komposisi timbulan limbah padat dan kualitas air …
TRANSCRIPT
KOMPOSISI TIMBULAN LIMBAH PADAT DAN KUALITAS
AIR SUNGAI SUGUTAMU PADA SUB-DAS SUGUTAMU
Ade Nurhidayat
Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok, Depok,
16424, Indonesia
E-mail : [email protected]
Abstrak
Permasalahan kepadatan penduduk yang tinggi di sub-DAS Sugutamu mengakibatkan berkembangnya permukiman di sub-DAS Sugutamu. Berbagai aktivitas penduduk menghasilkan berbagai jenis limbah. Sistem pengelolaan limbah padat yang kurang optimal dapat menimbulkan dampak negatif pada lingkungan sekitarnya. Hal ini terlihat pada banyaknya limbah padat yang tidak terkelola sehingga mencemari sungai Sugutamu. Dari masalah diatas, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui komposisi timbulan limbah padat dan kualitas air sungai Sugutamu pada sub-DAS Sugutamu. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengukur sampel limbah padat di sub-DAS Sugutamu dan mengambil sampel air di hulu dan di hilir sungai Sugutamu sesuai dengan standar SNI 19-3964-1995 dan SNI M-02-1989. Lokasi pengambilan sampel limbah padat berada di kelurahan Harapanjaya, Cilodong, dan Baktijaya. Sumber penghasil limbah padat yang diamati berupa perumahan, pertokoan minimarket, dan pasar. Timbulan limbah padat perumahan di kelurahan Harapanjaya, Cilodong, dan Baktijaya adalah sebesar 0,176 kg/orang/hari, 0,180 kg/orang/hari, dan 0,219 kg/orang/hari. Timbulan limbah padat pertokoan minimarket di kelurahan Harapanjaya, Cilodong, dan Baktijaya adalah sebesar 0,207 kg/petugas/hari, 0,180 kg/petugas/hari, dan 0,192 kg/petugas/hari. Timbulan limbah padat di pasar sebesar 0,246 kg/m2/hari. Komposisi terbesar limbah padat perumahan di dominasi limbah organik, pertokoan minimarket di dominasi limbah kertas, dan pasar di dominasi limbah organik. Profil kualitas air sungai Sugutamu bagian hulu yaitu pH sebesar 6,71, TSS sebesar 15,67 mg/l, DO sebesar 3,14 mg/l, BOD sebesar 32,97 mg/l, dan COD sebesar 186 mg/l. Profil kualitas air sungai sugutamu bagian hilir yaitu pH sebesar 6,78, TSS sebesar 15,33 mg/l, DO sebesar 1,56 mg/l, BOD sebesar 19,63 mg/l, dan COD sebesar 124,27 mg/l. Dari hasil penelitian tersebut perlu ditingkatkan upaya 3R dan peningkatan pelayanan pengumpulan limbah padat di masing-masing kelurahan.
Abstract
Problems a high population density in the Sub-Watershed Sugutamu resulted in the expansion of settlements in the Sub-Watershed Sugutamu. The various activities of the population produces various types of waste. Less optimum system for solid waste management can lead to a negative impact on the surrounding environment. This can be seen in the number of unmanaged solid waste making the Sugutamu River is contaminated. Of the above problems, it is necessary to conduct a study to know the composition of solid waste generation and river water quality of Sugutamu in Sugutamu sub-watershed. This study was conducted by measuring a sample of solid waste in Sugutamu sub-watershed and took water sampling at River upstream and downstream of Sugutamu in accordance with SNI 19-3964-1995 and SNI M-02-1989 standards. Location of solid waste sampling situated at village Harapanjaya, Cilodong, and Baktijaya. Source of solid waste generator observed was residential, mini-market shops, and markets. Residential solid waste
Komposisi timbulan limbah..., Ade Nurhidayat, FT UI, 2013
generation at village Harapanjaya was 0.176 kg/person/day, Cilodong was0.180 kg/person/day, and Baktijaya was 0.219 kg/person/day. Solid waste generation derived from mini-market shops at village Harapanjaya was 0.207 kg/ official/day, Cilodong was 0.180 kg/official/day, and Baktijaya was 0.192 kg/official/day. Solid waste generation found in the market was 0.246 kg/m2/day. Largest composition of the residential solid waste was organic waste, mini-market shops were paper waste, and markets were organic waste as well. Profile of river water quality of Sugutamu on upstream part was 6.71 pH, 15.67 mg/l TSS, 3.14 mg/l DO, 32.97 mg/l BOD, and 186 mg/l COD. Profile of river water quality of Sugutamu on downstream part was 6.78 pH, 15.33 mg/l TSS, 1.56 mg/l DO, 19.63 mg/l BOD, and 124.27 mg/l COD. From the results of this study it needs to increase efforts of 3R and enhancement of solid waste collection services in each village. Key words : generation, composition, solid waste, water quality, Sugutamu
1. Pendahuluan
Persoalan limbah padat semakin meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk, tingkat aktivitas, pola kehidupan, tingkat sosial ekonomi, serta kemajuan teknologi. Untuk itu, penanganan masalah limbah padat ini perlu dikelola dengan baik dan bertanggung jawab agar tidak menimbulkan pencemaran lingkungan. Selain itu, perubahan fungsi lahan di kawasan DAS juga dapat mempengaruhi karakteristik limbah padatnya. Penggunaan lahan tersebut yang paling banyak menghasilkan limbah padat adalah lahan pemukiman. Dari tabel 1.1 dapat diketahui bahwa lahan pemukiman di kota Depok semakin meningkat. Pada tahun 2007 pemukiman Kota Depok sebesar 68,24% sedangkan di tahun 2010 telah tercapai peningkatan menjadi 76,90%.
