ketimpangan distribusi pendapatan karisidenan …eprints.ums.ac.id/64287/12/naskah publikasi.pdfi...
TRANSCRIPT
i
KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN KARISIDENAN PATI
TAHUN 2008-2015 DAN FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHINYA
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I
Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Oleh :
SELLA ARFIAN SEFTIYANA
B300140151
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
i
HALAMAN PERSETUJUAN
KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN KARESIDENAN PATI
TAHUN 2008-2015 DAN FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHINYA
PUBLIKASI ILMIAH
Disusun Oleh:
SELLA ARFIAN SEFTIYANA
B300140151
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:
Muhammad Arif., SE., Mec., Dev
ii
HALAMAN PENGESAHAN
KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN KARESIDENAN PATI
TAHUN 2008-2015 DAN FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHINYA
Oleh:
SELLA ARFIAN SEFTIYANA
B300140151
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada Hari Sabtu, 09 Juni 2018
Dan telah dinyatakan telah memenuhi syarat
Dewan Penguji:
1. Muhammad Arif., SE., MEc., Dev ( )
(Ketua)
2. Didit Purnomo, Dr., SE., MSi. ( )
(Sekretaris)
3. Maulidyah IH. Ir. MS ( )
(Anggota I)
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Dr. Syamsudin, M.M.
NIDN. 017025701
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi dan sepanjang saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau di terbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam
naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas,
maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.
Surakarta, 10 Juni 2018
Penulis,
Sella Arfian Seftiyana
1
KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN KARISIDENAN PATI
TAHUN 2008-2015 DAN FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHINYA
Abstrak
Salah satu tolak ukur dalam menentukan keberhasilan pembangunan di suatu
negara yaitu dengan tingkat ketimpangan distribusi pendapatan. Ketimpangan
distribusi pendapatan dapat dipengaruhi oleh banyak faktor ekonomi maupun non
ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi ketimpangan pendapatan di Karisidenan Pati. Penelitian ini
dilakukan di Karisidenan Pati yang terdiri dari 6 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah
dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh indeks pembangunan manusia, tingkat
kemiskinan dan inflasi terhadap ketimpangan pendapatan. Data yang digunakan
berupa crosssection 6 kabupaten dan time series selama 2008-2015. Alat analisis
menggunakan regresi data panel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara
bersama-sama variabel inflasi, indeks pembangunan manusia dan jumlah
penduduk miskin berpengaruh terhadap ketimpangan. Analisis juga menunjukkan
bahwa inflasi berpengaruh positif terhadap ketimpangan pendapatan. Sedangkan
indeks pembangunan manusia dan jumlah penduduk miskin berpengaruh negatif
terhadap ketimpangan pendapatan. Secara kewilayahan berkaitan uji konstanta,
ketimpangan tertinggi terkelompok di daerah Grobogan. Sedangkan daerah
dengan ketimpangan terendah adalah Kabupaten Kudus.
Kata Kunci : Ketimpangan Pendapatan, IPM, Tingkat Kemiskinan, Inflasi.
Abstract
One of the benchmarks in determining the success of development in a country is
with the level of inequality income distribution. Inequality income distribution can
be influenced by many economic and noneconomic factors. This study aimed to
analyze the factors that affect income inequality in Karisidenan Pati.This
research was conducted at Karisidenan Pati consisting of 6 regencies / cities in
Central Java which intended to know the influence of human development index,
poverty level and inflation toward income inequality.The data used are
crossection 6 districts and time series during 2008-2015. The analysis tool uses
panel data regression. The result of the research shows that together variable of
inflation, index of human development and the number of poor people have an
effect on inequality. The analysis also shows that inflation has a positive effect on
income inequality. Meanwhile the index of human development and the number of
poor people negatively affect income inequality. Territorially related to the
constant test, the highest inequality is clustered in the Grobogan area, while the
area with the lowest inequality is Kabupaten Kudus. Keywords : Inequality of income, Human Development Index, Poverty Level, Inflation.
