kompetensi bisnis
DESCRIPTION
mantapTRANSCRIPT
![Page 1: KOMPETENSI BISNIS](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022072106/5695d2d91a28ab9b029bf09f/html5/thumbnails/1.jpg)
TUGAS MANAJEMEN KOMPETENSI
MENCIPTAKAN KEUNGGULAN BERSAING MELALUI KOMPETENSI
SUMBER DAYA MANUSIA
DOSEN:
OLEH:
Syaila Capri
1420030030
FAKULTAS MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
![Page 2: KOMPETENSI BISNIS](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022072106/5695d2d91a28ab9b029bf09f/html5/thumbnails/2.jpg)
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sumber daya manusia (SDM) yang kompeten sangat diperlukan suatu
organisasi bisnis, yaitu SDM yang memiliki kompetensi tertentu (meliputi: aspek
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan perilaku) yang dibutuhkan untuk
menunjang keberhasilan pelaksanaan pekerjaan. Kompetensi SDM terkait dengan
strategi pengelolaan bisnis suatu organisasi.
Organisasi bisnis hidup di dalam lingkungan yang kompetitif, untuk itu
organisasi bisnis senantiasa melakukan upaya-upaya yang dapat memperkokoh
keberadaannya dengan menciptakan keunggulan bersaing di dalam
lingkungannya. Upaya ini dapat dimungkinkan jika organisasi bisnis memiliki
SDM yang kompeten. Namun, permasalahan yang seringkali dihadapi organisasi
bisnis ialah kurang tersedianya SDM yang memiliki kompetensi yang cukup
untuk menjalankan strategi bisnis hingga mampu menciptakan keunggulan
bersaing.
Disinilah peran dan tanggungjawab manajemen SDM untuk mampu
mengatasi permasalahan tersebut. Tujuan paper ini ialah menjelaskan strategi
pengelolaan bisnis dalam rangka menciptakan keunggulan bersaing melalui
kompetensi SDM. Semakin meningkatnya SDM berbasis kompetensi, diharapkan
akan semakin meningkat pula kinerja organisasi (performance organization).
Perhatian terhadap sumber daya manusia (SDM) semakin meningkat. Hal
ini disebabkan adanya peningkatan persaingan di lingkungan bisnis. Organisasi
bisnis melihat bahwa fungsi SDM merupakan kontributor utama terhadap
pencapaian visi dan misi suatu organisasi, serta sebagai sumber keunggulan
bersaing.
Organisasi bisnis hidup di dalam lingkungan yang kompetitif, untuk itu
organisasi bisnis senantiasa melakukan upaya-upaya yang dapat memperkokoh
keberadaannya dengan menciptakan keunggulan bersaing di dalam
lingkungannya. Upaya ini dapat dimungkinkan jika organisasi bisnis memiliki
![Page 3: KOMPETENSI BISNIS](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022072106/5695d2d91a28ab9b029bf09f/html5/thumbnails/3.jpg)
SDM yang kompeten. Peran SDM dalam organisasi bisnis mempunyai arti yang
sama pentingnya dengan kegiatan usaha itu sendiri.
Strategi perusahaan akan menentukan keberhasilan suatu organisasi bisnis.
Strategi menunjukkan arahan umum yang hendak dicapai suatu organisasi untuk
mencapai tujuannya
Pengelolaan SDM berbasis kompetensi merupakan salah satu penerapan
strategi pengelolaan bisnis. Kualitas kompetitif suatu organisasi bisnis sangat
ditentukan oleh kualitas SDM yang dimiliki. Oleh karenanya, SDM yang
kompeten sangat diperlukan suatu organisasi bisnis, yaitu SDM yang memiliki
kompetensi tertentu (meliputi: aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, dan
perilaku) yang dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan pekerjaan.
2. Definisi
Apakah yang dimaksud dengan kompetensi? Mendefinisikan kompetensi
bukanlah hal yang mudah, oleh karena itu diperlukan komunikasi antar karyawan
dan antara karyawan dengan pihak manajemen agar kompetensi yang diinginkan
atau dibutuhkan dapat dikenali dan dinilai dalam berbagai situasi organisasi yang
berbeda sebab ada perbedaan antara kompetensi individu dengan core competence
organisasi. Manajer SDM harus terlibat langsung dalam proses transformasi
kompetensi individu menjadi core competence organisasi.
Transformasi tersebut bukan hanya sekedar masalah pelatihan, tetapi
harus melibatkan seluruh karyawan dalam organisasi agar dapat bekerja sama
dalam sebuah jejaring kerja.