Tabel 1.1 Tata Guna Lahan Kota Depok
Jenis Pemanfaatan
Tahun 2007 Tahun 2010
Luas (km2) % Luas
(km2) %
Sawah Teknis 0,061 0,52 0,061 0,52 Industri 0,121 1,03 0,128 1,09 Pemukiman 8,003 68,24 9,018 76,90 Situ 0,169 1,44 0,169 1,44 Kebun 1,616 13,78 1,533 13,07 Dagang/Jasa 0,352 3,00 0,44 3,75 Ladang/Tegalan 1,405 11,98 0,378 3,22 Total 11,727 11,727
Kepadatan penduduk yang tinggi menyebabkan munculnya rumah-rumah pemukiman di sepanjang sisi sungai Sugutamu. Pemukiman penduduk di DAS Sugutamu ini dapat mempengaruhi pencemaran lingkungan di DAS Sugutamu. Kegiatan penduduk salah satunya menghasilkan limbah padat. Pengelolaan yang kurang optimal mengakibatkan sebagian besar limbah padat tidak tertangani, sehingga dikelola secara
tradisional dengan cara di timbun, dibakar, atau dibuang ke sungai. Sebagai contoh di tingkat pelayanan persampahan Kota Depok seperti pada tabel 1.2.
Tabel 1.2 Tingkat Pelayanan Persampahan Kota Depok
Layanan Volume Limbah Padat
Tingkat Layanan
TPA 1200 m3 25,1 % UPS 19 unit @ 25 m3/hari 475 m3 9,9 %
Total Pelayanan 1675 m3 35 % Berdasarkan sensus jumlah penduduk Kota Depok tahun 2010 sebesar 1.736.565 jiwa dan berdasarkan standar SNI 19-3983-1995 tentang Spesifikasi Timbulan Sampah untuk Kota Kecil dan Sedang di Indonesia adalah antara 2,75– 3,25 liter/orang/hari. Jika digunakan timbulan minimum sebesar 2,75 liter/orang/hari maka volume limbah padat yang dihasilkan sebesar 4.775 m3/hari sedangkan kemampuan pelayanan Kota Depok hanya sebesar 1.675 m3/hari. Dengan dasar timbulan tersebut, maka Kota Depok baru dapat melayani sekitar 35% dari sampah kota yang dihasilkan. Hal ini berarti masih ada 65% dari volume limbah padat kota Depok yang berpotensi tidak terkelola yang dapat berdampak mencemari lingkungan. Masuknya limbah padat ke sungai akan mencemari air sungai.
Penanganan dalam pengelolaan limbah padat yang baik dan kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan akan mengurangi tingkat pencemaran. Sebagian masyarakat beranggapan bahwa sungai adalah tempat yang ideal untuk membuang limbah padat. Dengan membuang limbah padat ke sungai, maka limbah padat akan hanyut dan lingkungan menjadi bersih. Limbah padat yang terbuang ke sungai ini akan mencemari air sungai. Pencemaran ini dapat diketahui dari pemeriksaan parameter kualitas air di Sungai sugutamu tahun 2007 pada tabel 1.3.
Komposisi timbulan limbah..., Ade Nurhidayat, FT UI, 2013
Tabel 1.3 Hasil Pemeriksaan Kualitas Air Sungai Sugutamu Tahun 2007
Parameter Satuan Hasil Pemeriksaan
PP No.82/2001
Gol. III
FISIKA pH - 6,45 6-9 TSS mg/liter 16 <400
KIMIA DO mg/liter 7,47 >3 BOD5 mg/liter 39,66 <6 COD mg/liter 70,91 <50
Secara parameter fisika air sungai Sugutamu masih memenuhi standar kualitas air golongan 3 (tiga) sedangkan untuk parameter kimianya air sungai Sugutamu tidak memenuhi standar kualitas air golongan 3 (tiga). Nilai parameter BOD dan COD yang diatas standar peraturan tersebut mengindikasikan bahwa air sungai tersebut telah tercemar. 2. Metode Penelitian
Metode penelitian ini dilakukan dengan cara
melakukan pengukuran sampel limbah padat di lapangan serta pengambilan sampel air sungai Sugutamu sesuai dengan standar yang berlaku yaitu SNI 19-3964-1995 tentang metode pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah perkotaan dan SNI M-02-1989 tentang metode pengambilan contoh kualitas air. Penelitian bertujuan untuk mengetahui seberapa besar jumlah timbulan dan komposisi limbah padat yang ditimbulkan oleh masyarakat di sub-DAS Sugutamu, serta untuk mengetahui kualitas air sungai Sugutamu.
Tempat pengambilan sampel pada sub-DAS sungai Sugutamu terdiri dari: 1. Aliran sungai Sugutamu
Pengambilan sampel di hulu berlokasi di desa Harapanjaya kecamatan Cibinong sedangkan di hilir berlokasi di Kelurahan Baktijaya kecamatan Sukmajaya. Cara pengambilan sampel air sungai dilakukan dari atas jembatan.
