komunikasi dental lab

16
Komunikasi Dental Lab Autorisasi Kerja Dalam beberapa yurisdiksi , instruksi tertulis mungkin disebut sebagai otorisasi kerja, sedangkan di tempat lain itu dapat disebut sebagai perintah kerja laboratorium atau resep . Selain informasi umum tertentu yang diperlukan oleh hukum , form otorisasi kerja (Gambar 16-9) harus mencakup sebagai berikut : 1. Gambaran umum restorasi yang akan dibuat 2. Spesifikasi bahan ( misalnya , ADA tipe IV emas ) 3. Skema oklusal yang diinginkan 4. Desain konektor untuk protesa gigi tetap 5. Desain pontic , termasuk spesifikasi material untuk kontak jaringan 6. Desain substruktur untuk restorasi logam - keramik 7. Informasi mengenai pemilihan warna untuk restorasi estetik 8. Usulan desain partial removable dental prosthesis (jika ada) 9. Tanggal jadwal perjanjian pasien berikutnya dan tahap penyelesaian diperlukan saat itu Komunikasi lebih baik apabila teknisi dan dokter gigi mendiskusikan pilihan tertentu daripada jika dokter gigi mengeluarkan pernyataan tertulis pada formulir otorisasi kerja. 1 Akan lebih baik bagi teknisi untuk memenuhi permintaan, sehingga penting untuk didiskusikan.

Upload: lutfilailinurhidayah

Post on 13-Apr-2016

94 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

cara berkomunikasi yang tepat dengan dental lab

TRANSCRIPT

Page 1: Komunikasi Dental Lab

Komunikasi Dental Lab

Autorisasi Kerja

Dalam beberapa yurisdiksi , instruksi tertulis mungkin disebut sebagai otorisasi kerja, sedangkan

di tempat lain itu dapat disebut sebagai perintah kerja laboratorium atau resep . Selain informasi

umum tertentu yang diperlukan oleh hukum , form otorisasi kerja (Gambar 16-9) harus

mencakup sebagai berikut :

1. Gambaran umum restorasi yang akan dibuat

2. Spesifikasi bahan ( misalnya , ADA tipe IV emas )

3. Skema oklusal yang diinginkan

4. Desain konektor untuk protesa gigi tetap

5. Desain pontic , termasuk spesifikasi material untuk kontak jaringan

6. Desain substruktur untuk restorasi logam - keramik

7. Informasi mengenai pemilihan warna untuk restorasi estetik

8. Usulan desain partial removable dental prosthesis (jika ada)

9. Tanggal jadwal perjanjian pasien berikutnya dan tahap penyelesaian diperlukan saat itu

Komunikasi lebih baik apabila teknisi dan dokter gigi mendiskusikan pilihan tertentu daripada

jika dokter gigi mengeluarkan pernyataan tertulis pada formulir otorisasi kerja.1 Akan lebih baik

bagi teknisi untuk memenuhi permintaan, sehingga penting untuk didiskusikan.

Oklusi

Form otorisasi kerja harus membentuk lokasi kontak oklusal. Harus ditentukan apakah berada

pada logam atau porselen.1 Dalam teori, dua skema oklusal yang paling diinginkan adalah

cuspfossa dan cusp-marginal ridge. Kondisi ini tidak dapat dicapai pada semua kasus, karena

kondisi tersebut dapat dipenuhi hanya bila gigi lawannya relative dekat dengan posisi ideal

(Angle Kelas I). Kompromi harus dibuat, terutama ketika gigi sedang direstorasi untuk

penyesuaian gigi geligi yang ada. Contohnya,ketika molar mandibula terletak dalam hubungan

buccolingual edge-to-edge dengan antagonisnya, sebuah keputusan harus dibuat apakah gigi

Page 2: Komunikasi Dental Lab

tersebut harus direstorasi dalam artikulasi terbalik atau preparasi gigi harus dimodifikasi (reduksi

bevel buccal functional cusp)

Sangat mungkin dilakukan komunikasi hubungan oklusal yang diinginkan atau bentuk gigi yang

sangat spesifik (fig 16-10). Sebuah wax catatan gigit yang terlah disesuaikan secara intraoral

dapat menyampaikan gambaran umum posisi occlusal plane (fig 16-11)

Rosenstiel SF, Land MF, Fujimoto J. Contemporary fixed prosthodontics, 4th Ed.

