klpok 15

Upload: nurfatriani

Post on 02-Jun-2018

232 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 klpok 15

    1/12

    PENGANTAR

    Etika kedokteran merupakan bagian penting dari profesionalisme yang perlu

    dikuasai oleh dokter. pendidikan etika kedokteran seharunya sudah didapatkan pada masa

    pendidikan di fakultas kedokteran. pada kenyataanya, etika kedokteran baru mendapatkan

    prosi pendidikan kedokteran setelah keluarnya kurikulum berbasis kompetensi (KBK)

    yang mendasarkan pendidikan kedokteran pada standar kompetesi yang dittapkan oleh

    konsil kedokteran Indonesia (KKI) pada tahun 2005. Dalam standar kompetensi tersebut,

    etika kedokteran menjadi satu dari tujuh area kompetensi yag wajib dimiliki oleh seorang

    dokter. Sehingga materi bioetika, humaniora dan profesionalisme kedokteran diharapkan

    mampu menjawab tantangan untuk meningkatkan profesionalisme lulusan pendidikan

    dokter di Indonesia.

    Ketiadaan pendidikan etika kedokteran yang memadai di masa lalu tidak berarti

    bahwa dokter Indonesia tidak bertetika. Pun tidak adanya tuntutan terhadap seorang

    dokter memastikan bahwa ia adalah dokter yang beretika.

    Pembelajaran tentang etika, humaniora, dan profesionalisme kedokteran untuk

    mahasiswa kedokteran dalam masalah yang prularistik seperti di Indonesia merupakan

    tugas yang mendesak. pembelajaran tentang etika kedokteran, humaniora dan

    profesionalisme dapat membantu mahasiswa mencapai kematangan secara individual,

    meningkatkan kewaspadaan etika, mampu bersikap dalam wilayah moral yang nantinya

    akan menghasilkan dokter yang hmanis dan professional dalam pelayanan kesehatan.

    Dalam modul ini, dititik beratkan pada skenario yan mengandung dilema etik dan

    moral dalam praktek pelayanan kesehatan sehari hari. diberikan beberapa skenario dan

    selanjutnya akan dibahas oleh para mahasiswa berdasarkan tujuh langkah penyelesaian

    masalah dan analisa berdasarkan kaidah dasar bioetik, rinsip etika klinik menurut Jonsen

    AR Siegler, dan prinsip dasar etika Islam. Pembahasan berhubungan dengan aktifitas

    tutorial yang dilakukan oleh para mahasiswa. Disamping diskusi, para mahasiswa jugamengasah keterampilan sesuai dengan tujuan yaitu melatih keterampilan kedokteran dan

    sebagai perkenalan terhadap berbagai permasalahan yang akan ditemukan para

    mahasiswa nantinya, khususnya dalam menjalin kepercayaan, komunikasi, dan hubugan

    yang baik antara pasien dan dokter serta terampil dalam melakukan dan menerapkan

    prinsip atau kaidah dasar bioetik terhadap masalahdan keputusan etik klinik serta masalah

    humaniora kesehatan, sebagai persiapan untuk terjun ke masyarakat dan bertanggung

    jawab sebagai seorang dokter yang profesional.

  • 8/10/2019 klpok 15

    2/12

    Blok bioetik, humaniora, dan profesionalisme kedokteran ini disajikan pada

    mahasiswa semester 1 fakultas kedokteran muslim Indonesia dengan jumlah beban 5 sks

    dan jadwal kegiatan perkuliahan selama 4 minggu.

    Kami berterimakasih pada semua orang, bagi yang terkait dan segala pihak yang

    telah membantu menyelesaikan modul ini. Saran dan kritik yang membangun untuk

    meningkatkan isi modul ini sangat kami harapkan.

    Makassar, 3 Desember 2013

  • 8/10/2019 klpok 15

    3/12

    PENDAHULUAN

    PETUNJUK TEKNIS TUTORIAL

    Pada modul dilema etik, terdapat empat skenario yang akan dibahas oleh

    para mahasiswa dalam waktu 1 minggu. Setiap wacana akan diselesaikan dalam 2

    kali pertemuan setiap minggunya.

    Mahasiswa dibagi dalam kelompok kelompok kecil dan setiap kelompok

    terdiri dari 10-15 mahasiswa yang diandu oleh seorang tutor sebagai fasilitator.