2
1. PENDAHULUAN
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator pembangunan suatu
negara, secara teori pertumbuhan ekonomi adalah perubahan tingkat kegiatan
ekonomi yang berlaku dari tahun ke tahun. Oleh karena itu untuk mengetahui
tingkat pertumbuhan ekonomi harus diperbandingkan pendapatan nasional
dari berbagai tahun. Dalam memperbandingkannya perlu disadari bahwa
perubahan nilai pendapatan nasional yang berlaku dari tahun ke tahun
disebabkan oleh dua faktor yaitu perubahan tingkat kegiatan ekonomi dan
perubahan dalam harga-harga (Sudono Sukirno, 1985).
Keberhasilan pertumbuhan ekonomi sendiri menurut (Todaro, 2006)
diukur melalui 3 komponen nilai pokok yaitu akumulasi modal termasuk
semua investasi baru dalam lahan, peralatan fisik dan sumber daya manusia
melalui perbaikan di bidang kesehatan, pendidikan dan keterampilan kerja,
pertumbuhan jumlah penduduk yang akhirnya menyebabkan pertumbuhan
angkatan kerja, kemajuan teknologi atau cara-cara baru menyelesaikan
pekerjaan. Meskipun pertumbuhan ekonomi merupakan indikator
pembangunan suatu negara, pembangunan ekonomi tidak hanya diukur dari
pertumbuhan ekonomi semata. Pembangunan dipandang sebagai proses
multidimensi yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktural
sosial, sikap masyarakat dan institusi-institusi nasional di samping tetap
mengejar akselerasi pertumbuhan, pengurangan ketimpangan pendapatan serta
pengentasan kemiskinan.
Selain itu masalah ketimpangan pendapatan juga terjadi di Jawa
Tengah. Ketimpangan di jawa tengah menurut BPS tahun 2015 adalah sebesar
0,35 sehingga Jawa Tengah termasuk pada wilayah dengan tingkat
ketimpangan sedang. Pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan pendapatan
masing-masing kabupaten di jawa tengah pasti selalu mengalami perubahan
dari tahun ke tahun dan tak terkecuali masalah ketimpangan juga dialami oleh
karisidenan pati. Dalam penelitian ini, daerah yang dimaksudkan adalah 6
kabupaten Se Karisidenan Pati di jawa tengah meliputi Grobogan, Blora,
3
Rembang, Pati, Kudus dan Jepara. Berkaitan dengan ketimpangan pendapatan
diketahui bahwa indeks gini masing-masing kabupaten juga relatif berbeda.
2. METODE PENELITIAN
2.1.JENIS DAN SUMBER DATA
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang berupa data
panel, yaitu gabungan dari data time series dari tahun 2008-2015 (8 tahun)
dan data cross section dari 6 Kabupaten Karisidenan Pati di Jawa Tengah.
Data sekunder diperoleh dari lembaga/instansi yang terkait dalam
penelitian ini yaitu Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah.
2.2.METODE ANALISIS DATA
Penelitian ini mengunakan analisis regresi data panel. Analisis panel data
adalah regresi yang menggunakan panel data atau pool data yang
merupakan kombinasi dari data time series dan data cross section.
Persamaan dasar regresi data panel (dalam notasi matriks) sebagai berikut
(Yuni, 2012):
Yit = α + β1X1it + β2X2it + … + βnXnit + eit
Dimana:
Yit = variabel terikat (dependent)
Xit = variabel beba (independent)
α = koefisien intersep yang merupakan skalar
β = koefisien slope dengan dimensi K x 1, dimana K adalah
banyaknya pengubah bebas
i = 1, 2, ..., N menunjukkan rumah tangga, individu,
perusahaan dan lainnya (cross section)
t = 1, 2, ..., T, menunjukkan dimensi deret waktu (time
series)
3. HASIL DAN PEMBAHSAN
Untuk mengetahui pengaruh inflasi, indeks pembangunan manusia (IPM)
dan jumlah penduduk miskin (JPM) terhdap ketimpangan distribusi
pendapatan di karesidenan Pati tahun 2008-2015 digunakan analisis
regresi data panel dengan model ekonometri sebagai berikut:
4
= β0 + - - + εit
Dimana :
IG : ketimpangan distribusi pendapatan
INF : inflasi
IPM : indeks pembangunan manusia
