keterpaduan strategi pengembangan kota ternatesippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file... ·...
TRANSCRIPT
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 1
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA
TERNATE 5.1. ARAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA TERNATE
5.1.1. Kawasan Strategis Kota Ternate
Kawasan strategis adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena
mempunyai pengaruh sangat penting terhadap perkembangan kawasan makro Kota Ternate
baik dari segi ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan. Selain itu, kawasan strategis
juga akan berpengaruh terhadap tata ruang di wilayah sekitarntya, kegiatan lain di bidang
yang sejenis dan kegiatan di bidang lainnya serta peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Mengingat kawasan ini mempunyai pengaruh yang sangat penting maka diperlukan
penetapan secara tegas dan rencana serta penanganan perkembangannya harus dilihat
secara komprehensif dengan mempertimbangkan berbagai sektor, sinergis dengan kawasan
yang ada di sekitarnya dan harmonis dengan tetap mempertimbangkan dampak lingkungan
yang dapat ditimbulkan.
1. Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi :
a. Kawasan Perdagangan dan Jasa di Kelurahan Gamalama, Muhajirin, Bationg
Talangame dan reklamasi pantai Kelurahan Salero – Dufa-dufa
b. Kawasan Kota Baru Ternate meliputi Kecamatan Ternate Selatan dan Kecamatan
Pulau Ternate
c. Kawasan Wisata Pantai Sulamadaha, Pantai Hol dan Telaga Nita di Kelurahan
Sulamadaha, pantai Tabanga di Kelurahan Tobololo, pantai Ake Rica wisata di
Kelurahan Rua, pantai Bobane Ici di Kelurahan Rua dan Pantai Kastela di Kelurahan
Kastela
d. Kawasan minapolitan meliputi Kecamatan Ternate Utara, Ternate Tengah, Ternate
Selatan dan wilayah hinterland di Kecamatan Pulau Ternate, Pulau Hiri, Moti dan
Kecamatan Pulau Batang Dua
e. Kawasan water front city (Kawasan Reklamasi) Kota Ternate meliputi Kecamatan
Ternate Utara, Ternate Tengah dan Kecamatan Ternate Selatan
2. Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya yaitu:
a. Keraton Kesultanan Ternate di Kelurahan Soa Kecamatan Ternate Utara
b. Lapangan Ngaralamo dan Dodoku Ali di Kelurahan Salero Kecamatan Ternate Utara
05
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 2
c. Kawasan benteng Kota Janji (Santo Pedro) di Kelurahan Ngade Kecamatan Ternate
Selatan
d. Kawasan Benteng Orange di Kelurahan Makassar Timur Kecamatan Ternate
Tengah
e. Kawasan Benteng Tolucco/Holandia di Kelurahan Sangaji Utara Kecamatan Ternate
Utara
f. Kawasan benteng Kalamata (Santalucia) di Kelurahan Kayu Merah
g. Kawasan benteng Kastela/Gamlamo (Santo Paolo/Nostra Senora De Rosario) di
Kelurahan Kastela
h. Kawasan wisata budaya di kawasan Kelurahan Soasio seperti Upacara Adat Kolano
Uci Sabea, Penobatan Kapita/Fanyura, Baramasuwen (bambu Gila), Badabus, Soya-
soya, Cakalele, Lagu dan Dadansa, Tide dan Ronggeng, Gala, Upacara Adat
perkawinan Malut, Lala, Dana-dana, Salaijin dan Togal;
i. Kawasan tradisional Kelurahan Foramadiahi dan Kelurahan Tubo
3. Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup
terdiri atas :
a. Kawasan Cengkeh Afo di Kelurahan Marikurubu
b. Kawasan rawan letusan gunung api terdapat di Pulau Ternate yaitu Kecamatan
Ternate Utara, Kecamatan Ternate Tengah, Kecamatan Ternate Selatan dan
Kecamatan Pulau Ternate
c. Kawasan resapan air pada daerah kemiringan lereng > 25 % terdapat di Kecamatan
Ternate Utara, Ternate Tengah, Ternate Selatan, Pulau Ternate, Pulau Hiri, Moti dan
Kecamatan Pulau Batang Dua
d. Kaw. rawan bencana tsunami pada pesisir pantai di Kec. Ternate Utara, Kec.
Ternate Tengah, Kec. Ternate Selatan, Kec. Pulau Ternate, Kec. Pulau Batang Dua,
Kec. Pulau Hiri dan Kec. Moti
e. Kawasan Danau Laguna, Danau Tolire dan sekitarnya
f. Kawasan Mata Air Tege - Tege di Kelurahan Marikurubu, mata air Ake Ga’ale di
Kelurahan Sangadji, mata air Santosa di Kelurahan Salero, dan mata air Akerica di
Kelurahan Rua, mata air Jebubu di Kelurahan Tafaga, mata air Ake boki dan Ake
Hula Kelurahan Tadenas (Moti)
5.1.2. Arahan Pola Ruang Terkait dengan Pembangunan Cipta Karya
Kawasan Lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber alam, sumber daya buatan, dan nilai
sejarah serta budaya bangsa, guna kepentingan pembangunan berkelanjutan. Kawasan ini
dipertahankan sebagai kawasan lindung sesuai fungsinya untuk menjaga tata air kawasan
bawahnya terutama hutan lindung di Pulau Ternate, Pulau Hiri, Pulau Moti, Pulau Mayau
dan Pulau Tifure. Kawasan lindung di Kota Ternate direncanakan berupa :
1. Kawasan Hutan Lindung.
Arahan pengelolaan berikut diberlakukan pada kawasan lindung yang memiliki kegiatan
budidaya terbatas (didalam kawasan lindung juga terdapat aktifitas manusia, tetapi
dalam jumlah yang relatif sangat sedikit dan melakukan kegiatan budidaya yang sangat
terbatas):
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 3
a. Hutan Lindung dijaga kelestariannya dengan kegiatan pemantauan dan
pemeliharaan hutan melalui program monitoring dan rehabilitasi serta penghijauan
kembali hutan lindung.
b. Pelarangan bagi pengembangan kegiatan budidaya di Hutan Lindung.
c. Kawasan Lindung dalam bentuk kelompok pohon Bakau (mangrove) juga diarahkan
sebagai pelindung garis pantai dan sebagai habitat biota laut tertentu.
d. Hutan Lindung difungsikan juga sebagai kawasan resapan air, pengendali iklim
perkotaan dan habitat satwa tertentu dengan memanfaatkan potensi vegetasi, udara
dan tanahnya.
e. Lahan Hutan Lindung dijaga struktur fisik tanahnya dari resiko longsor dan abrasi
(khusus yang terletak di kawasan pesisir).
f. Mengatur jenis-jenis kegiatan yang dapat dilakukan dan harus berwawasan
lingkungan
g. Pengembangan permukiman untuk penduduk lokal terbatas, artinya lahan untuk
permukiman dibatasi sesuai dengan daya dukung lingkungan setempat (sesuai hasil
survey dan perhitungan yang harus segera dibuat).
h. KDB maksimum 5%.
i. Bentuk rumah penduduk harus permanen.
j. Kegiatan pariwisata yang sudah ada dipertahankan sedangkan untuk penambahan
diperlukan studi dan perijinan tambahan.
2. Kawasan Yang Memberi Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya.
Upaya Pengelolaan kawasan berfungsi lindung untuk kawasan yang memberikan
perlindungan kawasan bawahannya berupa Kawasan Resapan Air. Arahan
Pengelolaan pada kawasan resapan air ini berupa :
a. Pengaturan KDB yang mengatur tentang luasan tanah yang dapat ditutupi oleh
setiap pemilik tanah agar kemampuan tanah dalam menyerap air dapat terjaga.
b. Kewajiban setiap pemilik lahan untuk melakukan penghijauan, penanaman vegetasi
yang dapat menyimpan air, dan memeliharanya.
c. Penerapan teknologi sumur-sumur resapan air di beberapa titik lokasi permukiman
kota untuk menambah cadangan air tanah.
d. Pemantapan kawasan resapan air melalui pengukuhan dan penataan batas di
lapangan untuk memudahkan pengendalian.
e. Pengendalian kegiatan budidaya yang telah ada atau berlangsung lama.
f. Pengendalian fungsi hidrologi kawasan hutan di kawasan resapan air dan telah
mengalami kerusakan melalui langkah rehabilitasi dan konservasi.
g. Pencegahan kegiatan budidaya di kawasan resapan air kecuali kegiatan yang tidak
mengganggu fungsi kawasan lindung.
h. Pemantauan terhadap kegiatan yang di perbolehkan berlokasi di kawasan resapan
air seperti kegiatan penelitian, eksplorasi mineral dan air tanah, dan lain-lain agar
tidak mengganggu fungsi lindung.
i. Pengendalian, pencegahan dan pemantauan kawasan resapan air di wilayah Kota
Ternate dilakukan guna menjaga kelestarian kandungan air tanah Kota Ternate;
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 4
3. Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota
Ruang terbuka hijau adalah adalah area memanjang/jalur dan atau mengelompok, yang
penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh
tanaman secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. (Permen PU
no.05/PRT/M/2008). Keberadaan RTH di Kota Ternate memiliki fungsi sebagai taman,
estetika, kawasan penyangga, konservasi, resapan air, rekreasi, tempat untuk
bersantai, tempat sosialisasi, dan lain-lain. Rencana RTH di Kota Ternate diarahkan
sebagai berikut:
a. Pengembangan jalur hijau di Kota Ternate pada jalan kolektor dan jalan lokal yang
difungsikan sebagai RTH yang mempunyai fungsi utama sebagai paru-paru kota,
sebagai resapan air, dan sebagai estetika kota. Sehingga keberadaanya perlu
dimanfaatkan secara maksimal, seperti dengan penanaman bunga dan pepohonan
yang mempunyai nilai seni dan lain-lain.
b. Untuk ruang pejalan kaki /pedestrian yang memiliki RTH diarahkan untuk
peningkatan kenyamanan bagi pejalan kaki.
c. Untuk kawasan konservasi yang ada di Sempadan Kalimati/barangka, sempadan
danau, sempadan pantai, pengamanan sumber air baku/ mata air dimanfaatkan
sebagai RTH secara maksimal, yang berfungsi sebagai penahan intrusi air laut,
erosi, abrasi, tiupan angin kencang, resapan air dan hutan kota.
d. Untuk lapangan olah raga direncanakan penyebarannya ke tiap Sub Pusat
Pelayanan Kota/BWK selain mempertahankan keberadaan lapangan olahraga yang
sudah ada, juga untuk menghindari adanya peralihan fungsi sebagai kawasan
terbangun, dan hanya difungsikan untuk RTH, baik berupa taman, tempat olah raga,
maupun sebagai daerah resapan air.
e. Tempat pemakaman difungsikan sebagai RTH untuk resapan air.
f. Pembuatan buffer zone (kawasan penyangga) di kawasan TPA, industry,
pergudangan serta kawasan bandara
g. Pengembangan hutan kota, hutan wisata dan agrowisata.
h. Pengendalian kawasan konservasi dan resapan air yaitu kawasan dengan angka
kemiringan lahan diatas 25%.
Pola ruang untuk Kawasan Budidaya direncanakan meliputi: kawasan permukiman,
kawasan jasa dan perdagangan, kawasan perkantoran, kawasan industry, kawasan
pariwisata, kawasan Terbuka Non Hijau (RTNH) dan kawasan peruntukan lainnya.
1. Kawasan hutan produksi
2. Kawasan permukiman,
3. Kawasan jasa dan perdagangan,
4. Kawasan perkantoran,
5. Kawasan industri,
6. Kawasan pariwisata,
7. Kawasan perikanan,
8. Kawasan pertanian,
9. Kawasan ruang evakuasi bencana,
10. Kawasan terbuka non hijau; dan
11. Kawasan peruntukan lainnya
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 5
Adapun arahan pola ruang untuk kawasan budidaya yang terkait dengan pembangunan
bidang Cipta Karya antara lain:
1. Kawasan permukiman
Rencana pengelolaan kawasan peruntukan perumahan antara lain meliputi :
a. Setiap kawasan permukiman dilengkapi dengan sarana dan prasarana permukiman
sesuai hirarki dan tingkat pelayanan masing-masing;
b. Permukiman perdesaan yang berlokasi di pegunungan dikembangkan dengan
berbasis perkebunan dan hortikultura;
c. Permukiman pusat kota diarahkan dalam penyediaan hunian yang layak dan dilayani
oleh sarana dan prasarana permukiman yang memadai;
d. Membentuk cluster-cluster permukiman untuk menghindari penumpukan dan
penyatuan antar kawasan permukiman, dan diantara cluster permukiman disediakan
ruang terbuka hijau;
e. Pengembangan permukiman pusat kota dilakukan melalui pembentukan pusat
pelayanan kecamatan;
2. Kawasan pariwisata
Rencana pengelolaan kawasan pariwisata meliputi :
a. Mempromosikan untuk menjadi jalur tur wisata nasional
b. Mengembangkan promosi wisata, kalender wisata dengan berbagai peristiwa atau
pertunjukan budaya, kerjasama wisata, dan peningkatan sarana-prasarana;
c. Menjaga dan melestarikan alam sekitar untuk menjaga keindahan obyek wisata;
d. Tidak melakukan pengerusakan terhadap daya tarik wisata alam;
e. Menjaga dan melestarikan peninggalan bersejarah;
f. Meningkatkan pencarian atau penelusuran terhadap benda bersejarah untuk
menambah koleksi budaya;
g. Pembangunan sarana dan prasarana transportasi menuju pada daya tarik wisata
alam, budaya dan minat khusus;
h. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam menjaga kelestarian daya tarik wisata,
dan daya jual atau saing
3. Kawasan ruang evakuasi bencana
Rencana pengelolaan kawasan ruang evakuasi bencana meliputi :
a. Pengembangan sarana dan prasarana pendukung ruang evakuasi yang dialokasikan
pada kawasan ruang terbuka yang diarahkan untuk berfungsi ganda sebagai ruang
evakuasi bencana dan tempat tinggal darurat;
b. Mampu menjalankan fungsi evakuasinya dengan baik pada saat dibutuhkan;
c. Mempersiapkan koneksitas antara jalur evakuasi dengan ruang evakuasi bencana
yang dipersiapkan agar proses evakuasi dapat dilakukan dengan baik;
d. Melakukan sosialisasi berkala di masyarakat berkaitan dengan sistem, jalur dan
ruang evakuasi bencana yang disiapkan bila terjadi bencana alam;
e. Melakukan simulasi penanganan evakuasi bencana bagi masyarakat sebagai bagian
dari sosialisasi yang dilakukan secara berkala;
f. Pengembangan lapangan evakuasi bencana tsunami yang dapat difungsikan
sebagai tempat tinggal darurat bersama di setiap kelurahan yang berpotensi
terkena tsunami; lapangan evakuasi terletak pada lokasi yang aman dari bencana.
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 6
5.1.3. Arahan Struktur Ruang Terkait Dengan Pembangunan Cipta Karya
Arahan struktur ruang terkait dengan pembangunan bidang cipta karya antara lain:
1. Sistem Jaringan Air Minum
Rencana pengembangan sistem Jaringan air minum meliputi:
a. Rencana peningkatan pelayanan air Minum sistim perpipaan pada tahun 2031
sebesar kurang lebih 80% dari jumlah penduduk di kecamatan Ternate Selatan,
Ternate Tengah, Ternate Utara, Pulau Ternate, Hiri, Moti dan Kecamatan Pulau
Batang Dua.
b. Rencana kebutuhan air minum sampai dengan tahun 2031 diperkirakan kurang lebih
529,3 l/det;
c. Rencana kebutuhan kapasitas sumber air minum pada tahun 2031 sebesar kurang
lebih 721,8 l/det melalui pengembangan sumber air baku danau Laguna di
kelurahan Ngade, danau Tolire di kelurahan Takome, mata air mata air Tege - Tege
di Kelurahan Marikurubu, mata air Ake ga’ale di Kelurahan Sangadji, mata air
Santosa di Kelurahan Salero, dan mata air Akerica di Kelurahan Rua, mata air
Jebubu di Kelurahan Tafaga, mata air Ake boki dan Ake Hula Kelurahan Tadenas
(Moti) serta sumur dalam baru yang tersebar diseluruh lokasi. Pengembangan
sumber air baku sebagai sumber air bersih terlebih dahulu dikaji kelayakan teknis
dan ekonomis;
d. Penerapan teknologi alternative yang dapat merubah air laut menjadi air tawar atau
jaringan pipa air bersih bawah laut ke Pulau Hiri dengan terlebih dahulu melakukan
pengkajian teknis, sosial dan ekonomi yang mendalam.
e. Pengembangan jaringan perpipaan / hydrant umum di kelurahan berkarakter
perdesaan di Kecamatan Moti, Hiri dan Batang Dua serta lokasi-lokasi ketinggian
yang kesulitan air bersih di kecamatan Pulau Ternate, kecamatan Ternate Utara,
kecamatan Ternate Tengah dan kecamatan Ternate Selatan;
f. Pengembangan jaringan bukan perpipaan meliputi sumur dangkal, sumur pompa
tangan, bak penampungan air hujan, terminal air, mobil tangki air, instalasi air
kemasan, atau pembangunan penangkap mata air di kecamatan Moti, Hiri dan
Batang Dua.
g. Penyediaan Hidran Kebakaran pada kawasan kepadatan bangunan tinggi di pusat
kota, kawasan komersial dan bangunan publik;
h. rencana pengembangan instalasi air minum skala kecamatan (IKK) di kecamatan
Pulau Hiri, kecamatan Moti dan kecamatan Pulau Batang Dua
2. Sistem Pengolahan Limbah
Rencana penanganan air limbah yang meliputi :
a. Mengoptimalkan IPLT di TPA Buku Deru-deru Kelurahan Takome;
b. Pembangunan IPAL skala kawasan di pusat perdagangan dan jasa di kelurahan
Gamalama dan pada kawasan rencana pengembangan Kota Baru.
c. Peningkatan program Sanimas pada kawasan permukiman pasang surut di
Kelurahan Kampung Makassar Timur, Mangga Dua, Bastiong, Kalumata, Salero,
dan Sangaji.
d. Pembangunan MCK dengan septic tank menggunakan resapan pada kawasan
berkepadatan rendah dan sedang dengan memperhatikan kedalaman muka air
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 7
tanah. Untuk kawasan berkepadatan tinggi menggunakan septic tank komunal
dengan sistem Biodigester sehingga limbah yang dihasilkan dapat dimanfaatkan
sebagai biogas, dan pengelolaannya dilakukan secara berkelompok (Community
Based Sanitation).
e. Rumah sakit dan klinik harus dilengkapi dengan perangkat untuk penanganan
sampah B3.