Konektor

Form otorisasi kerja harus menentukan mana konektor yang akan di casting, yang mana yang

dlakukan solder preceramic dan yang mana yang akan dilakukan postceramic solder. Urutan

prosedur yang direncanakan harus ditunjukkan dan dibahas bila diperlukan atau bila dapat

diperjelas . Jika konektor nonrigid yang akan dibuat, jenis yang konektor yang diinginkan dan

jalur insersi harus ditentukan.1

Page 3: Komunikasi Dental Lab

Desain Pontik dan Substrukturnya

Sebuah checklist sederhana dalam form otorisasi kerja harus dipenuhi. Dalam otorisasi harus

ditentukan apakah kontur anatomi pola malam dapat dikembailkan lagi untuk evaluasi dan

memungkinkan untuk dilakukan modifikasi.1 Semakin kompleks usaha restorative,semakin

kehati-hatian menjadi sangat penting pada tahap ini. Sukses untuk jangka panjang adalah

tujuannya.

Pemilihan Shade

Dokter gigi dan teknisi harus sangat memperhatikan dalam mengkomunikasikan mengenai

pemilihan shade ini. Pemahaman yang menyeluruh mengenai prinsip tentang warna dan

penggunaan pewarna internal dan permukaan sangat penting untuk kedua belah pihak. Banyak

doketr gigi dan teknisi yang telah menemukan diagram gigi yang memungkinkan dibuatnya

sepsifikasi shade yang beragam. Diagram tersebut harus cukup besar untuk menunjukkan shade

servikal, shade incisal, dan karaterisasi masing-masing individu. Biasanya form yang telah

diprint dari laboratorium dimemiliki tempat yang kurang (fig 16-9) sehingga dibutuhkan ruang

yang lebih besar.1

Page 4: Komunikasi Dental Lab

Rosenstiel SF, Land MF, Fujimoto J. Contemporary fixed prosthodontics, 4th Ed.

Ketika memilih shade, dokter gigi harus menggunakan panduan yang sesuai dengan sistem

keramik yang digunakan oleh teknisi. Terkadang, hal ini tidak dapat dicapai dengan shade guide

Page 5: Komunikasi Dental Lab

sedrhana seperti sistem Vita Lumin Vacuum. Dalam kasusu ini, alternative gude atau diagram

distribusi shade harus digunakan. Dokter gigi harus memiliki keterampilan persepsi warna yang

baikdan harus dapat mentransfernya kedalam preskripsi tertulis yang mencakup diagram yang

besar dan detail yang akhirnya mampu dideskripsikan oleh teknisi. Komunikasi penutup dan

kerjasama, percobaan firing porselen dibutuhkan.

Alternatif praktis dapat dilakukan dengan komunikasi tertulis menggunakan light-cured resin

berdasarkan staining kits untuk custom-stain pada shade tab. Shade tab yang paling cocok dipilih

dan domodifikasi dengan stain dicampur cairan resin. Ketika hasilnya yang diinginkan telah

diperoleh, resin lalu di light-cured dan tab dikirim ke lab. Pada umumnya, pengukuran

reproduksi warna lebih baik dibawah pengawasan penilitian lab dibanding secara intraoral.

Beberapa sistem ini memberikan analisis warna rinci dalam bentuk dicetak atau format

elektronik (Gbr. 16-16), yang dapat digunakan untuk membantu mengkomunikasikan shade

tertentu ke dental ceramist.

Rosenstiel SF, Land MF, Fujimoto J. Contemporary fixed prosthodontics, 4th Ed.

Page 6: Komunikasi Dental Lab

Try In

Setelah tahapan pembuatan GTJ di laboratorium selesai, maka restorasi siap untuk dievaluasi di

mulut pasien sebelum finishing akhir dan sementasi. Gigi tiruan yang sudah selesai, dibersihkan

dengan ultrasonic atau steam-cleaner untuk menghilangkan sisa-sisa material polishing dan

kemudian disterilkan.

Tahapan evaluasi yang dilakukan pada GTJ metal-porselen antara lain adalah kontak proksimal,

retensi, integritas marginal, stabilitas, oklusi, serta karakteristik dan glazing. Kontak proksimal

dievaluasi pertama karena kontak yang berlebihan mencegah restorasi untuk terletak dengan

sempurna, yang mengarah ke ketidaksesuaian marginal. Apabila restorasi tidak seating dengan

sempurna, maka stabilitas dan oklusi akan sulit untuk dilihat.

a. Kontak Proksimal

Lokasi, ukuran, dan kerapatan kontak proksimal dari restorasi harus dibandingkan

dengan gigi asli. Biasanya dengan melewatkan dental floss atau Mylar film di

kontak proksimal untuk mengetahui kontak proksimal; jika tidak dapat melewati

maka kontak terlalu rapat, apabila terlalu mudah, impaksi makanan dapat terjadi.

Pada restorasi porcelain, apabila kontak proksimal terlalu rapat maka perlu

diadjust dengan cylindrical stone. Daerah yang berkontak dengan rapat dapat

diidentifikasi dengan pensil merah atau marking tape tipis. Apabila adjustment

pada glazed restoration diperlukan, dapat dilakukan polishing ulang dengan

diamond-impregnated silicone point, pumice, atau diamond-polishing paste.

