kls vii b._indonesia
TRANSCRIPT
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena dengan
rahmat dan perkenan-Nya kami dapat menghadirkan bahan ajar yang disusun
berdasarkan pada Standar Isi tahun 2006 bagi peserta didik tunanetra di SMPLB.
Kami menyadari bahwa buku ini belum dapat mengakomodasi semua kebutuhan
di lapangan karena keterbatasan pengalaman penulis. Keterbatasan acuan bagi
guru juga turut mewarnai berbagai hambatan yang terjadi. Namun demikian kami
berharap buku ini dapat membantu guru menemukan ide-ide yang memotivasi
guru untuk dapat mengembangkan bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan
siswa tunanetra.
Tunanetra memiliki karakteristik yang unik, keunikan tersebut menuntut guru
untuk secara terus menerus dapat mengembangkan pengelolaan pembelajaran
dengan pendekatan secara individual agar dapat mencapai hasil yang optimal.
Bahan ajar ini diperuntukkan bagi tunanetra total (totally blind). Dengan
hambatan penglihatan yang dimiliki tunanetra total menyebabkan guru harus lebih
peka dalam mengembangkan proses pembejaran secara konseptual dan inkuiri
dengan memberdayakan lingkungan kelas secara optimal. Penggunaan media
kongret dapat membantu siswa dalam mengeksplorasi dan menemukan jawaban-
jawaban dari permasalahan yang sedang dipelajari. Penyajian soal dan latihan
diusahakan dengan cara open-ended agar peserta didik lebih kreatif dalam
menjawab soal-soal matematika. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah
penggunaan dan teknik penulisan symbol Braille yang sesuai.
Penyajian bahan ajar ini diharapkan dapat membantu guru menyampaikan materi
secara tuntas di samping dapat membantu peserta didik tunanetra dalam
memperoleh hasil belajar maksimal.
i
Kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pemakai bahan ajar ini sangat
kami harapkan untuk penyempurnaan bahan ajar ini.
Jakarta, Mei 2009
Penulis
ii
Daftar Isi
Kata Pengantar ......................................................................................................... i
Daftar Isi .................................................................................................................. ii
Standar Kompetensi ................................................................................................. 1
Kompetensi Dasar .................................................................................................... 1
Indikator ................................................................................................................... 1
Tujuan Pembelajaran ................................................................................................ 2
Materi Prasyarat ....................................................................................................... 2
Hal Khusus yang Harus Diperhatikan Guru ............................................................. 2
Petunjuk bagi Guru .................................................................................................. 3
Kata Kunci Materi .................................................................................................... 3
Langkah Kegiatan .................................................................................................... 4
A. Unsur cerita/dongeng ................................................................................... 4
B. Membaca cerita/dongeng binatang .............................................................. 6
C. Menceritakan kembali dongeng ................................................................... 11
D. Berdiskusi unsur intrinsik cerita/dongeng .................................................... 11
E. Menulis alur cerita ........................................................................................ 12
F. Bermain peran .............................................................................................. 12
Uji Kompetensi ........................................................................................................ 13
Tugas ........................................................................................................................ 15
Lampiran 1: Silabus ................................................................................................. 16
Lampiran 2: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .................................................... 17
iii
Standar Kompetensi : 3. Memahami ragam teks sastra
dan non sastra dengan
berbagai cara membaca
Kompetensi Dasar : 3. 4. Mengomentari buku cerita
yang dibacakan
Indikator : 1. Mengomentari dongeng yang telah
Didengarkan atau dibacanya
2. Menceritakan kembali dongeng yang telah
Didengar atau dibaca dengan urutan yang
Sesuai (suara, lafal, intonasi, gerak/mimik
Yang tepat)
3. Menuliskan kembali dongeng yang telah dibaca
atau didengar
Tujuan Pembelajaran
Agar siswa dapat:
