komunisme dan pan-islamisme web viewal-quran dan as-sunnah khususnya tentang persoalan...

34
Pan Islamisme Pan Islamisme awalnya adalah paham politik yang lahir pada saat Perang Dunia II (April 1936) mengingkuti paham yang tertulis dalam al-a'mal al-Kamilah dari Jamal-al-Din Afghani [3] Kemudian berkembang menjadi gerakan memperjuangkan untuk mempersatukan umat Islam di bawah satu negara Islam yang umumnya disebut kekhalifahan . [4] Pan Arabisme adalah ideologi yang sering bersaing dengan Pan Islamisme, Bila dalam Pan Arabisme bertujuan dengan kemerdekaan bangsa Arab tanpa memedulikan agama akan tetapi berdasarkan pada budaya etnis, sedangkan dalam Pan Islamisme tujuan kemerdekaan bangsa Arab dianggap sebagai budaya Arab sebagai umat Islam tanpa memandang etnis. Pan Islamisme Pan Islamisme adalah sebuah gerakan perjuangan untuk menyatukan umat Islam dalam satu Negara Islam. Gerakan ini dipelopori oleh seorang reformis Islam kelahiran Afghanistan tahun 1838 M bernama Jamaluddin Al-Afghani. Al-Afghani sudah mengungkapkan gagasannya tentang pembaharuan Islam dan pentingnya kesatuan umat Islam lewat bulletin Al-Urwah Al-wuthqo yang dia terbitkan bersama muridnya Muhammad Abduh. Ketika menjadi penasehat Sultan Abdul Hamid, penguasa Turki Uthmani pada waktu itu, Al-Afghani memulai menyebar luaskan pemikirannya tentang pan-Islamisme ke Negara- negara Islam. Ada beberapa alasan pokok yang membidani terlahirnya gerakan pan- islamisme, diantaranya adalah: 1. Dunia Kristen, walaupun terpisah secara geografis, budaya, dan nasab namun akan selalu menggalang pemersatuan kekuatan untuk menghadapi dunia Islam. Hal ini sejalan dengan firman Allah swt dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 120 ْ نَ لَ و ىَ ضْ رَ تَ كْ نَ عُ ودُ هَ يْ ل ا لاَ و ىَ ارَ صَ ن ل ا ىَ تَ حَ عِ ( بَ * تَ * تْ مُ هَ يَ لِ م“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka…” Pan Ismalisme 1

Upload: vuongkhuong

Post on 30-Jan-2018

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Komunisme dan Pan-Islamisme Web viewAl-quran dan As-Sunnah khususnya tentang persoalan kemasyarakatan yang ... Keahlian A. Hassan dalam agama ialah masalah Hadits ... ekonomi, makanan,

Pan IslamismePan Islamisme awalnya adalah paham politik yang lahir pada saat Perang Dunia II (April 1936) mengingkuti paham yang tertulis dalam al-a'mal al-Kamilah dari Jamal-al-Din Afghani [3] Kemudian berkembang menjadi gerakan memperjuangkan untuk mempersatukan umat Islam di bawah satu negara Islam yang umumnya disebut kekhalifahan. [4] Pan Arabisme adalah ideologi yang sering bersaing dengan Pan Islamisme, Bila dalam Pan Arabisme bertujuan dengan kemerdekaan bangsa Arab tanpa memedulikan agama akan tetapi berdasarkan pada budaya etnis, sedangkan dalam Pan Islamisme tujuan kemerdekaan bangsa Arab dianggap sebagai budaya Arab sebagai umat Islam tanpa memandang etnis.

Pan IslamismePan Islamisme adalah sebuah gerakan perjuangan untuk menyatukan umat Islam dalam satu Negara Islam. Gerakan ini dipelopori oleh seorang reformis Islam kelahiran Afghanistan tahun 1838 M bernama Jamaluddin Al-Afghani. Al-Afghani sudah mengungkapkan gagasannya tentang pembaharuan Islam dan pentingnya kesatuan umat Islam lewat bulletin Al-Urwah Al-wuthqo yang dia terbitkan bersama muridnya Muhammad Abduh. Ketika menjadi penasehat Sultan Abdul Hamid, penguasa Turki Uthmani pada waktu itu, Al-Afghani memulai menyebar luaskan pemikirannya tentang pan-Islamisme ke Negara-negara Islam.

 

Ada beberapa alasan pokok yang membidani terlahirnya gerakan pan-islamisme, diantaranya adalah:

1. Dunia Kristen, walaupun terpisah secara geografis, budaya, dan nasab namun akan selalu menggalang pemersatuan kekuatan untuk menghadapi dunia Islam. Hal ini sejalan dengan firman Allah swt dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 120

صارى وال اليهود عنك ترضى ولن بع حتى الن تهم تت مل

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka…”

2. Pada masa kehidupan Al-Afghani mayoritas Negara-negara Islam tidak berdaya melawan kekuatan imperilis Barat. Perlawanan yang dilakukan Negara Islam tidak sebanding dengan kekuatan militer bangsa penjajah

3. Al-Afghani menyimpulkan bahwa kebencian umat Kristen terhadap Umat Islam bukan hanya datang dari sebagian umat Kristen namun berasal dari semua lapisan masyarakat. Dan keadaan ini akan tetap berlangsung hingga umat Islam mau mengakui keunggulan Kristen kemudian mengikuti segala produk mereka.Pan Ismalisme 1

Page 2: Komunisme dan Pan-Islamisme Web viewAl-quran dan As-Sunnah khususnya tentang persoalan kemasyarakatan yang ... Keahlian A. Hassan dalam agama ialah masalah Hadits ... ekonomi, makanan,

Rasulullah SAW bersabda :“Sungguh kamu akan mengikuti jalan-jalan [hidup] orang-orang sebelum kamu, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Hingga kalau mereka masuk ke lubang biawak, niscaya kamu pun akan mengikuti mereka.” Para sahabat bertanya,”Apakah mereka orang Yahudi dan Nasrani?” Rasul SAW menjawab,”Siapa lagi?” (HR Bukhari dan Muslim).

4. Persatuan umat Islam merupakan sebuah keniscayaan untuk melawan gelombang serangan bangsa-bangsa Barat yang mayoritas pemeluk agama Kristen.

“Sesungguhnya, umat ini adalah umat yang satu dan Aku adalah Rabb kalian. Oleh karena itu, beribadahlah kepadaku. (QS al Anbi-ya’: 92)

Eksistensi pan-Islamisme pada masa itu tidak bisa dilepaskan dengan gerakan modernisasi Islam. Meskipun pan-Islamisme mengusung bentuk pemerintahan berpusat yang dipimpin oleh seorang khalipah, tapi tetap memasukan ide kekinian. Afghani menawarkan system demokrasi sebagai jalan keluar yang tepat sebagai bentuk ideal negara Islam. Lebih kongkritnya Afghani bahkan memberikan pertimbangan untuk memakai sistem pemerintahan republik.

Pan Islamisme merupakan penjelmaan modern dari ajaran tradisional Islam mengenai persatuan antarumat Islam (al wahdah al-Islamiyyah atau al-ittihad al-Islamiyyah). Ajaran ini menyebutkan bahwa kaum muslim termasuk ke dalam umat Islam universal, di mana pun mereka berada. Persatuan pan- Islamisme mengatasi berbagai perbedaan bahasa, budaya, atau etnis di kalangan muslim.

Penyeru awal gerakan pan-Islamisme adalah Sultan Abdul Hamid II yang menguasai Kesultanan Usmani pada 1876 hingga 1909. Ia berusaha mempersatukan Islam di bawah panji Usmani, namun setelah Usmani runtuh, pan-Islamisme pun redup. Pan Islamisme didengungkan kembali setelah kaum muslim terpecah-belah pada akhir abad ke-19 dan ketika itu sebagian besar negeri muslim berada dalam cengkeraman kolonialismeimperialisme.

Menurut salah seorang penganjurnya, Jamaluddin al-Afgani (1838-1897), keadaan kaum muslim yang tercerai-berai itu merupakan salah satu kelemahan kaum muslim. Berkat peran Jamaluddin al-Afgani dalam kehidupan politik dan keagamaan di banyak wilayah Islam (Turki, Mesir, India, Iran, dan Asia Tengah), pan-Islamisme benar-benar menemukan personifikasi (model atau perumpamaan) dan juru bicara yang kuat. Afgani menyadari bahwa umat muslim secara keseluruhan tengah terancam oleh kolonialisme. Maka dari itu persatuan yang kuat harus digalakkan di kalangan umat.

Gagasan pan-Islamisme juga muncul di Mesir melalui organisasi Ikhwanul Muslimin yang dibentuk oleh Hasan al Banna (1906-1949). Gagasan ini

Pan Ismalisme 2

Page 3: Komunisme dan Pan-Islamisme Web viewAl-quran dan As-Sunnah khususnya tentang persoalan kemasyarakatan yang ... Keahlian A. Hassan dalam agama ialah masalah Hadits ... ekonomi, makanan,

lewat Ikhwanul Muslim meluas hingga ke Suriah, Yordania, Palestina, dan negara-negara Timur- Tengah lainnya. Di Mesir sendiri, gagasan ini ditentang keras ketika Presiden Gamal Abdel Nasser mengembangkan pan- Arabisme dan kemudian sosialisme Arab.

Pan Islamisme dalam pengertian yang luas adalah kesadaran kesatuan umat Islam yang diikat oleh kesamaan agama yang membentuk solidaritas sedunia. Sedangkan dalam pengertian khusus adalah gerakan mempersatukan umat Islam.1) Gerakan ini secara samar-samar pernah diutarakan oleh Al-Thah-Thawi dengan memakai istilah persaudaraan seagama, dan kemudian ditegaskan oleh Sayid Jamaluddin Al-Afgani dan Syekh Muhammad Abduh.Gerakan ini kemudian mempengaruhi bangkitnya pergerakan nasional Indonesia, karena dalam periode peralihan abad ke-20, Islam merupakan ciri utama kebudayaan Indonesia. Salah satu sisi dari gerakan reformasi itu ialah mengidentifikasikan Islam dengan bangsa dan dengan rasa yang semakin tidak sabar terhadap kedudukan sebagai bangsa yang terjajah.2) Hal ini dikuatkan oleh pendapat Deliar Noer bahwa pada masa peralihan abad ke-19 ke abad ke-20, Islam identik dengan kebangsaan.3)Gerakan Pan Islam pada awalnya muncul sebagai gerakan Wahabi di Arab pada abad ke-18 dengan pelopornya Muhammad ibn Abdul Wahab (1703-1787) dengan menghidupkan himbauan Ibnu Taymiah untuk kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah Nabi. Abdul Wahab bersekutu dengan Ibnu Saud kemudian menguasai kota suci Mekah dan Madinah sebagai langkah pertama menguasai dan mempersatukan dunia Islam seluruhnya.4)Pada tahun 1917 Sultan Turki Usmani, Salin I, merebut Mesir dan menggulingkan Khalifah Abbasiyah, kemudian mengangkat dirinya sebagai khalifah serta pelindung kota Mekah dan Madinah. Pada masa Usmani Muda, Turki berusaha menggunakan Pan Islam untuk menyatukan seluruh umat Islam di bawah kerajaan Usmani.5) Gerakan ini kemudian dimotori oleh Sayid Jamaluddin Al-Afgani yang lebih menekankan pada gerakan politik untuk menghadapi kolonialisme dan imperialisme Barat, dengan bercita-cita membentuk semcam konfederasi negara-negara Islam.6)Gerakan Pan Islamisme tersebut tidak berhasil menggalang kesatuan umat Islam. Tapi semangat Pan Islam tetap hidup sehingga membangkitkan berbagai organisasi Islam regional dan internasional, tak terkecuali Indonesia yang merupakan bagian tak terpisahkan dari pergerakan tersebut.Isi gerakan Pan Islam dapat dilihat dari teori pembaharuan yang dikemukakan oleh Sayid Jamaluddin Al-Afgani dan Syekh Muhammad Abduh.Sayid Jamaluddin Al-Afgani mengungkapkan bahwa:

a. Islam adalah agama yang sesuai untuk semua bangsa maupun zaman. Kalau kelihatan ada pertentangan antara ajaran-ajaran Islam dengan kondisi perubahan zaman, maka penyesuaian dapat diperoleh dengan mengadakan interpretasi dan pengertian baru tentang ajaran itu.

b. Kemunduran yang dialami oleh umat Islam tak lain karena telah meninggalkan ajaran Islam yang sesungguhnya.

c. Pemahaman terhadap qadha dan qadar dirusak oleh sebagian ulama, menjadi fatalisme yang membawa umat Islam kepada keadaan statis.

Pan Ismalisme 3

Page 4: Komunisme dan Pan-Islamisme Web viewAl-quran dan As-Sunnah khususnya tentang persoalan kemasyarakatan yang ... Keahlian A. Hassan dalam agama ialah masalah Hadits ... ekonomi, makanan,

d. Pemahaman yang keliru terhadap hadits Nabi menyatakan bahwa umat Islam akan mengalami kemunduran di akhir zaman membuat umat Islam tidak merubah nasibnya.

e. Jalan keluarnya adalah melenyapkan pengertian yang salah itu dan kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya.7)

Sementara Syekh Muhammad Abduh mengungkapkan teori pembaharuannya sebagai berikut:

a. Yang boleh dan harus disembah hanyalah Allah dan orang menyembah selain Allah adalah musyrik dan ia harus dibunuh.

b. Orang Islam yang minta pertolongan kepada Wali atau Syekh atau kekuatan lain selain Allah, termasuk dia menjadi musyrik.

c. Menyebut nama Nabi, Syekh atau Malaikat dalam doa juga syirik.d. Meminta selain kepada Allah adalah syirik.e. Bernazar selain kepada Allah adalah syirik.f. Tidak percaya kepada Qadha dan Qadar Allah itu menyebabkan

kekufuran.g. Jalan keluarnya adalah melepaskan umat dari kesesatan ini dan

kembali kepada Islam yang asli.8)Dengan demikian terlihat adanya perbedaan pandangan dan orientasi dari kedua tokoh di atas. Kalau Sayid Jamaluddin Al-Afgani menekankan pada politik, maka Syekh Muhammad Abduh lebih mengutamakan pembaharuan dalam pendidikan menurut alam pikiran modern dengan tujuan untuk membangkitkan semangat umat Islam.

