ketidakadilan gender yang dialami tokoh perempuan dalam
TRANSCRIPT
i
Ketidakadilan Gender yang Dialami Tokoh Perempuan
dalam Novel Perempuan Berkalung Sorban
Karya Abidah El Khalieqy
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memeroleh gelar Sarjana
Sastra pada Program Studi Sastra Indonesia Departemen Sastra Indonesia
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin
OLEH:
Ikki Pramatasari Kadir
F11113506
DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
TAHUN 2017
ii
iii
iv
v
Kepada asa yang akan selalu menjadi
bayangan diri, tetaplah selalu menemani
walau dalam kegelapan…
Kepada kehidupan, jadilah air jernih yang
akan semakin mengalir dengan deras walau
batu kerikil kuat disepanjang sungai
berjejer…
Dan kepada penyemangat atas segala
harapan dan kehidupan penulis, yaitu
orang tua tercinta yang selalu memberi
kasih sayang tulus dalam kondisi apapun…
PENULIS MERINDUKAN KALIAN. ^-^
vi
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT , atas rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Ketidakadilan Gender yang Dialami Tokoh Perempuan dalam Novel Perempuan
Berkalung Sorban karya Abidah El Khalieqy. Skripsi ini merupakan salah satu syarat
guna memperoleh gelar Sarjana Sastra di Departemen Sastra Indonesia Fakultas
Sastra Universitas Hasanuddin.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak ditemui
kesulitan. Namun, berkat ketekunan dan usaha yang disertai doa, penulisan skripsi ini
dapat terselesaikan. Penyusunan skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan dan
motivasi dari berbagai pihak, terutama dari dosen pembimbing. Sehubungan dengan
hal tersebut, penulis sewajarnya menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dra Haryeni Tamin, M. Hum. selaku konsultan I dan Dra. Hj. Muslimat, M.
Hum. selaku konsultan II. Terima kasih telah meluangkan waktu dan
memberikan bimbingan serta arahan kepada penulis sejak di bangku kuliah
hingga penyusunan skripsi ini.
2. Ketua Departemen Sastra Indonesia Dr. AB Takko Bandung, M. Hum. dan
Dra. St. Nursa’adah, M. Hum. selaku sekretaris Departemen Sastra Indonesia.
3. Seluruh dosen dan karyawan Jurusan Sastra Indonesia yang sangat penulis
sayangi dan hargai, yang dengan ikhlas menuangkan ilmu yang dimiliki.
vii
4. Sumartin, S.E. staf Departemen Sastra Indonesia yang telah membantu
penulis dalam administrasi.
5. Terspesial untuk kedua orang tua penulis, Drs. Abd Kadir Kasim dan Rasida
Aziz. Terima kasih atas cinta, kasih sayang, dukungan, doa, dan perhatian
yang telah diberikan kepada penulis hingga saat ini. Semoga penulis dapat
selalu membahagiakan kalian dan dapat menjadi sesuatu yang membanggakan
dalam hidup kalian. Penulis selalu merindukan kalian dimana pun kalian
berada.
6. Kepada saudara penulis, Muh. Ichwan Kadir S.Hut. M.Hut, Ns. Ika Faradillah
Kadir S,Kep, Muh Ilham Kadir, Muh Irfan Kadir, Muh Ichsan Kadir dan
seluruh keluarga yang menyayangi, serta selalu mendukung penulis. Terima
kasih telah menjadi penolong, pelindung dan tempat berbagi suka maupun
duka.
7. Sahabat yang selalu ada untuk penulis Andi Hermawati, Nur. Jannah Pattola,
Dian Angreani, Ririn Isnawati. Terima kasih telah menerima segala
kekurangan penulis, menjadi bagian dari kehidupan penulis dan selalu
memberi dukungn serta motivasi yang besar terhadap penulis.
8. Seluruh teman seperjuangan sejak empat tahun yang lalu hingga saat ini,
“Ekspresi 2013”, Dian Moudyan Arham, Hamni Iriansyah, Dewi Agustin,
Haslinda, Mutmainnah, Nurginaya, Reski Amelia, Asmira, Umrahtunnisa,
Herlindah, Risah, Nurjanna, Israya, Wahyuni, Sri Hardiyanti, Murnisma,
Nurwahyu Puspitasari, Marham, Achmad Zulakbar, Hendriadi Saputra,
viii
Sunardin, Resky Reanaldi, Zulkadri, dan Yohanes. Terima kasih telah
mengajarkan kepada penulis tentang arti ketulusan pertemanan.
