kontinuitas dan perubahan gendang patam-patam … · kontinuitas dan perubahan gendang patam-patam...

163
i KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO SKRIPSI SARJANA DIKERJAKAN O L E H NOVALINDA TRINGANI GINTING NIM : 060707015 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI MEDAN 2012

Upload: lamquynh

Post on 09-Apr-2019

260 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

i

KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM

MUSIK TRADISIONAL KARO

SKRIPSI SARJANA

DIKERJAKAN

O

L

E

H

NOVALINDA TRINGANI GINTING

NIM : 060707015

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI

MEDAN

2012

Page 2: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

ii

KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM

MUSIK TRADISIONAL KARO

SKRIPSI SARJANA

DIKERJAKAN

O

L

E

H

NOVALINDA TRINGANI GINTING

NIM : 060707015

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Drs. Mauly Purba M.A.,Ph.D Drs. Perikuten Tarigan,M.Si

NIP. 1961 0829 1989 031003 NIP. 1958 0402 1987 031003

Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat Ujian Sarjana Seni dalam bidang Ilmu Etnomusikologi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI

MEDAN

2012

Disetujui

Page 3: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

iii

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI

Ketua,

Drs. Muhammad Takari, M.Hum.,Ph.D

NIP. 196512211991031001

Page 4: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

iv

PENGESAHAN

Diterima oleh:

Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana Seni dalam bidang Etnomusikologi pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan.

Medan

Hari : Senin

Tanggal : 6 Februari 2012

FAKULTAS ILMU BUDAYA USU

Dekan,

Dr. Syahron Lubis, M.A

NIP. 1951 1013 1976 031001

PANITIA UJIAN

No. Nama Tanda Tangan

1. Drs. Muhammad Takari, M.Hum.,Ph.D ( )

2. Dra. Heristina Dewi M.Pd ( )

3. Prof. Drs Mauly Purba, M.A.,Ph.D ( )

4. Drs. Perikuten Tarigan, Msi ( )

5. Drs. Fadlin M.A ( )

PERNYATAAN

Page 5: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

v

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan

Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu

dalam skripsi ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, 11 Januari 2012

Novalinda Tringani Ginting Nim 060707015

Page 6: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

vi

ABSTRAKSI

Skripsi ini berjudul Kontinuitas Dan Perubahan Gendang patam-patam

Dalam Musik Tradisional Karo. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui bagaimana kontinuitas dan perubahan gendang patam-patam dalam musik tradisional Karo. Hal lainnya yaitu untuk melihat bagaimana pola umum ritem gendang patam-patam bunga ncole yang dibawakan oleh tiga orang pemain musik Karo yaitu Fakta Ginting, Sakti Sembiring dan Yanto Ginting.

Skripsi ini membicarakan bagaimana gendang patam-patam dalam kebudayaan masyarakat Karo,khususnya pada Karo Gugung, dan perubahan yang terjadi karena perubahan instrumen musiknya. Dengan adanya gendang kibod (sebutan lokal) gendang patam-patam yang dikenal sebagai salah satu komposisi musik tradisional Karo diprogram dalam bentuk pola ritem yang lagu-lagu apa saja dapat “dimasukkan” atau dimainkan. Pola ritem ini diprogram oleh musisi Karo yang mana koleksi program dari gendang patam-patam ada yang sama (dengan variasi) tetapi ada juga yang berbeda, baik dari sisi pola ritme, tempo maupun warna bunyi instrumentalnya.

Walaupun terjadi perubahan dalam gendang patam-patam namun ada pula unsur yang masih kontinu seperti melodi dan pola ritem dari gendang anak, penganak, dan unsur bunyi gung. Meskipun telah terjadi perubahan pada instrumen musik dan juga warna bunyi instrumennya namun gaya musik ini tetap disebut sebagai gendang patam-patam. Kata Kunci: Gendang patam-patam bunga ncole, komposisi, pola ritem, program, gendang lima sendalanen, gendang kibod, Fakta Ginting, Sakti Sembiring, dan Yanto Ginting.

Page 7: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat

dan rahmat yang senantiasa diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-

PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO. Skripsi ini merupakan hasil

serta perjuangan dari ilmu yang telah penulis dapatkan selama menjalani kuliah di

Departeman Etnomusikologi, Universitas Sumatera Utara kurang lebih lima tahun

ini. Terwujudnya skripsi ini juga tidak terlepas dari doa serta dukungan dari orang-

orang yang penulis kasihi, yaitu;

Kepada kedua orang tua yang sangat-sangat penulis sayangi yaitu Drs. Madju

Ginting dan Rosmawati br. Pinem, saya mengucapkan terimakasih banyak atas doa

yang senantiasa kalian panjatkan kepada saya, dan untuk kesabaran serta dukungan

baik moril maupun materil. Kasih kalian tiada batasnya yang membuat saya tetap

sabar dalam menghadapi semua masalah yang ada, begitu pula dengan nenek tigan

saya yang telah mendoakan saya dengan setulus hati saya ucapkan terimakasih.

Kepada saudara/i saya, Ivo Nuhita Ginting, Mia Veraulin Ginting S.S, dan

Segudan Bosco Ginting Amd, saya mengucapkan banyak terimakasih buat perhatian

kakak dan abang yang begitu besar selama ini yang selalu mendoakan, memberi

semangat dan juga mendukung saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

Kepada yang saya sayangi dan kasihi Berlin Immanuel Tambunan S.E yang

setia menemani dan membantu saya selama proses penelitian dilapangan, saya

ucapkan terimakasih atas doa, dukungan, kesabaran, motivasi sehingga saya dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Page 8: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

viii

Kepada Ketua dan Sekretaris Departemen Etnomusikologi Universitas

Sumatera Utara Bapak Drs. Muhammad Takari, M. Hum.,Ph.D dan Ibu Dra.

Heristina Dewi, M. Pd, saya mengucapkan banyak terimakasih untuk perhatian dan

bantuannya selama menjalani proses penulisan skripsi saya hingga selesai.

Kepada Pembimbing I Bapak Prof. Mauly Purba M.A.,Ph.D, dan

Pembimbing II saya Bapak Drs. Perikuten Tarigan, M.Si saya mengucapkan banyak

terimakasih atas bimbingan yang telah Bapak berikan selama proses penulisan

skripsi saya ini sehingga skripsi ini dapat saya selesaikan.

Kepada Seluruh Dosen Departemen Etnomusikologi yaitu Bapak Drs. Torang

Naiborhu M.Hum selaku Dosen akademik, Drs. Bapak Kumalo Tarigan M.A, Ibu

Dra. Rita Hutajulu M.A, Bapak Drs. Bebas Sembiring M.Si, Bapak Drs. Irwansyah

Harahap M.A, Bapak Drs. Fadlin M.A, Bapak Drs. Dermawan Purba M.Si, Ibu

Arifni Netriroza STT, dan Ibu Dra. Frida Deliana Harahap M.Si, serta seluruh Dosen

lainnya saya mengucapkan banyak trimakasih atas ilmu yang telah diberikan selama

menduduki bangku perkuliahan di Departemen Etnomusikologi.

Dan kepada informan serta narasumber saya Seter Ginting, Djasa Tarigan,

Malem Ukur Ginting, Natangsa Barus S.Pd, saya ucapkan terimakasih banyak atas

bantuan dan informasi yang telah diberikan kepada penulis, sehingga skripsi ini

dapat diselesaikan.

Kepada informan dan juga narasumber saya Seter Ginting, Djasa Tarigan,

Malem Ukur Ginting, Natangsa Barus, Fakta Ginting, saya ucapkan terimakasih

banyak atas bantuan dan informasi yang telah diberikan kepada penulis, sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan.

Kepada staf/tata usaha di Departemen Etnomusikolgi Ibu Adri dan Bang

Awang saya mengucapkan terimakasih untuk kerjasama dan bantuannya selama ini.

Page 9: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

ix

Kepada sahabat-sahabat Tety Silva kurnia Ginting, Yunika Margaretha

Ginting, Jerry Periance Saragih, Vanesia Amelia Sebayang S.Sn, Evi Nenta

Sipahutar, Inta Junia Hasugian S.Sn, Rebekka Lumbantobing S.Sn, Rina Gustiani

Simanjuntak S.Sn, Heydi Evelin Simorangkir S.Sn, Sansri Nuari Silitonga S.Sn, Eva

Gusmala Yanti S.Sn, Jonnedi Nababan, Jefri Hutagalung S.Sn, Ananda Mora Ichsan,

Amran Hutapean S.Sn, Daniel Limbong, Boby Sandy, Chical T, dan buat semua

teman-teman Etnomusikologi lainnya senang rasanya mengenal kalian semua dan

terima kasih teman-teman buat semangat yang selalu diberikan kepada saya untuk

tetap sabar dan berjuang menyelesaikan skripsi ini.

Hormat Saya,

Novalinda Tringani Ginting

Page 10: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................. i ABSTRAK ..................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ............................................................................. iii DAFTAR ISI ......................................................................................... vi DAFTAR GAMBAR ............................................................................. ix DAFTAR TABEL .......................................................................................... x BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................... 1 1.2 Pokok Permasalahan ................................................................... 6 1.3 Batasan Masalah ................................................................... 7 1.4 Tujuan Penelitian .................................................................... 7 1.5 Manfaat Penelitian .................................................................... 7 1.6 Konsep .................................................................... 8 1.7 Teori ................................................................... 11 1.8 Metode Penelitian ................................................................... 15 1.8.1 Studi Kepustakaan ...................................................... 16 1.8.2 Penelitian Lapangan ...................................................... 17 1.8.3 Kerja Laboratorium ...................................................... 19 1.8.3.1 Metode Transkripsi .......................................... 21 1.8.4 Lokasi Penelitian ...................................................... 22 BAB II MUSIK TRADISIONAL MASYARAKAT KARO

2.1 Pengenalan Terhadap Masyarakat Karo .......................................... 24 2.2 Musik Tradisional Masyarakat Karo .......................................... 31 2.2.1 Ensambel musik tradisional Karo .............................. 31 2.2.1.1 Gendang lima sedalanen ............................. 31 2.2.1.2 Gendang telu sedalanen .............................. 35 2.2.2 Instrumen musik tradisional Karo non-ensambel ...... 36 2.2.2.1 Kulcapi dan belobat (baluat) .............................. 36 2.2.2.2 Surdam dan murbab .......................................... 37 2.2.2.3 Embal-embal dan empi-empi .............................. 38 2.2.3 Musik vokal tradisional Karo .......................................... 39

2.2.4 Instrumen keyboard dalam kebudayaan musik tradisional Karo ..................................................... 40

2.3 Penggunaan Musik Tradisional Masyarakat Karo .................. 44 2.3.1 Penggunaan ensambel tradisional Karo .................. 45 2.3.1.1 Upacara adat perkawinan (kerja nereh-empo) .... 45 2.3.1.2 Upacara kematian .......................................... 46 2.3.1.3 Upacara erpangir ku lau .............................. 47 2.3.1.4 Mengket rumah .......................................... 47 2.3.1.5 Gendang guro-guro aron .............................. 48 2.3.2 Penggunaan instrumen musik tradisional non-ensambel ... 51

Page 11: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

xi

2.3.4 Penggunaan musik vokal tradisional Karo .................. 51 2.3.5 Penggunaan instrumen keyboard .............................. 52 2.3.5.1 Upacara adat perkawinan (kerja nereh-empo) .... 53 2.3.5.2 Upacara kematian .......................................... 54 2.3.5.3 Upacara erpangir ku lau ............................. 55 2.3.5.4 Mengket rumah ......................................... 55 2.3.5.5 Gendang guro-guro aron ............................. 56 2.3.5.6 Acara hiburan lainnya ............................. 57 BAB III DESKRIPSI STRUKTUR GENDANG PATAM-PATAM PADA GENDANG LIMA SEDALANEN DAN GENDANG KIBOD

3.1 Proses Transkripsi ............................................................................. 58 3.2 Gendang Patam-Patam Pada Gendang Lima Sedalanen .................. 61

3.2.1 Elemen nada 3.2.1.1 Tangga nada ..................................................... 63 3.2.1.2 Melodi ..................................................... 64 3.2.1.3 Sistem Laras ..................................................... 65 3.2.2 Elemen waktu 3.2.2.1 Ritem ...................................................... 66 3.2.2.2 Meter ...................................................... 67 3.2.3 Elemen warna bunyi 3.2.3.1 Warna bunyi instrumen .............................. 68

3.3 Gendang Patam-patam Pada Gendang Kibod ............................. 69 3.3.1 Elemen nada 3.3.1.1 Tangga nada ..................................................... 69 3.3.1.2 Melodi ..................................................... 71 3.3.1.3 Harmoni ..................................................... 76 3.3.1.4 Sistem Laras ..................................................... 77 3.3.2 Elemen waktu 3.3.2.1 Ritem ...................................................... 78 3.3.2.2 Meter ...................................................... 80 3.3.3 Elemen warna bunyi (Timbre) .......................................... 80 3.3.3.1 Warna bunyi instrumen .............................. 81

3.4 Pola Umum Ritem Gendang Patam-patam Pada Gendang Kibod ... 83 BAB IV KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM

DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO

4.1 Terminologi Gendang Patam-patam ......................................... 84 4.2 Gendang Patam-patam Pada Masyarakat Karo ............................. 86 4.3 Penggunaan Gendang Patam-Patam Dalam Aktifitas Menari Dan Menyanyi Pada Masyarakat Karo .......................................... 92 4.4 Kontinuitas dan Perubahan Gendang Patam-patam Dalam Musik

Tradisional Karo ............................................................................ 97 BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ............................................................................ 107 5.2 Saran ........................................................................................ 110

Page 12: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

xii

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 112 DAFTAR INFORMAN .............................................................................. 115 LAMPIRAN .............................................................................. 116

Page 13: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Aksara Karo .............................................................................. 26 Gambar 2.2 Gendang Lima Sedalanen ...................................................... 34 Gambar 2.3 Gendang Telu Sedalanen ...................................................... 36 Gambar 2.4 Kulcapi dan Balobat .................................................................. 37 Gambar 2.5 Surdam dan Murbab .................................................................. 38 Gambar 2.6 Instrumen Keyboard .................................................................. 43 Gambar 2.7 Pemain Keyboard Karo ...................................................... 53 Gambar 3.1 Sarune ............................................................................... 66 Gambar 3.2 Picth Blend .............................................................................. 71

Page 14: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

xiv

DAFTAR TABEL

3.1 Tabel nada yang digunakan pada gendang patam-patam .................. 70 3.2 Tabel Harmoni Akord Gendang Patam-patam Oleh Ketiga Pemain Keyboard ...............................................................................77 4.1 Tabel struktur komposisi atau pola ritem dalam aktifitas menari dan menyanyi dalam iringan musik tradisional Karo ................. 95 4.2 Tabel struktur komposisi atau pola ritem dalam aktifitas menari dan menyanyi dalam iringan musik tradisional Karo ................. 96

Page 15: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karo merupakan salah satu dari beberapa etnis atau suku yang terdapat di

daerah Propinsi Sumatera Utara. Nama suku ini dijadikan sebagai nama

Kabupaten di salah satu wilayah yang mereka diami yaitu Kabupaten Karo.

Kabupaten karo ini yang terletak di dataran tinggi Tanah Karo. Ibu kota dari

kabupaten Karo adalah Kabanjahe. Berdasarkan wilayah geografis, masyarakat

Karo mendiami daerah Kabupaten Karo (meliputi Tanah Karo simalem dan

sekitarnya) dan Kabupaten Langkat. Masyarakat Karo yang mendiami daerah

kabupaten Karo sering disebut sebagai Karo Gugung yang artinya adalah

masyarakat Karo yang mendiami dataran tinggi (pegunungan), dan masyarakat

Karo yang menempati Kabupaten Langkat disebut sebagai Karo Jahe yang artinya

adalah sebagian masyarakat Karo yang mendiami dataran rendah wilayah Langkat

dan Deli Serdang1.

Walaupun secara wilayah budaya berbeda namun masyarakat Karo Jahe

dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan juga variasi dalam

kebudayaan musiknya. Adapun contoh persamaan dalam kebudayaan musik Karo

Jahe dan Karo Gugung antara lain adalah gendang patam-patam. Gendang patam-

patam merupakan sebuah istilah musikal dalam kebudayaan musik Karo. Selain

1 Lihat Darwin Prints dalam Kamus Karo Indonesia ,2002

Page 16: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

2

pada kebudayaan musik Karo Istilah ‘patam-patam’ ini juga dapat ditemukan

dalam kebudayaan musik Melayu.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang penulis lakukan, gendang

patam-patam merupakan judul sebuah komposisi instrumental musik tradisional

Karo2. Komposisi yang dimaksud disini adalah melodi dan juga ritem yang

dihasilkan dari permainan gendang lima sedalanen (lihat lampiran hal 116-119).