Jamaluddin al-Afghani merupakan seoarang tokoh pembaharu yang muncul pada awal abad ke 20. Pemikiranya mengenai nasip umat Islam yang terpuruk akibat kolonialisme Barat di Timur Tengah khususnya dan Dunia Islam secara umum membawanya melanglang buana ke berbagai negara untuk menyebarkan semangat pembaruan yang kemudian dikenal dengan Pan Islamisme. Pemikirannya ini kemudian ditularkan kemurid-muridnya yang nanti pada akhirnya menghasilkan karya-karya yang mengispirasi semangat pergerakan diseluruh dunia Islam termasuk di Indonesia.Kata Kunci : Pan Islamisme, Jamaluddin al-Afghani, IslamLatar Belakang Munculnya Pan Islamisme

Jamaluddin Al Afghani lahir pada 1838 dari keluarga bangsawan yang menguasai sebagian wilayah di Afghanistan sampai masa di mana raja Muhammad Khan mengambil alih kekuasaannya. Dengan latar belakang yang demikian, ia memiliki kesempatan yang baik untuk mempelajari berbagai macam ilmu pengetahuan, sehingga dalam usia 18 tahun ia sudah menguasai bahasa Arab, bahasa Persia, sejarah, hukum, filafat, metafisika, kedokteran, sains, astronomi dan astrologi.

Setelah menyelesaikan pendidikannya di Afganistan, ia berangkat ke India dan melanjutkan pendidikan tingkat tingginya di sana. Selain belajar, ia juga telah memulai pergerakan politik di India dalam mengusir penjajahan Inggris. Hasilnya pada tahun 1857 muncul kesadaran baru di kalangan pribumi India melawan penjajah. Perang kemerdekaan pertama di India pun meletus.Al-Afghani tak hanya pandai bicara. Didorong keyakinanya, ia melanglang buana ke berbagai Negara(Mohammad, 2006:214).

Pan Ismalisme 4

Page 5: Komunisme dan Pan-Islamisme Web viewAl-quran dan As-Sunnah khususnya tentang persoalan kemasyarakatan yang ... Keahlian A. Hassan dalam agama ialah masalah Hadits ... ekonomi, makanan,

Pada 1857 ia ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji dan tinggal di Hijaz selama setahun. Setelah itu ia ke Palestina, melalui Irak dan Iran  hingga ke Balluchistan. Dari sana ia kembali ke Afghanistan dan menjabat sebagai pembantu Pangeran Dost Muhammad Khan dan pada tahun 1864, Jamaluddin diangkat menjadipenasehat Syir Ali Khan dan beberapa tahun kemudian ia diangkat menjadi perdana menteri oleh Muhammad Azam Khan.

Saat pemerintahan Azam ditaklukkan oleh oposisi di bawah pimpinan Shir Ali yang didukung Inggris, ia meninggalkan Afghanistan dan pergi ke India dan meneruskan perjuangan politiknya disana. Karena dianggap mengganggu stabilitas politik di India, Inggris yang pada saat itu telah menjajah India mengusirnya karena dianggap berbahaya. Oleh karena itu beliau terus di awasi dan tidak di perkenankan untuk bepergian melalui jalan darat, juga tidak diperkenankan bertemu dengan pemimpin-pemimpin di India.

Tapi akhirnya melalui jalur laut, jamaluddin pun dapat melanjutkan perjalanannya ke kairo Mesir pada 1871 atas permintaan dari Risyad Pasya, Perdana Menteri  Mesir waktu itu dan menekuni bidang pendidikan dan pengajaran. Rumahnya pun dijadikan tempat pertemuan para pengikutnya. Disinilah Jamaluddin memberikan kuliah dan berdiskusi dengan berbagai kalangan termasuk intelektual muda, mahasiswa, dan tokoh-tokoh pergerakan. Salah seorang muridnya yaitu Muhammad Abduh dan Saad Zaglul, pemimpin kemerdekaan Mesir (Jenggis. 2011:60-63).

Pada waktu itu, Jamaluddin sedang tinggal di Mesir dan melihat kondisi Mesir yang amat miskin dan kondisinya gersang padahal tanahnya begitu kaya dan subur. Kesulitan keuangan yang pada waktu itu dihadapai oleh masyarakat Mesir. Dengan keadaan perekonomian yang buruk tersebut, mesir berhutang banyak kepada Negara Barat. Keadaan ini diperparah dengan dibentuknya Dewan Pengawas Tinggi yang beranggotakan negara-nergara Eropa untuk mengawasi proses dan alur pembayaran hutang dari Mesir terhadap negara-negara yang dihutanginya.

Dengan melihat keadaan Mesir pada waktu itu menjadikan niat Jamalaluddin untuk giat dalam membangkitkan kesadaran akan bangsa Timur bahwa Negara Barat telah mengeksploitasi bangsanya sendiri. Sedangkan muridnya, Muhammad Abduh, giat melakukan syiar-syiar lewat tulisan dan melakukan pendekatan kepada para petinggi negara. Ia menginginkan rakyat disana agar bisa berbicara dan berjuang untuk mendapatkan haknya. Berani berpendapat adalah hal yang ditekankan oleh Jamaluddin kepada rakyat, terutama para kaum muda di Mesir. Mereka berdua mengajarkan bagaimana menulis dan meluncurkan pendapatnya mengenai negara.

Karena tulisan menjadi jarang sebagai media untuk saling memberitakan. Padahal para pujangga Mesir amatlah terkenal, tapi sastranya digunakan untuk hanya memuji para penguasa yang sebenarnya hanya bisa menyengsarakan rakyatnya saja. Maka dari itu, mereka berdua menerbitkan surat kabar bertajukkan at-Tijarah yang akhirnya juga digunakan untuk menyuarakan keadaan timur yang sesungguhnya pada negara di timur lainnya dan berhasil membakar semangat rakyat Mesir dengan munculnya pemberontakan-pemberontakan.

Jamaluddin adalah seorang yang tidak suka dalam bidang menulis dan tidak banyak menulis. Dan jika Jamalaluddin menulis, itu dilatarbelakangi dengan pengalaman-pengalamannya yang ikut dalam pemberontakan suku-suku di Afganistan untuk melawan Inggris, selain itu juga Jamlaluddin ingin mempelajari karya barat, sains Eropa dan membuat majalah dalam bahsa Arab dan disebarkan ke seluruh penjuru Negara di Timur. Jamaluddin al-Pan Ismalisme 5

Page 6: Komunisme dan Pan-Islamisme Web viewAl-quran dan As-Sunnah khususnya tentang persoalan kemasyarakatan yang ... Keahlian A. Hassan dalam agama ialah masalah Hadits ... ekonomi, makanan,

Afghani pernah menerbitkan jurnal Al-Urwat-Al-Wuthqa yang mengecam keras Barat. Nama jurnal tersebut juga nama perkumpulan yang didirikannya di Paris pada 1882. Penguasa Barat akhirnya melarang jurnal ini diedarkan di Negara-negara Muslim karena dikhawatirkan dapat menimbulkan semangat persatuan Islam. Karena dilarang diedarkan usia jurnal ini hanya delapan bulan. Dengan majalah ini, semangat dan jiwa kebangkitan dunia Islam sudah menyala tersiarkan dengan baik, majalah ini berakhir dengan kecaman dimana-mana seperti oleh Inggris yang merasa negara jajahannya (jajahan dalam bentuk pengaruh dan urusan rumah tangga kenegaraan) yaitu munculnya pergerakan di India dan Mesir untuk menentang Inggris. Majalah yang sudah tidak beredar tersebut ternyata tepat pada sasaran untuk membangkitkan semangat pergerakan nasional di dunia timur. Tulisan-tulisannya yang menentang penjajahan, rasa benci terhadap asing agaknya memupuk pemikiran dan semangat para kaum muda karena membahasa persatuan (lagi-lagi persatuan dunia Islam atau dunia timur tengah), lalu masalah di Sudan, Mesir, dan India dibahas dengan pandangan politik Internasional yang berisi penggerakan jiwa cinta tangan air yang terhina dengan keadaan mereka dijajah Barat.

Di Eropa, aktivitas Jamaluddin tidak hanya di paris. Ia berdiskusi tentang Islam di London, diantaranya dengan Lord Salisbury, yang berkuasa ketika itu. Dia pergi ke Rusia, membangun pengaruh dikalangan cendekiawan Rusia dan menjadi orang kepercayaan Tsar. Karena pengaruhnya itu, Rusia memperkenankan orang Islam mencetak Al-Qur’an dan buku-buku Agama Islam, yang sebelumnya dilarang.

Perjuangan al-Afghani sampai juga di Persia. Penguasa Persia, Shah Nasiruddin Qacahr, menawarkan posisi perdana menteri. Awalnya, Jamaluddin ragu-ragu, namun akhirnya dia menerima posisi itu. Ide-ide pembahruan Islam, membuat Jamaluddin semakin popular di Persia. Ini menghawatirkan Nasiruddin, apalagi Jamaluddin terang-terangan mengkritik praktik-praktik kekuasaan penguasa Persia itu. JAmaluddin akhirnya ditangkap dan diusir, namun kesadaran rakyat telah bangkit untuk menumbangkan Nasiruddin.Munculnya Pan Islamisme

Perjalanan perjuangan Jamaluddin al-Afghani akhirnya sampai ke Istanbul, Turki. Di tempat ini akhirnya menjadi tempat peristirahatannya yang terakhir. Ia wafat di Istanbul, pada 9 Maret 1897 dalam usia 59 tahun, Kepergian Jamaluddin ke Istanbul, Turki, atas permintaan Sultan Abdul Hamid, Khalifaf Utsmaniyah. Sultan ketika itu ingin memanfaatkan pengaruh Jamaluddin atas Negara-negara Islam yang menentang Eropa, yang ketika itu mendesak kedudukan kekhalifahan Utsmania di Timur Tengah.

Pada tahun 1878, Sultan Abdul Hamid membubarkan parlemen dan menunda konstitusi. Otokrasi kini menjadi idiologi resmi Sultan Hamid, dengan dikelurkannya hadis-hadis tentang otokrasi khalifah (padhisa). Setelah dipadamkannya cita-cita dinasti Utsmani Muda yang menginginkan kebebasan individu dan perwakilan parlementer, pemerintahan Utsmani berpaling ke Islamisme untuk memperoleh dukungan dari mayoritas warga negara. Selain itu, berpalingnya pemerintahan Utsmani ke Islamisme juga dikarenakan sebagai bentuk reaksi terhadap berbagai peristiwa yang terjadi di dunia internasional. Peristiwa tersebut yaitu, perjanjian Berlin (1878) yang memberikan kemerdekaan kepada Rumania, Bulgaria, dan Serbia. Hal ini merupakan kemenangan bagi kekaisaran Rusia, yang menjadi rival utama pemerintahan Utsmani, pejuang pan-Ortodoks, dan pan-Slavisme (Black. 2001: 540). Pan Ismalisme 6

Page 7: Komunisme dan Pan-Islamisme Web viewAl-quran dan As-Sunnah khususnya tentang persoalan kemasyarakatan yang ... Keahlian A. Hassan dalam agama ialah masalah Hadits ... ekonomi, makanan,

Namun upaya sultan itu gagal, karena keduanya ternyata memiliki perbedaan pendapat yang cukup tajam. Abdul Hamid tetap mempertahankan kekuasaan otokrasi lama yang ortodoks, sementara jamaluddin mencoba memasukkan ide-ide pembaharuan dalam pemerintahan. Sultan akhirnya membatasi kegiatan-kegiaatan Jamaluddin dan melarangnya keluar Istanbul, sampai ajal menjemputnya. Sepanjang hayatnya, Jamaluddin al-Afghani telah menulis puluhan karya tulis dan buku, antara laian Pembahasan Tentang Sesuatu yang Melemahkan Orang-orang Islam, Hilangnya Timur dan Barat, Hakikat Manusia, dan Hakikat Tanah Air.

Pandangan al-Afghani terhadap Islam sangat komprehensif. Menurutnya, Islam mencakup segala aspek kehidupan, baik ibadah, hokum dan social. Persatuan umat Islam harus diwujudkan kembali. Menurutnya kekuatan Islam bergantung pada keberhasilan membina persatuan dan kerja sama. Ia juga menyorot soal peran wanita. Dalam pandangannya, kaum pria dan wanita, sama dalam beberapa hal. Keduanya mempunyai akal untuk berfikir. Tidak ada halangan bagi wanita untuk bekerja jika situasi menuntut itu. Jamaluddin menginginkan pria da wanita meraih kemajuan dan bekerjasama mewujudkan Islam yang maju dan dinamis.

Perjuangan dan keyakianan akan persatuan umat gemanya terus berkumandang. Kebesaran dan kiprahnya membahana hingga ke seluruh penjuru dunia. Sepak terjangnya dalam menggerakkan kesadaran umat Islam dan gerakan revolusionernya yang membanhgkitkan dunia Islam, menjadikan dirinya tercatat dengan tinta emas sejarah perjuangan Islam, sebagai pencetus persatuan Islam.

Ya, ide besar Jamaluddin al-Afghani adalah “Pan-Islamisme”, sebuah gagasan untuk membangkitkan dan menyatukan dunia Arab khususnya, dan dunia Islam umumnya untuk melawan kolonialisme Barat. Yang dimaksut dnegan Barat adalah Inggris dan Perancis Khususnya yang kala itu banyak menduduki dan menjajah dunia Islam dan Negara-negara berkembang. Inti Pan-Islamisme terletak pad aide bahwa Islam adalah satu-satunya ikatan kesatuan kaum Muslimin. Jika ikatan itu diperkokoh dan menjadi sumber kehidupan dan pusat loyalitas mereka, maka kekuatan solidaritas yang luar biasa akan memungkinkan pembentukan dan pemeliharaan Negara Islam yang kuat dan stabil.

