kistoma ovarii

41
Kistoma Ovarii Ovarium mempunyai fungsi yang sangat krusial pada reproduksi dan menstruasi. Gangguan pada ovarium dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan, perkembangan dan kematangan sel telur. Gangguan yang paling sering terjadi adalah kista ovarium, sindrom ovarium polikistik, dan kanker ovarium.1,2 Kista ovarium biasanya berukuran kecil (<5 cm), berkapsul dengan isi cairan. Beberapa kista ovarium ini tidak menimbulkan gejala, dan dapat mengalami resolusi spontan, tetapi ada yang menyebabkan nyeri dan perasaan tidak menyenangkan. Ada beberapa yang menjadi ganas, dengan risiko terjadinya karsinoma terutama pada wanita wanita yang mulai menopause. 1,3,4 Keganasan ovarium merupakan 6 kasus kanker terbanyak dan merupakan penyebab kematian oleh karena keganasan ginekologi. Terdapat variasi yang luas insidensi keganasan ovarium, rerata tertinggi terdapat di Negara Skandinavia (14,5-15,3 per 100.000 populasi).5 Di Amerika insidensi keganasan ovarium semua ras adalah 12,5 kasus per 100.000 populasi pada tahun 1988 sampai 1991.6 Penanganan terhadap kista ovarium didasarkan pada jenis kista tersebut. Jadi tidak semua kista ovarium dioperasi, apalagi ternyata kista tersebut dapat resolusi spontan. Tindakan operatif selain sangat invasif, dapat berdampak terhadap fertilitas seseorang. Sehingga untuk menentukan

Upload: estisuryaningrum

Post on 05-Dec-2015

17 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Kistoma Ovarii

TRANSCRIPT

Kistoma Ovarii

Ovarium mempunyai fungsi yang sangat krusial pada reproduksi dan menstruasi.

Gangguan pada ovarium dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan, perkembangan

dan kematangan sel telur. Gangguan yang paling sering terjadi adalah kista ovarium,

sindrom ovarium polikistik, dan kanker ovarium.1,2

Kista ovarium biasanya berukuran kecil (<5 cm), berkapsul dengan isi cairan. Beberapa

kista ovarium ini tidak menimbulkan gejala, dan dapat mengalami resolusi spontan, tetapi

ada yang menyebabkan nyeri dan perasaan tidak menyenangkan. Ada beberapa yang

menjadi ganas, dengan risiko terjadinya karsinoma terutama pada wanita wanita yang

mulai menopause. 1,3,4

Keganasan ovarium merupakan 6 kasus kanker terbanyak dan merupakan penyebab

kematian oleh karena keganasan ginekologi. Terdapat variasi yang luas insidensi

keganasan ovarium, rerata tertinggi terdapat di Negara Skandinavia (14,5-15,3 per

100.000 populasi).5 Di Amerika insidensi keganasan ovarium semua ras adalah 12,5

kasus per 100.000 populasi pada tahun 1988 sampai 1991.6

Penanganan terhadap kista ovarium didasarkan pada jenis kista tersebut. Jadi tidak semua

kista ovarium dioperasi, apalagi ternyata kista tersebut dapat resolusi spontan. Tindakan

operatif selain sangat invasif, dapat berdampak terhadap fertilitas seseorang. Sehingga

untuk menentukan apakah kista tersebut harus diangkat atau tidak, diagnosisnya harus

benar-benar jelas. 1,2,7

Untuk menegakkan diagnosis kista terutama jenis kista, ada 2 cara yang selama ini sudah

dilaksanakan dan dikembangkan, yaitu dengan pungsi kista dengan panduan

ultrasonografi vaginal dilanjutkan pemeriksaan sitologi cairannya, cara ini invasif,

memakan waktu lama dan biaya yang mahal, sedangkan yang kedua, dengan

pemeriksaan ultrasonografi transvaginal, lebih murah , cepat, dan tidak invasif.1,7

Untuk mencapai prognosis yang baik bagi penderita, tindakan pembedahan pengangkatan

massa tumor yang adekuat sangatlah penting. Oleh karena itu diagnosis banding yang

akurat antara tumor ovarium yang jinak atau ganas sangat penting, dalam manajemen

intraoperasi maupun pasca operasi pada setiap kasus.8

A.Definisi

Definisi kista adalah pertumbuhan abnormal berupa kantung (pocket, pouch) yang

tumbuh abnormal dibagian tubuh tertentu. Kista ada yang berisi udara, cairan, nanah, atau

bahan-bahan lain.9,10 Sedangkan Kista Ovarium adalah suatu kantung yang berisi cairan

atau materi semisolid yang tumbuh pada atau sekitar ovarium.11

B.Klasifikasi

Terdapat berbagai macam tumor yang dapat timbul pada ovarium. Ada yang neoplastik

dan nonneoplastik. Beberapa di antara tumor neoplastik bersifat jinak (noncancerous) dan

tidak pernah menyebar di luar ovarium. Tipe lainnya adalah maligna atau ganas

(cancerous) dan dapat menyebar ke bagian-bagian tubuh lainnya.12,13 Selanjutnya tumor

neoplastik yang bersifat jinak dapat dibagi menjadi tumor kistik dan tumor solid. Pada

umumnya, tumor ovarium dinamai sesuai dengan asal macam sel tumor dan berdasarkan

ganas tidaknya tumor. Terdapat tiga tipe utama dari tumor ovarium yaitu tumor sel epitel

permukaan ovarium (epithelial tumors), dimulai dari sel yang melindungi permukaan luar

ovarium; tumor sel benih (germ cell tumors), dimulai dari sel yang menghasilkan ova dan

tumor sel stroma (sex cord stromal tumors).

Tumor Nonneoplastik

kista Folikel

Kista Korpus Luteum

Kista Lutein

Kista Inklusi Germinal

Kista Endometrium

Kista Stein-Leventhal

Tumor Neoplastik Jinak

Kistik

Kistoma Ovarii Simpleks

Kistadenoma Ovarii Serosum

Kistadenoma Ovarii Musinosum

Kista Endometroid

Kista Dermoid

Solid

Fibroma, Leimioma, Fibroadenoma, Papiloma, Angioma, Limfangioma.

Tumor Brenner

Tumor sisa adrenal (maskulinovo-blastoma)

Ada beberapa macam jenis kista ovarium, yaitu kista fungsional, adalah kista ovarium

yang paling banyak dijumpai. Jenisnya kista folikel dan kista lutein, keduanya dapat

hilang dengan sendirinya. Kista dermoid, adalah jenis kista ovarium yang dapat berasal

dari jaringan ektoderm, mesoderm, bahkan endoderm, sehingga dapat berisi jaringan

lemak, rambut, gigi, tulang, dan kulit. Endometrioma disebut juga kista coklat, termasuk

endometriosis eksterna, yaitu adanya jaringan endometrium yang tumbuh pada ovarium.