9. Rekan-rekan IMSI KMFIB-UH, terima kasih telah memberikan kepercayaan
kepada penulis untuk menjadi bagian dari kalian. Terima kasih juga telah
menjadi teman diskusi dan bekerja sama dalam kegiatan IMSI KMFS-UH.
10. Sahabat penulis sejak SMA Andi Nurul Afiah dan Dessy Putri Permatasari
Diningrat, terima kasih telah menjadi teman yang baik, selalu mengingatkan
penulis untuk bersabar menghadapi semua masalah.
11. Teman-teman IKDS Rezky Armala Pratiwi, Dwi Utami Lestari, dan Andi
Permatasari yang selalu memberi dukungan, doa serta motivasi kepada
penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran guna menjadikan karya ini lebih baik lagi.
Namun demikian, penulis tetap berharap agar skripsi ini dapat memberikan
manfaat kepada pembaca.
Makassar, November 2017
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ ii
HALAMAN PENERIMAAN ............................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................... v
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
ABSTRAK ............................................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................ 4
C. Batasan Masalah ................................................................................... 4
D. Rumusan Masalah ................................................................................ 5
E. Tujuan Penelitian .................................................................................. 5
F. Manfaat Penelitian ................................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 7
A. Hasil Penelitian yang Relevan .............................................................. 7
B. Landasan Teori .................................................................................... 9
C. Kerangka Pikir ...................................................................................... 16
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................... 18
A. Desain Penelitian……………………………………………………… 18
B. Metode Pengumpulan Data ................................................................... 18
x
1. Data Primer .................................................................................... 19
2. Data Sekunder ............................................................................... 19
B. Metode Analisis Data ........................................................................... 19
C. Definisi Operasional ............................................................................ 20
D. Prosedur Penelitian .............................................................................. 23
E. Sistematika Penulisan ........................................................................... 23
BAB IV PEMBAHASAN ..................................................................................... 24
A. Bentuk-bentuk Ketidakadilan Gender yang Dialami Tokoh Perempuan
dalam Novel ........................................................................................ 24
1. Marginalisasi ................................................................................ 24
2 . Subordinasi .................................................................................... 46
3. Stereotipe ....................................................................................... .52
4. Kekerasan ...................................................................................... 59
5. Beban Kerja ................................................................................... .69
B. Dampak Ketidakadilan Gender yang Dialami Tokoh Perempuan ...... 74
1. Trauma Atas Kekerasan………………………………………. 74
2. Trauma Terhadap Laki-laki ........................................................... 79
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 82
A. Simpulan .............................................................................................. 82
B. Saran .................................................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 85
xi
ABSTRAK
Ikki Pramatasari Kadir. Ketidakadilan Gender yang Dialami Tokoh Perempuan
dalam Novel Perempuan Berkalung Sorban Karya Abidah El Khalieky: Tinjauan
Kritik Sastra Feminis (dibimbing oleh Haryeni Tamin dan Muslimat).
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan bentuk-bentuk ketidakadilan gender
yang dialami tokoh perempuan dan mengungkapkan dampak ketidakadilan gender
dalam novel Perempuan Berkalung Sorban terhadap tokoh perempuan yang
mengalami ketidakadilan.
Penelitian dilakukan dengan memanfaatkan teori feminis. Penelitian ini bersifat
kualitatif yang mengharuskan keterlibatan langsung peneliti dalam seluruh proses
penelitian mulai dari penetapan masalah, kajian pustaka, pengumpulan dan
pengolahan data, proses analisis dan intrepretasi, sampai pada kesimpulan penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat gambaran ketidakadilan gender yang dialami
oleh tokoh perempuan yang dilakukan oleh ayah ataupun suami sebagai kepala
keluarga.
Kata Kunci: ketidakadilan, novel, kritik sastra feminis.
