konsep kebangsaan dan kenegaraan menurut haji...

78
KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI AGUS SALIM SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) Oleh : M. FADEL PREMELDY NIM: 11140450000023 PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2019 M

Upload: nguyenduong

Post on 04-Jun-2019

246 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI AGUS SALIM

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)

Oleh :

M. FADEL PREMELDY NIM: 11140450000023

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1440 H/2019 M

Page 2: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN

MENURUT HAЛ AGUSSALIM

Skripsi

Dttukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum

untulc inemenuhi salah satu syarat mcmperoleh

Gelar Sγ jana Hukum(S.H)

01ch:

■/1.FADEL PREPIELDY

NIPI:11140450000023

Pembimbing

PROGRAⅣ ISTUDI HUKUⅣITATA NEGARA

FAKULTASSYARIAH DAN ⅡUKUM

UNIVERSITAS ISLAⅣ I NEGERI(UIN)

SYARIF HIDAYATULLAⅡ

JAKARTA

1440H/2018M

1995031001

Page 3: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

PENGESAHAN PANITIA UЛ AN

Skripsi bく 珂udul “KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAANMENURUT Ho AGUS SALIM"telah dttikan ddaln Sidang MllnaqasyahFakultas Syariah dan Hulem Universitas lslam Negeri(UIN)Syarif Hidayatullah

Jakarta pada hり i Kallnisj tangga1 17 Januari 2019 M/1l Jllmadil Awal 1440 H.

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperolch gelar Sttana

Hukum(SH)pada Prograln Studi Hukurn Tata Negara(SiyaSah)

Jrakarta,17 Januari 2019 M/

1 l Jullladil A、 val 1440 11

PANITIA UЛ AN MUNAQASYAH

1.Ketua

2. Sekretaris

3. Pembimbing

4. PenguJl l

5. PenguJ1 2

Dr.Hi.Maskufa、 MANI]P.196807031994032002

Sri Hidavatis M.Ag

NIP。 197102151997032002

Dro Ho M[uiar lbnu Svarit SH..lⅥ .Ag

NIP。 197112121995031001

Dr.KhalnaFni Zada,SH.MANIIP。 197501022003121001

Atep Abdurroflqぅ M.SiNIP。 19770317200501 1010

2161996031001

Page 4: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya sendiri yang saya

ajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk memenuhi salah

satu persyaratan guna memperoleh gelar strata satu, yakni Sarjana

Hukum (SH) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber referensi yang saya gunakan dalam penulisan

skripsi ini, telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa hasil karya ini bukan karya

saya atau hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta,18 Dcsernber 2018

:

//

Page 5: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

i

ABSTRAK

M. Fadel Premeldy NIM 11140450000023. KONSEP KEBANGSAAN

DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI AGUS SALIM. Program Studi Hukum

Tata Negara (Siyasah), Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 1440 H/ 2018 M. 71 Halaman.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Konsep Kebangsaan dan

Kenegaraan dalam perspektif H .Agus Salim. Sehingga nantinya akan di

simpulkan apa itu konsep kebangsaan dan kenegaraan dalam perspektif pemikiran

H. Agus Salim.

Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

metode penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif dan

dilakukan dengan penelitian studi pustaka. Sumber data yang digunakan dalam

penulisan skripsi ini ada dua macam. Pertama, data primer dalam penelitian ini

adalah 100 Tahun Haji Agus Salim dan Pesan-pesan Islam. Kedua, data sekunder,

segala jenis bentuk publikasi H. Agus Salim, baik itu buku-buku, artikel-artikel

maupun jurnal-jurnal. Analisis data menggunakan analisis isi (Conten analysis).

Dengan mengkategorisasikan data-data, dan dideskripsikan.

Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa konsep Negara Islam

menurut Haji Agus Salim adalah berfokus pada Pan-Islamisme, dan Konsep

kebangsaan menurut Haji Agus Salim adalah Nasionalisme Islam.

Kata Kunci: Kebangsaan, Kenegaraan, pan Islamisme.

Pembimbing :Dr. H. Mujar Ibnu Syarif, SH,MA

Daftar Pustaka :1952-2017.

Page 6: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT atas

segala nikmat, rahmat, karunia dan hidayah Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul “KONSEP KEBANGSAAN

DAN KENEGARAAN MENURUT H.AGUS SALIM” Shalawat serta salam

semoga tercurah limpahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, keluarga

dan para sahabatnya.

Dalam penulisan skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung,

penulis telah mendapatkan banyak motivasi dan bantuan dari berbagai pihak.

Karena itu sudah sepantasnya, jika penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr.H Asep Saepudin Jahar, MA, Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum beserta staf dan jajaran.

2. Ibu Dr. Hj Maskufa, MA, Ketua Program Studi Hukum Tata Negara

dan Ibu Sri Hidayati, M.Ag, Sekretaris Program Studi Hukum Tata

Negara.

3. Bapak Dr. H Mujar Ibnu Syarif, SH, MA, yang telah membimbing

penulis dengan kesabaran, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini.

4. Seluruh Civitas Akademika Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

5. Pempinan dan seluruh Karyawan perpustakaan di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

6. Teman-teman KKN AKBK 131 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah memberikan motivasi kepada penulis

7. Kedua orang tua yang telah mendorong penulis supaya penulis cepat

menyelesaikan skripsi.

8. Rekan-rekan Mahasiswa Hukum Tata Negara angkatan 2014.

Page 7: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

iii

Semoga segala amal baik dan jasa yang telah diberikan kepada penulis mendapat

ganjaran dari Allah SWT. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan penulis.

Semoga kita semua berada dalam kasih sayang Allah SWT. Amin.

Ciputat, 17 Januari 2019

M. Fadel Premeldy

Page 8: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah................................................ 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................... 6

D. Studi Terdahulu ................................................................................. 7

E. Metode Penelitian.............................................................................. 8

F. Sistematika Penulisan ....................................................................... 10

BAB II KERANGKA TEORI .......................................................................... 11

A. Konsep Kebangsaan .......................................................................... 11

B. Konsep Kenegaraan .......................................................................... 13

C. Konsep Negara Islam ........................................................................ 17

BAB III TINJAUAN UMUM BIOGRAFI DAN KIPRAH H AGUS SALIM

DALAM PARTAI SAREKAT ISLAM .............................................. 20

A. Tinjauan Umum Biografi H Agus Salim ...................................... 20

a) Latar Belakang Keluarga........................................................... 20

b) Latar Belakang Pendidikan ....................................................... 22

c) Karir Politik Agus Salim ........................................................... 25

d) Karir Agus Salim Sebagai Diplomat ......................................... 30

e) Karya-Karya Agus Salim .......................................................... 31

B. Kiprah H Agus Salim Dalam Partai Sarekat Islam ................... 33

a) Perkembangan Partai Sarekat Islam ......................................... 33

b) Bergabungnya Agus Salim Dalam Sarekat Islam ..................... 41

c) Kiprah Agus Salim Dalam Sarekat Islam ................................. 42

d) Perpecahan Dalam Sarekat Islam .............................................. 45

Page 9: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

v

BAB IV KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT

HAJI AGUS SALIM ........................................................................ 52

A. Konsep Kebangsaan .......................................................................... 52

B. Konsep Kenegaraan .......................................................................... 56

BAB V PENUTUP ............................................................................................. 65

A. Kesimpulan ....................................................................................... 65

B. Saran .................................................................................................. 66

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 67

Page 10: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara faktual, usia kemerdekaan Indonesia telah mencapai lebih dari

enam dekade. Dengan usia kemerdekaan yang demikian panjang,

Nasionalisme Indonesia yang menjadi modal penggerak menuju kemerdekaan

hingga hari ini belum juga sepenuhnya terbangun dengan kokoh. Tantangan

yang dihadapi indonesia sebagai sebuah negara bangsa ( nation-state) dari

waktu ke waktu semakin kuat dan kompleks.1

Bangsa Indonesia yang merdeka sebenarnya juga menghadapi krisis

kebangsaan yang sangat serius karena persoalan kenegaraan dan kebangsaan

tidak terkelola dengan baik sebagaimana yang telah diamanatkan oleh UUD

1945 yaitu untuk mensejahterakan seluruh masyarakat Indonesia.2

Sejarah lahirnya gagasan bangsa dan nasionalisme yang diambil dari

kesadaran akan bahasa seperti di Jerman pada awal abad ke-16 dan kesamaan

nasib seperti yang terjadi di Indonesia adalah gagasan yang diambil dari ide-

ide dan peristiwa yang sepenuhnya bersifat keduniawian atau sekuler. Dengan

begitu, konsekuensi dari hal ini semestinya loyalitas suatu bangsa disandarkan

kepada otoritas sekuler dalam hal ini adalah negara. Tetapi, di Indonesia

konsep bangsa dan nasionalisme ini sudah mendapatkan perlawanan yang

berarti. Ini dimulai dari perdebatan di sidang BPUPKI antara kelompok Islam

dan nasionalis.3

Tahun 1945-1950 merupakan fase dimana bangsa indonesia berada pada

tahap awal. yaitu tahap bagaimana indonesia harus mempertahankan

kemerdekaan serta mampu menjadi sebuah negara yang mandiri tebebas dari

1 Lembaga Ilmu Pengetahuan indonesia (LIPI) Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan

Kebudayaan , Nasionalisme dan Ketahanan Budaya di Indonesia sebuah tantangan (Jakarta : LIPI

Press, 2011), h.1 2 http://www.nabilfoundation.org/artikel/20/negara-bangsa-dan-globalisasi-, diakses pada

tanggal 16 maret 2018 3 Dalam koran sindo edisi 23 november 2016

Page 11: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

2

penjajahan bangsa asing. Bangsa indonesia menempuh jalan dengan dua cara

dalam mempertahankan kemerdekaan yaitu perjuangan diplomasi dan

perjuangan bersenjata.4

Penjajahan Belanda menyebabkan kehidupan rakyat Indonesia porak-

poranda. Penjajahan juga mencekik serta menyumbat vitalitas dan sumber

kesejahteraan bangsa Indonesia. Struktur rohani bangsa berubah, dan

keperibadiannya hancur. Belanda secara sengaja membodohi rakyat, dan

persaudaraan bangsa di pecah dengan politik.

Salah satu yang dilakukan oleh Belanda di Indonesia untuk

mensejahterakan pribumi adalah melalui politik etis. Pemerintah Belanda

berpedoman pada tiga aspek : edukasi, irigasi dan emigrasi. Dengan

menerapkan tiga prinsip ini diharapkan orang indonesia dapat menjalankan

peran aktif dalam masa depan politik, ekonomi dan sosial.5

Didorong oleh pengaruh yang datang dari dalam dan luar Belanda serta

akibat dari perkembangan di Indonesia, akhirnya Belanda memainkan politik

etis yang secara resmi dimulai pada tahun 1901.6

Pembaharuan politik adalah kata kunci politik etis. Belanda sangat

mengharapkan adanya suatu perubahan masyarakat indonesia yang cepat dan

memberi dampak pada kesejahteraan pribumi. Di bidang pendidikan, belanda

dengan politik etisnya banyak mendirikan sekolah formal bagi bumi putera.

Pendidikan formal ini banyak memberi pengaruh terhadap nilai budaya

indonesia terutama dipelopori oleh kalangan terpelajar.

Para pelajar dan tokoh masyarakat yang sadar serta mengetahui nasib

masyarakat mulai berpikir untuk melepaskan diri dari penjajahan bangsa

4 Sudyo, Pergerakan Nasional Mencapai dan Mempertahankan Kemerdekaan, (Jakarta:

Rhineka Cipta, 2002), h.112 5 Robert Van Niel, Munculnya Elite Modern Indonesia, Terj. Zahara Deliar Noer (Jakarta:

Pustaka Jaya, 2005), h.102 6 Harry J. Benda, Bulan Sabit dan Matahari Terbit,(Jakarta: Pustaka Jaya, 1980), h.55

Page 12: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

3

asing, inilah untuk pertama kalinya benih-benih Nasionalisme mulai tumbuh

dikalangan kaum intelektual indonesia.7

Namun bentuk Nasionalisme Indonesia pada mulanya masih merupakan

Nasionalisme kultural dan masih terbatasnya perhatian pada usaha

peningkatan kesejahteraan rakyat serta belum mengangkat masalah politik.8

Dengan adanya gerakan Nasional pada dekade pertama abad 20-an, para

pribumi mulai berjuang menentang kolonialisme Belanda dan menuntut

kemerdekaan Indonesia. Dalam upaya nasionalistik ini, islam memainkan

peran yang amat menentukan. Sebagaimana dicatat oleh para pengkaji

nasionalisme Indonesia, islam berfungsi sebagai mata rantai yang menyatukan

rasa persatuan Nasional menentang kolonialisme Belanda.9

Di saat-saat rakyat indonesia bahu membahu merebut kemerdekaan

Indonesia dari tangan penjajah dengan mengangkat senjata, ada juga para

pahlawan Indonesia memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melalui jalur

diplomasi sebuah seni dan praktik bernegosiasi dengan seseorang.

Diantara Tokoh yang berjuang melalui jalan diplomasi adalah Haji Agus

Salim. Agus Salim adalah pemimpin Sarekat Islam (SI) yang berasal dari

Sumatera Barat. Seperti telah diketahui secara umum, bahwa setiap keluarga

di Sumatera Barat sejak kecil telah menanamkan dasar-dasar ke Islaman yang

kuat bagi putra-putrinya, termasuk H. Agus Salim sendiri.

Agus Salim merupakan tokoh sebelum kemerdekaan yang memainkan

peranan penting dan ikut dalam perjuangan melawan penjajah dengan politik.

Setelah Indonesia merdeka, Agus Salim menunjukan eksistensinya dengan

masuk ke pemerintahan. Sebelumnya beliau banyak menghabiskan waktu di

7 Badri Yatim, Soekarno Islam Dan Nasionalisme (Ciputat: Logos Wacana Ilmu, 1999),

h. 17-18 8 Anthony Reid “jejak Nasionalis Indonesia Mencari Masa Lampaunya” Dalam Anthony

Reid dan David Marr,Dari Raja Ali Haji Hingga Hamka (Indonesia dan masa Lampaunya),

(Jakarta, Grafitty pers, 1983) t.h 9 Bahtiar Effendy, Islam Dan Negara Transformasi Gagasan Dan Praktik Politik Islam

Di Indonesia, (Jakarta : Democracy Project, 2011), h. 69

Page 13: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

4

luar Negeri. Setelah proklamasi kemerdekaan dibentuklah kabinet oleh

Presiden Soekarno, namun Agus Salim tidak duduk sebagai anggota.10

Agus salim adalah seorang tokoh nasionalis-Islamis yang telah banyak

membantu Negara Indonesia untuk merebut kemerdekaan bangsa ini dari

bangsa asing. Agus salim di anugerahi kecerdasan yang mumpuni. Beliau

dikenal dengan pemikiran Islam nya.ada beberapa pikiran Agus Salim yang

dia sampaikan di universitas cornell, New York tentang Islam kepada

mahasiswa non-muslim. Diantaranya konsep negara islam. Menurut Agus

Salim yang saat itu yang menjadi khalifah adalah Negara Turki, dimulai dari

pemberontakan golongan Turki muda yang disusul oleh pempinan dari

gerakan persatuan. Gagasan khalifah yang menguasai seluruh dunia islam,

menurut Agus Salim itu hanya fiksi atau khayalan belaka, dia berpandangan

bahwa terlepas dari gerakan kekhalifahan yang fiktif itu dengan tujuan lebih

mengakrabkan hubungan sesama muslim di Negara Islam.11

Di tahun 1924, terjadi pergantian kekuasaan di Turki. Kaum nasionalis di

bawah pimpinan Mustafa Kemal Attaurk selanjutnya memegang tampuk

pemerintahan. Dan, kebijakan baru yang dijalankan adalah penghapusan

sistem pemerintahan berdasar Islam serta menghapus sistem Kekhalifahan.12

Dalam pemikiran ideologi, Agus Salim menolak konsep-konsep

kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler

(duniawi). Menurut beliau semua itu dasarnya bersumber dari paham

materialisme yang dikembangkan oleh dunia Barat dalam rangka mengganti

kesetiaan tertinggi bukan pada ajaran agama, melainkan pada bangsa. Sebagai

alternatif ia menyodorkan paham sosialisme Islam yang mengajarkan bahwa

semua pihak akan menikmati kebahagiannya, yaitu bagi yang bemodal besar

10

Solichin Salam, Haji Agus Salim: Hidup dan perjuangannya, (Jakarta: Djaja Murni,

1961, h.135-136 11

Hadji Agus Salim,pesan-pesan Islam Rangkaian Kuliah Musim Semi 1953 di Cornell

University Amerika Serikat (Jakarta: Mizan, 2011), h.288-289 12

Hadji Agus Salim,pesan-pesan Islam Rangkaian Kuliah Musim Semi 1953 di Cornell

University Amerika Serikat ( Jakarta: Mizan, 2011),, h.291

Page 14: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

5

harus membantu yang lemah atau tidak mampu. Beliau mengatakan tujuan

Islam yaitu persamaan manusia, keadilan, yang sempurna dan ikhtiar serta

usaha bersama, kebajikan orang bersama.

Pemikiran Agus Salim tentang perjuangan untuk mencapai pemerintahan

sendiri atau memperoleh kemerdekaan, menurutnya kemerdekaan itu

tergantung kepada usaha rakyat bumiputera. Agus Salim menolak pendapat

yang statis yaitu menunggu saja kemerdekaan yang akan diberikan oleh

bangsa kolonial Belanda. Bangsa yang hendal mencapai kemerdekaannya

yang hendak menurut kekuatan dan kecakapan akan berdiri sendiri, tak harus

senantiasa menadahkan tangan menantikan pemberian orang saja, melainkan

harus menggerakkan segala tenaganya dan berusaha dengan sekuat-kuatnya.

Sebelum kita membuktikan bahwa kita kuat dan pandai mengihtiarkan segala

keperluan kita sendiri, tidaklah layak kita peroleh kemerdekaan akan berdiri

sebagai bangsa sendiri.13

Dalam Hindia Baroe No.258 menjelaskan tentang “Jong Java dan Islam”

terlihat bahwa anak-anak Belanda menaruh perhatian kepada agama islam.

Perhatian itu searah dengan tujuan berdirinya organisasi pemuda itu, sebab

semangat para pemuda itu berdirinya suatu bangsa bergantung kepada

keteguhan dan keikhlasan manusia.14

Mengenai konsep kebangsaan menurut Agus Salim, dalam harian Fadjar

Asia, 18 agustus 1928 mengatakan bahwa cinta tanah air beliau berkaca pada

masa lampau, bahwa rasa cinta bangsa dan tanah air di eropa disebabkan oleh

nasionalisme yang tidak agresif dan agus salim mengatakan bahwa

nasionalisme timur itu tidak serang-menyerang. Dalam kontek indonesia,

nasionalisme indonesia menurut agus salim yang hidup dan bertuhan dan

mereka itu hidup tujuannya adalah berbakti kepada tuhan.

13

Mohammad Roem, Djedjak Langkah Haji Agus Salim, (Jakarta: Tinta Mas, 1995), h.

18 14

Harian Hindia Baroe 9 januari 1925 dalam 100 Tahun Haji Agus Salim, (Jakarta: PT

.Sinar Agape Press, 1984), h. 292

Page 15: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

6

Bagi Agus Salim hal ini mutlak karena Nasionalisme yang hanya sebatas

tanah, air dan Negara adalah nasionalisme sempit dan Islam sangat kecil kalau

hanya untuk membela yang demikian. Islam bagi Agus Salim adalah

pembebasan dari semua bentuk penjajahan akal dan jasad yang dia yakini

hanya dengan Islam kita akan mengenal dunia yang penuh dengan kedamaian.