Pada masyarakat Karo Jahe gendang patam-patam awalnya digunakan

untuk upacara penyembuhan baik secara fisik maupun psikis oleh guru perdewel-

dewel (dukun). Gendang patam-patam dalam konteks kebudayaan musik Karo

Jahe, selalu disajikan dengan ensambel gendang binge3. Berdasarkan hasil diskusi

dan wawancara dengan Natangsa Barus mengatakan bahwa terdapat beberapa

nama dari gendang patam-patam pada musik tradisional Karo Jahe yaitu patam-

patam cemet, patam-patam rambung mbungkar, patam-patam bunga ncole,

patam-patam gendang sikat, patam-patam anak munte, patam-patam pudi terang,

patam-patam malem ate, patam-patam sereng, patam-patam pak-pak, patam-

patam kebang kiung, patam-patam limbey, patam-patam pudi terang, dan patam-

patam simpang empat. Penamaan dari gendang patam-patam sendiri berasal dari

guru perdewel-dewel (dukun) yang datang dari daerah yang berbeda4. Menurut

beliau hal inilah yang menyebabkan terdapat beberapa nama yang berbeda dari

komposisi gendang patam-patam. 2 Hasil wawancara dengan Djasa Tarigan 14 maret 2011, Malem Ukur Ginting 22 Maret 2011, Natangsa Barus 5 April 2011. 3 Gendang Binge merupakan ensambel tradisional masyarakat Karo Jahe, jenis instrumennya sama dengan instrumen gendang lima sedalanen pada Karo Gugung hanya saja ukuran gendang dan sarune jauh lebih besar dan panjang dan ukuran gung lebih kecil pada Gendang Binge. 4 Hasil wawancara dengan Natangsa Barus 5 April 2011.

Page 17: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

3

Beberapa dari komposisi gendang patam-patam yang berasal dari Karo

Jahe ini kemudian menyebar ke dalam kebudayaan musik Karo Gugung, seperti

patam-patam bunga ncole, patam-patam sereng, patam-patam cemet, patam-

patam rambung mbungkar, patam-patam kabang kiung, dan patam-patam pudi

terang. Pada perkembangannya gendang patam-patam yang berada dalam

kebudayaan Karo Gugung hanya sedikit yang masih sering disajikan dan salah

satunya adalah gendang patam-patam bunga ncole. Gendang patam-patam bunga

ncole inilah yang nantinya akan di deskripsikan struktur musiknya. Dari beberapa

daerah keberadaan gendang patam-patam yang disebutkan diatas yang akan

menjadi fokus dalam penelitian ini adalah gendang patam-patam bunga ncole

yang terdapat pada masyarakat Karo Gugung.

Berbeda dari Karo Jahe, pada masyarakat Karo Gugung komposisi

gendang patam-patam disajikan sebagai hiburan. Gendang patam-patam ini

berawal dan berkembang dalam gendang guro-guro aron5, sebagi salah satu

komposisi dalam mengiringi aron menari. Gendang patam-patam yang

berkembang di Karo Gugung pada awalnya dimainkan dengan ensambel gendang

lima sedalanen. Namun setelah instrumen keyboard masuk ke dalam kebudayaan

musik Karo yakni pada tahun 1991 instrumen keyboard mulai digunakan oleh

musisi Karo. Beberapa seniman Karo mengasumsikan bahwa hadirnya instrumen

keyboard dalam kebudayaan musik Karo diperkenalkan oleh Djasa Tarigan yang

merupakan salah satu seniman dan musisi tradisional Karo yang cukup

5 Gendang guro-guro aron adalah suatu pesta muda-mudi yang dilaksanakan berdasarkan adat dan kebudayaan Karo, dengan memakai musik Karo dan perkolong-kolong (Prints, 2004:280).

Page 18: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

4

berpengaruh dalam perkembangan musik Karo khususnya gendang kulcapi,

gendang kibod,dan juga dalam memprogram gendang patam-patam.

Awalnya instrumen keyboard yang digabungkan dengan gendang lima

sedalanen digunakan untuk penambahan bunyi perkusi yang tersedia pada

instrumen keyboard. Instrumen keyboard ini kemudian dikenal dengan istilah

gendang keyboard (dibaca gendang kibod6). Gendang kibod merupakan istilah

yang sering diucapkan oleh masyarakat Karo terhadap jenis ritem musik yang

diprogram secara khusus di dalam keyboard. Pada perkembanganya, gendang

kibod dapat dimainkan secara tunggal untuk mengiringi upacara-upacara adat

pada masyarakat Karo.

Walaupun gendang kibod dapat menggantikan kehadiran dari gendang

lima sedalanen, namun gendang patam-patam tetap kontinu dalam kebudayaan

musik tradisional Karo. Perubahan pada ensambel musik yang digunakan yaitu

dari gendang lima sedalanen ke gendang kibod juga memberi perubahan pada

unsur komposisi gendang patam-patam. Dengan menggunakan instrumen

keyboard gendang patam-patam diprogram menjadi sebuah pola ritem dengan

unsur bunyi yang diimitasikan atau ditiru dari unsur bunyi yang terdapat pada

gendang lima sedalanen. Dan pada perkembangannya unsur bunyi musikal yang

digunakan dalam program gendang patam-patam kini sudah tidak mirip seperti

instrumen musik tradisional yang terdapat dalam gendang lima sedalanen.

Dengan menggunakan instrumen keyboard, gendang patam-patam yang

6 Penyebutan pada masyarakat Karo pada umumnya adalah Gendang kibod yang selanjutnya akan digunakan penulis.

Page 19: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

5

sebelumnya merupakan sebuah komposisi musik tradisional yang dimainkan

dengan gendang lima sedalanen kini di format menjadi pola ritem. Dengan pola

ritem dari gendang patam-patam telah diprogram ini lagu apa saja, bahkan dari

luar kebudayaan musik Karo, dapat ‘dimasukkan’ atau dimainkan.

Dari pengamatan penulis dan berdasarkan hasil wawancara dengan

beberapa seniman Karo Gugung mengatakan bahwa mereka (para musisi/pemain

musik) memiliki program khusus gendang patam-patam. Program tersebut dapat

disimpan dalam hard disk7, disket8, atau memory card/chip (penyimpan data).

Koleksi program gendang patam-patam yang terdapat pada masing-masing

keyboard ada yang sama (dengan variasi) tetapi ada juga yang berbeda, baik dari

sisi pola ritem, warna bunyi instrumen serta gaya penggarapan ornamentasi

musikal.

Persamaan maupun variasi atau perbedaan dari koleksi gendang patam-

patam khusunya gendang patam-patam bunga ncole juga dapat dilihat dari ketiga

perkibod (pemain keyboard) yaitu Fakta Ginting, Sakti Sembiring dan Yanto

Tarigan yang sering sekali diundang untuk mengiringi upacara adat maupun

hiburan dalam kebudayaan musik Karo. Perbedaan dalam program gendang

patam-patam wajar terjadi karena setiap pemain gendang kibod memiliki

kemampuan bermain musik yang berbeda.

7Hard disk adalah sebuah komponen perangkat keras yang menyimpan data sekunder dan berisi piringan magnetis (http://id.wikipedia.org./wiki/cakram_keras). 8Disket adalah sebuah perangkat penyimpanan data yang terdiri dari sebuah medium penyimpanan magnetis bulat yang tipis dan lentur dan dilapisi lapisan plastik berbentuk persegi atau persegi panjang (http://id.wiki.org/wiki/disket).

Page 20: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

6

Berdasarkan uraian diatas, terlihat bahwa gendang patam-patam telah

mengalami perkembangan dalam musik tradisionalnya oleh karena itu penulis

tertarik untuk meneliti bagaimana kontinuitas dan perubahan gendang patam-

patam dalam musik tradisional Karo. Kotinuitas dan perubahan ini akan dilihat

dari era sebelum dan sesudah instrumen keyboard hadir dalam kebudayaan musik

Karo atau dari tahun 1990 – sekarang.

Penelitian ini bermaksud untuk mengungkap bagaimana latar belakang

gendang patam-patam khususnya pada kebudayaan Karo Gugung, bagaimana

kontinuitas dan perubahan gendang patam-patam dari ensambel gendang lima

sedalanen beralih ke gendang kibod, dan bagaimana pola ritem gendang patam-

patam yang umum yang didapat dari permainan ketiga perkibod yaitu Fakta

Ginting, Sakti Sembiring dan Yanto Tarigan. Berdasarkan latar belakang tersebut

penulis memberi judul penelitian ini: Kontinuitas Dan Perubahan Gendang

Patam-patam Dalam Musik Tradisional Karo.

1.2 Pokok Permasalahan.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka skripsi ini akan

membahas dua pokok permasalahan yaitu:

1. Bagaimana kontinuitas dan perubahan gendang patam-patam dalam musik

tradisional Karo.

2. Bagaimana pola umum ritem gendang patam-patam bunga ncole pada gendang

kibod.

Page 21: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

7

1.3 Batasan Masalah

Agar pembahasan tidak terlalu meluas dan lebih fokus maka penulis

memberi batasan masalah. Dalam mengamati kontinuitas dan perubahan gendang

patam-patam dalam musik tradisional Karo, penulis akan membatasi berdasarkan

era sebelum dan sesudah instrumen keyboard hadir dalam kebudayaan musik

Karo atau dari tahun 1990 – sekarang. Penulis juga ingin memberi batasan bahwa

gendang patam-patam yang akan menjadi fokus dalam mendeskripsikan struktur

musiknya adalah gendang patam-patam bunga ncole yang terdapat dalam

kebudayaan musik tradisional Karo Gugung.

1.4 Tujuan Penelitian.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana kontinuitas dan perubahan gendang patam-patam

dalam musik tradisional Karo.

2. Untuk mengetahui bagaimana pola umum ritem gendang patam-patam bunga

ncole pada gendang kibod.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai dokumentasi dan sarana literatur tentang kontinuitas dan perubahan

gendang patam-patam dalam musik tradisional Karo.

2. Pengembangan ilmu pengetahuan di bidang Etnomusikologi yang berusaha untuk

mempertahankan nilai-nilai budaya daerah khususnya Karo.

Page 22: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

8

1.6 Konsep

Kontinuitas adalah sesuatu yang berlangsung secara berkesinambungan

dalam jangka waktu tertentu. Kontinuitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(2000:591) adalah berkesinambungan; kelangsungan; kelanjutan; keadaan

kontinu. Konsep kontinuitas yang dimaksud disini adalah keberlanjutan gendang

patam-patam dalam musik tradisional Karo. Dimana dengan adanya fenomena

gendang kibod, konsep/ide musik tersebut masih terus berlanjut namun telah

terjadi perubahan ataupun variasi.

Perubahan dalam suatu kebudayaan sangat wajar terjadi, karena tidak ada

kebudayan yang tidak berubah. Perubahan menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (2000:1234) adalah hal (keadaan) berubah; peralihan; pertukaran.

Perubahan merupakan suatu proses dimana suatu keadaan berubah dan bisa juga

dikatakan peralihan dari suatu masa/era. Perubahan yang dimaksud dalam konsep

ini adalah suatu perubahan/peralihan yang terjadi pada instrumen musik

tradisional Karo yang tentu saja memberi perubahan terhadap musiknya

khususnya gendang patam-patam. Dalam hal ini penulis bermaksud melihat

perubahan yang terjadi merupakan sebuah tindakan yang dilakukan oleh seniman

Karo dengan adanya inovasi dan kreatifitas dalam musik tradisionalnya.

Kontinuitas dan perubahan ini akan dibatasi pada era sebelum dan sesudah

instrumen keyboard hadir dalam kebudayaan musik Karo.

Page 23: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

9

Pada masyarakat Karo kata gendang mempunyai makna jamak sesuai

dengan konteks penggunaanya. Jabatin Bagun menguraikan tujuh pengertian

gendang yaitu:

(1) gendang sebagai ensambel; gendang lima sedalanen adalah sekumpulan instrumen yang terdiri dari satu buah sarune, dua buah gendang (gendang singanaki dan gendang singindungi: “gendang berarti sebagai instrumen), serta dua buah gong (gung dan penganak). Kelima instrumen tersebut berjalan/ bermain bersama sebagai satu grup atau ensambel; (2) gendang sebagai repertoar (kumpulan komposisi). Gendang guru adalah suatu kumpulan komposisi, yang ditampilkan secara alternatif. Artinya ada beberapa komposisi yang mungkin dipilih untuk ditampilkan, misalnya: komposisi untuk trance (gendang peselukken); (3) gendang sebagai upacara, ini dapat dilihat pada gendang cawir metua. Gendang cawir metua adalah satu upacara kematian “sempurna”, dengan pengertian bahwa seluruh keturunannya (anak-anaknya) sudah berkeluarga dan mempunyai keturunan; (4) gendang sebagai instrumen. Masyarakat Karo hanya memiliki dua gendang sebagai instrumen yaitu gendang singanaki dan gendang singindungi; (5) gendang sebagai komposisi (nyanyian). Sebelumnya telah disebutkan gendang sebagai repertoar yang merupakan sekumpulan komposisi. Yaitu, gendang odak-odak, gendang simalungen rayat dan gendang patam; (6) gendang sebagai musik. Musik dalam hal ini mengacu pada pengertian suatu bunyi yang teratur dan yang terdiri dari pola ritmis dan melodi. Bunyi yang ditata dengan berbagai bentuk terlihat dari produk instrumen dan vocal yang ada pada saat pelaksanaan suatu pesta adat perkawinan masyarakat Karo; (7) gendang sebagai arti ganda. Terminologi gendang apabila digabung dengan terminologi kekerabatan, maka gendang mempunyai arti lebih dari satu, dapat dua atau tiga arti sekaligus. Sebagai contoh gendang kalimbubu, pengertian gendang dalam konteks ini berarti acara/ upacara, musik, repertoar/ komposisi untuk kalimbubu. Disisi lain, pengertian gendang pada konteks ini dapat juga berarti waktu atau kesempatan yang diberikan kepada kalimbubu untuk landek (menari).

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa pengertian dari

kata ‘gendang’ mengikuti kata di depannya. Dalam penelitian ini kata gendang

yang melekat pada kata patam-patam dapat diartikan sebagai sebuah judul

komposisi instrumental musik tradisional Karo. Komposisi menurut Kamus Besar

Page 24: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

10

Bahasa Indonesia adalah (1) susunan; (2) tata susun; (3) musik gubahan, baik

instrumental maupun vokal. Komposisi yang dimaksud penulis disini adalah

keseluruhan unsur-unsur musik, baik melodi maupun ritem yang telah ditata atau

disusun. Melodi adalah suatu kombinasi dari unsur ritme dan nada didalam satu

kesatuan yang berjalan/bergerak di dalam waktu, sedangkan ritem adalah

pengaturan bunyi dalam waktu atau dapat juga diartikan sebagai panjang

pendeknya bunyi/nada yang digunakan dalam sebuah melodi atau harmoni

(akord).

Setelah masuknya instrumen keyboard kedalam kebudayaan musik Karo

pada tahun 1991, yang kemudian dikenal dengan istilah gendang kibod, gendang

patam-patam memiliki konsep yang sedikit berbeda. Konsep dari gendang patam-

patam yang dimainkan dengan gendang kibod merupakan sebuah format pola

ritem gendang patam-patam yang telah diprogram. Format pola ritem yang

dimaksud disini adalah panjang pendeknya bunyi/nada yang digunakan secara

teratur dengan pola/bentuk yang tetap.

Pada perkembangannya melalui program gendang patam-patam pada

gendang kibod lagu-lagu populer apa saja dapat dimainkan dengan pola ritem

gendang patam-patam tersebut. Walaupun secara konsep sedikit berubah namun

gaya musik ini tetap disebut sebagai gendang patam-patam. Dalam pembahasan

ini ada dua konsep gendang patam-patam yang digunakan penulis sesuai dengan

kebutuhan yaitu; pertama sebagai sebuah komposisi yang terdiri dari melodi serta

ritem dan yang kedua adalah sebagai format pola ritem yang telah diprogram

dengan instrumen keyboard yang dapat memainkan lagu-lagu apa saja. Seniman

Page 25: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

11

atau musisi tradisional Karo lebih sering menggunakan sebutan ‘patam-patam’

tanpa kata ‘gendang’ didepannya, namun penulis akan menggunakan kata

‘gendang’ untuk menegaskan bahwa patam-patam merupakan sebuah komposisi

intrumental musik tradisional Karo.

Masyarakat Karo memiliki konsep tersendiri tentang musik. Musik dalam

masyarakat Karo yaitu; musik instrumental, vokal, dan gabungan keduanya.

Dalam melakukan aktifitas bermusik masyarakat Karo memiliki dua konsep yaitu

ergendang (bermain musik) dan rende (bernyanyi). Musik yang dimaksud penulis

dalam konsep ini adalah musik instrumental.

Musik tradisional adalah musik yang hidup di masyarakat secara turun

temurun, yang berasal dari suatu daerah dengan ciri khas dari daerah tersebut.

Musik tradisional Karo yang dimaksud oleh penulis disini adalah musik yang

hidup di masyarakat Karo secara turun temurun dan yang digunakan sebagai

sarana adat serta hiburan yang disajikan dalam upacara-upacara tradisional

masyarakat Karo

1.7 Teori

Teori dapat digunakan sebagai landasan kerangka berfikir dalam

membahas permasalahan. Untuk itu penulis mencoba mengambil beberapa teori

sebagai acuan dalam penulisan skripsi ini.