Adanya kista ini sangat mempengaruhi fertilitas seseorang. Kista multipel, biasanya

terdapat pada wanita yang menstruasinya bersifat an-ovulasi, yang paling sering adalah

sindroma ovarium polikistik.1,3,4

C. Patofisiologi

Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut Folikel

de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih dari 2.8 cm

akan melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture akan menjadi korpus luteum, yang

pada saat matang memiliki struktur 1,5 – 2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak

terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan

secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar

kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan.15

Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan selalu

jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut kista theca-

lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG. Kista

fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau sensitivitas

terhadap gonadotropin yang berlebih. Pada neoplasia tropoblastik gestasional

(hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada kehamilan multiple

dengan diabetes, HCg menyebabkan kondisi yang disebut hiperreaktif lutein. Pasien

dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan menggunakan gonadotropin (FSH dan

LH) atau terkadang clomiphene citrate, dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari,

terutama bila disertai dengan pemberian HCG.15

Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak terkontrol dalam

ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang ganas dapat berasal dari

semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini, keganasan paling sering berasal dari

epitel permukaan (mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak

yang serupa dengan keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor ovari

ganas yang lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk jenis ini adalah tumor sel

granulosa dari sex cord sel dan germ cel tumor dari germ sel primordial. Teratoma

berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen dari 3 lapisan germinal embrional;

ektodermal, endodermal, dan mesodermal.15

Endometrioma adalah kista berisi darah dari endometrium ektopik. Pada sindroma ovari

pilokistik, ovarium biasanya terdiri folikel-folikel dengan multipel kistik berdiameter 2-5

mm, seperti terlihat dalam sonogram. Kista-kista itu sendiri bukan menjadi problem

utama dan diskusi tentang penyakit tersebut diluar cakupan artikel ini.15

D. Gejala dan tandanya

Kebanyakan wanita dengan tumor ovarium tidak menimbulkan gejala dalam waktu yang

lama. Gejala umumnya sangat bervariasi dan tidak spesifik. Sebagian gejala dan tanda

adalah akibat dari pertumbuhan, aktivitas endokrin, atau komplikasi tumor tersebut. Pada

stadium awal dapat berupa gangguan haid. Jika tumor sudah menekan rektum atau

kandung kemih mungkin terjadi konstipasi atau sering berkemih. Dapat juga terjadi

peregangan atau penekanan daerah panggul yang menyebabkan nyeri spontan atau nyeri

pada saat bersenggama. 16

Pada stadium lanjut gejala yang terjadi berhubungan dengan adanya asites (penimbunan

cairan dalam rongga perut), penyebaran ke omentum (lemak perut), dan organ-organ di

dalam rongga perut lainnya seperti usus-usus dan hati. Perut membuncit, kembung, mual,

gangguan nafsu makan, gangguan buang air besar dan buang air kecil. Penumpukan

cairan bisa juga terjadi pada rongga dada akibat penyebaran penyakit ke rongga dada

yang mengakibatkan penderita sangat merasa sesak napas. 16

E. Diagnosa

Apabila pada pemeriksaan ditemukan tumor di rongga perut bagian bawah dan atau di

rongga panggul, maka setelah diteliti sifat-sifatnya (besarnya, lokalisasi, permukaan,

konsistensi, apakah dapat digerakkan atau tidak), perlulah ditentukan jenis tumor

tersebut. Pada tumor ovarium biasanya uterus dapat diraba tersendiri, terpisah dari tumor.

Jika tumor ovarium terletak di garis tengah dalam rongga perut bagian bawah dan tumor

itu konsistensinya kistik, perlu dipikirkan adanya adanya kehamilan atau kandung kemih

penuh, sehingga pada anamnesis perlulah lebih cermat dan disertai pemeriksaan

tambahan.

Di negara-negara berkembang, karena tidak segera dioperasi tumor ovarium bisa menjadi

besar, sehingga mengisi seluruh rongga perut. Dalam hal ini kadang-kadang sukar untuk

menentukan apakah pembesaran perut disebabkan oleh tumor atau ascites, akan tetapi

dengan pemeriksaan yang dilakukan dengan teliti, kesukaran ini biasanya dapat diatasi.

Apabila sudah ditentukan bahwa tumor yang ditemukan ialah tumor ovarium, maka perlu

diketahui apakah tumor itu bersifat neoplastik atau nonneoplastik. Tumor nonneoplastik

akibat peradangan umumnya dalam anamnesis menunjukkan gejala-gejala ke arah

peradangan genital, dan pada pemeriksaan tumor-tumor akibat peradangan tidak dapat

digerakkan karena perlengketan. Kista nonneoplastik umumnya tidak menjadi besar, dan

diantaranya pada suatu waktu biasanya menghilang sendiri. 16

F. Pemeriksaan Penunjang

Tidak jarang tentang penegakkan diagnosis tidak dapat diperoleh kepastian sebelum

dilakukan operasi, akan tetapi pemeriksaan yang cermat dan analisis yang tajam dari

gejala-gejala yang ditemukan dapat membantu dalam pembuatan differensial diagnosis.

Beberapa cara yang dapat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis adalah

1.Laparaskopi

Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah

sebuah tumor berasal dari ovarium atau tidak, serta untuk

menentukan sifat-sifat tumor itu.

2.Ultrasonografi

Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor, apakah tumor berasal

dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau solid, dan dapat

pula dibedakan antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak.

3.Foto Rontgen

Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks. Selanjutnya, pada kista

dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi dalam tumor.

4.Parasintesis

Pungsi ascites berguna untuk menentukan sebab ascites. Perlu diperhatikan bahwa

tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei dengan isi kista bila dinding kista

tertusuk

G. Penanganan

Prinsip bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi dan tumor nonneoplastik

tidak, jika menghadapi tumor ovarium yang tidak memberikan gejala/keluhan pada

penderita dan yang besarnya tidak melebihi 5 cm diameternya, kemungkinan besar tumor

tersebut adalah kista folikel atau kista korpus luteum. Tidak jarang tumor tersebut

mengalami pengecilan secara spontan dan menghilang, sehingga perlu diambil sikap

untuk menunggu selama 2-3 bulan, jika selama waktu observasi dilihat peningkatan

dalam pertumbuhan tumor tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa

kemungkinan tumor besar itu bersifat neoplastik dan dapat dipertimbangkan untuk

pengobatan operatif.16

Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah pengangkatan

tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang mengandung tumor, akan

tetapi jika tumornya besar atau ada komplikasi perlu dilakukan pengangkatan ovarium,

biasanya disertai dengan pengangkatan tuba (salphyngoooforektomi). Jika terdapat

keganasan operasi yang lebih tepat ialah histerektomi dan salphyngoooforektomi

bilateral. Akan tetapi pada wanita muda yang masih ingin mendapat keturunan dan

dengan tingkat keganasan tumor yang rendah, dapat dipertanggungjawabkan untuk

mengambil resiko dengan melakukan operasi yang tidak seberapa radikal.16

H. Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi pada kista ovarium diantaranya15 :

Torsi

Ruptur

Perdarahan

Menjadi Keganansan : Potensi kistadenoma ovarium jinak menjadi ganas sudah

dipostulasikan, kista dermoid dan endometriosis dapat berubah menjadi ganas, akan

tetapi dalam persentase yang relative sedikit

I. Prognosis:

William Helm, C. 2005. Dkk mengatakan :Prognisis dari kista jinak sangat baik. Kista

jinak tersebut dapat tumbuh di jaringan sisa ovarium atau di ovarium kontralateral.