1. Menentukan tokoh dalam cerita
2. Menentukan karakter tokoh dalam cerita
3. Menentukan latar dalam cerita/dongeng
1
4. Menentukan tema atau alur dalam cerita
5. Menentukan pesan/amanat dari cerita
6. Menceritakan kembali dongeng yang telah didengar atau dibaca dengan
menggunakan bahasa sendiri suara, lafal, intonasi dan gerak/mimik yang tepat
7. Menuliskan kembali cerita dengan menggunakan huruf Braille.
1. Judul
Materi Prasyarat
2. Tokoh
3. Karakter tokoh
4. Latar
5. Alur
6. Amanat/pesan
7. Relevansi dengan kehidupan sekarang
Hal Khusus yang Harus Diperhatikan Guru
• Bahan ajar ini diperuntukkan bagi tunanetra total (totally blind)
• Huruf Braille Bahasa Indonesia yang digunakan hendaknya sesuai dengan
materi yang disajikan dengan memberikan contoh teknik penulisannya
• Media yang digunakan diusahakan benda konkret atau gambar timbul
• Hindari penggunaan kata “ini” atau “itu” ketika pembelajaran sedang
berlangsung
• Penyajian materi atau penerapan konsep diusahakan secara kontekstual atau
inkuiri
2
• Penyajian soal diusahakan open-ended agar peserta didik kreatif dalam
menjawab pertanyaan bahasa
• Materi ini dapat diajarkan untuk rentang waktu 1 – 2 kali pertemuan
Petunjuk bagi guru
• Libatkan siswa dalam proses pembuatan media secara individual dengan
bimbingan guru
• Libatkan siswa lain sebagai tutor sebaya
• Berikan pelayanan secara individual termasuk dalam penggunaan alat peraga
• Gunakan media yang ada di sekitar siswa sehingga siswa mendapat kejelasan
yang sangat mendalam
Kata Kunci Materi
1. Judul
2. Tokoh
3. Karakter tokoh
4. Latar
5. Isi
6. Amanat/pesan
3
Mendengarkan Dongeng
Penugasan dan inkuiri
Metode
Media
Tape decorder dan kaset sebagai alat untuk memutar dongeng.
Langkah Kegiatan
1. Siswa mendengarkan penjelasan guru untuk mengingatkan kembali tentang
dongeng. (2 menit)
Dongeng apakah yang terkenal di daerahmu? Bagaimana tanggapan
masyarakat terhadap isi dongeng tersebut? Di beberapa daerah, masih
masih banyak warga mempercayai kebenaran isi dongeng. Lihatlah kisah Si
Malin Kundang di Sumatera Barat, Nyi Roro Kidul di Yog-yakarta, atau
Bandung Bondowoso di Jawa Tengah. Semua cerita rakyat begitu melegenda.
Nah pembelajaran unit ini akan melatih kamu agar dapat menunjukkan
relevansi atau hubungan isi dongeng dengan situasi sekarang. Namun
sebelumnya kalian mengulang kembali tentang:
4
A. Unsur-unsur cerita/dongeng (5 menit) Coba kalian perhatikan dalam cerita/dongeng didapati unsur-unsur cerita/dongeng
sebagai berikut:
a. Tokoh adalah pelaku (berupa orang, binatang, atau hewan) yang
memerankan cerita.
b. Sifat/karakter tokoh adalah watak/sifat (pemarah, penyayang, suka
menolong, pendendam) yang dimiliki tokoh, terlihat dari prilaku,
perkataan, dan tindakan yang ditampilkan dalam cerita.
(guru memperagakan sifat/watak dengan menggunakan suara dan ekspersi
yang membuat siswa mengerti dan merasakan)
c. Tema adalah gagasan yang menjiwai seluruh cerita dalam cerita.
d. Jalan cerita atau alur adalah keruntutan kisah dari kejadian awal hingga
akhir.
e. Amanat adalah pesan yang baik atau yang buruk yang dapat dijadikan
contoh maupun yang harus dihindari. (contoh pesan orang tua, guru,
orang yang dituakan)
Akhirnya kita pun memahami bahwa cerita/dongeng itu merupakan salah satu
ragam sastra. Untuk membaca atau menceritakan dongeng, kita harus
memperhatikan terlebih dahulu lafal, intonasi dan tanda baca itu sendiri.
