kimia

14
Analisis Golongan dan Spesifik Senyawa Obat Sulfonamida Antibiotik berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari Anti (lawan) dan Bios (hidup). Antibiotik adalah Suatu zat kimia yang dihasilkan oleh bakteri ataupun jamur yang berkhasiat obat apabila digunakan dalam dosis tertentu dan berkhasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman dan toksisitasnya tidak berbahaya bagi manusisa. Salah satu golongan antibiotik yang digunakan secara umum adalah golongan sulfonamida yang pertama digunakan secara sistemik untuk pengobatan dan pencegahan penyakit infeksi pada manusia. Golongan sulfonamida seperti sulfadiazin kemudian terdesak oleh antibiotik yang baru. Akan tetapi pertengan tahun 1970 penemuan kegunaan sediaan kombinasi trimetoprin dan sulfametaksazol meningkatkan penggunaan sulfonamida untuk pengobatan penyakit infeksi tertentu. Faktor Yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Penggunaan Antibiotika Harus mempertimbangkan faktor-faktor : a. Gambaran klinis adanya infeksi yang diderita b. Faktor sensitivitas bakteri terhadap antibiotik

Upload: mutia-agustria-nur-syifa

Post on 07-Aug-2015

102 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

kimia

TRANSCRIPT

Page 1: kimia

Analisis Golongan dan Spesifik Senyawa Obat Sulfonamida

Antibiotik berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari Anti (lawan) dan Bios (hidup).

Antibiotik adalah Suatu zat kimia yang dihasilkan oleh bakteri ataupun jamur yang berkhasiat

obat apabila digunakan dalam dosis tertentu dan berkhasiat mematikan atau menghambat

pertumbuhan kuman dan toksisitasnya tidak berbahaya bagi manusisa.

Salah satu golongan antibiotik yang digunakan secara umum adalah golongan

sulfonamida yang pertama digunakan secara sistemik untuk pengobatan dan pencegahan

penyakit infeksi pada manusia.

Golongan sulfonamida seperti sulfadiazin kemudian terdesak oleh antibiotik yang baru.

Akan tetapi pertengan tahun 1970 penemuan kegunaan sediaan kombinasi trimetoprin dan

sulfametaksazol meningkatkan penggunaan sulfonamida untuk pengobatan penyakit infeksi

tertentu.

Faktor Yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Penggunaan Antibiotika

Harus mempertimbangkan faktor-faktor :

a. Gambaran klinis adanya infeksi yang diderita

b. Faktor sensitivitas bakteri terhadap antibiotik

c. Fungsi ginjal dan hati pasien

d. Biaya pengobatan

Antibiotika Kombinasi diberikan apabila pasien :

a. Pengobatan infeksi campuran

b .Pengobatan pada infeksi berat yang belum jelas penyebabnya

c. Efek sinergis

d. Memperlambat resistensi

Page 2: kimia

Mekanisme Kerja Antibiotika yang bekerja pada sel tubuh manusia terdiri dari Menekan

sintesis protein (Misal : kloramfenikol, tetrasiklin, aminoglikosida, makrolida, linkomisin).

Bekerja pada dinding sel (Misal : Penisilin, sefalosporin, sikloserin, basitrasin &

vankomisin).Bekerja pada membran sel (Misal : Polimiksin)

Berdasarkan kemampuannya membunuh mikroba Antibiotik dibagi menjadi dua yaitu ;

Bersifat bakterisid (Misal : penisilin, sefalosporin, aminoglikosida, polipeptida). Bersifat

bakteriostatik (Misal : tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin, golonagn sulfonamida) Aktivitas

dari antibiotika dinyatakan dalam mg. Kecuali zat yang belum dapat diperoleh 100% murni dan

terdiri dari beberapa campuran zat (misal Nistatin,polimiksin B, basitrasi IU (International

Unit)).