Pertemuannya dengan Tokoh-tokoh Islam Mesir, Palestina, Irak, dan lainnya

menjadikan Agus Salim tahu bagaimana meletakkan nasionalisme yang begitu

luas menjangkau seluruh Negara. Nasionalisme pada intinya adalah membela

hak-hak kehidupan bumi yang adil demi menggapai cita-cita akhirat yang

kekal. Sehingga Agus Salim memahami jika di bumi lain ada manusia yang

ditindas sebagaimana Indonesia pernah ditindas maka membela Negara lain

yang tertindas adalah bentuk Nasionalisme. Dan Mesir, Irak, Palestina sudah

membela Indonesia kala menuju kemerdekaan dan hal tersebut sebagai bentuk

Nasionalisme mereka.15

B. Pembatasan dan Perumusan masalah

Untuk lebih mefokuskan pembahasan, maka penulis hanya membatasi

penulisan ini mengenai konsep kebangsaan dan kenegaraan menurut Haji

Agus Salim.

Mengacu pada pembatasan permasalahan diatas, maka permasalahan yang

akan menjadi objek penelitian penulis merimuskannya sebagai berikut:

1. Bagaimana Konsep Negara Islam menurut Haji Agus Salim?

2. Bagaimana Konsep Kebangsaan menurut Haji Agus Salim?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Mengetahui pemikiran Negara Islam menurut Haji Agus Salim.

b. Mengetahui Konsep Kebangsaan menurut Haji Agus Salim..

15

Panitia Peringatan buku, 100 Tahun Haji Agus Salim (Jakarta: PT .Sinar Agape

Press,1984), h.292

Page 16: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

7

2. Manfaat Penelitian

a. Menambah khazanah keilmuan tentang pemikiran Haji Agus

Salim.

b. Sebagai bahan bacaan untuk mahasiswa yang ingin mengkaji

tentang pemikiran tokoh.

D. Tinjauan Pustaka

Dalam tinjauan kepustakaan terdahulu, penulis mendata beberapa

penelitian terhadap skripsi yang mempunyai kaitan dengan judul skripsi ini :

Pertama, karya Nur Iman yang berjudul Pemikiran Agus Salim Tentang

Islam, karya ini adalah karya mahasiswa program studi S1 program studi

pendidikan sejarah universitas Negeri Semarang tahun 2006. Fokus kajian ini

adalah membahas mengenai latar belakang kehidupan H. Agus Salim dan

kondisi umat islam Indonesia pada paruh abad 20 dan kondisi pendidikan

umat islam di abad 20 dan juga membahas tentang masa muda dan masa

pergaulan H.Agus Salim selain itu membahas juga tentang pandangan H.Agus

Salim tentang politik, jihad, sosialisme, pan Islamisme dan beberapa

pemikiran yang lain.

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah: Faktor-faktor apa

sajakah yang melatar belakangi pemikiran Haji Agus Salim tentang Islam ?

Bagaimana pemikiran Haji Agus Salim tentang Islam ? Bagaimanakah upaya

Haji Agus Salim dalam mewariskan gagasan Islam-nya ? Adapun tujuan dari

penelitian ini ialah untuk berusaha membaca kembali sosok seorang aktor

sejarah pada dimensi pemikirannya yang telah secara langsung ikut berperan

dalam panggung sejarah bangasa Indonesia, terutama fenomena pemikirannya

tentang Islam.

Simpulan dari penelitian ini adalah bahwa Haji Agus Salim adalah pemikir

dan intelektual Islam yang reflektif dan progresif. Dia dihadapkan pada suatu

pilihan yang relatif dilematis untuk menampilkan Islam di jamannya.

Page 17: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

8

Kolonialisasi di Indonesia yang berpenduduk mayoritas beragama Islam, telah

secara politis menciptakan jurang pemisah nilai-nilai universal Islam dengan

nilai- nilai modernitas yang berkembang di Barat. Di lain pihak sikap para

ulama tradisional yang kaku dan diliputi alam pikiran sempit dirasakan kurang

berarti dalam mengimbangi kemajuan jaman.

Kedua, skripsi karya Rahmat Baniam yang berjudul kiprah politik Haji

Agus Salim dalam sarekat islam (1915-1940). Karya ini adalah karya

mahasiswa S1 jurusan sejarah dan kebudayaan Islam UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta. skripsi ini membahas tentang kiprah politik H.Agus Salim di

sarekat islam, dimulai dari sejarah berdirinya sarekat islam, bergabungnya

H.Agus Salim di sarekat islam dan politik apa saja yang diperankan agus

salim dalam sarekat islam.

Pokok dari penelitian skripsi ini adalah menitik beratkan kepada upaya

Agus Salim dalam meredam kolonialisme Belanda seta sikap politik kepada

instansi ataupun organisasi yang berbeda ideologinya serta dampak dari sikap

politik itu.

Penelitian-penelitian yang dilakukan diatas membahas lebih dominan

kepada upaya H Agus Salim dengan langkah politiknya dapat meredam

kolonialisme Belanda.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya. Sebab penelitian-

penelitian sebelumnya tidak focus pada konsep kebangsaan dan kenegaraan

dalqm perspektif H Agus Salim. Penelitian ini menampilkan konsep

kebangsaan dan kenegaraan dalam perspektif H Agus Salim untuk kemudian

didapati analisis konsepnya.

E. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pada penyusunan penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan

kualitatif, yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data

Page 18: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

9

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang

diamati. Untuk mengetahui pengertian penelitian kualitatif ini perlu

kiranya mengemukakan teori menurut Bogdan dan taylor, yang

mendefenisikan metode penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari perilaku

orang yang dapat diamati.16

2. Pengumpulan Data

Pengumpulan Data dilakukan menggunakan cara Library Research

atau studi kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti

untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau

permasalahan yang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku

ilmiah, laporan penelitian, karangan ilmiah, thesis dan disertasi, peraturan-

peraturan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber tertulis baik tercetak

maupun elektronik pengumpulan data di skripsi ini ada 2 yaitu data primer

dan data sekunder.

a. Data Primer

Adalah data yang langsung dikumpulkan peneliti dari sumber

pertama atau pokok. Data Primer yang penulis gunakan adalah karya

tulis Haji Agus Salim.

b. Data Sekunder

Adalah data penunjang yang digunakan untuk mendukung atau

menguatkan data primer, meliputi buku, jurnal, Koran, majalah dan

lain-lain yang dianggap relevan dengan penelitian ini.

3. Analisa Data

Metode yang digunakan dalam penelitian dalam analisa data adalah

deskriptif, historis dan analisis. Deskriptif adalah pemaparan atau

16

Lexi J.Maleong,Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung, PT Remaja iskadarya,

2000),h.3

Page 19: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

10

penggambaran atas data secara jelas. Historis adalah menguraikan sejarah

hidup tokoh mulai dari sosial-budaya kehidupan, karakter, pemikiran,

sehingga dapat diketahui secara jelas tujuan dan latar belakang terciptanya

sebuah karya dari tokoh tersebut. Analisa adalah menyelidiki terhadap

suatu peristiwa baik berupa karangan, perbuatan maupun pemikiran untuk

mengetahui keadaan yang sebenarnya. Dalam hal ini adalah Haji Agus

Salim.

4. Teknik Penulisan

Adapun teknik penulisan skripsi ini berpedoman pada buku panduan

penulisan skripsi yang dikeluarkan oleh fakultas syariah dan hukum tahun

2017.

F. Sistematika Penulisan

Dalam skripsi ini, penulis membagi menjadi V BAB. Yang masing-

masing bab terdiri dari sub bab yang disesuaikan dengan isi dan maksud

penelitian ini. Adapun pembagiannya adalah sebagai berikut :

Bab I, Pendahuluan. Pada bab ini dibahas Latar Belakang Masalah,

Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,

Studi Terdahulu, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.

Bab II, Tinjauan Umum Biografi H Agus Salim. Bagian ini berisi latar

belakang keluarga H Agus Salim, latar belakang pendidikan H Agus

Salim, karir H Agus Salim dan karya H Agus Salim.

Bab III, berisi tentang kiprah politik H Agus Salim di sarekat

islam.yaitu perkembangan partai Sarekat Islam sampai tahun 1930-an,

bergabungnya H Agus Salim dalam partai Sarekat Islam, kiprah H Agus

Salim dalam Partai Sarekat Islam, perpecahan di tubuh Sarekat Islam

Bab IV, Berisi tentang analisis pemikiran Haji Agus Salim yang terdiri

dari konsep negara islam, kensep kebangsaan dan konsep kenegaraan

Bab V, Penutup, berisi tentang Kesimpulan dan Saran.

Page 20: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

11

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Teori Kebangsaan

Kata bangsa dapat disandingkan dengan kata bahasa Inggris nation yang

berasal dari bahasa latin nation yang berarti kelahiran. Asal, kelompok manusia

dari keturunan yang sama. Konsep bangsa dan Negara berkembang secara intens

terjadi di Eropa pada abad ke-19.

Proses perkembangan bangsa dan Negara di Eropa dimulai setelah

perjanjian perdamaian Westphalia pada tahun 1648, Revolusi perancis dan

unifikasi Negara-negara feodal. Perancis sebagai sebuah Negara kerajaan

berkembang menjadi rezim imperium absolutistic yang menimbulkan Revolusi

Perancis pada tahun 1789. Dampak Revolusi Perancis memunculkan liberalisme,

demokrasi, parlementarisme dan gerakan unifikasi kearah pembentukan suatu

Negara kesatuan.

Wawasan kebangsaan yang dimanifestasikan dalam Negara bangsa

mempunyai rumusan yang spesifik sesuai dengan latar belakang historis bangsa

itu. Setelah revolusi, Perancis dianggap manifestasi kehendak bersama. Negara

dianggap pula sebagai lembaga perjuangan cita-cita yang terungkap sebelum

revolusi.

Ernest Renan mendefenisikan bangsa sebagai satu jiwa semangat

persamaan dan persaudaraan , satu kehendak untuk bersatu. Perkembangan di

Jerman juga mendukung konsep kebangsaan di Jerman memakai ide tentang roh

bangsa, roh rakyat. Konsep bangsa merujuk kepada adanya kesamaan unsur

karakteristik demografis seperti ras, bahasa dan wilayah.

Page 21: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

12

Bangsa merupakan fenomena yang kompleks bersifat multidimensional,

menyangkutr adanya kesamaan aspek psikologis untuk hidup sebagai satu

bangsa.1

Dalam perkembangan suatu bangsa terdapat berbagai macam teori yang

merupakan bahan perbandingan bagi para pendiri negara untuk mewujudkan suatu

bangsa yang memiliki sifat dan karakter tersendiri. Bangsa pada hakikat nya

adalah merupakan penjelmaan dari sifatkodrat manusia tersebut dalam

merealisasikan harkat dan martabat kemanusiaan. Manusia memebentuk suatu

bangsa karena untuk memenuhi kodrat nya yaitu sebagia individu dan makhluk

social. Teori kebangsaan itu adalah :

1. Encyclopedia Britannica

Nasionalisme adalah keadaan jiwa dimana individu merasa bahwa setiap

orang memiliki kesetiaan dalam keduniaan (sekuler) tertinggi kepada Negara

kebangsaan.2

2. L. Stopoddard

Nasionalisme adalah suatu keadaan jiwa dan suatu kepercayaan yang dianut

oleh semua manusia sehingga mereka membentuk suatu kebangsaan3

3. Hans Kohn

Hans Kohn sebagai seorang ahli antropologi etnis mengemukakan teorinya

tentang bangsa bahwa bangsa itu terbentuk karena persamaan bahasa, ras, agama,

peradaban, wilayah, negara dan kewarganegaraan. Suatu bangsa tumbuh dan

berkembang dari anasir-anasir serta akar-akar yang terbentuk melalui suatu proses

sejarah. Dewasa ini nampaknya teori kebangsaan yang mendasarkan ras, bahasa,

1 Midian Sirait, Paham Kebangsaan Indonesia ( Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1997),

h.1-2 2 Encyclopedia Britannica, The University Of Chicago, h. 851

3 L.Stoddard, Dunia Baru Islam, h.137

Page 22: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

13

serta unsur-unsur lain yang sifatnya primordial ini sudah tidak mendapat tempat di

kalangan bangsa-bangsa di dunia.4

4. Ernest Renand

Perasaan butuh akan sesama manusia atau suatu kesamaan perangai yang

terjadi dari persatuan hal ikhwal yang telah dijalani oleh rakyat itu. Ernest Renan

menegaskan bahwa faktor-faktor yang membentuk jiwa bangsa adalah kejayaan

dan kemuliaan di masa lampau, suatu keinginan hidup bersama baik di masa

sekarang dan di masa yang akan datang, serta penderitaan-penderitaan bersama.5

5. Teori Geopolitik Frederich Ratzel

Dikembangkan oleh Frederich Ratzel dalam bukunya Political Geograpy,

teori ini mengungkapkan antara wilayah geografis dengan bangsa itu adalah suatu

organisme yang hidup.6

B. Teori Kenegaraan

Negara merupakan konsep yang paling penting dalam ilmu politik. Negara

selalu menjadi wilayah kajian karena di sana terdapat pergulatan politik dan

kekuasaan yang paling mudah untuk dilihat dan dikenali. Negara merupakan

integrasi dari kekuasaan politik.7

Negara adalah suatu badan atau organisasi tertinggi yang mempunyai

wewenang untuk mengatur hal-hal yang berkaitan untuk kepentingan orang

banyak serta mempunyai kewajiban-kewajiban untuk melindungi,

menyejahterakan masyarakat yang dinaunginya. Sedangkan menurut istilah

negara atau "state" berasal dari bahasa Latin status (stato dalam bahasa Itali, estat

4 Badri Yatim, Soekarno Islam Dan Nasionalisme,(Ciputat: PT Logos Wacana Ilmu,

1999), h.60 5 Badri Yatim, Soekarno Islam Dan Nasionalisme,(Ciputat: PT Logos Wacana Ilmu,

1999), h.61 6 Badri Yatim, Soekarno Islam Dan Nasionalisme,(Ciputat: PT Logos Wacana Ilmu,

1999), h 62 7 Abu Bakar Abyhara, Pengantar Ilmu Politik, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010, hlm.

229.

Page 23: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

14

dalam bahasa Perancis dan state dalam bahasa Inggris).8 Miriam Budiardjo

mendefinisikan negara sebagai suatu organisasi yang dalam suatu wilayah yang

dapat memaksakan kekuasaanya secara sah terhadap semua golongan dan yang

dapat menetapkan tujuan-tujuan dari kehidupan bersama itu.9

Negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan penertiban di dalam suatu

masyarakat dalam suatu wilayah berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan

oleh suatu pemerintah yang diberi kekuasaan yang bersifat memaksa.10

1. Unsur-Unsur Negara

a. Rakyat

Rakyat dalam konteks ini diartikan sebagai sekumpulan manusia yang

dipersatukan oleh suatu rasa persamaan dan yang bersama-sama mendiami

suatu wilayah tertentu.

b. Wilayah

Secara mendasar, wilayah dalam sebuah negara biasanya mencakup

daratan (wilayah darat), perairan (wilayah laut) dan udara (wilayah

udara).11

c. Pemerintahan yang berdaulat

Pemerintah adalah alat kelengkapan negara yang bertugas memimpin

organisasi negara untuk mencapai tujuan Negara. Pemerintah mengenakan

hukum dan memberantas kekacauan, mengadakan perdamaian dan

menyelaraskan kepentingan-kepentingan yang bertentangan. Pemerintah

8 Ahmad Syafi'i Maarif, Islam dan Cita-cita dan Masalah Kenegaraan, Jakarta: LP3ES,

1985,h.12 9 Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia, 1984, hlm. 38.

10 Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia, 1984, hlm 40

11 Tim ICCE UIN Jakarta, Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani,

Jakarta: UIN Jakarta Press, 2004, hlm. 45

Page 24: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

15

yang menetapkan, menyatakan dan menjalankan kemauan individu-

individu yang tergabung dalam organisasi politik yang disebut Negara.12

2. Macam-Macam Bentuk Negara

a. Negara Monarki

Istilah monarki berasal dari bahasa Yunani, monos yang berarti satu,

dan archein yang berarti pemerintahan. Monarki merupakan jenis

pemerintahan yang dipimpin oleh seorang pengusaha atau raja. Suatu

negara disebut dengan negara monarki/ kerajaan, jika dalam sebuah negara

tersebut kepala negaranya dipimpin oleh seorang raja/sultan/kaisar yang

berasal sari garis keturunan keluarga penguasa. Raja tersebut akan

berkuasa seumur hidup kecuali atas keinginan sendiri mengundurkan

dirinya sendiri. Raja diangkat dan diturunkan atas kehendak diri dan

keluarganya saja. Rakyat sama sekali tidak dilibatkan dalam penentuan

pemimpinya.13

Sistem monarki dapat dibagi menjadi dua. Monarki mutlak

dan monarki konstitusional. Monarki mutlak adalah suatu negara yang

mempunyai raja dan raja tersebut memegang kekuasaan penuh dalam

memerintah negaranya.14

b. Negara Otoriter

Negara otoriter adalah negara yang kekuasaan politiknya

terkonsentrasi oleh satu orang/ golongan ideologi tertentu secara terus

menerus. Otoritarianisme biasa disebut sebagai bentuk pemerintahan yang

bercirikan penekanan kekuasaan hanya kepada negara atau pribadi

tertentu, tanoa mengahrgai derajat dan hak orang banyak. Sistem ini

biasanya menetang bentuk-bentuk demokrasi, karena secara umum,

kekuasaan politiknya diperoleh juga bukan melalui mekanisme demokrasi

dan pemilihan umum, namun umumnya melalui kudeta.

12

Tim ICCE UIN Jakarta, Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani,

Jakarta: UIN Jakarta Press, 2004, hlm.47 13

Tohir Bawazir, Jalan Tengah Demokrasi antara Fundamentalisme dan Sekularisme,

Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2015, h.73 14

Hotma P. Sibuea, Ilmu Negara, Jakarta: Penerbit Erlangga, 2014 ,h.182

Page 25: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

16

negara otoriter mereka menghindari komunikasi dua arah saling berdiskusi

dan menanggapi dalam model demokrasi akan dihindarkan.15

c. Negara Demokrasi

Secara etimologi kata demokrasi berasal dari bahaya yunani

(demokratia), demos artinya rakyat dan cratos yang berarti kekuasaan. Jadi

demokrasi berarti kekuasaan yang berasal dari rakyat dan untuk rakyat.

Artinya kedaulatan tertinggi dalam suatu negara demokrasi ada di tangan

rakyat dan rakyat memiliki hak, suara dan kesempatan yang sama dalam

mengatur kebijakan pemerintah.16

Banyak tokoh mendefinisikan demokrasi, di antaranya Abraham

Lincoln demokrasi adalah sistem pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat

dan untuk rakyat, L. Esposito menerangkan demokrasi pada dasarnya

adalah kekuasaan dari dan untuk rakyat. Oleh karenanya, semuanya berhak

untuk berpartisipasi, baik terlibat aktif maupun mengontrol kebijakan yang

dikeluarkan oleh pemerintah. Selain itu, tentu saja lembaga resmi

pemerintah terdapat pemisahan yang jelas antara unsure eksekutif,

legislative maupun yudikatif.