Alan P Merriam (1964:303) mengemukakan bahwa perubahan bisa berasal

dari dalam lingkungan kebudayaan atau internal, dan perubahan juga bisa berasal

dari luar kebudayaan atau eksternal. Perubahan secara internal merupakan

Page 26: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

12

perubahan yang timbul dari dalam dan dilakukan oleh pelaku-pelaku kebudayaan

itu sendiri, dan juga disebut inovasi. Sedangkan perubahan eksternal merupakan

perubahan yang timbul akibat pengaruh yang dilakukan oleh orang-orang dari

luar lingkup budaya tersebut atau akulturasi.

Perubahan yang terjadi dalam gendang patam-patam merupakan hasil

kreatifitas seniman/musisi Karo yang berakulturasi dengan kebudayaan Barat

dengan menggunakan instrumen musik keyboard yang secara perlahan dapat

diterima oleh masyarakat Karo dan menjadi milik bersama.

Meskipun awalnya kehadiran dari instrumen keyboard ditolak karena

dianggap dapat mengikis kebudayaan musik Karo namun pada akhirnya

masyarakat Karo dapat menerima perubahan instrumen musik tersebut. Ada

beberapa faktor yang menyebabkan kebudayaan luar dapat mempengaruhi

kebudayaan lain, hal ini dikemukakan oleh L.Dyson dalam Sujarwa (1987:39)

yang mengatakan bahwa sikap menerima dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,

yaitu : faktor kebutuhan, keuntungan langsung yang dapat dinikmati, senang pada

satu hal yang baru (novelty), dan sifat inovatif yang ingin slalu berkreasi. Ada

juga sikap menolak yang disebabkan oleh anggapan bahwa hal-hal yang baru itu

merugikan, atau bertentangan dengan tata nilai yang sudah dianut sebelumnya.

Selain itu ada pula yang menolak tanpa alasan.

Bagi masyarakat Karo hadirnya gendang kibod sudah menjadi suatu

kebutuhan yang memberi keuntungan (dalam hal eknomomis) dalam pelaksanaan

upacara adat maupun hiburan. Hal ini terlihat dari banyaknya upacara adat

Page 27: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

13

masyarakat Karo maupun hiburan yang lebih dominan diiringi dengan

menggunakan gendang kibod.

Gendang patam-patam yang merupakan musik rakyat (folk music) yang

dipelajari secara oral oleh seniman Karo dapat mengalami kontinuitas dan

perubahan dalam musiknya, hal ini diungkapkan oleh Bruno Nettl dan Gerald

Behague (1991:4) yang mengatakan bahwa:

...in a folk or nonliterate culture..a song must be sung, remembered, and taught by one generation to the next. If this does not happen, it dies and is lost forever.There is another alternative: if it is not accepted by it’s audience, it may bechange to fit the needs and desires of the people who perform and hear it.

Bruno Nettl dan Gerald Behague mengatakan bahwa sebuah kebudayaan

rakyat atau kebudayaan tidak tertulis, sebuah lagu/musik harus dinyanyikan

diingat dan diajarkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Jika hal ini tidak

terjadi lagu/musik itu akan mati dan hilang atau punah. Namun ada alternatif lain,

jika musik tersebut tidak diterima oleh audiens/penonton, hal ini mungkin dapat

diubah untuk disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan dari orang-orang yang

mepertunjukkan dan mendengarnya. Berdasarkan pernyataan dari Bruno Nettl dan

Gerald Behague tersebut dapat penulis jadikan sebagai acuan bahwa perubahan

yang terjadi dalam gendang patam-patam wajar terjadi dan perubahan tersebut

merupakan salah satu upaya untuk mempertahankan musik tradisional Karo agar

tidak hilang atau punah.

Dalam suatu kebudayaan musik tradisi lisan atau oral suatu perubahan

dapat terjadi, karena proses transmisi atau pengajarannya dilakukan secara lisan.

Page 28: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

14

Menurut Bruno Netll (1983:193) terdapat empat tipe sejarah, perubahan yang

terjadi dalam transmisi musik; (1) menyatakan bahwa musik/nyanyian yang

diwariskan, tidak mengalami perubahan sama sekali. Dengan kata lain lagu

tersebut dinyanyikan sama persis, baik sebelum maupun sesudah diwariskan, (2)

menyatakan bahwa musik/nyanyian yang diwariskan, mengalami perubahan,

tetapi hanya dalam versi tunggal atau satu petunjuk, sehingga dari warisan itu

berbeda dari aslinya tanpa proliferasi dari elemen-elemennya, (3) menyatakan

bahwa musik yang diwariskan menghasilkan banyak variasi atau perubahan,

bahkan beberapa dari musik itu ditinggalkan dan dilupakan; dengan kata lain

sebagai ide tetap stabil, sedangkan selebihnya mengalami perubahan, (4)

menyatakan perubahan benar-benar total dari musik yang asli, sebagian besar ide

musik/nyanyian/lagu itu dirubah sama sekali, bahkan ada yang cenderung

menyimpang dari pengembangan ide aslinya.

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Netll diatas, perubahan yang

terjadi dalam gendang patam-patam mengarah kepada poin yang ketiga. Hal

tersebut dapat dilihat dari perubahan yang dilakukan oleh musisi Karo generasi

muda yang melakukan eksperimen terhadap gendang patam-patam melalui

instrumen keyboard, namun ide atau ciri khas dari gendang patam-patam tersebut

tetap stabil.

Gendang patam-patam bunga ncole sebagai sebagai sebuah komposisi dan

juga style musik tradisional Karo dapat dideskripsikan dengan memperhatikan

beberapa aspek tertentu. Mark Slobin dan Jeff Titon (1984:5) mengatakan bahwa

style (gaya) musik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan organisasi

Page 29: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

15

bunyi musikal itu sendiri antara lain; (1) Elemen nada: tangga nada, modus,

melodi, harmoni, sistem laras (2) Elemen waktu: ritem dan meter (3) Elemen

warna suara: kualitas suara dan warna suara instrumen (4) Intensitas suara: keras-

lembutnya suara.

Teori diatas akan penulis jadikan sebagai panduan dalam mendeskripsikan

elemen-elemen musik yang terdapat dalam gendang patam-patam, namun ada

beberapa bagian dari elemen yang tidak dibahas karena tidak sesuai dan tidak

terdapat dalam konsep musik Karo. Adapun elemen yang tidak akan dibahas

dalam tulisan ini adalah modus, kualitas suara dan intensitas suara; keras-

lembutnya suara.

1.8 Metode Penelitian

Didalam tulisan ini penulis menggunakan metode penelitian deskrptif yang

bersifat kualitatif. Kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong, 1989:3).

Pendekatan emik dan etik juga menjadi penting karena penulis adalah

“orang dalam” (insider). Dalam penelitian lapangan, pendekatan emik merupakan

identifikasi fenomena budaya menurut pandangan pemilik budaya tersebut,

sedangkan etik adalah identifikasi menurut peneliti yang mengacu pada konsep-

konsep sebelumnya (Kaplan dan Manners 1999:256-8). Dalam penelitian ini

penulis akan menggunakan pendekatan emik dan etik untuk mendapatkan data

yang objektif.

Page 30: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

16

Dalam mengumpulkan data-data dilapangan penulis mengacu kepada

teknik penelitian yang diungkapkan oleh Curt Sachs dalam Nettl (1964 : 62) yang

mengatakan bahwa:

Curt Sachs (1962) divides ethnomusicological reserch into two kinds of work, field work and desk work. Field work denotes the gathering of recordings and the first-hand experience of musical life in a particular human culture, while deskwork includes transcription, analysis, and the drawing of conclusions.

Menurut Curt Sachs penelitian dalam etnomusikologi dapat di bagi

menjadi dua, yaitu: kerja lapangan (field work) dan kerja laboratorium (desk

work). Kerja lapangan meliputi pengumpulan dan perekaman data dari aktivitas

musikal dalam sebuah kebudayaan manusia, sedangkan kerja laboratorium

meliputi pentranskripsian, menganalisis data dan membuat kesimpulan dari

keseluruha data.

Penelitian ini akan menggunakan metode yang diungkapkan oleh Curt

Sach, namun sebelum melakukan kerja lapangan (field work) dan kerja

laboratorium (deks work) penulis akan melakukan studi kepustakaan terlebih

dahulu. Adapun tujuan dari studi kepustakaan ini dalah untuk mengumpulkan

data-data awal dalam penelitian ini.

1.8.1 Studi kepustakaan

Dalam mengumpulkan data-data awal penelitian penulis melakuakan studi

kepustakaan. Studi kepustakaan perlu dilakukan untuk mengumpulkan data-data

atau sumber bacaan untuk mendukung penelitian. Sumber bacaan ini dapat berupa

Page 31: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

17

buku-buku, skripsi etnomusikologi, jurnal, maupun bacaan yang diperlukan untuk

mendukung penelitian.

Dalam hal ini penulis telah membaca skripsi sarjana Etnomusikologi yaitu

Jhon Bregman Ginting, Herujen Tarigan, dan Vanesia Amelia Sebayang, dan

skirpsi lainnya yang berhubungan dengan tulisan saya. Penulis juga membaca

buku-buku antropologi dan etnomusikologi yaitu Pengantar Ilmu Antropologi,

The Anthropology Of Music, Folk and Traditional Music Of The Western

Continents, Worlds Of Music, Etnomusikologi, dan beberapa buku lainnya. Studi

kepustakaan juga dilakukan terhadap topik-topik lain yang berkaitan dengan

penelitian skripsi ini antara lain sosiologi, dan topik tentang kebudayaan

masyarakat Karo.

1.8.2 Penelitian lapangan

Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan

selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain (Lonfland dan

Lonfland dalam Moleong, 1989). Selain kata-kata dan tindakan perekaman audio

ataupun materi musik juga menjadi sumber data yang utama dalam penelitian ini.

Oleh karena itu penulis menggunakan dua teknik dalam pengumpulan data di

lapangan yaitu:

1. Wawancara

Wawancara diperlukan untuk mendukung penelitian tentang musik

Gendang patam-patam dalam kebudayaan masyarakat Karo. Dalam mengambil

sumber data dilapangan penulis melakukan wawancara dengan budayawan,

Page 32: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

18

seniman dan musisi tradisional Karo maupun informan lainnya yang berhubungan

dengan penelitian ini.

Teknik wawancara yang penulis lakukan adalah wawancara berfokus

(focus interview) yaitu melakukan pertanyaan selalu berpusat pada pokok

permasalahan. Selain wawancara berfokus peneliti juga melakukan wawancara

bebas (free interview) yaitu pertanyaan tidak selalu berpusat pada pokok

permasalahan tetapi pertanyaan dapat berkembang ke pokok permasalahan

lainnya dengan tujuan untuk memperoleh data yang beraneka ragam namun tidak

menyimpang dari pokok permasalahan (Koentjaraningrat 1985:139).

2. Perekaman

Perekaman dalam penelitian sangat penting untuk mengumpulkan data

dilapangan. Perekaman ini akan menggunakan kamera Sony DSC-T2 dan canon

IXUS 80 IS. Penulis akan merekam hasil wawancara dengan narasumber yang

dilakukan dilapangan. Adapun narasumber yang penulis wawancarai antara lain

Seter Ginting, Djasa Tarigan, Malem Ukur Ginting, Natangsa Barus. Selain

merekam hasil wawancara penelitian ini juga akan merekam materi musik yang

akan menjadi di deskripsikan nantinya.

Untuk materi musik gendang patam-patam bunga ncole yang dimainkan

dengan menggunakan gendang lima sedalanen penulis mengambil sampel dari

rekaman yang sudah ada yaitu kelompok pemusik Wardin Ginting. Sedangkan

untuk gendang patam-patam bunga ncole yang dimainkan dengan gendang kibod

penulis mengambil sampel secara langsung ke lapangan. Gendang patam-patam

Page 33: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

19

bunga ncole pada gendang kibod ini dimainkan oleh tiga perkibod yaitu Fakta

Ginting, Sakti Sembiring dan Yanto Tarigan. Pengambilan sampel ini dilakukan

penulis langsung pada saat gendang guro-guro aron diadakan yang berlangsung

di Desa Tiga Binanga pada tanggal 17-19 Juni 2011, Jambur9 Tamsaka Medan

pada tanggal 29 Juli 2011, dan Desa Juhar 16-18 Agustus 2011.

1.8.3 Kerja laboratorium (Deks work)

Setelah semua data di lapangan diperoleh dan bahan dari hasil studi

kepustakaan terkumpul, selanjutnya dilakukan pembahasan dan penyusunan

tulisan. Sedangkan untuk mendeksripsikan materi musik terlebih dahulu

dilakukan pentranskripsian dan selanjutnya dideskripsikan.

Dalam mendeksripsikan materi musik pada kerja laboratorium, terdapat

dua pendekatan yang diungkapkan oleh Bruno Nettl (1964:98) sebagai berikut:

Approaches to the describe of music: (1) we can analyze and describe what we

hear, and (2) we can in some way write it on paper and describe what we see.

Nettl mengatakan bahwa ada dua pendekatan untuk mendeskripsikan

musik; (1) kita dapat menganalisis dan mendeskripsikan apa yang didengar, dan

(2) kita dapat dengan cara menuliskannya apa yang kita dengar tersebut diatas

kertas lalu mendeskripsikan apa yang kita lihat.

Dari kedua pendekatan tersebut penulis akan menggunakan pendekatan

yang kedua dalam mendeskripsikan struktur gendang patam-patam. Pendekatan

9 Jambur merupakan sebuah balai yang digunakan sebagai tempat untuk melaksanakan kegiatan adat-istiadat masyarakat Karo seperti upacara perkawinan, kematian, gendang guro-guro aron dan lain sebagainya.

Page 34: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

20

pertama tidak dilakukan karena peneliti tidak mungkin hanya mengandalkan

pendengaran dan daya ingat yang terbatas tanpa menuliskannya. Hal ini juga

dikemukakan oleh Netll (1964:98) dalam pembahasan yang sama yaitu:

If human ears were able to preceive all of the acoustic contens of a musical utterance, and if the mind could retain all of what had been perceived, then analysis of what is heard would be preferable. ...But since human memory is hardly able to retain, what was heard ten seconds ago along what is being heard in the present, notation of some sort has become essential for reseacrh in music.

Netll mengungkapkan bahwa seandainya telinga manusia dapat merasakan

semua isi akustik sebuah ungkapan musik, dan seandainya daya ingat manusia

dapat menyimpan semua yang telah dirasakan, maka analisis terhadap apa yang

didengar tersebut akan menjadi pilihan utama. Tetapi karena daya ingat manusia

hampir tidak dapat mengingat persis apa yang didengar sepuluh detik yang lalu,

suatu bentuk notasi menjadi penting dalam penelitian musik.

Untuk mendeskripsikan bunyi musikal dari gendang patam-patam harus

dilengkapi dengan analisis yang didasarkan atas materi yang terlihat dalam bentuk

notasi. Oleh karena itu dalam kerja laboratorium penulis akan melakukan

transkripsi. Transkirpsi adalah proses memindahkan bunyi (menotasikan),

mengalihkan bunyi yang didengar menjadi simbol visual.

Page 35: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

21

1.8.3.1 Metode Transkripsi

Dalam proses transkripsi penulis mentranskripsikan gendang patam-patam

bunga ncole yang disajikan dengan gendang lima sedalanen sendiri. Dalam

mentranskripsikan gendang patam-patam bunga ncole ini penulis tidak

mengalami banyak kesulitan karena penulis pernah mengikuti praktek musik Karo

pada masa kuliah. Sedangkan untuk gendang patam-patam bunga ncole yang

dimainkan dengan gendang kibod penulis tidak mentranskripsikan sendiri

melainkan meminta bantuan kepada seorang teman --Berlin Immanuel Tambunan

S.E-- yang sudah mahir dan profesional dalam memainkan instrumen keyboard.

Adapun alasan mengapa penulis tidak mentranskripsikan sendiri program

gendang patam-patam bunga ncole dikarenakan kurangnya pengetahuan penulis

akan instrumen keyboard serta keterbatasan penulis dalam mengidentifikasi setiap

bunyi instrumen yang dimainkan secara bersamaan pada program gendang patam-

patam.

Dalam hal ini sipentranskipsi mendapatkan keuntungan karena lebih

mengenal dan mengetahui secara langsung bagaimana kejadian bunyi instrumen

serta pola ritem pada gendang patam-patam bunga ncole, namun walaupun

demikian penulis tetap melakukan komunikasi yang cukup baik dengan

sipentranskripsi sehingga sedikit banyak penulis juga mendapatkan informasi

penting yang berhubungan dengan kepentingan deskripsi struktur gendang patam-

patam bunga ncole. Adapun keuntungan yang penulis dapatkan melalui bantuan

tersebut adalah proses pentranskripsian gendang patam-patam bunga ncole dapat

diselesaikan lebih cepat, selain itu penulis juga terbantu karena keterbatasan

Page 36: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

22

penulis dalam mengidentifikasi bunyi instrumen yang pada akhirnya hasil

rekaman dari gendang patam-patam bunga ncole dapat dilihat dalam bentuk

notasi.

