konsep ketahanan energi

5
KONSEP KETAHANAN ENERGI Dosen : Dr. Ir. Muhamad Tasrif. M. Eng Disusun Oleh: Rahadian Febry Maulana 24011021 MAGISTER STUDI PEMBANGUNAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2012

Upload: rahadian-febry-maulana

Post on 12-Jun-2015

1.304 views

Category:

Education


1 download

DESCRIPTION

energy security or energy resilience?

TRANSCRIPT

Page 1: Konsep Ketahanan Energi

KONSEP KETAHANAN ENERGI

Dosen : Dr. Ir. Muhamad Tasrif. M. Eng

Disusun Oleh:

Rahadian Febry Maulana 24011021

MAGISTER STUDI PEMBANGUNAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2012

Page 2: Konsep Ketahanan Energi

Berbicara ketahanan energi, berarti berkaitan dengan energy system presilience

(ketersediaan, dayatahan, keterjangkauan). Namun konsep ini sering berbeda

tergantung dari ideology yang dipakai oleh suatu Negara. Sebagai contoh, di Amerika

konsep ketahanan energi tidak sebatas itu, melainkan sampai kepada konsep

distruction, hal ini terjadi karena Amerika menganggap tindakan terorisme berpotensi

muncul untuk menyerang kilang-kilang minyak, serta Pembangkit Tenaga Nuklir,

yang dapat mengancam ketahanan nasional Amerika.

Di Indonesia energy scurity masih dianggap sebagai sesuatu yang asing, kita sendiri

masih bingung tentang konsep ini. Energy security di Indonesia didefinisikan dengan

meniru Negara-negara Eropa dan Amerika, Indonesia belum mendefinisikan konsep

energy security yang dikaitkan pada ketahanan nasional, oleh karena itu konsep

energy security di Indonesia masih belum terlihat penting.

Pertama tama, kita harus menyepakati terlebih dahulu tentang energi yang dimaksud.

Energi adalah sesuatu yang bisa menghasilkan gerak, panas, sumbernya itu matahari,

angin, dll. Jadi perubahan energinya yang kita manfaatkan. Sumber energi yang kita

gunakan adalah fosil fuel (minyak), prosesnya melalui mecanical, hasilnya berupa

panas atau gerak, itu yang kita pergunakan untuk kendaraan, untuk memasak. Jadi

energi itu bukan barang atau komoditi yang tersendiri, dia tidak bisa digunakan tanpa

komplemen. Jadi yang kita butuhkan itu apa? Energinya? Sumber energinya? Atau

komplemenya? Yang kita butuhkan semuanya !!

Source of energy menjadi sangat penting, karena dalam aktifitas sehari-hari kita

menggunakan energi, ketika source of energy dicabut maka kita tidak biasa apa-apa

(dianalogikan dengan kebutuhan kalori manusia per hari untuk melakukan

aktifitasnya). Mengapa manusia hanya berbicara “saya harus mengamankan kegiatan

ekonomi saya!”, mengapa tidak pernah berbicara “saya harus mengamankan sumber

energi saya?”. hal ini harus difahami, agar energi dapat terposisikan.

Saat ini kita masih menggunakan fosil fuel sebagai sumber energi primer, salah satu

alasannya karena teknologi yang sekarang banyak digunakan di Indonesia

menggunakan bahan bakar minyak, misalnya alutista yang kita punya tidak bisa

seketika diganti bahan bakarnya dengan batrai (fuelcell) misalnya. Jadi kita harus ber

Page 3: Konsep Ketahanan Energi

investasi dari awal, jika kita ingin merubah teknologinya dengan menggunakan bahan

bakar selain minyak (misalnya hydrogen, oksigen, dll). Investasi yang dibutuhkannya

cukup besar sekali.

Berikut beberapa gambaran kondisi di Indonesia 7 tahun mendatang ketika sumber

minyak kita semakin mengering (running dry). Pertama, ketika itu terjadi maka

kondisi akan chaos, inflasi akan sangat tinggi, kita akan melepas harga minyak

sepenuhnya kepada harga pasar. Semua bahan pokok terkait dengan harga energi,

misalnya distribusi sembako menggunakan komponen bahan bakar, penggilingan

beras menggunakan mesin penggiling yang berbahan bakar solar, dan lainnya tidak

luput dari harga energi. Kedua, ketika harga minyak naik, maka semua harga barang

dipastikan akan naik, dan kita akan masuk dalam krisis ekonomi. Sayangnya, hanya

sedikit masyarakat kita yang menyadari kondisi tersebut. Mengapa hanya sedikit yang

menyadarinya? Karena harga bensin di dalam negeri kita masih sangat murah. Kita

terlena dengan murahnya harga premium yang harganya termurah se-Asia Pacific.

Pemerintah kita belum mempunyai kebijakan yang mengarah kepada penyelamatan

kondisi ketika minyak kita sudah habis.

