu aktif dalam
diskusi kelompok. Siswa-siswa tersebut hanya duduk
diam dan tidak melakukan apa-apa termasuk tidak
menulis dan mencari informasi tentang materi pelajaran
yang didiskusikan
4. Kemampuan
kerjasama dan
sosialisasi siswa
Ada 10 siswa yang tidak bekerjasama dalam diskusi,
bahkan mereka melakukan kegiatan diluar diskusi seperti
bermain dengan anggota kelompok lain, serta berbuat
gaduh.
5. Kecepatan dalam
menyelesaikan tugas
Ada beberapa siswa yang tidak mengerjakan tugas yang
diberikan guru, baik soal latihan di kelas maupun tugas
yang dikerjakan dirumah. Dalam kegiatan evaluasi, ada
beberapa siswa tidak dapat menjawab pertanyaan berupa
soal latihan perhitungan biaya peluang yang dituliskan
guru di papan tulis
6. Metode Mengajar dan Metode pembelajaran berupa metode ceramah, penugasan,
78
Media Pembelajaran
yang digunakan
tanya-jawab dan diskusi dijalankan sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran yang direncanakan.
Sedangkan media pembelajaran hanya papan tulis dan
tidak ada media elektronik (LCD dan Infocus) di kelas.
Refleksi:
Berdasarkan hasil observasi ke dua di kelas X.8 dapat disimpulkan bahwa,
presentase kehadiran siswa menurun menjadi 33 orang siswa. sedangkan dalam kegiatan
belajar mengajar di kelas ada beberapa siswa tidak antusias dalam proses belajar
ekonomi. hal ini dapat di lihat dari 33 orang siswa yang hadir ada 7 orang siswa yang
tidak memperhatikan penjelasan guru dan 8 orang siswa kadang-kadang pemperhatikan,
dan dalam kegiatan diskusi ada 13 orang siswa yang tidak begitu aktif dan 8 orang siswa
itu sama sekali tidak bekerjasama dan melakukan apa-apa dalam kegiatan diskusi.
79
Lampiran 3. Lembar Wawancara
Pedoman Wawancara
A. Pedoman Wawancara Untuk Siswa
1. Apakah Anda menyukai mata pelajaran ekonomi?
…………………………………………………………………………
2. Bagaimana ketersediaan sumber belajar yang Anda miliki, baik buku
maupun sumber lainnya?
.................................................................................................................
3. Bagaimana menurut Anda, kondisi ruang belajar di kelas dan bagaimana
dengan ketersediaan alat di kelas?
................................................................................................................. ..
4. Apa saja kegiatan yang Anda lakukan di rumah?
...................................................................................................................
5. Bagaimana ketersediaan alat yang mendukung belajar Anda di rumah?
....................................................................................................................
6. Berapa Intensitas Belajar Ekonomi Anda di rumah dalam seminggu?
....................................................................................................................
7. Apakah orang tuan Anda mengawasi dan menerapkan kedisiplinan belajar
di rumah?
......................................................................................................................
8. Bagaimana lingkungan belajar Anda di rumah?
......................................................................................................................
9. Siapa teman bergaul Anda di lingkungan sosial?
....................................................................................................................
B. Pedoman Wawancara Untuk Guru
1. Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran yang Bapak/Ibu
ajarkan?
......................................................................................................................
2. Apakah dalam mata pelajaran Ibu/Bapak terdapat siswa yang mengalami
kesulitan belajar?
80
......................................................................................................................3. Bagaimana sikap mereka dalam kelas ketika proses belajar mengajar
berlangsung?
....................................................................................................................4. Menurut Ibu/Bapak, apa yang menjadi kendala dalam pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar di kelas?
......................................................................................................................
C. Pedoman Wawancara Untuk Pihak Lain dan Kepsek
1. Apakah menurut Bapak, sekolah ini sudah menerapkan kurikulum yang
sesuai dengan kurikulum yang berlaku sekarang?
......................................................................................................................
2. Apa yang menjadi kendala dalam pelaksanaan kurikulum yang berlaku di
sekolah ini?
......................................................................................................................
3. Apa solusi yang ditawarkan oleh pihak sekolah dalam menanggulangi
kekurangan yang ada?
......................................................................................................................
81
Transkrip Hasil Wawancara
NO. wawancara : 001
Nama : Sabrin, S.Pd. (Guru Ekonomi)
Hari/Tanggal : Selasa, 25 Agustus 2015 Jam. 10.00 – 10.15
Lokasi : Ruang Guru Kendari
Topik Wawancara : Kesulitan Belajar Ekonomi Siswa Kelas X
Peneliti : Assalamu Alaikum
Informan : Wa alaikumu ssalam, bagaimana mi dik?
Peneliti : Begini Pak, Saya mau wawancara untuk penelitianku yang Saya
bicarakan waktu itu.
Informan : Iya bagaimana mi itu?
Peneliti : Begini Pak, Saya mau tanyakan tentang siswa yang kesulitan
belajar ekonomi, dalam hal ini yaitu siswa yang sering
mendapatkan nilai yang rendah dan tidak aktif dalam kegiatan
belajar di kelas.
Informan : Iya, trus.
Peneliti : Yang pertama, apakah di kelas baPak ajar di kelas X ada siswa
yang demikian?
Informan : Iya banyak malah, ada beberapa anak itu yang sulit skali di atur
Peneliti : Kalau hasil belajarnya Pak, seperti hasil ulangan atau tugas,
apakah ada siswa seperti itu dan bagaimana mereka di kelas?
Informan : Memang ada beberapa siswa di kelas X.9 yang dapat nilai
ulangan yang rendah dan susah diatur, kerjaannya hanya ribut
saja.
Peneliti : Siswa yang seperti apa itu Pak kalau susah diatur di kelas?
Informan : Biasanya kalau Kita menjelaskan kadang mereka diam dan pura-
pura juga mereka perhatikan, tapi sebenarnya mereka hanya
menatap diam saja, ndak memperhatikan kalau Kita
menjelaskan. Pas di cek ni siswa ndak da dia catat sama sekali.
Peneliti : Bagaimana Pak sikapnya mereka kalau diskusi?
82
Informan : Kalau Kita kasih diskusi sebenarnya mereka patuh juga, tapi pas
tidak diawasi mereka hanya diam saja menunggu hasil diskusi
temannya, bahkan ada yang ndak berbuat apa-apa
Peneliti : Kalau seperti itu, apa yang Kita lakukan Pak?
Informan : Ya di awasi trus, kalau dikasi catatan maka Kita harus periksa
catatannya, kalau dikasih tugas harus diteliti baik-baik. Terutama
kalau dalam diskusi dan latihan soal di kelas, siswa-siswa yang
pendiam dan bandel ini sekali-kali Kita tunjuk supaya dia aktif,
supaya mereka tidak hanya mengganggu teman-temannya.
Peneliti : Menurut baPak selain dari itu, apa juga Pak yang menjadi
kendala dalam pembelajaran di kelas?
Informan : Ya ketersediaan alat dan media pembelajaran yang tidak
lengkap, itu juga termasuk adanya siswa yang tidak mengerti itu
kalau Kita jelaskan materi. Ada lagi itu ruang kelas yang sempit
dan ribut.
Peneliti : Bisakah Saya masuk melakukan pengamatan di kelas Pak?
Informan : Ya, bisa nanti sebentar Kita masuk dan Adik bisa masuk sama
Saya.
Peneliti : Iya Pak, makasih Pak sudah siap membantu Saya
Informan : Iya sama-sama
Refleksi Hasil Wawancara:
Berdasarkan hasil wawancara dengan Pak Sabrin selaku tenaga mengajar kelas X
SMA Negeri 9 Kendari dapat disimpulkan bahwa, kelas X SMA Negeri 9
Kendari terdapat siswa yang mengalami kesulitan belajar ekonomi. Kesulitan
belajar Eknomi yang dialami siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari yaitu
kesulitan dalam memahami materi belajar ekonomi yang disebabkan kurangnya
minat siswa dalam mengikuti pelajaran, dan rendahnya nilai ekonomi siswa. Hal
ini ditandai dengan tidak seriusnya siswa dalam mengikuti pelajaran, tidak
memperhatikan pelajaran, dan nilai tugas dan ulangan siswa yang rendah. Selain
itu, ketersediaan alat dan media pembelajaran yang terbatas, serta kondisi ruang
kelas yang sempit menjadi faktor penghambat pembelajaran.
