konsep dan teori gender menurut bkkbn.doc

14
KONSEP DAN TEORI GENDER MENURUT BKkBN (Sasongko, Sri Sundari. 2009. Konsep dan Teori Gender menurut BKkbN. Jakarta: BKKBN Pusat) 1. Pengertian dan perbedaan gender dan seks : Istilah “gender” dikemukakan oleh para ilmuwan sosial dengan maksud untuk menjelaskan perbedaan perempuan dan laki-laki yang mempunyai sifat bawaan (ciptaan Tuhan) dan bentukan budaya (konstruksi sosial). Seringkali orang mencampuradukkan ciri-ciri manusia yang bersifat kodrati (tidak berubah) dengan yang bersifat non-kodrati (gender) yang bisa berubah dan diubah. Perbedaan peran gender ini juga menjadikan orang berpikir kembali tentang pembagian peran yang dianggap telah melekat, baik pada perempuan maupun laki-laki. Gender : perbedaan peran, fungsi, dan tanggungjawab antara laki-laki dan perempuan yang merupakan hasil konstruksi sosial dan dapat berubah sesuai dengan perkembangan jaman. Seks : perbedaan jenis kelamin yang ditentukan secara biologis. Seks melekat secara fisik sebagai alat reproduksi. Oleh karena itu, seks merupakan kodrat atau ketentuan Tuhan sehingga bersifat permanen dan universal. Perbedaan gender dan seks Gender Seks/jenis kelamin Bisa berubah Dapat dipertukarkan Tergantung budaya dan kebiasaan Tergantung budaya setempat Tidak bisa berubah Tidak dapat dipertukarkan Berlaku sepanjang masa Berlaku di mana saja Kodrat (ciptaan Tuhan):

Upload: hafiz-hari-nugraha

Post on 26-Oct-2015

341 views

Category:

Documents


47 download

DESCRIPTION

konsep

TRANSCRIPT

Page 1: KONSEP DAN TEORI GENDER MENURUT BKkBN.doc

KONSEP DAN TEORI GENDER MENURUT BKkBN

(Sasongko, Sri Sundari. 2009. Konsep dan Teori Gender menurut BKkbN. Jakarta: BKKBN Pusat)

1. Pengertian dan perbedaan gender dan seks :

Istilah “gender” dikemukakan oleh para ilmuwan sosial dengan maksud untuk menjelaskan perbedaan

perempuan dan laki-laki yang mempunyai sifat bawaan (ciptaan Tuhan) dan bentukan budaya (konstruksi

sosial). Seringkali orang mencampuradukkan ciri-ciri manusia yang bersifat kodrati (tidak berubah) dengan

yang bersifat non-kodrati (gender) yang bisa berubah dan diubah. Perbedaan peran gender ini juga

menjadikan orang berpikir kembali tentang pembagian peran yang dianggap telah melekat, baik pada

perempuan maupun laki-laki.

Gender : perbedaan peran, fungsi, dan tanggungjawab antara laki-laki dan perempuan yang merupakan hasil

konstruksi sosial dan dapat berubah sesuai dengan perkembangan jaman.

Seks : perbedaan jenis kelamin yang ditentukan secara biologis. Seks melekat secara fisik sebagai alat

reproduksi. Oleh karena itu, seks merupakan kodrat atau ketentuan Tuhan sehingga bersifat permanen dan

universal.

Perbedaan gender dan seks

Gender Seks/jenis kelamin

Bisa berubah

Dapat dipertukarkan

Tergantung budaya dan kebiasaan

Tergantung budaya setempat

Bukan kodrat (buatan masyarakat)

Tidak bisa berubah

Tidak dapat dipertukarkan

Berlaku sepanjang masa

Berlaku di mana saja

Kodrat (ciptaan Tuhan): perempuan

menstruasi, hamil, melahirkan, menyusui

Perbedaan laki-laki dan perempuan dilihat dari sifat, fungsi dan ruang lingkup dan tanggung jawab.

Aspek Laki-laki Perempuan

Sifat

Fungsi

Ruang Lingkup

Tanggungjawab (peran)

Maskulin

Produksi

Publik

Nafkah Utama

Feminin

Reproduksi

Domestik

Nafkah Tambahan

Page 2: KONSEP DAN TEORI GENDER MENURUT BKkBN.doc

Pengertian gender menurut sumber lain (http://paramadina.wordpress.com/2007/03/16/pengertian-gender/):

Kata gender berasal dari bahasa Inggris berarti “jenis kelamin”. Dalam Webster’s New World

Dictionary, gender diartikan sebagai perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan dilihat dari segi

nilai dan tingkah laku.