3. Sistem Persampahan Kota
Rencana pengembangan terkait sistem pengelolaan persampahan di Kota Ternate
meliputi:
a. Pengelolaan sampah berbasis masyarakat, yaitu sistim pengelolaan yang melibatkan
masyarakat secara langsung dalam pengumpulan sampah khususnya pada
kawasan permukiman berkepadatan tinggi dan pada kawasan yang tidak terjangkau
oleh mobil sampah. Timbulan Sampah yang dihasilkan rumah tangga akan dikumpul
atau ditampung dalam tempat sampah disetiap rumah kemudian akan diangkut oleh
petugas pengangkut sampah dengan menggunakan alat pengumpul yang
disesuaikan dengan karekteristik wilayah seperti gerobak/sepeda motor yang
didesign untuk mengangkut sampah menuju ke TPS. Petugas pengangkut sampah
diharapkan merupakan warga di kelurahan setempat yang direkrut khusus untuk
mendukung program pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Petugas
pengumpul sampah bekerja hanya sebatas dari rumah warga ke TPS dan setiap
hari, pada pagi hari sehingga tidak mengganggu aktifitas warga.
b. Peningkatan sarana dan prasarana pengelolaan sampah yang jumlahnya sesuai
kebutuhan yaitu tong sampah pemilihan, TPS/TPST, gerobak sampah, dump truck,
amroll, container sampah dan peralatan berat TPA.
c. Pemanfaatan sarana pemilahan Transdepo/TPST untuk mengurangi volume sampah
yang masuk ke TPA sehingga masa pakai TPA menjadi lebih panjang;
d. Legalisasi kepemilikan lahan TPA Buku Deru-Deru
e. Peningkatan Pengelolaan TPA dari system open dumping menjadi Sanitary Landfill
atau Control Landfill.
f. Sosialisasi dan penerapan pengolahan sampah sistim 3R di masyarakat dan
sekolah-sekolah, melalui seminar, pamflet, papan pengumuman dan media lainnya;
g. Peningkatan sistem manajemen persampahan;
h. penyusunan master plan persampahan Kota Ternate.
i. Pembuatan Buffer Zone / sabuk hijau di TPA Buku Deru-Deru
4. Sistem Drainase Kota Ternate
Rencana pengembangan saluran drainase di wilayah Kota Ternate adalah sebagai
berikut :
a. Normalisasi saluran Primer pada kawasan rawan banjir/genangan dalam pusat Kota
Ternate dengan panjang total kurang lebih 1735 m, yaitu:
Kawasan Gamalama :
Saluran Primer Samping BRI Gamalama; Saluran Primer Pasar Ikan Lama; Saluran
Primer Samping Hotel Neraca; Saluran Primer jalan Busoiri
Kawasan Mangga Dua :
saluran Primer jembatan 3 dan Saluran Primer Depan Apotik Mangga Dua
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 8
b. Normalisasi saluran Sekunder dan Tersier pada kawasan rawan banjir/genangan
dalam pusat Kota Ternate dengan panjang total kurang lebih 9.013 m, yaitu:
Kawasan Gamalama :
Saluran Jalan Pahlawan Revolusi (Depan Kodim-Bank Artha Graha); Saluran Jalan
Busoiri (Mesjid Mutaqin-depan PT.Alinda); Saluran Mall Ternate-Mesjid Mutaqin;
Saluran Samping Benteng Orange - Mesjid Mutaqin; Depan RS Darma Ibu - Depan
Gereja Ayam
Kawasan Bastiong :
Saluran Kawasan Pasar Bastiong; saluran jalan Bastiong - Perumnas; saluran jalan
Raya Bastiong (jembatan 4 - pertigaan Falajawa 2); saluran jalan Raya Bastiong
jembatan 3 – jembatan 4; saluran jalan masuk pelabuhan Fery Bastiong
Kawasan Mangga Dua :
saluran jalan Jati Besar (pertigaan jalan Jati–Mangga Dua - Trafick Ligth Jati);
saluran depan toko Setia Kawan – kalimati/barangka depan hotel Amara;
Kawasan Santiong :
Saluran kawasan Kubur Cina Santiong;
c. Normalisasi saluran berupa penggolontoran/pembersihan, mengembalikan saluran
dimensi dan rehabilitasi.
d. Konservasi daerah tangkapan air hujan (hulu) di kecamatan Pulau Ternate, Ternate
Utara, Ternate Tengah dan Kecamatan Ternate Selatan.
e. Penertiban bangunan yang mengecilkan dimensi dan yang berada di atas saluran
pada kecamatan Pulau Ternate, Ternate Utara, Ternate Tengah dan Kecamatan
Ternate Selatan.
f. Pembangunan talud pada saluran kali mati/barangka yang bermuara atau melintas
kawasan dalam kota untuk menghindari pengikisan dinding barangka/kalimati,
sedimentasi berlebihan dan menghindari limpasan air kali mati pada kawasan
rawan banjir di kecamatan Pulau Ternate, Ternate Utara, Ternate Tengah dan
Kecamatan Ternate Selatan.
g. Pembuatan bangunan pengendali banjir (checkdam) pada kalimati/barangka yang
terletak pada kawasan diatasnya yang berfungsi sebagai sistem pengontrolan dan
pengendalian sedimen sekaligus berfungsi mengendalikan kecepatan air dalam
saluran primer.
h. Penerapan sempadan disepanjang kalimati/barangka.
5. Pengembangan Sistem Pejalan Kaki
Rencana penyediaan dan pemanfaatan sarana prasarana jaringan pejalan kaki di Kota
Ternate adalah sebagai berikut:
a. Jalur pedestrian pada kawasan pariwisata, pendidikan, perkantoran, jasa dan
perdagangan;
b. Rencana pembangunan baru jalur pejalan kaki di ruas-ruas jalan kolektor dan jalan
lokal di Kota Ternate dengan lebar disesuaikan dengan kebutuhan dan klas jalan;
c. Peningkatan kualitas jalur pejalan kaki pada kawasan yang memiliki bangkitan
pejalan kaki di seluruh Kota Ternate dengan melakukan perbaikan dan penataan
kembali sehingga menimbulkan rasa aman, nyaman bagi pejalan kaki;
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 9
d. Pengembangan jalur pejalan kaki terpadu yang terdiri dari RTH, yang terintegrasi
dengan joging track, tempat pemasangan reklame, shelter, halte, dan termasuk
jaringan bawah tanah (listrik, telepon, PDAM) yang diarahkan di jalan Pahlawan
Revolusi, jalan Halmahera, jalan pantai Daulasi, jalan kawasan kota baru Gambesi
– Jambula, rencana jalan pantai Salero Dufadufa, rencana jalan pantai Kota baru -
Bastiong, rencana jalan pantai Kayu Merah – Sasa.
e. Pembangunan jalur pejalan kaki yang ramah untuk penggunaan para penyandang
cacat.
5.2. ARAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
5.2.1. Kebijakan Pembangunan Daerah
Visi Pembangunan Kota Ternate Tahun 2011-2015 adalah:
Terwujudnya Ternate menjadi Kota “Berbudaya,
Agamais, Harmonis, Mandiri, Berkeadilan
dan Berwawasan Lingkungan”
____ KOTA TERNATE “BAHARI BERKESAN” ___
1. Ternate Berbudaya, bahwa kebijakan pemerintahan maupun perilaku masyarakat
haruslah mencerminkan nilai-nilai budaya dan adat se atoran sebagai sumber nilai yang
terbukti ampuh menjadi spririt sosial dan spirit moral Moloku Kie Raha pada masa
kejayaannya. Hal ini diarahkan untuk menumbuhkan kesadaran dan kecintaan terhadap
nilai budaya dan adat se atoran dengan mengupayakan pelestariannya, sekaligus
menjadikannya sistem nilai yang membentuk kesadaran sosial yang diharapkan
terefleksi dalam perilaku sosial masyarakat.
2. Ternate Agamais, adalah upaya menciptakan serta menumbuhkan kesadaran
keberagamaan dan spiritualitas di dalam masyarakat yang dimulai sejak masa kanak-
kanak dan usia remaja, yang diarahkan untuk menangkal berbagai dampak buruk
modernitas upaya mewujudkan masyarakat bermartabat, berakhlaq, berbudi pekerti
luhur, toleran, penuh belas kasih, yang menempatkan nilai keberagamaan sebagai
basis moral yang membentuk kesadaran sosial dan tercermin dalam kehidupan sosial
yang santun, religius, aman dan tentram.
3. Ternate Harmonis, artinya mengupayakan terwujudnya keserasian, keselarasan dan
keseimbangan lingkungan sosial dan lingkungan fisik perkotaan, melalui tata ruang
perkotaan terpadu, serasi, nyaman dan sehat, yang mampu mengakomodasi dinamika
ekonomi, sosial budaya, dan politik secara seimbang melalui ketersediaan ruang publik
yang representatif bagi seluruh masyarakat tanpa kesan pengabaian dan diskriminasi,
sehingga menumbuhkan rasa memiliki terhadap Kota Ternate, terpeliharanya persatuan
dan kesatuan, meningkatkan wawasan kebangsaan, kerukunan dalam pembauran,
semangat persaudaraan, sikap toleran baik antar umat beragama, antar etnik, maupun
antar kelompok.
4. Ternate Mandiri, artinya menjadikan Ternate Kota Jasa dan Perdagangan sebagai
pusat perekonomian Maluku Utara, melalui penataan sistem pengelolaan keuangan
daerah yang efififisien, ekonomis, kompetitif, dukungan infrastruktur ekonomi yang
memadai, kepastian hukum, kemudahan investasi. Sekaligus mendorong kreatifitas dan
produktifitas melalui pengembangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah agar
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 10
lebih produktif dan berdaya saing, yang diarahkan pada kemandirian ekonomi
masyarakat.
5. Ternate Berkeadilan, artinya mewujudkan prinsip persamaan hak warga negara di
hadapan hukum dan pemerintahan yang diarahkan pada penegakan supermasi hukum,
perlindungan HAM, keterbukaan akses dan kesempatan yang merata dalam pelayanan
publik disemua bidang yang diarahkan secara sungguh-sungguh pada upaya menjamin
kesejahteraan rakyat melalui kebijakan APBD yang memihak rakyat, serta kualitas
pelayanan publik, pemerataan akses pelayanan kesehatan, pendidikan, kesempatan
kerja, peningkatan pendapatan masyarakat, teratasinya masalah perkotaan seperti
kemiskinan, mengurangi kesenjangan antar wilayah dan sektoral, serta pemberdayaan
masyarakat hingga mampu memenuhi kebutuhan dasarnya (basic needs).
6. Ternate Berwawasan Lingkungan, artinya mengupayakan penataan pembangunan
perkotaan yang seluruh arah perkembangannya didasarkan pada keasrian dan keaslian
potensi lingkungan fifisik dan lingkungan sosial budaya, dengan memperhatikan
keseimbangan ekologis. Hal ini diarahkan pada upaya revitalisasi lingkungan fisik
perkotaan dan lingkungan hidup yang hijau, asri, nyaman, dan sehat melalui penataan
yang padu dan serasi antara lingkungan hidup dan lingkungan sosial, yang diharapkan
memberi ketenangan, kenyamanan dan kedamaian kepada warga masyarakat,
sekaligus mengupayakan pelestarian ekologi pantai, dan menghindari kecenderungan
eksploitasi lingkungan fisik dan ekologi pantai sebagai dampak pengembangan water
front city, dan perilaku masyarakat yang relatif belum ramah lingkungan.
Dalam upaya mewujudkan visi pembangunan Kota Ternate Tahun 2011-2015
tersebut, misi pembangunan Kota Ternate adalah sebagai berikut:
1. Mewujudkan Ternate yang agamis.
2. Mewujudkan pemerataan Sarana dan Prasarana perekonomian yang lebih representatif.
3. Membangun Ternate sebagai kota pesisir berbasis lingkungan.
4. Membangun Ternate sebagai kota pariwisata berciri budaya dan bahari.
5. Membangun Ternate sebagai kota terbuka, demokratis dan adil.
6. Membangun Ternate yang sehat dan sejahtera.
Strategi pembangunan Kota Ternate Tahun 2011-2015 yang berkaitan dengan
pembangunan Bidang Cipta Karya diantara 11 prioritas yang tertuang dalam RPJMD adalah
sebagai berikut :
1. Program Prioritas 1 : Peningkatan dan Penataan Infrastruktur Perkotaan serta
Percepatan dan Pemerataan Infrastruktur pada Wilayah Kecamatan,
Dalam upaya mewujudkan Program Prioritas 1 : Peningkatan dan Penataan
Infrastruktur Perkotaan serta Percepatan dan Pemerataan Infrastruktur pada Wilayah
Kecamatan, strategi pembangunan yang ditempuh adalah:
Mempercepat pembangunan sarana infrastruktur wilayah di luar kawasan perkotaan
berupa pemerataan pelayanan Air Bersih dan pelayanan Listrik pada Kecamatan Hiri,
Moti dan Batang Dua.
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 11
Tabel 5.1. Program Prioritas Pertama : Isu Strategis, Tujuan, Sasaran, Strategi dan
Arah Kebijakan RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015
ISU
STRATEGIS
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
Masalah
Pemerataan
Pembanguna
n, Akses
Perekonomia
n dan
Kesejahteraa
n.
Masalah
Penataan
Kawasan
Perkotaan
Peningkatan dan Penataan Perkotaan serta Percepatan dan Pemerataan Infrastruktur pada Wilayah Kecamatan
Percepatan pengembangan infrastruktur secara merata dan berkeadilan, terutama pada kecamatankecamatan di luar kawasan perkotaan untuk membuka keterisolasian, serta memungkinkan terjadinya mobilitas arus barang dan manusia yang mempercepat perkembangan secara merata pada semua wilayah kecamatan
Mempercepat pembangunan sarana infrastruktur wilayah di luar kawasan perkotaan berupa pemerataan pelayanan Air Bersih dan pelayanan Listrik pada kecamatan Hiri, Moti dan Batang Dua.
Mempercepat
pembangunan
sarana infrastruktur
wilayah pada
kecamatankecamat
an di luar kawasan
perkotaan.
Pemerataan
pelayanan Air
Bersih pada
kawasan dataran
tinggi di pulau
Ternate dan pada
kecamatan di luar
Ternate (Hiri, Moti
dan Batang Dua).
Pemerataan
pelayanan Listrik
pada Kelurahan
yang tidak
terjangkau layanan
PLN, melalui
sumber energi
alternatif lainnya
2. Program Prioritas 5 : Penataan, Pengendalian dan Pemanfaatan Ruang Kota yang
Serasi Antara Kebutuhan dan Daya Dukung Lahan, antar Aspek Topografi dan
Kawasan Pantai/Pesisir Berbasis Keterpaduan dan Keserasian Lingkungan Sosial
Budaya dan Ekologis
Strategi pembangunan yang ditempuh adalah:
Penataan kawasan tapak I plus, tapak II dan penataan taman kota serta ruang terbuka
hijau perkotaan sebagai area publik yang asri, nyaman dan tertib dan mendorong
partisipatif untuk mewujudkan Ternate sebagai Kota Pantai yang Hijau, Asri, Bersih,
Nyaman, dan Ramah Lingkungan.
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 12
Tabel 5.2. Program Prioritas Kelima : Isu Strategis, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah
Kebijakan RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015
ISU STRATEGIS TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
Masalah
Penataan
Kawasan
Perkotaan.
Masalah
Banjir,
Sampah dan
pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Penataan, Pengendalian dan Pemanfaatan Ruang Kota yang Serasi Antara Kebutuhan dan Daya Dukung Lahan, antar Aspek Topografi dan Kawasan Pantai/Pesisir Berbasis Keterpaduan dan Keserasian Lingkungan Sosial Budaya dan Ekologis
Penataan infrastruktur perkotaan sebagai kota jasa dan perdagangan dengan pemanfaatan ruang kota secara terpadu untuk mendukung interaksi spasial, mobilitas dan aktivitas perkotaan yang tertib menuju terwujudnya Kota Ternate yang harmoni, sehat, aman dan nyaman dan berciri budaya serta berwawasan lingkungan
Penataan kawasan tapak I plus, tapak II dan penataan taman kota serta ruang terbuka hijau perkotaan sebagai area publik yang asri, nyaman dan tertib dan mendorong partisipatif untuk mewujudkan Ternate sebagai Kota Pantai yang Hijau, Asri, Bersih, Nyaman, dan Ramah Lingkungan.
Mempercepat
pembangunan
sarana infrastruktur
wilayah pada
kecamatankecamat
an di luar kawasan
perkotaan.
Penataan kawasan
Pasar Gamalama,
tapak I plus dan
tapak II, sebagai
sentra
perekonomian
modern dengan
aksentuasi
ornamen
kebudayaan lokal.
Mengoptimalkan
Pasar Bastiong,
Pasar Dufa-dufa,
Pasar Kotabaru
dan Pasar Sasa
sebagai pasar
tradisional dengan
dukungan regulasi
pemerintah.
Penataan taman
kota dan ruang
terbuka hijau
kawasan perkotaan
sebagai area publik
yang asri, nyaman
dan tertib.
Pemantapan Visi
dan penataan
kawasan Kota Baru
berbasis
pendidikan dan
berciri lokal secara
terpadu dan
akomodatif
terhadap
masyarakat
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 13
setempat.
Penataan area
depan kedaton
kesultanan,
lapangan Ngara
Lamo, Dodoku Ali
sebagai ruang
terbuka hijau
berciri budaya,
yang dijadikan
alun-alun kota dan
taman ekspresi
seni budaya
Mendorong
program partisipatif
untuk mewujudkan
Ternate sebagai
Kota Pesisir yang
Hijau, Asri, Bersih,
Nyaman, dan
Ramah
Lingkungan.
Mewujudkan
Ternate Bebas
Sampah dan
Bebas Banjir, yang
diutamakan pada
kawasan perkotaan
dan kawasan
lainnya yang
menimbulkan
kesan kumuh
5.2.2. Kebijakan Keuangan Daerah
Menetapkan One Village One Program dengan penguatan pada kapasitas aparatur,
serta membangun rumah Layak Huni Keluarga Kurang Mampu dengan dana stimulus
Pemerintah Daerah yang melibatkan keswadayaan masyarakat melalui budaya Gotong
Royong atau Bari.
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 14
Tabel 5.3. Kebijakan Keuangan Daerah
ISU STRATEGIS TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH
KEBIJAKAN
Masalah
Pemerataan
Pembangunan,Aks
es Perekonomian
dan
Kesejahteraan.
Masalah Sosial
Budaya dan
Keagamaan.
Masalah
Keuangan dan
Kemandirian
Fiskal
Kebijakan Anggaran (APBD) yang Proporsional dan Pro Rakyat
Terwujudnya kebijakan Anggaran (APBD) yang proporsional dan Pro Rakyat, yang diprioritaskan pada upaya pemenuhan kebutuhan rakyat serta membiayai program pembangunan yang strategis, juga program populis yang menyentuh kebutuhan dasar masyarakat, melalui desain program berbasis keswadayaan dan berciri budaya
Menetapkan One Village One Program dengan penguatan pada kapasitas aparatur, serta Membangun rumah Layak Huni Keluarga Kurang Mampu dengan dana stimulus Pemerintah Daerah yang melibatkan keswadayaan masyarakat melalui budaya Gotong Royong atau Bari.
Menetapkan
One Village
One Program
(satu
Kelurahan, satu
Program
Unggulan),
yang didahului
dengan
penguatan
kapasitas
Aparatur,
pemantapan
Visi Misi
Kelurahan dan
identifikasi
potensi
unggulan setiap
Kelurahan.
Membangun
rumah Layak
Huni Keluarga
Kurang Mampu
melalui dana
stimulus
Pemerintah
Daerah dengan
cara
menggalang
keswadayaan
masyarakat
(Gotong
Royong/Bari).
Membangun
infrastruktur
lingkungan
melalui dana
stimulus
Pemerintah
Daerah dengan
cara
menggalang
keswadayaan
masyarakat
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 15
(Gotong
Royong/Bari)
Santunan
Kematian
Warga Kurang
Mampu.
Bantuan Dana
Rutin untuk
Masjid/Gereja
dan tempat
ibadah lainnya.
Dana
Pembinaan
Generasi Muda
untuk kegiatan
usaha produktif
dan atau
pengembangan
prestasi, minat
dan bakat.
Menggalang
kerjasama
dengan
Perguruan
Tinggi dan
Lembaga
Swadaya
Masyarakat
dalam
melakukan
pendampingan
terhadap One
Village One
Program
5.2.3. Indikator Kinerja
Indikator kinerja pembangunan merupakan tolok ukur yang digunakan untuk mengukur
capaian tujuan dan sasaran RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015, serta mengevaluasi
pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan seluruh SKPD Kota Ternate.
Penetapan indikator kinerja dan capaian sasaran dilakukan dengan mempertimbangkan
indikator yang khusus, terukur, dapat dicapai, rasional dan memperhitungkan waktu
pencapaian.