Namun, permasalahan yang seringkali dihadapi organisasi bisnis ialah
kurang tersedianya SDM yang memiliki kompetensi yang cukup untuk
menjalankan strategi bisnis hingga mampu menciptakan keunggulan bersaing.
Disinilah peran dan tanggung jawab manajemen SDM untuk mampu mengatasi
permasalahan tersebut. Manajemen SDM harus mampu merumuskan kompetensi
apa yang seharusnya dimiliki dan dikembangkan oleh organisasi terhadap
anggotanya dengan disesuaikan pada visi dan misi organisasi tersebut.
![Page 4: KOMPETENSI BISNIS](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022072106/5695d2d91a28ab9b029bf09f/html5/thumbnails/4.jpg)
Semakin meningkatnya SDM berbasis kompetensi, diharapkan akan
semakin meningkat pula kinerja organisasi (performance organization). SDM
berperan penting dalam rangka meningkatkan daya saing dan kinerja bisnis secara
keseluruhan. Sebab, SDM merupakan sentral dalam upaya mewujudkan
eksistensinya berupa tercapainya tujuan organisasi.
Pembahasan dalam paper ini meliputi penjelasan tentang bagaimana
memahami fungsi SDM untuk kompetensi, serta bagaimana menciptakan
keunggulan bersaing melalui kompetensi SDM.
Pengelolaan SDM Berbasis Kompetensi
Pengelolaan SDM berbasis kompetensi merupakan kombinasi dari
keterampilan, pengetahuan, sikap, dan perilaku (skill, knowledge, attitude, and
behavior) yang dimiliki individu untuk dapat melaksanakan tugas dan peran pada
posisi yang diduduki secara produktif dan profesional. Esensi pengelolaan SDM
berbasis kompetensi memandang individu dari aspek kualitas (personal qualities).
Pengelolaan SDM berbasis kompetensi bertujuan untuk memberikan hasil
yang sesuai dengan tujuan dan sasaran organisasi, serta standar kinerja yang telah
ditetapkan. Kompetensi menyangkut kewenangan setiap individu untuk
melakukan pekerjaan atau mengambil keputusan sesuai dengan peran dan
tanggungjawabnya dalam organisasi yang relevan dengan keahlian, pengetahuan,
dan kemampuan yang dimiliki. Kompetensi yang dimiliki individu harus mampu
mendukung pelaksanaan strategi organisasi serta mampu mendukung setiap
perubahan ataupun kebijakan yang dilakukan manajemen.
Manajemen SDM harus mampu membangun SDM yang berkualitas.
Kualitas SDM tercermin dari pengelolaan SDM berbasis kompetensi. Donald
(dalam Kamidin, 2010) memperkenalkan teori tentang kompetensi berdasarkan
Teori Jendela (Window Theory), bahwa setiap kompetensi yang dimiliki individu
diamati dari empat sisi yang berbentuk jendela, yaitu: pendidikan (education),
keterampilan (skill), pengalaman kerja (experience), dan penguasaan teknologi
(mastery of technology). Inti dari Teori Jendela ialah kompetensi, bahwa SDM
![Page 5: KOMPETENSI BISNIS](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022072106/5695d2d91a28ab9b029bf09f/html5/thumbnails/5.jpg)
yang memiliki keterampilan ditunjang dengan pengalaman kerja yang matang
merupakan SDM yang memiliki kemampuan (kapabilitas) berdaya saing.
Kemampuan menurut Robbins (dalam Kamidin, 2010) meliputi kemampuan
intelektual dan kemampuan fisik. Kemampuan intelektual adalah kemampuan
yang diperlukan untuk melakukan kegiatan mental tercermin dalam keterampilan,
yaitu kecakapan khusus yang berkaitan dengan tugas yang dimiliki dan
dipergunakan oleh sesesorang pada waktu yang tepat. Lebih lanjut, Sztompka
(dalam Kamidin, 2010) mengemukakan bahwa kemampuan kerja individu dalam
suatu organisasi dengan dinamika kerja yang kompleks dan penuh persaingan
untuk menunjukkan kemampuan yang unggul dan menguntungkan yang tercermin
dari kemampuan individu yang memiliki jenjang pendidikan, keterampilan,
pengalaman kerja dan penguasaan teknologi dalam mencapai tujuan manajemen
SDM.
Moeheriono (2010) menyebutkan bahwa kompetensi SDM pada sektor
bisnis mencakup dua lingkup (level of analysis), yaitu: individu dan organisasi.
1. Individu. Dalam setiap individu terdapat beberapa karakteristik
kompetensi dasar, antara lain:
a. Watak (traits), yaitu membuat seseorang mempunyai sikap perilaku:
percaya diri (self-confidence), pengendalian diri (self-control),
ketabahan atau daya tahan (hardiness);
b. Motif (motive), yaitu sesuatu yang diinginkan seseorang yang
mengakibatkan dilakukannya suatu tindakan;
c. Bawaan (self-concept), yaitu sikap dan nilai-nilai yang dimiliki
seseorang;
d. Pengetahuan (knowledge), yaitu informasi yang dimiliki seseorang
pada bidang tertentu atau area tertentu; dan
e. Keterampilan atau keahlian (skill), yaitu kemampuan untuk
melaksanakan tugas tertentu, baik secara fisik maupun mental.
Menurut Spencer dan Spencer (1993), kompetensi dasar individu ialah
seperti pada Gambar 2 berikut.
![Page 6: KOMPETENSI BISNIS](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022072106/5695d2d91a28ab9b029bf09f/html5/thumbnails/6.jpg)
Gambar 2. The Ice Berg Model
Berdasarkan gambar tersebut (seperti pada gunung es), tampak bahwa
pengetahuan (knowledge) dan keterampilan atau keahlian (skill) sebagai
observable atau instrumental cenderung kelihatan lebih nyata muncul (visible) dan
relatif berada pada permukaan.
Kompetensi ini berhubungan dengan penyelesaian pekerjaan suatu
posisi. Jenis kompetensi ini diperlukan seseorang untuk memungkinkan
menduduki jabatan, pekerjaan atau tugas agar dapat dilakukan dengan baik.
Sedangkan, konsep diri, watak, dan motif cenderung di bawah, tidak tampak, atau
disebut intermediate skill, yang dapat diaplikasikan dalam berbagai situasi.
2. Organisasi.
Merujuk pada strategi bersaing, organisasi harus memiliki keunggulan
kompetitif yang hakiki, yaitu organisasi memiliki ambisi, mentalitas, dan ingin
menjadi yang terbaik, serta memiliki mentalitas kewirausahaan dengan keinginan
sangat kuat untuk survive dan menjadi pemenang di antara pesaing-pesaingnya.
Potensi dari sebuah organisasi harus diekspresikan ke dalam core competence,
selain itu sebelumnya mereka juga telah mengintroduksi ke dalam strategic inten.
Bagi karyawan, core competence dan strategic inten merupakan gambaran dari
tantangan baru bagi organisasi agar tetap survive dalam berkompetisi dengan
organisasi pesaingnya. Selanjutnya, core competence organisasi merupakan
Tampak
Tidak Tampak
Keterampilan
Pengetahuan
Konsep Diri
WatakMotif
Keterampilan
Pengetahuan
Konsep diri
Sikap, Nilai-nilai
WatakMotif
Permukaan:Mudah
dikembangkan
Keperibadian Inti:Sulit
dikembangkan
![Page 7: KOMPETENSI BISNIS](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022072106/5695d2d91a28ab9b029bf09f/html5/thumbnails/7.jpg)
kombinasi yang unik dan mempunyai spesialisasi bisnis dari human skills yang
dapat memberikan ekspresi pada karakter tertentu dari organisasi itu sendiri.
Kompetensi organisasi disajikan pada Gambar 3.
Gambar 3. Kompetensi Organisasi
Kompetensi inti organisasi merupakan area karakter keahlian organisasi
dan merupakan sinergi dari seluruh sumber daya, seperti motivasi, usaha-usaha
karyawan, teknologi dan keahlian professional, serta ide-ide tentang kolaborasi
dari manajemen. Kemudian, core competence organisasi tersebut dapat bekerja
secara sistematis dan terstruktur serta memberikan organisasi sebagai kekuatan
strategis. Core competence mempunyai kelebihan sulit ditiru oleh pesaing lain,
sebab bersifat distinctive dan specific untuk setiap individu organisasi.