Subsidi yang diberikan pemerintah mengakibatkan kita menggunakan energi lebih

banyak dari yang seharusnya (karena, daya beli kita dibantu oleh pemerintah, bukan

daya beli real). Hal tersebut mengakibatkan gaya hidup konsumtif, tidak hanya pada

penggunaan BBM, namun juga pada pembelian barang-barang impor yang

berbasiskan energi untuk menggunakannya (misalnya, gadget menggunakan listrik).

Ketika subsidi dicabut, maka harga energi menjadi mahal dan orang lebih berfikir

dalam kegiatan konsumsinya, sehingga pemakaian energi pun menjadi lebih efisien.

Misalnya ketika subsidi dicabut otomatis akan banyak pengguna kendaraan pribadi

yang berpindah menggunakan kendaraan umum, dan penjualan kendaraan bermotor

akan menurun, maka penggunaan energi yang semula pakai oleh kendaraan tersebut

dapat digunakan untuk hal lain yang lebih bermanfaat. Oleh karena itu subsidi BBM

harus dikurangi untuk kemudian dihilangkan.

Kebijakan pengurangan subsidi BBM idealnya tidak harus diwacanakan secara

terbuka kepada media. Karena hal ini berkaitan dengan kondisi tingkat intelektual

khalayak media di Indonesia yang masih rendah. Jadi ketika ada wacana untuk

Page 4: Konsep Ketahanan Energi

pengurangan subsidi, mereka langsung bereaksi tanpa memahami tujuan dibalik

kebijakan tersebut, walhasil harga barang-barang pokok langsung naik seketika.

Untuk mengurangi subsidi BBM sebetulnya ada beberapa cara atau strategi yang

dapat dilakukan pemerintah tanpa memberitakan kepada media. Misalnya dengan

membuat BBM baru, yakni campuran premium dan pertamax yang dijual lebih murah

dari pertamax. Hal ini bertujuan untuk memberikan banyak pilihan pada masyarakat

agar pada akhrinya diharapkan premium dapat dilupakan dan ditarik pelan-pelan dari

pasar. Kebijakan semacam ini dapat meminimalisir kondisi demand shock yang sering

terjadi ketika ada wacana pengurangan subsidi BBM yang langsung disampaikan ke

media.

Dalam pembuatan kebijakan, pemerintah seyogyanya melakukan studi antropologi

terlebih dahulu mengingat keragaman budaya yang ada di Indonesia. Misalnya ketika

pemerintah membuat kebijkan pembangunan infrastruktur MCK (mandi, cuci, kakus)

di daerah daerah yang belum moderen (masih menggunakan sungai dan laut untuk

kegiatan MCK nya), pemerintah tidak melakukan studi antropologi terlebih dahulu,

walhasil setelah dibangun MCK, maka MCK tidak dipakai oleh masyarakat, karena

bentuk MCK yang dibangun bersekat-sekat. Hal ini tidak sesuai dengan kebiasaan

masyarakat yang terbiasa mengobrol ketika melakukan aktifitas mandi, cuci, kakus.

Dalam sektor energi pemerintah juga sebaiknya melakukan studi antropologi terlebih

dahulu. Misalnya dalam pembuatan kebijakan konversi minyak tanah ke gas.

Masyarakat masih memperlakukan gas seperti minyak tanah, walhasil banyak tabung-

tabung yang meledak sehingga menelan korban. Sehingga menimbulkan traumatis

pada masyarakat yang berimplikasi pada kegagalan kebijakan konversi tersebut.

Indonesia memiliki beberapa konsep ‘ketahanan’ yang tergabung dalam sistem

ketahanan nasional, yakni ketahanan pangan, ketahanan ekonomi, ketahanan militer,

ketahanan politik, ketahanan informasi, ketahanan lingkungan, dan ketahanan energi.

Dimanakah posisi ketahanan energi di Indonesia ? jika dipetakan, posisi ketahanan

energi adalah sebagai penopang seluruh unsur ketahanan lainnya yang tergabung

dalam sistem ketahanan nasional. Seluruh konsep yang tergabung dalam sistem

ketahanan nasional membutuhkan energi sebagai bahan bakar penggerak, sektor

ekonomi, pangan, militer, informasi, dll tidak dapat berjalan tanpa dukungan energi

Page 5: Konsep Ketahanan Energi

didalamnya. Namun, energi sendiri sangat ditentukan oleh arah politik yang tentunnya

dipengaruhi oleh ideologi suatu negara. Ketika pemerintah akan mengubah kebijakan

energi, maka pemerintah harus memasukan pemahaman ketahanan energi terlebih

dahulu kedalam konsep politiknya. Sehingga kaitannya dapat bersifat rasional (dapat

diamati dan dirasakan oleh pancaindra). Kaitan unsur-unsur dalam sistem ketahanan

nasional digambarkan dalam bagan di bawah ini: