klassifikasi gangguan jiwa

71
KLASSIFIKASI KLASSIFIKASI GANGGUAN JIWA GANGGUAN JIWA dr. Woro Pramesti, Sp.KJ

Upload: anwarrudin-asni

Post on 17-Dec-2015

45 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Pemeriksaan kesehatan Jiwa

TRANSCRIPT

  • KLASSIFIKASI GANGGUAN JIWAdr. Woro Pramesti, Sp.KJ

  • PPDGJ[PEDOMAN PENGGOLONGAN dan DIAGNOSIS GANGGUAN JIWA]Di Indonesia

  • PPDGJ IIIEdisi ketiga diterbitkan pada tahun 1993Nomor kode dan diagnosis gangguan jiwa merujuk ke ICD-10 (the International Classification of Diseases and Related Health Problems, Tenth Edition, 1992) yg diterbitkan oleh WHO, yaitu chapter on Mental and Behavioural Disorders, Chapter F, nomor F00 s.d F99 (sistem alfa numerik)Konsep klasifikasi dg hierarki blok diagnostik dan memakai pedoman diagnostik merujuk ke ICD-10

  • Sindrom terkait budaya terintegrasi kedalam berbagai diagnosis yg ada, sesuai dg tampilan gejala klinisnya, misalnya: amok = F68.8Diagnosis multi-aksial menurut DSM-IV

  • Tujuan dari adanya PPDGJ di Indonesia adalah:1.Bidang pelayanan kesehatan (service and clinical use)-kodifikasi penyakit/ gangghuan untuk statistik kesehatan-keseragaman diagnosis klinis untuk tata laksana terapi2.Bidang pendidikan kedokteran (educational use)-kesamaan konsep diagnosis gangguan jiwa untuk komunikasi akademik3.Bidang penelitian kesehatan (research use)-memberikan batasan dan kriteria operasional diagnosis gangguan jiwa, yg memungkinkan perbandingan data dan analisis ilmiah (diagnostic for research)

  • Istilah yg digunakan dalam PPDGJ adalah Gangguan Jiwa atau Gangguan Mental (mental disorder), tidak menganal istilah penyakit jiwa (mental disease/ mental illness)

    Konsep gangguan jiwa dari DSM-IV (yang merupakan rujukan dari PPDGJ-III): mental disorder is conceptualized an clinically significant behavioral or psychological syndrome or pattern that occurs in an individual and that is associated with present distress or disability or with a significant increased risk of suffering death, pan, disability, or an important of freedom

  • Dari konsep-konsep diatas, dirumuskan:Konsep Gangguan Jiwa, didapatkan butir-butir:a.Adanya Gejala klinis yang bermakna, berupa:-sindrom atau pola perilaku-sindrom atau pola psikologikb.Gejala klinis tersebut menimbulkan penderitaan (distress) antara lain dapat berupa: rasa nyeri, tidak nyaman, tidak tentram, terganggu, disfungsi organ tubuh dll3.Gejala klinis tersebut menimbulkan Disabilitas (disability) dalam aktivitas kehidupan sehari-hari yang biasa dan diperlukan untuk perawatan diri dan kelangsungan hidup (mandi, berpakaian, makan, kebersihan diri dll)

  • Pendekatan ateoretik dan deskriptifPPDGJ-III menganut pendekatan ateoritik, yaitu tidak mengacu pada teori tertentu berkenaan dg etiologik atau proses patofisiologik, kecuali untuk gangguan-gangguan yg sudah jelas dan disepakati penyebabnya, misalnya pada Gangguan Mental Organik, dimana faktor organik merupakan faktor yg penting. Pendekatan ateoretik itu dilakasanakan dg cara mendeskripsikan (menguraikan dan melukiskan) secara menyeluruh apa manifestasi gangguan jiwa (deskripsi gambaran klinis) dan jarang mengusahakan penjelasan bagaimana timbulnya gangguan itu. Pengelompokan diagnosis gangguan jiwa berdasarkan persamaan gambaran klinisnya

  • PPDGJ-III mengelompokkan diagnosis gangguan jiwa ke dalam 100 Kategori Diagnosis, mulai dari F00 s.d F98F99:gangguan jiwa yg tidak tergolongkan:untuk mengelompokkan gangguan jiwa tidak khas

    Penyusunanurutan blok-blok diagnosis berdasarkan suatu hierarki, dimana suatu gangguan yg terdapat dalam urutan hierarki yg lebih tinggi, mungkin mempunyai ciri-ciri dari gangguan yg terletak dalam hierarki lebih rendah, tetapi tidak sebaliknya.

