komplikasi pada retina akibat miopa tinggi

11
Komplikasi pada Retina akibat Miopia Tinggi Pendahuluan Miopia tinggi atau miopia patologis dikaitkan dengan elongasi global dan kesalahan refraksi setidaknya 6 dioptri ( D ) dan / atau panjang aksial lebih besar dari 25,5 mm. 1- 3 Prevalensi miopia tinggi bervariasi jauh dalam kelompok-kelompok etnis yang berbeda dan telah diperkirakan terjadi sekitar 10 % pada populasi Asia. 1,2 Elongasi aksial yang berlebihan di dunia pada keadaan miopia tinggi dapat menyebabkan peregangan mekanik dan penipisan koroid dan lapisan epitel pigmen retina, sehingga mengakibatkan berbagai perubahan degenerative pada retina. 4 Hal ini juga diketahui bahwa individu dengan miopia tinggi memiliki peningkatan risiko komplikasi retina seperti degenerasi retina perifer , retinal tears , ablasio reina , posterior staphyloma , chorioretinal atrofi , epitel pigmen retina atrofi , lacquer cracks , Choroidal neovascularisation ( CNV ) dan macular haemorrhage. 4-6 Dalam studi epidemiologi cross- sectional berbasis masyarakat di Hong Kong, 56,1 % dan 11,3 % dari subyek dengan miopia tinggi ditemukan memiliki satu atau lebih lesi degeneratif retina perifer atau lesi polus posterior. 7 Beberapa lesi retina ini mungkin terkait 1

Upload: nisasuka

Post on 29-Dec-2015

87 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Komplikasi Pada Retina Akibat Miopa Tinggi

TRANSCRIPT

Page 1: Komplikasi Pada Retina Akibat Miopa Tinggi

Komplikasi pada Retina akibat Miopia Tinggi

Pendahuluan

Miopia tinggi atau miopia patologis dikaitkan dengan elongasi global dan

kesalahan refraksi setidaknya 6 dioptri ( D ) dan / atau panjang aksial lebih besar dari

25,5 mm.1- 3 Prevalensi miopia tinggi bervariasi jauh dalam kelompok-kelompok etnis

yang berbeda dan telah diperkirakan terjadi sekitar 10 % pada populasi Asia.1,2

Elongasi aksial yang berlebihan di dunia pada keadaan miopia tinggi dapat

menyebabkan peregangan mekanik dan penipisan koroid dan lapisan epitel pigmen

retina, sehingga mengakibatkan berbagai perubahan degenerative pada retina.4 Hal ini

juga diketahui bahwa individu dengan miopia tinggi memiliki peningkatan risiko

komplikasi retina seperti degenerasi retina perifer , retinal tears , ablasio reina ,

posterior staphyloma , chorioretinal atrofi , epitel pigmen retina atrofi , lacquer

cracks , Choroidal neovascularisation ( CNV ) dan macular haemorrhage.4-6 Dalam

studi epidemiologi cross- sectional berbasis masyarakat di Hong Kong, 56,1 % dan

11,3 % dari subyek dengan miopia tinggi ditemukan memiliki satu atau lebih lesi

degeneratif retina perifer atau lesi polus posterior.7 Beberapa lesi retina ini mungkin

terkait dengan kehilangan penglihatan yang parah dan ireversibel, oleh karena itu

penting bagi dokter untuk menyadari patologi retina pada miopia tinggi . ulasan ini

bertujuan untuk memberikan gambaran pada beberapa hal penting mengenai

komplikasi pada retina berhubungan dengan miopia tinggi.

Degenerasi retina perifer dan rhegmatogenous retinal detachment

Studi epidemiologis telah menunjukkan peningkatan prevalensi degenerasi

retina perifer yang dihubungkan dengan miopia tinggi dan peningkatan panjang

aksial.4-13 Di antara perbedaan berbagai jenis degenerasi retina perifer pada miopia

tinggi, degenerasi lattice adalah degenerasi retina perifer yang paling penting yang

rentan dapat menyebabkan rhegmatogenous retinal detachment ( RRD ).14 Hal ini

1

Page 2: Komplikasi Pada Retina Akibat Miopa Tinggi

karena air mata retina dapat berkembang di margin posterior dan lateral dari

degenerasi lattice yang disebabkan oleh adhesi vitreoretinal yang kuat dan diikuti

terjadinya posterior vitreous detachment. Gejala dari posterior vitreous detachment

dan terlepasnya retina yaitu termasuk peningkatan tiba-tiba atau bertahap dari jumlah

benda yang melayang dan/ atau kilatan . Pada pasien dengan RRD, mereka juga dapat

mengembangkan gejala tirai, yaitu seperti hilangnya lapang pandang secara progresif

dan pengelihatan kabur. Pemeriksaan dilatasi fundus harus dilakukan pada pasien

dengan gejala tersebut sesegera mungkin untuk mendeteksi perkembangan dari

terlepasnya retina atau ablasio retina.