5
B. Mendengarkan Cerita/Dongeng Putri Tangguk (10 menit) Guru mengajak untuk mendengarkan dongeng dengan menggunakan tape
recorder.
Dengarkan cerita/dongeng tentang Putri Tangguk berikut dengan seksama!
Putri Tangguk
Putri Tangguk adalah seorang petani yang
tinggal di Negeri Bunga Tanjung, Kecamatan
Danau Kerinci, Provinsi Jambi, Indonesia. Ia
memiliki sawah hanya seluas tangguk, tetapi
mampu menghasilkan padi yang sangat
melimpah. Pada suatu hari, Putri Tangguk
dikejutkan dengan sebuah peristiwa aneh di
sawahnya. Ia mendapati tanaman padinya telah
berubah menjadi rerumputan tebal. Mengapa tanaman padi Putri Tangguk secara
ajaib berubah menjadi rumput? Temukan jawabannya dalam cerita Putri Tangguk
berikut ini!
Alkisah, di Negeri Bunga, Kecamatan Danau Kerinci Jambi, ada seorang
perempuan bernama Putri Tangguk. Ia hidup bersama suami dan tujuh orang
anaknya. Untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, ia bersama suaminya
menanam padi di sawahnya yang hanya seluas tangguk. Meskipun hanya seluas
tangguk, sawah itu dapat menghasilkan padi yang sangat banyak. Setiap habis
dipanen, tanaman padi di sawahnya muncul lagi dan menguning. Dipanen lagi,
muncul lagi, dan begitu seterusnya. Berkat ketekunannya bekerja siang dan
malam menuai padi, tujuh lumbung padinya yang besar-besar sudah hampir
penuh. Namun, kesibukan itu membuatnya lupa mengerjakan pekerjaan lain. Ia
terkadang lupa mandi sehingga dakinya dapat dikerok dengan sendok. Ia juga
tidak sempat bersilaturahmi dengan tetangganya dan mengurus ketujuh orang
anaknya.
6
Pada suatu malam, saat ketujuh anaknya sudah tidur, Putri Tangguk berkata
kepada suaminya yang sedang berbaring di atas pembaringan.
“Bang! Adik sudah capek setiap hari menuai padi. Adik ingin mengurus
anak-anak dan bersilaturahmi ke tetangga, karena kita seperti terkucil,” ungkap
Putri Tangguk kepada suaminya.
“Lalu, apa rencanamu, Dik?” tanya suaminya dengan suara pelan.
“Begini Bang! Besok Adik ingin memenuhi ketujuh lumbung padi yang ada
di samping rumah untuk persediaan kebutuhan kita beberapa bulan ke depan,”
jawab Putri Tangguk.
“Baiklah kalau begitu. Besok anak-anak kita ajak ke sawah untuk membantu
mengangkut padi pulang ke rumah,” jawab suaminya.
“Ya, Bang!” jawab Putri Tangguk.
Beberapa saat kemudian, mereka pun tertidur lelap karena kelelahan setelah
bekerja hampir sehari semalam. Ketika malam semakin larut, tiba-tiba hujan turun
dengan deras. Hujan itu baru berhenti saat hari mulai pagi. akibatnya, semua jalan
yang ada di kampung maupun yang menuju ke sawah menjadi licin.
Usai sarapan, Putri Tangguk bersama suami dan ketujuh anaknya berangkat ke
sawah untuk menuai padi dan mengangkutnya ke rumah. Dalam perjalanan
menuju ke sawah, tiba-tiba Putri Tangguk terpelesat dan terjatuh. Suaminya yang
berjalan di belakangnya segera menolongnya. Walau sudah ditolong, Putri
Tangguk tetap marah-marah.