    Pada diskusi tutorial diilih seorang ketua dan sekretaris secara begantian untuk

    memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk memimpi diksusi. Oleh

    karena itu, semua aturan dan tugas harus dilaksanakan dengan baik untuk

    mencapai tujuan pembelajaran. Sebelum diskusi dimulai seorang tutor akan

    membuka diskusi dengan memperkenalkan dirinya kepada para anggota

    kelompok dan perkenalan antar satu mahasiswa dengan mahasiswa lainnya,

    dilanjutkan dengan memimpin doa bersama sebelum diskusi dimulai. Setelah itu

    tutor menjelaskan aturan dan tujuan pembelajaran. Ketua dengan dibantu

    sekretaris akan memulai diskusi menggunakan tujuh lompatan untuk membahas

    maslaah yang ada dalam skenario. Ketujuh lompatan itu adalah:

    1. klarifikasi istilah dan konsep yang tidak jelas

    2. menentukan permasalahan

    3. anaalisa masalah

    4. kesimpulan dari lompatan ketiga

    5. menentukan tujuan pembelajaran

    6. mengumpulkan informasi yang mendukung (belajar mandiri)

    7.

    sintesis atau evaluasi informasi yang baru

    Penjelasan tentang ketujuh lompatan tersebut adalah sebagai berikut:

    Klarifikasi istilah dan konsep

    Istilah atau konsep yang tidak jelas atau yang dapat menyebabkan berbagai

    interpretasi perlu untuk ditulis dan diklarifikasi pertama-tama dengan

    menggunakan kamus umum, kamus kedokteran dan menenyakan ke tutor

  • 8/10/2019 klpok 15

    4/12

    Menentukan masalah

    Masalah dalam wacana diidentifikasi dan diformulasikan dengan jelas.

    Menganalisa masalah

    Memecahkan masalah melalui analisa dengan cara brain storming. Pada lompatan

    ini setiap anggota dapat memberikan penjelas secara tentative, mekanisme nya,

    penyebab yang berhubungan dengan kasus lainnya.

    Menyimpulkan lompatan ketiga

    Analisa masalah padalompatan ketiga dirangkumkan

    Menentukan tujuan pembelajaran

    Pengetahuan dan informasi lain yag dibutuhan untuk memecahkan masalah ini

    diformulasikan dan dibuat secara sistematis sebagai tujuan pembelajaran atau

    tujuan instruksional khusus.

    Mengumpulkan informasi yang mendukung ( belajar mandiri)

    Pengetahuan yang dibutuhkan sebagai tujuan pembelajaran untuk pemecahan

    masalah didapatkan lewat belajar mandiri menggunakan informasiyang diperoleh

    dari internet, jurnal, perpustakaan, kuliah, dan konsultasi dengan dokter ahli.

    Sintesis/evaluasi informasi yang baru

    Sintesis dan evaluasi informasi yang terbaru adalah hasil yang diperoleh

    setelah siswa melakukan belajar mandiri.

    Setiap scenario dibicarakan setip minggu dalam 2 kali pertemuan.

    Lompatan 1 5 dibahas pada pertemuan pertama, lompatan 6 dibahas diantara

    pertemuan pertama dan kedua. Lompatan 7 dibahas pada pertemuan ke 2. Dua

    orang tutor bertanggung jawab sebagai fasilitator diskusi dan membantu siswa

    memecahkan masalah tanpa memberikan penjelasan ataupun kuliah singkat.

    Pimpinan diskusi, memimpin diskusi dengan memberi kesempatan pada

    setiap anggota untuk mengutarakan ide, pertanyaan, mengingatkan bila ada

  • 8/10/2019 klpok 15

    5/12

    seorang anggota yang mendominasi diskusi dan memperingatkan anggota yang

    pasif selama diskusi. Pimpinan dapat mengakhiri brain storming apabila dirasa

    telah cukup dan memastikan bahwa sekertaris telah menulis pokok pokok bahasan

    yang penting dari hasil diskusi. Pimpinan diskusi akan dibantu oleh sekertaris

    untuk menulis hasil diskusi pada apapun tulis atau flip chart.

