1

Foreword Prof. Soekirman (Em.), Bogor Agriculture University (IPB), Chairman of KFI

KFI congratulates the Government, especially Menko Kesra, Ministry of Health, and Bappenas for the soft launching of SUN-Movement Indonesia or “Gerakan Sadar Gizi Dalam Rangka 1000 Hari Pertama Kehidupan (Gerakan 1000 HPK) “ on September, 19, 2012 at Bappenas. The

launching was attended by Coordinating Minister for People’s Welfare (Menko Kesra) Agung Laksono, Minister of National Development Planning (Bappenas) Armida S.Alisyahbana, Minister of Health Nafsiah Mboi, and Minister of Female Empowerment and Child Protection Linda Agung Gumelar. Most of the UN and International Agencies related to Food, Health and Nutrition, as well as NGOs Indonesia, were also present in the launching. In his speech, Menko Kesra stated that “the SUN Movement Indonesia is not a new movement. Since 1950s there had been nutrition movement in Indonesia. We are familiar with nutrition slogan”Empat Sehat Lima Sempurna” (Four Healthy, Five Perfect) which is updated to “Gizi Seimbang” (Nutrition Balance) inline with the nutrition science advances, as icon of the nutrition movement. Minister of Health, succinkly summarized the SUN concept in a such

KFI NewsletterOctober-November 2012 - Volume 5

Indonesian Nutrition Foundation for Food Fortification (KFI)

words that easily understood by the audience who are not all of them professional neither in health nor nutrition.

“ In Indonesia the SUN movement is called “ Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan” - Minister of Bappenas said. “...as part of the global SUN-movement initiated by UN-Secretary General to accelerate the global movement in improving nutrition. The main objective is - according to the Minister of Bappenas - to improve nutrition focusing on the first 1000 days of life. Indonesia is already part of the global SUN movement with 28 member countries . In preparing the movement Indonesia government organized a series of inter sectoral meetings among stake holders of government, private companies, NGOs, UN and International Agencies, professionals, and scientific community. The Minister stated further that “The meetings produced 3 documents on Conceptioanl Framework, Guideline and Manual for Implementing 1000 HPK, and a draft of the Presidential Decree on 1000 HPK “

Soft Launching: SUN Movement Indonesia, September 19, 2012 1. From Left: Minister of Health, Coordinating Minister of People’s Welfare (Menko Kesra), Minister of National Development Planning (Bappenas).2. Menko Kesra handed SUN Document to Minister of Health, Minister of Bappenas and Minister of Famale Empowerment and Child Protection.3. Assembly Hall Bappenas, Launching Session4. From Left: Soekirman, Fasli Jalal, Deputy Human Resource and Culture, Nina Sardjunani, Deputy 3 of Menko Kesra, Emil Agustiono.

Image Source: 1 and 2 Bappenas, 3 and 4 KFI

2

KFI NewsLetter October-November 2012 - Volume 5

Sumber: KERANGKA KEBIJAKAN GERAKAN SADAR GIZI DALAM RANGKA SERIBU HARI PERTAMA KEHIDUPAN (1000 HPK)

penyesuaian tersebut meliputi perlambatan pertumbuhan dengan pengurangan jumlah dan pengembangan sel-sel tubuh termasuk sel otak dan organ tubuh lainnya. Hasil reaksi penyesuaian tersebut diekspresikan pada usia dewasa dalam bentuk tubuh yang pendek, rendahnya kemampuan kognitif atau kecerdasan. Reaksi penyesuaian akibat kekurangan gizi juga meningkatkan risiko terjadinya berbagai penyakit tidak menular (PTM) seperti hipertensi, penyakit jantung koroner dan diabetes dengan berbagai risiko ikutannya pada usia dewasa.

Berbagai dampak tersebut diatas membawa mereka kepada kehidupan yang tidak optimal, yang tercermin dalam pencapaian tingkat pendidikan, rendahnya daya saing, serta kerentanan terhadap PTM, yang bermuara pada rendahnya tingkat pendapatan dan kesejahteraan.

