konsep pendidikan karakter dalam perspektif …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/nur...

103
i KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh NUR HIDAYAH NIM 11111217 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2015

Upload: others

Post on 05-Jan-2020

24 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

i

KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER

DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

NUR HIDAYAH

NIM 11111217

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2015

Page 2: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

ii

Page 3: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

iii

KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN SALATIGA)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

Jl. Tentara Pelajar 02 telp.(0298)323706, 323433 Faks.323433 Salatiga 50721

http://www.iainsalatiga.ac.id e-mail: [email protected]

Maslikhah, S.Ag., M.Si.

DOSEN IAIN SALATIGA

NOTA PEMBIMBING LAMP : 4 Ekslempar HAL : Naskah skripsi

Kepada Yth. Dekan FTIK IAIN di Salatiga

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara :

Nama :SitiHaniah NIM :11111117 Fakultas/Jurusan :Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Judul :NILAI-NILAI KEDISIPLINAN DALAM NOVEL

ANAK SEJUTA BINTANG Dengan ini kami mohon agar naskah skripsi tersebut dapat segera dimunaqosahkan. Demikian agar menjadi perhatian

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Salatiga, 29 Agustus 2015

Pembimbing

Maslikhah, S.Ag., M.Si

NIP.19700529200003 2001

Page 4: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

iv

SKRIPSI

KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

DISUSUN OLEH

NUR HIDAYAH

NIM 11111217

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI),Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 29 Agustus 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar S.Pd.I

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji :M. Gufron, M.Ag.

Sekretaris Penguji :Maslikhah, S.Ag., M.Si

Penguji I :Drs. H. Mubasirun, M.Ag

Penguji II : Dra. Nurhasanah, M.Pd

Salatiga, 29 Agustus 2015

Dekan FTIK IAIN Salatiga

Suwardi, M.Pd.

NIP.19670121 199903 1 002

Page 5: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

v

KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN SALATIGA)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

Jl. Tentara Pelajar 02 telp.(0298)323706, 323433 Faks.323433 Salatiga 50721

http://www.iainsalatiga.ac.id e-mail: [email protected]

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Nur Hidayah

NIM : 111 11 217

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : PAI

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang

lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik

ilmiah.

Salatiga, 29 Agustus 2015

Yang membuat pernyataan

Nur Hidayah

NIM. 111 11 217

Page 6: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

vi

PERSEMBAHAN

1. Kedua orang tuaku Nur Kholis dan Sutina tercinta yang selalu memberi kasih

sayang, perhatian dan selalu mendo’akanku, doaku semoga diberikan panjang

umur dan kebahagiaan.

2. Adikku Mohandis Tabtila dan Tsaqila Mawazinuha tersayang yang selalu

membuatku semangat dalam mengerjakan skripsiku, doaku semoga tambah

pinter dan berbakti kepada kedua orang tua.

3. Kakek nenekku Ghufron dan Siti Khotijah yang selalu menyemangati dan

selalu mendo’akanku, semoga diberikan panjang umur dan kebahagiaan.

Page 7: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

vii

MOTTO

y7 RÎ)ur4’n?yès9@,è=äz 5O ŠÏàtãÇÍÈ

Artinya:

“dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.

( Q.S Al-Qalam ayat 4)

Page 8: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam yang telah memberikan

petunjuk kepada kita sekalian untuk mengenal kebenaran dan mengikutinya

agar terhindar dari cela dan siksa di dunia dan di akhirat.Shalawat dan salam

kita curahkan kepada Nabi Besar Muhammad Saw, beserta keluarga, sahabat,

dan pengikut-pengikut beliau hingga akhir zaman. Dengan limpahan rahmat-

Nya penulis telah mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul“Konsep

pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam”.

Selanjutnya pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Rektor IAIN Salatiga,Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd.

2. Dekan Fakultas Tarbiyah dan ilmu Keguruan IAIN Salatiga,Suwardi,

M.Pd.

3. Kajur PAI IAIN Salatiga, Hj.Siti Rukhayati, M.Ag.

4. Dosen Pembimbing skripsi,Maslikhah, S.Ag., M.Si. atas segala ilmu, waktu,

tenaga dan bimbingan yang telah diberikan.

5. Dosen Pembimbing Akademik, Mufiq, S.Ag, M.Phil. atas perhatian dan

bimbingan yang telah diberikan.

6. Segenap dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu

dan motivasinya serta pelayanan kepada penulis.

7. Teman-temanku seperjuangan PAI F 2011 yang telah berjuang bersama-

sama

8. Sahabat-sahabatku tersayang, Sinta Widya, Miftachul, Zulaikhah, Yuanita,

Cahyo, dan Saiful yang selalu menemani dalam mengerjakan skripsiku.

9. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat

disebutkan satu persatu.

Page 9: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

ix

Teriring doa semoga amal dan budi baik semua yang telah diberikan

kepada penulis menjadi catatan amal baik di sisi Allah Swt. Penulis

berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca

pada umumnya.

Salatiga, 29 Agustus 2015

Peneliti

Nur Hidayah

NIM 11111217

Page 10: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

x

ABSTRAK

Hidayah, Nur. 2015. 11111217. KonsepPendidikan Karakterdalam

Perspektif Pendidikan Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri

Salatiga. Pembimbing: Maslikhah, S.Ag., M.Si.

Kata Kunci: Pendidikan Karakter, Pendidikan Islam

Pendidikan karakter merupakan suatu penanaman nilai-nilai yang baik kepada peserta didik agar menjadi manusia yang seutuhnya (yaitu menjadi insan kamil). Pendidikan karakter dianggap memiliki otoritas untuk memperbaiki moral bangsa Indonesia melalui jalur pendidikan. Pendidikan karakter menggugah dunia pendidikan untuk membentuk dan memperbaiki moral-moral anak bangsa yang semakin merosot.Nilai-nilaitersebut diantaranya adalah religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan atau nasionalisme, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab. Sedangkan pendidikan Islam adalah pembentukan karakter peserta didik untuk menjadikannya manusia yang berakhlak mulia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : konseppendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam dan implikasinya.

Skripsi ini menggunakan metode Library Research, yaitu penelitian yang dilakukan di perpustakaan yang objek penelitiannya dicari lewat beragam informasi kepustakaan (buku, jurnal ilmiah, koran, majalah, dokumen) dan lain sebagainya.Teknik pengumpulan data yang peneliti lakukan dalam penelitian ini adalah literatur (kepustakaan), sehingga penelitian ini menggunakan kajian dengan cara mempelajari, mendalami, mengutip teori-teori dan konsep-konsep dari sejumlah data pada buku-buku yang berkaitan dengan pendidkan karakter dan pendidikan Islam. Setelah buku-buku terkumpul kemudian peneliti menelaah secara sistematis buku-buku yang berhubungan dengan yang akan diteliti, dari situ peneliti dapat bahan atau informasi untuk pembuatan skripsi

Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam adalah Pendidikan karakter berdasarkan dalil Al-Qur’an dan Sunnah memiliki kesamaan dengan yang diajarkan Pendidian Islam dalam hal tujuan maupun metode-metode yang digunakan. Tujuan adalah membentuk karakter peserta didik menjadi manusia yang berakhlak mulia, sedangkan metode yang digunakan dalam pembelajarannya adalah metode dialog, metode cerita, metode perumpamaan, metode keteladanan, metode nasihat, metode pembiasaan dan metode janji dan ancaman.

Page 11: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................i

HALAMAN BERLOGO...............................................................................ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.......................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN............................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................................vi

HALAMAN MOTTO..................................................................................... vii

KATA PENGANTAR...................................................................................viii

ABSTRAK......................................................................................................x

DAFTAR ISI...................................................................................................xi

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................. 1.

B. Rumusan Masalah............................................................................. 5.

C. Tujuan Penelitian.............................................................................. 5.

D. Kegunaan Penelitian......................................................................... 6.

E. Metode Penelitian............................................................................ 6.

F. Penegasan Istilah.............................................................................. 8.

G. Sistematika Penelitian.....................................................................10.

BAB II PENDIDIKAN KARAKTER

A. Pendidikan Karakter......................................................................12.

B. Landasan Pendidikan Karakter......................................................15.

C. Tujuan Pendidikan Karakter.......................................................... 18.

D. Dimensi Pendidikan Karakter........................................................19.

Page 12: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

xii

E. Ruang Lingkup Pendidikan Karakter............................................ 23.

F. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter..............................................25.

G. Nilai-nilai Pendidikan Karakter..................................................... 26.

H. UrgensiPendidikanKarakter.........................................................37.

I. Pengembangan Karakter sebagai Proses Pendidikan....................40.

J. Realitas Pendidikan Karakter........................................................ 43.

BAB III PENDIDIKAN ISLAM

A. Definisi Pendidikan Islam.............................................................. 46.

B. Dasar Pendidikan Islam..................................................................47.

C. Tujuan Pendidikan Islam................................................................ 50.

D. Prinsip-prinsip Pendidikan Islam................................................... 56.

E. Fungsi Pendidikan Islam............................................................... 58.

F. Metode-metode Pendidikan Islam................................................. 59.

BAB IV PEMBAHASAN

A. Konsep Pendidikan Karakter........................................................ 64.

B. Konsep Pendidikan Karakter dalam Perspektif Pendidikan

Islam.............................................................................................. 73.

C. Implikasi Konsep Pendidikan Karakter terhadap prosesPendidikan

Islam..............................................................................................77.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................. 80.

B. Saran-saran................................................................................... 82.

Page 13: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

xiii

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 14: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan seseorang,

terutama untuk anak yang masih kecil. Anaklah yang akan menjadi generasi

penerus bagi keluarga, teman, dan bangsa. Pendidikan adalah usaha manusia

untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai yang terdapat

dimasyarakat dan bangsa. Undang-undang RI No 20 (2003: 2) menyebutkan

bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Pendidikan juga merupakan upaya menumbuhkan budi pekerti

(karakter), pikiran (intellect) dan tubuh anak. Ketiganya tidak boleh

dipisahkan, agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara baik terutama

pada akhlaknya. Anak yang masih kecil perlu adanya penekanan pada

pendidikan karakter, karena pendidikan karakter merupakan hal penting untuk

menanamkan nilai-nilai perilaku (karakter). Pendidikan karakter pada anak

meliputi pendidikan karakter yang berhubungan dengan Tuhannya, dirinya,

sesama manusia, maupun lingkungannya.

Page 15: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

2

Pendidikan karakter dianggap memiliki otoritas untuk memperbaiki

moral bangsa Indonesia melalui jalur pendidikan. Degradasi moral menggugah

dunia pendidikan untuk merumuskan tentang konsep pendidikan karakter,

berupa 18 nilai karakter yang akan diajarkan kepada peserta didik. Konsep

pendidikan karakter tersebut, bertujuan untuk membentuk dan memperbaiki

karakter peserta didik yang semakin merosot.

Kemendiknas (2010), menyebutkan bahwa karakter adalah watak,

tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil

internalisasi sebagai kebajikan yang diyakini dan digunakan sebagai landasan

untuk cara pandang, berpikir, bersikap dan bertindak. Sementara pendidikan

karakter adalah pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai karakter bangsa

pada diri peserta didik, sehingga memiliki nilai dan karakter sebagai karakter

dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupannya, sebagai anggota

masyarakat dan warga negara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif.

Samani (2013: 45) mendefinisikan pendidikan karakter sebagai proses

pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya

yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa.

Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi

pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan

kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk,

memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kabaikan itu dalam kehidupan

sehari-hari dengan sepenuh hati.

Page 16: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

3

Zuchdi (2009: 10) mengemukakan pendapat bahwa pendidikan

karakter mempunyai makna lebih tinggi dari pendidikan moral, karena bukan

sekadar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, lebih dari itu

pendidikan karakter menanamkan kebiasaan tentang hal baik sehingga peserta

didik menjadi paham tentang mana yang baik dan salah, mampu merasakan

nilai yang baik dan biasa melakukannya

Pendidikan karakter dalam perspektif Islam secara teoretik sebenarnya

telah ada sejak Islam diturunkan di dunia, seiring dengan diutusnya Nabi

Muhammad Saw untuk memperbaiki atau menyempurnakan akhlak (karakter)

manusia. Ajaran Islam sendiri mengandung sistematika ajaran yang tidak

hanya menekankan pada aspek keimanan, ibadah dan mu’amalah, tetapi juga

akhlak. Pengamalan ajaran Islam secara utuh merupakan model karakter

seorang muslim, bahkan dipersonifikasikan dengan model karakter Nabi

Muhammad Saw, yang dimiliki sifat Shidiq, Tabligh, Amanah, Fathonah

(STAF).

Pendidikan Islam dalam semua aspek kebaikan bersumber dari Allah

Swt, yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah (Hadis Nabi). Al-Qur’an adalah sumber

utama referensi agama Islam dalam menentukan berbagai hukum. Surat Al-

Baqoroh ayat (1-2) disebutkan:

$O!9# ÇÊÈ y7 Ï9ºsŒ Ü= »tGÅ6 ø9$# Ÿw |= ÷ƒu‘ ¡ Ïm‹Ïù ¡ “ W‰èd zŠÉ)­FßJù=Ïj9 ÇËÈ

Artinya:

“Alif laam miin,Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa ”.

Page 17: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

4

Islam menyebutkan orang baik dan berperilaku positif itu adalah

mereka orang-orang yang bertaqwa yang tidak meragukan Al-Qur’an. Allah

Swt juga menyebutkan bahwa Al-Qur’an merupakan petunjuk bagi orang yang

bertaqwa yang pada dasarnya adalah mereka yang mempunyai karakter dan

bertujuan untuk menjadikan manusia yang seutuhnya.

Penggagas pendidikan karakter yang sudah ada sejak zaman dahulu

adalah Nabi Muhammad Saw, yang merupakan teladan bagi umat manusia.

Tidak ada satu orang pun di dunia yang berkarakter Semulia Nabi Muhammad

Saw. Karakter-karakter yang bisa di contoh dari beliau adalah sifatnya yang

Shidiq, Tabligh, Amanah, Fathonah (STAF). Sifat-sifat Nabi Muhammad Saw,

mendorong nilai-nilai karakter tertuang dalam pengembangan budaya dan

karakter bangsa disusun Kemendiknas tahun 2010 yang dapat diterapkan

dalam dunia pendidikan.

Kementrian pendidikan nasional (Kemendiknas) telah merumuskan 18

(Delapan Belas) nilai pendidikan karakter yang akan ditanamkan dalam diri

peserta didik sebagai upaya membangun karakter bangsa. Nilai-nilai ini

berbeda dengan kementerian. Kementerian Agama melalui Direktoral Jendral

Pendidikan Islam mencanangkan nilai karakter dengan merujuk pada Nabi

Muhammad Saw sebagai tokoh agung yang berkarakter unggul. 18 (Delapan

Belas) nilai pendidikan karakter tersebut menurut kemendiknas (2010)

meliputi perilaku religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri,

demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan atau nasionalisme, cinta

tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca,

Page 18: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

5

peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Nilai karakter yang

dicanangkan Kemendiknas dalam upaya membangun karakter bangsa melalui

pendidikan di sekolah, agar dapat di implementasikan untuk menjadikan

penerus bangsa yang berkarakter baik, selalu mengetahui kebaikan, mencintai

kebaikan dan melakukan kebaikan dalam kehidupannya.

Ketertarikan peneliti dalam mengkaji dan memahami ajaran Islam

secara mendalam menginspirasi peneliti untuk menuangkan ide dan kajian

pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam. Berdasarkan latar

belakang tersebut, perlu dilakukan penelitian tentang, “KONSEP

PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN

ISLAM”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep pendidikan karakter?

2. Bagaimana konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam?

3. Bagaimana implikasi konsep pendidikan karakter terhadap proses

pendidikan Islam?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian untuk mengetahui tentang:

1. Konsep pendidikan karakter;

2. Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam;

3. Implikasi konsep pendidikan karakter terhadap proses pendidikan Islam.

Page 19: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

6

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis

maupun praktis.

1. Manfaat Teoretis

Menambah khasanah dunia pustaka tentang tentang konsep

pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam.

2. Manfaat Praktis

Mendorong terutama pembaca, pendidik agar lebih mendalami

konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam.

E. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Skripsi ini menggunakan metode library research, yaitu penelitian

yang dilakukan di perpustakaan yang objek penelitiannya dicari lewat

beragam informasi kepustakaan (buku, jurnal ilmiah, koran, majalah,

dokumen) dan lain sebagainya.