Ada beberapa jenis demokrasi, tetapi secara umum terdapat dua bentuk

dasar. pertama, demokrasi langsung yaitu semua warga negara

berpartisipasi langsung dan aktif dalam pengambilan keputusan

pemerintahan. Kedua, demokrasi perwakilan, yaitu rakyat yang memiliki

hak politiknya namun dijalankan secara tidak langsung melalui perwakilan

yang ditunjuk.17

15

Tohir Bawazir, Jalan Tengah Demokrasi antara Fundamentalisme dan Sekularisme,

Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2015 , h.78 16

Rapung Samuddin, Fikih Demokrasi, Jakarta: Gozian Press, 2014, h.163 17

Tohir Bawazir, Jalan Tengah Demokrasi antara Fundamentalisme dan Sekularisme,

Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2015 , h.79

Page 26: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

17

C. Teori Negara Islam

Dalam sejarah perkembangan ilmu politik, Negara merupakan konsep yang

dominan. Dan apabila berbicara tentang politik maka membicarakan negara dan

segala sesuatu yang berhubungan denganya. Pada awalnya ilmu politik

mempelajari masalah negara. Dengan itu, pendekatan yang muncul dalam ilmu

politik adalah pendekatan legal-formal, yaitu suatu pendekatan yang memahami

ilmu politik dari sudut formal legalistic dengan melihat lembaga-lembaga politik

sebagai obyek studinya, termasuk didalamnya masalah negara.

Berbicara tentang Negara, maka telah banyak para filusuf menyampaikan

konsep Negara seperti para pemikir yunani kuno, seperti Socrates, Plato, dan

Aristoteles dalam karya-karyanya membicarakan tentang konsep Negara.18

Dalam

ranah pemikiran politik Islam mengenai dasar negara maupun politik sudah

muncul sejak abad klasik, abad pertengahan dan sampai modern. Seperti Al-

Farabi, Al Mawardi, Al Ghazali yang mampu menjadi pemikir politik di abad

klasik dan pertengahan, sedangkan di abad modern yang terkenal seperti,

Muhammad Abduh, Muhammad Rasyid Ridha, Muhammad Iqbal dan tokoh-

tokoh yang lain.

Rasyid Ridha, seorang ulama terkemuka Islam, yang dianggap paling

bertanggung jawab dalam merumuskan konsep negara Islam modern, menyatakan

bahwa premis pokok dari konsep negara Islam adalah syari‟ah, menurut beliau

syari‟ah merupakan sumber hukum paling tinggi. Dalam pandangan Rasyid

Ridho, syari‟ah harus membutuhkan bantuan kekuasaan untuk tujuan

mengimplementasinya, dan mustahil untuk menerapkan hukum Islam tanpa

adanya Negara Islam. Karena itu, dapat dikatakan bahwa penerapan hukum Islam

merupakan satu-satunya kriteria utama yang sangat menentukan untuk

membedakan antara suatu negara Islam dengan negara non-Islam.19

18

Lili Romli, Islam Yes Partai Islam Yes Sejarah Perkembangan Partai-partai Islam di

Indonesia, Yogyakarta: Pustaka Pelajar , 2006, h.16 19

Asghar Ali Engineer, Devolusi Negara Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000, h.168

Page 27: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

18

Pemahaman bahwa mustahil menerapkan hukum Islam tanpa adanya negara

Islam ini secara otomatis timbul juga perdebatan mengenai hubungan antara

agama (dalam hal ini Islam) dan negara oleh para sarjana Muslim. Perbedaan

pemahaman tentang hubungan ini sesuai dengan setting sosiologis, historis,

antropologis, dan intelektual para sarjana tersebut. Hal itu juga dicampur dengan

berbagai corak penafsiran terhadap teks Al-Qur‟an dan al-Hadits yang dijadikan

rujukan utama.

Negara Islam mempunyai tujuan yaitu mempertahankan keselamatan dan

integritas negara, memelihara terlaksananya undang-undang dan ketertiban serta

membangun Negara.20

Dalam konsep Negara Islam ada 3 perspektif yaitu Islam dan demokrasi,

pemerintahan Islam dan pemikiran politik Islam. Khusus tentang teori Negara

Islam ada 3 paradigma pemikiran

Pertama, paradigma integral yakni agama dan negara merupakan satu kesatuan

yang tidak dapat dipisahkan. Paradigma ini didasarkan atas pandangan bahwa

Islam merupakan agama yang serba lengkap bagi seluruh aspek tatanan

kehidupan, sehingga legitimasi politik negara harus didasarkan atas syari’ah.21

Kelompok ini masih mengharapkan adanya negara universal yang menyatukan

seluruh politik dunia Islam melalui sistem khalifah. Karena menganggap Islam itu

segalanya, kelompok ini sangat anti Barat.

Kedua, paradigma sekularistik, yaitu agama dan negara merupakan sesuatu

yang harus dipisahakan. Paradigma ini didasarkan atas pandangan bahwa Islam itu

murni sebagai agama yang hanya mengatur masalah ibadah ritual saja.22

Ketiga, paradigma simbiotik, yakni agama dan negara merupakan sesuatu

yang saling terkait dan berhubungan, bahwa agama membutuhkan negara agar

20

Fazlurrahman, Cita-cita Islam, Bandung: Pustaka Pelajar, 1988,h.131 21

Mohammad Iqbal, Fiqh Siyasah Kontekstualisasi Doktrin Politik Islam, Jakarta: Gaya

Media Pratama, 2010, h.26 22

Mohammad Iqbal, Fiqh Siyasah Kontekstualisasi Doktrin Politik Islam, Jakarta: Gaya

Media Pratama, 2010, h.27

Page 28: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

19

agama dapat berkembang dan negara membutuhkan agama agar meraih kemajuan

dalam masalah etika dan moral.23

Menurut paradigma ini, Islam hanya meletakan prinsip-prinsip bagi peradaban

manusia, termasuk masalah kenegaraan. Karenanya, Islam tidak memeliki sistem

pemerintah yang baku.

23

Mohammad Fauzi, Islamis vs Sekularis Pertarungan Ideologi di Indonesia, Semarang:

Walisongo Press, 2009, h.19

Page 29: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

20

BAB III

BIOGRAFI DAN KIPRAH H AGUS SALIM DALAM PARTAI SAREKAT

ISLAM

A. Tinjauan Umum Biografi H Agus Salim

a) Latar Belakang Keluarga

Di Indonesia banyak tempat yang indah dan menarik. Salah satu

diantaranya adalah keindahan alam Minangkabau. di wilayah ini terdapat sebuah

lembah yang terkenal dengan nama ngarai sianok, yaitu sebuah ngarai yang indah

dengan hawanya yang sejuk dan nyaman.1 Di dekat Ngarai sianok itu ada Nagari

2

kecil yang bernama Koto Gadang.

Koto Gadang mempunyai ciri-ciri tersendiri yang berlainan dari desa-desa

di Sumatera Barat. Kebanyakan penduduk desa yang ada di Sumatera Barat hidup

dari pertanian. Tetapi penduduk koto gadang banyak yang menjadi Pegawai

Negeri atau ulama agama Islam.3 Banyak orang orang intelek yang berasal dari

Koto Gadang. Karena kehidupan masyarakat yang sudah jauh lebih maju dan pola

pikir masyarakatnya sudah demikian modern.

Di samping Koto Gadang yang terkenal dengan kaum inteleknya,

masyarakatnya juga dikenal mempunyai kegiatan dalam kerajinan emas dan

perak, seperti halnya dengan Kota Gede di daerah Yogyakarta.4

Dari Nagari ini persada bumi Indonesia banyak memperoleh kaum

cendikiawan yang kemudian menjadi pemimpin bangsa. Sudah menjadi barang

tentu kehadiran para cendikiawan itu selain disebabkan adanya bibit-bibit unggul,

juga karena dorongan dari masyarakatnya. Sikap yang menonjol antara lain adalah

1 Mukayat,Haji Agus Salim (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985)

h.1-2 2 Nagari adalah sebutan untuk desa di Minangkabau

3 Sutrisno Kutojo, Riwayat Hidup dan Perjuangan Haji Agus Salim (Bandung: Angkasa

Bandung), h.5-6 4 Solichin Salam, Hadji Agus Salim Pahlawan Nasional (Jakarta: Djajamurni Djakarta),

h.60

Page 30: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

21

ketaatan kepada agama serta sifat gotong royong dan musyawarah. Kegotong

royongan ini diwujudkan dengan sikap ingin membantu dengan berbagai dana

bagi pelajar yang cerdas namun kurang mampu. Walaupun masyarakat berada

dibawah naungan agama yang ketat dan adat yang mengikat, tetapi dengan

hadirnya orang terpelajar tadi membuka alam fikiran masyarakat serta menjadi

tuntutan ke arah kehidupan yang lebih maju.5

Salah satu tokoh yang lahir di Koto Gadang adalah Haji Agus Salim.

Dilahirkan di Koto Gadang, Bukit Tinggi Sumatera Barat tanggal 8 oktober 1884.

Ayahnya, Angku Sutan Muhammad Salim adalah Hoofd Djaksa pada Landraat di

Riau en Onderhorigheden atau jaksa kepala pada pengadilan Negeri Riau dan

daerah bawahannya. Kedudukan Hoofd di jaksa ketika itu termasuk tinggi dan

sangat terhormat. Dengan kedudukan ayah nya, Agus Salim belajar pada sekolah

Belanda dan ibunya Siti Zainab.6

H Agus Salim terlahir dengan nama kecil Masyudul Haq, yang bermakna

pembela kebenaran, nama ini rupanya tidak cocok, karena Mashudul Haq sering

sakit-sakitan. Kemudian ayahnya menukar namanya menjadi Agus Salim. Nama

ini terus dipakai sampai wafatnya..agus salim dahulunya diasuh oleh seorang babu

yang berasal dari pulau jawa. Sekalipun masih anak-anak dia disapa dengan

sebutan “Den Bagus”.7 Ternyata nama itu populrer di sekolahnya, sedangkan

salim berasal dari nama ayahnya. Pada waktu itu, penonjolan nama melalui garis

keturunan ayah bertentangan dengan adat. Di Minangkabau masih berlaku hukum

garis keturunan dari ibu, karenanya penggunaan sebutan dari keturunan ayah

merupakan bukti keteguhan hati dan keberanian menentang arus adat.8

5 Mukayat,Haji Agus Salim (Jakarta: Departemen pendidikan dan kebudayaan, 1985),

h.1-2 6 Suradi.SS,Grand Old Man of the Republic Haji Agus Salim Dan Konflik Politik Sarekat

Islam ( Jakarta: Mata Padi Pressindo, 2014), h.36 7 Salman Iskandar,55 Tokoh Muslim Indonesia Paling Berpengaruh (Solo: Tinta

Medina,Creative Imprint of Tiga Serangkai,2011), h.147 8 Kustiniyati Mochtar Agus Salim Manusia Bebas dalam 100 Tahun Haji Agus Salim

(Jakarta: Sinar Harapan, 1984), h.29

Page 31: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

22

Agus Salim bersaudara 15 orang dari tiga orang ibu, Ayahnya empat kali

menikah dan tiga kali mendudua. Istri pertama Sutan Muhammad Salim

meninggal tanpa memberi keturunan.9

b) Latar Belakang Pendidikan

Setelah mencapai umur sekolah dan ayahnya diangkat menjadi hakim di

wilayah Riau dan daerah bawahannya. Kedudukan Ayahnya sebagai Hoofdjaksa

bagi penduduk pribumi termasuk berkelas dan terhormat. Inilah sebabnya H. Agus

Salim bisa menempuh pendiidikan di ELS (Europeesche Lagere School), yang

menurut kebiasaan hanya menerima anak-anak keturunan Eropa saja10

.

Berbicara tentang kecerdasan Agus Salim, memang luar biasa. karena dialah

satu-satunya putra Indonesia yang lulus dari HBS dengan sempurna dan diakui

oleh sarjana Belanda.11

Sejak di ELS, salim telah menunjukan kecerdasannya.

Sehingga seorang guru bernama Brower memohon kepada Ayah Salim agar dapat

tinggal dan dididik.

Semenjak kecil Agus Salim gemar sekali membaca buku terutama yang berisi

pengetahuan. Dia menyadari, bahwa pengetahuan yang diperoleh di bangku

sekolah saja tidak cukup untuk memperluas pengetahuan.12

Salim memulai pendidikan modern nya di ELS Riau, dan melanjutkan

studinya ke HBS Jakarta, di kota ini dia tinggal di sebuah keluarga Belanda.13

Pendidikan pertama yang dimasuki salim adalah Europeesche Lagere School

(ELS) DI Riau pada tahun 1891 dan tamat tahun 1897. ELS adalah sekolah rendah

dengan sistem pendidikan barat, yang lama masa belajarnya tujuh tahun dan

menggunakan bahasa Belanda sebagai pengantar. Adapun yang dapat memasuki

9 Untung.S,H Agus Salim Dalam Tiga Zaman (Jakarta: PT Rosda Jaya Putra, 1987), h.1

10 Hazil Tanzil, Seratus Tahun Haji Agus Salim.(Jakarta: Sinar Harapan, 1984), h. 36

11 Solichin Salam, Hadji Agus Salim Pahlawan Nasional(Jakarta: Djajamurni, 1963), h.66

12 Mukayat, Haji Agus Salim (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985),

h.3 13

Yudi Latif, Intelegensia Muslim dan Kuasa Genealogi Intelegensia Muslim Indonesia

Abad 20 (Jakarta: Democracy Project, 2012), h.110

Page 32: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

23

ELS adalah anak-anak keturunan Eropa dan Timur asing. Bagi penduduk

bumiputra, hanya anak-anak pegawai tinggi dan anak bangsawan yang

diperbolehkan masuk sekolah ELS.14

Dalam usia muda, dia telah menguasai

sedikitnya tujuh bahasa asing; Belanda, Inggris, Arab, Turki, Perancis, Jepang,

dan Jerman maka Agus Salim merupakan seorang Polygot , yaitu pintar dalam

berbagai bahasa.

Setelah lulus dari ELS,Salim meninggalkan Riau untuk melanjutkan sekolah

ke Hogere Burger Scool (HBS) DI Batavia. HBS adalah sekolah lanjutan yang

juga merupakan sekolah dengan sistem pendidikan Barat yang lama masa

belajarnya lima tahun.

Selama lima tahun menempuh pendidikan di HBS, salim tinggal kost pada

keluarga Belanda itu. pendidikan dan pergaulan dengan orang Belanda telah

memberi pengaruh besar pada diri Salim. Di HBS,Salim mulai tertarik kepada

paham Sosial Demokrat yang kemudian dikembangkan menjadi sosialisme

islam15

Setelah tamat dari HBS, ayahnya Agus Salim mengajukan permohonan

beasiswa kepada pemerintah Belanda, dan ayahnya berharab akan di bantu oleh

pemerintah Belanda.16

Setelah pengajuan beasiswa itu, Agus Salim berangkat ke

Jakarta dan sesampainya di jakarta Agus Salim masuk ke Gymnasium Willem III.

Selama sekolah di Jakarta Agus Salim kost bersama Prof T.H Koks yang ditunjuk

sebagai wali oleh ayahnya. Setelah beberapa waktu belajar di Gymnasium Willem

III Agus Salim kembali keluar sebagai juara.

Cita-cita Agus Salim untuk masuk ke perguruan tinggi di Belanda sudah di

ambang pintu, berkat sokongan dari guru-gurunya di Gymnasium. Tetapi

beasiswa itu tidak kunjung tiba. Kemudian seorang putri Bupati jepara yaitu R.A

14

Suradi.SS, Grand Old Man of the Republic Haji Agus Salim Dan Konflik Politik Sarekat

Islam (Jakarta: Mata Padi Pressindo, 2014), h.36 15

Suradi.SS, Grand Old Man of the Republic Haji Agus Salim Dan Konflik Politik

Sarekat Islam (Jakarta: Mata Padi Pressindo, 2014), h.37 16

Untung S, Mengikuti Jejak H.Agus Salim Dalam Tiga Zaman (Jakarta:PT.Rosda

Jayaputra, 1987), h.4

Page 33: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

24

Kartini yang mendapatkan tawaran beasiswa untuk melanjutkan sekolah ke

Belanda menulis surat ke Mrs. Abendanon untuk memintanya mengalihkan

pemberian beasiswanya kepada Salim. Agus Salim sediri telah berusaha

mendapatkan Gelijkgesteld (status hukum yang sama dengan orang Belanda)17

untuk memudahkannya belajar ke Belanda, namun upayanya gagal dan juga tidak

bersedia bekerja sebagai pegawai pemerintah colonial.18

Isi surat dari R.A Kartini kepada Mrs Abendanon yang ditulis pada Tahun 1903 :

Saya mempunyai suatu permintaan yang penting sekali untuk Nyonya,

tetapi sesungguhnya permintaan itu ditujukan kepada Tuan (Abendanon)

maukah Nyonya meneruskan kepadanya ?

Kami tertarik sekali kepada seorang anak muda, kami ingin melihat dia

dikaruniai bahagia. Anak mud itu namanya Salim, dia orang Sumatera yang

dalam tahun ini mengikuti ujian penghabisan sekolah menengah HBS,dan

keluar sebagai juara.

Anak muda itu sangat ingin pergi ke Negeri Belanda untuk belajar

menjadi dokter. Sayang sekali keadaan keuangan tidak memungkinkan, Gaji

ayahnya Cuma F.150 sebulan.

Ketika kamu mendengar tentang dia dan cita-citanya kemudian muncul

keinginan yang tak terbendung untuk melakukan sesuatu demi meringankan

bebannya. Surat keputusan gubernemen tanggal 7 juni 1903 menyediakan

untuk kami berdua uang sebesar 4800 Gulden guna menyelesaikan pendidikan

kami. Apakah tidak bisa uang itu dipindahkan kepada orang lain yang juga

perlu dibantu...kami berterima kasih seandainya Salim dapat menerima 4800

Gulden yang disediakan untuk kami itu. 19

Usaha yang dilakukan ayah Salim dan imbauan yang diusahakan R.A

Kartini agar Salim mendapat beasiswa kandas, pemerintah tidak juga

memberikan beasiswa kepada Salim. Dengan demikian pendidikan formal

salim hanya sampai di HBS, untuk selajutnya Salim belajar otodidak. Setamat

17

Bendera Islam,2 Mei 1927 18

Yudi Latif, Intelegensia Muslim dan Kuasa Genealogi Intelegensia Muslim Indonesia

Abad 20 (Jakarta: Democracy Project, 2012), h.109-110 19

Lihat Sitisoemandari. Kartini Sebuah Biografi (Jakarta : Gunung Agung, 1982), h.344-

345

Page 34: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

25

dari HBS Salim kembali ke Riau. Disana Salim bekerja Sebagai penterjemah

dan pembantu notaris.20

Tahun 1906 Salim kembali ke Jakarta, disini dia bertemu Snouck

Hurgronje, seorang penasehat urusan pribumi dan islam yang terkenal. Snouck

Hurgronje mengetahu cita-cita salim, tetapi tidak disarankan untuk ke

Belanda.

