komunikasi interpersonal untuk germas di daerah

29
LINGKUNGAN bahagia TANPA ASAP rokok Peningkatan Aktivitas Fisik Peningkatan Perilaku Hidup Sehat Penyediaan Pangan Sehat dan Percepatan Perbaikan Gizi Peningkatan Pencegahan dan Deteksi Dini Penyakit Peningkatan Kualitas Lingkungan Peningkatan Edukasi Hidup Sehat KOMUNIKASI INTERPERSONAL UNTUK GERMAS DI DAERAH

Upload: others

Post on 07-Feb-2022

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KOMUNIKASI INTERPERSONAL UNTUK GERMAS DI DAERAH

LINGKUNGANbahagia TANPA

ASAP rokok

PeningkatanAktivitas Fisik

PeningkatanPerilaku

Hidup Sehat

PenyediaanPangan Sehat

dan PercepatanPerbaikan Gizi

PeningkatanPencegahandan Deteksi

Dini Penyakit

PeningkatanKualitas

Lingkungan

PeningkatanEdukasi

Hidup Sehat

KOMUNIKASIINTERPERSONAL UNTUK

GERMAS DI DAERAH

Page 2: KOMUNIKASI INTERPERSONAL UNTUK GERMAS DI DAERAH
Page 3: KOMUNIKASI INTERPERSONAL UNTUK GERMAS DI DAERAH

KOMUNIKASI INTERPERSONAL UNTUK GERMAS DI DAERAH

Page 4: KOMUNIKASI INTERPERSONAL UNTUK GERMAS DI DAERAH

Modul: Komunikasi Interpersonal untuk GERMAS di Daerah2

DAFTAR ISISINGKATAN ....................................................................................................... iii

PENGANTAR ....................................................................................................... 1

LATAR BELAKANG ............................................................................................. 2

Analisis Situasi Umum GERMAS ............................................................................................... 2

Kesenjangan Persepsi Tentang GERMAS .......................................................................... 3

Tantangan Penerapan GERMAS ............................................................................................. 3

Kerangka Kerja Advokasi dan Komunikasi GERMAS di Daerah ........................ 4

MODUL KOMUNIKASI INTERPERSONAL UNTUK GERMAS di DAERAH .......... 8

Kompetensi ........................................................................................................................................... 8

Tujuan Khusus ..................................................................................................................................... 8

Ruang Lingkup Pembahasan ................................................................................................... 9

KOMUNIKASI INTERPERSONAL UNTUK GERMAS DI DAERAH ....................... 10

Pengertian Komunikasi Interpersonal ................................................................................ 10

Pentingnya komunikasi Interpersonal yang Efektif ................................................... 10

Posisi Komunikasi Interpersonal dalam Kesinambungan

Penyelenggaraan GERMAS di Daerah ................................................................................ 11

Tujuan Komunikasi Interpersonal untuk GERMAS di Daerah .............................. 11

Prinsip Komunikasi Interpersonal GERMAS di Daerah ............................................. 11

Strategi Komunikasi Interpersonal GERMAS di Daerah .......................................... 13

Pola Komunikasi Interpersonal Untuk GERMAS di Daerah .................................... 14

Langkah-langkah Komunikasi Interpersonal GERMAS di Daerah ..................1 5

Page 5: KOMUNIKASI INTERPERSONAL UNTUK GERMAS DI DAERAH

Modul: Komunikasi Interpersonal untuk GERMAS di Daerah 3

DAFTAR TABELTabel 1. Kerangka Kerja Advokasi dan Komunikasi GERMAS di Daerah ... 6

Tabel 2. Pola Komunikasi Interpersonal ........................................................................15

DAFTAR LAMPIRANLampiran A.

Lampiran B.

Page 6: KOMUNIKASI INTERPERSONAL UNTUK GERMAS DI DAERAH

Modul: Komunikasi Interpersonal untuk GERMAS di Daerah4

SINGKATANAKKOPSI = Asosiasi Kabupaten dan Kota Peduli Sanitasi

APEKSI = Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia

APKASI = Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia

APBN = Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

BAPPEDA = Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah

BAPPENAS = Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional

BPS = Badan Pusat Statistik

Dinkes = Dinas Kesehatan

DLH = Dinas Lingkungan Hidup

GERMAS = Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

Kemendagri = Kementerian Dalam Negeri

Kemenkes = Kementerian Kesehatan

KIE = Komunikasi, Informasi dan Edukasi

OPD = Organisasi Perangkat Daerah

Pemda = Pemerintah Daerah

Pokja = Kelompok Kerja

PP = Peraturan Pemerintah

RPJMN = Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

SDGs = Sustainable Development Goals

STBM = Sanitasi Total Berbasis Mayarakat

UNFPA = United Nations Population Fund

Page 7: KOMUNIKASI INTERPERSONAL UNTUK GERMAS DI DAERAH

Modul: Komunikasi Interpersonal untuk GERMAS di Daerah 5

PENGANTARTingginya penduduk generasi milenial Indonesia yang mencapai 25,87% dan generasi Z 27,94% yang berusia 8 hingga 39 tahun (BPS, 2020), dari 270,20 juta penduduk Indonesia di tahun 2020, menjadikan Indonesia akan menikmati era bonus demografi pada tahun 2030-2045. Proyeksi penduduk usia produktif antara 15-46 tahun, pada tahun 2045 akan mencapai grafik tertinggi yaitu sebanyak 206 hingga 208 juta jiwa atau 65% sampai 66% dari total jumlah penduduk Indonesia (BPS, Bappenas, UNFPA, 2020). Bonus demografi tersebut justru akan menjadi beban negara apabila tidak tersedia Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing. Terutama saat ini Indonesia masih mengalami double burden disease yaitu penyakit menular (PM) yang masih perlu diturunkan, dan penyakit tidak menular (PTM) yang meningkat tinggi (Rencana Aksi Nasional Pembudayaan GERMAS, Kementerian Kesehatan, 2021).

Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS), yang dicanangkan dengan dasar Inpres No. 1 tahun 2017 serta PerMen PPN no. 11 tahun 2017 mengamanatkan semangat kerja sama menyeluruh dengan segala pihak meningkatkan derajat kesehatan masyarakat termasuk untuk menurunkan angka penyakit tidak menular itu. Dengan Health in All Policy (HiAP), pendekatan kolaboratif dilakukan melalui upaya mengintegrasikan dan mengartikulasikan pertimbangan kesehatan ke dalam pembuatan kebijakan lintas sektor untuk meningkatkan kesehatan semua komunitas dan masyarakat. Untuk dapat merealisasikan kolaborasi tersebut diperlukan kegiatan advokasi dan komunikasi di tingkat nasional dan sub-nasional. Modul sederhana ini merupakan bagian dari upaya agar pemerintah daerah dapat melakukan kegiatan advokasi dan komunikasi guna meningkatkan kolaborasi dalam membudayakan 5 pilar GERMAS di masyarakat.

Page 8: KOMUNIKASI INTERPERSONAL UNTUK GERMAS DI DAERAH

Modul: Komunikasi Interpersonal untuk GERMAS di Daerah6

LATAR BELAKANGAnalisis Situasi Umum GERMASHingga tahun 2020, baru 33% kabupaten/kota menerapkan kebijakan GERMAS. Meski ada kemajuan dalam beberapa tahun terakhir, masih ada 8 provinsi yang sama sekali belum menerapkan kebijakan GERMAS. Jawa Barat dan Kalimantan Selatan merupakan 2 dari 34 provinsi di Indonesia yang telah 100% menerapkan kebijakan GERMAS, namun demikian perlu lebih ditingkatkan lagi dalam kualitas pelaksanaan kebijakannya.

Persentase Kabupaten/Kota Menerapkan Kebijakan GERMAS Tahun 2020

Kesadaran dan perilaku masyarakat masih rendah dalam penerapan GERMAS. Hal tersebut ditandai dengan: 1. Masih tingginya kebiasaan merokok sebanyak 23,21%1; 2. Total pengeluaran masyarakat untuk buah dan sayur hanya sebesar 11,41%2 dari total pengeluaran untuk makanan, atau hanya 1,5% dari total pendapatan setiap bulan; 3. Obesitas yang salah satu penyebabnya adalah kurang aktivitas fisik meningkat signifikan yang pada 2007 sebanyak 19,1% menjadi 35,4%3 pada 2018; 4. Meski konsumsi alkohol penduduk usia 15 tahun ke atas menurun dari 0,41 liter perkapita pada tahun 2018 menjadi 0,41 liter perkapita pada tahun 2019 dan pada tahun 2020 tercatat menurun lagi, namun masih tergolong tinggi, menjadi 0,39 liter perkapita. Lebih jauh dilihat

1 Badan Pusat Statistik (BPS), 31 Desember 2020

2 Badan Pusat Statistik (BPS), Susenas 2019

3 Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), 2018.

Page 9: KOMUNIKASI INTERPERSONAL UNTUK GERMAS DI DAERAH

Modul: Komunikasi Interpersonal untuk GERMAS di Daerah 7

berdasarkan wilayah, konsumsi alkohol penduduk pedesaan lebih tinggi daripada di perkotaan yang mencapai 0,61 liter perkapita4 pada tahun 2020; 5. Meski belum ditemukan data kebiasaan melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala masih tergolong rendah, umumnya masyarakat memeriksakan kesehatan hanya jika sakit; 6. Pengelolaan sampah sebagai indikator menjaga kebersihan lingkungan, masih menjadi persoalan yang diakibatkan minimnya kesadaran masyarakat. 7. Sebanyak 7% penduduk atau sekitar 25 juta jiwa penduduk Indonesia masih buang air besar sembarangan, dan sebagian besar masih menggunakan sarana dan prasarana yang tidak aman.

Kesenjangan Persepsi Tentang GERMASGERMAS dianggap sebagai urusan instansi kesehatan saja. Berdasarkan FGD dan hasil pemetaan, pendekatan kolaboratif lintas sektor dalam mengintegrasikan dan mengartikulasikan pertimbangan kesehatan dalam pembuatan kebijakan lintas sektor belum terlaksana atau setidaknya belum terlaksana secara optimum.

Penganggaran responsif GERMAS dianggap tidak perlu. Belum adanya mekanisme monitoring dan evaluasi penganggaran yang responsif GERMAS di mana program dan kegiatan maupun sub-kegiatan OPD dapat didata sedemikian rupa sehingga dapat terlihat capaian alokasi anggaran yang mendukung pelaksanaan GERMAS. Padahal dari pengamatan, banyak kegiatan yang dilakukan oleh instansi pemerintah telah memenuhi unsur yang dapat diakui sebagai responsif GERMAS.

Tantangan Penerapan GERMASDukungan lingkungan pendukung belum cukup untuk mendukung secara optimum pelaksanaan GERMAS. Secara regulasi, saat ini baru ada 3 dokumen dari 15 dokumen pedoman/ regulasi/ rekomendasi dari kementerian dan lembaga yang dibutuhkan untuk operasionalisasi GERMAS di tingkat nasional dan sub-nasional. Sementara itu hingga 2020, baru ada 33% atau 169 dari 514 kabupaten/ kota yang menerapkan kebijakan GERMAS.

(nanti ada grafis tentang pentingnya lingkungan yang medukung)

4 Badan Pusat Statistik (BPS), 2020.

Page 10: KOMUNIKASI INTERPERSONAL UNTUK GERMAS DI DAERAH

Modul: Komunikasi Interpersonal untuk GERMAS di Daerah8

Keterlibatan OPD dan multipihak masih terbatas. Keterlibatan lintas OPD berperan penting dalam pembudayaan GERMAS di daerah. Peran dimaksud terutama dalam pelaksanaan kebijakan kepala daerah, penganggaran yang menggerakkan pendanaan multipihak, serta pemantauan dan evaluasi. Hal ini tidak terkecuali oleh pemerintah daerah yang telah memiliki regulasi dan lembaga/ tim penggerak/ Pokja GERMAS terkait pelaksanaan GERMAS. Oleh karenanya perlu adanya keputusan setingkat menteri yang mengatur secara jelas peran tiap OPD termasuk pemangku kepentingan lain dalam pelaksanaan pembudayaan GERMAS di daerah.