“Jalanan kurang ajar!” hardik Putri Tangguk.
“Baiklah! Padi yang aku tuai nanti akan aku serakkan di sini sebagai
pengganti pasir agar tidak licin lagi,” tambahnya.
Setelah menuai padi yang banyak, hampir semua padi yang mereka bawa
diserakkan di jalan itu sehingga tidak licin lagi. Mereka hanya membawa pulang
sedikit padi dan memasukkannya ke dalam lumbung padi. Sesuai dengan janjinya,
Putri Tangguk tidak pernah lagi menuai padi di sawahnya yang seluas tangguk itu.
7
Kini, ia mengisi hari-harinya dengan menenun kain. Ia membuat baju untuk
dirinya sendiri, suami, dan untuk anak-anaknya. Akan tetapi, kesibukannya
menenun kain tersebut lagi-lagi membuatnya lupa bersilaturahmi ke rumah
tetangga dan mengurus ketujuh anaknya.
Pada suatu hari, Putri Tangguk keasyikan menenun kain dari pagi hingga sore
hari, sehingga lupa memasak nasi di dapur untuk suami dan anak-anaknya. Putri
Tangguk tetap saja asyik menenun sampai larut malam. Ketujuh anaknya pun
tertidur semua. Setelah selesai menenun, Putri Tangguk pun ikut tidur di samping
anak-anaknya.
Pada saat tengah malam, si Bungsu terbangun karena kelaparan. Ia menangis
minta makan. Untungnya Putri Tangguk dapat membujuknya sehingga anak itu
tertidur kembali. Selang beberapa waktu, anak-anaknya yang lain pun terbangun
secara bergiliran, dan ia berhasil membujuknya untuk kembali tidur. Namun,
ketika anaknya yang Sulung bangun dan minta makan, ia bukan membujuknya,
melainkan memarahinya.
“Hei, kamu itu sudah besar! Tidak perlu dilayani seperti anak kecil. Ambil
sendiri nasi di panci. Kalau tidak ada, ambil beras dalam kaleng dan masak
sendiri. Jika tidak ada beras, ambil padi di lumbung dan tumbuk sendiri!” seru
Putri Tangguk kepada anak sulungnya.
Oleh karena sudah kelaparan, si Sulung pun menuruti kata-kata ibunya. Namun,
ketika masuk ke dapur, ia tidak menemukan nasi di panci maupun beras di kaleng.
“Bu! Nasi dan beras sudah habis semua. Tolonglah tumbukkan dan
tampikan padi!” pinta si Sulung kepada ibunya.
“Apa katamu? Nasi dan beras sudah habis? Seingat ibu, masih ada nasi
dingin di panci sisa kemarin. Beras di kaleng pun sepertinya masih ada untuk dua
kali tanak. Pasti ada pencuri yang memasuki rumah kita,” kata Putri Tangguk.
“Ya, sudahlah kalau begitu. Tahan saja laparnya hingga besok pagi! Ibu
malas menumbuk dan menampi beras, apalagi malam-malam begini. Nanti
mengganggu tetangga,” ujar Putri Tangguk.
8
Usai berkata begitu, Putri Tangguk tertidur kembali karena kelelahan setelah
menenun seharian penuh. Si Sulung pun kembali tidur dan ia harus menahan lapar
hingga pagi hari.
Keesokan harinya, ketujuh anaknya bangun dalam keadaan perut keroncongan. Si
Bungsu menangis merengek-rengek karena sudah tidak kuat menahan lapar.
Demikian pula, keenam anaknya yang lain, semua kelaparan dan minta makan.
Putri Tangguk pun segera menyuruh suaminya mengambil padi di lumbung untuk
ditumbuk. Sang Suami pun segera menuju ke lumbung padi yang berada di
samping rumah. Alangkah terkejutnya sang Suami saat membuka salah satu
lumbung padinya, ia mendapati lumbungnya kosong.
