kiprah dakwah kh. mad yasa ilyas di pondok...
TRANSCRIPT
KIPRAH DAKWAH KH. MAD YASA ILYAS
DI PONDOK PESANTREN DARUNNA’IM YAPIA
PARUNG-BOGOR
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh :
Angga
109051000087
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/2014 M
KIPRAH DAKWAH KH. MAD YASA ILYAS
DI PONDOK PESANTREN DARUNNA’IM YAPIA
PARUNG–BOGOR
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh :
Angga
109051000087
Pembimbing
Drs. H. Mahmud Jalal, MA
NIP. 195204221981031002
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/ 2014 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul kTPRAH DAKWAH kTI. MAD YASA ILYASDI POIYDOK PESANTREN DARTJI{NA'IM YAPIA PARI]NG-BOGORtelah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan IlmuKomunikasi UIN Syarif Hidayatullatr Jakarta pada tanggal 30 April 20t4. Skripsiini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana KomunikasiIslam (S.Kom.I.) pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Jakarta,30 April 2014
Sidang Munaqasyah
Sekretaris
Rachmat Baihakv. MAftrP. 19761129 200912 I 001
Anggotq
Penguji i
h^=tSitiNurbava. M.Si
rrrP. 197908?3 200912 2 002 htrP. 19720807 2003121 003
198103 1 002
i
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (SI) di Univrersitas Islam
Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripasi ini telah saya
cantumkan sesuai ketentuan yang berlaku di Univrersitas Islam Negri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti karya ini bukan hasil karya asli saya atau
menjiplak dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang
berlaku di Univrersitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta,17 April 2014
Angga
NIM: 109051000087
ii
Nama : Angga
NIM : 109051000087
ABSTRAK
KIPRAH DAKWAH KH. MAD YASA ILYAS DI PONDOK PESANTREN
DARUNNA’IM YAPIA PARUNG- BOGOR
Melihat kondisi masyarakat Desa Waru Jaya Kecamatan Parung
Kabupaten Bogor yang mayoritas masyarakatnya beragama Islam pada saat itu,
banyak masyarakat yang belum memahami dan mengamalkan syariat Islam. Hal
ini membuat KH. Mad Yasa Ilyas sebagai seorang ulama di desa tersebut merasa
tergerak untuk menciptakan perubahan lebih baik dari sebelumnya dengan
melakukan kiprah dakwah di Pondok Pesantren Darunna’im Yapia. Di pondok
inilah beliau berjuang menyampaikan ajaran agama Islam yang benar kepada
jama’ah khususnya para santri. Beliau dikenal sebagai salah satu da’i yang sangat
berpengaruh di Desa Waru Jaya. Beliau memiliki semangat tinggi serta istiqomah
bergerak di bidang dakwah. Selain itu, beliau juga di kenal sebagai da’i yang
menyampaikan dakwah tidak hanya satu bidang tetapi juga menyentuh bidang-
bidang lain seperti pendidikan, organisasi, sosial dan masyarakat.
Dari uraian di atas dapat dirumuskan tentang bagaimanakah kiprah
dakwah KH. Mad Yasa Ilyas di Pondok pesantren Darunna’im Yapia?
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif. Pendekatan kualitatif menitik
beratkan pada data-data penelitian yang akan dihasilkan berupa kata-kata tertulis
atau lisan melalui pengamatan, wawancara dan dokumentasi.
Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori yang di
kemukakan oleh M. Munir dan Wahyu Ilahi. Beliau mengatakan kiprah dakwah
adalah kegiatan keagamaan yang digunakan untuk mensosialisasikkan ajaran
Islam kepada pengantunya dan pada manusia umumnya. Kiprah ini dilakukan
dengan menggunakan dakwah bil lisan, dakwah bil qalam, dan dakwah bil hal.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa kiprah dakwah
KH. Mad Yasa Ilyas di Pondok Pesantren Darunna’im Yapia adalah kiprah yang
mensosialisasikan ajaran Islam kepada jama’ah khususnya para santri. Dalam
usahanya mensosialisasikan ajaran Islam, beliau menggunakan dakwah bil lisan
pada setiap kegiatan ta’lim harian, dzikir bersama, dan Peringatan Hari Besar
Islam (PHBI). Kemudian beliau menggunakan dakwah bil qalam dengan
membuat materi dakwah seperti membuat materi khutbah yang dimana dari
materi khutbah yang di buatnya itu kemudian di bagikan kepada jama’ah
khususnya para santri. Dan selanjutnya beliau menggunakan dakwah bil hal yaitu
dengan mengembangkan potensi jama’ah khususnya para santri dengan
mengadakan berbagai pelatihan dari berbagai program pondok pesantren, dan
mengembangkan Pondok Pesantren Darunna’im Yapia bersama adiknya Dr. KH.
Ahmad Mukri Aji M.A, M.H dengan mendirikan Yayasan Pendidikan Islam
Anna’imuniah (YAPIA) yang menaungi lembaga-lembaga formal dan pondok
pesantren ini, serta mendirikan Masjid pada tahun 2002, Koprasi Pesantren
(KOPONTREN) pada tahun 2007, Pos Kesehatan Pesantren (POSKESREN) pada
tahun 2002, dan Gerakan Infak Shodaqoh (GIS) pada tahun 2013 untuk
kepentingan bersama.
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulilahi rabbil Alamin, puja dan puji syukur penulis panjatkan
kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat, nikmat iman, nikmat
Islam dan nikmat-nikmat yang lain yang tak ada sedikitpun perumpamaan atas
nikmat-nikmat tersebut. Atas nikmat-nikmat tersebutlah penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah
limpah atas Nabi Besar Muhammad SAW. Para keluarganya, sahabatnya, para
pengikutnya dan mudah-mudahan kita termasuk di dalamnya. Amin.
Selama proses penulisan skripsi ini banyak sekali kesan dan pelajaran
yang penulis dapatkan, terlebih dalam kaitannya dengan apa yang menjadi objek
penulisan skripsi ini. Dalam hal ini penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat
terseleasikan atas bantuan, bimbingan, semangat dan motivasi dari berbagai pihak.
Maka dari itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih pada semua
pihak yang dengan tulus ikhlas memberikan semangat dan motivasi kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, di antaranya :
1. Bapak Prof. Dr. Komarudin Hidayat selaku Rektor Universitas Islam Negri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. H. Arief Subhan M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu dakwah dan
Ilmu Komunikasi (FIDIKOM), Bapak Dr, Suparto, M..Ed, selaku Wakil
Dekan (Wadek) 1, Bapak Drs. Jumroni, M.Si, selaku wakil Dekan
(Wadek)II,dan Bapak Drs. Wahidin Saputra, M.A, selaku Wakil Dekan
(Wadek), III.
3. Bapak Rahmat Baihaky, M.A, selaku ketua Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam (KPI), Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
(FIDOKOM) Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
iv
4. Ibu Hj. Umi Musyarofah, M.A, selaku sekertaris Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDIKOM)
Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Drs. H. Mahmud Djalal M.A selaku dosen pembimbing penulis dalam
penyusunan skripsi ini, yang telah memberikan ilmunya, meluangkan waktu,
serta sabar dan ikhlas dalam membimbing penulis untuk menyelesaikan
skripsi ini.
6. Ibu Dra. Rini Laili Prihatini, M.si, selaku dosen pembimbing akademik yang
telah tulus ikhlas memberikan bimbingan mengenai akademik.
7. Seluruh dosen Fakulitas llmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDIKOM)
yang selama ini telah memberikan ilmu dan pengalaman yang bermanfaat bagi
penulis. Semoga ilmu dan pengalaman yang diberikan dapat bermanfaat di
kemudian hari.
8. Segenap pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama (PU) dan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDIKOM) Universitass Islam Negri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta. Yang telah melayani penulis dalam
mempergunakan buku-buku dan literature yang penulis butuhkan selama
penulisan skripsi.
9. Drs. KH. Mad Yasa Ilyas dan Segenap pengurus Pondok Pesantren
Darunna’im Yapia yang telah bersedia memberikan informasi terkait dengan
penulisan skripsi ini.
10. Kedua orang tua tercinta, (Ayah ujang ba’ah dan Ibu Ipis) yang selalu
memberikan perhatian, motivasi, do’a, kasih sayang yang tidak pernah lelah
dan bosan untuk anakmu ini.
11. Kakak ku Yeyen Yenita Sari, Yesi, Luki Firdaus, serta adik ku tersayang sulan
Satelah dan pinggih, yang selalu memberikan support, dan do’a yang tak
terhingga untuk saudaramu ini.
v
12. Keluarga besar Persatuan Remaja Islam Cidokom (PRIC), Forum Remaja
Masjid Sedesa Cidokom (FORMAS), yang selalu kompak dan selalu
memberikan inspirasi yang tak terhingga.
13. Seluruh teman-teman seperjuangan di jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam (KPI), khususnya KPI C angkatan 2009, semoga kita bisa lebih baik dan
dapat menjadi orang yang berguna bagi Agama, Nusa dan Bangsa.
14. Temen-temen Kuliah Kerja Nyata (KKN) SADARI 2012, yang selalu
memberikan motivasi kepada penulis, untuk dapat menyelsesaikan skripsi
ini.
15. Sahabat-sahabatku Wanda, Prian, Zaki, Choirul, Darwis, Maulana, Bahar,
Bowo, Samsul, Ayat, Hamid, Ali, Nursad, Uswah, Diah, Afifah, Mustika,
Ayu, dan sahabat-sahabatku semuanya yang selalu memberiku semangat
untuk menyelesaikan skripsi ini.
16. Semua pihak yang penulis tidak sebutkan satu persatu, yang telah memberikan
bantuannya dengan tulus ikhlas mudah- mudahan di balas oleh Allah Swt
yang berlipat ganda.
Dan akhir kata dari penulis, semoga segala bentuk motivasi, dukungan,
harapan dan keberkahan doa yang di berikan kepada penulis mendapatkan balasan
yang berlipah dan ridho dari Allah SWT.
Jakarta, 17 April 2014
Angga
vi
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN ....................................................................................... i
ABSTRAK ......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah .............................................. 4
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ........................................................ 5
D. Metodologi Penelitian ...................................................................... 6
E. Tehnik Penulisan .............................................................................. 9
F. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 10
G. Sistematika Penulisan ..................................................................... 11
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Dakwah ........................................................................................... 13
1. Pengertian Dakwah .................................................................... 13
2. Tujuan Dakwah .......................................................................... 15
3. Unsur-Unsur Dakwah ................................................................ 16
B. Kiprah Dakwah ............................................................................... 26
C. Pondok Pesantren ........................................................................... 27
1. Pengertian Pondok Pesantren .................................................... 27
2. Bentuk-Bentuk Pondok Pesantren ............................................. 28
vii
BAB III PROFIL KH. MAD YASA ILYAS DAN PONDOK
PESANTREN DARUNNA’IM YAPIA
A. Riwayat Hidup KH. Mad Yasa Ilyas ............................................. 29
B. Riwayat Pendidikan KH. Mad Yasa Ilyas ...................................... 31
C. Perjalanan Dakwah KH. Mad Yasa Ilyas ..................................... 31
D. Profil Pondok Pesantren ............................................................... 34
1. Sejarah Pondok Pesantren .......................................................... 34
2. Visi dan Misi Pondok Pesantren Darunna’im Yapia ................. 35
3. Struktur Pengurus Pondok Pesantren Darunna’im Yapia ......... 36
4. Program Pondok Pesantren Darunna’im Yapia ......................... 36
5. Aktivitas Pondok Pesantren Darunna’im Yapia ........................ 37
BAB IV TEMUAN DATA DAN ANALISI PENELITIAN
A. Kiprah Dakwah KH. Mad Yasa Ilyas di Pondok Pesantren
Darunna’im Yapia .......................................................................... 39
B. Analisis deskriptif tentang kiprah dakwah KH. Mad Yasa
Ilyas di Pondok Pesanttren Darunna’im Yapia .............................. 42
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 57
B. Saran .............................................................................................. 58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dakwah merupakan upaya atau perjuangan dalam menyampaikan ajaran
agama Islam yang benar kepada umat manusia, dengan cara yang simpatik,
adil, jujur, tabah, sabar dan terbuka, menghidupkan jiwa mereka dengan janji-
janji allah tentang kehidupan bahagia, serta menggetarkan hati mereka dengan
ancaman Allah terhadap segala perbuatan tercala, melalui nasihat- nasihat dan
peringatan- peringatan.1 Dakwah mencakup aktivitas amar ma’ruf nahi
munkar. Sebab sebagaimana diketahui bersama kegiatan amar ma’ruf
merupakan praktik dakwah untuk mengajak orang melakukan dan mengikuti
kebaikan, sedangkan kegitan nahi munkar merupakan pelaksanaan dakwah
untuk mengajak orang untuk meninggalkan semua perbuatan munkar atau
perbuatan jelek. 2 Allah Swt berfirman dalam surat Ali – Imron ayat 110:
Artinya: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah kepada yang munkar,
dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih
baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan
mereka adalah orang-orang yang fasik (QS. Ali’Imran : 110).
1 A.Suriani, Manajemen Dakwah Dalam Kehidupan Pluralis Indonesia (Ciputat : The
Media Of Sosial and Cultural Comunicationv (MSCC),2005) Cet ke-1, h. 23. 2 Muhammad Husain Fadhlullah, Metodologi Dakwah Dalam Al- Qur’an (Jakarta: PT.
Lentera Basritama, 1997 ), Cet ke- 1 h.10.
2
Dalam berdakwah tentunya harus memiliki niat yang ikhlas, tulus
karena Allah SWT, dakwah tidak boleh di kotori oleh kepentingan-
kepentingan tertanam (vested interest). Demikian itu di dasarkan atas one
good for all, satu Allah SWT untuk semua manusia, sehingga niat dakwah
yang bukan didasari oleh watak keuniversalan Tuhan, menjadi tidak relevan.3
Menurut H.M. Arifin yang dikutip oleh Hasanudin, tujuan dakwah
adalah untuk menumbuhkan pengertian, kesadaran, penghayatan dan
pengamalan ajaran agama yang di bawa oleh aparat dakwah atau penerang
agama. Oleh karena itu ruang lingkup dakwah adalah menyangkut masalah
pembentukan sikap mental dan pengembangan motivasi yang bersifat positif
dalam segala lapangan hidup manusia.4
Untuk itu manusia membutuhkan dakwah, karena dakwah merupakan
kebutuhan mutlak bagi manusia. Tanpa dakwah manusia tidak mengenal
kebajikan, jika kebajikan tidak lagi dikenal, sejarah hidup akan kacau (chaus
of history), kondisi demikian ini tidak terjadi terkecuali berakhir dengan
fenomena-fenomena kerusakan di muka bumi.5
Dakwah harus terus berjalan tanpa henti, dilaksanakan oleh dai atau
mubaligh (komunikator dakwah), yang sesungguhnya merupakan tugas setiap
individu, sebagaimana eksistensi dakwah sebagai amal shaleh. Jadi, dalam
pelaksanaan dakwah itu di bebankan kepada tiap-tiap individu tanpa kecuali,
sehingga dengan demikian tugas dakwah adalah tugas semua manusia sesuai
dengan kemampuannya.6
3 A. Ilyas Ismail, Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan Peradaban Islam
(Jakarta: Kencana 2011 ), Cet ke – 1 h. 12.
4 H. Hasanudin, Hukum Dakwah Tinjauan Aspek Hukum dalam Berdakwah di Indonsia
(Jakarta: Ilmu Jaya, 1996 ), h. 34. 5 A. Ilyas Ismail, Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan Peradaban Islam, h. 41.
6 Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer Sebuah Studi Komunikasi, (Yogyakarta: Graha
Ilmu,2011), Cet ke-1, h. 19.
3
Didasari kewajiban manusia dalam menyebarkan berita kebaikan,
dewasa ini banyak dari para da’i yang melakukan kegiatan dakwah di
berbagai tempat seperti di pondok pesantren, majlis taklim, sekolah, dan pada
saat ini banyak para da’i yang melakukan kegiatan dakwah dengan media
seperti media cetak, media telvisi, radio, dan internet.
KH. Mad Yasa Ilyas adalah salah seorang da’i yang melakukan kiprah
atau aktivitas dakwah di Pondok Pesantren Darunna’im Yapia. Yang melatar
belakangi beliau melakukan kiprah dakwah di Pondok Pesantren Darunna’im
Yapia karena beliau melihat pada masa itu kondisi masyarakat Desa Waru
Jaya Kecamatan Parung Kabupaten Bogor yang mayoritas beragama Islam,
masih banyak yang belum memahami dan mengamalkan syariat Islam.
Untuk itu beliau sebagai seorang ulama atau seorang da’i yang ada di
Desa Waru Jaya Kecamatan Parung Kabupaten Bogor merasa tergerak untuk
menciptakan perubahan yang lebih baik dari sebelumnya dengan melakukan
kiprah dakwah di Pondok Pesantren Darunna’im Yapia yang didirikannya
bersama adiknya DR. KH. Ahmad Mukri Aji MA.MH pada tanggal 12
September 1983. Tujuan beliau melakukan kiprah dakwah di Pondok
Pesantren Darunna’im Yapia agar masyarakat di desa tersebut mampu
memahami dan mengamalkan syariat Islam dengan baik dan benar sesuai
dengan petunjuk Al-Qur’an dan Al-Hadist sebagai sumber pokok ajaran Islam.
Sosok KH. Mad Yasa Ilyas adalah sosok da’i yang memiliki pengaruh
yang besar bagi masyarakat Desa Waru Jaya. Oleh karna itu beliau dikenal
sebagai da’i yang Istiqomah dan memiliki semangat tinggi dalam
4
menyampaikan dakwah. Keisitiqomahan beliau melakukan kiprah dakwah
terlihat dari tahun 1967 dari mulai berdakwah sambil berdagang barang-
barang tekstil seperti bahan-bahan pakaian dan menjadi guru di pengajian
anak-anak dilingkungannya setiap malam, dan menjadi guru Madrasah
Ibtida’iah (MI). Dan hingga saat ini beliau masih aktif bergerak di bidang
dakwah. Kemudian semangat tinggi beliau menyampaikan dakwah terlihat
dari banyaknya kiprah dakwah yang dimiliki di berbagai tempat, di berbagai
bidang seperti pendidikan, organisasi, sosial dan masyarakat.
Dari uraian diatas, penulis tertarik dengan salah seorang mubaligh
yang kiprah dakwahnya sedang berkembang di masyarakat seperti KH. Mad
Yasa Ilyas yang melakukan kiprah dakwah di Pondok Pesantren Darunna’im
Yapia yang dimana pondok ini dijadikan tempat beliau untuk menyampaikan
ajaran-ajaran Islam, dan sekaligus menjadi tempat beliau untuk mencetak
kader-kader ulama di masa yang akan datang.
Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk mengangkat sebuah penelitian
yang berjudul “KIPRAH DAKWAH KH. MAD YASA ILYAS DI PONDOK
PESANTREN DARUNNA’IM YAPIA PARUNG– BOGOR”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Penulis membatasi penelitan ini hanya kepada kiprah dakwah KH.
Mad Yasa Ilyas di Pondok Pesantren Darunna’im Yapia. Kiprah yang
dimaksud disini hanya seputar aktivitas dakwah KH. Mad Yasa Ilyas
kepada ruang lingkup santri Pondok Pesantren Darunna’im Yapia.
5
2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah
“Bagaimanakah kiprah dakwah KH. Mad Yasa Ilyas di Pondok Pesantren
Darunna’im Yapia?”
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan
gambaran kiprah dakwah KH. Mad Yasa Ilyas di Pondok Pesantren
Darunna’im Yapia.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Manfaat Akademis
Melalui penelitian ini penulis berharap penelitian ini dapat
menjadi bahan bagi penelitian lebih lanjut dalam upaya mengkaji,
mendalami dan mengembangkan kiprah seorang da’i seperti KH.
Mad Yasa Ilyas dalam kiprah dakwahnya di Pondok Pesantren
Darunna’im Yapia.
b. Manfaat Praktis
Dengan adanya penelitian ini, penulis berharap penelitian ini
dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang luas tentang
kiprah dakwah dari tokoh ulama seperti KH. Mad Yasa Ilyas dan
mengambil sisi positif dalam hal membawa ummat kepada jalan
kebajikan. Serta dapat menjadikan tolak ukur dan perbandingan yang
baik untuk para dai, serta ulama pada umumnya.
6
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif. Metode penelitian
kualitatif adalah porsedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang–orang dan prilaku yang di
amati.7
Maka dalam hal ini peneliti berusaha menggambarkan secara jelas
segala yang terjadi di lapangan dan kemudian dianalisa untuk
mendapatkan hasil berdasarkan tujuan penelitian. Pendekatan kualitatif ini
menitikberatkan pada data-data penelitian yang akan di hasilkan berupa
kata-kata melalui pengamatan dan wawancara.8
Penelitian deskriptif dapat dikatakan sebagai penelitian yang
diarahkan pada pengukuran yang cermat terhadap suatu fenomena sosial
tertentu. Dalam hal ini peneliti mengamati kiprah dakwah KH. Mad Yasa
Ilyas di Pondok Pesantren Darunna’im Yapia.
2. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek Penelitian
Subjek utama dalam penelitian ini adalah KH. Mad Yasa Ilyas,
kemudian yang menjadi subjek tambahan dari jama’ah beliau seperti 3
orang pengurus yang merangkap pengajar Pondok Pesantren
Darunna’im Yapia seperti Ustadz Effendi, Ustadz M. Rusdi, dan
7 Lexi J. Maleong, Metode Penelitian Kualitatif , (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000),
h. 4. 8 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek ( Jakarta: Rhineka
Cipta 1998 ), h. 10
7
Ustadz Miftahudin. Dan 10 orang santri Pondok Pesantren
Darunna’im Yapia yang aktif di organisasi pesantren maupun sekolah
terdiri dari 5 orang santriawan yang bernama M. Fauzan, Apri
Supriatna, Arya Rivaldi, Alan Maulana dan M. Zaini. Serta 5 orang
santriawati yang bernama Indri Kartika, Putri Dairus Wati, Sindi
Maulidia, Erni Safitri, dan Iki Jahkia. Alasan penulis memilih 3 orang
pengurus yang merangkap pengajar dan memilih 10 orang santri yang
terdiri dari 5 orang santriawan dan 5 orang santriawati yang aktif di
organisasi karena penulis melihat mereka adalah orang-orang yang
dekat, mengenal dan mengetahui tentang aktivitas dakwah beliau di
Pondok Pesantren Darunna’im Yapia. Tujuan penulis memilih mereka
sebagai subjek tambahan adalah untuk mengetahui secara jelas tentang
kiprah dakwah KH. Mad Yasa Ilyas di Pondok Pesantren Darunna’im
Yapia.
b. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah kiprah dakwah KH. Mad Yasa Ilyas di
Pondok Pesantren Darunna’im Yapia.
3. Waktu dan Tempat Penelitian
a. Waktu
Waktu yang digunakan dalam penelitian ini di mulai dari tanggal 07
Juli sampai dengan 15 Oktober 2013.
b. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini bertempat di Pondok Pesantren Darunna’im
Yapia yang beralamat di Jl. Komplek Yapia No.01 Desa Waru Jaya
Kecamatan Parung Kabupaten Bogor.
8
4. Tehnik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang akurat pada penelitian ini, penulis
menggunakan tehnik sebagai berikut :
a. Observasi adalah suatu cara penulis untuk memperoleh data dalam
bentuk pengamatan dengan sistematis fenomena yang diselidiki.9
Obeservasi merupakan metode awal di dalam penelitian, tujuannya
untuk memperoleh data dalam bentuk pengamatan langsung dengan
mengamati objek yang akan di teliti. Dalam hal ini penulis terjun
langsung mengamati tentang kiprah dakwah KH. Mad Yasa Ilyas di
Pondok Pesantren Darunna’im Yapia. Dimana dalam aktivitas
dakwahnya di Pondok Pesantren Darunna’im Yapia, penulis melihat
KH. Mad Yasa Ilyas ikut terjun langsung dalam membina dan
mengembangkan para santri dengan keilmuan yang dimiliknya, serta
menyediakan berbagai sarana dan prasarana untuk kebutuhan jama’ah
khususnya para santri.
b. Wawancara (Interview) adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara
(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.10
Dalam hal ini penulis melakukan wawancara langsung dengan pihak
terkait dengan subjek utama pada penelitian ini beliau adalah KH. Mad
Yasa Ilyas. Kemudian penulis juga mewawancarai jama’ah seperti 3
orang pengurus dan pengajar Pondok Pesantren Darunna’im Yapia di
antaranya Ustadz Ahmad Effendi, Ustadz M. Rusdi, dan Ustadz
9 Lexi J. Maleong, Metode penelitian Kualitatif, h. 186.
10 Moh. Nazin, Metode Penelitian, ( Bandung: Ghalia Indonesia, 1999), h.234.
9
Miftahudin. Dan selanjutan penulis memilih 10 orang santri Pondok
Pesantren Darunna’im Yapia yang aktif terdiri dari 5 orang santriawan
yang bernama M. Fauzan, Apri Supriatna, Arya Rivaldi, Alan Maulana
dan M. Zaini. Serta 5 orang santriawati yang bernama Indri Kartika,
Putri Dairus Wati, Sindi Maulidia, Erni Safitri, dan Iki Jahkia. Alasan
penulis memilih pengurus, pengajar, dan santri tujuannya untuk
mendapatkan informasi yang jelas. Karena para pengajar, pengurus,
dan santri merupakan orang-orang yang mengenal dan mengetahui
tentang kiprah dakwah KH. Mad Yasa Ilyas di Pondok Pesantren
Darunna’im Yapia.
c. Dokumentasi adalah pengumpulan catatan yang diungkapkan dalam
bentuk tulisan, lisan dan bentuk karya yang berhasil di
dokumentasikan oleh pihak tertentu.11
Dokumen yang di maksud
dalam sebuah penelitian adalah berupa dokumen tertulis, dokumen
gambar (foto), dan dokumen elektronik. Ketiga dokumen itulah yang
penulis gunakan dalam membuat skripsi ini.
5. Tehnik Analisis Data
Analsisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk
yang lebih mudah di baca dan diinterpretasikan. Dalam menganalisa data,
peneliti mengolah data dari hasil observasi dan wawancara. Kemudian
data tersebut di susun dan di katagorikan berdasakan hasil wawancara,
dokumen maupun laporan, yang kemudian di deskripsikan kedalam bentuk
bahasa yang mudah untuk dipahami.12
11
Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung:
Alfabeta,2010), h. 148. 12
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, h.78.
10
E. Tehnik Penulisan
Tehnik dari penulisan skripsi ini dilakukan dengan metode penulisan
laporan penelitian ini, penulis mengacu kepada “Buku Pedoman Penulisan
Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)” yang di terbitkan oleh CeQda
2007 Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
F. Tinjauan Pustaka
Dalam menentukan judul skripsi, penulis melakukan tinjauan pustaka
terlebih dahulu di perpustakaan Fakultas Ilmu dakwah dan Ilmu Komunikasi
(FDK), dan perpustakaan utama Universitas Islam Negri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Penulis menemukan beberapa skripsi yang membahas tentang kiprah
dakwah diantaranya:
1. Kiprah dakwah Ustadz DRS. H. Muhammad Abdul Syukur Yusuf Melalui
Majlis Az-zikro. Oleh Alfarizi Fahrully dengan NIM: 102051025490,
Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), Universitas Islam Negri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, di bawah bimbingan Drs. Sunandar,
M.A. Penelitiannya mengenai kegiatan dakwah Ustadz DRS. H.
Muhammad Abdul Syukur Yusuf menggunakan metode zikir.13
2. Kiprah Dakwah Ustadz Wahfudin. Oleh Daseva Dwianti dengan NIM:
104051001857, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), Universitas
Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitiannya berisi
tentang kiprah dakwahnya menggunakan cara ruqyah dan berzikir.14
13
Alfarizi fachrully, Kiprah Dakwah Ustadz Drs. H. Muhammad Abdul Syukur Yusuf
Melalui Majlis Az-zikra (Jakarta:Fidkom UIN Jakarta),2008. 14
Daseva Dwianti, Kiprah Dakwah Ustadz Wahfudin (Jakarta:Fidkom UIN
Jakarta),2009.
11
3. Kiprah dakwah Dra. Hj. Lutfiah Sungkat. Oleh Ali Jubaidah dengan NIM
104051001872, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), Universitas
Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitiannya mengenai
kegiatan dan aktivitas dakwah Dra. Hj. Lutfiah Sungkar.15
Dari tinjauan skripsi terdahulu, penulis mengambil kesimpulan
bahwasannya walaupun penulis menggunankan tema yang sama dengan
skripsi- skripsi terdahulu, penelitian yang dilakukan oleh penulis tetaplah
berbeda. Walau memiliki kesamaan dari kiprah dakwah tetapi dalam objek
kajiannya berbeda. Karna peneliti menggunakan kajian kiprah dakwahnya
pada ustadz dan tempat yang berbeda. Maka dari itu Penulis memberi judul
“Kiprah Dakwah KH. Mad Yasa Ilyas di Pondok Pesantren Darunna’im
Yapia Parung-Bogor”.
G. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan masalah dan rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tehnik
penulisan, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN TEORI
Berisi tentang pengertian kiprah, pengertian dakwah, tujuan dakwah, unsur –
unsur dakwah, pengertian kiprah dakwah, pengertian pondok pesantren, dan
bentuk- bentuk pondok pesantren.
15
Odah Jubaidah, Kiprah Dakwah Dra. Hj. Lutfiah Sungkar (Jakarta:Fidkom UIN
Jakarta),2008.
12
BAB III : PROFIL KH. MAD YASA ILYAS DAN PONDOK
PESANTREN DARUNNA’IM YAPIA (YAYASAN PENDIDIKAN
ISLAM ANNA’IMUNIAH)
Terdiri dari riwayat hidup KH. Mad Yasa Ilyas, riwayat pendidikan KH.
Mad Yasa Ilyas, perjalanan dakwah KH. Mad Yasa Ilyas, sejarah berdirinya
Pondok Pesantren Darunna’im Yapia, Visi Dan misi Pondok Pesantren
Darunna’im Yapia, Struktur pengurus Pondok Pesantren Darunna’im Yapia,
Aktivitas Pondok Pesantren Darunna’im Yapia dan program Pondok
Pesantren Darunna’im Yapia.
BAB IV : TEMUAN DATA DAN ANALISIS PENELITIAN
Terdiri dari kiprah dakwah KH. Mad Yasa Ilyas di Pondok Pesantren
Darunna’im Yapia. Analisis deskriptif tentang kiprah dakwah KH. Mad Yasa
Ilyas di Pondok Pesantren Darunna’im Yapia.
BAB IV : PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan, saran dilengkapi dengan daftar pustaka dan
lampiran- lampiran yang dianggap penting untuk di cantumkan.
13
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Dakwah
1. Pengertian Dakwah
Ditinjau dari segi bahasa “Dakwah” berarti: panggilan, seruan atau
ajakan. Bentuk perkataan tersebut dalam bahasa Arab di sebut mashdar,
dari kata Da’a, Yad’u, Da’watan. Sedangkan menurut kata kerja ( fi’il )
berarti memanggil, menyeru atau mengajak.1
Dakwah berarti kegiatan untuk mengajak, mendorong, dan
memotivasi orang lain berdasarkan bashiroh (dakwah harus dengan ilmu
dan perencanaan yang baik) untuk meniti jalan Allah dan Istiqomah
dijalannya serta berjuang bersama meninggikan agama Allah SWT.2
Secara umum dakwah adalah ajakan atau seruan kepada yang baik dan
yang lebih baik. Dakwah mengandung ide tentang progresivitas, sebuah
proses terus menerus menuju kepada yang baik dan yang lebih baik dalam
mewujudkan tujuan dakwah tersebut. Dengan begitu, dalam dakwah
terdapat suatu ide dinamis, sesuatu yang tumbuh dan berkembang sesuai
dengan tuntunan ruang dan waktu. 3
Dalam pengertian istilah dakwah yang di kemukakan oleh para ahli
di ambil dari buku pengantar ilmu dakwah buku dari Drs. Wahidin
Saputra, M.A diartikan sebagai berikut:4
1 Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu dakwah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011),
Cet ke-1, h.1. 2 M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2012),h. 18 3 Wahyu Ilahi, Komunikasi Dakwah ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010 ), Cet ke-
1 h. 17. 4 Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu dakwah,h.1-2.
14
a. Syaikh Ali Makhfudz, dalam kitabnya Hidayatul Mursydin
memberikan definisi dakwah sebagai berikut: dakwah Islam yaitu;
mendorong manusia agar berbuat kebaikan dan mengikuti petunjuk
(hidayah), menyeru mereka berbuat kebaikan dan mencegah dari
kemunkaran, agar mereka mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat.
b. Syaikh Abdullah Ba’alawi mengatakan bahwa dakwah adalah
mengajak membimbing, dan memimpin orang yang belum mengerti
atau sesat jalan ketaatan kepada Allah SWT, menyuruh mereka berbuat
kebaikan dan melarang mereka berbuat buruk agar mereka mendapat
kebahagiaan dunia dan akhirat.
Sedangakan menurut Quraish Shihab yang di kutip oleh A.Suriani,
dakwah adalah seruan atau ajakan kepada keinsyapan atau usaha
mengubah situasi kepada yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap
pribadi maupun masyarakat.5
Kemudian menurut Asmuni Syukir dalam bukunya Dasar –
Dasar Strategi Dakwah Islam mendefinisikan dakwah dari dua segi atau
dua sudut pandang, yakni pengertian dakwah bersifat pembinaan, dan
dakwah bersifat pengembangan.
“Dakwah bersifat pembinaan adalah suatu usaha mempertahankan, melestarikan dan
menyempurnakan umat manusia agar mereka tetap beriman kepada allah, dengan
menjalankan syariatnya sehingga mereka menjadi manusia yang hidup bahagia baik
di dunia maupun di akhirat. Sedangkan pengertian dakwah yang bersifat
pengembangan adalah usaha mengajak umat manusia yang belum beriman kepada
Allah SWT agar mentati syariat Islam ( memeluk agama Islam ) supaya nantinya
dapat hidup bahagia dan sejahtera di dunia maupun di akhirat.”6
5 A.Suriani, Manajemen Dakwah Dalam Kehidupan Pluralis Indonesia (Ciputat : The
Media Of Sosial and Cultural Comunicationv (MSCC),2005), Cet ke-1,h. 18-19. 6 Asmuni syukir, Dasar – Dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya : Al – Ikhlas, 1983 )
h. 20.
15
Dari beberapa pengertian dakwah di atas, maka penulis
mengambil kesimpulan bahwasannya dakwah adalah kegiatan mengajak
manusia ke jalan Allah SWT, agar dapat memperoleh kebahagian dunia
dan akhirat.
2. Tujuan Dakwah
Secara umum tujuan dakwah adalah terwujudnya kebahagiaan dan
kesejahteraan hidup manusia dunia dan akhirat yang diridhai Allah SWT.
Tujuan dakwah pada dasarnya dapat dibedakan dalam dua macam tujuan
yaitu:7
a. Tujuan Umum
Tujuan umum dakwah merupakan suatu yang hendak dicapai dalam
seluruh aktivitas dakwah. Tujan utama dakwah adalah nilai-nilai atau
hasil akhir yang ingin di capai atau di peroleh oleh keseluruhan
aktivitas dakwah.
b. Tujuan Khusus dakwah sebagai terjemahan dari tujuan umum dakwah
dapat di sebutkan antara lain sebagai berikut:
1) Mengajak manusia yang telah memeluk agama Islam untuk selalu
meningkatkan ketaqwaanya kepada Allah SWT.
2) Membina mental agama (Islam) bagi kaum yang masih muallaf.
3) Mengajak manusia agar beriman kepada Allah (Memeluk Agama
Islam.
4) Mendidik dan mengajar anak-anak agar tidak menyimpang dari
Fitrahnya.
7 Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah ( Jakarta: Amzah,2009), Cet ke-1,h. 50-64.
16
3. Unsur-Unsur Dakwah
a. Subjek Dakwah atau Da’i
Da’i Secara etimologis berasal dari bahasa arab, bentuk isim
fail (kata menunjukan pelaku) dari asal kata dakwah artinya orang
yang melakukan dakwah secara terminologis. Da’i yaitu setiap
muslimin yang berakal dan mukallaf (aqil baligh) dengan kewajiban
dakwah. Jadi da’i merupakan orang yang melakukan dakwah, atau
dapat diartikan sebagai orang yang menyampaikan pesan dakwah
kepada orang lain (mad’u).8
Nurudin Lathief mendefinisikan da’i adalah muslim dan
muslimat yang menjadikan dakwah sebagai suatu amaliah pokok, Ahli
dakwah adalah wa’ad mubaligh mustama’in ( juru penerang ) yang
menyeru, mengajak, memberi pengajaran, dan pelajaran agama Islam.9
1) Sifat-sifat da’i
a) Beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT
Kepribadiaan da’i yang terpenting adalah iman dan takwa kepada
Allah SWT. Sifat ini merupakan dasar utama pada da’i.10
b) Ahli Ibadah
Seorang da’i adalah mereka yang beribadah kepada Allah dalam
setiap gerakan, perbuatan, atau perkataan di manapun dan
kapanpun.
8 Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu dakwah, h.261.
9 Muhammad Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, h. 22.
10 Faizah & Lalu Muchsin Effendi, Psikologi Dakwah (Jakarta : Kencana, 2006), Cet ke-
1 h. 91-96.
17
c) Ammanah dan shidq
Ammanah (terpercaya ) dan shidq (benar) merupakan sifat utama
yang harus dimiliki oleh seorang da’i. karena sifat ini merupakan
sifat yang dimiliki oleh Rasulullah SAW yang patut untuk
diteladani.
d) Ramah dan penuh pengertian
Da’i dituntut untuk memiliki kepribadian yang ramah, sopan,
ringan tangan dan lain-lain untuk menunjang keberhasilan dakwah.
e) Tawadhu (Rendah Hati)
Da’i yang memiliki sifat tawadhu akan selalu disenangi dan di
hormati orang karna tidak sombong dan berbangga diri yang dapat
menyakiti perasaan orang lain.
2) Sikap Da’i
Sikap dan tingkah laku da’i merupakan salah satu faktor
penunjang keberhasilan dakwah, masyarakat sebagai suatu komunitas
sosial lebih cendrung menilai karakter dan tabiat seseorang dari pola
tingkah laku keseharian yang dapat di dengar.11
Diantara sikap ideal yang harus di miliki oleh seorang da’i
adalah :
a) Berakhlak mulia
Berbudi pekerti yang baik (berakhlakul karimah) adalah syarat
mutlak yang harus dimiliki oleh siapapun terlebih lagi seorang da’i.
11
Faizah & Lalu Muchsin Effendi, Psikologi Dakwah, h.97-100.
18
Hamka mengatakan bahwa alat dakwah yang paling utama adalah
akhlak.
b) Disiplin dan bijaksana
Disiplin dalam arti luas sangat di butuhkan oleh seorang da’i dalam
mengemban tugasnya sebagai muballigh. Begitupun bijaksana
dalam menjalankan tugas sangat berperan dalam menunjang
keberhasilan dakwah.
c) Berpandangan Luas
Berpandangan luas dapat berarti bijaksana dan arif dalam melihat
dan menyelesaikan segala permasalahan dan tidak melihat
permasalahannya hanya dari sudut pandang dan mengabaikan sudut
pandang yang lain.
d) Berpengetahuan yang Cukup
Seorang da’i seyogyanya dilengkapi dengan ilmu pengetahuan agar
pekerjaannya dapat mencapai hasil yang efektif dan efisien.
Pengetahuan seorang da’i meliputi pengetahuan yang berhubugan
dengan materi dakwah yang disampaikan dan ilmu pengetahuan
yang berhubugan dengan teknik-teknik dakwah.
Kesimpulannya adalah da’i adalah orang yang mengajak,
memberi pengajaran, pelajaran agama Islam kepada mad’u atau
penerima dakwah.
b. Penerima Dakwah Atau Mad’u
Secara etimologi kata mad’u dari bahasa arab, di ambil dari
bentuk isim maf’ul (kata yang menunjukan objek atau sasaran).
19
Menurut terminologi mad’u adalah orang atau kelompok yang lazim
disebut dengan jamaah yang sedang menuntut ajaran agama dari
seorang da’i, baik mad’u itu orang dekat maupun orang jauh, muslim
atau non muslim, laki atau perempuan.12
Muhamad Abduh membagi mad’u menjadi tiga bagian
golongan yaitu :
1) Golongan cerdik cendikiawan yang cinta kebenaran, dapat berpikir
secara kritis, cepat dapat menangkap persoalan.13
2) Golongan Awam, yaitu orang kebanyakan yang belum dapat
berpikir secara kritis dan mendalam, serta belum dapat menangkap
pengertian-pengertian yang tinggi.
3) Golongan yang berbeda dengan kedua golongan tersebut, mereka
senang membahas sesuatu tetapi hanya dalam batas tertentu saja,
dan tidak mampu membahasnya secara mandalam.
Kesimpulannya Mad’u adalah orang yang sedang menuntut
ilmu agama Islam dari seorang da’i. Mad’u bersifat individual, kolektif
atai masyarakat umum.
c. Materi dakwah atau Maddah Dakwah
Materi dakwah (Maddah ad- Da’wah) adalah pesan-pesan
dakwah Islam atau segala sesuatu yang harus disampaikan subjek
kepada objek dakwah, yaitu keseluruhan ajaran Islam yang ada di
dalam kitabullah maupun sunah Rasul-Nya. 14
12
Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu dakwah, h. 279. 13
M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, h. 24. 14
Samsul Munir Amin,Ilmu Dakwah, h.88.
20
Secara konseptual pada dasarnya materi dakwah Islam
tergantung pada tujuan dakwah yang hendak dicapai. Namun, Secara
global materi dakwah dapat diklasifikasikan menjadi tiga pokok,
Yaitu:
1) Aqidah
Aqidah adalah pokok kepercayaan dalam agama Islam.
Aqidah Islam disebut tauhid dan merupakan inti dari kepercayaan.
