khotbah mezbah keluarga

29
Mezbah Keluarga KHOTBAH MINGGU 16 OKTOBER 2011 BACA : Yesaya 56:1-8 Nats : Ay. 7, “mereka akan Kubawa ke gunung-Ku yang kudus dan akan Kuberi kesukaan di rumah doa-Ku. Aku akan berkenan kepada korban-korban bakaran dan korban-korban sembelihan mereka yang dipersembahkan di atas mezbah-Ku, sebab rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa.” Tema : Mezbah keluarga Bapak, Ibu dan Saudara yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus, 1. Minggu ini kita memasuki minggu yang ke 2 dalam bulan keluarga. Dalam minggu-minggu ini kita masih akan menyoroti kehidupan keluarga kita. 2. Suatu kenyataan bahwa membangun sebuah keluarga bukanlah perkara yang mudah. Keluarga seperti sebuah biduk (perahu kecil) ditengah samudra yang diombang-ambingkan oleh angin dan gelombang. Banyak orang yang tidak mampu mempertahankan biduk keluarganya dan akhirnya karam ditengah samudra kehidupan. 3. Kalau kita mengingat akan awal dari terbentuknya sebuah keluarga, yaitu bahwa keluarga adalah sebuah komunitas/lembaga yang dibentuk oleh Allah sendiri untuk mewujudkan kehendakNya. Kita ingat bahwa Allah menciptakan laki-laki dan perempuan dan mempersatukan mereka dalam pernikahan (menjadi satu daging), dan memerintahkan mereka untuk memenuhi bumi, untuk mengusahakan bumi dan memeliharanya. Dalam melaksanakan kehendakNya itu Allah mengawalinya dari sebuah keluarga, oleh sebab itu keluarga adalah tonggak-tonggak utama dalam mewujudkan kehendak Allah demi terwujudnya damai sejahtera di bumi ini. Maka keberlangsungan kehidupan keluarga yang kokoh, kuat tahan terhadap gelombang sangat penting dan sangat diperlukan. Kej.1:26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan

Upload: strongeagle-generation

Post on 08-Dec-2015

630 views

Category:

Documents


35 download

DESCRIPTION

Kumpulan khotbah mezbah keluarga

TRANSCRIPT

Mezbah Keluarga

KHOTBAH MINGGU 16 OKTOBER 2011

BACA : Yesaya 56:1-8

Nats : Ay. 7, “mereka akan Kubawa ke gunung-Ku yang kudus dan akan Kuberi kesukaan di rumah doa-Ku. Aku akan berkenan kepada korban-korban bakaran dan korban-korban sembelihan mereka yang dipersembahkan di atas mezbah-Ku, sebab rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa.”

Tema : Mezbah keluarga

Bapak, Ibu dan Saudara yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus,

1. Minggu ini kita memasuki minggu yang ke 2 dalam bulan keluarga. Dalam minggu-minggu ini kita masih akan menyoroti kehidupan keluarga kita.

2. Suatu kenyataan bahwa membangun sebuah keluarga bukanlah perkara yang mudah. Keluarga seperti sebuah biduk (perahu kecil) ditengah samudra yang diombang-ambingkan oleh angin dan gelombang. Banyak orang yang tidak mampu mempertahankan biduk keluarganya dan akhirnya karam ditengah samudra kehidupan.

3. Kalau kita mengingat akan awal dari terbentuknya sebuah keluarga, yaitu bahwa keluarga adalah sebuah komunitas/lembaga yang dibentuk oleh Allah sendiri untuk mewujudkan kehendakNya. Kita ingat bahwa Allah menciptakan laki-laki dan perempuan dan mempersatukan mereka dalam pernikahan (menjadi satu daging), dan memerintahkan mereka untuk memenuhi bumi, untuk mengusahakan bumi dan memeliharanya. Dalam melaksanakan kehendakNya itu Allah mengawalinya dari sebuah keluarga, oleh sebab itu keluarga adalah tonggak-tonggak utama dalam mewujudkan kehendak Allah demi terwujudnya damai sejahtera di bumi ini. Maka keberlangsungan kehidupan keluarga yang kokoh, kuat tahan terhadap gelombang sangat penting dan sangat diperlukan.

Kej.1:26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."

1:27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.Kej.2:24 Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.

2:15 TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.

4. Tetapi apa yang terjadi, bahwa keluarga-keluarga itu telah kehilangan kendali dan keluar dari jalurnya; keluarga-keluarga itu telah kehilangan identitasnya sebagai tonggak utama mandataris Allah dalam mengelola bumi ini. Dan kalau hal ini dibiarkan maka berakhirlah kehidupan manusia.

Bukti: Keluarga terbentuk bukan dalam rangka melaksanakan kehendak Allah, tetapi karena akibat dosa/nafsu (misal: karena kehamilan diluar nikah); Keluarga tidak dijalani sebagaimana Allah kehendaki, yaitu dengan dasar kasih dan sebagai mandataris Allah dalam mendatangkan damai sejahtera, tetapi dijalani dengan dasar keserakahan, keuntungan diri, kekerasan/kebebasan yang tak terkendali dan dengan tujuan untuk mencari kesenangan, kepuasan dan kekayaan.

5. Tetapi Allah tidak membiarkan itu terjadi, Allah telah memulihkan itu semua di dalam Tuhan Yesus Kristus, sehingga Ia telah memanggil keluarga-keluarga baru di dalam persekutuan yang baru pula, yaitu di dalam terang kasihNya. Dan Tuhan menghendaki supaya keluarga-keluarga itu terus memiliki persekutuan yang indah diantara anggota keluarga itu maupun persekutuan dengan Tuhan.

6. Bagaimana supaya persekutuan yang indah itu terus terjalin ? maka diperlukan yang namanya mezbah keluarga.

7. Mengapa tema ini masih saya angkat di dalam khotbah saya, karena ternyata sebagian besar dari keluarga-keluarga kita masih belum menerapkan mezbah keluarga ini di dalam keluarganya. Banyak orang yang menganggap bahwa mezbah keluarga tidak penting.Ilustrasi: ada seorang pendeta yang menanyai jemaatnya apakah mereka sudah melakukan mezbah keluarga ini. Pendeta: Apakah Bapak sudah melakukan mezbah keluarga di keluarga Bapak?”, jawab jemaat itu, “belum pernah.” Pendeta itu bertanya lagi, “ Apakah Bapak akan berdoa kalau Bapak mengetahui bahwa anak bapak hari ini akan kecelakaan lalu-lintas dan terluka?”. Jemaat“O, ya jelas saya akan berdoa.”, Pendeta “Apakah Bapak akan berdoa kalau Bapak tahu bahwa istri bapak akan sakit dan harus menjalani operasi?”. Jemaat “O ya pasti saya akan berdoa.” Pendeta “Apakah Bapak pernah tahu bahwa anak, atau istri anda akan terluka dan sakit?”. Jemaat “saya tidak pernah tahu.”Pendeta, “Kalau tidak pernah tahu mengapa Bapak tidak berdoa supaya selamat?.”

8. Mezbah adalah tempat korban dipersembahkan.

9. Mezbah keluarga adalah kegiatan penyembahan kepada Allah yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh anggota keluarga.