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 16
Tabel 5.4. Indikator Kinerja Pembangunan Menurut Sasaran Strategis
SASARAN INDIKATOR KINERJA
1. Percepatan pengembangan infrastruktur
secara merata dan berkeadilan, terutama
pada kecamatan-kecamatan di luar
kawasan perkotaan untuk membuka
keterisolasian, serta memungkinkan
terjadinya mobilitas arus barang dan
manusia yang mempercepat
perkembangan secara merata pada semua
wilayah kecamatan
1. Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi
baik (Pembangunan infrastruktur wilayah di
Kecamatan)
2. Cakupan pemerataan pelayanan air bersih
kawasan dataran tinggi
3. Cakupan pemerataan pelayanan listrik yang
tidak terjangkau layanan PLN
2. Peningkatan Sumber Daya Manusia,
khususnya peningkatan derajat Pendidikan
melalui perluasan akses pendidikan yang
murah dan terjangkau, sarana dan fasilitas
yang memadai, tenaga guru yang cukup,
dan mutu yang terus membaik
1. Persentase sarana pendidikan, pemerataan
tenaga pengajar dan peningkatan mutu
pendidikan
2. Dana bantuan penunjang kegiatan sekolah
(penunjang BOS) untuk mewujudkan
pendidikan dasar yang berkualitas
3. Penyediaan buku pelajaran di perpustakaan
sekolah
4. Jumlah guru yang difasilitasi untuk melanjutkan
studi S-1
5. Pemberian beasiswa kepada siswa/mahasiswa
berprestasi dan kurang mampu
6. Pemberian beasiswa kepada guru berprestasi
untuk melanjutkan studi
7. Pemberian insentif kepada guru di daerah
terpencil
8. Angka Melek Huruf
9. Angka Rata-rata Lama Sekolah
10. Angka Partisipasi Murni
11. Angka Partisipasi Kasar
12. Angka Partisipasi Sekolah
13. Rasio Guru/murid (SD)
3. Meningkatkan Sumber Daya Manusia,
melalui peningkatan derajat Kesehatan
dengan perluasan akses yang mudah,
murah, terjangkau, dukungan sarana dan
fasilitas memadai, ketersediaan dokter,
1. Persentase sarana prasarana pelayanan
kesehatan, dokter dan perawat serta obat-
obatan di Puskesmas/Pustu/ Poskeskel
2. Pemberian insentif kepada bidan atau tenaga
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 17
tenaga kesehatan dan keperawatan yang
cukup, dan mutu pelayanan yang terus
membaik
kesehatan di daerah terpencil
3. Pemberian beasiswa kepada dokter, tenaga
medis putera/puteri daerah berprestasi
4. Jumlah masyarakat miskin yang mendapat
pelayanan Jamkesda
5. Persentase pelaksanaan kebijakan subsidi
silang bagi pasien rawat inap
6. Persentase pelayanan Ambulance dan Mobil
Jenazah gratis bagi warga kurang mampu
7. Angka Harapan Hidup
8. Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup
9. Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran
hidup
10. Persentase gizi buruk pada balita
11. Persentase Kecamatan bebas Rawan Gizi
12. Persentase Posyandu Purnama dan Mandiri
13. Persentase Penduduk yang memanfaatkan
Puskesmas
14. Persentase persalinan oleh tenaga kesehatan
15. Rasio Puskesmas terhadap Jumlah penduduk
16. Penderita Malaria
4. Terwujudnya kebijakan Anggaran (APBD)
yang proporsional dan Pro Rakyat, yang
diprioritaskan pada upaya pemenuhan
kebutuhan rakyat serta membiayai
program pembangunan yang strategis,
juga program populis yang menyentuh
kebutuhan dasar masyarakat, melalui
desain program berbasis keswadayaan
dan berciri budaya
1. Penetapan One Village One Program (satu
Kelurahan, satu program unggulan)
2. Pembangunan rumah layak huni bagi keluarga
kurang mampu
3. Pembangunan Infrastruktur lingkungan
4. Persentase pemberian santunan kematian bagi
warga kurang mampu
5. Jumlah bantuan dana rutin bagi tempat Ibadah
6. Bantuan pembinaan bagi generasi muda
7. Kerjasama dengan perguruan tinggi dan LSM
5. Penataan infrastruktur perkotaan sebagai
kota jasa dan perdagangan dengan
1. Persentase penataan kawasan pasar
Gamalama, Tapak I Plus dan Tapak II dengan
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 18
pemanfaatan ruang kota secara terpadu
untuk mendukung interaksi spasial,
mobilitas dan aktivitas perkotaan yang
tertib menuju terwujudnya Kota Ternate
yang harmoni, sehat, aman dan nyaman
dan berciri budaya serta berwawasan
lingkungan
aksentuasi ornament kebudayaan lokal
2. Pengoptimalan pasar Bastiong, pasar Dufa-
dufa, pasar Kotabaru dan pasar Sasa sebagai
pasar tradisional
3. Rasio taman kota dan ruang terbuka hijau
kawasan perkotaan
4. Persentase pemantapan visi dan penataan
kota baru berbasis pendidikan dan berciri lokal
5. Persentase penataan area depan kedaton
kesultanan, lapangan Ngara Lamo, Dodoku Ali
sebagai RTH berciri budaya
6. Peningkatan program partisipatif untuk
mewujudkan Ternate sebagai Kota Ternate
yang hijau, asri, bersih, nyaman dan ramah
lingkungan
7. Perwujudan Ternate bebas sampah dan
bebas banjir
6. Terwujudnya good government, dengan
sumberdaya aparatur yang profesional,
kreatif, inovatif, yang mampu menjamin
peningkatan kualitas pelayanan,
akuntabilitas dan kemandirian masyarakat
1. Jumlah organisasi perangkat daerah yang
efektif dan efisien
2. Optimalisasi kapasitas dan kapabilitas aparatur
pemerintah
3. Peningkatan mainset aparatur dalam
memberikan pelayanan publik yang berkualitas
4. Peningkatan kinerja dan prestasi aparatur
5. Peningkatan kompetensi sumber daya aparatur
6. Peningkatan pelayanan umum di Kecamatan
dan Kelurahan
7. Peningkatan kesejahteraan masyarakat
Petani, Nelayan, Pekebun, Peternak, Buruh
dan Pekerja, Koperasi, Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM), Pedagang Kaki Lima,
dan Pedagang Tradisional, menuju pada
kemandirian dan kemampuan memenuhi
kebutuhan dasar (basic need)
1. Persentase pelayanan kemudahan izin usaha
bagi masyarakat kurang mampu
2. Persentase pemberian kepastian hukum dan
kemudahan izin bagi investor
3. Jumlah koperasi, UMKM, pedagang tradisional
dan PKL yang diberikan bantuan modal usaha
4. Peningkatan kesejahteraan melalui Upah
Minimum Kota
5. Jumlah kelompok perempuan dan pemuda
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 19
yang diberikan modal usaha
6. Jumlah kursus dan pelatihan bagi
pengangguran terbuka unskill
7. Jumlah koperasi aktif
8. Jumlah UKM
9. Nilai modal kerja dan investasi UKM
10. Nilai omzet UKM
11. Penyerapan tenaga kerja
12. Tingkat pengangguran terbuka
8. Terwujudnya pelayanan publik oleh
aparatur yang profesional, dengan
pelayanan yang cepat, mudah, murah,
nyaman dan berkualitas
1. Jumlah lembaga perijinan
2. Persentase penurunan pungutan liar
3. Penyediaan database kependudukan online
4. Persentase pelayanan kelurahan terhadap
pembuatan KTP, KK dan Akta Kelahiran gratis
5. Jumlah penduduk
6. Laju Pertumbuhan Penduduk
7. Rasio penduduk ber-KTP
8. Rasio keluarga ber-KK
9. Rasio bayi berakte kelahiran
10. Rasio pasangan berakte nikah
11. Jumlah penduduk miskin
12. Jumlah surat kabar nasional/lokal
13. Jumlah penyiaran radio/tv lokal
14. Rasio wartel/warnet terhadap penduduk
9. Peningkatan kemandirian masyarakat,
melalui pengembangan ekonomi
kerakyatan berbasis potensi pesisir,
melalui pengembangan usaha mikro kecil,
menengah, koperasi yang mengarah pada
produktifitas, dan kemampuan daya saing
1. Pemetaan potensi masyarakat pesisir
2. Jumlah kelompok yang diberikan bantuan fasilitas bantuan
dan peralatan
3. Jumlah kelompok pengolahan hasil produksi perikanan
diberikan bantuan modal usaha dan pendampingan
4. Pelaksanaan kerjasama dengan perguruan tinggi dan LSM
dalam pendampingan pemberdayaan
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 20
10. Menjawab permasalahan perkotaan seperti
menurunnya kesadaran spiritualitas
keberagamaan, solidaritas sosial dan
kesadaran kebudayaan sebagai identitas
daerah dan jati diri masyarakat,
meningkatkan etos sosial, dan optimalisasi
penanggulangan masalah-masalah sosial
seperti minuman keras, PSK, narkoba
serta permasalahan sosial lainnya
a. Penguatan kurikulum pendidikan agama dan
kurikulim muatan lokal tentang budaya dan
adat istiadat Ternate
b. Jumlah Taman Pengajian Al-Quran
c. Optimalisasi pembinaan jemaat dan umat
agama non-muslim
d. Upaya pembinaan kerukunan antar umat
beragama, antar suku, etnis dan subetnis serta
pelestarian situs, artifak dan dokumen sejarah
dan aset seni budaya Kota Ternate
e. Jaminan kesejahteraan Imam Masjid, Pendeta,
Guru Mengaji, Guru TPA dan Pembimbing
Jemaat.
f. Jaminan pelestarian adat dan budaya Ternate
11. Menjawab masalah penegakan dan
kepastian hukum di daerah, termasuk
upaya mengadakan regulasi daerah yang
mampu mendorong partisipasi publik yang
dinamis dan konstruktif, serta regulasi
untuk menjamin kualitas pelayanan publik
1. Peningkatan regulasi daerah tentang jaminan
kepastian hukum dan kemudahan investasi
2. Penguatan regulasi terhadap partisipatif publik
3. Penguatan regulasi tentang jaminan Standar
Pelayanan Minimal
4. Peninjauan kembali Peraturan Daerah
5. Pemberian layanan bantuan hukum secara
gratis terhadap warga kurang mampu
5.3. ARAHAN PERATURAN DAERAH TENTANG BANGUNAN GEDUNG
5.3.1 Ketentuan Fungsi Bangunan
Bangunan – bangunan di Kota Ternate diklasifikasikan sebagi berikut:
1. Menurut fungsinya, bangunan di Daerah Kota Ternate di klasifikasikan sebagai berikut:
a. Bangunan rumah tinggal dan sejenisnya
b. Bangunan pelayanan umum
c. Bangunan perdagangan dan jasa
d. Bangunan industri
e. Bangunan pergudangan
f. Bangunan perkantoran
g. Bangunan transportasi
h. Bangunan sosial
i. Bangunan pendidikan
j. Bangunan campuran
k. Bangunan lain-lain
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 21
2. Menurut umumnya, bangunan di daerah Kota Ternate diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Bangunan permanen
b. Bangunan semi permanen
c. Bangunan sementara
3. Menurut wilayahnya, bangunan diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Bangunan di kota klasifikasi I
b. Bangunan di kota klasifikasi II
c. Bangunan di kota klasifikasi III
d. Bangunan di kota kawasan khusus/tertentu
e. Bangunan di perdesaan
4. Menurut lokasi, bangunan diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Bangunan di tepi jalan utama
b. Bangunan di tepi jalan arteri
c. Bangunan di tepi jalan kolektor
d. Bangunan di tepi jalan lingkungan
e. Bangunan di tepi jalan desa
f. Bangunan di tepi jalan setapak
5. Menurut ketinggian, dibedakan menjadi:
a. Bangunan bertingkat rendah (1 s.d. 2 lantai)
b. Bangunan bertingkat sedang (3 s.d. 5 lantai)
c. Bangunan bertingkat tinggi (enam lantai keatas)
6. Menurut luasnya, dibedakan menjadi:
a. Bangunan dengan luas kurang dari 100 m2
b. Bangunan dengan luas 100 – 200 m2
c. Bangunan dengan luas 200 – 500 m2
d. Bangunan dengan luas 500 – 1000 m2
e. Bangunan dengan luas lebih dari 1000 m2
7. Menurut statusnya, dibedakan menjadi:
a. Bangunan pemerintah
b. Bangunan swasta
5.3.2 Persyaratan Bangunan Gedung
Persyaratan bangunan dan lingkungan di Kota Ternate, antara lain:
1. Setiap bangunan harus memiliki persyaratan teknis, persyaratan lingkungan dan
persyaratan hukum serta administrasi agar bangunan dapat dimanfaatkan sesuai
dengan fungsi yang ditetapkan
2. Fungsi bangunan yang dibangun harus sesuai dengan peruntukan lokasi yang telah
ditetapkan dalam rencana tata ruang
3. Perletakan bangunan pada lokasi harus digambarkan pada gambar situasi. Gambar
situasi perletakan bangunan harus memuat penjelasan tentang:
a. Bentuk kapling/pekarangan yang sesuai dengan peta badan pertanahan nasional
b. Fungsi bangunan
c. Nama jalan menuju kapling dan sekeliling kapling
d. Peruntukan bangunan sekeliling kapling
e. Letak bangunan sesuai dengan kapling
f. Koefisien dasar bangunan
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 22
g. Koefisien dasar hijau
h. Garis sempadan bangunan
i. Arah mata angin
j. Arah angin rata-rata
k. Skala gambar
Garis sempadan bangunan diatur sebagai berikut:
1. Garis sempadan pondasi bangunan terluar yang sejajar dengan as jalan (rencana
jalan), tepi sungai/tepi pantai ditentukan berdasarkan lebar jalan/rencana jalan/lebar
sungai/kondisi pantai, fungsi jalan dan peruntukan kapling kawasan
2. Letak garis sempadan pondasi bangunan terluar sebagaimana dijelaskan pada poin 1
diatas, bilamana tidak ditentukan adalah separuh lebar daerah milik jalan (damija)
dihitung dari tepi jalan pagar
3. Letak garis sempadan pondasi bangunan terlaur seperti yang dije;askan pada poin 1,
untuk daearah pantai bilaman tidak ditentukan adalah 100 m dari garis pasang tertinggi
pada pantai tersebut.
4. Untuk lebar jalan/ sungai yang kuarang dari 5 meter, latak sempadan adalah 2,5,
meterdihitung dari tepi jalan/pagar
5. Letak garis sempadan pondasi bangunan terluar pada bangunan samping yang
berbatasan dengan tetangga bilamana tidak ditentukan adalah minimal 2 meter dari
batas kapling atau atas dasar kesepakatan dengan tetangga yang saling berdekatan
6. Letak garis sempadan pondasi bangunan terluar pada bagian belakang yang
berbatasan dengan tetangga bilamana tidak ditentukan adalah minimal 2 meter dari
batas kapling atau atas dasar kesepakatan dengan tetangga yang saling berbatasan
7. Garis sempadan pagar terluar yang berbatasan dengan jalan ditentukan/ berhimpit
dengan batas terluar daerah milik jalan
8. Garis pagar disudut persimpangan jalan ditentukan dengan serong/ lengkungan atas
dasar fungsi dan perdana jalan
9. Pagar yang berbatasan dengan jalan ditentukan minimal 1,5 meter dari permukaan
dengan bentuk transparan atau tembus pandang
10. Garis sempadan jalan masuk ke kapling bilamana tidak ditentukan lain adalah berhimpit
dengan batas terluar garis pagar
11. Pembuatan jalan masuk harus mendapat izin dari dinas tata kota ternate
12. Teras / balkon tidak dibenarkan diberi dinding sebagai ruang tertutup
13. Balkon bangunan tidak dibenarkan mengarah/mengahadap kek kapling tetangga
14. Garis terluar balkon bangunan tidak dibenarkan melewati batas pekarangan yang
berbatasan dengan tetangga
15. Garis terluar suatu tiris/oversteck yang mengahdap ke arah tetangga tidak dibenarkan
melewati batas pekarangan yang berbatsan dengan tetangga
Jarak antara bangunan:
1. Jarak antara massa/blok bangunan satu lantai yang satu dengan yang lainnya dalam
satu kapling atau antara kapling minimum adalah 4 meter
2. Setiap bangunan umum harus mempunyai jarak massa/blok bangunan dengan
bangunan di sekitarnya sekurang-kurangnya 6 meter dan 3 meter dengan batas kapling
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 23
3. Untuk bangunan bertingkat setiap kenaikan satu lantai jarak antara massa/blok
bangunan yang satu dengan yang lain ditambah dengan 0,5 meter
Koefisien dasar bangunan diatur sebagai berikut:
1. Koefisien dasar bangunan (KDB) ditentukan atas dasar kepentingan pelestarian
lingkungan / resapan air permukaan tanah dan pencegahan terhadap bahaya
kebakaran, kepentingan ekonomi, fungsi peruntukan, fungsi bangunan, keselamatan
dan kenyamanan bangunan.
2. Ketentuan besarnya KDB sebagaimana yang dijelaskan diatas disesuaikan dengan
Rencana Teknis Tata Ruang Kota atau sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku
3. Setiap bangunan umum apabila tidak ditentukan lain, ditentukan KDB maksimum 60%
Koefisien Lantai Bangunan (KLB) ditentukan sebagai berikut:
1. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) ditentukan atas dasar kepentingan pelestarian
lingkungan / resapan air permukaan tanah dan pencegahan terhadap bahaya
kebakaran, kepentingan ekonomi, fungsi peruntukan, fungsi bangunan, keselamatan
dan kenyamanan bangunan
2. Ketentuan besarnya KLB sebagaimana dimaksud diatas, disesuaikan dengan Rencana
Tata Ruang Kota atau sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku
Koefisien Dasar Hijau (KDH) diataur sebagai berikut:
1. Koefisien Dasar Hijau (KDH) ditentukan atas dasar kepentingan pelestarian lingkungan /
resapan air permukaan tanah
2. Ketentuan besarnya KDH yang dimaksud disesuaikan dengan Rencana Tata Ruang
Kota atau sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
3. Setiap bangunan umum apabila tidak ditentukan lain, ditentukan KDH minimum 30%
Ketinggian Bangunan diatur sebagai berikut:
1. Ketinggian bangunan ditentukan sesuai dengan rencana tata ruang
2. Untuk masing-masing lokasi yang belum dibuat tata ruangnya, ketinggian maksimum
bangunan ditetapkan oleh Dinas Tata Kota dengan mempertimbangkan lebar jalan dan
fungsi bangunan, keselamatan serta keserasian dengan lingkungannya.
5.4. ARAHAN RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN (RTBL)
5.4.1. RTBL Kawasan Bastiong
5.4.1.1. Program Bangunan dan Lingkungan
Program bangunan dan lingkungan merupakan penjabaran lebih lanjut dari
perencanaan dan peruntukan lahan yang telah ditetapkan untuk kurun waktu tertentu, yang
memuat jenis, jumlah, besaran, dan luasan bangunan gedung, serta kebutuhan ruang
terbuka hijau, fasilitas umum, fasilitas sosial, prasarana aksesibilitas, sarana pencahayaan,
dan sarana penyehatan lingkungan, baik berupa penataan prasarana dan sarana yang
sudah ada maupun baru. Penyusunan program bangunan dan lingkungan kawasan
Bastiong dilakukan melalui analisis kawasan Bastiong dan wilayah perencanaan
disekitarnya termasuk mengenai dampak lingkungan, analisis pengembangan
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 24
pembangunan berbasis potensi kawasan Bastiong itu sendiri serta peran serta masyarakat
sehingga menghasilkan program bangunan dan lingkungan konsep dasar perancangan tata
bangunan dan lingkungan.
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 25
Tabel.5.5 Program Bangunan dan Lingkungan RTBL Kwasan Bastiong
zona Blok Indikasi program Kegiatan
Zona
perdagangan
Blok I, Blok III,
Blok IV dan
Blok V
Peningkatan kualitas koridor jalan
Bastiong Raya
Penataan trotoar
Peningkatan kualitas jalan lingkungan
Program pengendalian PKL
Peningkatan kualitas gerbang Bastiong
sebagai pintu masuk pusat
perdagangan BWK II
Penataan dan peningkatan kualitas bangunan (fasade )
Redesain pintu gerbang Bastiong
Redesain bangunan terminal
Penataan perparkiran off street
Merubah entrance dan exit terminal ke jalan inspeksi Bastiong
Penataan trotoar pada daerah terminal dan pasar (blok II)
Pembatasan PKL dengan sarana berdagang jenis bergerak (PKL
jenis permanen tidak diijinkan)
Penataan PKL sekitar terminal dan pasar dengan
mengintregasikannya dalam kompleks terminal
Pengadaan dan peningkatan infrastruktur pendukung seperti,
saluran drainase dan sistem persampahan Blok II Program pengendalian bangunan dan
lingkungan
Penataan sistem sirkulasi
Penataan PKL
Zona
permukiman
nelayan
Program peningkatan kualitas
lingkungan
Program peningkatan kualitas jalan
Program rehabilitasi permukiman
nelayan terapung.
Peningkatan kegiatan kenelayanan
Program pelestarian kawasan
Peningkatan kualitas perumahan nelayan dengan penataan
permukiman diatas air
Rehabilitasi perumahan dengan program aladin (atap, lantai,
dinding)
membuat perkerasan jalan sebagai akses masuk ke kawasan
pemukiman nelayan terapung
Peningkatan kualitas lingkungan dengan pembangunan MC
dengan septiktank komunal, pembuatan titian sebagai
penghubung antar unit rumah
Penyediaan sarana dan prasarana kenelayanan berupa dermaga
tambatan perahu dan fasilitas pengolahan dan penyimpanan ikan
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 26
Pembuatan jalur evakuasi terhadap
bencana tsunami
Sosialisasi kegiatan rehabilitasi dan pembentukan kelompok
kerja secara partisipatif
Bantuan modal nelayan
Memperjelas jalur evakuasi dengan memasang papan informasi
dan early warning system menuju jalur tsb.
Zona ruang
terbuka hijau
program gentrifikasi (peningkatan
vitalitas kawasan tanpa merubah
karakteristik fisik kawasan)
Penghijauan ruang terbuka yang tergenang melalui penimbunan
( air pasang tertinggi)
Perencanaan ruang terbuka dengan fungsi olahraga.
Penyediaan fasilitas penunjang olahraga seperti ruang tempat
kumpul, dan berteduh
Pembentukan jati diri Kota lama ternate dengan sculpture
Zona pelabuhan Blok I
Blok III
Peningkatan dan penataan bangunan
dan lingkungan.
Peningkatan kualitas jalan
Pembuatan jalur evakuasi terhadap
bencana tsunami.
Reklamasi pantai untuk pembangunan jalur jalan penghubung
antara pelabuhan fery dan pelabuhan Nusantara
Pembangunan jalur pejalan yang mempertimbangkan pengguna
dengan keterbatasan fisik (kursi roda, tongkat, orang tua)
Reklamasi pantai yang difungsikan sebagai ruang terbuka (plaza,
RTH) dan fasilitas pelabuhan
Mengoptimalkan jalur sirkulasi menuju pelabuhan Fery dari dua
jalur sirkulasi menjadi satu jalur
Sosialisasi program penataan dan relokasi PKL dari jalan masuk
pelabuhan ke dalam kawasan pasar lama dan ke kompleks
terminal
Redesign bangunan dan dermaga di pelabuhan Nusantara
Merancang pintu gerbang menuju pelabuhan Ferry yang
memberikan ciri Kota Ternate
Sosialisasi evakuasi bencana tsunami
Memperjelas jalur evakuasi dengan memasang papan informasi
dan early warning system menuju jalur tsb
Blok II Peningkatan dan penataan bangunan
dan lingkungan.
