kkl2015 r2 ahmad imron sido muncul

37
Halaman Judul MANAJEMEN PRODUKSI PT. SIDOMUNCUL SEMARANG LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menempuh Ujian Skripsi Pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Ialam Nahdlatul Ulama’ Jepara Disusun oleh: Nama : Akhmad Imron NIM : 131110000906 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS i

Upload: linanurhikmah

Post on 28-Sep-2015

59 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

laporan KKL

TRANSCRIPT

Halaman Judul

MANAJEMEN PRODUKSI PT. SIDOMUNCUL SEMARANG

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menempuh Ujian Skripsi

Pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Ialam Nahdlatul Ulama Jepara

Disusun oleh:

Nama : Akhmad Imron

NIM : 131110000906

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA(UNISNU) JEPARA2015

Halaman Pengesahan

MANAJEMEN PRODUKSI PT.SIDO MUNCULPerusahaan PT. SIDO MUNCULTAHUN 2015

Laporan Kuliah Kerja Lapangan Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Pada Hari .... Tanggal Bulan. Tahun 2015Di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNISNU Jepara

Nama Mahasiswa: Akhmad Imron

NIM: 131110000906

Konsentrasi: Manajemen Produksi

Program Studi: Manajemen

Mengetahui,

Ka. Prodi ManajemenDosen Pembimbing KKL

Hadi Ismanto, SE., MM.A. Khoirul Anam S.E., M.SiNIY. 1 801229 11 075NIY. 1 800421 06 041

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana telah memberikan Rahmat, Hidayah, Serta Ridho-Nya, sehingga laporan KKL (Kuliah Kerja Lapangan) di PT. SIDO MUNCUL Semarang ini dapat penulis selesaikan dengan baik dan lancar.

Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan KKL (Kuliah Kerja Lapangan), yang tidak mungkin saya tulis satu-persatu dalam laporan KKL ini. Penulis mengucapkan terima kasih, diantaranya kepada:

1. Bapak Moch. Imron, S.E., M.M. selaku Dekan Kampus Fakultas Ekonomi dan Bisnis

2. Bapak Hadi Ismanto S.E., MM. selaku Prodi FEB Manajemen

3. Bapak A. Khoirul Anam, S.E., M.Si. selaku dosen pembimbing dalam Kuliah Kerja Lapangan

4. Bapak dan Ibu dosen UNISNU Jepara, yang mana telah memberikan motivasi kepada penulis

5. Untuk Kedua orang tua dan istri tercinta yang selalu mendoakan dan memberikan semangat kepada penulis.

6. Teman-teman di UNISNU yang telah membantu dalam penulisan KKL ini.

Saya menyadari bahwa laporan KKL (Kuliah Kerja Lapangan) ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna. Penulis berharap agar laporan ini dapat memberikan manfaat serta menambah pengetahuan baik bagi penulis pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Jepara, Februari 2015