Penggolongan Antibiotika

1. Penisilin

2. Sefalosporin

3. Aminoglikosida

4. Tetrasiklin

5. Golongan Sulfanilamida

6. Kuinolon

7. Makrolida

8. Linkomisin

9. Polipeptida

10. Kloramfenikol

11. Antibiotik lainnya

Adapun struktur kimia dari sulfadiazine seperti berikut :

Page 3: kimia

Dari struktur diatas secara kuantitatif dapat digunakan beberapa metode berdasarkan

gugus fungsinya. Pertama dapat dilakukan metode diazotasi karena adanya gugus amin primer

bebas, metode titrasi asam basa karena dari struktur diatas sulfadiazine merupakan basa lemah

dengan adanya gugus - SO2, Metode bromometri karena adanya inti benzene dan metode

argentometri karena dapat membentuk garam perak yang sukar larut.

Akan tetapi sebelum dilakukan uji kuantitatif dilakukan uji kualitatif (identifikasi)

ANALISIS KUALITATIF SULFONAMIDA

A. Reaksi Umum sulfonamida

1. Reaksi korek api

Zat ditambahkan HCl encer, kemudian ke dalamnya dicelupkan batang korek api, timbul warna

jingga intensif-kuning jingga.

2. Reaksi diazo

Page 4: kimia

Zat (±10mg) dalam 2 tetes HCl 2 A lalu ditambah dengan 1 ml air. Pada larutan ini ditambahkan

2 tetes diazo B (larutan 0,9% NaNO2) dan teteskan larutan 0.1 g β-naftol dalam 2 ml NaOH

terbentuk warna jingga lalu merah darah.

3. Reaksi erlich (ρ-DAB HCl)

Sedikit zat padat pada pelat tetes lalu ditambahkan 1-2 tetes pereaksi DAB HCl terbentuk warna

kuning-jingga.

B. Reaksi spesifik Sulfadiazin

1. Reaksi vanillin

Di atas kaca objek 1 tetes H2SO4 p ditambahkan beberapa serbuk vanillin, setelah dicampur

ditambah dengan zat, dipanaskan di atas nyala api kecil, warna dilihat di atas dasar putih.

sulfadiazin tidak akan memberikan reaksi dengan vanilin

2. Reaksi dengan CUSO4

Zat dalam tabung reaksi ditambahkan 2 ml air, dipanaskan sampai mendidih lalu ditambah

NaOH 2 tetes. Setelah dingin ditambah larutan CuSO4 1 tetes kemudian teteskan HCl encer

sampai reaksi netrasl atau asam lemah dan jika positif sulfadiazine membentuk warna ungu

3. Reasi indofenol

Sebanyak 50-100 mg zat dilarutkan dalam 2 ml air, dipanaskan sampai mendidih lalu ditambah 2

tetes NaOH dan 2 ml larutan NaOCl atau kaporit kemudian ditambahkan 1 tetes fenol. Dan jika

positif mengandung sulfadiazin membentuk warna merah tua

4. Reaksi Roux

Zat diletakkan di atas plat tetes kemudian ditambahkan 1 tetes pereaksi Roux, aduk dengan

batang pengaduk. Dan jika positif mengandung

Sulfadiazin membentuk warna ungu - hijau biru

Page 5: kimia

5. Reaksi denagn KBrO3

Di atas plat tetes, lebih kurang 10 mg zat ditambahkan 1 ml H2SO4 encer kemudian ditambah 1

tetes pereaksi KBrO3 jenuh. Dan jika positif mengandung sulfadiazine membentuk warna kuning

jingga - coklat merah

6. Reaksi Kristal dengan aseton

Serbuk sampel ditetesi aseton di atas objek gelas akan membentuk Kristal yang bentuknya

berbeda-beda.

7. Reaksi Parri

Serbuk sulfadiazin dilarutkan dalam alkohol, ditetesi pereaksi Parri dan ammonia akan

membentuk warna ungu untuk sulfadiazin.

8. Analisa kualitatif dengan TLC

Alat dan bahan :

Sampel murni senyawa obat, plat silica gel F254 ukuran 20 X 20 yang telah dicuci denag air dan

diaktivasi pada suhu 110°C selama 1 jam, garam-garam logam, pelarut dan pereaksi lainnya

denagn grade analisis.

standar ;

10 mg senyawa murni dilarutkan dalam 1 ml pelarut (10% larutan ammonia pekat dalam aseton)

Sistem pelarut

Campuran etil asetat (90 ml), methanol (10 ml), digunakan untuk menjenuhkan chamber

kromatografi (21 cm X 21 cm X 10 cm) dan untuk mengelusi plat. pelarut ini dibuat segar untuk

tiap kali penggunaan.