83
Transkrip Hasil Wawancara
NO. wawancara : 002
Nama : Herman, S.Pd.,M.A
Hari/Tanggal : Rabu, 26 Agustus 2015 Jam. 09.00 – 09.30
Lokasi : Ruang Guru Kendari
Topik Wawancara : Kesulitan Belajar Ekonomi Siswa Kelas X
Peneliti : Assalamu Alaikum Pak.
Informan : Iya. Walaikum salam.
Peneliti : Begini Pak, Saya mau wawancara untuk penelitianku yang Saya
bicarakan waktu itu.
Informan : Oh iya, Kita ricoh yang waktu itu mau dating meneliti. Iya
bagaimana mi penelitianmu
Peneliti : Begini Pak, Saya mau wawancara tentang adanya siswa yang
mengalami kesulitan belajar ekonomi di kelas X
Informan : Iya, apanya yang mau dijelaskan ini
Peneliti : Yang pertama, apakah di kelas Bapak ajar di kelas X ada siswa
yang demikian?
Informan : Ada toh, setiap kelas itu pasti ada siswa yang bermasalah dan
ada siswa yang pintar. Hampir semua kelas malah ada siswa
yang bermasalah kalau Kita bicara tentang siswa yang sulit
belajar
Peneliti : Kalau hasil belajar siswa itu bagaimana Pak?
Informan : Ya kalau siswa yang sulit belajar pasti nilai ulangannya juga
rendah
Peneliti : Kalau di kelas yang baPak ajar berapa orang Pak?
Informan : Ya banyak, dikelas X.5 saja itu ada 6 orang yang selalu dapat
nilai rendah kalau dikasih ulangan harian atau tugas.
Peneliti : Maaf, Pak! Kalau dalam pembelajaran bagaimana sikap mereka
dalam diskusi?
Informan : Kalau Saya kasih diskusi banyak juga siswa yang aktif, tapi ada
84
juga siswa yang tidak aktif. Mereka ini hanya menunggu hasil
diskusi dari temannya
Peneliti : Apalagi sikap siswa yang seperti Bapak maksud?
Informan : Maksudnya ni siswa yang tergolong kesulitan belajar itu?
Mereka biasanya tidak mengerti apa yang Kita jelaskan, kalau
dilemparkan pertanyaan hanya diam dan tidak menjawab
pertanyaan dengan benar.
Peneliti : Kalau di kelas lain Pak, seperti kelas unggulan?
Informan : Biar dikelas unggulan, kelas X.1 dan X.2 saja ada juga siswa
yang mendapat nilai rendah dalam mata pelajaran. Di kelas X.1
saja itu ada 3 orang itu memang sering skali mi mendapat nilai
rendah dan kurang aktif juga kalau diskusi tapi tidak sebanyak di
kelas X lain.
Peneliti : Kalau menurut Kita Pak, apa yang menjadi kendala dalam
kegiatan belajar mengajar di kelas?
Informan : Sebenarnya kendalanya ndak da, hanya saja karna ruang kelas
yang kita pake sekarang ini ruangan sementara saja baru hanya
berdindingkan triplek sebagai pembatas kelas, jadi ribut skali
suasananya kelas, juga alat-alat dan pendukung pembelajaran
juga tidak lengkap, makanya pintar-pintarnya Kita saja
bagaimana Kita akalai itu kekurangan.
Peneliti : Ok Pak. Terima kasih atas informasi dan bantuannya juga Pak
Informan : Iya sama-sama
Refleksi Hasil Wawancara:
Berdasarkan hasil wawancara dengan Pak Herman sebagai tenaga mengajar kelas
X SMA Negeri 9 Kendari dapat disimpulkan bahwa, kelas X SMA Negeri 9
Kendari terdapat siswa yang mengalami kesulitan belajar ekonomi. Kesulitan
belajar Eknomi yang dialami siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari yaitu
kesulitan dalam memahami materi belajar ekonomi dalam mengerjakan soal dan
kurang aktif dalam diskusi. Kesulitan belajar ekonomi kelas X tidak hanya
terdapat pada kelas non unggulan namun dikelas unggulanpun ada siswa yang
85
mengalami kesulitan belajar, seperti kelas X.1 dan X.2, tetapi jumlahnya tidak
sebanyak pada kelas lain.
Selain itu, faktor ruang kelas yang tidak mendukung serta ketersediaan alat dan
media pembelajaran yang terbatas juga menjadi faktor penghambat dalam
kegiatan belajar mengajar ekonomi dalam kelas.
86
Transkrip Hasil Wawancara
NO. wawancara : 003
Nama/Kelas : AP/Siswa Kelas X.9
Hari/Tanggal : Rabu, 1 September 2015 Jam. 09.45 – 10.00
Lokasi : Ruang Kelas X.9
Topik Wawancara : Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Ekonomi Siswa
Peneliti : Permisi dik, bisa minta waktunya sebentar
Informan : Bisa Pak!
Peneliti : Begini dik, Saya mau mau wawancara Kita. Bisa ji toh?
Informan : Bisa ji Pak.
Peneliti : Kalau Saya dengar-dengar Kita kalau pelajaran ekonomi Kita
ndak terlalu aktif, kenapa?
Informan : Tidak ji Pak, Saya aktif ji juga.
Peneliti : Tapi Saya lihat-lihat kemarin Kita tidak terlalu aktif.
Informan : Iyakah Pak, Saya tidak semangat beh kalau mata pelajaran
ekonomi
Peneliti : Menutur Adik, pelajaran yang Kita paling suka apa?
Informan : Pelajaran yang Saya suka itu matematika dan biolgi, penjaskes
juga.
Peneliti : Kalau mata pelajaran ekonomi sendiri?
Informan : kalau ekonomi Saya suka juga tapi ndak terlalu
Peneliti : Menurut Kita, cara mengajarnya guru ekonomi bagaimana?
Informan : Bagus ji gurunya dia mengajar
Peneliti : Kenapa kurang memperhatikan?
Informan : Saya tidak mengerti materinya pak, baru itu temanku da ajak trus
bicara, akhirnya saya main-main mi juga.
Peneliti : Kalau suasana ruang kelas dan alat pembelajaran yang tersedia
bagaimana menurut Adik?
Informan : Belum bagus Pak, ruang kelasnya sempit baru ndak lengkap ji
juga alat belajarnya
87
Peneliti : Kalau buku Paket ekonomi ada?
Informan : Ada Pak LKSku ji, kalau buku Paket Saya blum beli Pak.
Peneliti : Kenapa belum beli?
Informan : Kan bisa ji Pake LKS, kalau ada tugas bisa ji Kita kerja
kelompok
Peneliti : Kalau di rumah, apa Kita sering belajar ekonomi dik?
Informan : Ada pi tugas, jarang Saya belajar ekonimi
Peneliti : Kalau di rumah, apakah orang tuamu sering dia suruh belajar
khususnya ekonomi?
Informan : Disuruh ji juga, tapi dia tidak Paksa. Dia tidak ji juga cek-cek
apa yang Kita pelajari
Peneliti : Kalau di rumah apa saja kegiatannya Kita?
Informan : Sa main bola, Saya kumpul sama teman-teman lorong, nonton
tv, main hp, makan juga Pak. Hehehe Saya tidur juga pale.
Peneliti : Kalau teman-temanmu sekolah ji smua?
Informan : Iya sekolah ji Pak. Ada mi juga yang kuliah
Peneliti : Oh iya terima kasih pale nah.
Informan : Iya Pak, sama-sama Pak!