Hormat Penulis

Akhmad Imron

DAFTAR ISI

Halaman Juduli

Halaman Pengesahanii

KATA PENGANTARiii

DAFTAR ISIiv

DAFTAR GAMBARvi

BAB I PENDAHULUAN1

1.1. Latar Belakang1

1.2. Tujuan2

1.3 Kegunaan Penyusunan KKL2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA3

2.1. Pengertian Produksi3

2.2. Pengertian Sistem Produksi4

2.3. Faktor-Faktor Produksi4

2.4. Pengertian Proses Produksi6

2.5. Kegiatan Produksi7

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN10

3.1. Profil Perusahaan10

3.1.1. Sejarah Perusahaan10

3.1.2. Lokasi Perusahaan11

3.1.3. Visi dan Misi Perusahaan11

3.2. Gudang Bahan Baku12

3.3. Proses Produksi13

3.3.1. Gambar Proses Pembuatan Jamu13

3.3.2. Proses Pembuatan Jamu14

3.4. Proses Pengemasan Jamu16

3.4.1. Bahan Pengemas16

3.4.2. Cara Pengemasan Jamu16

3.5. Gudang Penyimpanan Barang Jadi17

BAB IV PENUTUP19

4.1. Kesimpulan19

4.2. Saran19

DAFTAR PUSTAKA21

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Proses Pembuatan Jamu13

21

BAB I PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang

Jamu merupakan warisan nenek moyang yang dipercaya dapat mencegah dan menyembuhakan berbagai penyakit. Selain itu kelebihan dari pengobatan menggunakan ramuan tumbuhan tradisional tersebut ialah tidak ada efek samping yang ditimbulkan seperti yang sering terjadi pada pengobatan kimiawi. Oleh karena itu pemanfaatan jamu harus tetap dilestarikan. Akhir-akhir ini jamu semakin diminati oleh kalangan masyarakat dimana masyarakat semakin sadar dalam memilih produk yang aman, murah dan mudah didapatdan bersifat natural atau sedikit mengandung bahan-bahan kimia sintetis. Selain itu masyarakat juga menginginkan pola konsumsi makan, minum, dan pengobatan secara alami atau biasa disebut dengan back to nature.

Dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, jamu telah diproduksi dalam bentuk yang praktis misalnya pil, kapsul, parem dan dalam bentuk cair. Berbeda dengan dulu dimana jamu hanya diproduksi dalam bentuk rajangan atau serbuk saja. Bentuk-bentuk jamu sekarang ini dibuat lebih praktis, hal ini bertujuan agar konsumen lebih mudah mengkonsumsinya.

PT. Sido Muncul tampil sebagai pelopor perusahaan jamu yang melakukan pendekatan klinis dan penelitian sehingga posisi jamu bisa sejajar dengan obat keluaran pabrik farmasi. PT. Sido Muncul telah berhasil mengubah paradigma masyarakat mengenai jamu dan obat tradisional. Masyarakat indonesia kini dapat memperoleh khasiat jamu yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan diproduksi secara baik dan benar.

1.2. Tujuan

Tujuan dari penyusunan laporan KKL (Kuliah Kerja Lapangan) adalah untuk mengetahui bagaimana proses produksi jamu yang dilakukan oleh PT. Sido Muncul Semarang

1.3 Kegunaan Penyusunan KKL

Setelah menyelesaikan penyusunan laporan KKL, diharapkan penulis mampu melakukan hal-hal berikut, yaitu:

1) Mampu menyusun dan menulis suatu karya ilmiah

2) Mampu memaparkan secara spesifik proses kegiatan yang telah dilakukan

3) Mampu mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1. Pengertian Produksi

Setiap bidang kegiatan pasti memiliki suatu tujuan, begitupun dengan kegiatan produksi juga tidak terlepas dari suatu tujuan. Kegiatan produksi merupakan suatu bagian dari aktivitas suatu perusahaan dimana didalamnya terdapat proses pengolahan yang dimulai dari bahan baku menjadi barang atau jasayang mempunyai nilai ekonomis sehingga dapat mendatangkan manfaat bagi penggunanya. Selain itu, hasil dari penjualan produk dari hasil produksi bisa mendatangkan laba, dimana laba adalah salah satu hal yang menjadi tujuan dari perusahaan itu sendiri.

Produksi adalah suatu kegiatan atau proses yang mengubah masukan (input) menjadi keluaran (output). Proses produksi merupakan serangkaian metode dan teknologi yang digunakan dalammemproduksi barang dan jasa. Siklus produksi merupakan rangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan data terkait dengan pembuatan produk.

Sedangkan definisi lain mengungkapkan bahwa produksi adalah suatu proses mengubah input menjadi output sehingga nilai barang tersebut bertambah. Input dapat berupa barang atau jasa yang digunakan dalam proses produksi, sedangkan output adalah barang atau jasa yang dihasilkan dari suatu proses produksi (Adiningsih, 1999).

Aktivitas produksi akan lebih baik jika dilakukan setelah analisis perilaku konsumen terhadap produk yang akan dihasilkan oleh suatu perusahaan. Hal ini dapat menghasilkan produk yang sesuai keinginan dan kebutuhan pasar. Dengan analisis tersebut diharapkan mampu menciptakan produk yang tidak hanya memberikan manfaat bagi kebutuhan masyarakat tetapi juga dapat mendatangkan kepuasan bagi konsumen dari produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut.