“Hei, ke mana padi-padi itu?” gumam sang Suami.
Dengan perasaan panik, ia pun memeriksa satu per satu lumbung padinya yang
lain. Namun, setelah ia membuka semuanya, tidak sebutir pun biji padi yang
tersisa.
“Dik...! Dik...! Cepatlah kemari!” seru sang Suami memanggil Putri
Tangguk.
“Ada apa, Bang?” tanya Putri Tangguk dengan perasaan cemas.
“Lihatlah! Semua lumbung padi kita kosong. Pasti ada pencuri yang
mengambil padi kita,” jawab sang Suami.
Putri Tangguk hanya ternganga penuh keheranan. Ia seakan-akan tidak percaya
pada apa yang baru disaksikannya.
“Benar, Bang! Tadi malam pencuri itu juga mengambil nasi kita di panci
dan beras di kaleng,” tambah Putri Tangguk.
“Tapi, tidak apalah, Bang! Kita masih mempunyai harapan. Bukankah
sawah kita adalah gudang padi?” kata Putri Tangguk.
Usai berkata begitu, Putri Tangguk langsung menarik tangan suaminya lalu berlari
menuju ke sawah. Sesampai di sawah, alangkah kecewanya Putri Tangguk, karena
harapannya telah sirna.
9
“Bang! Pupuslah harapan kita. Lihatlah sawah kita! Jangankan biji padi,
batang padi pun tidak ada. Yang ada hanya rumput tebal menutupi sawah kita,”
kata Putri Tangguk.
Sang Suami pun tidak dapat berbuat apa-apa. Ia hanya tercengang penuh
keheranan menyaksikan peristiwa aneh itu. Dengan perasaan sedih, Putri Tangguk
dan suaminya pulang ke rumah. Kakinya terasa sangat berat untuk melangkah.
Selama dalam perjalanan, Putri Tangguk mencoba merenungi sikap dan
perbuatannya selama ini. Sebelum sampai di rumah, teringatlah ia pada sikap dan
perlakuannya terhadap padi dengan menganggapnya hanya seperti pasir dan
menyerakkannya di jalan yang becek agar tidak licin.
“Ya... Tuhan! Itukah kesalahanku sehingga kutukan ini datang kepada
kami?” keluh Putri Tangguk dalam hati.
Sesampainnya di rumah, Putri Tangguk tidak dapat berbuat apa-apa. Seluruh
badannya terasa lemas. Hampir seharian ia hanya duduk termenung. Pada malam
harinya, ia bermimpi didatangi oleh seorang lelaki tua berjenggot panjang
mengenakan pakaian berwarna putih.
“Wahai Putri Tangguk! Aku tahu kamu mempunyai sawah seluas tangguk,
tetapi hasilnya mampu mengisi dasar Danau Kerinci sampai ke langit. Tetapi
sayang, Putri Tangguk! Kamu orang yang sombong dan takabbur. Kamu pernah
meremehkan padi-padi itu dengan menyerakkannya seperti pasir sebagai pelapis
jalan licin. Ketahuilah, wahai Putri Tangguk...! Di antara padi-padi yang pernah
kamu serakkan itu ada setangkai padi hitam. Dia adalah raja kami. Jika hanya
kami yang kamu perlakukan seperti itu, tidak akan menjadi masalah. Tetapi,
karena raja kami juga kamu perlakukan seperti itu, maka kami semua marah.
Kami tidak akan datang lagi dan tumbuh di sawahmu. Masa depan kamu dan
keluargamu akan sengsara. Rezekimu hanya akan seperti rezeki ayam. Hasil kerja
sehari, cukup untuk dimakan sehari. Kamu dan keluargamu tidak akan bisa makan
jika tidak bekerja dulu. Hidupmu benar-benar akan seperti ayam, mengais dulu
baru makan....” ujar lelaki tua itu dalam mimpi Putri Tangguk.