Tauhid adalah suatu kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.15
Masalah pokok yang menjadi materi dakwah adalah aqidah
Islamiah. Aspek aqidah inilah yang membentuk moral atau akhlak
manusia. Akidah yang menjadi materi pertama kali di jadikan
materi dalam berdakwah ini mempunyai ciri-ciri yang
membedakannya dengan kepercayaan agama lain, yaitu :
a) Keterbukaan melalui kesaksian (Syahadat). Dengan demikian,
seorang muslim harus selalu jelas identitasnya dan bersedia
mengakui identitas ke agamaan orang lain.16
b) Cakrawala pandangan yang luas dengan memperkenalkan
bahwa Allah adalah Tuhan seluruh alam, bukan tuhan yang
kelompok atau bangsa tertentu. Dan soal kemanusian juga di
perkenalkan kesatuan asal usul manusia. Kejelasan dan
kesederhanaan di artikan bahwa seluruh ajaran aqidah baik soal
ketuhanan, kerasulan, ataupun alam ghaib sangat mudah untuk
di pahami.
15
Samsul Munir Amin,Ilmu Dakwah, h.90. 16
M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, h 24-25.
21
2) Syariah
Syariat adalah seluruh hukum dan perundang-undangan yang
terdapat dalam Islam, baik yang berhubungan manusia dengan
tuhan, maupun dengan antara manusia sendiri. Pengertian syariah
mempunyai dua aspek hubungan yaitu hubungan antara manusia
dengan tuhan (vertical) yang disebut ibadah, dan hubugan antara
sesama manusia (horizontal) yang disebut muamalat.17
3) Akhlak
Secara etimologi, kata akhlaq berasal dari bahasa arab,
jamak dari kata “ khuluqun” yang berarti budi pekerti dan tingkah
laku atau tabiat. Sedangkan secara terminology, pembahasan
akhlak berkaitan dengan masalah tabiat atau kondisi temperatur
batin yang memengaruhi prilaku manusia.18
Akhlak dalam aktiviatas dakwah (sebagai materi dakwah)
merupakan pelengkap saja, yakni untuk melengkapi keimanan dan
keIslaman seseorang. Meskipun akhlak ini berfungsi sebagai
pelengkap, bukan berarti masalah akhlak kurang penting di
bandingkan masalah keimanan dan keIslaman, akan tetapi akhlak
merupakan penyempurna keimanan dan keIslaman seseorang.19
d. Metode Dakwah
Metode berasal dari dua kata yaitu “meta” (melalui) dan
“hodos” (jalan, cara). Dengan demikian metode dapat diartikan yaitu
17
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, h.90-91. 18
M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, h. 28. 19
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, h. 91.
22
cara atau jalan yang harus di lalui untuk mencapai suatu tujuan. Dalam
bahasa Yunani metode berasal dari kata methodos artinya jalan yang
dalam bahasa arab disebut thariq. Metode berarti cara yang telah diatur
dan melalui proses pemikiran untuk mencapai suatu maksud. Metode
dakwah adalah cara-cara tertentu untuk yang dilakukan oleh seorang
da’i (komunikator) kepada mad’u (komunikan) untuk mencapai suatu
tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang.20
Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik
untuk mencapai suatu maksud dalam ilmu pengetahuan dan
sebagainya. Adapun metode dalam melaksanakan dakwah tercantum
dalam Al-qur’an surat An-Nahl ayat 12521
Artinya : “Serulah manusia kepada jalan tuhanmu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya tuhanmu dialah yang lebih mengetahui orang-orang
yang mendapat petunjuk”(Qs. An-Nahl:125)
Dari ayat tersebut menunjukan bahwa metode dakwah ada tiga
cara yaitu :22
1) Metode dakwah Bil hikmah, yaitu berdakwah dengan
memperhatikan situasi dan kondisi sasaran dakwah dengan menitik
beratkan pada kemampuan mereka, sehingga di dalam menjalankan
ajaran- ajaran Islam selanjutnya, mereka tidak lagi merasa terpaksa
keberatan.
20
Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu dakwah, h. 242. 21
H. Hasanudin, Hukum Dakwah Tinjaun Aspek Hukum Dalam Berdakwah di Indonesia, h. 35. 22
Muhammad Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, h. 34.
23
Dalam buku pengantar Ilmu dakwah karya Drs. Wahidin Saputra
M.A bahwasaanya Prof. Dr. Yahya Umar M.A., menyatakan
bahwa hikmah berarti meletakan sesuatu pada tempatnya dengan
berfikir, berusaha menyusun dan mengatur dengan cara yang sesuai
dengan keadaan zaman dengan tidak bertentangan pada larangan
Tuhan.
2) Metode dakwah Mau’idzotil hasanah, yaitu berdakwah dengan
memberi nasehat- nasehat atau menyampaikan ajaran Islam dengan
kasih sayang, sehingga nasihat dan ajaran Islam yang di sampaikan
itu dapat menyentuh hati mereka.
3) Mujadalah Bilati Hiya ahsan, yaitu berdakwah dengan cara
bertukar pikiran dengan cara membantah yang sebaik-baiknya
dengan tidak memberikan tekanan-tekanan yang memberatkan
pada komunitas yang menjadi sasaran dakwah.
Di tinjau dari sudut pandang yang lain, metode dakwah dapat
dilakukan pada berbagai metode yang lazim dilakukan dalam
pelaksanaan dakwah. Metode-metode tersebut dilakukan sebagai
berikut:
1) Metode Ceramah
Metode ceramah adalah metode yang dilakukan dengan maksud
untuk menyampaikan keterangan, petunjuk, pengertian, dan
penjelasan tentang sesuatu kepada pendengar dengan
menggunakan lisan.23
23
Samsul Munir Amin, ilmu Dakwah, h. 101.
24
2) Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah metode yang dilakukan dengan
menggunakan tanya jawab untuk mengetahui sampai sejauh mana
ingatan atau pikiran seseorang dalam memahami atau menguasai
materi dakwah. Di samping itu juga untuk merangsang perhatian
penerima dakwah.
Metode tanya jawab sebagai suatu cara menyajikan dakwah harus
digunakan bersama-sama dengan metode lainnya, seperti metode
ceramah. Metode tanya jawab ini sifatnya membantu kekurangan-
kekurangan yang terdapat pada metode ceramah.
3) Metode Diskusi
Diskusi sering dimaksudkan sebagai pertukaran pikiran (gagasan,
pendapat, dan sebagainya) antara sejumlah orang secara lisan
membahas suatu masalah tertentu yang dilaksanakan dengan
teratur dan bertujuan untuk memperoleh kebenaran.
Dakwah dengan menggunakan metode diskusi dapat memberikan
peluang peserta diskusi untuk ikut memberi sumbangan pemikiran
terhadap suatu masalah dalam materi dakwah.
e. Media Dakwah atau Wasilah Dakwah
Media dakwah atau Wasilah dakwah merupakan alat yang
digunakan untuk menyampaikan materi dakwah (ajaran Islam) kepada
mad’u. Untuk menyampaikan ajaran Islam kepada umat, dakwah dapat
menggunakan berbagai wasilah dakwah menjadi lima macam, yaitu:24
a. Lisan adalah media dakwah yang paling sederhana yang
24
Muhammad Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, h. 32.
25
menggunakan lidah dan suara, dakwah dengan media ini dapat
berbentuk pidato, ceramah, kuliah, bimbingan, penyuluhan, dan
sebagainya.
b. Tulisan adalah media dakwah melalui tulisan, buku, majalah, surat
kabar, surat menyurat ( korespondensi ), spanduk, dan sebagainya.
c. Lukisan adalah media dakwah melalui gambar, karikatur, dan
sebagainya.
d. Audiovisual adalah media dakwah yang dapat merangsang indra
pendengaran, penghalatan atau kedua- duanya, seperti televisi,
film, slide, internet dan sebagainya.
e. Akhlak, yaitu media dakwah melalui perbuatan-perbuatan nyata
yang mencerminkan ajaran Islam yang secara langsung dapat
dilihat dan didengar oleh mad’u.
B. Kiprah Dakwah
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia secara etimologi kiprah
diartikan sebagai derap kegiatan, sedangkan berkiprah adalah melakukan
kegiatan atau berpartisipasi dengan semangat tinggi, atau bergerak, berusaha
disebuah bidang.25
Sedangkan menurut S. Nasution, kiprah adalah konsekuensi
atau akibat kedudukan status seseorang.26
Dakwah adalah suatu kegiatan ajakan dalam bentuk lisan, tulisan,
tingkah laku, dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan berencana
dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara individual maupun secara
kelompok agar supaya timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap
25
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus besar bahasa Indonesia, h. 422. 26
S. Nasution, Sosiologi Pendidikan (Jakarta: PT. Bumi Askara,1995), h.73
26
penghayatan serta pengamalan terhadap ajaran agama message (pesan) yang
disampaikan kepadanya dengan tanpa adanya unsur-unsur paksaan.27
Salah satu aktivitas keagamaan yang secara langsung di gunakan untuk
mensosialisasikan ajaran Islam bagi penganutnya dan umat manusia pada
umumnya adalah kiprah atau aktivitas dakwah. Aktivitas ini dilakukan melalui
dakwah dengan lisan (dakwah bil lisan), dakwah dengan tulisan (dakwah bil
qalam), dan dakwah dengan perbuatan nyata (dakwah bil hal).28
Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwasannya kiprah dakwah
adalah aktivitas keagamaan yang di dalamnya berusaha mensosialisasikan
ajaran Islam yang benar khusus kepada penganutnya dan umat manusia pada
umumnya dengan menggunakan (dakwah bil lisan) dakwah dengan lisan,
(dakwah bil-qalam), dakwah dengan tulisan, dan dakwah dengan perbuatan
nyata (dakwah bi al- hal).
D. Pondok Pesantren
1. Pengertian Pondok Pesantren
Secara etimologis pesantren dapat di definisikan sebagai “ asrama
tempat santri atau tempat murid- murid belajar mengaji”.29
Secara
terminologis pengertian pesantren adalah “lembaga dakwah yang
mewujudkan proses pendidikan nasional”.30
Pondok pesantren menurut M. Arifin adalah suatu lembaga
pendidikan Agama Islam yang tumbuh serta diakui masyarakat sekitar,
dengan sistem asrama (komplek) di mana santri-santri menerima
27
H.M. Arifin, Psikologi Dakwah (Jakarta : Bulan bintang,1997), Cet ke-1, h. 17. 28
M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah,h.1. 29
Departemen pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:
Balai Pustaka, 1998), h. 695. 30
Nurkholis Madjid, Merumuskan Kembali Tujuan Pesantren dalam pergaulan dunia
pesantren (Jakarta : P3M, 1985), h. 3.
27
menerima pendidikan agama melalui sistem pengajian atau madrasah yang
sepenuhnya berada di bawah kedaulatan dari leadership seorang atau
beberapa kiai dengan ciri-ciri khas yang bersifat karismatik serta
independen dalam segala hal.31
“Pengertian pondok pesantren versi KH. Imam Zarkasyi mendefinisikan tersebut,
lebih komprehensip, karena mempunyai beberapa kelebihan dari definisinya, yakni: (1)
pesantren harus berbentuk asrama (full residential Islamic boarding school), (2) fungsi
kyai sebagai central figure (uswah hasanah) yang berperan sebagai guru mu’allim),
pendidik (murrabi), dan pembimbing (mursyid), (3) masjid sebagai pusat kegiatan, dan
(4) materi yang diajarkan tidak terbatas kepada kitab kuning saja.”32
Dari beberapa pengertian baik secara etimologis maupun secara
terminologis, dapat diitarik kesimpulan bahwa pesantren adalah lembaga
dakwah yang di dalamnya menyangkut bidang pendidikan Islam yang
umunya di dukung oleh lima unsur pokok menurut Zamakhsyari Dhofier
yaitu: kyai, santri, masjid, pondok, dan pengajaran kitab Islam klasik.
2. Bentuk-Bentuk Pesantren
a. Pesantren Tradisional
Pesantren tradisional adalah pesantren yang masih kuat
memegang pola tradisional dari segi penyampaian dan pengajaran
nilai-nilai Islam. Ciri pesantren ini adalah kitab-kitab yang di pelajari
masih dengan cara atau system sorogan, bandongan, maupun weton.33
Menurut Zamachsyari Dhofier pesantren tradisional adalah
lembaga pesantren yang mempertahankan pengajaran kitab-kitab Islam
klasik sebagai inti pendidikan.34
31
Mujamil Qomar, Pesantren Dari Transpormasi Metodologi Menuju Demokratisasi
Institusi (Jakarta: Erlangga,2002), h.2. 32
Abdullah Syukri Zarkasyi, Gontor & pembaharuan pendidikan Pesantren (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada,2005),h.3. 33
Masdar F, Masdudi, Direktori Pesantren (Jakarta : P3M, 1980), h. 72. 34
http://www.referensimakalah.com. diakses 14 april 2014.
28
b. Pesantren Modern
Pesantren modern adalah pesntren yang menggunakan system
modern (baru) dari segi penyampaian dan pengajaran materinya.35
Adapun ciri pesantren modern adalah:
1) Memakai cara diskusi/ tanya jawab dalam penyampaian materi.
2) Adanya pendidikan kemasyarakatan, segenap pelajar berlatih
mempertahankan dan mengajarkan hal-hal yang nantinya akan
dijumpai oleh pelajar di masyarakat.
3) Diberi perjalanan kebebasan sebesar mungkin akan tetapi ia di
didik untuk bertanggung jawab.
4) Adanya organisasi pelajar yang bertanggung jawab atas segala
sesuatu dengan kehidupan dan kegiatan sehari-hari, tata tertib,
disiplin, dan masing-masing dapat menyatakan pendapat dan
melakukan kegiatan masing-masing sesuai dengan pendidikan dan
pengajaran.36
35
Ensiklopedia Islam (Jakarta : DEPAG, 1992), h. 982. 36
Masdar F, Masdudi, Direktori Pesantren (Jakarta : P3M, 1980), h. 80.
29
BAB III
PROFIL KH. MAD YASA ILYAS
DAN PONDOK PESANTREN DARUNNA’IM YAPIA
(YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM ANNA’IMUNIAH)
A. Riwayat Hidup KH. Mad Yasa Ilyas
KH. Mad Yasa Ilyas adalah seorang da’i keturunan asli Jawa barat lahir
di Bogor pada tanggal 02 Agustus 1947. Beliau adalah kakak dari DR. KH.
Ahmad Mukri aji M.A, M.H, dan Ustadzah Hafsah. Ayahnya bernama
Naimun dan ibunya bernama Misna. Beliau memiliki satu orang istri yang
bernama Hj. Nafsiah dan memiliki tiga orang anak yang bernama A.Rouf
Rahman. Mpd, Nursaidah SE.I dan Kiki Putri. Saat ini beliau tinggal di Desa
Waru jaya Kecamatan Parung Kabupaten Bogor Jawa barat.1
Sejak kecil beliau merupakan sosok anak laki-laki yang mandiri dan
rajin membantu ayahnya untuk berjualan di pasar karena pada waktu itu
ayahnya adalah seorang pedagang. Lahir dari keluarga yang sederhana, beliau
selalu diberikan motivasi oleh kedua orang tuanya untuk bersekolah agar
dapat memperoleh ilmu. Selain itu, orang tua beliau juga mempersiapkan
bekal pendidikan agama untuk putranya, seperti mengajarkan kepada putranya
untuk selalu mendirikan sholat. Dan sejak kecil beliau mempunyai cita – cita
ingin menjadi seorang ulama yang mampu memberikan teladan seperti
Rasullah SAW yang dapat memberikan manfaat bagi banyak orang lain. Dari
keinginannya menjadi seorang ulama, beliau pun berjuang dengan sungguh-
1 Hasil wawancara pribadi dengan KH. Mad Yasa Ilyas. Pengasuh Pondok Pesantren
Darunna’im Yapia, Parung, 07 Juli 2013.
30
sungguh dengan mempelajari agama Islam dengan mengikuti ta’lim- ta’lim
yang di sampaikan oleh beberapa ustadz salah satunya adalah Habib Syeikhon
Al- Qudri. Menurutnya kalau kita ingin meraih cita-cita yang kita inginkan,
maka harus adanya do’a dan ikhtiar. Agar apa yang kita cita-citanya dapat
terwujud di kemudian hari. Dari hasil perjuangannya menuntut ilmu dari
beberapa ulama menjadikan beliau memiliki pengetahuan tentsnng agama
Islam dan mampu menguasai beberapa kitab di antaranya safinah, fathul
qorib, fathul muin, fayatul awam, nahwu shorof, matan jurumiah, kafrawi,
alfiah, ti’jan, dan tafsir jalalain. Beliau memiliki visi dakwah adalah untuk
mewujudkan masyarakat yang Islami yaitu masyarakat yang beriman dan
bertaqwa kepada Allah SWT. Sedangkan misi dakwahnya adalah untuk
menuntun masyarakat agar memiliki iman, ilmu, dan akhlakul karimah.2
KH. Mad Yasa Ilyas biasa dipanggil abi oleh jama’ahnya khususnya
para santri, beliau di kenal sebagai sosok pribadi yang ramah, dekat dengan
jama’ah.3 Selain itu, beliau adalah sosok da’i yang mau berjuang dan punya
semangat yang tinggi, sabar dan pantang menyerah dalam berdakwah
sehingga semua dapat berjalan dengan lancar dan hasil kegiatan dakwahnya
mendapatkan hasil yang bermanfaat bagi banyak orang.4 Selain itu, beliau
dikenal sebagai sosok da’i yang menjunjung tinggi Al- qur’an dan Hadist yang
dimana itu merupakan sumber pokok ajaran agama Islam, maka dari itu
materi-materi yang di sampaikannya pun dari Al- qur’an dan Hadist di
2 Hasil wawancara Pribadi dengan KH. Mad Yasa Ilyas. Pengasuh Pondok Pesantren
Darunna’im Yapia Parung, 07 Juli 2013. 3 Hasil wawancara pribadi dengan Arya Rivaldi Santri Pondok Pesantren Darunna’im
Yapia Parung tanggal 14 Juli 2013. 4 Hasil wawancara pribadi dengan Ustadz Ahmad Efendi Pengurus Merangkap Pengajar
Pondok Pesantren Darunna’im Yapia Parung, 09 Juli 2013.
31
antaranya materi yang di sampaikan berisi tentang Aqidah, Syariah dan
Akhlak.5
B. Riwayat Pendidikan KH. Mad Yasa Ilyas
1. Pada tahun 1960 lulus dari pendidikan Sekolah Rakyat (SR).6
2. Pada tahun 1963 lulus dari Madrasah Tsanawiyah ( Mts ) Jamiatu Khoir
Jakarta.
3. Pada tahun 1966 lulus dari Madrasah Aliyah ( MA ) Jamiatu Khoir
Jakarta.
4. Pada tahun 1990 beliau lulus dari perguruan tinggi Ibn Kholdun Bogor-
Jawa Barat.
C. Perjalanan Dakwah KH. Mad Yasa Ilyas
KH. Mad Yasa Ilyas mengawali kiprah dakwahnya dari seorang pedagang
barang-barang tekstil seperti bahan-bahan pakaian, menjadi seorang guru
pengajian anak-anak setiap malam di lingkungannya, dan menjadi guru
Madrasah Ibtida’iah (MI) pada tahun 1967. Dari awal itulah beliau mulai
mengasah bakat dan kemampuannya di bidang dakwah dengan mengenalkan
ajaran Islam kepada anak-anak.7
Dukungan dan pendidikan yang diberikan pihak keluarga, akhirnya beliau
mampu mewujudkan cita-citanya menjadi seorang da’i yang di pandang
mampu menyampaikan dakwah Islam kepada masyarakat luas. Dari waktu
5 Hasil wawancara pribadi dengan KH. Mad Yasa Ilyas. Pondok Pesantren
Darunna’im Yapia Parung, 07 Juli 2013. 6 Hasil wawancara pribadi dengan KH. Mad Yasa Ilyas. Pengasuh Pondok Pesantren
Darunna’im Yapia Parung, 07 Juli 2013. 7 Hasil wawancara pribadi dengan KH. Mad Yasa Ilyas. Di pondok Pesantren
Darunna’im Yapia Parung, 07 Juli 2013.
32
kewaktu kiprah dakwah beliau makin maju, berkembang dan mendapat
sambutan yang baik dari masyarakat. Hal ini terlihat pada tanggal 12
September 1983 beliau bersama adiknya Dr. KH. Ahmad Mukri Aji M.A
M.H, mampu mendirikan Pondok Pesantren Darunna’im Yapia. Pondok ini
berdiri atas keinginan dan cita-cita beliau yang prihatin dengan keadaan
masyarakat Desa Waru Jaya Kecamatan Parung Kabupaten Bogor yang
mayoritas beragama Islam belum memahami Islam dan mengamalkan syariat
Islam. Dengan pondok inilah beliau berusaha menyampaikan ajaran Islam
kepada masyarakat untuk dapat menciptakan perubahan lebih baik dari
sebelumnya. Dengan membimbing dan mendidik jama’ahnya khususnya para
santri untuk memahami dan mengamalkan syariat Islam. Pada waktu itu
bangunan pondok ini sederhana hanya menggunakan bilik bambu, Tetapi
walaupun demikian hal itu tidak menyurutkan semangat beliau untuk terus
melakukan dakwah Islam. Dalam perjalanan dakwahnya yang begitu panjang,
akhirnya beliau dan adiknya mampu mengembangkan Pondok Pesantren
Darunna’im Yapia sedikit demi sedikit. Dimana tadinya pondok pesantren ini
dikenal sebagai pondok tradisional kini menjadi pondok modern. Kemudian
untuk mengembangkan dakwahnnya beliau bersama adiknya mendirikan
berbagai lembaga-lembaga formal yang dari tahun ketahun semakin
meningkat di mulai dari Madrasah Ibtida’iah (MI) berdiri pada tahun 1967,
Sekolah Menengah Pertama (SMP) berdiri pada tahun 1983, Raudhatul
Athfal (RA) berdiri pada tahun tahun 1989, Madrasah Aliyah (MA) berdiri
tahun 1990, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berdiri pada tahun 2007 dan
Madrasah Tsanawiyah (MTs) berdiri pada tahun 2007, untuk menangani
33
banyaknya lembaga pendidikan tersebut maka dibuatlah yayasan yang di beri
nama Yayasan Pendidikan Islam Anna’imuniah (YAPIA) yang menaungi
lembaga-lembaga pendidikan termasuk Pondok Pesantren Darunna’im Yapia.