Snouck Hurgronje lalu menawarkan kepadanya sebuah alternatif yang

menjanjikan. Kementerian Luar Negeri Belanda sedang merencanakan untuk

membuka sebuah konsulat baru di Jeddah, dan Salim ditawari untuk menjadi

staf disana sebagai seorang penerjemah. Salaim menerima tawaran itu dan tiba

di Jeddah pada tahun 1906. Konflik yang kerap terjadi dengan atasannya

(orang Belanda), mendorongnya untuk bergabung pada komunitas epistemic

Islam di Mekkah. Di sana, dia bertemu dengan pamannya, Syeikh Achmad

Khatib, seorang ulama besar dari Hindia yang menetap di Haramain.21

Tugas Salim sebagai konsul berakhir tahun 1911. Setelah kembali ke

tanah air, Salim kemudian bekerja pada Commisariaat Burgelijke Openbore

Werken di Jakarta.22

c) Karir Politik Agus Salim

Dengan bangkitnya Nasionalisme pada dekade pertama abad ke 20,

gerakan-gerakan masyarakat pribumi mulai bermunculan, berjuang menentang

kolonialisme Belanda dan menuntut kemerdekaan Indonesia.23

Hal ini

disebabkan karena pemerintah Belanda mengubah kebijakan politiknya di

Hindia Belanda, politik ini dikenal dengan nama politik etis. Dalam

20

Suradi.SS, Grand Old Man of the Republic Haji Agus Salim Dan Konflik Politik

Sarekat Islam (Jakarta: Mata Padi Pressindo, 2014), h. 41 21

Yudi Latif, Intelegensia Muslim dan Kuasa Genealogi Intelegensia Muslim Indonesia

Abad 20 (Jakarta:Democracy Project, 2012), h.110-111 22

Suradi.SS,Grand Old Man of the Republic Haji Agus Salim Dan Konflik Politik Sarekat

Islam ( Jakarta: Mata Padi Pressindo, 2014), h.45 23

Bahtiar Effendy,Islam Dan Negara Transformasi Gagasan dan Praktik Politik Islam di

Indonesia (Jakarta: Democracy Project, 2011), h.69

Page 35: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

26

pelaksanaan politik etis pemerintah Belanda berpedoman kepada pendidikan,

irigasi dan emigrasi.

Tujuan dari tiga prinsip ini adalah supaya masyarakat di Hindia

Belanda terangkat harkat dan martabatnya. Dan khusus kepada pendidikan,

diharapkan masyarakat Indonesia dapat memajukan kehidupan sosial,

ekonomi dan politik.24

Berabad-abad bangsa Indonesia hidup dibawah telapak tangan penjajah

dan menderita. Akibat penjajahan menyebabkan bangsa Indonesia mengalami

kemunduran dalam berbagai bidang baik di bidang politik, sosial-ekonomi,

pendidikan maupun kultural. Di lapangan pemerintahan semua dipegang oleh

orang asing dan rakyat Indonesia sendiri sebagai pegawai rendah.

Di lapangan ekonomi, keadaan bangsa Indonesia juga menyedihkan,

perekonomian berada pada tangan orang asing. Di lapangan pendidikan

umumnya rakyat tidak bisa membaca dan menulis.sehingga buta huruf

merajalela dimana-mana.

Di lapangan kebudayaan dengan licik sekali Belanda menanamkan

benih kebencian di kalangan rakyat terhadap kebudayaan nasionalnya dan

sebaliknya menanam kebudayaan kolonial di tengah masyarakat. Hal ini

menyebabkan rakyat Indonesia tidak mengenal lagi kebudayaan Nasional nya

sendiri.

Dengan demikian maka bangsa Indonesia merasa kehilangan dan

mengalami kerusakan tidak saja di lapangan politik, sosial-ekonomi dan

pendidikan, melainkan juga di kultural, mental dan spiritual. Keadaan

masyarakat kolonial inilah yang dihadapi serta dialami Agus Salim.25

24

Robert Van Niel,Munculnya Elite Modern Indonesia (Jakarta: Pustaka Jaya, 2005), h.

102 25

Solichin Salam, Hadji Agus Salim Pahlawan Nasional (Jakarta: Djajamurni, 1963),

h.72

Page 36: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

27

Pembaharuan politik adalah kunci dari politik etis. Belanda sangat

mengharapkan adanya suatu masa peralihan masyarakat Indonesia yang cepat,

dari suatu pola yang statis kepada pola yang dinamis, hal ini tentunya

membawa perubahan kedalam bidang politik,administrasi, pendidikan dan

kesejahteraan.

Di bidang pendidikan, Belanda dengan politik etisnya banyak

mendirikan sekolah formal bagi bumi putra, terutama dari kalangan priyayi

dan bangsawan pendidikan formal ini banyak membawa perubahan nilai

budaya Indonesia yang terutama dipelopori oleh kaum terpelajar. Dengan

adanya perkembangan ini maka muncul golongan terpelajar. Mereka mulai

sadar akan bangsa Indonesia terbelenggu oleh penjajahan, maka timbullah

semangat Nasionalisme.26

Pada awal-awal pergerakan Nasionalis ini, satu-satunya perwujudan

dalam politik adalah Sarekat Islam (SI). Dikembangkan dari sebuah organisasi

dagang, Sarekat Dagang Islam (SDI), Yang didirikan oleh H.Samanhoedi di

solo pada tahun 1911.27

Pada awalnya organisasi ini diterima di kalangan

masyarakat yang didirikan oleh seorang pengusaha batik dari Laweyan solo.

Sarekat Dagang Islam (SDI) memakai dasar Islam yang bertujuan

untuk mengganti tatanan pemerintahan Belanda yang diskriminatif, selain itu

Islam juga sebagai pembanding dengan sistem pemerintahan Hindia Belanda.

Dengan hal ini maka Sarekat Dagang Islam (SDI) mampu menyebar di

Indonesia.28

Organisasi ini bersifat nasionalis, religius, dan ekonomis. Sifat

nasionalis nya terletak pada angota-anggotanya berasal dari mana saja dan

jelas sekali selain nasionalis, organisasi ini juga bersifat agamis. Sifat

26

Badri Yatim, Soekarno Islam Dan Nasionalisme (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu,

1999)h.17-18 27

Bahtiar Effendy, Islam Dan Negara Transformasi Gagasan dan Praktik Politik Islam

di Indonesia (Jakarta: Democracy Project, 2011), h.70 28

Nasihin, Sarekat Islam Mencari Idiologi 1924-1945 (Yogyakarta, Pustaka Pelajar,

2012), h.2

Page 37: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

28

ekonomisnya terletak pada tujuannya untuk memajukan perdagangan bangsa

Indonesia dibawah panji Islam serta jawaban atas tantangan kaum pedagang

cina. Dengan sifat nasinalis yang ada di sarekat islam, maka di Sarekat

Dagang Islam pun adanya orang cina, jumlah anggota Sarekat Dagang Islam

(SDI) semakin meningkat sehingga pemerintah menjadi khawatir atas

perluasan ini ditambah lagi adanya kericuhan yang terjadi antara pedagang

china dan pedagang pribumi.29

Pada tanggal 10 September 1912, Sarekat Dagang Islam mendapat

pengakuan dari pemerintah Hindia Belanda, dan kata “Dagang” dihapuskan

sehingga nama Sarekat Dagang Islam (SDI) menjadi Sarekat Islam (SI).

Sarekat Islam dipimpin oleh H.O.S Cokroaminoto dari Surabaya

menggantikan H Samanhoedi dari solo.30

Empat bulan kemudian, tepatnya tanggal 26 januari 1913 diadakan

kongres Sarekat Islam pertama bertempat di kota Surabaya di bawah pimpinan

Tjokroaminoto. Diterangkan bahwa Sarekat Islam bukanlah organisasi politik

dan tidak pula menentang pemerintahan Belanda. Bahkan dinyatakan bahwa

dengan agama Islam sebagai lambang persatuan, maka timbullah keinginan

rakyat untuk memakmurkan hidupnya.

Dalam waktu yang singkat diselenggarakan lagi kongres yang kedua di

solo pada bulan maret 1913. Di putuskan dalam kongres ini bahwa

keanggotaan Sarekat Islam hanya boleh berasal dari Indonesia.

Dalam kongres nasional di madiun pad tahun 1923, didirikan Sentral

Sarekat Islam dengan tujuan utamanya adalah untuk memajukan Sarekat Islam

daerah. Pada saat itulah, Agus Salim mulai terjun ke gelanggang politik

29

Mukayat,Haji Agus Salim (Jakarta: Departemen pendidikan dan kebudayaan, 1985),

h.25 30

Nasihin, Sarekat Islam Mencari Idiologi 1924-1945 (Yogyakarta, Pustaka Pelajar,

2012), h.2

Page 38: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

29

dengan menjadi anggota pengurus sentral Sarekat Islam bersama Abdul Muis,

wondoamiseno, sosrokardono dan lain-lain.31

Kongres ini juga membicarakan tentang perubahan politik partai

terhadap pemerintah yang dinamakan dengan sikap non koorperatif yaitu

organisasi tidak bekerjasama dengan pemerintah kolonial.32

Haji Agus Salim masuk ke kancah perpolitikan di bawah pimpinan

H.O.S Tcokroaminoto, dalam suatu pemilihan, H Agus Salim terpilih menjadi

anggota pengurus besar. Sarekat Islam muncul di tengah-tengah bangsa

Indonesia sedang krisis kepercayaan diri dalam lapangan ekonomi, politik dan

agama.33

Sarekat Islam berhasil memberikan arah dan tujuan kepada perjuangan

rakyat Indonesia. Sarekat Islam mempunyai cita-cita kebangsaan yang

bercorak islam, Agus Salim berkata :

“untuk menyebarluaskan cita-cita perjuangan SI kita memerlukan alat,

yaitu surat kabar,supaya rakyat mengetahui tujuan dan cita-cita Sarekat

Islam.”

Pada tahun 1917 diterbitkan “Harian Neraca”. H Agus Salim menjadi

pimpinannya. Melalui harian itu rakyat dapat mengetahui pergerakan

kebangsaan untuk merebut kemerdekaan, selain itu Agus Salim juga

memimpin redaksi bahasa melayu pada komisi bacaan rakyat balai pustaka.

Dalam waktu yang singkat, Sarekat Islam berkembang dengan pesat,

pada tahun 1919 Agus Salim menjadi ketua redaksi surat kabar “Bataviaasch

Nieuwsblad” di jakarta.34

31

Mukayat,Haji Agus Salim (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985),

h.26-27 32

Sudirman Tebba, Islam Orde Baru Perubahan Politik dan Keagamaan (Yogyakarta:

PT Tiara Wacana Yogya, 1993), h 291 33

Untung S, Mengikuti Jejak H Agus Salim Dalam Tiga Zaman (Jakarta : PT Rosda Jaya

Putra, 1887), h.10 34

Sutrisno Kutojo, Riwayat Hidup dan Perjuangan Haji Agus Salim (Bandung: Angkasa

Bandung, t.t), h.31

Page 39: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

30

Ketika Indonesia merdeka H. Agus Salim diangkat menjadi anggota

Dewan Pertimbangan Agung. Kepandaiannya dalam berdiplomasi

membuatnya dipercaya sebagai Menteri Muda Luar Negeri dalam kabinet

Syahrir II dan kabinet Syahrir III. Selanjutnya Ia menjabat sebagai Menteri

Luar Negeri dalam kabinet Amir Sjarifudin I, II dan kabinet Hatta I, II.

Sesudah pengakuan kedaulatan oleh pihak Belanda H. Agus Salim ditunjuk

sebagai penasihat Menteri Luar Negeri. Ketika para pejuang lainnya sedang

mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari ancaman kembalinya Belanda,

Agus Salim pergi keluar negeri, berjuang ke negara lain agar negara lain

mengakui kedaulatan Indonesia. Dengan tekad membara, Agus Salim bertekad

agar kemerdekaan Indonesia dipertahankan dan diakui dunia.

d) Karir Agus Salim Sebagai Diplomat

Lapangan diplomasi mulai dikenal H Agus Salim saat bekerja pada

konsulat Belanda di Jeddah pada tahun 1906-1911. Pengalamannya selama 5

tahun sangat berharga dalam menjalankan tugas perjuangan yang besar. Tahun

1930 beliau memperoleh kesempatan untuk menghadiri “International Labour

Conference” di janewa, mewakili sarekat sekerja N.V.V (Nederlandsch

Verbond van Venveerenigien) di Belanda. Pengalaman tersebut merupakan

semacam praktek diplomasi.

Sesudah proklamasi kemerdekaan, Agus Salim aktif lagi dlam dunia

diplomasi. Pada tanggal 23 maret 1947 beliau menjadi wakil ketua delegasi

Indonesia menghadiri Inter Asian Relation Conference di New Delhi.

Kemudian pada tanggal 4 april 1947, beliau menjadi ketua misi Indonesia

untuk mengunjungi Negara Timur Tengah.

Setelah tugas misi nya selesai di negara-negara Timur Tengah, Agus

Salim kemudian melanjutkan perjalanan ke Amerika Serikat. Pada tanggal 6

Agustus 1947 Agus Salim tiba di Lisbon dari Kairo .

Pemerintah Indonesia pada tanggal 10 Agustus 1947 dengan

perantaraan RRI Yogyakarta telah mengajukan permintaan kepada ketua

Page 40: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

31

dewan keamanan PBB supaya delegasi Indonesia diterima di PBB. Agus

Salim yang telah mendapat kekuasaan penuh pemerintah Indonesia untuk

memberikan keterangan tentang pertikaian Indonesia dan Belanda.

Berdasarkan mandat dari pemerintah Indonesia, dan berkat kegiatan

diplomatik Agus Salim akhirnya wakil Indonesia hadir di sidang dewan

keamanan PBB. Selama sidang Dewan Keamanan PBB Agus Salim sebagai

Menteri luar Negeri maupun anggota tidak mengambil kesempatan untuk

berpidato.,

Pada tanggal 27 Agustus 1947 Agus Salim kembali ke Indonesia.

dalam perjalanan pulang Agus Salim singgah ke London sebagai tamu

kehormatan Kedubes India, Tanggal 20 oktober 1947 Agus Salim tiba di

Singapura, Sembilan hari kemudian beliau kembali ke Indonesia. Pada tanggal

4 November 1947 Agus Salim memberikan laporan kepada pemerintah

Indonesia pada sidang Kabinet mengenai hasil dari misi diplomatik.

Tidak hanya itu, Agus Salim menjadi anggota delegasi Indonesia

dalam perundingan dengan Belanda yang diadakan diatas kapal Renville di

Tanjung Priok.

Agus Salim tidak saja seorang diplomat yang ulung, tetapi juga

seorang diplomat Indonesia yang pertama. Dilihat dari jasa-jasanya dalam

berdiplomasi beliau sebagai Diplomat.35

e) Karya-Karya Agus Salim

Agus Salim merupakan penulis produktif. Banyak buku dan karangan

yang ditulisnya. Buku-buku itu ditulis dalam berbagai bahasa, banyak pula

yang dicetak di luar Negeri. Tulisan karya agus salim yang terbitan luar

Negeri susah untuk di bawa ke Indonesia kembali.

35

Solichin Salam, Hadji Agus Salim Pahlawan Nasional (Jakarta: Djajamurni,

1963)h.137-147

Page 41: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

32

Tulisan Agus Salim meliputi berbagai bidang kehidupan seperi filsafat,

ekonomi, politik, kebudayaan, sosial dan agama. Karya itu terbagi atas

beberapa segi :

a. Poitik

1. Kemajuan yang diperoleh karena usaha (dimuat dalam surat kabar

Neraca, sabtu 15 september 1917, No.53 th.1)

2. Kemajuan perkara harta (dimuat dalam surat kabar Neraca, selasa 4

september1917, No.45 th.1)

3. Kemajuan perempuan bumi putra (dimuat dalam surat kabar Neraca,

selasa 4 september 19 17, No. 45 th.1)

4. Mana yang harus didahulukan ? (dimuat dalam surat kabar Neraca,

kamis 24 januari 1918, No. 17 th II)

5. Lahirnya tipis isinya dalam (dimuat dalam surat kabar Neraca, kamis 4

oktober 1917 No.66 th I)

6. Benih percederaan ( dimuat dalam surat kabar Neraca, selasa 7 januari

1919, No.4 th III)

7. Herziening van het regeeringsreglement ( H.V.R. 1922 4e vergadering,

maandag 13 november 1922 )

8. Eerste algemeene aanvullingsbegrooting (1923)

9. Wijzigining en aanvulling van de koeliordonantie sumateras ooskunst

(1923)

10. Jong islamieten bond ( 1925 )

11. Derajat kemanusiaan ( 1925 )

12. Indonesia merdeka ( 1925 )

13. Huru hara di sumatera barat ( 1927 )

14. Apakah harga wet ( 1928 )

15. Hakim bersikap musuh ( 1928 )

16. Cinta bangsa dan tanah air ( 1928 )

17. Rakyat dan polisi ( 1928 )

18. Ekonomi sosial dan politik ( 1929 )

Page 42: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

33

19. Rasa kebangsaan dan asas ekonomi ( 1929 )

b. Pendidikan

1. Tukang ajar atau guru ( 1925 )

2. Pemerintah, pengajaran dan rakyat ( 1931 )

B. Kiprah H Agus Salim Dalam Partai Sarekat Islam

a) Perkembangan Partai Sarekat Islam

Pergerakan Nasional lahir disebabkan karena beberapa hal, antara lain

pemerintah Hindia Belanda membuat perubahan di bidang sosial, ekonomi dan

politik.36

Dalam bidang politik, Sarekat Islam menuntut berdirinya dewan daerah,

perluasan hak-hak Volksraad (Dewan Rakyat) dengan tujuan untuk

mentransformasikan menjadi lembaga perwakilan untuk legislatif.

Dalam bidang pendidikan, partai menuntut penghapusan yang

mendeskriminasikan penerimaan murid di sekolah-sekolah.dan mewajibkan

belajar sampai umur 15 tahun.

Dalam bidang agama, partai menuntut dihapuskannya segala macam

peraturan yang menghambat tersebarnya Islam.