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sastra merupakan sebuah karya yang lahir dalam masyarakat
berdasarkan realitas hidup, baik dalam bentuk pengalaman, pemikiran,
perasaan maupun keyakinan individu. Bukan hanya itu, karya sastra juga
dapat lahir melalui pengalaman dan kehidupan sosial yang dipadukan
dengan imajinasi pengarang, sehingga sering dikatakan bahwa dalam
karya sastra terdapat fakta faktual dan fakta fiktif. Sastra menurut Damono
(dalam Escarpet, 2008: viii) adalah kristalisasi keyakinan, nilai-nilai, dan
norma-norma yang disepakati oleh masyarakat.
Sebuah karya sastra juga dapat membahas ataupun merekam
sebuah kejadian, salah satunya mengenai ketidakadilan yang dirujuk dari
realita hidup dan disatukan dalam imajinasi pengarang sehingga
muncullah sebuah karya yang membahas mengenai ketidakadilan terutama
ketidakadilan sosial. Salah satu isu ketidakadilan sosial krusial di tengah-
tengah masyarakat adalah ketidakadilan gender yang tidak hanya
dilakukan oleh pemerintah, komunitas sosial, bahkan dilakukan juga oleh
pasangan suami istri dalam rumah tangga sebagai unit sosial terkecil.
Dalam karya sastra juga terdapat pembagian genre, yaitu sastra
imajinatif yang dirangkum dalam bentuk puisi, prosa, dan drama. Menurut
Aminuddin (2011:66) Prosa sebagai salah satu genre sastra memiliki
2
keunggulan dibanding genre sastra lainnya karena mengandung unsur-
unsur meliputi (1) pengarang atau narator, (2) isi penciptaan, (3) media
penyampai isi berupa bahasa, dan (4) elemen-elemen fiksional atau unsur-
unsur instrinsik yang membangun karya fiksi itu sendiri sehinggah
menjadi suatu wacana. Karya sastra yang termasuk dalam klasifikasi prosa
seperti cerpen dan novel.
Novel merupakan karya sastra berbentuk prosa yang memiliki
penyusunan kalimat yang lebih luas dan tepat, bahasa yang digunakan
dalam novel pun merupakan bahasa sehari-hari yang membuat pembaca
mudah memahami isi dari novel tersebut, bahkan masyarakat yang tak
pernah mendapatkan pendidikan sastra pun bisa memahami novel asalkan
tidak buta huruf. Karya sastra novel yang baik juga haruslah memiliki
penceritaan yang menarik, beragam dan memberikan pengetahuan positif
bagi pembaca.
Novel Perempuan Berkalung Sorban yang kemudian disingkat
PBS karya Abidah El Khalieqy dipilih sebagai objek dalam penelitian ini
disebabkan novel ini membahas lingkungan pesantren yang memiliki
legalitas dan kepercayaan dari masyarakat dalam menginterpresi teks-teks
agama Islam. Tafsiran dari teks-teks agama oleh pengajar, yaitu para
ustads dan kiai dalam novel menghasilkan sebuah ideologi patriarki dan
berujung pada tindakan-tidakan tidak adil terhadap tokoh perempuan
dalam novel. Selain itu, bahasa yang digunakan dalam novel ini mudah
dipahami karena menggunakan bahasa sederhana.
3
Novel PBS banyak dibicarakan dan didiskusikan pada forum-
forum diskusi mahasiswa karena dalam novel menampilkan pandangan
laki-laki yang memosisikan perempuan lebih rendah status sosialnya dari
laki-laki, sehingga berimplikasi pada ketidakadilan gender. Isu
ketidakadilan terhadap perempuan dalam ajaran Islam sebenarnya adalah
isu yang sensitif dan riskan.
Novel PBS, menampilkan lingkungan pesantren sebagai
laboratorium ilmu-ilmu Islam dan kiai-kiainya memiliki kuasa untuk
mengajarkan fikhi dan ushul fikhi sebagai akidah dan cara berlaku umat
Islam. Hal ini kemudian menjadi masalah ketika ajaran yang diberikan
oleh para kiai berkiblat pada ajaran yang kaku atau konsevatif dan tidak
adil tehadap kaum perempuan. Hal tersebut kemudian menjadi dalil bagi
para lelaki untuk mempraktikkan bentuk-bentuk ketidakadilan gender
terhadap perempuan.