10
Putri Tangguk belum sempat berkata apa-apa, orang tua itu sudah menghilang. Ia
terbangun dari tidurnya saat hari mulai siang. Ia sangat sedih merenungi semua
ucapan orang tua yang datang dalam mimpinya semalam. Ia akan menjalani hidup
bersama keluarganya dengan kesengsaraan. Ia sangat menyesali semua
perbuatannya yang sombong dan takabbur dengan menyerakkan padi untuk
pelapis jalan licin. Namun, apalah arti sebuah penyesalan. Menyesal kemudian
tiadalah guna.
Sumber: http://www.dongenganak.com
C. Menceritakan kembali dongeng (10 menit) 1. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menceritakan kembali
dongeng yang telah didengarnya tadi. (cerita dipenggal oleh guru
kemudian diteruskan temannya sehingga semua dapat kebagian bercerita)
2. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menceritakan dongeng
yang mereka ketahui
D. Berdiskusi unsur intrinsik cerita/dongeng (10 menit) Setelah mendengarkan beberapa siswa menceritakan kembali dongeng yang
didengarnya, guru meminta siswa untuk menunjukan tentang unsur-unsur dari
cerita yang didengarkan tadi !
1. Tokoh dan sifat tokoh.
Tokoh Sifat tokoh Putri Tangguk Suami 7 anak‐anak
Sombong dan takabur penyabar kekanak‐kanakan
11
2. Isi dongeng
Isi dongeng berjudul Putri Tangguk mempunyai relevansi dengan kehidupan
sekarang. Relevansi dapat dilihat pada karakter atau watak tokoh dan akibat
dari sebuah perbuatan.
3. Nilai-nilai dari dongeng tadi
- Gotong royong
- Kesetiakawanan sosial
- Akibat sifat baik dan buruk
Meskipun hanya sebuah karya fiksi, dongeng mempunyai kelebihan
dibandingkan jenis karya sastra lain. Kelebihan-kelebihan yang dimiliki
dongeng tadi antara lain:
- Tetap digemari karena dianggap mempunyai nilai sejarah.
- Sering digunakan sebagai pembanding, khususnya untuk menasehati
- Bahasa yang mudah dipahami karena sering bercampur dengan bahasa
daerah.
- Banyaknya versi atau macam-macam cerita dari tokoh yang sama
- Tidak perlu meminta izin kepada penulis asli karena sifat dongeng sebagai
karya sastra lama yang anonim atau tak diketahui penulisnya atau
pengarangnya.
4. Latar dongeng
Guru bertanya pada siswa tentang latar dongeng yang telah didengarkan
tadi. Negeri kecil terletak di kaki gunung Kerinci.
E. Menulis Alur Cerita (8 menit) Setelah guru memberikan penguatan pada setiap jawaban siswa, guru menyuruh
siswa berkelompok untuk menulis kembali secara singkat dongeng yang telah
didengarnya menggunakan bahasa sendiri.
12
F. Bermain peran (10 menit) Guru memberikan kesempatan pada siswa secara berkelompok untuk bermain
peran atau memerankan bagian yang menarik menurut siswa. (memerankan pada
bagian yang menarik bisa sifat tokoh, ucapan tokoh)
1. Guru memutar dongeng lain (dongeng disesuaikan dengan daerah
atau situasi tempat masing-masing) kemudian siswa
mendengarkannya. Usai mendengarkan dongeng di atas, cobalah
kamu tunjukan relevansi isi dongeng dengan kehidupan sekarang.
Lengkapi jawaban dengan mengutip sebagian isi dongeng.
Gunakan tabel di bawah ini sebagai pemandumu!
Uji Kompetensi
Nilai-Nilai Kehidupan Ditunjukan oleh Tokoh Kutipan Isi Dongeng
2. Cobalah kalian duduk berhadapan (dibantu guru). Tukarkan
jawaban kalian pada soal nomor 1 dengan jawaban temanmu!