    Selama berlangsugnya diskusi tutorial, keterbukaan dan kebersamaan

    harus dimunculkan siswa bebas untuk mengemukakan ide tanpa merasa khawatir

    bahwa ide yang akan disampaikannya itu salah atau dianggap tidak penting oleh

    siswa yang lain karena yang terpenting dalam diskusi tutorial adalah proses

    dimana siswa belajar untuk memecahkan masalah dan tidak terfokus dalam

    ketepatan pemecahan masalah.

    Proses tutorial membutuhkan keaktifan siswa dalam mencari informasi

    atau belajar mandiri untuk memecahkan masalah. beajar mandiri dapat didapatkan

    lewat informasi yang diperoleh dari internet (jurnal-jurnal terbaru) perpustakaan

    (teks book dan laporan penelitian) kuliah dan konsultasi kuliah dokter ahli.

    Setiap akhir kegiatan ketua kelompok menyimpulkan hasil diskusi dan

    memimpin doa sebagai penutup kegiatan tutorial.

    B. TUJUAN INSTRUKSIONAL

    Setelah selesai mempelajari modul ini mahasiswa diharapkan mampu

    menganalisis setiap masalah kesehatan dalam ranah humaniora, etika, dan

    profesionalisme kedokteran serta mampu menerapkannya dalam praktek klinik

    sehari-hari.

  • 8/10/2019 klpok 15

    6/12

    SKENARIO 2

    Transplantasi vs Transaksi

    Seorang wanita berusia 45 tahun, istri pejabat di sebuah provinsi telah

    dinyatakan oleh dokter spesialis penyakit dalam mengalami gagal ginjal sejak 50

    tahun yang lalu.Sejak awal dokter menyatakan bahwa alternatif terapinya adalah

    cuci darah atau transplantasi ginjal.Pada dua tahun pertama kondisinya terkontrol

    baik, sehinggga pasien beserta keluarga masih bisa hidup normal.Pada saat itu

    pasien dan suaminya memilih untuk melakukan cuci darah.Pada awal tahun ke

    tiga kondisi kesehatan pasien menurun cukup bermakna, sehingga dengan segala

    pertimbangan pasien dan suami ingin melakukan transplantasi ginjal.Persoalan

    pertama yang muncul adalah tidak mudah untuk mendapatkan calon donor.Anak

    dan keluarga pasien tidak ada yang berkehendak (sukarela) melakukan donor.

    Secara kebetulan pasien maupun keluarganya berapa kali membaca kerelaan

    orang untuk menjadi donor ginjal seperti yang ada dalam surat kabar dengan

    berbagai alasan.

    Setiap mendapat berita kerelaan semacam di atas, suami pasien berusaha

    menghubungi calon donor untuk melakukan pendekatan yang akhirnya selaluberujung pada perjanjian transaksi. Selama tahun ketiga dan keempat suami

    pasien telah berhasil melakukan pendekatan dan perjanjian transaksi pada tiga

    orang calon donor, namun semuanya tidak ada kecocokan setelah melalui

    serangkaian uji medis. Diduga karena tekanan hidup yang tidak ringan karena

    sulitnya mendapatkan calon donor dan beban kerja yang berat, pada awal tahun

    kelima suami pasien mengalami serangan stroke hingga hemiparese.Pada akhir

    tahun kelima keluarga berhasil mendapatkan calon donor yang cocok secara

    medis dan mereka melakukan perjanjian transaksi.

    Pada saat konsultasi dengan dokter untuk langkah medis selanjutnya,

    dokter memahami sulitnya mencari donor dan juga mengetahui cara keluarga

    mendapatkan calon donor tersebut. Adalah menjadi dilemma bagi dokter untuk

    melakukan proses transplantasi. Apabila transplantasi benar-benar dilakukan,

    maka dokter telah terlibat pada jual beli organ dan membiarkan kesalahan akibat

    ketiadaan system donasi organ tetap berlangsung. Namun bila dibatalkan, pasien

  • 8/10/2019 klpok 15

    7/12

    akan semakin parah kondisinya dan pihak keluarga terutama suami tentu akan

    sangat kecewa, karena upayanya selama ini sia-sia.