2. Perumahan Pengambilan sampel limbah padat pemukiman dilakukan pada 3 kelurahan yaitu: a. Kelurahan Baktijaya
-‐ 5 sampel rumah di RT 002, RW 014. -‐ 5 sampel rumah di RT 002 ,RW 012. -‐ 4 sampel rumah di RT 006, RW 008.
b. Kelurahan Cilodong -‐ 3 sampel rumah di RT 001, RW 006. -‐ 5 sampel rumah di RT 007, RW 001.
c. Kelurahan Harapanjaya
-‐ 3 sampel rumah di RT 003, RW 012 -‐ 3 sampel rumah di RT 001, RW 010.
3. Perdagangan Pengambilan sampel limbah padat perdagangan berlokasi di Pasar Agung dan pertokoan minimarket
Perhitungan dalam menentukan jumlah sampel limbah padat yang akan diambil dilapangan dapat ditentukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menentukan jumlah penduduk yang dianggap
berada pada sub-DAS Sugutamu pada tabel 2.1 dan tabel 2.2.
Tabel 2.1 Jumlah sampel perumahan
Nama Kelurahan
Luas Kelurahan
(Ha)
Luas Sub-DAS
(Ha) Rasio
Baktijaya 255 105 0.41 Cilodong 292 158 0.54
Harapanjaya 469 83 0.18
Tabel 2.2 Jumlah sampel perumahan
Nama Kelurahan Rasio Populasi
Penduduk Populasi Efektif
Baktijaya 0.41 48,270 19,876 Cilodong 0.54 12,546 6,789
Harapanjaya 0.18 20,855 3,691
2. Menentukan jumlah sampel perumahan yang akan diukur dilapangan.
S = !" ! (1)
Keterangan: P = Jumlah penduduk di sub-DAS Cd= 0,5 (Populasi < 1 juta) S= Jumlah sampel penduduk di sub-DAS
Dengan asumsi bahwa 1 rumah dihuni 5 orang maka sampel perumahan adalah sebagai berikut :
Tabel 2.3 Jumlah sampel perumahan
Nama Kelurahan
Populasi Efektif
Sampel Populasi
Sampel Perumahan
Baktijaya 19,879 70 14 Cilodong 6,789 41 8
Harapanjaya 3,691 31 6
3. Menentukan jumlah sampel pertokoan yang akan diukur dilapangan dapat dilihat pada tabel 2.4.
Komposisi timbulan limbah..., Ade Nurhidayat, FT UI, 2013
S = !" !" (2)
Keterangan: TS = Jumlah toko per 6000 penduduk Cd= 1 S= Jumlah sampel pertokoan minimarket
Tabel 2.4 Jumlah Sampel Pertokoan
Nama Kelurahan
Populasi Efektif S
Baktijaya 19.876 2 Cilodong 6.789 1
Harapanjaya 3.691 1
Lokasi pengambilan sampel air sungai dilakukan dari atas jembatan dengan menggunakan alat botol dengan pemberat. Jumlah volume contoh air yang diambil di hulu dan hilir sungai Sugutamu masing-masing sebanyak 2 (dua) liter selama 3 (tiga) hari berturut- turut.
Prosedur pengambilan sampel limbah padat adalah sebagai berikut : 1. Membagikan kantong plastik ke sumber limbah
padat 1 (satu) hari sebelum dikumpulkan. 2. Mencatat jumlah unit penghasil limbah padat. 3. Mengumpulkan dan mengangkut kantong plastik ke
tempat pengukuran. 4. Menimbang kotak pengukur. 5. Menuang secara bergiliran limbah padat tersebut ke
kotak pengukur. 6. Menghentakkan 3 (tiga) kali dengan mengangkat
kotak setinggi 45 cm agar limbah padat terpadatkan.
7. Mengukur dan mencatat volume limbah padat. 8. Menimbang dan mencatat berat limbah padat
bersama kotak pengukur. 9. Memilah limbah padat berdasarkan komponen
komposisinya. 10. Menimbang dan mencatat berat masing-masing
komponene imbah padat. 11. Menghitung komponen komposisi limbah padat. Untuk prosedur pengambilan sampel air sungai Sugutamu adalah sebagai berikut : 1. Menyiapkan botol steril. 2. Menurunkan botol sampler perlahan-lahan ke
dalam permukaan air dengan posisi mulut botol searah dengan aliran air.
3. Mengisi botol sampler sampai penuh. 4. Menarik tali sambil digulung kemudian botol
ditutup. 5. Sampel di bawa ke laboratorium untuk di analisis.
3. Hasil dan Pembahasan
Sungai Sugutamu merupakan anak sungai dari sungai Ciliwung. Panjang aliran sungai Sugutamu berkisar 5.500 meter. Sungai ini secara keseluruhan berada diwilayah administratif Kota Depok dan Kabupaten Bogor. DAS Sugutamu merupakan suatu sub-DAS dari DAS Ciliwung, dimana posisinya pada DAS Ciliwung bagian tengah. Secara geografis, DAS Sugutamu ini berada pada posisi 06o22’30” LS - 106o50’20” BT dan 06o28’35” LS -106o50’50” BT. Bagian hilir Sungai Sugutamu berada pada kecamatan Sukmajaya Kota Depok sedangkan bagian hulunya berada di kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor.
