kimia adaptif
DESCRIPTION
kimiaa adaptifTRANSCRIPT
MAKALAH KIMIA ADAPTIF
HIDROKARBON
NAMA :RISKA NASRILLIANTI
KELAS :XI KIMIA 2
T.P 2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat
dan karunia sehingga makalah ini dapat terselesaikan sesuai dengan topik/judul“
Hidrokarbon dan Minyak Bumi “.
Bobot yang dimiliki makalah ini akan semakin padat apabila terus menerus
dilengkapi dan disesuaikan dengan kebutuhan lapangan. Oleh karena itu saran dan
kritik sangat saya butuhkan untuk kelengkapan makalah ini. Akhir kata semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dalam rangka mereguk pendidikan
yang berkualitas.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu
terselesaikannya makalah ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Semoga makalah ini dapat memenuhi tugas dan berguna bagi kita semua dalam
mengembangkan wawasan kita.
Saya juga menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat kekurangan,
untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun saya terima dengan senang
hati.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR iBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah …………………………………………...………………...ii 1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………...………………….iii 1.3 Tujuan dan Manfaat ………………………………..………………………………iiiBAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Hidrokarbon …...……………………………………………………….6 2.2 Tipe-tipe Hidrokarbon …….. …………………………………………………………6 2.3 Dampak Pencemaran Hidrokarbon ………………………………………………..7 2.4 Pengendalian Hodrokarbon 2.4.1 Mitigasi Dampak Hidrokarbon …………………………………….…………….8 2.4.2 Alternatif Bahan Bakar………………………………………………….…………..9 2.5 Pencegahan Hodrokarbon ……... …….………………………………….…………10 2.6 Minyak Bumi …………………………..……………………………………..…………10 2.7 Asal Minyak Bumi ………………………………………………………………………10 2.8 Jenis Minyak Bumi ……………………………………………………………………...11 2.9 Zat-zat Kimia dari Minyak Bumi ……………………………………………………..12 2.10 Proses Pembuatan dari Minyak Bumi …………………………………………….12BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ……………………………………….……………………………..………..13 3.2 Saran ………………………………………………………………………………………..13
BAB IPENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Udara dimana di dalamnya terkandung sejumlah oksigen, merupakan
komponen esensial bagi kehidupan, baik manusia maupun makhluk hidup lainnya.
Udara merupakan campuran dari gas, yang terdiri dari sekitar 78 % Nitrogen, 20 %
Oksigen; 0,93 % Argon; 0,03 % Karbon Dioksida (CO2) dan sisanya terdiri dari Neon
(Ne), Helium (He), Metan (CH4) dan Hidrogen (H2). Udara dikatakan "Normal" dan
dapat mendukung kehidupan manusia apabila komposisinya seperti tersebut diatas.
Sedangkan apabila terjadi penambahan gas-gas lain yang menimbulkan gangguan
serta perubahan komposisi tersebut, maka dikatakan udara sudah mengalami
pencemaran/ terpolusi.
Di dunia, dikenal 6 jenis zat pencemar udara utama yang berasal dari
kegiatan manusia (anthropogenic sources), yaitu Karbon monoksida (CO), oksida
sulfur (SOx), oksida nitrogen (NOx), partikulat, hidrokarbon (HC), dan oksida
fotokimia, termasuk ozon.
Minyak tanah adalah salah satu hasil minyak bumi. Hasil minyak bumi lainnya
ialah minyak pelumas, minyak parafin, minyak semir, bensin, dan sebagainya. Dari
hasil minyak bumi juga dapat dihasilkan nilon, plastik, serat buatan, dan sebagainya.
Minyak bumi ini merupakan sumber daya alam yg tidak dapat diperbaharui.
Minyak bumi dan gas bumi (gas alam) merupakan bahan industri kimia yg penting ,
karena darinya diperoleh berbagai produk yg kita gunakan dalam kehidupan sehari-
hari. Bahan-bahan atau produk yg dibuat dari minyak bumi dan gas bumi disebut
petrokimia.
Minyak bumi merupakan salah satu sumber energi yg banyak digunakan
dalam kehidupan sehari- hari, misalnya : untuk memasak, bahan bakar kendaraan
bermotor, dan industri. Indonesia sangat kaya dengan minyak bumi ini. Pengeboran
minyak bumi diantaranya dapat kita lihat di Sungai Gerong, Plaju, Pangkalan
Brandan, Balikpapan, Tarakan, Bunyu, Cepu, dan Sorong.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian hidrokarbon ?