2. Sumber Data

Sumber data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah studi

kepustakaan yakni literatur baik buku, jurnal, majalah, koran ataupun karya

tulis lainnya yang berhubungan dengan pendidikan karakter dalam

perspektif pendidikan Islam.

3. Prosedur Pengumpulan data

Penelitian ini bersifat literatur (kepustakaan), sehingga penelitian ini

menggunakan kajian dengan cara mempelajari, mendalami, mengutip teori-

Page 20: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

7

teori dan konsep-konsep dari sejumlah data pada buku-buku yang berkaitan

dengan pendidkan karakter dan pendidikan Islam.

4. Analisis Data

Dalam menganalisis data yang telah terkumpul digunakan beberapa

metode, yaitu metode deduktif, metode induktif dan metode komparatif,

berikut penjelasannya:

a. Metode Deduktif

Metode deduktif digunakan untuk menganalisis suatu

permasalahan yang berasal dari generalisasi yang bersifat umum

kemudian ditarik pada fakta yang bersifat khusus atau yang konkret

terjadi (Anton, 1984: 56). Konsep pendidikan karakter yang bersifat

umum direalisasikan dalam konsepnya bersifat khusus, yaitu berupa pilar

pendidikan karakter, metode, tujuan, prinsip-prinsip dan lain-lain.

b. Metode Induktif

Metode induktif digunakan untuk menganalisis tentang

permasalahan yang akan diteliti yaitu analisi yang bersifat khusus,

kemudian diarahkan pada penarikan kesimpulan yang bersifat umum

(Arifin, 1986: 41). Konsep yang sudah ada diformulasikan ke dalam

konsep pendidikan karakter.

c. Metode Komparatif

Metode komparatif yaitu memahami dalam suatu perbandingan

dengan latar belakang atau pemahaman umum yang memberikan

kedudukan kepadanya dalam seluruh skala visi tentang kenyataan. Dalam

Page 21: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

8

hal ini komparatif itu dapat diadakan diantara tokoh, atau naskah dan

perbandingan yang dapat dilakukan antara dua pribadi atau orang banyak

(Anton, 1990: 50).

Metode komparatif juga bisa disebut dengan membandingkan

beberapa pendapat para ahli, mengulas, kemudian menarik kesimpulan

dari pendapat-pendapat yang dikutip tersebut. Konsep pendidikan

karakter secara umum akan dianalisis perbandingannya dalam konsep

pendidikan Islam.

F. Penegasan Istilah

Agar penelitian terarah dan tidak terlalu jauh menyimpang dari tujuan

yang diharapkan maka perlu adanya penjelasan definisi istilah berikut:

1. Pendidikan Karakter

Samani (2013: 45) mendefinisikan pendidikan karakter adalah proses

pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya

yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa.

Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan

budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan

mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan

baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kabaikan itu dalam

kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati

Pendidikan karakter juga bisa di artikan sebagai upaya yang

dilakukan dengan sengaja untuk mengembangkan karakter baik (good

Page 22: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

9

character) berlandaskan kebajikan-kebajikan inti (core virtues) yang secara

objektif baik bagi individu maupun masyarakat (Saptono, 2011: 23).

Wibowo (2012: 35) mengemukakan pendidikan karakter sebagai

pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai karakter bangsa pada diri

peserta didik, sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter

dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warga negara yang religius,

nasionalis, produktif dan kreatif.

Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai

karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan,

kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai

tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama,

lingkungan maupun bangsa sehingga menjadi insan kamil (Narwanti, 2011:

14).

Pendidikan karakter dalam penelitian ini adalah penanaman nilai-

nilai karakter yang dapat membentuk pribadi-pribadi yang memiliki karakter

baik, untuk dirinya, keluarga, teman dan bangsa.

2. Pendidikan Islam

Daulay (2012: 3) mendefinisikan pendidikan Islam adalah

pendidikan yang bertujuan untuk membentuk pribadi Muslim seutuhnya,

mengembangkan seluru potensi manusia baik yang berbentuk jasmaniah

maupun rohmaniah, menumbuhsuburkan hubungan yang harmonis setiap

pribadi dengan Allah, manusia dan alam semesta.

Page 23: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

10

Pendidikan diartikan sebagai suatu usaha untuk mengembangkan

manusia dalam semua aspeknya, baik spiritual, intelektual, imajinasi,

jasmaniah dan ilmiah yang baik secara individual maupun kolektif menuju

ke arah pencapaian kesempurnaan hidup sesuai dengan ajaran Islam (Yasin,

2008: 24).

Pendidikan Islam menurut Achmadi (1987: 10) adalah segala usaha

untuk mengembangkan fitrah manusia dan sumber daya insani menuju

terbentuknya insan kamil sesuai dengan norma Islam. Insan kamil ialah “

MUTTAQIN ” yang terefleksikan dalam perilaku baik dalam hubungannya

dengan Tuhan, dengan sesama maupun dengan alam sekitarnya.

Pendidikan Islam dalam penelitian ini adalah usaha yang lebih

khusus diterapkan untuk mengembangkan fitrah keberagamaan dan sumber

daya insani agar lebih mampu memahami, menghayati dan mengamalkan

ajaran-ajaran Islam.

G. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN memuat tentang latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metode penelitian,

penegasan istilah dan sistematika penulisan.

BAB 11 PENDIDIKAN KARAKTER memuat tentang kajian pustaka

yang menjelaskan tentang pendidikan karakter.

BAB III PENDIDIKAN ISLAM memuat tentang pendidikan Islam.

Page 24: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

11

BAB IV PEMBAHASAN memuat tentang konsep pendidikan karakter

dalam perspektif pendidikan Islam dan implikasinya terhadap proses

pendidikan Islam.

BAB V PENUTUP memuat tentang kesimpulan dan saran. Bagian

akhir berisi tentang daftar pustaka dan lampiran-lampiran serta riwayat hidup

penulis.

Page 25: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

12

BAB II

PENDIDIKAN KARAKTER

A. Pendidikan Karakter

1. Pengertian Pendidikan Karakter

a. Secara Bahasa

Secara etimologi, pendidikan dalam bahasa inggris (education).

Kata bahasa inggris (education) berasal dari bahasa latin, yaitu ducare,

yang berarti “menuntun, mengarahkan, atau memimpin”. Pendidikan

berasal dari bahasa yunani yaitu paedagogi, terdiri dari dua kata “paid”

artinya anak dan “agogos” yang artinya membimbing. Pedagogi dapat

diartikan sebagai “ilmu dan seni mengajar (Andre, 2013: 1).

Secara etimologi, kata karakter (inggris: character) berasal dari

bahasa yunani, eharassein yang berarti “to engrave” dapat diterjemahkan

menjadi mengukir, melukis, memahatkan atau menggoreskan (Suyadi,

2013: 5). Karakter berasal dari bahasa yunani kharakter yang berakar

dari diksi ‘kharassein’ yang berarti memahat atu mengukir (to inscribe/to

engrave), sedangkan dalam bahasa latin karakter bermakna membedakan

tanda. Dalam bahasa Indonesia, karakter dapat diartikan sebagai sifat-

sifat kejiwaan/tabiat/watak (Narwanti, 2011: 1).

Karakter berbeda dengan moral dan akhlak, Moral adalah suatu

tindakan manusia yang bercorak khusus, yaitu yang didasarkan kepada

pengertiannya mengenai baik buruk. Morallah sebenarnya yang

membedakan manusia daripada makhluk Tuhan lainnya dan

Page 26: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

13

menempatkannya bila telah menjadi tertib pada derajatdi atas mereka.

Sedangkan akhlak adalah kebiasaan atau kehendak, akhlak juga bisa

disebut menangnya keinginan dari beberapa keinginan manusia dengan

langsung berturut-turut (Amin: 1983: 62).

b. Secara Istilah

Zubaedi, (2012: 8) mendefinisikan karakter adalah bawaan, hati,

jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat,

temperamen, watak. Adapun berkarakter adalah kepribadian, berperilaku,

bersifat, bertabiat dan berwatak.

Wynne dalam Mulyasa (2011: 3) mengemukakan bahwa karakter

berasal dari bahasa yunani yang berarti “to mark” (menandai) dan

memfokuskan pada bagaimana menerapkan nilai-nilai kebaikan dalam

tindakan nyata atau perilaku sehari-hari.

Karakter adalah sesuatu hal yang unik hanya ada pada individual

ataupun pada suatu kelompok, bangsa. Karakter itu adalah landasan dari

kesadaran budaya, kecerdasan budaya merupakan pula perekat budaya.

Sedangkan core Values digali dan dikembangkan dari budaya masyarakat

itu sendiri (Narwanti, 2011: 27), berbeda dengan Muslich (2011: 75)

yang memaparkan untuk dapat memahami pendidikan karakter perlu

mengetahui struktur antropologis yang ada dalam diri manusia, yaitu atas

jasad, ruh dan akal.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana dalam proses

pembimbingan dan pembelajaran bagi individu agar tumbuh berkembang

Page 27: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

14

menjadi manusia yang mandiri, bertanggung jawab, kreatif, berilmu,

sehat dan berakhlak (berkarakter) mulia (UU No. 20 Tahun 2003).

Pendidikan karakter dalam hal ini merupakan proses berkelanjutan dan

tak pernah berakhir (never ending process), sehingga menghasilkan

perbaikan kualitas yang kesinambungan (continuous quality

improvement), yang ditujukan pada terwujudnya sosok manusia masa

depan dan berakar pada nilai-nilai budaya bangsa (Mulyasa, 2011: 1).

Gaffar dalam Kesuma (2011: 5) menyebutkan bahwa pendidikan karakter

adalah sebuah proses transformasi nilai-nilai kehidupan untuk

ditumbuhkembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi

satu dalam perilaku kehidupan orang itu.

Pendidikan karakter dalam penelitian ini adalah pendidikan yang

mengembangkan nilai-nilai karakter pada peserta didik sehingga

memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya dan dapat

menghasilkan sosok manusia yang berkualitas dan memiliki masa depan.

2. Pendidikan Karakter sebagai Fondasi Penting dalam Dunia Pendidikan

Pakar, filsuf dan orang bijak mengatakan bahwa faktor moral

(akhlak) adalah hal utama yang harus dibangun terlebih dahulu agar dapat

membangun sebuah masyarakat yang maju, tertib, aman dan sejahtera. Salah

satu kewajiban utama yang harus dijalankan oleh para orang tua dan guru

adalah melestarikan dan mengajarkan nilai-nilai moral kepada anak-anak.

Wiyani (2013: 32) menyebutkan nilai-nilai moral yang ditanamkan

akan membentuk karakter (akhlak mulia) yang merupakan fondasi penting

Page 28: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

15

terbentuknya sebuah tatanan masyarakat yang beradab dan sejahtera, untuk

membentuk karakter mutlak diperlukan landasan penyelenggaraan

pendidikan karakter.

B. Landasan Pendidikan Karakter

Landasan pendidikan karakter, di antaranya adalah landasan filsafat

manusia, landasan filsafat pancasila, landasan filsafat pendidikan, landasan

filsafat religius, landasan filsafat sosiologis, landasan filsafat psikologis dan

landasan filsafat teoritik pendidikan karakter (Wiyani, 2013: 32) sebagai

berikut:

1. Landasan Filsafat Manusia

Landasan filsafat manusia secara filosofis, manusia diciptakan oleh

Allah Swt dalam keadaan “belum selesai” mereka dilahirkan dalam keadaan

belum jadi. Manusia ketika dilahirkan berwujud anak manusia belum tentu

dalam proses perkembangannya menjadi manusia yang sesungguhnya.

Manusia dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya memerlukan

bantuan beberapa pihak agar menjadi manusia yang sesungguhnya, yaitu

insan kamil.

2. Landasan Filsafat Pancasila

Landasan filsafat pancasila menyebutkan manusia yang ideal adalah

manusia Pancasilais, yaitu menghargai nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusiaan,

Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan Sosial. Nilai-nilai Pancasila tersebut

yang seharusnya menjadi core value dalam pendidikan karakter di negeri

ini.

Page 29: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

16

3. Landasan Filsafat Pendidikan

Landasan filsafat pendidikan menyatakan bahwa pendidikan pada

dasarnya bertujuan mengembangkan kepribadian utuh dan mencetak warga

negara yang baik. Seseorang yang kepribadian utuh digambarkan dengan

terinternalisasikannya nilai-nilai dari berbagai dunia makna (nilai), yaitu

simbolik (ritual keagamaan dan matematika), empirik (Ilmu pengetahuan

alam dan sosial), estetik (Kesenian), etik (pendidikan moral, budi pekerti,

adab dan akhlak), sinoptik (pendidikan agama, sejarah dan filsafat) dan

sinnoetik (pengalaman personal). Nilai-nilai tersebut menjadikan seseorang

berkarakter baik.

4. Landasan Religius

Landasan religius menjelaskan bahwa manusia adalah ciptaan Allah

Swt, dalam agama dan sistem kepercayaan yang berkembang di Indonesia,

manusia baik adalah manusia yang secara jasmani dan ruhani sehat dan

dapat melaksanakan berbagai aktivitas hidup yang berkaitan dengan

peribadatannya kepada Allah Swt. Manusia yang baik adalah manusia yang

bertakwa dengan menghambakan diri kepada Allah Swt dengan jalan patuh

terhadap ajaran-ajaran-Nya, dan manusia yang baik adalah manusia yang

menjadi pemimpin diri, keluarga dan masyarakat yang dapat dipercaya atas

dasar jujur, amanah, disiplin, kerja keras, ulet dan bertanggung jawab.

Manusia yang baik adalah manusia yang manusiawi dalam arti

bersifat/berkarakter sebagai manusia yang mempunyai sifat-sifat cinta kasih

Page 30: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

17

terhadap sesama, kepedulian yang tinggi terhadap penderitaan orang lain,

berlaku baik terhadap sesama manusia dan bermartabat.

5. Landasan Sosiologis

Landasan sosiologis menjelaskan secara sosiologis, manusia

Indonesia hidup dalam masyarakat heterogen yang terus berkembang.

Manusia berada di tengah-tengah masyarakat dengan suku, etnis, agama,

golongan, status sosial dan ekonomi yang berbeda-beda. Bangsa Indonesia

juga hidup berdampingan dan bergaul dengan bangsa-bangsa lain. Upaya

mengembangkan karakter saling menghargai dan toleran pada aneka ragam

perbedaan menjadi sangat mendasar.

6. Landasan Psikologis

Landasan psikologis menjelaskan dari sisi psikologis, karakter dapat

dideskripsikan dari dimensi-dimensi intrapersonal, interpersonal dan

interaktif. Dimensi intrapersonal terfokus pada kemampuan atau upaya

manusia untuk memahami diri sendiri. Dimensi interpersonal secara umum

dibangun atas kemampuan inti untuk mengenali perbedaan, sedangkan

secara khusus merupakan kemampuan mengenali perbedaan dalam suasana

hati, temperamen, motivasi dan kehendak. Dimensi interaktif adalah

kemampuan manusia dalam berinteraksi sosial dengan sesama secara

bermakna.

7. Landasan Teoritik Pendidikan Karakter

Landasan teoritik pendidikan karakter menyebutkan teori-teori yang

berorientasi behavioristik yang menyatakan bahwa “perilaku seseorang

Page 31: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

18

sangat ditentukan oleh kekuatan eksternal, yang mana perubahan perilaku

tersebut bersifat mekanistik”. Deskripsi landasan pendidikan karakter dapat

disimpulkan bahwa pendidikan karakter pada dasarnya merupakan proses

menghadirkan nilai-nilai dari berbagai dunia nilai (simbolik, empirik, etik,

estetik, etik, sinnoetik dan sinoptik) pada diri peserta didik sehingga dengan

nilai-nilai tersebut akan mengarahkan, mengendalikan dan mengembangkan

kepribadian secara utuh yang terwujud dengan ciri pribadi dengan karakter

baik.

C. Tujuan Pendidikan Karakter

Mulyasa (2011: 9) menjelaskan pendidikan karakter pada tingkat satuan

pendidikan mengarah pada pembentukan budaya sekolah/madrasah, yaitu nilai-

nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan sehari-hari, serta simbol-

simbol yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah/madrasah dan masyarakat

sekitarnya. Budaya sekolah/madrasah merupakan ciri khas, karakter atau watak

dan citra sekolah/madrasah tersebut di mata masyarakat luas.