(sumber: Peta Rupa Bumi Digital Indonesia, Cibinong 1999)
Gambar 3.1 Wilayah DAS Sugutamu
Keterangan : : Lokasi pengambilan sampel limbah padat sub-DAS Sugutamu : : Lokasi pengambilan sampel air sungai Sugutamu
Dari gambar 3.1 dapat dilihat bahwa sub-DAS Sugutamu ini terbagi atas 3 (tiga) bagian yang terpisahkan oleh jalan raya, yang tergambar oleh garis berwarnah hijau tebal. Pembagian wilayah sub-DAS sugutamu ini menjadi sub-DAS Sugutamu bagian hulu, tengah, dan hilir. Karakteristik limbah padat pada sub-DAS Sugutamu bagian hulu diwakili oleh kelurahan Harapanjaya, bagian tengah diwakili oleh kelurahan Cilodong, dan bagian hilir diwakili oleh kelurahan Baktijaya. Hasil penelitian dan pembahasan sampel limbah padat dan sampel air sungai Sugutamu adalah sebagai berikut:
Komposisi timbulan limbah..., Ade Nurhidayat, FT UI, 2013
1. Timbulan dan komposisi limbah padat pada kelurahan Harapanjaya
Pada bagian selanjutnya diuraikan hasil pengukuran timbulan dan komposisi limbah padat berdasarkan sumbernya antara lain: a) Sumber Perumahan
Jumlah penduduk sub-DAS Sugutamu di kelurahan Haranpanjaya sebesar 3.691 jiwa. Berat jenis rata-rata limbah padat di kelurahan ini sebesar 251,595 kg/m3. Rata-rata timbulan limbah padat yang dihasilkan setiap orang perharinya sebesar 0,176 kg/orang/hari atau 0,710 L/orang/hari. Beban timbulan limbah padat yang dihasil pada kelurahan Harapanjaya setiap harinya sebesar 649,62 kg/hari atau 2.620,61 L/hari. Persentase komposisi limbah padat perumahan berupa organik (54,94%), plastik (24,42%), kertas (14,83%), tekstil (0,29%), gabus (2,03%), kaca (1,45%), dan logam (2,03%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Timbulan Limbah Padat Rata – Rata
Perumahan Harapanjaya Tanggal 3 – 18 oktober 2012.
b) Pertokoan mimarket Timbulan limbah padat toko minimarket
dikelurahan Harapanjaya rata-rata sebesar 0,207 kg/petugas/hari atau 1,829 L/petugas/hari. Berat jenis rata-rata sebesar 119,377 kg/m3. Jumlah minimarket yang berada dikelurahan ini sebanyak 9 toko yang tersebar sepanjang jalan raya Cikaret dan jalan Haji Abdul Gani 2. Beban limbah padat yang dihasil pada kelurahan Harapanjaya setiap harinya sebesar 11,178 kg/hari atau 98,766 L/hari.. Persentase komposisi limbah padat toko berupa organik (2,30%), plastik (29,89%), kertas (55,17%), gabus (1,15%), kaca (6,90%), dan logam (4,60%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2 Timbulan Limbah Padat Rata – Rata Pertokoan Harapanjaya
Tanggal 29 Agustus – 5 September 2012.
2. Timbulan dan komposisi limbah padat pada
kelurahan Cilodong Pada bagian selanjutnya diuraikan hasil
pengukuran timbulan dan komposisi limbah padat berdasarkan sumbernya antara lain: a) Perumahan
Jumlah penduduk sub-DAS Sugutamu di kelurahan Cilodong sebesar 6.789 jiwa. Berat jenis rata-rata limbah padat di kelurahan ini sebesar 327,573 kg/m3. Rata-rata timbulan limbah padat yang dihasilkan setiap orang perharinya sebesar 0,180 kg/orang/hari atau 0,555 L/orang/hari. Beban timbulan limbah padat yang dihasil pada kelurahan Cilodong setiap harinya sebesar 1.222,02 kg/hari atau 3.767,90 L/hari. Persentase komposisi limbah padat perumahan berupa organik (61,30%), plastik (18,20%), kertas (13,18%), tekstil (1,67%), gabus (1,26%), kaca (2,09%), logam (1,67%), karet (0,21%), dan tanah/pasir (0,42%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.3.
Tabel 3.3 Timbulan Limbah Padat Rata – Rata
Perumahan Cilodong Tanggal 18 - 25 Oktober 2012 dan 16 - 23 Januari
2013
Komposisi timbulan limbah..., Ade Nurhidayat, FT UI, 2013
b) Pertokoan minimarket Timbulan limbah padat toko Indomaret di
dikelurahan Cilodong rata-rata sebesar 0,180 kg/petugas/hari atau 1,110 L/petugas/hari. Berat jenis rata-rata sebesar 179,192 kg/m3. Jumlah minimarket yang berada dikelurahan ini sebanyak 6 toko yang tersebar sepanjang jalan Asrama Cilodong dan jalan Kemang Raya. Beban timbulan limbah padat yang dihasil pada kelurahan Cilodong setiap harinya sebesar 7,56 kg/hari atau 46,62 L/hari. Persentase komposisi limbah padat toko berupa organik (6,82%), plastik (27,27%), kertas (46,59%), tekstil (2,27%), gabus (3,41%), kaca (6,82%), dan logam (6,82%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.4.
Tabel 3.4 Timbulan Limbah Padat Rata – Rata
Pertokoan Cilodong Tanggal 29 Agustus – 5 September 2012.