2. Apa dampak pencemaran hidrokarbon ?
3. Bagaimana cara mengendalikan hidrokarbon?
4. Bagaimana cara pencegahannya ?
5. Bagaimana Sintesis atau Pengubahan Zat Kimia dari Bahan Minyak Bumi ?
C. Tujuan
1. Dapat memahami definisi serta klasifikasi dari hidrokarbon
2. Dapat memahami dampak serta pengendalian dan pencegahannya
3. Mendeskripsikan proses pembentukan minyak bumi serta gas alam
4. Menjelaskan komponen-komponen utama penyusun minyak bumi.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Hidrokarbon
Hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari unsur atom karbon (C) dan atom hidrogen (H). Seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atom-atom hidrogen yang berikatan dengan rantai tersebut. Istilah tersebut digunakan juga sebagai pengertian dari hidrokarbon alifatik.
Sebagai contoh, metana (gas rawa) adalah hidrokarbon dengan satu atom karbon dan empat atom hidrogen: CH4. Etana adalah hidrokarbon (lebih terperinci, sebuah alkana) yang terdiri dari dua atom karbon bersatu dengan sebuah ikatan tunggal, masing-masing mengikat tiga atom karbon: C2H6. Propana memiliki tiga atom C (C3H8) dan seterusnya (CnH2·n+2).
2. Tipe-tipe Hidrokarbon
Klasifikasi hidrokarbon yang dikelompokkan oleh tatanama organik adalah:
a. Hidrokarbon jenuh/tersaturasi (alkana) adalah hidrokarbon yang paling sederhana. Hidrokarbon ini seluruhnya terdiri dari ikatan tunggal dan terikat
dengan hidrogen. Rumus umum untuk hidrokarbon tersaturasi adalah CnH2n+2. Hidrokarbon jenuh merupakan komposisi utama pada bahan bakar fosil dan ditemukan dalam bentuk rantai lurus maupun bercabang. Hidrokarbon dengan rumus molekul sama tapi rumus strukturnya berbeda dinamakan isomer struktur.
b. Hidrokarbon tak jenuh/tak tersaturasi adalah hidrokarbon yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap, baik rangkap dua maupun rangkap tiga. Hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap dua disebut dengan alkena, dengan rumus umum CnH2n. Hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap tiga disebut alkuna, dengan rumus umum CnH2n-2.
c. Sikloalkana adalah hidrokarbon yang mengandung satu atau lebih cincin karbon. Rumus umum untuk hidrokarbon jenuh dengan 1 cincin adalah CnH2n.
d. Hidrokarbon aromatik, juga dikenal dengan arena, adalah hidrokarbon yang paling tidak mempunyai satu cincin aromatik.
e. Hidrokarbon dapat berbentuk gas (contohnya metana dan propana), cairan (contohnya heksana dan benzena), lilin atau padatan dengan titik didih rendah
Berdasarkan susunan atom karbon dalam molekulnya, senyawa karbon terbagi dalam 2 golongan besar, yaitu senyawa alifatik dan senyawa siklik. Senyawa hidrokarbon alifatik adalah senyawa karbon yang rantai C nya terbuka dan rantai C itu memungkinkan bercabang.
Berdasarkan jumlah ikatannya, senyawa hidrokarbon alifatik terbagi menjadi senyawa alifatik jenuh dan tidak jenuh.a. Senyawa alifatik jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya hanya berisi
ikatan-ikatan tunggal saja. Golongan ini dinamakan alkane.Contoh senyawa hidrokarbon alifatik jenuh:
b. Senyawa alifatik tak jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya terdapat ikatan rangkap dua atau rangkap tiga. Jika memiliki rangkap dua dinamakan alkena dan memiliki rangkap tiga dinamakan alkuna. Contoh senyawa hidrokarbon alifatik tak jenuh : Senyawa hidrokarbon siklik adalah senyawa karbon yang rantai C nya
melingkar dan lingkaran itu mungkin juga mengikat rantai samping. Golongan ini terbagi lagi menjadi senyawa alisiklik dan aromatik.