Zubaedi (2012: 18) berpendapat bahwa pendidikan karakter secara

perinci memiliki lima tujuan, yaitu sebagai berikut:

1. Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai manusia

dan warga negara yang memiliki nilai-nilai karakter bangsa;

2. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan

sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius;

3. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai

generasi penerus bangsa;

Page 32: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

19

4. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri,

kreatif dan berwawasan kebangsaan;

5. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar

yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan dan dengan rasa

kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan.

Wiyani (2013: 70) mengemukakan tujuan pendidikan karakter adalah

menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap penting

dan perlu sehingga menjadi kepribadian kepemilikan peserta didik yang khas

sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan, mengoreksi perilaku peserta didik

yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah dan

membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam

memerankan tanggung jawab karakter bersama.

Tujuan pendidikan karakter dalam penelitian ini adalah

mengembangkan sikap peserta didik agar memiliki perilaku terpuji, sifat

mandiri, kreatif, rasa tanggung jawab dan jiwa kepemimpinan serta

menciptakan lingkungan yang bersahabat di sekolah.

D. Dimensi Pendidikan Karakter

Setiap manusia dalam hidupnya pasti mengalami perubahan atau

perkembangan, baik perubahan yang bersifat nyata atau yang menyangkut

perubahan fisik, maupun perubahan yang bersifat abstrak atau perubahan yang

berhubungan dengan aspek psikologi. Perubahan ini dipengaruhi oleh beberapa

faktor, baik yang berasal dari dalam manusia (internal) atau yang berasal dari

luar (eksternal). Faktor-faktor itulah yang akan menentukan apakah proses

Page 33: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

20

perubahan manusia mengarah pada hal-hal yang bersifat positif atau

sebaliknya.

Karakter yang dimiliki manusia bersifat fleksibel atau luwes serta bisa

diubah atau dibentuk. Karakter manusia suatu saat bisa baik tetapi pada saat

yang lain sebaliknya menjadi jahat. Perubahan ini tergantung bagaimana proses

interaksi antara potensi dan sifat alami yang dimiliki manusia dengan kondisi

lingkungannya, sosial budaya, pendidikan, dan alam.

Karakter atau kualitas diri seseorang tidak berkembang dengan

sendirinya. Perkembangan karakter pada setiap individu dipengaruhi oleh

faktor bawaan (nature) dan faktor lingkungan (nurture). Seorang anak adalah

gambaran awal manusia menjadi manusia, yaitu masa di mana kebajikan

berkembang secara perlahan tapi pasti. Dengan kata lain, bila dasar-dasar

kebajikan gagal ditanamkan pada anak di usia dini, maka dia akan menjadi

orang dewasa yang tidak memiliki nilai-nilai kebajikan. Usia dua tahun

pertama adalah masa kritis bagi pembentukan pola penyesuaian dan sosial.

Pendidikan karakter sendiri mengemban misi untuk mengembangkan

watak-watak dasar yang seharusnya dimiliki oleh peserta didik. Penghargaan

(respect) dan tanggung jawab (responsibility) merupakan dua nilai moral

pokok yang harus diajarkan. Nilai moral yang lainnya adalah kejujuran,

keadilan, toleransi, kebijaksanaan, kedisiplinan diri, suka menolong, rasa

kasihan, kerja sama dan keteguhan hati.

Pendidikan karakter di Indonesia didasarkan pada sembilan pilar

karakter dasar. Karakter dasar menjadi tujuan pendidikan karakter. Kesembilan

Page 34: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

21

pilar karakter dasar ini, antara lain: Cinta kepada Allah dan semesta beserta

isinya, tanggung jawab,disiplin dan mandiri, jujur, hormat dan santun, kasih

sayang, peduli, dan kerja sama, percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang

menyerah, keadilan dan kepemimpinan, baik, dan rendah hati dan toleransi,

cinta damai dan persatuan.

Pendidikan karakter dilakukan melalui pendidikan nilai-nilai atau

kebajikan yang menjadi nilai dasar karakter bangsa. Kebajikan yang menjadi

atribut suatu karakter pada dasarnya adalah nilai. Pendidikan karakter pada

dasarnya adalah pengembangan nilai-nilai yang berasal dari pandangan hidup

atau ideologi bangsa indonesia, agama, budaya dan nilai-nilai yang terumuskan

dalam tujuan pendidikan nasional.

Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter di Indonesia

diidentifikasi berasal dari empat sumber yaitu agama, pancasila, budaya dan

tujuan pendidikan nasional (Zubaedi: 2011: 72), berikut penjelasannya:

1. Agama

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat beragama. Oleh

karena itu, kehidupan individu, masyarakat dan bangsa selalu didasari pada

ajaran agama dan kepercayaannya. Secara politis, kehidupan kenegaraan

pun didasari pada nilai-nilai yang berasal dari agama. Karenanya, nilai-nilai

pendidikan karakter harus didasarkan pada nilai-nilai dan kaidah yang

berasal dari agama.

Page 35: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

22

2. Pancasila

Negara Kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas prinsip-prinsip

kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang disebut Pancasila. Pancasila

terdapat pada Pembukaan UUD 1945 yang dijabarkan lebih lanjut ke dalam

pasal-pasal yang terdapat dalam UUD 1945. Artinya, nilai-nilai yang

terkandung dalam pancasila menjadi nilai-nilai yang mengatur kehidupan

politik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya dan seni. Pendidikan

budaya dan karakter bangsa bertujuan mempersiapkan peserta didik menjadi

warga negara yang baik yaitu negara yang memiliki kemampuan, kemauan,

dan menerapkan niali-nilai pancasila dalam kehidupannya sebagai warga

negara.

3. Budaya

Budaya sebagai suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang

hidup bermasyarakat yang tidak didasari nilai-nilai budaya yang diakui

masyarakat tersebut. Nilai budaya ini dijadikan dasar dalam pemberian

makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi antar anggota

masyarakat tersebut. Posisi budaya yang demikian penting dalam kehidupan

masyarakat mengharuskan budaya menjadi sumber nilai dalam pendidikan

budaya dan karakter bangsa

4. Tujuan Pendidikan Nasional

Tujuan pendidikan nasional dalam UU RI Nomer 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional merumuskan fungsi dan tujuan

pendidikan nasional yang harus digunakan dalam mengembangkan upaya

Page 36: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

23

pendidikan di Indonesia. Pasal 3 UU Sisdiknas menyebutkan, “ Pendidikan

nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis dan bertanggung jawab”.

Tujuan pendidikan nasional menurut Zubaedi (2011: 74) sebagai

rumusan kualitas yang harus dimiliki setiap warga negara Indonesia,

dikembangkan oleh berbagai satuan pendidikan di berbagai jenjang dan

jalur. Tujuan pendidikan nasional memuat berbagai nilai kemanusiaan yang

harus dimiliki warga negara Indonesia. Oleh karena itu, tujuan pendidikan

nasional adalah sumber yang paling operasional dalam mengembangkan

pendidikan budaya dan karakter bangsa.

E. Ruang Lingkup Pendidikan Karakter

Fathurrohman (2013: 124) mengemukakan beberapa batasan atau

deskripsi nilai-niali pendidikan karakter antara lain:

1. Nilai karakter dalam hubungannya dengan Allah Swt, meliputi Pikiran,

perkataan dan tindakan seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan pada

nilai-nilai ketuhanan dan ajaran agamanya;

2. Nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri, meliputi sikap jujur,

bertanggung jawab, bergaya hidup sehat, disiplin, kerja keras, percaya diri,

berjiwa wirausaha, berpikir logis, mandiri, dan cinta ilmu;

Page 37: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

24

3. Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama, meliputi:

a. Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain yaitu sikap tahu dan

mengerti serta melaksanakan apa yang menjadi milik/hak diri sendiri dan

orang lain serta tugas/kewajiban diri sendiri serta orang lain;

b. Patuh pada aturan-aturan sosial;

c. Sikap menurut dan taat terhadap aturan-aturan berkenaan dengan

masyarakat dan kepentingan umum;

d. Menghargai karya dan prestasi orang lain yaitu sikap dan tindakan yang

mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi

masyarakat, mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain;

e. Santun yaitu sifat yang halus dan baik dari sudut pandang tata bahasa

maupun tata perilakunya ke semua orang;

f. Demokratis yaitu cara berpikir, bersikap dan bertindak yang menilai

sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.

4. Nilai karakter dalam hubungannya dengan lingkungan, meliputi sikap dan

tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam

disekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki

kerusakan alam yang sudah terjadi dan selalu ingin memberi bantuan bagi

orang lain dan masyarakat yang membutuhkan;

5. Nilai kebangsaan, meliputi cara berpikir, bertindak dan wawasan yang

menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan diri dan

kelompoknya.

Page 38: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

25

Pendidikan karakter akan mendorong lahirnya anak-anak yang baik.

Anak yang memiliki karakter yang baik, akan tumbuh dengan kapasitas dan

komitmennya untuk melakukan berbagai hal yang terbaik dan melakukan

segalanya dengan benar dan cenderung memiliki tujuan hidup. Pendidikan

karakter yang efektif, ditemukan dalam lingkungan sekolah yang

memungkinkan semua peserta didik menunjukkan potensi mereka untuk

mencapai tujuan yang sangat penting.

F. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter dilaksanakan tidak semudah yang dibayangkan.

Lebih-lebih pada dunia pendidikan di sekolah, perlu adanya persiapan-

persiapan seperti perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, serta dibutuhkan

pendidik-pendidik yang berkompeten, profesional dan berkepribadian baik.

Pendidikan karakter secara maksimal ada beberapa prinsip yaitu a)

berkelanjutan, bahwa proses pengembangan nilai-nilai karakter merupakan

proses yang tiada henti, dimulai dari awal peserta didik masuk sampai selesai

dari suatu satuan pendidikan bahkan sampai terjun ke masyarakat, b) melalui

semua mata pelajaran yaitu pengembangan diri dan budaya sekolah serta

muatan lokal, c) nilai-nilai yang tidak diajarkan tetapi dikembangkan dan

dilaksanakan, hal ini dapat dilakukan melalui pengembangan kemampuan, baik

ranah kognitif, afektif dan psikomotorik dan d) proses pendidikan peserta didik

dengan aktif dan menyenangkan.

Koesoema(2011: 145) berpandangan bahwa prinsip pendidikan karakter

adalah:

Page 39: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

26

1. Karaktermu ditentukan oleh apa yang kamu lakukan, bukan apa yang kamu

katakan atau kamu yakini;

2. Setiap keputusan yang kamu ambil menentukan akan menjadi orang macam

apa dirimu;

3. Karakter yang baik mengandaikan bahwa hal yang baik itu dilakukan

dengan cara-cara yang baik, bahkan seandainya pun kamu harus

membayarnya secara mahal disebabkan mengandung resiko;

4. Jangan pernah mengambil perilaku buruk yang dilakukan oleh orang lain

sebagai patokan bagi dirimu. Kamu dapat memilih patokan yang lebih baik

bagi mereka;

5. Bayaran bagi mereka yang mempunyai karakter baik adalah kamu menjadi

pribadi yang lebih baik. Ini akan membuat dunia menjadi tempat yang lebih

baik untuk dihuni.

G. Nilai-nilai Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter dapat teridentifikasi sejumlah nilai Zubaedi (2011:

74) yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri,

demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai

prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli

lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab berikut penjelasannya:

1. Religius

Religius adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan

ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama

lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Religius juga bisa

Page 40: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

27

diartikan sebagai nilai karakter dalam hubungannya dengan Allah Swt.

Menunjukkan bahwa pikiran, perkataan dan tindakan seseorang yang

diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan dan ajaran

agamanya.

Mustari (2011: 2) mengemukakan manusia religius berkeyakinan

bahwa semua yang ada di alam semesta ini adalah merupakan bukti yang

jelas terhadap adanya Tuhan. Narwanti, (2011: 64) menuliskan tentang

unsur-unsur perwujudan serta benda-benda alam mengukuhkan keyakinan

bahwa ada Maha Pencipta dan Pengatur, dengan indikator pencapaian

pembelajaran meliputi beberapa hal yaitu: Beraqidah lurus, beribadah yang

benar, berdo’a sebelum mulai dan sesudah selesai pembelajaran, mengikuti

materi pembelajaran dengan kekuasaan Allah Swt, melaksanakan shalat

dhuha, melaksanakan shalat zhuhur secara berjamaah, melaksanakan shalat

ashar secara berjamaah, dan Tahfiz Al-Qur’an min 1 juz (Program Tahfiz:

setoran hafalan 1 juz ayat Al-Qur’an dan Program penunjang: Tilawah Al-

Qur’an/ tahfiz sesudah shalat dzuhur berjamaah selama 5 menit).

2. Jujur

Jujur adalah perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan

dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan

dan pekerjaan. Suyadi (2013 :8) mengemukakan bahwa jujur diartikan

sebagai sikap dan perilaku yang mencerminkan kesatuan antara

pengetahuan, perkataan dan perbuatan mengetahui yang benar, mengatakan

Page 41: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

28

yang benar dan melakukan yang benar, sehingga menjadikan orang yang

bersangkutan sebagai pribadi yang dapat dipercaya.

Mustari (2011: 15) mengemukakan jujur merujuk pada suatu

karakter moral yang mempunyai sifat-sifat positif dan mulia seperti

integritas, penuh kebenaran dan lurus sekaligus tiadanya bohong, curang

ataupun mencuri. Narwanti (2011: 65) menuliskan dengan indikator

pencapaian pembelajaran meliputi beberapa hal dibawah ini:

a. Membuat laporan hasil percobaan sesuai dengan data yang diperoleh;

b. Tidak pernah menyontek dalam ulangan;

c. Tidak pernah berbohong dalam berbicara;

d. Mengakui kesalahan;

e. Terbuka dalam memberi penilaian kepada peserta didik.

3. Toleransi

Toleransi dalam pandangan Fathurrohman (2013: 19) adalah sikap

dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat,

sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. Toleransi diartikan

sebagai sikap dan perilaku yang mencerminkan penghargaan terhadap

perbedaan terhadap agama, aliran kepercayaan, suku adat, bahasa, ras, etnis,

pendapat dan hal-hal lain yang berbeda dengan dirinya secara sadar dan

terbuka, serat dapat hidup tenang di tengah perbedaan tersebut. Narwanti

(2011: 65) menuliskan dengan indikator pencapaian pembelajaran meliputi

beberapa hal dibawah ini:

Page 42: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

29

a. Pelayanan yang sama terhadap peserta didik tanpa membedakan suku,

agama, ras, golongan, status sosial dan status ekonomi;

b. Memberikan pelayanan terhadap anak berkebutuhan khusus;

c. Bekerja dalam kelompok dengan teman-teman yang berbeda jenis

kelamin, agama, suku dan tingkat kemampuan;

d. Tidak memaksakan pendapat atau kehendak kepada orang lain;

e. Hormat menghormati;

f. Raso jo pareso (Raso berarti rasa atau perasaan manusia). Raso dapat

berbentuk malu, takut, senang atau bahagia. Ukuran raso didasarkan

pada nilai budi yang dimiliki manusia;

g. Basa basi;

h. Sopan santun;

i. Manyauk dihikie bakato dibawah-bawah (Hati-hati tidak boleh tinggi hati

atau berbicara tinggi.

4. Disiplin

Disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh

pada berbagai ketentuan dan peraturan. Mustari (2011: 42) mengemukakan

bahwa disiplin merujuk pada intruksi sistematis yang diberikan kepada

murid (disciple). Untuk mendisiplinkan berarti menginstruksikan orang

untuk mengikuti tatanan tertentu melalui aturan-aturan tertentu. Biasanya

kata “disiplin” berkonotasi negatif, karena untuk melangsungkan tatanan

dilakukan melalui hukuman. Disiplin dalam arti lain berarti suatu ilmu

tertentu yang diberikan kepada murid. Narwanti (2011: 66) menuliskan

Page 43: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

30

dengan indikator pencapaian pembelajaran meliputi beberapa hal yaitu:

Hadir tepat waktu, mengikuti seluruh kegiatan pembelajaran, mengikuti

prosedur kegiatan pembelajaran dan menyelesaikan tugas tepat waktu.