The novel features of the SUN concept is dividing nutrition and nutrition related activities or interventions into Specific and Sensitive interventions and the importance of integrating them into a converging activities for improving nutrition. Food fortification is part of sensitive intervention. If well implemented, we could expect that within a decade the proportion of children who are acute under nutrition as underweight (thin) and severe wasted (very thin and small) , as well as chronic undernutrition - stunted , would be significantly reduced. The challenge is how to advocate government to seriously committed to eleminate under nutrition and to prevent overnutrition as an important part of the national and regional development, especially human

SUN Movement: Pentingnya 1000 Hari Pertama Kehidupan

Periode seribu hari, yaitu 270 hari selama kehamilan dan 730 hari kehidupan pertama bayi yang dilahirkan, merupakan periode sensitif. Status gizi dan kesehatan yang buruk pada ibu dan anak pada periode tersebut memberikan akibat terhadap bayi yang bersifat permanen dan tidak dapat dikoreksi. Dampak buruk tidak hanya pada pertumbuhan fisik, tetapi juga pada perkembangan mental dan kecerdasannya.Pada saat dilahirkan, sebagian besar perubahan tersebut menetap atau selesai, kecuali beberapa fungsi, yaitu perkembangan otak dan imunitas, yang berlanjut sampai beberapa tahun pertama kehidupan bayi. Kekurangan gizi yang terjadi dalam kandungan dan awal kehidupan menyebabkan janin melakukan reaksi penyesuaian. Secara paralel

development and poverty alleviation. We need a strong leader to materialize the ideal concept above. It should be noted, that efforts to prevent overnutrition and its affects on Non Communicable Diseases, is not yet elaborated in the 1000 HPK document. With the expected continuing high economic growth and increasing number of middle income population, without proper nutrition education, Indonesia is facing new and more serious malnutrition of overnutrition (not undernutrition) in the forms of overweight, obesity, diabetes, stroke, hypertension and other non communicable diseases. The latter is currently already admitted as the number one cause of death in developed and developing countries, including Indonesia.

3

KFI NewsLetter October-November 2012 - Volume 5

Banyak yang berpendapat bahwa ukuran fisik, termasuk tubuh pendek dan tubuh gemuk, serta PTM disebabkan terutama oleh faktor genetik. Ternyata, faktor penyebab terpenting dari keadaan ini dan beberapa indikator kualitas kehidupan lainnya, adalah lingkungan sejak konsepsi sampai anak usia 2 tahun yang dapat dirubah dan diperbaiki (WHO 1997) (Barker 1995) (Kerangka Kebijakan 1000 HPK, 2012, BAPPENAS)

Intervensi Spesifik dan Sensitif:Penyebab langsung dan tidak langsung status gizi anak sering digambarkan oleh bagan UNICEF diatas . Dalam konsep SUN, bagan di atas dimodifikasi oleh Bank Dunia, dikelompokkan sebagai intervensi spesifik dan intervensi sensitif. Intervensi gizi spesifik adalah kegiatan yang di dalam perencanaanya ditujukan khusus untuk kelompok 1000 HPK. Kegiatan ini pada umumnya dilakukan oleh sektor kesehatan, seperti imunisasi, suplemen tabel besi-folat ibu hamil. Intervensi gizi - spesifik bersifat jangka pendek, hasilnya dapat terlihat dalam waktu relatif pendek. Sedangkan intervensi gizi sensitif adalah kegiatan pembangunan di luar sektor kesehatan. Sasarannya

1. World Health Organization (WHO); UNICEF MICS4; and DHS Annual Reports2. Source: Food and Agriculture Organization (FAO); Inter-American Development Bank; World Bank; and WHO/UNICEF Joint Monitoring Programme

Image Source :http://scalingupnutrition.org/country/indonesia

adalah masyarakat umum. Namun bila direncanakan secara khusus dan terpadu dengan kegiatan spesifik, dampaknya sensitif terhadap keselamatan proses pertumbuhan dan perkembangan 1000 HPK.

Uraian lengkap silahkan membaca KERANGKA KEBIJAKAN - Gerakan Nasional Sadar Gizi dalam rangka Seribu Hari Pertama Kehidupan (Gerakan 1000HPK), 2012, pada http://kgm.bappenas.go.id/document/datadokumen/40_DataDokumen.pdf

Uraian tentang kekurangan gizi bayi dalam kandungan dapat dilihat pada : http://www.nutritioninthewomb.org/#- http://ageconsearch.com - sumber pustaka: Gillespie, Stuart; Flores, Rafael; 2000. The Life cycle of malnutrition. IFPRI, Washington- www.unscn.org - Maternal and Child Nutrition, (lihat: Martorell, R. (1992). Long−Term Effects of Improved Childhood Nutrition. SCN News No. 8, 10−12).

Scaling Up Nutrition (SUN) movement diawali dari sebuah ajakan Bank Dunia di tahun 2009 untuk aksi global terhadap ketahanan gizi (nutrition security). Gerakan ini diperlukan setelah di banyak negara diketahui bahwa MDG belum tercapai bahkan ada yang mundur. Goal MDG yang belum dicapai adalah kemiskinan, status gizi anak, dan HIV/AIDS. Lebih sepertiga anak balita pendek karena kurang gizi kronis.