Refleksi Hasil Wawancara:
Berdasarkan hasil wawancara dengan AP dapat disimpulkan bahwa, AP tidak
terlalu tertarik atau berminat dalam pelajaran ekonomi. Adrian lebih tertarik
dengan mata pelajaran matematika, biologi dan penjaskes. Faktor eksternal yang
menyebabkan kesulitan anak dalam belajar yaitu, kondisi ruang kelas yang tidak
mendukung dan alat pembelajaran yang tersedia di kelas kurang. Selain itu,
Perhatian dan pengawasan orang tua terhadap kegiatan belajar ekonomi anak di
rumah masih kurang, sehingga kegiatan anak lebih dominan berkumpul dengan
teman-teman lingkungan sosial, nonton TV, dan bermain Hp.
88
Transkrip Hasil Wawancara
NO. wawancara : 004
Nama/Kelas : AFA/Siswi Kelas X.9
Hari/Tanggal : Rabu, 1 September 2015 Jam. 11.30 – 12.00
Lokasi : Ruang Kelas X.9
Topik Wawancara : Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Ekonomi Siswa
Peneliti : Permisi dik, bisa minta waktunya sebentar
Informan : Bisa Pak!
Peneliti : Bisa Saya wawancara Kita?
Informan : Bisa ji Pak.
Peneliti : Apakah Adik menyukai mata pelajaran ekonomi
Informan : Saya suka ji sebenarnya mata pelajaran ekonomi
Peneliti : Trus kenapa tidak mengerjakan soal yang dikasikan?
Informan : Ndak da LKSku Pak, baru sa lupa mi juga datang pinjam
bukunya temanku.
Peneliti : kenapa tidak ada. Diamana LKSMU?
Informan : Saya lupa buku ekonomiku kasian Pak
Peneliti : Kenapa bisa lupa?
Informan : Saya buru-buru Pak. Soalnya Saya sudah mau terlambat mi tadi.
Peneliti : Menurut Kita, cara mengajarnya guru ekonomi bagaimana?
Informan : Bagus ji Pak.
Peneliti : Trus kenapa kita ndak perhatikan guru waktu menjelaskan dan
saya lihat kita asyik bicara sama teman ta?
Informan : Saya perhatikan ji pak, cuman ada temanku ribut skali akhirnya
kita ndak perhatikan mi guru dia bicara.
Peneliti : Kalau suasana ruang kelas dan alat pembelajaran yang tersedia
bagaimana menurut Adik?
Informan : Kelasnya ribut, panas, sempit juga baru ndak da Infokusnya.
jadinya ndak terlalu semangat kita pwa. baru kita ndak tau mi
siapa yang mau kita dengar, penjelasan guru di kelas atau di
89
kelas sebelah.
Peneliti : Kalau buku Paket ekonomi ada?
Informan : Ada tapi Saya lupa juga.
Peneliti : Kalau dirumah apa kegiatanmu?
Informan : Bantu orang tua, nonton tv, duduk-duduk, main fesbuk.
Peneliti : Kalau orang tua ta sering ji dia suruh Kamu belajar
Informan : Iya sering ji. Mamaku yang sering suruh. Kalau bapakku ndak ji
dia paksa Kita.
Peneliti : Apa dia kerja orang tua ta?
Informan : Dua-duanya PNS ji Pak.
Peneliti : Oh. Terima kasih pale, Kita lanjut mi diskusinya. tanya-tanya
temanmu kalau Kamu tidak tau iyo.
Informan : Iya Pak, terima kasih.
Refleksi Hasil Wawancara:
Berdasarkan hasil wawancara dengan AFA dapat disimpulkan bahwa, AFA tidak
terlalu memperhatikan mata pelajaran ekonomi, sebab dia sama sekali tidak
membawa buku LKS dan buku Paket ekonomi yang dimilikinya. Selain itu,
kedisiplinan yang diterapkan oleh orang tua belum cukup. Dalam segi ekonomi,
AFA meruPakan dari keluarga yang berkecukupan.
90
Transkrip Hasil Wawancara
NO. wawancara : 005
Nama/Kelas : VJ/siswa kelas X.9
Hari/Tanggal : Rabu, 2 September 2015 Jam. 10.00 – 10.30
Lokasi : Ruang Kelas X.9
Topik Wawancara : Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Ekonomi Siswa
Peneliti : Hai dik, siapa nama ta?
Informan : Vijay Pak
Peneliti : Kenapa ndak mencatat?
Informan : Ndak da polpenku Pak.
Peneliti : Trus,mana buku ekonomimu?
Informan : Ndak da Pak, dia hilang mi, Saya ndak tau siapa yang ambil
Peneliti : Memangnya Kamu taru dimana?
Informan : Saya taru di kelas ji Pak. Tapi Saya tidak tau waktu itu siapa
yang ambil.
Peneliti : Jujur, apakah menurutmu mata pelajaran ekonomi itu menarik
buat Kamu?
Informan : Jujur Pak, Saya ndak terlalu suka kalau ekonomi.
Peneliti : Kalau mata pelajaran yang Kamu sukai apa?
Informan : Olahraga ji Pak, sama biologi juga.
Peneliti : Kalau di rumah apa kegiatan ta?
Informan : Kalau di rumah ndak da kegiatanku, palingan sa hanya pi main
bola sama teman-temanku saja. Atau tidak sa pergi di pelabuhan
Peneliti : Itu teman-temanmu dorang sekolah ji juga?
Informan : Ada yang sekolah ada juga yang tidak. Tapi kebanyakan dorang
tidak sekolah.
Peneliti : Memangnya Kamu tinggal dimanakah?
Informan : Di gunung jati Pak.
Peneliti : Apakah kamu sering belajar di rumah?
Informan : Sa belajar juga tapi jarang e. saya belajar kalau mau ulangan dan
91
ada tugas.
Peneliti : Lalu kenapa hasil ulangan harianmu sama tugasmu rendah?
Informan : Itu karna waktu mau ulangan saya blum punya buku pak, kalau
tugas saya sering lupa kerja, atau tidak sa lupa bukuku.
Peneliti : Memangnya orang tuamu dia tidak suruh Kamu belajar di
rumah?
Informan : Tidak e, bagaimana juga dia mo suruh Kita belajar, bapakku
jarang dia datang di rumah karna menjaga di kampus
Peneliti : Kalau mamamu?
Informan : Dia suruh ji juga, tapi jarang.
Peneliti : Mamamu apa dia kerjakah?
Informan : Dia pi menjual di pasar. Dia jual sayur kasian Pak.
Peneliti : Trus, menurutmu bagaimana kondisi kelas ini apakah sudah
cukup nyaman untuk belajar?
Informan : Ndak tau mi juga Pak, kayaknya begitu soalnya ribut sekali
belaa. Anak-anak di sebelah besarnya suaranya kalau dorang
teriak.
Refleksi Hasil Wawancara:
Berdasarkan hasil wawancara dengan VS dapat disimpulkan bahwa, VS tidak
memiliki minat belajar terhadap mata pelajaran Ekonomi, sehingga dia kurang
termotivasi untuk belajar ekonomi. VS cenderung menyukai mata pelajaran olahraga
dan biologi. Selain itu, cara mendidik orang tua yang kurang disiplin dalam
pengawasan menjadi salah satu faktor penyebab kesulitan belajar VS. hal ini
disebabkan kesibukan orang tuanya untuk mencari nafkah keluarga. Selain itu,
kondisi lingkungan sosial di seKitar tempat tinggalnya juga mempengaruhi VS
dalam bergaul dan bermain sehingga dia kurang memperhatikan pelajarannya di
rumah.
Menurut VS, kondisi ruang belajar yang terlalu ribut juga menjadi faktor
penghambat dalam kegiatan belajar di sekolah.
92
Transkrip Hasil Wawancara
NO. wawancara : 006
Nama/Kelas : MP/Siswi kelas X.10
Hari/Tanggal : Sabtu, 5 September 2015 Jam. 10.00 – 10.15.