LOG(JPM) : jumlah penduduk miskin
α : intersep
β : koefisien slope dengan dimensi K x 1, dimana K
adalah banyaknya pengubah bebas
α1, α2, α3 : koefisien regresi variabel bebas
εit : komponen eror di waktu t untuk unit cross section i
i : 1,2,3, ..., 6 (data cross-section Provinsi di Jawa)
t : 1,2,3, ..., 7 (data time-series, tahun 2008-2015)
Hasil estimasi regresi data panel dengan pendekatan Pooled Ordinary
Least Square (PLS), Fixed Effect Model (FEM), dan Random Effect Model
(REM) dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1
Ringkasan Hasil Penelitian
Sumber: Output data panel menggunakan Eviews 8
PLS FEM REM
C 1.636.722 2.190.826 1.701.404
INF 0.003266 0.004075 0.003238
IPM -0.014952 -0.011245 -0.014769
LOG(JPM) -0.065556 -0.232776 -0.081381
R2 0.515952 0.675479 0.527557
Prob F statistik 0.000000 0.000000 0.000000
Koefisien ModelVariabel
5
3.1.Uji Chow (Likehood Test Ratio)
Uji Chow digunakan untuk memilih model terbaik antara PLS dan
FEM. Adapun hasil pengolahan uji chow adalah sebagai berikut:
Tabel 2
Hail Estimasi Data Panel Dengan Uji Chow Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 3.834279 (5,39) 0.0064
Cross-section Chi-square 19.191941 5 0.0018
Sumber: Output data panel menggunakan eviews 8
Nilai p-value atau probabilitas F test sebesar 0,0064 < 0,05 dan Chi-
Square sebesar 0,0018 < 0,05. Maka H0 ditolak, model mengikuti Fixed
Effect Model/FEM.
3.2.Uji Hausman
Uji Hausman digunakan untuk memilih model terbaik apakah Fixed
Effect Model (FEM) atau Random Effect Model (REM). Adapun hasil
pengolahan uji hausman adalah sebagai berikut:
Tabel 3
Hail Estimasi Data Panel Dengan Uji Hausman Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 10.806775 3 0.0128
Sumber: Output data panel menggunakan eviews 8
Nilai p-value atau probabilitas Chi-square atau period random sebesar
0,0128 < 0,05. Maka H0 ditolak, model mengikuti Fixed Effect
Model/FEM.
3.3.Uji Hipotesis
Pemilihan model berdasarkan hasil pengujian ujichow dan uji hausman
diperoleh hasil bahwa model mengikuti Fixed Effect Model (FEM).
Selanjutnya perlu dianalisis dengan Uji Hipotesis yang terdiri dari uji
kebaikan model dan validitas pengaruh.
6
3.3.1. Uji Validitas Pengaruh (Uji t)
Hasil pengujiannya adalah variabel p-value INF sebesar 0,0172
< 0,05 artinya H0 1 ditolak maka variabel INF memiliki pengaruh
signifikan. Variabel IPM p-value sebesar 0,0001 < 0,05 artinya H0 2
ditolak maka variabel IPM memiliki pengaruh signifikan. Variabel
LOG(JPM) p-value sebesar 0,0001 < 0,05 artinya H0 3 ditolak maka
variabel LOG(JPM) memiliki pengaruh signifikan. Kesimpulannya
adalah semua variabel independen yaitu INF, IPM dan LOG(JPM)
memiliki pengaruh signifikan terhadap ketimpangan pendapatan (IG).
3.3.2. Uji Statistik F
Hasil pengujiannya adalah adalah prob F-statistik 0,000000 <
0,05 artinya H0 ditolak, maka model yang dipakai eksis. Variabel INF,
IPM, LOG(JPM) secara simultan atau bersama-sama berpengaruh
terhadap nilai variabel ketimpangan pendapatan (IG).
3.3.3. Koefisien Detreminasi (Adjusted )
Berdasarkan hasil output regresi FEM menunjukkan R-square
( ) sebesar 0,675479 artinya 67,5 persen variasi variabel
ketimpangan pendapatan dapat dijelaskan oleh variasi variabel
Infalasi(INF), Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan jumlah
penduduk miskin(LOG JPM) dalam model. Sisanya sebesar 32,5
persen variasi variabel ketimpangan pendapatan dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model.
7
3.4.Interpretasi Pengaruh Model Terpilih
Berdasarkan hasil dari regresi Fixed Effect Model (FEM), variabel
Inflasi (INF), indeks pembangunan manusia (IPM) dan jumlah penduduk
miskin (LOG JPM) berpengaruh signifikan terhadap ketimpangan pendapatan.
Sebagaimana fungsi sebagai berikut:
= 2.190826 + 0.004075 – 0.011245 – 0.232776 +0.042834
(0.0172)* (0.0001)* (0.0001)*
Keterangan:
* : signifikan pada tingkat signifikan α = 0,05
: 0.675479
Prob F statistik : 0.000000
Berdasarkan nilai koefisien variabel inflasi (INF) sebesar 0.004075,
indeks pembangunan manusia (IPM) sebesar -0.011245, dan jumlah
penduduk miskin (LOGJPM) sebesar -0.232776. Artinya apabila Inflasi
(INF) di Karisidenan Pati naik sebesar 1 (persen) maka akan
mengakibatkan naiknya tingkat ketimpangan pendapatan sebesar 0.004075
persen. Apabila indeks pembangunan manusia (IPM) di Karisidenan Pati
naik 1 (persen) maka akan mengakibatkan turunnya tingkat ketimpangan
pendapatan sebesar -0.011245 persen. Apabila jumlah penduduk miskin
(LOG JPM) di Karisidenan Pati naik 1 (persen) maka akan mengakibatkan
turunya tingkat ketimpangan pendapatan sebesar -0.232776 persen.
8
4. PENUTUP
4.1.Kesimpulan
Berdasarkan analisis yaang dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
a. Berdasarkan data indeks gini di Karisidenan Pati tahun 2008-2015
menunjukkan bahwa ketimpangan pendapatannya relative sedang yaitu
sebesar 0,30.
b. Berdasarkan pengujian model dengan uji chow menunjukkan model FEM
lebih cocok dibandingkn dengan model PLS. Selanjutnya pengujian
dengan model dengan uji hausman menunjukkan model FEM lebih cocok
dibandingan dengan model REM. Sehingga penelitian ini dilakukan
menggunakan model FEM.
c. Berdasarkan uji validitas pengaruh (uji t) variabel inflasi, indeks
pembangunan manusia dan jumlah penduduk miskin memiliki pengaruh
signifikan terhadap ketimpangan pendapatan di Karisidenan Pati tahun
2008-2015.
4.2.Saran
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan, penulis memberikan beberapa
saran diantaranya sebagai berikut:
a. Pagi pemerintah diharapkan untuk memperkecil tingkat ketimpangan
pendapatan dengan cara menekan tingkat inflasi dan meningkatkan
indeks pembangunan manusia. Indeks pembangunan manusia dapat
9
ditingkatkan dengan meningkatkan sumber daya manusia melalui
pendidikan atau pelatihan kerja.
b. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat lebih mengembangkan
penelitian ini. Dengan cara menambah variabel ataupun modal analisis.
Supaya didapatkan hasil yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Lincolin. 1997. Ekonomi Pembangunan. Badan Penerbit STIE YKPN.
Yogyakarta.
Arvianto, T. (2017). Analisis Data Panel Ketimpangan Pendapatan Provinsi
Jawa Tengah 2011-2015 Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya.
Arsyad, Lincolin. 2010. Ekonomi Pembangunan Edisi ke-5. Yogyakarta: STIEM
YKPN.
Amri, K. (2017). Analisis Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Pendapatan :
Panel Data 8 Provinsi di Sumatera. Jurnal Ekonomi Manajemen Teknologi
1(1), 2017,1-11, 1(1).
Alrasid, H., Peralurall, H., & Tata, H. (1999). Otonomi Daerah dalam UU Nomor
22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU Nomor 5 Tahun 1974
tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah, 35–45.
Arif, Muhammad & Rossy Agustin, W. (2017). Ketimpangan Pendapatan
Propinsi Jawa Timur dan Faktor- faktor yang Mempengaruhinya. ISSN
2407-9189, 323–328.
Badan Pusat Statistik. 2017. Jawa Tengah Dalam Angka. Badan Pusat Statistik
Jawa Tengah.
Benu Olfie L. Suzana, G. H. M. K. (n.d.). Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Ketimpangan Distribusi Pendapatan di Sulawesi Utara, 1–33.
Boediono. 1990. Ekonomi Moneter. Edisi Ketiga. Yogyakarta : BPFE-UGM.
Cardoso, Eliana. 1993. Inflation and unployment as Determinans of Inequality in
Brazil. National Bureau of Economic Research.