Dalam mendeskripsikan struktur gendang patam-patam bunga ncole

penulis akan melihat berdasarkan hasil transkripsi pola ritem yang dihasilkan dari

permainan gendang lima sedalanen dengan pola ritem pada gendang kibod. Dari

hasil transkripsi ini penulis akan melihat setiap bagian dari pola ritem gendang

patam-patam bunga ncole pada masing-masing instrumen perkusif yang masih

kontinu atau masih digunakan dan yang telah berubah ataupun penambahan pola

ritem yang baru.

1.8.4 Lokasi penelitian

Para budayawan, musisi/seniman tradisional Karo merupakan sumber dari

data yang diperlukan oleh penulis dalam penelitian ini. Karena sumber data dalam

penelitian ini berupa rekaman audio dan juga wawancara maka lokasi penelitian

ini mengacu kepada dimana para seniman/musisi tradisional dan pemain keyboard

bertempat tinggal/berdomisili. Dari wawancara yang pernah penulis lakukan ada

yang berdomisili di Medan yaitu Djasa Tarigan dan Malem ukur Ginting, ada pula

di daerah Deli Serdang yaitu Natangsa Barus dan di Juhar (Taneh Karo) yaitu

Seter Ginting.

Penulis juga mengamati beberapa acara gendang guro-guro aron di

beberapa tempat yaitu di desa Tigabinanga 17-19 Juni 2011, desa Juhar 16-18

Agustus 2011, dan juga di Medan tepatnya di Jambur Tamsaka 29 Juli 2011.

Page 37: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

23

Pengamatan pada saat gendang guro-guro aron dilakukan karena pada acara

inilah awalnya gendang patam-patam berkembang dan pada saat acara inilah

gendang patam-patam bunga ncole sering disajikan.

Berdasarkan hal tersebut penelitian ini tidak hanya dilakukan pada satu

daerah/tempat penelitian saja, namun pada saat dimana gendang guro-guro aron

berlangsung. Karena yang menjadi penelitian ini penulis ingin melihat gendang

patam-patam bunga ncole yang dimainkan oleh beberapa pemain keyboard Karo

dan sesuai dengan kebutuhan penelitian ini penulis ingin mengambil sampel

gendang patam-patam bunga ncole yang akan di traskripsi nantinya.

Page 38: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

24

BAB II

MUSIK TRADISIONAL MASYARAKAT KARO

2.1 Pengenalan Terhadap Masyarakat Karo

Pengertian masyarakat dapat dipahami sebagai suatu kesatuan hidup

manusia yang berinteraksi dan bertingkah laku menurut suatu sistem adat tertentu

yang bersifat kontinu, dimana setiap anggotanya terikat oleh satu rasa identitas

bersama (Koentjaranigrat, 2002:146). Masyarakat sangat erat hubungannya

dengan kebudayaan karena masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama

yang menghasilkan kebudayaaan (Soekanto, 1978:149).

Kata kebudayaan berasal dari kata sanskerta yaitu buddhayah, yang

merupakan bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budi” atau “kekal”.

Kebudayan menurut para antropologi adalah seluruh sistem gagasan dan rasa,

tindakan, serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat,

yang dijadikan miliknya dangan belajar (Koentjaraningrat, 2002:180).

Karo adalah salah satu dari beberapa etnis yang terdapat di daerah Propinsi

Sumatera Utara. Karo juga merupakan sebutan untuk satu wilayah administratif

kabupaten yaitu kabupaten Karo yang wilayahnya meliputi seluruh dataran tinggi

Karo. Secara administratif pemerintahan masyarakat Karo berada di dataran tinggi

Kabupaten Karo dengan ibukota Kabanjahe. Secara umum geografis masyarakat

Karo berada di daerah Kabupaten Karo (meliputi Tanah Karo simalem dan

Page 39: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

25

sekitarnya) atau yang sering disebut sebagai Karo Gugung dan Kabupaten

Langkat atau yang sering disebut sebagai Karo Jahe.

Istilah Karo Jahe dan Karo Gugung ini muncul menurut Sarjani Tarigan

(2009:34-35) dikarenakan terjadi pergerakan atau migrasi dari pesisir/pantai ke

pedalamam/pegunungan. Hal ini terjadi setelah penaklukan Kerajaan Haru II Deli

Tua, orang Karo lari ke pedalaman dataran tinggi Karo Seberaya, dan karena

pertumbuhan penduduk dan arus pendatang berikutnya terjadilah pertumbuhan

desa dipegunungan. Untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, (terutama kebutuhan

akan garam) dan dalam rangka perluasan kekuasaan/perladangan masyarakat Karo

mulai mencari hubungan dengan masyarakat di sekitar pantai. Orang Karo yang

berada di dataran tinggi kembali ke pesisir/pantai seperti Deli Serdang, Medan

dan Langkat dan membentuk komunitas baru.

Bagaimana daerah domisili masyarakat Karo dapat pula dilihat seperti apa

yang digambarkan oleh J.H. Neuman dalam Sarjani Tarigan (2009:36) yaitu:

“Wilayah yang didiami oleh suku Karo dibatasi sebelah timur oleh pinggir jalan yang memisahkan dataran tinggi dari Serdang. Di sebelah Selatan kira-kira dibatasi oleh sungai Biang (yang diberi nama sungai Wampu, apabila memasuki Langkat), disebelah Barat dibatasi oleh gunung Sinabung dan disebelah Utara wilayah itu meluas sampai kedataran rendah Deli dan Serdang.”

Menurut Sarjani Tarigan dari gambaran luas daerah diatas terlihat bahwa

ada beberapa kelompok masyarakat Karo yang berdomisili di daerah pantai hidup

berdampingan dengan penduduk Melayu, dan secara bertahap kedua suku dengan

Page 40: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

26

kebudayaan yang berbeda tersebut saling berbaur dan berakulturasi antara

sesamanya.

Selain dari kedua daerah diatas masyarakat Karo juga mendiami beberapa

daerah lainnya yaitu; Kabupaten Deli Serdang, Kota Binjai, Kabupaten

Simalungun, Kabupaten Pak-pak Dairi dan Kabupaten Aceh Tenggara dan

beberapa wilayah di Kota Medan.

Masyarakat Karo memiliki bahasa yang sering digunakan dalam upacara

adat maupun dalam kehidupan sehari-hari yaitu bahasa Karo. Selain memiliki

bahasa sendiri masyarakat Karo juga memiliki aksara Karo. Aksara Karo ini

adalah aksara kuno yang dipergunakan oleh masyarakat Karo, akan tetapi pada

saat ini penggunaannya sangat terbatas sekali bahkan hampir tidak pernah

digunakan lagi.

Gambar 2.1 :Aksara Karo (Sumber: http://id.wikipedia.org)

Setiap etnis/suku yang ada di Sumatera Utara khususnya

etnis Karo memiliki sistem kekerabatan dalam kebudayaannya. Masyarakat Karo

memiliki sistem kekerabatan yang dikenal dengan istilah merga silima, daliken si

telu, dan tutur siwaluh. Ketiga sistem kekerabatan ini merupakan suatu sistem

Page 41: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

27

yang digunakan untuk mengatur kehidupan sehari-hari pada masyarakat Karo

dalam hubungan bermasyarakat dan berbudaya.

a. Merga silima

Masyarakat Karo mempunyai sistem marga (klan) atau dalam bahasa Karo

disebut merga untuk laki-laki, dan beru untuk perempuan. Merga/beru adalah

identitas masyarakat Karo yang unik dan setiap orang Karo memiliki merga/beru.

Merga dalam masyarakat Karo terdiri dari lima kelompok, yang disebut dengan

merga silima, yang berarti marga yang lima. Kelima merga tersebut adalah (1)

Karo-Karo, (2) Tarigan, (3) Ginting, (4) Sembiring, dan (5) Perangin-angin.

Merga atau beru ini disandang di belakang nama seseorang (misalnya : Jusuf

Tarigan).

Kelima merga ini masih mempunyai submerga masing-masing dan setiap

orang Karo mempunyai salah satu dari merga tersebut. Merga diperoleh secara

otomatis dari ayah, merga dari ayah sama dengan merga untuk anaknya. Kalau

laki-laki bermerga sama maka mereka disebut ersenina10 (bersaudara), sama

halnya antara perempuan dengan perempuan yang mempunyai beru yang sama.

Namun antara seorang laki-laki dengan perempuan yang bermerga sama, mereka

disebut erturang11, sehingga pada umumnya dilarang melakukan perkawinan

secara adat.

10 Ersenina terdiri dari dua kata yaitu er dan senina, er yang dapat diartikan “ber” dan senina yang berarti “saudara”, jadi ersenina adalah bersaudara baik saudara sedarah maupun tidak. 11 Erturang memiliki pengertian yang sama dengan ersenina yaitu bersaudara, sebutan ini terjadi antara laki-laki dan perempuan yang bermerga/beru yang sama.

Page 42: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

28

b. Daliken si telu

Daliken si telu adalah bagian dari masyarakat Karo yang merupakan

landasan bagi sistem kekerabatan dan semua kegiatan khususnya kegiatan yang

berhubungan dengan pelaksanaan adat-istiadat dan interaksi antar sesama

masyarakat Karo. Daliken si telu ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

dipisahkan. Setiap hubungan dalam adat istiadat ditentukan oleh adanya tiga

kelompok ini yaitu (1) kalimbubu, sebagai keluarga pemberi isteri, (2) anak beru,

keluarga yang mengambil atau menerima isteri, dan (3) senina, keluarga

keturunan semerga atau keluarga inti.

Menurut Drs. Pertampilan Brahmana, daliken sitelu terdiri dari tiga kata

yaitu daliken yang berarti ‘batu atau tungku’, si yang berarti ‘yang’, dan telu

yang berarti ‘tiga’. Secara etimologis, daliken Sitelu berarti tungku yang tiga. Arti

ini menunjuk pada kenyataan bahwa untuk menjalankan kehidupan sehari-hari,

masyarakat tidak lepas dari yang namanya tungku untuk menyalakan api

(memasak) (http://repository.usu.ac.id).

Daliken si telu dalam sistem kekerabatan masyarakat Karo merupakan

simbol/lambang yang mempunyai makna. Jika secara etimologis daliken si telu

adalah “tungku yang tiga” yang berfungsi dalam kehidupan masyarakat Karo

sehari-hari sebagai penopang untuk memasak, daliken si telu dalam hubungan

kekerabatan masyatakat Karo juga mempunyai peran sebagai penopang sukut

(yang menyelenggarakan pesta) dalam suatu upacara adat.

Menurut Drs. Pertampilan Brahmana, daliken si telu sebagai bagian dari

budaya Karo tetap berperan penting dalam pengendalian sosial masyarakat Karo.

Page 43: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

29

Karena bila terjadi masalah sosial didalam keluarga, suatu masalah dapat

dikatakan selesai atau tuntas bila daliken si telu dari keluarga yang bermasalah

ikut berpartisipasi dalam menyelesaikannya. Lebih jauh beliau mengatakan:

Daliken si telu ini merupakan alat pemersatu masyarakat Karo, sekaligus dapat mengikat atau terikat kepada hubungan perkerabatan yang sekaligus pula sebagai dasar gotong royong, dan saling hormat menghormati, maka di dalam segenap aspek kehidupan masyarakat Batak Karo, daliken si telu ini sangat berperan penting, dia merupakan dasar bagi sistem kekerabatan dan menjadi landasan untuk semua kegiatan yang bertalian dengan pelaksanaan adat dan juga interaksi dengan sesama masyarakat Karo (http://repository.usu.ac.id).

Jadi daliken si telu merupakan landasan sistem kekerabatan serta landasan

bagi semua kegiatan baik pelaksanaan adat istiadat maupun interaksi antar sesama

masyarakat Karo. Atau dengan bahasa lain, daliken si telu adalah suatu jaringan

kerja sosial-budaya yang bersifat gotong royong dan kebersamaan yang terdapat

pada masyarakat Karo.

Selain daliken si telu dikenal juga istilah rakut (ikat) si telu yang berarti

“ikatan yang tiga” yang mengartikan bahwa setiap individu masyarakat Karo

mempunyai ikatan dari tiga kekerabatan ini.

c. Tutur Siwaluh

Untuk menunjukkan tingkatan kekerabatan di dalam masyarakat Karo

dikenal istilah ertutur. Ertutur adalah salah satu ciri orang Karo untuk berkenalan

dengan orang yang belum pernah dikenalnya. Biasanya dengan menanyakan

merga, kemudian bere-bere (marga ibu), bahkan mungkin menanyakan trombo

(silsilah) untuk mengetahui tingkat kekerabatan tersebut (Tarigan, 2009:101).

Page 44: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

30

Tutur siwaluh terdiri dari delapan golongan (1) puang kalimbubu, (2)

kalimbubu, (3) senina, (4) sembuyak, (5) senina sipemeren, (6) senina

sepengalon/sedalanen, (7) anak beru, dan (8) anak beru menteri.

Masyarakat Karo juga mempunyai kain tradisional yang disebut sebagai

uis yang dapat digunakan oleh laki-laki maupun perempuan. Kain atau uis adat

tradisional Karo merupakan pakaian adat yang digunakan dalam kegiatan adat

maupun dalam kehidupan sehari-hari. Uis Karo memiliki warna dan motif yang

berhubungan dengan penggunaannya atau dengan pelaksanaan kegiatan

budaya/adat.

Dahulu pada umumnya dahulu uis pada masyarakat Karo dibuat dari

bahan kapas, dipintal dan ditenun secara manual dan menggunakan zat pewarna

alami (tidak menggunakan bahan kimia pabrikan). Namun sekarang ada juga

beberapa diantaranya menggunakan bahan kain pabrikan yang dicelup (diwarnai)

dengan pewarna alami dan dijadikan kain adat Karo. Warna kain tradisional Karo

biasanya didominasi dengan warna hitam dan merah.

Pada umumnya masyarakat Karo yang tinggal di Kabupaten Karo secara

tradisional memiliki mata pencaharian bertani, yaitu menanam padi di lahan

kering (ladang) atau lahan basah (sawah). Selain padi tanaman jagung juga

menjadi alternatif yang cukup banyak dilakukan masyarakat Karo. Kabupaten

Karo juga dikenal sebagai salah satu penghasil buah yang cukup menonjol di

Sumatera Utara (Tarigan, 2004:109). Sedangkan pada masyarakat Karo yang

Page 45: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

31

bertempat tinggal di kota sebagian besar memiliki pekerjaan diluar bertani, seperti

bekerja di kantor maupun pengusaha ataupun wiraswasta, dan lain-lain.

2.2 Musik Tradisional Masyarakat Karo

Masyarakat Karo memiliki konsep tersendiri tentang musik. Musik dalam

masyarakat Karo yaitu; musik instrumental, vokal, dan gabungan keduanya.

Dalam melakukan aktifitas bermusik masyarakat Karo memiliki dua konsep yaitu

ergendang (bermain musik) dan rende (bernyanyi). Musik tradisional Karo yang

akan dibahas penulis disini adalah adalah ensambel tradisional Karo, instrumen

musik tradisional Karo non-ensambel, musik vokal tradisional Karo, dan

instrumen keyboard dalam kebudayaan musik tradisional Karo.

2.2.1 Ensambel musik tradisional Karo

Dalam penyebutan ensembel musiknya masyarakat Karo menggunakan

kata ‘gendang ’12. Ensembel musik Karo jika diklasifikasikan secara umum dan

yang paling sering digunakan pada konteks upacara adat adalah gendang lima

sedalanen dan gendang telu sedalanen. Penjelasan mengenai ensembel musik

tradisional Karo ini akan dijelaskan lebih lanjut lagi.

2.2.1.1. Gendang lima sedalanen

Gendang lima sedalanen (sering juga disebut gendang sarune) merupakan

ensambel musik yang paling dikenal dalam kasanah musik tradisional Karo.

Istilah gendang pada kasus ini dapat diartikan dengan “alat musik”, lima yang

12 Gendang memiliki makna yang jamak dan telah dijelaskan pada Bab I.

Page 46: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

32

berarti “lima”, dan sedalanen yang berarti “sejalan”. Dengan demikian gendang

lima sedalanen mengandung pengertian “lima buah alat musik yang dimainkan

sejalan atau bersama-sama” (Tarigan, 2004:110).

Gendang lima sedalanen yang merupakan sekumpulan instrumen terdiri

dari satu buah sarune sebagai pembawa melodi, dua buah gendang yaitu gendang

anak dan gendang indung (gendang berarti sebagai instrumen) sebagai instrumen

ritmis, serta gung dan penganak sebagai pembawa/pengatur tempo. Kelima

instrumen tersebut dimainkan bersamaan sebagai sebuah ensambel.

Gendang lima sendalanen sering juga disebut dengan istilah Gendang

Sarune13. Di kalangan musisi tradisional Karo istilah gendang sarune lebih sering

dinggunakan, sementara itu di berbagai tulisan tentang kebudayaan musik Karo

lebih banyak menggunakan istilah gendang lima sendalanen. Untuk konsistensi

penulisan, dalam tulisan ini penulis menggunakan istilah gendang lima

sendalanen. Ini tidak berarti istilah gendang lima sendalanen lebih mewakili dari

pada gendang sarune karena memang kedua istilah tesebut selalu digunakan

dalam masyarakat Karo.