Tidak adanya penghargaan dan penghormatan terhadap perempuan
sebagai mahluk setara dengan laki-laki menyebabkan perempuan
diasosiasikan sebagai barang dan alat. Ia dinilai sebagai barang ketika
dirinya diperlakukan serampangan hingga diperjualbelikan.
Diperjualbelikan yang dimaksud ketika anak-anak perempuan yang tampil
dalam novel dinikahkan secara paksa oleh ayahnya yang merupakan
seorang kiai pemilik pesantren dengan pemilik pesantren lainnya untuk
mengangkat harkat laki-laki dan meluaskan kekuasaannya sebagai pemilik
pesantren, sedangkan perempuan dipandang sebagai alat ketika ia hanya
4
dijadikan pemuas nafsu laki-laki dan alat rumah tangga yang mengerjakan
semua urusan rumah tangganya sendiri dan membesarkan anaknya sendiri.
Hal ini diperparah ketika ia juga harus bekerja di luar rumahnya untuk
mencukupi kebutuhan keluarganya.
Hal-hal di atas adalah bentuk-bentuk ketidakadilan gender terhdap
perempuan. Bentuk-bentuk ketidakadilan tersebut berujung pada dampak
yang ditimbulkannya. Dampak ini dirasakan langsung oleh perempuan dan
menyebabkan ketimpangan sosial dalam masyarakat.
B. Identifikasi Masalah
Dalam objek kajian tersebut, ada beberapa masalah yang
ditemukan. Berikut identifikasi masalahnya:
1. Kondisi pesantren yang masih memegang tradisi konservatif.
2. Politik yang ditampilkan dalam pesantren.
3. Dehumanisasi.
4. Kondisi santri perempuan dalam pesantren.
5. Ketidakadilan gender terhadap perempuan dan dampak yang
ditimbulkan.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan masalah-masalah yang telah diidentifikasi di atas,
penulis membatasi pada masalah ketidakadilan gender terhadap
perempuan dan dampak yang ditimbulkan dari ketidakadilan gender dalam
novel PBS karya Abidah El Khalieqy dengan menggunakan pendekatan
kritik sastra feminis.
5
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah tersebut maka penelitian ini
difokuskan pada rumusan masalah di bawah ini:
1. Bagaiamana bentuk-bentuk ketidakadilan gender yang dialami oleh
tokoh perempuan dalam novel Perempuan Berkalung Sorban karya
Abidah El Khalieqy?
2. Bagaimana dampak ketidakadilan gender yang dialami oleh tokoh
perempuan dalam novel Perempuan Berkalung Sorban karya Abidah
El Khalieqy?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Menjelaskan ketidakadilan gender yang dialami tokoh perempuan
dalam novel Perempuan Berkalung Sorban karya Abidah El Khalieqy.
2. Menjelaskan dampak ketidakadilan gender yang dialami tokoh
perempuan dalam novel Perempuan Berkalung Sorban karya Abidah
El Khalieqy.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan berhasil dengan baik dan dapat mencapai
tujuan penelitian. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
Manfaat teoritis penelitian ini adalah sebagai berikut:
6
(a) Penelitian ini dapat menambah pengetahuan mengenai studi
analisis tentang karya sastra Indonesia, terutama dalam bidang
penelitian novel Indonesia yang memanfatkan teori feminisme.
(b) Penelitian ini dapat memberikan sumbangsih dalam
mengaplikasikan teori sastra dan kritik sastra feminis dalam
mengungkapkan bentuk-bentuk ketidakadilan gender dan dampak
ketidakadilan gender terhadap tokoh perempuan dalam novel PBS
karya Abidah El Khalieqy.
(c) Memberikan inspirasi kepada pembaca untuk lebih memahami hal
yang terkait mengenai perempuan dan laki-laki dalam pandangan
Islam.
(d) Menambah pemahaman dan membantu pembaca dalam memahami
novel PBS terutama dalam kaitannya dengan konsep feminis.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Dapat menjadi bahan bacaan yang dapat meningkatkan wawasan
bagi pembaca khususnya mengenai novel PBS karya Abidah El
Khalieqy.
b) Dapat dijadikan sebagai referensi bagi penelitian-penelitian ilmiah
selanjutnya.
c) Menjadi arahan dan acuan bagi pembaca agar lebih tertarik
membaca karya sastra yang bersifat islami.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hasil Penelitian yang Relevan
Ketidakadilan gender yang digambarkan dalam Novel PBS
menjadi fokus penelitian penulis. Setelah mengamati beberapa hasil
penelitian yang ada di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin,
penulis belum menemukan skripsi yang mengkaji mengenai ketidakadilan
gender dalam novel PBS karya Abidah El Khalieqy. Namun demikian,
penelitian terhadap karya sastra dengan menggunakan teori kritik sastra
feminis telah banyak dilakukan.