2.2. Pengertian Sistem Produksi

Sistem produksi merupakan suatu sistem keterkaitan komponen satu (input) dengan komponen lain (output) dan juga menyangkut prosesnya terjadi interaksi antara satu dengan yang lainnyauntuk mencapai suatu tujuan. Komponen sistem produksi adalah input, proses dan output. Sistem produksi dapat didefinisikan yaitu suatu jadwal dapat berupa tabel ataupun persamaan sistematis untuk menggambarkan jumlah output maksimum yang dapat dihasilkan dari satu fatkor produksi tertentu, dan pada tingkat teknologi tertentu pula. Singkatnya fungsi produksi adalah katalog dari kemungkinan hasil produksi (Sudarman, 2004).

Setiap perusahaan mempunyai sistem produksi yang berbeda-beda. Hal ini terjadi sesuai dengan kebutuhan perusahaan juga dan sumber daya yang tersedia. Hal ini mendorong perbedaan komponen dari sistem produksi antara perusahaan satu dengan perusahaan lainnya. Komponen input diantaranya yaitu modal, tanah, tenaga kerja, manajemen, energi, informasi dan sebagainya yang berperan menjadi komponen bahan baku dari suatu produk. Sedangkan komponen proses dengan penerapan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mentransformasikan nilai tambah dari input ke output adalah meliputi pengendalian input. Komponen yang berkaitan output adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan.

2.3. Faktor-Faktor Produksi

Kegiatan produksi memerlukan unsur-unsur yang dapat digunakan dalam proses produksi yang disebut faktor produksi. Faktor produksi yang bisa digunakan dalam proses produksi terdiri dari sumber daya alam, tenaga kerja manusia, modal dan kewirausahaan.

A. Faktor Produksi Sumber Daya Alam

Yang merupakan faktor produksi sumber daya alam yaitu:

Tanah dan keadaan alam

Kekayaan hutan

Kekayaan yang terdapat dalam tanah (tambang)

Kekayaan air

B. Faktor Produksi Tenaga Kerja ManusiaFaktor produksi tenaga kerja manusia dibedakan menjadi 2 yaitu:

1) Tenaga kerja Rohani, yaitu kegiatan kerja yang lebih banyak menggunakan kegiatan pikiran yang produktif dalam produksi. Contoh: kerja para pemimpin

2) Tenaga kerja jasmani, yaitu segala kegiatan yang lebih banyak menggunakan kegiatan pelaksanaan yang produktif dalam produksi. Faktor produksi ini dibagi menjadi tiga yaitu:

Skilled labour / tenaga kerja terdidik yaitu tenaga kerja yang memerlukan pendidikan khusus.

Trained labour / tenaga kerja terlatih yaitu tenaga kerja yang tidak memerlukan latihan dan pengalaman terlebih dahulu.

Unskilled labour / tenaga kerja tidak terdidik yaitu tenaga kerja yang tidak memerlukan pendidikan dan latihan terlebih dahulu.

C. Faktor Produksi Modal

Faktor produksi modal meliputi:

1) Benda modal /capital goods, terdiri dari:

Modal tetap / fixed capital, yaitu setiap benda yang dapat dipergunakan lebih dari satu kali dalam proses produksi. Misal : mesin-mesin dan bangunan kantor.

Modal lancar / variabel capital , yaitu setiap benda yang hanya dapat dipergunakan sekali dalam proses produksi.

Modal uang (capital of money)

2) Faktor skill, terdiri dari:

Managerial skill, yaitu keahlian dalam mengorganisasi faktor-faktor produksi dan kemampuan menggunakan teknik-teknik serta metode-metode baru dalam proses produksi.

Technological skill, yaitu keahlian khusus dalam hal teknik ekonomi yang diperguanakan dalam kegiatan ekonomi dan produksi.

Organasation skill, yaitu keahlian mengatur berbagai usaha perusahaan.