Pakar sejarah Azyumardi Azra dalam Historiografi Islam Kontemporer, menilai ide jamaluddin tentang Pan-Islamisme atau persatuan umat Islam sedunia, sebagai entitas politik Islam universal. Konsekuainsinya, dia pun bersentuhan langsung dengan para penjajah itu. Dengan idenya tersebut al-Afghani menjadikan Islam sebagai ideologi anti-kolonialis yang menyerukan aksi politik menentang barat. Menurut beliau, Islam adalah factor yang paling esensial untuk perjuangan kaum Muslimin melawan Eropa, dan Barat pada umumnya.

Saat di Istanbul, Jamaluddin akan mendirikan Jamiyah Islamiyah (Pan-Islamisme) dengan bantuan Sultan Abdul Hamid yang menghimpun negara-negara Persia, Afghanistan, dan Turki dengan wilayah-wilayah lainnya yang berada dibawahnya. Dengan cara suatu perjanjian dan persatuan untuk membenahi pemerintahan dan pendidikan. Ia juga menginginkan Iran masuk arena Iran adalah syiah dan menggunakan tradisinya untuk memerangi musuh bersama, yang intinya gerakan ini dapat membendung serangan dan mencegah infiltrasi dari bangsa barat (Eropa) pada masalah umat-umat Islam.

Tokoh-Tokoh Penggerak Pan Islamisme

Pan Ismalisme 7

Page 8: Komunisme dan Pan-Islamisme Web viewAl-quran dan As-Sunnah khususnya tentang persoalan kemasyarakatan yang ... Keahlian A. Hassan dalam agama ialah masalah Hadits ... ekonomi, makanan,

Tokoh utama Pan Islamisme adalah Al-Afghani yang memiliki murid yang kemudian menggerakkan semangan Pan Islamismenya adalah Muhammad Abduh, sedang Muhammad Abduh adalah guru Ridha. Pemikiran ketiganya yaitu berupaya menempatkan Islam sebagai respons alamiah terhadap kemajuan barat yang mau tak mau kelak harus dicontoh Dunia Arab. Mereka secara sadar menempatkan bahwa prinsip-prinsip dalam Islam sendiri, tidak bertentangan dengan prinsip kemajuan peradaban barat.

Gagasan-gagasan al-Afghani tentang islam membuat dirinya dikenal sebagai tokoh pembaharu. Ia melihat kemunduran umat Islam bukan karena Islam tidak sesuai dengan perubahan zaman, melainkan disebabkan umat islam telah dipengaruhi oleh sifat statis,fatalis,meninggalkan akhlak yang tinggi, dan melupakan ilmu pengetahuan. Intinya, umat Islam menurut beliau telah meninggalkan ajaran Islam yang sebenarnya. Islam menghendaki umatnya yang dinamis, mencintai ilmu pengetahuan, dan tidak fatalis. Sifat statis membuat umat Islam tidak berkembang dan hanya mengikuti apa yang telah menjadi ijtihad ulama sebelum mereka. Mereka tidak berbuat dan menggantungkan harapan kepada nasib.

Kesalahan umat Islam dalam memahami qadha dan qadar menurut al-Afghani, menjadi factor yang ikut memundurkan umat Islam. Kesalahpahaman tersebut membuat umat Islam tidak berusaha dengan sungguh-sungguh. Jamaluddin menyebutkan, qadha dan qadar mengandung pengertian bahwa segala sesuatu terjadi menurut sebab musabab(kausalitas). Lemahnya pendidikan dan kekurangan pengetahuan uman tentang dasar-dasar ajaran agama, lemahnya persaudaraan, perpecahan umat Islam yang diikuti pemerintahan yang absolute, mempercayakan kepemimpinan kepada yang tidak dipercaya, dan kuarangnya pertahanan militer, merupakan factor-faktor yang membuat kemunduran umat Islam. Faktor-faktor ini menjdikan umat islam statis, fatalis, dan Mundur.(Muhammad. 2006:215)

Muhammad Abduh juga memiliki tujuan yang serupa yaitu menunjukkan mengandung pada dirinya kualitas agama rasional. Akan tetapi berbedan dengan gurunya yang revolusioner dan menempuh pendekatan politik, Abduh yang seorang moderat dan lebih banyak memusatkan perhatian pada bidang pendidikan daripada kegiatan politis. Ia mencoba menanggapi tantangan-tantangan dunia modern dengan menunjukkan kesesuaian Islam untuk melakuakan intepretasi baru terhadap Al-quran dan As-Sunnah khususnya tentang persoalan kemasyarakatan yang digariskan oleh Allah pada prinsip-pronsip umum tanpa perincian (Romli. 33-34). Bahkan

Muhammad Rasyid Ridha berpendapat bahwa penyebab kemunduran muslim adalah karena mereka telah kehilangan kebenaran sejati agamanya. Menurutnya, ajaran Islam yang murni itulah yang akan membawa kemajuan bagi umat Islam. Ia juga memandang bahwa salah satu penyebab kemunduran umat adalah adanya sikap atau paham, fatalisme (‘aqidatul-jabbar) di kalangan umat.

Pengembaraan politiknya yang sangat padat dan beragam, sejak di Afganistan, India hingga Mesir yang berada dalam cengkraman penjajahan Inggris, sebagaiman diuraikan di atas, telah mengantarkan Al Afghani memfokuskan ide-ide pembaharuannya pada ide Pan Islamisme (Kesatuan Islam/Jama’ah Islamiyah).  Ia berpendapat bahwa Barat adalah musuh umat Islam, oleh karena itu, salah satu jalan agar umat Islam bangkit dari keterpurukannya adalah dengan bersatu padu melawannya.

Dari sinilah lahir pemikiran Pan-Islamisme yang sangat dikenal sampai sekarang ini. Pan islamisme menurut Jamaluddin adalah suatu pembaharuan Pan Ismalisme 8

Page 9: Komunisme dan Pan-Islamisme Web viewAl-quran dan As-Sunnah khususnya tentang persoalan kemasyarakatan yang ... Keahlian A. Hassan dalam agama ialah masalah Hadits ... ekonomi, makanan,

dan kebangkitan dari dunia islam sendiri sedangkan istilah awalnya yang berasal dari dunia barat. Disini dapat disimpulkan bahwa pan islamisme adalah suatu pembaharuan atau gagasan untuk menyatukan dunia Arab khususnya, dan dunia Islam umumnya untuk melawan kolonialisme Barat (inggris dan Prancis) yang mana telah menduduki dan menjajah Dunia Islam dan negara-negara berkembang. Ide-ide pembaharuannya yang dituliskan Afghani dalam majalah Al Urwatul Wutsqa bersama muridnya Muhammad Abduh terbit di Paris hanya selama delapan edisi dari 13 Maret hingga 17 Oktober 1884 karena dilarang pemerintah Inggris yang merasa politiknya terancam. (Mohammad, 2006 :215)

Salah satu ide moderen Al Afghani terwujud dalam penolakannya terhadap teori evolusi Darwin dalam bukunya Ar Raddu ‘aladdahriyyin. Ia menganggap bahwa aliran evolusi Darwin melahirkan pengingkaran akan adanya Tuhan sekalipun Darwin sendiri bukan orang yang mengingkari Tuhan karena pada masa Darwin inilah tersebar materialisme yang mengatakan bahwa alam ini mempunyai satu dasar, yaitu materi, dan tidak ada yang lainnya, dan segala sesuatu dalam kehidupan ini merupakan manifestasi dari materi itu, termasuk pikiran dan perasaan. Materi itu tidak akan hilang dan tidak akan rusak. Dan hukum-hukum yang mengenainya abadi, tidak akan berubah. Dan sebenarnya di alam semesta ini tidak ada sesuatu yang binasa, tetapi segala sesuatu itu berubah dalam bentuk. Karena itu tidak ada jiwa, tidak ada ruh, tidak ada agama dan tidak ada Tuhan.

Pan Islamisme di IndonesiaDi Indonesia, hampir berbarengan dengan Gerakan Pan Islam berdiri

perkumpulan Jamiatul Kheir di Pekojan, Batavia, pada 1901 sebagai organiasi sosial yang membawa semangat tolong menolong. Jamiatul Kheir dibentuk dengan tujuan utama mendirikan satu model sekolah modern yang terbuka luas untuk umat Islam. Perkumpulan ini lebih menitikberatkan pada semangat pembaruan melalui lembaga pendidikan modern.

Pramudya Ananta Toer dalam bukunya, Rumah Kaca, menyebut Jamiatul Kheir yang didirikan sejak 1901 merupakan organisasi politik yang bergerak di bidang sosial kemasyarakatan yang telah menginspirasi lahirnya Boedi Oetomo.Jamiat Kheir membangun sekolah bukan semata-mata bersifat agama, tapi sekolah dasar biasa dengan kurikulum agama, berhitung,sejarah, ilmu bumi dan bahasa pengantar Melayu. Bahasa Inggris merupakan pelajaran wajib, pengganti bahasa Belanda.Sedangkan pelajaran bahsa Arab sangat ditekankan sebagai alat untuk memahami sumber-sumber Islam.(Rahmat.M.I, 2005:24). Keberadaan Jamiatul Kheir yang kemudian disusul dengan Al-Irsyad, setidak-tidaknya sebagai penggerak dunia Islam baru yang pertama kali di Indonesia. Deliar Noer menulis, pentingnya Jamiat Kheir terletak pada kenyataan bahwa ialah yang memulai organiasi dalam bentuk modern dalam masyarakat Islam (dengan anggaran dasar, daftar anggota tercatat,rapat-rapat berkala), dan yang mendirikan sekolah dengan cara-cara yang banyak sedikitnya telah modern (kurikulum,kelas-kelas, dan pemakaian bangku-bangku,papan tulis dan sebagainya).Menurut H.Agus Salim banyak anggota Budi Utomo dan Sarikat Islam sebelumnya adalah anggota Jamiatul Khair.

Dalam kaitan dengan gerakan kemerdekaan,pada 4 Oktober 1934, pemuda keturunan Arab se Nusantara berkongres di Semarang, dipelopori oleh AR Baswedan, mengumandangkan Sumpah Pemuda Keturunan Arab: Indonesia adalah tanah airnya, bersumpah untuk turun kelas dari bangsa Pan Ismalisme 9

Page 10: Komunisme dan Pan-Islamisme Web viewAl-quran dan As-Sunnah khususnya tentang persoalan kemasyarakatan yang ... Keahlian A. Hassan dalam agama ialah masalah Hadits ... ekonomi, makanan,

Timur asing menjadi pribumi. Kongres itu juga membentuk Persatuan Arab Indonesia (PAI), yang bertujuan meraih kemerdekaan Indonesia. Ketika Indonesia merdeka, PAI membubarkan diri karena tujuannya telah tercapai. Seperti anak-anak bangsa lainnya mereka lalu menyebar dan aktif dalam berbagai bidang di masyarakat.

Organisasi Islam yang bergerak dengan semangat pembaruan adalah Muhammadyah yang berdiri pada tanggal 18 November 1912 dengan Pemimpinnya Kyai Ahmad Dahlan. Gerakan pembaharuan Muhammadyah memang seringkali dihubungkan dengan Gerakan islam di timur tengah, baik Muhammad Ibn Abdul Wahab yang kemudian dikenal dengan isltilah Wahabi. Tetapi ahmad dahlan tidak berhenti disitu, tetapi juga mempelajari karya Jamaluddin Al Afghani, Muhammad Abdu dan Rasyid Ridha malah pengaruh terbesar yang dirasakan ahmad Dahlan adalah dari Muhammad Abdu dan Rasyid Ridha. Sehingga gerakannya lebih bersifat apolitis dan sufisme yang mendasarkan reformasi Islam abad ke-20.(Qodir, 2010:48)

Hal yang paling berkesan dalam diri Ahmad Dahlan adalah ketika beliau bertemu secara langsung dengan Rasyid Ridha ketika pergi ke Mekkah untuk mendalami ilmu agama pada tahun 1902. Tafsir Al-Manar adalah tulisan Rasyid Ridha yang pernah dipelajari oleh Ahmad Dahlan.

Pengaruh Jamaluddin al-Afghani terhadap Ahmad Dahlan adalah langkah-langkah kembali pada pemahaman Islam yang benar dan menghilangkan taqlid, bid’ah, dan khurafat, mensucikan hati dengan mengembangkan akhlak al-karimah, dan mengembangkan musyawarah dengan berbagai kelompok dalam masyarakat. Begitupun dengan persatuan umat islam yang digagas Jamaluddin al-Afghani dengan Pan Islamismenya, karena menurut Jamaluddin sumber kelemahan dunia Islam adalah lemahnya solidaritas umat islam itu sendiri.oleh karena itu ia menekankan pentingnya dunia Islam bersatu padu melawan kekuatan asing dalam wadah Pan Islamisme.(Karimi, 2012:62)

Gerakan Islam radikal juga pernah terjadi di Indonesia paska kemerdekaan yakni gerakan Darul Islam(DI) yang dipimpin RM Kartosoewirjo. Gerakan ini tidak hanya menggagas dan menyebarakan Pan Islamisme, Persaudaraan muslim namun mendirikan Negara Islam. Akibat kurangnya dukungan dari mayoritas muslim di Indonesia, gerakan DI ini dicap sebagai pemberotak dan dapat ditumpas pada tahun 1962(INSEP, 2011)

Pan Islamisme adalah suatu paham yang bertujuan untuk mempersatukan seluruh umat Islam di dunia.  Gerakan ini muncul awalnya di  Mesir yang dimotori oleh Syekh Muhammad Abduh dan Jamaluddin Al-Afgani. Syek M. Abduh menghendaki perubahan mental secara berangsur-angsur, seperti pendidikan. Tokoh-tokoh yang berperan dalam penyebaran Pan Islamisme di Indonesia antara lain Syeikh Taher Jalaluddin, 3 Kaum muda di Sumatera, Syeikh Ahmad Soorkati, K.H.A Dahlan, Ahmad Hasan. Gerakan tersebut membangkitkan pergerakan nasional Indonesia, terutama organisasi Al-Jam’iyat Al-Khairiyah (1906), Sarekat Islam (1911), Muhammadiyah (1912).