Periksalah kebenaran jawaban temanmu
13
PEDOMAN PENILAIAN Paraf
Aspek Skor Nilai Catatan Guru Orang Tua
Tokoh yang
menggambarkan
10-35
Relevansi nilai
kehidupan
10-35
Kesesuaian kutipan
dongeng
10-30
Jumlah Skor 100
3. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat ! 1. Siapakah tokoh yang diceritakan dalam cerita/dongeng di atas?
2. Jelaskanlah tokoh dan sifat tokoh serta alasannya!
3. Di manakah latar cerita/dongeng di atas?
4. Sebutkan kalimat yang mendukung jawaban tersebut sesuai dengan
bahasamu sendiri
5. Sebutkan amanat dan merelevansikan dengan kehidupan sehari-hari dari
cerita/dongeng di atas!
14
PENILAIAN Paraf
Aspek Skor Nilai CatatanGuru Orang Tua
Ketepatan menjawab
soal no 1-2 10-35
Ketepatan menjawab
soal no 3-4 10-35
Keefektifan menjawab
soal no 5 10-30
Jumlah Skor 100
Cobalah kamu sebutkan dongeng atau cerita rakyat di daerahmu. Tunjukan
relevansi kebenaran isi dongeng dengan kehidupan sekarang.
Isikan jawabanmu dengan menggunakan huruf Braille pada tabel berikut!
Judul Dongeng Isi Dongeng Relevansi dengan nilai
kehidupan sekarang
TUGAS
15
Lampiran 1
SILABUS
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas Semester : VII/I
Standar Kompetensi : Mengapresiasi dongeng yang diperdengarkan
Kompetensi
Dasar Indikator
Pengalaman
Belajar/Kegiatan
Pembelajaran
Materi
Pokok
Alokasi
Waktu Referensi Penilaian
3. 4 Menunjukan
relevansi isi
dongeng situasi
sekarang
Menentukan unsur-
unsur intrinsik
cerita/dongeng
Mendengarkan cerita
/dongeng Putri
Tangguk
Menceritakan kembali
dongeng yang telah
didengarkan
Mengidentifikasi
tokoh-tokoh dalam
cerita/dongeng anak
Mengutif kalimat atau
paragraph yang
mendukung atau
menentukan latar
drama anak
Menentukan tema dan
amanat yang
terkandung di dalam
dongeng
Menuliskan kembali isi
cerita anak dengan
bahasa sendiri
menggunakan huruf
Braille
Mendengarkan
uraian- unsur
intrinstik cerita
rekaan
Mendengarkan teks
cerita cerita anak
Mengidentifikasi
tokoh-tokoh dalam
cerita anak dan
sifat-sifatnya
Menjelaskan tokoh-
tokoh dalam cerita
anak dan sifat-
sifatnya
Mengutif kalimat
atau paragraph yang
mendukung atau
menentukan latar
cerita anak
Menentukan tema
dan amanat yang
terkandung di
dalam cerita anak
yang dibaca
Menuliskan kembali
isi cerita anak
dengan bahasa
sendiri
Cerita/don
geng anak
2 X 35
menit
Buku paket
Bahasa
Indoensia
dan
internet
Tes
performen
Tes lisan
Tes tulis
1
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
TAHUN PELAJARAN 2008/2009
Sekolah : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VII/ 1
Pertemuan : 2 x Jp
Waktu : 2 x 35 menit
Alokasi waktu : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Standar Kompetensi : 3. Mengapresiasi dongeng yang diperdengarkan
Kompetensi Dasar : 3. 4. Menunjukan relevansi isi dongeng dengan situasi
sekarang
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat:
1. Menentukan tokoh dalam cerita
2. Menentukan karakter tokoh dalam cerita
3. Menentukan latar dalam cerita/dongeng
4. Menentukan tema atau alur dalam cerita
5. Menentukan pesan/amanat dari cerita
6. Menuliskan kembali cerita dengan menggunakan huruf Braille.
B. Materi Pokok Cerita/dongeng anak
2
C. Metode Pembelajaran Inkuiri, Ceramah, tanya jawab, bermain peran, diskusi pemberian tugas
D. Langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal
Mengkondisikan siswa untuk membaca doa.