5. Kerja Keras

Kerja keras adalah perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-

sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta

menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Mustari (2011: 52)

mengemukakan bahwa kerja keras yang mesti dilakukan adalah hal-hal yang

baik-baik, memperhatikan supaya segala urusannya dapat berbuah lezat dan

dapat dirasakan manfaatnya, baik usaha itu tertuju pada bidang pelajaran

ataupun pekerjaan. Kepentingannya agar apa-apa yang diusahakan itu tidak

mudah roboh dan hancur, tidak mudah rusak dan punah, dihindarkan dari

rasa mempermudah pekerjaan, sehingga menyebabkan mudah binasa dan

terbengkalai. Nurwanti (2011: 66) menuliskan dengan indikator pencapaian

pembelajaran meliputi beberapa hal dibawah ini:

a. Berupaya dengan gigih untuk menciptakan semangat kompetisi yang

sehat;

b. Substansi pembelajaran menantang peserta didik untuk berpikir keras;

c. Menyelesaikan semua tugas yang diberikan oleh guru;

d. Berupaya mencari jalan keluar terhadap permasalahan yang dihadapi.

6. Kreatif

Kreatif adalah berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan

cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. Suyadi (2013: 8)

Page 44: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

31

mengemukakan kreatif sebagai sikap dan perilaku yang mencerminkan

inovasi dalam berbagai segi dalam memecahkan masalah, sehingga selalu

menemukan cara-cara baru, bahkan hasil-hasil baru yang lebih baik dari

sebelumnya. Narwanti (2011: 66) menuliskan dengan indikator pencapaian

pembelajaran meliputi beberapa hal dibawah ini:

a. Menciptakan situasi belajar yang mendorong munculnya kreativitas

peserta didik;

b. Memberi tugas yang menantang munculnya kreativitas peserta didik

(tugas projek, karya ilmiah, dsb);

c. Menghasilkan suatu karya baru, baik otentik maupun modifikasi.

7. Mandiri

Mandiri adalah sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada

orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. Mustari (2011: 94)

mengemukakan orang mandiri adalah orang yang cukup-diri

(self_sufficient), yaitu orang yang mampu berpikir dan berfungsi secara

independen, tidak perlu bantuan orang lain, tidak menolak resiko dan bisa

memecahkan masalah, bukan hanya khawatir tentang masalah-masalah yang

dihadapinya. Orang seperti itu akan percaya pada keputusannya sendiri,

jarang membutuhkan orang lain untuk menerima pendapat atau bimbingan

orang lain. orang yang mandiri dapat menguasai kehidupannya sendiri dan

dapat menangani apa saja dari kehidupan yang ia hadapi. Narwanti (2011:

66) menuliskan dengan indikator pencapaian pembelajaran meliputi

beberapa hal dibawah ini:

Page 45: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

32

a. Dalam ulangan tidak mengharapkan bantuan kepada orang lain;

b. Penyelesaian tugas-tugas yang harus dikerjakan secara mandiri;

c. Mempresentasi hasil pelaksanaan tugas-tugas yang diberikan;

d. Memotivasi peserta didik untuk menumbuhkan rasa percaya diri.

8. Demokratis

Demokratis adalah cara berpikir, bersikap dan bertindak yang

menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. Narwanti (2011:

67) menuliskan dengan indikator pencapaian pembelajaran meliputi

beberapa hal dibawah ini:

a. Pembelajaran yang dialogis dan interaktif;

b. Keterlibatan semua peserta didik secara aktif selama pembelajaran;

c. Menghargai setiap pendapat peserta didik.

9. Rasa Ingin Tahu

Rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya

untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang

dipelajarinya, dilihat dan didengar. Mustari (2011: 104) mengemukakan

kuriositas (rasa ingin tahu) adalah emosi yang dihubungkan dengan perilaku

mengorek secara alamiah seperti eksplorasi, investigasi dan belajar. Rasa

ingin tahu terdapat pada pengalaman manusia dan binatang. Istilah itu juga

dapat digunakan untuk menunjukkan perilaku itu sendiri yang disebabkan

oleh emosi ingin tahu. Karena emosi ini mewakili kehendak untuk

mengetahui hal-hal baru, rasa ingin tahu bisa diibaratkan “bensin” atas

“kendaraan” ilmu dan disiplin lain dalam studi yang dilakukan oleh

Page 46: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

33

manusia. Narwanti (2011: 67) menuliskan dengan indikator pencapaian

pembelajaran meliputi beberapa hal dibawah ini:

a. Penerapan dan elaborasi dalam pembelajaran;

b. Memanfaatkan media pembelajaran (cetak dan elektronik) yang

menumbuhkan keingintahuan;

c. Menumbuhkan keinginan untuk melakukan penelitian;

d. Berwawasan yang luas.

10. Semangat Kebangsaan

Semangat kebangsaan adalah cara berpikir, bertindak dan

berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas

kepentingan diri dan kelompoknya. Narwanti (2011: 67) menuliskan dengan

indikator pencapaian pembelajaran meliputi: Bekerjasama dengan teman

yang berbeda suku/etnis dan mengaitkan materi pelajaran dengan peristiwa

yang menumbuhkan rasa nasionalisme dan patriotisme.

11. Cinta Tanah Air

Cinta tanah air adalah cara berpikir, bersikap dan berbuat yang

menunjukkan kesetiaan, kepedulian dan penghargaan yang tinggi terhadap

bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik bangsa.

Narwanti (2011: 67) menuliskan dengan indikator pencapaian pembelajaran

meliputi beberapa hal dibawah ini:

a. Menyanyikan lagu-lagu perjuangan;

b. Diskusi tentang kekayaan alam, budaya bangsa, peristiwa alam dan

perilaku menyimpang;

Page 47: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

34

c. Menumbuhkan rasa mencintai produk dalam negeri dalam pembelajaran;

d. Menggunakan media dan alat-alat pembelajaran produk dalam negeri.

12. Menghargai Prestasi

Menghargai prestasi adalah sikap dan tindakan yang mendorong

dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat dan

mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain. Narwanti (2011: 68)

menuliskan dengan indikator pencapaian pembelajaran meliputi beberapa

hal yaitu: Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menampilkan

ide, bakat dan kreasi, pujian kepada peserta didik yang telah menyelesaikan

tugas dengan baik, mengajukan ide cemerlang atau menghasilkan suatu

karya, dan trampil.

13. Bersahabat/Komunikatif

Bersahabat/komunikatif adalah tindakan yang memperlihatkan rasa

senang berbicara, bergaul dan bekerja sama dengan orang lain. Narwanti

(2011: 68) menuliskan dengan indikator pencapaian pembelajaran meliputi

beberapa hal dibawah ini:

a. Pengaturan kelas memudahkan peserta didik berinteraksi;

b. Diskusi kelompok untuk memecahkan suatu permasalahan;

c. Melakukan bimbingan kepada peserta didik yang memerlukan;

d. Mengajukan dan menjawab pertanyaan dengan santun ;

e. Menyajikan hasil tugas secara lisan atau tertulis.

Page 48: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

35

14. Cinta Damai

Cinta damai adalah sikap, perkataan dan tindakan yang

menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadirannya.

Narwanti (2011: 68) menuliskan dengan indikator pencapaian pembelajaran

meliputi beberapa hal yaitu: Tidak saling mengejek dan memburuk-

burukkan orang lain, saling menjalin kerjasama dan tolong menolong dan

menciptakan suasana damai dilingkungan sekolah. Saiyo sakato / sahino

samalu (menghadapi suatu masalah atau pekerjaan, akan selalu terdapat

perbedaan pandangan dan pendirian antar orang satu dengan yang lain.

Bagaimana proses keputusan diambil, namun setelah ada mufakat maka

keputusan itu harus dilaksanakan oleh semua pihak, karena tetap utuh dan

tetap satu

15. Gemar Membaca

Gemar membaca adalah kebiasaan menyediakan waktu untuk

membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya. Suyadi

(2013: 9) mengemukakan gemar membaca juga bisa diartikan sebagai

kebiasaan dengan tanpa paksaan untuk menyediakan waktu secara khusus

guna membaca berbagai informasi, baik buku, jurnal, majalah, koran dan

sebagainya sehingga menimbulkan kebijakan bagi dirinya. Narwanti (2011:

69) menuliskan dengan indikator pencapaian pembelajaran meliputi

beberapa hal dibawah ini:

a. Penugasan membaca buku pelajaran dan mencari referensi;

Page 49: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

36

b. Peserta didik lebih mengutamakan membeli buku dibanding dengan yang

lainnya;

c. Peduli lingkungan;

d. Kebersihan ruang kelas terjaga;

e. Menyediakan tong sampah organik dan unorganik;

f. Hemat dalam penggunaan bahan praktik;

g. Penanganan limbah bahan kimia dari kegiatan praktik.

16. Peduli Lingkungan

Peduli lingkungan adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya

mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan

mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang

sudah terjadi.

17. Peduli Sosial

Peduli sosial adalah sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi

bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. Narwanti

(2011: 96) menuliskan dengan indikator pencapaian pembelajaran meliputi

beberapa hal dibawah ini:

a. Tanggap terhadap teman yang mengalami kesulitan;

b. Tanggap terhadap keadaan lingkungan;

c. Kaba baiak bahimbauan, kaba buruak ba hambauan (kabar baik

dipanggil kabar buruk diusir). Seandainya memperoleh kabar baik maka

hendaknya disampaikan;

Page 50: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

37

d. Barek samo dipikuo, ringan samo dijinjiang (berat sama dipikul, ringan

sama dijinjing).

18. Tanggung Jawab

Tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk

melaksanakan tugas dan kewajibannya yang seharusnya dilakukan terhadap

diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara dan

Tuhan Yang Maha Esa. Narwanti (2011: 69) menuliskan dengan indikator

pencapaian pembelajaran meliputi: selalu melaksanakan tugas sesuai dengan

aturan/kesepakatan dan bertanggung jawab terhadap semua tindakan yang

dilakukan.

H. Urgensi Pendidikan Karakter

Persoalan karakter tidak dapat disangkal bahwa dalam kehidupan

manusia di muka bumi sejak dulu sampai sekarang dan juga zaman yang akan

datang, merupakan persoalan yang besar dan penting, bisa dikatakan persoalan

hidup dan matinya suatu bangsa. Fakta-fakta sejarah telah cukup banyak

memperlihatkan kepada kita bukti bahwa kekuatan dan kebesaran suatu bangsa

pada hakikatnya berpangkal pada kekuatan karakternya, yang menjadi tulang

punggung bagi setiap bentuk kemajuan lahiriah bangsa tersebut.

Manusia mempunyai dua unsur pokok (yaitu jasmani dan rohani) dan

rohani itulah yang memegang “komando” terhadap jasmani. Rohani kita yang

mengatur apapun yang akan dilakukan. Maka dari itu usaha pendidikan

karakter sungguh sangat diperlukan, karena pendidikan karakter dapat

Page 51: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

38

menahan kemerosotan karakter seseorang. Selain itu, pendidikan karakter juga

dapat meningkatkan mutu karakter generasi sekarang dan yang akan datang.

Pendidikan karakter tidak hanya membuat seorang anak mempunyai

akhlak mulia, akan tetapi juga dapat meningkatkan kualitas akademiknya.

Hubungan antara keberhasilan pendidikan karakter dengan keberhasilan

akademik dapat menumbuhkan suasana sekolah yang menyenangkan dan

proses belajar mengajar yang kondusif.

Fathurrohman (2013: 117) mengemukakan satu hal yang perlu

dikemukakan dalam kaitan pentingnya pendidikan karakter bagi anak didik

adalah pembinaan akhlak. Karena akhlak memegang peranan sangat penting

dalam kehidupan manusia sehari-hari. Akhlak terpuji merupakan nilai ibadah

dan sekaligus merupakan tujuan yang sangat mendasar dalam hidup manusia

sehari-hari, berikut kaitannya dengan Akhlak antara lain:

1. Akhlak Adil

Adil adalah memberikan setiap hak kepada pemiliknya tanpa

memihak, membeda-bedakan di antara mereka atau bercampur tangan yang

diiringi hawa nafsu.

2. Akhlak Ihsan

Ihsan (berbuat baik) adalah ikhlas dalam beramal dan melakukan

amal itu sebaik-baiknya tanpa diiringi riya’ atau sum’ah (ingin kedengaran

orang lain dalam beramal). Sedangkan ihsan dalam pergaulan maksudnya

adalah bergaul yang baik dengan semua orang. Misal, a) dengan orang tua

yaitu mematuhi dan berbakti, tidak menyakiti, memohon ampun,

Page 52: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

39

melaksanakan janji mereka, b) dengan saudara yaitu menyayangi,

melakukan hal-hal yang mereka sukai dan menjauhi yang tidak disukai

mereka, c) dengan orang diperjalanan yaitu membantu keperluannya,

menjaga kehormatan, d) dengan anak yatim, orang miskin, pembantu yaitu

hendaknya berbelas kasih, memperhatikan pendidikan mereka, menyayangi,

tidak menyakiti, tidak merendahkan dan tidak berlaku sombong kepada

mereka, melindungi, menghargai kedudukannya, menghormati

kepribadiannya.

3. Akhlak Kasih Sayang

Kasih sayang merupakan akhlak terpuji yang melembutkan akhlak

tercela seseorang, berusaha menghilangkannya dan menyesali kesalahan-

kesalahannya. Kasih sayang adalah kelembutan dalam hati yang

dihubungkan dengan rasa sakit ketika terasa oleh indra. Atau kasih sayang

adalah mendampingi teman di waktu duka atau suka. Meskipun kasih

sayang pada dasarnya kelembutan hati, tetapi sama sekali bukan sekedar

emosi diri yang berpengaruh ke luar (misal memaafkan orang yang bersalah,

membantu yang tertindas, memberi makan yang lapar, memberi pakaian,

memberi obat kepada yang sakit) tetapi justru mempunyai pengaruh

eksternal dan bentuk yang nyata yang terwujud di alam yang nyata. Kasih

sayang itu tidak terbatas kepada manusia saja, tetapi kepada seluruh alam,

misalnya binatang, tanaman, maupun benda-benda mati. Nabi Muhammad

Saw bersabda “Barang siapa yang tidak menyayangi yang di bumi, ia tidak

disayangi oleh yang di langit”.

Page 53: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

40

4. Akhlak Malu

Malu merupakan akhlak yang paling menonjol dan yang paling

berperan dalam menjaga diri dari segala keburukan. Adapun faidah malau

adalah dapat mengajak kepada kebaikan dan menjauhkan dari keburukan.

Dan malu tak akan menghambat seseorang untuk berkata benar, menyuruh

kebaikan dan melarang kemungkaran.

5. Akhlak jujur

Jujur adalah mengatakan sesuatu apa adanya lawan dari dusta. Nabi

Muhammad Saw bersabda “Jujur itu merupakan ketentraman”. Jujur

menjadi karakter yang perlu untuk mendapatkan perhatian yang memadai

pada proses pendidikan. Pentingnya pendidikan karakter dalam diri

seseorang, juga ada banyak manfaat yang bisa diperoleh dari pendidikan

karakter, antara lain:

a. Peserta didik mampu mengatasi masalah pribadinya sendiri

b. Meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang lain

c. Dapat memotivasi peserta didik dalam meningkatkan prestasi

akademiknya

d. Meningkatkan suasana sekolah yang aman, nyaman dan menyenangkan

serta kondusif untuk proses belajar mengajar yang efektif.

I. Pengembangan Karakter sebagai Proses Pendidikan

1. Tahapan Pengembangan Karakter

Pengembangan karakter sebagai proses yang tiada henti terbagi

menjadi empat tahapan : pertama, pada usia dini disebut sebagai tahap

Page 54: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

41

pembentukan karakter; kedua, pada usia remaja disebut sebagai tahap

pengembangan; ketiga, pada usia dewasa disebut sebagai tahap pemantapan;

keempat, pada usia tua disebut sebagai tahap pembijaksanaan

2. Domain Pendidikan Karakter

Karakter dikembangkan melalui tahap pengetahuan (knowing),

acting, menuju kebiasaan (habit). Karakter tidak sebatas pada pengetahuan.

Seseorang yang memiliki pengetahuan tentang kebaikan belum tentu

mampu bertindak sesuai dengan pengetahuannya jika tidak terlatih untuk

melakukan kebaikan tersebut, karakter tidak sebatas pengetahuan. Karakter

lebih dalam lagi,menjangkau wilayah emosi dan kebiasaan diri. Dengan

demikaian, diperlukan komponen karakter yang baik (companents of good

character) yaitu moral knowing atau pengetahuan tentang moral, moral

feeling atau perasaan tentang moral dan moral action atau perbuatan moral.