Kematian disebabkan karena karsinoma ovari ganas berhubungan dengan stadium saat

terdiagnosis pertama kali dan pasien dengan keganasan ini sering ditemukan sudah dalam

stadium akhir.

Angka harapan hidup dalam 5 tahun rata-rata 41.6%, bervariasi antara 86.9% untuk

stadium FIGO Ia dan 11.1% untuk stadium IV.

Tumor sel granuloma memiliki angka bertahan hidup 82% sedangakan karsinoma sel

skuamosa yang berasal dari kista dermoid berkaitan dengan prognosis yang buruk.

Sebagian besar tumor sel germinal yang terdiagnosis pada stadium awal memiliki

prognosis yang sangat baik. Disgerminoma dengan stadium lanjut berkaitan dengan

prognosis yang lebih baik dibandingkan germinal sel tumor nondisgerminoma.

Tumor yang lebih tidak agresif dengan potensi keganasan yang rendah mempunyai sifat

yang lebih jinak tetapi tetap berhubungan dengan angka kematian yang tinggi. Secara

keseluruhan angka bertahan hidup selama 5 tahun adalah 86.2%

KISTOMA OVARI

A. PENGERTIAN

Kistoma ovari merupakan suatu tumor, baik yang kecil maupun yang besar, kistik atau

padat, jinak atau ganas (Winkjosastro. et.all. 1999).

Dalam kehamilan tumor ovarium yang dijumpai yang paling sering adalah kista

dermonal, kista coklat atau kista lutein, tumor ovarium yang cukup besar dapat

disebabkan kelainan letak janin dalam rahim atau dapat menghalang-halangi masuknya

kepala kedalam panggul.

B. ETIOLOGI

Menurut etiologi, kista ovarium dibagi menjadi 2, yaitu : (Ignativicus, bayne, 1991)

1. Kista non neoplasma

Disebabkan karena ketidak seimbangan hormon esterogen dan progresterone diantaranya

adalah :

a. Kista non fungsional

Kista serosa inklusi, berasal dari permukaan epitelium yang berkurang di dalam korteks

b. Kista fungsional

- Kista folikel, disebabkan karena folikel yang matang menjadi ruptur atau folikel yang

tidak matang direabsorbsi cairan folikuler di antara siklus menstruasi. Banyak terjadi

pada wanita yang menarche kurang dari 12 tahun.

- Kista korpus luteum, terjadi karena bertambahnya sekresi progesterone setelah ovulasi.

- Kista tuba lutein, disebabkan karena meningkatnya kadar HCG terdapat pada mola

hidatidosa.

- Kista stein laventhal, disebabkan karena peningkatan kadar LH yang menyebabkan

hiperstimuli ovarium.

2. Kista neoplasma (Winjosastro. et.all 1999)

a. Kistoma ovarii simpleks

Adalah suatu jenis kista deroma serosum yang kehilangan epitel kelenjarnya karena

tekanan cairan dalam kista

b. Kistodenoma ovarii musinoum

Asal kista ini belum pasti, mungkin berasal dari suatu teratoma yang pertumbuhanya I

elemen mengalahkan elemen yang lain

c. Kistodenoma ovarii serosum

Berasal dari epitel permukaan ovarium (Germinal ovarium)

d. Kista Endrometreid

Belum diketahui penyebab dan tidak ada hubungannya dengan endometroid

e. Kista dermoid

Tumor berasal dari sel telur melalui proses patogenesis.

f. Kista endrometroid

Belum diketahui penyebab dan tidak ada hubungannya dengan endometroid

g. Kista dermoid

Tumor berasal dari sel telur melalui proses patogenesis

C. PATHOFISIOLOGI

1. Kista non neoplasma (Ignativicius bayne, 1991)

a. Kista non fungsional

Kista inkulasi dalam konteks yang dalam timbul ivaginasi dan permukaan epitelium yang

berkurang. Biasanya tunggal atau multiple, berbentuk variabel dan terbatas pada cuboidal

yang tipis, endometri atau epitelium tuba berkurang 1 cm sampai beberapa cm.

b. Kista fungsional

i. Kista folikel, kista di bentuk ketika folikel yang matang menjadi ruptur atau folikel

yang tidak matang direabsorbsi cairan folikuler di antara siklus menstruasi. Bila ruptur

menyebabkan nyeri akut pada pelvis, evaluasi lebih lanjut dengan USG atau laparaskopi.

Operasi dilakukan pada wanita sebelum pubertas, setelah menopause atau kista lebih dari

8 cm.

ii. Kista korpus luteum, terjadi karena bertambahnya sekresi progresterone setelah

ovulasi. Ditandai dengan keterlambatan menstruasi atau menstruasi yang panjang, nyeri

abdomen bawah pelvis. Jika ruptur perdarahan intraperitorial, terapinya adalah operasi

ooverektomi.

iii. Kista tuba lutein, ditemui pada kehamilan mola, terjadi pada 50 % dari semua

kehamilan dibentuk sebagai hasil lamanya stimulasi ovarium, berlebihnya HCG.

Tindakanya adalah mengangkat mola.

iv. Kista stein laventhal, disebabkan karena peningkatan kadar LH yang menyebabkan

hiperstimuli ovarium dengan produk kista yang banyak. Hiperplasi endometrim atau

kariokarsinoma dapat terjadi pengobatan dengan kontrasepsi oral untuk menekan

produksi 1.11dan oovorektomi.

2. Kista Neoplasma Jinak (Winkjosastro.et.all. 1999).

a. Kistoma ovarii simpleks. Kista ini bertangkai dan dapat menyebabkan torsi (putaran

tingkai). Diduga kista ini adalah jenis kista denoma serosum yang kehilangan kelenjarnya

karena tekanan cairan dalam kista. Tindakannya adalah pengangkatan kista dengan

reseksi ovarium.

b. Kistoderoma ovarii musinosum. Asal kista ini belum pasti, namun diduga berasal dari

suatu teratoma yang pertumbuhanya 1 elemen mengalahkan elemen yang lain atau

berasal dari epitel germinativum.

c. Kristoderoma ovarii serosum. Berasal dari epitel permukaan ovarium (Germinal

ovarium). Bila kista terdapat implantasi pada peritoneum disertai asites maka harus

dianggap sebagai neoplasma yang ganas dan 30 % sampai 50 % akan mengalami

keganasan.

d. Kista endrometroid. Kista biasanya unilateral dengan permukaan licin, pada dinding

dalam terdapat satu lapisan sel-sel yang menyerupai lapisan epitel endometrium,

e. Kista dermoid. Pada suatu teratoma kistik yang jinak dimana struktur-struktur

ektoderma dengan deferensiasi sempurna seperti epitel kulit, rambut, gigi dan produk

glandula sebastea putih menyerupai lemak nampak lebih menonjol dari pada elemen-

elemen aktoderm. Tumor berasal dari sel telur melalui proses patogenesis.

D. GAMBARAN KLINIS

Mayoritas penderita tumor ovarium tidak menunjukan adanya gejala sampai periode

wamtu tertentu. Hal ini disebabkan perjalanan penyakit ini berlangsung secara

tersembunyi sehingga diagnosa sering ditemukan pada saat pasien dalam keadaan

stadium lanjut sampai pada waktu klien mengeluh adanya ketidakteraturan menstruasi,

nyeri pada perut bawah, rasa sebah pada perut dan timbul benjol pada perut.

Pada umumnya kista denoma ovarii serosim tak mempunyai ukuran yang amat besar

dibandingkan dengan kista denoma musinosu,. Permukaan tumor biasanya licin, akan

tetapi dapat pula berbagala karena ovarium pun dapat berbentuk multivokuler. Meskipun

lazimnya berongga satu, warna kista putih keabu-abuan. Ciri khas kista ini adalah potensi

pertumbuhan papiler kedalam rongga kista sebesar 0 % dan keluar pada permukaan kista

sebesar 5 % isi kista cair kuning dan kadang-kadang coklat karena campuran darah.

Tidak jarang kistanya sendiripun kecil tetapi permukaannya penuh dengan pertumbuhan

papiler (solid papiloma).

E. PROSES PENYEMBUHAN LUKA

Tanpa memandang bentuk, proses penyembuhan luka adalah sama dengan yang lainnya.

Perbedaan terjadi menurut waktu pada tiap-tiap fase penyembuhan dan waktu granulasi

jaringan (long. 1996).

Fase-fase penyembuhan luka antara lain :

1. Fase I

Pada fase ini Leukosit mencerna bakteri dan jaringan rusak terbentuk fibrin yang

menumpuk mengisi luka dari benang fibrin. Lapisan dari sel epitel bermigrasi lewat luka

dan membantu menutupi luka, kekuatan luka rendah tapi luka dijahit akan menahan

jahitan dengan baik.

2. Fase II

Berlangsung 3 sampai 14 hari setelah bedah, leukosit mulai menghilang dan ceruk mulai

kolagen serabut protein putih semua lapisan sel epitel bergenerasi dalam satu minggu,

jaringan ikat kemerahan karena banyak pembuluh darah. Tumpukan kolagen akan

menunjang luka dengan baik dalam 6-7 hari, jadi jahitan diangkat pada fase ini,

tergantung pada tempat dan liasanya bedah.

3. Fase III

Kolagen terus bertumpuk, hal ini menekan pembuluh darah baru dan arus darah menurun.

Luka sekarang terlihat seperti berwarna merah jambu yang luas, terjadi pada minggu ke

dua hingga enam post operasi, pasien harus menjaga agar tak menggunakan otot yang

terkena.

4. Fase IV

Berlangsung beberapa bulan setelah pembedahan, pasien akan mengeluh, gatal disekitar

luka, walau kolagen terus menimbun, pada waktu ini menciut dan menjadi tegang. Bila

luka dekat persendian akan terjadi kontraktur karena penciutan luka dan akan terjadi

ceruk yang berlapis putih.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Ultrasonografi

Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak batas tumor, apakah tumor berasal dari

uterus, ovarium, atau kadang kencing, apakah tumor kistik atau solid, dan dapatkah

dibedakan pula antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak.

Pola aktifitas klien di rumah setelah pemulangan (long, 1996) :

- Berkendaraan mobil dianjurkan setelah satu minggu dirumah, tetapi tidak boleh

mengendarai / menyetir untuk 3-4 minggu.

- Hindarkan mengangkat benda-benda yang berat karena aktifitas ini dapat menyebabkan

kongesti darah di daerah pelvis.

- Aktifitas seksual sebaiknya dalam 4-6 minggu setelah operasi.(Long, 1996)

Kista Ovarium

Pendahuluan

         Ovarium merupakan sepasang organ pada sistem reproduktif wanita. Berlokasi di

pelvis, di samping uterus, yang mana adalah cekungan, berbentuk seperti buah peer pada

bayi yang sedang tumbuh. Masing-masing ovarium ukuran dan bentuknya seperti buah

kenari. Ovarium menghasilkan sel telur dan hormon wanita. Hormon merupakan bahan

kimia yang mengontrol jalannya fungsi dari sel dan organ tertentu.

       Setiap bulan, selama siklus menstruasi, sebuah sel telur dikeluarkan dari satu

ovarium dalam proses yang disebut ovulasi. Perjalanan sel telur dari ovarium melalui

tuba falopii menuju ke uterus. Ovarium juga merupakan sumber utama dari hormon

wanita yaitu estrogen dan progesteron. Hormon-hormon ini mempengaruhi

perkembangan dari payudara wanita, bentuk tubuh, dan rambut tubuh. Hormon-hormon

ini juga mengatur siklus menstruasi dan kehamilan.

Definisi

         Kista merupakan kantung yang berisi cairan dan dapat berlokasi di bagian mana

saja dari tubuh. Pada ovarium, tipe kista yang berbeda dapat terbentuk. Tipe kista

ovarium yang paling umum dinamakan kista fungsional, yang biasanya terbentuk selama

siklus menstruasi normal. Setiap bulan, ovarium seorang wanita tumbuh kista kecil yang

menahan sel telur. Ketika sebuah sel telur matur, kantung membuka untuk mengeluarkan

sel telur, sehingga dapat berjalan melewati tuba falopii untuk melakukan fertilisasi.

Kemudian kantung pecah. Salah satu tipe dari kista fungsional, ada yang dinamakan kista

folikular, kantung ini tidak terbuka untuk mengeluarkan sel telur tapi terus tumbuh. Kista

tipe ini biasanya akan menghilang setelah satu sampai tiga bulan. Kista korpus luteum,

bentuk lain dari kista fungsional, terbentuk apabila kantung kista ini tidak menghilang.

Malahan kantung kista menutup lagi setelah sel telur dikeluarkan.

       Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium. Kanker ovarium

merupakan pembunuh yang diam-diam (silent killer). Karena, memang seringkali

penderita tidak ada perasaan apa-apa. Kalaupun terjadi keluhan biasanya sudah lanjut

misalnya: sering kembung, teraba massa atau ada benjolan di perut bagian bawah,

gangguan pencernaan, dan lain-lain.

           Sampai sekarang belum ada cara deteksi dini yang sederhana untuk memeriksa

adanya keganasan ovarium itu. Sekarang ini yang bisa dipakai masih menggunakan USG,

tetapi itu agak sulit kalau diterapkan secara massal karena biayanya cukup mahal.

Berbeda halnya dengan kanker serviks yang bisa dideteksi dini dengan papsmear.

             Orang yang menggunakan pil KB risiko terjadinya kanker ovarium bisa lebih

kecil. Karena kanker ovarium itu terjadi kalau ovariumnya aktif, mengalami pertumbuhan

folikel. Tapi dengan menggunakan kontrasepsi hormonal terutama pil KB, proses itu

pada ovarium ditekan, sehingga risikonya terjadi keganasan pada ovarium menurun.

            Kista ovarium ini bisa juga terjadi pada anak-anak, bahkan ketika masih bayi,

pada remaja sampai orang tua. Tetapi kebanyakan dialami wanita berusia di atas 40

tahun. Bahkan, pada bayi dalam kandungan bisa ditemukan kista ovarium. Pada ibu

hamil yang ada kista neoplasti, bila menutupi jalan lahir kistanya bisa dioperasi saat

hamil. Tetapi jika kistanya tidak menutupi jalan lahir, kistanya bisa dioperasi setelah

melahirkan.

Patofisiologi

             Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut

Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih dari 2.8

cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture akan menjadi korpus luteum,

yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 – 2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila

tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan

secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar

kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan.

            Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan

selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut kista

theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG.

Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau sensitivitas

terhadap gonadotropin yang berlebih. Pada neoplasia tropoblastik gestasional

(hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada kehamilan multiple

dengan diabetes, HCG menyebabkan kondisi yang disebut hiperreaktif lutein. Pasien

dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan menggunakan gonadotropin (FSH dan

LH) atau terkadang clomiphene citrate, dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari,

terutama bila disertai dengan pemberian HCG. Kista neoplasia dapat tumbuh dari

proliferasi sel yang berlebih dan tidak terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas

atau jinak. Neoplasia yang ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium.

Sejauh ini, keganasan paling sering berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan

sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan keganasan ini

adalah kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari

area kistik, termasuk jenis ini adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan germ cel

tumor dari germ sel primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen

dari 3 lapisan germinal embrional; ektodermal, endodermal, dan mesodermal.15

Endometrioma adalah kista berisi darah dari endometrium ektopik. Pada sindroma ovari

pilokistik, ovarium biasanya terdiri folikel-folikel dengan multipel kistik berdiameter 2-5

mm, seperti terlihat dalam sonogram.

Diagnosa

           Apabila pada pemeriksaan ditemukan tumor di rongga perut bagian bawah dan

atau di rongga panggul, maka setelah diteliti sifat-sifatnya (besarnya, lokalisasi,

permukaan, konsistensi, apakah dapat digerakkan atau tidak), perlulah ditentukan jenis

tumor tersebut. Pada tumor ovarium biasanya uterus dapat diraba tersendiri, terpisah dari

tumor. Jika tumor ovarium terletak di garis tengah dalam rongga perut bagian bawah dan

tumor itu konsistensinya kistik, perlu dipikirkan adanya adanya kehamilan atau kandung

kemih penuh, sehingga pada anamnesis perlulah lebih cermat dan disertai pemeriksaan

tambahan.

             Di negara-negara berkembang, karena tidak segera dioperasi tumor ovarium bisa

menjadi besar, sehingga mengisi seluruh rongga perut. Dalam hal ini kadang-kadang

sukar untuk menentukan apakah pembesaran perut disebabkan oleh tumor atau ascites,

akan tetapi dengan pemeriksaan yang dilakukan dengan teliti, kesukaran ini biasanya

dapat diatasi.

              Apabila sudah ditentukan bahwa tumor yang ditemukan ialah tumor ovarium,

maka perlu diketahui apakah tumor itu bersifat neoplastik atau nonneoplastik. Tumor

nonneoplastik akibat peradangan umumnya dalam anamnesis menunjukkan gejala-gejala

ke arah peradangan genital, dan pada pemeriksaan tumor-tumor akibat peradangan tidak

dapat digerakkan karena perlengketan. Kista nonneoplastik umumnya tidak menjadi

besar, dan diantaranya pada suatu waktu biasanya menghilang sendiri.

Pemeriksaan Penunjang

Tidak jarang tentang penegakkan diagnosis tidak dapat diperoleh kepastian sebelum

dilakukan operasi, akan tetapi pemeriksaan yang cermat dan analisis yang tajam dari

gejala-gejala yang ditemukan dapat membantu dalam pembuatan differensial diagnosis.

Beberapa cara yang dapat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis adalah :

1. Laparaskopi

Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal dari

ovarium atau tidak, serta untuk menentukan sifat-sifat tumor itu.

2. Ultrasonografi

Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor, apakah tumor berasal

dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau solid, dan dapat

pula dibedakan antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak.

3. Foto Rontgen

Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks. Selanjutnya, pada kista

dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi dalam tumor.

4. Parasintesis

Pungsi ascites berguna untuk menentukan sebab ascites. Perlu diperhatikan bahwa

tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei dengan isi kista bila dinding kista

tertusuk

Penanganan

          Prinsip bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi dan tumor

nonneoplastik tidak, jika menghadapi tumor ovarium yang tidak memberikan

gejala/keluhan pada penderita dan yang besarnya tidak melebihi 5 cm diameternya,

kemungkinan besar tumor tersebut adalah kista folikel atau kista korpus luteum. Tidak

jarang tumor tersebut mengalami pengecilan secara spontan dan menghilang, sehingga

perlu diambil sikap untuk menunggu selama 2-3 bulan, jika selama waktu observasi

dilihat peningkatan dalam pertumbuhan tumor tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan

bahwa kemungkinan tumor besar itu bersifat neoplastik dan dapat dipertimbangkan untuk

pengobatan operatif.

Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah pengangkatan

tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang mengandung tumor, akan

tetapi jika tumornya besar atau ada komplikasi perlu dilakukan pengangkatan ovarium,

biasanya disertai dengan pengangkatan tuba (salphyngoooforektomi). Jika terdapat

keganasan operasi yang lebih tepat ialah histerektomi dan salphyngoooforektomi

bilateral. Akan tetapi pada wanita muda yang masih ingin mendapat keturunan dan

dengan tingkat keganasan tumor yang rendah, dapat dipertanggungjawabkan untuk

mengambil resiko dengan melakukan operasi yang tidak seberapa radikal.

