ketidakadilan gender yang dialami tokoh perempuan dalam

29
i Ketidakadilan Gender yang Dialami Tokoh Perempuan dalam Novel Perempuan Berkalung Sorban Karya Abidah El Khalieqy SKRIPSI diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memeroleh gelar Sarjana Sastra pada Program Studi Sastra Indonesia Departemen Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin OLEH: Ikki Pramatasari Kadir F11113506 DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS HASANUDDIN TAHUN 2017

Upload: others

Post on 30-Nov-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ketidakadilan Gender yang Dialami Tokoh Perempuan dalam

i

Ketidakadilan Gender yang Dialami Tokoh Perempuan

dalam Novel Perempuan Berkalung Sorban

Karya Abidah El Khalieqy

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memeroleh gelar Sarjana

Sastra pada Program Studi Sastra Indonesia Departemen Sastra Indonesia

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin

OLEH:

Ikki Pramatasari Kadir

F11113506

DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS HASANUDDIN

TAHUN 2017

Page 2: Ketidakadilan Gender yang Dialami Tokoh Perempuan dalam

ii

Page 3: Ketidakadilan Gender yang Dialami Tokoh Perempuan dalam

iii

Page 4: Ketidakadilan Gender yang Dialami Tokoh Perempuan dalam

iv

Page 5: Ketidakadilan Gender yang Dialami Tokoh Perempuan dalam

v

Kepada asa yang akan selalu menjadi

bayangan diri, tetaplah selalu menemani

walau dalam kegelapan…

Kepada kehidupan, jadilah air jernih yang

akan semakin mengalir dengan deras walau

batu kerikil kuat disepanjang sungai

berjejer…

Dan kepada penyemangat atas segala

harapan dan kehidupan penulis, yaitu

orang tua tercinta yang selalu memberi

kasih sayang tulus dalam kondisi apapun…

PENULIS MERINDUKAN KALIAN. ^-^

Page 6: Ketidakadilan Gender yang Dialami Tokoh Perempuan dalam

vi

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT , atas rahmat

dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Ketidakadilan Gender yang Dialami Tokoh Perempuan dalam Novel Perempuan

Berkalung Sorban karya Abidah El Khalieqy. Skripsi ini merupakan salah satu syarat

guna memperoleh gelar Sarjana Sastra di Departemen Sastra Indonesia Fakultas

Sastra Universitas Hasanuddin.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak ditemui

kesulitan. Namun, berkat ketekunan dan usaha yang disertai doa, penulisan skripsi ini

dapat terselesaikan. Penyusunan skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan dan

motivasi dari berbagai pihak, terutama dari dosen pembimbing. Sehubungan dengan

hal tersebut, penulis sewajarnya menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dra Haryeni Tamin, M. Hum. selaku konsultan I dan Dra. Hj. Muslimat, M.

Hum. selaku konsultan II. Terima kasih telah meluangkan waktu dan

memberikan bimbingan serta arahan kepada penulis sejak di bangku kuliah

hingga penyusunan skripsi ini.

2. Ketua Departemen Sastra Indonesia Dr. AB Takko Bandung, M. Hum. dan

Dra. St. Nursa’adah, M. Hum. selaku sekretaris Departemen Sastra Indonesia.

3. Seluruh dosen dan karyawan Jurusan Sastra Indonesia yang sangat penulis

sayangi dan hargai, yang dengan ikhlas menuangkan ilmu yang dimiliki.

Page 7: Ketidakadilan Gender yang Dialami Tokoh Perempuan dalam

vii

4. Sumartin, S.E. staf Departemen Sastra Indonesia yang telah membantu

penulis dalam administrasi.

5. Terspesial untuk kedua orang tua penulis, Drs. Abd Kadir Kasim dan Rasida

Aziz. Terima kasih atas cinta, kasih sayang, dukungan, doa, dan perhatian

yang telah diberikan kepada penulis hingga saat ini. Semoga penulis dapat

selalu membahagiakan kalian dan dapat menjadi sesuatu yang membanggakan

dalam hidup kalian. Penulis selalu merindukan kalian dimana pun kalian

berada.

6. Kepada saudara penulis, Muh. Ichwan Kadir S.Hut. M.Hut, Ns. Ika Faradillah

Kadir S,Kep, Muh Ilham Kadir, Muh Irfan Kadir, Muh Ichsan Kadir dan

seluruh keluarga yang menyayangi, serta selalu mendukung penulis. Terima

kasih telah menjadi penolong, pelindung dan tempat berbagi suka maupun

duka.

