komputasi proses pembuatan syn gas
DESCRIPTION
Proses pembuatan dan simulasi syn gas dari methanolTRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Dasar Teori
2.1.1. Reaktor Kimia
Dalam teknik kimia, reaktor kimia adalah suatu bejana tempat berlangsungnya reaksi
kimia. Rancangan dari reaktor ini tergantung dari banyak variabel yang dapat dipelajari di
teknik kimia. Perancangan suatu reaktor kimia harus mengutamakan efisiensi kinerja reaktor,
sehingga didapatkan hasil produk dibandingkan masukan (input) yang besar dengan biaya
yang minimum, baik itu biaya modal maupun operasi. Tentu saja faktor keselamatan pun
tidak boleh dikesampingkan. Biaya operasi biasanya termasuk besarnya energi yang akan
diberikan atau diambil, harga bahan baku, upah operator, dll. Perubahan energi dalam suatu
reaktor kimia bisa karena adanya suatu pemanasan atau pendinginan, penambahan atau
pengurangan tekanan, gaya gesekan (pengaduk dan cairan), dll (Nima, 2011).
Ada dua jenis utama reaktor kimia:
Reaktor tangki atau bejana
Reaktor pipa
Kedua jenis reaktor dapat dioperasikan secara kontinyu maupun partaian / batch. Biasanya,
reaktor beroperasi dalam keadaan ajeg namun kadang-kadang bisa juga beroperasi secara
transien. Biasanya keadaan reaktor yang transien adalah ketika reaktor pertama kali
dioperasikan (misalnya: setelah perbaikan atau pembelian baru) di mana komponen produk
masih berubah terhadap waktu. Biasanya bahan yang direaksikan dalam reaktor kimia adalah
cairan dan gas, namun kadang-kadang ada juga padatan yang diikutkan dalam reaksi
(misalnya: katalisator, regent, inert). Tentu saja perlakuan terhadap bahan yang akan
direaksikan akan berbeda.
Ada tiga tipe pendekatan utama yang digunakan dalam pengoperasian reaktor:
Model Reaktor Batch
Model Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) atau dikenal juga sebagai
RTIK (Reaktor Tangki Ideal Kontinyu)
Model Reaktor Alir Pipa (RAP) atau dikenal juga sebagai RAS (Reaktor aliran
Sumbat)
Lebih jauh lagi, reaktor dengan katalisator (padatan) membutuhkan pendekatan yang terpisah
dari ketiga model tersebut dikarenakan banyaknya asumsi sehingga menyebabkan tiga model
perhitungan di atas tidak lagi akurat. Beberapa parameter yang memengaruhi rancangan
reaktor:
Waktu tinggal
Volum (V)
Temperatur (T)
Tekanan (P)
Konsentrasi senyawa (C1, C2, C3, β¦,Cn)
Koefisien perpindahan panas (h, U), dll
(Nima, 2011)
2.1.2. Reaktor Alir Pipa (RAP) / Plug Flow Reactor (PFR)
RAP dikenal juga sebagai RAS (Reaktor aliran Sumbat). Dalam RAP, satu atau
reaktan dipompa ke dalam suatu pipa. Biasanya reaksi yang menggunakan RAP adalah reaksi
fasa gas. Reaksi kimia berlangsung sepanjang pipa sehingga semakin panjang pipa konversi
akan semakin tinggi. Namun tidak semudah ini menaikkan konversi, dalam RAP konversi
terjadi secara gradien, pada awalnya kecepatan reaksi berlangsung secara cepat namun
setelah panjang pipa tertentu jumlah reaktan akan berkurang dan kecepatan reaksi
berlangsung lebih lambat dan akan makin lambat seiring panjangnya pipa. Artinya, untuk
mencapai konversi 100% panjang pipa yang dibutuhkan adalah tak terhingga.
Gambar 2.1. Ilustrasi contoh RAP skematik
Beberapa hal penting mengenai RAP:
Perhitungan dalam model RAP mengasumsikan tidak terjadi pencampuran, dan
reaktan bergerak secara aksial bukan radial.