Laser fotokoagulasi digunakan untuk pengobatan mata yang telah terdapat

lubang retina atau terlepasnya retina. Hal ini dapat dilakukan pada sebagian besar

pasien di bawah anestesi topikal sebagai prosedur rawat jalan. Beberapa baris laser

diterapkan kedalam retina untuk mengelilingi retina yang mengalami defek dengan

tujuan untuk menutup lepasan retina tersebut (Gambar 1). Sekitar 30% dari mata

dengan RRD akut telah ditemukan memiliki degenerasi lattice, terapi laser profilaksis

juga dapat dilakukan pada pasien dengan degenerasi retina perifer,15 terutama mereka

yang memiliki riwayat ablasio retina pada mata yang sama.

2

Page 3: Komplikasi Pada Retina Akibat Miopa Tinggi

Pada mata dengan ablasio retina, laser fotokoagulasi saja tidak cukup untuk

mengobati kondisi tersebut dan perlu dilakukannya operasi vitreoretinal. Modalitas

bedah untuk RRD termasuk retinopexy pneumatik, operasi scleral buckling dengan

cryopexy, dan pars plana viterektomi dengan tamponade intravitreal seperti gas atau

minyak silikon. Tujuan dari operasi ini adalah untuk mengidentifikasi dan menutup

semua retina yang terlepas. Pada pasien yang makulanya masih terpasang, umumnya

akan memiliki hasil visual yang lebih baik pasca operasi. Namun pada pasien di mana

pusat dari makula yaitu foveanya sudah terlepas, prognosis visual yang lebih

bervariasi dan beberapa pasien mungkin dapat terjadinya kehilangan penglihatan

yang ireversibel meskipun operasi ablasio retinanya telah sukses dlakukan. Oleh

karena itu, konsultasi mata sesegera mungkin disarankan untuk deteksi dini ablasio

retina dan untuk mencegah kehilangan pengelihatan yang ireversibel.

Miopia Foveoschisis dan Lubang Macula

Karena elongasi aksial yang berlebihan di dunia pada penderita miopia tinggi,

pasien dapat mengembangkan terjadinnya posterior bulging atau ektasia yang sering

disebut sebagai posterior staphyloma. Baru-baru ini terjadapa kemajuan pada

teknologi pencitraan retina dengan menggunakan optik tomografi koherensi (OCT )

telah menunjukkan bahwa pasien myopia tinggi dengan posterior staphyloma

cenderung untuk mengembangkan terjadinya patologi makula seperti myopic

foveoschisis dan lubang makula. Myopic foveoschisis adalah pemisahan lapisan retina

dimakula dan dapat mengakibatkan metamorphopsia dan pengelihatan kabur.16

Operasi pada macula dapat dilakukan pada pasien dengan Myopic foveoschisis untuk

mencegah kerusakan lebih lanjut dari pengelihatan pasien.17,18 Pada tahap yang lebih

lanjut, miopoa dengan lubang makula dapat berkembang yang dihubungkan dengan

kejadian ablasio retina dan pasien akan menderita kehilangan pengelihatan yang lebih

parah dengan penurunan ketajaman pengelihatan. Berbagai prosedur bedah telah

dilakukan pada kasus lubang makula dengan atau tanpa ablasio retina dan pada kasus

tersebut juga dilakukan parsplana viterektomi dengan tamponade intravitreal seperti

3

Page 4: Komplikasi Pada Retina Akibat Miopa Tinggi

gas atau minyak silikon, macular buckling, dan operasi pemendekan sklera.19-21

Namun, meskipun dengan intervensi ini, pembukaan kembali dari lubang makula dan

terlepasnya retia mungkin masih terjadi kembali dan beberapa pasien akan

memerlukan beberapa operasi untuk mencapai hasil diinginkan akibat hilangnya

jaringan koroiretina dan atrofi epitel pigmen retina.

Lacquer Cracks

Lacquer cracks dibentuk oleh ruptur spontan dalam membran Bruch dan

pendarahan kecil yang mungkin berkembang dalam robekan-robekan pada membrane

Bruch. Lacquer Cracks akan mengakibatkan pasien dengan myopia tinggi rentan

mengalami kehilangan pengelihatan mendadak seperti keadaan CNV makula dapat

berkembang pada daerah proksimal dekat dengan lacquer cracks tersebut.

Pertumbuhan kecil kedalam dari jaringan fibrovascular juga dapat menimbulkan

peningkatan kecil elevasi dari lesi pigmen sirkular dan dikenal sebagai Fuchs '

spots.22

Neovaskularisasi Koroid (CNV) pada Miopia Tinggi

Di antara berbagai lesi yang berhubungan dengan miopia tinggi, CNV makula

adalah salah satu komplikasi pengelihatan yang paling diwaspadai (Gambar 2 ).23 Hal

ini dapat berkembang sekitar 5 sampai 10 % pada mata dengan miopia tinggi dan

merupakan penyebab CNV paling umum pada individu muda dan menyumbang

sekitar 60 % CNV pada pasien muda berusia kurang dari 50 tahun.24 – 26 Insiden

miopia CNV pada pasien dengan miopia CNV pada matanya yang lain bahkan lebih

tinggi, lebih dari 30 % pasien akan mengembangkan CNV pada mata yang kedua

dalam waktu delapan tahun setelah terkena pada mata pertama.26

4

Page 5: Komplikasi Pada Retina Akibat Miopa Tinggi

Pasien yang baru menderita miopia CNV dapat mengembangkan

metamorphopsia, skotoma pusat atau paracentral dan penurunan ketajaman

pengelihatan. Pada pemeriksaan klinis, miopia CNV muncul datar, kecil, membran

subretinal berwarna keabu-abuan di bawah atau di dekat fovea. Fluorescein

angiography (FA) digunakan untuk memeriksa adanya kebocoran fluorescein di

CNV dan untuk menilai lokasi dari CNV untuk perencanaan pengobatan.