3. Timbulan dan komposisi limbah padat pada kelurahan Cilodong
Pada bagian selanjutnya diuraikan hasil pengukuran timbulan dan komposisi limbah padat berdasarkan sumbernya antara lain: a) Perumahan
Jumlah penduduk sub-DAS Sugutamu di kelurahan Baktijaya sebesar 19.876 jiwa. Berat jenis rata-rata limbah padat di kelurahan ini sebesar 349,335 kg/m3. Rata-rata timbulan limbah padat yang dihasilkan setiap orang perharinya sebesar 0,219 kg/orang/hari atau 0,631 L/orang/hari. Beban timbulan limbah padat yang dihasil pada kelurahan Baktijaya setiap harinya sebesar 4.352,84 kg/hari atau 12.541,76 L/hari. Persentase komposisi limbah padat perumahan berupa organik (57,82%), plastik (17,97%), kertas (17,50%), tekstil (0,93%), gabus (1,02%), kaca (1,86%), logam (1,21%), karet (0,47%), tanah/pasir (0,74%), dan B3 (0,47%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.5.
Tabel 3.5 Timbulan Limbah Padat Rata – Rata Perumahan Baktijaya
Tanggal 30 Juni - 7 Juli, 8 -15 Agustus, dan 7 – 14 Desember 2012.
b) Pertokoan
Timbulan limbah padat toko Indomaret di dikelurahan Baktijaya rata-rata sebesar 0,192 kg/petugas/hari atau 1,384 L/petugas/hari. Berat jenis rata-rata sebesar 141,313 kg/m3. Jumlah minimarket yang berada dikelurahan ini sebanyak 9 toko yang tersebar dirute jalanan di kelurahan Baktijaya. Beban timbulan limbah padat yang dihasil pada kelurahan Baktijaya setiap harinya sebesar 12,096 kg/hari atau 87,192 L/hari. Persentase komposisi limbah padat toko berupa organik (17,02%), plastik (28,19%), kertas (38,30%), tekstil (1,60%), gabus (0,53%), kaca (7,98%), logam (5,32%), dan tanah/pasir (1,06%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.6.
Tabel 3.6 Timbulan Limbah Padat Rata – Rata
Pertokoan Baktijaya Tanggal 5 - 12 Agustus 2012 dan 29 Agustus – 5
September 2012.
c) Sumber pasar Penelitian timbulan limbah padat dilakukan
pada Pasar Agung Depok 2 Timur yang berlokasi di Jalan Proklamasi. Pasar Agung Depok memiliki 3 lantai dengan luas perlantai 2.576 m2. Rata-rata timbulan limbah padat pasar Agung Depok adalah 0,246 kg/m2/hari. Timbulan limbah padat di Pasar
Komposisi timbulan limbah..., Ade Nurhidayat, FT UI, 2013
Agung sebesar 1.901,088 kg/hari. Adapun persentase komposisi limbah padat pasar Agung Depok berupa organik (71,04%), plastik (21,06%), kertas (4,30%), tekstil (0.78%), gabus (0.69%), kaca (0,81%), logam (0.60%), karet (0.32%), dan tanah/pasir (0.41%). Timbulan Limbah Padat Rata – Rata Pasar Agung Depok dapat dilihat pada tabel 3.7 sebagai berikut:
Tabel 3.7 Timbulan Limbah Padat Rata – Rata
Pasar Agung Depok. Tanggal 26 Juni – 3 Juli 2012
4. Kualitas Air Sungai Sugutamu Pengamatan yang dilakukan peneliti untuk
menganalisa kualitas air sungai sugutamu terdapat beberapa faktor yang diamati dapat mempengaruhi kondisi kualitas air sungai tersebut seperti penggunaan lahan, penampang sungai, dan pencemaran limbah. a) Sungai Sugutamu Bagian Hulu
Profil kualitas air sungai Sugutamu di hulu berdasarkan hasil pengujian diperoleh data seperti tabel 3.8 sebagai berikut:
Tabel 3.8 Profil Kualitas Air Sungai Sugutamu di
Hulu Tanggal 13 – 15 Juni 2012 jam 11.00
Parameter Rabu Kamis jumat Rata-Rata Satuan
pH 6,6 6,97 6,57 6,71 TSS 8 11 28 15,67 mg/L
DO 2,87 3,09 3,47 3,14 mg/L BOD 40 31,8 27,1 32,97 mg/L
COD 197,6 122,4 238 186,00 mg/L
Sungai Sugutamu bagian hulu berada di
wilayah kelurahan Harapanjaya kecamatan Cibinong. Dari gambar 3.2 diketahui Penggunaan lahan di hulu DAS Sugutamu didominasi oleh
pemukiman sebesar 42,29% dan perkebunan sebesar 24,67%.
(sumber: Kecamatan Cibinong Dalam Angka Tahun 2010)
Gambar 3.2 Penggunaan Lahan di Hulu DAS Sugutamu
Perumahan–perumahan yang melewati sungai Sugutamu tersebut membuang limbah rumah tangga sepeti sisa makanan dan air sisa cucian tersebut ke sungai Sugutamu. Selain itu, aktiviitas penduduk seperti berkebun dan membuat tempat pemancingan mengakibatkan air sungai sugutamu tercemar. Pencemaran tersebut dapat diketahui dari pemeriksaan parameter nilai pH, BOD, dan COD. Sungai Sugutamu bagian hulu memiliki parameter nilai pH sebesar 6,71 yang mengindikasikan terjadi reaksi kimia di dalam air sehingga air sungai tersebut bersifat asam. Sedangkan nilai BOD sebesar 22,67 mg/l dan nilai COD sebesar 186 mg/l. Nilai BOD dan COD tersebut melebihi ambang batas dari PP Nomor 82 tahun 2001 kelas 3 (tiga) tentang mutu air sungai untuk perikanan/peternakan.