Pereaksi :

Page 6: kimia

Berikut adalah pereaksi yang dibuat segar untuk digunakan (I) larutan jenuh kupri asetat dalam

methanol, (II) larutan jenuh cupri asetat dalam aseton, (III) larutan cupri sulfat 5 % dalam air,

(IV) larutan kobalt nitrat 2% dalam air, (V) larutan serium sulfat 2% dalam air dengan 5 ml asam

sulfat pekat, dan (IV) larutan nikel klorida 2% dalam air.

Metode :

1 µL contoh sulfadiazin ditotolkan pada plat TLC dan dikeringkan, kemudian dielusi dengan fase

gerak. Penampakan dengan pereaksi larutan cupri sulfat dalam air jika plat disemprot dengan

larutan NaOH 0,1N dan dikeringkan setelah diberi perlakuan dengan pereaksi.

2. ANALISA KUANTITATIF SULFONAMIDA

1. Metode Diazotasi

Diazotasi adalah reaksi antara amin aromatis primer dengan asam nitrit yang berasal dari natrium

nitrit dalam suasana asam untuk membentuk garam diazonium. Metode ini hampir digunakan

terhadap sulfadiazin dan senyawa lain yang mempunyai gugus amin aromatis primer bebas atau

yang pada hidrolisis atau reduksi mampu menghasilkan amin aromatis primer bebas atau yang

pada hidrolisis atau reduksi mampu menghasilkan amin aromatis primer.

Prosedur kerja :

Untuk analisa kuantitatif, sampel dilarutkan dalam asam mineral berlebih kemudian dititrasi

dengan larutan baku natrium nitrit. Titik akhir titrasi dapat ditunjukkan dengan :

- indikator dalam, terdiri dari campuran 5 tetes larutan tropeolin 00 0,1% dalam air dan 3 tetes

larutan metilen biru 0,1% dalam air

- indikator luar yaitu pasta kanji-iodida

Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

Page 7: kimia

NaNO2 + HCl HNO2 + NaCl

R NH2 + HNO2 R N⁺ Ξ N Cl ⁻ + 2H2O

2. Metode Titrasi Bebas Air (TBA)

Metode titrasi bebas air digunakan pada sulfadiazin berdasarkan pada sifat asam dari gugus -

SO2 - NH - sehingga dapat dititrasi sebagai basa. Pelarut yang dapat digunakan adalah alcohol,

aseton, dimetil formamida dan butyl amin sedangkan sebagai titran digunakan larutan basa

dalam air atau larutan Na metoksida. Prosedur kerja lebih kurang 250 mg contoh sulfadiazin

yang ditimbang seksama dilarutkan dalam aseton netral, tambahkan 10 tetes campuran (0,025

bagian biru timol dan 0,075) bagian merah fenol yang dilarutkan dalam 50 bagian alkohol dan 50

bagian air). Titrasi dengan NaOH 0,1 N sampai terjadi perubahan warna menjadi biru.

3. Metode Bromometri

Metode bromometri dapat digunakan untuk penetapan kadar sulfadiazin dimana brom akan

mensubstitusi sulfadiazine pada inti benzen. reaksi umum yang terjadi adalah sebagai berikut :

Br

H2N SO2 NH R + 2Br2 H2N SO2 NH R

Br

* Titrasi langsung

Ditimbang seksama 250 mg sulfadiazin, dilarutkan dalam HCl 3% lalu tambahkan 5 g kalium

bromide dan asam klorida pakat. Setelah itu dititrasi dengan larutan baku kalium bromat 0,1 N

menggunakan indikator metal merah. Titik akhir titrasi ditandai dengan hilangnya warna merah.

* Titrasi tidak langsung

Page 8: kimia

Ditimbang seksama 250 mg sulfadiazin, dilarutkan dalam HCl 3% lalu tambahkan 5 g kalium

bromide dan asam klorida pekat. Setelah itu ditambahkan 50 ml larutan baku kalium bromat 0.1

N hingga timbul warna kuning. Tambahkan segera 1 g kalium iodide lalu dititrasi dengan larutan

baku natrium tiosulfat 0,1 N dengan indikator kanji.