Apabila kontak proksimal terlalu renggang, maka diperlukan firing tambahan.

Pada tahap bisque maka ditambahkan porcelain. Apabila pada tahap finishing,

ditambahkan lower fusing add-on atau correction porcelain.1

Page 7: Komunikasi Dental Lab

Koreksi Kontur Proksimal dengan Correction Porcelain

b. Retensi

GTJ harus memiliki sifat tidak terlalu ketat dan memiliki retensi yang cukup.

Preparasi dengan bentuk tappered yang optimum memiliki retensi yang paling

baik ketika disementasi dan dapat diinsersikan dengan mudah ketika dicoba.

Mahkota tiruan yang terlalu ketat akan menimbulkan kesukaran saat sementasi

dan dapat menyebabkan margin terbuka. Periksa mahkota apakah terdapat

kecenderungan untuk bergerak atau berputar ketika digoyangkan. Apabila

mahkota tiruan sedikit berputar hal ini mengindikasikan mahkota belum berada

pada posisi yang tepat, margin harus dicek kembali.

c. Integritas Marginal

Apabila prosedur di lab ditangani dengan baik maka tidak akan terlihat

perbedaan antara pencobaan restorasi di model atau di mulut. Untuk melihat

integritas margin/marginal adaptation, digunakan sonde yang tajam yang

digerakkan dari restorasi ke gigi dan dari gigi ke restorasi. Apabila terdapat

resistansi pada kedua arah, maka terdapat gap atau open margin. Apabila gap

disebabkan oleh kontak proksimal yang berlebihan atau sisa luting agent

sementara, maka diperlukan tindakan reparasi.1

Celah yang melingkar pada permukaan servikal gigi mengindikasikan

bahwa mahkota tiruan belum terposisikan dengan benar. Cek kembali apakah ada

jaringan gingiva yang terjebak, lakukan penekanan kembali dan apabila celah

masih ada titik kontak harus dicek dengan menggunakan dental floss.2

Jika penyesuaian titik kontak masih tidak membuahkan hasil, maka

lepaskan gigi tiruan dan cek bagian dalamnya apakah terdapat undercut atau

nodul dengan menggunakan disclosing wax. Apabila terdapat nodul, hilangkan

dengan menggunakan bur atau stone setelah itu cek kembali apakah celah masih

ada. Apabila terdapat ledge maka harus dikurangi sampai probe dapat bergerak

dengan halus melewati permukaan gigi dan mahkota tiruan.1,2

Page 8: Komunikasi Dental Lab

Kemungkinan tiga integritas marginal saat pemeriksaan dengan sonde

Gambar A. Overhanging. Gambar B. Ledge. Gambar C. Open margin

Finishing margin subgingiva dilakukan di model karena pemeriksaan

klinis untuk subgingival margin sulit dilakukan. Finishing margin supergingiva

dilakukan dengan casting diletakkan di gigi. Digunakan stone putih dan cuttle

disk/rubber point yang berputar dari restorasi ke gigi.

Finishing margin supragingival yang langsung dilakukan pada gigi dengan menggunakan stone putih (kiri) dan rubber point (kanan)

d. Stabilitas

Stabilitas restorasi pada gigi dilihat, tidak boleh bergerak atau berputar saat

diberikan tekanan. Ketidakstabilan sekecil apapun akan berakibat pada kegagalan

saat fungsional. Apabila ketidakstabilan disebabkan oleh nodul kecil, maka dapat

direparasi. Namun apabila disebabkan oleh distorsi, maka casting harus diulang.

Untuk mengevaluasi permukaan bagian dalam restorasi, dapat digunakan

elastomeric detection paste.1

Page 9: Komunikasi Dental Lab

Rosenstiel SF, Land MF, Fujimoto J. Contemporary fixed prosthodontics, 4th Ed.

e. Oklusi

Kontak oklusal dengan gigi antagonis dicek pada hubungan static dan dinamik.

Kontak eccentric dan centric yang tidak sesuai perlu diidentifikasi. Hanya

restorasi yang supraoklusi yang dapat direparasi. Alat yang digunakan adalah

diamond rotary instrument dan white stone. Jika restorasi tidak memiliki oklusi

maka tindakannya adalah membuat ulang (untuk logam) atau menambahkan

porselen dan refiring (metal-ceramic restoration).1,2

Rosenstiel SF, Land MF, Fujimoto J. Contemporary fixed prosthodontics, 4th Ed.