Senyawa alisiklik yaitu senyawa karbon alifatik yang membentuk rantai tertutup.
Senyawa aromatik yaitu senyawa karbon yang terdiri dari 6 atom C yang membentuk rantai benzene.
3. Dampak Pencemaran Hidrokarbon
Pencemaran udara oleh hidrokarbon (HC) dapat berasal dari HC yang berupa
gas, cair, dan padat. Apabila HC berupa gas maka akan tercampur bersama bahan
pencemar lainnya. Apabila HC berupa cairan maka HC tersebut akan membentuk
kabut minyak (droplet) yang keberadaannya di udara akan sangat mengganggu
lingkungan. Sedangkan bahan pencemar HC yang berupa padatan maka udara akan
tampak seperti asap hitam.
Jika pencemaran udara oleh HC juga disertai dengan bahan pencemar NOx
maka dengan oksigen bebas yang ada di udara akan membentuk Peroxy Acetyl
Nirates (PAN). Selanjutnya PAN ini bersama-sama dengan CO, Ozon akan membentuk
kabut foto kimia yang dapat merusak tanaman.
Hidrokarbon dalam jumlah sedikit tidak begitu membahayakan kesehatan
manusia, meskipun HC juga bersifat toksik. Namun, jika HC berada di udara dalam
jumlah banyak dan tercampur dengan bahan pencemar lain maka sifat toksiknya
akan meningkat. Sifat toksik HC akan lebih tinggi jika berupa bahan pencemar gas,
cairan, dan padatan. Hal ini dikarenakan padatan dan cairan akan membentuk
ikatan-ikatan baru dengan bahan pencemar lainnya. Ikatan baru ini sering disebut
dengan Polycyclic Aromatic Hydrocarbon yang disingkat PAH. Pada umumnya PAH ini
merangsang terbentuknya sel-sel kanker apabila terhisap masuk ke dalam paru-paru.
PAH yang bersifat karsinogenik ini banyak terdapat di daerah industri dan daerah
yang padat lalu-lintasnya. Sumber timbulnya PAH adalah gas buangan hasil
pembakaran bahan bakar fosil.
Toksisitas HC tergantung pada senyawa penyusun HC tersebut. Pada
umumnya senyawa aromatik seperti benzena dan toluena, lebih beracun dari pada
HC alifatik maupun HC alisiklik. Dalam keadaan gas, HC dapat menyebabkan iritasi
pada membran mukosa. Apabila terhisap ke dalam paru-paru dapat menimulkan luka
dibagian dalam dan menimbulkan infeksi.
Senyawa HC Konsentrasi (ppm) Pengaruh terhadap tubuh
Benzena
100 Iritasi terhadap mukosa
3.000 Lemas (0,5-1 jam)
7.500 Paralysys (0,5-1 jam)
20.000 Kematian (5-10 menit)
Toluena
200 Pusing, lemah, pandangan
kabur setelah 8 jam
600 Gangguan syaraf dan dapat
diikuti kematian setelah
kontak dalam waktu yang
lama
4. Pengendalian Hidrokarbon
4.1. Mitigasi Dampak Hidrokarbon
Terdapat empat strategi dalam mitigasi dampak hidrokarbon :
1. Kontrol emisi kendaraan bermotor, hal ini dapat dilakukan secara periodik.
Jakarta mulai memberlakukan sistem kontrol emisi gas buang kendaraan
bermotor per Januari 2006. Diharapkan stiker lulus uji emisi ini akan
menjadi syarat pengurusan STNK. Pengujian emisi itu dilakukan dengan
cara memasukkan selang pada lubang knalpot dan alat akan mencetak
hasil pengukuran. Sementara agar sebuah kendaraan dapat lulus uji emisi
dikeluarkan standar baku mutu. Untuk bahan bakar bensin dengan sistem
karburator dan sistem injeksi, zat yang akan diukur adalah kadar
karbonmonoksida dan hidro karbon. Sedangkan bahan bakar solar
berdasarkan persentase opasitas.