Faktor profil material penampang sungai dapat mempengaruhi kualitas air sungai Sugutamu. Habitat flora dan fauna yang masih alamiah di penampang sungai akan membantu sungai tersebut dalam memperbaiki kondisi sungai itu sendiri atau “Self Purification” dari pencemaran. Banyaknya oksigen terlarut di sungai Sugutamu dapat diketahui dari parameter DO. Nilai DO dihulu sungai Sugutamu sebesar 3,14 mg/l. Nilai DO tersebut masih berada dibatas normal kualitas mutu air sungai untuk perikanan/peternakan.
Saluran sungai yang terbuat dari tanah akan meningkatkan sedimentasi. Selain dari limbah yang hanyut disungai, erosi tanah yang terbawa dialiran sungai juga akan mempengaruhi kualitas air sungai tersebut. Untuk mengetahui seberapa besar sedimen yang terbawa di aliran sungai tersebut maka digunakan parameter nilai TSS. Nilai TSS sungai Sugutamu dihulu diperoleh sebesar 15,67 mg/l.
Komposisi timbulan limbah..., Ade Nurhidayat, FT UI, 2013
Nilai TSS ini dapat dijadikan sebagai indikator banyaknya suspensi di dalam air sungai. Warna air sungai sugutamu agak keruh namun cahaya matahari masih bisa menembus ke dalam air. b) Sungai Sugutamu bagian hilir
Profil kualitas air sungai Sugutamu di hilir berdasarkan hasil pengujian diperoleh data seperti tabel 3.9 sebagai berikut:
Tabel 3.9 Profil Kualitas Air Sungai Sugutamu di
Hilir Tanggal 13 – 15 Juni 2012 jam 10.00
Parameter Rabu Kamis Jumat Rata-Rata Satuan
pH 6.87 6.68 6.78 6.78 TSS 10 17 19 15.33 mg/L
DO 1.42 1.4 1.85 1.56 mg/L BOD 23.9 15.9 19.1 19.63 mg/L
COD 132 66.4 174.4 124.27 mg/L
Sungai Sugutamu bagian hilir berada di wilayah kelurahan Baktijaya kecamatan Sukmajaya. Dari gambar 3.3 diketahui penggunaan lahan di hilir DAS Sugutamu didominasi oleh pemukiman sebesar 64,73%. Salah satu faktor penyebab tingkat kepadatan ini antara lain ditunjang dengan kelengkapan fasilitas yang tersedia baik berupa kegiatan pendidikan, kesehatan, perdagangan, dan lain-lain.
(Sumber : Rencana Program Investasi Jangka Menengah, Kota Depok 2011)
Gambar 3.3 Penggunaan Lahan di Hilir DAS Sugutamu
Pemukiman merupakan yang paling banyak mencemari aliran air sungai Sugtamu di hilir. Selain itu, pertokoan dan pasar juga menjadi sumber pencemaran air sungai Sugutamu. Buangan
limbah padat dan cair yang masuk ke sungai sugutamu membuat sungai ini tercemar oleh berbagai limbah. Pencemaran kualitas air sungai Sugutamu dapat diamati dari parameter BOD dan COD. Nilai BOD sebesar 19,63 mg/l dan nilai COD sebesar 124,27 mg/l. Nilai BOD dan COD tersebut melebihi ambang batas dari PP Nomor 82 tahun 2001 kelas 3 (tiga) tentang mutu air sungai untuk perikanan/peternakan.
Sungai Sugutamu bagian hilir telah mengalami normalisasi berupa penyederhanaan bentuk sungai. Material penampang sungai terbuat dari pasangan batu dan beton. Kondisi ini akan mengurangi habitat flora dan fauna yang otomatis berakibat pada menurunnya jumlah flora dan fauna sungai. Kepunahan flora dan fauna sungai akan berakibat tidak terjadinya proses penguraian limbah sehingga kualitas air sungai Sugutamu akan memburuk. Untuk mengetahui seberapa besar dampak dari kondisi tersebut, maka perlu diketahui kondisi kandungan oksigen dalam air sungai ini dengan menggunakan parameter DO. Nilai parameter DO di hilir sebesar 1,56 mg/l. Nilai tersebut di bawah standar nilai DO untuk kelas mutu air sungai untuk perikanan.
Normalisasi sungai sugutamu di hilir dengan cara membuat perlindungan tebing dari beton dan batu akan mengurangi dampak erosi tanah yang terletak ditebing sungai. Konstruksi ini akan menutup seluruh permukaan tebing. Pada daerah tebing sungai banyak didirikan bangunan pemukiman. Pemukiman tersebut membuang limbah padat dan cair ke sungai sugutamu. Limbah organik yang terbuang ke sungai tersebut akan membentuk sedimen organik. Untuk mengetahui seberapa besar sedimen yang tersuspensi di aliran sungai Sugutamu dihilir maka digunakan parameter nilai TSS. Nilai TSS sungai Sugutamu dihilir sebesar 15,33 mg/l. Warna air sungai sugutamu keruh dan cahaya matahari tidak bisa menembus ke dasar sungai.