Hal ini diperlukan siswa didik agar mampu memahami, merasakan dan

mengerjakan sekaligus nilai-nilai kebajikan (Zubaedi, 2012: 110).

Muslich (2011: 133) mengemukakan bahwa moral knowing

merupakan hal yang penting untuk diajarkan. Moral knowing ini terdiri dari

enam hal, yaitu: (1) moral awareness (kesadaran moral), (2) knowing moral

values (mengetahui nilai-nilai moral), (3) perspective taking, (4) moral

reasoning, (5) decision making dan (6) self knowledge. Moral feeling adalah

aspek yang lain yang harus ditanamkan kepada anak yang merupakan

sumber energi dari diri manusia untuk bertindak sesuai dengan prinsip-

prinsip moral. Terdapat enam hal yang merupakan aspek emosi yang harus

Page 55: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

42

mampu dirasakan oleh seseorang untuk menjadi manusia berkarakter, yakni

(1) conscience (nurani), (2) self esteem ( percaya diri), (3) empathy (

merasakan penderitaan orang lain), (4) loving the good (mencintai

kebenaran), (5) self control (mampu mengontrol diri) dan (6) humility

(kerendahan hati).

Moral action adalah bagaimana membuat pengetahuan moral dapat

diwujudkan menjadi tindakan nyata. Perbuatan tindakan moral ini

merupakan hasil (outcome) dari dua komponen karakter lain. untuk

memahami apa yang mendorong seseorang dalam perbuatan yang baik (act

morally) maka harus dilihat tiga aspek lain dari karakter, yaitu kompetensi

(competence), keinginan (wiil) dan kebiasaan (habit) (Muslich, 2011: 134).

Ketiga aspek moral tersebut mempunyai hubungan yang sangat erat

dan ketiganya saling bersinergi. Seorang anak harus diberikan pengetahuan

tentang moral karena tanpa adanya arahan dari orang tua, anak tidak akan

memiliki pengetahuan dan kesadaran tentang moral yang dengannya anak

mengetahui hal-hal yang baik dan yang buruk. Penanaman perasaan moral

dan pelaksanaan atau tindakan moral harus ditanamkan sejak dini, karena

seorang anak yang sudah terlanjur dan terbiasa melakukan hal-hal buruk

atau negatif akan sulit sekali untuk menanamkan moral kembali, maka

sebelum hal itu terjadi alangkah baiknya dilakukan pencegahan sebelum

terjadi hal yang tidak diinginkan.

Page 56: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

43

J. Realitas Pendidikan Karakter bagi Peserta Didik

Pendidikan karakter sekarang ini masih belum menunjukkan tanda-

tanda kualitasnya dan pendidikan agama dianggap belum bisa memperkuat

moralitas anak. Selain itu pendidikan karakter juga belum dapat dilaksanakan

secara optimal, baik oleh pemerintah maupun pelaku pendidikan.

Secara umum, ada empat kelemahan yang menyebabkan pendidikan

karakter belum optimal yaitu sebagai berikut :

1. Guru belum memahami sepenuhnya bagaimana mengintegrasikan nilai-nilai

karakter pada masing-masing materi pelajaran. Sehingga ketika

menyantumkan nilai karakter saat penyusunan silabus dan RPP terkesan asal

yang penting bunyi nilai karakter “formalitas”;

2. Silabus dan RPP hanya sebagai formalitas, maka dalam proses pembelajaran

berjalan secara konvensional sesuai gaya guru masing-masing dan tidak

mencerminkan pelaksanaan dari silabus dan RPP, sehingga pesan

penanaman nilai karakter juga tidak terealisasikan;

3. Masih kuatnya orientasi pendidikan pada dimensi pengetahuan dan kurang

memperhatikan pengembangan sikap. Hal ini menyebabkan peserta didik

mengetahui banyak hal, namun kurang memiliki sistem nilai, sikap, minat

maupun apresiasi secara positif terhadap apa yang diketahuinya;

4. Masih kuatnya asumsi bahwa jika aspek perkembangan kognitif

dikembangkan secara benar maka aspek afektif akan ikut berkembang.

Asumsi ini salah, mengingat pengembangan afektif bisa secepat

Page 57: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

44

perkembangan kognitif, jika pengalaman pembelajaran afektif diberikan

sama banyaknya dengan pengalaman pembelajaran kognitif.

Empat kelemahan dalam pendidikan karakter diatas bisa disimpulkan

bahwasannya karakter peserta didik belum dapat dikembangkan secara baik

dalam proses pembelajaran disekolah. Karakter peserta didik belum bisa

dikatakan baik jika dalam proses belajar mengajarnya tidak baik, gurunya yang

seharusnya menjadikan peserta didik memiliki budi pekerti yang baik tetapi

peserta didik tidak diperlakukan dengan baik. Misalnya, seorang guru hanya

memberi pembelajaran kognitif saja, sehingga anak didik belum mampu

mengerti seperti apa harus bersikap dan bertindak.

Peserta didik tidak terarah, tidak kuad moralitasnya selalu melakukan

hal-hal yang negatif, tidak mengerti mana hal yang baik dan mana hal yang

tidak baik. Selain dari pihak guru, keluarga juga sangat penting dalam

menjadikan karakter peserta didik menjadi lebih baik. Misalnya bisa dengan

memberi pengetahuan-pengetahuan agama, menanamkan sikap-sikap yang

baik agar menjadi pribadi yang baik.

Perkembangan zaman yang semakin maju, realitasnya karakter peserta

didik belum mencapai tahap yang sempurna. Masih banyak peserta didik yang

tidak bermoral, bertingkah laku tidak sesuai dengan aturan dan norma agama.

Misalnya, banyak anak-anak kecil yang sudah merokok, bahkan sampai

melakukan hal-hal yang keji. Bukan hanya peran orang tua dan guru saja, akan

tetapi faktor lingkungan sangat berpengaruh dalam membentuk karakter anak.

Lingkungan yang baik akan berpengaruh baik dan lingkungan yang buruk akan

Page 58: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

45

berpengaruh buruk. Dalam menjaga dan mengawasi pergaulan anak harus

berhati-hati agar tidak terjerumus dalam perilaku yang tidak baik.

Page 59: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

46

BAB III

PENDIDIKAN ISLAM

A. Definisi Pendidikan Islam

Pendidikan Islam ialah pendidikan yang bertujuan untuk membentuk

pribadi Muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusia baik

yang berbentuk jasmaniah maupun rohaniah, menumbuhksuburkan hubungan

yang harmonis setiap pribadi dengan Allah Swt, manusia dan alam semesta

(Daulay, 2012: 3). Berbeda dengan Yasin (2008: 7) mendefinisikan pendidikan

Islam adalah suatu disiplin ilmu karena merupakan sekumpulan ide-ide dan

konsep-konsep ilmiah dan intelektual yang tersusun dan diperkuat melalui

pengalaman dan pengetahuan. Mengalami dan mengetahui merupakan pangkal

dari konseptualisasi manusia yang berlanjut kepada terbentuknya suatu ilmu

pengetahuan. Yasin (2008: 24) Melengkapi konsepnya bahwa pendidikan

Islam adalah suatu usaha untuk mengembangkan manusia dalam semua

aspeknya, baik aspek spiritual, intelektual, imajinasi, jasmaniah dan ilmiah

baik secara individual maupun kolektif menuju ke arah pencapaian

kesempurnaan hidup sesuai dengan ajaran Islam

Pendidikan Islam bertolak dari pandangan Islam tentang manusia. Al-

Qur’an menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk yang mempunyai fungsi

ganda yang sekaligus mencakup tugas pokok. Fungsi pertama, manusia sebagai

khalifah Allah Swt di bumi. Yang mengandung arti bahwa manusia diberi

amanah untuk memelihara, merawat, memanfaatkan serta melestarikan alam

raya. Agar terlaksana funsi khalifah tersebut dengan baik, maka manusia

Page 60: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

47

memiliki syarat pokok yaitu keilmuan dan memiliki moral atau akhlak. Fungsi

kedua, manusia adalah makhluk Allah Swt yang ditugasi untuk menyembah

dan mengabdi kepada-Nya. Manusia tunduk dan pasrah kepada kebesaran

Allah Swt. Hubungan manusia dengan Allah Swt adalah hubungan khalik

dengan makhluk.

Pendidikan Islam ialah mendidik akhlak dan jiwa, menanamkan rasa

fadhilah (keutamaan), membiasakan dengan kesopanan yang tinggi,

mempersiapkan untuk suatu kehidupan yang suci seluruhnya ikhlas dan jujur.

Berdasarkan beberapa definisi pendidikan Islam di atas, dapat di simpulkan

bahwa pendidikan Islam adalah membentuk pribadi muslim seutuhnya,

mendidik akhlak dan jiwa serta mengembangkan seluruh potensi manusia

dalam semua aspek, baik spiritual, intelektual, jasmani dan ilmiah dan

mempersiapkan kehidupan yang ikhlas dan jujur.

B. Dasar Pendidikan Islam

Dasar pendidikan Islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah Nabi. Di atas

kedua pilar inilah dibangun konsep dasar pendidikan Islam, kedua pilar itu pula

yang melahirkan pendapat para ulama dan cendekiawan Muslim tentang dasar

pendidikan Islam. Dasar ketiga, yaitu ijtihad para ulama dan cendekiawan

Muslim tentang pendidikan Islam (Daulay, 2012: 7).

Konsep Daulay tentang Dasar-dasar pendidikan Islam tersebut dapat

dipaparkan di bawah ini:

Page 61: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

48

1. Al-Qur’an

Al-Qur’an ialah firman Allah berupa wahyu yang disampaikan oleh

jibril kepada Nabi Muhammad Saw. Didalamnya terkandung ajaran pokok

yang dapat dikembangkan untuk keperluan seluruh aspek kehidupan melalui

ijtihad. Ajaran yang terkandung dalam Al-Qur’an itu terdiri dari dua prinsip

besar, yaitu yang berhubungan dengan masalah keimanan yang disebut

Aqidah dan yang berhubungan dengan amal yang disebut Syari’ah.

Al-Qur’an merupakan sumber nilai yang absolut, yang eksistensinya

tidak mengalami perubahan walaupun interpretasinya dimungkinkan

mengalami perubahan sesuai dengan konteks zaman, keadaan dan tempat

(Muhaimin, 1993: 145). Al-Qur’an sebagai sumber pendidikan Islam

memiliki Keistimewaan, yaitu menghormati akal manusia, bimbingan

ilmiah, tidak menentang fitrah manusia, penggunaan kisah-kisah untuk

tujuan pendidikan dan memelihara keperluan-keperluan sosial (Achmadi,

1987: 21).

Ketetapan Allah itu terdapat dalam surat an-Nisa’ ayat 59, sebagai

berikut:

$pkš‰r'»tƒ tûïÏ%©!$# (#þqãYtB#uä (#qãè‹ÏÛ r& ©! $# (#qãè‹ÏÛr&ur tA qß™ §�9$# ’Í<'ré&ur Í�öDF{ $# óOä3ZÏB ( bÎ*sù

÷Läêôãt“»uZs? ’Îû &äóÓx« çnr–Šã�sù ’n<Î) «! $# ÉA qß™ §�9$#ur bÎ) ÷LäêYä. tbqãZÏB÷sè? «! $$Î/ ÏQöqu‹ø9$#ur Ì�Åz Fy $#

4 y7 Ï9ºsŒ ׎ö�yz ß|¡ ôm r&ur x ƒÍrù's? ÇÎÒÈ

Artinya:

“ Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan

Page 62: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

49

Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah Swt (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

Firman Allah Swt dalam surat Al-Luqman ayat 13 yang memaparkan

contoh pendidikan Islam, sebagai berikut:

øŒÎ)ur tA $s% ß»yJø)ä9 ¾ÏmÏZö/ew uqèdur ¼çmÝàÏètƒ ¢Óo_ç6»tƒ Ÿw õ8 ÎŽô³ è@ «! $$Î/ ( žc Î) x8 ÷ŽÅe³ 9$# íOù=Ýàs9

ÒOŠÏàtã ÇÊÌÈ

Artinya:

“dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".

2. As-Sunnah

As-Sunnah ialah perkataan, perbuatan ataupun pengakuan Rasul

Allah Swt. Yang dimaksud dengan pengakuan itu ialah kejadian atau

perbuatan orang lain yang diketahui Rasulullah dan beliau membiarkan saja

kejadian atau perbuatan itu berjalan. Sunnah merupakan sumber ajaran

kedua sesudah Al-Qur’an. Seperti Al-Qur’an, Sunnah juga berisi aqidah dan

syari’ah. Sunnah berisi petunjuk (pedoman) untuk kemashlahatan hidup

manusia dalam segala aspeknya, untuk membina umat menjadi manusia

seutuhnya atau muslim yang bertakwa.

Page 63: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

50

Hadis Rasul menyebutkan,

اطلبوا العلم من المھد إلى اللحد

“ Tuntutlah ilmu mulai dari buaian sampai keliang lahat ”.

Hadis Rasul di atas mencerminkan bahwa pendidikan Islam

menghendaki proses yang terus-menerus dan sepanjang hayat. Dapatlah

dikatakan juga bahwa pendidikan Islam harus dilaksanakan dalam tiga

lembaga pendidikan tersebut, yaitu dalam keluarga yang menjadi tanggung

jawab orang tua, di sekolah yang menjadi tanggung jawab para guru,, di

masyarakat yang menjadi tanggung jawab para tokoh dan semua anggota

masyarakat. Oleh karena itu, terlihatlah betapa pentingnya dan mutlak

diperlukan adanya keterpaduan (Baharuddin, 2010: 16).

3. Ijtihad

Ijtihad ialah berpikir dengan menggunakan seluruh ilmu yang

dimiliki oleh ilmuan syari’at Islam untuk menetapkan/ menentukan sesuatu

hukum Syari’at Islam dalam hal-hal yang ternyata belum ditegaskan

hukumnya oleh Al-Qur’an dan Sunnah. Ijtihad dalam hal ini dapat saja

meliputi seluruh aspek kehidupan termasuk aspek pendidikan, tetapi tetap

berpedoman pada Al-Qur’an dan Sunnah (Daradjat, 2011: 21).

C. Tujuan Pendidikan Islam

Pendidikan Islam akan terlihat dengan jelas sesuatu yang diharapkan

terwujud setelah orang mengalami pendidikan Islam secara keselurahan, yaitu

kepribadian seseorang yang membuatnya menjadi insan kamil dengan pola

takwa insan kamil artinya manusia utuh rohani dan jasmani, dapat hidup dan

Page 64: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

51

berkembang secara wajar dan normal karena takwanya kepada Allah Swt. Ini

mengandung arti bahwa pendidikan Islam itu diharapkan menghasilkan

manusia yang berguna bagi dirinya dan masyarakat serta senang dan gemar

mengamalkan dan mengembangkan ajaran Islam dalam berhubungan dengan

Allah dan dengan manusia sesamanya, dapat mengambil manfaat yang semakin

meningkat dari alam semesta ini untuk kepentingan hidup di dunia kini dan di

akhirat nanti

Ada beberapa tujuan pendidikan Islam (Daradjat, 2011: 29) antara lain

tujuan umum, tujuan akhir, tujuan sementara dan tujuan operasional yaitu

sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

Tujuan umum pendidikan Islam harus dikaitkan pula dengan tujuan

pendidikan nasional negara tempat pendidikan Islam itu dilaksanakan dan

harus dikaitkan pula dengan tujuan institusional lembaga yang

menyelenggarakan pendidikan itu. Tujuan umum itu tidak dapat dicapai

kecuali setelah melalui proses pengajaran, pengalaman, pembiasaan,

penghayatan dan keyakinan akan kebenarannya.

2. Tujuan Akhir

Pendidikan Islam itu berlangsung selama hidup, maka tujuan

akhirnya terdapat pada waktu hidup di dunia ini telah berakhir pula. Tujuan

umum yang berbentuk insan kamil dengan pola takwa dapat mengalami

perubahan naik turun, bertambah dan berkurang dalam perjalanan hidup

seseorang. Perasaan, lingkungan dan pengalaman dapat mempengaruhinya.