Orang yang memainkan kelima instrumen musik dalam gendang lima

sedalanen masing-masing memiliki sebutan sesuai dengan alat musik atau

instrumen yang dimainkannya. Untuk pemain sarune disebut sebagai penarune,

pemain gendang anak dan pemain gendang indung disebut sebagai penggual,

13 Istilah Gendang Sarune muncul karena dalam ensambel tersebut sarune merupakan alat musik pembawa melodi

Page 47: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

33

pemain gung disebut sebagai simalu gung dan pemain penganak disebut sebagai

simalu panganak.

Sekumpulan pemain musik ini sering disebut sebagai sierjabaten (“yang

memiliki jabatan”) atau penggual ketika bermain/mengiringi dalam suatu konteks

upacara adat masyarakat Karo. Dalam konteks upacara adat sierjabaten atau

penggual yang memainkan gendang lima sedalanen/telu sedalanen diberikan

tempat yang khusus dengan beralaskan amak mbentar (tikar anyaman berwana

putih). Walaupun sekarang gendang lima sedalanen/telu sedalanen sudah

digantikan dengan alat elektronik modern yaitu gendang kibod, perlakuan

terhadap sierjabaten tetap sama. Dalam hal memberi upah, dulu sierjabaten atau

penggual diberi beras, garam, kelapa, dan ayam dalam mengiringi suatu acara

adat, namun sekarang sierjabaten atau penggual dibayar dengan uang sebagai

ganti upah untuk mengiringi jalannya acara adat.

Page 48: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

34

Gambar 2.2 Gendang lima sedalanen; (a) sarune; (Dok: Perikuten Tarigan,

Sumber: http://Karosiadi.blogspot.com) (b) gendang indung, (c) gendang anak,

(d) penganak (Dok: Vanesia Amelia Sebayang) dan (e) gung.

Page 49: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

35

2.2.1.2 Gendang Telu Sedalanen

Sama halnya dengan gendang lima sedalanen, secara harfiah Gendang telu

sendalanen memiliki pengertian “tiga alat musik yang sejalan atau dimainkan

secara bersama-sama”. Ketiga alat musik tersebut adalah (1) kulcapi/balobat (two-

stranged fretted-necked lute/end blown flute), (2) keteng-keteng (idiokordofon:

tube-zhyter), dan (3) mangkuk mbentar (chinese bowl).

Dalam ensambel ini ada dua istrumen yang bisa digunakan sebagai

pembawa melodi yaitu instrumen kulcapi dan balobat. Sedangkan instrumen

keteng-keteng dan mangkuk merupakan alat musik pengiring yang menghasilkan

pola-pola ritem yang bersifat konstan dan repetitif.

Pemakaian kulcapi atau balobat sebagai pembawa melodi dilakukan

secara terpisah dalam upacara yang berbeda (tergantung kebutuhan). Prinsipnya

sebenarnya sama hanya saja instrumen pembawa melodinya yang berbeda. Jika

kulcapi digunakan sebagai pembawa melodi maka ensembel musiknya disebut

sebagai gendang kulcapi, dan jika balobat digunakan sebagai pembawa melodi

maka ensambel musiknya disebut sebagai gendang balobat.

Page 50: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

36

Gambar 2.3 Gendang telu sedalanen: (a) gendang kulcapi, (b) gendang belobat

(Dok: Irwansyah Harahap, Sumber: http://Karosiadi.blogspot.com)

2.2.2 Instrumen musik tradisional Karo non-ensambel

Selain dari pada ketiga ensambel musik diatas, masih banyak instrumen

musik tradisional Karo non-ensambel yang dapat dimainkan secara tunggal tanpa

diiringi alat musik lainnya, namun hanya beberapa yang masih dapat ditemukan.

Adapun Instrumen musik tersebut adalah:

2.2.2.1 Kulcapi dan balobat (baluat)

Selain dapat digunakan secara ensambel, instrumen kulcapi dan belobat

(baluat) dapat dimainkan secara tunggal. Kedua instrumen musik ini dapat

dimainkan dimana saja dan oleh siapa saja. Kulcapi adalah alat musik petik

berbentuk lute yang terdiri dari dua buah senar (two-stranged fretted-necked lute).

Senarnya kulcapi terbuat dari metal, namun dulu kala terbuat dari akar pohon aren

(enau). Kulcapi memiliki lubang resonator yang juga berfungsi untuk

Page 51: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

37

mengubah/memberi efek suara. Belobat atau baluat merupakan alat musik tiup

yang mirip dengan alat musik recorder (block flute) yang terbuat dari bambu.

Belobat atau baluat memiliki 6 (enam) buah lobang nada (Tarigan, 2004:115-

166).

Gambar 2.4 a: Kulcapi (Dok: Saidul Hutabarat), b: Belobat (Dok:

Vanesia Amelia Sebayang)

2.2.2.2 Surdam dan murbab

Surdam merupakan alat musik tiup berjenis end blown flute yang terbuat

dari bambu. Cara memainkan surdam tidaklah mudah, hal ini disebabkan karena

tidak terdapat sekat/pembelah udara pada instrumen surdam, jadi untuk dapat

memainkannya haruslah memiliki keterampilan khusus. Surdam juga terdiri dari

beberapa jenis yaitu surdam rumamis, surdam tangko kuda, surdam pingko-

pingko, dan surdam puntung. Murbab merupakan satu-satunya alat musik gesek

dalam musik tradisional Karo. Instrumen musik ini mirip dengan alat musik rebab

dalam musik Jawa. Namun sekarang ini murbab sudah tidak dapat ditemukan

pada kebudayaan musik Karo.

Page 52: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

38

Gambar 2.5 (a); Surdam (Sumber: http://pulumun.blogspot.com), (b);

Murbab (Sumber: http://Karosiadi.blogspot.com)

2.2.2.3 Embal-embal dan empi-empi

Embal-embal dan empi-empi merupakan alat musik yang biasanya

ditemukan di sawah atau ladang ketika padi sedang menguning. Kedua instrumen

musik ini dimainkan atau digunakan sebagai alat musik hiburan pribadi di ladang

ketika menjaga padi dari gangguan burung. Embal-embal (aerophone, single reed)

terbuat dari satu ruas bambu yang dibuat lobang-lobang penghasil nada. Sebagai

alat musik tiup, lidah (reed) embal-embal dibuat dari badan alat musik alat musik

itu sendiri.

Empi-empi (aerophone, multiple reeds) terbuat dari batang padi yang telah

mulai menguning. Lidah (reed) dari empi-empi dibuat dari batang padi itu sendiri,

dengan cara memecahkan sebagian kecil dari salah satu ujung batang padi yang

memiliki ruas. Akibat terpecahnya ruas batang padi menjadi beberapa bagian

(tidak terpisah) maka ketika ditiup bagian yang terpecah tersebut akan

Page 53: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

39

menimbulkan bunyi. Sebagian yang tidak terpecah kemudian dibuat lobang-

lobang untuk menghasilkan nada yang berbeda. Biasanya empi-empi mempunyai

empat buah lobang nada. Pada saat ini embal-embal dan empi-empi sudah

semakin jarang ditemukan/dimainkan oleh masyarakat Karo, khususnya orang

Karo yang berada di daerah pedesaan (Hutabarat 2010: 54).

2.2.3 Musik vokal tradisional Karo

Dalam berkesenian, aktifitas bernyanyi pada masyarakat Karo disebut

rende dan penyanyi berarti perende-ende. Orang yang pandai bernyanyi serta

menari dalam satu konteks upacara seperti gendang guro-guro aron disebut

sebagai perkolong-kolong namun dulunya sering disebut sebagai permangga-

mangga.

Selain memiliki kemampuan dalam menyanyikan lagu-lagu Karo yang

bertemakan percintaan atau muda mudi, perkolong-kolong juga mampu

menyanyikan lagu-lagu yang bertemakan pemasu-masun (nasihat-nasihat) yang

secara teks atau liriknya sangat bergantung kepada konteks suatu upacara adat.

Artinya melodi lagu pemasu-masun memang telah diketahui atau dihapal,

namun lirik dari melodi tersebut harus dibuat (dinyanyikan) sendiri oleh

Perkolong-kolong tersebut pada saat bernyanyi sesuai dengan konteks upacara

yang sedang berlangsung pada saat itu.

Kebudaya musik Karo juga mengenal beberapa jenis seni vokal lainnya

yaitu: ende-enden (nyanyian muda-mudi), katoneng-katoneng (nyanyian yang

berisikan pengharapan), didong dong (nyanyian yang berisikan nasehat-nasehat),

Page 54: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

40

mangmang (nyanyian yang berisikan doa-doa), tangis-tangis (nyanyian ungkapan

keluh kesah) dan masih banyak lagi.

Dalam acara adat dan hiburan penyajian seni vokal katoneng-katoneng dan

Ende-enden dilakukan oleh seorang penyanyi tradisional Karo yaitu perkolong-

kolong. Sementara nyanyian mangmang dilakukan oleh seorang guru sibaso

(dukun) di dalam upacara yang berkaitan dengan upacara ritual. Musik vokal

dalam kebudayaan masyarakat Karo dapat ditemukan dalam berbagai upacara

adat, ritual maupun hiburan.

2.2.4 Instrumen keyboard dalam kebudayaan musik tradisional Karo

Teknologi merupakan produk dari kebudayaan yang dibuat oleh manusia

untuk memenuhi kebutuhannya. Secara langsung atau tidak langsung teknologi

dapat memberi perubahan dalam suatu kebudayaan. Demikian pula pada

kebudayaan musik Karo yang mengalami perubahan dengan masuknya teknologi

dari sebuah instrumen keyboard.

Instrumen keyboard masuk kedalam kebudayaan musik Karo pada tahun

tahun 1991. Hadirnya instrumen keyboard dalam kebudayaan musik Karo

merupakan sebuah eksperimen seorang musisi tradisional Karo untuk menambah

unsur-unsur ritmis dalam konteks gendang guro-guro aron. Hal ini juga

dikemukakan oleh Tarigan (2004:123) yang mengatakan bahwa:

Page 55: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

41

Awalnya, keyboard tersebut digabungkan dengan gendang lima sendalanen dengan cara memanfaatkan unsur-unsur ritmis yang terdapat dalam keyboard untuk menambah nuansa musikal dalam konteks gendang guro-guro aron...melalui berbagai kreasi dan eksperimen yang dilakukan oleh seniman Karo terhadap alat musik keyboard, pada akhirnya terciptalah program ritem yang menyerupai “musik Karo” di dalam keyboard sehingga keyboard dapat dipergunakan untuk mengiringi nyanyian dan tarian Karo.

Hadirnya instrumen keyboard ini dipelopori oleh Djasa Tarigan yang pada

saat itu menggunakan Yamaha Pss 680 sebagai eksperimen musiknya. Instrumen

keyboard Yamaha PSS 680 ini digunakan untuk meniru pola ritem dari gendang

singanaki, gendang singindungi, serta gung dan penganak dengan memilih

berbagai fasilitas perkusi yang ada dalam bank keyboard tersebut. Instrumen

keyboard ini kemudian dikenal dengan istilah gendang kibod. Gendang kibod

merupakan sebutan atau istilah yang lazim diucapkan oleh orang Karo terhadap

jenis ritem musik yang diprogram secara khusus di dalam keyboard. Kata

gendang mengacu kepada pengertian musik Karo dan kata kibod merupakan

ucapan orang Karo terhadap kata keyboard itu sendiri (Hutabarat, 2010:1).

Instrumen keyboard memiliki fasilitas untuk memprogram musik sesuai

kebutuhan dan keinginan programer dengan bunyi musikal yang terdapat di

dalamnya. Berbagai bunyi musikal yang terdapat dalam instrumen keyboard

kemudian diprogram oleh seniman Karo dengan mengimitasikan/menirukan bunyi

musikal yang terdapat pada gendang lima sedalanen. Instrumen keyboard dalam

kebudayaan masyarakat Karo dimanfaatkan untuk memprogram ritem atau style

yang ada dalam musik tradisional Karo. Pada pekembangannya perkibod juga

Page 56: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

42

telah memainkan melodi dari komposisi yang sebelumnya dimainkan oleh

penarune/perkulcapi.

Gendang patam-patam merupakan pola ritem yang pertama sekali

diprogram pada instrumen keyboard lalu disusul dengan gendang odak-odak dan

simalungen rayat. Bunyi musikal yang diprogam oleh musisi/seniman Karo

berupa pola ritem dari gendang lima sedalanen. Pola ritem yang dimaksud adalah

unsur dari pola ritem gendang singanaki, gendang singindungi, penganak dan

gung yang dibuat sebagai program musik Karo dengan memanfaatkan pilihan

bunyi yang terdapat pada instrumen keyboard.

Para seniman/musisi Karo juga mengikuti perkembangan teknologi

instrumen keyboard dalam mengkreasikan musik Karo. Hal ini terlihat dari

adanya perubahan dalam menggunakan tipe/jenis instrumen keyboard yang

berawal dari Yamaha Pss 680, kemudian Yamaha Psr 500, lalu Technics KN

1000, dan yang paling disukai oleh perkibod (pemain kibod) yaitu Technics KN

2000. Keyboard Technics KN 2000 ini memiliki kemampuan yang lebih lengkap

dari sebelumnya karena dengan menggunakan keyboard Tehcnics KN 2000

gendang simalungen rayat dapat diprogram dengan karakter bunyi musikal dari

gendang lima sedalanen.

Gendang kibod kini telah menjadi bagian penting dari kebudayaan

masyarakat Karo, tidak jarang berbagai upacara tradisional Karo diiringi oleh

gendang kibod tanpa didampingi oleh ensambel musik tradisionalnya yaitu

gendang lima sedalanen.

Page 57: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

43

Gambar: 2.6 Instrumen Keyboard :(a) Yamaha PSS 680, (b) Yamaha PSR 500, (c)

Technics KN 1000, (d) Technics KN 2000, dan (e) Tehcnics KN 2600 (Sumber:

http://jakartacity.olx.co.id)

Page 58: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

44

2.3 Penggunaan Musik Tradisional Masyarakat Karo

Musik tradisional Karo merupakan hasil/produk dari proses kebudayaan

Karo itu sendiri. Oleh karena itu, musik tradisional Karo berkaitan erat dengan

elemen-elemen kebudayaan lainnya seperti; adat istiadat Karo, sistem

kepercayaan tradisional Karo, sistem mata pencaharian masyarakat Karo, dan juga

menjadi hiburan bagi masyarakat Karo (Tarigan, 2004:119).

Gendang (musik) mempunyai peran yang penting dalam masyarakat

Karo. Dalam upacara-upacara adat gendang (musik) berfungsi untuk mengiringi

jalananya upacara adat. Selain mengiringi jalannya upacara gendang (musik) juga

digunakan untuk mengiringi landek (tari), rende (bernyanyi) dan juga ngerana

(sesi memberikan nasehat-nasehat) pada upacara-upacara adat.

Kehadiran musik dalam kontek upacara adat sama dengan kehadiran

sierjabaten (pemain musik) itu sendiri. Sierjabaten merupakan salah satu peran

yang penting dalam masyarakat Karo. Hal ini juga dikemukakan oleh Julianus

Liembeng dalam blognya yang mengatakan bahwa; “pada masyarkat Karo ada

beberapa peranan yang cukup penting dalam masyarakat, misalnya (1) pande,

yaitu tukang yang bisa mengerjakan pekerjaan pertukangan, misalnya membuat

rumah adat, perkakas atau peralatan dan sebagainya; (2) sierjabaten, yaitu

pemusik tradisional dimana kehadirannya sangat dibutuhkan dalam upacara-

upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat; (3) guru, yaitu tabib atau dapat juga

disebut sebagai orang yang mempunyai keahlian di bidang pengobatan”

(http://xeanexiero.blogspot.com). Kehadiran sierjabaten atau penggual dalam

Page 59: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

45

pelaksanaan upacara adat sangat penting dan dibutuhkan, dengan kata lain musik

merupakan salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam upacara adat

masyarakat Karo.

2.3.1 Penggunaan ensambel musik tradisional Karo

Penggunaan ensambel musik tradisional dalam upacara-upacara adat

masyarakat Karo akan dijelaskan berdasarkan konteks upacara masyarakat Karo

secara umum, yaitu upacara perkawinan, upacara kematian, upacara erpangir ku

lau, mengket rumah, dan gendang guro-guro aron.

2.3.1.1 Upacara adat perkawinan (Kerja nereh-empo)

Dalam upacara adat perkawinan musik memiliki peran yang cukup

penting. Pada upacara adat perkawinan (kerja nereh-empo) yang menyertakan

gendang lima sedalanen disebut kerja adat erkata gendang yang artinya kerja

adat disertai musik tradisional (Tarigan, 2004:120).

Kehadiran gendang (musik) dalam pesta adat perkawinan disajikan untuk

mengiringi acara rende (menyanyi), landek (menari), dan juga penyampaian pesan

atau pedah-pedah. Ensambel musik yang awalnya digunakan adalah gendang lima

sedalanen.