Lokasi : Ruang Kelas X.10
Topik Wawancara : Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Ekonomi Siswa
Peneliti : Assalamu alaikum
Informan : Walaikum ssalam Pak guru. Kenapa Pak guru, ada sa bisa bantu
Pak?
Peneliti : Iya sa mau wawancara dulu Kamu ini. Bisa ji toh
Informan : Iya bisa Pak.
Peneliti : Kenapa kemarin di kelas kayak ndak semangat skali ta belajar?
Informan : Tidak ji Pak. Memangnya begitu kah?
Peneliti : Iya, atau Kita ndak suka mata pelajaran ekonomi?
Informan : “Saya suka ji mata pelajaran ekonomi Pak guru
Peneliti : Baru kenapa kita ndak mau bicara atau mengeluarkan pendapat
ta, terutama ketika guru dan teman ta bertanya?
Informan : Saya takut pak, jangan sampe saya diketawai klo saya salah
bicara. Baru saya kurang tau juga jawabannya.
Peneliti : Kenapa tidak kita cari jawabannya di buku?
Informan : Ndak lengkap materiku pak. Baru kalau saya kasih keluar
pendapat saya grogi bicara.
Peneliti : Baru kenapa mi Kita ndak bawa tugas ta?
Informan : Saya lupa kemarin kalau ada ekonomi kemarin makanya Saya
lupa tugasku Pak guru
Peneliti : Kalau buku Paket ada ji Kita punya toh?
Informan : Ada ji Pak, tapi buku cetakku dia hilang mi Pak guru, Saya ndak
tau yang ambil waktu itu Saya taruh di kelas…”
Peneliti : Oh begitu, kalau di apa saja kegiatanmu?
Informan : Ndak da ji.
93
Peneliti : Masa ndak da?
Informan : Paling Saya duduk-duduk ji Pak, kadang juga sa menyapu, cuci
piring, nonton tv, main HP juga Pak.
Peneliti : Berarti ada efbi ta sama bbm ta?
Informan : Ada toh Pak, twiterku saja ada.
Peneliti : Mamamu dia tidak larang ko main HP
Informan : Ndak da mi kasian mamaku Pak guru.
Peneliti : Sa minta maaf e, kalau baPak ta?
Informan : Ada ji, dia ndak terlalu ji pusing bapakku kalau main HP atau
tidak
Peneliti : Kalau belajar dia suruh ji juga
Informan : Iya, dia suruh ji juga Pak guru.
Peneliti : Berapa kali dalam seminggu Kamu belajar ekonomi? Jujur nah!
Informan : Hmmm klo belajar ekonomi jarang Pak. kalau saya belajar
kecuali ada ulangan. tugas saja sa kerja di sekolah pak. hahaha
Peneliti : Bagaimana caranya kita biasa klo belajar?
Informan : Saya baca-baca saja dalam hati, kadang juga saya menghafal tapi
besoknya saya lupa lagi.
Peneliti : Kalau teman-teman mu di rumah siapa saja, en ko sering kluar
rumah?
Informan : Ndak da ji temanku, paling kaceku sama adeku. Saya jarang
kluar rumah selain ke sekolah.
Peneliti : Terima kasih banyak pale atas informasinya. Sampai disini dulu
nah wawancaranya
Informan : Iya Pak, sama-sama.
Refleksi Hasil Wawancara:
Berdasarkan hasil wawancara dengan MP dapat disimpulkan bahwa, MP kurang
berminat dalam mempelajari ekonomi. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya
perhatian MP dalam mempersiapkan buku pelajaran ekonomi dan minimnya
94
intensitas belajar MP di rumah dalam mempelajari mata pelajaran ekonomi.
Selain itu, Pengawasan orang tua yang kurang terhadap aktivitas MP di rumah,
serta terlalu memanjakan MP untuk menggunakan media internet seperti
Facebook, BBM, dan twiter, sehingga MP kurang memperhatikan pelajarannya
di rumah.
95
Transkrip Hasil Wawancara
NO. wawancara : 007
Nama/Kelas : Mr/Siswa Kelas X.10
Hari/Tanggal : Sabtu, 5 September 2015 Jam. 10.15 – 10.30
Lokasi : SMA Negeri 9 Kendari
Topik Wawancara : Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Ekonomi Siswa
Peneliti : Bisa Saya minta waktumu sebentar munandar?
Informan : Bisa ji Pak. Kenapa?
Peneliti : Saya mau tanyakan tentang kemarin itu, kenapa Kamu ndak
kerja tugasmu? Pasti kmu tidak suka toh mapel ekonomi?
Informan : Saya suka mata pelajaran ekonomi Pak guru, hanya karna ada
tugas bahasa inggrisku makanya Saya lupa kerjakan tugas
ekonomiku.
Peneliti : Menurutmu, apakah kondisi ruang belajar di kelas sudah nyaman
atau tidak?
Informan : ndak bagus kelasnya, ribut skali, sempit baru panasnya kalau
siang.
Peneliti : Kalau ketersedian alat belajar bagaiman?
Informan : kalau alat belajar belum lengkap soalnya hanya papan tulis ji
yang ada di kelas.
Peneliti : Trus ada ji buku Paket ekonomi mu?
Informan : buku LKSku ada ji tapi tugasnya ndak da jawabannya dalam
buku Pak guru
Peneliti : Selain buku LKS, apakah Kamu punya buku Paket atau sumber
belajar lain seperti internet?
Informan : LKS ji yang Saya punya Pak.
Peneliti : Kenapa tidak membeli buku atau mencari sumber dari internet
untuk bahan belajarmu?
Informan : Ndak da uangnya mamaku, baru mahalnya buku Paket. Apalagi
Kita mau minta uang untuk pergi mi lagi di warnet, ndak akan
96
dikasih.
Peneliti : Hmm. Kalau di rumah apa Kamu bikin?
Informan : Saya Pak guru? Biasa sa pergi main-main di pelabuhan, main
bola, duduk-duduk di deker.
Peneliti : Berarti Kamu berteman sama vijay?
Informan : Iya Pak guru, teman akrab itu.
Peneliti : Berarti Kamu tinggal di gunung jati juga?
Informan : Iya Pak guru, di soropia.
Peneliti : Kalau orang tuamu dia kerja apa?
Informan : Dia menjual di pelabuhan.
Peneliti : Kalau di rumah berapa kali belajar ekonomi dalam seminggu?
Informan : Jarang skali ee.
Peneliti : Berarti Kamu tidak belajar kalau dirumah
Informan : Tidak juga kone Pak guru. Saya belajar juga kalau ada tugas.
Peneliti : Oh terima kasih pale. Rajin-rajin ko belajar di rumah.
Informan : Iya Pak guru
Refleksi Hasil Wawancara:
Berdasarkan hasil wawancara dengan Mr dapat disimpulkan bahwa, Mr lebih
berminat pada mata pelajaran lain dibandingkan mata pelajaran ekonomi, seperti
bahasa inggris. Kondisi ruang belajar yang kurang layak dan kurang tersedianya alat
pendukung kegiatan beajar mengajar di kelas membuat Mr tidak termotivasi dalam
belajar di kelas. Selain itu, lingkungan tempat tinggal dan pengawasan orang tua yang
kurang menyebabkan Mr kurang memperhatikan mata pelajaran ekonomi. Faktor lain
yang menjadi penyebab kesulitan belajar Mr yaitu lingkungan sosial, baik lingkungan
sosial di seKitar rumah maupun pergaulan teman-teman lingkungan pergaulan yang
kurang mendukung.
97
Transkrip Hasil Wawancara
NO. wawancara : 008
Nama/Kelas : Ms/Siswa Kelas X.8
Hari/Tanggal : Sabtu, 7 September 2015 Jam. 09.45 – 10.00
Lokasi : SMA Negeri 9 Kendari
Topik Wawancara : Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Ekonomi Siswa
Peneliti : Bro, bisa Saya minta waktumu
Informan : Bisa Pak.