7. Sahabat yang selalu ada untuk penulis Andi Hermawati, Nur. Jannah Pattola,

Dian Angreani, Ririn Isnawati. Terima kasih telah menerima segala

kekurangan penulis, menjadi bagian dari kehidupan penulis dan selalu

memberi dukungn serta motivasi yang besar terhadap penulis.

8. Seluruh teman seperjuangan sejak empat tahun yang lalu hingga saat ini,

“Ekspresi 2013”, Dian Moudyan Arham, Hamni Iriansyah, Dewi Agustin,

Haslinda, Mutmainnah, Nurginaya, Reski Amelia, Asmira, Umrahtunnisa,

Herlindah, Risah, Nurjanna, Israya, Wahyuni, Sri Hardiyanti, Murnisma,

Nurwahyu Puspitasari, Marham, Achmad Zulakbar, Hendriadi Saputra,

Page 8: Ketidakadilan Gender yang Dialami Tokoh Perempuan dalam

viii

Sunardin, Resky Reanaldi, Zulkadri, dan Yohanes. Terima kasih telah

mengajarkan kepada penulis tentang arti ketulusan pertemanan.

9. Rekan-rekan IMSI KMFIB-UH, terima kasih telah memberikan kepercayaan

kepada penulis untuk menjadi bagian dari kalian. Terima kasih juga telah

menjadi teman diskusi dan bekerja sama dalam kegiatan IMSI KMFS-UH.

10. Sahabat penulis sejak SMA Andi Nurul Afiah dan Dessy Putri Permatasari

Diningrat, terima kasih telah menjadi teman yang baik, selalu mengingatkan

penulis untuk bersabar menghadapi semua masalah.

11. Teman-teman IKDS Rezky Armala Pratiwi, Dwi Utami Lestari, dan Andi

Permatasari yang selalu memberi dukungan, doa serta motivasi kepada

penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan kritik dan saran guna menjadikan karya ini lebih baik lagi.

Namun demikian, penulis tetap berharap agar skripsi ini dapat memberikan

manfaat kepada pembaca.

Makassar, November 2017

Penulis

Page 9: Ketidakadilan Gender yang Dialami Tokoh Perempuan dalam

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ ii

HALAMAN PENERIMAAN ............................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................... v

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix

ABSTRAK ............................................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................ 4

C. Batasan Masalah ................................................................................... 4

D. Rumusan Masalah ................................................................................ 5

E. Tujuan Penelitian .................................................................................. 5

F. Manfaat Penelitian ................................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 7

A. Hasil Penelitian yang Relevan .............................................................. 7

B. Landasan Teori .................................................................................... 9

C. Kerangka Pikir ...................................................................................... 16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................... 18

A. Desain Penelitian……………………………………………………… 18

B. Metode Pengumpulan Data ................................................................... 18

Page 10: Ketidakadilan Gender yang Dialami Tokoh Perempuan dalam

x

1. Data Primer .................................................................................... 19

2. Data Sekunder ............................................................................... 19

B. Metode Analisis Data ........................................................................... 19

C. Definisi Operasional ............................................................................ 20

D. Prosedur Penelitian .............................................................................. 23

E. Sistematika Penulisan ........................................................................... 23

BAB IV PEMBAHASAN ..................................................................................... 24

A. Bentuk-bentuk Ketidakadilan Gender yang Dialami Tokoh Perempuan

dalam Novel ........................................................................................ 24

1. Marginalisasi ................................................................................ 24

2 . Subordinasi .................................................................................... 46

3. Stereotipe ....................................................................................... .52

4. Kekerasan ...................................................................................... 59

5. Beban Kerja ................................................................................... .69

B. Dampak Ketidakadilan Gender yang Dialami Tokoh Perempuan ...... 74

1. Trauma Atas Kekerasan………………………………………. 74

2. Trauma Terhadap Laki-laki ........................................................... 79

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 82

A. Simpulan .............................................................................................. 82

B. Saran .................................................................................................... 84

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 85

Page 11: Ketidakadilan Gender yang Dialami Tokoh Perempuan dalam

xi

ABSTRAK

Ikki Pramatasari Kadir. Ketidakadilan Gender yang Dialami Tokoh Perempuan

dalam Novel Perempuan Berkalung Sorban Karya Abidah El Khalieky: Tinjauan

Kritik Sastra Feminis (dibimbing oleh Haryeni Tamin dan Muslimat).

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan bentuk-bentuk ketidakadilan gender

yang dialami tokoh perempuan dan mengungkapkan dampak ketidakadilan gender

dalam novel Perempuan Berkalung Sorban terhadap tokoh perempuan yang

mengalami ketidakadilan.

Penelitian dilakukan dengan memanfaatkan teori feminis. Penelitian ini bersifat

kualitatif yang mengharuskan keterlibatan langsung peneliti dalam seluruh proses

penelitian mulai dari penetapan masalah, kajian pustaka, pengumpulan dan

pengolahan data, proses analisis dan intrepretasi, sampai pada kesimpulan penelitian.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat gambaran ketidakadilan gender yang dialami

oleh tokoh perempuan yang dilakukan oleh ayah ataupun suami sebagai kepala

keluarga.

Kata Kunci: ketidakadilan, novel, kritik sastra feminis.

Page 12: Ketidakadilan Gender yang Dialami Tokoh Perempuan dalam

xii

Page 13: Ketidakadilan Gender yang Dialami Tokoh Perempuan dalam

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sastra merupakan sebuah karya yang lahir dalam masyarakat

berdasarkan realitas hidup, baik dalam bentuk pengalaman, pemikiran,

perasaan maupun keyakinan individu. Bukan hanya itu, karya sastra juga

dapat lahir melalui pengalaman dan kehidupan sosial yang dipadukan

dengan imajinasi pengarang, sehingga sering dikatakan bahwa dalam

karya sastra terdapat fakta faktual dan fakta fiktif. Sastra menurut Damono

(dalam Escarpet, 2008: viii) adalah kristalisasi keyakinan, nilai-nilai, dan

norma-norma yang disepakati oleh masyarakat.

Sebuah karya sastra juga dapat membahas ataupun merekam

sebuah kejadian, salah satunya mengenai ketidakadilan yang dirujuk dari

realita hidup dan disatukan dalam imajinasi pengarang sehingga

muncullah sebuah karya yang membahas mengenai ketidakadilan terutama

ketidakadilan sosial. Salah satu isu ketidakadilan sosial krusial di tengah-

tengah masyarakat adalah ketidakadilan gender yang tidak hanya

dilakukan oleh pemerintah, komunitas sosial, bahkan dilakukan juga oleh

pasangan suami istri dalam rumah tangga sebagai unit sosial terkecil.

Dalam karya sastra juga terdapat pembagian genre, yaitu sastra

imajinatif yang dirangkum dalam bentuk puisi, prosa, dan drama. Menurut

Aminuddin (2011:66) Prosa sebagai salah satu genre sastra memiliki

Page 14: Ketidakadilan Gender yang Dialami Tokoh Perempuan dalam

2

keunggulan dibanding genre sastra lainnya karena mengandung unsur-

unsur meliputi (1) pengarang atau narator, (2) isi penciptaan, (3) media

penyampai isi berupa bahasa, dan (4) elemen-elemen fiksional atau unsur-

unsur instrinsik yang membangun karya fiksi itu sendiri sehinggah

menjadi suatu wacana. Karya sastra yang termasuk dalam klasifikasi prosa

seperti cerpen dan novel.

Novel merupakan karya sastra berbentuk prosa yang memiliki

penyusunan kalimat yang lebih luas dan tepat, bahasa yang digunakan

dalam novel pun merupakan bahasa sehari-hari yang membuat pembaca

mudah memahami isi dari novel tersebut, bahkan masyarakat yang tak

pernah mendapatkan pendidikan sastra pun bisa memahami novel asalkan

tidak buta huruf. Karya sastra novel yang baik juga haruslah memiliki

penceritaan yang menarik, beragam dan memberikan pengetahuan positif

bagi pembaca.

Novel Perempuan Berkalung Sorban yang kemudian disingkat

PBS karya Abidah El Khalieqy dipilih sebagai objek dalam penelitian ini

disebabkan novel ini membahas lingkungan pesantren yang memiliki

legalitas dan kepercayaan dari masyarakat dalam menginterpresi teks-teks

agama Islam. Tafsiran dari teks-teks agama oleh pengajar, yaitu para

ustads dan kiai dalam novel menghasilkan sebuah ideologi patriarki dan

berujung pada tindakan-tidakan tidak adil terhadap tokoh perempuan

dalam novel. Selain itu, bahasa yang digunakan dalam novel ini mudah

dipahami karena menggunakan bahasa sederhana.

Page 15: Ketidakadilan Gender yang Dialami Tokoh Perempuan dalam

3

Novel PBS banyak dibicarakan dan didiskusikan pada forum-

forum diskusi mahasiswa karena dalam novel menampilkan pandangan

laki-laki yang memosisikan perempuan lebih rendah status sosialnya dari

laki-laki, sehingga berimplikasi pada ketidakadilan gender. Isu

ketidakadilan terhadap perempuan dalam ajaran Islam sebenarnya adalah

isu yang sensitif dan riskan.

Novel PBS, menampilkan lingkungan pesantren sebagai

laboratorium ilmu-ilmu Islam dan kiai-kiainya memiliki kuasa untuk

mengajarkan fikhi dan ushul fikhi sebagai akidah dan cara berlaku umat

Islam. Hal ini kemudian menjadi masalah ketika ajaran yang diberikan

oleh para kiai berkiblat pada ajaran yang kaku atau konsevatif dan tidak

adil tehadap kaum perempuan. Hal tersebut kemudian menjadi dalil bagi

para lelaki untuk mempraktikkan bentuk-bentuk ketidakadilan gender

terhadap perempuan.

Tidak adanya penghargaan dan penghormatan terhadap perempuan

sebagai mahluk setara dengan laki-laki menyebabkan perempuan

diasosiasikan sebagai barang dan alat. Ia dinilai sebagai barang ketika

dirinya diperlakukan serampangan hingga diperjualbelikan.

Diperjualbelikan yang dimaksud ketika anak-anak perempuan yang tampil

dalam novel dinikahkan secara paksa oleh ayahnya yang merupakan

seorang kiai pemilik pesantren dengan pemilik pesantren lainnya untuk

mengangkat harkat laki-laki dan meluaskan kekuasaannya sebagai pemilik

pesantren, sedangkan perempuan dipandang sebagai alat ketika ia hanya

Page 16: Ketidakadilan Gender yang Dialami Tokoh Perempuan dalam

4

dijadikan pemuas nafsu laki-laki dan alat rumah tangga yang mengerjakan

semua urusan rumah tangganya sendiri dan membesarkan anaknya sendiri.

Hal ini diperparah ketika ia juga harus bekerja di luar rumahnya untuk

mencukupi kebutuhan keluarganya.

Hal-hal di atas adalah bentuk-bentuk ketidakadilan gender terhdap

perempuan. Bentuk-bentuk ketidakadilan tersebut berujung pada dampak

yang ditimbulkannya. Dampak ini dirasakan langsung oleh perempuan dan

menyebabkan ketimpangan sosial dalam masyarakat.

B. Identifikasi Masalah

Dalam objek kajian tersebut, ada beberapa masalah yang

ditemukan. Berikut identifikasi masalahnya:

1. Kondisi pesantren yang masih memegang tradisi konservatif.

2. Politik yang ditampilkan dalam pesantren.

3. Dehumanisasi.

4. Kondisi santri perempuan dalam pesantren.

5. Ketidakadilan gender terhadap perempuan dan dampak yang

ditimbulkan.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan masalah-masalah yang telah diidentifikasi di atas,

penulis membatasi pada masalah ketidakadilan gender terhadap

perempuan dan dampak yang ditimbulkan dari ketidakadilan gender dalam

novel PBS karya Abidah El Khalieqy dengan menggunakan pendekatan

kritik sastra feminis.

Page 17: Ketidakadilan Gender yang Dialami Tokoh Perempuan dalam

5

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah tersebut maka penelitian ini

difokuskan pada rumusan masalah di bawah ini:

1. Bagaiamana bentuk-bentuk ketidakadilan gender yang dialami oleh

tokoh perempuan dalam novel Perempuan Berkalung Sorban karya

Abidah El Khalieqy?

2. Bagaimana dampak ketidakadilan gender yang dialami oleh tokoh

perempuan dalam novel Perempuan Berkalung Sorban karya Abidah

El Khalieqy?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Menjelaskan ketidakadilan gender yang dialami tokoh perempuan

dalam novel Perempuan Berkalung Sorban karya Abidah El Khalieqy.

2. Menjelaskan dampak ketidakadilan gender yang dialami tokoh

perempuan dalam novel Perempuan Berkalung Sorban karya Abidah

El Khalieqy.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan berhasil dengan baik dan dapat mencapai

tujuan penelitian. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

Manfaat teoritis penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 18: Ketidakadilan Gender yang Dialami Tokoh Perempuan dalam

6

(a) Penelitian ini dapat menambah pengetahuan mengenai studi

analisis tentang karya sastra Indonesia, terutama dalam bidang

penelitian novel Indonesia yang memanfatkan teori feminisme.

(b) Penelitian ini dapat memberikan sumbangsih dalam

mengaplikasikan teori sastra dan kritik sastra feminis dalam

mengungkapkan bentuk-bentuk ketidakadilan gender dan dampak

ketidakadilan gender terhadap tokoh perempuan dalam novel PBS

karya Abidah El Khalieqy.

(c) Memberikan inspirasi kepada pembaca untuk lebih memahami hal

yang terkait mengenai perempuan dan laki-laki dalam pandangan

Islam.

(d) Menambah pemahaman dan membantu pembaca dalam memahami

novel PBS terutama dalam kaitannya dengan konsep feminis.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Dapat menjadi bahan bacaan yang dapat meningkatkan wawasan

bagi pembaca khususnya mengenai novel PBS karya Abidah El

Khalieqy.

b) Dapat dijadikan sebagai referensi bagi penelitian-penelitian ilmiah

selanjutnya.

c) Menjadi arahan dan acuan bagi pembaca agar lebih tertarik

membaca karya sastra yang bersifat islami.

Page 19: Ketidakadilan Gender yang Dialami Tokoh Perempuan dalam

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hasil Penelitian yang Relevan

Ketidakadilan gender yang digambarkan dalam Novel PBS

menjadi fokus penelitian penulis. Setelah mengamati beberapa hasil

penelitian yang ada di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin,

penulis belum menemukan skripsi yang mengkaji mengenai ketidakadilan

gender dalam novel PBS karya Abidah El Khalieqy. Namun demikian,

penelitian terhadap karya sastra dengan menggunakan teori kritik sastra

feminis telah banyak dilakukan.

Hasil penelitian yang membahas mengenai perempuan di

antaranya, penelitian yang dilakukan oleh Diana tahun 2011 dengan

menggunakan objek novel karya M.Aan Mansur yang berjudul Gender

dalam Novel Perempuan, Rumah Kenangan (Tinjauan Kritik sastra

Feminis). Dalam penelitian tersebut digambarkan bentuk ketidakadilan

gender yang dialami tokoh-tokoh perempuan yang hidup secara

tradisional. Perempuan yang mengurus rumah tangga, mengurus anak,

patuh dan pasrah terhadap semua keputusan yang diberikan oleh laki-laki.

Penelitian selanjutnya oleh Fachriyani tahun 2011 dengan

menggunakan objek penelitian yang berjudul Citra Tokoh Perempuan

dalam Novel Dorodasih karya Iman Budi Santosa, Relevansinya dengan

Perempuan Jawa di Indonesia Tinjauan Kritik Sastra Feminis. Hasil

Page 20: Ketidakadilan Gender yang Dialami Tokoh Perempuan dalam

8

penelitian ini menggambarkan tokoh dalam novel tersebut menginginkan

kehidupan mandiri dan terbebas dari kungkungan nilai budaya patriarki

serta norma-norma dan adat budaya tradisional perempuan Jawa.

Selanjutnya, tesis yang diteliti oleh Muslimat tahun 2005 Fakultas

Ilmu Budaya UGM, dengan menggunakan objek penelitian novel yang

berjudul Citra Wanita dalam Cerita Rakyat Makassar Tinjauan Kritik

Sastra Feminis. Penelitian tersebut menjelaskan mengenai nilai-nilai

tradisional Makassar dan munculnya nilai-nilai baru sebagai gagasan yang

dicita-citakan oleh masyarakat. Dalam tesis tersebut tergambarkan jelas

penolakan masyarakat terhadap nilai-nilai tradisional yang mengungkung

kehidupan perempuan.

Berbeda halnya dengan sejumlah hasil penelitian yang penulis

temukan pada media daring. Terdapat beberapa skripsi yang membahas

mengenai objek dan pedekatan yang juga sama dengan penulis. Namun,

pembahasan dalam skripsi tersebut tidaklah sama dengan pembahasan

penulis yang lebih fokus pada ketidakadilan gender dengan menggunakan

teori kritik sastra feminis. Adapun beberapa skripsi tersebut ialah skripsi

Putri Diah Ningrum (Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah)

Universitas Surakarta tahun 2009 yang lebih memfokuskan pembahasan

skripsi pada pendekatan struktural, data yang terdapat pada skripsi tersebut

juga berbeda dengan data penulis.

Selanjutnya skripsi yang diteliti oleh Ila Nulaila, (Fakultas Islam

Negeri Keguruan) Universitas Islam Negeri Jakarta, yang belum masuk

Page 21: Ketidakadilan Gender yang Dialami Tokoh Perempuan dalam

9

pada pembahasan mengenai ketidakadilan gender. Data pada skripsi

tersebut tidaklah lengkap karena tidak menampilkan teori yang digunakan

dan juga tidak masuk pada sub bab pembahasan yang penulis anggap

penting pada sebuah skripsi.