4. Metode Argentometri

Titrasi argentometri adalah fitrasi dengan menggunakan perak nitrat sebagai titran dimana akan

terbentuk garam perak yang sukar larut. Sulfadiazin membentuk garam perak yang tidak larut

dalam suasana basa.

Prosedur kerja :

Ditimbang seksama 250 mg sulfadiazin, dilarutkan dalam sedikit natrium hidroksida 0,1 N

(sampai warna biru lemah dengan indikator timoftalein) dan encerkan dengan 50 ml air.

Hilangkan warna biru tersebut dengan beberapa tetes asam sulfat 0,1 N. tambahkan 25 ml larutan

perak nitrat baku 0,1 N. Setelah didiamkan di tempat gelap, endapan disaring. Asamkan filtrate

dengan asam nitrat dan kelebihan perak nitrat dititrasi dengan larutan baku ammonium tiosianat

0,1 N dengan indikator besi (III) ammonium sulfat.

Khasiat dari sulfadiazin

Secara universal golongan sulfonamide seperti sulfadiazine dikenal sebagai antibiotik.

Sulfadiazin menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur termasuk spesies yang telah resisten

terhadap sulfonamide khususnya Ag-sulfadiazin. Ag-sulfadiazin juga digunakan untuk

mengurang jumlah koloni mikroba dan mencegah infeksi luka bakar akan tetapi tidak dianjurkan

untuk pengobatan luka yang besar dan dalam.

Page 9: kimia

Mekanisme kerja umum dari sulfadiazine sebagai antibakteri adalah protozoa dengan menbentuk

kompleks Zn(II) - sulfadiazin dimana sulfadiazin terkoordinasi secara bidentat terhadap atom

pusat Zn2+ melalui atom NH sekunder dan N tersier.

Mekanisme kerja dari obat Ag-sulfadiazin yaitu Ag dilepaskan secara perlahan - lahan sampai

mencapai kadar toksik yang selektif terhadap mikroba. Ag hanya sedikit diserap tetapi

sulfadiazine dapat mencapai kadar terapi bila permukaan yang diolesi cukup luas. Umumnya

sulfadaiazin tersedia dalam bentuk krem

Sulfadiazin juga berkhasiat terhadap disentri basiler, bahkan lebih efektif dibandingkan dengan

kloramfenikol dan tetrasiklin. Sulfadiazin merupakan obat pilihan kedua untuk infeks saluran

kemih. daya larutnya dalam kemih agak buruk (sering menyebabkan kristaluria) sehingga perlu

diberikan Natrium bikarbonat 3 kali sehari 3 - 4 g dan minum air lebih kurang 1,5 liter sehari.

Efek samping

Walaupun jarang terjadi, efek sampingnya dapat berupa rasa terbakar, gatal dan erupsi kulit.

Adapun gangguan lainnya yaitu nausea, gangguan lambung, menurunkan nafsu makan dan

menimbulkan rasa pusing.

Penggunaan

Sulfadiazin digunakan untuk membunuh mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi

dengan jalan menghentikan proses produksi asam folat pada sel mikroorganisme. Akan tetapi

pada umumnya digunakan untuk penyakit infeksi pada saluran urin.

Sulfadiazin merupakan ligan yang sering digunakan untuk obat antibakteri. Sulfadiazin

merupakan turunan dari sulfonamid yang penggunaannya secara luas untuk pengobatan infeksi

yang disebabkan oleh bakteri Gram-positif dan Gram-negatif tertentu, beberapa jamur

.

Page 10: kimia

Kesimpulan

Sulfadiazin merupakan turunan dari sulfonamida yang penggunaannya secara luas untuk

pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri Gram-positif dan Gram-negatif tertentu,

beberapa jamur.

Dari struktur sulfadiazin secara kuantitatif dapat digunakan beberapa metode berdasarkan gugus

fungsinya,

1. Metode diazotasi Dapat dilakukan karena adanya gugus amin primer bebas,

2. Metode titrasi asam basa karena dari struktur diatas sulfadiazin merupakan basa lemah dengan

adanya gugus - SO2,

3. Metode bromometri karena adanya inti benzene dan

4. Metode argentometri karena dapat membentuk garam perak yang sukar larut.