Page 65: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

52

Karena itulah, pendidikan Islam itu berlaku selama hidup untuk

menumbuhkan, memupuk, mengembangkan, memelihara dan

mempertahankan tujuan pendidikan yang telah dicapai. Orang yang sudah

takwa dalam bentuk insan kamil, masih perlu mendapatkan pendidikan

dalam rangka pengembangan dan penyempurnaan, sekurang-kurangnya

pemeliharaan supaya tidak luntur dan berkurang, meskipun pendidikan oleh

diri sendiri dan bukan dalam pendidikan formal.

3. Tujuan Sementara

Pada tujuan sementara bentuk insan kamil dengan pola takwa sudah

kelihatan meskipun dalam ukuran sederhan, sekurang-kurangnya beberapa

ciri pokok sudah kelihatan pada pribadi anak didik. Tujuan pendidikan

Islam seolah-olah merupakan suatu lingkaran yang pada tingkat paling

rendah mungkin merupakan lingkaran kecil. Semakin tinggi tingkat

pendidikannya, lingkaran tersebut semakin besar. Tetapi sejak dari tujuan

pendidikan tingkat permulaan, bentuk lingkarannya sudah harus kelihatan.

4. Tujuan Operasional

Dalam tujuan operasional ini lebih banyak dituntut dari anak didik

suatu kemampuan dan ketrampilan tertentu. Sifat operasionalnya lebih

ditonjolkan dari sifat penghayatan dan kepribadian. Untuk tingkat yang

paling rendah, sifat yang berisi kemampuan dan keterampilanlah yang

ditonjolkan. Misalnya, dapat berbuat, terampil melakukan, lancar

mengucapkan, mengerti, memahami, meyakini dan menghayati adalah soal

kecil. Pada masa permulaan yang penting ialah anak didik mampu dan

Page 66: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

53

terampil berbuat, baik perbuatan itu perbuatan lidah (ucapan) ataupun

perbuatan anggota badan lainnya. Kemampuan dan ketrampilan yang

dituntut pada anak didik, merupakan sebagian kemampuan dan ketrampilan

insan kamil yang semakin sempurna (meningkat).

Tujuan pendidikan Islam dalam penelitian ini, pendidikan Islam

memiliki tujuan umum, akhir, sementara dan operasional yang menjelaskan

bahwa pendidikan Islam melalui proses pengajaran, pengalaman,

pembiasaan, penghayatan dan keyakinan untuk menumbuhkan, memupuk,

mengembangkan tujuan pendidikan yang telah dicapai untuk menjadi insan

kamil dengan pola takwa yang dituntut memiliki ketrampilan dan

kemampuan tertentu.

Tujuan pendidikan Islam terkait erat dengan tujuan penciptaan manusia

sebagai Khalifahtullah dan sebagai ‘abd Allah Swt. Rincian-rincian dari itu

telah diuraikan oleh banyak pakar pendidikan Islam di antaranya ‘Atiyah Al-

Abrasy dalam Daulay (2012: 8), mengemukakan tujuan pendidikan Islam yaitu

Untuk membantu pembentukan akhlak mulia, persiapan untuk kehidupan dunia

dan akhirat, menumbuhkan roh ilmiah (scientific spirit), menyiapkan peserta

didik dari segi profesional dan persiapan untuk mencari rezeki.

Tujuan pendidikan Islam juga dikemukakan oleh (al-Abrasyi, 1993: 1)

sebagai berikut:

a. Jiwa pendidikan Islam adalah budi pekerti

Pendidikan budi pekerti adalah jiwa dari pendidikan Islam, dan

Islam telah menyimpulkan bahwa pendidikan budi pekerti dan akhlak

Page 67: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

54

adalah jiwa pendidikan Islam untuk mencapai suatu akhlak yang sempurna

adalah tujuan sebenarnya dari pendidikan. Tujuan pokok dan terutama dari

pendidikan Islam adalah mendidik budi pekerti dan pendidikan jiwa.

b. Memperhatikan Agama dan Dunia sekaligus

Ruang lingkup pendidikan di dalam pandangan Islam tidak sempit,

tidak terbatas pada pendidikan agama dan tidak pula terbatas pada

pendidikan duniawi semata-mata, tetapi Rasulullah Saw sendiri pernah

menghasung setiap individu dari umat Islam supaya bekerja untuk agama

dan dunia sekaligus. Rasulullah Saw tidak hanya memikirkan dunia semata-

mata atau agama semata-mata, tetapi beliau memikirkan untuk bekerja buat

keduanya tanpa meremehkan alam dunia atau agama.

c. Memperhatikan Segi-segi Manfaat

Pendidikan Islam memperhatikan segi-segi agama, moral dan

kejiwaan dalam pendidikan dan pengajarannya, ia juga tidak meremehkan

kurikulum sekolah-sekolahnya. Pendidikan Islam tidak seluruhnya bersifat

keagamaan, akhlak dan kerohanian semata-mata tetapi ketiga hal inilah yang

lebih dipentingkan dibandingkan dengan segi-segi kemanfaatan lainnya.

Dasar pendidikan Islam tidaklah kebendaan atau mencari rezeki, tetapi

kedua hal ini adalah suatu yang sekunder di dalam hidup bukan menjadi

tujuan pokok dalam pendidikan.

d. Mempelajari Ilmu semata-mata untuk Ilmu itu saja

Pendidikan Islam adalah pendidikan yang ideal, dimana ilmu

diajarkan karena ia mengandung kelezatan-kelezatan rohaniah, untuk dapat

Page 68: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

55

sampai kepada hakekat ilmiah dan akhlak yang terpuji. Setiap orang

menengok kapada apa-apa yang ditinggalkan oleh kaum muslimin dalam

bentuk peninggalan-paninggalan ilmiah, sastra, agama, seni, maka ia akan

mendapatkan suatu kenyataan yang maha besar yang tidak ada

bandingannya di dunia ini.

e. Pendidikan Kejuruan, Pertukangan untuk mencari Rezeki

Pendidikan Islam tidak mengabaikan masalah mempersiapkan

seseorang untuk mencari kehidupannya dengan jalan mempelajari beberapa

bidang pekerjaan, industri dan mengadakan latihan-latihan. Seseorang

dipersiapkan untuk berkarya, berpraktek dan berproduksi sehingga dapat

bekerja, mendapat rezeki, hidup dengan hormat serta tetap memelihara segi-

segi kerohanian dan keagamaan. Pendidikan Islam sebagian besar

mempelajari akhlak, tetapi tetap tidak mengabaikan masalah

mempersiapkan seseorang untuk hidup, mencari rezeki dan tidak pula

melupakan soal pendidikan jasmani, akal, hati, kemauan, cita-cita,

kecakapan tangan, lidah, dan kepribadian.

Tujuan yang di ungkapkan oleh al-abrasy di atas, dapat disimpulkan

bahwa tujuan pendidikan Islam untuk menjadikan pribadi yang memiliki

jiwa pendidikan Islam yaitu budi pekerti, memiliki pandangan Islam yang

tidak sempit yang memperhatikan agama dan dunia secara seimbang,

memperhatikan segi-segi agama, moral dan kejiwaan dan selalu

mempelajari ilmu-ilmu serta tidak melupakan kebutuhan hidupnya.

Page 69: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

56

Hafidz (2009: 34) mengemukakan tujuan Pendidikan Islam yang

agung senantiasa selaras dengan tujuan agama itu sendiri, yaitu

mewujudkan seorang mu’min yang takut kepada Allah Swt dan bertaqwa

kepada-Nya, memperbaiki ibadahnya untuk mencapai kebahagiaan di dunia

dan akhirat, sebagaimana Allah mengutus para rasul sebagai pendidik dan

pengajar dan melengkapinya dengan berbagai kitab samawi.

D. Prinsip-prinsip Pendidikan Islam

Prinsip-prinsip Pendidikan Islam (Daulay, 2012: 11) prinsip

keseimbangan, prinsip pengembangan potensi dan prinsip pengembangan ilmu

yaitu sebagai berikut:

1. Prinsip Keseimbangan

Manusia yang dibentuk oleh pendidikan Islam akan melahirkan

manusia yang berkeseimbangan, antara:

a. Jasmani dan rohani

Manusia dibentuk dari dua unsur yang menyatu yaitu jasmani dan

rohani. Unsur jasmani berasal dari tanah dan unsur rohani berasal dari

roh yang diciptakan Allah Swt. Setelah manusia tercipta, kedua unsur itu

tetap menyatu dalam diri manusia yaitu unsur fisik yang berasal dari

tanah dan unsur spiritual yang berasal dari roh yang ditiupkan Allah.

Dalam Praktik kehidupan, kedua unsur itu memiliki lapangan masing-

masing.

Pandangan Islam kedua unsur haruslah manyatu, tidak boleh ada

dikotomis, karena masing-masing saling membutuhkan. Dalam konsep

Page 70: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

57

pendidikan Islam kedua ini menjadi objek pendidikan, ada pendidikan

fisik (jasmani) seperti olah raga dan kesehatan, serta ada unsur rohani,

untuk membentuk manusia yang dapat mengaplikasikan potensi

rohaniahnya (akal,qalb, nafs dan ruh).

b. Dunia dan Akhirat

Islam meletakkan prinsip yang berimbang antara dunia dan

akhirat, artinya dalam setiap aktivitas keseharian tergambar tentang

urgensi keduniaan dan urgensi keakhiratan.

c. Akal dan Qalbu

Allah Swt telah menganugrahkan kepada manusia akal sebagai

sarana untuk berpikir dan qalbu untuk merasa. Di sini peranan akal untuk

berpikir dan qalb untuk merasa.

d. Individu dan Masyarakat

Manusia menurut konsep Islam adalah makhluk individu

sekaligus makhluk sosial. Seseorang tidak diperbolehkan hanya

memikirkan dan mengurusi diri dan keluarganya saja, tetapi juga

mempunyai perhatian pada masyarakat, dan juga tidak diperbolehkan

pula memperhatikan dan mengurusi masyarakat saja dengan

mengabaikan dirinya dan keluarganya.

2. Prinsip Pengembangan Potensi

Allah Swt telah menciptakan potensi lahir dan batin, fisik dan non

fisik pada diri seseorang. Potensi fisik adalah tubuh jasmaniah manusia yang

terwujud nyata yang dikembangkan menjadi manusia yang sehat, segar dan

Page 71: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

58

tegar. Potensi nonfisik manusia, berupa akal, qalb, nafs dan ruh. Potensi ini

masing-masing memiliki bidangnya sendiri-sendiri. Akal untuk berpikir,

qalb untuk merasa, nafs untuk mendorong, ruh sumber kehidupan manusia.

Semua potensi ini harus dididik agar aktif melahirkan kontribusi bagi

pencapaian kemaslahatan manusia.

3. Prinsip Pengembangan Ilmu

Umat Islam pada periode pertengahan mencapai puncak kemajuan

dan menjadi mercu-suar ilmu pengetahuan di dunia. Setelah semangat

mengembangkan ilmu itu melemah, maka umat Islam mengalami fase

kemunduran dan pada fase kemunduran itu pulalah ilmu menjadi dikotomis.

E. Fungsi Pendidikan Islam

Berpijak dari pengertian Pendidikan Islam sesungguhnya sudah jelas

pada fungsi pendidikan Islam itu, yakni untuk mengembangkan fitrah dan

sumber daya insani. Karena fungsi tersebut masih begitu global dan mungkin

ferbalistik maka perlu dijabarkan dalam fungsi-fungsi yang lebih rinci, dengan

mempertimbangkan fenomena yang muncul dalam proses perkembangan

peradaban manusia, dengan asumsi bahwa peradaban manusia tumbuh

berkembang karena melalui pendidikan.

Fungsi pendidikan Islam menurut (Achmadi, 1987: 20) sebagai berikut:

1. Mengembangkan wawasan yang tepat dan benar terhadap manusia termasuk

dirinya sendiri, alam sekitarnya dan terhadap kebesaran Ilahi;

2. Mensucikan diri dari syirik dan berbagai perilaku yang tidak manusiawi;

Page 72: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

59

3. Mentransformasi dan melestarikan nilai-nilai insani yang berdasarkan nilai-

nilai Ilahi melalui pengajaran Al-Qur’an dan Sunnah Nabi;

4. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan berbagai ketrampilan untuk

menopang dan memajukan taraf hidup, baik individu maupun masyarakat.

F. Metode Pendidikan Islam

Metode pendidikan Islam bersumber pada Al-Qur’an dan Al-Hadist,

metode inilah yang sudah digunakan oleh Nabi Muhammad Saw dalam

mendidik sahabatnya. Metode pendidikan yang dilakukan oleh Nabi Saw

sangat memperhatikan aspek-aspek manusia, mencakup perkembangan akal,

jiwa, intuisi bagi setiap individu, memperhatikan tingkat kemampuan mereka,

aspek motivasi yang sangat berpengaruh dan aspek kesiapan jiwa untuk

belajar.

Metode-metode pendidikan Islam (Gunawan, 2014:260) antara lain

metode hiwar, qishah, amtsal, keteladanan, pembiasaan, mau’idzhah,

peringatan, targhib dan tarhib, praktik, ceramah, diskusi, demonstrasi, simulasi,

dan proyek. Deskripsi metode pendidikan Islam tersebut dapat dicermati

berikut ini:

1. Metode Hiwar (percakapan)

Metode hiwar ialah percakapan silih berganti antara dua pihak atau

lebih melalui tanya jawab mengenai satu topik dan dengan sengaja

diarahkan kepada satu tujuan yang dikehendaki. Contohnya dialog terdapat

dalam sunnah ialah dialog yang berlangsung antara Nabi Muhammad Saw

dengan malaikat jibril as yang terkait dengan rukun agama, yang menarik

Page 73: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

60

(memikat) perhatian para sahabat yang datang dan menarik akal mereka

untuk memahami serta mengikuti dialog dari awal hingga akhir dengan

penuh antusias.

2. Metode Qishah (kisah)

Kisah atau cerita sebagai suatu metode pendidikan mempunyai daya

tarik yang menyentuh perasaan hati seseorang. Islam menyadari sifat

alamiah manusia untuk menyenangi cerita dan menyadari pengaruhnya

sangat besar terhadap perasaan. Oleh karena itu, Islam menyuguhkan kisah-

kisah untuk dijadikan salah satu metode dalam proses pendidikan.

3. Metode Amtsal (perumpamaan)

Metode perumpamaan baik digunakan oleh para guru dalam

mengajari peserta didiknya,terutama dalam menanamkan karakter. Cara

penggunaan metode ini hampir sama dengan metode kisah yaitu dengan

berceramah (berkisah atau membacakan kisah) atau membaca teks.

4. Metode keteladanan

Keteladanan merupakan metode yang lebih efektif dan efisien,

karena peserta didik (terutama siswa pada usia pendidikan dasar atau

menengah) pada umumnya cenderung meneladani/meniru guru. Secara

psikologi siswa memang senang meniru, tidak saja yang baik, bahkan

terkadang yang buruk ditiru.

5. Metode Pembiasaan

Pembiasaan adalah sesuatu yang sengaja dilakukan secara berulang-

ulang, agar sesuatu itu dapat menjadi kebiasaan. Metode ini berintikan

Page 74: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

61

pengalaman, karena yang dibiasakan itu adalah sesuatu yang diamalkan dan

inti kebiasaan adalah pengulangan.

6. Metode Mau’idzhah (Nasihat)

Metode Mau’idzhah ialah nasihat yang lembut yang diterima oleh

hati dengan cara menjelaskan pahala atau ancamannya. Nasihat sangat

memiliki pengaruh terhadap jiwa manusia, terlebih apabila nasihat itu keluar

dari seseorang yang dicintainya.

7. Metode Peringatan

Metode peringatan merupakan penyempurnaan dari metode nasihat.

Metode peringatan ini terdapat aktivitas yang sangat jelas dalam

mengarahkan pendidikan dan memiliki pengaruh terhadap jiwa jika

dilakukan dalam waktu yang tepat dan kondisi yang tepat pula, terlebih jika

dilakukan dengan cara yang tepat.

8. Metode Targhib Tarhib

Targhib ialah janji terhadap kesenangan, kenikmatan akhirat yang

disertai dengan bujukan. Tarhib ialah ancaman karena dosa yang dilakukan.