2.4. Pengertian Proses Produksi

Proses diartikan sebagai suatu cara, metode dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada diubah untuk memperoleh suatu hasil. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa (Assouri, 1995). Proses juga diartikan sebagai cara, metode ataupun teknik bagaimana produk itu dilaksanakan. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan dan menambah kegunaan (utility) suatu barang dan jasa. Menurut (Ahyari, 2002) proses produksi adalah suatu cara, metode ataupun teknik menambah kegunaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan faktor produksi yang ada.Penentuan tipe produksi didasarkan pada faktor-faktor seperti:

a) Volume atau jumlah produk yang akan dihasilkan.

b) Kualitas produk yang diisyaratkan

c) Peralatan yang tersedia untuk melaksanakan proses

Berdasarkan pertimbangan cermat mengenai faktor-faktor tersebut ditetapkan tipe proses produksi yang paling cocok untuk setiap situasi produksi. Menurut (Yamit, 2002)macam-macam tipe proses produksi dari berbagai industri dapat dibedakan sebagai berikut:

a) Proses produksi terus-menerus, yaitu proses produksi barang atas dasar aliran produk dari satu operasike operasi berikutnya tanpa penumpukan disuatu titik dalam proses. Industri yang cocok dengan tipe produksi ini yang memiliki karakteristik yaitu output direncanakan dalam jumlah besar, variasi atau jenis produk yang dihasilkan rendah produk bersifat standar.

b) Proses produksi terputus-putus, yaitu produk diproses dalam kumpulan produk bukan atas dasar aliran terus-menerus dalam proses produk ini. Perusahaan yang menggunakan tipe produksi ini biasanya terdapat sekumpulan atau lebih komponen yang akan diproses atau menunggu untuk diproses, sehingga lebih banyak memerlukan persediaan barang dalam proses.

c) Proses produksi campuran, yaitu proses produksi yang merupakan penggabungan dari proses produksi terus-menerus dengan proses produksi terputus-putus. Penggabungan ini digunakan berdasarkan kenyataan bahwa setiap perusahaan berusaha untuk memanfaatkan kapasitas secara penuh.

2.5. Kegiatan Produksi

Kegiatan produksi adalah upaya mengubah bentuk suatu benda kedalam bentuk yang lebih baik daripada bentuk semula. Sedangkan produksi adalah usaha/kegiatan manusia untuk menambah, mempertinggi, menciptakan nilai guna suatu barang/jasa sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidup manusia. Kegiatan produksi dibedakan menjadi sebagai berikut:

a) Perencaan produksi

Perencanaan produksi meliputi keputusan yang menyangkut dan berkaitan dengan masalah-masalah pokok yang meliputi jenis dan jumlah barang yang akan dibuat serta cara pembuatan (penggunaan peralatan yang dipakai)

b) Organisasi produksi

Dalam perusahaan manufaktur, tanggung jawab untuk memproduksi barang berada pada bagian produksi yang mana didalamnya terdapat para ahli dalam perencanaan supervisi atau pelaksanaan dalam proses produksi. Besarnya organisa produksi yang diperlukan tergantung besarnya perusahaan dan kompleksnya proses pengolahan yang diinginkan.

c) Pengendalian persediaan bahan baku

Perusahaan selalu menghendaki jumlah persediaan yang cukup agar jalannya produksi tidak terganggu. Persediaan dalam jumlah besar mengandung beberapa resiko seperti:

Resiko hilang dan rusak

Biaya pemeliharaan dan pengawasan

Resiko usang

Jumlah persediaan tepat dapat ditentukan dengan jalan menghitung jumlah persediaan paling ekonomis. Sedangkan jumlah ekonomis dipengaruhi oleh pemesanan. Jumlah pemesanan yang ekonomis dipengaruhi oleh 4 faktor sebagai berikut:

Jumlah kebutuhan bahan baku per tahun

Biaya pemesanan

Biaya penyimpanan

Harga bahan baku

d) Pemeliharaan peralatan

Dibidang aktivitas produksi, fungsi pemeliharaan dari perbaikan peralatan sangat memegang peralatan penting. Apabila hal ini diabaikan, maka perusahaan akan kerugian yang tidak kecil. Untuk mencegah kerugian tersebut terdapat dua sistem dalam mengorganisai pemeliharaan yaitu:

Desentralisasi menurut biaya atau departemen, yaitu masing-masing bagian atau departemen memiliki seksi pemeliharaan tersendiri.

Sentralisasi, yaitu dalam perusahaan hanya terdapat satu bagian yang khusus menangani perbaikan dan pemeliharaan peralatan.

e) Pengawasan kualitas dan inspeksi

Pengawasan kualitas dan inspeksi tidak hanya menyangkut tentang barangnya saja, tetapi menyangkut pula kebijakan kualitas sesuai dengan tuntutan pasar, kebutuhan investasi, kemampuan menghasilkan barang kembali, dan persaingan.