"Lalu Nuh mendirikan mezbah bagi Tuhan; Lalu Allah memberkati Nuh dan anak-anaknya" [Kejadian 8:20 dan 9:1].

Tradisi mendirikan Mezbah bagi Tuhan : Mezbah Nuh [Kej 8:20]; Mezbah Abraham [Kej 12:7,8; 13:18; 22:9], Mezbah Ishak [Kej 26:25], Mezbah Yakub [Kej 33:20; 35:1,3,7] dan masih banyak lagi.

10. Tujuan mezbah keluarga adalah untuk menempatkan Kristus sebagai yang utama di dalam keluarga; membawa masuk keluarga kita dalam kerajaan Allah (kehidupan yang dipimpin oleh Allah)

11. Melalui mezbah keluarga ini keluarga dibangun didalam persekutuan yang intim antara anggotanya:

· Ada komunikasi di antara anggota keluarga

· Ada keterbukaan di antara anggota keluarga

· Ada kedekatan dan kehangatan di antara anggota keluarga

· Ada pemecahan persoalan bersama

· Ada kasih yang tercurah

12. Melalui mezbah keluarga ini keluarga dibangun didalam persekutuan yang intim antara keluarga itu dengan Allah:

· Ada komunikasi dengan Tuhan di dalam doa

· Ada keterbukaan dengan Tuhan

· Ada penyerahan diri

· Ada tuntunan Tuhan melalui firmanNya

· Ada jawaban atas pergumulan keluarga melalui firmanNya dan solusi bersama

· Ada berkat yang luar biasa

13. Melalui mezbah keluarga ini keluarga diingatkan bahwa Kristus adalah sebagai yang utama di dalam keluarga.

Melalui mezbah keluarga ini keluarga diingatkan bahwa Kristus hadir dan tinggal di dalam keluarga itu.

14. Bagaimana kita memulai?

· Milikilah keberanian untuk memulai

· Langkah yang pertama kali menentukan langkah-langkah selanjutnya

· Miliki komitmen bersama diantara anggota keluarga.

Membangun Mezbah Keluarga

25/07/2014 BY PDT. NAFTALI UNTUNG, M.TH. LEAVE A COMMENT

Mazmur 4:1-9; 5:1-13

Membangun mezbah keluarga artinya menghadirkan Tuhan dalam komunitas keluarga melalui ibadah. Mezbah keluarga ini perlu dilakukan oleh setiap keluarga karena mengandung berkat- berkat Allah yang luar biasa (Matius 18:19-20).Alkitab memberikan kesaksian bagaimana para Nabi telah melakukan kegiatan ini ( membangun mezbah keluarga) dan mereka mengalamai lawatan Tuhan dan berkat- barkatnya. Abraham seorang hamba Tuhan yang memiliki komitmen yang kuat terhadap nezbah Keluarga, Alkitab berkata setiap Abraham menempati tempat baru bersama keluarganya ada dua hal yang Ia lakukan, yakni membuka kemah untuk berteduh dan membuka mezbah untuk memanggil nama Tuhan (Kejadian 12:7-9;13:17-18), demikian juga Nuh (Kejadian6:9-10; 8:20-22) Ayub (Ayub 1:4-5) Daud dan hamba-hamba Tuhan lainnya sehingga mereka terberkati dengan luar biasa.

Ada tiga hal penting yang perlu kita pahami waktu kita membangun mezbah Tuhan :A. Pada waktu kita membangun mezbah, kita sedang membangun keintiman dengan Tuhan, meninggikan Tuhan, dan memanggil nama Dia yang besar dalam tumah tangga. Pada waktu kita melakukan hal ini, kita sedang menyadari betapa pentingnya kehadiran Tuhan dalam rumah tangga.

B. Pada waktu kita membangun mezbah keluarga kita sedang melindungi keluarga kita dari berbagai serangan kuasa gelap dan tempat kita menyadari akan kekurangan dan kelemahan dan meminta ampun, seperti yang dilakukan oleh Ayub (Ayub 1:4-5). Siapakah yang mengajar anak-anak untuk meminta ampun akan kesalahan dan dosa-dosanyadalam keluarga?Jawabannya adalah kepala keluarga (imam). Demikianlah yang dilakukan Ayub.

C. Pada waktu kita membangun mezbah keluarga kita sedang membangun kesehatian antara anggota keluarga, kita sedang menaruh seluruh pengharapan dan masa depan dalam Tuhan. Intinya mezbah keluarga sebagai tempat mencurahkan seluruh keberadaan pergumulan hidup dihadapan Tuhan bersama keluarga.

Kalau kita memahami kebenaran dan berkat yang sangat luar biasa tentang pentingnya mezbah keluarga kita akan memiliki kerinduan untuk membangunnya dan akan tetap mempertahankannya sampai kita berjumpa dengan Tuhan. Selamat membangun mezbah Tuhan dalam setiap keluraga.

MEMBANGUN MEZBAH DOA DALAM KELUARGA

Keluarga adalah sesuatu yang berharga bagi Allah. Ada beberapa contoh dalam Alkitab bahwa Allah menyelamatkan keluarga umat-Nya dari pembinasaan orang-orang fasik yang Allah lakukan. Nuh beserta istri dan anak serta menantunya diselamatkan dari air bah, Lot beserta istri dan anaknya juga diselamatkan dari pemusnahan Sodom dan Gomora. Selain itu, Allah memberkati keluarga Abraham dan juga keluarga Yakub. Kita juga memperoleh gambaran mengenai ibadah keluarga yang dilakukan oleh orang-orang beriman ini. Karena itu ibadah keluarga merupakan aktivitas penting dan melalui ibadah keluarga, Tuhan berkenan mencurahkan berkat-Nya.

Apakah artinya mezbah keluarga ? Bagaimana kita saat ini memahami dan menerapkan mezbah keluarga ini ? Menurut arti kata-nya, mezbah adalah tempat korban dipersembahkan. Mezbah Doa dalam keluarga berarti pusat dimana keluarga bersama berdoa. Doa artinya komunikasi dua arah dengan Sang Pencipta. Mezbah Doa dalam keluarga berarti tempat kebersamaan keluarga untuk hidup berpusat dan dipimpin oleh Tuhan dalam segala aspek kehidupan. Mezbah pertama yang dicatat Alkitab adalah mezbah yang didirikan oleh Nuh (Kej.8:20; 9:1). Melalui mezbah inilah Nuh mempersembahkan korban yang merupakan suatu penyembahan kepada Tuhan. Yang menarik untuk kita perhatikan disini adalah mezbah ini didirikan oleh Nuh, tetapi sebagai respon atas perbuatan Nuh, Allah memberkati Nuh dan anak-anaknya. Jadi mezbah yang didirikan Nuh bukanlah mezbah pribadi tetapi mezbah keluarga.

Mengapa Mezbah keluarga itu penting?

1. Mezbah keluarga membuat hidup kita diarahkan kepada Tuhan. Setiap hari, keluarga kita mempunyai waktu khusus buat Tuhan. Dengan demikian hidup kita relatif terlindung dari dosa dan perpecahan keluarga.