Pada upacara adat perkawinan, gendang lima sendalanen dimainkan untuk

mengiringi sesi aturen menari/telah-telah (acara menari/memberikan wejangan

dan ucapan selamat) yang diikuti dengan acara penyerahan luah (kado).

Penyerahan luah (kado) diserahkan oleh kalimbubu sitelu sada dalanen sesuai

dengan yang telah dimusyawarahkan bersama. Luah (kado) ini diserahkan kepada

Page 60: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

46

kedua mempelai yang terdiri dari: lampu menyala, tempat memasak nasi dan

pengaduknya, piring makan, beras dan telur ayam, ayam yang masih hidup, serta

tikar dan bantal (Prints, 2004:117-118).

2.3.1.2 Upacara kematian

Cawir metua merupakan upacara kematian yang biasanya menghadirkan

gendang (musik) dalam pelaksanaan upacaranya. Dalam adat cawir metua

biasanya gendang nya adalah “nangkih gendang ”, yang artinya semalam sebelum

penguburan sudah ada iringan musik tradisional Karo. Dalam upacara kematian

masyarakat Karo ada beberapa kegiatan yang diiringi oleh gendang lima

sedalanen yaitu rende, landek, dan juga ngerana yang telah diatur sesuai dengan

musyawarah.

Di upacara kematian (ritual penguburan jenajah) orang Karo yang

menyertakan gendang lima sedalanen terdapat istilah yang berkaitan langsung

dengan kehadiran musik dalam upacaranya, yaitu :gendang mentas, erkata

gendang , dan nangkih gendang . Gendang mentas merupakan pemakaian musik

tradisional yang paling singkat yang dilaksanakan pada siang hari hingga sore hari

pada acara penguburan. Nangkih gendang dilaksanakan pada malam sebelum

penguburan jenasah musik tradisional Karo telah dihadirkan dan biasanya sampai

pada malam setelah penguburan jenasah itu selesai dilakukan, dan erkata gendang

dilaksanakan pada saat upacara adat penguburan hingga selesai (Tarigan,

2004:120).

Page 61: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

47

2.3.1.2 Upacara erpangir ku lau

Erpangir ku lau berasal dari kata “pangir” yang berarti “langir” dan “ku

lau” yang berarti “ke air”. Jadi secara harafiah erpangir ku lau adalah berlangir ke

air. Erpangir ku lau merupakan upacara ritual yang bertujuan untuk

membersihkan diri agar terhindar dari penyakit, bahaya ataupun roh-roh jahat dan

agar cita-cita atau keinginan tercapai. Dalam upacara erpangir ku lau kehadiran

musik memiliki peran penting dalam berlangsungnya upacara ini. Adapun

ensambel yang digunakan untuk mengiringi upacara erpangir ku lau adalah

gendang lima sedalanen dan gendang telu sedalanen .

Gendang lima sendalanen yang dimainkan pada upacara yang bersifat

ritual berguna untuk mengubah suasana upacara menjadi sakral dan sedikit magis,

dan sekaligus juga akan mempengaruhi (alam bawah sadar) guru sibaso menjadi

kesurupan (trance) (Tarigan, 2004:121).

2.3.1.4 Mengket rumah Upacara memasuki atau meresmikan rumah baru dalam tradisi masyarakat

Karo disebut mengket rumah. Upacara ini dilaksanakan untuk mengungkapkan

rasa syukur dan gembira suatu keluarga karena rumah yang di bangun telah

selesai dan siap untuk ditempati. Dalam pelaksanaan mengket rumah ensambel

musik yang digunakan pada awalnya adalah gendang lima sedalanen. Namun

pesta mengket rumah sudah dapat menggunakan gendang kibod.

Menurut Prints (2004:198) maysarakat Karo mengenal empat tingkatan

dalam pesta mengket rumah yaitu; (1) sumalin jabu, merupakan pesta mengket

rumah yang paling sederhana, yang dihadiri sengkep nggeluh terdekat saja, (2)

Page 62: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

48

mengkah dapur, merupakan pesta mengket rumah yang diawali dengan runggun

(musyawarah), (3) ngerencit, merupakan pesta mengket rumah dengan pesta besar

sehingga harus dengan runggun sangkep nggeluh, dan (4) ertukam, merupakan

pesta mengket rumah yang paling besar dan berlangsung beberapa hari dan

beberapa malam.

Ngerencit, dan juga ertukam adalah upacara mengket rumah khusus untuk

rumah adat tradisional Karo. Pada saat ini pembangunan untuk rumah adat

tradisional masyarakat Karo sudah tidak pernah dilakukan, dan kehadiran rumah

adat masyarakat Karo kini sudah tidak banyak lagi yang tersisa.

Repertoar musik yang dimainkan dalam pesta mengket rumah dapat dibagi

kedalam dua bagian yaitu repertoar gendang adat (gendang perang-perang,

gendang simalungen rakyat, gendang jumpa malem) dan repertoar gendang lima

puluh kurang dua (50-2). Penggunaan seluruh repertoar dalam gendang adat tidak

berkaitan dengan masalah kepercayaan. Sesuai dengan namanya gendang adat

maka gendang ini hanya berhubungan dengan adat istiadat. Berbeda halnya

dengan gendang lima puluh kurang dua yang penggunaannya sangat berkaitan

dengan ritual (Sitepu, 1993:46-47).

2.3.1.5 Gendang guro-guro aron

Guro-guro aron berasal dari dua kata, yaitu guro-guro dan aron. Guro-

guro berarti hiburan atau pesta, sedangkan aron berarti muda-mudi. Jadi guro-

guro aron adalah suatu pesta muda-mudi yang dilaksanakan berdasarkan adat dan

kebudayaan Karo, dengan memakai musik Karo dan perkolong-kolong (Prints,

2004:280).

Page 63: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

49

Pada dasarnya gendang guro-guro aron merupakan suatu acara yang

bersifat gembira yang di adakan setelah panen oleh para petani. Hal ini juga

disampaikan oleh Sinuraya dalam Roberto Bangun (2006: 175) yang mengatakan

bahwa: “aron” merupakan grup-grup kerja bertani baik dilakukan oleh orang-

orang muda laki-laki atau wanita maupun yang sudah berumah tangga. Asal kata

aron adalah “si-saron-saron” yang berarti tolong-tolongan, yang kemudian

beralih menjadi kata aron. Sedangkan guro-guro adalah bersuka ria. Jadi guro-

guro aron adalah bersuka ria dengan gendang (musik) yang dijelmakan dalam

seni bunyi-bunyian tari dan nyanyian.

Gendang guro-guro aron merupakan suatu seni pertunjukan tradisional

Karo yang terdiri dari unsur musik, tari dan nyanyi. Sebagai seni pertunjukan

tradisional, gendang lima sedalanen merupakan salah satu unsur pokok dalam

gendang guro-guro aron, karena aktifitas utama dalam pesta tersebut adalah

menari dan menyanyi dalam iringan musik (Tarigan, 2004:121).

Dalam gendang guro-guro aron ensambel yang digunakan adalah gendang

lima sedalanen. Pada desa-desa tertentu yang pernah penulis amati, yakni Juhar,

Tigabinanga, dan Batukarang, pada saat tertentu gendang lima sedalanen dan

gendang kibod digabung untuk mengiringi tari maupun nyanyian.

Gendang guro-guro aron juga merupakan ajang sosialisasi dan pelatihan

tari bagi masyarakat desa. Gendang guro-guro aron biasanya diadakan pada acara

kerja tahun, (perwujudan rasa sukacita/gembira atas masa panen) yang

dilaksanakan oleh tiap-tiap desa setiap tahun. Kerja tahun diadakan di setiap desa

Page 64: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

50

dengan jadwal yang telah di atur, biasanya tergantung pada masa musim panen

dan ditetapkan oleh masing-masing tetua adat di setiap desa. Ada pula desa yang

tanggal kerja tahunnya tetap/tidak berubah yaitu desa Juhar yaitu pada tanggal 17

Agustus.

Gendang guro-guro aron dalam kebudayaan masyarakat Karo memiliki

beberapa fungsi. Adapun fungsi dari gendang guro-guro aron adalah: (1) latihan

kepemimpinan (persiapan suksesi), maksudnya adalah dalam gendang guro-guro

aron muda-mudi dilatih untuk memimpin, mengatur dan mengurus acara

tersebut,dan dengan mengikuti acara ini muda-mudi dipersiapkan untuk menjadi

pemimpin desa dikemudian hari. (2) belajar adat Karo, dalam gendang guro-guro

aron muda-mudi juga belajar tentang adat Karo dengan mengetahui bagaimana

cara ertutur agar mengetahui siapa yang boleh dan tidak boleh menjadi pasangan

menari, (3) hiburan, gendang guro-guro aron merupakan sarana hiburan bagi

muda-mudi dan penduduk kampung, (4) metik (tata rias), dengan mengikuti

gendang guro-guro aron muda-mudi juga belajar untuk merias diri sendiri, belajar

melulur diri, membuat tudung atau bulang-bulang, (5) belajar etika, dalam

melaksanakan gendang guro-guro aron, muda-mudi juga belajar bagaimana etika

atau tata krama pergaulan hidup dengan sesama, (6) arena cari jodoh, guro-guro

aron juga dimaksud untuk sarana pencarian jodoh untuk muda-mudi (Prints,

2004:280-281).

Page 65: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

51

2.3.2 Penggunaan instrumen tradisional Karo non-ensambel

Alat-alat musik tradisional tunggal (solo) secara umum dimainkan sebagai

hiburan pribadi. Kulcapi dapat digunakan sebagai hiburan pribadi maupun

pengiring tradisi nyanyian bercerita yang terdapat dalam kebudayaan masyarakat

Karo. Belobat dimainkan ketika sedang mengembalakan ternak, menjaga padi di

sawah atau di ladang. Surdam biasanya dimainkan pada malam hari ketika

suasana sepi, embal-embal dan empi-empi yang berbahan dasar bambu dan batang

padi biasa dimainkan ketika petani sedang menjaga padi dari gangguan burung

(Tarigan,2004:121-122).

2.3.3 Penggunaan musik vokal tradisional Karo

Penggunaan musik vokal dalam masyarakat Karo dapat ditemukan di

beberapa konteks upacara. Menurut Kumalo Tarigan (http://repository.usu.ac.id),

musik vokal dalam musik tradisional Karo dapat disajikan berdasarkan beberapa

konteks yaitu:

1. Musik vokal dalam konteks seni pertunjukan

Musik vokal dalam konteks seni pertunjukan berupa nyanyian yang

disebut ende-enden yaitu nyanyian yang biasanya dibawakan oleh

perkolong-kolong dalam seni pertunjukan gendang guro-guro aron.

2. Musik vokal dalam konteks ritual

Musik vokal dalam konteks ritual terdiri dari tujuh jenis nyanyian yaitu

(1) didong doah, adalah nyanyian menidurkan anak, (2) ndilo wari udan,

adalah nyanyian untuk mengundang atau mendatangkan hujan,

Page 66: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

52

(3) mangmang, adalah nyanyian untuk memanggil roh dan meminta

kekuatan gaib untuk dapat menjalankan upacara ritual, (4) nendong, adalah

nyanyian untuk meramal suatu kejadian, (5) ngeria, adalah nyanyian untuk

menyadap atau mengambil nira dari pohon aren, (6) perumah begu, adalah

nyanyian untuk berkomunikasi dengan arwah orang yang sudah meninggal

dunia, dan (7) tabas, adalah nyanyian yang berisi mantra.

3. Musik vokal dalam konteks adat

Musik vokal dalam konteks adat dapat dibagi menjadi dua yaitu katoneng-

katoneng pemasu-masun yaitu nyanyian bercerita yang disajikan dalam

upacara perkawinan dan didong doah bibi serembah ku lau yaitu nyanyian

yang disajikan dalam upacara perkawinan yang dinyanyikan oleh bibi dari

pengantin wanita. Selain dalam upacara perkawinan katoneng-katoneng

juga disajikan pada upacara kematian.

4. Musik vokal dalam konteks hiburan pribadi

Musik vokal untuk hiburan pribadi yaitu (1) doah-doah nyanyian spontan

untuk diri sendiri, (2) tangis-tangis, adalah nyanyian ungkapan kesedihan,

dan (3) io-io, adalah nyanyian kesedihan dalam percintaan.

2.3.4 Penggunaan instrumen keyboard

Saat ini hampir semua upacara adat maupun ritual dan hiburan pada

masyarakat Karo dapat diiringi dengan gendang kibod. Penggunaan gendang

kibod pada masyarakat Karo sama seperti ensambel musik tradisionalnya

gendang lima sedalanen dan gendang telu sedalanen. Penggunaan ini akan di

Page 67: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

53

jelaskan upacara apa saja yang menggunakan instrumen keyboard dalam

mengiringi jalannya upacara.

Gambar 2.7: Pemain Keyboard Karo, Yanto Tarigan;

Tipe keyboard Technics KN 2600.

2.3.4.1 Upacara perkawinan (kerja nereh-empo)

Setelah instumen keyboard dapat diprogram dan disesuaikan dengan bunyi

dari gendang lima sedalanen, upacara adat perkawinan pada masyarakat Karo

lebih sering diiringi dengan gendang kibod dan terkadang sierjabaten

menggabungkannya dengan kulcapi sebagai pembawa melodi. Namun pada

upacara perkawinan saat ini gendang kibod lebih sering digunakan secara tunggal

untuk mengiringi jalannya upacara adat.

Penggunaan gendang kibod dalam upacara adat perkawinan dulunya

disajikan mulai dari malam hari yakni pada acara nganting manuk dan keesokan

paginya pada acara pesta adat. Hal tersebut juga diungakapkan oleh Jhon

Bregmen Ginting (2000: 22) yang mengatakan bahwa:

Page 68: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

54

Penyajian gendang kibod pada rangkaian upacara perkawinan pada masyarakat Karo dapat terjadi pada rangkaian acara nganting manuk dan pelaksanaan pesta. Dari kedua bagian tersebut, penggunaan gendang kibod lebih dominan dimainkan pada saat nganting manuk. Hal ini disebabkan karena pada upacara nganting manuk, setelah acara musyawarah adat, penyajian keyboard dilaksanakan khusus untuk mengiringi pengantin, dan kaum kerabat kedua pengantin untuk menari. Berbeda dengan penyajian kibod pada pelaksaan acara pesta peresmian perkawinan, penyajian kibod hanya sebagai pelengkap karena acara utama adalah pada saat penyerahan tukur atau mahar dan ngerana (memberikan sambutan) dari kedua kerabat mempelai, namun pada akhirnya ngerana sering dibuat menari yang diiringi keyboard.

Namun sekarang ini acara nganting manuk dalam masyarakat Karo sudah

jarang sekali dilaksanakan. Walaupun demikian sesi untuk rende (bernyanyi) dan

landek (menari) untuk pengantin dan juga kedua orang tua dari pengantin tetap

dilaksanakan dengan iringan gendang kibod namun tidak dilaksanakan pada saat

acara nganting manuk lagi. Sesi untuk rende (bernyanyi) dan landek (menari)

untuk pengantin dan kedua orang tua dari pengantin bisa saja dilakukan pada saat

mbaba belo selambar (acara pertunangan) atau dalam kerja adatnya. selain untuk

mengiringi pengantin, gendang kibod juga berfungsi untuk mengiringi acara

ngerana (memberikan petuah/pesan), dan juga landek (menari) .

2.3.4.2 Upacara kematian

Kemajuan teknologi serta kreatifitas seniman Karo dalam membuat

beberapa program musik yang sesuai dengan style musik tradisional Karo

membuat gendang kibod kini dapat dimainkan dalam upacara kematian. Style

musik tersebut antara lain adalah gendang simalungen rayat, gendang odak-odak,

dan gendang patam-patam. Oleh karena itu gendang kibod dalam upacara adat

Page 69: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

55

kematian masyarakat Karo dapat mewakili kehadiran gendang lima sedalanen

sebagai pengiring jalannya upacara. Gendang kibod dalam upacara kematian

masyarakat Karo sama fungsinya dengan gendang lima sedalanen yaitu untuk

mengiringi acara rende, landek, dan juga ngerana yang telah diatur sesuai dengan

musyawarah.

2.3.4.3 Upacara erpangir ku lau

Selain gendang telu sedalanen, upacara erpangir ku lau kini

menggunakan alat musik modern seperti instrumen keyboard. Menurut Julianus

Liembeng, selain teknologi instrumen keyboard perkembangan yang terjadi

sekarang ini adalah pemakaian kaset atau rekaman musik dalam musik iringan

untuk upacara erpangir ku lau, dimana musik-musik yang dimainkan di kaset

tersebut dapat dipilih sesuai dengan repertoar-repertoar yang biasanya digunakan

dalam upacara erpangir ku lau. Hal ini tentunya lebih mengirit biaya pelaksanaan

upacara. Namun dalam bentuk pola pikir tentang konsep erpangir pada

penganutnya tidak ada perubahan yang progresif. Erpangir masih tetap dilakukan

dalam konteks dan makna yang tidak jauh berubah dari ‘aslinya’ (Sumber:

http://xeanexiero.blogspot.com).

2.3.4.4 Mengket rumah

Gendang kibod kini sering sekali digunakan untuk mengiringi acara

mengket rumah (non-adat). Gendang kibod dalam mengket rumah pada saat ini

hanya berfungsi sebagai hiburan. Jadi tidak ada lagi hubungannya dengan ritual

yang biasa dilakukan pada saat memasuki rumah adat tradisional masyarakat

Page 70: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

56

Karo. Penggunaan gendang kibod dalam acara mengket rumah biasanya dapat

dilakukan mulai dari malam sebelum acara dan keesokan harinya, acara pada

malam hari merupakan sutu hiburan untuk penghuni rumah maupun tamu-tamu

yang sudah hadir di rumah sehari sebelum acara masuki rumah baru dimulai.

2.3.4.5 Gendang guro-guro aron

Melalui gendang guro-guro aron masyarakat Karo mulai mengenal

instrumen keyboard. Instrumen keyboard yang awalnya digunakan sebagai

eksperimen sangat digemari oleh masyarakatnya sehingga terciptalah suatu

program ritem yang menyerupai musik tradisional Karo. Gendang kibod

merupakan sebutan atau istilah yang sering digunakan oleh masyarakat Karo

terhadap jenis ritem yang diprogram secara khusus di dalam keyboard. Ritem

musik tradisional Karo yang telah diprogram ini selalu disajikan dalam gendang

guro-guro aron.

Pada gendang guro-guro aron, gendang kibod dapat disajikan bersamaan

dengan gendang lima sedalanen ataupun secara tunggal. Biasanya jika disajikan

dengan gendang lima sedalanen maka dibutuhkan mikrofon agar bunyi dari

instrumen gendang lima sedalanen dapat terdengar dan tidak tertutupi oleh bunyi

atau suara dari gerndang kibod.

Gendang kibod memiliki peranan yang cukup besar dalam jalannya acara

gendang guro-guro aron, karena gendang guro-guro aron merupakan suatu seni

pertunjukan tradisional Karo yang mana mengandung unsur musik, tari dan

nyanyian.

Page 71: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

57

2.3.4.6 Acara hiburan lainnya

Berbagai kegiatan pada masyarakat Karo dapat diiringi dengan

menggunakan gendang kibod seperti arisan, syukuran ulang tahun, naik jabatan,

acara gereja (natal-tahun baru), dan masih banyak lagi.

Selain untuk mengiringi acara hiburan pada masyarakat Karo, program

pola ritem gendang patam-patam pada musik Karo ini juga dapat digunakan

untuk iringan musik populer Karo. Pada perkembangannya, sudah banyak terdapat

studio rekaman yang dikelola oleh seniman Karo untuk memproduksi musik-

musik komersial. Djasa Tarigan, Jack Sembiring, dan Fakta Ginting merupakan

beberapa dari seniman Karo yang telah memiliki studio rekaman sendiri.

Page 72: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

58

BAB III

DESKRIPSI STRUKTUR GENDANG PATAM-PATAM PADA GENDANG

LIMA SEDALANEN DAN GENDANG KIBOD

3.1 Proses Tranksripsi

Proses memindahkan bunyi (menotasikan), mengalihkan bunyi yang

didengar menjadi simbol visual disebut transkripsi. Tujuan dari mentranskripsikan

bunyi musik adalah salah satu upaya untuk mendeskripsikan musik. Untuk

mendeskripsikan struktur gendang patam-patam yang dimainkan pada gendang

lima sedalanen dan pada gendang kibod penulis menggunakan pendekatan yang

diungkapkan oleh Bruno Netll (1964:98), adapun pendekatan tersebut adalah

sebagai berikut: (1) kita dapat menganalisis dan mendeskripsikan apa yang

didengar, dan (2) kita dapat dengan cara menuliskannya apa yang kita dengar

tersebut diatas kertas lalu mendeskripsikan apa yang kita lihat. Dari kedua

pendekatan tersebut penulis akan menggunakan pendekatan yang kedua dalam

mendeskripsikan struktur gendang patam-patam.

Pendekatan pertama tidak dilakukan karena penulis tidak mungkin hanya

mengandalkan pendengaran dan daya ingat yang terbatas tanpa menuliskannya

terlebih dahulu. Bruno Netll (1964:98) mengungkapkan bahwa seandainya telinga

manusia dapat merasakan semua isi akustik sebuah ungkapan musik, dan

seandainya daya ingat manusia dapat menyimpan semua yang telah dirasakan,

maka analisis terhadap apa yang didengar tersebut akan menjadi pilihan utama.

Page 73: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

59

Tetapi karena daya ingat manusia hampir tidak dapat mengingat persis apa yang

didengar sepuluh detik yang lalu, suatu bentuk notasi menjadi penting dalam

penelitian musik.

Oleh karena itu sebelum mendeskripsikan struktur gendang patam-patam

harus terlebih dahulu menuliskan bunyi-bunyi musikal ke dalam bentuk notasi

yaitu transkripsi. Untuk sampel gendang patam-patam pada gendang lima

sedalanen yang akan ditranskripsikan, disajikan oleh kelompok gendang lima

sedalanen Wardin Ginting dalam bentuk rekaman yang sudah ada. Sedangkan

untuk gendang patam-patam pada gendang kibod, penulis mengambil sampel

dengan cara merekam audio secara langsung di lapangan. Rekaman ini diambil

langsung dari acara gendang guro-guro aron yang merupakan suatu acara yang

paling banyak menyajikan gendang patam-patam. Pengambilan sampel musik

secara langsung dilakukan penulis dengan alasan agar perkibod (pemain kibod)

lebih leluasa memainkan gendang patam-patam (tidak dibuat-buat). Setelah

semua sampel gendang patam-patam didapat dan dikumpulkan selanjutnya

dilakukan pentranskripsian.

Dalam proses transkripsi digunakan sistem notasi barat untuk

mentranskripsikan gendang patam-patam pada gendang lima sedalanen dan

gendang kibod. Adapun alasan penulis menggunakan sistem notasi Barat adalah

(1) karena sistem notasi barat sudah dikenal secara umum dalam bidang

musikologi, (2) karena sistem notasi barat memiliki garis paranada yang dapat

digunakan untuk menggambarkan tinggi rendahnya suatu nada atau suara (grafik),

(3) karena secara ritmis sistem notasi barat dapat digunakan untuk pembagian

Page 74: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

60

setiap nilai ketukan, dan (4) karena gendang kibod merupakan alat musik yang

berasal dari kebudayaan Barat maka menggunakan notasi Barat merupakan hal

yang mungkin dilakukan.

Dalam mentraksripsikan bunyi musikal gendang patam-patam pada

gendang kibod, sipentranskripsi menggunakan beberapa metode sebagai berikut:

1. Mendengarkan secara berulang-ulang hasil rekaman gendang patam-

patam yang telah didapat dari lapangan.

2. Kemudian memainkan setiap bunyi instrumen (dari hasil rekaman) pada

instrumen keyboard lalu menyimpannya menjadi sebuah program musik.

3. Hasil dari program musik ini kemudian di terjemahkan langsung ke notasi

musik barat melalui sebuah program musik dalam komputer yaitu Sibelius

Seperti yang telah dipaparkan pada Bab I (hal 14-15) bahwa untuk

mendeskripsikan struktur gendang patam-patam penulis akan menggunakan teori

yang diungkapkan oleh Mark Slobin dan Jeff Titon (1984:5). Slobin dan Titon

mengatakan bahwa style (gaya) musik adalah segala sesuatu yang berhubungan

dengan organisasi bunyi musikal itu sendiri antara lain (1) elemen nada; tangga

nada, modus, melodi, harmoni, sistem laras (2) elemen waktu; ritem dan meter

(3) elemen warna suara: kualitas suara dan warna suara instrumen (4) intensitas

suara: keras-lembutnya suara”. Dari beberapa elemen dan sub elemen diatas ada

bagian dari elemen tersebut yang tidak disertakan, karena disesuaikan dengan

kebutuhan deskripsi struktur musiknya.

Page 75: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

61

3.2 Gendang Patam-patam Pada Gendang Lima Sedalanen

Sebelum mendeskripsikan struktur gendang patam-patam pada gendang

lima sedalanen terlebih dahulu akan dijelaskan simbol/tanda yang terdapat pada

setiap garis notasi. Simbol/tanda ini digunakan agar para pembaca dapat mengerti

apa yang hendak penulis sampaikan.

1. Pada garis pertama digunakan untuk menunjukkan melodi gendang

patam-patam yang dibawakan oleh penarune. Karena keterbatasan

pendengaran pentranskripsi dan juga penggunaan notasi musik Barat

dalam mentranskripsikan melodi dari gendang patam-patam secara

mendetail maka diberi tanda 14 diatas melodi yang bertujuan untuk

menunjukkan rengget (ornamentasi melodi).

2. Pada garis kedua menunjukkan permainan dari gendang indung. Pada

garis kedua ini ini terdapat dua jenis garis yaitu, garis atas dan garis

bawah. Garis atas untuk mewakili bunyi dari permainan stik tangan

14 Simbol ini juga akan digunakan pada melodi gendang patam-patam yang dimainkan dengan gendang kibod

Garis pertama

Garis kedua

Garis ketiga

Garis keempat

Garis kelima

Page 76: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

62

kanan gendang indung, sedangkan pada garis bawah untuk mewakili

bunyi gendang dari permainan stik tangan kiri gendang indung. Selain

itu terdapat dua bentuk notasi untuk mewakili bunyi gendang pada

garis atas dan satu bentuk notasi untuk mewakili bunyi gendang pada

garis bawah. Kedua bentuk peletakkan notasi tersebut pada garis atas

adalah sebagai berikut:

3. Pada garis ketiga menunjukkan permainan dari gendang anak. Pada

garis ktiga ini terdapat dua jenis garis yaitu, garis atas dan garis bawah.

Garis atas untuk mewakili bunyi yang dihasilkan dari permainan stik

tangan kanan gendang anak, sementara garis bawah untuk mewakili

bunyi yang dihasilkan dari permainan stik tangan kiri gendang anak.

Pada garis ketiga ini terdapat satu bentuk notasi untuk mewakili bunyi

gendang pada garis atas, dan satu bentuk notasi untuk mewakili bunyi

gendang pada garis bawah. Kedua bentuk peletakkan notasi tersebut

pada garis atas adalah sebagai berikut:

Permainan stik tangan kanan untuk mewakili bunyi tang.

Permainan stik tangan kanan untuk mewakili bunyi tih.

Permainan stik tangan kiri untuk mewakili bunyi ka.

Page 77: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

63

4. Pada garis ketiga digunakan untuk menunjukkan permainan penganak

5. Pada garis keempat digunakan untuk menunjukkan permainan gung.

Setelah dijelaskan tanda-tanda yang terdapat pada transkripsi gendang

patam-patam maka penulis akan menjelaskan secara sederhana bagaimana

deskripsi struktur gendang patam-patam bunga ncole pada gendang lima

sedalanen berdasarkan teori yang digunakan oleh penulis yang disesuaikan

dengan kebutuhan analisis.

3.2.1 Elemen nada

3.2.1.1 Tangga nada

Tangga nada adalah jarak antara satu nada ke nada lainnya baik secara

naik ataupun turun. Dalam musik tradisionalnya, masyarakat Karo tidak

memiliki/mengenal sistem tangga nada seperti teori musik Barat. Nada-nada yang

digunakan dalam musik tradisional Karo tidak sama persis seperti nada-nada

dalam musik Barat yang mana telah memiliki ketentuan dan frekuensi tersendiri.

Permainan stik tangan kanan untuk mewakili bunyi tang.

Permainan stik kiri untuk mewakili bunyi kok (pada garantung)

Page 78: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

64

Oleh karena itu nada yang telah ditranskripsikan ini tidak terlalu sama persis

seperti nada aslinya karena nada yang digunakan pada musik tradisional Karo bisa

saja kurang atau lebih dari nada yang ada dalam notasi musik Barat. Adapun

nada-nada yang digunakan pada gendang patam-patam bunga ncole adalah

sebagai berikut:

Nada-nada diatas merupakan nada yang paling mendasar yang didapat dari

hasil transkripsi gendang patam-patam bunga ncole yang disajikan dengan

gendang lima sedalanen. Nada-nada yang digunakan pada gendang patam-patam

bunga ncole yang disajikan oleh Wardin Ginting ini antara lain nada B-C-E-F#-G-

A. Pada akhir melodi dari gendang patam-patam ini muncul/terdapat nada D yang

dimainkan hanya satu kali.

3.2.1.2 Melodi

Melodi adalah suatu kombinasi dari unsur ritme dan nada didalam satu

kesatuan yang berjalan atau bergerak di dalam waktu. Melodi gendang patam-

patam yang ditranksripsikan adalah gendang patam-patam bunga ncole yang

dibawakan oleh Wardin Ginting.

Berikut ini adalah melodi yang dimainkan oleh penarune pada gendang

patam-patam bunga ncole:

Page 79: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

65

3.2.1.3 Sistem laras

Sistem laras atau tuning system adalah sistem atau metode yang digunakan

untuk melaraskan, menetapkan nada atau pitch yang akan digunakan saat bermain

musik. Instrumen musik pada kebudayaan musik Barat memiliki suatu sistem

yang baku dalam penetapan nada dari masing-masing instrumen, hal ini berbeda

dari instrumen musik yang terdapat pada masyarakat Karo yang dibuat secara

tradisional dan tidak ada sistem yang baku dalam menetapkan nada dari setiap

instrumen.

Walaupun demikian dalam gendang lima sedalanen terdapat dua

instrumen yang sering dilaras sebelum dimainkan yaitu sarune dan gendang

indung. Pada instrumen sarune (aerophone double reed) bunyi yang dihasilkan

berasal dari lidah atau reed, batang sarune dan gundal. Lidah atau reed pada

Page 80: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

66

sarune disebut sebagai anak-anak sarune. Anak-anak sarune ini terbuat dari dua

helai kecil daun kelapa yang telah dikeringkan. Biasanya ketika hendak

memainkan instrumen sarune, anak-anak sarune tersebut harus dibasahi terlebih

dahulu dengan air liur agar menjadi lunak sehingga mudah bergetar jika ditiup.

Pada bagian batang sarune terdapat lobang-lobang nada berjumlah delapan buah

sebagai penghasil nada ketika sarune ditiup. Dan gundal yang merupakan corong

(bell) yang berada pada bagian bawah sarune berfungsi membuat bunyi atau nada-

nada yang dimainkan menjadi lebih panjang dan nyaring Sistem pelarasan pada

gendang indung cukup sederhana, biasanya sebelum dimainkan penarune akan

memukul bagian pinggir gendang dan menarik (mengetatkan) talinya agar suara

yang dihasilkan nyaring (http://www.Karosiadi.blogspot.com).

Gambar 3.1 Sarune (Dok: Perikuten Tarigan, Sumber:

http://Karosiadi.blogspot.com)

3.2.2 Elemen waktu

3.2.2.1 Ritem

Ritem adalah pengaturan bunyi dalam waktu. Dari hasil tranksripsi

gendang patam-patam pada gendang lima sedalanen maka didapat beberapa pola

ritem dasar pada masing-masing instrumen perkusif yaitu berikut:

gundal

anak-anak sarune

Page 81: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

67

a. Gendang indung

b. Gendang anak

c. Penganak

d. Gung

3.2.2.2 Meter

Pengertian meter dalam teori musik Barat adalah pola yang berulang dari

tekanan atau aksen yang menetapkan ketukan atau tempo musik. Di dalam

kebudayaan musik tradisional masyarakat Karo tidak terdapat istilah meter,

namun jika dilihat berdsarkan teori musik barat dari hasil transkripsi gendang

patam-patam pada gendang lima sedalanen menggunakan meter 2/4. Hal ini

dapat dilihat berdasarkan dua kali ketukan penganak dan satu kali ketukan gung

dalam satu siklus.

Page 82: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

68

3.2.3 Elemen warna bunyi (timbre)

3.2.3.1 Warna bunyi instrumen

Gendang patam-patam yang dimainkan dengan gendang lima sedalanen,

memiliki beberapa warna bunyi yang dihasilkan dari masing-masing instrumen,

dan penamaan warna bunyinya sesuai dengan bunyi yang dihasilkan instrumen

(onomatopea). Berikut adalah warna bunyi yang dihasilkan oleh masing-masing

instrumen perkusif:

1. Gendang indung :

(a) tang: bunyi ini dihasilkan dari permainan stik tangan kanan pemain

dengan cara memukul bagian antara sisi/pinggir dengan bagian tengah

membran gendang indung, (b) ka: bunyi ini dihasilkan dari permainan stik

pada tangan kiri pemain dengan cara memukul sisi/pinggir bagian bawah

membran gendang indung, (c) tih: bunyi ini dihasilkan dari permainan stik

pada tangan kanan pemain dengan cara memukul bagian tengah membran

gendang indung.

2. Gendang anak:

(a) “tang”: bunyi ini dihasilkan dari permainan stik pada tangan kanan

pemain dengan cara memukul membran gendang anak, (b) “kok/Ke”:

bunyi ini dihasilkan dari permainan stik di tangan kiri pemain dengan cara

memukul membran garantung/gerantung yang berada di sisi kiri gendang

anak.