Di dalam Women’s Studies Encyclopedia dijelaskan bahwa gender adalah suatu konsep kultural

yang berupaya membuat pembedaan (distinction) dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristik

emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat.

Hilary M. Lips dalam bukunya yang terkenal Sex & Gender: an Introduction mengartikan gender

sebagai harapan-harapan budaya terhadap laki-laki dan perempuan (cultural expectations for women and

men).

Pendapat ini sejalan dengan pendapat kaum feminis, seperti Lindsey yang menganggap semua

ketetapan masyarakat perihal penentuan seseorang sebagai laki-laki atau perempuan adalah termasuk bidang

kajian gender (What a given society defines as masculine or feminin is a component of gender).

H. T. Wilson dalam Sex and Gender mengartikan gender sebagai suatu dasar untuk menentukan

pengaruh faktor budaya dan kehidupan kolektif dalam membedakan laki-laki dan perempuan.

Kata gender belum masuk dalam perbendaharaan Kamus Besar Bahasa Indonesia, tetapi istilah

tersebut sudah lazim digunakan, khususnya di Kantor Menteri Negara Urusan Peranan Wanita dengan istilah

“jender”. Gender diartikan sebagai “interpretasi mental dan kultural terhadap perbedaan kelamin yakni laki-

laki dan perempuan. Gender biasanya dipergunakan untuk menunjukkan pembagian kerja yang dianggap

tepat bagi laki-laki dan perempuan”.

Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa gender adalah suatu konsep yang digunakan

untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dilihat dari segi pengaruh sosial budaya. Gender

dalam arti ini adalah suatu bentuk rekayasa masyarakat (social constructions), bukannya sesuatu yang

bersifat kodrati.

2. Konsep perubahan perilaku dan bentuk-bentuk diskriminasi gender

Perilaku manusia dipengaruhi oleh faktor biologi, sosial dan agama

Biologi sosial agama

Berbeda ciri fisik antara

perempuan dan laki-laki,

serta tidak dapat

dipertukarkan karena produk

alamiah (hormon).

Berbeda peran dan

tanggungjawab perempuan

dan laki-laki, dan dapat

dipertukarkan karena produk

budaya (tata nilai).

Berbeda posisi perempuan

dan laki-laki, dan tidak dapat

dipertukarkan karena ajaran

agama (dogmatis).

Istilah yang berkaitan dengan pemahaman gender :

Page 3: KONSEP DAN TEORI GENDER MENURUT BKkBN.doc

a. Buta gender (gender blind) : kondisi/ keadaan seseorang yang tidak memahami tentang

pengertian/konsep gender karena ada perbedaan kepentingan laki-laki dan perempuan. Contoh : tugas

perempuan hanya melaksanakan pekerjaan rumah tangga

b. Bias gender : keadaan yg menunjukkan sikap berpihak lebih pd lak-laki daripada wanita. Contohnya aborsi

ilegal pihak wanita mengalami hukuman krn tindk.aborsinya.sementara laki-laki terbebaskan.

c. Sadar gender (gender awareness) : kondisi/ keadaan seseorang yang sudah menyadari kesamaan hak dan

kewajiban antara perempuan dan laki-laki.

d. Patriakhi : tata nilai social budaya suatu masyarakat yang menempatkan ayah sebagai pemimpin

keluarga.

e. Peka/Sensitif Gender (gender sensitive) : kemampuan dan kepekaan seseorang dalam melihat dan

menilai hasil pembangunan dan aspek kehidupan lainnya dari perspektif gender (disesuaikan

kepentingan yang berbeda antara laki-laki dan perempuan).

f. Mawas Gender (gender perspective) : kemampuan seseorang memandang suatu keadaan berdasarkan

perspektif gender.

g. Peduli/Responsif Gender (gender concern/responsive) : kebijakan/program/kegiatan atau kondisi yang

sudah dilakukan dengan memperhitungkan kepentingan kedua jenis kelamin.

h. Kesetaraan gender : keadaan tanpa diskriminasi dalam memperoleh kesempatan, pembagian sumber-

sumber dan hasil pembagian serta akses terhadap pelayanan

i. Keadilan gender : gambaran keseimbangan yang adil dalam pembagian beban tanggungjawab dan

manfaat antara laki-laki & wanita. Keadilan gender didasari atas pemahaman bahwa laki-laki & wanita

mempunyai perbedaan kebutuhan & kekuasaan. Perbedaan ini perlu dikenali dan diperhatikan untuk

dipakai sebagai dasar atas penerapan perlakuan yang berbeda bagi laki-laki dan wanita.