2. Mezbah keluarga membuat anggota keluarga diikat satu sama lain dalam kasih Kristus. Bila ada perselisihan, ibadah keluarga mempercepat pemulihan suasana harmonis dalam rumah tangga.

3. Mezbah keluarga membuat anggota keluarga bertumbuh secara rohani. Anak-anak akan mempunyai kenangan indah bagaimana mereka dibimbing oleh orangtua mereka dalam hal iman dan Firman Tuhan.

4. Anak-anak dalam keluarga yang secara rutin menerapkan mezbah keluarga akan lebih mudah diajar dan lebih peka terhadap kebenaran. Mereka secara kritis akan bertanya

mengenai arti rohani dari pengalaman-pengalaman mereka. Dampaknya, kita pun memiliki lebih banyak kesempatan untuk menjelaskan kebenaran dan memahami apa yang mereka pikirkan.

5. Persekutuan keluarga membuat seluruh anggota keluarga lebih kuat untuk menghadapi tekanan hidup. Ini dapat terjadi karena ketika kita bersekutu bersama, setiap anggota keluarga memiliki kesempatan untuk saling memperhatikan dan saling mendukung.

Mezbah keluarga lebih mudah dilakukan bila kita dapat mengupayakan relasi keluarga yang harmonis. Orangtua yang takut akan Tuhan dan anak-anak yang dididik sejak usia sangat muda di dalam Tuhan merupakan modal penting dalam membangun suasana ibadah dalam keluarga. Selamat berbakti melalui keluarga!

Mezbah Keluarga

Sumber: Gema Sion Ministry

"Lalu Nuh mendirikan mezbah bagi Tuhan; Lalu Allah memberkati Nuh dan anak-anaknya" [Kejadian 8:20 dan 9:1].

[block:views=similarterms-block_1]

Menurut arti kata-nya, mezbah adalah tempat korban dipersembahkan. Mezbah pertama yang dicatat Alkitab adalah mezbah yang didirikan oleh Nuh. Melalui mezbah inilah Nuh mempersembahkan korban yang merupakan suatu penyembahan kepada Tuhan. Yang menarik untuk kita perhatikan disini adalah mezbah ini didirikan oleh Nuh, tetapi sebagai respon atas perbuatan Nuh, Allah memberkati Nuh dan anak-anaknya. Jadi mezbah yang didirikan Nuh bukanlah mezbah pribadi tetapi mezbah keluarga.

Apakah artinya mezbah keluarga? Bagaimana kita saat ini memahami dan menerapkan mezbah keluarga ini? Secara sederhana, mezbah keluarga adalah suatu tindakan yang diambil oleh seorang bapa untuk memimpin seluruh anggota keluarga agar menyembah Tuhan bersama-sama. Yang perlu digarisbawahi adalah pengertian menyembah Tuhan bersama-sama. Menyembah Tuhan bersama-sama bukanlah berarti masing-masing anggota keluarga melayani Tuhan secara pribadi, mengadakan saat teduh dan meditasi firman sendiri-sendiri. Kalau demikian, ini berarti masing-masing anggota keluarga mendirikan mezbah pribadi.

Mezbah keluarga haruslah didirikan oleh seorang bapa, karena dialah yang harus memimpin seluruh anggota keluarga menyembah dan melayani Tuhan secara bersama-sama. Memang tidak mudah bagi seorang bapa untuk mendirikan mezbah keluarga. Sebelum Nuh mendirikan mezbah keluarga, ia telah lebih dahulu mendapat kasih karunia dimata Tuhan [ Kej. 6:8 ]. Nuh dan seluruh keluarganya juga telah melihat perbuatan Tuhan yang besar dengan menyelamatkan mereka dari air bah. Setelah melalui semua perkara ini, barulah Nuh dapat mendirikan mezbah keluarga.

Seorang bapa haruslah benar-benar pemimpin rohani bagi keluarganya. Bapa haruslah memiliki dan menanamkan tujuan, misi dan visi yang jelas, agar seluruh anggota keluarga dapat menyembah dan melayani Tuhan bersama-sama sebagai suatu tim. Yang umumnya kita lihat pada keluarga-keluarga Kristen adalah masing-masing anggota melayani Tuhan secara sendiri-sendiri, atau kalaupun mereka melayani Tuhan ditempat yang sama, kepemimpinan seorang ayah tidak terlihat didalam keluarga itu. Keluarga itu bukan merupakan suatu tim pelayan. Sebenarnya, keluarga adalah tim pelayan dengan kepemimpinan seorang bapa. Keluarga seperti ini benar-benar satu, dalam arti hanya memiliki satu mezbah yaitu mezbah keluarga. Kebanyakan keluarga Kristen memiliki banyak mezbah pribadi, ya…ini memang lebih baik dari pada tidak ada mezbah sama-sekali. Tetapi yang kita bicarakan adalah mezbah keluarga yang didirikan oleh seorang bapa, dimana sebagai responnya Tuhan memberkati dan mempersatukan seluruh anggota keluarga. Semoga keluarga-keluarga Kristen memiliki hanya satu mezbah yaitu mezbah keluarga.

Membangun Mezbah Keluarga

Ketika Allah mencurahkan air bah atas dunia ini dan ketika air bah itu surut dan Nuh dan yang lainnya keluar dari bahtera, apa yang dilakukan oleh Nuh ketika keluar dari bahtera tersebut?.. Nuh mendirikan mezbah. Nuh memiliki arti selalu mengucap syukur, karena Nuh mengalami keselamatan / mujizat dari Allah, maka ia mengucap syukur (mendirikan mezbah), Allah sangat disenangkan oleh sikap Nuh.

Sebuah nama pasti memiliki sebuah harapan yang tujuannya agar anak kita bisa sesuai dengan harapan sesuai dengan nama yang diberikan kepadanya, adanya yang memberi nama Slamet dengan tujuan agar anaknya selalu selamat baik didunia maupun akhirat, ada yang memberi nama anak kita Giok dengan tujuan agar anak kita menjadi anak yang mulia, ada yang memberikan nama Untung, agar anak kita selalu beruntung dimanapun berada.

Mezbah merupakan suatu tempat dimana diletakkan suatu korban bakaran atas ucapan syukur oleh seseorang, mezbah biasanya terbuat dari batu, karena kokoh dan tahan panas.

Mezbah keluarga merupakan waktu dimana seluruh anggota keluarga berkumpul bersama mendekatkan diri dengan Tuhan secara bersama-sama.

Mezbah keluarga tidak bisa dilakukan sendiri, tapi harus seluruh isi keluarga, ketika mujizat dinyatakan atas diri kita, itu bukan bicara mengenai diri kita sendiri, tetapi juga generasi (anak) kita yang akan datang.

Dengan adanya mezbah keluarga, Tuhan memberkati dan mempersatukan seluruh anggota keluarga, karena membangun mezbah keluarga adalah kunci membangun sebuah keluarga yang kuat dalam Tuhan.

Bagaimana membangun mezbah keluarga?

Dalam Ulangan 6:7, dikatakan : "haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.".

Ayat tersebut berbicara soal keharusan (wajib), agar hal itu menjadi bagian dari hidup kita dan apa yang dituliskan Ulangan 6:7 dijadikan dasar dari pendidikan Kristen.

orang yang kuat hari ini bukanlah yang banyak mendengarkan Firman Allah, tetapi yang melakukan, mengapa harus diajarkan ke anak kita?