Peneliti : Saya mau tanya-tanya ini bisa ji
Informan : Kita mau tanya apa mi itu bela Pak guru. Kita ndak laporkan ji
Saya di Pak guru ekonomi toh?
Peneliti : Tidak ji, hanya Saya ji yang tau ini. Kita tinggal dimanakah bro?
Informan : Di jati mekar Pak. Dekatnya SMA DDI
Peneliti : Orang tuamu dia kerja apa?
Informan : Petani Pak.
Peneliti : Petani apa dan dimana?
Informan : Yingka dia Cuma tanam-tanam jagung saja di Lohia
Peneliti : Trus, di sini ko tinggal sama siapa?
Informan : Sama Pakakku kone Pak guru.
Peneliti : Apa mi ko kerja kalau di rumah itu?
Informan : Kalau bukan Saya bantu-bantu di rumah, sa pi mengojek di
pelabuhan atau di kota.
Peneliti : Berarti jarang kau main-main sama teman-temanmu?
Informan : Tidak juga. Biasa teman-teman dia datang main-main di rumah
atau tidak Kita ketemu di pelabuhan.
Peneliti : Berarti ko jarang belajar toh?
Informan : Tidak juga. Kalau Saya mau belajar Saya belajar ji. Kalau datang
malasku sa ndak belajar
Peneliti : Pakakmu dia tidak suruh Kamu belajar ji?
Informan : Dia suruh ji, tapi Cuma satu-satu kali. Dia sibuk mungkin urus
98
anaknya trus dia kerja juga
Peneliti : Dimana dia kerja?
Informan : Dia kerja di toko nusantara
Peneliti : Kalau buku Paket ekonomi atau sumber belajar lain seperti
internet kah ada atau tidak?
Informan : LKS ada ji Pak guru, Cuma sa ndak punya bela buku Paket.
Peneliti : Kalau internet?
Informan : Ndak da juga internet Pak guru.
Peneliti : Kalau di rumah bagaimana suasananya kalau Kamu belajar
Informan : Bagus ji suasananya, hanya kadang-kadang anaknya Pakaku dia
pi kasih hambur buku-bukuku, baru ributnya kalau mereka main-
main.
Peneliti : Iyo mi pale. Terimakasih nah.
Informan : Iya sama-sama Pak guru. Saya juga sa mau pergi makan ini.
Refleksi Hasil Wawancara:
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ms dapat disimpulkan bahwa, Ms adalah
siswa yang rajin dalam bekerja, namun aktivitas dan pola pergaulan di
lingkungan tempat tinggal yang tidak mendukung dalam belajarnya, serta
pengaruh teman-temannya juga menjadi faktor penghambat dalam belajarnya.
Selain itu, jarak antara orang tua dan anak yang begitu jauh serta pengawasan
dari Pakaknya yang kurang membuat Ms belajar sesuka hatinya saja.
99
Transkrip Hasil Wawancara
NO. wawancara : 009
Nama/Kelas : LJ/ Siswa kelas X.10
Hari/Tanggal : Rabu, 12 September 2015 Jam. 09.45 – 10.00
Lokasi : Ruang Kelas X.10
Topik Wawancara : Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Ekonomi Siswa
Peneliti : Assalamu alaikum
Informan : Walaikum salam
Peneliti : Bisa Saya minta waktunya sebentar buat wawancara?
Informan : Bisa Pak.
Peneliti : Menurut Kita apakah pelajaran ekonomi menarik atau tidak
Informan : Menarik ji Pak
Peneliti : Pelajaran yang paling anda sukai apa dibandingkan ekonomi?
Informan : Bahasa Indonesia sama olahraga yang paling Saya suka Pak
guru.
Peneliti : Menurut Kita, bagaimana cara mengajar guru ekonomi sudah
bagus atau tidak?
Informan : Bagus ji Pak guru.
Peneliti : Trus, kenapa tadi Kita ndak bisa jawab pale pas ditunjuk depan
kelas
Informan : Saya ndak mengerti perhitungannya.
Peneliti : Kenapa kita tidak bertanya sama gurunya?
Informan : Saya takut sama gurunya ee, soalnya pernah dia marahi saya
gara-gara saya ndak bawa tugasku. sama saya jarang masuk.
Peneliti : Jadi, kita ndak pernah bicara atau bertanya sama guru ekonomi?
Informan : Bukan hanya guru ekonomi yang saya takuti pak, tapi guru
geografi, matematika, sama bahasa inggris juga saya takut. tegas
skali soalnya orangnya.
Peneliti : Oh begitu, apakah Kamu belajar atau tidak semalam untuk mata
pelajaran ekonomi?
100
Informan : Hehehe Saya ndak belajar Pak guru
Peneliti : Kenapa tidak belajar
Informan : Saya cepat tidur Pak guru, soalnya Saya capeh skali kmarin.
Peneliti : Kenapa bisa? Memangnya apa Kamu bikin di rumah?
Informan : Anu Pak guru, Saya capeh karna Saya habis latihan tai kwon do.
Habis itu Saya pergi main futsal lagi sama temanku
Peneliti : Biasanya kalau Kamu tidak belajar orang tuamu dia tidak suruh
ji
Informan : dia suruh juga Saya belajar, tapi kalau Saya ndak mau dia tidak
Paksa ji, kalau Saya mau Saya belajar biar tidak disuruh
Peneliti : Selain latihan taekwondo dan main futsal, hari-hari lain apa yang
Kamu lakukan di rumah?
Informan : kalau dirumah Saya bantu bapakku di toko atau tidak Saya
nonton tv baru Saya tidur Pak.
Peneliti : Apa dia kerja orang tua ta?
Informan : Wirausaha, ada tokoku ji Pak.
Peneliti : Oh. Terima kasih pale, Kita lanjut mi diskusinya. tanya-tanya
temanmu kalau Kamu tidak tau iyo.
Informan : Iya Pak, terima kasih.
Refleksi Hasil Wawancara:
Berdasarkan hasil wawancara dengan LJ dapat disimpulkan bahwa, LJ kurang
mengerti dan memahami materi pelajaran ekonomi. Faktor yang menyebabnya
yaitu kegiatan ekstrakurikuler LJ di luar sekolah seperti Taekwondo dan klub
futsal meruPakan penyebab utama sehingga LJ tidak memiliki waktu luang untuk
belajar. Selain itu, perhatian dan kedisiplinan orang tua terhadap belajar anak
juga kurang.
101
Transkrip Hasil Wawancara
NO. wawancara : 10
Nama/ Kelas : CE/Siswi Kelas X.8
Hari/Tanggal : Selasa, 29 September 2015 Jam. 09.45 – 10.05
Lokasi : Ruang Kelas X.8
Topik Wawancara : Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Ekonomi Siswa
Peneliti : Hai dik, Kita yang namanya caca toh?
Informan : Iya, kenapa?
Peneliti : Bisa Saya wawancara sama Kita?
Informan : Wawancara apa itu Pak?
Peneliti : wawancara tentang mata pelajaran ekonomi, tapi Kita jawab
jujur nah!
Informan : Iya Pak.
Peneliti : Pertama Saya mau tanya, apakah Kamu suka dengan mata
pelajaran ekonomi?
Informan : Hmm ndak terlalu suka Pak.
Peneliti : Kenapa dan mata pelajaran apa yang Kamu suka?
Informan : Bahasa Indonesia sama kesenian Pak guru.
Peneliti : Tapi Kamu punya toh buku Paket ekonomi?
Informan : Iya punya ji, buku LKS sama buku Paket
Peneliti : Kalau dalam seminggu berapa kali Kamu belajar ekonomi?
Informan : Jarang ji Pak, nanti mi ada tugas.
Peneliti : Kalau mata pelajaran lain?
Informan : Ada pi tugas.
Peneliti : Bagaimana dengan sikap orang tua di rumah, apakah sering
menyuruh untuk belajar?
Informan : Kadang-kadang Pak.
Peneliti : Apa saja pale kegiatan ta di rumah?