Diskriminasi Gender

Page 4: KONSEP DAN TEORI GENDER MENURUT BKkBN.doc

akibat dari adanya system (struktur) sosial dimana salah satu jenis kelamin (laki-laki maupun perempuan)

menjadi korban. Hal ini terjadi karena adanya keyakinan dan

pembenaran yang ditanamkan sepanjang peradaban manusia dalam berbagai bentuk dan cara yang menimpa

kedua belah pihak, walaupun dalam kehidupan sehari-hari lebih banyak dialami oleh perempuan.

Bentuk diskriminasi gender :

a. Stereotip/Citra Baku, yaitu pelabelan terhadap salah satu jenis kelamin yang seringkali bersifat negatif

dan pada umumnya menyebabkan terjadinya ketidakadilan. Misalnya, karena perempuan dianggap

ramah, lembut, rapi, maka lebih pantas bekerja sebagai sekretaris, guru Taman Kanak-kanak; kaum

perempuan ramah dianggap genit; kaum laki-laki ramah dianggap perayu.

b. Subordinasi/Penomorduaan, yaitu adanya anggapan bahwa salah satu jenis kelamin dianggap lebih

rendah atau dinomorduakan posisinya dibandingkan dengan jenis kelamin lainnya. Contoh: Sejak dulu,

perempuan mengurus pekerjaan domestik sehingga perempuan dianggap sebagai “orang rumah” atau

“teman yang ada di belakang”.

c. Marginalisasi/Peminggiran, adalah kondisi atau proses peminggiran terhadap salah satu jenis kelamin

dari arus/pekerjaan utama yang berakibat kemiskinan. Misalnya, perkembangan teknologi menyebabkan

apa yang semula dikerjakan secara manual oleh perempuan diambil alih oleh mesin yang pada umumnya

dikerjakan oleh lakilaki.

d. Beban Ganda/Double Burden, adalah adanya perlakuan terhadap salah satu jenis kelamin dimana yang

bersangkutan bekerja jauh lebih banyak dibandingkan dengan jenis kelamin lainnya.

Sebab : Berbagai observasi menunjukkan bahwa perempuan mengerjakan hampir 90 persen dari

pekerjaan dalam rumah tangga. Karena itu, bagi perempuan yang bekerja di luar rumah, selain bekerja di

wilayah publik, mereka juga masih harus mengerjakan pekerjaan domestik. Akibat Diskriminasi

Berbagai bentuk diskriminasi merupakan hambatan untuk tercapainya keadilan dan kesetaraan gender

atau kemitrasejajaran yang harmonis antara perempuan dan laki-laki,karena dapat menimbulkan:

konflik

stres pada salah satu pihak

relasi gender yang kurang harmonis

e. Kekerasan/Violence : yaitu suatu serangan terhadap fisik maupun psikologis seseorang, sehingga

kekerasan tersebut tidak hanya menyangkut fisik (perkosaan, pemukulan), tetapi juga nonfisik

(pelecehan seksual, ancaman, paksaan, yang bisa terjadi di rumah tangga, tempat kerja, tempat-tempat

umum.

http://sosbud.kompasiana.com/2012/05/15/gender/

Pengertian Ketidakadilan Gender

Page 5: KONSEP DAN TEORI GENDER MENURUT BKkBN.doc

ketidakadilan gender adalah : berbagai tindak keadilan atau diskriminasi yang bersumber pada

keyakinan gender.

diskriminasi berart : setiap pembedaan, pengucilan, atau pembatasan yang di buat atas dasar jenis

kelamin, yang mempunyai tujuan mengurangi atau menghapus pengakuan, penikmatan atau

penggunaan hak-hak asasi manusia dan kebebasan-kebasan pokok di bidang politik, ekonomi, dll

oleh perempuan, terlepas dari status perkawinan mereka, atas dasar persamaan antara perempuan dan

laki-laki.