Kemudian mendirikan Masjid pada tahun 2002, Koprasi Pesantren
(KOPONTREN) berdiri pada tahun 2007, Pos Kesehatan Pesantren
(POSKESREN) berdiri pada tahun 2002, dan Gerakan Infak Shodaqoh (GIS)
berdiri pada tahun 2013. Dan saat ini luas tanah pondok ini seluas 3 hektar.8
Kiprah dakwah KH. Mad Yasa Ilyas saat ini, beliau memiliki kiprah
dakwah di berbagai tempat seperti di majlis taklim- majlis taklim, masjid,
Peringatan Hari Besar Islam (PHBI), dan sekolah. Selain itu, beliau juga aktif
melakukan aktivitas dakwah di berbagai organsisasi yang bergerak bidang
dakwah yang masih aktif sampai saat ini. Diantaranya pengasuh Pondok
Pesantren Darunna’im Yapia, pengurus Ikatan Pelajar Nahdatul Ulama (NU)
Kecamatan Parung, pembina Badan Kontak Majlis Taklim (BKMT)
Kecamatan Parung, Pembina Dewan kesejahteraan Masjid (DKM) dan
Pembina Ikatan Remaja Masjid di Kecamatan Parung, Ketua Majlis Ulama
Indonesia (MUI) Kecamatan Parung, pengurus badan zakat infaq shadaqah
(BAZIS) Kabupaten Bogor, pengurus Ikatan Persaudaraan Haji (IPHI)
Kabupaten Bogor, dan Ketua Gerakan infak dan shodaqah (GIS) Kecamatan
Parung.9
Semangat tinggi KH. Mad Yasa Ilyas menyampaikan dakwah Islam
terlihat pula di Pondok Pesantren Darunna’im Yapia. Dalam kiprah dakwah
8 Hasil wawancara Pribadi dengan KH. Mad Yasa Ilyas. Pengasuh Pondok Pesantren
Darunna’im Yapia, 07 Juli 2013. 9 Hasil wawancara Pribadi dengan KH. Mad Yasa Ilyas. Pengasuh Pondok Pesantren
Darunna’im Yapia, Parung, 07 Juli 2013.
34
di Pondok Pesantren Darunna’im Yapia beliau sangat membimbing dan
mendidik jama’ahnya. Karena dalam kegiatan dakwahnya beliau selalu
berusaha memberikan pemahaman tentang ajaran Islam.10
Kegiatan dakwah
KH. Mad Yasa Ilyas di Pondok Pesantren Darunna’im Yapia merupakan
kegiatan dakwah yang sangat efektif. Karena dalam kegaitan dakwah di
Pondok Pesantren beliau berupaya untuk merangkul khalayak luas untuk
semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan cara pelan-pelan dan
sabar tanpa adanya unsur paksaan.11
D. Profil Pondok Pesantren
1. Sejarah Pondok Pesantren Darunna’im Yapia
Pondok Pesantern Darunna’im Yapia berdiri pada tanggal 12
September 1983, di dirikan oleh KH. Mad Yasa Ilyas dan DR. KH.Ahmad
Mukri Aji MA.MH., yang sekaligus Pembina dan pengasuh Pondok
Pesantren Darunna’im Yapia. Pesanten ini berlokasi di Desa Waru jaya
Kecamatan Parung- Kabupaten Bogor. dengan kondisinya yang jauh dari
keramaian menjadikan suasana pesantren kondusif bagi santri guna
menimba ilmu pengetahuan dan wawasan.12
Pondok pesantren modern Darunnaim Yapia adalah sebuah
lembaga yang berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Islam
Anna’imuniah Yapia. Pondok Pesantren ini mengadopsi sistem KMI
(Kulliyatul Mu’alimin Al-Islamiyah). Pondok Modern Darussalam Gontor
10
Hasil wawancara Pribadi dengan Ustadz Rusdi Pengurus merangkap pengajar Pondok
Pesantren Darunna’im Yapia, Parung, 014 Juli 2013. 11
Hasil wawancara Pribadi dengan Ustadz Ahmad Efendi Pengurus merangkap pengajar
Pondok Pesantren Darunna’im Yapia, Parung, 014 Juli 2013. 12
Hasil wawancara pribadi dengan KH. Mad Yasa Ilyas. Pengasuh pondok Pesantren
Darunnaim Yapia, Parung, 07 Juli 2013.
35
Ponorogo menjadi bagian dari sederetan anggota pondok alumni.
Sedangkan kurikulum KMI terdiri dari ilmu pengetahuan 100%, Ilmu
pengetahuan Agama 100%. pondok modern ini mengedepankan berbicara
Arabic dan English.13
Pondok ini mempunyai ajaran yang berupa ide, nilai, dan system
dan fiilsafat hidup yang menjiwai seluruh totalitas kehidupan yang ada.
Selain itu Pondok Pesantern Darunnaim Yapia selalu berpengang teguh
pada panca jiwa pondok meliputi keikhlasan, kesederhanaan,kemandirian,
ukhwah islamiah dan kebebasan. Pondok ini memiliki Motto yaitu “
Berdiri untuk semua golongan” Maka di harapkan mampu menjadi
perekrut umat di manapun dan di daerah manapun mereka berada.14
2. Visi dan Misi Pondok Pesantren Darunnaim Yapia.
a. Visi
Sebagai lembaga pendidikan pencetak kader-kader pimpinan umat,
menjadi tempat ibadah talab al- Ilmi dan menjadi sumber pengetahuan
Islam, bahasa Al- Qur’an, dan Ilmu pengetahuan Umum dengan tetap
berjiwa pesantren.15
b. Misi
1) Membentuk geneerasi yang unggul menuju terbentuknya khaira
ummah.
2) Mendidik dan mengembangkan generasi mukmin dan mukminat
yang berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas, dan
berkidmat kepada masyarakat
13
Hasil wawancara pribadi dengan KH. Mad Yasa Ilyas. Pengasuh Pondok Pesantren
Darunnaim Yapia, Parung, 07 Juli 2013. 14
Hasil wawancara pribadi dengan KH. Mad Yasa Ilyas. Pengasuh Pondok Pesantren
Darunnaim Yapia Parung, 07 Juli 2013. 15
Hasil wawancara pribadi dengan KH. Mad Yasa Ilyas. Pengasuh Pondok Pesantren
Darunna’im Yapia Parung, 07 Juli 2013.
36
3) Mengajarkan ilmu pengetahuan agama dan umum secara seimbang
menuju terbentuknya ulama yang intelektual.
4) Mewujudkan warga Negara yang berkepribadian beriman dan
bertaqwa kepada Allah SWT.
3. Strutktur Pengurus Pondok Pesantren Darunna’im Yapia
PEMBINA YAYASAN (Pengasuh)
DR. AHMAD MUKRI AJI MA.MH
KETUA YAYASAN (Pengasuh)
DRS. KH. MAD YASA ILYAS
KEPALA MADRASAH
SYARIFAH GUSTIAWATI, S.HI, M.EI
KOMITE SEKOLAH
H.NURROHIM YUNUS,LLM, M.PHIL
TATA USAHA
LUTFI HAIDIR
WAKAMAD BID. KURIKULUM
RIDWAN ALWI, S.Pd.I
WAKAMAD BID. SARPRAS
KUSNADI HIDAYAT, S.Ag WAKAMAD BID.
KESISWAAN
AHMAD EFENDI, S.Pd.I
WALI KELAS VII
ABD ROJAK, S.Pd.I
WALI KELAS VIII
SUHERNI, S.Pd.I
WALI KELAS IX
RIDWAN ALWI, S.Pd.I
GURU
SISWA/MASYARAKAT
37
4. Program- Program Unggulan Pondok Pesantren Darunna’im Yapia
a. Program Bahasa
Pondok Pesantern ini menerapakan bahasa asing, seperti bahasa
Arab dan Inggris di dalam keseharian ketika berinteraksi social di
dalam pesantren.16
b. Program Dakwah/ Muhadarah
Pembinaan skill secara intensif, agar mampu menyampaikan
kandungan- kandungan al-quran dan Hadist dengan retorika dakwah
yang terarah dan indah.
c. Program Tahsin, Tilawah dan Tahfidz Al-Quran
Pembinaan baca Al-quran dengan cara baca tartil dan mujjawad
serta membiaskan santri pondok pesanten ini menghafal al-quran.
d. Program Amaliah Tadris
Praktek mengajar dengan bahasa asing (Arab dan Inggris) saat
kelas 6 (3 SMA).
5. Aktivitas Pondok Pesantren Darunna’im Yapia
Adapun aktivitas rutin yang dilakukan setiap hari di pondok Pesantren
Darunna’im Yapia dimulai dari Pukul 04.00 – 04.30 bangun pagi dan
sholat tahajud, 04.30-05-30 tartil Qur’an dan shalat shubuh
berjama’ah,05.30-06.00 muhadatsah bahasa Arab dan Inggris, 06.00-07.00
Mandi, sarapan Pagi, dan Persiapan masuk kelas, 07.00-12.30 belajar
dikelas, 12.30-13.30 sholat Dzuhur berjamaah dan makan siang, 13.30-
15.00 kembali belajar dikelas,15.00-16..40 sholat Ashar berjamaah dan
16
Hasil wawancara pribadi dengan KH. Mad Yasa Ilyas. Pengasuh Pondok Pesantren
Darunna’im Yapia, Parung, 07 Juli 2013.
38
baca Al-Qur’an, 16.40-17.00 eskul dan kegiatan mandiri, 17.00-17.30
persiapan berangkat kemasjid, 17.30-18.30 tahfidzul Qur’an dan sholat
Maghrib berjamaah, 18.30-19.30 makan malam,19.30-20.00 sholat Isya
Berjama’ah, 20.00-22 belajar mandiri, dan 22-00-04.00 tidur (sholat
tahajud berjama’ah setiap hari senin dan hari kamis ).17
17
Dokumentasi Pondok Pesantren Darunna’im Yapia.
39
BAB IV
TEMUAN DATA DAN ANALISIS DATA
A. Kiprah Dakwah KH. Mad Yasa Ilyas di Pondok Pesantren Darunna’im
Yapia
KH. Mad Yasa Ilyas adalah Salah satu da’i yang ikut berpartisipasi dalam
berjuang mensosialisasikan ajaran Islam yang benar kepada manusia dengan
melakukan kiprah dakwah di berbagai tempat. Dalam kiprah dakwahnya KH.
Mad Yasa Ilyas bukan hanya menciptakan kesalehan pribadi tetapi juga
menciptakan kesalehan sosial. Hal ini terlihat dari awal perjalanan dakwahnya
pada tahun 1967 KH. Mad Yasa Ilyas berjuang menyampaikan ajaran sambil
berdagang barang-barang tekstil seperti bahan-bahan untuk pakaian, serta
menjadi guru pengajian anak-anak dilingkungannya, dan menjadi guru di
Madrasah Ibtidaiah (MI)1
Sebagai seorang da’i KH. Mad Yasa Ilyas termasuk seorang da’i yang
Istiqomah dan memiliki semangat tinggi dalam menyampaikan dakwah Islam.
Keistiqomahan beliau bergerak di bidang dakwah terlihat sejak tahun 1967,
hingga saat ini beliau masih aktif melakukan kiprah dakwah. Dan semangat
tingginya menyampaikan dakwah Islam terlihat dari banyaknya kiprah
dakwah yang dimilikinya saat ini seperti di majlis taklim- majlis taklim,
masjid, Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) diberbagai daerah, dan sekolah.
Selain itu KH. Mad Yasa Ilyas juga aktif melakukan kiprah dakwah di bidang
organsasi dan sekaligus menjadi pengurus di dalamnya. diantaranya Ketua
1 Hasil wawancara pribadi dengan KH. Mad Yasa Ilyas Pengasuh Pondok Pesantren
Darunna’im Yapia tanggal 07 Juli 2013.
40
Majlis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Parung Pengurus, Ikatan Pelajar
Nahdatul Ulama (NU) di Kecamatan Parung, Pembina Badan Kontak Majlis
Taklim ( BKMT ), Pembina DKM dan Remaja Masjid kecamatan Parung,
pengurus BAZIS Kabupaten Bogor, Pengurus Ikatan Persaudaraan Haji (IPHI
) Kabupaten Bogor, ketua Gerakan Infaq Shodaqoh (GIS) kecamatan Parung.
Ketua Yayasan Pendidikan Islam Anna’imuniah, Dan Pengasuh Pondok
Pesantren Darunna’im Yapia.2
Dari semangat tingginya mensosialisasikan agama Islam di berbagai
tempat, terlihat pula semangat tinggi KH. Mad Yasa Ilyas dalam
mensosialisasikan ajaran Islam di Pondok Pesantren Darunna’im Yapia yang
beralamat di Desa Waru Jaya Kecamatan Parung Kabupaten Bogori. Pondok
Pondok Pesantren Darunna’im yapai ini didirikan beliau bersama adiknya
DR. KH. Ahmad Mukri Aji, M.A M.H, pada tanggal 12 September 1983.
Pondok Pesantren Darunna’im Yapia ini mengadopsi sistem KMI (Kulliyatul
Mu’alimin Al-Islamiyah), dan pondok modern Darussalam Gontor Ponorogo
menjadi bagian dari sederetan anggota pondok alumni. Sedangkan yang di
maksud kurikulum KMI terdiri dari ilmu pengetahuan 100%, Ilmu
pengetahuan Agama 100%. pondok modern ini mengedepankan berbicara
Arabic dan English.3
Alasan KH. Mad Yasa Ilyas melakukan kiprah dakwah di Pondok
Pesantren Darunna’im Yapia karena beliau merasa prihatin dengan kondisi
masyarakat Desa Waru Jaya pada masa itu. Dimana pada masa itu masyarakat
2 Hasil wawancara Pribadi dengan KH. Mad Yasa Ilyas Pengasuh Pondok Pesantren
Darunna’im Yapia tanggal 07 Juli 2013. 3 Hasil wawancara Pribadi dengan KH. Mad Yasa Ilyas Pengasuh Pondok Pesantren
Darunna’im Yapia tanggal 07 Juli 2013.
41
Desa Waru Jaya yang mayoritas beragama Islam masih banyak yang belum
memahami dan mengamalkan syariat Islam. Untuk itu KH. Mad Yasa Ilyas
sebagai seorang tokoh agama di desa tersebut merasa tergetar hatinya untuk
menciptakan perubahan lebih baik dengan berjuang menyampaikan ajaran Islam
dengan mendirikan pondok pesantren darunna’im yapia sebagai tempat beliau
melakukan aktivitas dakwah Islam kepada masyarakat khususnya para santri
dalam menyampaikan dakwah Islam.4
Kiprah dakwah KH. Mad Yasa Ilyas di Pondok Pesantren Darunna’im
Yapia merupakan kegiatan dakwah yang sangat efektif. Sebagaimana
dikatakan Ustadz Efendi di dalam wawancara bahwa “kegiatan dakwah abi di
Pondok Pesantren Darunna’im Yapia merupakan kegiatan dakwah yang
sangat efektif. Karena dalam kegaitan dakwah di Pondok Pesantren beliau
berupaya untuk merangkul khalayak luas untuk semakin mendekatkan diri
kepada Allah SWT dengan cara pelan-pelan dan sabar tanpa adanya unsur
paksaan”.5 Selain itu menurut Alan maulana Kegiatan dakwah abi sangat
mendidik dan sangat memberikan pencerahan kepada kami untuk mengetahui
tentang agama Allah SWT.6
B. Analisis deskriptif tentang kiprah dakwah KH. Mad Yasa Ilyas di
Pondok Pesantren Darunna’im Yapia.
4 Hasil Wawancara Pribadi dengan KH. Mad Yasa Ilyas Di Pondok Pesantren
Darunna’im Yapia, 07 Juli 2013.
5 Hasil wawancara Pribadi dengan Ustadz Efendi Pengurus merangkap pengajar Pondok
Pesantren Darunna’im Yapia, Parung, 14 Juli 2013. 6 Hasil wawancara Pribadi dengan Alan Maulana Santri Pondok Pesantren Darunna’im
Yapia, Parung, 8 September 2013.
42
Dalam pengamatan penulis kiprah dakwah KH. Mad Yasa Ilyas di
Pondok Pesantren Darunna’im Yapia adalah kiprah yang mensosialisasikan
ajaran Islam kepada jama’ah khususnya para santri. dalam mensosialisasikan
ajaran Islam di Pondok Pesantren Darunna’im Yapia beliau menggunakan
bentuk dakwah dengan lisan (dakwah bil lisan), dakwah dengan tulisan
(dakwah bil qalam), dan dakwah bil-hal (dakwah dengan perbuatan nyata).
1. Dakwah dengan lisan (Dakwah bil-lisan)
Dakwah bil lisan adalah penyampaian dakwah yang disampaikan
dengan menggunakan lisannya. Hal ini dilakukan antara lain dengan
ceramah, khutbah, diskusi, nasihat, dan lain-lain. Metode ini merupakan
metode yang cukup banyak digunakan oleh juru dakwah ditengah-tengah
masyarakat. 7
Dakwah bil-lisan merupakan dakwah yang paling sering digunakan
KH. Mad Yasa Ilyas dalam menyampaikan dakwah kepada jama’ah
khususnya kepada para santri Pondok Pesantren Darunna’im Yapia. Hal
ini terlihat dari berbagai aktivitas dakwah beliau yang menggunakan
dakwah bil lisan adalah sebagai berikut:
a. Ta’lim Harian
Ta’lim harian adalah aktivitas rutin yang dilaksanakan setiap
hari. Dalam kegiatan ta’lim harian penulis melihat KH. Mad Yasa
Ilyas sebagai pengasuh Pondok Pesantren Darunna’im Yapia ikut
terjun langsung mencerdaskan jama’ah khususnya para santri dengan
menyampaikan dakwah kepada jama’ah khusunya para santri dengan
7 Samsul Munir Amin, Rekontruksi Pemikiran Dakwah Islam ( Jakarta: Amzah,2008) cet
ke-1, h. 10-12
43
menggunakan dakwah bil lisan. Adapun jadwal beliau mengisi materi
pada aktivitas ta’lim harian di Pondok Pesantren Darunna’im Yapia
adalah sebagai berikut:
1) Setiap hari Selasa Jam 16:00 WIB beliau mengisi materi nahwu
shorop seperti kitab Jurumiah. Materi ini di berikan kepada santri
tujuannya untuk memberikan kemudahan para santri untuk
berbahasa arab yang baik dan benar.8
2) Setiap Hari Kamis Jam 16.00 WIB beliau mengisi materi tentang
ilmu fiqih dari kitab-kitab seperti kitab Safinah. Materi ini
diberikan kepada para santri agar supaya para santri mampu
memahami tentang ibadah khususnya ibadah sholat yang baik dan
benar.
3) Setiap Hari Jumat jam 16:00 beliau mengisi materi tentang akhlak
dari kitab seperti kitab Akhlak Kulibanin. Materi ini di berikan
kepada para santri tujuannya agar para santri dapat memiliki
akhlak yang hasanah.
4) Setiap Hari Jum’at jam 18.00 WIB beliau mengajarkan Qiroatul
Qur’an. Materi ini diberikan agar para santri dapat membaca Al-
Qur’an dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.
8 Hasil wawancara pribadi dengan KH. Mad Yasa Ilyas pengasuh Pondok Pesantren
Darunna’im Yapia. Parung 07 Juli 2013.
44
Dari gambar di atas bahwasannya kiprah dakwah KH. Mad
Yasa Ilyas di Pondok Pesantren Darunna’im Yapia adalah
membimbing dan mendidik. Sebagaimana dikatakan Ustadz Rusdi di
dalam wawancara “kegiatan dakwah abi di Pondok Pesantren
Darunna’im Yapia sangat membimbing dan mendidik jama’ah
khususnya para santri. Karena dalam kegiatan dakwahnya beliau
selalu berusaha memberikan pemahaman tentang ajaran Islam”.9
Dalam pengamatan penulis pada kegiatan ta’lim harian KH. Mad Yasa
Ilyas menyampaikan materi-materi tersebut selain menggunakan
kitab-kitab yang membahas tentang ajaran Islam, beliau juga
menggunakan dakwah bil lisan dengan menggunakan metode ceramah
dan metode tanya jawab. Melalui metode ceramah beliau membina
jama’ah khususnya para santri untuk dapat memahami materi- materi
tentang ajaran agama Islam dari kitab-kitab tersebut. Dalam
ceramahnya beliau menyampaikan pesan dakwahnya sangat
bijaksana. Sebagai contoh pada kegiatan ta’lim harian yang penulis
hadiri tanggal 18 Juli 2013 beliau menyampaikan materi dakwah dari
9 Hasil wawancara Pribadi dengan Ustadz Rusdi Pengurus merangkap pengajar Pondok
Pesantren Darunna’im Yapia, Parung, 14 Juli 2013.