Hasil penelitian yang membahas mengenai perempuan di
antaranya, penelitian yang dilakukan oleh Diana tahun 2011 dengan
menggunakan objek novel karya M.Aan Mansur yang berjudul Gender
dalam Novel Perempuan, Rumah Kenangan (Tinjauan Kritik sastra
Feminis). Dalam penelitian tersebut digambarkan bentuk ketidakadilan
gender yang dialami tokoh-tokoh perempuan yang hidup secara
tradisional. Perempuan yang mengurus rumah tangga, mengurus anak,
patuh dan pasrah terhadap semua keputusan yang diberikan oleh laki-laki.
Penelitian selanjutnya oleh Fachriyani tahun 2011 dengan
menggunakan objek penelitian yang berjudul Citra Tokoh Perempuan
dalam Novel Dorodasih karya Iman Budi Santosa, Relevansinya dengan
Perempuan Jawa di Indonesia Tinjauan Kritik Sastra Feminis. Hasil
8
penelitian ini menggambarkan tokoh dalam novel tersebut menginginkan
kehidupan mandiri dan terbebas dari kungkungan nilai budaya patriarki
serta norma-norma dan adat budaya tradisional perempuan Jawa.
Selanjutnya, tesis yang diteliti oleh Muslimat tahun 2005 Fakultas
Ilmu Budaya UGM, dengan menggunakan objek penelitian novel yang
berjudul Citra Wanita dalam Cerita Rakyat Makassar Tinjauan Kritik
Sastra Feminis. Penelitian tersebut menjelaskan mengenai nilai-nilai
tradisional Makassar dan munculnya nilai-nilai baru sebagai gagasan yang
dicita-citakan oleh masyarakat. Dalam tesis tersebut tergambarkan jelas
penolakan masyarakat terhadap nilai-nilai tradisional yang mengungkung
kehidupan perempuan.
Berbeda halnya dengan sejumlah hasil penelitian yang penulis
temukan pada media daring. Terdapat beberapa skripsi yang membahas
mengenai objek dan pedekatan yang juga sama dengan penulis. Namun,
pembahasan dalam skripsi tersebut tidaklah sama dengan pembahasan
penulis yang lebih fokus pada ketidakadilan gender dengan menggunakan
teori kritik sastra feminis. Adapun beberapa skripsi tersebut ialah skripsi
Putri Diah Ningrum (Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah)
Universitas Surakarta tahun 2009 yang lebih memfokuskan pembahasan
skripsi pada pendekatan struktural, data yang terdapat pada skripsi tersebut
juga berbeda dengan data penulis.
Selanjutnya skripsi yang diteliti oleh Ila Nulaila, (Fakultas Islam
Negeri Keguruan) Universitas Islam Negeri Jakarta, yang belum masuk
9
pada pembahasan mengenai ketidakadilan gender. Data pada skripsi
tersebut tidaklah lengkap karena tidak menampilkan teori yang digunakan
dan juga tidak masuk pada sub bab pembahasan yang penulis anggap
penting pada sebuah skripsi.
Dari beberapa skripsi yang penulis temukan pada media daring,
penulis merasa bahwa penelitian yang dilakukan oleh penulis lebih detail
dan relevan membahas mengenai ketidakadilan gender dibandingkan
dengan skripsi yang penulis identifikasi. Karya sastra yang menjadi objek
penulis yaitu novel PBS yang memokuskan analisis pada permasalahan
mengenai bentuk ketidakadilan gender dan dampak ketidakadilan yang
dialami tokoh perempuan dengan menggunakan alat analisis kritik sastra
feminis.