Kata Kunci: Pan Islamisme, Tokoh-tokoh Indonesia, Pengaruhnya di Indonesia.

Ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya. Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi

Pan Ismalisme 10

Page 11: Komunisme dan Pan-Islamisme Web viewAl-quran dan As-Sunnah khususnya tentang persoalan kemasyarakatan yang ... Keahlian A. Hassan dalam agama ialah masalah Hadits ... ekonomi, makanan,

merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode  yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Maka dalam hal ini, manusia akan terus befikir untuk mencapai kesejahteraan yang di inginkannya maupun keinginan bersama. Munculnya berbagai paham-paham baru yang ada dinuia ini. Salah satunya adalah Pan Islamisme sebagai pembaharuan Islam di dunia, khususnya negara-negara Islam.

Diantara yang mendorong timbulnya pembaharuan dan kebangkitan Islam adalah:

·      Paham tauhid yang dianut kaum muslimim yang bercampur dengan kebiasaan yang dipengaruhi oleh kelompok-kelompok, pemujaan terhadap orang-orang suci dan hal lain yang membawa kepada kekufuran.

·      Sifat jumud membuat umat islam berhenti berpikir dan berusaha. Umat islam maju dikarenakan pada saat itu mereka mementingkan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu selama umat islam masih bersifat jumud dan tidak mau berpikir untuk berijtihad maka mereka tidak mungkin mengalami kemajuan. Untuk itu perlu diadakan pembaharuan yang berusaha memberantas kejumudan.

·      Umat Islam selalu berpecah belah, mereka tidak akan mengalami kemajuan apabila tidak adanya persatuan dan kesatuan yang diikat oleh tali ajaran islam. Karena itulah, bangkit suatu gerakan pembaharuan.

Menurut Setiawan (1990: 82), Pan Islamisme dalam pengertian yang luas adalah kesadaran kesatuan umat Islam yang diikat oleh kesamaan agama yang membentuk solidaritas sedunia. Sedangkan dalam pengertian khusus adalah gerakan mempersatukan umat Islam. Gerakan ini secara samar-samar pernah diutarakan oleh Al-Thah-Thawi dengan memakai istilah persaudaraan seagama, dan kemudian ditegaskan oleh Sayid Jamaluddin Al-Afgani dan Syekh Muhammad Abduh.

Korver (1986: 20) menyatakan bahwa, gerakan ini kemudian mempengaruhi bangkitnya pergerakan nasional Indonesia, karena dalam periode peralihan abad ke-20, Islam merupakan ciri utama kebudayaan Indonesia. Salah satu sisi dari gerakan reformasi itu ialah mengidentifikasikan Islam dengan bangsa dan dengan rasa yang semakin tidak sabar terhadap kedudukan sebagai bangsa yang terjajah. Pada masa peralihan abad ke-19 ke abad ke-20, Islam identik dengan kebangsaan (Noer, 1990: 8).

Berkembangnya Pan Islamisme sebagai Gerakan Pembaharuan Islam Didunia

Pan Islamisme adalah suatu paham yang bertujuan untuk mempersatukan seluruh umat Islam di dunia. Berkembangnya Pan Islamisme pada awalnya berasal dari gagasan Jamaluddin al-Afghani (1839-1897). Namun, ada pula yang berpendapat bahwa paham tersebut berasal dari pendapa at-Tahtawi (1801-1873) sorang tokoh pembaharuan Islam di Mesir. Perkembangan Pan Islamisme erat kaitannya dengan keadaan yang terjadi pada awal abad ke-20 akibat kemunduran dunia Islam. Sementara itu dunia Barat mengalami kemajuan yang sangat pesat dan menguasai negara-negara Islam. Bangsa-bangsa Barat terutama Inggris dan Amerika selalu mencampuri urusan dalam negeri negara-negara Islam. Campur tangan tersebut dirasakan oleh tokoh-tokoh Islam di Afghanistan, India, Mesir, Irak, dan Iran. Jamaluddin al-Afghani menyatakan bahwa dunia Islam sedang menjadi ajang permainan politik bangsa-bangsa Barat. Pemikiran inilah yang Pan Ismalisme 11

Page 12: Komunisme dan Pan-Islamisme Web viewAl-quran dan As-Sunnah khususnya tentang persoalan kemasyarakatan yang ... Keahlian A. Hassan dalam agama ialah masalah Hadits ... ekonomi, makanan,

mendorong Jamaluddin al-Afgani menggalang semangat persatuan dunia Islam yang kemudia terkenal dengan nama Pan Islamisme. Gagasan Pan Islamisme tersebut memperoleh dukungan dari hampir seluruh pemipin golongan intelektual Islam

Menurut Maarif (1987: 4), Gerakan Pan Islam pada awalnya muncul sebagai gerakan Wahabi di Arab pada abad ke-18 dengan pelopornya Muhammad ibn Abdul Wahab (1703-1787) dengan menghidupkan himbauan Ibnu Taymiah untuk kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah Nabi. Abdul Wahab bersekutu dengan Ibnu Saud kemudian menguasai kota suci Mekah dan Madinah sebagai langkah pertama menguasai dan mempersatukan dunia Islam seluruhnya. Pada tahun 1917, Sultan Turki Usmani merebut Mesir dan menggulingkan Khalifah Abbasiyah, kemudian mengangkat dirinya sebagai khalifah serta pelindung kota Mekah dan Madinah. Pada masa Usmani Muda, Turki berusaha menggunakan Pan Islam untuk menyatukan seluruh umat Islam di bawah kerajaan Usmani. Gerakan ini kemudian dimotori oleh Sayekh Muhammad Abduh dan Jamaluddin Al-Afgani.

Pada tahun 1872 M, Syekh M. Abduh berhubungan dengan Jamaluddin al-Afgani, dan kemudian menjadi muridnya yang setia. Karena pengaruh gurunya tersebut, ia terjun kelapangan persurat kabaran pada tahun 1876. Pada tahun1880 Syekh M. Abduh dipanggil oleh kabinet partai Liberal untuk diserahi jabatan kepala redaksi surat kabar “al-Waqai’ul-Misriyah” dan karena pimpinannya yang baik dalam surat kabar tersebut menjadi terkenal. Meskipun tujuan Jamaluddin al-Afgani dan Syekh M. Abduh sama, yaitu pembaharuan masyarakat Islam namun cara untuk mencapai tujuan itu berbeda ( Hanafi, 1989:157).

Syek M. Abduh menghendaki perubahan mental secara berangsur-angsur, seperti pendidikan. Lain halnya dengan M. Abduh, Jamaluddin al-Afgani yang menghendaki jalan revolusi, yang lebih menekankan pada gerakan politik untuk menghadapi kolonialisme dan imperialisme Barat, dengan bercita-cita membentuk semacam konfederasi negara-negara Islam. Gerakan Pan Islamisme tersebut tidak berhasil menggalang kesatuan umat Islam. Tapi semangat Pan Islamisme tetap hidup sehingga membangkitkan berbagai organisasi Islam regional dan internasional, tak terkecuali Indonesia yang merupakan bagian tak terpisahkan dari pergerakan tersebut. Isi gerakan Pan Islamisme dapat dilihat dari teori pembaharuan yang dikemukakan oleh Sayid Jamaluddin Al-Afgani dan Syekh Muhammad Abduh. Sayid Jamaluddin Al-Afgani mengungkapkan bahwa:

a. Islam adalah agama yang sesuai untuk semua bangsa maupun zaman. Kalau kelihatan ada pertentangan antara ajaran-ajaran Islam dengan kondisi perubahan zaman, maka penyesuaian dapat diperoleh dengan mengadakan interpretasi dan pengertian baru tentang ajaran itu.

b. Kemunduran yang dialami oleh umat Islam tak lain karena telah meninggalkan ajaran Islam yang sesungguhnya.

c. Pemahaman terhadap qadha dan qadar dirusak oleh sebagian ulama, menjadi fatalisme yang membawa umat Islam kepada keadaan statis.

d. Pemahaman yang keliru terhadap hadits Nabi menyatakan bahwa umat Islam akan mengalami kemunduran di akhir zaman membuat umat Islam tidak merubah nasibnya.

e. Jalan keluarnya adalah melenyapkan pengertian yang salah itu dan kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya (Sejarah dan Kebudayaan Indonesia Jilid III, 1982: 19).

Sementara Syekh Muhammad Abduh mengungkapkan teori pembaharuannya sebagai berikut:

Pan Ismalisme 12

Page 13: Komunisme dan Pan-Islamisme Web viewAl-quran dan As-Sunnah khususnya tentang persoalan kemasyarakatan yang ... Keahlian A. Hassan dalam agama ialah masalah Hadits ... ekonomi, makanan,

a. Yang boleh dan harus disembah hanyalah Allah dan orang menyembah selain Allah adalah musyrik dan ia harus dibunuh.

b. Orang Islam yang minta pertolongan kepada Wali atau Syekh atau kekuatan lain selain Allah, termasuk dia menjadi musyrik.

c. Menyebut nama Nabi, Syekh atau Malaikat dalam doa juga syirik.d. Meminta selain kepada Allah adalah syirik.e. Bernazar selain kepada Allah adalah syirik.f. Tidak percaya kepada Qadha dan Qadar Allah itu menyebabkan

kekufuran.g. Jalan keluarnya adalah melepaskan umat dari kesesatan ini dan

kembali kepada Islam yang asli (Ibid: 183).Dengan demikian terlihat adanya perbedaan pandangan dan orientasi

dari kedua tokoh di atas. Kalau Sayid Jamaluddin Al-Afgani menekankan pada politik, maka Syekh Muhammad Abduh lebih mengutamakan pembaharuan dalam pendidikan menurut alam pikiran modern dengan tujuan untuk membangkitkan semangat umat Islam.

Tokoh-tokoh Islam memahami pentingnya Pan Islamisme sebagai usaha untuk membangkitkan kembali sistem kekhalifahan. Bahkan ada pula yang mendukung sistem pemerintahan kesultanan, disamping pemerintahan ala Barat. Oleh karena itu dilingkungan pendukung Pan Islamisme  muncul gagasan untuk mengembalikan pemerintahan kekhalifahan tunggal sebagaimana yang pernah terjadi pada masa al-Khulafaur ar-Rasyiddin (Empat Khalifah Besar). Pada waktu itu semangat Pan Islamisme telah berkembang dalam berbagai bentuk dan gerakan Islam diseluruh negara Islam. Gerakan ini kemudian dikenal sebagai gerakan Fundamentalis Islam.

Pengaruh Pan Islamisme ini kemudian meluas ke seluruh negara Islam di dunia. Terbentuknya Liga Dunia Islam (Muslim Word League atau Rabitah al-Alam al-Islam) pada 1962 merupakan bentuk nyata dari gerakan Pan Islamisme. Liga Dunia Islam yang didukung oleh 43 negara kemudian menyelanggarakan konferensi Islam dan berbagai kegiatan lainnya. Raja Faisal dan Shah Iran pada 1965 menyerukan pentingnya menyelenggrakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Islam bagi para negara muslim di Makkah. Gagasan tersebut sesungguhnya merupakan bagian dari usaha mewujudkan semangat Pan Islamisme.

Sebuah konferensi yang dilaksanakanlima tahun kemudian di Jeddah, dihadir oleh para menteri luar negeri negara-negara Islam berhasil memebentuk sebuah lembaga permanen yang permanen yang diberi nama Organization of Islamic Conference (OIC) atau Organisasi Konferensi Islam (OKI) yang berkedudukan di Jeddah. Organisasi tersebut  dipandang sebagai upaya maksimal untuk menampung aspirasi pembaharuan dan penyatuan Islam. Pada 1991, oragnisasi tersebut menyelenggarakan konferensi yang ke-6 di Dakkar.perkembangan Pan Islamisme sangat pesat dinegara-negara Islam, seperti Mesir, Libya, Iran, Irak, Pakistan, Afghanistan, Arab Saudi, dan Indonesia. Tokoh-tokoh pembaharuan Islam yang terkenal di dunia antara lain Jamaluddin al-Afgani (1839-1877 M), Muhammad Abduh (1849-1905 M), dan Rashid Ridha (1864-1935 M). Pemikiran mereka sangat mempengaruhi pemikiran umat Islam di Indonesia. Pembaharuan Islam di Indonesia tampak dari berkembangnya organisasi-organisasi Islam, seperti Muhammadiyah dan Persatuan Islam.

Pan Ismalisme 13

Page 14: Komunisme dan Pan-Islamisme Web viewAl-quran dan As-Sunnah khususnya tentang persoalan kemasyarakatan yang ... Keahlian A. Hassan dalam agama ialah masalah Hadits ... ekonomi, makanan,

Tokoh-Tokoh yang Berperan dalam Penyebaran Pan Islamisme di Indonesia

Pelopor pertama Syeikh Taher Jalaludin            Syeikh Taher Jalaluddin yang usianya pada waktu itu masih muda, masih sempat beliau berguru berhalakah kepada Syeikh Muhammad ‘Abduh. Yang terang ialah bahwa sejak majalah “Al-Manar” diterbitkan pada tahun 1315 H, sampai majalah itu berhenti terbit, Syeikh Taher Jalaluddin bersama-sama dengan tuan Syeikh Muhammad Al-Kalali, seorang keturunan Arab, menerbitkan majalah “Al-Imam” di Singapura, yang isinya telah jelas mengambil haluan “Al-Manar”. Dan sekali-kali telah disalin beberapa rencana yang telah ditulis oleh Sayid. Jadi Syeikh Taher Jalaluddin sejak masih muda telah berguru kepada para tokoh agama untuk mendapatkan ilmu-ilmu yang berbasis Agama Islam.             Jamaludin Al-Afghany dan Syeikh Muhammad ‘Abduh didalam majalah “Al-Urwatul Wutsqa” kedalam bahasa Melayu dan dimuat dalam majalah itu. Pada tahun 1908 terpaksa pimpinan majalah yang dicintainya itu ditinggalkannya, karena Sultan negeri Perak memintanya dengan sungguh-sungguh supaya sudi menjabat pangkat Mufti dalam kerajaan Perak. Kawan-kawannya menganjurkan agar beliau menerima jabatan yang mulia itu, karena merasa besar harapan dapat melancarkan cita-cita perubahan dan kemajuan yang sangat bergelora dalam hati beliau. Maka beliau terimalah jabatan itu dan diserahkannyalah pimpinan majalah “Al-Imam” kepada Sayid Muhammad bin Aqil, dan beliaupun berangkatlah ke Perak. Tetapi jabatan yang tinggi itu tidaklah rupanya memuaskan hati beliau. Fatwa-fatwanya sudah jauh lebih maju daripada fatwa yang biasa diterima dari mufti yang sebelumnya. Sehingga walaupun Sultan menyokongnya, namun ‘ulama-‘ulama Kerajaan yang lain tidaklah selalu senang menerima fatwa itu, sehingga senantiasa tumbuh perselisihan. beliau mohonkan kepada Sultan agar beliau dibebaskan dari tugas. Terpaksalah Sultan mengabulkan dan beliaupun berhentilah. Lalu beliau berangkat pada tahun 1911 ke negeri Johordan disana beliau mengajar. Dan pada tahun itu pulalah ‘ulama-‘ulama yang sefaham dengan beliau, atau murid-muris beliau waktu di Makkah meneluarkan majalah Islam yang kedua buat Indonesia dan Tanah Melayu, atau yang pertama di Sumatera. Yaitu Majalah “Al-Munir” terbit di Padang,  Pidato Hamka sewaktu akan menerima gelar doktor honoris causa dari Universitas AL-Azhar di Mesir.