Jika ajarkan berulang-ulang, maka firman itu tidak akan habis dan akan melekat dalam diri anak kita. Terkadang sebagai orang tua, kita banyak memberikan nasehat kepada anak kita, namun nasehat tersebut hanya angin lalu (anak tidak berubah dan masih hidup lama), hanya 1 cara, yaitu ajarkan berulang-ulang. Firman Allah lebih ampuh daripada nasehat.

1. Firman Allah harus dimulai dari orang tua dulu, percuma jika kita memberikan firman Allah kepada anak kita namun kita sendiri tidak memahami akan firman itu, sama halnya kita memberikan pengetahuan (pelajaran) kepada anak kita namun kita sendiri kurang ilmu akan pelajaran tersebut.

2. Firman Allah menjadi jembatan untuk mengajar orang tua kepada anak-anak. dengan Firman Allah yang disampaikan orangtua kepada anak, menjadikan kesenjangan terhapus dan bisa mengubahkan (menanamkan anak sejak dini), sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin, yang anak kita bandel menjadi takut akan Tuhan (karena sudah ditanam firman Allah kepada diri anak kita). Firman Allah juga yang menjadikan anak kita dashyat dalam Tuhan, dan firman Allah menjadi prioritas daripada pelajaran-pelajaran yang lain.

Amsal 1:7 berkata : "Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.".

Ada keterbatasan kita sebagai orang tua untuk mengubah sikap anak-anak kita, namun firman Allah yang ditanam dalam diri setiap anak kita itu tidak terbatas, Ia akan menjadi pedoman untuk anak kita tidak melenceng dari setiap perintah Allah (takut akan Tuhan).

Ada beberapa manfaat membangun mezbah keluarga dalam keluarga kita :

1. Jalur penghubung yang penting dalam interaksi keluarga.

Dengan berkumpulnya sebuah keluarga, akan tercipta suatu interaksi / komunikasi antar masing-masing anggota secara positif.

2. Keluarga berakar kuat dalam iman dan Firman Tuhan.

Kuat dalam hidup, Alkitab berkata bahwa setiap air mata kita ditampung dalam kirbat oleh Tuhan, untuk apa Tuhan menampung air mata kita dalam kirbat?.. air mata dijadikan suatu yang dipakai Tuhan untuk mendengar doa-doa kita, menyampaikan pesan kita, karena ternyata hasil dari sebuah penelitian, mengatakan bahwa air mata mempunyai bentuk yang berbeda dan bisa menangkap sebuah pesan, misalnya air mata sukacita, kecewa, dukacita, dll.

Hal yang harus direncanakan dalam mezbah keluarga :

1. Mezbah Keluarga melibatkan kerjasama, partisipasi setiap anggota keluarga yang memerukan pengabdian dan pengorbanan pribadi. dengan kata lain, tidak bisa dilakukan seorang diri.

2. Tetapkan waktu yang nyaman dan tepat.. lebih mudah menetapkan waktu untuk berwisata daripada mezbah keluarga, menetapkan waktu yang tepat juga berbicara waktu seluruh anggota keluarga dapat mengikuti mezbah keluarga.

3. Rencanakan acara dengan baik namun tidak terlalu formil, bisa dimulai dari diskusi singkat masing-masing keluarga mengenai cinta kasih Tuhan Yesus, lalu memuji Tuhan dan berdoa.

4. Durasinya disesuaikan usia dan tingkat kerohanian anggota keluarga, jangan sampai durasi yang terlalu lama malah membuat anggota keluarga menjadi jenuh.

Siapa yang berinisiatif membuat mezbah keluarga, mezbah keluarga harus terlebih dahulu berakar dalam hati para orang tua, seorang ayah sebagai kepala keluarga harus mengambil inisiatif untuk merencanakan dan memupuk mezbah keluarga.

Hambatan dalam membangun mezbah keluarga :

1. Kekurangan waktu karena kesibukan

2. Meremehkan pentingnya mezbah keluarga, hanya mengandalkan kekuatan sendiri dan merasa tidak perlu membangun mezbah keluarga, kita tahu bahwa saat ini terjadi banyak kesenjangan, ada kalanya kita bisa menjadi seorang hamba Tuhan yang luar biasa, namun diluar itu anak kita adalah seorang pemabuk, penjudi, dll. Oleh karena itu jangan remehkan mezbah keluarga, jadikan mezbah keluarga ini untuk menutup kesenjangan tersebut.

Kesimpulan :

Mezbah keluarga akan membuat Tuhan merespon untuk memberkati dan mempersatukan seluruh anggota keluarga.

Amin

By Agus Saputra, S.Kom., M.M.

MEMBANGUN MEZBAH KELUARGA

Yosua 24 : 14 – 15

Ketika diperhadapkan pada pilihan, apakah memenuhi kebutuhan jasmani ataukah kebutuhan rohani sebagai prioritas, maka kalau mau jujur hal yang terakhir itu bukanlah prioritas. Jangan salah paham, tidak ada maksud mengatakan bahwa kebutuhan jasmani itu tidak penting. Bahkan piramida teori Maslow tentang kebutuhan manusia menempatkan kebutuhan fisik sebagai hal yang paling mendasar. Alkitabpun tidak membantah akan hal ini, namun firman Tuhan mengajarkan pada kita agar hidup kita jangan hanya berfokus pada kebutuhan jasmani saja, kebutuhan rohanipun penting untuk diperhatikan, misalkan kebutuhan akan firman Tuhan dan beribadah kepadaNya (Mat 4:4, 6:33)

Dalam bacaan kita dari Yosua 24:14-15, firman Tuhan juga menegaskan akan kebenaran itu.

1. Dasar panggilan untuk membangun kehidupan beribadah, ay 2-3

Yosua berkata: “oleh sebab itu…”. Oleh sebab apa? Oleh sebab campur tangan Tuhan yang begitu nyata dalam perjalanan kehidupan umat Israel: berkat-berkatNya, pertolongan, perlindungan, pemeliharaan-Nya atas mereka, maka Israel dipanggil untuk membangun kehidupan ibadahnya kepada Tuhan. Artinya, ibadah Israel kepada Tuhan menjadi sebuah ungkapan syukur mereka atas segala sesuatu yang Tuhan sudah perbuat dalam kehidupan mereka.

Tetapi benarkah hanya itu satu-satunya alasan? Tidak, karena dalam ay 2-3 disebutkan bahwa Allah ternyata juga peduli dengan kebutuhan dan kehidupan rohani umatNya, sehingga Dia memanggil Abraham keluar dari lingkungan penyembahan berhala yang dilakukan leluhurnya untuk pergi ke tanah perjanjian dan membangun kehidupan ibadah yang benar (bnd Kej 12:7-8). Inilah alasan yang lebih penting dan utama, bahwa Allah peduli dengan hidup kerohanian anak-anakNya dan rindu untuk bersekutu dengan umatNya. Bagaimana dengan kita? Dasar panggilan beribadah seperti apa yang kita pahami dalam kehidupan ibadah kita?