B. Landasan Teori
Landasan Teori merupakan dasar yang kuat dalam sebuah
penelitian yang akan dilakukan. Dalam landasan teori terdapat seperangkat
definisi dan juga konsep yang telah disusun secara sistematis. Penulis
mengungkap ketidakadilan gender dan dampak ketidakadilan gender yang
dialami tokoh perempuan dalam novel PBS karya Abidah El Khalieqy
dengan menggunakan pendekatan kritik sastra feminis.
Kritik sastra feminis adalah salah satu kajian karya sastra yang
mendasarkan pada pandangan atau konsep-konsep feminisme yang
menginginkan adanya keadilan dalam memandang eksistensi perempuan.
Kritik sastra feminis merupakan kajian mengenai wanita dan merupakan
10
perkembangan dari feminisme yang bertujuan untuk mendapatkan
kedudukan yang sama dengan laki-laki dan pengakuan atas hasil karyanya
yang juga berbicara mengenai perempuan dan persoalannya.
Feminisme diawali oleh persepsi tentang ketimpangan posisi
perempuan dibandingkan laki-laki di masyarakat. Akibat persepsi ini,
timbul berbagai upaya untuk mengkaji penyebab ketimbangan tersebut
guna mengeliminasi dan menemukan formula penyetaraan hak perempuan
dan laki-laki. Kritik sastra feminis dapat digunakan untuk menafsirkan
serta menilai kembali seluruh karya sastra yang dihasilkan diabad-abad
silam, selanjutnya membantu memahami, menafsirkan serta menilai cerita-
cerita rekaan penulis perempuan serta menilai tolok ukur yang digunakan
untuk menentukan cara-cara penilaian lama (Djajanegara, 2000: 20).
Culler (dalam Muslimat 2005: 27) dalam prinsipnya reading as a
woman menyatakan bahwa kritik sastra feminis bukan berarti pengkritik
wanita, juga bukanlah kritik tentang pengarang wanita. Arti sederhana
kritik sastra feminis adalah pengkritik memandang sastra dengan
kesadaran khusus, yakni kesadaran bahwa ada jenis kelamin yang banyak
berhubungan dengan budaya dan kehidupan. Membaca sebagai wanita
berarti membaca dengan kesadaran membongkar praduga dan idiologi
kekuasaan pria yang andosentrisme. Perbedaan jenis kelamin pada diri
pencipta, pembaca, unsur karya, dan faktor luar itulah yang mempengaruhi
situasi sistem komunikasi sastra.
11
Feminisme merupakan teori tentang persamaan hak sepenuhnya
antara kaum perempuan dan laki-laki di bidang politik, ekonomi, sosial,
publik, atau keinginan terorganisasi yang memperjuangkan hak-hak serta
kepentingan perempuan (Sugihastuti dan Sastriyani, 2007:64). Feminisme
muncul pada abad XVIII (delapan belas) dan dilatarbelakangi oleh
pemikiran bahwa perempuan sepanjang sejarahnya mengalami
marginalisasi dan perlakuan sewenang-wenang. Menurut Sadli (1995:14-
15) Feminisme berakar dari suatu gerakan yang dikenal diberbagai negara
Barat sebagai gerakan kaum “suffrage” suatu gerakan yang bertujuan
memajukan kaum wanita baik mengenai kondisi kehidupannya, maupun
status dan perannya. Gerakan ini diarahkan kepada kesadaran bahwa di
dalam masyarakat ada suatu golongan manusia yang belum terpikirkan
nasibnya, yaitu kaum wanita. Feminisme bukanlah pemberontakan
terhadap laki-laki namun, femnisme merupakan gerakan yang berupaya
untuk mengakhiri eksploitasi ataupun penindasan terhadap kaum wanita.
Feminisme terbagi atas beberapa aliran, antara lain ialah feminisme
liberal, feminism radikal, feminisme marxis dan feminism sosialis.
Feminisme liberal adalah feminis yang beranggapan bahwa subordinasi
wanita berakar dari keterbatasan hukum dan adat yang menghalangi
wanita masuk ke dalam dunia publik.
Feminisme radikal adalah feminisme yang memberikan batasan
permasalahan wanita yang berkaitan dengan masalah reproduksi dan
seksualitas wanita. Feminisme ini beranggapan bahwa keadaan biologis
12
wanita yang berbeda dengan pria adalah kehendak alam yang tidak dapat
diubah dan merupakan takdir atau kodrat.