Tipe kista yang lain:

1. Endometrioma. Kista ini tumbuh pada wanita yang memiliki endometriosis, yaitu

jaringan dari uterus tumbuh di luar uterus. Jaringan ini bisa menempel di ovarium, dan

tumbuh. Kista ini dapat menyebabkan rasa nyeri selama hubungan seksual dan

menstruasi.

2. Cystadenoma. Kista ini tumbuh dari sel pada permukaan luar ovarium. Kista ini

biasanya berisi cairan seperti air atau kental, seperti gel yang lengket. Kista ini dapat

membesar dan menyebabkan nyeri.

3. Kista dermoid. Sel-sel di ovarium dapat membentuk rambut, gigi, atau pertumbuhan

jaringan lain yang dapat menjadi bagian dari pembentukan kista ovarium. Kista ini juga

dapat membesar dan menyebabkan nyeri.

4. Polikistik ovarium. Sel telur matur di dalam folikel atau kantung, tapi kantung ini tidak

membuka untuk mengeluarkan sel telur. Siklus terulang, folikel terus tumbuh di dalam

ovarium dan membentuk kista.

Klasifikasi kista ovarium

Klasifikasi tumor ovarii sampai sekarang belum ada yang benar-benar memuaskan, baik

pembagian secara klinis maupun secara patologis anatomis. Tumor kistik merupakan

jenis yang paling sering terjadi terutama yang bersifat non-neoplastik, seperti kista retensi

yang berasal dari corpus luteum. Tetapi di samping itu ditemukan pula jenis yang betul

merupakan neoplasma. Oleh karena itu tumor kistik dari ovarium yang jinak dibagi

dalam golongan non-neoplastik (fungsionil) dan golongan neoplastik.

1. Kista ovarium non-neoplastik (fungsionil)

a. Kista Follikel

Kista ini berasal dari follikel yang menjadi besar semasa proses atresia folliculi. Setiap

bulan sejumlah besar follikel menjadi mati, disertai kematian ovum, disusul dengan

degenerasi dari epitel follikel. Pada masa ini tampaknya sebagai kista-kista kecil. Tidak

jarang ruangan follikel diisi dengan cairan yang banyak, sehingga terbentuklah kista yang

besar, yang dapat ditemukan pada pemeriksaan klinis. Biasanya besarnya tidak melebihi

sebuah jeruk. Sering terjadi pada pubertas, climacterium, dan sesudah salpingektomi.

Gejala-gejala

               Kista jenis ini tidak memberikan gejala yang karakteristik, bahkan kadang-

kadang tidak menunjukkan gejala-gejala apapun. Kurve suhu basal bersifat monofasis.

Bila mencapai ukuran yang cukup besar, kista tersebut dapat memberikan rasa penuh dan

tidak enak pada daerah yang dikenai. Seperti pada semua tumor ovarii dapat

menyebabkan torsi. Kadang-kadang walaupun jarang, dapat terjadi rupture spontan,

dengan disertai tanda-tanda perdarahan intra abdominal sehingga gambaran klinisnya

dapat menyerupai suatu kehamilan ektopik yang terganggu. Yang paling sering terjadi

ialah cairan kista tersebut mengalami resorpsi secara spontan setelah satu atau dua siklus.

Diagnosa

          Diagnosa hanya dapat ditentukan dengan palpasi dari tumor tersebut. Tetapi kita

tidak akan dapat menentukan dengan sekali pemeriksaan, apakah kista ini neoplastik atau

non neoplastik, kecuali bila ukurannya sangat besar.

Terapi

          Biasanya tak memerlukan terapi karena mengalami resorpsi spontan. Bila harus

diadakan operasi oleh karena adanya salah satu gangguan klinis atau oleh karena indikasi

lain, sebaiknya tindakannya disesuaikan dengan keadaan. Bila kista kecil dapat dilakukan

punksi atau eksisi saja. Bila besar sebaiknya di enucleasi dengan meninggalkan jaringan

ovarium yang normal.

b. Kista Lutein

Kista ini dapat terjadi pada kehamilan, lebih jarang di luar kehamilan. Kista lutein yang

sesungguhnya, umumnya berasal dari corpus luteum haematoma. Perdarahan ke dalam

ruang corpus selalu terjadi pada masa vaskularisasi. Bila perdarahan ini sangat banyak

jumlahnya, terjadilah corpus luteum haematoma, yang berdinding tipis dan berwarna

kekuning-kuningan. Secara perlahan-lahan terjadi resorpsi dari unsur-unsur darah,

sehingga akhirnya tinggallah cairan yang jernih, atau sedikit bercampur darah. Pada saat

yang sama dibentuklah jaringan fibroblast pada bagian dalam lapisan lutein sehingga

pada kista corpus lutein yang tua, sel-sel lutein terbenam dalam jaringan-jaringan perut.

Gejala-gejala

          Pada beberapa kasus sering mnyerupai kehamilan ektopik. Haid kadang-kadang

terlambat, diikuti dengan perdarahan sedikit yang terus menerus, disertai rasa sakit pada

bagian perut bawah. Pada pemeriksaan klinis ditemukan benjolan yang sakit. Ada yang

menganggap kista ini sebagai korpus luteum persistens, dimana oleh sesuatu sebab tidak

terjadi regresi. Suatu jenis yang jarang dari kista lutein ialah yang ditemukan pada mola

hydatidosa atau chorio epithelioma. Dalam beberapa kasus dari jenis ini, dindingnya

dibentuk oleh sel granulose yang mengalami luteinisasi, tetapi pada umumnya kista

dibntuk oleh sel theca lutein dan jaringan ikat.

c. Stein Levental ovary

Biasanya kedua ovarium membesar dan bersifat polykistik, permukaan rata, berwarna

keabu-abuan dan berdinding tebal. Pada pemeriksaan mikroskopis akan tampak tunica

yang tebal dan fibrotik. Dibawahnya tampak follikel dalam bermacam-macam stadium,

tetapi tidak ditemukan corpus luteum. Secara klinis memberikan gejala yang disebut

Stein-Leventhal Syndrom, yaitu yang terdiri dari hirsutisme, sterilitas, obesitas dan

oligomenorrhoe. Kecenderungan virilisasi mungkin disebabkan hyperplasi dari tunica

interna yang menghasilkan zat androgenic. Kelainan ini merupakan penyakit herediter

yang autosomal dominant.

d. Germinal inclusion cyst

Terjadi oleh karena invaginasi dari epitel germinal dari ovarium. Biasanya terjadi pada

wanita tua. Tidak pernah memberi gejala-gejala yang berarti.

e. Kista endometrial

2. Kista ovarium yang neoplastik atau proliferatif

a. Kistoma ovarii simpleks

Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali bilateral,

dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan di dalam kista jernih, serus, dan

berwarna kuning. Pada dinding kista tampak lapisan epitel kubik. Berhubung dengan

adanya tangkai, dapat terjadi torsi (putaran tangkai) dengan gejala-gejala mendadak.