Penganggaran GERMAS terintegrasi di lintas OPD. Ketika penganggaran pelaksanaan kegiatan yang mendukung pembudayaan GERMAS di lintas OPD yang integratif, maka diperlukan perangkat untuk dapat mengidentifikasinya. Pengarusutamaan GERMAS dalam penganggaran yang terintegrasi dengan sub-kegiatan OPD misalnya dengan menyediakan konsumsi rapat yang memenuhi standar kesehatan.

Kerangka Kerja Advokasi dan Komunikasi GERMAS di DaerahFokus pada masyarakat agar mau dan mampu melakukan pilar-pilar GERMAS dalam kehidupan sehari-hari. Untuk dapat mewujudkannya kegiatan advokasi dan komunikasi juga perlu mengarah pada terbentuknya lingkungan yang mendukung, penyediaan sarana prasarana, selain tentu saja peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya penerapan GERMAS.

Page 11: KOMUNIKASI INTERPERSONAL UNTUK GERMAS DI DAERAH

Modul: Komunikasi Interpersonal untuk GERMAS di Daerah 9

Komunikasi dan advokasi yang efektif perlu berlandaskan prinsip komunikasi dan advokasi, yang dijadikan acuan untuk penyusunan strategi, program dan kegiatan yang menyeluruh, serta pelaksanaan yang terukur dengan pemantauan yang tanpa henti. Hal tersebut dilakukan karena kegiatan komunikasi dan advokasi harus senantiasa menyesuaikan diri pada perkembangan situasi dan kondisi. Oleh karena itu, prinsip komunikasi dan advokasi yang diterapkan dalam penyusunan kerangka kerja ini adalah:

• Pesan positif dan jelas, adalah pesan yang memberi kejelasan atau setidaknya mengurangi ketidakpastian, mudah dipahami dan memberi energi tinggi seperti riang, gembira, sukses, atau cinta, bergetar dengan getaran lebih tinggi dan cepat.5

• Bertarget strategis, adalah pemilihan sasaran berupa capaian dan individu atau komunitas dengan mempertimbangkan faktor efektivitas dan efisiensi dukungan komunikasi dan advokasi.

• Sistematis, adalah upaya menguraikan dan merumuskan dengan tepat, teratur dan logis sehingga mudah disepakati.

• Kolaborasi, adalah bentuk interaksi, diskusi, dan kerja sama beberapa pihak, baik secara langsung atau tidak langsung.

• Berbasis bukti, adalah berlandaskan pada fakta, data dan informasi akurat.

• Dibangun di atas inisiatif yang sudah ada, adalah tindak lanjut dan pengembangan berdasarkan evaluasi dari program dan kegiatan komunikasi dan advokasi yang telah lalu dan saat ini.

• Melibatkan pembawa pesan, maksudnya kegiatan komunikasi dan advokasi tidak dapat dilakukan sendiri, tapi memerlukan banyak individu dan lembaga yang mampu secara efektif menyampaikan pesan pada target yang dituju. Pembawa pesan diajak pula untuk memahami pesan yang dibawa.

• Berani, maksudnya dalam kegiatan advokasi kadang diperlukan keberanian untuk mendesak terjadinya kebijakan publik. Kendati demikian harus didasari dengan perhitungan yang matang dengan mempertimbangkan keberlanjutan yang akan terjadi.

5 Oswald, Y. (2009). Keajaiban Kata-Kata: Ubahlah Hidup Anda dengan Kata-Kata yang Positif. Jakarta: PT

GramediaPustaka Utama.

Page 12: KOMUNIKASI INTERPERSONAL UNTUK GERMAS DI DAERAH

Modul: Komunikasi Interpersonal untuk GERMAS di Daerah10

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun 2015 tentang Upaya Peningkatan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit, strategi peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit ditempuh dengan proses memberdayakan masyarakat melalui kegiatan menginformasikan, mempengaruhi, dan membantu masyarakat agar berperan aktif untuk mendukung perubahan perilaku dan lingkungan serta menjaga dan meningkatkan kesehatan menuju derajat kesehatan yang optimum.6

Tabel 1. Kerangka Kerja Advokasi dan Komunikasi GERMAS di Daerah

KEGIATAN KETERANGAN

1 Kemitraaan/Koordinasi/Kolaborasi

Deskripsi Membangun kemitraan untuk advokasi dan komunikasi GERMAS di daerah ini dilakukan oleh pemerintah daerah kepada segenap pemangku kepentingan untuk kegiatan advokasi dan komunikasi serta monitoring dan evaluasi yang disepakati.

Taktik Diawali dengan pertemuan membahas tentang kebijakan spesifik yang sedang dan akan dilakukan dalam membudayakan GERMAS. Kemudian kesepakatan dan dilaksanakan rencana tindak selama 1 tahun anggaran dan dimonitoring melalui rapat periodik secara berkala dan pada saat sebelum dan setelah kegiatan.

Target Dinas Kesehatan dan OPD teknis terkait lainnya.

Berdasarkan pemetaan pemangku kepentingan, dari sejumlah calon mitra yang mau dan mampu menyelenggarakan program untuk dan/atau terkait GERMAS di antaranya perayaan hari-hari besar nasional. Juga kegiatan-kegiatan dalam rangka perayaan hari-hari penting di daerah terkait yang dapat dikaitkan dengan GERMAS.

6 Rencana Aksi Kegiatan Promosi Kesehatandan Pemberdayaan Masyarakat 2020-2024, Direktorat

Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI

Page 13: KOMUNIKASI INTERPERSONAL UNTUK GERMAS DI DAERAH

Modul: Komunikasi Interpersonal untuk GERMAS di Daerah 11

KEGIATAN KETERANGAN

Keluaran Kesepakatan dalam kegiatan advokasi dan komunikasi serta monitoring dan evaluasi secara terorganisir.

Memastikan ketersediaan sekaligus keberlanjutan pendanaan/pembiayaan kegiatan.

Kesepakatan bersama untuk mempromosikan secara lebih intensif untuk meningkatkan pengetahuan dan menggerakkan dukungan pengambil keputusan pemerintah daerah, dunia usaha, tokoh masyarakat dan agama, serta individu dan masyarakat tentang GERMAS.

Potensi Kolaborasi

LSM, Perguruan Tinggi, Swasta, dll.

Koordinator Sekretaris Daerah dan Bappeda

Linimasa 2 Semester

Saluran Rapat dan bahan tayang

Materi Berbasis bukti

2. Komunikasi Publik

Deskripsi

Kesadaran masyarakat ditingkatkan melalui kegiatan kampanye publik terutama melalui aktivitas digital serta media masa (radio, surat kabar dan televisi) yang dikelola oleh pemerintah daerah dan mitra.

Taktik Mengoptimumkan website dan akun sosial media yang dikoordinasi sebagai hub untuk kegiatan advokasi dan komunikasi GERMAS.

Oleh sebab itu di sini memerlukan tenaga content creator, tim produksi dan ahli IT. Serta membangun kemitraan untuk saling menyebarkan konten digital yang diproduksi.

Target Masyarakat umum

Keluaran Meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang GERMAS.

Page 14: KOMUNIKASI INTERPERSONAL UNTUK GERMAS DI DAERAH

Modul: Komunikasi Interpersonal untuk GERMAS di Daerah12

KEGIATAN KETERANGAN

Potensi Kolaborasi

Media masa lokal baik pemerintah maupun swasta, creator konten termasuk blogger, dll.

Pelaksana Bappeda, Dinas Kesehatan, dan Diskoimfo atau yang sejenis.

Linimasa 2 semester (bigbang promotion dan reminder)

Materi Iklan Layanan Masyarakat, berita, artikel, foto, video, kartun, komik, infografis, talkshow media massa, podcast, lagu, dll.

3. Advokasi Pengambil Keputusan

Deskripsi Komitmen pengambil keputusan ditingkatkan melalui advokasi tatap muka, dan serangkaian kegiatan skala kabupaten/kota, serta publikasi lewat bauran media cetak, elekronik dan media digital. Agenda indikatif selama satu tahun disusun untuk kehadiran kepala daerah agar lebih menggerakkan pembudayaan GERMAS di masyarakat.

Taktik Proses persiapan, pelaksanaan dan pelaporan kegiatan merupakan momentum advokasi langsung pengambil keputusan.

Target Eksekutif dan Legislatif

Keluaran Pengambil kebijakan setuju bahwa perlu regulasi, kelembagaan dan penganggaran yang “Responsif GERMAS”.

Potensi Kolaborasi

LSM, Media Masa, Perguruan Tinggi, dll.

Pelaksana Bappeda

Saluran Antar pribadi dan publikasi media

Linimasa 2 Semester

Materi Telaah staf (policy brief) berbasis data, draf/template perkada, draf/teplate SE kepala daerah dan sejenisnya.

Page 15: KOMUNIKASI INTERPERSONAL UNTUK GERMAS DI DAERAH

Modul: Komunikasi Interpersonal untuk GERMAS di Daerah 13

KEGIATAN KETERANGAN

4. Komunikasi Antar Pribadi dan Mobilisasi Masyarakat

Deskripsi Menggunakan pendekatan partisipatif dengan memfasilitasi masyarakat untuk mau dan mampu mengikuti program GERMAS.

Taktik Memastikan pendekatan partisipatif tidak hanya mendorong masyarakat berperilaku GERMAS tapi juga mendukung pihak lain melakukannya.

Target Kelompok masyarakat prioritas; pemuda, perokok, wanita, manula, anak-anak, ibu-ibu, dan kelompok yang penting sesuai kondisi daerah.

Keluaran Kelompok masyarakat prioritas memahami dan mau melakukan GERMAS.

Potensi Kolaborasi

LSM, kader posyandu, sanitarian, tokoh agama dan tokoh masyarakat.

Pelaksana Dinas Kesehatan

Saluran Antar pribadil dan publikasi komitmen bersama

Linimasa 2 Semester

Materi Alat peraga dan alat bantu.

Berdasarkan kerangka kerja dan prinsip advokasi dan komunikasi itulah disusun modul tentang kemitraan, komunikasi publik, advokasi dan komunikasi antar pribadi untuk mendukung pelaksanaan kegiatan advokasi dan komunikasi di daerah.

Page 16: KOMUNIKASI INTERPERSONAL UNTUK GERMAS DI DAERAH

Modul: Komunikasi Interpersonal untuk GERMAS di Daerah14

MODUL KOMUNIKASI INTERPERSONAL UNTUK GERMAS

DI DAERAHKompetensiPemerintah daaerah memiliki pengetahuan dan kemampuan standar melakukan komunikasi interpersonal yang efektif untuk GERMAS dengan berbagai pihak sesuai karakteristik dan kondisi khalayak sasaran.

Tujuan Khusus1. Memahami pengertian komunikasi interpersonal

2. Memiliki kesadaran akan pentingnya komunikasi interpersonal yang efektif

3. Memetakan posisi komunikasi interpersonal dalam kesinambungan GERMAS di daerah

4. Memahami tujuan komunikasi interpersonal untuk GERMAS di daerah

5. Memahami prinsip komunikasi interpersonal

6. Menerapkan strategi komunikasi interpersonal

7. Menguasai pola komunikasi interpersonal untuk GERMAS di daerah

Ruang Lingkup Pembahasan1. Pengertian Komunikasi Interpersonal

2. Pentingnya Komunikasi Interpersonal yang Efektif

3. Posisi Komunikasi Interpersonal dalam Kesinambungan GERMAS di Daerah

4. Tujuan Komunikasi Interpersonal untuk GERMAS di Daerah

5. Prinsip Komunikasi Interpersonal GERMAS di Daerah

6. Strategi Komunikasi Interpersonal GERMAS di Daerah

7. Pola Komunikasi Interpersonal untuk GERMAS di Daerah

8. Langkah-Langkah Komunikasi Interpersonal untuk GERMAS di Daerah

Page 17: KOMUNIKASI INTERPERSONAL UNTUK GERMAS DI DAERAH

Modul: Komunikasi Interpersonal untuk GERMAS di Daerah 15

KOMUNIKASI INTERPERSONAL UNTUK GERMAS DI DAERAH

Pengertian Komunikasi InterpersonalKomunikasi personal adalah pertukaran pesan antara sejumlah orang yang berada dalam lingkup terbatas, biasanya secara tatap muka. Tipe komunikasi interpersonal ini sebagai dialogis karena terdapat dua orang atau lebih saling mengirimkan dan menerima pesan.