10
Boediono. 1992. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta : BPFE-
YOGYAKARTA.
Detik Finance. (2008, 02 Juni). Inflasi 2008 Bisa Capai 12,5%. Diperoleh 25 Mei
2018, https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-948913/inflasi-2008-
bisa-capai-125.
Dumairy. 1996. Perekonomian Indonesia. Jakarta : Erlangga Dumairy. 1996.
Perekonomian Indonesia. Jakarta : Erlangga.
Dumairy. 1999. Perekonomian Indonesia. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Hariadi, P., & Bawono, I. R. (n.d.). Ekonomi Ketimpangan Distribusi
Pendapatan, 61–70.
Hartini, N. T. (2015). Pengaruh Pdrb Per Kapita, Investasi Dan Ipm Terhadap
Ketimpangan Pendapatan Antar Daerah Di Provinsi Diy Tahun 2011-2015,
530–539.
Indonesia, P. D. I., & Saraswati, B. D. (2013). Analisis ketimpangan distribusi
pendapatan 33 provinsi di indonesia.
Iswanto, Denny. 2015. Ketimpangan Pendapatan Antar Kabupaten/Kota dan
Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Jawa Timur. Jurnal: Signifikan Vol 4. No
1 April 2015. Tangerang Selatan.
Kuncoro, Mudrajat. 1997. Ekonomi Pembangunan: Teori, Masalah dan
Kebijakan Edisi Pertama. Unit Penerbit dan Percetakan. AMP YKPN.
Yogyakarta.
Lestari, S. (2013). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketimpangan Pendapatan
di Jawa Timur Tahun 2008-2012. Artikel Ilmiah Mahasiswa 2016.
Nurlaili, Ani. 2016. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketimpangan
Distribusi Pendapatan di Pulau Jawa Tahun 2007-2013. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.
Pangkiro, H. A. K., Ch, D., Wauran. (2016). Analisis Pertumbuhan Ekonomi Dan
Kemiskinan Terhadap Tingkat Ketimpangan Di Provinsi Sulawesi Utara.
jurnal berkala ilmiah efisiensi volume 16 No. 01 tahun 2016, 16(1), 339–351.
Putra, L. D. (2007). Analisis Pengaruh Ketimpangan Distribusi Pendapatan
Terhadap Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Jawa Tengah 2000-2007, 1–
25.
11
Sudarlan.(2015). Pertumbuhan Ekonomi, Ketimpangan dan Kemiskinan di
Indonesia. Jurnal EKSIS vol. 11 No. 1, April 2015: 3036-3213, 11(1), 3096–
3103.
Suryawati, C. 2005. Memahami Kemiskinan Secara Multidimensial.
Sudono, Sukirno. 1985. Ekonomi Pembangunan. Jakarta : LPEF-UI Bima
Grafika.
Tarigan, Robinson. 2004. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta : PT
Bumi Aksara.
Todaro, MP. 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga (Diterjemahkan oleh
Haris Munandar). Penerbit Erlangga. Jakarta.
Todaro, Michael P dan Stephen C. Smith. 2004. Pembangunan Ekonomi Di Dunia
Ketiga. Ahli bahasa Drs. Haris Munandar MA. Edisi ke delapan. Jakarta: PT.
Erlangga.
Todaro, MP. 2006. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Todaro, Michael P dan Stephen C. Smith. 2010. Pembangunan Ekonomi. Jakarta.
Erlangga.
Utomo, Yuni Prihadi. 2012. Buku praktek Komputer Statistik II. Surakarta.
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Winarno, Wing Wahyu. 2007. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan
Eviews. Yogyakarta : UPP STIM YKPN.
Wicaksana, D. T. (2018). Analisis Ketimpangan Distribusi Pendapatan
Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2011-2015, 1–16.
Wijayato, A. T. (2016). Analisis Keterkaitan Pertumbuhan Ekonomi,
Ketimpangan Pendapatan Dan Kemiskinan Di Provinsi Sulawesi Utara
Tahun 2000 – 2010, 16(2), 418–428.
Yenni D.S & Ingra S. 2016. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruh
Ketimpangan Distribusi Pendapatan di Pulau Jawa. Menara Ekonomi, No.
2016/04,ISSN 407-8565.
Yosi Eka Putri, S. A. & H. A. (n.d.). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan pendapatan di indonesia.