            Beliau menjadi Ketua Sidang Pengarang dari majalah “Saudara” yang terbit di Pulau Pinang sampai tahun 1937. Oleh sebab itu maka dalam catatan sejarah persurat-kabaran di Tanah Melayu, Syeikh Taher disebut “Syekhnya kaum wartawan”. Jadi mampu untuk di tarik kesimpulan bahwa Syeikh Taher adalah seseorang yang mempunyai jiwa-jiwa pemimpin terbukti Syeikh Taher bisa menjadi seorang ketua dalam Pengarang dari majalah “Saudara”.

Kaum Muda di SumatraUlama-ulama yang menerima gerak baru di Sumatera itu, yang paling

terkemuka ialah 3 orang. Syeikh Muhammad Djamil Djambek (yang tertua diantara mereka), Syeikh ‘Abdullah Ahmad dan Syeikh ‘Abdul Karim Amrullah.

Ø  Syeikh ‘Abdullah Ahmad menetap di kota Padang dan beliau sendirilah yang mengepalai penerbitan “Al-Munir”. Syeikh Abdullah Ahmad adalah seorang pengarang dan wartawan, yang dengan penanya dapat menyiarkan fahamnya, bukan saja kepada orang kampung, bahkan dalam kalangan

Pan Ismalisme 14

Page 15: Komunisme dan Pan-Islamisme Web viewAl-quran dan As-Sunnah khususnya tentang persoalan kemasyarakatan yang ... Keahlian A. Hassan dalam agama ialah masalah Hadits ... ekonomi, makanan,

orang-orang yang berpendidikan barat. Yang salah seorang peminatnya adalah Mohamad Hatta yang menjadi petinggi Negara.

Ø   Syeikh ‘Abdul Karim Amrullah menetap di Padang Panjang. Syeikh ‘Abdul Karim Amrullah ahli dalam hal Fiqh dan Ushulnya, dan menyatakan dengan terang-terangan dalam satu bukunya bahwa beliau membantah faham yang menyatakan pintu ijtihad telah tertutup. Beliau mendirikan sebuah madrasah di Padang Panjang, untuk membentuk kader-kader yang kemudian menyampaikan fahamnya kepada umum.

Ø  Syeikh Muhammad Djamil Djambek di Bukittinggi. Syeikh Djamil Djambek ahli falak dan beliaulah yang mula-mula menyatakan pendapat bahwa memulai dan menutup puasa Ramadhan boleh dengan memakai hisab dan beliau amat ahli memikat hati orang supaya kuat beribadah dan membantah keras kepercayaan-kepercayaan yang salah tentang tasawuf.  Syeikh ‘Abdul Karim Amrullah ahli dalam hal Fiqh dan Ushulnya, dan menyatakan dengan terang-terangan dalam satu bukunya bahwa beliau membantah faham yang menyatakan pintu ijtihad telah tertutup. Beliau mendirikan sebuah madrasah di Padang Panjang, untuk membentuk kader-kader yang kemudian menyampaikan fahamnya kepada umum.

Didalam “Al-Munir” itulah Syeikh ‘Abdul Karim Amrullah menjawab segala soal yang berkenaan dengan hukum-hukum agama dan menyatakan fatwanya yang mulai kelihatan perbedaannya dengan faham-faham yang biasa. Adapun kegoncangan yang pertama timbul ialah setelah keluar buku “Al-Fawaid Al-‘Aliyyah” yang dikhususkannya untuk menyatakan bahwa melafalkan niat “ushalli” dipermulaan sembahyang itu tidaklah berasal daripada Rasul, dan tidak diperbuat oleh sahabat-sahabatnya dan tidak pula oleh Imam-Imam madzhab yang empat. Dikemukakannya pendapat ‘ulama, ulama segala madzhab yang menguatkan pendapatnya itu, diantaranya ialah perkataan Ibnul Qayyim didalam kitabnya Zaadul Ma’ad, “Pidato Hamka” sewaktu akan menerima gelar doktor honoris causa dari Universitas AL-Azhar di Mesir.             Kegoncangan kedua ialah setelah keluar pula kitabnya yang bernama “Iqazun Niyam” yang menyatakan pula bid’ahnya berdiri ketika membaca Maulid Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam. Setelah itu keluar pulalah fatwanya menyerang habis-habisan nikah “Muhallil”, padahal cara yang buruk itu masih banyak dilakukan orang diwaktu itu dan didiamkan saja oleh ‘ulama-‘ulama, bahkan dibolehkan, sebab ada ‘ulama mutaakhirin Syari’iyyah yang membolehkan. Setelah itu mulailah dibatalkannya amalan kaum tasawuf, yaitu merabithahkan hati dengan guru ketika mengerjakan suluk, dan diberantasnya faham Wahdatul Wujud jadi meskipun ditimbulkan diatas nama Syeikh ‘Abdul Karim Amrullah, namun kedua temannya itu turut bersatu mempertahankan fatwa itu jadi mampu untuk di tarik kesimpulan bahwa dari ketiga tokoh tersebut saling berdiri teguh dengan fatwa-fatwa yang telah di miliki.

 Selain dari itu mulai pulalah mereka mengubah Khutbah Jum’at. Selama ini khutbah Jum’at hanya dalam bahasa ‘Arab saja. Yang lebih dahulu tidak faham adalah khatibnya sendiri sebelum orang yang mendengar. Mereka mengeluarkan fatwa bahwa boleh khutah dalam bahasa yang difaham oleh umat di tempat itu, dan kalau yang memakai bahasa ‘Arab juga cukuplah rukun-rukunya saja, supaya ada faedah bagi khutbah itu yang bermaksud memberi petunjuk dan ajaran kepada kaum Muslimin! Dihitung orang adalah 17 perkara banyaknya soal baru yang mereka timbulkan. Niscaya timbullah reaksi daripada `Ulama yang bertahan pada yang lama. Dan reaksi itu amat hebat. `Abdul Karim Amrullah dan kawan-kawannya dituduh telah keluar dari Mazhab, bahkan telah talfiq dalam mazhab, sebab Pan Ismalisme 15

Page 16: Komunisme dan Pan-Islamisme Web viewAl-quran dan As-Sunnah khususnya tentang persoalan kemasyarakatan yang ... Keahlian A. Hassan dalam agama ialah masalah Hadits ... ekonomi, makanan,

memakai alasan dari kitab Zadul Ma`ad, karangan Ibnul Qayyim, yang bukan seorang `Ulama Mazhab Syafi'i, tetapi bermazhab Hanbali dan banyak pula fatwanya yang disalahkan oleh `Ulama dizamannya. Dan apabila telah talfiq dalam mazhab, niscaya keluarlah dia dari Mazhab Ahli Sunnah Wal Jama'ah. Untuk itu, mereka menerbitkan pula satu majalah bernama “Al-Mizan". Mereka menamakan diri mereka “Kaum Tua" yang setia memegang Mazhab.             Banyak ‘ulama yang mengarang bantahan khusus terhadap fitnah Sayid Zaini Dahlan dan Syekh Yusuf Nabhani ini. Diantaranya oleh Sayid Mahmud Syukri Al Alusi dalam kitab Ghayah Al Amani fi Ar-Radd ‘ala An-Nabhani. dan menggelari 'Ulama Angkatan Baru itu “Kaum Muda" yang keluar dari Mazhab. Terjadilah pertukaran fikiran, kadang-kadang bagus dan indah dan kadang-kadang kasar dalam kedua majalah itu. Mungkin setengah daripada perkara itu di zaman sekarang boleh dipandang kecil, tetapi bagi masa itu adalah soal penting, karena itulah permulaan daripada pembahasan yang membuka fikiran, tandanya pintu ijtihad telah mulai terbuka. Dahulu pedoman hanya kitab “Tuhfah" dan “Nihayah", sekarang sudah naik kepada “Al-Uum" dan terus kepada Al Quran. Dalam hebatnya pertentangan-pertentangan itu tersiarlah buku-buku karangan Sayid Zaini Dahlan dan Syekh Yusuf Nabhani. Kedua beliau itu dalam karangan-karangannya mencela faham Ibnu Taimiyah dan Ibnul Qayyim dan mencela Wahhabi, karena perkara tawassul. Dan Syekh Yusuf Nabhani tidak lagi semata-mata mencela, tetapi memfitnah dan membusuk-busukkan Sayid Jamaluddin Al-Afghany dan Syekh Muhammad 'Abduh, melepaskan seluruh sakit hatinya dengan kata-kata yang rendah, yang tidak layak bagi seorang biasa, usahkan `Ulama. Sampai sekarang masih ada sisa-sisa pengaruh fitnah buku Nabhani itu di tempat-tempat yang tersembunyi yang tidak berani menentang cahaya Matahari Kebenaran.             “Kaum Muda" itu dituduhlah keluar dari Mazhab, meniru kafir karena membolehkan memakai pantalon dan membolehkan belajar agama dengan memakai bangku dan papan-tulis. Tetapi semua celaan, tantangan dan serangan itu tidaklah sedikit jua menjebabkan mereka mundur setapak juapun daripada langkah mereka, bahkan menambah mereka lebih berani. Sebagaimana saja katakan tadi, Syekh `Abdul Karim Amrullah mengajar di Padang Panjang, maka banyaklah murid datang. Diantara murid itu ialah Zainuddin Labay El-Yunusy yang telah menterjemahkan Riwayat Perjuangan Mustafa Kamil kedalam bahasa Indonesia ditahun 1916. Dan beliau tidak pula lupa memikirkan pendidikan bagi anak-anak perempuan, lalu beliau dirikan pula Madrasah yang khusus buat mereka. Maka adalah Nyonya Rahmah El- Maka ditahun berikutnya Al-Azhar pun untuk pertama kalinya setelah 1000 tahun berdirinya mendirikan sekolah untuk perempuan. Pengembangan sekolah ini dengan bantuan dari Ny. Rahmah El-Yunusyah sehingga beliau digelari “Syaikhah” oleh Al-Azhar             Yunusyah yang telah ziarah ke Mesir ini tahun yang lalu, murid yang utama diantara mereka. Dan Nyonya Rahmah sendiri kemudiannya meneruskan usaha itu, sehingga sekolahnya itu dizaman sekarang menjadi satu teladan didikan bagi anak perempuan dalam hal agama, sehingga menimbulkan niat pula bagi Syekh Jami' Al-Azhar Dr Syekh `Abdur Rahman Taj hendak mendirikan sekolah semacam itu sebagai bahagian dari Al-Azhar, sebab telah beliau lihat sendiri seketika beliau melawat kesana13. Satu contoh dari pada keberanian `Ulama itu ialah soal pakaian. Sudah menjadi adat `Ulama memakai jubah dan sorban dan beliau-beliaupun memakai jubah dan sorban. Tetapi beliau-beliau telah menyatakan fatwa bahwa memakai pakaian secara Barat dengan capiau dan dasi tidaklah haram, karena Islam tidaklah menentukan corak pakaian tertentu; serupa benar Pan Ismalisme 16

Page 17: Komunisme dan Pan-Islamisme Web viewAl-quran dan As-Sunnah khususnya tentang persoalan kemasyarakatan yang ... Keahlian A. Hassan dalam agama ialah masalah Hadits ... ekonomi, makanan,

dengan fatwa Syekh Muhammad 'Abduh yang terkenal dengan “Fatwa Transval" itu. Tetapi oleh karena 'Ulama Kaum Tua mengatakan bahwa berpakaian demikian haram, maka Syekh 'Abdullah Achmad dan Syekh `Abdul Karim Amrullah telah sengaja memakai pantalon, capiau dan dasi beberapa tahun lamanya. Dan kemudian setelah hal itu tidak menjadi bincangan hangat lagi, beliau-beliaupun kembali memakai jubah dan sorbannya. Dan Syekh Muhammad Djamil Djambek sengaja membeli motorfiets dan menaikinya sendiri, dan membeli mobil dan memegang setirnya sendiri, suatu hal yang “ganjil" bagi `Ulama pada pandangan waktu itu. Beliau memakai kendaraan itu buat pergi ke kampung-kampung memberi ajaran dan fatwa kepada ummat.             `Ulama-‘ulama Tua itupun pernah meminta fatwa kepada 'Ulama' Makkah buat menjatuhkan mereka itu dan buat mencap mereka sesat lagi menyesatkan, karena 17 masalah yang mereka keluarkan itu. Fatwa itupun datang, meskipun `Ulama-‘ulama Makkah itu hanya mendengar keterangan dari sebelah pihak saja. Tetapi tidaklah ada bekasnya atas Ummat Minangkabau, melainkan sangat sedikit, sebab pengaruh mereka atas negerinya sudah lebih dari pada pengaruh 'Ulama Makkah yang jauh itu. Orang tidak mau taqlid lagi.