Riwayat adanya miopia CNV umumnya jarang dan sebagian besar pasien

mungkin memiliki ketajaman penglihatan kurang dari sama dengan 20/200 setelah

lima years.27,28 Faktor buruknya prognosis pada pasien dengan miopia CNV yaitu,

termasuk usia lebih dari 40 tahun, CNV yang lebih besar, dan ketajaman pengelihatan

awal yang lebih lebih buruk.29,30 Berdasarkan studi tentang riwayat adanya miopia

CNV, intervensi aktif harus dipertimbangkan untuk menghindari kerusakan

penglihatan secara bertahap. Hal ini sangat penting bagi pasien dengan prognosis

5

Page 6: Komplikasi Pada Retina Akibat Miopa Tinggi

yang buruk seperti usia lebih dari 40 tahun, CNV yang lebih besar, dan ketajaman

pengelihatan awal yang lebih lebih buruk.

Penggunaan thermal laser photocoagulation secara langsung pada miopia

CNV telah dicoba untuk pengobatan tapi hal ini akan menyebabkan kehilangan

penglihatan yang cukup besar akibat perluasan jaringan parut dalam jangka panjang

dan oleh karena itu pengobatan ini tidak lagi dilakukan pada kasus miopia CNV.

Modalitas pengobatan lain seperti pembedahan submacular dan operasi translokasi

makula pada miopia CNV juga telah dilakukan dengan beberapa kali keberhasilan

tetapi prosedur ini secara teknis lebih rumit dan berkaitan dengan tingginya angka

kekambuhan CNV.31,32 Metode yang paling umum digunakan dalam pengobatan

miopia CNV saat ini adalah terapi photodynamic ( PDT ) dengan verteporfin. Ini

adalah dua langkah prosedur yang melibatkan pemasangan infus dan aktivasi obat

photosensitising. Selektivitas dan kemanjuran PDT pada abnormal CNV disebabkan

oleh diferensial clearance obat photosensitising dalam aliran darah dan kemampuan

mengikat low-density lipoprotein reseptor pada sel endotel CNV.33 Penelitian telah

menunjukkan bahwa dengan PDT dengan verteporfin dapat menghasilkan stabilisasi

pengelihatan diikuti dengan pengobatan.34-36 Namun, hanya sekitar 20-30 % dari

pasien akan memiliki perbaikan pengelihatan setelah PDT dengan verteporfin.

Kombinasi PDT dengan triamsinolon acetonide intravitreal juga telah dilakukan

untuk lebih meningkatkan perbaikan dari hasil PDT pada kasus myopia CNV tapi

tidak ada perbedaan signifikan yang didapatkan setelah dibandingkan dengan mata

yang mendapat PDT monotherapy.37

Baru-baru ini, penggunaan terapi angiogenesis dengan agen faktor

pertumbuhan endotel anti-vaskular (VEGF) seperti intravitreal bevacizumab telah

menunjukkan hasil yang menggembirakan dalam pengobatan miopia CNV seperti

pasien memiliki perbaikan pengelihatan setelah pengobatan.38,39 Penelitian yang baru-

baru ini dilakukan oleh Chan et al,38 tiga suntikan bevacizumab bulanan

menghasilkan peningkatan rata-rata 2,6 garis pada 6 bulan dengan 68% dari pasien

yang memiliki penglihatan peningkatan dua atau lebih baris. Dengan meningkatnya

6

Page 7: Komplikasi Pada Retina Akibat Miopa Tinggi

ketersediaan agen anti-VEGF lain seperti ranibizumab, terapi angiogenesis yang

ditargetkan akan meningkatkan peran dalam pengelolaan miopia CNV dan mungkin

menjadi pilihan perawatan untuk miopia CNV dalam waktu dekat.

Kesimpulan

Individu dengan miopia tinggi dapat mengalami berbagai patologi retina

termasuk degenerasi retina perifer, ablasio retina, dan lesi polus posterior korioretinal.

Karenanya patologi retina ini mungkin terkait dengan komplikasi serius yang

mengancam penglihatan, pasien dengan miopia tinggi harus diedukasi tentang gejala

komplikasi retina seperti ablasio retina, lubang makula, dan miopia CNV. Pasien

harus disarankan untuk mencari perawatan medis sesegera mungkin ketika gejala

tersebut muncul. Rujukan selanjutnya ke dokter mata akan berguna dalam mencegah

parahnya kehilangan penglihatan, perawatan bedah dan medis efektif tersedia untuk

komplikasi retina terutama di tahap awal.

7