Peningkatan kualitas jalan
program Relokasi pedagang kaki
lima(PKL)
Pembuatan jalur evakuasi terhadap
bencana tsunami.
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 27
Zona
permukiman
Blok I
program pendekatan KIP kampoeng
improvement project ( peningkatan
kualitas kawasan padat melalui
peningkatan sarana dan prasarana )
Pengawasan dan penataan terhadap pertumbuhan permukiman
Sosialisasi Manajemen hunian sehat pada kawasan permukiman
padat
Penataan ulang bangunan sepanjang kanaL dengan
mengarahkan pot dan tanaman hijau disetiap rumah dengan
kanal sebagai halaman depan
Penataan perumahan diatas air
Peningkatan kualitas jalan lingkungan dan setapak
Penyediaan jalur pejalan dan jalur hijau
Peningkatan prasarana lingkungan dengan peningkatan kualitas
air bersih, penanganan masalah persampahan, dan perbaikan
saluran drainase
Blok II Peningkatan kualitas bangunan dan
lingkungan sekitar kanal
Program Pengendalian pembangunan
Peningkatan kualitas jalan
Blok III Program pengendalian pembangunan
Peningkatan kualitas jalan
Zona pembuatan
perahu
Program preservasi, Peningkatan
Kualitas Lingkungan Kawasan
Peningkatan Vitalitas Ekonomi
Kawasan
Penataan dan pengendalian permukiman diatas air
Pembentukan image kawasan dengan penataan ruang bagi
kegiatan usaha pembuatan perahu berbasis ekonomi kerakyatan
Penyediaan prasarana peluncuran perahu.
Peningkatan kualitas lingkungan dengan pembangunan MC
dengan septiktank komunal
Bantuan modal terhadap kegiatan usaha pembuatan perahu
Zona historis Program Preservasi konservasi dan
rehabilitasi kawasan benteng
Kalumata.
Peningkatan dan penataan bangunan
benteng Kalumata
Peningkatan kualitas lingkungan
Pembuatan breakwater, rehabilitasi papan sebagai sumber
informasi, penggantian material untuk jalur pejalan
Penataan view kawasan dan ruang terbuka sekitar kawasan
Perencanaan fasilitas dermaga wisata air
Penyediaan gazebo sebagai tempat istirahat
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 28
5.4.1.2. Rencana Umum dan Panduan Rancangan
Panduan perancangan kawasan merupakan penjelasan lebih rinci atas konsep
perancangan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Panduan bersifat mengikat
elemen perancangan yang ada pada tiap zona perencanaan, agar dihasilkan ketentuan
sebagai upaya mencapai visi pembangunan kawasan RTBL Kawasan Bastiong Kota
Ternate.
Tabel 5.6. Panduan Zona Perdagangan, Blok 1 Jalan Raya Bastiong (Sumber: RTBL Kws.
Bastiong, 2008) No. Elemen Perancangan Aturan Wajib Aturan Anjuran
1. Peruntukan Lahan (makro) Perdagangan sarana dan prasarana
Perumahan
perkantoran
2. Pemanfaatan Ruang (mikro) Hunian Kegiatan pedagang informal di sore dan malam hari Hunian dan warung
Toko kantor
Ruang pedagang informal(PKL) 3. Lahan/kavling Luas kavling 200-300 m
2 Bentuk kavling memanjang ke
belakang 4. Luas Lantai Minimum 50 m
2, lebar minimum 6
m Jenis rumah menengah
5. KDB Hunian : maks 60% Maks 60%dari luas persil
Toko : maks 70% Maks 70% dari luas persil kantor :maks 40% Maks 40% dari luas persil
6. KLB Hunian : maks 1,8 Maks 1,8 Toko : maks 2,8 Maks 2,8
kantor : maks 1,2 Maks 1,2
7. Ketinggian Bangunan Hunian : maks 3 lantai Maks 3 lantai
Toko : Maks 4 lantai Maks 4 lantai Kantor : maks 3 lantai maks 3 lantai
8. Arahan Bentuk bangunan Rumah deret dan rumah bertingkat tunggal
Bangunan perdagangan: Bangunan deret.
Hunian : rumah bertingkat tunggal.
9. GSB Minimal ¼ ROW Sesuai eksisting
10. Jarak Bebas Samping Minimum 1 m Minimum 2m 11. Orientasi Bangunan Ke jalan titian
12. parkir Off street 13. Jalur pejalan lebar 1,5 m, tinggi +20 cm dari
jalan Terbuat dari paving blok.
Lebar 1 m
Memudahkan pejalan, difabel (keterbatasan fisik, orang cacat, orang tua)
14. Entrance dan exit kavling atau blok bangunan
Tidak membuat jalur pejalan terputus
Kemiringan 2-5% dan tinggi trotoar minimum 0,05m untuk memudahkan jalur masuk pemilik rumah
15. RTH/Jalur hijau di sisi Jalan Raya Bastiong
Menyediakan jalur hijau
Pengadaan pot bunga pada sepanjang jalan
16. Tata informasi (signage) Tidak merintangi akses pejalan dan pengendara
Signage berupa rambu dan papan informasi dan pintu gerbang
17. Perlengkapan jalan (street furniture) Menyediakan TPS, lampu jalan, telepon umum
Lampu jalan dapat ditempatkan pada pinggir jalan/bahu jalan
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 29
Dapat didesain terpadu 18. Air bersih Hidran Umum 50 KK perpipaan dengan SR bagi
keluarga mampu
Penempatan hidran pada interval 100-300m
19. Kran Kebakaran 1 kran/ 100m 20. Drainase Peningkatan kinerja saluran.
Untuk drainase tertutup dilengkapi dengan 2 pipa pembuangan/ 1,00m
Diameter pipa 10 cm
21. Persampahan 1 kontainer sebagai TPS
pengelolaan sampah secara 3R
Penempatan bak/tong sampah dengan secara teratur di tepi trotoar dengan jarak + 40 meter
22. Listrik 1 lampu jalan/ 20m di antara jalur hijau
Lampu pejalan 5-10 m
Tabel 5.7. Panduan Zona Perdagangan, Blok 2 Area Jalan Masuk Terminal (Sumber: RTBL Kws. Bastiong, 2008) No Elemen Perancangan Aturan Wajib Aturan Anjuran
1. Peruntukan Lahan (makro) Perdagangan sarana transportasi perumahan
perkantoran
2.
Pemanfaatan Ruang (mikro) Hunian Penyediaan ruang bagi pedagang informal (PKL) di dalam kompleks pasar dan terminal
terminal Toko Retail,outlet pasar kantor
Pedagang informal (PKL)
3. Lahan/kavling Luas kavling 100-200 m² Bentuk kavling memanjang ke belakang
4. Luas Lantai Minimum 50 m2, lebar minimum 6 m Jenis rumah menengah
5. KDB Hunian : maks 60% Maks 60%dari luas persil
Toko : 70% Maks 70%dari luas persil Pasar :maks 40% Sesuai eksisting
Kantor :maks 40% Maks 40% dari luas persil
Terminal :maks 20%
6.
KLB Hunian : maks 1,8 Maks 1,8
Toko : maks 2,8 Maks 2,8 Pasar :maks 0,8 Maks 0,8
kantor : maks 1,2 Maks 1,2 Terminal : maks 0,4 maks 0,4
7. Ketinggian Bangunan Hunian : maks 2 lantai Maks 2 lantai Toko : Maks 4 lantai Maks 4 lantai
Pasar : maks 2 lantai Maks 2 lantai
Kantor : maks 3 lantai Maks 3 lantai Teminal : maks 2 lantai maks 2 lantai
8.
Arahan Bentuk bangunan Rumah deret dan rumah bertingkat tunggal
Bangunan perdagangan: Bangunan deret. Hunian : rumah bertingkat tunggal.
9. GSB Minimal ¼ ROW Sesuai eksisting 10. Jarak Bebas Samping Minimum 3 m Minimum 2m
11. Orientasi Bangunan Ke jalan Ke jalan
Parkir Off strreet
12. Jalur pejalan lebar 1,5 m, tinggi +20 cm dari jalan Terbuat dari paving stone atau paving blok beton
Lebar jalur 1,2 m
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 30
Memudahkan pejalan, difabel (keterbatasan fisik, orang cacat, orang tua)
13. Entrance dan exit kavling atau blok bangunan
Tidak membuat jalur pejalan terputus Kemiringan 2-5% dan tinggi trotoar minimum 0,05m untuk memudahkan jalur masuk pemilik rumah
14. RTH/Jalur hijau Menyediakan jalur hijau
Penatan RTH pada area terminal dan pasar jenis pohon peneduh (angsana atau akasiana),pengarah (palem) dan tanaman hias
15. Tata informasi (signage) Tidak merintangi akses pejalan dan pengendara
Signage berupa rambu dan papan informasi dan pintu gerbang
16.
Perlengkapan jalan (street furniture)
Menyediakan TPS, lampu jalan, hydrant
Lampu jalan dapat ditempatkan pada pinggir jalan/bahu jalan
Dapat didesain terpadu
17. Air bersih Hidran Umum 50 KK Perpipaan dengan SR bagi keluarga mampu
Penempatan hidran pada interval 100-300m
18. drainase Peningkatan kinerja saluran. Untuk drainase tertutup dilengkapi dengan 2 pipa pembuangan/ 1,00m
Diameter pipa 10 cm
19. Kran Kebakaran 1 kran/ 200m
20. Persampahan 1 kontainer sebagai TPS
Penyediaan kontainer sampah pada area pasar inpres.
pengelolaan sampah secara 3R Penempatan bak/tong sampah dengan secara teratur di tepi trotoar dengan jarak + 40 meter
21. Listrik 1 lampu jalan/ 20m di antara jalur hijau
Lampu pejalan 5-10 m
Tabel 5.8 . Panduan Zona Perdagangan Blok 3 Berbatasan Dengan Zona Permukiman No Elemen Perancangan Aturan Wajib Aturan Anjuran
1. Peruntukan Lahan (makro) Perdagangan dan perumahan
2. Pemanfaatan Ruang (mikro) Hunian, Toko
3. Lahan/kavling Luas kavling 200-300 m2 Bentuk kavling memanjang ke belakang
4. Luas Lantai Minimum 50 m2, lebar minimum 6 m Jenis rumah menengah
5. KDB Hunian : maks 60% Maks 60%dari luas persil
Toko : maks 70% Maks 70% dari luas persil 6. KLB Hunian : maks 1,8 Maks 1,8
Toko : maks 2,8 Maks 2,8 7. Ketinggian Bangunan Hunian : maks 3 lantai Maks 3 lantai
Toko : Maks 4 lantai Maks 4 lantai
8. Arahan Bentuk bangunan Rumah deret dan rumah bertingkat tunggal
Bangunan perdagangan: Bangunan deret.
Hunian : rumah bertingkat tunggal.
9. GSB Minimal ¼ ROW Sesuai eksisting
10. Jarak Bebas Samping Minimum 1 m Minimum 2m
11. Orientasi Bangunan Ke jalan titian
12. parkir Off street
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 31
14. Entrance dan exit kavling atau blok bangunan
Tidak membuat jalur pejalan terputus
15. RTH/Jalur hijau di sisi Jalan Raya Bastiong
Menyediakan jalur hijau
Pengadaan pot bunga pada sepanjang jalan
16. Tata informasi (signage) Tidak merintangi akses pejalan dan pengendara
17. Perlengkapan jalan (street furniture)
Menyediakan TPS, lampu jalan, telepon umum
Dapat didesain terpadu
18. Air bersih Hidran Umum 50 KK Perpipaan dengan SR bagi keluarga mampu Penempatan hidran pada interval 100-300m
19. Kran Kebakaran 1 kran/ 200m
20. Drainase Terbuka, menerus, pembersihan dan peningkatan kinerja saluran.
Untuk lebar jalan terbatas, saluran drainase tertutup untuk pejalan kaki
21. Persampahan 1 kontainer sebagai TPS
pengelolaan sampah secara 3R
Penempatan bak/tong sampah dengan secara teratur di tepi trotoar dengan jarak + 40 meter
23. Listrik 1 lampu jalan/ 20m
Tabel 5.9 Panduan Zona Perdagangan, Blok 4. Permukiman Terletak pada Jalan Bastiong Raya No. Elemen Perancangan Aturan Wajib Aturan Anjuran
1.
Peruntukan Lahan (makro) Perumahan perdagangan
2. Pemanfaatan ruang (mikro) Hunian Jalur hijau Hunian dan warung
3. Lahan/kavling Luas kavling 200-300 m2 Bentuk kavling memanjang ke belakang
4. Luas lantai Minimum 50 m2, lebar
minimum 6 m Jenis rumah menengah
5. Bentuk Bangunan Rumah deret 6. KDB Maks 60% Maks 60% 7. KLB Maks 1,8 Maks 1,8 8. Ketinggian bangunan Maks 3 lantai Maks 3 lantai 9. GSB Minimal ¼ ROW Sesuai eksisting 10. Jarak bebas samping Minimum 11. Orientasi bangunan Menghadap ke jalan Menghadap ke jalan 12. Entrance dan exit kavling atau blok
bangunan Tidak membuat jalur pejalan terputus
Kemiringan 2-5% dan tinggi trotoar minimum 0,05m untuk memudahkan jalur masuk pemilik rumah
13.
Jalur pejalan Menyediakan trotoar dengan lebar efektif minimum 2 m, tinggi 0.25 m, diatas jaringan drainase, ditutup dengan beton dan grill
Trotoar dirancang berpola menarik dan bertekstur Memudahkan pejalan, difabel (keterbatasan fisik, orang cacat, orang tua)
14. Parkir di sisi Jalan Menyediakan minimum 1 ruang parkir mobil setiap 100 m
2/luas lantai
On street
15.
RTH/Jalur hijau Menyediakan jalur hijau Pengadaan pot bunga pada sepanjang jalan dan penanaman pohon
Pohon tak merintangi aktivitas berjalan
Jenis pohon peneduh
16. Tata informasi (signage) Tidak merintangi akses pejalan dan pengendara
Signage berupa rambu dan papan informasi, bukan reklame
17. 18.
Perlengkapan jalan (street furniture) Menyediakan bak sampah komunal, lampu jalan, hydrant
Telepon umum disediakan
Dapat didesain terpadu 19. Cuci Kakus Septiktank komunal (5-10
rumah/ septiktank) bagi yang belum mempunyai WC
Sosialisasi rumah sehat
20. Air Bersih Hidran Umum 50 KK Penempatan hidran pada interval 100-300m
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 32
Peningkatan debit air
21. Drainase Peningkatan kinerja saluran. Untuk drainase tertutup dilengkapi dengan 2 pipa pembuangan/ 1,00m
Diameter pipa 10 cm
22. Kran kebakaran 1 kran/ 200 m 23. Persampahan 1 Kontainer/ TPS untuk
lingkungan permukiman dengan jalan setapak
Pengelolaan 3 R oleh Masyarakat
24. Listrik 1 lampu jalan/ 20m di antara jalur hijau Lampu pejalan 5-10 m
Tabel 5.10 . Panduan Zona Permukiman Nelayan Terapung No. Elemen Perancangan Aturan Wajib Aturan Anjuran
1.
Peruntukan Lahan (makro)
Perumahan Pengembangan usaha yang bertumpu pada RT sarana dan prasarana
2. Pemanfaatan ruang (mikro)
Rumah terapung Rehabilitasi perumahan dengan program aladin (atap, lantai, dinding) Hunian dan warung
Dermaga Pembuatan tempat pegolahan dan penyimpanan ikan Pembuatan tempat pusat kegiatan sosial
3. Lahan/kavling Lebar minimum 10.00 m Bentuk kavling memanjang ke belakang 4. Luas lantai Minimum 50 m
2, lebar minimum 6 m Jenis rumah menengah
Luas lantai rumah 7x12 m 5. Bentuk Bangunan Rumah Panggung 6. KDB Maksimum 40% Sesuai eksisting 7. KLB Maksimum 0.4 Sesuai eksisting 8. Ketinggian bangunan Maksimum 1 lantai Maksimum 1 lantai 9. Elevasi/ tinggi panggung
bangunan Minimum 1,50-2,00 m Sesuai garis pasang air laut tertinggi
10. GSB Minimum 2.00 m 3 m 11. Jarak bebas samping Minimum 4.00 m 6 m 12. Orientasi bangunan Menghadap ke jalan titian 13. Titian penghubung blok
bangunan lebar minimum 1,50 m, tinggi 1,00-1,50 (sesuai tinggi panggung bangunan)
titian dirancang berpola menarik dan bertekstur dengan jarak 3 m
Memudahkan pejalan, difabel (keterbatasan fisik, orang cacat, orang tua)
14. Entrance dan exit kavling atau blok bangunan
Tidak membuat jalur pejalan terputus
15.
RTH/Jalur hijau di sisi Jalan Dermaga
Menyediakan jalur hijau Jenis pohon pengarah, tinggi, dan melebar.
Pohon tak merintangi aktivitas berjalan Penataan jalur hijau disepanjang kawasan pesisir pantai
16. Tata informasi (signage) Tidak merintangi akses pejalan dan pengendara
Signage berupa rambu dan papan informasi
17. Perlengkapan jalan (street furniture)
Menyediakan bak sampah, lampu jalan, Shelter, Telepon umum, kran kebakaran
Perlengkapan jalan didesain terpadu
18. 19.
Cuci Kakus Septiktank komunal (5-10 rumah/ septiktank)
Dilengkapi dengan jaringan pipa primer dan sekunder (diameter pipa 12 inci)
Sosialisasi rumah sehat
20. Air bersih HU untuk 50 KK Penempatan hidran pada interval 100-300m
Peningkatan kualitas dan kuantitas air bersih
21. Kran Kebakaran 1 kran/ 200m
22. Persampahan 1 Kontainer sebagai TPS
23. Listrik 1 lampu/ 20m Lampu jalan dengan jarak 10 m
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 33
Tabel 5.11 . Panduan Zona Ruang Terbuka Hijau Blok 1 No. Elemen Perancangan Aturan Wajib Aturan Anjuran
1. Peruntukan Lahan (makro) Ruang Terbuka Hijau
Sarana dan prasarana
2. Pemanfaatan Ruang (mikro) Lapangan olahraga Pembuatan sculpture sebagai landmark Kota Ternatr
Tata hijau, pepohonan, tanaman hias/peneduh, jalur hijau
Jalur terbuka perkerasan
Plaza/ruang kumpul warga
3. Orientasi Bangunan dan aktivitas Aktivitas pada ruang terbuka memusat sesuai fungsinya
Berpusat di lapangan
4. Jalur pejalan lebar 1,5 m, tinggi +20 cm dari jalan Terbuat dari paving stone atau paving blok
Memudahkan pejalan, difabel (keterbatasan fisik, orang cacat, orang tua)
5. Ruang terbuka/tata hijau Menyediakan jalur hijau Penghijauan ruang terbuka yang tergenang melalui penimbunan ( air pasang tertinggi) Pohon tak merintangi aktivitas berjalan
Penanam pohon peneduh di area ruang terbuka hijau
6. Parkir di sisi Jalan Menyediakan minimum 1 ruang parkir mobil setiap 100 m
2/luas lantai
Menyiapkan lahan cadangan pada lahan seberang jalan untuk menampung parkir (off street) pada saat evant tertentu.
7. Tata informasi (signage) Tidak merintangi akses pejalan dan pengendara
Signage berupa rambu dan papan informasi, bukan reklame
8. Perlengkapan jalan (street furniture)
Menyediakan TPS, kursi taman, lampu jalan, hydrant
Lampu jalan dapat ditempatkan pada pinggir jalan/bahu jalan
Dapat didesain terpadu
9. Drainase Terbuka, menerus, khususnya untuk lingkungan tergenang
Lengkapi dengan sumur tangkapan pasir/tanah
10. Persampahan 1 kontainer sebagai TPS
11. Listrik 1 lampu jalan/ 20m di antara jalur hijau
Lampu pejalan 5-10 m
Tabel 5.12 . Panduan Zona Pelabuhan Blok 1, Pelabuhan Perikanan dan TPI No. Elemen Perancangan Aturan Wajib Aturan Anjuran
1. Peruntukan Lahan (makro) Komersial Pembuatan jalur reklamasi sarana dan prasarana
2. Pemanfaatan Ruang (mikro) TPI
dermaga tempat bongkar muat orang dan barang talud penahan abrasi.