Targhib Tarhib bertujuan agar orang mematuhi aturan Allah Swt. Akan

tetapi keduannya mempunyai titik tekan yang berbeda. Targhib agar

melakukan kebaikan yang diperintahkan oleh Allah Swt, sedangkan tarhib

agar menjauhi perbuatan jelek yang dilarang oleh Allah Swt.

9. Metode Praktik

Metode praktik dianggap sebagai metode pendidikan yang paling

penting, karena belajar dan pengalaman keduanya menghendaki metode

Page 75: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

62

secara langsung (praktik). Metode ini membuat siswa ikut serta secara aktif

dalam proses pembelajaran dan pendidikan. Metode ini menghendaki usaha

individu peserta didik terhadap pengetahuan dan ketrampilan serta

mempraktikkannya.

10. Metode Ceramah

Metode ceramah merupakan cara menyajikan pelajaran melalui

penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa.

Cara mengajar dengan ceramah dapat dikatakan juga sebagai teknik kuliah,

yaitu cara mengajar dengan menyampaikan keterangan atau informasi atau

uraian tentang pokok persoalan serta masalah secara lisan (verbal).

11. Metode Diskusi

Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan

siswa pada sesuatu permasalahan. Dalam proses pembelajaran, metode ini

mendapatkan perhatian yang lebih khusus, karena dengan metode diskusi

dapat merangsang siswa berpikir atau mengeluarkan pendapat sendiri.

12. Metode Demonstrasi

Metode Demonstrasi adalah metode pembelajaran dengan

menggunakan peragaan yang berguna untuk memperjelas suatu pengertian

atau konsep-konsep atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan

sesuatu kepada siswa.

13. Metode Simulasi

Metode simulasi ialah cara penyajian pengalaman belajar dengan

menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip atau

Page 76: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

63

ketrampilan lain. Simulasi dapat digunakan sebagai metode mengajar

dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara

langsung pada objek yang sebenarnya.

14. Metode Proyek

Metode ini dalam pelaksanaannya siswa disuguhi dengan berbagai

macam masalah dan siswa bersama-sama menghadapi masalah tersebut

dengan mengikuti langkah-langkah tertentu secara ilmiah, logis dan

sistematis.

Metode-metode dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dalam

proses pembelajaran pendidikan Islam dapat menggunakan beberapa metode

untuk memberikan pembelajaran kepada peserta didik. Metode yang digunakan

harus sesuai dengan materi yang akan diajarkan, karena materi ada porsinya

masing-masing dalam penggunaan metode.

Page 77: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

64

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Konsep Pendidikan Karakter

1. Ruang Lingkup

Pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan seseorang,

terutama untuk anak yang masih kecil. Anaklah yang akan menjadi generasi

penerus bagi keluarga, teman, dan bangsa. Pendidikan adalah usaha manusia

untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai yang terdapat

dimasyarakat dan bangsa. Undang-undang RI No 20 (2003: 2) menyebutkan

bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,bangsa, dan negara.

Pendidikan karakter sebagai proses pemberian tuntunan kepada

peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam

dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Pendidikan karakter dapat

dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan

moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan

peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa

yang baik, dan mewujudkan kabaikkan itu dalam kehidupan sehari-hari

dengan sepenuh hati. Pendidikan karakter juga bisa diartikan sebagai

pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai karakter pada peserta didik

Page 78: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

65

sehingga memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya dan dapat

menghasilkan sosok manusia yang berkualitas dan memiliki masa depan.

Kementrian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) telah merumuskan

18 (Delapan Belas) pilar pendidikan karakter yang akan ditanamkan dalam

diri peserta didik sebagai upaya membangun karakter bangsa. 18 (Delapan

Belas) pilar pendidikan karakter telah mencakup nilai-nilai karakter dalam

berbagai agama, termasuk Islam yang telah disesuaikan dengan kaidah-

kaidah ilmu pendidikan secara umum, sehingga lebih implementatif untuk

diterapkan dalam praksis pendidikan, baik sekolah maupun madrasah.

Pilar-pilar pendidikan karakter ini berbeda dengan kementrian-

kementrian lain yang juga menaruh perhatian terhadap karakter bangsa.

Kementrian Agama melalui Direktoral Jendral Pendidikan Islam

mencanangkan nilai karakter dengan merujuk pada Nabi Muhammad Saw

sebagai tokoh agung yang paling berkarakter.

Pilar-pilar pendidikan karakter di antaranya adalah perilaku religius,

jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin

tahu, semangat kebangsaan atau nasionalisme, cinta tanah air, menghargai

prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,

peduli sosial, dan tanggung jawab, (Suyadi, 2013: 8) berikut penjelasannya:

1. Religius

Religius yakni ketaatan dan kepatuhan dalam memahami dan

melaksanakan ajaran agama (aliran kepercayaan) yang dianut, termasuk

dalam hal ini adalah sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama

Page 79: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

66

(aliran kepercayaan) lain serta hidup rukun dan berdampingan. Religius

juga diartikan sebagai nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuahn.

Menunjukkan bahwa pikiran, perkataan dan tindakan seseorang yang

diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan dan ajaran

agamanya.

2. Jujur

Jujur yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan kesatuan

antara pengetahuan, perkataan dan perbuatan (mengetahui yang benar,

mengatakan yang benar dan melakukan yang benar), sehingga

menjadikan orang yang bersangkutan sebagai pribadi yang dapat

dipercaya. Jujur diartikan sebagai perilaku yang didasarkan pada upaya

menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam

perkataan, tindakan dan pekerjaan.

3. Toleransi

Toleransi yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan

penghargaan terhadap perbedaan agama, aliran kepercayaan, suku, adat,

bahasa, ras, etnis, pendapat dan hal-hal lain yang berbeda dengan dirinya

secara sadar dan terbuka, serta dapat hidup tenang di tengah perbedaan

tersebut.

4. Disiplin

Disiplin adalah kebiasaan dan tindakan yang konsisten terhadap

segala bentuk peraturan atau tata tertib yang berlaku. Disiplin juga

Page 80: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

67

diartikan sebagai tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh

pada berbagai ketentuan dan peraturan.

5. Kerja Keras

Kerja keras yakni perilaku yang menunjukkan upaya secara

sungguh-sungguh (berjuang hingga titik darah penghabisan) dalam

menyelesaikan berbagai tugas, permasalahan, pekerjaan dan lain-lain

dengan sebaik-baiknya. Kerja keras yang mesti dilakukan adalah hal-hal

yang baik-baik, memperhatikan supaya segala urusannya dapat berbuah

lezat dan dapat dirasakan manfaatnya, baik usaha itu tertuju pada bidang

pelajaran ataupun pekerjaan.

6. Kreatif

Kreatif yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan inovasi

dalam berbagai segi dalam memecahkan masalah, sehingga selalu

menemukan cara-cara baru, bahkan hasil-hasil baru yang lebih baik dari

sebelumnya, dan berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan

cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki

7. Mandiri

Mandiri yakni sikap dan perilaku yang tidak tergantung pada

orang lain dalam menyelesaikan berbagai tugas maupun persoalan.

Namun hal ini bukan berarti boleh kerja sama secara kolaboratif,

melainkan tidak boleh melemparkan tugas dan tanggung jawab kepada

orang lain.

Page 81: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

68

8. Demokratis

Demokratis yakni sikap dan cara berpikir yang mencerminkan

persamaan hak dan kewajiban secara adil dan merata antara dirinya

dengan orang lain. Demokratis adalah Pembelajaran yang dialogis dan

interaktif, keterlibatan semua peserta didik secara aktif selama

pembelajaran dan menghargai setiap pendapat peserta didik.

9. Rasa Ingin Tahu

Rasa ingin tahu yakni cara berpikir, sikap dan perilaku yang

mencerminkan penasaran dan keingintahuan terhadap segala hal yang

dilihat, didengar dan dipelajari secara mendalam. Kuriositas (rasa ingin

tahu) adalah emosi yang dihubungkan dengan perilaku mengorek secara

alamiah seperti eksplorasi, investigasi dan belajar.

10. Semangat Kebangsaan atau Nasionalisme

Semangat kebangsaan atau nasionalisme yakni sikap dan tindakan

yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan

pribadi atau individu dan golongan. Bekerjasama dengan teman yang

berbeda suku/etnis dan mengaitkan materi pelajaran dengan peristiwa

yang menumbuhkan rasa nasionalisme dan patriotisme.

11. Cinta Tanah Air

Cinta tanah air yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan rasa

bangga, setia, peduli dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,

budaya, ekonomi, politik dan sebagainya, sehingga tidak mudah

menerima tawaran bangsa lain yang dapat merugikan bangsa sendiri.

Page 82: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

69

12. Menghargai Prestasi

Menghargai prestasi yakni sikap terbuka terhadap prestasi orang

lain dan mengakui kekurangan diri sendiri tanpa mengurangi semangat

berprestasi yang lebih baik. Memberi kesempatan kepada peserta didik

untuk menampilkan ide, bakat dan kreasi, pujian kepada peserta didik

yang telah menyelesaikan tugas dengan baik, mengajukan ide cemerlang

atau menghasilkan suatu karya, dan trampil.

13. Komunikatif, Senang bersahabat atau Proaktif

Komunikatif, senang bersahabat atau proaktif yakni sikap dan

tindakan terbuka terhadap orang lain melalui komunikasi yang santun

sehingga tercipta kerja sama secara kolaboratif dengan baik.

14. Cinta Damai

Cinta damai yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan

suasana damai, aman, tenang dan nyaman atas kehadiran dirinya dalam

komunitas atau masyarakat tertentu. Tidak saling mengejek dan

memburuk-burukkan orang lain, saling menjalin kerjasama dan tolong

menolong dan menciptakan suasana damai dilingkungan sekolah

15. Gemar Membaca

Gemar membaca yakni kebiasaan dengan tanpa paksaan untuk

menyediakan waktu secara khusus guna membaca berbagai informasi,

baik buku, jurnal, majalah, koran dan sebagainya, sehingga menimbulkan

kebijakan bagi dirinya.

Page 83: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

70

16. Peduli Lingkungan

Peduli lingkungan yakni sikap dan tindakan yang selalu berupaya

menjaga dan melestarikan lingkungan sekitar. sikap dan tindakan yang

selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di

sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki

kerusakan alam yang sudah terjadi.

17. Peduli Sosial

Peduli sosial yakni sikap dan perbuatan yang mencerminkan

kepedulian terhadap orang lain maupun masyarakat yang

membutuhkannya. Tanggap terhadap teman yang mengalami kesulitan,

tanggap terhadap keadaan lingkungan, kaba baiak bahimbauan, kaba

buruak ba hambauan (kabar baik dipanggil kabar buruk diusir)

seandainya memperoleh kabar baik maka hendaknya disampaikan dan

barek samo dipikuo, ringan samo dijinjiang (berat sama dipikul, ringan

sama dijinjing).

18. Tanggung Jawab

Tanggung jawab yakni sikap dan perilaku seseorang dalam

melaksanakan tugas dan kewajibannya, baik yang berkaitan dengan diri

sendiri, sosial, masyarakat, bangsa, negara maupun agama. Selalu

melaksanakan tugas sesuai dengan aturan/ kesepakatan dan bertanggung

jawab terhadap semua tindakan yng dilakukan.

Demikianlah kedelapan belas nilai karakter yang dicanangkan

Kemendiknas dalam upaya membangun karakter bangsa melalui pendidikan

Page 84: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

71

di sekolah/madrasah. Selanjutnya Menurut suparlan, para penggiat

pendidikan karakter mencoba melukiskan pilar-pilar penting dalam

pendidikan karakter, diantaranya adalah: Responsibility (tanggung jawab),

Respect (rasa hormat), Fairness (keadilan), Caurage (keberanian), Honesty

(kejujuran), Citizenship (kewarganegaraan), Self-discipline (disiplin diri),

dan Caring (peduli), Perseverance (ketekunan) (Asmani: 2011: 50).

Kesembilan pilar di atas, dijelaskan bahwa nilai-nilai dasar

kemanusiaan harus dikembangkan melalui pendidikan bervariasi antara lima

sampai sepuluh aspek. Pendidikan karakter memang harus mulai dibangun

di rumah (home), dan dikembangkan di lembaga pendidikan sekolah

(school), bahkan diterapkan secara nyata di dalam masyarakat (community)

dan termasuk di dalamnya adalah dunia usaha dan dunia industri (business).

Pendapat lain dari Suyanto menyebutkan 9 pilar karakter yang

berasal dari nilai-nilai luhur universal manusia, yang kelihatannya sedikit

berbeda dengan 9 pilar yang telah disebutkan sebelumnya. Sembilan pilar

karakter itu adalah: cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya, kemandirian dan

tanggung jawab, kujujuran dan amanah, hormat dan santun, dermawan, suka

tolong-menolong dan gotong royong atau kerja sama, percaya diri dan

pekerja keras, kepemimpinan dan keadilan, baik dan rendah hati, dan

toleransi, kedamaian dan kesatuan.

Jumlah dan jenis pilar yang dipilih tentu akan dapat berbeda antara

satu daerah atau sekolah yang satu dengan yang lain, tergantung pada

kepentingan dan kondisi masing-masing. Perbedaan itu juga dapat terjadi

Page 85: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

72

karena pandangan dan pemahaman yang berbeda terhadap pilar-pilar yang

lain, masing-masing memiliki pendapat, akan tetapi tujuannya sama yaitu

untuk memfasilitasi peserta didik menjadi orang yang memiliki kualitas

moral yang baik.

2. Metode

Proses pendidikan, dalam pendidikan karakter diperlukan metode-

metode pendidikan yang mampu menanamkan nilai-nilai karakter baik

kepada siswa, sehingga siswa bukan hanya tahu tentang moral (karakter)

atau moral knowing. Tetapi juga di harapkan mereka mampu melaksanakan

moral atau moral action yang menjadi tujuan utama pendidikan karakter.

Pembelajaran pendidikan karakter dapat dilakukan substansi materi,

pendekatan, metode dan model evaluasi yang dikembangkan. Tidak semua

substansi materi cocok untuk semua karakter yang akan di kembangkan.

Pada prinsipnya semua mata pelajaran dapat digunakan sebagai alat untuk

mengembangkan karakter peserta didik, namun agar tidak terjadi tumpang

tindih dan terabaikannya salah satu karakter yang akan dikembangkan, perlu

dilakukan pemetaan berdasarkan pendekatan materi dengan karakter yang

akan dikembangkan.

Zuchdi (2010: 46-50) Pendekatan dan metode meliputi Inkulkasi

(inculcation), keteladanan (modeling,qudwah), fasilitas (facilitation) dan

pengembangan ketrampilan (skill building). Dalam pendidikan karakter,

pemodelan atau pemberian teladan merupakan strategi yang biasa

digunakan. Ada dua syarat yang harus dipenuhi, yaitu: guru harus berperan

Page 86: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

73

sebagai model yang baik bagi peserta didik dan anaknya dan peserta didik

harus meneladani orang terkenal yang berakhlak mulia, yaitu Nabi

Muhammad Saw. Cara guru menyelesaikan masalah dengan adil,

menghargai pendapat anak dan mengkritik orang lain dengan santun

merupakan perilaku secara alami dijadikan model bagi anak.

Metode pendidikan karakter yang bisa diterapkan selain metode-

metode di atas dalam proses pembelajaran ada juga metode hiwar atau

percakapan, Metode Qishah atau cerita, Metode Amtsal atau perumpamaan,

Metode uswah atau keteladanan, Metode pembiasaan, Metode ‘ibrah dan

mau’idah dan Metode Targhib dan tarhib (janji dan ancaman). Metode-

metode bermacam-macam yang bisa digunakan dalam proses pembelajaran,

akan tetapi hanya satu tujuannya untuk membentuk karakter peserta didik

dan menjadikannya berakhlak mulia.

B. Konsep Pendidikan Karakter dalam Perspektif Pendidikan Islam

1. Ruang lingkup

Pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam, pendidikan

karakter secara teoretik sebenarnya telah ada sejak Islam diturunkan di

dunia, seiring dengan diutusnya Nabi Muhammad Saw untuk memperbaiki

atau menyempurnakan akhlak (karakter) manusia. Ajaran Islam sendiri

mengandung sistematika ajaran yang tidak hanya menekankan pada aspek

keimanan, ibadah dan mu’amalah, tetapi juga akhlak.