45
kitab safinah yang membahas tentang fardhu wudhu, beliau
menyampaikan ceramahnya dengan bijaksana dalam arti
menyampaikan dakwahnya tidak keras melainkan tegas dalam
menyampaikan yang haq dan yang bathil sesuai dengan sumber yang
disampaikan. Yang unik dari metode ceramahnya adalah sebelum
beliau menyampaikan materi dakwah beliau selalu menyelipkan cerita-
cerita Islami yang mampu memotivasi untuk lebih baik dan metode
ceramahnya sangat komunikatif kepada jama’ah. Hal ini pun di
sampaikan pula oleh Apri Supriatna dalam wawancara mengatakan:
“Dalam penyampaian dakwahnya abi membawakannya tidak keras
tapi tegas, dan selalu menyelipkan cerita-cerita Islami di sela-sela
dakwahnya”.10
Selain metode ceramah, beliau juga menggunakan
metode tanya jawab pada kegiatan ta’lim harian. Metode ini di
gunakan beliau untuk menguji sejauh mana respon para santri terhadap
materi dakwah yang di sampaikan. Dari kegiatan ta’lim harian ini
hasilnya mampu menciptakan perubahan lebih baik kepada jama’ah
para santri yaitu bertambahnya pemahaman tentang ajaran Islam.
b. Dzikir Bersama
Mengingat Allah (Dzikrullah) merupakan salah satu anjuran
yang sangat di tekankan dalam Islam dan merupakan bentuk nyata dari
penghambaan kita kepada Allah SWT. Dzikrullah merupakan amalan
yang sangat agung. Ia merupakan sebab diturunkannya berbagai
nikmat, penolak segal bala dan mushibah. Dzikir juga merupakan
10
Hasil wawancara pribadi dengan Apri Supriatna santri Pondok Pesantren Darunna’im
Yapia, Parung 14 Juli 2013.
46
sebab kuatnya hati dan penyejuk hati manusia.11
Dalam Al-Qru’an
Allah SWT berfirman:12
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu
dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang
siapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang
merugi. (Qs. Al-Munafiqun: 9)
Dalam pengamatan penulis, KH. Mad Yasa Ilyas juga
menggunakan dakwah bil-lisan pada kegiatan dzikir bersama yang di
adakan setiap minggu dan setiap bulannya. Dalam kegiatan dzikir
bersama di Pondok Pesantren Darunna’im Yapia, beliau juga ikut
terjun langsung dalam memimpin kegiatan dzikir tersebut.
Sebagaimana yang penulis hadiri pada kegiatan dzikir mingguan pada
tanggal 18 Juli 2013 dalam kegiatan dzikir bersama beliau yang
memimpin langsung dalam membaca dzikir, tahlil tahmid dan lain-
lain. Kemudian dalam kegiatan ini yang menghadiri tidak hanya para
santri melainkan juga dihadiri dari berbagai tokoh ulama, dan
masyarakat sekitar.
Dengan adanya kegiatan ini hasilnya tentu dapat membawa
jama’ah khususnya para santri untuk selalu berada di jalan Allah SWT.
Sebagaimana di katakan Ustadz Miftahudin dalam wawancara “
kegiatan dakwah abi melalui Pondok Pesantren Darunna’im Yapia
merupakan kegiatan dakwah yang sangat bermanfaat, Karena dalam
11 http://www.erfan.ir/53475.html di akses pada 03 September 2013.
12 Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Qur’an, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, (Jakarta:
Mahkota Surabaya,1989).
47
kegiatannya dakwahnya di Pondok Pesantren Darunna’im abi secara
khusus menuntun jama’ah khususnya para santri untuk selalu berada
di jalan Allah SWT’.13
c. Peringatan Hari Besar Islam (PHBI)
Pondok Pesantren Darunna’im Yapia adalah pondok pesantren
yang aktif dalam menyelenggarakan Peringatan Hari Besar Islam
(PHBI). Adapun Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) yang sering
diselenggarakan Pondok Pesantren Darunna’im Yapia adalah
Peringatan Nuzulul Qur’an pada tanggal 17 Ramadhan setiap tahun.
Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw, Peringatan Isra dan Mi’raj
Nabi Muhammad SAW dan Peringatan 1 Muharram14
Dalam pengamatan penulis, dari salah satu kegiatan Peringatan
Hari Besar Islam (PHBI) KH. Mad Yasa Ilyas menggunakan dakwah
bil lisan seperti kegiatan memperingati malam Nuzulul Qur’an pada
tanggal 17 Ramadhan 1434 H yang di selenggarakan Pondok Pesantren
13
Hasil wawancara pribadi dengan Ustadz Miftahudin pengurus merangkap pengajar
Pondok Pesantren Darunna’im Yapia tanggal 09 Juli 2013. 14
Hasil wawancara pribadi dengan KH. Mad Yasa Ilyas Pengasuh Pondok Pesantren
Darunna’im Yapia. Parung, 07 Juli 2013.
48
Darunna’im Yapia, penulis melihat beliau menyampaikan dakwah
dengan metode ceramah, di dalam membawakan ceramah pada
kegiatan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) beliau membawakannya
dengan komunikatif kepada jama’ah, humoris, tetapi di balik
ceramahnya selalu ada nasihat yang dapat di ambil manfaatnya,
seperti dalam penyampaian ceramahnhya pada peringatan Nuzulul
Qur’an yang di hadiri ratusan orang beliau berpesan untuk seluruh
kaum muslimin selalu menjaga jalinan ukhwah Islamiah sesama
muslim. Hal ini pun digambarkan beliau melalui firman Allah SWT
dalam surat Ali Imran ayat 10315
Artinya : “Dan berpegang teguhlah kamu sekalian kepada tali Allah
(ugama Islam), dan janganlah kamu bercerai-berai dan kenanglah
nikmat Allah kepada kamu ketika kamu bermusuh-musuhan (semasa
jahiliyah dahulu), lalu Allah menyatukan diantara hati kamu (sehingga
kamu bersatu- padu dengan nikmat Islam), maka menjadilah kamu
dengan nikmat Allah itu orang-orang Islam yang bersaudara. Dan
kamu dahulu telah berada di tepi jurang neraka (disebabkan kekufuran
kamu semasa jahiliyah), lalu Allah selamatkan kamu dari neraka itu
(disebabkan nikmat Islam juga). Demikianlah Allah menjelaskan
kepada kamu ayat-ayat keteranganNya, supaya kamu mendapat
pertunjuk hidayahNya”. (QS.Al-Imran 103).16
15
Pengamatan Langsung Dalam kegiatan PHBI Nuzulul Qur’an 17 Ramadhan 1434 H Di
Pondok Pesantren Darunna’im Yapia, Parung 25 Juli 2013. 16
Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Qur’an, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, (Jakarta:
Mahkota Surabaya,1989).
49
Kegiatan peringatan Nuzulul Qur’an tersebut cukup meriah,
karena dalam kegiatan tersebut terbuka untuk umum dan khususnya
untuk para santri. Dan menurut penulis kegiatan Peringatan Hari Besar
Islam (PHBI) ini merupakan salah satu ajang untuk memperat jalinan
ukhwah Islamiah antara pondok pesantren dengan masyarakat sekitar.
2. Dakwah dengan tulisan (Dakwah bil qalam)
Dakwah bil-qalam merupakan dakwah yang disampaikan dengan
tulisan, yang memerlukan keahlian khusus dalam hal menulis di surat
kabar, majalah, buku maupun internet. Jangkauan yang di capai dakwah
bil qalam lebih luas dari pada melalui media lisan, demikian pula metode
yang digunakan tidak membutuhkan waktu khusus untuk kegiatannya.
Kapan saja dan dimana saja mad’u dapat menikmati sajian dakwah bil
qalam.17
Dalam menyampaikan dakwah bil qalam, KH. Mad Yasa Ilyas
menulis berbagai materi khutbah. Baik materi khutbah Jum’at, Khutbah
Iedul Fitri, atau Khutbah Iedul Adha. Dari materi yang ditulisnya itu di
berikan kepada jama’ah khususnya para santri setiap pelatihan dakwah.
Dalam hal ini penulis menemukan beberapa materi khutbah yang diberikan
KH. Mad Yasa Ilyas kepada santrinya. Diantaranya khutbah mengenai
iedul fitri, tentang tentang hakikat ibadah, dan tentang tolong menolong
dan lain-lain sebagainya.
Menurut penulis dakwah bi al-qalam KH. Mad Yasa Ilyas, isi dari
materi-materi dakwah yang ditulisnya beliau selalu mengutif dari
17
Samsul Munir Amin, Rekontruksi Pemikiran Dakwah Islam, h.10-12
50
penjelasan ayat-ayat Al-quran dan Hadist, dikemas dengan bahasa yang
sederhana dan konteksnya sistematis sehingga memudahkan jama’ah
untuk memahaminya. Hal ini di sampaikan oleh santrinya yang bernama
M. Zaini mengatakan bahwa “penyampaian dakwahnya abi menggunakan
bahasa-bahasa yang sederhana yang mudah untuk dipahami, dan selalu
menyelipkan Al-qur’an dan Hadist dalam penyampaian dakwahnya.18
Tujuan beliau melakukan dakwah bil-qalam adalah untuk menambah
pengetahuan tentang agama Islam, dan sebagai bahan acuan untuk
pelatihan dakwah kepada jama’ah khususnya para santri, agar nantinya
mampu menyampaikan dakwah Islam di tengah-tengah masyarakat.
Menurut penulis hasil dari kegiatan dakwah bil qalam ini cukup
mampu menambah wawasan dan mampu menambah keahlian para santri
untuk mampu menyampaikan dakwah. Kegiatan ini sebagai salah satu
upaya KH. Mad Yasa Ilyas dalam mensyiarkan agama Islam melalui
media tulisan.
3. Dakwah dengan perbuatan nyata (Dakwah bil hal)
Dakwah bil hal adalah dakwah yang dilakukan dengan perbuatan
nyata melalui keteladanan dan tindakan nyata. Dengan tindakan amal
karya nyata tersebut hasilnya bisa di rasakan secara kongkrit oleh
masyarakat sebagai objek dakwah. dakwah bil hal saat ini bisa dilakukan
dengan karya nyata sebagai solusi kebutuhan masyarakat.19
Dakwah bil hal yang disampaikan KH. Mad Yasa Ilyas yaitu
dengan menggunakan perbuatan nyata yaitu beliau mengembangkan
18 Hasil wawancara pribadi dengan M. Zaini Santri Pondok Pesantren Darunna’im Yapia,
Parung 08 September 2013. 19
Samsul Munir Amin, Rekontruksi Pemikiran Dakwah islam, h. 10-12.
51
potensi jama’ah khususnya para santri dengan mengadakan berbagai
pelatihan melalui program Pondok Pesantren Darunna’im Yapia. Adapun
pelatihan yang diberikan kepada santri adalah sebagai berikut:
a. Pelatihan Tilawatil Qur’an, diberikan kepada santri setiap hari selesai
menjalankan sholat shubuh berjama’ah.20
b. Pelatihan Tahfidz Qur’an, diberikan kepada santri setiap hari senin,
selasa dan sabtu ba’da ashar.
c. Pelatihan ceramah kegiatan muhaddroh dengan menggunakan bahasa
Arab setiap Kamis siang, bahasa Indonesia setiap Kamis malam, dan
bahasa inggris setiap selasa malam.
d. Seni Marawis dan hadroh diadakan setiap hari rabu ba’da dzuhur.
Selain pelatihan agama, KH. Mad Yasa Ilyas juga
`mengembangkan para santrinya dengan memberikan pelatihan
kewirausahaan dengan mendirikan koprasi pesantren (KOPONTREN) dan
membuat kerajianan tangan.
a. Koprasi Pesantren (KOPONTREN)
Koprasi Pesantren didirikan pada tahun 2007. Koprasi pesantren
ini merupakan salah satu upaya untuk melatih santrinya untuk
berwirausaha.
20
Hasil wawancara pribadi dengan KH. Mad Yasa Ilyas pengasuh Pondok Pesantren
Darunna’im Yapia, Parung 07 Juli 2013.
52
Fungsi koprasi pesantren (KOPONTREN) adalah untuk menyediakan
dan menjual berbagai kebutuhan para santri. Dan mengelola koprasi
pesantren itu adalah jama’ah atau santri-santri Pondok Pesantren
Darunna’im Yapia.
b. Kerajinan Tangan
Selain koprasi pesantren (KOPONTREN), KH. Mad Yasa Ilyas juga
menyediakan sarana dan prasarana untuk jama’ah khususnya para santri
untuk mengembangakan kreatifitas dengan membuat kerajinan tangan
seperti membuat pas bunga.
53
Pas bunga ini terbuat dari bahan-bahan bekas seperti aqua gelas
yang dihias dengan indah dengan dijadikan seperti bunga-bunga.
Menurut Alan Maulana “Kegiatan dakwah abi sangat mendidik dan
sangat memberikan pencerahan kepada kami untuk mengetahui tentang
agama Allah SWT”.21
Menurut penulis dakwah bil hal yang dilakukan
KH. Mad Yasa Ilyas dengan mengembangakan potensi jama’ah
khususnya para santri melalui Program Pondok Pesantren Darunna’im
Yapia sangat efektif, karena dari berbagai pelatihan yang di berikan beliau
kepada jama’ah khususnya para santri dapat menjadi bekal keilmuan di
suatu hari nanti. Hasil dari dakwah bil hal melalui beliau untuk
mengembangkan potensi jama’ah khususnya para santri hasilnya banyak
dari para santri yang mampu meraih prestasi-prestasi di berbagai bidang
perlombaan seperti lomba pidato, tilawah, marawis dan lain-lain. Selain
itu, dengan adanya beliau pelatihan- pelatihan yang diadakan beliau,
mampu mencetak kader-kader pemimpin umat.
Selain melakukan dakwah bil hal dengan mengadakan berbagai
pelatihan yang mampu menciptakan kader-kader pemimpin umat, KH.
Mad Yasa Ilyas bersama adiknya DR. KH. Ahmand Mukri Aji MA,MH
berjuang memajukan dan mengembangakan Pondok Pesantren
Darunna’im Yapia dengan menggunakan dakwah bil hal sebagai berikut:
1) Mendirikan Pondok Pesantren Darunna’im Yapia pada tanggal 12
September 1983 sampai dengan saat ini pondok ini mengalami
kemajuan yang begitu pesat, sehingga beliau mendirikan lembaga-
21
Hasil wawancara pribadi dengan Alan Maulana Santri Pondok Pesantren Darunna’im
Yapia, Parung 08 September 2013.
54
lembaga pendidikan formal, karna banyaknya lembaga-lembaga formal
yang di tangani akhirnya beliau mendirikan sebuah yayasan yang di
berinama Yayasan Pendidikan Islam Anna’imuniah (YAPIA) yang
menaungi pondok dan lembaga-lembaga lain diantaranya, Madrasah
Ibtida’iah (MI) berdiri pada tahun 1967, Sekolah Menengah Pertama
(SMP) berdiri pada tahun 1983, Raudhatul Athfal (RA) berdiri pada
tahun 1989, Madrasah Aliyah (MA) berdiri pada tahun 1990, Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) tahun 2007 dan Madrasah Tsanawiyah
(MTs) tahun 2007 yang berada satu atap dengna Pondok Pesantren
Darunna’im Yapia.22
2) Beliau juga mendirikan tempat ibadah seperti Masjid pada tahun 2002,
Berfungsi sebagai tempat ibadah dan tempat ta’lim santri.
3) Mendirikan Pos Kesahatan Pesantren (POSKESREN) tahun 2002,
dimana pos ini dibuat untuk menangani kesehatan para santri dan
warga sekitar.
4) Mendirikan Koprasi Pesantren (KOPONTREN) berdiri pada tahun
2007 untuk kegiatan wirausaha para santri. Koprasi pondok pesantren
(KOPONTREN) menjual berbagai kebutuhan sehari-hari, serta
menangani tabugan para santri. Yang dimana dalam pengelolaanya
diberikan langsung kepada santrinya.
5) Kemudian Membuat Gerakan Infak Shodaqoh (GIS) pada tahun
2013 untuk membantu sesama. Dalam kegiatan dakwah sosialnya,
beliau membuat program beasiswa pendidikan setiap event ajaran
22
Hasil wawancara pribadi dengan KH. Mad Yasa Ilyas pengasuh Pondok Pesantren
Darunna’im Yapia, Parung 07 Juli 2013.
55
baru bagi para santri yang berprestasi dan kurang mampu, dan
membantu kaum dhuafa dan anak-anak yatim melalui santunan yang
di adakan setiap Bulan Muharrom dan Bulan Ramadahan.23
Menurut penulis, KH. Mad Yasa Ilyas adalah sosok da’i yang
memiliki jiwa sosial yang sangat tinggi. Maka dari itu penulis melihat
KH. Mad Yasa Ilyas sebagai seorang da’i dalam menyampaikan dakwah
tidak hanya dalam satu bidang, tetapi juga menyentuh bidang- bidang lain
seperti pendidikan, organisasi, sosial, dan masyarakat tujuannya agar dapat
terealisasinya ajaran Islam dalam segala aspek kehidupan sehingga
mendatangkan kesejahteraan dunia dan akhirat. Sehingga hasil dari
kegiatan dakwah bil-hal saat ini dapat dirasakan secara konkrit oleh orang
banyak khususnya para santri Pondok Pesantren Darunna’im Yapia.
Dari ketiga bentuk dakwah yang di gunakan KH. Mad Yasa Ilyas
di Pondok Pesantren Darunna’im Yapia merupakan bentuk kegiatan yang
dapat menyebarkan dakwah Islam. Karena menurut penulis ketiga bentuk
dakwah tersebut mampu memberikan pengaruh positif kepada jama’ah
khususnya para santri. Sehingga dakwah yang disampaikan beliau dapat
diterima dengan baik oleh jama’ah khususnya para santri untuk memahami
dan mendalami agama Islam.
Kiprah dakwah yang dilakukan KH. Mad Yasa Ilyas di Pondok
Pesanntren Darunna’im Yapia tentunya akan mampu membawa
perkembangan dakwah di masa depan. Karena dalam kegiatan dakwah
yang dilakukan beliau tentunya mendapat sambutan yang baik dari
23
Hasil wawancara pribadi dengan KH. Mad Yasa Ilyas pengasuh Pondok Pesantren
Darunna’im Yapia, Parung 07 Juli 2013.
56
masyarakat luas. Kegiatan dakwah yang dilakukan beliau nantinya akan
melahirkan nuansa baru di tengah-tengah masyarakat Islam. Dimana
nuansa baru dalam aktivitas dakwahnya beliau berusaha memberikan
kesadaran, pemahaman, pengembangan untuk jama’ah khususnya para
santri. Upaya inilah yang dilakukan beliau untuk mengembangkan dakwah
ke depan dengan menciptakan generasi-generasi yang religius yang
memimpin di masa yang akan datang.
57
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kiprah dakwah KH. Mad Yasa Ilyas di Pondok Pesantren Darunna’im
Yapia merupakan kiprah dakwah yang terbilang cukup berhasil. Karena
dalam kiprah dakwahnya beliau ikut terjun langsung mensosialisasikan
tentang ajaran Islam kepada jama’ah khususnya para santri dengan
menggunakan dakwah bil lisan (dakwah dengan lisan) pada setiap ta’lim
harian, dzikir bersama, dan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI). Selain
dakwah bil lisan, beliau juga menggunakan dakwah bil-qalam (dakwah
dengan tulisan) dengan membuat materi dakwah seperti membuat materi
khutbah yang kemudian materi khutbah itu di bagikann kepada jama’ah
khususnya para santri sebagai bahan pelatihan dakwah dan menambah
wawasan tentang ajaran Islam. Dan Selanjutnya beliau juga menyampaikan
dakwah dengan menggunakan dakwah bil-hal (dakwah dengan perbuatan
nyata) yaitu dengan memberikan pengembangan kepada jama’ah khususnya
para santri dengan memberikan berbagai pelatihan yang dimana pelatihan-
pelatihan tersebut di sesuaikan dengan program Pondok Pesantren Darunna’im
Yapia yang mampu menciptakan potensi jama’ah khususnya para santri.
Selain itu, dakwah bil hal juga di tuangkan KH. Mad Yasa Ilyas bersama
adiknya DR. KH. Ahmad Mukri Aji MA.MH dengan memajukan dan
mengembangkan pondok ini dengan mendirikan Yayasan Pendidikan Islam
Anna’imuniah (YAPIA) yang menaungi pondok ini dan lembaga-lembaga
seperti Madrasah Ibtida’iah (MI) yang berdiri pada tahun 1985, Sekolah
Menengah Pertama (SMP) yang berdiri pada tahun 1983, Raudhatul Athfal
58
(RA) yang berdiri pada tahun 1989, Madrasah Aliyah (MA) yang berdiri pada
tahun 1990, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang berdiri pada tahun
2007, Madrasah Tsanawiyah (MTs) yang berdiri pada tahun 2007, yang
berada satu atap dengan Pondok Pesantren Darunna’im Yapia. Selain itu,
beliau juga mendirikan Masjid yang berdiri pada tahun 2002, Koprasi
Pesantren (KOPONTREN) yang berdiri pada tahun 2007, Pos Kesehatan
Pesantren (POSKESREN) yang berdiri pada tahun 2002, dan Gerakan Infak
Shodaqoh (GIS) yang pada tahun 2013.
Dari usahanya mensosialisasikan ajaran Islam kepada jama’ah
khususnya para santri dengan terjun langsung menggunakan dakwah bil lisan,
dakwah bil qalam dan dakwah bil hal beliau telah berhasil memberikan
perubahan yang lebih baik kepada jama’ah khususnya para santri. Hal ini
ditinjau dari beberapa pengakuan jama’ah khususnya para santri yang
mengatakan bahwasannya kiprah dakwah KH. Mad Yasa Ilyas di Pondok
Pesantren Darunna’im Yapia sangat berhasil, karena dari kiprah dakwahnya
mampu memberikan perubahan lebih baik, dan mampu meningkatkan
pemahaman tentang ajaran Islam.
B. Saran
Kegiatan dakwah yang dilakukan KH. Mad Yasa Ilyas di Pondok
Pesantren Darunna’im Yapia nyaris sempurna. Dari segala kemampuan
khususnya menyampaikan dakwah Islam yang membuat jama’ahnya
khususnya para santri fokus mendengarkan dan memperhatikan setiap pesan
dakwahnya. Namun dalam hal ini penulis bisa memberikan saran kepada KH.
Mad Yasa Ilyas dan Pondok Pesantren Darunna’im Yapia sebagai berikut:.
59
1. Untuk KH. Mad Yasa Ilyas teruslah mengembangakan dakwah di Pondok
Pesantren Darunnaim Yapia. Dan kalau perlu melakukan kegiatan dakwah
bil hal lagi dengan membuka cabang pondok pesantren dilain tempat
sebagai salah satu tujuan untuk menciptakan kader-kader pemimpin umat
yang religius.
2. Untuk Pondok Pesantren Darunna’im Yapia selain meningkatkan IMTAQ
(iman dan taqwa) agar dapat meningkatkan juga IPTEK (ilmu
pengetahuan Teknologi) kepada para santri agar dapat bersaing di
kehidupan mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
A.Suriani, Manajemen Dakwah Dalam Kehidupan Pluralis Indonesia Ciputat :
The Media Of Sosial and Cultural Comunicationv (MSCC), 2005.
Arifin, Anwar, Dakwah Kontemporer Sebuah Studi Komunikasi, Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2011.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:
Rhineka Cipta 1998.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka, 1998.
Djumhur, Moh. Surya. Bimbingan dan Penyuluhan . Bandung : PT. Pedoman
ilmu 1975.
Dwianti, Daseva, Kiprah Dakwah Ustadz Wahfudin, Jakarta: Fidkom UIN Jakarta
2009
Fachrully, Alfarizi, Kiprah Dakwah Ustadz Drs. H. Muhammad Abdul Syukur
Yusuf Melalui Majlis Az-zikra, Jakarta:Fidkom UIN Jakarta2008.
Hasanudin, Hukum Dakwah tinjauan aspek hukum dalam berdakwah di indonsia,
Jakarta: Ilmu Jaya, 1996.
Husain Fadhlullah, Muhammad, Metodologi Dakwah Dalam Al- Qur’an Jakarta:
PT. Lentera Basritama, 1997.
Ilahi, Wahyu, Komunikasi Dakwah Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010.
Ismail, Ilyas, Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan Peradaban
islam, Jakarta: Kencana 2011.
Jubaidah, Odah, Kiprah Dakwah Dra. Hj. Lutfiah Sungkar, Jakarta:Fidkom UIN
Jakarta 2008.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan,
Jakarta : Balai Pustaka 1990.
M. Arifin, Psikologi Dakwah, Jakarta : Bulan bintang,1997
M. Quraish Shihab, Wawasan Al- Qur’an, Bandung, Mizan, 2000.
Madjid, Nurkholis, Merumuskan Kembali Tujuan Pesantren dalam Pergaulan
Dunia Pesantren, Jakarta : P3M, 1985.
Maleong, Lexi J. Metode penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2000.
Masdudi, Masdar F, Direktori Pesantren, Jakarta : P3M, 1980.
Muchsin Effendi, Faizah Psikologi Dakwah , Jakarta : Kencana, 2006.
Muhammad Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, Jakarta: Kencana,
2009.
Munir Amin, Samsul, Rekontruksi pemikiran dakwah islam, Jakarta: Amzah.
2008.
Munir Amin, Samsul,Ilmu Dakwah Jakarta: Amzah,2009.
Nazin, Moh. Metode Penelitian, Bandung: Ghalia Indonesia, 1999.
Qomar, Mujamil Pesantren Dari Transpormasi Metodologi Menuju
Demokratisasi Institusi, Jakarta: Erlangga,2002.
S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 1995.
Saputra, Wahidin, Pengantar Ilmu dakwah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2011.
Surijo,et all, Marwan, sejarah Pesantren di Indonesia, Jakarta : LP3M, 1987.
Syukir, Asmuni, Dasar – Dasar Strategi Dakwah Islam,Surabaya : Al –
Ikhlas, 1983.
Syukri Zarkasyi, Abdullah, Gontor & pembaharuan pendidikan Pesantren
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2005.
http://www.erfan.ir/53475.html
http://www.referensimakalah.com
Wawancara Dengan Pengasuh Pondok Pesantren Darunna’im Yapia
Nama : Drs. Kh. Mad Yasa Ilyas
Tanggal : 07 Juli 2013
Jabatan : Pengasuh Pondok Pesantren Darunna’im Yapia
Tempat : Kediaman Drs. KH. Mad Yasa Ilyas
Waktu : 16:00 s/d Selesai
Tanya : Bisa dicertiakan,Bagaimana latar belakang kehidupan Pak kyai?
Jawab : Saya lahir di Bogor 02 Agustus 1947 saya lahir dari keluarga sederhana,
ayah saya bernama Naimun yang bekerja sebagai pedangang di pasar dan
ibu saya bernama misna yang pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga.
Saya anak sulung dari tiga bersaudara, adik laki-laki saya bernama Dr.
KH. Ahamad Mukri aji MA. MH dan adik perempuan saya bernama
Ustadzah Hafsah. Istri saya bernama Hj. Nafsiah dan saya dikarunia oleh
allah tiga buah hati tercinta yakni A.Rouf Rahman. M.pd, Nursaidah SE.I
dan Kiki Putri. Saya merasa bangga memiliki kedua orang tua yang
sangat menjunjung tinggi ajaran Islam, sehingga ketika saya masih kecil
mereka selalu memberikan semangat dan memotivasi saya dan adik-adik
untuk bersekolah, dan mempelajari agama islam. Dan saat ini saya tinggal
di Jl. Komplek Yapia No.01 Desa Waru Jaya Kecamatan Parung
Kabupaten Bogor.
Tanya : Bisa diceritakan riwayat pendidikan Pak Kyai?
Jawab : Dahulu saya Sekolah Rakyat (SR) lulus pada tahun 1960, kemudian pada
tahun 1963 saya lulus dari Madrasah Tsanawiyah ( MTs ) Jamiatu Khoir di
Jakarta. Dan lulus dari Madrasah Aliyah (MA) Jamiatu Khoir di Jakarta
lulus pada tahun 1966. Dan pada tahun 1990 saya lulus dari perguruan
tinggi Ibnu khaldun Bogor- Jawa barat.
Tanya :Bagaimana perjalanan dakwah pak kyai dari dahulu hingga saat ini?
Jawab :Perjalanan dakwah saya penuh dengan perjuangan dimulai sejak tahun
1967. Ketika itu saya berdakwah sambil berdagang barang-barang tekstil
seperti bahan pakaian, kemudian saya dipercaya untuk menjadi seorang
guru pengajian anaka-anak,setiap malam saya memberikan pengajaran
tentang Islam kepada anak-anak. Dan dari perjalanan dakwah saya yang
cukup panjang tanpa mengenal lelah dan letih syukur alhamdulilah satu
persatu yang menjadi cita-cita yang saya inginkan dapat terwujud.
Memiliki pesantren merupakan impian terbesar saya dalam kehidupan
dengan memiliki semangat tinggi saya berjuang bersama adik saya Dr.
KH. Ahmad Mukri Aji MA.MH alhamdulilah Pondok Pesantren
Darunna’im Yapia dapat berdiri pada tanggal 12 september 1983 pondok
sederhana yang terbuat dari bilik bambu. dan alhamdulilah dengan
keistiqomahan dalam berdakwah pondok yang saya pimpin pun semakin
hari semakin berkembang pesat.
Tanya : Siapa saja yang mendukung pak kyai menjadi da’i?
Jawab : Pihak keluargalah yang mensport saya menjadi da’i seperti sekarang ini.
Terkhusus untuk kedua orang tua saya yang sangat kepingin anaknya
dapat menjadi anak yang ta’at kepada perintah Allah SWT.
Tanya : Apa visi dan misi pak kyai dalam berdakwah?
Jawab : Visi saya dalam berdakwah adalah untuk mewujudkan masyarakat yang
Islami yang tentunta beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Misi saya
dalam berdakwah adalah untuk menuntun masyarakat agar memiliki
keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Serta untuk mencerdaskan
masyarakat agar memiliki iman, ilmu dan akhlakul karimah.
Tanya : Dimana saja kiprah/ kegiatan dakwah pak kyai pada saat ini ?
Jawab : Alhamdulillah Saat ini saya masih aktif melakukan kegiatan dakwah di
berbagai tempat seperti majlis taklim- majlis taklim, masjid, Peringatan
Hari Besar Islam (PHBI) diberbagai daerah, sekolah, dan pondok
pesantren. Saat selain itu,Drs. KH. Mad Yasa Ilyas juga aktif melakukan
kiprah dakwah di bidang organsasi dan sekaligus menjadi pengurus
organisasi diantaranya Ketua Majlis Ulama Indonesia (MUI) Kec. Parung
Pengurus Ikatan pelajar Nahdatul Ulama (NU) di Kec. Parung, Pembina
Badan Kontak Majlis Taklim (BKMT), Pembina DKM dan Remaja
Masjid kec. Parung, pengurus BAZIS Kab. Bogor, Pengurus Ikatan
Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Kab. Bogor, ketua Gerakan Infaq dan
Shodaqoh (GIS) kec. Parung. Ketua Yayasan Pendidikan Islam Darunnaim
Yapia.
Tanya : Bagaimana Sejarah berdirinya Pondok pesantren Darunna’im
Yapia?
Jawab : Pondok pesantern Darun Na’im yapia berdiri tanggal 12 September
tahun 1983, pendiri pesantren ini adalah DR. KH. Mad Yasa Ilyas dan
DR. KH.Ahmad Mukri Aji MA.MH sekaligus pengasuh pondok pesantren
Darunnaim Yapia. Pesanten ini berlokasi di Desa Waru jaya Kecamatan
Parung- Kabupaten Bogor. Pesantren ini mengadopsi system KMI
(Kulliyatul Mu’alimin Al-Islamiyah), pondok modern ini mengedepankan
berbicara Arabic dan Englis. pondok modern ini Darussalam gontor
ponorogo,menjadi bagian dari sederetan anggota Pondok Alumni.
Sedangkan kurikulum KMI terdiri dari ilmu pengetahuan dan ilmu agama.
Pondok ini mempunyai ajaran yang berupa ide, nilai, dan system dan
fiilsafat hidup yang menjiwai seluruh totalitas kehidupan yang ada.selain
itu pondok pesantern modern Darunnaim yapia selalu berpengang teguh
pada panca jiwa pondok meliputi keikhlasan, kesederhanaan,kemandirian,
ukhwah islamiah dan kebebasan.
Tanya: Apa Motto Pondok Pesantren Darunna’im Yapia pak kyai?
Jawab: Pondok ini memiliki Motto yaitu “ Berdiri untuk semua golongan” Maka
di harapkan mampu menjadi perekatumat di manapun dan di daerah
manapun mereka berada.
Tanya : Apa visi dan misi pondok pesantren Darunnaim Yapia?
Jawab :Visi Sebagai lembaga pendidikan pencetak kader-kader pimpinan umat,
menjadi tempat ibadah talab al- Ilmi dan menjadi sumber pengetahuan
Islam, bahasa Al- Qur’an, dan Ilmu pengetahuan Umum, dengan tetap
berjiwa pesantren. Misi Membentuk geneerasi yang unggul menuju
terbentuknya khaira ummah. Mendidik dan mengembangkan generasi
mukmin dan mukminat yang berbudi tinggi, berbadan sehat,
berpengetahuan luas, dan berkidmat kepada masyarakat, Mengajarkan
ilmu pengetahuan agama dan umum secara seimbang menuju terbentuknya
ulama yang intelektual, dan Mewujudkan warga Negara yang
berkepribadian beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
Tanya : Kapan dilaksanakan kegiatan dakwah di Pondok Pesantren
Darunnaim yapia?
Jawab : Adapun Kegiatan rutin harian yang ada di Pondok Pesantren Darunna’im
Yapia mulai dari Pukul 04.00 – 04.30 bangun pagi dan sholat tahajud,
04.30-05-30 tartil Qur’an dan shalat shubuh berjama’ah,05.30-06.00
muhadatsah bahasa Arab dan Inggris, 06.00-07.00 Mandi, sarapan Pagi,
dan Persiapan masuk kelas, 07.00-12.30 belajar dikelas, 12.30-13.30
sholat Dzuhur berjamaah dan makan siang, 13.30-15.00 kembali belajar
dikelas,15.00-16.40 sholat Ashar berjamaah dan baca Al-Qur’an, 16.40-
17.00 eskul dan kegiatan mandiri, 17.00-17.30 persiapan berangkat
kemasjid, 17.30-18.30 tahfidzul Qur’an dan sholat Maghrib berjamaah,
18.30-19.30 makan malam,19.30-20.00 sholat Isya Berjama’ah, 20.00-22
belajar mandiri, dan 22-00-04.00 tidur ( sholat tahajud berjama’ah setiap
hari senin dan hari kamis ).
Tanya : Siapa saja yang menjadi sasaran dakwah pak kyai di Pondok
Pesantren Darunnaim yapia?
Jawab : Yang menjadi sasaran dakwah saya berdakwah di Pondok Pesantren
Darunnaim Yapia adalah Santri, Ustadz, serta masyarakat sekitar yang
menjadi sasaran saya ketika dakwah.
Tanya : Apa Alasan pak kyai berdakwah melalui Pondok Pesantren
Darunna’im Yapia?
Jawab: Alasan saya melakukan kegiatan dakwah selain untuk mencari ridha Allah
SWT, dan saya juga prihatin dengan masayarakat dilingkungan saya yang
mayoritas beragama Islam masih banyak yang belum memahami dan
mengamalkan syariat Islam. Untuk itu saya ingin menciptakan perubahan
yang lebih baik untuk diri saya pribadi maupun untuk orang lain dengan
melakukan kegiatan dakwah di pesantren. Untuk menciptakan perubahan
itu tentunya perlu melakukan berbagai usaha bagaimana supaya dakwah
saya dapat di pahami, dan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat
khususnya para santri. Usaha yang saya lakukan agar dakwah saya dapat
dipahami dan diterima masyarakat yang tentunya harus sesuai dengan
sumber hukum ajaran Islam.
Tanya : Apa saja program dakwah yang ada di Pondok Pesantren
Darunna’im Yapia?
Jawab :Program unggulan seperti Bahasa Arab dan Inggris, Program Dakwah/
Muhadarah, Program Tahsin, Tilawah dan Tahfidz Al-Quran. Program
tambahan seperti seni marawis, kerajinan dan wirausaha.
Tanya : Kapan jadwal pak kyai mengisi materi dakwah di Pondok Pesantren
Darunna’im Yapia?
Jawab : Saya mengisi materi setiap kegiatan ta’lim harian. Seperti hari selasa Jam
16:00 WIB mengisi materi sahwu shorop seperti kitab Jurumiah. Setiap
hari Kamis Jam 16:00 WIB mengisi materi dari kitab-kitab seperti
Safinah Setiap hari Jumat jam 16:00 Drs. KH. Mad Yasa Ilyas mengisi
materi tentang akhlak dari kitab-kitab seperti Akhlak Kulibanin Setiap Hari
Jum’at jam 16:00 WIB mengajarkan Qiroatul Qur’an. Dzikir bersama
setiap malam jum’at dan setiap bulan, Dan peringatan Hari Besar Islam
(PHBI) setiap momentnya tiba.
Tanya: Apakah Pondok Pesantren Darunna’im Yapia suka mengadakan
Peringatan Hari Besar Islam pak kyai?
Jawab: Pondok ini sering mengadakan Peringatan Hari Besar Islam seperti
Peringatan Nujulul Qur’an pada tanggal 17 Ramadhan . Peringatan Maulid
Nabi Muhammad Saw, Peringatan Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW,
Dan Peringatan 1 Muharram setiap momentnya tiba.
Tanya : Metode dakwah seperti apa yang disampaikan pak kyai ketika
berdakwah di pondok pesantren darunnaim yapia?
Jawab : Metode yang saya gunakan metode umum yang banyak digunakan pula
oleh da’i-da’i lain seperti ceramah dan metode tanya jawab. Dan dalam
berdakwah saya juga menggunakan metode dakwah yang terdapat Al-
Qur’an dan Al- Hadist, jadi apa yang disampaikan sudah jelas ada
rujukannya, agar mad’u dapat mudah mengerti dan mudah memahami.
Tanya : Apa hasil dari kegiatan dakwah pak kyai selama Berkiprah
Dipondok Darunna’im Yapia?
Jawab : Selama saya melakukan kegiatan dakwah alhamdulilah masyarakat atau
santri yang saya dakwahi dapat melaksanakan apa yang diperintahkan oleh
agama, serta dapat meningkat ilmu pengetahuan agama islam khususnya.
Selain itu juga, yang menjadi hasil dakwah saya adalah banyak dari murid-
murid yang mengikuti jejak saya menjadi seorang pendakwah, ulama, guru
dan lain-lain. Serta alhamdulilah pondok yang saya pimpin juga
mengalami perkembangan yang sangat pesat dengan bertambahnya
lembaga pendidikan islam diantaranya dengan mendirikan lembaga
pendidikan islam formal Sekolah Menengah Pertama (SMP) 1983,
Madrasah Ibtida’iah (MI) 1985, seperti Raudhatul Athfal (RA)1989,
Madrasah Aliyah (MA)1990, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 2007
dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) 2007 yang berada di dalam Pondok
Pesantren Darunna’im Yapia. Selain itu, Drs. KH. Mad Yasa Ilyas juga
mendirikan Masjid pada tahun 2002, Koprasi Pesantren (KAPONTREN)
2007, Pos Kesehatan Pesantren (POSKESREN) 2002, dan Gerakan Infak
Shodaqoh (GIS) 2013. Luas tanah yang awalnya 500 M sekarang menjadi
3 hektar. Alhamdulilah.
Tanya: Apa faktor pendukung dan penghambat berdakwah di Pondok
Pesantren Darunnaim Yapia?
Jawab : Yang menjadi paktor pendukung berdakwah di Pondok Pesantren
Darunnnaim Yapia adalah sarana dan prasarana yang memadai, seperti
halnya masyarakat sangat antusias dalam mengikuti pengajian yang rutin
dilaksanakan pada setiap bulannya, dan masyarakat sangat mendukung
program-program yang dibuat oleh pondok pesantren seperti bantuan-
bantuan yang dibuat untuk membantu faqir miskin dan yatim setiap
Ramadahan dan Muharram, sehingga dengan adanya kerjasama dari pihak
pesantren dan masyarakat program-program pun dapat berjalan dengan
lancar.Kemudian yang menjadi faktor pengambatnya adalah hanya sarana
dan prasarana yang kurang mendukung seperti perlengakapan yang belum
memadai, mengakibatkan hambatan dalam setiap kegiatan di Pondok
Pesantren Darunnaim Yapia. Dan psikologi santri yang berbeda juga
mengakibatkan hambatan dalam menyampaikan dakwah.
Wawancara Dengan Pengurus Merangkap Pengajar Pondok Pesantren
Darunna’im Yapia
Nama : Ustadz. M. Rusdi
TTL : Bogor 12 Mei 1987,
Jabatan : Pembina OSIS
Tempat : Pondok Pesantren Darunna’im Yapia
Tanggal : 09 Juli 2013
Tanya : Sejak kapan Ustadz mengenal Pak KH. Mad Yasa Ilyas?
Jawab : Saya Sudah lama saya kenal dengan Abi, Semenjak saya pesantren disini enam
tahun.
Tanya : Sudah berapa lama Ustadz menjadi pengurus di pesantren ini?
Jawab : Sekarang memasuki tahun keenam.
Tanya : Apa panggilan khas untuk Pak KH. Mad Yasa Ilyas?
Jawab : Dari dahulu hingga saat ini saya memanggil Abi
Tanya : Bagimana pendapat Ustadz tentang sosok Pak KH. Mad Yasa Ilyas?
Jawab : Menurut saya abi sosok yang baik, tegas, bijaksana, disiplin, konsisten, suka
membantu sesama, dan mau berbagi ilmu.
Tanya : Apakah yang ustadz sukai dari penyampaian dakwah Pak KH. Mad Yasa
Ilyas?