Informan : Hmm ndak ada, paling Saya nonton TV sama main HP.
Peneliti : Memangnya orang tuamu dia tidak larang Kamu kalau main HP
102
sama nonton TV trus?
Informan : masa dia mau larang Saya main hp dengan nonton tv, sementara
itu mi pekerjaanku tiap hari dirumah, yang penting pacekku dia
Kita tidak kluyuran di luar rumah.
Peneliti : Apa pekerjaan orang tuamu?
Informan : Wirausaha Pak.
Peneliti : Oh. Begitu, terima kasih pale nah.
Informan : Iya Pak, sama-sama. Sudah mi toh.
Refleksi Hasil Wawancara:
Berdasarkan hasil wawancara dengan CE, dapat disimpulkan bahwa minat CE
dalam belajar mata pelajaran ekonomi sangat kurang dan begitu pula pada mata
pelajaran lain. Kebiasaan CE yang jarang belajar dirumah serta perhatian orang
tua terhadap CE yang selalu memanjakan dan membiarkannya untuk tidak
belajar meruPakan faktor yang menyebabkan CE memiliki kesulitan dalam
belajarnya.
103
Transkrip Hasil Wawancara
NO. wawancara : 011
Nama/Kelas : AS/Siswa kelas X.8
Hari/Tanggal : Selasa, 26 September 2015 Jam. 10.10 – 10.20
Lokasi : Ruang Kelas X.8
Topik Wawancara : Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Ekonomi Siswa
Peneliti : Permisi dik, bisa Saya wawancara Kita juga
Informan : Iya bisa Pak guru.
Peneliti : Pertama Saya mau tanya, apakah Kamu suka mata pelajaran
ekonomi
Informan : Iya Pak Saya suka
Peneliti : Apakah Kamu punya buku ekonomi, baik LKS maupun Buku
Paket?
Informan : Iya ada Pak dua-duanya.
Peneliti : Kalau begitu kenapa Kamu tidak aktif dalam diskusi kalau mata
pelajaran ekonomi?
Informan : Ndak ji. Saya lagi malas saja, ribut skali teman-teman kalau di
kelas.
Peneliti : Oh begitu, bagaimana dengan cara mengajar gurunya, apakah
Kamu mengerti dengan penjelasan guru ekonomi?
Informan : Saya mengerti ji Pak.
Peneliti : Trus, kenapa soal yang dikasikan oleh guru ekonomi tidak
dijawab dengan benar?
Informan : Hehehe, Saya lupa caranya. Soalnya waktu menjelaskan Saya
ndak catat.
Peneliti : Kalau di rumah, berapa kali Kamu belajar ekonomi dalam
seminggu?
Informan : Jarang-jarang ji Pak. Kadang sekali tapi kalau datang malasku
Saya ndak belajar.
Peneliti : Apa saja kegiatan yang Kamu lakukan kalau di rumah?
104
Informan : Ndak da ji Pak, paling ji Saya main PS atau duduk-duduk ji
Peneliti : Apakah Kamu punya fasilitas internet di rumah?
Informan : Ada ji Pak, HPku android kalau di rumah.
Peneliti : Apakah orang tuamu sering menyuruhmu untuk belajar di
rumah?
Informan : Kadang-kadang juga dia suruh. Apalagi mamaku, dia suruh ji
terus
Peneliti : Trus, kenapa Kamu jarang belajar di rumah?
Informan : Saya malas ji saja. Soalnya suka sekali teman-temanku datang di
rumah main PS.
Peneliti : Kalau lagi main PS, mamamu dia ndak larang ji ko?
Informan : Ndak toh, masa dia mo larang Kita kalau ada temanku.
Peneliti : Biasanya teman-temanmu dari mana?
Informan : Tetangga ji, anak-anak lorong.
Peneliti : PS yang biasa Kamu mainkan sama teman-temanmu siapa yang
belikan?
Informan : Mamaku ji yang belikan waktu dia pergi ke Jakarta.
Peneliti : Kalau di sekolah, menurutmu ruang belajar di kelas sudah
nyaman atau belum?
Informan : Hehehe… tidak nyaman, ribut skali kelas di sebelah baru sempit
juga. Panas apalagi sudah siang.
Peneliti : Oh begitu, terima kasih pale.
Informan : Hehehe… iya Pak sama-sama.
Refleksi Hasil Wawancara:
Berdasarkan hasil wawancara dengan AS dapat disimpulkan bahwa, AS
memiliki minat dalam belajar ekonomi, terbukti dengan adanya ketersediaan
buku sumber belajar yang dia miliki, hanya perhatian ketika guru menjelaskan
kurang sehingga dia kurang mengerti dengan penjelasan guru. Selain itu, faktor
105
lain yang menjadi penghambat belajarnya yaitu kurang disiplin orang tua dalam
mengawasi anak dalam kegiatan belajar di rumah. Dengan menyediakan fasilitas
permainan PS dapat menimbulkan anak lupa waktu dan tidak perduli terhadap
kegiatan belajarnya di rumah. Selain itu, pergaulan dengan teman-teman sebaya
yang suka bermain PS juga menjadi salah satu penghambat aktivitas belajar AS.
106
Transkrip Hasil Wawancara
NO. wawancara : 012
Nama/Kelas : IDM/Siswi kelas X.10
Hari/Tanggal : Selasa, 6 Oktober 2015 Jam. 10.10 – 10.20
Lokasi : Ruang Kelas X.10
Topik Wawancara : Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Ekonomi Siswa
Peneliti : Hai dik, bisa minta waktunya
Informan : Iya Pak bisa.
Peneliti : Iya sa mau wawancara dulu Kamu ini. Bisa ji toh
Informan : Iya bisa ji Pak guru.
Peneliti : Kalau Saya liat dari hasil ulangan MID ta, Saya lihat nilai ta
kurang tuntas. Bisa jelaskan kenapa?
Informan : Ndak tau juga Pak. Bukan cuman Saya ji tapi teman-temanku
juga.
Peneliti : Apakah ketika kamu ndak mengerti tentang materi pelajaran,
sering kita bertanya sama guru baik di kelas maupun di luar
kelas?
Informan : Kalau di kelas kadang saya bertanya, tapi kalau di kantor mi saya
takut ee, nanti dibilang apa kah. baru gurunya juga tegas sekali
jadi saya tidak pernah bertanya tentang materi yang sa ndak
mengerti di luar kelas sama guru.
Peneliti : Apakah setiap pelajaran ekonomi, Kamu belajar sebelumnya
dirumah?
Informan : Kadang-kadang ji Pak, kalau ada tugas
Peneliti : Kalau pada saat ulangan seperti kemarin bagaimana?
Informan : Waktu ulangan Saya ndak belajar Pak, soalnya ada pelajaran
biologi juga Pak
Peneliti : Kalau buku Paket ekonomi dan LKS apakah Kamu punya?
Informan : Iya ada Pak. Dua-duanya ada.
Peneliti : Bagaimana pengawasan orang tuamu kalau dirumah, apakah di
107
rumah ortu ta sering dia suruh belajar?
Informan : Iya dia suruh juga belajar.
Peneliti : Apa saja yang Kita lakukan di rumah kalau pulang sekolah?
Informan : kalau di rumah Saya biasa main-main sama adeku, nonton tv,
bantu maceku di dapur, itu ji Pak
Peneliti : Apakah di rumah Kita punya alat pendukung lain untuk belajar
ta, seperti laptop dan internet?
Informan : ada ji laptop dirumah, ada juga modemnya kaceku, tapi Saya
malas kalau ndak da tugas
Peneliti : Kalau menurut Kita, apakah ruang belajar di kelasmu sudah
cukup layak untuk dijAdikan sebagai ruang belajar?
Informan : kalau belajar ndak nyaman Pak, kelasnya sempitnya baru ada mi
lagi yang rebut disebelah ndak kedengaran mi apa yang
dibicarakan.
Peneliti : Kalau dilihat dari ketersediaan media dan alat belajar bagaimana?