Diduga bahwa kista ini suatu jenis kistadenoma serosum yang kehilangan epitel

kelenjarnya berhubung dengan tekanan cairan dalam kista. Terapi terdiri atas

pengangkatan kista dengan reseksi ovarium, akan tetapi jaringan yang dikeluarkan harus

segera diperiksa secara histologik untuk mengetahui apakah ada keganasan.

b. Kistadenoma Ovarii Musinosum

Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti. Menurut Meyer, ia mungkin berasal dari

suatu teratoma di mana dalam pertumbuhannya satu elemen mengalahkan elemen-elemen

lain. Ada penulis yang berpendapat bahwa tumor berasal dari lapisan germinativum,

sedang penulis lain menduga tumor ini mempunyai asal yang sama dengan tumor

Brenner.

Angka Kejadian

Tumor ovarium ini terbanyak ditemukan bersama-sama dengan kistadenoma ovarii

serosum. Kedua tumor merupakan kira-kira 60% dari seluruh ovarium, sedang

kistadenoma ovarii musinosum merupakan 40% dari seluruh kelompok neoplasma

ovarium.

           Di Indonesia Hariadi (1970) menemukan frekuensi sebesar 27%; sedangkan

Gunawan (1977) menemukan angka 29,9%; Sapardan (1970) 37,2%; dan Djaswadi

15,1%. Tumor paling sering terdapat pada wanita berusia antara 20-50 tahun, dan jarang

sekali pada masa prapubertas.

Gambaran Klinik

Tumor lazimnya berbentuk multilokuler; oleh karena itu, permukaan berbagala

(lobulated). Kira-kira 10% dapat mencapai ukuran yang amat besar, lebih-lebih pada

penderita yang datang dari pedesaan. Pada tumor yang besar tidak lagi dapat ditemukan

jaringan ovarium yang normal. Tumor biasanya unilateral, akan tetapi dapat juga ditemui

yang bilateral.

Kista menerima darahnya melalui suatu tangkai; kadang-kadang dapat terjadi torsi yang

mengakibatkan gangguan sirkulasi. Gangguan ini dapat menyebabkan perdarahan dalam

kista dan perubahan degeneratif, yang memudahkan timbulnya perlekatan kista dengan

omentum, usus-usus dan peritoneum parietale.

Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabu-abuan; yang terakhir ini khususnya

bila terjadi perdarahan atau perubahan degeneratif di dalam kista. Pada pembukaan

terdapat cairan lendir yang khas, kental seperti gelatin, melekat dan berwarna kuning

sampai coklat tergantung dari percampurannya dengan darah.

Pada pemeriksaan mikroskopik tampak dinding kista dilapisi oleh epitel torak tinggi

dengan inti pada dasar sel; terdapat di antaranya sel-sel yang membundar karena terisi

lendir (goblet cells). Sel-sel epitel yang terdapat dalam satu lapisan mempunyai potensi

untuk tumbuh seperti struktur kelenjar: kelenjar-kelenjar menjadi kista-kista baru, yang

menyebabkan kista menjadi multilokuler. Jika terjadi sobekan pada dinding kista, maka

sel-sel epitel dapat tersebar pada permukaan peritoneum rongga perut, dan dengan

sekresinya menyebabkan pseudomiksoma peritonei. Akibat pseudomiksoma peritonei

ialah timbulnya penyakit menahun dengan musin terus bertambah dan menyebabkan

banyak perlekatan. Akhirnya, penderita meninggal karena ileus dan atau inanisi. Pada

kista kadang-kadang dapat ditemukan daerah padat, dan pertumbuhan papiler. Tempat-

tempat tersebut perlu diteliti dengan seksama oleh karena di situ dapat ditemukan tanda-

tanda ganas. Keganasan ini terdapat dalam kira-kira 5-10% dari kistadenoma musinosum.

Penanganan

            Penanganan terdiri atas pengangkatan tumor. Jika pada operasi tumor sudah

cukup besar sehingga tidak tampak banyak sisa ovarium yang normal, biasanya dilakukan

pengangkatan ovarium beserta tuba (salpingo-ooforektomi). Pada waktu mengangkat

kista sedapat-dapatnya diusahakan mengangkatnya in toto tanpa mengadakan pungsi

dahulu, untuk mencegah timbulnya pseudomiksoma peritonei karena tercecernya isi

kista. Jika berhubung dengan besarnya kista perlu dilakukan pungsi untuk mengecilkan

tumor, lubang pungsi harus ditutup dengan rapi sebelum mengeluarkan tumor dari rongga

perut. Setelah kista diangkat, harus dilakukan pemeriksaan histologik di tempat-tempat

yang mencurigakan terhadap kemungkinan keganasan. Waktu operasi, ovarium yang lain

perlu diperiksa pula.

c. Kistadenoma Ovarii Serosum

Pada umumnya para penulis berpendapat bahwa kita ini berasal dari epitel permukaan

ovarium (germinal epithelium).

Angka Kejadian

           Kista ini ditemukan dalam frekuensi yang hampir sama dengan kistadenoma

musinosum dan dijumpai pada goloongan umur yang sama. Agak lebih sering ditemukan

kista bilateral (10-20 %); Hariadi (1970) dalam hal ini menemukan frekuensi 19,7%,

Sapardan (1970) 15%, Djaswadi (1970) 10,9%; dan Gunawan (1977) 20,3%.

Selanjutnya, disurabaya hariadi dan Gunawan menemukan angka kejadian tumor ini

masing-masing 39,8% dan 28,5%; di Jakarta Sapardan mencatat angka 20,05 dan di

Yogyakarta Djaswadi mencatat angka 36,1%.

Gambaran Klinik

Pada umumnya kista jenis ini tak mencapai ukuran yang amat besar dibandingkan dengan

kistadenoma musinosum. Permukaan tumor biasanya licin, akan tetapi dapat pula

berrbagala karena kista serosum pun dapat berbentuk multilokuler, meskipun lazimnya

berongga satu. Warna kista putih keabu-abuan. Ciri khas kista ini adalah potensi

pertumbuhan papiler ke dalam rongga kista sebesar 50%, dan keluar pada permukaan

kista sebesar 5%. Isi kista cair, kuning, dan kadang-kadang coklat karena campuran

darah. Tidak jarang kistanya sendiri kecil, tetapi permukaannya penuh dengan

pertumbuhan papiler (solid papilloma).