Jawab : Abi penyampaian dakwahnya jelas, selalu merujuk kepada Al-Qur’an,
sistematis,humoris, dan suka menyelipkan cerita Islami yang memotivasi
untuk lebih baik.
Tanya : Tanggapan Ustadz tentang kegiatan dakwah Pak KH. Mad Yasa Ilyas di
Pondok Pesantren Darunna’im Yapia?
Jawab : Kegiatan dakwah abi di Pondok Pesantren Darunna’im Yapia sangat
membimbing dan mendidik jama’ahnya. Karena dalam kegiatan dakwahnya
beliau selalu berusaha memberikan pemahaman tentang ajaran Islam
Tanya: Apa Pesan yang Seering di sampaikan Pak KH. Mad Yasa Ilyas kepada
ustadz dalam setiap kegiatan dakwahnya melalui kegiatan dakwahnya?
Jawab: Abi Sering berpesan kepada saya maupun kepada yang lain untuk selalu
Istiqomah untuk berada dijalan Allah SWT. Tanamkan terus kebaikan, karna
kebaikanlah yang akan membahagiakan mu di kemudian hari, dan Abi juga
berpesan untuk terus meningkatkan Ibadah kepada Allah SWT agar mendapat
kebahagian dunia dan akhirat.
Pewawancara Terwawancara
Angga Ustadz Rusdi
Wawancara Dengan Pengurus merangkap Pengajar Pondok Pesantren
Darunna’im Yapia
Nama : Ustadz. Miftahuidin
Jabatan : Kedisiplinan dan Guru Tahfidz Qur’an
Tempat : Pondok Pesantren Darunna’im Yapia
Tanggal : 14 Juli 2013
Tanya : Sejak kapan Ustadz mengenal Pak KH. Mad Yasa Ilyas?
Jawab : Sebelum saya mengajar disini saya sudah mengenal abi dari kaka ipar saya.
Tanya : Sudah berapa lama Ustadz menjadi pengurus di pesantren ini?
Jawab : Memasuki tahun ke tiga sekarang.
Tanya : Apa panggilan khas untuk Pak KH. Mad Yasa Ilyas?
Jawab : Di pesantren pengurus, pengajar, santri memanggil pak kyai dengan sebutan
Abi.
Tanya : Bagimana pendapat Ustadz tentang sosok Pak KH. Mad Yasa Ilyas?
Jawab : Cerdas, baik, mudah bergaul dengan siapapun, dan sederhana.
Tanya : Apa yang ustadz sukai dari penyampaian dakwah Pak KH. Mad Yasa
Ilyas?
Jawab : Penyampaian dakwahnya sangat energik,sumber materi dakwahnya jelas
merujuk pada Al-Qur’an dan Al-Hadist.
Tanya : Tanggapan ustadz tentang kegiatan dakwah Pak KH. Mad Yasa Ilyas di
Pondok Pesantren Darunna’im Yapia?
Jawab : Kegiatan dakwah abi melalui Pondok Pesantren Darunna’im Yapia merupakan
kegiatan dakwah yang sangat bermanfaat, Karena dalam kegiatannya
dakwahnya di Pondok Pesantren Darunna’im abi secara khusus menuntun
jama’ah khususnya para santri untuk selalu berada di jalan Allah SWT’
Tanya: Apa pesan yang diberikan Pak KH. Mad Yasa Ilyas kepada Ustadz melalui
kegiatan dakwahnya di Pondok Pesantren Darunna’im Yapia?
Jawab: Abi selalu memberikan pesan dalam setiap penyampaian dakwahnya untuk
terus menanam kebaikan, konsisten dalam segala hal, meningkatkan kualitas
ibadah dan lain-lain sebagainya.
Pewawancara Terwawancara
Angga Ustadz Miftahudin
Wawancara Dengan Pengurus Merangkap Pengajar Pondok Pesantren
Darunna’im Yapia
Nama : Ustadz . Ahmad Efendi
Jabatan : Kesiswaan/Kesantrian
Tempat : Pondok Pesantren Darunna’im Yapia
Hari/Tanggal : 14 Juli 2013
Tanya : Sejak kapan Ustadz mengenal Pak KH. Mad Yasa Ilyas?
Jawab : Saya mengenal abi sejak saya mulai mengajar di Pondok Pesantren
Darunna’im Yapia pada tahun 2010.
Tanya : Sudah berapa lama Ustadz menjadi pengurus di pesantren ini?
Jawab : hampir berjalan lima tahun saya menjadi pengurus dan pengajar di pondok ini.
Tanya : Apa panggilan khas untuk Pak KH. Mad Yasa Ilyas?
Jawab : Abi
Tanya : Bagimana pendapat Ustadz tentang sosok Pak KH. Mad Yasa Ilyas?
Jawab : .Abi sosok da’i yang mau berjuang, punya semangat yang kuat, sabar dan
pantang menyerah dalam berdakwah, akhirnya semua dapat berjalan dengan
lancar dan mendapatkan hasil dakwahnya dapat bermanfaat bagi banyak orang.
Tanya : Apa yang ustadz sukai dari penyampaian dakwah Pak KH. Mad Yasa
Ilyas?
Jawab : Yang saya sukai dari Penyampaian dakwah abi selalu menggunakan sumber
yang jelas dari Al-Qur’an dan Al-Hadist, pembawaannya pun sangat
komunikatif.
Tanya : Tanggapan anda tentang kegiatan dakwah Pak KH. Mad Yasa Ilyas di
Pondok Pesantren Darunna’im Yapia?
Jawab : Kegiatan dakwah KH. Mad Yasa Ilyas di Pondok Pesantren Darunna’im Yapia
merupakan kegiatan dakwah yang sangat efektif. Karena dalam kegaitan
dakwah di Pondok Pesantren beliau berupaya untuk merangkul khalayak luas
untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan cara pelan-pelan
dan sabar tanpa adanya unsur paksaan.
Tanya: Apa pesan yang sering di sampaikan Pak KH. Mad Yasa Ilyas dalam
setiap kegiatan dakwahnya di Pondok Pesantren Darunna’im Yapia?
Jawab : Abi sering berpesan kepada saya dan pengurus yang lain untuk teruslah
menanam kebaikan di dalam segala hal.
Pewawancara Terwawancara
Angga Ustadz Ahmad Efendi
Wawancara dengan Santri Pondok Pesantren Darunna’im Yapia
Nama : M.Fauzan
Jabatan : Ketua Organisasi Pelajar Pesantren MTs Darunna’im (OPPMD)
Tempat : Pondok Pesantren Darunna’im Yapia
Tanggal : 14 Juli 2013
Tanya : Sejak kapan ade mengenal Pak KH. Mad Yasa Ilyas ?
Jawab : Sejak masuk Pondok Pesantren Darunna’im Yapia.
Tanya : Apa panggilan khas untuk Pak KH. Mad Yasa Ilyas?
Jawab : Kami biasa memanggil dengan sebutan Abi.
Tanya :Bagimana pendapat ade tentang sosok Pak KH. Mad Yasa Ilyas?
Jawab : Abi dikenal sebagai da’i yang memiliki kepribadiannya yang baik, ramah,
dekat dengan jama’ah.
Tanya : Apa yang ade sukai dari penyampaikan dakwah Pak KH. Mad Yasa
Ilyas?
Jawab : Penyampaian dakwah abi sangat berintraksi dengan jamaa’ah sehingga
dakwahnya tidak membosankan.
Tanya : Bagaimana Tanggapan ade tentang kegiatan dakwah Pak KH. Mad Yasa
Ilyas di Pondok Pesantren Darunna’im Yapia?
Jawab : Kegiatan abi membimbing kami untuk dapat memahami ajaran Islam melalui
kegiatan yang ada di pondok pesantren.
Tanya : Pesan apa yang sering disampaikan Pak KH. Mad Yasa Ilyas pada ade
dalam setiap kegiatan dakwahnya?
Jawab : Abi memberi pesan kepada kami untuk untuk terus belajar dan meningkatkan
Ibadah kepada Allah SWT agar mendapat kebahagiaan.
Pewawancara Terwawancara
Angga M. Fauzan
Wawancara dengan Santriawan Pondok Pesantren Darunna’im Yapia
Nama : Apri Supriatna
Jabatan : Anggota OPPMD
Tempat : Pondok Pesantren Darunna’im Yapia
Tanggal : 14 Juli 2013
Tanya : Sejak kapan ade mengenal Pak KH. Mad Yasa Ilyas?
Jawab : Sejak awal masuk Pondok Pesantren Darunna’im Yapia.
Tanya : Apa panggilan khas untuk Pak KH. Mad Yasa Ilyas?
Jawab : Biasa si dipanggil abi oleh para santri.
Tanya : Bagimana pendapat ade tentang sosok Pak KH. Mad Yasa Ilyas?
Jawab : Sosoknya baik, mau berbagi ilmu dan disiplin dalam segala hal. Seperti ketika
mengajar abi sangat disiplin masalah waktu abi selalu datang tepat pada
waktunya.
Tanya : Apa yang ade sukai dari penyampaian dakwah Pak KH. Mad Yasa Ilyas?
Jawab :Dalam penyampaian dakwahnya abi membawakannya tidak keras tapi tegas,
dan selalu menyelipkan cerita-cerita Islami di sela-sela dakwahnya.
Tanya : Tanggapan ade tentang kegiatan dakwah Pak KH. Mad Yasa Ilyas di
Pondok Pesantren Darunna’im Yapia?
Jawab : Dalam kegiatan dakwahnya sangat berhasil, karena abi selalu turun langsung
dalam menyampaikan dakwah. Kegiatan dakwahnya sangat menuntun jama’ah
khususnya para santri untuk berada di jalan Allah SWT.
Tanya : Apa pesan yang sering di sampaikan Pak KH. Mad Yasa Ilyas kepada
ade dalam setiap kegiatan dakwahnya melalui Pondok Pesantren
Darunna’im Yapia?
Jawab : Abi sering memberikan pesan kepada kami perbanyaklah berbuat kebaikan,
karna kebaikan itu akan membawa kepada kebahagiaan.
Pewawancara Terwawancara
Angga Apri Supriatna
Wawancara dengan Santriawan Pondok Pesantren Darunna’im Yapia
Nama : Arya Rivaldi
Jabatan : OPPMD
Tempat : Pondok Pesantren Darunna’im Yapia
Tanggal : 14 Juli 2013
Tanya : Sejak kapan ade mengenal Pak KH. Mad Yasa Ilyas?
Jawab : Ketika masuk Pondok Pesantren Darunna’im Yapia saya mengenal abi.
Tanya : Apa panggilan khas untuk Pak KH. Mad Yasa Ilyas?
Jawab : Santri-santri disini memanggil dengan sebutan Abi
Tanya : Bagimana pendapat anda tentang sosok Pak KH. Mad Yasa Ilyas?
Jawab : Sosok abi ramah, dekat dengan jama’ah.
Tanya : Apa yang ade sukai dari penyampaian dakwah Pak KH. Mad Yasa Ilyas?
Jawab : Dalam membawakan dakwah abi selalu membawakannya dengan energik,
selalu memberikan nasihat dan motivasi dalam pesan dakwahnya.
Tanya : Tanggapan ade tentang kegiatan dakwah Pak KH. Mad Yasa Ilyas di
Pondok Pesantren Darunna’im Yapia?
Jawab : Kegiatan dakwah abi melalui pondok pesantren ini membawa pencerahan,
Karena kegiatannya mengajak untuk jama’ah khususnya para santri untuk lebih
mendalami Islam.
Tanya : Apa Pesan yang sering disampaikan Pak KH. Mad Yasa Ilyas kepada ade
dalam setiap kegiatan dakwahnya?
Jawab : Pesannya ilmu-ilmu yang sudah diberikan agar diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari khususnya ibadah kepada Allah SWT.
Pewawancara Terwawancara
Angga Arya Rivaldi
Wawancara dengan Santriawan Pondok Pesantren Darunna’im Yapia
Nama : M. Zaini
Jabatan : Organisasi Pelajar MTs Darunna’im (OPMD/OSIS)
Tempat : Pondok Pesantren Darunna’im Yapia
Tanggal : 8 September 2013
Tanya : Sejak kapan ade mengenal Pak KH. Mad Yasa Ilyas?
Jawab : Sejak masuk Pondok Pesantren Darunna’im Yapia
Tanya : Apa panggilan khas untuk Pak KH. Mad Yasa Ilyas?
Jawab : Santri di pesantren semuanya memanggil Abi
Tanya : Bagimana pendapat ade tentang sosok Pak KH. Mad Yasa Ilyas?
Jawab : sosok abi baik, tegas, disiplin dan suka menolong sesama.
Tanya : Apa yang ade sukai dari penyampaian dakwah Pak KH. Mad Yasa Ilyas?
Jawab : Yang saya sukai dari penyampaian dakwahnya abi menggunakan bahasa-
bahasa yang sederhana yang mudah untuk dipahami, dan selalu menyelipkan al-
qur’an dan al-hadist dalam penyampaian dakwahnya.
Tanya : Tanggapan ade tentang kegiatan dakwah Pak KH. Mad Yasa Ilyas di
Pondok Pesantren Darunna’im Yapia?
Jawab : Kegiatan dakwah abi melalui pesantren menurut saya pada intinya ingin
mengajak kepada perubahan yang lebih baik dari sebelumnya. Perubahan lebih
baiknya adalah lebih meningkatnya pemahaman agama Islam dari sebelumnya.
Tanya : Apa pesan yang sering di sampaikan Pak KH. Mad Yasa Ilyas kepada ade
dalam setiap kegiatan dakwahnya?
Jawab : Beribadah yang rajin, belajar yang giat agar apa yang di cita-citakan dapat
terwujud.
Pewawancara Terwawancara
Angga M. Zaini
Wawancara dengan Santriawan Pondok Pesantren Darunna’im Yapia
Nama : Alan Maulana
Jabatan : OPMD
Tempat : Pondok Pesantren Darunna’im Yapia
Tanggal : 8 September 2013
Tanya : Sejak kapan ade mengenal Pak KH. Mad Yasa Ilyas?
Jawab : Sejak masuk Pondok Pesantren Darunna’im Yapia
Tanya : Apa panggilan khas untuk Pak KH. Mad Yasa Ilyas?
Jawab : Kalau di pesantren khasnya di panggil Abi
Tanya : Bagimana pendapat ade tentang sosok Pak KH. Mad Yasa Ilyas?
Jawab : Baik, suka memberikan nasihat dan disiplin sekali dalam masalah waktu.
Tanya : Apa yang ade sukai dari penyampaian dakwah Pak KH. Mad Yasa Ilyas?
Jawab : Saya suka. Dakwahnya sangat energik, pesan dakwahnya mudah dipahami dan
membawakannya dengan suara yang lantang.
Tanya : Tanggapan ade tentang kegiatan dakwah Pak KH. Mad Yasa Ilyas di
Pondok Pesantren Darunna’im Yapia?
Jawab : Kegiatan dakwah abi sangat mendidik dan sangat memberikan pencerahan
kepada kami untuk mengetahui tentang agama Allah SWT.
Tanya :Apa pesan yang sering di sampaikan Pak KH. Mad Yasa Ilyas kepada ade
dalam setiap kegiatan dakwahnya?
Jawab : Semangat di dalam belajar dan semangat beribadah untuk mendapat ridha
Allah SWT.
Pewawancara Terwawancara
Angga Alan Maulana
Wawancara dengan Santriwati Pondok Pesantren Darunna’im Yapia
Nama : Indri Kartika
Jabatan : Sekertaris OPPMD
Tempat : Pondok Pesantren Darunna’im Yapia
Hari/Tanggal : 8 September 2013
Tanya : Sejak kapan ade mengenal Pak KH. Mad Yasa Ilyas?
Jawab : Sejak masuk Pondok Pesantren Darunna’im Yapia
Tanya : Apa panggilan khas untuk Pak KH. Mad Yasa Ilyas?
Jawab : Panggilan khas kalau di pesantren di panggil Abi
Tanya : Bagimana pendapat ade tentang sosok Pak KH. Mad Yasa Ilyas?
Jawab : Abi sosok yang baik, suka membantu sesama dan mau berbagi ilmu.
Tanya : Apa yang ade sukai dari penyampaian dakwah Pak KH. Mad Yasa Ilyas?
Jawab : Penyampaian Dakwahnya sangat komunikatif kepada jama’ah, dan selalu
memberikan motivasi untuk lebih baik.
Tanya : Tanggapan ade tentang kegiatan dakwah Pak KH. Mad Yasa Ilyas di
Pondok Pesantren Darunna’im Yapia?
Jawab : Kegiatan dakwah mengajak kepada kebaikan.
Tanya: Apa pesan yang sering diberikan Pak Kyai kepada ade dalam setiap
kegiatan dakwahnya melalui pondok Pesantren Darunna’im Yapia?
Jawab : Pesannya berupa nasihat-nasihat yang positif seperti tingkatkan ibadah,
banyak belajar agar bisa meraih kesukesan dunia dan akhirat.
Pewawancara Terwawancara
Angga Indri Kartika
Wawancara dengan Santriwati Pondok Pesantren Darunna’im Yapia
Nama : Putri Dairus Wati
Jabatan : Anggota OPPMD
Tempat : Pondok Pesantren Darunna’im Yapia
Tanggal : 8 September 2013
Tanya : Sejak kapan ade mengenal Pak Kyai?
Jawab : Sejak masuk Pondok Pesantren Darunna’im Yapia
Tanya : Apa panggilan khas untuk Pak Kyai?
Jawab : Kalau kami di pesantren memanggil Abi
Tanya : Bagimana pendapat ade tentang sosok Pak Kyai?
Jawab : Abi baik, ramah, tidak sombong, disiplin, dan mau berbagi ilmu.
Tanya : Apa yang ade sukai dari penyampaian dakwah Pak Kyai?
Jawab : Dalam menyampaikan dakwahnya semangat, dan penyampaian dakwahnya
pun merujuk kepada sumber yaitu Al-qur’an dan Al-Hadist.
Tanya : Tanggapan ade tentang kegiatan dakwah Pak Kyai melalui Pondok
Pesantren Darunna’im Yapia?
Jawab : Kegiatan dakwahnya sangat baik, karena dalam kegiatannya abi memotivasi
jama’ahnya untuk selalu berada di jalan Allah SWT.
Tanya: Apa pesan yang sering di sampaikan Pak Kyai kepada ade dalam setiap
kegiatan dakwahnya melalui pondok Pesantren Darunna’im Yapia?
Jawab : Abi selalu berpesan untuk banyak-banyak lah berbuat kebaikan, karena dari
kebaikan itu nanti akan menghasilkan kebahagian di kemudian hari.
Pewawancara Terwawancara
Angga Putri Dairus Wati
Wawancara dengan Santriwati Pondok Pesantren Darunna’im Yapia
Nama : Erni Safitri
Jabatan : Anggota OPPMD
Tempat : Pondok Pesantren Darunna’im Yapia
Tanggal : 8 September 2013
Tanya : Sejak kapan ade mengenal Pak KH. Mad Yasa Ilyas?
Jawab : Setelah Pondok Pesantren Darunna’im Yapia Saya mengenal Abi.
Tanya : Apa panggilan khas untuk Pak KH. Mad Yasa Ilyas?
Jawab : Kalau pesantren khasnya para santri memanggil dengan sebutan Abi
Tanya : Bagimana pendapat ade tentang sosok Pak KH. Mad Yasa Ilyas?
Jawab : Sosok Abi menurut pendapat saya adalah sosok yang tegas, disiplin dan
mudah bergaul dengan sesama.
Tanya : Apa yang ade sukai dengan cara penyampaian dakwah Pak KH. Mad
Yasa Ilyas?
Jawab : Penyampaiannya mudah di pahami, selalu menyelipkan cerita-cerita Islami di
penyampaian dakwahnya.
Tanya :Tanggapan ade tentang kegiatan dakwah Pak KH. Mad Yasa Ilyas di
Pondok Pesantren Darunna’im Yapia?
Jawab : Menurut saya kegiatan dakwah abi sangat membimbing jama’ah untuk bisa
lebih baik dari sebelumnya.
Tanya : Apa pesan yang sering di sampaikan Pak KH. Mad Yasa Ilyas dalam
setiap kegiatan dakwahnya di pondok Pesantren Darunna’im Yapia?
Jawab : Pesan dari abi menyuruh untuk banyak belajar dan beribadah kepada Allah.
Pewawancara Terwawancara
Angga Erni Safitri
Wawancara dengan Santriwati Pondok Pesantren Darunna’im Yapia
Nama : Iki Jahkia
Jabatan : Anggota OPMD
Tempat : Pondok Pesantren Darunna’im Yapia
Tanggal : 08 September 2013
Tanya : Sejak kapan ade mengenal Pak KH. Mad Yasa Ilyas?
Jawab : Sejak masuk Pondok Pesantren Darunna’im Yapia
Tanya : Apa panggilan khas untuk Pak KH. Mad Yasa Ilyas?
Jawab : Panggilan khasnya abi
Tanya : Bagimana pendapat ade tentang sosok Pak KH. Mad Yasa Ilyas?
Jawab : Abi sosok yang memiliki jiwa sosial yang sangat tinggi, dan sosok yang mau
berbagi ilmu.
Tanya : Apa yang ade sukai dari penyampaian dakwah Pak KH. Mad Yasa
Ilyas?