Katalisator dapat dimasukkan melalui titik yang berbeda dari titik masukan,
diharapkan reaksi lebih optimal dan terjadi penghematan.
Biasanya, RAP memiliki konversi yang lebih besar dibanding RATB dalam volum
yang sama. Artinya, dengan waktu tinggal yang sama RAP memberikan hasil yang
lebih besar dibanding RATB.
Reaktor alir pipa desebut ideal jika zat-zat pereaksi dan hasil reaksi mengalir dengan
kecepatan yang sama diseluruh pemampang pipa. Di reaktor komposisi, suhu dan tekanan
diseluruh penampang reaktor selalu sama. Perbedaan komposisi, suhu dan tekanan hanya
terjadi di sepanjang dinding reaktor. Reaktor jenis ini banyak digunakan dalam industri
dengan zat pereaksi atau reaktan berupa fase gas atau cair dengan kapasitas produksi yang
cukup besar.
Konversi dari reaktor alir pipa cukup tinggi bisa mencapai 95%.
Umpan dalam reaktor alir pipa biasanya umpan dalam skala besar oleh karena itu reaktor ini
banyak di gunakan dalam industri β industri besar seperti : petrokimia gresik, pertamina dll.
Reaktor ini biasanya di gunakan dalam fase gas pada tekanan tinggi dan dalam suhu tinggi.
Keunggulan reaktor ini diantaranya hasil konversi yang cukup tinggi, waktu yang relatif lebih
singkat dibandingkan dengan reaktor lain seperti RATB. Reaktor ini biasanya di gunakan
dalam fase gas pada tekanan tinggi dan dalam suhu tinggi.
Kelemahan dari reaktor ini adalah perawatan yang lebih mahal (Nima, 2011).
Pada plug flow reactor (PFR), komposisi fluida berubah / bervariasi terhadap posisi
aksial (sepanjang pipa). Neraca massa (mol/waktu) dalam elemen volume diferensial dV
untuk reaksi orde 1:
A β B
Diintegralkan untuk keseluruhan volume reaktor V:
Sehingga, jika XA0 = 0, maka:
Pada constant-density system (Ξ΅A = 0):
Perlu diperhatikan bahwa harga kecepatan reaksi (-rA) bervariasi sepanjang reaktor pada SS
plug flow reactor.
Keterangan:
XAf β‘ konversi reaktan A keluar reaktor (final)
CAf β‘ konsentrasi molar reaktan A keluar reaktor (final)
(Alya, 2007)
Untuk pengembangan neraca energi pada RAP, diasumsikan operasi terjadi dalam
keadaan tunak, jadi kecepatan akumulasi diabaikan. Kecepatan entalpi masuk dan keluar oleh
(1) aliran, (2) transfer panas, (3) reaksi mungkin dikembangkan atas dasar diferensial kontrol
volume dV seperti gambar berikut:
Gambar 2.2. Skema dari parameter yang digunakan pada reaktor alir pipa
1) Kecepatan entalpi masuk oleh aliran - kecepatan entalpi keluar oleh aliran
2) Kecepatan transfer panas ke (atau dari) kontrol volume
Dengan U adalah koef perpindahan panas keseluruhan, TS adalah temperatur sekitar di
luar pipa pada titik tinjauan, dan dA adalah perubahan luas bidang transfer panas.
3) Kecepatan entalpi masuk/ terbentuk (atau keluar/ terserap) oleh reaksi
Jadi persamaan neraca energi keseluruhan (1), (2), dan (3) menjadi:
.................(1)
dAp dan dV dinyatakan sebagai:
........................................................(2)
dan
.....................................................(3)
dengan D adalah diameter pipa atau vesel, maka dengan substitusi (2) ke (3):
......................................................(4)
Secara alternatif, persamaan (1) dapat ditransformasi ke temperatur sebagai fungsi x (panjang
reaktor) dengan menggunakan pers (3) dan (4) untuk mengeliminasi dAp dan dV:
................(5)
Untuk kondisi adiabatis persamaan (5) dapat disederhanakan dengan menghapus term U
(Ξ΄Q=0) (Vicky, 2013).