  • Urutan Hierarki Blok Diagnosis Gangguan Jiwa berdasarkan PPDGJ-IIII:Gangguan Mental Organik & Simtomatik (F00-F09):Ggn. Mental & perilaku akibat zat psikoaktif (F10-F19)ciri khas: etilogo organik/ fisik jelas, primer/ sekunder

    II:Skizofrenia, Ggn. Skizotipal & Ggn. Waham (F20-F29)ciri khas: gejala psikotik etiologi organik tidak jelas

  • III:Gangguan Suasana perasaan [mood/ afektif] (F30-F39)Gejala khas: gejala Gg. Afek (psikotik dan non psikotik)

    IV:Ggn. Neurotik, Ggn. Somatoform & Ggn. Stres (F40-F48)ciri khas: gejala non psikotik, etiologi non organik

    V:Sindrom perilaku yg berhubungan dg. Ggn. Fisiologis & faktor fisik (F50-F59)ciri khas: gejala disfungsi fisiologis, etiologi non organik

  • VI:Ggn. Kepribadian & perilaku masa dewasa (F60-F69)ciri khas: gejala perilaku, etiologi non organik

    VII:Retardasi Mental (F70-F79)ciri khas: gejala perkembangan IQ, onset masa kanak

    VIII:Ggn. Perkembangan psikologis (F80-F89)ciri khas: gejala perkembangan khusus, onset masa kanak

  • IX:Ggn. Perilaku & emosional dg onset masa kanak & remaja (F90-F98)ciri khas: gejala perilaku/ emosional, onset masa kanak

    X:Kondisi lain yg menjadi fokus perhatian klinis (kode Z)ciri khas: tidak tergolong gangguan jiwa

  • F00 F009 GANGGUAN MENTAL ORGANIK (TERMASUK GANGGUAN MENTAL SIMTOMATIK)

    F00Demensia pada penyakit AlzheimerF00.0Demensia pada penyakit alzheimer dg onset diniF00.1Demensia pada penyakit alzheimer dg onset lambat F00.2 Demensia pada penyakit alzheimer tipe tak khas atau tipa campuranF00.9 Demensia pada penyakit alzheimer YTT

  • F01Demensia Vaskular

    F01.0Demensia vaskular onset akutF01.1 Demensia multi-infarkF01.2 Demensia vaskular subkortialF01.3 Demensia vaskular campuran kortikal dan sub kortikalF01.8 Demensia vaskular lainnyaF01.9 Demensia vaskular YTT

  • F02Demensia pada Penyakit Lain YDK

    F02.0Demensia pada Penyakit PickF02.1Demensia pada Penyakit Creutzfeldt-JakobF02.2Demensia pada Penyakit HuntingtonF02.3Demensia pada Penyakit ParkinsonF02.4 Demensia pada Penyakit Human Immunodeficiency Virus (HIV)F02.8Demensia pada Penyakit YDT YDK

  • F03Demensia YTT

    Karakter kelima dapat digunakan untuk menentukan demensia pada F00-F03 sebagai berikut:.x0Tanpa gejala tambahan.x1Gejala lain, terutama waham.x2Gejala lain, terutama halusinasi.x3 Gejala lain, terutama depresi.x4Gejala campuran lain

  • F04Sindrom Amnesik Organik Bukan Akibat Alkohol dan Zat Psikoaktif Lainnya

    F05Delirium Bukan Akibat Alkohol dan Zat Psikoaktif Lainnya

    F05.0Delirium, tak bertumpang tindih dg demensiaF05.1Delirium, bertumpang tindih dg demensiaF05.8Delirium lainnyaF05.9Delirium YTT