Sementasi SementaraFungsi utama sementasi luting agent adalah menghasilkan seal, mencegak marginal leakage dan iritasi pulpa. Luting agent tidak digunakan untuk menahan beban oklusal, oleh karena itu sengaja diformulasikan memiliki kekuatan rendah. Pergeseran restorasi justru sering disebabkan oleh preparasi gigi yang kurang retentive atau ruang berlebih daripada karena pemilihan luting agent.1

Sifat IdealKarakteristik luting agent yang diharapkan pada luting agent adalah sebagai berikut:

Tahan terhadap kebocoran cairan mulut

Page 10: Komunikasi Dental Lab

Kekuatan yang konsisten dengan Kelarutan rendah Sifat kimianya kompatibel dengan polymer restorasi sementaranya Mudah saat dicampur Mudah membuangkan kelebihannya Working time adekuat dan setting time singkat

Material yang DigunakanSemen ZOE adalah yang terlihat paling cocok untuk sementasi sementara karena zinc phosphate, zincpolycarboxylate dan GIC memiliki kekuatan yang tinggi yang akan menyulitkan saat membuka sementasi sementara. Semen ZOE bersifat lebih lemah sehingga mudah untuk dibuka, menghindari kerusakan restorasi sehingga restorasi masih bisa digunakan bila ternyata dibutuhkan perawatan tambahan. Semen ZOE juga aman bagi pulpa. Namun ada satu kekurangan semen ZOE, yaitu bersifat plasticizer terhadap methacrylate resin. Resin jadi melunak dan tidak kuat lagi. Sebagai alternative solusi, dipilihlah semen Zinc Oxyde Free Eugenol. ZONE ini hanya menghasilkan sedikit efek softening terhadap resin. Namun, semen ZONE juga memiliki kekurangan yaitu strength nya yang terlalu tinggi. Sedangkan untuk sementasi sementara dibutuhkan bahan yang tidak memiliki strength terlalu tinggi. Petrolatum jelly dapat ditambahkan kedalam campuran base dan katalis ZONE untuk mengurangi strength nya. Jadi, kesimpulannya material yang dipilih untuk sementasi sementara sesuai kasus adalah Zinc Oxide Free Eugenol yang dicampur dengan petrolatum jelly.1

Alat dan Bahan Zinc Oxyde Non Eugenol Mixing pad Spatula semen Plastic filling Petrolatum Kaca dan explorer Dental floss Gauge

Page 11: Komunikasi Dental Lab

Rosenstiel SF, Land MF, Fujimoto J. Contemporary fixed prosthodontics, 4th Ed.Step by step ProcedureKebanyak luting agent tersedia dalam dua bagian (fig 15-68)

1. Untuk memudahkan akses membuang semen berlebih, oleskan permukaan eksternal restorasi dengan petrolatum (fig 15-68A)

2. Campr dua pasta bersamaan dan aplikasikan sedikit pada margin cavosurface (fig15-68B). Hal ini dilakukan untuk membentuk seal terhadap cairan mulut. Hindari mengisi crown atau retainer karena dapat menyulitkan pembersihan dan meningkatkan risiko meninggalkan debris pada sulkus

3. Pasang restorasi dan biarkan semen set (fig 15-68C)4. Secara perlahan buang kelebihan semen dengan eksplorer dan dental floss (fig 15-68D-F)

Semen yang tersisa di dalam sulkus dapat mengiritasi gingival dan menyebabkan inflamasi parah pada jaringan periodontal hingga menyebabkan bone loss.1 Oleh karena itu, sulkus harus diperiksa dan diirigasi dengan air-water syringe

Page 12: Komunikasi Dental Lab

Rosenstiel SF, Land MF, Fujimoto J. Contemporary fixed prosthodontics, 4th Ed.

Evaluasi Pasca-Sementasi Sementara

Setelah mahkota tiruan dievaluasi dan kriterianya sudah terpenuhi, kemudian mahkota tiruan

disementasi sementara untuk melihat fungsi penggunaannya pada pasien. Setelah seminggu

dipasangkan Adapun hal-hal yang perlu dilihat antara lain adalah,

• Adanya keluhan ngilu / sakit

• Kemerahan pada gingiva sekitar servikal dan pada dasar pontik

• Gangguan pada saat pengunyahan

• Adanya keluhan bentuk dan warna GTJ

Jika tidak terdapat gangguan dan fungsi mastikasi, phonetic, dan gerak artikulasi dapat berjalan

dengan baik, maka dapat dilakukan sementasi tetap.

Referensi:1. Rosenstiel SF, Land MF, Fujimoto J. Contemporary fixed prosthodontics, 4th Ed.

Elsevier, St. Louis. 2006: 485, 4982. Smith BGN. Planning and making crowns and bridges 4th ed. Mosby. 2007

Page 13: Komunikasi Dental Lab