Bermula dari berdirinya Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908. Organisasi ini

lahir dari sebuah ajang diskusi yang sering digelar di STOVIA.37

Oleh beberapa

mahasiswa. Pada awalnya, Boedi Oetomo merupakan organisasi anti politik,

sebab hanya berfokus kepada perbaikan pendidikan dan kebudayaan. Kehadiran

Boedi Oetomo di kancah Nasional menjadi tonggak perjuangan, sekaligus

menjadi inspirasi bagi organisasi lainnya di tanah air.38

36

Yus Pramudya Jati, Menjadi Merah Gerakan Sarekat Islam Semarang 1916-1920,

(Temanggung: Kendi, 2017), h.9 37

Sebuah singkatan dari Scool tot Opleiding Van Inlandsche Artsen atau sekolah untuk

mendidik pribumi 38

Yus Pramudya Jati,Menjadi Merah Gerakan Sarekat Islam Semarang 1916-1920,

(Temanggung: kendi, 2017), h. 17-18

Page 43: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

34

Asal usul dan pertumbuhan gerakan politik di kalangan muslimin di

Indonesia identik dengan asal usul dan pertumbuhan Sarekat Islam, terutama pada

20 tahun pertama sejak didirikan.39

Sarekat Islam dapat dipandang sebagai salah

satu gerakan politik yang menonjol sebelum perang dunia ke II, karena

perkembangannya pesat dan dinamis.40

Di kembangkan dari sebuah organisasi

dagang, Sarekat Dagang Islam (SDI), yang didirikan oleh H.Samanhoedi di Solo

tahun 1911, SI merupakan “organisasi nasionalis Indonesia berlandaskan politik

pertama” yang berkembang pesat di bawah kepemimpinan H.O.S Tjokroaminoto,

Agus Salim dan Abdul Muis.41

Sarekat Islam (SI) berdiri 3 tahun setelah Budi Utomo. Latar belakang

ekonomis dari organisasi ini adalah tanggapan (perlawanan) terhadap

perdagangan (penyalur) oleh orang cina. Peristiwa ini merupakan isyarat bagi

orang muslim bahwa telah tiba waktunya untuk menunjukan eksistensi. Oleh

sebab itu para pendiri Sarekat Islam (SI) mendirikan organisasi ini untuk membuat

front untuk melawan semua penghinaan terhadap kaum bumiputra. Organisasi ini

merupakan reaksi terhadap rencana Kristenings Politik (politik pengkristenan) dan

kaum Zending, perlawanan terhadap kecurangan dari pihak ambtenar bumiputra

dan Eropa.42

Sarekat Dagang Islam (SDI) ini berdiri sebagai jawaban atas

tantangan para pedagang asing di solo, yang lama kelamaan menekan serta

bersaing dengan pedagang Indonesia. Namun dengan kelahiran SDI, itu

menunjukan mulai timbulnya kesadaran berbangsa (Nasionalisme) dan tidak

hanya sekedar soal komersial. Dalam perkembangannya, SDI mendapat sambutan

39

Deliar Noer, Gerakan Modern Islam Di Indonesia 1900-1942 (Jakarta:LP3ES, 1980),

h.114 40

Suhartono, Sejarah Pergerakan Nasional Dari Budi Utomo sampai proklamasi 1908-

1945 ( 1994), h.32 41

Bahtiar Effendy, Islam Dan Negara Transformasi Gagasan dan Praktik Politik Islam

Di Indonesia (Jakarta:Democracy Project, 2011), h.70 42

Ahmad Syukani,Perkembangan Pemikiran Modern Di Dunia Islam (solo:pustaka setia,

1997), h.127-128

Page 44: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

35

baik dari masyarakat, apalagi setelah menjadi Sarekat Islam (SI) yang merupakan

gerakan kaum Borjuis-kapitalis.43

Sarekat Dagang Islam (SDI) merupakan satu-satunya kelembagaan yang

dapat menampung seluruh strata sosial bumiputra. Sarekat Dagang Islam sebagai

perkumpulan yang disahkan oleh pemerintah Hindia Belanda, telah menarik

perhatian banyak kalangan.44

Pembentukan Sarekat Dagang Islam (SDI) yang merupakan cikal bakal

dari Sarekat Islam (SI) ini tidak ada kepastian.45

Sarekat dagang Islam (SDI) yang

memakai asas Islam diharapkan mampu mengubah metode pemerintahan Hindia-

Belanda yang waktu itu deskriminatif, dan selain itu Sarekat Dagang Islam (SDI)

mampu memposisikan sebagai pembanding antar metode pemerintahan Hindia-

Belanda dengan Islam.46

Adapun tujuan Sarekat Islam (SI) itu adalah untuk meningkatkan taraf

hidup rakyat berdasarkan persaudaraan muslim. Untuk mencapai tujuan ini, H

Samanhoedi, pendiri dan pemimpin sarekat islam, berusaha mencari orang-orang

potensial untuk bergabung dan mengembangkan organisasi yang mulai dikenal di

masyarakat,

Salah seorang yang turut memperkuat dan akhirnya menjadi pimpinan

utama Sarekat Islam (SI) hingga wafat adalah HOS Tjokroaminoto.

Kepemimpinan Sarekat Islam (SI) makin kokoh dengan bergabungnya Abdul

Muis dan H Agus Salim. Yang dalam waktu singkat turut menentukan arah dan

tujuan Sarekat Islam (SI).47

43

Solichin Salam, Hadji Agus Salim Pahlawan Nasional (Jakarta: Djajamurni, 1961), h.

75-76 44

Nasihin, Sarekat Islam Mencari Ideologi 1924-1945 (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2012), h. 38 45

Deliar Noer,Gerakan Modern Islam Di Indonesia 1900-1942 (Jakarta: LP3ES, 1980),

h. 115 46

Nasihin,Sarekat Islam Mencari Ideologi 1924-1945 (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2012), h. 2 47

Suradi SS,Grand Old Man Of The Republic Haji Agus Salim Dan Konflik Politik

Sarekat Islam (Yogyakarta: Mata Padi Pressindo, 2014), h. 46-47

Page 45: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

36

Oleh karena itu HOS Tjokroaminoto menerima panggilan untuk datang ke Solo

guna menyelesaikan soal Sarekat Dagang Islam (SDI) .Dalam pertemuan yang

terdiri dari anggota dan simpatisan, soal Sarekat Dagang Islam (SDI) ini

diserahkan kepada HOS Tjokroaminoto. Tanggal 12 Agustus 1912 keluar Besluit

(surat ketetapan) dari Residen Wijch (Residen Surakarta) yang menschors Sarekat

Dagang Islam (SDI) karena dipandang membahayakan ketertiban umum.

Pada tanggal 10 September 1912 dihadapan Notaris B.Ter Kuile dibuatlah sebuah

statue perhimpunan Sarekat Islam (SI) yang baru yang berisi tentang memperkuat

usaha dilapangan sosial, pendidikan dan agama.48

Pada tanggal 12 September 1912 setelah sampai di Surabaya, TJokroaminoto

menyampaikan Statuen Sarekat Islam (SI) yang pada intinya memajukan

semangat dagang bangsa Indonesia dan meningkatkan kecerdasan rakyat serta

patuh kepada aturan agama. Di dalam anggaran yang baru ini politik tidak

dicantumkan karena bertentangan dengan Undang-Undang kolonial dalam

peraturan pemerintah pasal 111.49

Periode pertama dari Sarekat Islam (SI) ditandai oleh perhatian terhadap masalah

organisasi, termasuk penyusunan anggaran dasar dan hubungan antara organisasi

pusat dan organisasi daerah. Anggaran dasar Sarekat islam dirumuskan oleh

Raden Mas Tirtoadisurjo. Isi dari anggaran dasar SI adalah :

Akan berikhtiar, supaya anggota-anggotanya satu sama lain bergaul seperti

saudara,dan supaya timbullah kerukunan dan tolong menolong satu sama lain

antara kaum muslimin, dan lagi dengan segala daya upaya yang halal dan tidak

menyalahi wet-wet Negeri (Surakarta) dan wet wet Government,…berikhtiar

mengangkatderajat rakyat, agar menimbulkan kemakmuran, kesejahteraan dan

kebesarannya Negeri.50

Kongres Sarekat Islam (SI) pertama dilaksanakan pada tanggal 26 januari

1913 di Surabaya dipimpin oleh HOS Tjokroaminoto. Kongres Sarekat Islam (SI)

48

Solichin Salam,Hadji Agus Salim Pahlawan Nasional (Jakarta: Djajamurni, 1961), h.

76-77 49

Mukayat, Haji Agus Salim (Jakarta: Departemen pendidikan Dan Kebudayaan RI,

1985), h. 25-26 50

Deliar Noer, Gerakan Moderen Islam Di Indonesia 1900-1942 (Jakarta: LP3ES,1973),

h. 116-117

Page 46: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

37

yang kedua pada bulan maret 1913 di Solo.51

Sejak kongres ini,organisasi Sarekat

Islam (SI) terus disempurnakan. Struktur organisasinya adalah :

1. Perhimpunan Sarekat Islam (SI) adalah suatu organisasi yang

mempunyai daerah segenap Hindia Timur (Indonesia) yang boleh

menjadi anggotanya adalah segenap orang Islam.

2. Tiap tempat yang dianggap cukup banyak anggota, boleh mendirikan

suatu cabang dan memilih pengurusnya sendiri.

3. Tiap cabang dibagi menjadi beberapa anak cabang dan grup.

4. Semua cabang di jawa barat dan pulau Sumatra dan pulau-pulau kecil

dekat Sumatera, mendirikan Departemen Sarekat Islam (SI) Jawa

Barat.

5. Semua cabang di Jawa Tengah dan pulau Kalimantan mendirikan suatu

Departemen Sarekat Islam (SI) Jawa Tengah.

6. Semua cabang di Jawa Timur dan pulau Sulawesi, Lombok, bali,

Sumbawa dan seterusnya kearah timur mendirikan suatu Departemen

Sarekat Islam (SI) Jawa Timur.52

Dalam usaha mengangkat derajat rakyat, SaREKAT Islam (SI) mengambil

tiga arah sebagai dasar perjuangannya yang berlandaskan Islam yaitu dasar sosial

ekonomi, politik dan kultural. Dalam Sarekat Islam (SI) terdapat anggota yang

memiliki berbagai macam ideologi bercampur aduk.meskipun Cokroaminoto telah

mempersatukan umat, setelah beberapa tahun anggota Sarekat Islam (SI) terdiri

atas bermacam ideologi dan memisahkan diri menurut paham masing-masing.

Hingga akhirnya di tubuh Sarekat Islam (SI) terjadi perpecahan. Pada tahun 1923

lahirlah Sarekat Islam Merah (kiri) dan Sarekat Islam Putih. Sarekat Islam (SI)

merah dipimpin oleh Semaun dan Darsono yang beridiologi Marxisme. Sarekat

Islam (SI) putih menjelma sebagai Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII).53

51

Solichin Salam, Hadji Agus Salim Pahlawan Nasional (Jakarta: Djajamurni, 1961), h.

78 52

Suradi SS,Grand Old Man Of The Republic Haji Agus Salim Dan Konflik Politik

Sarekat Islam (Yogyakarta: Mata Padi Pressindo, 2014), h. 47-48 53

Ahmad Syaukani,Perkembangan Pemikiran Modern Di Dunia Islam, (Solo: Pustaka

Setia, 1997), h. 127-129

Page 47: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

38

Kongres Sarekat Islam (SI) yang kedua diadakan di Solo. Dalam kongres

itu diputuskan bahwa Sarekat Islam (SI) hanya terbuka untuk bangsa Indonesia

dan pegawai pangreh praja tidak akan diterima. Kongres ketiga diadakan di

Bandung dan dinamakan kongres Nasional Sarekat Islam (SI) pertama dan

dipimpin oleh HOS Tjokroaminoto.

Kongres Nasional Sarekat Islam (SI) yang kedua dilangsungkan di Jakarta

pada tanggal 20-27 oktober 1917. Kongres ini lebih menonjolkan kepada usaha

Semaun agar Sarekat Islam (SI) jangan ambil bagian di Volksraad dan usahanya

sia-sia.

Kongres Nasional Sarekat Islam (SI) yang ketiga dilangsungkan di

Surabaya pada tanggal 29 September -6 oktober 1918.memutuskan menentang

pemerintah sepanjang tindakannya “melindungi kapitalisme” kongres ini juga

memutuskan mengorganisasikan kaum buruh.

Tahun 1919, bagi Sarekat Islam (SI) adalah tahun propaganda capital asing

yang meningkat sampai 2 juta orang. Maka timbulnya keraguan terhadap Sarekat

Islam (SI) disebabkan oleh kegaduhan di Sulawesi Tengah dimana Abdul Muis

melakukan propaganda dan terdapatnya suatu aksi rahasia di Garut. Kongres

Nasional Sarekat Islam (SI) yang keempat diadakan di Surabaya tanggal 26

Oktober- 2 November 1919, membicarakan tentang serikat sekerja, diputuskan

bahwa serikat sekerja mengadakan Eerstekamer yang akan memimpin perlawan

strata politik.54

Dalam kongres Nasional Sarekat Islam (SI) ke lima di Yogyakarta tanggal

2-6 maret 1921, ditetapkan keterangan baru tentang konsep dasar Sarekat Islam

(SI). Keterangan ini adalah hasil kesepakatan dengan pihak komunis. Dalam

keterangan tersebut yang dirancang oleh 2 komisaris, Agus Salim dan Semaun,

disebutkan bahwa kapitalisme hanya dapat dikalahkan oleh persatuan kaum

buruh.

54

A.K Pringgodigdo, Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia (Jakarta: Dian Rakyat,

1978), h. 5-8

Page 48: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

39

Di kongres ini, percobaan beberapa cabang yang berhaluan merah untuk

mendapatkan supaya disiplin partai tidak dijalankan terhadap PKI. Kaum komunis

tetap ditolak pleh Sarekat Islam (SI) dan adanya hal yang mengatakan bahwa

Dewan Rakyat itu suatu pertunjukan komedi. Pada tanggal 8-11 Agustus 1924

kongres yang diadakan di Surabaya membicarakan tentang pengiriman wakil

Indonesia ke kongres khalifah yang diadakan di kairo.

Menurut keputusan kongres itu, Khalifah harus dipegang oleh Dewan

Ulama di Makkah, tetapi kongres khalifah itu tidak jadi dilaksanakan. Di kongres

Sarekat Islam (SI) tanggal 21-27 Agustus 1925 di Yogyakarta, Tjokroaminoto

menerangkan bahwa agama Islam adalah anasir kebudayaan. Untuk mencapai

tujuan itu, Sarekat Islam (SI) akan memperbanyak sekolah dan organisasi

keagamaan. Hal ini dilakukan Sarekat Islam (SI) karena Sarekat Islam (SI) akan

memperbarui diri melalui jalan Pan-Islamisme, Nasionalisme Islam dan non

koperasi.

Pada bulan November 1926, timbul pemberontakan komunis,

pemberontakan ini menyebabkan seluruh pergerakan di Indonesia terkejut, hal ini

disebabkan karena melemahnya kaum komunis, dan menjadi kesempatan bagi

Sarekat Islam (SI) untuk bangkit.

Pada bulan Desember 1927 Sarekat Islam (SI) cabang Surabaya

menentang keras Dr.Sutomo karena tidak menyetujui komunisme. Dari pihak

Sarekat Islam (SI) bahwa kaum Nasionalis hanya mendapatkan pangkat dan gaji

besar. Pada kongres 28 September-2 Oktober 1927 di Pekalongan, pengurus besar

Sarekat Islam (SI) membicarakan perlawanan terhadap pemerintah. Kongres yang

dipimpin Agus Salim ini, bukan bermaksud melawan pemerintah secara nyata

tetapi mengirim kabar tentang Sarekat Islam (SI) sendiri keluar Negeri. Agus

Salim juga menjelaskan tentang kongres di Makkah yang tidak ada dan perlunya

suatu “Majelis Ulama” yang dapat mengadili perselisihan dalam hal pengajaran

agama islam.

Page 49: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

40

Kongres Sarekat Islam (SI) tanggal 26-28 januari 1928 di yoyakarta,

membicarakan tentang hari lahir Sarekat Islam (SI) yang ke-15, di kongres itu

dibicarakan juga tentang Tafsir Quran yang dikerjakan oleh Tjokroaminoto. Dari

penerbitan bagian pertama ternyata Tafsir itu didasarkan atas Tafsir ahmadiyah

Lahore. Agus Salim menjelaskan, bahwa Tafsir ahmadiyyah yang paling baik

untuk kaum terpelajar.

Dalam rapat Majelis ulama di Kediri tanggal 27-30 september 1928,

memutuskan bahwa tafsir itu boleh diteruskan dibawah pengawasan Majelis

Ulama. Di rapat itu, Tjokroaminoto dibantu oleh utusan ahmadiyyah, Mirza Wali

Ahmad Beig.

PSI berganti nama pada tahun 1929 menjadi PSII.Diakibatkan karena

banyaknya aliran cita-cita Indonesia Raya. Kongres yang diadakan oleh PSII di

Surabaya pada tanggal 25-27 April 1929 membicarakan tentang ekonomi, politik,

pergerakan wanita dan serekat sekerja. Pemimpin studieclub, DR.Sutomo

mengadakan perlawanan terhadap SI, yang membicarakan sudah terpecahnya rasa

Kebangsaan , sehingga cita-cita akan Pan-Islamisme tidak berharga sama sekali.

Sarekat Islam (SI) hanya mementingkan Islam dan mengesampingkan

Nasionalisme.

Terhadap soal wanita, Dr Sutomo mengharamkan beristri banyak. Di

kongres itu, Sarekat Islam (SI) diserang bukan oleh studieclub saja, tetapi juga

PPII (Perikatan Perhimpunan Isteri Indonesia), Sarekat Madura dan PNI. Tentang

soal poligami ini Sarekat Islam (SI) juga memberikan kesempatan kepada kaum

Nasionalis.

Pada tanggal 2-6 agustus 1929 di Jawa Tengah membicarakan tentang non

koperasi, hubungan luar negeri dan organisasi dalam negeri. Kongres PSII pada

tanggal 16-19 Agustus 1929 di Garut membicarakan tentang Kapitalisme dan

Imprealisme dan menunjukan keperluan adanya persatuan yang kokoh, untuk

merebut kemerdekaan.

Page 50: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

41

Kongres PSII tanggal 24-27 januari 1930 di Yogyakarta, kehilangan

sebagian besar anggota. Membicarakan tentang anggaran dasar PSII yaitu

membangun suatu persatuan yang kokoh antar sesama muslim menurut peraturan

agama Islam. Pada tanggal 5 mei 1930, diadakan rapat besar Sarekat Islam (SI)

membicarakan tentang penghapusan kerja paksa.55

Sementara itu dalam tahun 1930-1931, krisis kepemimpinan mulai

melanda PSII, setelah HOS Tjokroaminoto tahun 1934, persatuan tidak bisa

dibangun kembali. Akibat hal ini PSII terpecah menjadi beberapa partai.56

Pada tahun 1930-an, mulai tampak perubahan-perubahan dalam

kepemimpinan umat.timbulnya partai lain antara lain meliputi : Persatuan

Muslimin Indonesia (Permi) yang bekerja sama dengan kelompok Nasionalis,

Persatuan Islam (persis) melawan bidah dalam soal politik dan Muhammadiyah

terkena peraturan disiplin Sarekat Islam (SI).57

b) Bergabungnya Agus Salim Dalam Sarekat Islam

Selain sebagai anggota dan tokoh penting dalam Sarekat Islam, Agus Salim

pernah bergabung di organisasi lain: Perkumpulan Teosofie, Nederlands Indische

Virijzinningen (NIV), tetapi ditinggalkan karena tidak sefaham dengan Agus

Salim. Tjokroaminoto menerima Salim dengan terbuka. Pada diri Salim terdapat

kombinasi antar islam dan pandangan progresif.

Dalam periode pertama Salim di Sarekat Islam (SI) ia masih diliputi rasa

bimbang dalam menghadapi perkembangan Sarekat Islam (SI) di bawah pimpinan

Tjokroaminoto. Keraguan Salim mulai berkurang karena adanya pengaruh

Tjokroaminoto dalam Sarekat Islam (SI).

Merasa hubungan sudah akrab, Tjokroaminoto mengundang Salim menghadiri

kongres Sarekat Islam (SI) tahun 1915 di Surabaya. Tidak hanya itu, Salim juga di

55

A.K Pringgodigdo, Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia (Jakarta: Dian Rakyat,

1980), h. 35-44 56

Suradi SS,Grand Old Man Of The Republic Haji Agus Salim Dan Konflik Politik

Sarekat Islam (Yogyakarta: Mata Padi Pressindo, 2014), h.57 57

Deliar Noer, Membincangkan Tokoh Tokoh Bangsa ( Bandung: Mizan, 2001), h. 20

Page 51: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

42

undang dalam berbagai rapat Sarekat Islam (SI) baik dikota besar maupun dikota

kecil. Di Sarekat Islam (SI) berkembang suatu anggapan bahwa telah datang Ratu

Adil yang selama ini dinantikan oleh rakyat Jawa untuk membebaskan segala

penderitaan.