2. Kontrol emisi sumber stasioner seperti kilang minyak, petrokimia dengan
menggunakan metode kondensasi, evaporasi, insenerasi, absorpsi dan
subsitusi
3. Penghindaran reseptor dari daerah yang tercemar.
4. Kontrol lingkungan (Controlled environment). Ada beberapa macam teknik
yang telah digunakan untuk mengontrol emisi hidrokarbon dari
sumbernya, yaitu insinerasi, adsorbsi, absorbsi dan kondensasi. Dua
macam alat insinerasi telah digunakan. Yang pertama menggunakan api
untuk osdiasi lengkap hidrokarbon menjadi CO2 dan air, dimana efisiensi
penghilangan hidrokarabon sangat tinggi. Alat yang kedua menggunakan
katalis sehingga oksidasi hidrokarbon lengkap dapat terjadi pada suhu
rendah daripada dalam alat pertama. Tetapi masalah yang mungkin
timbul adalah keracunan katalis. Metode adsorbsi, gas buangan dilalukan
pada bed yang terdiri dari adsorber granula terbuat dari karbon aktif. Pada
metode absorbsi cara yang dilakukan hampir sama dengan metode
adsorbsi, hanya bedanya gas-gas buangan mengalami kontak dengan
cairan dimana hidrokarbon akan larut atau tersuspensi. Metode
kondensasi dilakukan dengan prinsip pada suhu yang rendah gas
hidrokarbaon akan mengalami kondensasi menjadi cairan. Gas-gas
dilalukan melewati permukaan bersuhu rendah, dan cairan hidrokarbon
yang terkondensasi tetap tertinggal dan dapat dikumpulkan.
4.2. Alternatif Bahan Bakar
Alternatif mengganti bahan bakar kendaraan bermotor dengan
menggunakan energi sinar matahari dan juga minyak-minyak sayuran
(nabati). Antara lain dengan menggunakan minyak kelapa sawit Ternyata
sumber hidrokarbon bisa didapat dalam minyak kelapa sawit atau biji-bijian
yang lain.Padanya terdapat struktur trigliserida yang serupa dengan
hidrokarbon minyak bumi, yang memungkinkan digunakan untuk
mensubstitusi minyak bumi.
Peran teknologi katalis sangat vital pada tahap ini karena mengubah
struktur trigliserida menjadi produk yang saat ini disuplai oleh minyak bumi
memerlukan katalis yang tepat. Turunan gliserida yang dapat menggantikan
bahan yang disuplai dari minyak bumi ialah bahan baker (solar dan bensin)
dan bahan baku petrokimia.
4.3. Pencegahan
1. Sumber Bergerak
a. Merawat mesin kendaraan bermotor agar tetap baik.
b. Melakukan pengujian emisi secara berkala dan KIR kendaraan.
c. Memasang filter pada knalpot.
2. Sumber Tidak Bergera
a. Memasang scruber pada cerobong asap.
b. Memodifikasi pada proses pembakaran.
3. Manusia
Apabila kadar oksidan dalam udara ambien telah melebihi baku mutu (235
mg/Nm3 dengan waktu pengukuran 1jam) maka untuk mencegah dampak
kesehatan dilakukan upaya-upaya:
a. Menggunakan alat pelindung diri, seperti masker gas
b. Mengurangi aktifitas di luar rumah.
4.4. Minyak BumiMinyak bumi atau dalam bahasa Inggrisnya disebut Petroleum, menurut
bahasa Latin terdiri dari dua penggalan kata yaitu Petrus yang artinya karang dan Oleum yang artinya minyak. Oleh karena itu kimia minyak bumi (petroleum) merupakan ilmu yang mempelajari tentang kelanjutan dari tumbuhan setelah dipendam atau dikubur selama jutaan tahun. Senyawa yang terkandung dalam petroleum mempunyai variasi yang besar dari senyawa dengan kerapatan rendah (gas) sampai senyawa dengan kerapatan tinggi (padatan).
4.5. Asal Minyak Bumi Minyak bumi atau petroleum dijuluki juga sebagai emas hitam, yaitu cairan yang kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, dan berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi. Minyak bumi terdiri dari campuran kompleks dari berbagai hidrokarbon, dimana sebagian besar terdiri dari seri alkana tetapi bervariasi dalam penampilan, komposisi, dan kemurniannya.Asal minyak bumi adalah mahluk hidup (tumbuhan, hewan) yang terkubur selama jutaan tahun dengan melalui proses penguburan, proses diagenesis kemudian proses lebih lanjut pada masa katagenesis dan tidak dapat dimanfaatkan lagi pada masa metagenesis.