    Pertanyaan :

    dari kasus tersebut, cobalah anda analisis berdasarkan ranah :a) Aspek Humaniora kedokteran

    b) Aspek Etika Kedokteran

    c) Aspek Profesionalisme Kedokteran

    NO Ranah /Topik Analisis

    1. Humaniora

    Kedokteran

    Tekstual :

    A. Persoalan pertama yang muncul adalah tidak

    mudah untuk mendapatkan calon donor. Anak

    dan keluarga pasien tidak ada yang

    berkehendak (sukarela) melakukan donor.

    B. Pada akhir tahun kelima keluarga berhasil

    mendapatkan calon donor yang cocok secara

    medis dan mereka melakukan perjanjian

    transaksi

    Kontekstual :

    Tidak ada yang bersedia mendonorkan ginjalnya

    dari pihak keluarga pasien sehingga ia mengalami

    kesulitan mendapatkan donor. Dari pihak lain ada

    seseorang yang bersedia mendonorkan ginjal tetapi

    ia mengharapkan bantuan berupa uang untuk

    membiayai pengobatan anaknya yang sakit, dan

    akhirnya terjadi perjanjian transaksi. Jika ditinjau

    pada aspek pendidikan,sosial-budaya, agama dan

    ekonomi hal ini tidak manusiawi untuk dilakukan.

    Kecuali pendonor dengan ikhlas mendonorkan

    organnya.

  • 8/10/2019 klpok 15

    8/12

    2. Etika Kedokteran Tekstual

    a) Autonomi dan Justice : Sejak awal dokter

    menyatakan bahwa alternatif terapinya adalah

    cuci darah atau transplantasi ginjal

    b) Autonomi : Pada saat itu pasien dan suaminya

    memilih untuk melakukan cuci darah

    c) Autonomi : sehingga dengan segala

    pertimbangan pasien dan suami ingin

    melakukan transplantasi ginjal.

    d) Beneficience : Apabila transplantasi benar-

    benar dilakukan,maka dokter telah terlibat pada

    jual beli organ dan membiarkan kesalahan

    akibat ketiadaan sistem donasi organ tetapberlangsung

    e)Non-maleficience dan beneficience : Namun

    bila dibatalkan,pasien akan semakin parah

    kondisinya dan pihak keluarga terutama suami

    tentu akan sangat kecewa,karena upayanya

    selama ini sia-sia.

    Kontekstual

    a) Autonomi : Telah terjadi informed consent yang

    baik sehingga dokter dapat memberikan

    alternatif terapi bagi pasien serta sang dokter

    telah memberikan kesempatan kepada pasien

    untuk mengambil keputusan dalam

    pengembalin tindakan medis

    b)

    Beneficience : mengutamakan kesembuhan

    pasien dengan meminimalisasi akibat buruk

    sehingga dokter masih dilema dalam penindak

    lanjutan transplantasi organ karena apabila

    transplantasi benar-benar dilakukan maka

    membiarkan kesalahan akibat ketiadaan sistem

    donasi organ tetap berlangsung

  • 8/10/2019 klpok 15

    9/12

    Bagaimana jika kasus tersebut diatas, kita melihatnya dalam prespektif Islam

    (Humaniora, etika, dan profesionalisme dalam Islam)

    Satu pertanyaan yang paling sering dipertanyakan dalam hal ini berkaitan dengan hukum

    transplantasi organ dalam Islam. Ada dua pendapat yang kontradiktif dalam menjawab

    pertanyaan tersebut:

    Pertama, alasan tidak diperbolehkannya transplantasi organ adalah karena

    sucinya tubuh seorang manusia dan tubuh ini adalah sebuah kepercayaan yang dititipkan

    Allah SWT kepada manusia, yang suatu saat nanti akan dimintakan

    pertanggungjawabannya.

    c)Non-maleficience : menolong pasien

    emergensi,sang dokter harus tetap melakukan

    transplantasi karena apabila hal itu tidak

    dilakukan maka kondisi pasien semakin parah

    d) Justice : dokter telah berperilaku adil terhadap

    pasien,dimana ia mengajukan dua alternatif

    pengobatan yaitu cuci darah atau transplantasi

    ginjal.

    3. Profesionalisme

    Kedokteran

    a) - Textual: Dokter memberikan alternatif terapi

    adalah cuci darah atau transplantasi ginjal.

    - Contextual : Dokter telah melakukaninformed consent dan informed choice dengan

    memberikan pasien kesempatan untuk

    memutuskan pengobatan yang akan dilakukan

    sesuai dengan SOP.

    b) - Textual : Namun bila dibatalkan, pasien akan

    semakin parah kondisinya.