2.2. Studi Kasus
2.2.1. Reaksi Utama
Reaksi utama untuk proses produksi Syn Gas dari Methanol yaitu:
CH3OH(g) β 1
2CH3OCH3(g) +
1
2H2O(g)
1
2CH3OCH3(g) +
1
2H2O(g) β CO(g) + 2H2(g)
Reaksi tersebut merupakan reaksi monomolekuler dan merupakan reaksi seri.
2.2.2. Tinjauan Termodinamika
βHof reaksi dari suatu reaksi adalah sebagai berikut:
βHof reaksi = βH
of produk - βH
of reaktan
Jika βHof reaksi berharga negatif maka reaksi akan bersifat eksotermis, sebaliknya jika
berharga positif reaksi akan bersifat endotermis.
Untuk reaksi pertama:
βHof CH3OH(g) = -201 kJ/mol
βHof CH3OCH3(g) = -184,1 kJ/mol
βHof H2O(g) = -241,818 kJ/mol
βHof reaksi = ((0,5x-184,1 + 0,5x-241,818) β (-201)) kJ/mol
= -11,959 kJ/mol
Untuk reaksi kedua:
βHof CH3OCH3(g) = -184,1 kJ/mol
βHof H2O(g) = -241,818 kJ/mol
βHof CO(g) = -110,525 kJ/mol
βHof H2(g) = 0 kJ/mol
βHof reaksi = ((-110,525 + 0) - (0,5x-184,1 + 0,5x-241,818)) kJ/mol
= 102,4 kJ/mol
(Smith Van Ness, 2001)
Dari perhitungan βHof reaksi di atas maka dapat disimpulkan bahwa reaksi bersifat
eksotermis pertama dan reaksi kedua bersifat endotermis.
Reaksi dapat balik (reversible) atau searah (irreversible) dapat ditentukan secara
termodinamika yaitu berdasarkan persamaan vanβt Hoff:
βπΊ0/π π
ππ=
ββπ»0
π π2
dengan:
βGo = -RT ln K
sehingga:
ln πΎ
ππ=
ββπ»0
π π2
(Smith Van Ness, 2001)
Jika βHo merupakan entalpi standar (panas reaksi) dan dapat diasumsikan konstan terhadap
temperatur, persamaan di atas dapat diintegrasikan menjadi:
ln (K/K1) = -[ (βHo/R) (1/T-1/T1) ]
Perhitungan Konstanta Kesetimbangan
Untuk reaksi pertama:
βGof CH3OH(g) = -162,5 kJ/mol
βGof CH3OCH3(g) = -112,9 kJ/mol
βGof H2O(g) = -228,572 kJ/mol
βGof total = ((0,5x-112,9 + 0,5x-228,572) β (-162,5)) kJ/mol
= -8,236 kJ/mol
K standar pada 298,15 K:
βGo
= -RT ln K
K = e (βG/-RT)
= e (-8236/-8,314x298,15)
= 27,73
Reaksi ini berlangsung pada suhu 370oC, maka nilai K dicari dengan:
ln (K/K1) = - [(βHo/R)(1/T-1/T1)]
ln (1/K1) = - [(-11959/8,314)(1/298,15-1/643,15)]
27,73 / K1 = exp(-(-2,59))
K1 = 2,08
Harga K1 yang tidak jauh lebih besar dari 1 mengindikasikan bahwa reaksi pertama ini
bersifat bolak-balik (reversible).
Untuk reaksi kedua:
βGof CH3OCH3(g) = -112,9 kJ/mol
βGof H2O(g) = -228,572 kJ/mol
βGof CO(g) = -137,16 kJ/mol
βGof H2(g) = 0 kJ/mol
βGof reaksi = ((-137,16 + 0) - (0,5x-112,9 + 0,5x-228,572)) kJ/mol
= 33,6 kJ/mol
K standar pada 298,15 K:
K = e (βG/-RT)
= e (33600/-8,314x298,15)
= 1,3 x 10-6
Reaksi ini berlangsung pada suhu 370oC, maka nilai K dicari dengan:
ln (K/K1) = - [(βHo/R)(1/T-1/T1)]
ln (1, 3 x 10-6
/K1) = - [(102400/8,314)(1/298,15-1/643,15)
1,3 x 10-6
/ K1 = exp (-22,16)
K1 = 5469,01
Harga K yang jauh lebih besar dari 1 mengindikasikan bahwa reaksi kedua ini bersifat satu
arah (ireversible).