2. Sikap dan motivasi yang dituntut dalam ibadah

Sesudah umat Israel memahami alasan yang mendasari hidup ibadah mereka kepada Tuhan, maka Yosua selanjutnya berbicara tentang sikap dan motivasi umat Israel dalam beribadah.

a. takut akan Tuhan

kata “takut” di sini tentu bukan dalam arti negatif yakni rasa takut karena ada ancaman, sesuatu yang membahayakan hidupnya. Tetapi “takut” yang dimaksud di sini, maknanya positif yakni penyataan respek atau hormat kepada Tuhan kita yang memang layak disembah.

b. beribadah kepada Tuhan dengan tulus ikhlas

Kata “ibadah” di sini bisa berarti melayani dan menyembah. Artinya dalam ibadah, kita bukan hanya menyembah Dia tetapi juga secara aktif bersama seluruh umat melaksanakan pekerjaan/pelayanan untuk menyembah dan memuliakanNya. Dalam ibadah itu, kita dituntut untuk bersikap tulus ikhlas, artinya secara keseluruhan kita harus memiliki kejujuran, sikap yang benar untuk menyembah Dia

tanpa motivasi yang keliru, seperti ingin dipuji orang atau ingin meninggikan diri sendiri. Hal ini menjadi standard Allah bagi setiap kita umatNya dalam menyembah Dia.

c. beribadah kepada Tuhan dengan setia

Kata “setia” di sini berarti tetap teguh atau stabil. Jadi jika dikatakan Yosua bahwa umat Israel harus beribadah pada Tuhan dengan setia artinya hal itu harus dilakukan dengan keteguhan hati, bukan mendua hati. Huruf mandarin untuk kata “setia” (“zhōng”) sangat tepat menggambarkan hal ini. Setia itu artinya hati seseorang tetap di tengah, tidak menyimpang ke kiri atau ke kanan. Demikian juga sikap hati kita dalam beribadah kepada Tuhan, tidak boleh mendua hati dengan menyembah ilah lain.

Maka berdasarkan panggilan Allah serta sikap dan motivasi yang seharusnya dalam beribadah kepada Tuhan itulah, Yosua dan segenap anggota keluarganya tidak mau berpaling dari keyakinannya bahwa beribadah kepada Tuhan adalah sesungguhnya merupakan pilihan yang terbaik. Kiranya kita dan keluarga kita juga memiliki keyakinan yang sama dengan Yosua dan keluarganya dalam membangun hidup peribadahan kita kepadaNya.

MEZBAH KELUARGA

“ Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!" ( Yosua 24:15 )

Bangsa Israel sudah berhasil memasuki negri Kanaan yang dijanjikan Allah. Atas keberhasilan ini mereka mulai melupakan Tuhan,Allah Yahweh yang telah memimpin dan memberkati mereka. Dalam prakteknya, mereka terjatuh dalam godaan untuk menyembah kepada “ilah (allah) orang Mesir” yang pernah disembah nenek moyang mereka atau kepada “allah orang Amori” yang disembah oleh rakyat lokal. Dalam persimpangan iman itulah, Yosua menghimbau mereka kembali beribadah kepada Allah Yahweh, namun Yosua tidak memaksakan kehendaknya. Dia menghargai “kehendak bebas” orang Israel sama seperti Allah menghargainya. Namun sebagai pemimpin umat, Yosua mengumumkan tekadnya dengan tegas tanpa kompromi.

Perhatikan kalimat terakhir..” kami akan beribadah kepada TUHAN !”. Itu tekad Yosua dan seisi keluarganya. Ayat di atas diucapkan oleh Yosua di depan seluruh rakyat Israel sebagai tekad imannya yang bulat tanpa bisa ditawar-tawar. Indahnya, sebagai seorang kepala keluarga dia tahu jelas tanggung jawabnya untuk memimpin seisi keluarganya setia beribadah kepada TUHAN yang hidup, yang sudah menyelamatkan dan memberkati hidupnya.

Setiap tahun kita merayakan “Hari Ibu” dan “Hari Ayah” ataupun “Hari Orang Tua”. Biarlah ayat di atas mengingatkan setiap orang tua untuk memimpin seisi keluarganya untuk mengenal Kristus sebagai Juruselamat dan juga memimpin seisi keluarganya bertumbuh dewasa dalam iman, kebenaran, kasih dan pelayanan yang setia pula. Adalah tidak benar, kalau seorang ayah atau ibu Kristen berkata : “ Saya sih membiarkan anak-anak apa maunya. Mereka bebas memilih apakah mereka mau menjadi seorang Kristen, Islam, Budhis, atau apa saja.”

Sekilas, kelihatannya “cukup dewasa” atau “demokratis” namun sama sekali tidak bijaksana. Jika seorang ayah atau ibu tahu bahwa keselamatan dan hidup kekal hanya ada dalam Kristus, mengapa tidak bertekad memimpin anak-anaknya mengenal Kristus dan bertumbuh dalam Firman-Nya?

Sebagai orang tua, seorang ayah atau ibu bertanggung jawab atas semua kebutuhan seluruh isi keluarganya termasuk kebutuhan rohani. Sebab itu, tekad Yosua hendaklah menjadi tekad para orang tua untuk membangun keluarga yang beriman dan bertumbuh dalam Tuhan dengan setia. Salah satu cara untuk mencapainya, adalah dengan membangun mezbah keluarga ( family altar). Artinya, menyediakan waktu yang khusus secara berkala untuk beribadah bersama dalam keluarga dengan membaca Alkitab,berdoa, memuji Tuhan, dan belajar membangun relasi yang akrab secara vertikal dan horizontal.

Dalam zaman yang modern dan serba sibuk ini tampaknya membangun mezbah keluarga tidaklah gampang. Jangankan jemaat biasa, keluarga majelis, aktivis, bahkan keluarga para rohaniawan pun mengalami kesulitan mencari waktu bersama anak-anak mereka duduk bersama memikirkan Firman Tuhan dan berdoa bersama. Banyak sekali alasannya. Si kecil tidak ada waktu yang tetap, si remaja terlalu banyak kegiatan, yang muda banyak urusan pribadi, sang ayah terlalu sibuk dan lain sebagainya

Lalu, apakah karena hal ini sulit, lalu kita stop dan putus asa untuk mencoba”? Jelas tidak! Di bawah ini ada beberapa “tips” untuk memulai mezbah keluarga yang sederhana :

Jangan pakai waktu yang lama. Cukup 15 menit saja. Boleh di pagi atau malam hari.

Gunakan buku “Santapan Harian”sebagai penuntun. Yang seorang baca bagian Alkitab, yang lainnya membaca renungannya. Tentunya bahan “renungan” yang lain bisa juga digunakan (seperti Renungan Harian (Our Daily Bread), Sabda Bina Umat (SBU) oleh gereja GPIB, dsb . Bisa pula bahannya diselang-seling agar ada variasi yang kreatif.

Doa bersama boleh dipimpin ayah, ibu, atau bergiliran. Anggota keluarga boleh mengusulkan pokok-pokok doa. Kalau bisa, gunakan papan doa/daftar doa, sehingga dapat dicek apakah doa-doanya sudah dijawab Tuhan.