  • F06Gangguan Mental Lainnya Akibat Kerusakan dan Disfungsi otak dan Penyakit Fisik

    F06.0Halusinosis organikF06.1Gangguan katatonik organikF06.2Gangguan waham organik (lir-skizofrenia)F06.3Gangguan suasanan perasaan (mood [afektif]).30Gangguan manik organik.31Gangguan bipolar organik.32Gangguan depresif organik.33Gangguan afektif organik campuran

  • F06.4Gangguan anxietas organikF06.5Gangguan disosiatif organikF06.6Gangguan astenik organikF06.7Gangguan kognitif ringanF06.8Gangguan mental lain YDK akibat kerusakan dan disfungsi otak dan penyakit fisikF06.9Gangguan mental YTT akibat kerusakan dan disfungsi otak dan penyakit fisik

  • F07Gangguan Kepribadian dan Perilaku Akibat Penyakit, Kerusakan dan Disfungsi Otak

    F07.0Gangguan kepribadian organikF07.1Sindrom pasca ensefalitikF07.2Sindrom pasca kontusioF07.8Gangguan kepribadian dan perilaku organik lain akibat penyakit, kerusakan dan disfungsi otakF07.9Gangguan kepribadian dan perilaku organik YTT akibat penyakit, kerusakan dan disfungsi otak

    F.09Gangguan Mental Organik atau Simtomatik YTT

  • F20 F29SKIZOFRENIA, GANGGUAN SKIZOTIPAL dan GANGGUAN WAHAM

    F20SkizofreniaF20.0Skizofrenia ParanoidF20.1Skizofrenia HebefrenikF20.2Skizofrenia KatatonikF20.3Skizofrenia Tak Terinci (UndifferentF20.4Depresi pasca skizofreniaF20.5Skizofrenia residualF20.6Skizofrenia simpleksF20.8Skizofrenia lainnyaF20.9Skizofrenia YTT

  • Karakter kelima dapat digunakan untuk mengklasifikasikan perjalanan penyakit:.x0berkelanjutan.x1Episodik dengan kemunduran progresif.x2Episodik dengan kemunduran stabil.x3Episodik berulang.x4remisi tak sempurna.x5remisi sempurna.x8lainnya.x9periode pengamatan kurang dari saru tahun

  • F21Gangguan Skizotipal

    F22Gangguan Waham MenetapF22.0Gangguan wahamF22.8Gangguan waham menetap lainnyaF22.9Gangguan waham menetap YTT

  • F23Gangguan Psikotik Akut dan SementaraF23.0Gangguan psikotik polimorfik akut tanpa gejala skizofreniaF23.1Gangguan psikotik polimorfik akut dg gejala skizofreniaF23.3 Gangguan psikotik lir-skizofrenia akutF23.8Gangguan psikotik akut dan sementara lainnyaF23.9Gangguan psikotik dan sementara YTT

    Karakter kelima dapat digunakan untuk menetukan ada atau tidaknya penyerta stres akut.x0Tanpa penyerta stress akut.x1 dg penyerta stres akut

  • F24Gangguan Waham Induksi

    F25Gangguan SkizoafektifF25.0Gangguan Skizoafektif tipe manikF25.1 Gangguan Skizoafektif tipe depresifF25.2Gangguan Skizoafektif tipe campuranF25.8 Gangguan Skizoafektif lainnyaF25.9 Gangguan Skizoafektif YTT

    F28Gangguan Psikotik Non Organik Lainnya

    F29Gangguan Psikotik Non Organik YTT

  • F30 F39GANGGUAN SUASANA PERASAAN (MOOD [AFEKTIF])

    F30Episode ManikF30.0HipomaniaF30.1Mania tanpa gejala psikotikF30.2Mania dg gejala psikotikF30.8Episode manik lainnyaF30.9Episode manik YTT

  • F31Gangguan Afektif BipolarF31.0Gangguan Afektif bipolar, episode kini hipomanikF31.1Gangguan Afektif bipolar, episode kini manik tanpa gejala psikotikF31.2Gangguan Afektif bipolar, episode kini dg gejala psikotikF31.3Gangguan Afektif bipolar, episode kini depresif ringan atau sedang.30tanpa gejala somatik.31 dg gejala somatikF31.4Gangguan Afektif bipolar, episode kini depresif berat tanpa gejala psikotik