Setahun berikutnya, dalam kongres Sarekat Islam (SI) tahun 1916 di Bandung,

Tjokroaminoto berpidato dan menyinggung masalah Ratu Adil. Pada awal

aktivitas Agus Salim di Sarekat Islam (SI) dia mengamati adanya elit dalam

Sarekat Islam (SI) yang ingin mempengaruhi asas Islam dari Sarekat Islam (SI)

dengan komunisme.58

c) Kiprah Agus Salim Dalam Sarekat Islam

1. Masuknya Pengaruh Komunis Di Sarekat Islam

Tidak lama setelah bergabung dengan Sarekat Islam (SI) pada tahun

1915 Agus Salim menjadi tokoh penting dan berpengaruh dalam mengambil

kebijakan dan strategi perjuangan Sarekat Islam (SI) Peran Agus Salim sangat

dominan dan sangat menentukan adalah dalam hal membersihkan golongan

komunis dari Sarekat Islam (SI) masalah ini sangat prinsipil. Dan Agus Salim

berusaha mengeluarkan kaum komunis dari Sarekat Islam (SI) Menurut Salim:

Adapun suatu kaum yang harus kita jauhkan daripada pergerakan kita,

suatu kaum yang hendak menerbitkan perceraian antar bangsa kita, atas “kaum

pekerja” dan “kaum bermodal”. Kaum itu ialah kaumnya yang ingin

membatalkan hak milik, yang memakai nama “Socialist” yang dibangunkan

dan dikembangkan dalam Negeri ini oleh tuan-tuan Sneevliet, Baars dan

lainnya..59

Perselisihan antara golongan Islam dan Komunis dalam Sarekat Islam

(SI) mulai terjadi pada tahun 1917. Dengan diadakannya debat terbuka tanggal

12 september 1917 di Surabaya membicarakan persoalan Indie Weerbar.

Dalam debat ini, kaum komunis menolak karena suara yang terkumpul 120

58

Suradi SS,Grand Old Man Of The Republic Haji Agus Salim Dan Konflik Politik

Sarekat Islam (Yogyakarta: Mata Padi Pressindo, 2014), h. 60-61 59

Suradi SS,Grand Old Man Of The Republic Haji Agus Salim Dan Konflik Politik

Sarekat Islam (Yogyakarta: Mata Padi Pressindo, 2014), h. 64

Page 52: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

43

berbanding 3. Pertikaian ini secara resmi dihentikan pada kongres Nasional ke

3 tahun1918.60

Masalah disiplin partai mulai dibicarakan pada kongres CSI tahun

1919. Tjokroaminoto memimpin kongres itu. membicarakan tentang disiplin

partai. Kongres berikutnya juga membahas masalah disiplin partai, tetapi tidak

dihadiri Tjokroaminoto, dan menjadi arena debat antara kelompok komunis

dibawah pimpinan semaun, dan kelompok bukan komunis dibawah pimpinan

Agus Salim dan Moeis.61

Dalam kongres Nasional Sarekat Islam (SI) yang berlangsung di

Surabaya, terjadi perdebatan antara Agus Salim dan Semaun mengenai

Sosialisme Marxisme dan Sosialisme Islam. Dalam kongres tersebut, Agus

Salim dan Moeis mengusulkan diadakannya disiplin partai.sedangkan Semaun

hendak membawa SI condong ke kiri, tetapi Agus Salim dan Tjokroaminoto

tidak setuju. Sejakm itu terjadilah perpecahan di SI, Semaun membentuk

Sarekat Rakyat yang kemudian menjadi PKI, sedangkan Tjokroaminoto dan

Agus Salim tetap dalam Sarekat Islam (SI)..62

Dalam kongres Sarekat Islam (SI) yang ke 6 yang dipimpin oleh Agus

Salim dan Abdul Moeis yang diadakan di Surabaya membicarakan tentang

disiplin partai dan penyusunan asas Sarekat Islam (SI). Untuk meyakinkan

kongres, Agus Salim mengemukakan alasan perlunya disiplin partai:

Tiap-tiap diluar SI telah membentuk disiplin partai lebih dulu untuk

partainya. Daripada hal itu ternyatalah, bahwa memang segala partai telah

mengerti, keberhasilan asas menjadi syarat yang penting bagi tiap-tiap

pergerakan. Selain dari itu, asas perhimpunan yang satu tidak bisa sejalan

betul asas itu serupa tentu tidak aka nada dua atau lebih perhimpunan.

60

Deliar Noer, Gerakan Modern Islam Di Indonesia 1900-1942 (Jakarta: LP3ES, 1980),

h.134 61

Suradi SS,Grand Old Man Of The Republic Haji Agus Salim Dan Konflik Politik

Sarekat Islam (Yogyakarta: Mata Padi Pressindo, 2014), h.65 62

Solichin Salam, Hadji Agus Salim Pahlawan Nasional (Jakarta: Djajamurni, 1961), h.

60-61

Page 53: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

44

selain itu Salim mengemukakan bahwa partai tidak boleh diambil alih

oleh PKI. Salim mengatakan :

Tidak perlu mencari Isme-Isme lain yang akan mengobati penyakit

pergerakan. Obatnya ada dalam asasnya sendiri, asas yang lama dan kekal,

yang tidak dapat dimubahkan orang, sungguhpun dunia telah memusuhi

dengan permusuhan lain atau taadzim. Asas itu adalah Islam.

Menanggapi putusan kongres luar biasa ini, golongan komunis

dibawah pimpinan Semaun, menolak disiplin partai dia mengatakan :

Adapun pergerakan rakyat hendak membela hak rakyat yang terinjak-

injak, selain dari yang mengutamakan hal perasaan, harus pula mengutamakan

taktik, SI telah nyata hanya bisa dikumpulkan orang Islam saja buat bekerja

bersama membela rakyat.

Tapi selamanya dari hak rakyat Islam, masih banyak lagi orang lain,

yang tidak beragama Islam yaitu PKI, yang sudah nyata bisa membawa orang

Ambon, Manado dan lainnya rakyat Hindia yang tidak beragama islam.

Bilangan mereka tidak sedikit, pengaruhnya juga harus dihargai. Disini PKI

sudah membuktikan taktiknya, bekerja dengan orang Islam dan Kristen untuk

rakyat.

Argumentasi Semaun dipatahkan oleh Agus Salim dan Moeis. Kongres

pun akhirnya memutuskan disiplin partai.63

Semaun menambahkan,” atas usaha-usaha orang komunis lah sifat

kapitalis dalam Sarekat Islam (SI) telah hilang sehingga Sarekat Islam (SI)

menjadi partai rakyat. Semaun menambahkan :

Kalau SI menguatkan disiplin partai, baiklah, hanya kecuali kanlah

disiplin partai itu terhadap kaum komunis dan PKI, karena kaum PKI bisa

bekerja sama dengan SI dengan keperluan pihak yang tertindas.

2. Usaha- Usaha Agus Salim Dalam Sarekat Islam

Peranan Agus Salim dalam Sarekat Islam (SI) memberikan warna

Islam dalam tubuh Sarekat Islam (SI). Usaha yang dilakukan Salim dilakukan

sejak bergabung dalam Sarekat Islam (SI). tahun 1919, Salim merumuskan

63

Suradi SS, Grand Old Man Of The Republic Haji Agus Salim Dan Konflik Politik

Sarekat Islam, (Yogyakarta: Mata Padi Pressindo, 2014), h. 61-68

Page 54: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

45

asas dan tujuan Sarekat Islam (SI) dengan menyusun rancangan keterangan

asas ( Beginsal Verklaring ) dan disahkan pada kongres luar biasa CSI tahun

1921.

Keterangan asas pemikiran Salim dimuat oleh Tjokroaminoto. Salim

menjelaskan, Islam merupakan satu-satunya bagi perubahan masyarakat

Hindia. Bagian keempat dari keterangan asas ini menyebutkan :

Syahdan pada keyakinan kaum Sarekat Islam, kemerdekaan rakyat

Hindia ini sejatinya, yaitu yang sesungguhnya melepaskan segala rakyat dari

perhambaan dari macam apapun juga, ialah dengan jalan kemerdekaan yang

berasaskan ke Islaman…64

Setelah menyusun asas organisasi Sarekat Islam (SI) dengan asas ke

Islaman, Agus Salim pada tahun 1922 memulai orientasi Pan-Islamisme

dengan memimpin kongres Al-Islam di Cirebon pada tahun 1922.65

Tahun 1924, terjadi pergantian kekuasaan di Turki, kaum Nasionalis

dibawah pimpinan Mustafa Kemal Attaturk memegang pemerintahan, pada

masa pemerintahan beliau, adanya penghapusan hukum Islam dari segala

aspek kehidupan serta menghapus sistem kekhalifahan, dan ini menimbulkan

pro dan kontra dalam pemberitaan dunia kala itu.

Agus Salim sebagai pelopor gerakan Pan Islamisme, memimpin

Mukhtamar Alam Islamy Farul Hindis Syarqiyah (MAIHS) yang

berkedudukan di Surabaya.

Masalah Pan Islamisme kemudian tidak mendapat perhatian yang

serius dikemudian hari oleh partai Sarekat Islam (SI). Karena berkurangnya

perhatian Negeri Islam lainnya terhadap masalah ini.66

Kunjungan Agus Salim

ke Makkah pada tahun 1927 sebagai perwakilan Sarekat Islam (SI) pada

kongres Al-Islam II tidak menghasilkan apapun.

64

Neratja, 18 Oktober 1921 65

St.Rais Alamsyah, 10 Orang Terbesar Indonesia Sekarang, (Jakarta: Mutiara, 1952), h.

122 66

Suradi SS, Grand Old Man Of The Republic Haji Agus Salim Dan Konflik Politik

Sarekat Islam , (Yogyakarta: Mata Padi Pressindo, 2014), h. 68-72

Page 55: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

46

Tahun 1927 masalah tentang asas Sarekat Islam (SI) dianggap selesai,

awal perpecahan terlihat dalam lingkungan Sarekat Islam (SI) adalah ketika

Sarekat Islam (SI) memutuskan mengeluarkan semua anggota

Muhammaddiyah dari kepengurusan, dan perpecahan ini tidak dapat

dihentikan.67

d) Perpecahan Dalam Sarekat Islam

1. Memudarnya Gerakan Sarekat Islam

Perang Dunia pertama yang berlangsung dari tahun 1914-1918, secara

tidak langsung mempengaruhi pergerakan politik di Indonesia. Saat itu,

pemerintah Belanda yang hubungannya renggang dengan Hindia Belanda

mengambil keputusan sangat dipengaruhi oleh keadaan setempat. Gubernur

Jendral Van Limburg Stirum mengucapkan pemerintahan sendiri terhadap

bangsa Indonesia dalam sidang Dewan Rakyat dengan tujuan untuk

merendahkan pergerakan. Tindakan Van Limburg dinilai oleh Belanda

memberi hati kepada kaum pergerakan. Inilah yang menyebabkan Van

Limburg dipulangkan ke Belanda dan digantikan oleh Gubernur Jendral De

Fock, dengan tugas untuk menindas kaum pergerakan.68

Pada tahun 1917, kaum komunis dibawah pimpinan Semaun

melancarkan aksi terhadap Sarekat Islam (SI) Semaun ingin mengembalikan

kedudukan rakyat. Pecahnya Sarekat Islam (SI) terjadi setelah Semaun dan

Darsono dikeluarkan dari organisasi. Hal ini ada kaitannya dengan desakan

Abdul Muis dan Agus Salim pada kongres Sarekat Islam (SI) yang ke enam

pada 6-10 Oktober 1912 tentang perlunya disiplin partai yang melarang

keanggotaan rangkap. Anggota Sarekat Islam (SI) harus memilih antara

Sarekat Islam (SI) atau organisasi lain, dengan tujuan agar Sarekat Islam (SI)

bersih dari unsur-unsur komunis. Hal ini dikhawatirkan oleh PKI sehingga

Tan Malaka meminta pengecualian bagi PKI. Namun usaha ini tidak berhasil

67

Deliar Noer, Gerakan Modern Islam Di Indonesia 1900-1942 (Jakarta: LP3ES, 1980),

h. 153-154 68

Mukayat, Haji Agus Salim ( Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI,

1985), h. 32

Page 56: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

47

karena disiplin partai diterima dengan mayoritas suara. Saat itu anggota Partai

Sarekat Islam (PSI) dari Muhammadiyah dan Persis pun turut pula

dikeluarkan, karena disiplin partai tidak memperbolehkannya.

Keputusan mengenai disiplin partai diperkuat lagi dalam kongres

Sarekat Islam (SI) pada bulan Februari 1923 di Madiun. Dalam kongres

Tjokroaminoto memusatkan tentang peningkatan pendidikan kader Sarekat

Islam (SI) dalam memperkuat organisasi dan mengubah nama CSI menjadi

Partai Sarekat Islam (PSI). Pada kongres PKI bulan Maret 1923, PKI

memutuskan untuk menggerakkan Sarekat Islam (SI) Merah untuk

menandingi Sarekat Islam (SI) Putih. Pada tahun 1924, SI Merah berganti

nama menjadi “Sarekat Rakyat”.

Pada kongres PSI tahun 1929 menyatakan bahwa tujuan perjuangan

adalah mencapai kemerdekaan nasional. Karena tujuannya yang jelas itulah

PSI diambah namanya dengan Indonesia sehingga menjadi Partai Sarekat

Islam Indonesia (PSII). Pada tahun itu juga PSII menggabungkan diri dengan

Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia

(PPPKI).

Akibat keragaman cara pandang di antara anggota partai, PSII pecah

menjadi beberapa partai politik, di antaranya Partai Islam Indonesia dipimpin

Sukiman, PSII Kartosuwiryo, PSII Abikusno, dan PSII sendiri. Perpecahan itu

melemahkan PSII dalam perjuangannya. Pada Pemilu 1955 PSII menjadi

peserta dan mendapatkan 8 kursi parlemen. Kemudian pada pemilu 1971 pada

zaman orde baru, PSII di bawah pimpinan Anwar Tjokroaminoto kembali

menjadi peserta bersama Sembilan partai politik lainnya dan berhasil

mendudukkan wakilnya di DPRRI sejumlah 12 orang.69

Perpecahan Sarekat Islam (SI) menjadi kelompok islam nasionalistik

dan kelompok komunis tidak menyisakan kesempatan untuk bekerja secara

69

Yus Pramudya Jati, Menjadi Merah Gerakan Sarekat Islam Semarang 1916-1920,

(Temanggung: kendi, 2017), h. 80-85

Page 57: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

48

diam-diam untuk memperbaiki Sarekat Islam (SI) itu. adanya perebutan

cabang-cabang Sarekat Islam (SI) provinsi menjadi salah satu titik perpecahan

dalam Sarekat Islam. Maka terjadilah kongres PKI di Semarang pada tanggal

25 Desember 1921, ketika organisasi ini membentuk “persatuan Sarekat

Islam” atau lebih dikenal dengan Sarekat Islam Merah.

Tumbuhnya faham komunisme terhadap Sarekat Islam (SI) maka

terpecahlah organisasi Sarekat Islam (SI). Maka para pemimpin Sarekat Islam

(SI) berinisiatif untuk memperkokoh persatuan antar umat Islam. Atas

prakarsa CSI, diadakanlah kongres Al-Islam 1 di Cirebon pada tanggal 21

Oktober- 2 November 1922. Dalam kongres itu, Agus Salim mengemukakan

pentingnya persatuan diantara umat Islam untuk menghindari berkecamuknya

pihak lain. Ide Agus Salim tentang Pan-Islamisme yang akan mengusahakan

tercapainya persatuan semua aliran dan kerja sama antar kaum muslimin.

Dengan bekerja sama dengan Muhammadiyah, dinukalah kongres Al-

Islam II di Garut pada 19-21 mei 1924, Agus Salim bertindak sebagai

pimpinan kongres itu dibantu oleh pengurus besar Muhammadiyah. Kongres

itu membicarakan tentang fungsi agama dan ilmu pengetahuan dan hubungan

Islam dan Sosialisme. Agus Salim juga mengecam konsep kapitalisme yang

semata mata mengejar keuntungan. Agus Salim mengatakan, agama Islam

menolak gejala tersebut dengan adanya larangan riba. Selain itu Agus Salim

juga merumuskan tujuan kongres. Tujuannya adalah perlunya kesatuan antar

kaum muslimin dan aktif dalam penyelesaian soal khalifah yang menyangkut

kaum muslimin.

Pada tanggal 21-27 Agustus 1925, sentral Sarekat Islam mengadakan

kongres bersama Al-Islam di Yogyakarta. Agus Salim mempertegas sifat

Sarekat Islam yaitu menyatakan sikap kooperasi, tetapi cara itu tidak bisa

dipertahankan oleh anggota lain yang menginginkan sikap non-kooperasi.

Selain itu, Agus Salim juga mengemukakan tentang Nasionalisme Islam.

Page 58: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

49

Agus Salim dalam memperjuangkan Sarekat Islam juga menyokong

Muhammadiyah untuk membantu dalam perubahan Sarekat Islam, terbukti

dengan rapat pertama Majelis Ulama di Kediri yang bernaung dibawah

Sarekat Islam.70

Sementara itu, terjadi perpecahan gerakan politik pribumi yang

terpecah kedalam 2 aliran yaitu religious-nasionalistik. Konsekuensi tidak

langsung dari perpecahan Sarekat Islam (SI) ini adalah berkembangnya

Nasionalisme sekuler pribumi, yang disemangati oleh propaganda untuk

mereformasi konstitusi.

Suasana konflik Sarekat Islam (SI) dan PKI, mendorong upaya

pencarian untuk menemukan pola organisasi politik yang baik, terutama

setelah Tjokroaminoto dibebaskan pada Agustus 1922.71

Dengan demikian,

Sarekat Islam (SI) tersingkir dari seluruh dunia pergerakan serikat pekerja.

Dunia ini sepenuhnya dikuasai oleh PKI yang bebas menyebarkan doktrinnya

tentang perjuangan kelas dan mempersiapkan aksi keras.72

2. Tranformasi SI Menjadi Partai Politik

Setelah mendapat pukulan dari PKI, Sarekat Islam (SI) meningkatkan

upaya untuk menemukan cara dan sarana untuk mempertahankan eksistensi

partai. Sosialisme Marxisme telah merusak jati diri Sarekat Islam (SI). Dalam

keadaan yang demikian, Sarekat Islam (SI) harus membagi pasukan pada dua

front, front yang pertama “untuk membidik cita-cita Nasional”, dan front yang

lain “memperjuangkan kesatuan pandangan dan kerjasama dengan umat Islam

dalam berbagai masalah yang muncul. Dengan melakukan rencana ini, Sarekat

Islam (SI) membuat suatu komando di seluruh pulau di Indonesia ketika itu.

70

Mukayat, Haji Agus Salim ( Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI,

1985), h. 32-38 71

Anton Timur Djaelani, Gerakan Sarekat Islam Kontribusinya Pada Nasionalisme

Indonesia, ( Jakarta:LP3ES, 2017), h. 93-95 72

Anton Timur Djaelani, Gerakan Sarekat Islam Kontribusinya Pada Nasionalisme

Indonesia, ( Jakarta:LP3ES, 2017), h. 97

Page 59: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

50

Pembelaan tentang pentingnya mempertahankan integritas dan prinsip-

prinsip religius Sarekat Islam (SI), dilaksanakan atas dasar paham

Nasionalisme pribumi. Pada tahun 1922, kegiatan ini diambil alih oleh

Muhammadiyah, sebagai salah satu gerakan murni Islam tanpa ada campur

tangan pada politik. Dengan demikian, adanya suatu kecenderungan untuk

menjadi partai politik secara penuh.

Bukan berarti berjalan mulus begitu saja, setelah disiplin partai

diberlakukan, PKI menghalangi pemurnian kembali Sarekat Islam (SI). Usaha

yang dilakukan PKI adalah menggunakan Sarekat Islam (SI) cabang Madiun

yang membelot untuk mempengaruhi CSI dengan cara menahan uang hasil

sumbangan anggota secara umum untuk cabangnya sendiri.

