kmb
DESCRIPTION
kmbTRANSCRIPT
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN
MENINGITISKLP. 1 TK. 2.2
PENGERTIANMENINGITIS ADALAH RADANG PADA
MENINGEN (MEMBRAN YANG MENGELILINGI OTAK DANMEDULA SPINALIS) DAN DISEBABKAN OLEH VIRUS, BAKTERI ATAU ORGAN-ORGAN JAMUR(SMELTZER, 2001).
MENINGITIS ADALAH RADANG DARI
SELAPUT OTAK (ARACHNOID DAN PIAMATER). BAKTERI DAN VIRUS MERUPAKAN PENYEBAB UTAMA DARI MENINGITIS.
ETIOLOGIBAKTERIPENYEBAB LAINNYA LUES, VIRUS,
TOXOPLASMA GONDHII DAN RICKETSIAFAKTOR MATERNAL : INFEKSI MATERNAL
PADA MINGGUTERAKHIR KEHAMILANFAKTOR IMUNOLOGI : DEFISIENSI
MEKANISME IMUN, DEFISIENSI IMUNOGLOBULIN.
KELAINAN SISTEM SARAF PUSAT, PEMBEDAHAN ATAU INJURY YANG BERHUBUNGANDENGAN SISTEM PERSARAFAN
KLASIFIKASIMeningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang terjadi pada cairan otak, yaitu:
Meningitis serosa adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai cairan otak yang jernih.
Meningitis purulenta adalah radang bernanah arakhnoid dan piameter yang meliputi otak dan medula spinalis.
PATOFISIOLOGIMeningitis bakteri dimulai sebagai
infeksi dari orofaring dan diikuti denganseptikemia, yang menyebar ke meningen otak dan medula spinalis bagian atas. Faktor predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian atas, otitis media,mastoiditis, anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain, prosedur bedah saraf baru,trauma kepala dan pengaruh imunologis.
CONT..Organisme masuk ke dalam aliran darah
dan menyebabkan reaksi radang di dalam meningen dan di bawah korteks, yang dapat menyebabkan trombus dan penurunanaliran darah serebral. Jaringan serebral mengalami gangguan metabolisme akibat eksudat meningen, vaskulitis dan hipoperfusi. Eksudat purulen dapat menyebar sampai dasar otak dan medula spinalis. Radang juga menyebar ke dinding membran ventrikel serebral.
MANIFESTASI KLINISGejala meningitisantara lain : Sakit kepala dan demam Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi
letargik, tidak responsif, dan koma. Iritasi meningen mengakibatkan sejumlah tanda sebagai
berikut:1. Rigiditas nukal ( kaku leher ). 2. Tanda kernik positip: ketika pasien dibaringkan
dengan paha dalam keadan fleksi kearah abdomen, kaki tidak dapat di ekstensikan sempurna.
3. Tanda brudzinki : bila leher pasien di fleksikan maka dihasilkan fleksilutut dan pinggul. Bila dilakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah pada salah satu sisi maka gerakan yang sama terlihat peda sisi ektremitas yang berlawanan.
CONT..Mengalami foto fobia, atau sensitif yang
berlebihan pada cahaya.Kejang akibat area fokal kortikal yang peka dan
peningkatan TIK akibat eksudat purulen dan edema serebral dengan tanda-tanda perubahan karakteristik tanda-tanda vital (melebarnya tekanan pulse dan bradikardi), pernafasan tidak teratur, sakit kepala, muntah dan penurunan tingkat kesadaran.
Infeksi fulminating dengan tanda-tanda septikimia : demam tinggi tiba-tibamuncul, lesi purpura yang menyebar, syok dan tanda koagulopati intravaskuler diseminata
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIKAnalisis CSS dari fungsi lumbal Glukosa serum : meningkat ( meningitis )LDH serum : meningkat ( meningitis bakteri )Sel darah putih : sedikit meningkat dengan
peningkatan neutrofil( infeksi bakteri)Elektrolit darah : Abnormal .ESR/LED : meningkat pada meningitisKultur darah/ hidung/ tenggorokan/ urine : dapat
mengindikasikan daerah pusat infeksi atau mengindikasikan tipe penyebab infeksi
MRI/ skan CTRonsen dada/kepala/ sinus ; mungkin ada indikasi
sumber infeksi intrakranial.
PENATALAKSANAAN MEDIS FarmakologisObat anti inflamasi : Meningitis tuberkulosa : Isoniazid, Rifamfisin, Streptomisin
sulfat Meningitis bacterial, umur < 2 bulan : Sefalosporin,
Ampisilina, Koloramfenikol Meningitis bacterial, umur > 2 bulan : Ampisilina,
SefalosforinPengobatan simtomatis :, Diazepam IV kemudian klien dilanjutkan dengan, FenitoinTurunkan panas : Antipiretika : parasetamol atau salisilat 10 mg/kg/dosis. Kompres air PAM atau es Pengobatan suportif :
◦ Cairan intravena.◦ Zat asam, usahakan agar konsitrasi O2 berkisar antara
30 – 50%.
CONT.. Perawatan
◦ Pada waktu kejang1. Longgarkan pakaian, bila perlu dibuka.2. Hisap lender3. Kosongkan lambung untuk menghindari muntah dan
aspirasi.4. Hindarkan penderita dari rodapaksa (misalnya jatuh).
◦ Bila penderita tidak sadar lama.1. Beri makanan melalui sonda.2. Cegah dekubitus dan pnemunia ortostatik dengan merubah
posisi penderita sesering mungkin.3. Cegah kekeringan kornea dengan boor water atau saleb
antibiotika.◦ Pada inkontinensia urine lakukan katerisasi sedangkan pada
inkontinensia alvi lakukan lavement.◦ Pemantauan ketat.
Tekanan darah, Respirasi, Nadi Produksi air kemih Faal hemostasis untuk mengetahui secara dini adanya DC.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN MENINGITIS
PENGKAJIANBiodata klien Riwayat kesehatan yang lalu Apakah pernah menderita penyait ISPA dan TBC ? Apakah pernah jatuh atau trauma kepala ? Pernahkah operasi daerah kepala ?Data bio-psiko-sosial AktivitasGejala : Perasaan tidak enak (malaise).Tanda : ataksia, kelumpuhan, gerakan involunter. SirkulasiGejala : Adanya riwayat kardiopatologi : endokarditis
dan PJK. Tanda :tekanan darah meningkat, nadi menurun, dan
tekanan nadi berat, taikardi,disritmia.
CONT.. Eliminasi Tanda : Inkontinensi dan atau retensi. MakanGejala : Kehilangan nafsu makan, sulit menelan.Tanda : anoreksia, muntah, turgor kulit jelek dan
membran mukosakering. HigieneTanda : Ketergantungan terhadap semua kebutuhan
perawatan diri. Neurosensori Gejala : Sakit kepala, parestesia, terasa kaku pada
persarafan yang terkena, kehilangan sensasi, hiperalgesia, kejang, diplopia, fotofobia,ketulian dan halusinasi penciuman.
CONT…Tanda : letargi sampai kebingungan berat
hingga koma, delusi danhalusinasi, kehilangan memori, afasia,anisokor, nistagmus,ptosis, kejangumum/lokal, hemiparese, tanda brudzinki positif dan atau kernig positif, rigiditas nukal, babinski positif,reflek abdominal menurun dan reflekkremastetik hilang pada laki-laki.
Nyeri/keamananGejala : sakit kepala (berdenyut hebat,
frontal).Tanda : gelisah, menangis.PernafasanGejala : riwayat infeksi sinus atau paru.Tanda : peningkatan kerja pernafasan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi
berhubungan dengan diseminatahematogen dari pathogen
Risiko tinggi terhadap perubahan serebral dan perfusi jaringan berhubungandengan edema serebral, hipovolemia.
Risiko tinggi terhadap trauma sehubungan dengan kejang umum/fokal,kelemahan umum, vertigo.