  • F31.5Gangguan Afektif bipolar, episode kini depresif berat dg gejala psikotikF31.6Gangguan Afektif bipolar, episode kini campuranF31.7Gangguan Afektif bipolar, episode kini dalam remisiF31.8Gangguan Afektif bipolar lainnyaF31.9Gangguan Afektif bipolar YTT

  • F32 Episode DepresifF32.0Episode depresif ringan.00tanpa gejala somatik.01 dg gejala somatikF32.1Episode depresif sedang.10Tanpa gejala somati.11dg gejala somatikF32.2Episode depresif berat tanpa gejala psikotikF32.3Episode depresif berat dg gejala psikotikF32.8Episode depresif lainnyaF32.9Episode depresif YTT

  • F33 Episode Depresif BerulangF33.0Episode depresif berulang, episode kini ringan.00tanpa gejala somatik.01 dg gejala somatikF33.1Episode depresif berulang, episode kini sedang.10Tanpa gejala somati.11dg gejala somatikF33.2Episode depresif berulang, episode kini berat tanpa gejala psikotik

  • F33.3Episode depresif berulang, episode kini berat dg gejala psikotikF33.8Episode depresif berulang, kini dalam remisis F34.8Episode depresif berulang lainnya F33.9Episode depresif berulang YTT

  • F34Gangguan Suasana Perasaan (Mood [Afektif]) MenetapF34.0SiklotimiaF34.1DistimiaF34.8Gangguan suasana perasaan (mood [afektif]) menetap lainnyaF34.9Gangguan suasana perasaan (mood [afektif]) YTT

  • F38Gangguan Suasana Perasaan (Mood [Afektif]) LainnyaF38.0Gangguan suasana perasaan (mood [afektif]) tunggal lainnya.00 Episode afektif ca,puranF38.1Gangguan suasana perasaan (mood [afektif]) berulang lainnya.10gangguan depresif singkat berulangF38.8Gangguan suasana perasaan (mood [afektif]) lainnya YDT

    F39Gangguan Suasana Perasaan (Mood[Afektif]) YTT

  • F40 F48GANGGUAN NEUROTIK, GANGGUAN SOMATOFORM dan GANGGUAN TERKAIT STRES

    F40Gangguan Anxietas FobikF40.0Agorafobia.00 tanpa gangguan panik.01 dg gangguan fobikF40.1Fobia sosialF40.2Fobia khas (terisolasi)F40.3Gangguan anxietas fobik lainnyaF40.9Gangguan anxietas fobik YTT

  • F41Gangguan Anxietas LainnyaF41.0Gangguan panik (anxietas paroksismal episodik)F41.1Gangguan anxietas menyeluruhF41.2Gangguan campuran dan depresifF41.3Gangguan anxietas campuran lainnyaF41.8Gangguan anxietas lainnya YDTF41.9Gangguan anxietas YTT

  • F42Gangguan Obsesif KompulsifF42.0Predominan pikiran obsesif atau pengulanganF42.1Predominan tindakan kumpulsif (obsessional rituals)F42.2Campuran pikiran dan tindakan obsesifF42.8Gangguan obsesif-kompulsif lainnyaF42.9Gangguan obsesif-kompulsif YTT

  • F43Reaksi Terhadap Stres Berat dan Gangguan PenyesuaianF43.0Reaksi stress akutF43.1Gangguan stres pasca-traumaF43.2Gangguan Penyesuaian.20reaksi depresif singkat.21reaksi depresif berkepanjangan.22reaksi campuran anxietas dan depresif.23dg predominan gangguan emosi lainnya.24dg predominan gangguan tingkah laku.25dg gangguan campuran dari emosi dan tingkah laku.28dg gejala predominan lainnya YDTF43.8Reaksi stres berat lainnyaF43.9Reaksi stres berat YTT