            Pada umumnya dapat dikatakan bahwa tidak mungkin membedakan gambaran

makroskopik kistadenoma serosum papiliferum yang ganas dari yang jinak, bahkan

pemeriksaan mikroskopik pun tidak selalu memberi kepastian. Pada pemeriksaan

mikroskopik terdapat dinding kista yang dilapisi oleh epitel kubik atau epitel torak yang

rendah, dengan sitoplasma eosinofil dan inti sel yang besar dan gelap warnanya. Karena

tumor ini barasal dari epitel permukaan ovarium (germinal ephithelium), maka bentuk

epitel pada papil dapat beraneka ragam tetapi sebagian besar epitelnya terdiri atas epitel

bulu getar, seperti epitel tuba.

Pada jaringan papiler dapat ditemukan pengendapan kalsium dalam stromanya yang

dinamakan psamoma. Adanya psamoma biasanya menunjukkan bahwa kista adalah

kistadenoma ovarii serosum papilliferum, tetapi tidak bahwa tumor itu ganas.

Perubahan Ganas

Apabila ditemukan pertumbuhan papilifer, proliferasi dan stratifikasi epitel, serta

anaplasia dan mitosis pada sel-sel, kistadenoma serosum secara mikroskopik digolongkan

kedalam kelompok tumor ganas. Akan tetapi, garis pemisah antara kistadenoma ovarii

papiliferum yang jelas ganas kadang-kadang sukar ditentukan. Oleh karena itu, tidaklah

mengherankan bahwa potensi keganasan yang dilaporkan sangat berbeda-beda.

Walaupun demikian, dapat dikatakan bahwa 30% - 35% dari kistadenoma serosum

mengalami perubahan keganasan. Bila pada suatu kasus terdapat implantasi pada

peritoneum disertai dengan asites, maka prognosis penyakit itu kurang baik, meskipun

diagnosis histopatologis pertumbuhan itu mungkin jinak (histopatologically benign).

Klinis kasus tersebut menurut pengalaman harus dianggap sebagai neoplasma ovarium

yang ganas (clinically malignant).

Terapi

           Terapi pada umumnya sama seperti pada kistadenoma musinosum. Hanya,

berhubung dengan lebih besarnya kemungkinan keganasan, perlu dilakukan pemeriksaan

yang teliti terhadap tumor yang dikeluarkan. Bahkan kadang-kadang perlu diperiksa

sediaan yang dibekukan (frozen section) pada saat operasi, untuk menentukan tindakan

selanjutnya pada waktu operasi.

d. Kista Endometrioid

Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin; pada dinding dalam terdapat satu

lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan epitel endometrium. Kista ini, yang ditemukan

oleh Sartesson dalam tahun 1969, tidak ada hubungannya dengan endometriosis ovarii.

e. Kista Dermoid

Sebenarnya kista dermoid ialah satu teratoma kistik yang jinak dimana struktur-struktur

ektodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti epitel kulit, rambut, gigi dan produk

glandula sebasea berwarna putih kuning menyerupai lemak nampak lebih menonjol

daripada elemen-elemen entoderm dan mesoderm. Tentang histogenesis kista dermoid,

teori yang paling banyak dianut ialah bahwa tumor berasal dari sel telur melalui proses

partenogenesis.

Angka Kejadian

Tumor ini merupakan 10% dari seluruh neoplasma ovarium yang kistik, dan paling sering

ditemukan pada wanita yang masih muda. Ditaksir 25% dari semua kista dermoid

bilateral, lazimnya dijumpai pada masa reproduksi walaupun kista dermoid dapat

ditemukan pula pada anak kecil. Tumor ini dapat mencapai ukuran yang sangat besar,

sehingga beratnya mencapai beberapa kilogram

 Frekuensi kista dermoid di beberapa rumah sakit di Indonesia ialah sebagai berikut :

Sapardan mencatat angka 16,9%; Djaswadi 15,1%; Hariadi dan Gunawan masing-masing

11,1% dan 13,5% di antara penderita dengan tumor ovarium. Sebelum perang dunia II,

Eerland dan Vos (1935) melaporkan frekuensi kista dermoid sebesar 3,8% dari 451 tumor

ovarium yang diperiksa di Nederlands-Indisch Kanker Instituut di Bandung, diantaranya

satu kasus pada anak umur 13 tahun.

Gambaran Klinik

Tidak ada ciri-ciri yang khas pada kista dermoid. Dinding kista kelihatan putih, keabu-

abuan, dan agak tipis. Konsistensi tumor sebagian kistik kenyal, di bagian lain padat.

Sepintas lalu kelihatan seperti kista berongga satu, akan tetapi bila dibelah, biasanya

nampak satu kista besar dengan ruangan kecil-kecil dalam dindingnya. Pada umumnya

terdapat satu daerah pada dinding bagian dalam yang menonjol dan padat.

              Tumor mengandung elemen-elemen ektodermal, mesodermal dan entodermal.

Maka dapat ditemukan kulit, rambut, kelenjar sebasea, gigi (ektodermal), tulang rawan,

serat otot jaringan ikat (mesodermal), dan mukosa traktus gastrointestinalis, epitel saluran

pernapasan, dan jaringan tiroid (entodermal). Bahan yang terdapat dalam rongga kista

ialah produk dari kelenjar sebasea berupa massa lembek seperti lemak, bercampur dengan

rambut. Rambut ini terdapat beberapa serat saja, tetapi dapat pula merupakan

gelondongan seperti konde.

Pada kista dermoid dapat terjadi torsi tangkai dengan gejala nyeri mendadak di perut

bagian bawah. Ada kemungkinan pula terjadinya sobekan dinding kista dengan akibat

pengeluaran isi kista dalam rongga peritoneum. Perubahan keganasan agak jarang, kira-

kira dalam 1,5% dari semua kista dermoid, dan biasanya pada wanita lewat menopause.

Yang tersering adalah karsinoma epidermoid yang tumbuh dari salah satu elemen

ektodermal. Ada kemungkina pula bahwa satu elemen tumbuh lebih cepat dan

menyebabkan terjadinya tumor yang khas.

Termasuk di sini:

1. Struma ovarium

Tumor ini terutama terdiri atas jaringan tiroid, dan kadang-kadang dapat

menyebabkan hipertiroidi. Antara 1960 dan 1964 di RS. Dr. Soetomo Surabaya

pernah ditemukan 5 kasus struma ovarium, semuanay tak berfungsi dan tidak ganas.

Hariadi selam 5 tahun (1963-1968) menemukan 3 kasus struma ovarium (= 0,5%),

Djaswadi selam 10 tahun (1965-1974) hanya mencatat satu kasus (= 0,5%);

sedangkan Gunawan selama 3 tahun (1974-1977) melaporkan satu kasus (= 0,2%).

2. Kistadenoma ovarii musinosum dan kistadenoma ovarii serosum

                Kista-kista dapat dianggap sebagai adenoma yang bertasal dari satu elemen

dari epitelium germinativum.

3. Koriokarsinoma. Tumor ganas ini jarang ditemukan dan untuk diagosis harus

dibuktikan adanya hormon koriogonadotropin.