3. Lahan/kavling Luas kavling 200-300 m
2
4. Luas Lantai
5. Bentuk Bangunan permanen
6. KDB TPI : maks 30% maks 30%
7. KLB TPI : maks 0,3 TPI : maks 0,3
8. Ketinggian Bangunan TPI : maks 1 lantai Maks 1 lantai
9. GSB Minimal ¼ ROW
10. Orientasi Bangunan Ke laut Ke laut
11. RTH/Jalur hijau Menyediakan jalur hijau
Pohon tak merintangi aktivitas berjalan
12. parkir Menyediakan minimum 1 ruang parkir mobil setiap 100 m
2/luas
lantai
Kantong parkir
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 34
13. Jalur pejalan lebar 1,5 m, tinggi +20 cm dari jalan
Terbuat dari pavin blok.
Lebar 1,2 m
Memudahkan pejalan, difabel (keterbatasan fisik, orang cacat, orang tua)
14. RTH/Jalur hijau Menyediakan jalur hijau
Pengadaan pot bunga pada sepanjang jalan dan penanaman pohon
Pohon tak merintangi aktivitas berjalan
jenis pohon pengarah, tinggi, dan melebar
15. Tata informasi (signage) Tidak merintangi akses pejalan dan pengendara
Signage berupa rambu, pintu gerbang dan papan informasi bencana
16. Perlengkapan jalan (street furniture)
Menyediakan TPS, lampu jalan, hydrant
penempatan lampu penerang di sisi dermaga Dapat didesain terpadu
17. Talud penahan abrasi Tinggi 5 m
18. Air bersih Hidran Umum 50 KK
19. Kran Kebakaran 1 kran/ 200m
20. Persampahan 1 kontainer sebagai TPS
21. Listrik 1 lampu jalan/ 20m di antara jalur hijau
Lampu pejalan 5-10 m
Tabel 5.13. Panduan Blok 2. Zona Pelabuhan, Pelabuhan Nusantara dan Perumahan Pelindo No. Elemen Perancangan Aturan Wajib Aturan Anjuran
1. Peruntukan Lahan (makro) Komersial perumahan sarana dan prasarana
Pembuatan jalur reklamasi
2. Pemanfaatan Ruang (mikro) Hunian Pedagang informal/ PKL yang ada pada area jalan masuk pelabuhan (dipindahkan ke dalam kawasan pasar lama dan ke kompleks terminal
Warung/kios
terminal dan dermaga
pedagang informal(PKL)
3. Lahan/kavling Luas kavling 200-300 m2
4. Luas Lantai 5. Bentuk Bangunan permanen 6. KDB Hunian: maks 50% Hunian: maks 50%
Toko : maks 40% Toko : maks 40% Terminal : maks 20% Terminal : maks 20%
7. KLB Hunian : maks 1 Hunian : maks 1
Toko : maks 2,8 Toko : maks 2,8 Terminal :maks 0,4 Terminal :maks 0,4
8. Ketinggian Bangunan Hunian : maks 2 lantai Hunian : maks 2 lantai
Toko : maks 4 lantai Toko : maks 4 lantai Terminal : maks 2 lantaii Terminal: maks 2 lantaii
9. GSB Minimal ¼ ROW Sesuai eksisiting
10. Jarak Bebas Samping
11. Orientasi Bangunan Ke jalan Ke jalan
12. Parkir Menyediakan minimum 1 ruang parkir mobil setiap 100 m
2/luas lantai
Kantong parker
13. RTH/Jalur hijau di sepanjang jalan lingkungan dan pelabuhan
Menyediakan jalur hijau Pengadaan pot bunga pada sepanjang jalan dan penanaman pohon peneduh pada area sekitar pelabuhan
Pohon tak merintangi aktivitas berjalan
14. Jalur pejalan lebar 1,5 m, tinggi +20 cm dari jalan Terbuat dari pavin blok.
Lebar 1,2 m
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 35
Memudahkan pejalan, difabel
15. Tata informasi (signage) Tidak merintangi akses pejalan dan pengendara
Signage berupa rambu,papan reklame, pintu gerbang dan papan informasi bencana
16. Perlengkapan jalan (street furniture)
Menyediakan TPS, lampu jalan, lampu taman, hydrant
penempatan lampu penerang di sisi dermaga Dapat didesain terpadu
17. Talud penahan abrasi Tinggi 3 m Tinggi 5 m
18. Air bersih Hidran Umum 50 KK Perpipaan dengan SR bagi keluarga mampu
Peningkatan kualitas dan kuantitas air bersih
19. Cuci Kakus Septiktank komunal (5-10 rumah/ septiktank) bagi yang belum mempunyai WC
Sosialisasi rumah sehat
20. Drainase Peningkatan kinerja saluran. Untuk drainase tertutup dilengkapi dengan 2 pipa pembuangan/ 1,00m
Diameter pipa 10 cm
21. Persampahan 1 kontainer sebagai TPS
Jarak TPS 500 m dari permukiman dan akses mudah untuk mobil pengangkut
22. Listrik 1 lampu jalan/ 20m di antara jalur hijau
Lampu pejalan 5-10 m
Tabel 5.14. Panduan Zona Pelabuhan, Blok 3. Pelabuhan Fery No Elemen Perancangan Aturan Wajib Aturan Anjuran
1. Peruntukan Lahan (makro) sarana dan prasarana Pembuatan jalur reklamasi 2. Pemanfaatan Ruang (mikro) Hunian
Dermaga
terminal penumpang warung/kios
3. Lahan/kavling Luas kavling 200-300 m2
4. Luas Lantai
5. Bentuk Bangunan permanen
6. KDB Terminal : maks 20% Terminal : maks 20%
Kantor : maks 40% Kantor : maks 40% Warung/kios : maks 40% Warung/kios : maks 40%
7. KLB Terminal : maks 0,4 Terminal : maks 0,4
Kantor : maks 1,2 Kantor : maks 1,2 Warung/kios : Warung/kios :
8. Ketinggian Bangunan Terminal : maks 2 lantai Terminal : maks 2 lantai Kantor : maks 3 lantai Kantor : maks 3 lantai Warung/kios : Warung/kios :
9. GSB Minimal ¼ ROW Sesuai eksisting
10. Jarak Bebas Samping Minimum 1 m
11. Orientasi Bangunan Ke laut
12. RTH/Jalur hijau di sekitar area pelabuhan
Menyediakan jalur hijau Pengadaan pot bunga pada sepanjang jalan dan penanaman pohon peneduh pada area sekitar pelabuhan
Pohon tak merintangi aktivitas berjalan
13. Jalur pejalan lebar 1,5 m, tinggi +20 cm dari jalan Terbuat dari pavin blok.
Lebar 1,2 m Memudahkan pejalan, difabel (keterbatasan fisik, orang cacat, orang tua)
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 36
14. parkir Menyediakan minimum 1 ruang parkir mobil setiap 100 m
2/luas lantai
Kantong parkir
15. Tata informasi (signage) Tidak merintangi akses pejalan dan pengendara
Signage berupa rambu dan pintu gerbang
16. Perlengkapan jalan (street furniture) Menyediakan TPS, lampu jalan, hydrant penempatan lampu penerang di sisi dermaga Dapat didesain terpadu
17. Talud penahan abrasi Tinggi 3 m Tinggi 5 m
18. Air bersih Hidran Umum 50 KK
19. Kran Kebakaran 1 kran/ 200m
20. Persampahan 1 kontainer sebagai TPS
21. Listrik 1 lampu jalan/ 20m di antara jalur hijau
Lampu pejalan 5-10 m
Tabel 5.15 . Panduan Zona Permukiman, Blok 1. Area Permukiman Tepi Laut No Elemen Perancangan Aturan Wajib Aturan Anjuran
1. Peruntukan Lahan (makro) Perumahan Pembuatan jalur reklamasi 2. Pemanfaatan ruang (mikro) hunian
Hunian dan warung 3. Lahan/kavling Luas kavling < 100 m² Bentuk kavling memanjang ke
belakang 4. Luas lantai Minimum 50 m
2, lebar minimum 6 m Jenis rumah menengah
5. Bentuk Bangunan Rumah deret dan Rumah Panggung 6. KDB Maks 60% Maks 60% 7. KLB Maks 1,8 Maks 1,8 8. Ketinggian bangunan Maks 3 lantai Maks 3 lantai 9. GSB Minimal ¼ ROW Sesuai eksisting
10. Jarak bebas samping Minimum 11. Orientasi bangunan Menghadap ke jalan Menghadap ke jalan 12. Entrance dan exit kavling atau
blok bangunan Tidak membuat jalur pejalan terputus
14. Jalur pejalan Menyediakan trotoar dengan lebar efektif minimum 2 m, tinggi 0.25 m, diatas jaringan drainase, ditutup dengan beton dan grill
Trotoar dirancang berpola menarik dan bertekstur
Memudahkan pejalan, difabel (keterbatasan fisik, orang cacat, orang tua)
15. Parkir di sisi Jalan Menyediakan minimum 1 ruang parkir mobil setiap 100 m
2/luas lantai
16. RTH/Jalur hijau Menyediakan jalur hijau Pohon tak merintangi aktivitas berjalan
Pengadaan pot bunga dan penanaman pohon pada sepanjang jalan
17. Tata informasi (signage) Tidak merintangi akses pejalan dan pengendara
Signage berupa rambu dan papan informasi, bukan reklame
18. Perlengkapan jalan (street furniture)
Menyediakan bak sampah komunal, lampu jalan, hydrant
Telepon umum disediakan Dapat didesain terpadu
19. Cuci Kakus Septiktank komunal (5-10 rumah/ septiktank) bagi yang belum mempunyai WC
Sosialisasi rumah sehat
20. Air Bersih Hidran Umum 50 KK Penempatan hidran pada interval 100-300m Peningkatan debit air
21. Drainase Peningkatan kinerja saluran. Untuk drainase tertutup dilengkapi dengan 2 pipa pembuangan/ 1,00m
Diameter pipa 10 cm
22. Kran kebakaran 1 kran/ 200 m 23. Persampahan 1 Kontainer/ TPS untuk lingkungan
permukiman dengan jalan setapak Pengelolaan 3 R oleh Masyarakat
24. Listrik 1 lampu jalan/ 20m di antara jalur hijau
Lampu pejalan 5-10 m
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 37
Tabel 5.16. Panduan Zona Permukiman, Blok 2. Berbatasan Dengan Zona Komersil No Elemen Perancangan Aturan Wajib Aturan Anjuran
1. Peruntukan Lahan (makro) Perumahan Pembuatan jalur reklamasi sarana dan prasarana
2. Pemanfaatan ruang (mikro) Hunian
Hunian dan warung
pertokoan
3. Lahan/kavling Luas kavling 100-200 m² Bentuk kavling memanjang ke belakang
4. Luas lantai Minimum 50 m2, lebar minimum 6 m Jenis rumah menengah 5. Bentuk Bangunan Rumah deret dan rumah tunggal 6. KDB Hunian : Maks 60%
Toko : maks 70%
Hunian dan warung :
Hunian : Maks 60% Toko : maks 70%
Hunian dan warung : 7. KLB Hunian : Maks 1,2
Toko : maks 2,8
Hunian dan warung :
Hunian : Maks 1,2 Toko : maks 2,8
Hunian dan warung : 8. Ketinggian bangunan Hunian : maks 2 lantai Hunian : maks 2 lantai
Toko : maks 4 lanatai Toko : maks 4 lanatai Hunian dan warung : Hunian dan warung :
9. GSB Minimal ¼ ROW Sesuai eksisting 10. Jarak bebas samping Minimum 1 m
11. Orientasi bangunan Menghadap ke jalan 12. Entrance dan exit kavling atau
blok bangunan Tidak membuat jalur pejalan terputus Kemiringan 2-5% dan tinggi
trotoar minimum 0,05m untuk
memudahkan jalur masuk pemilik rumah
13. RTH/Jalur hijau Menyediakan jalur hijau
Pengadaan pot bunga pada sepanjang jalan
14. Tata informasi (signage) Tidak merintangi akses pejalan dan pengendara
Signage berupa rambu dan papan informasi, bukan reklame
15. Perlengkapan jalan (street furniture)
Menyediakan bak sampah komunal,
lampu jalan, hydrant
Dapat didesain terpadu
16. Cuci Kakus Septiktank komunal (5-10 rumah/ septiktank) bagi yang belum
Sosialisasi rumah sehat
17. Air Bersih Hidran Umum 50 KK Penempatan hidran pada interval
100-300m Peningkatan debit air
18. Drainase Peningkatan kinerja saluran. Untuk drainase tertutup dilengkapi
dengan 2 pipa pembuangan/ 1,00m
Diameter pipa 10 cm
19. Kran kebakaran 1 kran/ 200 m 20. Persampahan 1 Kontainer/ TPS untuk lingkungan
permukiman dengan jalan setapak Pengelolaan 3 R oleh Masyarakat
21. Listrik 1 lampu jalan/ 20m di antara jalur hijau
Tabel 5.17. Panduan Blok 3. Zona Permukiman, Berbatasan Dengan Pelabuhan Fery Bastiong No Elemen Perancangan Aturan Wajib Aturan Anjuran
1. Peruntukan Lahan (makro) Perumahan 2. Pemanfaatan ruang (mikro) hunian
Hunian dan warung 3. Lahan/kavling Luas kavling 100-200 m² Bentuk kavling memanjang ke
belakang
4. Luas lantai Minimum 50 m2, lebar minimum 6 m Jenis rumah menengah
5. Bentuk Bangunan Rumah deret dan Rumah Panggung 6. KDB Maks 60% Maks 60% 7. KLB Maks 1,8 Maks 1,8 8. Ketinggian bangunan Maks 3 lantai Maks 3 lantai 9. Elevasi/ tinggi panggung
bangunan Sesuai ethnis pemilik
10. GSB Minimal ¼ ROW Sesuai eksisting
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 38
11. Jarak bebas samping Minimum 1 m 12. Orientasi bangunan Menghadap ke jalan 13. Entrance dan exit kavling atau
blok bangunan Tidak membuat jalur pejalan terputus
14. Parkir di sisi Jalan Menyediakan minimum 1 ruang parkir mobil setiap 100 m
2/luas lantai
15. RTH/Jalur hijau Menyediakan jalur hijau Pengadaan pot bunga pada sepanjang jalan Pohon tak merintangi aktivitas berjalan
16. Tata informasi (signage) Tidak merintangi akses pejalan dan pengendara
Signage berupa rambu dan papan informasi, bukan reklame
17. Perlengkapan jalan (street furniture)
Menyediakan bak sampah komunal, lampu jalan, hydrant
Telepon umum disediakan Dapat didesain terpadu
18. Cuci Kakus Septiktank komunal (5-10 rumah/ septiktank) bagi yang belum mempunyai WC
Sosialisasi rumah sehat
19. Air Bersih Hidran Umum 50 KK Penempatan hidran pada interval 100-300m
Peningkatan debit air
20. Drainase Peningkatan kinerja saluran. Untuk drainase tertutup dilengkapi dengan 2 pipa pembuangan/ 1,00m
Diameter pipa 10 cm
21. Kran kebakaran 1 kran/ 200 m 22. Persampahan 1 Kontainer/ TPS untuk lingkungan
permukiman dengan jalan setapak Pengelolaan 3 R oleh Masyarakat
23. Listrik 1 lampu jalan/ 20m di antara jalur hijau
Tabel 5.18. Panduan Zona Permukiman, Blok 4. Berbatasan Dengan Zona Historis No. Elemen Perancangan Aturan Wajib Aturan Anjuran
1. Peruntukan Lahan (makro) Perumahan 2. Pemanfaatan ruang (mikro) hunian
Hunian dan warung 3. Lahan/kavling Luas kavling 100-200 m² Bentuk kavling memanjang ke
belakang
4. Luas lantai Minimum 50 m2, lebar minimum 6 m Jenis rumah menengah
5. Bentuk Bangunan Rumah deret 6. KDB Maks 60% Maks 60% 7. KLB Maks 1,8 Maks 1,8 8. Ketinggian bangunan Maks 3 lantai Maks 3 lantai 9. GSB Minimal ¼ ROW Sesuai eksisting 10. Jarak bebas samping Minimum 1 m 11. Orientasi bangunan Menghadap ke jalan 12. Entrance dan exit kavling atau
blok bangunan Tidak membuat jalur pejalan terputus
13. RTH/Jalur hijau Menyediakan jalur hijau
Pengadaan pot bunga pada sepanjang jalan
14. Tata informasi (signage) Tidak merintangi akses pejalan dan pengendara
Signage berupa rambu dan papan informasi, bukan reklame
15. Perlengkapan jalan (street furniture)
Menyediakan bak sampah komunal, lampu jalan, hydrant
Telepon umum disediakan
Dapat didesain terpadu 16. Cuci Kakus Septiktank komunal (5-10 rumah/
septiktank) bagi yang belum mempunyai WC
Sosialisasi rumah sehat
17. 18.
Air Bersih Hidran Umum 50 KK Penempatan hidran pada interval 100-300m Peningkatan debit air
19. Drainase Peningkatan kinerja saluran. Untuk drainase tertutup dilengkapi dengan 2 pipa pembuangan/ 1,00m
Diameter pipa 10 cm
Kran kebakaran 1 kran/ 200 m 20. Persampahan 1 Kontainer/ TPS untuk lingkungan
permukiman dengan jalan setapak Pengelolaan 3 R oleh Masyarakat
21. Listrik 1 lampu jalan/ 20m di antara jalur hijau
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 39
Tabel 5.19. Panduan zona permukiman nelayan dan pembuatan perahu No. Elemen Perancangan Aturan Wajib Aturan Anjuran
1. Peruntukan Lahan (makro) Perumahan sarana dan prasarana Ruang terbuka dan tata hijau
2. Pemanfaatan ruang (mikro) Hunian Pembuatan area peluncuran perahu
Dermaga Tata hijau, pepohonan, tanaman hias/peneduh sekitar pantai
3. Lahan/kavling Luas kavling < 100 m² Bentuk kavling memanjang ke belakang
4. Luas lantai Minimum 50 m2, lebar minimum 6 m Jenis rumah menengah
5. Bentuk Bangunan Rumah tunggal dan Rumah Panggung 6. KDB Maks 50% 7. KLB Maks 1 8. Ketinggian bangunan Maks 2 lantai 9. Elevasi/ tinggi panggung
bangunan Sesuai ethnis pemilik
10. GSB Minimal ¼ ROW Sesuai eksisting 11. Jarak bebas samping Minimum 1 m 12. Orientasi bangunan Menghadap ke jalan dan ke laut 13. Entrance dan exit kavling atau
blok bangunan Tidak membuat jalur pejalan terputus Kemiringan 2% dan tinggi trotoar
minimum 0,05m untuk memudahkan jalur masuk pemilik rumah
14. Parkir di sisi Jalan Dermaga Menyediakan minimum 1 ruang parkir mobil setiap 100 m
2/luas lantai
15. Jalur pejalan Menyediakan trotoar dengan lebar efektif minimum 2 m, tinggi 0.25 m, diatas jaringan drainase, ditutup dengan beton dan grill
Trotoar dirancang berpola menarik dan bertekstur
Memudahkan pejalan, difabel (keterbatasan fisik, orang cacat, orang tua)
16. Tata informasi (signage) Tidak merintangi akses pejalan dan pengendara
Signage berupa rambu dan papan informasi, bukan reklame
17. Perlengkapan jalan (street furniture)
Menyediakan bak sampah komunal, lampu jalan, hydrant
Dapat didesain terpadu
18. Cuci Kakus Septiktank komunal (5-10 rumah/ septiktank) bagi yang belum mempunyai WC
Sosialisasi rumah sehat
19. Air Bersih Hidran Umum 50 KK Penempatan hidran pada interval 100-300m
Peningkatan debit air
20. Drainase Peningkatan kinerja saluran. Untuk drainase tertutup dilengkapi dengan 2 pipa pembuangan/ 1,00m
Diameter pipa 10 cm
21. Kran kebakaran 1 kran/ 200 m 22. Persampahan 1 Kontainer/ TPS untuk lingkungan
permukiman dengan jalan setapak Pengelolaan 3 R oleh Masyarakat
22. Listrik Peningkatan daya listrik dan manfaatkan lampu jalan terpasang
1 lampu jalan/ 20m di antara jalur hijau
Lampu pejalan 5-10 m
Tabel 5.20. Panduan zona historis (Kawasan Wisata Budaya Sejarah) No. Elemen Perancangan Aturan Wajib Aturan Anjuran
1. Peruntukan Lahan (makro) Ruang terbuka dan tata hijau Fasos dan fasum (kantor pengelola dan toko) Sarana dan prasarana
2. Pemanfaatan ruang (mikro) Jalur Pejalan, dengan lebar efektif minimum 2 m, tinggi 0.25 m
dirancang berpola menarik dan bertekstur
Memudahkan pejalan, difabel (keterbatasan fisik, orang cacat, orang tua)
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 40
Jalur hijau, berfungsi ekologis. Pohon tak merintangi aktivitas bejalan
Jenis pohon pengarah, tinggi, dan melebar.
3. Parkir Menyediakan minimum 1 ruang parkir mobil setiap 100 m
2/luas lantai
Menyediakaan parkir motor dan mobil.