Pada tanggal 16 Juli 1922, terjadi konflik antara Sarekat Islam (SI)

merah dan Sarekat Islam (SI) putih berkonflik yang merugikan Sarekat Islam

(SI) putih. Sarekat Islam (SI) merah menjadi besar di Madiun. Sarekat Islam

(SI) merah ini bergabung dengan koalisinya dari Semarang, Kendal, Wirosari,

ungaran, Salatiga, Purwokerto, Yogyakarta, Nganjuk, Bandung dan

Sumedang.

Berbicara tentang disiplin partai, Tjokroaminoto menyebutkan bahwa

Sarekat Islam (SI) tidak hancur, justru Sarekat Islam (SI) lebih memperdalam

Islam dengan mengadakan kongres Al-Islam II di Cirebon pada akhir oktober

1922. Dengan melakukan hal ini, Sarekat Islam (SI) mengubah organisasinya

menjadi organisasi politik

Pada kongres ketujuh yang dilaksanakan di Madiun, tanggal 17- 20

Februari 1923, Tjokrominoto dan kolega membicarakan tentang transformasi

Sarekat Islam (SI) menjadi partai politik, masalah ini dikemukakan oleh Agus

Salim. Agus Salim menjelaskan bahwa Sarekat Islam (SI) dahulunya adalah

Page 60: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

51

perkumpulan lokal yang diikat oleh badan sentral. Hasil dari kongres ini

adalah berubahnya Sarekat Islam (SI) menjadi Partai Sarekat Islam.73

73

Anton Timur Jaelani, Gerakan Sarekat Islam Kontribusinya Terhadap Nasionalisme

Indonesia ,(Jakarta: LP3ES, 2017), h. 97-105

Page 61: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

52

BAB IV

KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT

H. AGUS SALIM

A. Konsep Kebangsaan Menurut Agus Salim

Haji Agus Salim merupakan satu-satunya tokoh pergerakan

kemerdekaan yang lantaran kecemerlangan berpikir dan sikapnya dapat

memberi kuliah kepada para mahasiswa di Universitas Cornell, Amerika

Serikat, bahkan beliau jadi satu-satunya yang mengajar di luar negeri.

Tahun 1953 beliau menguraikan aspek-aspek keislaman di kampus

terkemuka tersebut, dan lalu kuliah lisannya itu didokumentasikan secara

tertulis. Dari dokumentasi tertulis ini, tergambar bahwa beliau telah

menguraikan secara sistematik makna Islam, rukun iman, rukun Islam,

sejarah Nabi Muhammad dan sejarah turunnya Al Qur‟an, penulisan

hadits, kelengkapan aturan Islam, pencapaian kemerdekaan negara-negara

Islam, dan keadaan negara-negara Islam kontemporer, kepada para

mahasiswa Amerika yang mayoritas non-muslim. Haji Agus Salim layak

disebut sebagai figur pembaharuan Islam pada zaman pergerakan.

Sebagai seorang pemikir, Agus Salim banyak melahirkan

pemikiran yang progresif dan liberal. Diantara pemikirannya adalah

tentang nasionalisme. Nasionalisme menurut Agus Salim harus dikaitkan

dengan islam, dalam hal ini beliau berbeda pandangan dengan Ir.

Soekarno, yang pemikirannya lebih sekuler.

Berkaitan dengan dalam sejarah perjalanan nasionalisme Islam

yang diterapkan Agus Salim, hubungan semangat nasionalisme islam

menjadi dasar negara menimbulkan polemik tersendiri antara tokoh politik

pada waktu itu. Yaitu antara Agus Salim dan Soekarno. Polemik hubungan

agama dan negara antara Agus Salim dan Soekarno, memiliki makna

Page 62: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

53

historis sangat penting. Pertama, secara substansial, polemik Agus Salim

dan Soekarno ini mewakili perbedaan pandangan dua golongan terkemuka

di Indonesia, yaitu golongan nasionalis Islami dan nasionalis sekuler.

Polemik mereka juga mereflesikan pertarungan ideologis kedua

golongan yang tak terujukkan sekitar tahun 1920 sampai akhir pengujung

1930. Gagasan-gagasan yang dipolemikkan itu mendasar dan aktual,

seperti masalah apakah agama harus disatukan atau dipisahkan dari politik,

masalah prinsip kenegaraan yang harus dijadikan dasar negara dan

sekulerisasi politik dalam masyarakat berpenduduk mayoritas muslim.

Masalah-masalah ini menjadi perdebatan sengit antara golongan nasionalis

islam dan nasionalis sekuler.

Satu letupan pertarungan-pertarungan ideologis yang terjadi sekitar

tahun 1940an, yaitu pertarungan antara golongan nasionalis Islami dengan

nasionalis sekuler. Golongan nasionalis sekuler adalah mereka yang ber

prinsip bahwa dalam kehidupan politik kenegaraan harus ada pemisahan

tegas antara agama dan politik. Pada umumnya, golongan ini menyakini

bahwa agama hanyalah merupakan ajaran-ajaran yang menyangkut

masalah akhirat dan urusan pribadi, sedangkan politik kenegaraan

merupakan masalah duniawi. Sedangkan golongan nasionalis Islam

berprinsip bahwa agama Islam tidak dapat dipisah dari urusan kenegaraan.

Golongan ini yakin dan mempunyai komitmen pada pandangan bahwa

negara dan masyarakat harus diatur oleh Islam sebagai agama, yang dalam

arti luas, yaitu agama yang bukan hanya mengatur hubungan manusia

dengan Tuhan saja, melainkan juga hubungan antara sesama manusia,

sikap manusia terhadap lingkungannya, alam, dan lain sebagainya.

Indikasi pertarungan ideologis antara kedua golongan yang

menganut prinsip berbeda ini dapat dilihat dari kasus retaknya hubungan

Sarekat Islam dengan Partai Nasionalis Indonesia PNI, bermula dari

terbitnya artikel Soekarno, “Memudahkan Pengertian Islam”, yang isinya

Page 63: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

54

mencerminkan agar dalam Islam ada keharusan pembaharuan pemikiran

dan melakukan “reorientasi ajaran-ajaran Islam”. Menurut Soekarno, dasar

pembaharuan ini melandasi setiap perubahan dalam sejarah. Ini merupakan

keharusan sejarah yang pasti dialami setiap kepercayaan, ideologi atau

agama, termasuk Islam. Dengan demikian, hendaknya dalam Islam ada

usaha rasionalisasi, misalnya dalam menafsirkan Al-Quran dan Hadis, agar

kedua sumber hukum Islam itu lebih rasional dan mampu menjamah

realitas.

Dengan munculnya pemikiran sekuler Soekarno, maka Agus Salim

yang berada di pihak islamis mengkritik dengan tajam, dia mengatakan

bahwa pemikiran sekuler mengandung kesesatan terhadap agama. Menurut

Agus Salim, nasionalisme seperti itu dapat melupakan lingkungan sosial.

Menurut Agus Salim, nasionalisme itu harus dilandasi niat kepada Allah

SWT. Sebagaimana tercantum dalam surah Ibrahim ayat 37 :

.Berbeda dengan Soekarno, yang mengatakan bahwa nasionalisme itu

yang lebih utama dari apapun. Beliau mengatakan bahwa ide Soekarno yang

memuliakan tanah air di atas segalanya,akan mencairkan keyakinan Tauhid

seseorang dan akan mungkin mengurangi bakti seseorang kepada Tuhan. Beliau

juga setuju dengan dipentingkannya ide persatuan dan cinta tanah air, tetapi

hendaklah cinta ini jangan sekedar slogan kosong yang tidak akan berarti bagi

rakyat. Selanjutnya Agus Salim mengatakan bahwa cinta tanah air yang

berlebihan dapat membahayakan rakyat sendiri dan rakyat lain diluar negeri.

Page 64: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

55

Agus Salim menganjurkan dan mengajak kepada seluruh bangsa

Indonesia, terutama di kalangan tokoh-tokoh pergerakan nasionalis

sekuler, agar di dalam mencintai tanah air itu hendaklah dirinya

menempatkan cinta rohaniahnya diatas tujuan kebendaan. Cinta tanah air

mestinya menunjukkan cita-cita yang lebih tinggi daripada segala benda

dan rupa dunia, yaitu kepada hak keadilan dan keutamaan yang batasnya

dan ukurannya dalam pengabdian kepada Allah sebagai cermin iman kita

kepadaNya. Akan tetapi bagi Soekarno, gagasan pemikiran mengenai

nasionalisme lain baginya. Nasionalisme yang ia perjuangkan dan

kemukakan tidak sama dengan yang berkembang di Barat.

Soekarno menegaskan :

“Nasionalisme ketimuran ini telah memberi inspirasi kepada

berbagai pemimpin Asia, seperti Mahatma Gandhi, CR Das dan Arabindo

Ghose dari India, Mustofa Kamil dari Mesir, dan Sun Yat Sen dari Cina.

Bahwa nasionalisme kita ini membuat kita jadi perkakas Tuhan dan

membuat kita hidup dalam roh. ”

Lebih lanjut Agus Salim mengatakan :

“Tidak ada perbedaan dalam hal maksud, tujuan dan bidang kerja,

hanya saja berbeda dalam dasar dan niat masing-masing. Asas kita agama,

yaitu Islam. Niat kita Lillahi Ta‟ala. Rela menerima tewas pada jalan Allah

perintahNya, syukur jika mendapat kemenangan di jalan itu. Tetapi tetap

dalam kalah menang, menyerahkan nasib bagaimanapun akan jatuh

keputusannya Subhanahu wa Ta‟ala.”

Agus Salim sangat menyakini kebenaran Islam sebagai suatu

ideology kenegaraan. Sebagai suatu ideology, Islam dalam pandangan

Agus Salim mempunyai cakupan pengertian yang sangat luas. Cakupan

kehidupan ini tidak hanya meliputi kehidupan dunia, tetapi juga kehidupan

akhirat. Segala aspek yang terdapat dalam kehidupan dunia dan akhirat itu

diatur oleh ajaran- ajaran Islam. Oleh karena itu Islam merupakan suatu

ajaran yang serba mencakup. Dalam hal ini, Agus Salim mengikuti prinsip

Page 65: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

56

Al-Quran agar setiap orang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya,

hendaknya mengatur seluruh aspek kehidupannya secara Islami1.

Dalam Pemikiran Haji Agus Salim, Agus Salim lebih mengambil

pengertian Nasionalisme dalam dua arah yaitu Agus Salim menolak

Nasionalisme, karena para nasionalis dapat mengurangi baktinya kepada

Tuhan. Dan di sisi lain Agus Salim menerima Nasionalisme sebagai rasa

cinta tanah air tetapi harus dilandasi dengan niat karena Allah SWT.

B. Konsep Kenegaraan Menurut Agus Salim

Negara Islam

Pemikiran Agus Salim mengenai agama Islam terutama dikaitkan

dengan posisi Islam dalam kehidupan bernagara dipercayai bersifat progresif

dan liberal yang didapatnya terutama ketika ia banyak mempelajari Islam

langsung dari sumber berbahasa Arab dan Guru Besar di Masjidil Haram pada

saat ia bertugas menjadi penerjemah pada konsulat Belanda di Jeddah. Agus

Salim sering disebutkan sebagai perintis pemikiran neomodernisme di

Indonesia yang mana pola pemikirannya tentang Islam yang bersifat progresif

dan liberal. Pola pemikiran tersebut sangat erat kaitannya dengan caranya

memberi pemahaman dan mengenalkan Islam dengan cara menaikkan Islam

itu sendiri tanapa menjatuhkan agama lain dan juga membanding-

bandingkannya.

Pemikiran H Agus Salim tentang Pan Islamisme tertuang dalam artikel

tentang Yahudi dan Palestina.

Memang seharusnyalah umat Islam Indonesia mempersatukan pula suaranya

berkenaan dengan hal itu dan menyebuahkan usaha dan daya-upaya, jika ada yang dapat

dilakukan, untuk membuktikan persatuan hatinya dan pengakuannya akan perhatiannya

dengan umat Islam tiap-tiap bangsa dalam seluruh dunia, seperti yang sudah terdengar

suaranya di dalam kongres Pan Islam di Mesir belum lama ini dan terdengar pula suara dari

1 Panitia Peringatan, Seratus Tahun Haji Agus Salim (Jakarta: Sinar Harapan, 1984), h.

346-358

Page 66: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

57

tiap-tiap negeri Islam. Akan tetapi Indonesia belum lagi menghimpunkan suaranya menyekutu

sikap dan gerak alam dan umat Islam sedunia.2

Di dalam pembahasan lebih lanjut Haji Agus Salim seperti hendak

mengungkapkan (dengan menampilkan sejarah persolan tersebut) bahwa

konflik Yahudi dengan Arab (Islam) di Palestina adalah bermula dari masalah

politik kekusaaan semata. Karena perang Inggris dan sekutu melawan Turki

hingga menguasai Palestina dan tahun 1918 itu, tidaklah bisa dianggap perang

atas nama agama. Haji Agus Salim beralasan bahwa Turki dalam perang

tersebut bersekutu dengan Jerman dan Austria (yang notabene negara-negara

non Islam) sedang dari pihak tentara Inggris pun terdapat orang-orang

Senegal, Sudan, Maghribi dan India yang beragama Islam. Demikianlah,

kenyataan-kenyataan tersebut berpangkal pada pertarungan kebangsaan,

karena andaikan perang tersebut atas dasar agama, maka Turki tidak akan

bersekutu dengan Jerman dan Austria (dalam Perang Dunia I) dan raja Husein

sebagai penguasa Hijaz (Arab Saudi) tidak akan melepaskan diri dari

kekuasaan Turki

Menurut Haji Agus Salim walaupun kenyataan sejarah seperti itu,

bukan berarti umat Islam Indonesia hanya berpangku tangan saja. Justru

karena persoalan ketidakadilan Ingris bersikap semena-mena terhadap warga

muslim Palestina dengan mendatangkan kaum zionis, maka umat Islam di

seluruh dunia harus bangkit menentang, karena umat Islam tidaklah terbatasi

oleh bangsa dan negara sebagaimana penuturan beliau pada saat berceramah

di pertemuan The Indonesia Pakistan Culural Association (Asosiasi

Kebudayaan Indonesia Pakistan) tanggal 9 Desember 1953 sebagai berikut:

“Karena menurut paham saya agama tidaklah terhenti pada tapal batas negara,

atau perbatasan kebangsaan”3

Dalam tatanan politik Islam, Agus Salim mengenal konsep Pan-

Islamisme, (persatuan negara-negara Islam). Dalam konsep ini, Agus Salim

2 Panitia Peringatan, Seratus Tahun Haji Agus Salim (Jakarta: Sinar Harapan, 1984),341

3 Panitia Peringatan, Seratus Tahun Haji Agus Salim (Jakarta: Sinar Harapan, 1984),447

Page 67: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

58

lebih menekankan pada aspek non politis daripada aspek politis. Bagi Agus

Salim, Pan Islamisme itu tidak harus berbentuk khilafah tetapi juga bisa

pendekatan emosional sebagai faktor pemersatu dunia Islam.

Pemikiran H Agus Salim mengenai konsep Negara Islam sangat

dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan, perjalanan karir serta lingkungan

pembentuk pola pikir Agus Salim, baik tokoh yang berpengaruh dalam

hidupnya maupun dinamika ilmu pengetahuan

Pada tahun 1925, Agus Salim membentuk suatu organisasi yang

berna,a Jong Isla mieten Bon (JIB), dengan tujuan membendung arus

pembaratan (western) yang kala itu melanda kaum muda terpelajar. JIB

kemudian tumbuh menjadi organisasi yang secara politik amat penting dalam

mengisi pemahaman Islam bagi kaum terpelajar berpendidikan Barat, serta

menjadi tempat persemaian bagi tumbuhnya generasi kepemimpinan Islam.4

pada tahun 1921 Agus Salim memulai orientasi Pan Islamisme, dengan

memimpin Kongres Al-Islam yang pertama di Cirebon pada tahun 1921.

Pengertian Pan Islam ini sendiri adalah usaha untuk menyatukan seluruh Umat

Islam dalam satu ikatan di bawah kepemimpinan satu Khalifah (penguasa).

Tiga organisasi islam yang berpartisipasi dalam kongres Al-Islam

adalah Sarekat Islam, Muhammadiyah dan Al-Irsyad. Kongres Al-Islam

membicarakan tentang masalah agama.5

Menurut Agus Salim, gerakan pan-islamisme untuk menguasai dunia

islam adalah fiktif belaka. Terlepas dari gerakan kekhalifahan yang fiktif itu,

Agus Salim lebih menitik beratkan kepada mengakrabkan hubungan sesame

muslim di berbagai negara islam. Agus Salim mencontohkan kasus

4 Panitia Peringatan, Seratus Tahun Haji Agus Salim (Jakarta: Sinar Harapan, 1984),

h.283-284 5 Deliar Noer, Gerakan Modern Islam Di Indonesia 1900-1942, (Jakarta: LP3ES, 1980),

h.152-153

Page 68: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

59

Jamaluddin Al- Afgani dan Muhammad Abduh sebagai orang pertama yang

melakukan gerakan pembaharuan.6

Sejak saat itu, sultan Abdul Hamid dengan sungguh-sungguh

memperalat gerakan pan islamime untuk keperluan politik dengan

menegakkan kekuasaan Turki di Dunia Islam.7

Pada masa itu yang dianggap sebagai Khalifah adalah negeri Turki di

bawah Pemerintahan Salim I, yang berhasil merebut dan menggulingkan

Khalifah Abbasiyah terakhir, kemudian mengangkat dirinya sebagai Khalifah

serta pelindung kota Makkah dan Madinah, dua kota suci umat Islam di Arab.

Dan, ibukota Turki, Istambul, merupakan lembaga kekuatan pollitik bagi

dunia Timur.

Di tahun 1924, terjadi pergantian kekuasaan di Turki. Kaum nasionalis

di bawah pimpinan Mustafa Kemal Attaurk selanjutnya memegang tampuk

pemerintahan. Dan, kebijakan baru yang dijalankan adalah penghapusan

sistem pemerintahan berdasar Islam serta menghapus sistem Kekhalifahan.

Kebijakan itu selain menimbulkan kegoncangan di Turki sendiri juga

menimbulkan pro dan kontra di kalangan umat Islam sedunia. Kemudian,

untuk menegaskan kembali sistem Kekhalifahan, Raja Saud dari Saudi Arabia

mengambil inisiatif untuk menyelenggarakan suatu Kongres Islam sedunia di

Makkah pada tahun 1926.

Kongres tersebut dimaksudkan untuk membicarakan masalah

Kekhalifahan. Wakil dari Indonesia (waktu itu masih bernama India Belanda)

yang hadir adalah H.O.S. Tjokroaminoto (Partai Sarekat Islam) dan K.H. Mas

Mansoer (Muhammadiyah).

6 Hadji Agus Salim, Pesan-Pesan Islam Rangkaian Kuliah Musim Semi 1953 Di Coenell

University Amerika Serikat, (Jakarta:Mizan, 2011), h.289 7 Hadji Agus Salim, Pesan-Pesan Islam Rangkaian Kuliah Musim Semi 1953 di Cornell

University Amerika Serikat, (Bandung: Mizan, 2011), h.289-290

Page 69: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

60

H. Agus Salim sebagai pelopor gerakan Pan Islamisme kemudian juga

memimpin Muktamar Alam Islamy Far‟ul Hindis Syarqiyah (MAIHS) sebagai

cabang dari Muktamar Alam Islamy di Makkah. Kantor MAISH ini

berkedudukan di Surabaya.