Feminism

perjuangan untuk persamaan hak-hak wanita dengan laki-laki dengan membuat perubahan-

perubahan pada peran gender yang secara tradisional telah di terima.

feminism adalah “political discourse” yang bertujuan untuk persamaan hak dan perlindungan hukum

bagi wanita, dan dapat berupa gerakan0gerakan yang memperhatikan perbedaan-perbedaan gender,

persamaan, dan hak wanita.

www.fk.unair.ac.id/pptfiles/G%20E%20N%20D%20E%20R.ppt

Hal-hal berkaitan antara gender dan kesehatan :

a. peran gender

peran ganda wanita yang merugikan kesehatan saat menjalani kodratnya (hamil, melahirkan

menyusui) jika masih harus bekerja.

b. jenis kelamin : jenis dan pola penyakit dan kesehatan antara wanita dan laki-laki berbeda.

c. kesetaraan gender : kodrat perempuan untuk hamil dan melahirkan sehingga memerlukan pelayanan

kesehatan yang berbeda dibanding laki-laki dalam keadaan sehat atau sakit.

d. jenis kelamin dan peran gender : dalam kehidupan social, ekonomi dan budaya, jenis kelamin dan

peran gender dapat meningkatkan risiko terjadinya beberapa penyakit.

e. bias gender dan patriakhi : umumnya pelaku kekerasan dalam RT adalah laki-laki untuk menunjukan

maskulinitas, dominasi, memaksakan kehendak dan kendalinya terhadap perempuan.

TEORI GENDER

a. Teori Nurture

Adanya perbedaan perempuan dan laki-laki pada hakikatnya adalah hasil konstruksi sosial budaya

sehingga menghasilkan peran dan tugas yang berbeda. Perbedaan tersebut menyebabkan perempuan

selalu tertinggal dan terabaikan peran dan konstribusinya dalam hidup berkeluarga, bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara.

Page 6: KONSEP DAN TEORI GENDER MENURUT BKkBN.doc

Perjuangan untuk persamaan dipelopori oleh orang-orang yang konsen memperjuangkan kesetaraan

perempuan dan laki-laki (kaum feminis) yang cenderung mengejar “kesamaan” atau fifty-fifty yang

kemudian dikenal dengan istilah kesamaan kuantitas (perfect equality). Perjuangan tersebut sulit dicapai

karena berbagai hambatan, baik dari nilai agama maupun budaya. Karena itu, aliran

nurture melahirkan paham sosial konflik yang memperjuangkan kesamaa proporsional dalam segala

aktivitas masyarakat seperti di tingkatan manajer, menteri, militer, DPR, partai politik, dan bidang

lainnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, dibuatlah program khusus (affirmatif action) guna memberikan

peluang bagi pemberdayaan perempuan yang kadangkala berakibat timbulnya reaksi negative dari kaum

laki-laki karena apriori terhadap perjuangan tersebut.

b. Teori Nature

adanya perbedaan perempuan dan laki-laki adalah kodrat sehingga tidak dapat berubah dan bersifat

universal. Perbedaan biologis ini memberikan indikasi dan implikasi bahwa di antara kedua jenis

tersebut memiliki peran dan tugas yang berbeda.

Manusia, baik perempuan maupun laki-laki, memiliki perbedaan kodrat sesuai dengan fungsinya

masing-masing.

Dalam kehidupan sosial, ada pembagian tugas (division of labour), begitu pula dalam kehidupan

keluarga karena tidaklah mungkin sebuah kapal dikomandani oleh dua nakhoda. Talcott Persons dan

Bales (1979) berpendapat bahwa keluarga adalah sebagai unit sosial yang memberikan perbedaan peran

suami dan isteri untuk saling melengkapi dan saling membantu satu sama lain. Keharmonisan hidup

hanya dapat diciptakan bila terjadi pembagian peran dan tugas yang serasi antara perempuan dan laki-

laki, dan hal ini dimulai sejak dini melalui pola pendidikan dan pengasuhan anak dalam keluarga.

Aliran ini melahirkan paham struktural fungsional yang menerima perbedaan peran, asal dilakukan

secara demokratis dan dilandasi oleh kesepakatan (komitmen) antara suami-isteri dalam keluarga, atau

antara perempuan dan laki-laki dalam kehidupan masyarakat.

Page 7: KONSEP DAN TEORI GENDER MENURUT BKkBN.doc

c. Teori Equilibrium

Pandangan ini tidak mempertentangkan antara kaum perempuan dan laki-laki karena keduanya harus

bekerjasama dalam kemitraan dan keharmonisan dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, dan

berbangsa. Karena itu, penerapan kesetaraan dan keadilan gender harus memperhatikan masalah

kontekstual (yang ada pada tempat dan waktu tertentu) dan situasional (sesuai situasi/keadaan), bukan

berdasarkan perhitungan secara matematis (jumlah/quota) dan tidak bersifat universal.

Page 8: KONSEP DAN TEORI GENDER MENURUT BKkBN.doc

3. Pendekatan Mencapai Kesetaraan Gender

Ada apa dibalik gender ?