Dari beberapa skripsi yang penulis temukan pada media daring,

penulis merasa bahwa penelitian yang dilakukan oleh penulis lebih detail

dan relevan membahas mengenai ketidakadilan gender dibandingkan

dengan skripsi yang penulis identifikasi. Karya sastra yang menjadi objek

penulis yaitu novel PBS yang memokuskan analisis pada permasalahan

mengenai bentuk ketidakadilan gender dan dampak ketidakadilan yang

dialami tokoh perempuan dengan menggunakan alat analisis kritik sastra

feminis.

B. Landasan Teori

Landasan Teori merupakan dasar yang kuat dalam sebuah

penelitian yang akan dilakukan. Dalam landasan teori terdapat seperangkat

definisi dan juga konsep yang telah disusun secara sistematis. Penulis

mengungkap ketidakadilan gender dan dampak ketidakadilan gender yang

dialami tokoh perempuan dalam novel PBS karya Abidah El Khalieqy

dengan menggunakan pendekatan kritik sastra feminis.

Kritik sastra feminis adalah salah satu kajian karya sastra yang

mendasarkan pada pandangan atau konsep-konsep feminisme yang

menginginkan adanya keadilan dalam memandang eksistensi perempuan.

Kritik sastra feminis merupakan kajian mengenai wanita dan merupakan

Page 22: Ketidakadilan Gender yang Dialami Tokoh Perempuan dalam

10

perkembangan dari feminisme yang bertujuan untuk mendapatkan

kedudukan yang sama dengan laki-laki dan pengakuan atas hasil karyanya

yang juga berbicara mengenai perempuan dan persoalannya.

Feminisme diawali oleh persepsi tentang ketimpangan posisi

perempuan dibandingkan laki-laki di masyarakat. Akibat persepsi ini,

timbul berbagai upaya untuk mengkaji penyebab ketimbangan tersebut

guna mengeliminasi dan menemukan formula penyetaraan hak perempuan

dan laki-laki. Kritik sastra feminis dapat digunakan untuk menafsirkan

serta menilai kembali seluruh karya sastra yang dihasilkan diabad-abad

silam, selanjutnya membantu memahami, menafsirkan serta menilai cerita-

cerita rekaan penulis perempuan serta menilai tolok ukur yang digunakan

untuk menentukan cara-cara penilaian lama (Djajanegara, 2000: 20).

Culler (dalam Muslimat 2005: 27) dalam prinsipnya reading as a

woman menyatakan bahwa kritik sastra feminis bukan berarti pengkritik

wanita, juga bukanlah kritik tentang pengarang wanita. Arti sederhana

kritik sastra feminis adalah pengkritik memandang sastra dengan

kesadaran khusus, yakni kesadaran bahwa ada jenis kelamin yang banyak

berhubungan dengan budaya dan kehidupan. Membaca sebagai wanita

berarti membaca dengan kesadaran membongkar praduga dan idiologi

kekuasaan pria yang andosentrisme. Perbedaan jenis kelamin pada diri

pencipta, pembaca, unsur karya, dan faktor luar itulah yang mempengaruhi

situasi sistem komunikasi sastra.

Page 23: Ketidakadilan Gender yang Dialami Tokoh Perempuan dalam

11

Feminisme merupakan teori tentang persamaan hak sepenuhnya

antara kaum perempuan dan laki-laki di bidang politik, ekonomi, sosial,

publik, atau keinginan terorganisasi yang memperjuangkan hak-hak serta

kepentingan perempuan (Sugihastuti dan Sastriyani, 2007:64). Feminisme

muncul pada abad XVIII (delapan belas) dan dilatarbelakangi oleh

pemikiran bahwa perempuan sepanjang sejarahnya mengalami

marginalisasi dan perlakuan sewenang-wenang. Menurut Sadli (1995:14-

15) Feminisme berakar dari suatu gerakan yang dikenal diberbagai negara

Barat sebagai gerakan kaum “suffrage” suatu gerakan yang bertujuan

memajukan kaum wanita baik mengenai kondisi kehidupannya, maupun

status dan perannya. Gerakan ini diarahkan kepada kesadaran bahwa di

dalam masyarakat ada suatu golongan manusia yang belum terpikirkan

nasibnya, yaitu kaum wanita. Feminisme bukanlah pemberontakan

terhadap laki-laki namun, femnisme merupakan gerakan yang berupaya

untuk mengakhiri eksploitasi ataupun penindasan terhadap kaum wanita.

Feminisme terbagi atas beberapa aliran, antara lain ialah feminisme

liberal, feminism radikal, feminisme marxis dan feminism sosialis.

Feminisme liberal adalah feminis yang beranggapan bahwa subordinasi

wanita berakar dari keterbatasan hukum dan adat yang menghalangi

wanita masuk ke dalam dunia publik.