  • F44Gangguan Disosiatif (Koversi)F44.0Amnesia disosiatifF44.1Fugue disosiatifF44.2Stupor disosiatifF44.3.Gangguan trans dan kesurupanF44.4Gangguan motorik disosiatifF44.5Konvulsif disosiatifF44.6Anestesia dan kehilangan sensorik disosiatifF44.7Gangguan disosiatif (konversi) campuran

  • F44.8Gangguan disosiatif (konversi) lainnya.80sindrom ganser.81gangguan kepribadian multipel.82gangguan disosiatif (konversi) sementara terjadi pada masa kanak dan remaja.83gangguan disosiatif (konversi) lainnya YDTF44.9Gangguan disosiatif (konversi) YTT

  • F45Gangguan SomatoformF45.0Gangguan somatisasiF45.1Gangguan somatoform tak terinciF45.2Gangguan hipokondrikF45.3Disfungsi otonomik somatoform.30jantung dan sistem kardiovaskular.31saluran pencernaan bagian atas.32saluran pencernaan bagian bawah.33sistem pernafasan.34sistem genitourinaria.38Sistem atau organ lainnya

  • F45.4Gangguan nyeri somatoform menetapF45.8Gangguan somatoform lainnyaF45.9Gangguan somatoform YTT

    F48Gangguan Neurotik LainnyaF48.0NeurasteniaF48.1Sindrom dispersonalisasi-derealisasiF48.8Gangguan Neurotik lainnya YDTF48.9Gangguan neurotik YTT

  • F50 F59SINDROM PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DG GANGGUAN FISIOLOGIS dan FAKTOR FISISK

    F.50 Gangguan makanF50.0Anoreksia nervosaF50.1Anoreksia nervosa tak khasF50.2Bulimia nervosaF50.3Bulimia nervosa tak khasF50.4Makan berlebihan yg berhubungan dg gangguan psikologis lainnyaF50.5Muntah yg berhubungan dg gangguan psikologis lainnyaF50.8Gangguan makan lainnyaF50.9Gangguan makan YTT

  • F51Gangguan Tidur Non OrganikF51.0Insomnia non organikF51.1Hipersomia non organikF51.2Gangguan jadwal tidur jaga non organikF51.3Somnabulisme (sleep walking)F51.4Teror tidur (night terrors)F51.5Mimpi buruk (night mares)F51.8Gangguan tidur non organik lainnyaF51.9Gangguan tidur non organik YTT

  • F52Disfungsi Seksual Bukan Disebabkan Oleh Gangguan atau Penyakit OrganikF52.0Kurang atau hilangnya nafsu seksualF52.1Penolakan dan kurangnya kenikmatan seksual.10 penolakan seksual.11 kurangnya kenikmatan seksualF52.2Kegagalan dari respon genital F52.3Disfungsi orgasmeF52.4Ejakulasi diniF52.5Viginismus non organikF52.6Dispareunia non organik

  • F52.7Dorongan seksual yg berlebihanF52.8Disfungsi seksual lainnya, bukan disebabkan oleh gangguan atau penyakit organikF52.9Disfungsi seksual YTT, bukan disebabkan oleh gangguan atau penyakit organik

  • F53Gangguan Mental dan Perilaku yg berhubungan dg masa nifas YTKF53.0Gangguan mental dan perilaku ringan yg berhubungan dg masa nifas YTKF53.1Gangguan mental dan perilaku berat yg berhubungan dg masa nifas YTKF53.8Gangguan mental dan perilaku lainnya yg berhubungan dg masa nifas YTKF53.9Gangguan jiwa masa nifas YTT

    F54Faktor Psikologis dan Perilaku yg berhubungan dg Gangguan atau Penyakit YDK

  • F55Penyalahgunaan Zat yg Tidak Menyebabkan KetergantunganF55.0AntidepresanF55.1PencaharF55.2AnalgetikaF55.3AntasidaF55.4VitaminF55.5Steroida atau hormanF55.6JamuF55.8Zat lainnya yg tidak mrnyebabkan ketergantunganF55.9YTT