    -Contextual : disini terlihat bahwa dokter

    mempertimbangkan untuk melakukan operasitransplantasi dengan dasar pelayanan medis yaitu

    azas manfaat, tidak merugikan pasien dan tidak

    melakukan tindakan yang tidak perlu.

  • 8/10/2019 klpok 15

    10/12

    surah al-Isra ayat 70 :

    Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di

    daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan

    mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami

    ciptakan.

    (QS An Nisa 4:29)

    (

    92)

    Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, janagnlah kalian memakan harta-harta kalian

    di antara kalian dengan cara yang batil, kecuali dengan perdagangan yang kalian saling

    ridha. Dan janganlah kalian membunuh diri-diri kalian, sesungguhnya Allah itu Maha

    Kasih Sayang kepada kalian.

    ( QS 21295).

    Artinya:Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu ke dalam kebinasaan

    Ayat di atas ditujukan untuk seorang pendonor yang (mungkin) akan menghadapi resiko

    sewaktu-waktu mengalami tidak berfungsinya organ (dalam kasus ini adalah ginjalnya

    yang tinggal sebuah itu), dari itu dapat di pahami adanya unsur yang di nilai

    mendatangkan bahaya dan menjatuhkan diri pada kebinasaan.

    Sedangkan alasan yang mendukung transplantasi organ adalah dengan

    pertimbangan kebaikan dan kesejahteraan bagi sesama muslim dan altruisme bagi

    sesama manusia.

    Al-Maidah ayat 32:

  • 8/10/2019 klpok 15

    11/12

    Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka

    seolah-olah i a memeli hara kehidupan manusia semuanya.

    Pertimbangan ini didukung oleh hasil pertemuan yang dilakukan oleh Council of

    the Islamic Fiqh Academy of the Organization Islamic Conference di Jeddah pada tahun

    1988 yang menghasilkan sebuah resolusi bahwa transplantasi organ diperbolehkan,

    dengan syarat, kebaikannya melebihi keburukannya dan dibutuhkan untuk

    menghilangkan sebab dari penyakit penderitanya, baik mental maupun fisik. Kemudian,

    persyaratan berikutnya adalah keselamatan donor tidak terganggu dan donor memberikan

    organnya secara sukarela kepada resipiennya. Terlebih lagi jika transplantasi ini harus

    merupakan usaha terakhir dalam menyelamatkan nyawa sang pasien dan perkiraan

    kesuksesan prosedur ini cukup tinggi. Saat ini tindakan pendonasian organ termasuk

    dalam tindakan resiko rendah dengan keamanan cukup tinggi dan tingkat mortalitas pasca

    operasi hanya berkisar 0.03% di seluruh dunia (Kasiske et al, 1996).

    Meskipun transplantasi dapat dilakukan (dengan beberapa syarat), namun hukum

    untuk mengkomersialisasikan organ tubuh manusia hukumnya haram. Menurut ulama

    kontemporer keharaman jual beli organ tubuh berlaku umum pada seluruh jenis organ

    tanpa kecuali. Organ manusia tidak boleh diperjualbelikan sebab manusia hanya

    memperoleh hak memanfaatkan dan tidak sampai memiliki secara mutlak.

  • 8/10/2019 klpok 15

    12/12

    KESIMPULAN

    Dengan melihat dan menganalisa skenario di atas dapat disimpulkan bahwa dokter

    seharusnya dalam menangani seorang pasien hendaknya memperhatikan beberapa

    aspek,yang pertama yaitu aspek humaniora kedokteran seperti latar belakang

    agama, pendidikan, ekonomi, sosial dan budaya serta kemanusiaan. Yang kedua

    yaitu aspek etika kedokteran seperti kaidah dasar bioetik kedokteran, yang terdiri

    atas autonomi, beneficence, justice, dan non-maleficence. Yang ketiga yaitu aspek

    profesionalisme kedokteran seperti memperhatikan dan bekerja sesuai dengan

    SOP (standar operasional prosedur) dan SPM (standar pelayanan medis) yang

    berlaku. Selain itu seorang dokter muslim juga harus memperhatikan aspek

    humaniora kedokteran, etika kedokteran dan profesionalisme kedokteran dalam

    perspektif agama Islam.