Feminisme marxis berpendapat bahwa ketertinggalan yang dialami
oleh wanita disebabkan oleh struktur sosial, politik, dan ekonomi yang erat
kaitannya dengan sistem kapitalisme. Menurut aliran ini, wanita dapat
memperoleh kesempatan yang sama dengan pria jika mereka hidup dalam
masyarakat yang tidak berkelas.
Feminisme sosialis adalah aliran yang menekankan bahwa
penindasan terhadap wanita terjadi di kelas manapun. Ketidakadilan bukan
disebabkan kegiatan produksi atau reproduksi dalam masyarakat,
melainkan karena manifestasi ketidakadilan gender yang merupakan
konstruksi sosial. Oleh karena itu, yang mereka perangi adalah konstruksi
visi dan idiologi masyarakat serta sktruktur dan sistem yang tidak adil
yang dibangun atas bias gender.
Bias gender terjadi karena kurangnya pemahaman dalam
mengartikan dan membedakan antara konsep gender dan konsep sex.
Karenanya pemahaman mengenai gender dan sex sangat penting untuk
dibahas terlebih dahulu. Gender adalah sifat yang melekat pada diri pria
atau wanita yang dikonstruksi secara sosial budaya, misalnya pria
dianggap kuat, jantan, perkasa, dan rasional, sedangkan wanita dianggap
lembut, keibuan dan irrasional. Penyifatan tersebut pada diri pria dan
wanita dapat dipertukarkan berdasarkan pergeseran tempat dan waktu
(Fakih, 1997:8-9). Sedangkan, sex adalah pembagian dua jenis manusia,
13
yaitu pria dan wanita berdasarkan faktor biologis. Perbedaan antara dua
jenis kelamin ini dapat diketahui dengan jelas secara fisik. Misalnya, pria
memiliki penis, cakala, dan memproduksi sperma, sedangkan wanita
mempunyai vagina, rahim, alat menyusui, dan memproduksi telur (fakih,
1997: 8).
Ketidakadilan gender terjadi disebabkan oleh prasangka gender.
Ketidakadilan bukanlah akibat dari perbedaan biologis, tetapi karena
penilaian terhadap perbedaan gender yang sering dianggap sebagai kodrat.
Ketidakadilan gender termanifestasi dalam berbagai bentuk ketidkadilan,
yaitu marginalisasi, subordinasi, stereotipe, kekerasan dan beban kerja.
Untuk menganalisis novel PBS, penulis akan menekankan teori
feminis sosialis yang terkait dengan masalah yang terlihat dalam novel.
Penulis sepemahaman dengan pendapat Sugihastuti yang mengatakan
bahwa, feminisme merupakan teori tentang persamaan hak sepenuhnya
antara kaum perempuan dan laki-laki di bidang politik , ekonomi, sosial,
publik, atau keinginan terorganisasi yang memperjuangkan hak-hak serta
kepentingan perempuan. Hal ini karena fenomena ketidakadilan yang
terdapat dalam novel PBS sesuai dengan konsep dasar teori feminis
sosialis yaitu ketidakadilan yang disebabkan oleh prasangka gender.
Feminisme sosialis lahir dari ketidakpuasan akan teori feminisme
marxis yang menganggap bahwa sumber penindasan terhadap perempuan
adalah kapitalisme. Feminisme sosialis menganggap bahwa sumber
penindasan terhadap perempuan bukan hanya berasal dari ideologi
14
kapitalisme melainkan juga berasal dari ideologi patriarki yang
didengungkan oleh feminisme radikal yang mengakar pada masyarakat
komunal. Di sini feminisme sosialis berperan sebagai sintesis dari
feminisme radikal dan feminisme marxis.