Tahapan penguburan bahan alam mengalami tiga masa perubahan kimiawi yaitu:a. Diagenesis
Masa ini merupakan zona tak matang dan terjadi perengkahan tak mencolok (10%), yang dibagi dalam tiga bagian yaitu :1. Diagenesis dini, yaitu peralihan dari senyawa yang stabil saat di
permukaan bumi, menjadi senyawa yang stabil pada kedalaman ribuan meter dengan suhu sekitar 40-42oC. Pada masa ini terjadi pembentukan kerogen (fase dari petroleum yang tidak dapat larut dalam pelarut organik dan anorganik).
2. Diagenesis pertengahan, terjadi proses aromatisasi (senyawa rantai panjang membentuk senyawa aromatik, lingkar dan mempunyai ikatan rangkap dengan elektron terdelokalisasi).
3. Diagenesis akhir, adalah proses yang terjadi pengkhelatan logam oleh senyawa organik yang terbentuk pada masa sebelumnya. Pembentukan minyak bumi terjadi pada diagenesis akhir dan dapat dikenal berdasar hasil eksplorasi.
b. Katagenesis Katagenesis adalah zona minyak dan gas basah. Pada masa ini terjadi perengkahan mencolok, dimana terjadi perubahan senyawa kimia yang diakibatkan oleh suhu dan kedalaman pendaman (penguburan) sehingga menyebabkan penguraian termal kerogen.
c. MetagenesisPada tahap ini terjadi masa perusakan termal dari karakter senyawa (cairan) menjadi residu (padatan), sehingga mengakibatkan senyawa organik menjadi senyawa yang kekurangan hidrogen, dan material tak bernilai atau menjadi material bernilai dari senyawa karbon (grafit, intan).
4.6. Jenis Minyak Bumi
Komposisi kimia dari minyak bumi dipisahkan dengan cara destilasi yang didasari oleh perbedaan titik didih, kemudian setelah diolah lagi lebih lanjut akan diperoleh minyak tanah, bensin, lilin dan lain-lain. Meskipun demikian pemisahan tidak dapat memberikan senyawa tunggal, melainkan kumpulan senyawa dengan isomernya.
Titik pendidihan dalam tekanan atmosfer dari fraksi distilasi minyak bumi (oC) adalah sebagai berikut.
- Minyak eter: 40 - 70 oC (digunakan sebagai pelarut)- Minyak ringan: 60 - 100 oC (bahan bakar mobil)- Minyak berat: 100 - 150 oC (bahan bakar mobil)- Minyak tanah ringan: 120 - 150 oC (pelarut dan bahan bakar untuk rumah
tangga)- Kerosene: 150 - 300 oC (bahan bakar mesin jet)- Minyak gas: 250 - 350 oC minyak diesel/pemanas)- Minyak pelumas > 300 oC (minyak mesin)- Sisanya: ter, aspal, bahan bakar residu
Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah ‘Apakah ada perbedaan antara gas yang di dalam tabung dan gas di dalam pipa?’. Jawaban pertanyaan ini adalah gas LPG (LPG singkatan dari gas dan bertekanan atau liquid pressure gas) lebih murni dari pada gas dalam pipa. Harga gas LPG lebih mahal, hal ini menunjukkan bahwa proses gas LPG yang melibatkan pembuatan gas-gas metana, etana, dan propana dari hasil perengkahan (cracking) tidak mudah yaitu dengan cara memasukkan gas dalam tabung
yang harus dikontrol tekanannya sehingga mencair dan volume cairan lebih kecil dari volume gas. Tekanan tabung harus dijaga dan dipertahankan.
4.7. Zat Kimia dari Minyak Bumi
Proses perengkahan, pengubahan, alkilasi, atau polimerisasi merupakan tahap awal dari pemanfaatan senyawa (zat kimia) yang berasal dari minyak bumi. Minyak bumi mengandung banyak senyawa kimia dan hasil isolasi senyawa ini dapat dimanfaatkan oleh industri. Bahan kimia ini disebut sebagai bahan petrokimia. Pemanfaatan industri umumnya didasari oleh reaksi-reaksi polimerisasi (perpanjangan rantai), reaksi perengkahan (perpendekan rantai), reaksi pengubahan (paduan dengan senyawa lain), maupun pembentukan senyawa pendek dari senyawa panjang minyak bumi (pembentukan gas, alkilasi, perpendekan rantai atom karbon). Perpendekan rantai minyak bumi menghasilkan senyawa yang ekonomis dan bermanfaat.