Informan : kalau alat belajarnya juga belum lengkap, ndak da infokus seperti
kelas X.1 sama X.2.
Peneliti : Trima kasih pale atas infonya nah dik?
Informan : Iya sama-sama Pak guru.
Refleksi Hasil Wawancara:
Berdasarkan hasil wawancara dengan IDM dapat disimpulkan bahwa, IDM
mendapatkan nilai rendah dalam ulangan ekonomi disebabkan kurangnya intensitas
belajar di rumah, dan lebih menfokuskan belajarnya pada mata pelajaran lain yang
lebih menjadi prioritasnya, seperti biologi. Selain itu, kurangnya pengawasan orang
tua terhadap kegiatannya di rumah dan kedisiplinan orang tua yang kurang untuk
mengontrol aktivitas belajar anak di rumah. IDM mempunyai fasilitas belajar di
rumah yang cukup mendukung namun dia kurang memanfaatkannya. Fasilitas
belajar mengajar di sekolah yang kurang serta kondisi ruang belajar yang kurang
nyaman adalah faktor lain yang menyebabkan terhambatnya belajar siswa di
sekolah.
108
Transkrip Hasil Wawancara
NO. wawancara : 013
Nama/Kelas : ASC/Siswa kelas X.10
Hari/Tanggal : Selasa, 31 Oktober 2015 Jam. 10.00 – 10.15
Lokasi : Ruang Kelas X.10
Topik Wawancara : Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Ekonomi Siswa
Peneliti : Selamat pagi dik.
Informan : Iya Pak, selamat pagi.
Peneliti : Bisa Kamu bantu Saya sebentar saja?
Informan : Iya bisa ji Pak.
Peneliti : Saya mau tanya Kamu ini selaku ketua kelas, menurutmu
bagaimana cara mengajar guru ekonomi di mata Kamu?
Informan : bagus ji cara mengajarnya, hanya ada teman-teman yang ndak
memperhatikan makanya mereka tidak mengerti padahal Kita
bisa bertanya kalau Kita tidak tau.
Peneliti : Menurut Kamu, bagaimana tentang sikap guru ekonomi dan
hubungannya dengan siswa?
Informan : Kalau menurut Saya, baik ji gurunya. Guru-guru disini baik-baik
ji tapi ada juga guru yang galak deh, eh bukan galak tapi disiplin
mungkin.
Peneliti : Kalau ruang kelas menurutmu layak atau tidak untuk belajar?
Informan : Menurutku belum layak Pak, mungkin ada perbaikan kelas
makanya Kita Pake kelas ini.
Peneliti : Mengapa Kamu mengatakan bahwa ruang kelas ini belum layak?
Informan : Terlalu ribut suasananya baru terlalu sempit juga.
Peneliti : Menurut Kamu apa lagi yang mengganggu pembelanjaran di
kelas?
Informan : Hal yang mengganggu itu kalau ada mobil trek atau kontener dia
lewat, boh itu mi yang kasih ribut.
Peneliti : Selain itu apalagi?
109
Informan : Alat belajar, eh media pembelajaran yang blum canggih seperti
infokus ndak ada.
Peneliti : Itu saja?
Informan : Iya itu saja menurut Saya.
Peneliti : Ok mi pale, terima kasih sudah membantu.
Informan : Iya sama-sama Pak.
Refleksi Hasil Wawancara:
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ads dapat disimpulkan bahwa, cara
mengajar guru ekonomi sangat bagus dan hubungan guru-guru juga sangat baik.
Adanya kesulitan belajar pada siswa lain menurutnya tergantung pada siswanya
sendiri dalam belajar. Namun yang menjadi faktor penghambat pembelajaran
yaitu, ruang kelas yang kurang mendukung, baik suasana kenyamanan maupun
luas kelas, ketersediaan alat dan media pembelajaran yang tidak mendukung,
serta suara bising dari kendaraan yang lewat.
110
Transkrip Hasil Wawancara
NO. wawancara : 014
Nama/Kelas : WM/Siswa kelas X.10
Hari/Tanggal : Selasa, 31 Oktober 2015 Jam. 10.00 – 10.15
Lokasi : Ruang Kelas X.10
Topik Wawancara : Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Ekonomi Siswa
Peneliti : Selamat pagi dik.
Informan : Selamat pagi Pak
Peneliti : Bisa Kamu bantu Saya sebentar saja?
Informan : Iya Pak.
Peneliti : Saya mau tanya Kamu ini selaku ketua kelas, menurutmu
bagaimana cara mengajar guru ekonomi di mata Kamu?
Informan : bagu ji cara mengajarnya guru ekonomi kalau dia menjelaskan,
kalau Kita tidak mengerti juga bisa Kita bertanya sama guru
ekonomi.?
Peneliti : Kalau hubungan guru dengan murid bagaimana?
Informan : Kalau guru disini baik ji sama Kita, cuman memang dia tegas.
Tapi menurut Saya toh itu bagus jadi teman-teman juga tidak
berlebih-lebihan main-mainnya di kelas.
Peneliti : Menurut Kamu, apa yang membuat teman-teman yang lain
kurang memahami materi ekonomi?
Informan : Kalau masalah itu tergantung teman-teman, mereka mau belajar
atau tidak. Masalahnya juga toh mereka tidak suka perhatikan
kalau guru dia menjelaskan.
Peneliti : Menurutmu, apakah ruang kelas ini layak untuk belajar?
Informan : Iya kurang atau belum layak kalau menurut Saya. Terlalu ribut
dan sempit baru ndak da juga infokus dan ACnya.
Peneliti : Ok mi pale, terima kasih atas waktunya dan informasinya
Informan : Iya sama-sama Pak.
111
Refleksi Hasil Wawancara:
Berdasarkan hasil wawancara dengan WM dapat disimpulkan bahwa, cara
mengajar guru dan hubungan guru dengan murid sangat baik, serta ketegasan
guru ekonomi juga menjadi nilai tersendiri di matanya. Keterbatasan siswa
dalam memahami materi pelajaran berasal dari diri sendiri siswa, ketidak
seriusan siswa dalam mengikuti pelajaran, serta faktor ruang kelas yang kurang
layak dengan alat atau media pembelajaran yang kurang mendukung dan
pendingin ruangan yang tidak ada.
112
Transkrip Hasil Wawancara
NO. wawancara : 015
Nama : Tince S.Pd. (Guru Bahasa Inggris)
Hari/Tanggal : Selasa, 25 Agustus 2015 Jam. 08.00-08.15
Lokasi : Ruang Guru Kendari
Topik Wawancara : Kesulitan Belajar Ekonomi Siswa Kelas X
Peneliti : Assalamu Alaikum
Informan : Wa alaikumu ssalam, bagaimana mi dik?
Peneliti : Bu bisa saya minta waktunya ibu buat wawancara?
Informan : Bisa tapi jagan lama-lama nah
Peneliti : Begini Bu, saya mau tanya di kelas X yang ibu ajar apakah ada
anak yang mendapatkan nilai yang rendah hasil ulangan
MIDnya?
Informan : kalau siswa kelas X.6 sampai X.10 itu banyak sekali siswa yang
dapat nilai ulangan yang rendah, kayaknya itu siswa begitu mi
juga kalau pelajaran lain, kita Tanya mi saja dengan guru lain
itu.
Peneliti : Oh ya bu, bagaiman sikap mereka kalau di dalam kelas?
Informan : ada beberapa anak itu yang sulit skali di atur baru waktu
menjelaskan juga kurang memperhatikan, disuruh bawa kamus
juga tidak mereka bawa. Kita bisa ji liat nilainya dalam mata
pelajaran lain, pasti mereka-mereka mi juga itu yang rendah
Peneliti : Terima kasih banyak bu atas informasinya.
Informan : Iya. Sama-sama
Refleksi Hasil Wawancara:
Berdasarkan hasil wawancara dengan Tince, selaku tenaga mengajar kelas X SMA
Negeri 9 Kendari dapat disimpulkan bahwa, terdapat siswa yang tidak mengerti
tentang materi yang diajarkan dan siswa yang kurang patuh dengan intruksi dari guru.