Yang menjadi pemimpin adalah ayah, atau ibu (jika ayah absen). Tanyakan anak-anak jika ada sesuatu yang tidak dimengerti. Jika mengalami kesulitan, boleh tanyakan kepada hamba Tuhan. Jangan malu untuk bertanya.

Waktu untuk mezbah keluarga sangat penting dan indah. Hal ini merupakan sarana untuk membangun iman, kerohanian, pengetahuan, kasih, dan komunikasi dengan Allah dan dengan sesama anggota keuarga. Semua ini menuntut harga yang harus dibayar yaitu : kesabaran, sikap positif, dan pantang putus asa. Mari kita mulai, yuk !

MEZBAH KELUARGA DALAM PUJIAN PENYEMBAHAN

Matius 18:19-20, "Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka."

Tuhan menyatakan hadirat-Nya secara nyata ketika sebuah keluarga berkumpul bersama, berdoa dan memuji Tuhan. Dia akan menyatakan kemuliaan-Nya. Kemuliaan Tuhan inilah yang dapat memulihkan sebuah keluarga.

Apa itu kemuliaan Tuhan?

1. Kemuliaan Tuhan adalah manifestasi dari hadirat-Nya. Tuhan datang sendiri lewat hadirat-Nya. Untuk menjamin kita dapat masuk ke dalam hadirat Allah adalah oleh darah Yesus yang menguduskan kita (Ibrani 10:19)

Kalau hadirat Tuhan datang, maka keluarga akan diberkati, bahagia, dan dibawa kepada tujuan Tuhan. Pujian, penyembahan dan doa bersama keluarga itu akan menolong kita untuk dapat memasuki destini Ilahi. Sebab rumah tangga yang tidak dibangun menurut destini ilahi akan berada dalam jalan yang salah: ada penderitaan, duka cita dan luka-luka. Ini bukan kehendak Allah. Sebab itu kita harus menghadirkan Tuhan di dalam rumah tangga kita.

2. Kemuliaan Tuhan adalah atmosfir alam kekekalan. Dalam rumah tangga kita bisa mengalami surga, mengalami kerajaan Allah (Rom 14:17). Sehingga pergumulan berat apapun dapat dihadapi karena ada damai dan sukacita dalam rumah tangga. Itulah sebabnya kita butuh Tuhan menyatakan hadirat-Nya. Naikkan pujian penyembahan kepada Tuhan, maka Tuhan akan menyatakan kemuliaannya sehingga atmosfir kekekalan (=surga) itu akan datang dalam rumah tangga kita. Akan ada kuasa perlindungan dan berkat Tuhan.

Kita membutuhkan kemuliaan hadirat Tuhan karena:

1. Keadaan kita akan diubahkan.

Khotbah belum tentu dapat merubah hidup seseorang, tetapi kemuliaan hadirat-Nya pasti mengubahkan hidup kita. Dalam Kisah Rasul 16 berkata ketika Paulus dan Silas ada di dalam penjara, dianiaya dan disiksa, namun mereka memutuskan untuk memuji dan menyembah Tuhan. Mereka membangun mezbah, sehingga Tuhan datang lewat kemuliaan-Nya dan kelepasan terjadi. Ada pertobatan jiwa-jiwa (kepala penjara)

Sebab itu, setiap hati yang terluka dan teraniaya akan dipulihkan dan dibebaskan oleh Tuhan ketika seseorang itu berdoa, memuji dan menyembah Tuhan. Jangan mau lagi mengasihani diri sendiri, namun harapkanlah kemuliaan hadirat Tuhan dalam hidup anda, maka Tuhan akan mengubahkan hidup anda, mengubahkan keluarga dan suami.

2. Roh pewahyuan mulai bekerja.

Timbul rasa lapar dan haus untuk mengenal Tuhan. Ada pewahyuan yang baru tentang Tuhan. Iman akan bertumbuh, pengetahuan akan meningkat, sehingga kebenaran Tuhan akan memerdekakan kita.

3. Kita akan memiliki roh yang luarbiasa.

Kita akan memiliki roh yang unggul dan diatas rata-rata, sehingga apa pun yang kita kerjakan akan menghasilkan hal yang "unggul". Yang keluar dari mulut kita adalah kata-kata yang baik, yang mulia dan sopan. Kita akan mudah menahan diri, sabar dan gampang mengampuni. Dampaknya adalah keluarga yang harmonis dan tenteram. Tidak ada perceraian lagi, tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan oleh suami, isteri dan anak-anak.

PENTINGNYA MESBAH DAN DOA DALAM KELUARGA

Mesbah adalah lambang dari kehadiran Allah dalam hidup kita. Mesbah adalah lambang kedekatan kita dengan Allah. Mesbah adalah lambang penyerahan diri kita kepada Allah. Mesbah adalah tempat kita mempersembahkan korban yang berkenan kepada Allah. Mesbah adalah lambang dari pemberkatan Allah dalam keluarga. Doa adalah sarana untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Doa adalah sarana Allah bekerja dengan cara yang ajaib. Doa adalah sarana di mana Allah menjawab setiap kebutuhan keluarga. Jadi, mesbah dan doa dalam keluarga menjadi sangat penting dan strategis.

Dalam Kejadian 8:19-20; 12:6-7; 26:25, mengisahkan tentang bagaimana keluarga-keluarga dalam kitab tersebut membangun mesbah dan doa dalam keluarga. Salah satu rahasia kesuksesan, berkat dan penyertaan Tuhan dalam kehidupan para pahlawan iman adalah mezbah doa. Nuh, Abraham, Ishak dan Yakub selalu mem-prioritaskan membangun mezbah kemanapun mereka pergi, bahkan sebelum mereka membangun tempat tinggal (Kej 8:19-20; 12:6-7; 26:25). Mezbah doa berbicara mengenai kehidupan doa, pujian dan perenungan Firman yang dilakukan bersama di dalam keluarga.

Mengapa mesbah dan doa dalam keluarga itu menjadi penting? Ini adalah pertanyaan mendasar yang harus ada dalam setiap keluarga. Dan berikut ini beberapa alasan kuat sehingga mesbah dan doa dalam keluarga menjadi penting.

1. Bukti dari kehadiran Allah dalam keluarga.

Mezbah dan doa dalam keluarga adalah sarana kehadiran Allah dalam keluarga.

Alasan para tokoh iman membuat mezbah adalah agar Tuhan hadir, menyertai dan menjawab doa-doa mereka. Jika Allah hadir, Dia akan menjadi Kepala yang mengatur, memimpin dan memberkati keluarga kita. Kehadiran Tuhan akan mengubah keadaan seburuk apapun menjadi indah dan penuh mujizat. Karena itu kita pun harus membangun mezbah doa, di mana Allah dapat hadir dan memberkati keluarga kita (Mat.18:19-20). Sudahkah keluarga Anda memiliki mezbah doa?

2. Bukti kesatuan dan kesehatian dalam Tuhan.

Mezbah dan doa dalam keluarga adalah wadah untuk mempersatukan dan membina keluarga dalam terang Tuhan. Tuhan Yesus berkata bahwa keluarga yang terpecah-pecah tidak akan bertahan menghadapi kesulitan apapun (Mark 3:25). Tetapi kesatuan yang kuat akan mendatangkan kemenangan. Mezbah dan doa dalam keluarga merupakan sarana yang paling tepat untuk mempersatukan roh dalam keluarga (Ef 4:3). Di sinilah ayah-ibu dan anak bersatu dalam doa dan menjadikan Firman Tuhan sebagai pedoman hidup mereka.