Membaca doa secara berjamaah.
Mengabsen siswa, mempersiapkan perlengkapan sekolah yang
akan dipakai dalam pembelajaran
Menjelaskan tentang scenario pembelajaran yang akan
dilaksanakan
Apersepsi pelajaran lalu dan yang akan dilaksanakan
2. Kegiatan Inti
Membaca uraian mengenai unsur-unsur intrinsik cerita/dongeng
Mendengarkan dongeng anak
Mendiskusikan unsur-unsur intrinstik cerita/dongeng
Menceritakan kembali dongeng yang telah didengar
Mengutif kalimat atau paragraph yang mendukung atau
menentukan latar cerita/dongeng anak
Menentukan tema dan amanat yang terkandung di dalam cerita
anak yang dibaca
Menuliskan kembali alur cerita dari isi cerita/dongeng anak dengan
bahasa sendiri menggunakan huruf Braille
3. Kegiatan Akhir
Menyimpulkan materi pembelajaran
Evaluasi akhir pembelajaran, tes tulis/lisan/performance
Menutup pembalajan dengan bacaan doa
Memberi salam/menjawab salam, mengkondisikan siswa untuk
mengikuti pelajaran berikutnya/doa pulang
3
E. Alat dan Sumber a. Alat : Laptop, pengeras suara, taperecorder, kaset
b. Sumber : Buku Paket Bahasa Indonesia, majalah, internet, kumpulan
cerita bertuliskan braille
F. Penilaian Penilaian
Indikator pencapaian
Kompetensi Tehnik Bentuk
Instrumen Instrumen
Mendengarkan
cerita/dongeng
Menceritakan kembali
dongeng yang teleh
didengar
Menentukan unsur-
unsur intrinsik
cerita/dongeng
Mendiskusikan unsur-
unsur intrinstik cerita
Mengidentifikasi
tokoh-tokoh dalam
cerita anak
Menjelaskan tokoh-
tokoh dalam cerita anak
dan sifat-sifatnya
Mengutif kalimat atau
paragraph yang
mendukung atau
menentukan latar cerita
anak
Lisan
Lisan
Lisan
Tulis
Tulis
Tulis
Tulis
Tulis
Tulis
Tes lisan
Tes Lisan
Tes Lisan
Tes Tulis
Tes tulis
Tes tulis
Tes tulis
Tes Tulis
Tes Tulis
Bacalah cerita yang disajikan dengan lafal,
intonasi, dan ekspresi yang benar!
Ceritakan kembali dongeng yang telah
kamu dengar
Sebutkan unsur-unsur intrinsik dari cerita
yang disajikan!
Diskusikanlah tentang unsur–unsur
intrinsik dalam cerita yang disajikan
Siapakah tokoh yang diceritakan dalam
naskah cerita yang disajikan?
Tulislah tokoh serta sifat tokoh tersebut!
Tulislah sifat tokoh serta alasannya!
Tulislah latar tempat kejadian dalam cerita
yang disajikan!
Tulislah kalimat pendukung jawaban
tersebut!
Jelaskan tema dan amanat dalam cerita
4
Menentukan tema dan
amanat yang
terkandung di dalam
cerita anak yang dibaca
Menuliskan kembali isi
cerita anak dengan
bahasa sendiri
Membuat kesimpulan
tentang cerita anak
Tulis
Tes Tulis
anak yang disajikan!
Tuliskan kembali isi cerita anak dengan
bahasamu sendiri!
Tulislah kesimpulan dari cerita anak yang
disajikan!
Mengetahui Jakarta, ................................
Ka. SMPLB .................. Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
5