Istilah al-khuluq (karakter) dalam pendidikan Islam adalah bentuk

jamak dari akhlak. Kondisi batiniah (dalam) bukan kondisi luar yang

Page 87: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

74

mencakup al-thab’u (tabiat) dan al-sajiyah (bakat) dalam terminologi

psikologi, karakter adalah watak, perangai, sifat dasar yang khas, satu sifat

atau kualitas yang tetap terus menerus dan kekal yang dapat dijadikan ciri

untuk mengidentifikasi seorang pribadi. Elemen karakter terdiri atas

dorongan-dorongan, insting, refleks-refleks, kebiasaan-kebiasaan,

kecenderungan-kecenderungan, perasaan, emosi, sentimen, minat, kebajikan

dan dosa serta kemauan (Mujib, 2006: 45).

Karakter dikembangkan melalui tahap pengetahuan (knowing),

acting, menuju kebiasaan (habit). Karakter tidak sebatas pada pengetahuan.

Seseorang yang memiliki pengetahuan tentang kebaikan belum tentu

mampu bertindak sesuai dengan pengetahuannya jika tidak terlatih untuk

melakukan kebaikan tersebut, karakter tidak sebatas pengetahuan. Karakter

lebih dalam lagi,menjangkau wilayah emosi dan kebiasaan diri. Dengan

demikaian, diperlukan komponen karakter yang baik (companents of good

character) yaitu moral knowing atau pengetahuan tentang moral, moral

feeling atau perasaan tentang moral dan moral action atau perbuatan moral.

Hal ini diperlukan siswa didik agar mampu memahami, merasakan dan

mengerjakan sekaligus nilai-nilai kebajikan (Zubaedi, 2012: 110).

Nilai-nilai karakter dalam pembelajaran pendidikan karakter antara

lain perilaku religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri,

demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan atau nasionalisme, cinta

tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca,

peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab, juga termasuk dalam

Page 88: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

75

ajaran Islam yaitu aspek keimanan, ibadah dan mu’amalah juga akhlak.

Aspek-aspek dalam ajaran Islam termasuk didalamnya aspek ajaran nilai

karakter, diantaranya: Aspek keimanan meliputi nilai: perilaku religius,

sedangkan Aspek Ibadah meliputi nilai:kerja keras, kreatif, disiplin,

mandiri, peduli lingkungan, peduli sosial, gemar membaca dan yang

termasuk Aspek Mu’amalah meliputi nilai: jujur, toleransi, demokratis, rasa

ingin tahu, semangat kebangsaan atau nasionalisme, cinta tanah air,

menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, dan tanggung jawab.

Nilai karakter yang dicanangkan Kemendiknas di atas, sama halnya

dengan pendidikan Islam. Aspek-aspek yang akan ditanamkan pada peserta

didik keduannya memiliki persamaan dan saling berkaitan dalam upaya

membangun karakter bangsa melalui pendidikan di sekolah, dapat

diimplementasikan kepada peserta didik agar jadi penerus bangsa yang

berkarakter baik, selalu mengetahui kebaikan, mencintai kebaikan dan

melakukan kebaikan dalam kehidupannya.

2. Metode

Pendidikan karakter dalam pendidikan Islam haruslah ada metode

pembelajaran yang digunakan. Metode pembelajaran yang digunakan di

sekolah lebih banyak dan bervariasi yang tidak mungkin semua

dikemukakan secara detail. Metode pembelajaran tersebut adalah “mission

screed” yaitu sebagai penyalur hikmah, penebar rahmat Allah Swt kepada

anak didik agar menjadi anak yang sholeh. Semua pendekatan dan metode

pendidikan dan pengajaran (pembelajaran) haruslah mengacau pada tujuan

Page 89: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

76

akhir pendidikan yaitu terbentuknya anak yang berkarakter taqwa dan

berakhlak budi pekerti yang luhur. Metode pembelajaran dikatakan

mengemban misi suci karena metode sama pentingnya dengan substansi dan

tujuan pembelajaran.

Metode pendidikan Islam bersumber pada Al-Qur’an dan Al-Hadist,

metode inilah yang sudah digunakan oleh Nabi Muhammad Saw dalam

mendidik sahabatnya. Metode pendidikan yang dilakukan oleh Nabi Saw

sangat memperhatikan aspek-aspek manusia, mencakup perkembangan akal,

jiwa, intuisi bagi setiap individu, memperhatikan tingkat kemampuan

mereka, aspek motivasi yang sangat berpengaruh dan aspek kesiapan jiwa

untuk belajar.

Pendidikan karakter dalam prosesnya, diperlukan metode-metode

pendidikan yang mampu menanamkan nilai-nilai karakter baik kepada

siswa, sehingga siswa bukan hanya tahu tentang moral (karakter) atau moral

knowing, tetapi juga di harapkan mereka mampu melaksanakan moral atau

moral action yang menjadi tujuan utama pendidikan karakter. Metode

pendidikan karakter sama dengan metode pendidikan Islam yaitu: Metode

percakapan, metode cerita, metode perumpamaan, metode keteladanan,

metode pembiasaan, metode nasihat dan metode janji dan ancaman. Jadi,

metode yang digunakan dalam pendidikan karakter dan pendidikan Islam

sama.

Metode pembelajaran di atas sangat penting dalam proses

pembelajaran. Hal yang penting yang tidak bisa di tinggalkan menurut

Page 90: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

77

Achmadi (1987: 139) yaitu Isi pendidikan Islam, untuk mencapai tujuan

pendidikan Islam sebagaimana telah dibicarakan terdahulu perlu adanya isi

atau materi pendidikan Islam yang berupa ilmu pengetahuan dan nilai-nilai

yang disampaikan dan di internalisasikan pada subjek didik melalui

interaksi pendidikan.

Materi pendidikan Islam akan mudah diterima oleh subjek didik

apabila sesuai dengan fitrahnya sehingga usaha pendidikan ibarat gayung

bersambut karena pendidikan sekedar memberikan sesuatu yang memang di

butuhkan. Pada dasarnya materi pendidikan Islam yang sumber utamanya

dari Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah adalah ilmu Allah Swt, yang dengan

ilmu tersebut diharapkan dapat mengantarkan subjek didik ketujuan

pendidikan yang tertinggi dan terakhir (Achmadi, 1987: 140), yaitu sebagai

berikut:

1. Ma’rifatullah dan taabud ilallah;

2. Mampu berperan sebagai khalifatullah filardli;

3. Memperoleh kebahagian hidup di dunia dan akhirat.

Ilmu Allah Swt secara tersurat dapat dikaji dari Al-Qur’an dan

Sunnah Rasulullah sebagai penjelasannya dan secara tersirat dapat diperoleh

dari alam semesta dan segala isinya sebagai ciptaannya.

C. Implikasi Konsep Pendidikan karakter terhadap proses Pendidikan Islam

Pendidikan karakter dalam pendidikan Islam adalah hal terpenting yang

tidak bisa dipisahkan. Pendidikan Islam mencakup pendidikan karakter, dalam

pendidikan Islam unsur yang ada selain tentang agama juga ada unsur akhlak

Page 91: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

78

dan budi pekerti. Pendidikan Islam tidak hanya mencakup pendidikan karakter,

pendidikan umum lainnya juga ada.

Pendidikan karakter yang telah dibahas, dalam upaya membangun

karakter bangsa melalui pendidikan sekolah atau madrasah berkaitan juga

dengan pendidikan karakter dalam perspektif Islam yang mengacu pada

karakter Nabi Muhammad Saw yang ajaran Islam menekankan pada aspek

keimanan, ibadah dan mu’amalah, tetapi juga akhlak. Sementara menurut

kemendiknas, nilai 18 (Delapan Belas) pendidikan karakter telah mencakup

dalam berbagai aspek. Pendidikan karakter dan pendidikan Islam memiliki

kesamaan dalam metode pembelajarannya, misalnya sama-sama menggunakan

metode dialog, cerita, perumpamaan dan lain sebagainya. Pendidikan karakter

juga memiliki tujuan yang sama dalam membentuk moral peserta didik,

menjadikan manusia yang seutuhnya.

Proses pendidikan karakter agar bisa berjalan dengan baik terutama

dalam dunia pendidikan harus ada pendidik yang benar-benar mampu

membawa anak didiknya menjadi lebih baik, dan juga peran keluarga sangat

penting untuk membentuk watak, jiwa peserta didik. Agar peserta didik

kedepannya menjadi pribadi yang baik, pribadi yang berakhlak yang berguna

untuk dirinya sendiri, keluarga maupun bangsa. Pendidik juga harus

memperhatikan metode-metode pembelajaran yang akan diajarkan kepada

peserta didik agar dapat berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuan akhir

yaitu menjadikan dan membentuk peserta didik yang berakhlak mulia.

Page 92: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

79

Implikasi pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

memiliki kesamaan baik dari metode pembelajaran maupun tujuannya dalam

membentuk pribadi yang baik bagi peserta didik akan berdampak positif, jika

pendidikan karakter sudah diterapkan peserta didik oleh pendidik dengan

menggunakan metode-metode pembelajaran sesuai dengan yang diajarkan,

maka dengan mudah akan dapat dikembangkan, juga tidak terlepas dari peran

keluarga dan pendidik yang mempunyai peranan dalam membentuk pribadi

peserta didik menjadi lebih baik. Berkaitan dengan itu, pendidikan karakter dan

pendidikan Islam dapat diimplementasikan dalam dunia pendidikan agar

peserta didik tumbuh dan berkembang dengan berkarakter dan berakhlak

mulia.

Page 93: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

80

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Konsep pendidikan karakter

Pendidikan karakter merupakan proses pemberian tuntunan kepada

peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam

dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Pendidikan karakter bertujuan

untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang seutuhnya (insan

kamil), yang memiliki akhlak mulia, terpadu dan seimbang. Pendidikan

karakter memiliki nilai-nilai karakter yang akan diajarkan kepada peserta

didik, nilai-nilai itu tidak hanya 18 (Delapan Belas) yang telah di paparkan

oleh Kemendiknas melainkan ada banyak para ahli yang menyebutkan 9

(Sembilan) nilai, 5 (Lima). Masing-masing memiliki pendapat yang

berbeda-beda, pada dasarnya tujuannya sama untuk memfasilitasi peserta

didik dalam memperoleh karakter yang baik dan menjadi manusia yang

sesungguhnya dengan menggunakan metode pembelajaran yang meliputi

Inkulkasi (inculcation), keteladanan (modeling,qudwah), fasilitas

(facilitation) dan pengembangan ketrampilan (skill building).

2. Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

Pendidikan karakter secara teoretik sebenarnya telah ada sejak Islam

diturunkan di dunia, seiring dengan diutusnya Nabi Muhammad Saw untuk

memperbaiki atau menyempurnakan akhlak (karakter) manusia. Ajaran

Islam sendiri mengandung sistematika ajaran yang tidak hanya menekankan

Page 94: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

81

pada aspek keimanan, ibadah dan mu’amalah, tetapi juga akhlak. Nilai

karakter yang dicanangkan Kemendiknas, sama halnya dengan pendidikan

Islam. Aspek-aspek yang akan ditanamkan pada peserta didik keduannya

memiliki persamaan dan saling berkaitan dalam upaya membangun karakter

bangsa melalui pendidikan di sekolah, dapat diimplementasikan kepada

peserta didik agar jadi penerus bangsa yang berkarakter baik, selalu

mengetahui kebaikan, mencintai kebaikan dan melakukan kebaikan dalam

kehidupannya. Metode yang digunakan yaitu: Metode percakapan, metode

cerita, metode perumpamaan, metode keteladanan, metode pembiasaan,

metode nasihat dan metode janji dan ancaman.

3. Implikasi konsep pendidikan karakter terhadap prose pendidikan Islam

Pendidikan karakter berdasarkan dalil Al-Qur’an dan Sunnah,

memiliki kesamaan yang diajarkan dalam pendidikan Islam baik dari

metode pembelajaran maupun tujuannya dalam membentuk pribadi yang

baik bagi peserta didik akan berdampak positif, jika pendidikan karakter

sudah diterapkan peserta didik oleh pendidik dengan menggunakan metode-

metode pembelajaran sesuai dengan yang diajarkan, maka dengan mudah

akan dapat dikembangkan, juga tidak terlepas dari peran keluarga dan

pendidik yang mempunyai peranan dalam membentuk pribadi peserta didik

menjadi lebih baik. Berkaitan dengan itu, pendidikan karakter dan

pendidikan Islam dapat diimplementasikan dalam dunia pendidikan agar

peserta didik tumbuh dan berkembang dengan berkarakter dan berakhlak

mulia.

Page 95: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

82

B. Saran

1. Bagi Lembaga Pendidikan

Pemerintah Indonesia mampu mengeluarkan kebijakan-kebijakan

yang mengarah pada pembentukan karakter positif serta penerapan nilai-

nilai pendidikan karakter untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

2. Bagi Guru

Guru sebagai pemeran pendidikan karakter hendaknya mengetahui

nilai-nilai karakter yang wajib ditanamkan pada diri anak dan guru

memberikan dukungan kepada peserta didik untuk menerapkan nilai-nilai

pendidikan karakter untuk mencapai tujuan pendidikan.

Page 96: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

83

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Abdurrahman Saleh. 2005. Teori-teori Pendidikan berdasarkan Al-

Qur’an. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Achmadi. 1987. Ilmu Pendidikan Islam. Salatiga: Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo.

Al-Abrasyi, M Athiyah. 1993. Dasar-dasar Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bulan

Bintang.

Amin, Ahmad. 1983. Etika (Ilmu Akhlak). Jakarta: PT Bulan Bintang.

Anton, Bakker. 1984. Metode-metode Filsafat. Jakarta: Ghaila Indonesia.

Anton, Bakker dan Ahmad Charis. 1990. Metodologi Penelitian Filsafat. Jakarta:

Kanisius.

Arifin, M. 1986. Ilmu Perbandingan Pendidikan. Jakarta: Golden Terayon Press.

Baharuddin dan Moh Makin. 2010. Manajemen Pendidikan Islam. Malang: UIN-

Maliki Press.

Daradjat, Zakiah. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Daulay, Haidar Putra dan Nurgaya Pasa. 2012. Pendidikan Islam dalam

mencerdaskan Bangsa. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Fathurrohman, Pupuh, AA Suryana, & Fenny Fatriany. 2013. Pengembangan

Pendidikan Karakter. Bandung: PT Refika Aditama.

Gunawan, Heri. 2014. Pendidikan Islam kajian teoretis dan Pemikiran Tokoh.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Hafidz, Muhammad dan Kastolani. 2009. Pendidikan Islam antara Tradisi dan

Modernitas. Salatiga-jawa tengah: STAIN Salatiga Press.

Page 97: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

84

https://andregiawaministry.wordpress.com2013/7/4/pengertianpendidikan, diakses

11 september 2015 pukul 13.21 wib.

Kesuma, Dharma, Cepi Triatna, & Johar Permana. 2011. Pendidikan Karakter

kajian Teori dan Praktik di Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Koesoema, Doni. 2011. Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman

Global. Jakarta: Grasindo.

Muhaimin dan Abdul Mujib. 1993. Pemikiran Pendidikan Islam kajian filosofis

dan kerangka Dasar Operasionalisasinya. Bandung: PT Trigenda Karya

Mulyasa. 2011. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara.

Muslich, Masnur. 2011. Pendidika Karakter Menjawab Tantangan Krisis

Multidimensional. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Mustari, Mohamad. 2011. Nilai Karakter Refleksi untuk Pendidikan Karakter.

Yogyakarta: Laksbang Pressindo.

Narwanti, Sri. 2011. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Familia.

Saptono. 2011. Dimensi-dimensi Pendidikan Karakter. Jakarta: Erlangga.

Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja

Rosdaya.

Wibowo, Agus. 2012. Pendidikan Karakter Strategi Membangun Karakter

Bangsa Berperadaban. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Wiyani, Novan Ardy. 2013. Membumikan Pendidikan Karakter di SD. Jogjakarta:

AR-Ruzz Media.

Yasin, Fatah. 2008. Dimensi-dimensi Pendidikan Islam. Malang: UIN-Malang

Pess.

Zubaedi. 2012. Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Kencana.

Page 98: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

85

Zuchdi, Darmiyati. 2009. Pendidikan Karakter Grand Design dan Nilai-nilai

Target. Yogyakarta: UNY Press

Page 99: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

86

Page 100: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

87

Page 101: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

88

Page 102: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

89

Page 103: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/222/1/Nur Hidayah_11111217.pdf · Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam

90