Latar Belakang Terbentuknya “The Scaling Up Nutrition (SUN) Movement”

Di Indonesia terdapat 37% atau 7 juta balita pendek. SUN mengajak semua Pemerintah dan masyarakat di negara berkembang untuk memerangi kekurangan gizi baik yang akut (kurus) maupun yang kronis (pendek). Caranya dengan melindungi janin, ibu hamil dan anak sampai usia 2 tahun dan bahaya kekurangan gizi. Upaya ini bersifat multisektor yang terpadu.

SUN Indonesia di koordinasikan oleh Menko Kesra, dengan dukungan Menteri-Menteri teknis, seperti MenKes, MenTan,

4

KFI NewsLetter October-November 2012 - Volume 5

Credits:Concept: Prof. Soekirman (Em.)Creative: Harimawan LatifWriting: Virginia Kadarsan, Ifrad DDSPicture Editor: Habibie Yukezain

The KFI Newsletter is part of KFI-GAIN project. Supported by: GIZ - SAFO

KFI ActivitiesJakarta 1st August 2012, CEO Gathering, Socialization on SNI 7709: 2012Socialization on SNI 7709: 2012 about palm cooking oil held in Ministry of Industry on 1st August 2012. The event was attended by 50 participants, representing approximately 20 Palm Cooking Oil Company in around Java and Sumatra.The Objective is to discuss the essential issue on SNI.

Jakarta 20th June 2012 Panel Discussion, “Nutrition Education”AS part of SUN movement campaign, a panel discussion on nutrition education was held in Cemara Hotel June 20th 2012. In addition to discussing the SUN movement concept,

the methods and strategy of nutrition education for SUN movement was also discuss. . The panel was attended by 100 participants, representing 58 non-governmental organizations (NGOs), private sector and universities.

Medan 25th June 2012Training of BPOM Monitoring Palm Cooking Oil Fortified with Vitamin AThe two days workshop/training of Monitoring Palm Cooking Oil fortified with Vitamin A was held in Grand Swiss Bell Hotel Medan North Sumatra Province, 25th – 26th June 2012. The workshop was attended by representatives of the BPOM Province, The Center Laboratory for Agroindustry Products and The Food Department Ministry of Industry Indonesia.

Nabarro, SUN bukan lembaga, prakarsa atau mekanisme keuangan baru. Sebaliknya SUN adalah gerakan yang membawa berbagai organisasi yang ada untuk mendukung rencana nasional untuk bersama-sama meningkatkan status gizi masyarakat khususnya 1000 HPK. Sumber: http://www.sightandlife.org/fields-of-work/scaling-up-nutrition.html

MenPerind, MenDiknas, BKKBN, Men PU, dll. Koordinasi teknis oleh Bappenas. Di PBB, SUN di bawah koordianasi langsung SekJen PBB, Ban-Ki Moon, dengan dukungan teknis dari UNICEF, FAO, WFP, UNDP, dll.

Kegiatan sehari-hari dipimpin oleh Dr David Nabarro, Penasehat Khusus Pangan dan Ketahanan Gizi untuk Sekretaris Jenderal PBB. Menurut David Nabarro

Published ByIndonesian Nutrition Foundation for Food Fortification (KFI), Address: KFI c/o Komplek Bappenas A1, Jl. Siaga Raya Pejaten, Jakarta 12510, Indonesia, Phone: +62 21 7987 130, Fax: +62 21 7918 1016, Website: www.kfindonesia.org, Email: info@kfindonesia.orgFacebook: KFI-Indonesian Nutrition Foundation for Food Fortification

NEWSIndonesia merupakan salah satu dari 30 negara yang berkomitmen untuk melaksanakan Scaling Up Nutrition (SUN) movement atau di Indonesia disebutkan sebagai “Gerakan Nasional Sadar Gizi dalam rangka Seribu Hari Pertama Kehidupan.”

Komitmen Indonesia terhadap SUN, tersirat dalam ungkapan Menteri Kesehatan terdahulu, Dr Endang Rahayu Sedyaningsih, pada Desember 2011, yaitu: “Indonesia is proud of its past achievements in tackling under-nutrition but our nation is aware that much more work still remains to be done.

Indonesia recognizes the potential for using the SUN framework to effectively address the challenges posed by malnutrition, including its economic and development impacts.”

Focal point Indonesia untuk SUN adalah: Dr. Agung Laksono, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Senior National SUN Focal point) dan Dr. Nafsiah Mboi, MPH, Menteri Kesehatan sebagai Wakil dari Senior SUN focal point didukung oleh Dra. Nina Sardjunani, MA, Deputi Sumber Daya Manusia dan Kebudayaan, Bappenass. Sumber:http://scalingupnutrition.org/country/indonesia