3. Bukti perlindungan dan pembelaan Tuhan atas keluarga.

Mezbah dan doa dalam keluarga sebagai bukti bahwa Allah melindungi kita dari serangan Iblis atas keluarga. Bila keluarga kita tidak berdoa maka Iblis akan menyerang dan berusaha menghancurkannya. Kehancuran keluarga, kesulitan ekonomi, sakit penyakit dan kenakalan remaja terutama sekali disebabkan oleh pekerjaan Iblis. Hal ini tidak bisa diatasi dengan pendidikan, nasihat ahli ekonomi ataupun psikiater. Melainkan perlu kuasa supranatural yang berasal dari Allah. Untuk itulah perlunya mesbah dan doa peperangan dan syafaat yang dapat mematahkan serangan Iblis atas keluarga kita (Ef.6:12 dan Maz.91:14-15). Sadari kerugian yang Anda alami akibat dari mengabaikan mezbah dan doa dalam keluarga. Mari kita bangun kembali mesbah dan doa dalam keluarga kita mulai hari ini.

Mari Adakan Mezbah Keluarga

Minggu Pagi di Tawangsari, 4 Juli 2010“Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka." (Matius 18:19-20)

Minggu lalu saya mempromosikan bahwa pelajaran topik pelajaran Sekolah Minggu kelas Dewasa adalah tentang mezbah keluarga. Merry, hari Rabu lalu dalam acara jam doa menyampaikan Firman Tuhan mengenai mengenai mezbah keluarga. Tema minggu ini bukanlah mengenai mezbah keluarga dan saya sudah mengumpulkan bahan pada hari Senin-Jumat yang akan saya sampaikan pada hari ini. Hari Sabtu pagi saya berdoa dan berbicara dengan Tuhan mengenai persoalan-persoalan yang dialami jemaat. Saya bertanya pada Tuhan, “Kenapa orang-orang yang setia justru menghadapi persoalan-persoalan yang besar?”, “Kenapa keluarga-keluarga yang mengasihi Engkau malahan mengalami nasib hidup yang buruk?”, “Bukankah seharusnya mereka bersinar?”. “Menunjukkan diri sebagai anak-Mu yang diberkati?”, “Apa yang harus aku dan mereka lakukan sehingga mereka hidup dalam kemenangan?”. Dalam pergumulan tersebut saya merasa Tuhan berkata: “Mezbah Keluarga”. Itulah alasan mengapa saya yakin hari ini Tuhan mau berbicara kepada kita mengenai mezbah keluarga. Dan saya akan menyampaikannya dalam khotbah hari ini.

Saudara-Saudara, siapakah diantara kita yang tidak menginginkan kemenangan dalam hidup. Kemenangan itu bukan berarti kita mengalahkan orang lain secara fisik, emosional, maupun materi. Namun kita hidup dalam kesejahteraan karena berhasil mengatasi tantangan hidup. Siapakah yang tidak menginginkan kehidupan keluarga yang harmonis, kecukupan secara ekonomi, memiliki anak-anak yang manis dan baik, serta kehidupan yang penuh makna dan indah? Tentunya kita semua menginginkannya.

Tetapi bukankah semuanya ini belum terjadi dalam kehidupan kita? Justru keharmonisan keluarga kita sedang diambang kehancuran, godaan-godaan semakin besar, relasi dipenuhi dengan luka dan kekecewaan, ekonomi semakin sulit, pada waktu kecil anak bandel, waktu besar ia melawan, sungguh kita hidup dalam masalah besar. Semuanya ini membuktikan bahwa kita tidak mampu mengalahkan persoalan dengan kekuatan kita sendiri. Kita memerlukan Allah.Mungkin Saudara sudah berdoa. Namun kemenangan juga belum tiba. Masalah datang dengan luar biasa, mari kita berdoa dengan cara yang luar biasa juga. Bukan doa sendirian, melainkan doa bersama. Mengapa doa bersama? Apa yang didapat dari doa bersama?1. Doa yang sepakat mendatangkan pengabulan dari Bapa (Ayat 19)Teks Matius 18:19 ini sesungguhnya dikatakan dalam membahas persoalan domba yang hilang (Mat 12:12-14), domba yang hilang itu berarti seorang yang hidup dalam dosa (Matius 18:15-18). Jadi nats Matius 18:19 sesungguhnya menyatakan doa bersama dalam konteks kehidupan berjemaat dan bagi mereka yang ‘terhilang’. Namun yang terpenting dari kehidupan doa bersama ini adalah ke’sepakat’an . Dalam bahasa saya ‘kesehatian’. Sehati berarti berdoa dengan beban, dan perasaan yang sama. Kebersamaan untuk menyandarkan hidup dan menyerahkan permohonan mereka di kaki Bapa. Janji bagi doa yang sepakat adalah Tuhan akan mengabulkan segala sesuatu yang diminta. ‘segala sesuatu’ itu berarti segala sesuatu yang sejalan dengan rencana dan kehendak Allah.Tahun lalu saya sesungguhnya pernah mengkhotbahkan topik ini. Dalam khotbah saya tahun lalu saya menyampaikan sebuah kesaksian tentang sebuah keluarga di Solo. Kisah ini dituturkan oleh pendeta yang melayani keluarga tersebut sebagaimana terdapat dalam renungan harian Spirit yang saya sudah lupa nomor edisinya. Berikut kesaksiannya:“Mengawali tahun 2008 ini, tepatnya 1 Januari. Di gereja tempat saya melayani, seorang Bapak mengisahkan pertolongan Tuhan atas keluarganya. Keluarga ini selama empat tahun selalu saja ribut