Kaum feminisme sosialis berpandangan bahwa “tiada sosialisme
tanpa pembebasan perempuan dan tak ada pembebasan perempuan tanpa
sosialisme”. Paham tersebut telah mengidentikkan sosialisme dan
pembebasan perempuan adalah hal yang tak bisa dipisahkan. Feminisme
sosialis muncul sebagai kritik terhadap feminisme Marxis. Aliran ini
mengatakan bahwa patriarki sudah muncul sebelum kapitalisme dan tetap
tidak akan berubah jika kapitalisme runtuh. Kritik kapitalisme harus
disertai dengan kritik dominasi atas perempuan. (Ihromi, 1995:86)
Menurut Elizabeth, feminisme sosialis bangkit pada 1960-an dan
1970-an sebagai cabang dari gerakan feminis dan kiri baru yang berfokus
pada saling keterkaitan antara patriarki dan kapitalisme. Hal ini terungkap
dalam dua teori yang dikembangkan perspektif ini yaitu teori sistem ganda
dan teori sistem menyatu, Teori sistem ganda memandang persoalan
penindasan kaum wanita dari dua ideologi yang berbeda yaitu kapitalisme
dan patriarki. Sedangkan teori sistem menyatu adalah gabungan dari
berbagai konsep mengenai apa yang menyebabkan penindasan terhadap
kaum wanita di masyarakat. (Tong, 1998:20)
Feminisme sosialis juga mengemukakan bahwa penindasan
struktural yang terjadi pada perempuan meliputi dua hal, yaitu penindasan
15
di bawah kapitalis dan penindasan di bawah patriarki, yang kemudian
menjadi penindasan kapitalis patriarki atau disebut dominasi. (Ritzer dan
Goodman, 2011:415) Feminisme sosialis bertujuan untuk menghancurkan
tatanan struktur kapitalisme dan patriarki yang menindas perempuan dan
menciptakan posisi sederajat dengan kepentingan kekuasaan dan modal.
Salah satu isu sentral yang dikaji oleh feminisme sosialis adalah
menelaah hubungan antara kerja domestik dengan kerja upahan atau dalam
sosiologi antara keluarga dan kerja (Agger, 2003:229-230). Ada beberapa
inti pemikiran feminisme sosialis yaitu:
(1) Wanita tidak dimasukkan dalam analisis kelas, karena pemikiran
bahwa wanita tidak memiliki hubungan khusus dengan alat-alat
produksi, padahal perempan memegang peranan penting dalam arena
produksi.
(2) Ide untuk membayar wanita atas pekerjaan yang dia lakukan di
rumah. Status sebagai ibu rumah tangga dan anak perempuan
pekerjaanya sangat penting bagi berfungsinya sistem kapitalis karena
menghasilkan surplus (nilai lebih).
(3) Kapitalisme memperkuat sexism, karena memisahkan antara
pekerjaan bergaji dengan pekerjaan rumah tangga (domestik work) dan
mendesak agar wanita melakukan pekerjaan domestik. Akses laki-laki
terhadap waktu luang, pelayanan-pelayanan personal dan kemewahan
telah mengangkat standar hidupnya melebihi wanita. Karenanya, laki-
16
laki menjadi anggota patriarki. Tenaga kerja wanita kemudian
menguntungkan laki-laki sekaligus kapitalisme.
Konsep dasar pemikiran feminis sosialis yaitu berdasarkan
konsep patriarki, kelas, gender, dan reproduksi. Feminisme sosialis
mengadopsi teori praksis marxisme, yaitu teori alienasiagar perempuan
menyadari posisi kelasnya dan menyadari bahwa ia sedang ditindas.
Proses penyadarannya adalah dengan cara membangkitkan emosi para
perempuan dan bersatu agar mereka mengubah keadaannya
(Megawangi, 1999:113)
C. Kerangka Berpikir
Dalam penelitian ini diterapkan pendekatan kritik sastra feminis
sebagai alat analisis untuk mengungkap bentuk ketidakadilan gender
yang dialami tokoh perempuan dalam novel PBS karya Abidah El
Khalieqy kaitannya dengan konsep feminis. Bentuk ketidakadilan
gender dalam novel tersebut akan dihubungkan dengan dampak
ketidadilan yang dialami perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada kerangka pikir dalam bentuk bagan berikut ini.
17
BAGAN KERANGKA PIKIR
Novel Perempuan Berkalung Sorban karya Abidah El Khalieqy
Ketidakadilan Gender Tokoh Perempuan dalam Novel Perempuan Berkalung Sorban
karya Abidah El Khaleay
Kritik Sastra Feminis
Bentuk Ketidakadilan Gender
Tokoh Perempuan dalam Novel
Dampak Ketidakadilan Gender
Perempuan dalam Novel
Simpulan