4. Tata informasi (signage) Tidak merintangi akses pejalan dan pengendara Signage pada area historis, sesuai dengan tema/zona ruang dan hanya bersifat informasi
5. Perlengkapan jalan (street furniture)
Menyediakan bak sampah, hydrant, lampu jalan, lampu taman, telepon umum (telephone box), kursi taman, papan informasi/pengumuman
Fasilitas ruang terbuka/taman di desain unik dan dibuat terpadu
6. Talud penahan abrasi Tinggi 3 m Tinggi 5 m
7. Jaringan Drainase Menyediakan pipa pembuangan air hujan ke laut 2 pipa diameter 10 cm/ jarak maksimum1 m
8. Persampahan Sistem pengangkutan mobil sampah
9. Kran kebakaran 1 kran/200m Dilengkapi dengan sumur
10. Listrik 1 lampu jalan/ 20m di antara jalur hijau
Lampu pejalan 5-10 m
Tabel 5.21. Panduan Rancangan Pembangunan Ekonomi Kawasan dan Kota
Elemen Pengembangan Ekonomi
ATURAN
Aturan Wajib Aturan Anjuran
Pengembangan Wisata Perkotaan
Mengembangkan
• Agro Wisata
• Panorama pesisir terbuka, bebas
• Suasana romantis dari matahari terbenam
Jual program ini lewat website Ternate, untuk membangun infrastruktur pendukungnya
Pengembangan Wisata Budaya Kota
• Permukiman nelayan terapung
• Keterampilan membuat kapal di pesisir
Jual program ini lewat website Ternate, untuk membangun infrastruktur pendukungnya
Pengembangan usaha kecil yang bertumpu dalam rumah tangga • Mengembangkan warung makan
ikan segar di rumah penduduk, diatas air
• Mengembangkan kegiatan PKL menarik, teratur di ruang publik
• Mengembangkan Usaha pengeringan ikan yang sudah ada, secara sehat
• Memperluas usaha perikanan; pengasapan ikan teri/ ikan lainnya, dan pembuatan kripik ikan teri
• Memperluas usaha kerajinan untuk mendukung kegiatan pariwisata
• Pemberian bantuan informal kepada usaha-usaha rumah tangga
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 41
5.4.2. RTBL Kawasan Kota Baru
5.4.2.1. Rencanan Umum dan Panduan Rancangan
Elemen perancangan yang diatur adalah peruntukan lahan makro dan peruntukan lahan mikro, lahan/kavling, luas lantai, KDB, KLB, ketinggian bangunan, GSB, jarak bebas, orientasi bangunan, Arahan bentuk gubahan dan komposisi bangunan, trotoar atau jalur pejalan, sirkulasi kendaraan, entrance/exit kavling, sistem perparkiran, ruang terbuka hijau, jalur hijau, tata informasi (signage), perlengkapan jalan (street furniture), dan jaringan drainase. Beberapa penjelasan elemen perancangan dalam panduan, sebagai berikut: 1. Peruntukan Lahan Makro
Merupakan pemanfaatan ruang pada suatu kawasan yang bersifat fungsional seperti perumahan, perdagangan, perkantoran dan jasa, pemerintahan, fasilitas umum dan sosial, dan RTH
2. Peruntukan Lahan Mikro Merupakan pemanfaatan lahan pada bangunan. Peruntukan lahan mikro lebih berdasarkan pada aktivitas yang akan dikembangkan, seperti: rumah, retail toko atau ruko (rumah toko), rukan (rumah kantor), perkantoran swasta, bank, hotel, sarana pendidikan, peribadatan, kesehatan, wisata tepi air, taman, jalur hijau, parkir, dsb.
3. Lahan/Kavling dan luas lantai Ukuran kavling ditetapkan berkaitan dengan intensitas pemanfaatan lahan dan kepadatan bangunan yang ingin dicapai. a. Pada kawasan permukiman padat seperti di zona permukiman dan perdagangan
jasa ditetapkan pengembangan rumah tidak bersusun jenis menengah dengan luas lantai minimum adalah 36 m2, dan luas kavling minimum 100 m2.
b. Pada zona perencanaan yang masih banyak terdapat lahan tidak terbangun, luas lahan dan lantai diarahkan pada jenis pengembangan rumah menengah. Seperti: zona permukiman, perdagangan dan konservasi luas lantai rumah diarahkan dengan ketentuan minimum 50 m2, luas kavling minimum 100 m2.
Dalam Keputusan Menteri Negara Perumahan Rakyat No.08 Tahun 1996 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pembangunan Perumahan dan Permukiman di Daerah, dijelaskan bahwa: a. Rumah menengah adalah rumah tidak bersusun yang dibangun di atas tanah
dengan luas kavling 54 m2 sampai dengan 600 m2 dan dengan luas lantai bangunan rumah disesuaikan dengan koefisien dasar bangunan dan koefisian lantai bangunan yang diizinkan dalam rencana tata ruang wilayah yang berlaku.
b. Rumah sederhana (RS) adalah rumah tidak bersusun dengan luas lantai bangunan tidak lebih dari 70 m2, yang dibangun di atas tanah dengan luas kaveling 54 m2 sampai dengan 200 m2 yang meliputi rumah sederhana tipe besar, rumah sederhana tipe kecil, rumah sangat sederhana, dan kavling siap bangun.
4. KDB , KLB dan Ketinggian Bangunan Nilai KDB dan KLB sangat terkait dengan peruntukan lahan dan kondisi lingkungan. Pada zona perencanaan yang padat seperti perdagangan, KDB perumahan adalah 60% dengan KLB adalah 1,2-1,8 (ketinggian bangunan maksimal 3 lantai). sedangkan pada zona pelabuhan yang ada permukimannya, KDB ditetapkan 60% dengan KLB 0,6 (ketinggian bangunan 1 lantai dengan bentuk Rumah Sederhana). Demikian pula pada zona permukiman, perdagangan dan konservasi KDB 60% dengan KLB 1-1,2 (ketinggian bangunan maksimal 2 lantai)
5. Elevasi Teras Bangunan Elevasi teras bangunan ditetapkan terutama pada kawasan perdagangan/ruko. Elevasi teras bangunan diarahkan sama tinggi (0.20-0.40 m) dari elevasi jalan sebagai upaya
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 42
pemanfaatan lahan sebagai jalan dan parkir dalam blok bangunan yang dirancang secara terpadu.
6. GSB Garis Sempadan Bangunan (GSB) adalah jarak bebas minimum bangunan yang diizinkan dari bidang terluar dinding massa bangunan ke: batas daerah milik jalan (atau as jalan), tepi pantai, jaringan tegangan tinggi, dan batas persil/kavling bangunan lain. Pada panduan berikut ini, GSB berkaitan dengan daerah milik jalan.
7. Orientasi bangunan pada tiap zona perencanaan, diarahkan pada sisi jalan, ke pantai. Khusus untuk tepi kanal orientasi bangunan ke jalan dan kanal.
8. Jalur pejalan Trotoar di tiap zona perencanaan diupayakan tersedia. Pada jalan lingkungan atau kawasan permukiman yang tidak memungkinkan dibuat trotoar (jalur khusus pejalan) yang menerus, dapat direncanakan jalur pejalan di atas saluran drainase yang ditutup
dengan perkerasan dan grill
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 43
Tabel 5.22. Panduan Rancang Segmen 1
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 44
Tabel 5.23 . Panduan Rancang Segmen 2
Tabel 7. . Panduan Rancangan Segmen 3
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 45
Tabel 5.24. Panduan Rancang Segmen 3
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 46
Tabel 5.25 . Panduan Rancangan Segmen 5
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 47
Tabel 5.26 . Indikasi Program
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 48
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 49
5.4.2.2. Rencana Investasi
Sumber pembiayaan pembangunan untuk pelaksanaan program-program Kawasan
RTBL Kawasan Kota Baru diharapkan dari swasta/investor, dana pemerintah kota dan
pemerintah pusat dari lintas sektoral/departemen serta masyarakat. Hal tersebut dapat
direalisasikan dengan cara :
1. Penetapan kebijakan daerah terhadap program-program RTBL Kawasan Kota Baru
untuk memperoleh kepastian yang dapat menjamin keamanan pembiayaan/investor.
2. Menginformasikan program-program pembangunan kawasan prioritas RTBL dalam
rapat Koordinasi anggaran (lintas sektor/department)
3. Menyebarluaskan program-program Kawasan RTBL Kawasan Kota Baru melalui
berbagai media (website kota, Humas pemerintah Kota, pemerintah tingkat lokal,
nasional, dan internasional)
Indikasi program dan sumber-sumber pembiayaan yang diharapkan dapat dilihat pada tabel
7. . Indikasi Program
5.5. ARAHAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN KAWASAN
PERMUKIMAN (RP2KP)
5.5.1. Visi dan Misi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Kota
Ternate
Visi dan misi pengembangan permukiman dan infrastruktur Kota Ternate selaras
dengan Visi dan Misi yang tertuang dalam RTRW dan RPJMD. Tujuan dan Kebijakan
pembangunan Kota Ternate pada dasarnya dibagi kedalam 2 (dua) bahagian penting, yakni
tujuan dan kebijakan makro Kota Ternate dan mikro Kawasan Prioritas. Tujuan dan
kebijakan tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Tujuan, Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kota Ternate Tinjauan Makro Kota
a. Kawasan Dodoku Mari
1) Tujuan, sebagai berikut:
Penyediaan prasarana kawasan permukiman yg meiliki keterkaitan sistem
perkotaan Kota Ternate
Penyediaan perumahan bagi TNI dan POLRI
Peningkatan kualitas lingkungan permukiman kumuh nelayan
Pembangunan/rehabilitasi kawasan bersejarah Benteng Orange dan beberapa
benteng lainnya
2) Kebijakan, sebagai berikut:
Optimalisasi pemanfaatan ruang kawasan untuk mendukung pengembangan
kawasan permukiman yang berwawasan lingkungan
Optimalisasi pengembangan infrastruktur kawasan untuk mendukung fungsi
ekonomi strategis dan peningkatan kualitas pemukiman kumuh nelayan
Optimalisasi kawasan bersejarah Benteng Orange dan beberapa benteng
lainnya untuk mendukung kegiatan wisata
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 50
3) Strategi, sebagai berikut:
Menata sarana dan prasaran permukiman yang terintegrasi dengan sistem
perkotaan Kota Ternate
Mewujudkan perumahan TNI dan POLRI
Menata lingkungan permukiman kumuh yang didukung dengan pembangunan
RUSUNAWA
Menata kawasan permukiman kumuh nelayan untuk mendukung produktivitas
ekonomi kawasan
Menata/revitalisasi kawasan bersejarah Benteng Orange dan beberapa benteng
lainnya
b. Kawasan Kota Baru
1) Tujuan, sebagai berikut:
Pengembangan prasarana permukiman untuk mendukung aktivitas sosial
ekonomi masyarakat
Peningkatan sarana dan prasarana untuk mendukung Kota Baru sebagai
kawasan pengembangan permukiman
Pengembangan sarana transportasi untuk mendukung aksesibilitas dan
mobilitas penduduk
2) Kebijakan, sebagai berikut:
Optimalisasi pelayanan sarana dan prasaran permukiman yang bersinergi
dengan peningkatan produktivitas sosial ekonomi masyarakat
Penciptaan pusat kegiatan ekonomi baru yang didukung dengan pembangunan
sarana dan prasarana permukiman dan infrastruktur jalan kawasan
3) Strategi, sebagai berikut:
Menata sarana dan prasarana kawasan untuk mendukung produktivitas sosial
ekonomi masyarakat
Menata sarana dan prasarana pelayanan permukiman
Menata sistem transportasi kawasan Kota Baru
c. Kawasan Permukiman Disekitar RTH
1) Tujuan, sebagai berikut:
Penyediaan RTH sebagai wadah interaksi sosial masyarakat, fungsi ekologis
dan lingkungan
Pengembangan kawasan yang berbasis penyelamatan lingkungan
2) Kebijakan, sebagai berikut:
Optimalisasi pemanfaatan ruang kawasan RTH untuk mendukung
pengembangan kawasan permukiman yang berwawasan lingkungan
3) Strategi, sebagai berikut:
Menata RTH kawasan untuk mendukung fungsi-fungsi aktivitas sosial ekonomi
Menata sarana dan prasaran kawasan sesuai dengan tingkat pelayanan dan
standar penyediaan prasarana lingkungan
d. Kawasan Pulau Hiri
1) Tujuan, sebagai berikut:
Pengembangan prasarana permukiman untuk mendukung aktivitas sosial
ekonomi masyarakat
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 51
Pengembangan prasarana jaringan air minum untuk pemenuhan kebutuhan
masyarakat
Peningkatan produktiviitas dan daya dukung lingkungan
2) Kebijakan, sebagai berikut:
Optimalisasi pelayanan sarana dan prasaran untuk mendukung aktivitas sosial
ekonomi masyarakat
Optimalisasi pengembangan prasarana dan sarana jaringan air minum
3) Strategi, sebagai berikut:
Menata prasarana kawasan untuk mendukung produktivitas masyarakat
Menata prasarana jaringan air minum untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat
Penanggulangan ancaman bencana serta penyediaan jalur evakuasi bencana
2. Tujuan, Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kota Ternate Tinjauan Mikro
Kawasan Prioritas
a. Sektor Drainase
1) Tujuan, sebagai berikut:
Penanganan sistem drainase kawasan
Pembangunan baru sistem jaringan drainase kawasan
2) Kebijakan, sebagai berikut:
Optimalisasi pengendalian banjir
3) Strategi, sebagai berikut:
Pelibatan peran serta masyarakat
Pemenuhan standar sistem drainase kawasan
Mengoptimalkan arah aliran drainase berdasarkan hirarki
b. Sektor Persampahan
1) Tujuan, sebagai berikut:
Peningkatan sistem pelayanan persampahan
Pelayanan persampahan kawasan yang efektif dan efisien
2) Kebijakan, sebagai berikut:
Peningkatan kapasitas pelayanan sistem persampahan kawasan
3) Strategi, sebagai berikut:
Pengelolaan sampah terpadu (3R)
Menata sistem sarana dan prasarana persampahan kawasan
Keterlibatan masyarakat dalam sadar lingkungan
c. Sektor Air Minum
1) Tujuan, sebagai berikut:
Peningkatan kinerja pelayanan PDAM Kota Ternate
Pembangunan/rehabilitasi sistem distribusi jaringan perpipaan
Peningkatan kapasitas pelayanan sistem jaringan air minum
2) Kebijakan, sebagai berikut:
Optimalisasi pelayanan air minum kawasan
3) Strategi, sebagai berikut:
Penambahan/peningkatan sistem jaringan baru
Pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA)
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 52
d. Sektor Jalan Lingkungan
1) Tujuan, sebagai berikut:
Peningkatan aksesibilitas dan mobilitas kawasan
Meningkatkan daya hubung kawasan
2) Kebijakan, sebagai berikut:
Optimalisasi fungsi dan daya hubung kawasan
3) Strategi, sebagai berikut:
Pembangunan jaringan jalan baru
Peningkatan kapasitas badan jalan
Peningkatan kondisi jaringan jalan
Pengaturan jalur dan lajur jalan
e. Sektor Air Limbah
1) Tujuan, sebagai berikut:
Peningkatan kapasitas pelayanan air limbah
Peningkatan sanitasi kawasan yang berkelanjutan
2) Kebijakan, sebagai berikut:
Optimalisasi pelayanan air limbah kawasan
3) Strategi, sebagai berikut:
Pelibatan peran serta masyarakat
Penyediaan sarana pengangkutan air limbah
Penyediaan IPAL Terpadu
f. Sektor Bangunan dan Lingkungan
1) Tujuan, sebagai berikut:
Penataan bangunan dan lingkungan permukiman dan kawasan bersejarah
Benteng Orange dan beberapa benteng lainnya
Penanggulangan ancaman bencana
2) Kebijakan, sebagai berikut:
Optimalisasi pemanfaatan ruang kawasan dan penataan bangunan dan
lingkungan permukiman dan kawasan bersejarah Benteng Orange dan beberapa
benteng lainnya
3) Strategi, sebagai berikut:
Penyediaan Ruang Terbuka Hijau
Peningkatan aksesibilitas bangunan gedung
Pembangunan/revitalisasi kawasan bersejarah Benteng Orange dan beberapa
benteng lainnya
Proteksi ancaman bencana
g. Sektor Penanganan Kawasan Kumuh
1) Tujuan, sebagai berikut:
Peningkatan kualitas lingkungan permukiman kumuh
2) Kebijakan, sebagai berikut:
Optimalisasi penanganan kawasan permukiman kumuh
3) Strategi, sebagai berikut:
Memberdayakan kegiatan ekonomi masyarakat
Penanganan fisik lingkungan kumuh
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 53
Pelibatan masyarakat dalam pembangunan kawasan permukiman kumuh
h. Sektor Penanggulangan Kemiskinan
1) Tujuan, sebagai berikut:
Pengentasan kemiskinan perkotaan
Peningkatan taraf hidup masyarakat
Penciptaan lapangan kerja dan usaha
2) Kebijakan, sebagai berikut:
Optimalisasi pemanfaatan sumberdaya ekonomi
3) Strategi, sebagai berikut:
Penciptaan lapangan kerja
Penggalangan usaha
Pembinaan usaha ekonomi produktif
Penggalangan usaha ekonomi produktif masyarakat dan padat modal
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 54
5.5.2. Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Kota Ternate
Tabel 5.27 . Tujuan, Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kota Ternate Tinjauan Makro Kota
KAWASAN TUJUAN KEBIJAKAN STRATEGI
1 2 3 4
Kawasan Dodoku Mari
Penyediaan prasarana kawasan permukiman yg meiliki keterkaitan sistem perkotaan Kota Ternate
Penyediaan perumahan bagi TNI dan POLRI
Peningkatan kualitas lingkungan permukiman kumuh nelayan
Pembangunan/rehabilitasi kawasan bersejarah Benteng Orange dan
beberapa benteng lainnya
Optimalisasi pemanfaatan ruang kawasan untuk mendukung pengembangan kawasan
permukiman yang berwawasan lingkungan
Optimalisasi pengembangan infrastruktur kawasan untuk mendukung fungsi ekonomi
strategis dan peningkatan kualitas pemukiman kumuh nelayan
Optimalisasi kawasan bersejarah Benteng Orange dan beberapa benteng lainnya untuk mendukung
kegiatan wisata
Menata sarana dan prasaran permukiman yang terintegrasi dengan sistem perkotaan Kota Ternate
Mewujudkan perumahan TNI dan POLRI Menata lingkungan permukiman kumuh
yang didukung dengan pembangunan RUSUNAWA
Menata kawasan permukiman kumuh nelayan untuk mendukung produktivitas
ekonomi kawasan Menata/revitalisasi kawasan bersejarah
Benteng Orange dan beberapa benteng lainnya
Kawasan Kota Baru
Pengembangan prasarana
permukiman untuk mendukung aktivitas sosial ekonomi masyarakat
Peningkatan sarana dan prasarana
untuk mendukung Kota Baru sebagai kawasan pengembangan
permukiman Pengembangan sarana transportasi
untuk mendukung aksesibilitas dan mobilitas penduduk
Optimalisasi pelayanan sarana dan
prasaran permukiman yang bersinergi dengan peningkatan produktivitas sosial ekonomi
masyarakat Penciptaan pusat kegiatan ekonomi
baru yang didukung dengan pembangunan sarana dan prasarana permukiman dan
infrastruktur jalan kawasan
Menata sarana dan prasarana kawasan
untuk mendukung produktivitas sosial ekonomi masyarakat
Menata sarana dan prasarana
pelayanan permukiman Menata sistem transportasi kawasan
Kota Baru
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 55
Kawasan Permukiman Disekitar RTH
Penyediaan RTH sebagai wadah interaksi sosial masyarakat, fungsi
ekologis dan lingkungan Pengembangan kawasan yang
berbasis penyelamatan lingkungan
Optimalisasi pemanfaatan ruang kawasan RTH untuk mendukung
pengembangan kawasan permukiman yang berwawasan lingkungan
Menata RTH kawasan untuk mendukung fungsi-fungsi aktivitas sosial ekonomi
Menata sarana dan prasaran kawasan sesuai dengan tingkat pelayanan dan
standar penyediaan prasarana lingkungan
Kawasan Pulau Hiri
Pengembangan prasarana
permukiman untuk mendukung aktivitas sosial ekonomi masyarakat
Pengembangan prasarana jaringan air minum untuk pemenuhan
kebutuhan masyarakat Peningkatan produktiviitas dan daya
dukung lingkungan
Optimalisasi pelayanan sarana dan
prasaran untuk mendukung aktivitas sosial ekonomi masyarakat
Optimalisasi pengembangan prasarana dan sarana jaringan air
minum
Menata prasarana kawasan untuk
mendukung produktivitas masyarakat Menata prasarana jaringan air minum
untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat
Penanggulangan ancaman bencana serta penyediaan jalur evakuasi bencana
Tebel 5.28 . Matriks Tujuan, Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kota Ternate Tinjauan Mikro Kawasan Prioritas Dodoku Mari PEMBANGUNAN KAWASAN TUJUAN KEBIJAKAN STRATEGI
1 2 3 4
Drainase Penanganan sistem drainase kawasan Pembangunan baru sistem jaringan drainase
kawasan Optimalisasi pengendalian banjir
Pelibatan peran serta masyarakat
Pemenuhan standar sistem drainase kawasan Mengoptimalkan arah aliran drainase berdasarkan
hirarki
Persampahan Peningkatan sistem pelayanan persampahan Pelayanan persampahan kawasan yang
efektif dan efisien
Peningkatan kapasitas pelayanan sistem persampahan kawasan
Pengelolaan sampah terpadu (3R) Menata sistem sarana dan prasarana persampahan
kawasan
Keterlibatan masyarakat dalam sadar lingkungan
Air Minum
Peningkatan kinerja pelayanan PDAM Kota Ternate
Pembangunan/rehabilitasi sistem distribusi
jaringan perpipaan Peningkatan kapasitas pelayanan sistem
Optimalisasi pelayanan air minum
kawasan
Penambahan/peningkatan sistem jaringan baru
Pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA)
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 56
jaringan air minum
Jalan Lingkungan Peningkatan aksesibilitas dan mobilitas
kawasan
Meningkatkan daya hubung kawasan
Optimalisasi fungsi dan daya hubung
kawasan
Pembangunan jaringan jalan baru Peningkatan kapasitas badan jalan
Peningkatan kondisi jaringan jalan Pengaturan jalur dan lajur jalan
Air Limbah
Peningkatan kapasitas pelayanan air limbah
Peningkatan sanitasi kawasan yang berkelanjutan
Optimalisasi pelayanan air limbah kawasan Pelibatan peran serta masyarakat Penyediaan sarana pengangkutan air limbah
Penyediaan IPAL Terpadu
Bangunan dan Lingkungan
Penataan bangunan dan lingkungan
permukiman dan kawasan bersejarah Benteng Orange dan beberapa benteng lainnya
Penanggulangan ancaman bencana
Optimalisasi pemanfaatan ruang kawasan
dan penataan bangunan dan lingkungan permukiman dan kawasan bersejarah Benteng Orange dan beberapa benteng
lainnya
Penyediaan Ruang Terbuka Hijau Peningkatan aksesibilitas bangunan gedung
Pembangunan/revitalisasi kawasan bersejarah Benteng Orange dan beberapa benteng lainnya
Proteksi ancaman bencana
Penanganan Kawasan Kumuh Peningkatan kualitas lingkungan permukiman
kumuh
Optimalisasi penanganan kawasan
permukiman kumuh
Memberdayakan kegiatan ekonomi masyarakat Penanganan fisik lingkungan kumuh
Pelibatan masyarakat dalam pembangunan kawasan permukiman kumuh
Penanggulangan Kemiskinan
Pengentasan kemiskinan perkotaan
Peningkatan taraf hidup masyarakat Penciptaan lapangan kerja dan usaha
Optimalisasi pemanfaatan sumberdaya ekonomi
Penciptaan lapangan kerja Penggalangan usaha
Pembinaan usaha ekonomi produktif Penggalangan usaha ekonomi produktif masyarakat
dan padat modal
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 57
5.5.3. Penetapan Kawasan Permukiman Prioritas
Penentuan skala prioritas pada kawasan-kawasan permukiman perkotaan pada
dasarnya adalah termasuk masalah yang rumit karena banyak aspek yang ikut
berpengaruh, termasuk aspek kebijakan ruang dan perencanaan pembangunan. Sebagai
masukan awal tentu saja dibutuhkan informasi-informasi kawasan permukiman yang perlu
ditentukan skala prioritasnya melalui suatu Forum Discution Group (FGD), dimana dalam
forum tersebut semua SKPD terlibat dalam suatu tim pokjanis yang telah dibentuk.