dan ribut. Isterinya terus mengomel. Tiada hari tanpa mengomel. Berhentinya hanya pada saat tidur saja. Sebagai manusia biasa, suami sangat tertekan dengan kondisi demikian. Kalau sehari-dua hari tidak masalah. Tapi, masalahnya hal ini terus dilakukan bertahun-tahun. Bapak yang berprofesi sebagai penjual bakso ini secara manusia tidak tahan atas omelan isteri yang sama sekali tidak membangun. Tidak berlebihan jika dikatakan, hati wanita itu terbuat dari batu. Kerasnya luar biasa.Pemicu keributan adalah masalah ekonomi. Rupanya, ketika memulai usaha bakso tersebut, mereka meminjam uang dari rentenir. Akibatnya, mereka terlilit utang yang luar biasa. Setiap hari setidaknya Rp. 380.000, -- Rp. 400.000,- harus disetor kepada rentenir tersebut. Padahal, untung dari jualan bakso tidaklah sebanyak itu. Utang terus bertambah, hidup tambah susah. Puncaknya, isteri mulai goyah imannya. Bunuh diri mulai terlintas dalam pikirannya. Pergi kedukun menjadi pilihan lain. Syukurlah suami mengingatkan bahwa semua itu bukan solusi yang bijaksana.Pemicu lainnya adalah tidak punya rumah. Sudah lama berdoa untuk mendapatkan rumah, namun tidak kunjung tiba juga. Utang ke Bank untuk mendapatkan rumah, uangnya dapat tapi rumahnya telah dibeli orang. Daftar kekecewaan bertambah lagi.Walau sering geger, namun keluarga unik ini selalu mengadakan mezbah keluarga. Setiap jam 04.00 WIB, suami sudah bangun untuk menyembah Tuhan. Isteri juga demikian. Pasangan ini setia memulai harinya dalam hadirat Tuhan. Mereka berdoa memohon berkat Tuhan. Dalam doa, mereka meminta rumah supaya dapat mengembangkan usaha bakso tersebut.Tanggal 16 Desember 2007, Tuhan membuat kejutan di luar prediksi. Ketika ada acara sepeda bersama Artis ibu kota di kota Surakarta. Suami ingin ikut acara itu, namun untuk membayar tiket seharga Rp. 30.000,- saja tidak mampu. Tuhan kirim “burung gagak”. Seseorang membelikan tiket untuk Bapak yang cinta Tuhan itu. Siapa nyana, dari tiket itu mereka dapat hadiah rumah bernilai jutaan rupiah sebagai hadiah utama. Ikut sepeda bersama artis, tiket dibelikan orang, namun hadiah utamanya diperoleh keluarga yang setia kepada Tuhan tersebut. Mendapatkan rumah itu bukan kebetulan, sebab ribuan peserta mengingininya. Tapi, Tuhan tahu kalau keluarga itu sangat membutuhkan. Awal tahun ini, pengalaman iman bersama Tuhan mereka peroleh, diawali dengan melatih diri mengadakan mezbah keluarga."

Saudara-saudara, apakah hidupmu atau keluargamu sedang menghadapi masalah besar yang secara manusia masalahmu tidak dapat engkau atasi? Cobalah untuk membangun mezbah keluarga. Mezbah pada zaman perjanjian lama dibangun untuk mempersembahkan korban kepada Allah, dan kemudian mereka melanjutkan dengan ucapan syukur dan permohonan. Hari ini kita tidak perlu lagi membangun mezbah dalam arti fisik untuk mengadakan pengorbanan, sebab Kristus telah mati menjadi korban sekali untuk selamanya. Kita tinggal datang kepada-Nya dengan leluasa. Alangkah baik bila diiringi dengan doa yang sepakat. Mari bangunlah mezbah keluarga. Doa bersama dengan keluarga. Bila memang setiap hari sulit untuk dilakukan karena kesibukan, mulailah seminggu sekali. Jika seminggu sekali tetap sulit, dua minggu sekali. Paling tidak lakukanlah langkah awal untuk membangun mezbah keluarga.

2. Dimana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama Yesus, Ia hadir (ayat 20)Pertanyaan yang muncul dalam benak kita membaca ayat 20 ini adalah: “apakah Yesus tidak hadir dalam hidup atau doa kita pribadi?” Tentunya ia hadir. Ia hadir dalam hidup kita secara personal, namun dalam doa bersama, Ia hadir dalam relasi. Ia hadir dalam kehidupan personal seorang suami, atau istri, atau anak, namun ia juga perlu hadir dalam relasi diantara semuanya. Dalam ayat 20 ini Yesus menjanjikan kehadirannya dalam relasi ketika 2-3 orang berkumpul dalam nama Yesus.

Saudara-saudara, mengasihi dan menjalin hubungan yang konsisten tanpa Yesus adalah perihal yang mustahil. Tanpa Yesus, dan ketika kita mengalihkan pandangan dari Yesus, relasi-relasi kita diisi dengan kepahitan, kekecewaan, dan luka.Ada cerita seorang pasangan muda membuat perjanjian. Si istri membawa sebuah kaleng dan menunjukkan kepada suami. Ia berkata, “Janganlah kau membuka kaleng ini sampai aku menyuruhnya.” Si suami menaati perjanjian ini sampai usia mereka menginjak lanjut. Singkat cerita si istri kemudian sakit keras. Ia memanggil suaminya dan meminta untuk membuka kaleng tersebut. Ketika dibuka terdapat tiga taplak meja dan uang yang sangat banyak. Si istri berkata, “Kalau hatiku kecewa aku membuat taplak meja, dan inilah taplak meja itu.” Si suami bangga karena selama puluhan tahun pernikahan mereka, si istri hanya kecewa tiga kali. Kemudian si suami bertanya, “Apa maksud dari uang yang banyak ini?”. Si istri menjawab, “Aku menjual taplak meja yang lainnya…”Saudara-saudara, betapa manusia tidak dapat memberikan kasih yang sejati. Oleh karena itu hanya Yesus yang dapat mengikat kasih dalam sebuah keluarga.Beberapa hari yang lalu saya mendapat undangan pernikahan dari seorang sahabat. Di dalam undangan tersebut terdapat penggalan sebuah puisi yang menarik. Coba saya akan membacakan dan menerjemahkan:“I love you not as I want to (aku mencintaimu bukan karena aku yang menginginkannya)But God wats me to (tetapi Tuhan yang menginginkan aku untuk melakukannya)If you seek love on me alone you will find nothing (Jika kamu mencari cinta dariku, kamu tidak akan menemukan apa-apa)But if you seek GODs love through me you will find everything (Tetapi jika kamu mencari cinta Tuhan dalam hidupku kamu akan menemukan segalanya)Because it takes three to make a true dan perfect love (Oleh karena itu kamu memerlukan 3 untuk membuat sebuah cinta sejati dan sempurna).God, you, and me” (Tuhan, kamu, dan aku)

Saudara-saudara, kita membutuhkan satu pribadi tambahan agar hubungan pasangan, keluarga, maupun gereja dapat berjalan indah dalam kasih. Pribadi itu adalah Yesus. Oleh karena itu marilah kita mengadakan mezbah keluarga agar kehadiran Yesus dalam relasi menjadi sedemikian nyata.

Untuk menutup khotbah saya, saya ingin bercerita mengenai perjalanan saya hari Jumat lalu ke Kediri. Di Kediri saya menyempatkan diri untuk mampir dalam acara pameran budaya simpang lima Gumul. Saya masuk ke stand batik. Saya tertarik untuk membeli kaos bergambar tokoh wayang. Saya membeli (dibelikan tepatnya) kaos dengan gambar Gatotkaca, menggambarkan seorang satria muda, otot kawat balung wesi. Kemudian juga membeli kaos bergambar Semar untuk seorang Bapak Rohani yang berulang tahun yang menggambarkan sebagai tokoh sakti yang rendah hati, sederhana, dan pengayom. Kemudian disana kami mendiskusikan seorang tokoh bernama “Kresna”. Seorang bapak bercerita mengenai arti kata “Kresna”. “Kresna” berarti terapkan, lakukan, ejawantahkan. Apalah gunanya sebuah ilmu jika tidak “kresna”: dilakukan, diejawantahkan.Hari ini kita belajar mengenai mezbah keluarga. Semuanya ini tidaklah berguna jika tidak di “kresna”. Mulailah membangun mezbah keluarga dan biarlah kehadiran Allah semakin nyata dalam hidup Saudara. Tuhan memberkati.