2.2.3 Tinjauan Kinetika
Persamaan Arhenius menyatakan hubungan antara energi aktivasi dan laju reaksi. Dari
persamaan Arhenius, laju reaksi dapat dinyatakn sebagai :
Dimana: A = faktor frekuensi untuk reaksi
R = konstanta gas universal
T = suhu
K = koefisien laju reaksi
2.2.4 Permasalahan yang Dikaji
Pada produksi Syn Gas dari methanol, reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
CH3OH(g) β 1
2CH3OCH3(g) +
1
2H2O(g)
1
2CH3OCH3(g) +
1
2H2O(g) β CO(g) + 2H2(g)
Pada reaksi pertama, methanol terdekomposisi menjadi dimetil eter dan air. Lalu pada reaksi
kedua, dimetil eter dan air bereaksi membentuk Syn Gas. Reaktor yang digunakan untuk
proses tersebut adalah reaktor alir pipa (Plug Flow Reactor).
Untuk proses tersebut, akan dikaji profil temperatur dan laju alir di reaktor. Laju alir
reaktan yang digunakan sebesar 100 mol dengan suhu 370oC dengan konsentrasi 100 mol /
dm3.
BAB III
METODE PENYELESAIAN
3.1 Permodelan
3.1.2 Reaksi Kimia
Reaksi 1:
CH3OH(π) β1
2CH3OCH3(π) +
1
2H2O(π)
A β1
2B +
1
2C
Reaksi 2:
1
2CH3OCH3(π) +
1
2H2O(π) β CO(π) + 2H2(π)
1
2B +
1
2C β D + 2E
3.1.2 Neraca massa
Metanol : ππΉπ΄
ππ= π1π΄
Dimetil Eter : ππΉπ΅
ππ= π1π΅ + π2π΅
Air : ππΉπΆ
ππ= π1πΆ + π2πΆ
Karbon Monoksida : ππΉπ·
ππ= π2π·
Hidrogen : ππΉπΈ
ππ= π2πΈ
3.1.3 Penurunan Rumus
Mencari Profil Konversi terhadap Volume
Untuk mencari profil konversi terhadap volume digunakan rumus:
ππ
ππ=
βπ1π΄
πΉπ΄0
di mana:
βππ΄ = π1πΆπ΄ β π2πΆπ΅0,5πΆπΆ
0,5
πΆπ΄ = πΆπ΄0 (1βπ
1+ππ)
π0
π
πΆπ΅ =ππΆπ΄0π
1+ππ π0
π
πΆπΆ =ππΆπ΄0π
1+ππ π0
π
π = π, maka πΆπΆ = πΆπ΅
π = π¦π΄0. π = 1. (1
2+
1
2β 1) = 0
πΆπ΄π = 0,2 πππ/π3
π0
π= 1, karena suhu reaktan masuk sama dengan suhu reaktan keluar.
π = π, maka πΆπΆ = πΆπ΅, sehingga persamaan kecepatan reaksinya menjadi:
βππ΄ = π1πΆπ΄ β π2πΆπ΅
dengan nilai k1 dan k2:
π1 = 5,089 Γ 105 Γ exp (β5,383Γ104
π π)
π2 = 6,758 Γ 10β5 Γ exp (β8,032Γ104
π π)
T = 643 K dan π = 8,314 π3. πππππ. πΎβ
Pada kasus ini umpan hanya terdiri dari A dengan laju alir sebesar 100 mol/s.