Banyaknya faktor dan kriteria yang harus dipertimbangkan dalam penentuan kawasan
permukiman prioritas harus menggunakan analisis multikriteria atau biasa juga disebut
sebagai Analisis Hirarki Proses (AHP) dengan menerapkan sistem skoring atau
pembobotan. Pemberian nilai sesuai dengan sifat kriteria tersebut, kriteria yang bersifat
kuantitatif dan terukur seperti kondisi fisik lingkungan, aksesibilitas dan mobilitas dan lain
sebagainya diberi nilai sesuai dengan proporsi kuantitasnya. Kriteria membutuhkan opini,
nilai perolehan kriteria diperoleh dengan wawancara melalui instrumen kuesioner.
Tabel 5.29 . Kriteria Pembanding Penentuan Kawasan Permukiman Prioritas Kota Ternate
No Variabel/Kriteria Indikator/Subkriteria
1 Karakteristik Fisik
1. Tofografi
2. Kemiringan Lereng
3. Ketersediaan Lahan
4. Tata Guna Lahan
5. Daya Dukung Lingkungan
6. Daya Tampung Ruang
2 Ekonomi 1. Lapangan Kerja/Usaha
2. Pendapatan
3 Aspek Sosial 1. Sistem Sosial
2. Struktur Sosial
4 Aspek Kependudukan 1. Jumlah Penduduk
2. Kepadatan Penduduk
5 Aspek Investasi
1. Pemerintah
2. Swasta
3. Masyarakat
6 Aspek Pembiayaan
1. APBN
2. APBD I
3. APBD II
4. Swasta
5. Masyarakat
7 Aspek Legalitas 1. Kepemilikan lahan
2. Status Lahan
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 58
3. Harga Lahan
8 Aspek Sarana Permukiman 1. Keterediaan Sarana
2. Jenis Sarana
9 Aspek Prasarana
1. Ketersediaan Jalan
2. Pelayanan Air Minum
3. Pelayanan Persampahan
4. Ketersediaan Drainase
5. Ketersediaan Pengelolaan Limbah
10 Kondisi Bangunan Permukiman
1. Permanen
2. Semi Permanen
3. Temporer
11 Aspek Partisipasi
1. Tinggi
2. Sedang
3. Rendah
12 Kebijakan Pemerintah 1. Spatial Plan
2. Development Plan
Tabel 5.30. Kriteria Pembanding Penentuan Kawasan Permukiman Prioritas Kota Ternate
No Variabel/Kriteria Indikator/Subkriteria
1 Karakteristik Fisik
1. Tofografi
2. Kemiringan Lereng
3. Ketersediaan Lahan
4. Tata Guna Lahan
5. Daya Dukung Lingkungan
6. Daya Tampung Ruang
2 Ekonomi 1. Lapangan Kerja/Usaha
2. Pendapatan
3 Aspek Sosial 1. Sistem Sosial
2. Struktur Sosial
4 Aspek Kependudukan 1. Jumlah Penduduk
2. Kepadatan Penduduk
5 Aspek Investasi
1. Pemerintah
2. Swasta
3. Masyarakat
6 Aspek Pembiayaan
1. APBN
2. APBD I
3. APBD II
4. Swasta
5. Masyarakat
7 Aspek Legalitas
1. Kepemilikan lahan
2. Status Lahan
3. Harga Lahan
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 59
8 Aspek Sarana Permukiman 1. Keterediaan Sarana
2. Jenis Sarana
9 Aspek Prasarana
1. Ketersediaan Jalan
2. Pelayanan Air Minum
3. Pelayanan Persampahan
4. Ketersediaan Drainase
5. Ketersediaan Pengelolaan Limbah
10 Kondisi Bangunan Permukiman
1. Permanen
2. Semi Permanen
3. Temporer
11 Aspek Partisipasi
1. Tinggi
2. Sedang
3. Rendah
12 Kebijakan Pemerintah 1. Spatial Plan
2. Development Plan
Dalam penentuan kawasan permukiman prioritas di Kota Ternate sebagaimana hasil
kesepakatan yang didasarkan pada 12 variabel dan 38 indikator penilaian. seperti terlihat
pada Tabel berikut.
Tabel 5.31. Peringkat Lokasi Kawasan Permukiman Prioritas Kota Ternate
No Kawasan Permukiman Nilai Prioritas Peringkat
1 Kawasan Dodoku Mari 0.3910 1
2 Kawasan Kota Baru 0.2441 2
3 Kawasan Permukiman Disekitar RTH 0.2308 3
4 Kawasan Pulau Hiri 0.1340 4
Jumlah 1.0000
5.6. ARAHAN RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN DI KAWASAN
STRATEGIS KABUPATEN/KOTA (RTBL KSK)
Arahan pembangunan tersebut meliputi; konsep makro dan konsep mikro kawasan.
Konsep pembangunan tersebut, sebagai berikut:
1. Konsep Makro Kawasan
Kota Ternate merupakan kota yang memiliki latar belakang sejarah budaya, hal ini
dapat terlihat dengan keberadaan keraton kesultanan Ternate dan benteng-benteng
pertahanan yang dibangun pada zaman kolonial (Portugis), antara lain Benteng Orange dan
Benteng Tolukko. Untuk itu peninggalan sejarah budaya tersebut memerlukan revitalisasi,
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 60
pelestarian, penataan dan pengendalian, agar bangunan-bangunan tersebut dapat
dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan, antara lain untuk kegiatan pendidikan dan kegiatan
wisata. Konsep makro yang dimaksud sebagai berikut:
a. Pengawetan (Preservation)
Pengawetan adalah kegiatan mempertahankan bangunan berdasarkan kondisi eksisting
(saat ini). Pengawetan merupakan kegiatan pelestarian yang paling sederhana dengan
tujuan bangunan tidak mengalami kerusakan atau berubah bentuk pada masa yang akan
datang.
b. Penguatan (Consolidation)
Penguatan adalah mempertahankan bentuk dari bangunan urban artefak dengan
menggunakan alat bantu kebendaan. Misalnya penguatan dinding bangunan dengan
menggunakan zat adiktif.
c. Pemakaian Baru (Adaptive re-use/revitalisasi)
Pemakaian baru pada dasarnya adalah kegiatan memanfaatkan bangunan lama untuk
fungsi baru didasarkan atas pertimbangan ekonomi, dalam upaya penyelamatan
bangunan atau lingkungan lama. Fungsi baru umumnya dipilih berdasarkan
pertimbangan secara ekonomis menguntungkan walaupun fungsi baru tersebut berbeda
jauh dengan fungsi lama
d. Demolisi
Demolisi adalah penghancuran atau perombakan suatu tempat dan atau bangunan
karena dianggap membahayakan (bangunan rusak parah) atau akibat tingkat perubahan
yang sudah tidak sesuai lagi (infill yang tidak kontekstual). Demolisi merupakan bagian
dari upaya pelestarian, karena bangunan yang dihilangkan dengan maksud untuk
meningkatkan/ mempertahankan bagian bangunan atau kawasan lainnya
e. Renovasi
Renovasi merupakan suatu upaya/tindakan merubah interior bangunan, baik sebahagian
maupun keseluruhan sehubungan dengan adaptasi bangunan tersebut terhadap
penggunaan baru atau konsep yang modern
f. Rekonstruksi
Rekonstruksi merupakan upaya mengembalikan atau membangun kembali semirip
mungkin dengan penampilan orisinil yang diketahui
g. Infill
Infill pada dasarnya adalah untuk meningkatkan fungsi baru pada kawasan dengan
mempertimbangkan aspek ekonomi untuk mendukung pengembangan kawasan
h. Pengendalian
Pengendalian kawasan/bangunan untuk mendukung fungsi kawasan sebagai kawasan
bersejarah
2. Konsep Mikro Kawasan
Konsep mikro pada dasarnya adalah konsepsi penangan kawasan berdasarkan
arahan dari SPPIP. Arahan SPPIP Kota Ternate untuk pembangunan kawasan permukiman
prioritas berlokasi di kawasan permukiman prioritas Dodoku Mari. Arahan pembangunan
untuk kawasan permukiman prioritas Dodoku Mari dibagi kedalam 3 segmen dan 4 blok,
sebagai berikut:
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 61
a. Segmen 1
Blok A
Segmen 1 blok A, meliputi; rencana pembangunan pedestrian
Konsep pembangunan:
Pembangunan pedestrian untuk meningkatkan kualitas kawasan dan akses untuk
pejalan kaki
Penyediaan sarana dan prasarana persampahan
Pembangunan sanitasi lingkungan permukiman
Pembangunan dan pengembangan jaringan distribusi air minum
Strategi Pembangunan:
Pengembangan aksesibilitas kawasan melalui penyediaan fasilitas pedestrian untuk
pejalan kaki
Peningkatan kualitas lingkungan permukiman yang diikuti penanganan sistem
persampahan kawasan
Pengembangan dan penyediaan sanitasi lingkungan kawasan permukiman
Pengembangan dan penyediaan jaringan distribusi Air Minum kawasan permukiman
Blok B
Segmen 1 blok B, meliputi; rencana pembangunan pedestrian
Konsep pembangunan:
Pembangunan pedestrian untuk meningkatkan kualitas kawasan dan akses untuk
pejalan kaki
Penyediaan sarana dan prasarana persampahan
Strategi Pembangunan:
Pengembangan aksesibilitas kawasan melalui penyediaan fasilitas pedestrian untuk
pejalan kaki
Peningkatan kualitas lingkungan permukiman yang diikuti penanganan sistem
persampahan kawasan
Blok C
Segmen 1 blok C, meliputi; rencana pembangunan jalan reklamasi, rencana
pembangunan lapak pedagang, rencana pembangunan jalan, rencana pembangunan
pedestrian, dan rencana pembangunan taman.
Konsep pembangunan:
Pembangunan jalan reklamasi untuk menghubungkan antara satu kawasan dengan
kawasan lainnya
Pembangunan pedestrian untuk meningkatan kualitas kawasan dan akses untuk
pejalan kaki
Pembangunan drainase untuk pengendalian banjir
Pembangunan lapak pedagang untuk menyediakan ruang usaha bagi pemberdayaan
ekonomi masyarakat
Pembangunan taman sebagai media bagi masyarakat dalam melakukan interaksi
dengan fungsi ekologis, sosial dan planologi
Peningkatan kualitas dan kapasitas jaringan jalan
Penyediaan sarana dan prasarana persampahan
Pembangunan sanitasi lingkungan permukiman
Pembangunan dan pengembangan jaringan distribusi air minum
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 62
Strategi Pembangunan:
Pengembangan/peningkatan kualitas dan kapasitas jaringan jalan reklamasi
Pengembangan aksesibilitas kawasan melalui penyediaan fasilitas pedestrian untuk
pejalan kaki
Pengembangan kapasitas sistem jaringan drainase permukiman
Pengembangan kawasan diiukuti dengan pembangunan fasilitas ekonomi
(pembangunan lapak pedagang)
Pengembangan ruang terbuka hijau yang terintegrasi dengan peningkatan kualitas
kawasan
Penataan jalan baru untuk mendukung pengembangan kawasan
Pengembangan kawasan yang terintegrasi dengan peningkatan kualitas kawasan
Peningkatan kualitas lingkungan permukiman yang diikuti penanganan sistem
persampahan kawasan
Pengembangan dan penyediaan sanitasi lingkungan kawasan permukiman
Pengembangan dan penyediaan jaringan distribusi Air Minum kawasan permukiman
Blok D
Segmen 1 blok D, meliputi; rencana pembangunan taman, rencana pembangunan wisata
kuliner, rencana pembangunan talud, rencana pembangunan pedestrian, rencana
pembangunan drainase sekunder, rencana pembangunan jalan reklamasi, dan rencana
pembangunan jalan.
Konsep pembangunan:
Pembangunan taman sebagai media bagi masyarakat dalam melakukan interaksi
dengan fungsi ekologis, sosial dan planologi
Pembangunan wisata kuliner untuk menyediakan ruang usaha bagi pemberdayaan
ekonomi masyarakat
Pembangunan talud untuk menanggulangi banjir dan air pasang
Pembangunan pedestrian untuk meningkatan kualitas kawasan dan akses untuk
pejalan kaki
Pembangunan drainase sekunder untuk penanggulangan banjir
Pembangunan jalan reklamasi untuk menghubungkan antara satu kawasan dengan
kawasan lainnya
Peningkatan kualitas dan kapasitas jaringan jalan
Penyediaan sarana dan prasarana persampahan
Pembangunan sanitasi lingkungan permukiman
Pembangunan dan pengembangan jaringan distribusi air minum
Strategi Pembangunan:
Pengembangan ruang terbuka hijau yang terintegrasi dengan peningkatan kualitas
kawasan
Pengembangan kawasan diiukuti dengan pembangunan fasilitas ekonomi
(pembangunan wisata kuliner)
Pengembangan lingkungan kawasan yang diikuti pengamanan sempadan pantai
Pengembangan aksesibilitas kawasan melalui penyediaan fasilitas pedestrian untuk
pejalan kaki
Pengembangan kapasitas sistem jaringan drainase sekunder
Pengembangan/peningkatan kualitas dan kapasitas jaringan jalan reklamasi
Penataan jalan baru untuk mendukung pengembangan kawasan
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 63
Pengembangan kawasan yang terintegrasi dengan peningkatan kualitas kawasan
Peningkatan kualitas lingkungan permukiman yang diikuti penanganan sistem
persampahan kawasan
Pengembangan dan penyediaan sanitasi lingkungan kawasan permukiman
Pengembangan dan penyediaan jaringan distribusi Air Minum kawasan permukiman
Penyediaan sarana dan prasarana persampahan
Pembangunan sanitasi lingkungan permukiman
Pembangunan dan pengembangan jaringan distribusi air minum
b. Segmen 2
Blok A
Segmen 2 blok A, meliputi; rencana pembangunan drainase, rencana pembangunan
jalan reklamasi, rencana pembangunan talud, rencana pembangunan pedestrian,
rencana pembangunan taman, rencana pembangunan wisata kuliner, dan rencana
pembangunan jalan.
Konsep pembangunan:
Pembangunan drainase sekunder dan tersier untuk penanggulangan banjir
Pembangunan jalan reklamasi untuk menghubungkan antara satu kawasan dengan
kawasan lainnya
Pembangunan talud untuk menanggulangi banjir dan air pasang
Pembangunan pedestrian untuk meningkatan kualitas kawasan dan akses untuk
pejalan kaki
Pembangunan taman sebagai media bagi masyarakat dalam melakukan interaksi
dengan fungsi ekologis, sosial dan planologi
Pembangunan wisata kuliner untuk menyediakan ruang usaha bagi pemberdayaan
ekonomi masyarakat
Peningkatan kualitas dan kapasitas jaringan jalan
Penyediaan sarana dan prasarana persampahan
Pembangunan sanitasi lingkungan permukiman
Pembangunan dan pengembangan jaringan distribusi air minum
Strategi Pembangunan:
Pengembangan kapasitas sistem jaringan drainase sekunder dan tersier untuk
permukiman
Pengembangan/peningkatan kualitas dan kapasitas jaringan jalan reklamasi
Pengembangan lingkungan kawasan yang diikuti pengamanan sempadan pantai
Pengembangan aksesibilitas kawasan melalui penyediaan fasilitas pedestrian untuk
pejalan kaki
Pengembangan ruang terbuka hijau yang terintegrasi dengan peningkatan kualitas
kawasan
Pengembangan kawasan diiukuti dengan pembangunan fasilitas ekonomi
(pembangunan wisata kuliner)
Penataan jalan baru untuk mendukung pengembangan kawasan
Pengembangan kawasan yang terintegrasi dengan peningkatan kualitas kawasan
Peningkatan kualitas lingkungan permukiman yang diikuti penanganan sistem
persampahan kawasan
Pengembangan dan penyediaan sanitasi lingkungan kawasan permukiman
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 64
Pengembangan dan penyediaan jaringan distribusi Air Minum kawasan permukiman
Blok B
Segmen 2 blok B, meliputi; rencana pembangunan drainase, rencana pembangunan
taman, rencana pembangunan talud, rencana pembangunan pedestrian, rencana
pembangunan wisata kuliner, rencana pembangunan jalan reklamasi, dan rencana
pembangunan jalan
Konsep pembangunan:
Pembangunan drainase untuk pengendalian banjir
Pembangunan taman sebagai media bagi masyarakat dalam melakukan interaksi
dengan fungsi ekologis, sosial dan planologi
Pembangunan talud untuk menanggulangi banjir dan air pasang
Pembangunan pedestrian untuk meningkatan kualitas kawasan dan akses untuk
pejalan kaki
Pembangunan wisata kuliner untuk menyediakan ruang usaha bagi pemberdayaan
ekonomi masyarakat
Pembangunan jalan reklamasi untuk menghubungkan antara satu kawasan dengan
kawasan lainnya
Peningkatan kualitas dan kapasitas jaringan jalan
Penyediaan sarana dan prasarana persampahan
Pembangunan sanitasi lingkungan permukiman
Pembangunan dan pengembangan jaringan distribusi air minum
Strategi Pembangunan:
Pengembangan kapasitas sistem jaringan drainase permukiman
Pengembangan ruang terbuka hijau yang terintegrasi dengan peningkatan kualitas
kawasan
Pengembangan lingkungan kawasan yang diikuti pengamanan sempadan pantai
Pengembangan aksesibilitas kawasan melalui penyediaan fasilitas pedestrian untuk
pejalan kaki
Pengembangan kawasan diiukuti dengan pembangunan fasilitas ekonomi
(pembangunan wisata kuliner)
Pengembangan/peningkatan kualitas dan kapasitas jaringan jalan reklamasi
Penataan jalan baru untuk mendukung pengembangan kawasan
Pengembangan kawasan yang terintegrasi dengan peningkatan kualitas kawasan
Peningkatan kualitas lingkungan permukiman yang diikuti penanganan sistem
persampahan kawasan
Pengembangan dan penyediaan sanitasi lingkungan kawasan permukiman
Pengembangan dan penyediaan jaringan distribusi Air Minum kawasan permukiman
Blok C
Segmen 2 blok C, meliputi; rencana pembangunan taman, rencana pembangunan jalan,
rencana pembangunan pantai marina, rencana pembangunan dinding tembok keraton
pada daerah sekitar kolam renang, rencana pembangunan rusunawa, rencana
pembangunan anjungan, rencana pembangunan pedestrian, rencana pembangunan
drainase sekunder dan rencana penimbunan untuk pembangunan rusunawa.