Feminisme radikal adalah feminisme yang memberikan batasan

permasalahan wanita yang berkaitan dengan masalah reproduksi dan

seksualitas wanita. Feminisme ini beranggapan bahwa keadaan biologis

Page 24: Ketidakadilan Gender yang Dialami Tokoh Perempuan dalam

12

wanita yang berbeda dengan pria adalah kehendak alam yang tidak dapat

diubah dan merupakan takdir atau kodrat.

Feminisme marxis berpendapat bahwa ketertinggalan yang dialami

oleh wanita disebabkan oleh struktur sosial, politik, dan ekonomi yang erat

kaitannya dengan sistem kapitalisme. Menurut aliran ini, wanita dapat

memperoleh kesempatan yang sama dengan pria jika mereka hidup dalam

masyarakat yang tidak berkelas.

Feminisme sosialis adalah aliran yang menekankan bahwa

penindasan terhadap wanita terjadi di kelas manapun. Ketidakadilan bukan

disebabkan kegiatan produksi atau reproduksi dalam masyarakat,

melainkan karena manifestasi ketidakadilan gender yang merupakan

konstruksi sosial. Oleh karena itu, yang mereka perangi adalah konstruksi

visi dan idiologi masyarakat serta sktruktur dan sistem yang tidak adil

yang dibangun atas bias gender.

Bias gender terjadi karena kurangnya pemahaman dalam

mengartikan dan membedakan antara konsep gender dan konsep sex.

Karenanya pemahaman mengenai gender dan sex sangat penting untuk

dibahas terlebih dahulu. Gender adalah sifat yang melekat pada diri pria

atau wanita yang dikonstruksi secara sosial budaya, misalnya pria

dianggap kuat, jantan, perkasa, dan rasional, sedangkan wanita dianggap

lembut, keibuan dan irrasional. Penyifatan tersebut pada diri pria dan

wanita dapat dipertukarkan berdasarkan pergeseran tempat dan waktu

(Fakih, 1997:8-9). Sedangkan, sex adalah pembagian dua jenis manusia,

Page 25: Ketidakadilan Gender yang Dialami Tokoh Perempuan dalam

13

yaitu pria dan wanita berdasarkan faktor biologis. Perbedaan antara dua

jenis kelamin ini dapat diketahui dengan jelas secara fisik. Misalnya, pria

memiliki penis, cakala, dan memproduksi sperma, sedangkan wanita

mempunyai vagina, rahim, alat menyusui, dan memproduksi telur (fakih,

1997: 8).

Ketidakadilan gender terjadi disebabkan oleh prasangka gender.

Ketidakadilan bukanlah akibat dari perbedaan biologis, tetapi karena

penilaian terhadap perbedaan gender yang sering dianggap sebagai kodrat.

Ketidakadilan gender termanifestasi dalam berbagai bentuk ketidkadilan,

yaitu marginalisasi, subordinasi, stereotipe, kekerasan dan beban kerja.

Untuk menganalisis novel PBS, penulis akan menekankan teori

feminis sosialis yang terkait dengan masalah yang terlihat dalam novel.

Penulis sepemahaman dengan pendapat Sugihastuti yang mengatakan

bahwa, feminisme merupakan teori tentang persamaan hak sepenuhnya

antara kaum perempuan dan laki-laki di bidang politik , ekonomi, sosial,

publik, atau keinginan terorganisasi yang memperjuangkan hak-hak serta

kepentingan perempuan. Hal ini karena fenomena ketidakadilan yang

terdapat dalam novel PBS sesuai dengan konsep dasar teori feminis

sosialis yaitu ketidakadilan yang disebabkan oleh prasangka gender.

Feminisme sosialis lahir dari ketidakpuasan akan teori feminisme

marxis yang menganggap bahwa sumber penindasan terhadap perempuan

adalah kapitalisme. Feminisme sosialis menganggap bahwa sumber

penindasan terhadap perempuan bukan hanya berasal dari ideologi

Page 26: Ketidakadilan Gender yang Dialami Tokoh Perempuan dalam

14

kapitalisme melainkan juga berasal dari ideologi patriarki yang

didengungkan oleh feminisme radikal yang mengakar pada masyarakat

komunal. Di sini feminisme sosialis berperan sebagai sintesis dari

feminisme radikal dan feminisme marxis.