Jawab : Penyampaian dakwahnya selalu merujuk kepada Al-qur’an dan Al-Hadist,
sehingga jelas dan mudah untuk dipahami.
Tanya : Tanggapan ade tentang kegiatan dakwah Pak KH. Mad Yasa Ilyas di
Pondok Pesantren Darunna’im Yapia?
Jawab : Kegiatan dakwahnya mengajak untuk memahami dan mengamalkan ajaran
Islam.
Tanya : Apa pesan apa yang sering di sampaikan Pak KH. Mad Yasa Ilyas kepada
ade dalam setiap kegiatan dakwahnya di pondok Pesantren Darunna’im
Yapia?
Jawab : Pesan yang sering di sampaikan yaitu tingkatkan ibadah kepada Allah SWT.
Pewawancara Terwawancara
Angga Iki Jahkia
/2AL4
KAIFIAT KHUTBAH JUMAT
OLEH : DRS. KH. MAD YASA ILYAS
RT]KI]N DUA KHUTBAIT JUM'AII . Mengucapkan puj i-pujian kepada Allah2. Membaca salawat atas Rasululhb SAW3. Mengucapkan syahadat sabda Rasulullah saw :
("rl".dr:-l ar9 e6+Jl l$S,r{! diir ta+ ud rrl.r iEArtinya:Iiap-AqtHoebahyatqtidak^da4nh,vanqna't^rdhseprtitanganyang terptorg"(Riwayat Ahrnad dan Abu Dawud)
4. Berwasiat (bernasihat)5. Membaca ayatAl-qur'an pada salah satu dari.kedua khotbah
Sabda Rasulullah SAW:c+l lJ1.; Ct3J"i,ll ,a; uJ+'^, l-1! .,.t-r, aLr lto irt & il cJr-._: olS cls ;* (JJJ Jj+ 09
ftte.lrJ) ti.l, ",Litt
_j3+,Artinya: Dari Jobir bin fumurah ia berktta, "Ras-ulullah sawt:hutfuh sanbil berdiri,beliau &t&* diantara kc&ta4n, lalu beliau nenbacalanbefurqa alnt Al-Qur'an,ttcnperingatkaa dan memperlalui naarsta " (Riwaya Muslim)
6. Berdo'a untuk mukminin dan mukminat pada khutbah kedua-
L9/03/20L4
I
SYARAT DUAKIIUTBAH
l. Kedua l(hutbah ituhendaklah dimulai sesudah tergelincirmatahari
2. Sewaktu berkhutbah hendaklah berdiri jika manipu3. Khotib hendaklah duduk diantara dua khotbah
4. Hendaklah dengan srxua yang keras kira-kira Grdengaroleh janra'ah
5. Hendaklah berturut-turut baik rukun" jarak keduany4rnaupunjarak antara keduanya dengan salat
6. Khotib hendaklah suci dari hadas dan najis7. Khatib hendaklah menutup awattrya
SUNAT YANG BEITSANGKUTAN DEI{GAI{ KHOTBAII
l. Khutbah itu hendaknya dilahrkan di atas rnimbar ataudi tempatyang tinggi
2. Khutbah itu diucapkan dengan kalimat yang fasih,terang, mudah difrhami, sederhana" tidak terlatupaqiang dan tidak pula terlalu pendek.
3. Khotib hendaklah menghadap oftrng banyak janganberputar-putar
4. Membaca surat Al-Ikhlas sewaktu duduk di antara duakhotbah.
5. Menertibkan tiga rukun, yaitu mulai dengan puji-pujian,kemudian salawat atas nabi saw., lalu berwasiat(memberi nasihat) selain itu tidak ada tertib.
L91,
IANJUTAN....
6. Pendengar hendaklah diam serta memperhatikan
khutbah. Banyak ulama mengatakan bahwa haram bercakap-
cakap ketika mendengarkan khutbah.
Sabda Rasulullah saw..
i::;,'?6 L;t',u:)!)'.I€,!,.* &, rJ, .,il.& -*q,61a,u-1^.,+r cr(a-j.;+!t'lrJ) .'i{.l.it .iB!.uvr;
Artinya : Dari Abi Hurairch, Bahu,usanya Rasulullah sat., telah ber(ata,"Apobila engkou katakan dian kepada temctnmu pada hari jum'qt sewalcfitimam berklutbah maka sesungguhnya engkau telah menghapus pahala salatjum' atmu ". (Rirvayd Bul*rori)
7. Khatib hendaklah mernberi salam
8. Khatib hendalcrya duduk di atas mimbar setelah memberisalam, dan sesudah duduk itulah azan dikum
KHUTBAH JUM’AT
OLEH Drs. KH. Mad Yasa Ilyas
سئبد أ ب فس س أ شش ر ثبهلل ع سزغفش سزع ذ ح ذ هلل اىح إ ذ ب بى ع
ى بد ضيو فال ضو ى اهلل فال ى سس ذا عجذ ح ذ أ أش إال اهلل ال إى ذ أ أش
اىذ إى ثئحسب رجع أصحبث عي آى ذ ح عي سي صو .اىي
ا ارقا اهلل حق رقبر آ ب اىز بأ سي ز أ إال ر ال ر
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas curahan
rahmat, karunia, nikmat dan inayah-Nya Alhamdulillah pada siang ini kita dapat
melaksanakan shalat jum’at di masjid yang mulia ini. Sholawat dan salam, semoga
selalu dicurahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad Saw. Yang telah
mengeluarkan umat manusia dari gelap gulita menuju cahaya kebenaran Ilahi, yaitu
agama Islam.
Hadirin Jama’ah Jum’at Rohimakumullah
Pada Kesempatan kali ini khotib ingin mengajak kepada diri khotib khususnya
dan umumnya untuk kaum muslimin untuk meningkatkan ketaqwaan kita kepada
Allah SWT. Taqwa dalam arti mengerjakan apa yang dipertintahkan Allah SWT, dan
menjauhi segala apa yang dilarang oleh Allah SWT.
Hadirin Jama’ah Jum’at Rohimakumullah
Pada kesempatan kali ini khotib ingin menyampaikan khutbah yang bertema
tentang memahami hakikat Ibadah. Syaikhul Ibnu Tamiyah memberikan pandangan
tentang Ibadah secara luas dan dalam. Menurutnya arti ibadah menurut bahasa adalah
taat dan tunduk secara maksimal. Pandangan ibnu Taimiyah bahwasaanya ―ibadah
adalah nama yang mencakup segala sesuatu yang dicintai dan diridhoi Allah
SWT.Baik yang berupa perkataan maupun perbuatan yang dzhahir maupun yang
batin”. Maka dari itu Allah SWT menciptakan jin dan masnusia melainkan untuk
beribadah kepadanya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Qs. Adz-Dzariyat
ayat:56
Artinya: ―Dan Aku tidak menciptkan jin dan manusia melainkan supaya
mereka menyembahku.” (Qs. Adz-Dzariyat:56)
Dengan demikan jelaslah bagi kita bahwa ibadah adalah atau menyembah
kepada Allah SWT adalah tugas pokok dalam kehidupan manusia di dunia ini. Ibadah
harus dilakukan sesuai dengan ketentuna syariat, secara tulus ikhlas demi mengabdi
kepada Allah dengan penuh kecintaan kepadanya.
Hadirin Jama’ah Jum’at Rohimakumullah
Agama Islam mensyariatkan beberapa bentuk ibadah ritual yang selalu kita
lakukan bersama. Ada Ibadah harian, mingguan bulanan atau tahunan dan adapula
bentuk ibadah yang wajib dilakukan sekali seumur hidup. Ibadah harian contohnya
shalat wajib lima waktu,ibadah mingguan contohnya shalat jum’at, dan yang bersifat
bulanan atau tahunan misalnya puasa bulan ramadhan, shalat Idul Fitri, Shalat Idul
Adha. Dan adapula yang wajib sekali seumur hidup yaitu ibadah haji bagi yang
mampu. Selain dari pada itu, masih banyak bentuk –bentuk ibadah lain yang sifatnya
tidak terikat oleh waktu. Seperti dziqir, baca al-qur’an, beramal shaleh, dan masih
banyak lagi ibadah-ibadah lainnya.
Perlu diingat bahwasannya ibadah yang kita lakukan bukanlah kepentingan
Allah, melainkan untuk kepentingan kita sendiri. Betapapun seluruh manusia dan jin
itu berpaling dan tidak mau menyembah kepada Allah SWT, Allah tidak akan mau
merugi dan tidak akan mengurangi kemuliannya. Pujian manusia kepada yang
dipanjatkan kepada Allah tidak akan menambah kekuasaanya. Dan keingkaran
manusia atas Allah juga tidak akan mengurangi kekuasaanya. Sebab, allah yang
memiliki segalanya, maha kaya, Allah tidak membutuhkan hambanya, namun
hambanyalah yang akan membutuhkan kemurahannya.
Hadirin Jama’ah Jum’at Rohimakumullah
Allah adalah dzat yang maha pengasih, maha pemurah dan penyayang yang
tidak akan menyuruh hambanya berbuat sesuatu, melainkan didalamnya ada kebaikan
dan kemaslahatan bagi hamba itu sendiri. Setiap perbuatan yang dilakukan manusia
baik yang baik mupun yang buruk tidak berimplikasi apapun kepada Allah SWT,
tetapi semua itu akan kembali dan diperhitungkan buat manusia itu
sendiri.Sebagaiman Allah SWT berfirman dalam surat Fushilat ayat 46:
Artinya:‖ Barang siapa yang mengerjakan amal shaleh, maka pahalanya untuk dirinya sendiri.
Dan barang siapa yang berbuat jahat, maka dosanya atas dirinya sendiri, dan sekali-kali
tidaklah tuhanmu menganiaya hamba-hambanya‖. (Qs. Fushilat:46).
Hadirin Jama’ah Jum’at Rohimakumullah
Semoga kita mampu menjalani dan mengisi sisa kehidupan ini dengan
pengabdian kepada Allah SWT. Secara tulus Ikhlas karena cinta Kepadanya sehingga
kita selalu mendapatkan rahmat, anugrah, dan ridhanya dunia dan akhirat. Amin
اىزمش اى ابد ب ف ث بم إ فع ، اىعظ ف اىقشآ ىن ه ثبسك اهلل ى . أق حن
أسزغفش اهلل زا ى ق
بد فبس سي اى سي ىسبئش اى ىن ى اىعظ س اىشح اىغف إ زغفش
Akhir dari khutbah kedua :
س ب فس س أ شش عر ثبهلل سزغفش سزع ذ ح ذ ىي اىح إ ب، بى ئبد أع
ضو اهلل فال ذ ى بد ضيو فال ى ذ . أش ل ى ال شش حذ إال اهلل ال إى ذ أ أش
ب ثعذ؛ ف . أ صحج عي آى ذ ح عي اىسال اىصالح . ى سس ذا عجذ ح قبه اىيأ
ش اىزاد اىزق خ دا فئ رز { رعبى : }
ا ر سي ا عي ا صي ءا ب اىز ب أ ، ج عي اى صي الئنز اهلل بإ سي .
ح عي آه ذ ح صو عي ذ اىي ل ح ، إ عي آه إثشا ذ عي إثشا ب صي ذ م
، إ عي آه إثشا ب ثبسمذ عي إثشا ذ م ح عي آه ذ ح ثبسك عي ذ. ذ ج ل ح
ذ ج .
Bagian doa :
ب صغبسا اىي ب ب سث ب م اسح ب اىذ ة ر ب ث ب ر اغفشى
اد األ بء بد األح ؤ اى ؤ اى بد، سي اى سي اغفش ىي اىي ل س ، إ
ت ج ت اد قش اىذع .
آ ب غيب ىيز ىب رجعو ف قيث ب سجقب ثبىئ ب اىز ا ىئخ ب ب اغفش ى ل سث ب إ ا سث
سؤف سح
ن ب ى رشح ب رغفش ى إ ى ب ب أفس ب ظي سث اىخبسش سة اىعبى ذ ىي اىح ب عزاة اىبس. ق ف األخشح حسخ خ ب حس ب ف اىذ ب ءار سث .
ب هلل سة اىعبى ا شا آخش دع ب مث حذ رسي صي اهلل سي عي
KHUTBAH IEDUL FITRI
Oleh Drs. KH. Mad Yasa Ilyas
Maasyirol Muslimin Wamuslimat Rahimakumullah
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas curahan rahmat,
karunia, nikmat dan inayah-Nya Alhamdulillah pada pagi hari ini tetatnya tanggal 1
syawwal 1430 H, kita dapat melaksanakan shalat Iedul Fitri di Masjid yang mulia ini
dalam keadaan sehat walafiat, karenanya tiada hari yang paling menggembirakan dan
paling meriah selain hari ini. Semoga kita senantiasa berada dalam golongan orang
yang bersyukur yaitu orang-orang yang senantiasa melakasanakan perintah Allah
dengan sebaik-baiknya dan menjauhi segala apa yang dilaranganya.
Sholawat dan salam, semoga selalu dicurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar
Muhammad SAW, para ahli keluarganya, sahabatnya, dan mudah-mudahan kita
termasuk didalamnya.
Kaum Muslimin Wamuslimat yang berbahagia
Ketika Ramadhan yang mulia datang, kaum muslimin sejatinya menyambutnya
dengan senang hati dan ketika ramadhan berakhir, justru kesedihan menyelimuti
jiwanya, sedih karena Ramadhan dengan segala keutamaannya berakhir dan belum
tentu kita dapat menjumpainya kembali pada tahun-tahun yang akan
mendatang, karena soal umur memang kita tidak tahu, namun kita selalu
berdoa agar Allah memberikan panjang umur kita dalam keadaan sehat walafiat
sehingga kita dapat bertemu kembali dengan Ramadhan tahun yang akan
datang.
Meskipun demikian, setelah melaksanakan ibadah dibulan Ramadhan selama
sebulan penuh, kaum muslimin juga bergembira sejak terbenamnya matahari
akhri dari bulan ramadhan tepatnya malam 1Syawwal kaum muslimin
bergembira atas kemenangan yang diperolehnya dengan ucapan takbir, tahlil
dan tahmid memuji- muji dan mengagungkan Allah SWT. Hari ini kita tunduk
di masjid yang mulia ini dalam melaksanakan shalat Iedul Fitri. Kita panjatkan
rasa syukur kita semua. Kegembiraan ini disebabkan paling tidak ada dua
makna yang dapat kita ambil dari perayaan Iedul Fitri, yaitu dibolehkannya
kembali kaum muslimin untuk makan dan minum pada siang hari serta
kembalinya kaum muslimin kepada kesucian dirinya, dalam arti tidak punya
dosa-dosanya yang telah lalu serta kembali ketauhid yang mantap kepada Allah
SWT.
Hal ini berarti bahwa berakhirnya bulan Ramadhan merupakan kemenangan
melawan setelah laknatulllah yang terus menggoda kita. Kita terus berupaya
mengendalikan nafsu kita agar tidak berhasil digoda dan menuruti keinginan
nafsu setan melalui ibadah Ramadhan sebulan penuh. Sebagaimana seharusnya
seorang juara, maka seorang muslimin akan semakin yakin terhadap
kemampuannya untuk menghalau segala bentuk godaan setan. Sementara setan
semakin kecut dan berkecil hati akan kemungkinan mencapai keberhasilan
dalam menggoda kita.
Allahu Akbar (3X) Walillahilhamd
Kita kaum muslimin semestinya menjadikan Iedul fitri ini untuk memulai
langkah kehidupan yang baru, yaitu langkah baru yang dimaksud untuk
mencapai kehidupan yang lebih baik dan memperlihatkan hasil Ibadah
Ramadhan untuk kepribadian yang Islami.
Oleh karna itu, perayaan Iedul Fitri tidak akan kita lakukan dengan hal-hal
yang bernilai maksiat tap justru akan kita hiasi dengan nilai yang Islami. Hal
ini berarti kita akan berhari raya secara Islami sebagaimana sebagaimana yang
dikhendaki oleh Allah dan Rasulnya, bukan tradisi yang tidak sesuai dengan
didikan Ibadah Ramadhan.
Allahu Akbar (3X) Walillahilhamd
Maasyirol Muslimin Wamuslimat Rahimakumullah
Salah satu cara yang akan kita lakukan dalam berhari raya Iedul fitri
yang Islami adalah sebagai berikut:
Pertama,tetap dalam kesederhanaan, sehingga tidak tampak apa yang disebut
dengan kemewahan dan memboros-boroskan harta. Jika kemewahan dan
memboros-boroskan harta untuk sesuatu yang tidak ada nilai baiknya dalam
pandangan Allah dan Rasulnya, maka kita termasuk teman-temannya setan.
Mari kita perhatikan firman Allah SWT dalam surat Al-Isra Ayat 26-27:
Artinya: ―Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya,
kepada orang miskin, dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu
menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-
pemboros itu adalah saudara—saudara syaiton itu adalah sangat ingkar kepada
tuhannya. (Qs. Al-Isra 26-27).
Yang kedua, adalah dengan membangun rumah tangga yang Islami, apalagi
rumah tangga seringkali disebut unit terkecil dari masyarakat, manakala
masyarakat Islami ingin diwujudkan, mutlak harus dibangun terlebih dahulu
rumah tangga yang Islami, dari sinilah diharapkan lahir generasi yang sholeh.
Allahu Akbar (3X) Walillahilhamd
Yang ketiga, yang harus kita perbaiki melalui ibadah ramadhan dan iedul fitri
adalah hubungan sesama muslim yang telah dan akan serius kita perlihatkan
misalnya dengan banyak bertemu dan berjama’ah dimasjid seperti apa yang
kita laksanakan pada hari raya Iedul Fitri ini. Kita saling memanfaatkan atas
kesalahan dan kealfaan diantara kita, dengan demikian akan terlihat bahwa
kaum muslimin bisa bersatu, berjama’ah dan saling kuat menguatkan dalam
menegakan nilai-nilai Islam, musuh Islam tahu persis bahwa dengan berjamaah
yang kokoh kaum muslimin akan menjadi kuat dan tidak mungkin dapat
dikalahkan oleh kekuatan kaum kufar sehebat apapun. Karena itulah mereka
harus berusaha untuk menghancurkan semangat berjama’ah yang dimiliki oleh
kaum muslimin.
Namun kita harus hati-hati dan waspada terhadap hal-hal yang menyebabkan
terjadinya perpecahan umat Islam serta hilangnya rasa ukhwah Islamiah, yang
pertama meninggalkan tali Allah, dalam arti tidak mau berpegang kepada
ajaran dan ketentuan- ketentuan Allah sebagaimana yang termaktub di dalam
Al-Qur’an serta hadis Rasulullah Saw. Ini berarti manakala ukhwah mau kita
tegakan, keinginan untuk berpegang teguh kepada hukum-hukum Allah harus
bennar-benar kuat. Tetapi manakala ada diantara kita kaum muslimin lebih
senang berpegang teguh kepada Isme-Isme atau ajaran-ajaran yang tidak sesuai
dengan kehendak Allah dan Rasulnya maka kerapuhan akan terjadi. Allah
SWT berfirman dalam surat Ali Imran ayat 103:
Artinya : ―Dan berpegang teguhlah kamu sekalian kepada tali Allah (ugama
Islam), dan janganlah kamu bercerai-berai dan kenanglah nikmat Allah kepada
kamu ketika kamu bermusuh-musuhan (semasa jahiliyah dahulu), lalu Allah
menyatukan diantara hati kamu (sehingga kamu bersatu- padu dengan nikmat
Islam), maka menjadilah kamu dengan nikmat Allah itu orang-orang Islam
yang bersaudara. Dan kamu dahulu telah berada di tepi jurang neraka
(disebabkan kekufuran kamu semasa jahiliyah), lalu Allah selamatkan kamu
dari neraka itu (disebabkan nikmat Islam juga). Demikianlah Allah
menjelaskan kepada kamu ayat-ayat keteranganNya, supaya kamu mendapat
pertunjuk hidayahNya‖. (QS.Al-Imran 103).
Dengan demikian salah satu kendala utama yang membuat kaum muslimin
berpecah belah adalah karena ada diantara muslim itu sendiri tidak mau
Istiqomah dalam mempertahankan nilai-nilai Islam. selanjutnya yang
menyebabkan rapuhnya ukhwah Islamiah adalah adanhya perasaan dengki
dihati kaum muslimin. Kedengkian itu membuat hati seorang muslim menjadi
tertutup dari rasa kasih sayang serta keinginan untuk bersatu. Memang sudah
banyak bukti yang tidak menyenangkan dalam hubungan dengan sesama
muslim hanya karna kedengkian yang begitu melekat di hati mereka, berawal
dari perasaan dengki itu timbul suuzhan (buruk sangka) dari suuzhan itu
mengarah kepada saling caci, lalu terjadilah perpecahan pertikaian hingga
rapuhlah ukhuwah.
KH. MAD YASA ILYAS
PENGASUH SEKALIGUS KETUA YAYASAN PON-PES DARUNNA’IM YAPIA
DOKUMENTASI
G.1
Gerbang pon pes
G.2
Gedung Asrama dan Sekolah
G3
Koprasi Pesantren
G.4
Kegiatan Santri di Sekolah
G.5
Masjid Pon-Pes
G.8
Kegiatan Santri di Pondok
G.5
Kegiatan Pengasuh di Pon-pes
G.6
Kegiatan Pengasuh di Pon-Pes