BAB IIIHASIL DAN PEMBAHASAN3.1. Profil Perusahaan3.1.1. Sejarah Perusahaan

Memproduksi jamu ternyata bukanlah bisnis awal yang dirintis oleh pasangan Bapak Siem Thian Hie (lahir 28-01-1897, wafat 12-04-1976) dan ibu Go Djing Nio (lahir 13-08-1897, wafat 14-02-1983). Sebelumnya pasangan ini pernah membuka usaha Milkrey yaitu usaha pemerahan susu yang besar di Ambarawa. Pada tahun 1928 terjadi perang Malese yang melanda dunia. Akibat perang ini, usaha Melkrey yang mereka rintis terpaksa gulung tikar dan mengharuskan mereka pindah ke Solo pada tahun 1930. Tanpa menyerah, pasangan ini kemudian memulai usaha toko roti dengan nama Roti Muncul. Lima tahun kemudian, berbekal kemahiran Ibu Go Djing Nio dalam mengolah jamu dan rempah-rempah, pasangan ini memutuskan untuk membuka usaha jamu di Yogyakarta.

Pada tahun 1941, mereka memformulasikan Jamu Tolak Angin dengan nama Jamu Tujuh Angin. Saat perang kolonial Belanda yang kedua pada tahun 1949, mereka mengungsi ke Semarang dan mendirikan usaha jamu dengan nama Sido Muncul, yang artinya impian yang terwujud. Di Jalan Mlaten Trenggulun No. 104 itulah usaha jamu rumahan dimulai.

Banyaknya permintaan terhadap kemasan jamu yang lebih praktis, mendorong mereka untuk memproduksi Jamu Tolak Angin dalam bentuk yang praktis (serbuk). Produk ini mendapat tempat di hati masyarakat sekitar dan permintaannya pun semakain meningkat. Dalam perkembangannya, pabrik tersebut ternyata tidak mampu lagi memenuhi kapasitas produksi yang besar.

Karena permintaan pasar yang semakain tinggi, generasi kedua Desy Sulistio, memutuskan untuk memindahkan pabrik ke Lingkungan Industri Kecil di Jalan Kaligawe Semarang pada tahun 198. Kemudian dimulai pembangunan pabrik yang dilengkapi dengan fasilitas modern, hingga bisa berkembang pesat seperti saat ini, dan menjadi pelopor perusahaan jamu dengan standar farmasi.

3.1.2. Lokasi Perusahaan

Lokasi PT. Sido Muncul terletak di Jalan Soekarno-Hatta KM. 28 kecamatan Bergas Klepu, Semarang 50552. PT. Sido Muncul mempunyai luas tanah 29 Ha dengan luas bangunan kurang lebih 7 Ha. Selain sebagai tempat pelaksanaan produksi, di lokasi pabrik Sido Muncul juga terdapat Agrowisata seluas 4 Ha, yang ditanami berbagai jenis tanaman obat, termasuk tanaman langka yang hampir punah.

Lokasi PT. Sido Muncul yang terletak di jalan Solo Semarang yang merupakan pusat industri yang strategis maka memungkinkan proses pemasaran yang lebih cepat. Selain itu juga mendatangkan keuntungan lain bagi perusahaan yaitu perusahaan lebih mudah mendapatkan sumber tenaga kerja.

3.1.3. Visi dan Misi Perusahaan

Visi:

Menjadi industri jamu yang dapat memberikan manfaat pada masyarakat dan lingkungan.

Misi:

a) Mengembangkan produk-produk berbahan baku herbal yang rasional, aman dan jujur berdasarkan penelitian.

b) Mengembangkan penelitian obat-obat herbal secara berkesinambungan.

c) Membantu dan mendorong pemerintah, institusi pendidikan, dunia kedokteran agar lebih berperan dalam penelitian dan pengembangan obat dan pengobatan herbal.

d) Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya membina kesehatan melalui pola hidup sehat, pemakaian bahan-bahan alami, dan pengobatan secara naturopati.

e) Melakukan Corporate Social Responsibility (CSR) yang intensif.

f) Mengelola perusahaan yang berorientasi ramah lingkungan.

g) Menjadi perusahaan obat herbal yang mendunia.

3.2. Gudang Bahan Baku

Gudang penyimpanan bahan baku di PT. Sido Muncul terdiri dari 2 bagian, yaitu gudang simplisia dan gudang non simplisia. Gudang simplisia berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan bahan baku yang akan diproses. Sedangkan gudang non simplisia berfungsi sebagai tempat persediaan bahan baku siap pakai untuk tambahan produk seperti gula, krimer, susu dll.

Didalam gudang simplisia terdapat sekitar 160 jenis bahan baku yang digunakan oleh PT. Sido Muncul dalam proses produksinya. Bagian bahan yang diambil meliputi akar, rimpang, daun, bunga, buah dan biji. Kesemua bahan baku tersebut diperoleh dengan cara menenam dan mengembangkan tanaman yang berkhasit sebagai bahan obat dengan menanamnya sendiri diperkebunan dan kerjasama dengan para petani dalam bentuk kemitraan. Selain itu PT. Sido Muncul memperoleh bahan baku dengan cara mengimpor bahan jamu yang tidak diperoleh di Indonesia. Disamping itu, sebagian bahan baku yang digunakan dalam pembuatan jamu dipasok dari supplier yang berasal dari daerah Tawangmangu- Jawa Tengah. Hal ini disebabkan karena kuantitas dan kualitas produk bahan baku dari daerah tersebut sangat baik dan sesuai dengan standar kualitas mutu di PT. Sido Muncul.

3.3. Proses Produksi (Bahan Baku MentahDisortasiDisimpan di Gudang Bahan BakuPencucianPengovenanBahan Baku MatangPengemasanDiekstrakPenggilingan IPenggilan IIJamu CairPembuatan Jamu Berdasarkan Standar CPOBPengemasanJamu SerbukPengayakanPembuatan Jamu Berdasarkan CPOBAmpas)3.3.1. Gambar Proses Pembuatan Jamu

Gambar 1 Proses Pembuatan Jamu

3.3.2. Proses Pembuatan Jamu

Secara Umum proses produksi yang dilakukan PT. Sido Muncul melalui beberapa tahap yang mengikuti prinsip FIFO (First In First Out). Setiap langkah produksi yang dilakukan oleh PT. Sido Muncul mengikuti standar CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik). Adapun proses pembuatan jamu PT. Sido Muncul adalah sebagai beikut:

a) Tahap Persiapan Bahan Baku

Bahan baku yang diperoleh dari supplier disortir terlebih dahulu untuk dipilah-pilah sesuai jenisnya, hal ini dikarenakan bahan baku pembuatan jamu mayoritas bentuk dan warna kulitnya hampir sama. Selain itu hal tersebut juga bertujuan untuk memilah-milah bahan yang dipakai atau yang layak pakai.

b) Tahap Pencucian Bahan

Bahan baku yang sudah dipilah-pilah, selanjutnya akan dicuci dengan bersih.

c) Tahap Pengovenan

Setelah bahan baku dicuci bersih, maka bahan baku tersebut segera dioven untuk mengurangi kadar air yang terkandung didalam bahan. Sehingga bahan tersebut mampu mempunyai daya tahan yang panjang. Setelah proses pengovenen selesai maka sebagian bahan baku yang dihasilkan dari proses pengovenan akan disimpan dalam gudang bahan baku, sedangkan sebagian lagi dapat segera diproses.

d) Tahap Penggilingan I

Setelah bahan baku dioven, maka bahan tersebut akan menjadi kering sebab kandungan air yang terkandung didalam bahan sudah berkurang sehingga sifat bahan menjadi kering dan mudah untuk digiling.

e) Tahap Penggilingan II

Pada tahap penggilingan II ini, bahan yang digunakan dalam pembuatan obat cair dan serbuk dibedakan. Untuk memproduksi jamu serbuk, maka setelah bahan digiling pada tahap pertama kemudian akan diperhalus lagi melalui tahap kedua.

f) Tahap Pengayakan

Proses pengayakan ini hanya digunakan untuk memproduksi jamu serbuk saja. Setelah bahan digiling, maka bahan akan diayak dengan ayakan yang berukuran 30 mesh.

g) Tahap Pembuatan Jamu

Ada beberapa cara pembuatan jamu di PT. Sido Muncul, tergantung dari jenis bahan baku yang digunakan dan jenis fisik jamu yang akan dibuat. Proses pembuatan jamu antara lain sebagai berikut:

Proses pembuatan jamu serbuk

Proses pembuatan jamu cair

Proses pembuatan jamu dari daun dan akar-akaran

Proses pembuatan jamu instan dari empon-empon

Proses pembuatan jamu pil

Proses pembuatan jamu kapsul

Proses pembuatan jamu tablet

Proses pembuatan jamu di PT. Sido Muncul terkenal dengan sebutan CPOB (Cara Pembuatan Jamu yang Baik).

h) Tahap Pengemasan

Jamu yang sudah dibuat kemudian dikemas ke dalam pengemas yang sudah tersedia. Biasanya pengemasan jamu ini memiliki ruang tersendiri, sebab jamu merupakan produk yang rentan terhadap kontaminasi.

i) Tahap Pengepakan

Setelah produk jamu dikemas, kemudian produk jamu dimasukkan ke dalam kardus yang disesuaikan dengan jenis produk jamunya. Kemudian kardus ditutup rapat dan diberi kode dan dicantumkan kode kadaluwarsa. Untuk selanjutnya produk jamu tersebut disimpan di dalam gudang penyimpanan produk.

3.4. Proses Pengemasan Jamu3.4.1. Bahan Pengemas

Produk jamu yang diproduksi PT. Sido Muncul pada umumnya dikemas dengan menggunakan plastik Metalize (plastik tipis yang berlapis laminates dengan logam atau alumunium). Sehingga pengemas bagian dalam terlihat lebih mengkilap. Plastik Metalize ini lebih sulit menyerap air, minyak dan udara bila dibandingkan dengan menggunakan kertas ersat (perkamen) sehingga dapat meningkatkan mutu produk, memperbaiki penampilan dan menarik minat konsumen tanpa meningkatkan harga jual karena biaya produksinya dibuat tetap. Keuntungan lain dari penggunaan kertas plastik Metalize antara lain kertas plastik tersebut dapat langsung diberi label, sehingga tidak memerlukan kemasan luar. Hal tersebut sesuai dengan tujuan pengemasan sendiri sebagai media iklan dimana kemasan yang menarik mendorong konsumen agar menkonsumsi produk tersebut. Disamping itu kemasan tersebut didesian dengan warna dan gambar meriah sehingga gambar dan warna tersebut mencerminkan keberadaan perusahaan yang memproduksinya. Kemasan juga memberikan sejumlah informasi pada konsumen mengenai bahan baku, tanggal kadaluarsa, status halal atau ada tidaknya yang disesuaikan dengan syarat Depkes RI. Keterangan tersebut harus dibuat sesuai dengan keadaan yang sebenar-benarnya dengan menjamin konsumen akan mutu dari produk yang dihasilkan.

3.4.2. Cara Pengemasan Jamu

Proses pengemasan jamu di PT. Sido Muncul biasanya berdekatan dengan ruang pengemasan. Kedua proses ini biasanya berada pada ruangan tertutup dan ruangan ini bersuhu 26oC atau mendekati suhu kamar dimana kondisinya sesuai untuk proses tersebut. Kelembaban ruangan 78%. Hal ini dikarenakan agar mikroba yang terdapat pada ruangan tersebut dapat dinonaktifkan, sehingga produk tidak akan mudah terkontaminasi. Produk jamu yang sudah jadi dan hendak dikemas, biasanya dimasukkan terlebih dahulu ke mesin pengisi serbuk yang mempunyai kapasitas kurang lebih 4 kg. Begitu pula dengan kemasannya yaitu kertas plastik metalize juga dimasukkan ke dalam mesin pengisi serbuk. Setelah itu mesin akan bergerak secara otomatis dan produk yang keluar dari mesin per kantong atau per kemasan sudah mempunyai berat yang sama.