Kongres Al Islam Sedunia yang kedua selanjutnya diadakan di

Makkah pada tahun 1927, namun kongres ini dianggap gagal karena tidak

tegas menentukan apakah organisasi yang didirikan setahun sebelumnya akan

dilanjutkan atau tidak. Dan, Agus Salim sebagai wakil Indonesia datang

terlambat ke kongres tersebut, dimana ia kemudian mengadakan pertemuan

dengan tokoh-tokoh Islam yang masih berada di Saudi Arabia.

Sebagian hasil dari pendekatan yang dilakukan oleh Salim, berdirilah

suatu organisasi bernama Al Ansar Al-Haramain. Dan, Sarekat Islam

dipercayakan untuk menyusun program serta peraturan penyebarannya ke

seluruh dunia Islam. Namun, menurut H. Aqib Suminto, ”…bahwa Al Ansar

Al-Haramain yang didirikan sesudah kongres ini, meniliki namanya bertujuan

untuk membela Makkah dan Madinah,.. di sini Nampak jelas tidak ada

kaitannya dengan Khalifah atau Pan Islam”.

Pendapat Haji Agus Salim tentang Pan Islam yang berkaitan erat

dengan sistem kekhalifahan dipaparkan dengan panjang lebar dalam artikel

majalah Pedoman Masyarakat edisi Rabu 4 Januari 1939 hal.102, yang

berjudul “Khalifah dan „Alam Islam”. Di antara butir pokok tulisan tersebut

terdapat bahwa sistem kekhalifahan Islam sudah merupakan cerita lama.

Adapun fakta historis keberadaan khalifah dalam dunia Islam, itu merupakan

sebuah pilihan dari masalah khilafiah (perbedaan faham). Di antara perbedaan

tersebut adalah karena ada alasan bahwa kedudukan Muhammad SAW tidak

dapat diganti karena dalam Al-Qur‟an posisi Muhammad SAW adalah sebagai

Nabi dan Rasul penutup. Alasan kedua adalah bahwa di jaman Rasulullah

SAW, beberapa kerajaan yang sudah tunduk dan masuk Islam tidak secara

Page 70: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

61

otomatis berada di bawah kekuasaan Rasul, (dalam hal kewenangan

pemerintahan dan urusan politik) raja tersebut yakni pemimpin bagi rakyat.

Ketiga, Haji Agus Salim menyatakan bahwa pengangkatan Abu Bakar

sebagai khalifah dikarenakan ada kepentingan praktis, berkaitan dengan

persatuan bangsa Arab (yang semula terpecah-pecah), kemudian setelah rasul

meninggal, keadaan tersebut harus teruskan oleh suatu kepemimpinan

lanjutan, bagi bangsa Arab yang telah bersatu tersebut. Maksud Haji Agus

Salim bahwa persatuan umat Islam di seluruh dunia yang utama adalah

persatuan dalam ikatan keyakinan yang sama-sama tunduk pada perintah

Allah dan Rasul yang satu, sebagaimana yang ditulis :

.... tidak ada sesuatu apa di dalam segala kejadian (pergantian khalifah

Islam dalam sejarah) itu, yang boleh dikatakan dengan tegas menghubungkan

agama dengan urusan khalifah, melainkan nyata sekali urusan khalifah itu

semata-mata urusan negara dan urusan kekuasaan semata-mata. Maka umat

Islam harus tumbuh dan diperteguh antara bangsa-bangsa Islam satu dengan

lain, dan tidak bergantung kepada persatuan kerajaan Islam di bawah perintah

seorang khalifah... Islam membawa perintah : “Tunduk kepada perintah Allah

dan tunduk kepada perintah pesuruh-Nya dan orang-orang yang beroleh

kekuasaan pemerintahan dari pada kamu” ... Perintah inilah yang mengandung

hikmah persatuan hukum dan aturan untuk umat Islam dalam seluruh dunia,

inilah tujuan yang dicari dan harus dicapai. Itulah azas persatuan yang teguh,

yang tidak disangkutkan kepada raja-raja berebut kekuasan dan kemegahan.8

Masalah Pan Islamisme ini kemudian tidak diperhatikan lagi oleh

partai, seiring dengan berkurangnya perhatian dari negeri-negeri Islam lain

tentang masalah tersebut.9

A. Memperjuangkan Konsep Kenegaraan Dalam BPUPKI

Ketika kekuatan Jepang melemah dalam menghadapi sekutu dalam perang

dunia ke II, maka Jepang menjajikan kemerdekaan kepada Indonesia dalam waktu

yang dekat, sehingga Jepang membentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha

8 Nur Iman, Pemikiran Haji Agus Salim Tentang Islam, (Semarang: Skripsi Universitas

Negeri Semarang,2006), h.111-114 9 Suradi SS, Grand Old Man Of The Republic Haji Agus Salim Dan Konflik Politik

Sarekat Islam, (Yogyakarta: Mata Padi Pressindo, 2014), h.70-72

Page 71: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

62

persiapan kemerdekaan Indonesia ( BPUPKI ), dalam bahasa Jepang disebut

Dokuritzu Zyumbi Kosakai. Dalam BPUPKI dikaji masalah dasar negara,

hubungan antar kepala negara, kabinet dan parlemen.

Di BPUPKI ini terjadi perdebatan ideologis dalam tatanan praktis terjadi

ketika akan menyusun dasar negara tahun 1945. Dalam sidangnya, para

pengusung Islam sebagai dasar negara berhadapan dengan kaum nasionalis

sekuler dan kelompok kebudayaan Jawa yang berasal dari Jawa Tengah, termasuk

2 kerajaan yaitu Yogyakarta dan Surakarta.

Tokoh-tokoh yang memperjuangkan Islam sebagai dasar negara antara lain

K.H.A. Sanusi, Ki Bagus Hadikusumo, K.H. Ms Mansur, K.H.A. Wachid

Hasyim, Moh, Natsir, sukiman Wirdjosandjojo, dan Haji Agus Salim. Sedangkan

tokoh-tokoh pendukung nasionalis sekuler adalah Soekarno, Mohammad Hatta,

Radjiman Widiodinigrat, Mohamad Yamin, soepomo, dan Wongsonegoro.10

Dalam kesepakatan bersama antara golongan Nasionalis dan golongan Islam,

maka di tandatanganilah Piagam Jakarta (The Jakarta Carter). Nama ini pertama

kalinya diajukan oleh Muhammad Yamin, dan disepakati secara bulat oleh

BPUPKI untuk menyebut pembukaan UUD 1945.

Piagam Jakarta ini menurut Soekarno, merupakan hasil kompromi yang

dicapai dengan susah payah antara golongan Nasionalis dan golongan Islam.

Dalam Piagam Jakarta terdapat tujuh kata bersejarah yakni “Ketuhanan dengan

kewajiban menjalankan syari‟at islam bagi pemeluk-pemeluknya”.

Masing- masing pihak mengajukan argumentasinya dalam panitia Sembilan,

dan dicapailah kesepakatan piagam jakarta yang sila pertamanya berbunyi

“Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk-

pemeluknya” kesepakatan ini dicapai dalam sidang tanggal 22 Juni 1945. Namun

kesepakatan ini tidak diterima oleh semua pihak, karena ada menerima keberatan

dari pihak Kristen dari Timur Indonesia. Mereka akan mengundurkan diri dari

10

A. Syafii Maarif, Islam dan Masalah Kenegaraan Percaturan di Konstituante, (Jakarta:

LP3ES, 1986), h.102

Page 72: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

63

Negara Kesatuan Republik Indonesia yang akan diproklamasikan, apabila tujuh

kata dalam piagam jakarta tetap dipertahankan.

Sementara dalam pembukaan UUD 1945 yang dikenal sekarang, tujuh

kata itu dihilangkan. Dengan rumusan sila pertama Pancasila yang tercantum

dalam alinea keempat Piagam Jakarta, terlihat adanya kompromi antara golongan

Islam dan golongan Nasionalis.

Adanya perang ideologis yang terjadi antara dua kelompok ini. Kelompok

Islam tetap berpegang pada prinsip awal mereka, sebab dengan rumusan sila yang

baru, kelompok Islam merasa rumusan tersebut tidak cukup kuat untuk

menempatkan Negara Islam. Diantara tokoh yang setuju dengan hal ini adalah KH

Wahid Hasyim, ia menegaskan bahwa Islam harus diterima sebagai agama

Negara.

Sebaliknya golongan Nasionalis menolak usulan Wahid Hasyim, karena

usulan tersebut akan menimbulakan sikap deskriminatif terhadap agama lain.

Selain golongan Nasionalis, Agus Salim yang merupakan juru bicara golongan

Islam juga tidak setuju dengan usulan Wahid Hasyim. Menurut Agus Salim sama

artinya mematahkan kompromi yang telah dibuat oleh golongan Nasionalis

dengan golongan Islam. Lebih lanjut Agus Salim. menyatakan bahwa penganut

agama selain Islam dapat menjalankan agama sesuai dengan kepervayaan mereka

dan tidak perlu merasa khawatir mayoritas Islam. Menurut Agus Salim masalah

adat dan hukum Islam adalah masalah yang dapat diselesaikan. Melihat

perdebatan itu, kemudian Soekarno sebagai pimpinan menyatakan bahwa

kesepakatan ini sudah merupakan jalan tengah yang sudah di capai dengan susah

payah, dan jangan lagi di utak-atik.11

Namun pada tanggal 18 Agustus 1945, tujuh kata itu dihapus dari

konstitusi. Sebelum sidang PPKI, Hatta mengundang empat tokoh islam untuk

meninjau kembali rumusan dalam piagam jakarta. Empat tokoh itu adalah Ki

11

Mujar Ibnu Syarif, Presiden Non Muslim Di Negara Muslim Tinjauan Dari Perspektif

Politik Islam Dan Relevansinya Dalam Konteks Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,

2006), h. 176-178

Page 73: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

64

Bagus Hadikusumo, KH.A Wahid Hasyim, Kasman Singodimejo, dan M.Hasan

dari Sumatera.

Dari dialog dengan Hatta ini kemudian, tokoh-tokoh Islam tersebut

menerima saran Hatta. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan mereka setuju

dengan saran hatta, yaitu :

Pertama, Hatta adalah seorang tokoh yang memiliki moralitas dan

kejujuran yang tak terbantahkan.

Kedua, kenyataan bahwa bangsa Indonesia berada pada masa kritis, dalam

arti, bahwa kemerdekaan harus dipertahankan mati-matian.

Ketiga, setelah proklamasi kemerdekaan, perwakilan Islam berharap akan

memperjuangkan kembali cita-cita mereka di lembaga konstitusional secara

demokratis.

Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pada awal kemerdekaan Indonesia,

umat Islam mengalami kegagalan dalam memperjuangkan islam sebagai dasar

negara. Meskipun pada awalnya syariat Islam menjadi acuan dalam kehidupan

bernegara.12

12

Muhammad Iqbal dan Amin Husen Nasution, Pemikiran Politik Islam Dari Masa

Klasik Hingga Indonesia Kontemporer, (Jakarta: kencana, 2010), h. 290-294

Page 74: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

65

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan rumusan masalah dan pembahasan yang telah

dipaparkan tentang Pemikiran H.Agus Salim tentang konsep kebangsaan dan

kenegaraan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Konsep Negara Islam menurut H. Agus Salim adalah Pan

Islamisme itu hanya bersifat fiktif. Agus Salim menyebut bahwa

Negara Islam tidak harus berbentuk khilafah tetapi juga bias

pendekatan emosional sebagai factor pemersatu dunia Islam.

2. Konsep Kebangsaan menurut H Agus Salim adalah nasionalisme

yang berlandaskan ke Tuhanan yang mana Nasionalisme itu harus

di posisikan dalam konteks pengabdian kepada Allah SWT. Agus

salim berbeda pandangan dengan Soekarno yang mengatakan

bahwa Nasionalisme sebagai cinta tanah air semata. Agus salim

tidak menolak Nasionalisme sebagai bentuk cinta tanah air, tetapi

Agus Salim melihat perjuangan yang telah dilakukan bukan untuk

fanatic cinta tanah air tetapi mencari ridho Allah SWT.

Nasionalisme adalah modal perjuangan bangsa, karena dengan

nasionalisme warga Negara dituntut untuk mengusir penjajah.

Latar belekang pemikiran Haji Agus Salim dalam mencetuskan

semangatatau ide mengenai nasionalisme tersebut sangat

dipengaruhi oleh latar belakang pendidikannya dan

pengembaraannya ke-Makkah serta keadaan bangsa yang pada saat

itu sangat memprihatinkan, karena keadaan bangsa pada saat itu

ditindas dan dikeruk kekayaannya tanpa memperhatikan keadaan

perekonomian masyarakat pada saat itu.

Page 75: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

66

B. Saran

Dengan adanya penelitian skripsi ini, penulis merekomendasikan agar

dapat meakukan hal-hal sebagai berikut :

1. Kepada pemerintah agar mempublikasi karya-karya para tokoh

Nasionalis Islam pada masa kemerdekaan dan Agus Salim

salah satunya.

2. . Pemikiran Haji Agus Salim sebagai tokoh nasionalis Islam

bisa menjadi pedoman bagi berbagai golongan karena

pemikiran politik beliau sangat sesuai dengan karakteristik

bangsa Indonesia. Bagi golongan nasionalis saat ini, harus

mengingat bahwa nasionalis yang keterlaluan dapat jatuh

kearah chauvinisme, dan bagi golongan Islam juga harus

mengingat bahwa Indonesia adalah negara yang menganut

paham nasionalisme, agar tidak terjadi perpecahan di Indonesia

Page 76: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

67

DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, ST Rais. 10 Orang Terbesar Indonesia Sekarang. Jakarta : Mutiara,

1952

Aly Asgar,Devolusi Negara Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000

Alyhara, Abu Bakar. Pengantar Ilmu Politik Yogyakarta :Arruz Media, 2010

Bawazier.Tohir. Jalan Tengah Demokrasi antara Fundamentalisme dan

Sekulerisme, Jakarta: Pustaka Al-Kautsat 2015

Benda, Harry.J. Bulan Sabit Dan Matahari Terbit, Jakarta: Pustaka Jaya, 1980

Budiarjo, Miriam. Dasar- Dasar Ilmu Politik, Jakarta : PT Gramedia Pustaka

Utama, 2008

Djaelani, Anton Timur. Gerakan Sarekat Islam Kontribusinya Pada Nasionalisme

Indonesia. Jakarta : LP3ES, 2017

Effendy, Bahtiar. Islam Dan Negara Transformasi Gagasan Dan Praktik Politik

Islam Di Indonesia. Jakarta: Democracy Project, 2011

Encyclopedia Britannica. The University Of Chicago

fauzi Muhammad, Islamis vs Sekuleris Pertarungan Ideologi di Indonesia,

Semarang : Walisongo Press 2009

Iskandar, Salman. 55 Tokoh Muslim Indonesia Paling Berpengaruh. Solo: Tinta

Medina, 2011

Iqbal, Muhammad dan Amin Husen Nasution. Pemikiran Politik Islam Dari Masa

Klasik Hingga Indonesia Kontemporer, Jakarta : Kencana, 2010

Iqbal Muhammad, Fiqh Siyasah Dan Kontekstualisasi Doktrin Politik Islam.

Jakarta : Gaya Media Pratama, 2010

Jati, Yus Pramudia. Menjadi Merah Gerakan Sarekat Islam Semarang 1916-1920.

Temanggung: Kendi, 2017

Kahin, George MT. Nasionalisme Dan Refolusi Indonesia. Depok : Komunitas

Bambu, 2013

Koran Sindo edisi 23 November 2016

Kutojo, Sutrisno. Riwayat Hidup Dan Perjuangan Haji Agus Salim. Bandung:

ANGKASA Bandung

Page 77: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

68

Latif, Yudhi. Intelegensia Muslim Dan Kuasa Genealogi Intelegensia Muslim

Indonesia Abad 20. Jakarta: Democracy Project, 2012

LIPI. Nasionalisme Dan Ketahanan Budaya Di Indonesia Sebuah Tantangan,

Jakarta: LIPI Press, 2011

Maarif, A Syafii. Islam Dan Masalah Kenegaraan Percaturan Di Konstituante.

Jakarta : LP3ES, 1986

Maarif,A Syafii, Islam dan Cita-Cita dan Masalah Kenegaraan, Jakarta :

LP3ES,1985

Maleong, Lexi J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Iskadarya,

2000

Marbun, B.N.Kamus Politik. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 2007

MS, Kaelan. Pendidikan Pancasila Edisi Reformasi. Yogyakarta : Paradigma,

2016

Mukayat. Haji Agus Salim. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 1985

Nasihin. Sarekat Islam Mencari Ideologi 1924-1945, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2012

Niel, Robert Van. Munculnya Elite Modern Indonesia, Ter. Zahara Deliar Noer,

Jakarta: Pustaka Jaya, 2005

Noer, Deliar. Gerakan Moderen Islam Di Indonesia 1900-1942. Jakarta : LP3ES,

1980

Noer, Deliar. Membincangkan Tokoh-Tokoh Bangsa. Bandung :Mizan, 2001

Peringatan, Panitia. Seratus Tahun Haji Agus Salim, Jakarta: PT Sinar Agape

Press, 1984

Pranggodigdo,A.K. Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia. Jakarta : Dian Rakyat,

1978

Reid, Anthony, Dari Raja Ali Haji Hingga Hamka (Indonesia Dan Masa

Lampaunya). Jakarta:Grafitty Press, 1983

Romli Lili, Islam Yes Partai Islam Yes Sejarah Perkembangan Partai Partai

Islam Di Indonesia, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2006

Salam, Solichin. Haji Agus Salim: Hidup Dan Perjuangannya. Jakarta:

Djajamurni, 1961

Salam, Solichin. Hadji Agus Salim Pahlawan Nasional, Jakarta:Djajamurni, 1961

Page 78: KONSEP KEBANGSAAN DAN KENEGARAAN MENURUT HAJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi)

69

Salim, Hadji Agus. Pesan-Pesan Islam Rangkaian Kuliah Musim Semi 1953 di

Cornell University Amerika Serikat, Jakarta: Mizan, 2011

Samsudin, Rapung. Fikih Demokrasi, Jakarta :Gozian Press, 2014

Sibuea, Hotma p, Ilmu Negara, Jakarta: Erlangga, 2014

Sirait, Midian. Paham Kebangsaan Indonesia.. Jakarta : PT Elsotamas

Printindo,1997

Stoddart, L.Dunia Baru Islam

Sudyo, Pergerakan Nasional Mencapai Dan Mempertahankan Kemerdekaan,

Jakarta: Rhineka Cipta, 2002

Suhartono. Sejarah Pergerakan Nasional Dari Budi Utomo Sampai Proklamasi

1908-1945. 1994

SS, Suradi. Grand Old Man Of The Republic Haji Agus Salim Dan Konflik Politik

Sarekat Islam. Jakarta: Mata Padi Pressindo, 2014

Syarif, Mujar Ibnu. Presiden Non Muslim Di Negara Muslim Tinjauan Dari

Perspektif Politik Islam Dan Relevansinya Dalam Konteks Indonesia.

Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2006

Syaukani, Ahmad. Perkembangan Pemikiran Modern Di Dunia Islam. Solo:

Pustaka Setia, 1997

Tim ICEE UIN Jakarta. Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani,

Jakarta: Uin Jakarta press 2004

Untung. S, Haji Agus Salim Dalam Tiga Zaman. Jakarta: PT Rosda Jaya Putra,

1987