Suatu pesan dapat disebarluaskan dengan pendekatan komunikasi publik atau komunikasi massa. Namun, komunikasi publik memiliki keterbatasan dalam hal menggerakkan khalayak sasaran pada tahapan perubahan perilaku. Kekuatan komunikasi publik adalah menyebarkan informasi secara luas secara serentak, tetapi dampaknya pada umumnya terbatas pada peningkatan pengetahuan dan mempersuasi untuk menerima gagasan pesan. Untuk membuat objek sasaran setuju dan akhirnya melakukan perubahan perilaku seperti yang diinginkan, diperlukan komunikasi yang lebih personal, yaitu komunikasi interpersonal.

Komunikasi interpersonal memungkinkan komunikator tidak hanya berkomunikas secara verbal, melainkan juga nonverbal, seperti ekspresi wajah, ekspresi suara, gerak-gerik anggota tubuh yang menggambarkan sikap setuju, tidak setuju, ingin tahu, perasaan terganggu dan sebagainya. Proses pertukaran pesan terjadi lebih intens, dapat dilakukan modifikasi spontan disesuaikan dengan tanggapan penerima pesan, sehingga tingkat pengaruhnya terhadap perubahan perilaku menjadi lebih besar.

Sebagaimana dalam Rencana Aksi Kegiatan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 2020-2024, penyelenggaraan promosi kesehatan harus didukung dengan metode dan media yang tepat, data dan informasi yang valid/akurat, serta sumber daya yang optimal termasuk sumber daya manusia yang profesional.7

7 Rencana Aksi Kegiatan Promosi Kesehatandan Pemberdayaan Masyarakat 2020-2024, Direktorat

Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI

Page 18: KOMUNIKASI INTERPERSONAL UNTUK GERMAS DI DAERAH

Modul: Komunikasi Interpersonal untuk GERMAS di Daerah16

Pentingnya Komunikasi Interpesonal yang EfektifKomunikasi interpersonal sejalan dengan strategi Promosi Kesehatan dalam Strategi Regional (SEARO) dalam Penanggulangan Penyakit Tidak Menular yang menjadi salah satu prinsip dasar GERMAS. Strategi Promosi Kesehatan yang meliputi pembudayaan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ditujukan untuk mengembangkan intervensi pada masyarakat dalam meminimalisasi faktor-faktor risiko utama penyakit. Promosi kesehatan juga mencakup diberikannya pendidikan kesehatan bagi masyarakat untuk meningkatkan kemampuannya dalam mencegah faktor risiko penyakit tidak menular secara mandiri. 8

Komunikasi interpersonal juga merupakan bagian dari strategi pembudayaan GERMAS, yang mencakup advokasi lintas sektor, kemitraan, pemberdayaan masyarakat, Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE). Komunikasi sangat penting dalam strategi advokasi kepada para penentu kebijakan. Untuk membangun kemitraan, komunikasi juga penting sebagai upaya menyamakan persepsi para pihak. Dalam strategi pemberdayaan masyarakat, komunikasi menjadi krusial dalam mempengaruhi persepsi dan perilaku masyarakat tentang GERMAS.

Strategi komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) dalam pembudayaan GERMAS ditujukan untuk mempromosikan luaran perilaku yang diharapkan untuk mencapai tujuan GERMAS di masyarakat. KIE menjadi elemen penting terutama dalam mendukung upaya pemberdayaan masyarakat secara komprehensif untuk mencapai kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan secara mandiri. Pada tataran masyarakat, KIE umumnya dikembangkan dalam beragam media seperti poster, flyer, leaflet, brosur, booklet, pesan broadcast melalui radio, iklan televisi, atau media sosial. Pelaksanaan KIE secara efektif perlu berdasar kepada tujuan yang jelas, target audiens spesifik, menyebut masalah spesifik, dan dilakukan dalam jangka waktu tertentu untuk mencapai luaran hasil yang diinginkan.

Posisi Komunikasi Interpersonal dalam Kesinambungan Penyelenggaraan GERMAS di DaerahKomunikasi interpersonal yang efektif perlu dilakukan secara terencana, terpadu dan berkelanjutan. Komunikasi interpersonal yang positif dan tepat sasaran, tepat pesan, dan tepat saluran akan mendorong partisipasi semua pihak dalam menyelenggarakan GERMAS, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pengetahuan lalu persetujuan dan dukungan dari segenap pemangku kepentingan sehingga meningkatkan perilaku hidup sehat masyarakat Indonesia.

8 Rencana Aksi Nasional Pembudayaan GERMAS, Kementerian Kesehatan RI, 2021

Page 19: KOMUNIKASI INTERPERSONAL UNTUK GERMAS DI DAERAH

Modul: Komunikasi Interpersonal untuk GERMAS di Daerah 17

Tujuan Komunikasi Interpersonal untuk GERMAS di DaerahTujuan umum dari komunikasi interpersonal GERMAS adalah untuk mendorong persetujuan atau penerimaan terhadap gagasan hidup sehat yang dikemas dalam GERMAS dan pada akhirnya memicu perubahan perilaku. Selain itu, komunikasi interpersonal memiliki tujuan khusus menjalin dan mengeratkan hubungan antara penyelenggara GERMAS dengan masyarakat dan stakeholders; mendukung upaya membangun kemitraan dan advokasi GERMAS; serta menggerakkan semua pihak untuk menjalankan pola hidup sehat.

Komunikasi interpersonal GERMAS tidak lepas dari tujuan pembangunan kesehatan, yaitu meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis (pasal 3 UU Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan).

Prinsip Komunikasi Interpersonal GERMAS• Pesan positif dan jelas, adalah pesan yang memberi kejelasan atau

setidaknya mengurangi ketidakpastian, mudah dipahami dan memberi energi tinggi seperti riang, gembira, sukses, atau cinta, bergetar dengan getaran lebih tinggi dan cepat.9

• Bertarget strategis, adalah pemilihan sasaran berupa capaian dan individu atau komunitas dengan mempertimbangkan faktor efektivitas dan efisiensi dukungan komunikasi dan advokasi.