Mencari Profil Temperatur terhadap Konversi
Diketahui rumus untuk mencari profil temperatur terhadap volume:
ππ
ππ=
ππ(ππ β π) + (βππ΄)[ββπ»π ππ΄(π)] + (βππ΅)[ββπ»π ππ΅(π)]
πΉπ΄πΆππ΄ + πΉπ΅πΆππ΅ + πΉπΆπΆππΆ + πΉπ·πΆππ· + πΉπΈπΆππΈ
ππ
ππ=
ππ(ππ β π) + (βππ΄)[ββπ»π ππ΄(π)] + (βππ΅)[ββπ»π ππ΅(π)]
πΉπ΄0 (Ξ£ΞππΆππ + π1βπΆπ1) + πΉπ΅0(Ξ£ΞππΆππ + π2βπΆπ2
)
di mana:
Ξπ =πππ π π¦πππ πππ π’π
πππ π΄ π¦πππ πππ π’π
karena hanya A yang masuk, maka:
Ξ£ΞππΆππ = πΆππ΄
πΉπ΅0 = 0
Sehingga rumus untuk mencari profil temperatur terhadap volume menjadi:
ππ
ππ=
ππ(ππ β π) + (βππ΄)[ββπ»π ππ΄(π)] + (βππ΅)[ββπ»π ππ΅(π)]
πΉπ΄0 (πΆππ΄ + π1βπΆπ1)
Sedangkan rumus untuk mencari profil konversi terhadap volume:
ππ
ππ=
βπ1π΄
πΉπ΄0
Jadi, untuk mencari profil temperatur terhadap konversi digunakan rumus:
ππ
ππ
ππ
ππ=
ππ(ππ β π) + (βππ΄)[ββπ»π ππ΄(π)] + (βππ΅)[ββπ»π ππ΅(π)]
πΉπ΄0 (πΆππ΄ + π1βπΆπ1)
πΉπ΄0
βππ΄
ππ
ππ=
ππ(ππ β π) + (βππ΄)[ββπ»π ππ΄(π)] + (βππ΅)[ββπ»π ππ΅(π)]
βππ΄ (πΆππ΄ + π1βπΆπ1)
Kalor yang ditambahkan ke reaktor:
Untuk reaktor alir pipa yang digunakan, koefisien perpindahan panaasnya sebesar:
π = 500 π½
π2. πΎ. π β
Dengan luas area perpindahan panas:
π = 4π·β , digunakan pipa 10 inch sch. 160, sehingga:
π· = 8,5 πππβ = 0,2159 π
π = 40,2159β = 18,53 πβ1
Suhu cairan pemanas yang digunakan sebesar:
ππ = 1000 πΎ
Persamaan kecepatan reaksi:
Untuk reaksi pertama, persamaannya yaitu:
βππ΄ = π1πΆπ΄ β π2πΆπ΅
Dengan nilai k1 dan k2:
π1 = 5,089 Γ 105 Γ exp (β5,383Γ104
π π)
π2 = 6,758 Γ 10β5 Γ exp (β8,032Γ104
π π)
T dalam Kelvin dan π = 8,314
Untuk reaksi kedua, persamaannya yaitu:
βππ΅ = π3πΆπ΅0,5πΆπΆ
0,5 = π3πΆπ΅
Dengan asumsi nilai k3:
π3 = 4,000 Γ 105 Γ exp (β5,400Γ104
π π)
T dalam Kelvin dan π = 8,314
Panas reaksi:
Pada reaksi pertama, persamaan panas reaksinya yaitu:
βπ»π ππ΄(π) = βπ»π ππ΄π (π) + β« (βπ + βππ + βππ2 + βππ3)ππ
π
ππ
βπ»π ππ΄(π) = βπ»π ππ΄π (π) + [βπ(π β ππ ) +
βπ
2(π2 β ππ
2) +βπ
3(π3 β ππ
3) +βπ
4(π4 β ππ
4)]
Pada reaksi kedua, persamaan panas reaksinya yaitu:
βπ»π ππ΅(π) = βπ»π ππ΅π (π) + β« (βπ + βππ + βππ2 + βππ3)ππ
π
ππ
βπ»π ππ΅(π) = βπ»π ππ΅π (π) + [βπ(π β ππ ) +
βπ
2(π2 β ππ
2) +βπ
3(π3 β ππ