Senyawa kimia lain dari tumbuhan atau hewan pembentuk minyak bumi adalah alkaloid, terpena, steroid, asam amino, dan lipid. Senyawa-senyawa ini terkubur bersama tumbuhan dan hewan. Senyawa kimia yang terkubur dan pada saat pengeboran minyak masih dapat dikenali dari strukturnya, maka senyawa ini dianggap dapat menjadi pengungkap sejarah pembentukan minyak bumi yang dikenal sebagai biomarker atau penanda hayati (contoh: porfirin dari klorofil, sekobikadinana dari isoprena atau terpena, skualena, sterana, bahkan steroid, dan kolesterol).
4.8. Proses Pembuatan dari Minyak Bumi Minyak bumi dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar industri. Bahan dasar
ini dipisahkan berdasar beberapa proses sebagai berikut.a. Reaksi Perengkahan (cracking)
Cracking adalah pemecahan senyawa organik rantai panjang menjadi dua atau lebih senyawa organik rantai lebih pendek, terjadi secara alami maupun dari pemanasan langsung. Proses cracking atau alkilasi penting untuk minyak bumi dalam mencari senyawa yang lebih dibutuhkan oleh konsumen, yaitu untuk mendapatkan bensin lebih banyak dari minyak pelumas. Contoh cracking adalah minyak diesel (C16-C24) dan minyak pelumas (C20-C30) yang dipecah menjadi bensin (C4-C10) dan senyawa lain yang lebih banyak digunakan.
b. Reaksi pengubahan (reforming) Reaksi pengubahan adalah reaksi dari bahan petroleum menjadi bahan dasar industri dengan pemanfaatan bahan yang murah menjadi material yang dibutuhkan sehingga bernilai ekonomis (murah). Proses ini diperoleh pada polimerisasi (pembentukan plastik).
c. Reaksi alkilasiProses alkilasi dibagi dua yaitu proses perpanjangan atom karbon rantai lurus dan proses pemutusan ikatan rantai karbon (dealkilasi). Proses ini dapat dikelompokkan dalam polimerisasi, bila perpanjangannya memiliki gugus fungsi yang sama. Dealkilasi dapat dimasukkan ke dalam kelompok perengkahan.
BAB IIIPENUTUP
3.1. Kesimpulan Dari makalah diatas maka kita dapat menyimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari unsur atom karbon (C) dan atom hidrogen (H). Seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atom-atom hidrogen yang berikatan dengan rantai tersebut. Istilah tersebut digunakan juga sebagai pengertian dari hidrokarbon alifatik.
2. Klasifikasi hidrokarbon yang dikelompokkan oleh tatanan organic adalah :a. Hidrokarbon Jenuh/ Tersaturasi (alkara)b. Hidrokarbon Tak Jenuh/ Tak Teersaturasi c. Sikloalkanad. Hidrokarbon Aromatik
3. Asal minyak bumi adalah mahluk hidup (tumbuhan, hewan) yang terkubur selama jutaan tahun dengan melalui proses penguburan, proses diagenesis
kemudian proses lebih lanjut pada masa katagenesis dan tidak dapat dimanfaatkan lagi pada masa metagenesis.
4. Proses pembentukan minyak bumi yaitu berasal dari reaksi kalsium karbida, CaC2 (dari reaksi antara batuan karbonat dan logam alkali) dan air yang menghasilkan asetilena yang dapat berubah menjadi minyak bumi pada temperatur dan tekanan tinggi.
3.2.Saran1. Setiap individu mempunyai kesadaran untuk mengurangi kegiatan yang
menghasilkan hidrokarbon. 2. Oleh karena minyak bumi itu proses pembentukannya lama, maka kita harus
berhemat dalam pemanfaatannya, agar minyak bumi itu tidak cepat habis. Dan penggunaan bensin / bahan bakar haruslah yang tidak berdampak negatif terhadap lingkungan alam sekitarnya