• Sistematis, adalah upaya menguraikan dan merumuskan dengan tepat, teratur dan logis sehingga mudah disepakati.

• Kolaborasi, adalah bentuk interaksi, diskusi, dan kerja sama beberapa pihak, baik secara langsung atau tidak langsung.

• Berbasis bukti, adalah berlandaskan pada fakta, data dan informasi akurat.

• Dibangun di atas inisiatif yang sudah ada, adalah tindak lanjut dan pengembangan berdasarkan evaluasi dari program dan kegiatan komunikasi dan advokasi yang telah lalu dan saat ini.

• Melibatkan pembawa pesan, maksudnya kegiatan komunikasi dan advokasi tidak dapat dilakukan sendiri, tapi memerlukan banyak individu dan lembaga yang mampu secara efektif menyampaikan pesan pada target yang dituju. Pembawa pesan diajak pula untuk memahami pesan yang dibawa.

9 Oswald, Y. (2009). Keajaiban Kata-Kata: Ubahlah Hidup Anda dengan Kata-Kata yang Positif. Jakarta: PT

GramediaPustaka Utama.

Page 20: KOMUNIKASI INTERPERSONAL UNTUK GERMAS DI DAERAH

Modul: Komunikasi Interpersonal untuk GERMAS di Daerah18

• Berani, maksudnya dalam kegiatan advokasi kadang diperlukan keberanian untuk mendesak terjadinya kebijakan publik. Kendati demikian harus didasari dengan perhitungan yang matang dengan mempertimbangkan keberlanjutan yang akan terjadi.

Strategi Komunikasi Interpersonal GERMAS di DaerahPada periode 2020-2024 ini, promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat diarahkan untuk mencapai tujuan strategis yaitu pembudayaan masyarakat hidup sehat melalui pemberdayaan masyarakat dan pembangunan berwawasan kesehatan. Sasaran strategisnya adalah meningkatnya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dengan indikator pembinaan posyandu aktif 100%; serta meningkatnya advokasi kesehatan dan aksi lintas sektor dengan indikator kabupaten/kota yang menerapkan kebijakan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) sebesar 50%.10

Strategi komunikasi interpersonal GERMAS dibagi menurut strategi konten / isi pesan yang akan disampaikan, strategi media / saluran yang akan digunakan, dan strategi khalayak sasaran yang spesifik dan durasi waktu pelaksanaan komunikasi publik.

Strategi konten / isi pesan berfokus pada bagaimana isi pesan dibuat dan dikemas lalu disalurkan. Substansi pesan harus mengikuti kaidah berorientasi pada target audiens (kondisi, tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku, karakter), fokus pada pesan tunggal yang paling strategis, singkat dan padat, menggunakan narasi dan visualisasi yang mudah dipahami khalayak, serta memperhatikan nilai-nilai, aspek budaya dan tradisi khalayak sasaran. Syarat pesan yang efektif adalah informatif, edukatif, persuasif, inspiratif dan promotif. Efek yang diharapkan dari penyebaran pesan adalah terjadi peningkatan pengetahuan, penerimaan / persetujuan, dan partisipasi khalayak sasaran.

Strategi media / saluran berfokus pada pemilihan saluran komunikasi yang dapat menyampaikan isi pesan secara paling efektif. Komunikasi interpersonal dilakukan secara tatap muka, melibatkan dua orang hingga sejumlah orang dalam jumlah terbatas. Karena itu saluran yang dipilih dapat berupa obrolan, pertemuan, rapat, diskusi, FGD, pelatihan, workshop, event terbatas seperti penyelenggaraan posyandu, pertemuan PKK, arisan warga, senam bersama, dan sejenisnya.

10 Rencana Aksi Kegiatan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 2020-2024, Direktorat

Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI

Page 21: KOMUNIKASI INTERPERSONAL UNTUK GERMAS DI DAERAH

Modul: Komunikasi Interpersonal untuk GERMAS di Daerah 19

Pola Komunikasi Interpersonal untuk GERMAS di DaerahPola komunikasi interpersonal GERMAS di daerah menggunakan pola formal dan informal, dengan tetap memperhatikan karakteristik sasaran dan isi pesan. Pola komunikasi interpersonal yang meliputi sasaran, isi pesan dan saluran yang digunakan dapat dilihat di tabel di bawah ini, namun tidak menutup kemungkinan adanya perbedaan di setiap daerah sesuai dengan dinamika yang berkembang.

Tabel 2. Pola Komunikasi Interpersonal

No.Pola

Komunikasi/ komunikator

Saluran Komunikasi Pesan

1. Formal / Kepala daerah

Rapat dinas

Audiensi kepala OPD

• GERMAS adalah program lintas sektor, bukan hanya kesehatan

• Pentingnya penerapan GERMAS di semua OPD

• Penetapan prioritas dan alokasi anggaran GERMAS di semua OPD

• Pengembangan program• Penyediaan kebijakan dan aturan

yang mendukung• Pelaksanaan GERMAS di level OPD

2. Informal / kepala daerah

Bertemu dengan kelompok masyarakat dalam lingkup terbatas, seperti menerima audiensi ormas, event olahraga dalam kelompok kecil seperti di lingkungan pemda atau di masyarakat

Ajakan salah satu PHBS atau 5 Pilar GERMASMisal: • Ayo makan buah dan sayur setiap

hari!• Sayangi keluarga. STOP merokok

sekarang.• Saya jalan kaki 10.000 langkah

setiap hari. Kalau Anda? • Sudah cek tekanan darah dan

kadar gula darah? • Cuci tangan pakai sabun, tindakan

sederhana yang menyelamatkan banyak nyawa.