Penutupan kertas plastik metalize menggunakan mesin pengelas. Temperatur yang digunakan untuk menutup plastik ini berkisar antara 90oC 100oC, karena jika lempeng besi terlalu panas maka plastik tersebut dapat meleleh dengan sendirinya . Sebaliknya jika suhu kurang panas, plastik tidak bisa menutup atau menempel secara sempurna. Sehingga untuk mengatasi hal tersebut, apabila lempeng besi sudah terlalu panas maka lempeng besi akan disikat dengan air. Untuk itu pada mesin pengelas harus diatur agar proses penutupan yang berdasarkan daya leleh plastik dapat maksimal. Disamping itu, perekatan dengan waktu yang lebih lama dari prosedur membuat kemasan hancur dan menghilangkan fungsi dari kemasan tersebut. Setelah proses pengemasan selesai, biasanya para karyawan menyimpan produk jamu-jamu tersebut ke dalam kardus dan siap untuk disimpan di dalam gudang. Pada proses pengepakan ini dilakukan secara manual oleh para pekerja.

3.5. Gudang Penyimpanan Barang Jadi

Produk jamu yaang sudah dikemas dalam kardus disimpan dalam gudang penyimpanan barang jadi. Penyimpanan/penggudangan dilakukan diruangan tertutup dengan pencahayaan yang cukup dan dengan suhu yang sesuai dengan suhu kamar. Gudang penyimpanan barang jadi ini dibuat berpetak-petak dimana setiap petaknya diberi alas kayu. Hal ini bertujuan agar produk tidak bersentuhan langsung dengan lantai sehingga dapat mengurangi kerusakan pada produk yang diakibatkan oleh jamur atau bakteri. Sebab suhu ruang didaerah tersebut terhitung rendah bila dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya. Disamping itu hal tersebut juga mempermudah pengambilan produk dengan menggunakan forklip. Produk yang disimpan dalam gudang akan diberi penutup agar produk tidak rusak apabila terjadi kebocoran pada ruang penyimpanan. Penutup ini biasanya berupa terpal yang dibentangkan diatas tumpukan kardus-kardus.

BAB IVPENUTUP4.1. Kesimpulan

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa produk-produk jamu yang dihasilkan oleh PT. Sido Muncul adalah produk yang aman bagi konsumen karena telah dilakukan penelitian secara intensif. Penelitian yang dilakukan meliputi proses produksi yang baik, standardisasi, keamanan dan uji khasiat produk-produk Sido Muncul. Semua itu dilakukan untuk mendapatkan kepastian tentang khasiat dan keamanan produk bagi konsumen. Dengan penelitian yang intensif, PT. Sido Muncul dapat menghasilkan produk-produk yang aman, baik dan dapat dipertanggungjawabkan.

PT. Sido Muncul telah mendapatkan dua sertifikat dari Departemen Kesehatan yaitu Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) dan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) setara dengan farmasi. Sertifikat inilah yang menjadikan PT. Sido Muncul sebagai satu-satunya pabrik jamu berstandar farmasi. Ini berarti posisi jamu setara dengan obat yang terbukti dapat diuji secara klinis keabsahan dan keilmihannya sebagai obat. Laboratorium PT. Sido Muncul juga telah dilengkapi sertifikat ISO 17025 dan secara rutin melakukan pembaharuan di hardware dan software-nya. Beberapa laboratorium PT. Sido Muncul yaitu:

Laboratorium Formulasi

Laboratorium Mikrobiologi

Laboratorium Kimia

Laboratorium Instrumentasi

Laboratorium Uji Stabilitas

4.2. Saran

PT. Sido Muncul umtuk selalu melakukan penelitian tentang obat tradisional dan jamu herbal karena penelitian itu tidak ada batasnya serta selalu meningkatkan kreativitas SDM (Sumber Daya Manusia) karena peralatan yang lengkap tidak akan menghasilakan apa-apa tanpa kreativitas manusia saat menggunakannya: apa yang diteliti, bagaimana menelitinya, bagaimana mengembangkannya dan sebagainya agar kepercayaan masyarakat terhadap produk-produk Sido Muncul semakin meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Adiningsih, S. (1999). Ekonomi Mikro. Yogyakarta: BPFE.

Ahyari, A. (2002). Manajemen Produksi Perencanaan Sistem Produksi, Edisi Empat. Yogyakarta: BPFE.

Assouri, S. (1995). Manajemen pemasaran, dasar, konsep dan strategi. Jakarta: PT Raya Grafindo.

Sudarman, A. (2004). Teori Ekonomi Mikro Edisi 4. Yogyakarta: BPFE.

Yamit, Z. (2002). Manajemen Kualitas Produk dan Jasa, Edisi Pertama. Yogyakarta: Ekonisia.