5. Beban Limbah Padat dan Kualitas Air Sungai Sugutamu
Pengunaan lahan di sub-DAS Sugutamu terdiri dari pemukiman, sawah, kebun/tegalan, industri, dan lain-lain. Dari gambar 3.4 dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan pemukiman dari hulu ke hilir DAS Sugutamu.
Komposisi timbulan limbah..., Ade Nurhidayat, FT UI, 2013
(Sumber: Kecamatan Cibinong Dalam Angka Tahun 2010 dan
Rencana Program Investasi Jangka Menengah, Kota Depok 2011, telah diolah)
Gambar 3.4 Penggunaan Lahan di Hulu dan Hilir
DAS Sugutamu
Pemukiman dihulu sebesar 42.29% dan dihilir meningkat sebesar 64,73%. Selain itu, peningkatan pemukiman ini mengakibatkan penurunan lahan persawahan dan perkebunan, serta peningkatan lahan industri. Lahan persawahan dan perkebunan telah mengalami perubahan tata guna lahan dengan dibangunnya perumahan-perumahan kompleks.
Aktivitas penduduk akan menghasilkan limbah padat. Berdasarkan hasil pengambilan sampel dibeberapa sumber penghasil limbah padat pada sub-DAS Sugutamu diketahui bahwa sumber pemukiman merupakan penghasil limbah padat terbesar. Jumlah penduduk sub-DAS Sugutamu dari hulu ke hilir semakin meningkat, hal ini mengakibatkan jumlah beban limbah padat domestik yang dihasil juga akan semakin meningkat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.5.
Gambar 3.5 Hubungan Jumlah Penduduk Terhadap
Beban Limbah Padat
Kualitas air sungai sugutamu telah mengalami
pencemaran. Pencemaran tersebut dapat berasal dari beberapa sumber limbah seperti buangan limbah dari pemukiman, limbah industri, pembusukan tanaman sekitar badan air, dan lain-lain. Pencemaran dapat berupa zat cair maupun zat padat. Untuk mengetahui profil kualitas air sungai Sugutamu baik di hulu maupun di hilir dapat dilihat pada tabel 4.16.
Tabel 3.10 Profil Kualitas Hulu Dan Hilir Air Sungai
Sugutamu
Parameter Hulu Hilir
PP No.82/2001
Kelas III Satuan pH 6.71 6.78 6−9
TSS 15.67 15.33 <400 mg/L
DO 3.14 1.56 >3 mg/L
BOD 32.97 19.63 <6 mg/L
COD 186.00 124.27 <50 mg/L
Untuk mengetahui nilai kualitas air sungai yang diisyaratkan, maka digunakan PP Nomor 82 tahun 2001 kelas 3 (tiga) sebagai nilai batas normalnya. Profil kualitas air sungai Sugutamu tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: • Nilai TSS sungai Sugutamu di hulu sebesar
15,67 mg/l dan dihilir sebesar 15,33 mg/l. Berdasarkan parameter TSS diketahui bahwa sedimen tersuspensi pada air sungai Sugutamu masih dalam batas normal yaitu lebih kecil dari 400 mg/l.
• Nilai pH sungai Sugutamu dihulu sebesar 6,71 dan dihilir sebesar 6,78. Berdasarkan parameter pH diketahui bahwa air sungai Sugutamu bersifat asam baik di hulu maupun di hilir.
• Nilai DO sungai Sugutamu di hulu sebesar 3,14 mg/l dan dihilir sebesar 1,56 mg/l. Berdasarkan parameter DO diketahui bahwa oksigen terlarut di hulu sungai Sugutamu masih dalam batas normal, sedangkan oksigen terlarut dihilir sungai Sugutamu telah berkurang.
• Nilai BOD sungai Sugutamu di hulu sebesar 32,97 mg/l dan dihilir sebesar 19,63 mg/l. Nilai COD sungai Sugutamu di hulu sebesar 186 mg/l dan dihilir sebesar 124,27 mg/l. Nilai BOD dan COD sungai Sugutamu di hulu lebih tinggi daripada di hilir.
Komposisi timbulan limbah..., Ade Nurhidayat, FT UI, 2013
4. Kesimpulan dan Saran
Dari analisis yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Berat jenis (density) limbah padat dikelurahan Harapanjaya untuk perumahan sebesar 251,595 kg/m3 dan pertokoan sebesar 119,377 kg/m3. Berat jenis (density) limbah padat dikelurahan Cilodong untuk perumahan sebesar 327,573 kg/m3 dan pertokoan sebesar 179,192 kg/m3. Berat jenis (density) limbah padat dikelurahan Baktijaya untuk perumahan sebesar 349,335 kg/m3, pertokoan sebesar 141,313 kg/m3, dan pasar Agung sebesar 284,114 kg/m3.
2. Timbulan limbah padat perumahan dikelurahan Harapanjaya sebesar 0,176 kg/orang/hari atau 0,710 L/orang/hari, dikelurahan Cilodong sebesar 0,180 kg/orang/hari atau 0,555 L/orang/hari, dan dikelurahan Baktijaya sebesar 0,219 kg/orang/hari atau 0,631 L/orang/hari.