Pertemuan informal dengan pelaku dunia usaha

• Ajakan untuk berpartisipasi• Ajakan kerja sama • Permintaan dukungan

Page 22: KOMUNIKASI INTERPERSONAL UNTUK GERMAS DI DAERAH

Modul: Komunikasi Interpersonal untuk GERMAS di Daerah20

No.Pola

Komunikasi/ komunikator

Saluran Komunikasi Pesan

3. Formal / kepala OPD

Rapat kedinasan • Pelaksanaan PHBS adalah kewajiban semua OPD, bukan hanya kesehatan

• Pentingnya penerapan GERMAS di OPD

• Penetapan prioritas dan alokasi anggaran GERMAS di OPD

• Pengembangan program• Penyediaan kebijakan dan aturan

yang mendukung

4. Informal / kepala OPD

Bertemu dengan kelompok masyarakat dalam lingkup terbatas, seperti menerima audiensi ormas, event olahraga dalam kelompok kecil seperti di lingkungan pemda atau di masyarakat

Ajakan salah satu PHBS atau 5 Pilar GERMASMisal: • Ayo makan buah dan sayur setiap

hari!• Sayangi keluarga. STOP merokok

sekarang.• Saya jalan kaki 10.000 langkah

setiap hari. Kalau Anda? • Sudah cek tekanan darah dan

kadar gula darah? Cuci tangan pakai sabun, tindakan sederhana yang menyelamatkan banyak nyawa.

Pertemuan informal dengan pelaku dunia usaha

• Ajakan untuk berpartisipasi• Ajakan kerja sama • Permintaan dukungan

5. Informal / Dinas Kesehatan

Posyandu

Kader Kesehatan PKK

Promkes

UKS

• Manfaat GERMAS terhadap derajat Kesehatan masyarakat

• Kerugian akibat penyakit menular dan tidak menular

• GERMAS sebagai solusi hidup sehat• PHBS (fokus pada perilaku tertentu

yang paling relevan)• 5 Pilar GERMAS (fokus pada salah

satu pilar yang paling relevan)

Page 23: KOMUNIKASI INTERPERSONAL UNTUK GERMAS DI DAERAH

Modul: Komunikasi Interpersonal untuk GERMAS di Daerah 21

Langkah-langkah Komunikasi Interpersonal GERMAS di Daerah

Mengacu pada teori komunikasi untuk perubahan perilaku, merancang komunikasi interpersonal dapat dilakukan dalam langkah-langkah. Berikut ini adalah langkah-langkah komunikasi interpersonal GERMAS.

Langkah 1: Tetapkan tujuan spesifik komunikasi interpersonal

Tujuan komunikasi interpersonal tidak terlepas dari tujuan program. Komunikasi interpersonal lebih ditujukan untuk mendorong persetujuan dan penerimaan terhadap konsep GERMAS dan memfasilitasi perubahan perilaku untuk melaksanakan GERMAS. Bila tujuan program adalah membuat masyarakat lebih meningkatkan aktivitas fisik, maka tujuan komunikasi interpersonal adalah langsung mengajak dan memfasilitasi masyarakat melakukan aktivitas fisik. Bila tujuan program adalah membuat masyarakat mengurangi kebiasaan merokok, maka tujuan komunikasi interpersonal adalah memberikan contoh langsung manfaat mengurangi atau menghentikan kebiasaan merokok, dan bagaimana cara mengurangi / berhenti merokok.

Langkah 2: Kenali sifat / karakteristik khalayak sasaran

Ini adalah langkah paling penting dalam komunikasi efektif. Kenali khalayak sasaran sampai kita memahami tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku mereka di bidang PHBS serta perubahan yang diinginkan. Mengkomunikasikan pentingnya meningkatkan aktivitas fisik kepada seorang pekerja kantoran yang tidak punya waktu tentu berbeda caranya dengan menghadapi seorang atlet. Mengkomunikasikan pentingnya makan sayur kepada anak-anak tentu berbeda caranya dengan kepada orang dewasa. Jadi, selalu kenali dulu karakteristik kelompok sasaran sebelum menentukan isi pesan dan memilih media atau saluran komunikasi.

Page 24: KOMUNIKASI INTERPERSONAL UNTUK GERMAS DI DAERAH

Modul: Komunikasi Interpersonal untuk GERMAS di Daerah22

Identifikasi sifat / karakteristik khalayak sasaran:

o Pengalaman seputar kesehatan, misalnya pernah atau sedang menderita penyakit tertentu, baik dirinya maupun anggota keluarganya

o Praktik hidup sehat / tidak sehat sasaran dan keluarganya, misalnya apakah selalu makan sayur dan buah

o Tingkat pengatahuan sikap dan perilaku terkait 5 Pilar GERMASo Kepercayaan yang dianut terkait kesehatan, misalnya mitos-mitos

tertentuo Tradisi dan budaya masyarakat setempat untuk melihat pengaruhnya

terhadap kepercayaan perilaku hidup sehato Orang yang didengarkan pendapatnya oleh sasaran.

Langkah 3: Tetapkan perubahan yang diharapkan

Setelah mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku sasaran terkait kesehatan, tentukan perubahan yang diinginkan. Perubahan ini meliputi tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku. Dalam teori perubahan perilaku, seseorang akan melalui tahap-tahap perubahan, dari tidak tahu hingga akhirnya mempraktikkan. Setiap tahap memerlukan pesan dan saluran pesan yang berbeda.

Tahap perubahan perilaku sasaran:

Perubahan Perilaku Isi Pesan Cara Pendekatan

Belum tahu menjadi tahu

Informasi dasar Ceramah

Belum setuju menjadi setuju

Manfaat bila melakukan, kerugian bila tidak melakukan

Pertemuan kelompok

Belum melakukan menjadi Melakukan

Cara melakukan Dilibatkan dalam kegiatanDiberi contoh langsungDifasilitasi

Bersedia mempromosikan

Diberi apresiasi Diajak berbicara kepada sasaran lainDiberi peran

Page 25: KOMUNIKASI INTERPERSONAL UNTUK GERMAS DI DAERAH

Modul: Komunikasi Interpersonal untuk GERMAS di Daerah 23

Langkah 4: Tetapkan isi pesan

GERMAS mengandung banyak informasi dan gagasan yang dapat dikomunikasikan. Meskipun demikian, isi pesan yang efektif adalah yang terfokus pada satu pesan tertentu, dan dikomunikasikan dalam waktu yang cukup. Dalam satu kegiatan komunikasi, jangan menyampaikan terlalu banyak isi pesan supaya khalayak sasaran tidak bingung. Pilih isi pesan yang paling sesuai dengan kondisi sasaran, terkait tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku tentang kesehatan. Bila permasalahan sasaran adalah penyakit menular, maka isi pesan GERMAS harus isi pilar 4, terkait menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Bila permasalahan utamanya adalah peningkatan penyakit tidak menular, isi pesan GERMAS harus isi pilar 1 terkait deteksi dini faktor risiko.

