kf polimer evaluasi
TRANSCRIPT
-
8/13/2019 KF Polimer Evaluasi
1/4
ADHINSA WIDYA G.F.
M0309001
EVALUASI AKHIR MK KIMIA POLIMER FISIK
1. Berdasarkan data FTIR dan XRD, urutan fleksibilitas material polimer sebagai
berikut: C > A > B. Fleksibilitas didasarkan pada gugus OH yang berada pada
material tersebut untuk berikatan hidrogen. Semakin sedikit gugus OH yang
terkandung, semakin fleksibel suatu material polimer. Pada data FTIR, material C
menunjukkan adanya serapan OH pada 3000-3500 cm -1. Karena material C
merupakan modifikasi dari material B, kemungkinan pada material C ditambahkan
agen penyambung silang ( crosslinker ) atau plastisizer yang dapat membuat materialtidak bersifat rigid (kaku) dan menambah sifat fleksibelitasnya. Pada material B yang
merupakan polimer alam, masih mengandung banyak gugus OH karena pada bahan
alam kandungan paling banyak adalah selulosa sehingga bersifat rigid dan material A
yang merupakan polimer komersial dari B yang mengandung gugus OH juga namun
tidak sebanyak pada polimer alam. Dengan kata lain polimer komersial lebih fleksibel
dari polimer alam.
2. Usulan polimer elektrolit:
a. Peruorocyclobutyl containing polybenzimidazoles (PFCB PBI)
( Journal of Polymer,2009,3911-3916 )
b. Pyridine polybenzimidazole (PPBIs)
-
8/13/2019 KF Polimer Evaluasi
2/4
(Xio L. et.,al, Synthesis and Characterization of Pyridine-based
Polybenzimidazoles for High Temperatures Polymer Electrolyte Membrane Fuel
Cell Application )
3. Adanya defect pada ikatan rangkap terkonjugasi dapat mengganggu proses loncatan
elektron sehingga diusulkan modifikasi polimer yang terdapat jeda dua ikatan tunggal.
Sebagai contoh digunakan aminostiren yang dimodifikasi menjadi polimer
poly(styrene-sulfonic acid-co-aminostyrene) (P(SSA-co-AMS). Adapun reaksi
modifikasinya sebagai berikut:
(Patent N0.: US 7,229,574 B2)
Adanya gugus elektrolit seperti SO 3H pada polimer konduktif berpengaruh untuk
meningkatkan konduktifitasnya karena kemampuan SO 3H yang bersifat kationik
-
8/13/2019 KF Polimer Evaluasi
3/4
dapat mendonorkan proton. Negatifnya, gugus SO 3H sangat reaktif sehingga mudah
berikatan dengan senyawa lainnya.
4. Struktur asli kitosan:
HO
HONH2
O
OHO
NH2
OO
HONH2
O
OHOH
OH
OH
n
Berdasarkan struktur asli kitosan, dapat dimodifikasi gugus aminanya dengan
menambahkan asam sinamat. Adapun kemungkinan strukturnya:
OHO
NH2
OOH
n
+ CH
CH
C
O
OHO
HONH
OOH
n
CH
HCC
HHO
OHO
NH
OOH
n
CH
HCCO
Penambahan asam sinamat akan berikatan dengan gugus NH 2 sehingga diharapkan
polimer yang terbentuk akan mempunyai kestabilan termal lebih tinggi berdasarkan
data DTA dan mudah terdegradasi bila dibandingkan dengan kitosan murni. ( Journal
of Polymer Chemistry,2012,2,14-20 )
5. Dalam pelarutan polimer elektrolit pH dan temperatur mampu mempengaruhi
terbentuknya larutan homogen polimer tersebut. Pengaruh temperatur pada kelarutan
polikationik dan polianionik didasarkan pada sifat kinetikanya. Semakin besar
temperatur yang digunakan maka sifat kinetiknya semakin bergeser ke kanan
sehingga polimer cepat larut dan semakin mudah homogen. Sedangkan pengaruh pH
pada pelarutan polimer yaitu semakin asam pH larutan yang digunakan sebagai
pelarut maka semakin mudah berekasi dengan polimer yang bersifat polikationik.
Polikationik cenderung menerima proton sehingga pelarut asam yang digunakan
karena pelarut asam bisa mendonorkan proton dengan melepas H + dan H + bisa
berikatan dengan polimer polikationik. Sebagai contoh kitosan dengan pelarut asam
maka kitosan akan larut karena gugus amina pada kitosan akan berikatan dengan
gugus H + pada pelarut. Pada polimer yang bersifat polianionik maka pelarut yang
digunakan cenderung pada pH basa. Pada polimer anionik cenderung mendonorkan
proton sehingga pelarut yang digunakan bersifat basa. Sebagai contoh polimer
folisufon yang mengandung gugus SO 3- akan bereaksi dengan pelarut basa.
-
8/13/2019 KF Polimer Evaluasi
4/4
Kelompok:
ADHINSA WIDYA G.F (M0309001)
NURLITA IRFIANI (M0301035)
PRISKA JULIA H. (M0301038)