kompetensi bisnis

14
TUGAS MANAJEMEN KOMPETENSI MENCIPTAKAN KEUNGGULAN BERSAING MELALUI KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA DOSEN: OLEH: Syaila Capri 1420030030 FAKULTAS MAGISTER MANAJEMEN

Upload: denis-r-d-satria

Post on 01-Feb-2016

290 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

mantap

TRANSCRIPT

Page 1: KOMPETENSI BISNIS

TUGAS MANAJEMEN KOMPETENSI

MENCIPTAKAN KEUNGGULAN BERSAING MELALUI KOMPETENSI

SUMBER DAYA MANUSIA

DOSEN:

OLEH:

Syaila Capri

1420030030

FAKULTAS MAGISTER MANAJEMEN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

MEDAN

2015

Page 2: KOMPETENSI BISNIS

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Sumber daya manusia (SDM) yang kompeten sangat diperlukan suatu

organisasi bisnis, yaitu SDM yang memiliki kompetensi tertentu (meliputi: aspek

pengetahuan, keterampilan, sikap, dan perilaku) yang dibutuhkan untuk

menunjang keberhasilan pelaksanaan pekerjaan. Kompetensi SDM terkait dengan

strategi pengelolaan bisnis suatu organisasi.

Organisasi bisnis hidup di dalam lingkungan yang kompetitif, untuk itu

organisasi bisnis senantiasa melakukan upaya-upaya yang dapat memperkokoh

keberadaannya dengan menciptakan keunggulan bersaing di dalam

lingkungannya. Upaya ini dapat dimungkinkan jika organisasi bisnis memiliki

SDM yang kompeten. Namun, permasalahan yang seringkali dihadapi organisasi

bisnis ialah kurang tersedianya SDM yang memiliki kompetensi yang cukup

untuk menjalankan strategi bisnis hingga mampu menciptakan keunggulan

bersaing.

Disinilah peran dan tanggungjawab manajemen SDM untuk mampu

mengatasi permasalahan tersebut. Tujuan paper ini ialah menjelaskan strategi

pengelolaan bisnis dalam rangka menciptakan keunggulan bersaing melalui

kompetensi SDM. Semakin meningkatnya SDM berbasis kompetensi, diharapkan

akan semakin meningkat pula kinerja organisasi (performance organization).

Perhatian terhadap sumber daya manusia (SDM) semakin meningkat. Hal

ini disebabkan adanya peningkatan persaingan di lingkungan bisnis. Organisasi

bisnis melihat bahwa fungsi SDM merupakan kontributor utama terhadap

pencapaian visi dan misi suatu organisasi, serta sebagai sumber keunggulan

bersaing.

Organisasi bisnis hidup di dalam lingkungan yang kompetitif, untuk itu

organisasi bisnis senantiasa melakukan upaya-upaya yang dapat memperkokoh

keberadaannya dengan menciptakan keunggulan bersaing di dalam

lingkungannya. Upaya ini dapat dimungkinkan jika organisasi bisnis memiliki

Page 3: KOMPETENSI BISNIS

SDM yang kompeten. Peran SDM dalam organisasi bisnis mempunyai arti yang

sama pentingnya dengan kegiatan usaha itu sendiri.

Strategi perusahaan akan menentukan keberhasilan suatu organisasi bisnis.

Strategi menunjukkan arahan umum yang hendak dicapai suatu organisasi untuk

mencapai tujuannya

Pengelolaan SDM berbasis kompetensi merupakan salah satu penerapan

strategi pengelolaan bisnis. Kualitas kompetitif suatu organisasi bisnis sangat

ditentukan oleh kualitas SDM yang dimiliki. Oleh karenanya, SDM yang

kompeten sangat diperlukan suatu organisasi bisnis, yaitu SDM yang memiliki

kompetensi tertentu (meliputi: aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, dan

perilaku) yang dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan pekerjaan.

2. Definisi

Apakah yang dimaksud dengan kompetensi? Mendefinisikan kompetensi

bukanlah hal yang mudah, oleh karena itu diperlukan komunikasi antar karyawan

dan antara karyawan dengan pihak manajemen agar kompetensi yang diinginkan

atau dibutuhkan dapat dikenali dan dinilai dalam berbagai situasi organisasi yang

berbeda sebab ada perbedaan antara kompetensi individu dengan core competence

organisasi. Manajer SDM harus terlibat langsung dalam proses transformasi

kompetensi individu menjadi core competence organisasi.

Transformasi tersebut bukan hanya sekedar masalah pelatihan, tetapi

harus melibatkan seluruh karyawan dalam organisasi agar dapat bekerja sama

dalam sebuah jejaring kerja.

Namun, permasalahan yang seringkali dihadapi organisasi bisnis ialah

kurang tersedianya SDM yang memiliki kompetensi yang cukup untuk

menjalankan strategi bisnis hingga mampu menciptakan keunggulan bersaing.

Disinilah peran dan tanggung jawab manajemen SDM untuk mampu mengatasi

permasalahan tersebut. Manajemen SDM harus mampu merumuskan kompetensi

apa yang seharusnya dimiliki dan dikembangkan oleh organisasi terhadap

anggotanya dengan disesuaikan pada visi dan misi organisasi tersebut.

Page 4: KOMPETENSI BISNIS

Semakin meningkatnya SDM berbasis kompetensi, diharapkan akan

semakin meningkat pula kinerja organisasi (performance organization). SDM

berperan penting dalam rangka meningkatkan daya saing dan kinerja bisnis secara

keseluruhan. Sebab, SDM merupakan sentral dalam upaya mewujudkan

eksistensinya berupa tercapainya tujuan organisasi.

Pembahasan dalam paper ini meliputi penjelasan tentang bagaimana

memahami fungsi SDM untuk kompetensi, serta bagaimana menciptakan

keunggulan bersaing melalui kompetensi SDM.

Pengelolaan SDM Berbasis Kompetensi

Pengelolaan SDM berbasis kompetensi merupakan kombinasi dari

keterampilan, pengetahuan, sikap, dan perilaku (skill, knowledge, attitude, and

behavior) yang dimiliki individu untuk dapat melaksanakan tugas dan peran pada

posisi yang diduduki secara produktif dan profesional. Esensi pengelolaan SDM

berbasis kompetensi memandang individu dari aspek kualitas (personal qualities).

Pengelolaan SDM berbasis kompetensi bertujuan untuk memberikan hasil

yang sesuai dengan tujuan dan sasaran organisasi, serta standar kinerja yang telah

ditetapkan. Kompetensi menyangkut kewenangan setiap individu untuk

melakukan pekerjaan atau mengambil keputusan sesuai dengan peran dan

tanggungjawabnya dalam organisasi yang relevan dengan keahlian, pengetahuan,

dan kemampuan yang dimiliki. Kompetensi yang dimiliki individu harus mampu

mendukung pelaksanaan strategi organisasi serta mampu mendukung setiap

perubahan ataupun kebijakan yang dilakukan manajemen.

Manajemen SDM harus mampu membangun SDM yang berkualitas.

Kualitas SDM tercermin dari pengelolaan SDM berbasis kompetensi. Donald

(dalam Kamidin, 2010) memperkenalkan teori tentang kompetensi berdasarkan

Teori Jendela (Window Theory), bahwa setiap kompetensi yang dimiliki individu

diamati dari empat sisi yang berbentuk jendela, yaitu: pendidikan (education),

keterampilan (skill), pengalaman kerja (experience), dan penguasaan teknologi

(mastery of technology). Inti dari Teori Jendela ialah kompetensi, bahwa SDM

Page 5: KOMPETENSI BISNIS

yang memiliki keterampilan ditunjang dengan pengalaman kerja yang matang

merupakan SDM yang memiliki kemampuan (kapabilitas) berdaya saing.

Kemampuan menurut Robbins (dalam Kamidin, 2010) meliputi kemampuan

intelektual dan kemampuan fisik. Kemampuan intelektual adalah kemampuan

yang diperlukan untuk melakukan kegiatan mental tercermin dalam keterampilan,

yaitu kecakapan khusus yang berkaitan dengan tugas yang dimiliki dan

dipergunakan oleh sesesorang pada waktu yang tepat. Lebih lanjut, Sztompka

(dalam Kamidin, 2010) mengemukakan bahwa kemampuan kerja individu dalam

suatu organisasi dengan dinamika kerja yang kompleks dan penuh persaingan

untuk menunjukkan kemampuan yang unggul dan menguntungkan yang tercermin

dari kemampuan individu yang memiliki jenjang pendidikan, keterampilan,

pengalaman kerja dan penguasaan teknologi dalam mencapai tujuan manajemen

SDM.

Moeheriono (2010) menyebutkan bahwa kompetensi SDM pada sektor

bisnis mencakup dua lingkup (level of analysis), yaitu: individu dan organisasi.

1. Individu. Dalam setiap individu terdapat beberapa karakteristik

kompetensi dasar, antara lain:

a. Watak (traits), yaitu membuat seseorang mempunyai sikap perilaku:

percaya diri (self-confidence), pengendalian diri (self-control),

ketabahan atau daya tahan (hardiness);

b. Motif (motive), yaitu sesuatu yang diinginkan seseorang yang

mengakibatkan dilakukannya suatu tindakan;

c. Bawaan (self-concept), yaitu sikap dan nilai-nilai yang dimiliki

seseorang;

d. Pengetahuan (knowledge), yaitu informasi yang dimiliki seseorang

pada bidang tertentu atau area tertentu; dan

e. Keterampilan atau keahlian (skill), yaitu kemampuan untuk

melaksanakan tugas tertentu, baik secara fisik maupun mental.

Menurut Spencer dan Spencer (1993), kompetensi dasar individu ialah

seperti pada Gambar 2 berikut.

Page 6: KOMPETENSI BISNIS

Gambar 2. The Ice Berg Model

Berdasarkan gambar tersebut (seperti pada gunung es), tampak bahwa

pengetahuan (knowledge) dan keterampilan atau keahlian (skill) sebagai

observable atau instrumental cenderung kelihatan lebih nyata muncul (visible) dan

relatif berada pada permukaan.

Kompetensi ini berhubungan dengan penyelesaian pekerjaan suatu

posisi. Jenis kompetensi ini diperlukan seseorang untuk memungkinkan

menduduki jabatan, pekerjaan atau tugas agar dapat dilakukan dengan baik.

Sedangkan, konsep diri, watak, dan motif cenderung di bawah, tidak tampak, atau

disebut intermediate skill, yang dapat diaplikasikan dalam berbagai situasi.

2. Organisasi.

Merujuk pada strategi bersaing, organisasi harus memiliki keunggulan

kompetitif yang hakiki, yaitu organisasi memiliki ambisi, mentalitas, dan ingin

menjadi yang terbaik, serta memiliki mentalitas kewirausahaan dengan keinginan

sangat kuat untuk survive dan menjadi pemenang di antara pesaing-pesaingnya.

Potensi dari sebuah organisasi harus diekspresikan ke dalam core competence,

selain itu sebelumnya mereka juga telah mengintroduksi ke dalam strategic inten.

Bagi karyawan, core competence dan strategic inten merupakan gambaran dari

tantangan baru bagi organisasi agar tetap survive dalam berkompetisi dengan

organisasi pesaingnya. Selanjutnya, core competence organisasi merupakan

Tampak

Tidak Tampak

Keterampilan

Pengetahuan

Konsep Diri

WatakMotif

Keterampilan

Pengetahuan

Konsep diri

Sikap, Nilai-nilai

WatakMotif

Permukaan:Mudah

dikembangkan

Keperibadian Inti:Sulit

dikembangkan

Page 7: KOMPETENSI BISNIS

kombinasi yang unik dan mempunyai spesialisasi bisnis dari human skills yang

dapat memberikan ekspresi pada karakter tertentu dari organisasi itu sendiri.

Kompetensi organisasi disajikan pada Gambar 3.

Gambar 3. Kompetensi Organisasi

Kompetensi inti organisasi merupakan area karakter keahlian organisasi

dan merupakan sinergi dari seluruh sumber daya, seperti motivasi, usaha-usaha

karyawan, teknologi dan keahlian professional, serta ide-ide tentang kolaborasi

dari manajemen. Kemudian, core competence organisasi tersebut dapat bekerja

secara sistematis dan terstruktur serta memberikan organisasi sebagai kekuatan

strategis. Core competence mempunyai kelebihan sulit ditiru oleh pesaing lain,

sebab bersifat distinctive dan specific untuk setiap individu organisasi.

Lalu, bagaimana organisasi mengelola kompetensi SDM? Joko (2005)

menyebutkan bahwa pengelolaan kompetensi SDM dimulai dari segi perencanaan,

pengorganisasian, pengembangan, dan evaluasi, dengan penjelasan sebagai

berikut:

1. Perencanaan, yaitu merencanakan kompetensi SDM dengan berdasarkan

pada visi dan misi organisasi, serta diterjemahkan dalam strategi fungsional

untuk diketahui tuntuan kompetensi yang harus dipenuhi;

Kompetensi Inti

Visi dan Misi

Strategi

Tujuan

Program/Bisnis

Kompetensi Inti

Pendukung

Nilai & BudayaPerilaku

Kompetensi

Page 8: KOMPETENSI BISNIS

2. Pengorganisasi kompetensi SDM, yaitu penentuan bidang-bidang

kompetensi inti dan pendukung. Diharapkan organisasi akan lebih mudah

melaksanakan upaya pengembangan kompetensi;

3. Pengembangan kompetensi, yaitu dimulai dengan penilaian terhadap

kompetensi yang sudah dimiliki SDM dan dibandingkan dengan

perencanaan kompetensi;

4. Evaluasi terhadap kompetensi, yaitu untuk mengetahui sejauhmana upaya

yang dilakukan telah mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

Dalam rangka pengelolaan SDM berbasis kompetensi maka organisasi harus

menyiapkan kompetensi yang dibutuhkan di masa depan (Joko, 2005), meliputi:

1. Kompetensi tingkat eksekutif, meliputi:

a. Strategic thinking. Kompetensi untuk memahami kecenderungan

perubahan lingkungan yang cepat, melihat peluang pasar, ancaman,

kekuatan, dan kelemahan organisasi;

b. Change leadership. Kompetensi untuk mengkomunikasikan visi, misi,

dan strategi perubahan dapat ditransformasikan kepada SDM;

c. Relationship management. Kemampuan untuk meningkatkan

hubungan dan memperluas jarinfan dengan pihak lain.

2. Kompetensi tingkat manajer, diperlukan aspek-aspek kompetensi sebagai

berikut:

a. Flexibility. Kemampuan mengubah struktur managerial;

b. Change implementation. Kemampuan mengimplementasikan

petubahan.

c. Interpersonal understanding. Kemampuan untuk memahami nilai dari

berbagai tipe individu.

d. Empowering. Kemampuan untuk melakukan pemberdayaan terhadap

SDM.

3. Kompetensi tingkat karyawan, meliputi aspek kualitas kompetensi seperti

fleksibilitas, komitmen, motivasi, serta kemampuan untuk belajar,

berprestasi, dan bekerja.

Page 9: KOMPETENSI BISNIS

Bagaimana kompetensi SDM dapat menciptakan keunggulan bersaing?

Kompetensi SDM yang tercermin pada hasil karya atau kinerja individu yang

diciptakan melalui kemampuan (kecakapan) yang dimiliki (meliputi: pengetahuan,

keterampilan, perilaku, dan sikap) akan dapat membedakan antara mereka yang

berkualitas baik atau “biasa-biasa” saja. Bahwa, keunggulan kompetitif

bergantung pada tindakan individu yang berkualitas atas upaya pencapaian tujuan

organisasi.

Terdapat 2 tantangan yang dihadapi organisasi bisnis dalam upaya

mencipatakan keunggulan bersaing melalui kompetensi SDM (Joko, 2005), yaitu:

1. Kompetensi harus berjalan dengan strategi bisnis; dan

2. Kompetensi perlu diciptakan. Terdapat lima cara untuk menciptakan

kompetensi, yait:

a. Buy. Cara ini dilakukan dengan mengganti SDM yang lama dengan

yang baru, yang memiliki kualitas yang lebih baik;

b. Build. Investasi dilakukan terhadap SDM untuk meningkatkan kualitas

SDM menjadi lebih baik;

c. Borrow. Mencari keluar SDM yang mampu memberikan ide atau

gagasan, kerangka kerja, dan alat-alat untuk menjadikan organisasi

lebih kompetitif;

d. Bounce. Mengeluarkan SDM yang gagal melakukan tugas;

e. Bind. Mengikat karyawan. Jika organisasi tidak menerapkan metode

ini, meskipun telah menerapkan buy dan build maka akan menciptakan

intellectual capital bagi pesaing.

Joko (2005) menyebutkan bahwa kinerja individu dapat optimal apabila

individu tersebut memiliki kompetensi yang handal dibidangnya. Kehandalan

kompetensi SDM dapat dibentuk, dimana pembentukannya sangat dipengaruhi

oleh kemampuan organisasi dalam mengelola SDM ke dalam beberapa spesifikasi

kompetensi individu, antara lain: (1) kompetensi pencapaian tujuan, (2)

kompetensi pemecahan masalah, (3) kompetensi interaksi terhadap sesama, dan

(4) kompetensi teamwork.

Page 10: KOMPETENSI BISNIS

Dengan demikian, sinergi kompetensi masing-masing individu secara

bersama-sama akan mengoptimalkan performance organisasi secara keseluruhan.

Pada akhirnya, peranan kompetensi SDM sangat menentukan kemajuan organisasi

dalam upaya menciptakan keunggulan bersaing.