    F59Sindrom Perilaku YTT yg Berhubungan dg Gangguan Fisiologis dan FAktor Fisik

  • F60-69GANGGUAN KEPRIBADIAN dan PERILAKU MASA DEWASA

    F60Gangguan Kepribadian KhasF60.0Gangguan Kepribadian paranoidF60.1Gangguan Kepribadian skizoidF60.2Gangguan Kepribadian dissosialF60.3Gangguan Kepribadian emosional tak stabil.30tipe impulsif.31tipe ambang

  • F60.4Gangguan Kepribadian histrionikF60.5Gangguan Kepribadian anankastikF60.6Gangguan Kepribadian cemas (menghindar)F60.7Gangguan Kepribadian dependenF60.8Gangguan Kepribadian khas lainnyaF60.9Gangguan Kepribadian YTT

    F61 Gangguan Kepribadian Campuran dan LainnyaF61.0Gangguan Kepribadian campuranF61.1Gangguan Kepribadian yg bermasalah

  • F62Perubahan Kepribadian yang Berlangsung Lama yang Tidak Diakibatkan Oleh Kerusakan atau Penyakit OtakF62.0Perubahan Kepribadian yg berlangsung lama setelah mengalami katastrofaF62.1Perubahan Kepribadian yg berlangsung lama setelah menderita gangguan jiwaF62.8Perubahan Kepribadian yg berlangsung lama lainnyaF62.9Perubahan Kepribadian yg berlangsung lama YTT

  • F63Gangguan Kebiasaan dan ImpulsF63.0Judi patologisF63.1Bakar patologis (piromania)F63.2Curi patologis (kleptomania)F63.3TrikotilomaniaF63.8Gangguan kebiasaan dan impuls lainnyaF63.9Gangguan kebiasaan dan impuls YTT

  • F64Gangguan Identitas Jenis KelaminF64.0TransseksualismeF64.1Transvestisme peran gandaF64.2Gangguan identitas jenis kelamin masa kanakF64.8Gangguan identitas jenis kelamin lainnyaF64.9Gangguan identitas jenis kelamin YTT

  • F65Gangguan Preferensi SeksualF65.0FetihismeF65.1Transvestisme fetishistikF65.2EkshibisionismeF65.3VoyeorismeF65.4PedofiliaF65.5SadomasokismeF65.6Gangguan preferensi seksual multipelF65.8Gangguan preferensi seksual lainnyaF65.9Gangguan preferensi seksual YTT

  • F66Gangguan Psikologis dan Perilaku yg Berhubungan dg Perkembangan dan Orientasi SeksualF66.0Gangguan dan maturitas seksualF66.1Orientasi seksual egodistonikF66.2Gangguan jalinan seksualF66.8Gangguan perkembangan psikoseksual lainnyaF66.9Gangguan perkembangan psikoseksual YTTKarakter kelima dapat digunakan untuk menunjukkan kaitannya dg:.x0heteroseksualitas.x1homoseksualitas.x2biseksualitas

  • F68Gangguan Kepribadian dan Perilaku Dewasa LainnyaF68.0Elaborasi gejala fisik karena alasan psikologisF68.1Kesengajaan atau berpura-pura membuat gejala atau disabilitas, baik fisik maupun psikologis (gangguan buatan)F68.8Gangguan kepribadian dan perilaku dewasa lainnya YDT

    F69Gangguan Kepribadian dan Perilaku Dewasa YTT

  • F70 F79RETARDASI MENTAL

    F70Retardasi Mental Ringan

    F71Retardasi Mental Sedang

    F72 Retardasi Mental Berat

    F73 Retardasi Mental Sangat Berat

    F78 Retardasi Mental Lainnya

    F79 Retardasi Mental

  • Karakter keempat dapat digunakan untuk menentukan luasnya hendaya perilaku yg menyertainya

    F7x.0Tidak ada atau terdapat hendaya perilaku minimalF7x1Terdapat hendaya perilaku yg bermaknaF7x8Hendaya perilaku lainnyaF7x9Tanpa penyebutan dari hendaya perilaku

  • F80 F89GANGGUAN PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS

    F80Gangguan Perkembangan Khas Berbicara dan BerbahasaF80.0Gangguan artikulasi berbicara khasF80.1Gangguan berbahasa ekspresifF80.2Gangguan berbahasa reseptifF80.3Afasia didapat dg epilepsi (sindrom Landau-Kleffner)F80.8Gangguan perkembangan berbicara dan berbahasa lainnyaF80.9Gangguan perkembangan berbicara dan berbahasa YTT