3. Timbulan limbah padat pertokoan dikelurahan Harapanjaya sebesar 0,207 kg/petugas/hari atau 1,829 L/petugas/hari, dikelurahan Cilodong sebesar 0,180 kg/petugas/hari atau 1,110 L/petugas/hari, dan dikelurahan Baktijaya sebesar 0,192 kg/petugas/hari atau 1,384 L/petugas/hari. Timbulan limbah padat pasar Agung Depok sebesar 0,246 kg/m2/hari.
4. Komposisi limbah padat terbesar dikelurahan Harapanjaya untuk perumahan adalah limbah organik (54,94%) dan untuk pertokoan adalah limbah kertas (55,17%). Komposisi limbah padat terbesar dikelurahan Cilodong untuk perumahan adalah limbah organik (61,30%) dan untuk pertokoan adalah limbah kertas (46,59%). Komposisi limbah padat terbesar dikelurahan Baktijaya untuk perumahan adalah limbah organik (57,82%), untuk pertokoan adalah limbah kertas (38,30%), dan untuk pasar Agung Depok adalah limbah organik (71,04%).
5. Beban limbah padat yang dihasilkan di kelurahan Harapanjaya untuk perumahan sebesar 649,62 kg/hari dan pertokoan minimarket sebesar 11,178 kg/hari. Beban limbah padat yang dihasilkan di kelurahan Cilodong untuk perumahan sebesar 1.222,02 kg/hari dan pertokoan minimarket sebesar 7,56 kg/hari. Beban limbah padat yang dihasilkan di kelurahan Baktijaya untuk perumahan sebesar 4.352,82 kg/hari, pertokoan minimarket sebesar 12,096 kg/hari, dan pasar sebesar 1.901,088 kg/hari.
6. Profil kualitas air sungai sugutamu bagian hulu yaitu pH sebesar 6,71, TSS sebesar 15,67 mg/l, DO sebesar 3,14 mg/l, BOD sebesar 32,97 mg/l, dan COD sebesar 186 mg/l. Dilihat dari
profilnya maka sungai Sugutamu di hulu masih baik untuk digunakan sebagai lahan peternakan/ pembudidayaan ikan air tawar.
7. Profil kualitas air sungai sugutamu bagian hilir yaitu pH sebesar 6,78, TSS sebesar 15,33 mg/l, DO sebesar 1,56 mg/l, BOD sebesar 19,63 mg/l, dan COD sebesar 124,27 mg/l. Dilihat dari profilnya maka sungai Sugutamu di hilir tidak dapat digunakan untuk lahan peternakan/pembudidayaan ikan air tawar. Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian
yang telah dilakukan, maka disarankan beberapa hal sebagai berikut :
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk melihat hubungan antara kegiatan penduduk di DAS Sugutamu terhadap kualitas air sungai Sugutamu.
2. Perlu ditingkatkan pengurangan limbah padat tersebut dengan cara 3R yaitu Reduce (pengurangan), Reuse (guna ulang), dan Recycle (daur ulang) mengingat potensi timbulan besar.
3. Perlu ditingkatkan pelayanan pengumpulan limbah padat di masing-masing kelurahan.
5. Daftar Referensi
Tchobanoglous, G, Theisen, H, Vigil, S, (1993). Integrated Solid Waste Management. Singapore: Mc Graw-Hill Book Co.
Alerts, G and Santika, Sri Sumantri. (1987). Metode Penelitian Air. Surabaya : Usaha Nasional. Bahar, Yul. H. (1985). Teknologi Penanganan Dan Pemanfaatan Sampah. Jambi : Waca Utama Pramesti. Damanhuri, Enri., and Padmi, Tri.(2001). Teknologi Pengelolaan Sampah. Bandung : Institut Teknologi Bandung. Darmono. (2001). Lingkungan Hidup Dan Pencemaran Hubungannya Dengan Toksikologi Senyawa Logam. Jakarta : Universitas Indonesia Press. Kusnoputranto, Haryoto. (1997). Air Limbah Dan Ekskreta Manusia Aspek Kesehatan Masyarakat Dan pengelolaannya. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Mahida, U.N. Pencemaran Air Dan Pemanfaatan Limbah Industri. Jakarta : Rajawali. Maryono, Agus. (2005). Eko-Hidraulik Pembangunan Sungai. Yogykarta : Megister Sistem
Komposisi timbulan limbah..., Ade Nurhidayat, FT UI, 2013
Teknik Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada. Sugiharto. (1987). Dasar-Dasar Pengelolaan Air Limbah. Jakarta : Universitas Indonesia Press. SK SNI M-02-1989-F. Metode Pengambilan Contoh Kualitas Air. SNI 19-3964-1995. Metode Pengambilan Dan Pengukuran Contoh Timbulan Dan Komposisi Sampah Perkotaan. SNI 19-3983-1995. Spesifikasi Timbulan Sampah Untuk Kota Kecil Dan Kota Sedang Di Indonesia. SNI 19-2454-2002. Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan. Data Monografi Kelurahan Baktijaya, 2011. Kota Depok. Data Monografi Kelurahan Cilodong, 2011. Kota Depok. Data Monografi Desa Harapanjaya, 2011. Kabupaten Cibinong. Laporan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM), 2011. Kota Depok. Pembuatan Peta Layanan Pengangkutan Sampah Laporan, 2010. Kota Depok. www.menlh.go.id/Peraturan/PP/PP82-2001.pdf
Komposisi timbulan limbah..., Ade Nurhidayat, FT UI, 2013