Kaum feminisme sosialis berpandangan bahwa “tiada sosialisme

tanpa pembebasan perempuan dan tak ada pembebasan perempuan tanpa

sosialisme”. Paham tersebut telah mengidentikkan sosialisme dan

pembebasan perempuan adalah hal yang tak bisa dipisahkan. Feminisme

sosialis muncul sebagai kritik terhadap feminisme Marxis. Aliran ini

mengatakan bahwa patriarki sudah muncul sebelum kapitalisme dan tetap

tidak akan berubah jika kapitalisme runtuh. Kritik kapitalisme harus

disertai dengan kritik dominasi atas perempuan. (Ihromi, 1995:86)

Menurut Elizabeth, feminisme sosialis bangkit pada 1960-an dan

1970-an sebagai cabang dari gerakan feminis dan kiri baru yang berfokus

pada saling keterkaitan antara patriarki dan kapitalisme. Hal ini terungkap

dalam dua teori yang dikembangkan perspektif ini yaitu teori sistem ganda

dan teori sistem menyatu, Teori sistem ganda memandang persoalan

penindasan kaum wanita dari dua ideologi yang berbeda yaitu kapitalisme

dan patriarki. Sedangkan teori sistem menyatu adalah gabungan dari

berbagai konsep mengenai apa yang menyebabkan penindasan terhadap

kaum wanita di masyarakat. (Tong, 1998:20)

Feminisme sosialis juga mengemukakan bahwa penindasan

struktural yang terjadi pada perempuan meliputi dua hal, yaitu penindasan

Page 27: Ketidakadilan Gender yang Dialami Tokoh Perempuan dalam

15

di bawah kapitalis dan penindasan di bawah patriarki, yang kemudian

menjadi penindasan kapitalis patriarki atau disebut dominasi. (Ritzer dan

Goodman, 2011:415) Feminisme sosialis bertujuan untuk menghancurkan

tatanan struktur kapitalisme dan patriarki yang menindas perempuan dan

menciptakan posisi sederajat dengan kepentingan kekuasaan dan modal.

Salah satu isu sentral yang dikaji oleh feminisme sosialis adalah

menelaah hubungan antara kerja domestik dengan kerja upahan atau dalam

sosiologi antara keluarga dan kerja (Agger, 2003:229-230). Ada beberapa

inti pemikiran feminisme sosialis yaitu:

(1) Wanita tidak dimasukkan dalam analisis kelas, karena pemikiran

bahwa wanita tidak memiliki hubungan khusus dengan alat-alat

produksi, padahal perempan memegang peranan penting dalam arena

produksi.

(2) Ide untuk membayar wanita atas pekerjaan yang dia lakukan di

rumah. Status sebagai ibu rumah tangga dan anak perempuan

pekerjaanya sangat penting bagi berfungsinya sistem kapitalis karena

menghasilkan surplus (nilai lebih).

(3) Kapitalisme memperkuat sexism, karena memisahkan antara

pekerjaan bergaji dengan pekerjaan rumah tangga (domestik work) dan

mendesak agar wanita melakukan pekerjaan domestik. Akses laki-laki

terhadap waktu luang, pelayanan-pelayanan personal dan kemewahan

telah mengangkat standar hidupnya melebihi wanita. Karenanya, laki-

Page 28: Ketidakadilan Gender yang Dialami Tokoh Perempuan dalam

16

laki menjadi anggota patriarki. Tenaga kerja wanita kemudian

menguntungkan laki-laki sekaligus kapitalisme.

Konsep dasar pemikiran feminis sosialis yaitu berdasarkan

konsep patriarki, kelas, gender, dan reproduksi. Feminisme sosialis

mengadopsi teori praksis marxisme, yaitu teori alienasiagar perempuan

menyadari posisi kelasnya dan menyadari bahwa ia sedang ditindas.

Proses penyadarannya adalah dengan cara membangkitkan emosi para

perempuan dan bersatu agar mereka mengubah keadaannya

(Megawangi, 1999:113)

C. Kerangka Berpikir

Dalam penelitian ini diterapkan pendekatan kritik sastra feminis

sebagai alat analisis untuk mengungkap bentuk ketidakadilan gender

yang dialami tokoh perempuan dalam novel PBS karya Abidah El

Khalieqy kaitannya dengan konsep feminis. Bentuk ketidakadilan

gender dalam novel tersebut akan dihubungkan dengan dampak

ketidadilan yang dialami perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada kerangka pikir dalam bentuk bagan berikut ini.

Page 29: Ketidakadilan Gender yang Dialami Tokoh Perempuan dalam

17

BAGAN KERANGKA PIKIR

Novel Perempuan Berkalung Sorban karya Abidah El Khalieqy

Ketidakadilan Gender Tokoh Perempuan dalam Novel Perempuan Berkalung Sorban

karya Abidah El Khaleay

Kritik Sastra Feminis

Bentuk Ketidakadilan Gender

Tokoh Perempuan dalam Novel

Dampak Ketidakadilan Gender

Perempuan dalam Novel

Simpulan