113
Transkrip Hasil Wawancara
NO. wawancara : 016
Nama : Rudiyanto, S.Pd. (Guru Biologi)
Hari/Tanggal : Selasa, 25 Agustus 2015 Jam. 08.00-08.15
Lokasi : Ruang Guru Kendari
Topik Wawancara : Kesulitan Belajar Ekonomi Siswa Kelas X
Peneliti : Assalamu Alaikum
Informan : Wa alaikumu ssalam, bagaimana mi dik?
Peneliti : Pak bisa saya minta waktunya Bapak sebentar saja?
Informan : Bisa tapi jagan lama-lama nah
Peneliti : Begini Pak, saya mau tanya di kelas X berdasarkan hasil
pengamatan saya bahwa siswa kelas X.9 sampai X10 banyak
siswa yang mendapatkan nilai yang rendah hasil ulangan
MIDnya?
Informan : ah memang itu anak-anak dikelas X.9, X.8, X.9 sama X.10 itu,
memang beberapa orang saya lihat hasil ulangannya ndak
mencapai nilai standar,
Peneliti : Oh ya Pak, bagaiman sikap mereka kalau di dalam kelas?
Informan : Begitu mi, tidak mungkin dia mau dapat rendah baru sikapnya
bagus dalam kelas toh.
Peneliti : Iya pak, Terima kasih banyak Pak
Informan : Iya. Sama-sama
Refleksi Hasil Wawancara:
Berdasarkan hasil wawancara dengan Pak Rudy, sebagai salah seorang tenaga
mengajar kelas X SMA Negeri 9 Kendari dapat disimpulkan bahwa, terdapat siswa
yang tidak mengerti tentang materi yang diajarkan sehingga mendapatkan nilai yang
rendah dalam ulangan MID.
114
Transkrip Hasil Wawancara
NO. wawancara : 017
Nama : Drs. Nengah Nagara, M.Hum.,M.Fil.H
Hari/Tanggal : Senin, 2 November 2015 Jam. 08.00-08.15
Lokasi : Ruang Kepala SMA Negeri 9 Kendari
Topik Wawancara : Gambaran Umum SMA Negeri 9 Kendari
Peneliti : Selamat pagi
Informan : Iya Selamat Pagi, Bagaimana dengan perkembangan penelitian
Anda?
Peneliti : Iya sementara lagi meneliti, mengamati siswa dan melakukan
wawancara pak.
Informan : Jadi sekarang mau apa ni?
Peneliti : Begini pak, saya mau menanyakan bagaimana gambaran umum
SMAN 9 Kendari?
Informan : Oh kalau itu kita harus menceritakan proses berdirinya ya.
Peneliti : Iya pak, bagaimana sejarah berdirinya?
Informan : Begini, SMA 9 ini kan merupakan sekolah bekas SMK Negeri 3
dulu, ketika SMK 3 pindah maka berdirilah SMAN 9 ini pada
tanggal 26 Juli 2004
Peneliti : Iya pak, kalau masalah ketersediaan guru dan tenaga mengajar di
sini bagaimana pak, khususnya guru ekonomi?
Informan : Iya kalau kita berbicara kualitas guru ya sudah cukup. Disini
sudah ada 4 orang guru ekonomi dan semuanya berkualitas, dan
malah satu guru itu pak herman lulusan magister.
Peneliti : Kalau berbicara ketersediaan sarana dan prasarana sendiri
bagaimana?
Informan : Ya seperti ini. Adik kan sudah melihat dan mengamati
bagaimana. Kalau berbicara kelengkapan sarana dan prasarana
sih masih ada kelas-kelas yang belum lengkap sarana dan
prasarananya khususnya kelas X dan kelas non unggulan.
115
Peneliti : Kalau untuk mengatasi kekurangan sendiri, apa yang diberkan
pihak sekolah.
Informan : Iya kita carikan solusinya bagaimana. Contohnya beberapa kelas
X itu yang masih diperbaiki, ya kita carikan ruangan kosong
yang lain. Dan sementara ini memekai gedung serbaguna yang
disamping itu, walaupun suasana kelasnya belum layak tapi kita
usahakan proses belajar mengajar berjalan dengan efektif dan
efisien.
Peneliti : Terima kasih banyak pak atas waktunya dan informasinya
Informan : Iya sama-sama.
Refleksi Hasil Wawancara:
Berdasarkan hasil wawancara pak Kepsek SMA Negeri 9 Kendari dapat disimpulkan
bahwa, SMA Negeri 9 merupakan sekolah yang berdiri pada tahun 2014 dan
merupakan sekolah yang menempati bekas gedung SMK Negeri 3 Kendari.
Ketersediaan tenaga mengajar mata pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 9 Kendari
sudah cukup kualified baik dari segi kuantitas maupun kualitas tenaga mengajarnya.
Ada beberapa sarana dan prasarana yang belum lengkap terutama ruang kelas yang
sementara diadakan perbaikan serta kelengkapan alat pembelajaran yang masih
kurang menjadi faktor utama yang menghambat proses belajar mengajar di SMA
Negeri 9 Kendari.
Namun demikian, pihak sekolah terus melakukan perbaikan dan memanfaatkan
gedung lain sebagai ruang belajar siswa demi keefektifan dan efisiennya kegiatan
belajar mengajar di SMA Negeri 9 Kendari.
116
Lampiran 4. Daftar Siswa Hasil Belajar Siswa yang Tidak Tuntas Kelas X.8,X.9 dan X.10 Pada Ulangan Tengah Semester (MID)
No Nama Siswa Kelas Nilai Hasil Belajar Keterangan1 AS X.8 50 Tidak Tuntas2 APR X.8 60 Tidak Tuntas3 CE X.8 55 Tidak Tuntas4 APR X.8 65 Tidak Tuntas5 LT X.8 50 Tidak Tuntas6 MS X.8 40 Tidak Tuntas7 MAS X.8 40 Tidak Tuntas8 PD X.8 60 Tidak Tuntas9 OR X.8 40 Tidak Tuntas10 RL X.8 65 Tidak Tuntas11 AP X.9 65 Tidak Tuntas12 AM X.9 60 Tidak Tuntas13 AFA X.9 50 Tidak Tuntas14 DSA X.9 60 Tidak Tuntas15 FRL X.9 65 Tidak Tuntas16 LS X.9 60 Tidak Tuntas17 LMA X.9 60 Tidak Tuntas18 LA X.9 65 Tidak Tuntas19 LdA X.9 50 Tidak Tuntas20 PAp X.9 55 Tidak Tuntas21 St X.9 65 Tidak Tuntas22 TPD X.9 60 Tidak Tuntas23 VJ X.9 65 Tidak Tuntas24 Adr X.10 55 Tidak Tuntas25 ASC X.10 55 Tidak Tuntas26 IDM X.10 65 Tidak Tuntas27 IN X.10 65 Tidak Tuntas28 ML X.10 60 Tidak Tuntas29 Mr X.10 65 Tidak Tuntas30 MAR X.10 60 Tidak Tuntas31 MLdT X.10 65 Tidak Tuntas32 OMn X.10 65 Tidak Tuntas33 LJ X.10 60 Tidak Tuntas34 WM X.10 65 Tidak Tuntas35 MY X.10 60 Tidak Tuntas36 MP X.10 40 Tidak Tuntas37 RL X.10 40 Tidak Tuntas38 SK X.10 65 Tidak Tuntas39 SN X.10 60 Tidak Tuntas40 Vn X.10 60 Tidak Tuntas
117
Lampiran 4. Dokumentasi Foto Penelitian
1. Kondisi Gedung dan Lingkungan SMA Negeri 9 Kendari
118
119
2. Aktivitas siswa baik saat kegiatan belajar mengajar maupun istirahat
120
121
3. Dokumentasi wawancara dan Foto Informan (Siswa)
122
123
124
125