Selain isinya harus tepat sasaran, sangat penting untuk mengemas pesan secara menarik. Kemasan pesan terdiri atas narasi dan visualisasi. Narasi adalah pilihan kata dan kalimat yang digunakan, yang harus ringkas dan mudah dipahami. Visualisasi adalah cara menampilkan isi pesan dalam media / saluran yang digunakan.

Contoh pesan kunci GERMAS:

• Berjalan kaki 10.000 langkah sehari dapat mengurangi risiko berbagai penyakit kronis.

• Mencuci tangan dengan sabun menurunkan risiko diare hingga 43%.

• Bersepeda ke kantor lebih sehat dan hemat.

• Periksa tekanan darah secara teratur akan menyelamatkan Anda dari kemungkinan serangan jantung dan stroke.

Isi pesan yang efektif:

o Bersifat positif, tidak menakut-nakuti.o Bersifat spesifik tentang perilaku tertentu. Pesan “Makan lebih banyak

buah dan sayur dapat meningkatkan daya tahan tubuh” lebih efektif dan bermakna daripada pesan “Ayo budayakan GERMAS.”

o Menonjolkan manfaat yang akan diperoleh khalayak sasaran apabila mau mengikuti anjuran isi pesan.

o Temukan pesan-pesan kunci yang paling menjawab kondisi khalayak sasaran.

o Kata kunci harus singkat, padat dan menarik.o Di satu media hanya berisi satu pesan kunci. Bila ada pesan kunci yang

berbeda, gunakan media yang berbeda. o Mempertimbangkan budaya setempat supaya tidak menyinggung

perasaan dan supaya lebih efektif.

Page 26: KOMUNIKASI INTERPERSONAL UNTUK GERMAS DI DAERAH

Modul: Komunikasi Interpersonal untuk GERMAS di Daerah24

Langkah 5: Memilih media / saluran yang tepat

Memilih saluran harus mempertimbangkan kondisi objek sasaran dan isi pesan yang ingin disampaikan. Ajakan meningkatkan konsumsi sayur lebih efektif bila disampaikan dalam bentuk booklet kumpulan resep lezat dan praktis berbahan sayur dan buah yang dibagikan kepada ibu-ibu. Ajakan lebih giat berolahraga lebih efektif dilakukan dengan mengadakan kegiatan berolahraga bersama daripada sekadar imbauan melalui spanduk. Ajakan stop buang air besar sembarangan lebih efektif dilakukan dengan memfasilitasi penyediaan jamban sehat daripada sekadar memasang papan larangan buang air besar di sungai.

Saluran paling tepat untuk komunikais interpersonal adalah Pertemuan tatap muka, baik antar pribadi ataupun kelompok kecil. Saat membahas suatu topik GERMAS, dapat dibantu dengan media sederhana, misalnya menayangkan video, mengajak gerak badan mengikuti lagu, permainan / games, atau menjelaskan dengan alat bantu brosur atau poster. Poster jangan hanya dipasang di dinding, tetapi gunakan untuk bahan diskusi dengan mengajak objek sasaran membaca isi pesan dan mengamati gambar, lalu diminta pendapatnya. Brosur jangan hanya dibagikan karena biasanya akan dibuang. Gunakan sebagai alat untuk menjelaskan. Misal sedang melakukan sosialisasi tentang penyakit hipertensi, maka brosur tentang hipertensi dijadikan alat untuk menjelaskan. Dengan cara ini brosur biasanya akan disimpan setelahnya oleh sasaran.

Langkah 6: Monitoring dan evaluasi

Untuk memastikan komunikasi tepat arah dan berhasil, kita harus melakukan pemantauan dan evaluasi. Pemantauan atau monitoring dilakukan sepanjang pelaksanaan kegiatan evaluasi. Sedangkan evaluasi dilakukan setelah rangkaian pelaksanaan kegiatan komunikasi untuk melihat dampak komunikasi terhadap progres GERMAS.

Monitoring dapat dilakukan secara sederhana, dengan membuat tabel berisi kegiatan-kegiatan komunikasi yang direncanakan, mencatat realisasinya untuk melihat apakah masih sesuai dengan rencana atau tidak. Monitoring dapat dilakukan secara berkala misalnya setiap minggu, setiap bulan bulan, setiap triwulan, atau setiap milestone.

Page 27: KOMUNIKASI INTERPERSONAL UNTUK GERMAS DI DAERAH

Modul: Komunikasi Interpersonal untuk GERMAS di Daerah 25

Berikut ini contoh tabel sederhana monitoring komunikasi publik GERMAS.

Monitoring Kampanye Publik GERMAS

Bulan: Oktober 2021

Rencana Kegiatan

Target

Realisasi (per minggu)

Total Catatan

1 2 3 4

Pertemuan zoom dengan para camat se-kota/kabupaten untuk membahas pelaksanaan GERMAS di tingkat kecamatan

15 orang 12 12 3 tidak hadir

Demo masak menu sederhana sehat, kerja sama dengan Akademi Gizi

20 Posyandu

4 4 5 6 19 1 dibatalkan karena cuaca tidak memungkinkan

Senam lansia bersama dan pemeriksaan tensi

80 RW 15 14 21 25 75 5 ditunda ke bulan berikutnya

Hasil komunikasi interpersonal biasanya lebih mudah diukur karena tanggapan sasaran langsung kelihatan. Misalnya dengan melihat ekspresi, pernyataan persetujuan / kesediaan, partisipasi dalam kegiatan, dan keingintahuan lebih lanjut tentang topik yang dibicarakan.

Page 28: KOMUNIKASI INTERPERSONAL UNTUK GERMAS DI DAERAH
Page 29: KOMUNIKASI INTERPERSONAL UNTUK GERMAS DI DAERAH