3) +βπ
4(π4 β ππ
4)]
Harga Cp tiap komponen diperoleh dari literatur dengan persamaan:
πΆπ = π + ππ + ππ2 + ππ3 (ππ½
ππππ. πΎβ )
Senyawa a b c d
Metanol 21,15 7,09E-02 2,59E-05 -2,85E-08
Dimetil Eter 17,02 1,79E-01 -5,23E-05 -1,92E-09
Air 32,24 1,92E-03 1,06E-05 -3,60E-09
Karbon Monoksida 3,09E+01 -1,29E-02 2,79E-05 -1,27E-08
Hidrogen 2,71E+01 9,27E-03 -1,38E-05 7,65E-09
Tabel 3.1. Konstanta kapasitas panas dari senyawa-senyawa yang terlibat
Untuk reaksi pertama:
CH3OH(π) β1
2CH3OCH3(π) +
1
2H2O(π)
βπ =π
πππ +
π
πππ β ππ
βπ =1
232,24 +
1
217,02 β 21,15 = 3,48
Diteruskan untuk βb, βc, dan βd, sehingga didapat:
βπ = 0,01956
βπ = β4,675 Γ 10β5
βπ = 2,574 Γ 10β8
Untuk reaksi kedua:
1
2CH3OCH3(π) +
1
2H2O(π) β CO(π) + 2H2(π)
βπ =π
πππ +
π
πππ β
π
πππ β
π
πππ
βπ = 4 Γ 2,71 Γ 101 + 2 Γ 3,09 Γ 101 β 32,24 β 17,02 = 120,94
Diteruskan untuk βb, βc, dan βd, sehingga didapat:
βπ = β0,16964
βπ = 4,23 Γ 10β5
βπ = 1,072 Γ 10β8
3.2 Algoritma Penyelesaian
Pada kasus ini hendak dicari profil konversi terhadap volume dan profil temperatur
terhadap konversi. Penyelesaian dengan scilab dapat dilakukan menggunakan algoritma
persamaan diferensial biasa.
Persamaan untuk Mencari Profil Konversi terhadap Volume
ππ
ππ=
βπ1π΄
πΉπ΄0
dengan:
βππ΄ = π1πΆπ΄ β π2πΆπ΅
π1 = 5.089 Γ 105 Γ exp(β10.0694)
π2 = 6.758 Γ 10β5 Γ exp(β15.0246)
πΆπ΄ = πΆπ΄0(1 β π)
πΆπ΅ = πΆπ΄0π
πΆπ΄0π = 0.2
πΉπ΄0 = 100
Persamaan untuk Mencari Profil Suhu terhadap Konversi
ππ
ππ=
ππ(ππ β π) + (βππ΄)[ββπ»π ππ΄(π)] + (βππ΅)[ββπ»π ππ΅(π)]
βππ΄ (πΆππ΄ + π1βπΆπ1)
dengan:
π = 500
π = 18.53
ππ = 1000
βππ΄ = π1πΆπ΄ β π2πΆπ΅
βππ΅ = π3πΆπ΅
π1 = 5.089 Γ 105 Γ exp(β10.0694) = 21.55
π2 = 6.758 Γ 10β5 Γ exp(β15.0246) = 2.02 Γ 10β11
π3 = 4.000 Γ 105 Γ exp(β10.1012) = 16.41
πΆπ΄ = πΆπ΄0(1 β π)
πΆπ΅ = πΆπ΄0π
πΆπ΄0 = 0.2
βπ»π ππ΄(π) = β11.959 + [3.48(π β ππ ) + 9.78 Γ 10β3(π2 β ππ 2) β 1.56 Γ 10β5(π3 β
ππ 3) + 6.44 Γ 10β9(π4 β ππ
4)]
βπ»π ππ΅(π) = 102.4 + [120.94 (π β ππ ) β 0.09(π2 β ππ 2) + 1.41 Γ 10β5(π3 β ππ
3) +
2.68 Γ 10β9(π4 β ππ 4)]
ππ = 643
πΆππ΄ = 21.15 + 7.09 Γ 10β2π + 2.59 Γ 10β5π2 β 2.85 Γ 10β8π3
βπΆπ1= 3.48 + 0.01956π β 4.675 Γ 10β5π2 + 2.574 Γ 10β8π3