Komposisi penduduk Indonesia. Berdasar data pend. Jumlah perempuan lebih banyak dibanding laki-

laki.Hal ini menunjukkan Bahwa perempuan merupakan modal besar pembangunan di Indonesia. Namun

kenyataan yang ada belum semua SDM telah diberdayakan secara optimal.

Contoh:

a. Dalam keluarga

suami bekerja , istri mengurus anak. Pengambil keputusan adalah laki-laki . Lebih memilih anak laki-

laki untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.

b. Masyarakat

Pembatasan & pemilihan kesempatan kerja terhadap laki-laki dan wanita.misal wanita urusan konsumsi

laki-laki bagian olahraga

c. Negara

UU perburuhan,menjelaskan bahwa tunjangan keluarga melekat pad laki-laki sehingga upah wanita

dibanding laki-laki.

Page 9: KONSEP DAN TEORI GENDER MENURUT BKkBN.doc

Konflik gender adalah berbagai masalah kritis yang dihadapi terutama perempuan. Beberapa hal yang

merendahkan harkat dan martabat perempuan :

Masih banyak perempuan dirugikan dengan adanya peraturan perundang-undangan yang diskriminatif

(bias gender).

Banyaknya penipuan dan perdagangan perempuan untuk dipekerjakan dengan penghasilan yang

menjanjikan (TKW, dsb.).

Perlindungan hukum yang kurang memadai terhadap tindak kekerasan, perkosaan, dan penyiksaan fisik

dan nonfisik.

Budaya kawin muda (< 16 tahun) yang diikuti dengan tingkat perceraian yang tinggi dapat

merendahkan martabat perempuan.

Diskriminasi dalam kesempatan pendidikan, pelatihan, dan kesempatan kerja (peraturan sekolah yang

masih bias gender).

Adanya budaya, adat istiadat yang bias gender (laki-laki tidak boleh melakukan pekerjaan domestik,

perempuan tidak perlu memperoleh pendidikan tinggi).

Dari aspek kesehatan reproduksi, masih ada pendapat bahwa KB adalah urusan perempuan (tabu untuk

dibicarakan secara terbuka).

MDG’s atau Millenium Development Goals adalah kesepakatan internasional yang merumuskan delapan

butir tujuan/sasaran program pembangunan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia dalam

kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa, dan Negara.

8 TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM (MILLENIUM DEVELOPMENT GOAL’s )TAHUN 2000

1. Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan

2. Memenuhi standar pendidikan dasar untuk semua oranG

3. Meningkatkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan

4. Mengurangi angka kematian bayi

5. Meningkatkan kesehatan ibu

6. Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya

7. Mengelola lingkungan hidup yang berkelanjutan

8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan

Apa itu PUG?

PUG (Pengarus Utamaan Gender) adalah suatu strategi untuk mencapai keadilan dan kesetaraan gender

melalui kebijakan dan program yang memperhatikan kepentingan laki-laki dan perempuan secara seimbang

mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi.

Page 10: KONSEP DAN TEORI GENDER MENURUT BKkBN.doc

Apa tujuan PUG?

Dalam Inpres Nomor 9 tahun 2000 disebutkan bahwa tujuan PUG adalah:

1. membentuk mekanisme untuk formulasi kebijakan dan program yang responsif gender;

2. memberikan perhatian khusus kepada kelompokkelompok yang mengalami marjinalisasi, sebagai akibat

dari bias gender;

3. meningkatkan pemahaman dan kesadaran semua pihak, baik pemerintah maupun nonpemerintah, untuk

melakukan tindakan yang sensitif gender di bidang masing-masing.

Sasaran utama PUG adalah lembaga pemerintah yang bertugas sebagai pelaksana pemerintahan dari

pusat hingga daerah, berperan dalam membuat kebijakan program dan kegiatan serta perencanaan program.

Sasaran lain adalah organisasi profesi, organisasi swasta, organisasi keagamaan, tokoh, dan

keluarga.

Apa upaya praktis yang harus dilakukan?

Upaya praktis yang harus dilakukan adalah:

1. seluruh aparat penegak hukum, hendaknya sensitif gender;

2. pemerintah hendaknya melakukan PUG dalam setiap program kerja dan anggaran untuk pemberdayaan

masyarakat;

3. setiap individu (mulai dari dalam keluarga), tidak melakukan diskriminasi, khususnya terhadap

perempuan dalam segala aspek kehidupan.

Bagaimana alur pikir pelaksanaan PUG?

Alur pikir pelaksanaan PUG merupakan strategi untuk mempercepat tercapainya KKG tergambar dalam

bagan seperti berikut ini.