  • F81Gangguan Perkembangan Belajar KhasF81.0Gangguan membaca khasF81.1Gangguan mengeja khasF81.2Gangguan berhitung khasF81.3Gangguan belajar campuranF81.8Gangguan perkembangan berbicara dan berbahasa lainnyaF81.9Gangguan perkembangan berbicara dan berbahasa YTT

  • F82Gangguan Perkembangan Motorik khas

    F83Gangguan Perkembangan Khas campuran

    F84Gangguan Perkembangan PervasifF84.0Autisme masa kanakF84.1Autisme tak khasF84.2Sindrom RettF84.3Gangguan desintegratif masa kanak lainnyaF84.4 Gangguan Aktivitas berlebih yg berhubungan dg retardasi mantal dan gerakan stereotipik

  • F84.5Sindrom AspergerF84.8Gangguan perkembangan pervasif lainnyaF84.9Gangguan perkembangan pervasif YTT

    F88Gangguan Perkembangan Psikologis Lainnya

    F89Gangguan Perkembangan Psikologis YTT

  • F90 F98GANGGUAN PERILAKU dan EMOSIONAL dg ONSET BIASANYA pada MASA KANAK dan REMAJA

    F90Gangguan HiperkinetikF90.0Gangguan aktivitas dan perhatianF90.1Gangguan tingkah laku hiperkinetikF90.8Gangguan hiperkinetik lainnyaF90.9Gangguan hiperkinetik YTT

  • F91Gangguan Tingkah LakuF91.0Gangguan tingkah laku yg terbatas pada lingkungan keluargaF91.1Gangguan tingkah laku tak berkelompokF91.2Gangguan tingkah laku berkelompokF91.3Gangguan sikap menentang (membangkang)F91.8Gangguan tingkah laku lainnyaF91.9Gangguan tingkah laku YTT

  • F92Gangguan Campuran Tingkah Laku dan Emosi F92.0Gangguan tingkah laku depresifF92.8Gangguan campuran tingkah laku dan emosi lainnyaF92.9Gangguan campuran tingkah laku dan emosi YTT

  • F93Gangguan Emosional dg Onset Khas pada Masa KanakF93.0Gangguan anxietas perpisahan masa kanakF93.1Gangguan anxietas fobik masa kanakF93.2Gangguan anxietas sosial masa kanakF93.3Gangguan persaingan antar saudaraF93.8Gangguan emosional masa kanak lainnyaF93.9Gangguan emosional masa kanak YTT

  • F94Gangguan Emosional dg Onset Khas pada Masa Kanak dan RemajaF94.0Mutisme elektifF94.1Gangguan kelekatan reaktif masa kanakF94.2Gangguan kelekatan tak terkendali masa kanakF94.8Gangguan fungsi sosial masa kanak lainnyaF94.9Gangguan fungsi sosial masa kanak YTT

  • F95Gangguan TicF95.0Gangguan Tic sementaraF95.1Gangguan Tic motorik dan vokal kronikF95.2 Gangguan kombinasi Tic vokal dan motorik multipel (sindrom de la Tourette)F95.8Gangguan Tic lainnyaF95.9Gangguan Tic YTT

  • F98Gangguan Perilaku dan Emosional lainnya dg Onset Biasanya pada Masa Kanak dan RemajaF98.0Enuresis non organikF98.1Enkopresis non organikF98.2Gangguan makan masa bayi dan kanakF98.3Pika masa bayi dan kanakF98.4Gangguan gerakan stereotipikF98.5Gagap (stuttering/ stammering)

  • F98.6Berbicara cepat dan tersendat (cluttering)F98.8Gangguan perilaku dan emosional lainnya YDT dg onset biasanya pada masa kanak dan remajaF98.9Gangguan perilaku dan emosional lainnya YTT dg onset biasanya pada masa kanak dan remaja

    F99Gangguan Mental YTTF99Gangguan mental YTT