Beberapa `Ulama Lain Yang Sefaham             Beberapa orang `Ulama yang lain di Sumatera Barat

menjelaskan pendirian yang berpihak kepada beliau-beliau. Patutlah dicatat nama Syekh Muhammad Thaib Tanjung Sungayang, Syekh 'Abdullatif Rasyid dan saudaranya Syekh Daud Rasyid Balingka, Syekh 'Abbas 'Abdullah dan saudaranya Syekh Mustafa 'Abdullah Padang Japang, Syekh 'Abdurrasjid Maninjau, Tuanku Laut Lintau, Syekh Ibrahim bin Musa Parabek. Yang satu inilah yang sekarang masih hidup. Beliau-beliau itu menerima murid-murid belajar pada pondoknya masing-masing. Seluruh madrasah itu pada tahun 1918 digabungkan dalam satu organisasi bernama “Sumatera Thawalib". Dalam madrasah itu sejak tahun 1918 itu mulailah dikaji orang karangan-karangan Muhammad 'Abduh dan tafsirnya, buah tangan Sayid Rasyid Ridha dan lain-lain, sehingga keluar dari sana angkatan muda Islam mendapat semangat baru. Dan beberapa orang diantara mereka melanjutkan belajar ke Al-Azhar dan Daru'l Ulum di Mesir mampu untuk di tarik sebuah kesimpulan bahwa madrasah-madrsah yang berada di daerah Sumatra mmapu untuk melahirkan murid-murid yang berprestasi yang mampu untuk di banggakan.

Beberapa ulama di Jawa yang terpengaruh oleh fikiran Muhammad Abduh di Tanah Jawa adalah sebagai berikut :

Syekh Ahmad Soorkati. Yang pertama ialah Syekh Ahmad Soorkati As-Sudani, Syekh Ahmad

Soorkati berasal dari Sudan dan lama berdiam di Madinah Munawwarah. Sebagian orang mengatakan bahwa Syekh Ahmad Soorkati meninggalkan Sudan setelah pemberontakan Mahdi. Syekh Ahmad Soorkati berangkat .ke Indonesia atas undangan masyarakat Arab Hadramaut yang telah lebih dulu datang ke Indonesia sejak awal abad kesembilan belas, atau lama sebelum itu. Jasa mereka besar juga dalam penyebaran dan pengokohan Islam di Indonesia. Tetapi tidaklah dapat mereka melepaskan diri sama sekali daripada kebekuan berpikir dan khurafat yang telah mereka bawa dari negeri asal mereka.

Tetapi ada juga beberapa orang yang telah terbuka matanya dan dapat melepaskan dirinya dari silang sengketa itu, yang tidak sesuai lagi dengan suasana baru di Indonesia, lalu mereka berlangganan majalah “Al-Pan Ismalisme 17

Page 18: Komunisme dan Pan-Islamisme Web viewAl-quran dan As-Sunnah khususnya tentang persoalan kemasyarakatan yang ... Keahlian A. Hassan dalam agama ialah masalah Hadits ... ekonomi, makanan,

`Urwatul Wustqa", sehingga cara berfikir mereka menjadi maju dan majalah itupun dilarang masuk ke Batavia pada masa itu. Tetapi mereka dapat menerima majalah itu dengan diselundupkan dari Tuban, sebuah pelabuhan kecil di Jawa Timur. Setelah itu mereka berlangganan dengan majalah “Al-Manar" dari Sayid Rasyid Ridha. Keduanya inilah yang membuka jalan bagi kedatangan Syekh Ahmad Soorkati.

Tersebarlah faham Sayid Jamaluddin Al-Afghany, Syekh Muhammad 'Abduh dan Sayid Rasjid Ridha dikalangan masyarakat Arab Indonesia. Maka Syekh Ahmad Soorkati menganjurkan untuk mendirikan perkumpulan “Al-Irsyad" atas sendi ajaran 'Abduh. Perkumpulan itu masih tetap berdiri dan teguh memegang pendiriannya sampai sekarang.

Sayid 'Abdur Rahman Baswedan yang mula-mula menyatakan dengan tegas, anak-anak Arab dari Ibu Indonesia tidaklah “orang-asing" dinegeri ini dan tidak pula “golongan kecil". Sebab itu dianjurkan kaumnya supaya meleburkan diri ke dalam masyarakat Indonesia, karena mereka tidak akan pulang ke Hadramaut. bagaimana pula tantangan yang diterima oleh Baswedan dari bapa-bapa mereka orang Hadramaut asli di Indonesia, karena masa itu ada perasaan sedikit-sedikit bahwa orang Arab lebih tinggi kedudukannya dari pada orang Islam Indonesia.

Maka seketika Pemerintah Republik Indonesia bermaksud mengadakan kursi di dalam Parlemen dan Konstituante untuk golongan kecil, Baswedan telah menentang dengan keras, dan dia berkata : “Kami bukanlah golongan kecil di negeri ini. Kami adalah anak Indonesia ! Kami lahir disini, kami makan dari hasil buminya dan minum akan airnya, dan kamipun akan meninggal disini, insya Allah ! Kami tidak merasa ada perbedaan kami dengan saudara kami bangsa Indonesia yang lain, apatah lagi agama kami satu !”.

Lantaran tantangan yang keras itu terpaksa Pemerintah tidak mengadakan kursi untuk golongan Arab, dan yang ada hanyalah anak Indonesia turunan Arab, duduk dalam Parlemen atau Konstituante mewakili partai politik yang ada. Diantaranya Sdr. A. Rahman Baswedan sendiri mewakili partai Masyumi sebagai temannya Omar Hobais, dan Hamid Al-Qaderi mewakili Partai Sosialis Indonesia dan lain-lain dari berbagai partai. Dan Baswedan sebagai juga Omar Hobais adalah pemuka-pemuka yang sangat giat dalam partai Masyumi.

K.H.A. Dahlan dan Muhammadiyah. Kalau Syekh Ahmad Soorkati penyebar faham 'Abduh dalam kalangan

Arab, maka adalah K.H.A. Dahlan penyiarnya dalam kalangan orang Indonesia. Beliaulah pendiri Perserikatan Muhammadiyah. K.H.A. Dahlan dilahirkan di Jogjakarta, Jawa Tengah, tempat kedudukan Sulthan Jawa. Beliau adalah dari keturunan orang-orang mulia dan nenek moyang beliau termasuk orang-orang besar disekeliling Raja, sehingga Sulthan telah memberikan kepadanya jabatan agama, yaitu menjadi Khathib dari Masjid Sulthan dan diberi gelar “Khathib Amin".

Setelah K.H.A. Dahlan berlangganan dengan majalah Al 'Urwatul Wustqa dan Al-Manar K.H.A. Dahlan mendapat fikiran baru tentang Islam, ditambah lagi dengan membaca Tafsir Muhammad 'Abduh dan kitab-kitab Ibnu Taimiyah dan Ibnul-Qayyim. Maka dengan berangsur-angsur K.H.A. Dahlan melepaskan diri dari ikatan jabatan dan mulailah beliau melihat dan memperhatikan nasib Umat Islam Jawa dari dekat. K.H.A. Dahlan melihat Islam di tanah Jawa dalam bahaya. K.H.A. Dahlan melihat bahwa tiga musuh besar bagi perkembangan jiwa bangsa telah menyerang Umat Islam, yaitu kebodohan, kemelaratan dan penderitaan, atau penyakit lahir dan bathin. Pan Ismalisme 18

Page 19: Komunisme dan Pan-Islamisme Web viewAl-quran dan As-Sunnah khususnya tentang persoalan kemasyarakatan yang ... Keahlian A. Hassan dalam agama ialah masalah Hadits ... ekonomi, makanan,

Islam kian lama kian mundur dan seorang ulama pun tidak ada yang tampiuntuk memperbaiki adat istiadat dan pengaruh ajaran agama yang telah lebih dahulu dipeluk oleh bangsa Jawa, yaitu Buddha dan Hindu belum hilang sama sekali.

Oleh sebab itu haruslah ada satu gerakan agama yang lebih teratur yang dapat menandingi pula gerakan teratur dari pihak lawan. Maka beliau dirikanlah gerakan Muhammadiyah pada tahun 1912. Dan dimintanya pengakuan dari pihak kekuasaan Belanda.

Tujuan pergerakan itu ialah : 1. Memajukan dan menggembirakan pelajaran dan pengajaran Agama Islam. 2. Memajukan dan menggembirakan hidup sepanjang kemauan Agama Islam bagi anggota-anggotanya.

Untuk mencapai tujuan itu hendaklah terlebih dahulu anggota Muhammadiyah memperbaiki aqidah-nya tentang Islam, dari pada khurafat dan bid'ah, bersendi kepada Al-Quran dan Sunnah. Dan hendaklah anggota itu mempertinggi mutu imannya dan membersihkan jiwanya daripada syirik, dan menghidupkan tolong menolong berbuat kebajikan dan taqwa, supaja menjadi Muslim sejati. Dan diwajibkannya anggota-anggota itu, atau muridnya mempelajari Al-Quran dan menyesuaikan hidup, setapak demi setapak dengan ajarannya, dan hendaklah dipelihara sungguh-sungguh ibadat kepada Tuhan sejak dari wajibnya sampai kepada sunnat.

Mula-mula beliau matangkan didikannya kepada murid-muridnya di sekeliling kampung Kauman Yogyakarta, yaitu kampung yang selalu terdapat di kota-kota ditanah Jawa, didekat masjid. Setelah jiwa muridnya itu berisi, disuruhlah mereka mempedomani Hadist Nabi : “Sampaikan dari padaku, walaupun satu ayat !" Lalu menyiarkan fahamnya itu ketempat-tempat lain, mula-mulanya di sekelilingnya, lalu lama-lama ke kota-kota yang lain. Dan didirikanlah cabang-cabang atau ranting Muhammadiyah di kota yang lain itu, dengan tujuan yang tidak berobah daripada di pusat.

Usahanya dan keteguhan hatinya didengar di seluruh Tanah Jawa. Bermacam-macam penerimaan masyarakat. Ada yang menentang dan ada yang menerimanya lalu berhubungan langsung dengan beliau. Ada pemuda-pemuda yang datang sendiri menziarahinya ke Yogya dan setelah K.H.A. Dahlan melihat bahwa pemuda itu dapat diajadikan harapan untuk menjadi penyebar fahamnya di tempat kediamannya, K.H.A. Dahlan pun datang sendiri ketempat pemuda itu.

Maka dengan tidak memperdulikan kesehatannya dan tidak memperdulikan harta bendanya, kerap kalilah beliau meninggalkan rumah tangganya. Pergi ke Solo, Surabaya, Madiun, Pekalongan, Bandung dan Jakarta. Sebagai saja katakan tadi pula, tidaklah saja hendak menerangkan bagaimana besar reaksi dari pembela faham lama terhadap K.H.A. Dahlan.

K.H.A. Dahlan pernah dituduh perusak agama, dan kata orang pernah beliau ditampar dalam satu majlis, sehingga terjatuh serbannya, dan itu diterimanya saja dengan lapang dada. Sebab telah ada pengobat hatinya, yaitu beberapa orang pemuda yang telah menyambut ajarannya dengan mendalam, Mansyur di Surabaya, `Abdul Mu'thi di Madiun, Muchtar Buchari di Solo, Kartosudarmo di Jakarta dan lain, yang kemudian menjadi pemimpin-pemimpin Muhammadiyah yang penting.

Cita-cita yang K.H.A. Dahlan tanamkan itu pun tumbuh, dan berdirilah cabang Muhammadiyah di Solo, Surabaya, Pekalongan, Garut dan Jakarta dan beberapa tempat lain, masing-masing dengan amalnya sendiri. Karena beliau membuat aturan yang masih dipakai sampai sekarang. Suatu cabang belum disahkan sebelum ada bekas amalnya.

Pan Ismalisme 19

Page 20: Komunisme dan Pan-Islamisme Web viewAl-quran dan As-Sunnah khususnya tentang persoalan kemasyarakatan yang ... Keahlian A. Hassan dalam agama ialah masalah Hadits ... ekonomi, makanan,

Muhammadiyah telah berdiri teguh, meskipun baru sedikit, dan K.H.A. Dahlan yakin nanti akan tersebar lagi. Tetapi karena itu, harta bendanya telah habis dan kesehatannya telah sangat mundur. K.H.A. Dahlan wafat pada tahun 1923, setelah 11 tahun berjuang siang malam. K.H.A. Dahlan meninggal dalam hal keadaan miskin harta benda dan kaya dalam bekas amalan.

Setelah K.H.A. Dahlan meninggal, murid-murid dan pengikutnya telah menyebarkan Muhammadiyah keluar Jawa, ke Sulawesi, ke Kalimantan, ke Pulau Billiton dan ke Sumatera. Dan tersebarlah dengan amat pesatnya di Minangkabau setelah Syekh `Abdul Karim Amrullah pada ziarahnya yang kedua kali, datang pula ke Yogya dan mempelajari Anggaran Dasar Muhammadiyah, dan setelah Syekh `Abdul Karim Amrullah pulang, diajaknya murid-murid dan anak-anaknya mendirikan Pergerakan itu pula di Minangkabau. Maka masuklah orang berduyun-duyun dan berdirilah cabang-cabangnya disana, sampai sanggup mengadakan Kongres Besar Muhammadiyah seluruh Indonesia di Bukittinggi pada tahun 1930.

Pergerakan ini tidak mencampuri politik, meskipun K.H.A. Dahlan sendiri menjadi Penasehat dari Partai Syarikat Islam yang dipimpin H.O.S. Tjokroaminoto. Dan Markas Besarnya sampai sekarang ialah kota Yogyakarta. Tetapi anggotanya bebas memasuki partai politik yang disukainya, yang dianjurkan kalau hendak berpolitik pilihlah yang bertujuan Islam. Oleh sebab itu sebahagian besar mereka masuk dalam Partai Politik Islam Masyumi, dan sedikit yang masuk yang lain, dan tidak ada yang masuk Partai Komunis.

Adapun anggota pergerakan ini tidaklah banyak, jika dibandingkan dengan bilangan orang Islam di Indonesia. Bangsa Indonesia menurut hitungan terakhir 80 juta, 75 juta beragama Islam, dan anggota Muhammadiyah setelah diadakan saringan hanya 200,000 orang. Sebabnya ialah karena menerima anggota tidaklah dipermudah. Yang diterima ialah orang yang baik akhlaknya dan baik ibadatnya, dan bagi barangsiapa yang belum lengkap syarat itu masih dibilangkan “kandidat anggota", atau penganut faham (simpatisan). Dan yang terpenting lagi ialah pengaruh anggota yang sedikit kepada masyarakat Islam yang banyak dan bekas amalnya. Semua beramal menurut bakatnya (kullun ya'malu 'ala syakilatih).

Ahmad HasanNama Ahmad Hasan yang dikenal sebagai Hasan bandung walaupun

telah bertahun-tahun tinggal di Bangil, Ahmad Hassan merupakan seorang ulama besar yang  lahir pada tahun1887 di Singapura. Ayahnya bernama Ahmad seorang pengarang dan wartawan yang terkenal di Singapura, yang menerbitkan beberapa surat kabar dalam bahasa Tamil. Ibunya bernama Haji Muznah berasal dari Palekat ( Madras ), tetapi kelahiran Surabaya, Ahmad dan Muznah menikah di Surabaya dan kemudian pindah ke Singapura.di sanalah lahir Ahmad Hassan bin Ahmad .

Pendidikan A. Hassan, pada usia 7 tahun A. Hassan Al-Qur’an dan agama kemudian masuk sekolah melayu, belajar bahasa Arab, Melayu, Tamil dan Inggris. Keahlian A. Hassan dalam agama ialah masalah Hadits, Tafsir, Fiqih, Ushul Fiqih, Ilmu Kalam dan Manthiq. Diluar waktu belajar, Ahmad Hassan juga mengasah bakatnya dalam bidang bertenun dan pertukangan kayu, dia juga sempat membantu ayahnya di percetakan, menjadi pelayan dan lain-lain. Setelah menyelesaikan proses belajar hingga tahun 1910, Hassan mengabdikan diri sebagai guru di Madrasah untuk orang-orang India di beberapa tempat, antaralain di Arab Street, Baghdad Street dan Geylang di Singapura.Pan Ismalisme 20

Page 21: Komunisme dan Pan-Islamisme Web viewAl-quran dan As-Sunnah khususnya tentang persoalan kemasyarakatan yang ... Keahlian A. Hassan dalam agama ialah masalah Hadits ... ekonomi, makanan,

Keinginan ayah Ahmad Hassan untuk melihat anaknya menjadi penulis membuahkan hasil, pada tahun 1912-1913 Ahmad Hassan membantu Utusan Melayu yang diterbitkan di Singapura pimpinan Inche Hamid. Ahmad Hassan   banyak menulis tentang nasehat, anjuran untuk berbuat baik, mencegah kejahatan, ia juga menyoroti berbagai masalah yang berkembang dalam bentuk syair, tulisannya banyak mengandung kritikan masyarakat untuk kemajuan Islam.

Salah  satu tulisannya yang dianggap kritis waktu itu ialah kritikannya terhadap Tuan Qadhi (Hakim Agama) yang memeriksa perkara dengan mencampurkan tempat duduk pria dan wanita. Saat itu merupakan tindakan yang luar biasa mengingat Hakim Agama memililki kedudukan yang tinggi sehingga tidak ada yang berani mengkritiknya. Dalam profesi Ahmad Hassan sebagai pengarang dan penulis, Hassan pernah membuat cerita humor dan diterbitkan dalam empat jilid.

 Pada tahun 1921 Ahmad Hassan pindah dari Singapura ke Surabaya, mula-mula Ahmad Hassan berdagang namun mengalami kerugian, sehingga Ahmad Hassan kembali bekerja sebagai vulkanisir ban mobil. Jiwa pejuangan dan pengetahuan agama yang menyebabkan Ahmad Hassan dalam waktu singkat berkenalan dengan para pemimpin Serikat Islam di Surabaya. Dia bersahabat baik dengan H.O.S Cokroaminoto, A.M Sangaji, H.A Salim Bakri Suratmaja dan lain-lain.

Ahmad Hassan pernah belajar tenun di Kediri, Tetapi Ahmad Hassan belum puas, lalu ia pergi ke Bandung dan mendapat ijazah di sana,.selama tinggal di Bandung Ahmad Hassan berkenalan dengan tokoh-tokoh Persis,antara lain Asyari, Tamim Zamzam dan lain-lain, kedatangan ke bandung pada tahun 1925, dua tahun setelah berdiri Persatuan Islam. Sering kali Ahmad Hassan mengajar di pengajian-pengajian Persis, Ahmad Hassan menetap di Bandung, menjadi guru Persis dan menjadi tokoh terkemuka di Persis

 Banyak pekerjaan yang dilakukan oleh Ahmad Hassan antara lain menjadi guru Persis, member kursus padaa pelajar-pelajar didikan barat, bertabligh setiap minggu, menyusun berbagaai karangan untuk mengissi majalah ataupun buku lainnya.

 Setelah tujuh belas tahun Ahmad Hassan tnggal di Bandung, pada tahun 1941 ia pindah ke bangil, bersama percetakannya sebagai bekal hidup, di Bangil ini Ahmad Hassan terus berdakwah dan menulis,  ia mencetaak dan menerbitkan sendiri kartanya. Di Bangil Ahmad Hassan mendirikan pesantren PERSIS di samping pesantren putri yang sampai kini dihuni oleh para santri dari berbagai tanah air.

  Sejak itulah, banyak organisasi Islam yang muncul. Persatuan Islam berdiri di Bandung pada 12 September 1923, Organisasi Persatuan Islam atau yang lebih dikenal dengan nama PERSIS merupakan organisasi sosial keagamaan yang proses berdirinya di awali dengan terbentuknya suatu kelompok tadarusan di Kota Bandung yang dipimpin oleh Haji Zamzam dan Haji Muhammad Yunus. Keduanya merupakan keturunan dari tiga keluarga yang pindah dari Palembang pada abad 18 (Federspiel 1996:15)

  Pada dasarnya, perhatian Persis ditujukan terutama pada penyebaran paham Alquran dan sunah. Hal ini dilakukan melalui berbagai aktivitas, di antaranya dengan mengadakan pertemuan-pertemuan umum, tabligh, khutbah, kelompok studi, tadarus, pendirian sekolah-sekolah ( pesantren ), penerbitan majalah-majalah dan kitab-kitab, serta berbagai aktivitas keagamaan lainnya.

  Dalam bidang pendidikan, pada 1924 diselenggarakan kelas pendidikan akidah dan ibadah bagi orang dewasa. Pada 1927, didirikan Pan Ismalisme 21

Page 22: Komunisme dan Pan-Islamisme Web viewAl-quran dan As-Sunnah khususnya tentang persoalan kemasyarakatan yang ... Keahlian A. Hassan dalam agama ialah masalah Hadits ... ekonomi, makanan,

lembaga pendidikan kanak-kanak dan Holland Inlandesch School ( HIS ) yang merupakan proyek lembaga Pendidikan Islam (Pendis) di bawah pimpinan Mohammad Natsir. Kemudian, pada 4 Maret 1936, secara resmi didirikan Pesantren Persis yang pertama dan diberi nomor satu di Bandung.

  Dalam bidang penerbitan ( publikasi ), Persis banyak menerbitkan buku-buku dan majalah-majalah, di antaranya majalah Pembela Islam ( 1929 ), Al-Fatwa ( 1931 ), Al-Lissan ( 1935 ), At-Taqwa ( 1937 ), majalah berkala Al-Hikam ( 1939 ), Aliran Islam ( 1948 ), Risalah ( 1962 ), Pemuda Persis Tamaddun ( 1970 ), majalah berbahasa Sunda Iber ( 1967 ), dan berbagai majalah ataupun siaran publikasi yang diterbitkan oleh cabang-cabang Persis di berbagai tempat. Beberapa di antara majalah tersebut saat ini sudah tidak diterbitkan lagi (Republika,3 Oktober 2010).

            Sejak berdirinya pada 1923, Persis tetap konsisten berjuang menegakkan misi utama organisasi ini. Bahkan, Ahmad Hassan, sang guru utama Persis, harus berhadapan dengan sejumlah tokoh yang mendebatnya, karena dianggap pandangannya yang radikal. Namun, semua itu dibuktikan A Hassan dengan dasar-dasar yang konkret dalam Alquran. A Hassan menginginkan umat ini kembali mengkaji Al-Quran dan Sunnah, sebagai rujukan utama. Bila tidak ditemukan dasarnya dalam kedua sumber hukum Islam tersebut, maka perbuatan itu harus ditinggalkan (Republika, 3 Oktober 2010).

Pengaruh Gerakan Pembaharuan Pan Islamisme di IndonesiaGerakan reformasi Islam di Timur Tengah berkembang sebagai reaksi

terhadap imperialisme Eropa. Tokoh terkemuka dari gerakan tersebut adalah Jamaluddin Al-Afgani (1839-1897) dan Syekh Muhammad Abduh (1849-1905) serta muridnya, Muhammad Rasyid Ridha. Pada permulaan abad ke-20, gerakan reformasi tersebut turut mempengaruhi bangkitnya pergerakan nasional Indonesia. Menurut Noer (1990) bahwa gerakan pembaharuan di Indonesia tidak pernah lepas dari perkembangan dunia pada umumnya. Inspirasi dari luar, terutama datang dari Timur Tengah. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Pieter Korver (1986) bahwa: “Pada tahun-tahun permulaan abad ini, suatu gerakan reformasi Islam yang berpengaruh mulai tumbuh di Indonesia, sebagai suatu bagian yang hakiki dari perjuangan pergerakan nasional kepulauan tersebut pada waktu itu. Diilhami oleh ahli fikir Islam yang berhaluan modern, seperti Muhammad Abduh (1849-1905) dan Jamaluddin Al-Afgani (1839-1897) di Timur Tengah.”

Zuhri (1981) menyatakan bahwa pergerakan yang terjadi di Mesir sangat diperhatikan oleh para pemimpin di Indonesia pada permulaan abad ke-20. Salah satu faktor ekstern yang mempengaruhi kebangkitan nasional Indonesia adalah pengaruh gerakan Pan Islam yang dipelopori oleh Sayid Jamaluddin Al-Afgani dengan target politiknya menghilangkan sebab-sebab yang memecah belah umat muslim, serta mempersatukan kaum muslim untuk mempertahankan iman. Sementara Syekh Muhammad Abduh yang bergerak di bidang agama dengan tujuan menuntut pemurnian kepercayaan dan amal keagamaan, kenaikan taraf kecerdasan dan modernisasi pendidikan.

Gerakan kedua tokoh tersebut membangkitkan pergerakan nasional Indonesia, terutama organisasi Al-Jam’iyat Al-Khairiyah (1906), Sarekat Islam (1911), Muhammadiyah (1912). Waktu itu Al-Jam’iyat Al-Khairiyah dan Muhammadiyah berorientasi pada pendidikan, sedangkan Sarekat Islam pada bidang politik. Aliran Muhammad Abduh yang gerakannya mengarah pada usaha pendidikan, membentuk generasi baru yang akan meneruskan perjuangan, telah mempengaruhi K.H. Ahmad Dahlan di Yogyakarta dengan Pan Ismalisme 22

Page 23: Komunisme dan Pan-Islamisme Web viewAl-quran dan As-Sunnah khususnya tentang persoalan kemasyarakatan yang ... Keahlian A. Hassan dalam agama ialah masalah Hadits ... ekonomi, makanan,

gerakan Muhammadiyah dan K.H. Hasyim Asy’ari di Jawa Timur dengan Nahdlatul Ulama.

Pengaruh Pan Islamisme ini, khususnya dalam bidang agama, menyatakan bahwa kitab tafsir “Al-Manar” karangan Muhammad Abduh yang diterbitkan oleh Muhammad Rasyid Ridha memperoleh tempat di hati para pemimpin masyarakat Islam di Indonesia sehingga gerakan pembaharu itu melahirkan Muhammadiyah pada tanggal 18 Nopember 1912. Tentang Al-Jam’iyat Al-Khairiyah sebagai organisasi berhaluan non politik (agama) banyak mendatangkan guru dari tanah Arab, seperti Syekh Muhammad Noer yang pernah belajar langsung pada Muhammad Abduh. Dalam mengembangkan pemikiran, murid-murid diberikan pengertian dalam daya kritik, bukan hafalan.

Pengaruh Pan Islamisme terhadap organisasi Sarekat Islam nampak terutama ketika organisasi tersebut dipimpin oleh H.O.S. Cokroaminoto yang mengikuti pemikiran politik Jamaluddin Al-Afgani dalam menentang kolonialisme dan imperialisme Barat. Dalam perkembangannya, Partai Sarekat Islam dan Muhammadiyah mendirikan All Islam Congress pada tahun 1924. Selain ketiga organisasi tersebut, Nahdlatul Ulama (1926) termasuk organisasi yang mendapat pengaruh atas perkembangan tersebut. Hal ini terlihat dalam reaksinya terhadap dihapuskannya kedudukan khalifah oleh Turki dan direbutnya kota Mekah. Pada bulan Februari 1926, NU mengirim suatu Komite (Komite Hijaz) ke Raja Ibnu Sa’ud, penguasa baru di Mekah beraliran Wahabi, agar memberikan keleluasaan pelaksanaan syariat atas dasar empat mazhab terhadap kegiatan ibadah di tanah suci, dan upaya Komite Hijaz ini berhasil. Dalam melaksanakan tugas kepemimpinan, NU menyadari bahwa masalah yang sedang dihadapi adalah mewujudkan cita-cita kejayaan Islam, kesejahteraan umat manusia, persatuan bangsa dan martabatnya, serta membina masa depan yang baik.

Komunisme dan Pan-Islamisme Tan Malaka (1922)

Penerjemah: Ted Sprague, Agustus 2009

Ini adalah sebuah pidato yang disampaikan oleh tokoh Marxis Indonesia Tan Malaka pada Kongres Komunis Internasional ke-empat pada tanggal 12 Nopember 1922. Menentang thesis yang didraf oleh Lenin dan diadopsi pada Kongres Kedua, yang telah menekankan perlunya sebuah “perjuangan melawan Pan-Islamisme”, Tan Malaka mengusulkan sebuah pendekatan yang lebih positif. Tan Malaka (1897-1949) dipilih sebagai ketua Partai Komunis Indonesia pada tahun 1921, tetapi pada tahun berikutnya dia dipaksa untuk meninggalkan Hindia Belanda oleh pihak otoritas koloni. Setelah proklamasi kemerdekaan pada bulan Agustus 1945, dia kembali ke Indonesia untuk berpartisipasi dalam perjuangan melawan penjajahan Belanda. Dia menjadi ketua Partai Murba (Partai Proletar)), yang dibentuk

Pan Ismalisme 23

Page 24: Komunisme dan Pan-Islamisme Web viewAl-quran dan As-Sunnah khususnya tentang persoalan kemasyarakatan yang ... Keahlian A. Hassan dalam agama ialah masalah Hadits ... ekonomi, makanan,

pada tahun 1948 untuk mengorganisir kelas pekerja oposisi terhadap pemerintahan Soekarno. Pada bulan Februari 1949 Tan Malaka ditangkap oleh tentara Indonesia dan dieksekusi.

Kamerad! Setelah mendengar pidato-pidato Jenderal Zinoviev, Jenderal Radek dan kamerad-kamerad Eropa lainnya, serta berkenaan dengan pentingnya, untuk kita di Timur juga, masalah front persatuan, saya pikir saya harus angkat bicara, atas nama Partai Komunis Jawa, untuk jutaan rakyat tertindas di Timur.

Saya harus mengajukan beberapa pertanyaan kepada kedua jenderal tersebut. Mungkin Jenderal Zinoviev tidak memikirkan mengenai sebuah front persatuan di Jawa; mungkin front persatuan kita adalah sesuatu yang berbeda. Tetapi keputusan dari Kongres Komunis Internasional Kedua secara praktis berarti bahwa kita harus membentuk sebuah front persatuan dengan kubu nasionalisme revolusioner.  Karena, seperti yang harus kita akui, pembentukan sebuah front bersatu juga perlu di negara kita, front persatuan kita tidak bisa dibentuk dengan kaum Sosial Demokrat  tetapi harus dengan kaum nasionalis revolusioner. Namun taktik yang digunakan oleh kaum nasionalis seringkali berbeda dengan taktik kita; sebagai contoh, taktik pemboikotan dan perjuangan pembebasan kaum Muslim, Pan-Islamisme. Dua hal inilah yang secara khusus saya pertimbangkan, sehingga saya bertanya begini. Pertama, apakah kita akan mendukung gerakan boikot atau tidak? Kedua, apakah kita akan mendukung Pan-Islamisme, ya atau tidak? Bila ya, seberapa jauh kita akan terlibat?

Metode boikot, harus saya akui, bukanlah sebuah metode Komunis, tapi hal itu adalah salah satu senjata paling tajam yang tersedia pada situasi penaklukan politik-militer di Timur. Dalam dua tahun terakhir kita telah menyaksikan keberhasilan aksi boikot rakyat Mesir 1919 melawan imperialisme Inggris, dan lagi boikot besar oleh Cina di akhir tahun 1919 dan awal tahun 1920. Gerakan boikot terbaru terjadi di India Inggris. Kita bisa melihat bahwa dalam beberapa tahun kedepan bentuk-bentuk pemboikotan lain akan digunakan di  timur. Kita tahu bahwa ini bukan metode kita; ini adalah sebuah metode borjuis kecil, satu metode kepunyaan kaum borjuis nasionalis. Lebih jauh kita bisa mengatakan; bahwa pemboikotan berarti dukungan terhadap kapitalisme domestik; tetapi kita juga telah menyaksikan bahwa setelah gerakan boikot di India, kini ada 1800 pemimpin yang dipenjara, bahwa pemboikotan telah membangkitkan sebuah atmosfer yang sangat revolusioner, dan gerakan boikot ini telah memaksa pemerintahan Inggris untuk meminta bantuan militer kepada Jepang, untuk menjaga-jaga kalau gerakan ini akan berkembang menjadi sebuah pemeberontakan bersenjata. Kita juga tahu bahwa para pemimpin  Mahommedan di India – Dr. Kirchief, Hasret Mahoni dan Ali bersaudara – pada kenyataannya adalah kaum nasionalis; kita tidak melihat sebuah pemberontakan ketika Gandhi dipenjara. Tapi rakyat di India sangat paham seperti halnya setiap kaum revolusioner disana: bahwa sebuah pemberontakan lokal hanya akan berahir dalam kekalahan, karena kita tidak punya senjata atau militer lainnya di sana, oleh karena itu masalah gerakan boikot akan, sekarang atau di hari depan, menjadi sebuah masalah yang mendesak bagi kita kaum Komunis. Baik di India maupun Jawa kita sadar bahwa banyak kaum Komunis yang cenderung ingin memproklamirkan sebuah gerakan boikot di Jawa, mungkin Pan Ismalisme 24

Page 25: Komunisme dan Pan-Islamisme Web viewAl-quran dan As-Sunnah khususnya tentang persoalan kemasyarakatan yang ... Keahlian A. Hassan dalam agama ialah masalah Hadits ... ekonomi, makanan,

karena ide-ide Komunis yang berasal dari Rusia telah lama dilupakan, atau mungkin ada semacam pelepasan mood Komunis yang besar di India yang bisa menentang semua gerakan. Bagaimanapun juga kita dihadapkan pada pertanyaan: apakah kita akan mendukung taktik ini, ya atau tidak? Dan seberapa jauh kita akan mendukung?

Pan-Islamisme adalah sebuah sejarah yang panjang. Pertama saya akan berbicara tentang pengalaman kita di Hindia Belanda dimana kita telah bekerja sama dengan kaum Islamis. Di Jawa kita memiliki sebuah organisasi yang sangat besar dengan banyak petani yang sangat miskin, yaitu Sarekat Islam. Antara tahun 1912 dan 1916 organisasi ini memiliki sejuta anggota, mungkin sebanyak tiga atau empat juta. Itu adalah sebuah gerakan popular yang sangat besar, yang timbul secara spontan dan sangat revolusioner.

Hingga tahun 1921 kita berkolaborasi dengan mereka. Partai kita, terdiri dari 13,000 anggota, masuk ke pergerakan popular ini dan melakukan propaganda di dalamnya. Pada tahun 1921 kita berhasil membuat Sarekat Islam mengadopsi program kita. Sarekat Islam juga melakukan agitasii pedesaan mengenai kontrol pabrik-pabrik dan slogan: Semua kekuasaan untuk kaum tani miskin, Semua kekuasaan untuk kaum proletar! Dengan demikian Sarekat Islam melakukan propaganda yang sama seperti Partai Komunis kita, hanya saja terkadang menggunakan nama yang berbeda.

Namun pada tahun 1921 sebuah perpecahan timbul karena kritik yang ceroboh terhadap kepemimpinan Sarekat Islam. Pemerintah melalui agen-agennya di Sarekat Islam mengeksploitasi perpecahan ini, dan juga mengeksploitasi keputusan Kongres Komunis Internasional Kedua: Perjuangan melawan Pan-Islamisme! Apa kata mereka kepada para petani jelata? Mereka bilang: Lihatlah, Komunis tidak hanya menginginkan perpecahan, mereka ingin menghancurkan agamamu! Itu terlalu berlebihan bagi seorang petani muslim. Sang petani berpikir: aku telah kehilangan segalanya di dunia ini, haruskah aku kehilangan surgaku juga? Tidak akan! Ini adalah cara seorang Muslim jelata berpikir. Para propagandis dari agen-agen pemerintah telah berhasil mengeksploitasi ini dengan sangat baik. Jadi kita pecah. [Ketua: Waktu anda telah habis]

Saya datang dari Hindia Belanda, dan menempuh perjalanan selama empat puluh hari .[Tepuk Tangan]

Para anggota Sarekat Islam percaya pada propaganda kita dan tetap bersama kita di perut mereka, untuk menggunakan sebuah ekspresi yang popular, tetapi di hati mereka mereka masih bersama Sarekat Islam, dengan surga mereka. Karena surga adalah sesuatu yang tidak bisa kita berikan kepada mereka. Karena itulah, mereka memboikot pertemuan-peretemuan kita dan kita tidak bisa melanjutkan propaganda kita lagi.

Sejak awal tahun lalu kita telah bekerja untuk membangun kembali hubungan kita dengan Sarekat Islam. Pada kongres kami bulan Desember tahun lalu kita mengatakan bahwa Muslim di Kaukasus dan negara-negara lain, yang bekerjasama dengan Uni Soviet dan berjuang melawan kapitalisme internasional, memahami agama mereka dengan lebih baik, kami juga mengatakan bahwa, jika mereka ingin membuat sebuah propaganda mengenai agama mereka, mereka bisa melakukan ini, meskipun

Pan Ismalisme 25

Page 26: Komunisme dan Pan-Islamisme Web viewAl-quran dan As-Sunnah khususnya tentang persoalan kemasyarakatan yang ... Keahlian A. Hassan dalam agama ialah masalah Hadits ... ekonomi, makanan,

mereka tidak boleh melakukannya di dalam pertemuan-pertemuan tetapi di masjid-masjid.

Kami telah ditanya di pertemuan-pertemuan publik: Apakah Anda Muslim - ya atau tidak? Apakah Anda percaya pada Tuhan – ya atau tidak? Bagaimana kita menjawabnya? Ya, saya katakan, ketika saya berdiri di depan Tuhan saya adalah seorang Muslim, tapi ketika saya berdiri di depan banyak orang saya bukan seorang Muslim [Tepuk Tangan Meriah], karena Tuhan mengatakan bahwa banyak iblis di antara banyak manusia! [Tepuk Tangan Meriah] Jadi kami telah mengantarkan sebuah kekalahan pada para pemimpin mereka dengan Qur’an di tangan kita, dan di kongres kami tahun lalu kami telah memaksa para pemimpin mereka, melalui anggota mereka sendiri, untuk bekerjasama dengan kami.

Ketika sebuah pemogokan umum terjadi pada bulan Maret tahun lalu, para pekerja Muslim membutuhkan kami, karena kami memiliki pekerja kereta api di bawah kepemimpinan kami. Para pemimpin Sarekat Islam berkata: Anda ingin bekerjasama dengan kami, jadi Anda harus menolong kami juga. Tentu saja kami mendatangi mereka, dan berkata: Ya, Tuhan Anda maha kuasa, tapi Dia telah mengatakan bahwa di dunia ini pekerja kereta api adalah lebih berkuasa! [Tepuk Tangan Meriah] Pekerja kereta api adalah komite eksekutif Tuhan di dunia ini. [Tertawa]

Tapi ini tidak menyelesaikan masalah kita, jika kita pecah lagi dengan mereka kita bisa yakin bahwa para agen pemerintah akan berada di sana lagi dengan argumen Pan-Islamisme mereka. Jadi masalah Pan-Islamisme adalah sebuah masalah yang sangat mendadak.

Tapi sekarang pertama-tama kita harus paham benar apa arti sesungguhnya dari kata Pan-Islamisme. Dulu, ini mempunyai sebuah makna historis dan berarti bahwa Islam harus menaklukkan seluruh dunia, pedang di tangan, dan ini harus dilakukan di bawah kepemimpinan seorang Khalifah [Pemimpin dari Negara Islam – Ed.], dan Sang Khalifah haruslah keturunan Arab. 400 tahun setelah meninggalnya Muhammad, kaum muslim terpisah menjadi tiga Negara besar dan oleh karena itu Perang Suci ini telah kehilangan arti pentingnya bagi semua dunia Islam. Hilang artinya bahwa, atas nama Tuhan, Khalifah dan agama Islam harus menaklukkan dunia, karena Khalifah Spanyol mengatakan, aku adalah benar-benar Khalifah sesungguhnya, aku harus membawa panji [Islam], dan Khalifah Mesir mengatakan hal yang sama, serta Khalifah Baghdad berkata, Aku adalah Khalifah yang sebenarnya, karena aku berasal dari suku Arab Quraish.

Jadi Pan-Islamisme tidak lagi memiliki arti sebenarnya, tapi kini dalam prakteknya memiliki sebuah arti yang benar-benar berbeda. Saat ini, Pan-Islamisme berarti perjuangan untuk pembebasan nasional, karena bagi kaum Muslim Islam adalah segalanya: tidak hanya agama, tetapi juga Negara, ekonomi, makanan, dan segalanya. Dengan demikian Pan-Islamisme saat ini berarti persaudaraan antar sesama Muslim, dan perjuangan kemerdakaan bukan hanya untuk Arab tetapi juga India, Jawa dan semua Muslim yang tertindas. Persaudaraan ini berarti perjuangan kemerdekaan praktis bukan hanya melawan kapitalisme Belanda, tapi juga kapitalisme Inggris, Perancis dan Itali, oleh karena itu melawan kapitalisme secara keseluruhan. Itulah arti Pan-Islamisme saat ini di Indonesia di antara rakyat kolonial yang tertindas,

Pan Ismalisme 26

Page 27: Komunisme dan Pan-Islamisme Web viewAl-quran dan As-Sunnah khususnya tentang persoalan kemasyarakatan yang ... Keahlian A. Hassan dalam agama ialah masalah Hadits ... ekonomi, makanan,

menurut propaganda rahasia mereka – perjuangan melawan semua kekuasaan imperialis di dunia.

Ini adalah sebuah tugas yang baru untuk kita. Seperti halnya kita ingin mendukung perjuangan nasional, kita juga ingin mendukung perjuangan kemerdekaan 250 juta Muslim yang sangat pemberani, yang hidup di bawah kekuasaaan imperialis. Karena itu saya tanya sekali lagi: haruskah kita mendukung Pan-Islamisme, dalam pengertian ini?

Pan Ismalisme 27