Nyeri (akut) berhubungan dengan proses inflamasi, toksin dalam sirkulasi.
Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuskular, penurunan kekuatan
Anxietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman kematian.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx 1 : Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan diseminatahematogen dari patogen.
Beri tindakan isolasi sebagai pencegahan Pertahan kan teknik aseptik dan teknik cuci tangan
yang tepat. Pantau suhu secara teratur Kaji keluhan nyeri dada, nadi yang tidak teratur
demam yang terus- menerus Auskultasi suara nafas ubah posisi pasien secara
teratur, dianjurkan nafas dalam Cacat karakteristik urine (warna, kejernihan dan bau ) Kolaborasi pemberian terapi antibiotik iv: penisilin G,
ampisilin, klorampenikol, gentamisin
Dx 2 : Resiko tinggi terhadap perubahan cerebral dan perfusi jaringan berhubungandengan edema serebral, hipovolemia.
Tirah baring dengan posisi kepala datar. Pantau status neurologis. Kaji regiditas nukal, peka rangsang dan kejang Pantau tanda vital dan frekuensi jantung, penafasan,
suhu, masukan dan haluaran. Bantu berkemih, membatasi batuk, muntah
mengejan. Tinggikan kepala tempat tidur 15-45 derajat. Berikan cairan iv (larutan hipertonik, elektrolit ). Pantau BGA. Berikan obat : steoid, clorpomasin, asetaminofen
INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx 3 : Resiko tinggi terhadap trauma berhubungan dengan kejang umum/vokal,kelemahan umum vertigo.
Pantau adanya kejangPertahankan penghalang tempat tidur
tetap terpasang dan pasang jalannafas buatan
Tirah baring selama fase akut kolaborasi berikan obat : venitoin, diaepam,venobarbital.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx 4 : Nyeri (akut ) berhubungan dengan proses infeksi, toksin dalam sirkulasi.
Letakkan kantung es pada kepala, pakaian dingin di atas mata, berikan posisi yang nyaman kepala agak tinggi sedikit, latihan rentang gerak aktifatau pasif dan masage otot leher.
Dukung untuk menemukan posisi yang nyaman(kepala agak tingi)
Berikan latihan rentang gerak aktif/pasif. Gunakan pelembab hangat pada nyeri leher atau
pinggul Kolaborasi pemberian analgetik, asetaminofen, codein
INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx 5 : Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler.
Kaji derajat imobilisasi pasien. Bantu latihan rentang gerak.Berikan perawatan kulit, masase dengan
pelembab.Periksa daerah yang mengalami nyeri
tekan, berikan matras udsra atau air perhatikan kesejajaran tubuh secara fungsional.
Berikan program latihan dan penggunaan alat mobilisasi.
INTERVENSI KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx 6 : Ansietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman kematian.
Kaji status mental dan tingkat ansietasnya.
Berikan penjelasan tentang penyakitnya dan sebelum tindakan prosedur.
Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaan.
Libatkan keluarga/pasien dalam perawatan dan beri dukungan serta petunjuk sumber penyokong
IMPLEMENTASI Implementasi sesuai dengan intervensi dan tujuan yang diharapkan.
EVALUASI Hasil yang diharapkan Mencapai masa penyembuhan tepat waktu, tanpa
bukti penyebaran infeksiendogen atau keterlibatan orang lain.
Mempertahankan tingkat kesadaran biasanya/membaik dan fungsimotorik/sensorik, mendemonstrasikan tanda-tanda vital stabil.
Tidak mengalami kejang/penyerta atau cedera lain. Melaporkan nyeri hilang/terkontrol dan menunjukkan
postur rileks danmampu tidur/istirahat dengan tepat. Mencapai kembali atau mempertahankan posisi
fungsional optimal dan kekuatan. Meningkatkan tingkat kesadaran biasanya dan fungsi
persepsi. Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang
dan mengungkapkan keakuratan pengetahuan tentang situasi.
SEKIAN DAN TERIMAKASI
H