Lalu, bagaimana organisasi mengelola kompetensi SDM? Joko (2005)
menyebutkan bahwa pengelolaan kompetensi SDM dimulai dari segi perencanaan,
pengorganisasian, pengembangan, dan evaluasi, dengan penjelasan sebagai
berikut:
1. Perencanaan, yaitu merencanakan kompetensi SDM dengan berdasarkan
pada visi dan misi organisasi, serta diterjemahkan dalam strategi fungsional
untuk diketahui tuntuan kompetensi yang harus dipenuhi;
Kompetensi Inti
Visi dan Misi
Strategi
Tujuan
Program/Bisnis
Kompetensi Inti
Pendukung
Nilai & BudayaPerilaku
Kompetensi
![Page 8: KOMPETENSI BISNIS](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022072106/5695d2d91a28ab9b029bf09f/html5/thumbnails/8.jpg)
2. Pengorganisasi kompetensi SDM, yaitu penentuan bidang-bidang
kompetensi inti dan pendukung. Diharapkan organisasi akan lebih mudah
melaksanakan upaya pengembangan kompetensi;
3. Pengembangan kompetensi, yaitu dimulai dengan penilaian terhadap
kompetensi yang sudah dimiliki SDM dan dibandingkan dengan
perencanaan kompetensi;
4. Evaluasi terhadap kompetensi, yaitu untuk mengetahui sejauhmana upaya
yang dilakukan telah mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
Dalam rangka pengelolaan SDM berbasis kompetensi maka organisasi harus
menyiapkan kompetensi yang dibutuhkan di masa depan (Joko, 2005), meliputi:
1. Kompetensi tingkat eksekutif, meliputi:
a. Strategic thinking. Kompetensi untuk memahami kecenderungan
perubahan lingkungan yang cepat, melihat peluang pasar, ancaman,
kekuatan, dan kelemahan organisasi;
b. Change leadership. Kompetensi untuk mengkomunikasikan visi, misi,
dan strategi perubahan dapat ditransformasikan kepada SDM;
c. Relationship management. Kemampuan untuk meningkatkan
hubungan dan memperluas jarinfan dengan pihak lain.
2. Kompetensi tingkat manajer, diperlukan aspek-aspek kompetensi sebagai
berikut:
a. Flexibility. Kemampuan mengubah struktur managerial;
b. Change implementation. Kemampuan mengimplementasikan
petubahan.
c. Interpersonal understanding. Kemampuan untuk memahami nilai dari
berbagai tipe individu.
d. Empowering. Kemampuan untuk melakukan pemberdayaan terhadap
SDM.
3. Kompetensi tingkat karyawan, meliputi aspek kualitas kompetensi seperti
fleksibilitas, komitmen, motivasi, serta kemampuan untuk belajar,
berprestasi, dan bekerja.
![Page 9: KOMPETENSI BISNIS](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022072106/5695d2d91a28ab9b029bf09f/html5/thumbnails/9.jpg)
Bagaimana kompetensi SDM dapat menciptakan keunggulan bersaing?
Kompetensi SDM yang tercermin pada hasil karya atau kinerja individu yang
diciptakan melalui kemampuan (kecakapan) yang dimiliki (meliputi: pengetahuan,
keterampilan, perilaku, dan sikap) akan dapat membedakan antara mereka yang
berkualitas baik atau “biasa-biasa” saja. Bahwa, keunggulan kompetitif
bergantung pada tindakan individu yang berkualitas atas upaya pencapaian tujuan
organisasi.
Terdapat 2 tantangan yang dihadapi organisasi bisnis dalam upaya
mencipatakan keunggulan bersaing melalui kompetensi SDM (Joko, 2005), yaitu:
1. Kompetensi harus berjalan dengan strategi bisnis; dan
2. Kompetensi perlu diciptakan. Terdapat lima cara untuk menciptakan
kompetensi, yait:
a. Buy. Cara ini dilakukan dengan mengganti SDM yang lama dengan
yang baru, yang memiliki kualitas yang lebih baik;
b. Build. Investasi dilakukan terhadap SDM untuk meningkatkan kualitas
SDM menjadi lebih baik;
c. Borrow. Mencari keluar SDM yang mampu memberikan ide atau
gagasan, kerangka kerja, dan alat-alat untuk menjadikan organisasi
lebih kompetitif;
d. Bounce. Mengeluarkan SDM yang gagal melakukan tugas;
e. Bind. Mengikat karyawan. Jika organisasi tidak menerapkan metode
ini, meskipun telah menerapkan buy dan build maka akan menciptakan
intellectual capital bagi pesaing.
Joko (2005) menyebutkan bahwa kinerja individu dapat optimal apabila
individu tersebut memiliki kompetensi yang handal dibidangnya. Kehandalan
kompetensi SDM dapat dibentuk, dimana pembentukannya sangat dipengaruhi
oleh kemampuan organisasi dalam mengelola SDM ke dalam beberapa spesifikasi
kompetensi individu, antara lain: (1) kompetensi pencapaian tujuan, (2)
kompetensi pemecahan masalah, (3) kompetensi interaksi terhadap sesama, dan
(4) kompetensi teamwork.
![Page 10: KOMPETENSI BISNIS](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022072106/5695d2d91a28ab9b029bf09f/html5/thumbnails/10.jpg)
Dengan demikian, sinergi kompetensi masing-masing individu secara
bersama-sama akan mengoptimalkan performance organisasi secara keseluruhan.
Pada akhirnya, peranan kompetensi SDM sangat menentukan kemajuan organisasi
dalam upaya menciptakan keunggulan bersaing.