Konsep pembangunan:
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 65
Pembangunan taman sebagai media bagi masyarakat dalam melakukan interaksi
dengan fungsi ekologis, sosial dan planologi
Peningkatan kualitas dan kapasitas jaringan jalan
Pengembangan kawasan diiukuti dengan pembangunan fasilitas umum
(pembangunan pantai marina)
Rehabilitasi dinding tembok keraton
Penataan kawasan kumuh melalui pembangunan rusunawa
Pengembangan kawasan diiukuti dengan pembangunan fasilitas umum
(pembangunan anjungan)
Pembangunan pedestrian untuk meningkatan kualitas kawasan dan akses untuk
pejalan kaki
Pembangunan drainase sekunder untuk pengendalian banjir
Penataan kawasan kumuh melalui penimbunan lokasi untuk pembangunan rusunawa
Penyediaan sarana dan prasarana persampahan
Pembangunan sanitasi lingkungan permukiman
Pembangunan dan pengembangan jaringan distribusi air minum
Strategi Pembangunan:
Pengembangan ruang terbuka hijau yang terintegrasi dengan peningkatan kualitas
kawasan
Penataan jalan baru untuk mendukung pengembangan kawasan
Pengembangan kawasan yang terintegrasi dengan pembangunan fasilitas ekonomi
(pembangunan pantai marina)
Pengembangan kawasan yang memiliki jatidiri berdasarkan konteks sosial budaya
Peningkatan kualitas lingkungan permukiman kumuh yang diikuti pembangunan
rusunawa
Pengembangan kawasan yang terintegrasi dengan pembangunan fasilitas umum
(pembangunan anjungan)
Pengembangan aksesibilitas kawasan melalui penyediaan fasilitas pedestrian untuk
pejalan kaki
Pengembangan kapasitas sistem jaringan drainase sekunder
Peningkatan kualitas lingkungan permukiman kumuh yang diikuti penimbunan lokasi
pembangunan rusunawa
Peningkatan kualitas lingkungan permukiman yang diikuti penanganan sistem
persampahan kawasan
Pengembangan dan penyediaan sanitasi lingkungan kawasan permukiman
Pengembangan dan penyediaan jaringan distribusi Air Minum kawasan permukiman
c. Segmen 3
Blok A
Segmen 3 blok A, meliputi; rencana pembangunan jalan reklamasi, rencana pembangunan
pedestrian, rencana pembangunan jalan, rencana pembangunan drainase, rencana
pembangunan talud, rencana pembangunan lapak pedagang, rencana pembangunan
wisata kuliner, rencana pembangunan rusunawa dan rencana penimbunan untuk
pembangunan rusunawa dan bangunan lainnya.
Konsep pembangunan:
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 66
Pembangunan jalan reklamasi untuk menghubungkan antara satu kawasan dengan
kawasan lainnya
Pembangunan pedestrian untuk meningkatan kualitas kawasan dan akses untuk pejalan
kaki
Peningkatan kualitas dan kapasitas jaringan jalan
Pembangunan drainase untuk pengendalian banjir
Pembangunan talud untuk menanggulangi banjir dan air pasang
Pembangunan lapak pedagang untuk menyediakan ruang usaha bagi pemberdayaan
ekonomi masyarakat
Pembangunan wisata kuliner untuk menyediakan ruang usaha bagi pemberdayaan
ekonomi masyarakat
Penataan kawasan kumuh melalui pembangunan rusunawa
Penataan kawasan kumuh melalui penimbunan lokasi untuk pembangunan Rusunawa
Penyediaan sarana dan prasarana persampahan
Pembangunan sanitasi lingkungan permukiman
Pembangunan dan pengembangan jaringan distribusi air minum
Strategi Pembangunan:
Pengembangan/peningkatan kualitas dan kapasitas jaringan jalan reklamasi
Pengembangan aksesibilitas kawasan melalui penyediaan fasilitas pedestrian untuk
pejalan kaki
Penataan/peningkatan jalan baru untuk mendukung pengembangan kawasan
Pengembangan kapasitas sistem jaringan drainase permukiman
Pengembangan lingkungan kawasan yang diikuti pengamanan sempadan pantai
Pengembangan kawasan yang terintegrasi dengan pembangunan fasilitas ekonomi
(pembangunan lapak pedagang)
Pengembangan kawasan diiukuti dengan pembangunan fasilitas ekonomi (pembangunan
wisata kuliner)
Peningkatan kualitas lingkungan permukiman kumuh yang diikuti pembangunan
rusunawa
Peningkatan kualitas lingkungan permukiman kumuh yang diikuti penimbunan lokasi
pembangunan rusunawa
Peningkatan kualitas lingkungan permukiman yang diikuti penanganan sistem
persampahan kawasan
Pengembangan dan penyediaan sanitasi lingkungan kawasan permukiman
Pengembangan dan penyediaan jaringan distribusi Air Minum kawasan permukiman
Blok B
Segmen 3 blok B, meliputi; rencana pembangunan jalan beton diatas kanal dan rencana
pembangunan pedestrian.
Konsep pembangunan:
Pembangunan jalan beton untuk menghubungkan antara satu kawasan dengan kawasan
lainnya
Pembangunan pedestrian untuk meningkatan kualitas kawasan dan akses untuk pejalan
kaki
Penyediaan sarana dan prasarana persampahan
Pembangunan sanitasi lingkungan permukiman
Strategi Pembangunan:
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 67
Pengembangan/peningkatan kualitas dan kapasitas jaringan jalan beton
Pengembangan aksesibilitas kawasan melalui penyediaan fasilitas pedestrian untuk
pejalan kaki
Peningkatan kualitas lingkungan permukiman yang diikuti penanganan sistem
persampahan kawasan
Pengembangan dan penyediaan sanitasi lingkungan kawasan permukiman
Blok C
Segmen 3 blok C, meliputi; rencana pembangunan pusat kerajinan tangan tradisionil.
Konsep pembangunan:
Pembangunan pusat kerajinan tradisionil untuk menyediakan ruang usaha bagi
pemberdayaan ekonomi masyarakat dan menampung hasil-hasil kerajinan yang
diusahakan masyarakat
Penyediaan sarana dan prasarana persampahan
Pembangunan sanitasi lingkungan permukiman
Strategi Pembangunan:
Pengembangan kawasan diiukuti dengan pembangunan fasilitas ekonomi (pembangunan
pusat kerajinan tangan tradisionil)
Peningkatan kualitas lingkungan permukiman yang diikuti penanganan sistem
persampahan kawasan
Pengembangan dan penyediaan sanitasi lingkungan kawasan permukiman
5.7. INTEGRASI STRATEGI PEMBANGUNAN KABUPATEN/KOTA DAN SEKTOR
Berdasarkan dokumen rencana yang telah dijabarkan sebelumnya, maka dapat disusun matriks strategi pembangunan pada skala kabupaten/kota seperti pada tabel dibawah:
Tabel 5.32. Integrasi Strategi Pembangunan Kabupaten/Kota Dan Sektor
NO.
PRODUK RENCANA
STATUS (ADA/TDK)
*
ARAHAN PEMBANGUNAN
PROGRAM/KEGIATAN LOKASI SEKTOR
1 2 3 4 5 6 7
1. RTRW Kab/Kota
Ada Kws. strategis dari sudut kepentingan ekonomi : * Kws. Perdagangan dan Jasa di Gamalama, Muhajirin, Bationg Talangame dan reklamasi pantai Salero – Dufa-dufa * Kws. Kota Baru Ternate meliputi Kec. Ternate Selatan dan Kec.
Indikasi Program Bidang Cipta Karya :
PERDA No. 02 Tahun 2012
Penyusunan RTBL dan Peraturan Zonasi Water Front City
Kws.Reklamasi
PBL
Penyusunan RTBL dan Peraturan Zonasi Kws. Bastiong
Kws. Bastiong
PBL
Penyusunan RTBL dan Peraturan Zonasi Kws. Pemerintahan
Kel. Stadion, Kampung Pisang, Maliaro dan Kalumpang
PBL
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 68
Pulau Ternate * Kws. Wisata Pantai Sulamadaha, Pantai Hol dan Telaga Nita di Kel. Sulamadaha, pantai Tabanga di Kel. Tobololo, pantai Ake Rica wisata di Kel. Rua, pantai Bobane Ici di Kel. Rua dan Pantai Kastela di Kel. Kastela * Kws. minapolitan meliputi Kec. Ternate Utara, Ternate Tengah, Ternate Selatan dan wilayah hinterland di Kec. Pulau Ternate, Pulau Hiri, Moti dan Kec. Pulau Batang Dua * Kws. water front city (Kws. Reklamasi) Kota Ternate meliputi Kec. Ternate Utara, Ternate Tengah dan Kec. Ternate Selatan * Kws. Benteng Tolucco/Holandia di Kel. Sangaji Utara Kec. Ternate Utara *Kws. benteng Kalamata (Santalucia) di Kel. Kayu Merah * Kws. benteng Kastela/Gamlamo (Santo Paolo/Nostra Senora De Rosario) di Kel. Kastela * Kws. wisata budaya di Kws. Kel. Soasio
Penyusunan RTBL dan Peraturan Zonasi Kws. Bandara Sultan Babullah
Kec. Ternate Utara (Kel. Akehuda, Tafure, Tabam, Tarau dan Tubo)
PBL
Penyusunan RTBL dan Peraturan Zonasi Kws. Wisata Terpadu danau Tolire Besar - Agrowisata Tolire - Danau Tolire Kecil.
Danau Tolire Kec. Pulau Ternate
PBL
Penyusunan RTBL dan Peraturan Zonasi Kws. Wisata Terpadu Pantai Sulamadaha - Hol Sulamadaha - Pantai Tabanga
Kel. Sulamadaha dan Kel. Tobololo Kec. Pulau Ternate
PBL
Revitalisasi Kws. Benteng Kota ternate.
Kel. Gamalama
PBL
Review Master plan Kws. Pengembangan Kota Baru
Kws. Kota Baru
PBL
Penyusunan Rencana Induk Sistek Proteksi Kebakaran Skala Kota.
Kota Ternate
PBL
Pembangunan monument pahlawan daerah/tokoh penting
Kota Ternate
PBL
Pembangunan Land Mark Kota Ternate
Kota Ternate
PBL
Survey dan Penetapan Kws. permukiman kumuh dengan SK Walikota Ternate.
Kota Ternate
BANGKIM
Program peremajaan Kws. permukiman kumuh.
Kota Ternate
BANGKIM
Pembangunan RUSUNAWA / RUSUNAMI pada Kws. berkepadatan tinggi / Kws. kampus
Kota Ternate
BANGKIM
Menyediakan dan menempatkan tempat Penampungan sementara (TPS) sampah di pusat-pusat kegiatan kota
Kota Ternate
PLP
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 69
seperti Upacara Adat Kolano Uci Sabea, Penobatan Kapita/Fanyura, Baramasuwen (bambu Gila), Badabus, Soya-soya, Cakalele, Lagu dan Dadansa, Tide dan Ronggeng, Gala, Upacara Adat perkawinan Malut, Lala, Dana-dana, Salaijin dan Togal; * Kws. tradisional Kel. Foramadiahi dan Kel. Tubo (3) Kws. strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup terdiri atas : Kws. Cengkeh Afo di Kel. Marikurubu Kws. rawan letusan gunung api terdapat di Pulau Ternate yaitu Kec. Ternate Utara, Kec. Ternate Tengah, Kec. Ternate Selatan dan Kec. Pulau Ternate Kws. resapan air pada daerah kemiringan lereng > 25 % terdapat di Kec. Ternate Utara, Ternate Tengah, Ternate Selatan, Pulau Ternate, Pulau Hiri, Moti dan Kec. Pulau
Penerapan sistim 3R untuk nilai ekonomis sampah TPA regional
Kota Ternate
PLP
Peningkatan sistem manajemen persampahan
Kota Ternate
PLP
Penerapan Septik Tank Komunal pada Kws. permukiman padat dan Kws. permukiman pesisir pantai
Kota Ternate
PLP
Pengelolaan sampah berbasis masyarakat
Kota Ternate
PLP
Peningkatan sarana dan prasarana pengolahan sampah (TPST, Dump truck, Gerobak, Amroll, Container dan alat berat)
Kota Ternate
PLP
Menyusun rencana induk persampahan
Kota Ternate
PLP
Peningkatan TPA dari open dumping menjadi Sanitary Landfill/Control Landfill
Kota Ternate
PLP
Pembuatan Buffer Zone TPA
Kota Ternate
PLP
Penyusunan masterplan air limbah
Kota Ternate
PLP
Pembangunan instalasi pengolahan limbah tinja (IPLT)
Buku Deru-Deru di Kel. Takome
PLP
Rencana pembangunan IPAL skala Kws.
Kws. jasa perdagangan di Kel. Gamalama
PLP
Rencana pembangunan IPAL skala Kws.
Kws. pengembangan Kota Baru
PLP
Pengoptimalan sumber air baku air permukaan (danau) SPAM Danau Laguna
Kel. Ngade Kec. Ternate Selatan
AM
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 70
Batang Dua Kaw. rawan bencana tsunami pada pesisir pantai di Kec. Ternate Utara, Kec. Ternate Tengah, Kec. Ternate Selatan, Kec. Pulau Ternate, Kec. Pulau Batang Dua, Kec. Pulau Hiri dan Kec. Moti Kws. Danau Laguna, Danau Tolire dan sekitarnya Ternate Utara, Ternate Tengah dan Kec. Ternate Selatan (2) Kws. strategis dari sudut kepentingan sosial budaya yaitu: Keraton Kesultanan Ternate di Kel. Soa Kec. Ternate Utara Lapangan Ngaralamo dan Dodoku Ali di Kel. Salero Kec. Ternate Utara Kws. benteng Kota Janji (Santo Pedro) di Kel. Ngade Kec. Ternate Selatan Kws. Benteng Orange di Kel. Makassar Timur Kec. Ternate Tengah Kawasan Mata Air Tege - Tege di Kelurahan Marikurubu, mata air Ake Ga’ale di Kelurahan Sangadji, mata air Santosa di Kelurahan Salero, dan mata air
Peningkatan pelayanan air minum dengan sistem perpipaan pada Kws. yang belum terlayani oleh PDAM
Kec. Pulau Ternate, kec. Ternate Utara, kec. Ternate Tengah, kec. Ternate Selatan, kec. Pulau Hiri, kec. Moti dan kec. Pulau Batang Dua
AM
Rencana pengembangan instalasi air minum skala Kec. (IKK)
Kec. Pulau Hiri, kec. Moti dan kec. Pulau Batang Dua
AM
Penyediaan air minum untuk Kws. permukiman rawan air minum didaerah ketinggian
Kec. Ternate Utara, Tengah, Selatan dan Kec.Pulau Ternate.
AM
Penyusunan master plan air minum
Kota Ternate
AM
Penyusunan rencana induk sistem drainase perkotaan
Kota Ternate
AM
Pembangunan jaringan drainase baru
Kota Ternate
PLP
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 71
Akerica di Kelurahan Rua, mata air Jebubu di Kelurahan Tafaga, mata air Ake boki dan Ake Hula Kelurahan Tadenas (Moti)
2. Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)
Tidak Ada SPAM Jaringan Perpipaan (Unit Air Baku, Unit Produksi, Unit Distribusi dan Unit Pelayanan)
SPAM Bukan Jaringan Perpipaan
3. Strategi Sanitasi Kota (SSK)
Tidak Ada Sektor Air Limbah Domestik
Sektor Persampahan
Sektor Drainase
4. Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kws. Permukiman (RP2KP)
Ada Kws. Permukiman Skala Kota
Penataan permukiman pada daerah badan air
Kota Ternate
BANGKIM, PBL
Pemberdayaan Masyarakat
Kota Ternate
BANGKIM, PBL, PLP, AM
Pembangunan dan peningkatan kapasitas jaringan drainase kota
Kota Ternate
PLP
Penataan Bangunan dan Lingkungan
Kota Ternate
PBL
Penyusunan materplan infrastruktur kota
Kota Ternate
BANGKIM, PBL, PLP, AM
Revitalisasi kawasan permukiman dan kawasan cagar budaya
Kws. Benteng Orange
PBL
Pembangunan Rusunawa
Lelong Makassar Timur
BANGKIM
Revitalisasi dan pembangunan sistem jaringan drainase kota
Kota Ternate
PLP
Pembangunan sanitasi lingkungan dan IPAL
Kota Ternate
PLP
Pemberdayaan Masyarakat
Kota Ternate
Kws. Permukiman Prioritas Dodoku Mari
Peningkatan kapasitas jalan dan jaringan jalan baru
Kws. Dodoku Mari (Dufa-dufa, gamala
BANGKIM
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 72
ma, makassar timur, soa sio, salero, toboleu, sangaji)
Penyusunan RTBL Kawasan Perdagangan
Kws. Dodoku Mari (Dufa-dufa, gamalama, makassar timur, soa sio, salero, toboleu, sangaji)
PBL
Revitalisasi dan Peningkatan Kapasitas Drainase kawasan
Kws. Dodoku Mari (Dufa-dufa, gamalama, makassar timur, soa sio, salero, toboleu, sangaji)
PLP
Revitalisasi dan Peningkatan Kapasitas Drainase kawasan
Kws. Dodoku Mari (Dufa-dufa, gamalama, makassar timur, soa sio, salero, toboleu, sangaji)
PLP
Pembangunan sanitasi lingkungan permukiman prioritas
Kws. Dodoku Mari (Dufa-dufa, gamalama, makassar timur, soa sio, salero,
PLP
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 73
toboleu, sangaji)
Peningkatan kapasitas jaringan drainase kawasan prioritas
Kws. Dodoku Mari (Dufa-dufa, gamalama, makassar timur, soa sio, salero, toboleu, sangaji)
PLP
Pembangunan dan pengembangan jaringan distribusi air minum
Kws. Dodoku Mari (Dufa-dufa, gamalama, makassar timur, soa sio, salero, toboleu, sangaji)
AM
Penyusunan masterplan drainase
Kws. Dodoku Mari (Dufa-dufa, gamalama, makassar timur, soa sio, salero, toboleu, sangaji)
PLP
Peningkatan kualitas lingkungan permukiman kumuh
Kws. Dodoku Mari (Dufa-dufa, gamalama, makassar timur, soa sio, salero, toboleu, sangaji)
BANGKIM
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 74
Rencana Indusk Sistem (RIS) Kawasan Prioritas
Kws. Dodoku Mari (Dufa-dufa, gamalama, makassar timur, soa sio, salero, toboleu, sangaji)
BANGKIM, PLP, PBL, AM
Pembangunan Rusunawa
Kws. Dodoku Mari (Dufa-dufa, gamalama, makassar timur, soa sio, salero, toboleu, sangaji)
BANGKIM
Pembangunan dan pengembangan sarana permukiman kawasan prioritas
Kws. Dodoku Mari (Dufa-dufa, gamalama, makassar timur, soa sio, salero, toboleu, sangaji)
BANGKIM, PLP, PBL, AM
Penataan kawasan kumuh
Kws. Dodoku Mari (Dufa-dufa, gamalama, makassar timur, soa sio, salero, toboleu, sangaji)
BANGKIM
Peningkatan kapasitas jaringan drainase permukiman
Kws. Dodoku Mari (Dufa-dufa,
PLP
I RPI2-JM I Kota Ternate I
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
V - 75
gamalama, makassar timur, soa sio, salero, toboleu, sangaji)
Pembangunan IPAL Kws. Dodoku Mari (Dufa-dufa, gamalama, makassar timur, soa sio, salero, toboleu, sangaji)
PLP
Penyusunan KDB dan KLB
Kws. Dodoku Mari (Dufa-dufa, gamalama, makassar timur, soa sio, salero, toboleu, sangaji)
PBL
Penyediaan sarana dan prasarana persampahan
Kws. Dodoku Mari (Dufa-dufa, gamalama, makassar timur, soa sio, salero, toboleu, sangaji)
PLP