Page 83: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

69

3. Penganak

“Tung/ting”: bunyi ini dihasilkan dari stik yang dipukulkan pada bagian

pencu penganak. Ketika pencu penganak dipukul stik langsung diangkat

agar menghasilkan bunyi yang nyaring.

4. Gung

“Gung”: bunyi ini dihasilkan dari stik yang dipukulkan pada bagian pencu

gung. Sama seperti pada penganak ketika pencu gung dipukul stik

langsung diangkat agar bunyi gung menggema atau menggaung.

3.3 Gendang Patam-patam Pada Gendang kibod

Sama seperti pada gendang lima sedalanen, dalam mendeskripsikan

struktur gendang patam-patam pada gendang kibod penulis juga menggunakan

teori yang disampaikan oleh Mark Slobin dan Jeff Titon sebagai berikut:

3.3.1 Elemen nada

3.3.1.1 Tangga nada

Dalam bahasa italia, scale (tangga nada) berarti anak tangga. Tangga nada

merupakan suatu urutan nada yang secara berurutan naik ataupun turun, dengan

kata lain tangga nada adalah jarak antara satu nada ke nada lainnya baik secara

naik ataupun turun (ascending dan descending).

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa musik tradisional Karo

tidak memiliki sistem tangga nada seperti dalam teori musik barat, namun karena

gendang patam-patam kini disajikan menggunakan instrumen keyboard maka

Page 84: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

70

nada yang digunakan baik untuk memainkan melodi, akord, maupun Bass Gitar

haruslah selaras dan memiliki tonalitas yang sama.

Gendang patam-patam yang merupakan musik instrumental biasanya

digunakan untuk mengiringi tarian maka tidak ada patokan untuk memainkannya

dari tonal tertentu. Dalam memainkan gendang patam-patam ketiga perkibod

menggunakan tonal yang berbeda yaitu E, C dan A. Untuk mempermudah

pembaca untuk melihat rangkaian nada yang digunakan oleh ketiga perkibod ini

maka penulis menggunakan tonal atau nada dasar yang sama pada hasil

tranksripsinya. Berdasarkan hasil transkripsi gendang patam-patam dari ketiga

perkibod yaitu Fakta Ginting, Sakti Sembiring, dan Yanto Tarigan maka

ditemukan nada-nada yang digunakan yaitu nada E-F-A-B-C-D’ dan yang

menjadi tonalnya adalah nada E. Selain itu terdapat satu nada yang muncul hanya

satu kali pada melodi penutup yaitu nada G (dapat dilihat hasil transkripsi pada

lampiran hal 120-149). Berikut digambarkan dalam tabel nada-nada yang

digunakan pada gendang patam-patam bunga ncole;

3.1 Tabel nada yang digunakan pada gendang patam-patam

Pemain keyboard

Fakta Ginting 68 45 1 38 40 46 10

Sakti Sembiring 80 40 1 67 52 64 10

Yanto Tarigan 100 46 1 34 47 65 16

E F G A B C D

Page 85: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

71

3.3.1.2 Melodi

Melodi adalah suatu kombinasi dari unsur ritme dan nada didalam satu

kesatuan yang berjalan/bergerak di dalam waktu. Melodi terbentuk dari sebuah

rangkaian nada secara horisontal.

Ketiga perkibod memainkan melodi gendang patam-patam bunga ncole

yang sama dengan variasi yang berbeda dari setiap pemain. Variasi melodi ini

diekpresikan melalui kelincahan dalam memainkan pitch blend pada instrumen

keyboard. Pitch blend adalah sebuah tuas yang dapat digerakkan (secara vertikal)

yang berfungsi untuk menaikan/menurunkan nada yang sedang ditekan

(dimainkan) oleh tangan kanan.

Penggunaan picth blend ini digunakan untuk menirukan bunyi dari

instrumen sarune pada gendang lima sedalanen. Karena pemain keyboard

menggunakan teknik pitch blend untuk menirukan rengget (ornamentasi melodi)

gendang patam-patam maka penulis mengalami kesulitan dalam

mentranksripsikannya. Oleh karena itu diambil nada-nada yang paling mendasar

dengan penambahan simbol untuk menunjukkan rengget melodinya.

Gambar 3. 2 Pitch blend (Foto; Keyboard KN 2600, Model; Yanto Tarigan)

Page 86: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

72

Adapun melodi gendang patam-patam bunga ncole yang dimainkan oleh

ketiga perkibod adalah sebagai berikut:

1. Melodi gendang patam-patam bunga ncole yang dibawakan oleh Fakta

Ginting

Page 87: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

73

2. Melodi gendang patam-patam bunga ncole yang dibawakan oleh Sakti

Sembiring

Page 88: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

74

3. Melodi gendang patam-patam bunga ncole yang dibawakan oleh Yanto

Tarigan

Melodi gendang patam-patam yang dimainkan dari ketiga perkibod ini

memiliki persamaan dan juga variasi yang berbeda. Adapun persamaan melodi

gendang patam-patam dari ketiga perkibod ini sebagai berikut:

a.

Melodi ini dimainkan oleh Fakta Ginting pada bar 6, 19, dan 33, Sakti

sembiring pada bar 8, 12, 28, dan 45, dan Yanto Tarigan pada bar 17, 31,

dan 48.

Page 89: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

75

b.

Melodi ini dimainkan oleh Fakta Ginting pada bar 11, Sakti sembiring

pada bar 20, dan Yanto Tarigan pada bar 12.

c.

Melodi ini dimainkan oleh Fakta Ginting pada bar 23, Sakti sembiring

pada bar 16 dan 32, dan Yanto Tarigan pada bar 23.

d.

Melodi ini dimainkan oleh Fakta Ginting pada bar 28, Sakti sembiring

pada bar 36, dan Yanto Tarigan pada bar 27.

e.

Melodi ini merupakan melodi penutup dari gendang patam-patam yang

dimainkan oleh ketiga perkibod dengan sedikit variasi yang berbeda.

Selain memiliki persamaan melodi seperti diatas, terdapat pula variasi

melodi yang berbeda yang dimainkan oleh masing-masing perkibod. Berikut ini

merupakan variasi dari ketiga perkibod yang memainkan gendang patam-patam

yang sama:

a. Fakta Ginting

Page 90: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

76

b. Sakti Sembiring

c. Yanto Tarigan

3.3.1.3 Harmoni

Harmoni secara umum dapat dikatakan sebagai kejadian dua nada atau

lebih dengan tinggi nada yang berbeda dibunyikan secara bersamaan. Harmoni

yang terdiri dari tiga atau lebih nada yang dibunyikan bersamaan biasanya disebut

akord.

Pada gendang patam-patam yang dimainkan dengan gendang kibod

terdapat harmoni akord dalam bentuk pola ritem. Harmoni akord yang membentuk

pola ritem dalam gendang patam-patam tersebut dimainkan secara berulang-ulang

atau secara repetitif.

Page 91: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

77

Adapun harmoni akord yang dihasilkan oleh beberapa instrumen dalam

program pola ritem gendang patam-patam adalah dalam tabel sebagai berikut:

3.2 Tabel Harmoni Akord Gendang patam-patam Oleh Ketiga Pemain Keyboard

Pemain keyboard Instrumen musik Harmoni Akord

Fakta Ginting Piano

Acustic Gitar

Sakti Sembiring

Mandolin

Piano

Electric Gitar

Yanto Tarigan

Piano

Electric Gitar

Ketiga perkibod ini memainkan harmoni akord dengan pola ritem yang

sama, hanya saja perkibod Sakti sembiring menambahkan bunyi instrumen

mandolin pada program gendang patam-patam yang dimainkannya.

3.3.1.4 Sistem laras

Sistem laras atau tuning system adalah sistem yang digunakan untuk

melaraskan, menetapkan nada atau pitch yang akan digunakan saat bermain

musik. Instumen keyboard merupakan instrumen musik elektronik yang memiliki

sistem laras yang telah diatur secara otomatis.

Page 92: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

78

3.3.2 Elemen waktu

3.3.2.1 Ritem

Ritem adalah pengaturan bunyi dalam waktu. Ritem dapat juga diartikan

sebagai panjang pendeknya bunyi/nada yang digunakan dalam sebuah melodi atau

harmoni (akord). Ritem pada gendang patam-patam membentuk sebuah pola yang

tetap. Pola ritem pada program gendang patam-patam terbentuk dari permainan

akord dari instrumen Piano, Acoustic/Electric Gitar, dan dari pola Bass Guitar ,

Kobel, Gamelan serta Drums. Berdasarkan pengertian ini maka penulis

mengelompokkan pola ritem sebagai berikut:

1. Pola ritem gendang patam-patam bunga ncole yang dimainkan oleh Fakta

Ginting

Page 93: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

79

2. Pola ritem gendang patam-patam bunga ncole yang dimainkan oleh Sakti Sembiring

3. Pola ritem gendang patam-patam bunga ncole yang dimainkan oleh Yanto Tarigan

Berdasarkan hasil transkripsi gendang patam-patam ini ketiga perkibod

memainkan pola ritem yang sama seperti pada instrumen Piano, Acoustic/Electric

Gitar, Bass Gitar, Kobel, Gamelan dan Drums. Diantara ketiga perkibod Ada

sedikit perbedaan pada perkibod Sakti Sembiring yang menambahkan instrumen

Page 94: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

80

Mandolin pada program gendang patam-patamnya dan bunyi nada Bass Gitar

yang sedikit berbeda dari yang lain.

3.3.2.2 Meter

Meter adalah pola yang berulang dari tekanan atau aksen yang menetapkan

ketukan atau tempo musik. Meter dituliskan pada awal komposisi dengan time

signatures (tanda waktu). Time signatures selalu dituliskan dengan dua nomor,

satu diatas dan satu dibawah, seperti pecahan pada matematika yaitu 2/4, 3/4, 4/4

dan seterusnya. Angka yang di atas menunjukkan jumlah ketukan (atau jumlah

pulsa) dalam setiap ritem, sedangkan angka yang dibawah menunjukkan

nilai/harga nada dalam setiap ketukan. Dari hasil transkripsi gendang patam-

patam, ketiga perkibod menggunakan meter 2/4.

3.3.3 Elemen warna bunyi (Timbre)

Timbre adalah kualitas atau warna bunyi. Timbre sangat dipengaruhi oleh

cara bergetarnya suatu sumber bunyi. Timbre terjadi karena banyaknya nada

tambahan dan kuat nada atas yang menyertai nada dasarnya. Misalnya seorang

pria dan seorang wanita menyanyikan sebuah nada secara bersamaan, maka akan

dapat kita bedakan, walaupun keduanya bernyanyi denga frekuensi sama. Hal ini

karena alat-alat yang beresonasi dari leher/tenggorokan keduanya tidak sama.

Perbedaan itulah yang menyebabkan timbre atau warna bunyi. Pada alat-alat

music pun terdapat warna bunyi. Nada C pada gitar akan terdengar berbeda

dengan nada C pada biola, berbeda pula dengan nada C pada piano, walaupun

frekuensinya sama (http://id.shvoong.com/exact-sciences).

Page 95: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

81

3.3.3.1 Warna bunyi instrumen

Warna bunyi musikal yang dihasilkan dari instrumen keyboard merupakan

sesuatu yang baru yang sama sekali tidak terdapat dalam ensambel musik Karo.

Pada dasarnya seluruh warna bunyi instrumen yang telah diprogram dalam

instrumen keyboard merupakan warna bunyi instrumen musik Barat.

Musisi barat mengklasifikasikan instrumen musik dalam enam kategori

yaitu string meliputi gitar dan violin, woodwind meliputi seruling dan klarinet,

brass meliputi trompet dan trombon, percussion meliputi bass drum dan cymbal,

keyboard meliputi organ dan piano, dan terakhir adalah electronic meliputi

synthesize.

Warna bunyi instrumen gendang patam-patam yang dimainkan dengan

gendang kibod merupakan imitasi atau peniruan dari gendang lima sedalanen.

Adapun beberapa kategori instrumen yang digunakan sebagai pembawa melodi

adalah; instrumen Oboe atau Nai yang diambil dari voice (menu dalam keyboard)

keluaga Woodwind ini menirukan bunyi sarune, instrumen Banjo diambil dari

keluarga Tradition menirukan bunyi kulcapi, instrumen Ney dan Jazz Flute

diambil dari voice keluarga Pan Flute menirukan bunyi balobat (Baluat),

instrumen Sakhauchi diambil dari keluarga Pan Flute menirukan bunyi surdam.

Instrumen yang digunakan sebagai instrumen ritmis adalah: gamelan diambil dari

voice keluarga Tradition menirukan bunyi penganak, instrumen kobel yang

terbuat dari kayu untuk peniruan bunyi gendang indung dan gendang anak.

Page 96: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

82

Selain bunyi instrumen diatas terdapat pula beberapa bunyi instrumen

yang dimainkan sebagai pola ritem, yaitu: instrumen Drum, yang biasanya

diambil dari bagian Drum Kit yang terdiri dari Hi-hat, Snare Drum, Symbal, Tom-

Tom dan Bass Drum, instrumen Piano, Guitar acustic atau Electric Gitar,

maupun Mandolin, yang berfungsi sebagai pengisi akord, dan instrumen Bass

Gitar dari keluarga Bass Gitar. Bunyi instrumen dalam pola ritem ini merupakan

penambahan atau hasil kreasi musisi Karo.

Dari ketiga gendang patam-patam yang dimainkan oleh perkibod ini bunyi

instrumen yang digunakan untuk melodi adalah Oboe dan Nai, dan untuk pola

ritemnya menggunakan Bass Gitar, Piano, Gitar, Gamelan, Kobel, dan Drums.

Dari penjelasan-penjelasan diatas dapat kita lihat bahwa pemakaian

instrumen keyboard telah membawa suatu perubahan terhadap musik (ensambel)

tradisional masyarakat Karo baik dari pola ritem, variasi melodi dan warna bunyi

instrumen yang digunakan.

Page 97: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

83

3.4 Pola Umum Ritem Gendang patam-patam bunga ncole Pada Gendang

Kibod

Selain melodi, setiap warna bunyi instrumen pada gendang patam-patam

bunga ncole yang telah diprogam membentuk sebuah pola ritem yang tetap. Pola

ritem ini terbentuk dari bunyi permainan instrumen seperti Piano, Electric Gitar,

Bass Gitar, Kobel, Gamelan dan Drums. Bunyi dari masing-masing instrumen

tersebut kemudian diprogram dengan menggunakan gendang kibod. Berdasarkan

hasil tranksripsi dari ketiga perkibod yaitu Fakta Ginting, Sakti Sembiring, dan

Yanto Tarigan maka didapat pola umum ritem gendang patam-patam pada

program gendang kibod sebagai berikut:

Page 98: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

84

BAB IV

KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM

MUSIK TRADISIONAL KARO

4.1 Terminologi Gendang patam-patam

Gendang patam-patam merupakan sebuah istilah musikal dalam

kebudayaan masyarakat Karo. Kata “gendang ” yang melekat pada kata patam-

patam mengandung arti “komposisi” (musik) (pada bab I telah dijelaskan

beberapa pengertian dari gendang ). Komposisi yang dimaksud penulis disini

adalah unsur musik yang terdapat dalam gendang patam-patam yaitu melodi dan

juga ritem. Kata “patam-patam” baik secara harafiah maupun menurut konsep

musik masyarakat Karo tidak memiliki arti. Namun jika diamati kata “patam-

patam” merupakan pengulangan dari kata “patam”. Arti dari kata “patam”

sendiri menurut kamus Karo adalah “garis, tanda pada dahi dengan air ludah sirih”

(Prinst, 2002:454).

Jika dilihat dari pengertian menurut Kamus Karo kata “patam” dengan

kata “patam-patam” tidak memiliki hubungan arti, namun dari seorang informan

yang penulis wawancarai yaitu Djasa Tarigan menyatakan defenisi dan hubungan

dari kata “patam” yang sedikit berbeda. Menurut beliau dalam kehidupan sehari-

hari pada masyarakat Karo Jahe kata “patam” digunakan pada saat seseorang

Page 99: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

85

sedang sakit kepala15. Biasanya mereka akan mengatakan “patam sitek” kepada

salah satu anggota keluarganya. Kata “patam sitek” memiliki pengertian “pijatkan

(membuat garis pada dahi dengan tangan) sedikit”, hal ini bertujuan agar rasa

sakit kepala hilang.

Lebih jauh lagi beliau mengkaitkan/menghubungkan antara kata “patam”

dengan gendang patam-patam. Menurut pendapatnya gendang patam-patam

merupakan sebuah komposisi musik yang secara psikologi dapat ‘menghilangkan’

rasa sakit kepala atau letih (fikiran). Hal ini dikarenakan ritem gendang patam-

patam yang relatif cepat dan energik. Tindakan dari kata “patam” dan penyajian

dari gendang patam-patam diasumsikan memiliki tujuan untuk menyembuhkan

rasa ‘sakit’ (fisik ataupun psikis)16.

Namun pada kenyataannya kata patam-patam tidak dapat diartikan secara

kongkrit, karena bagi kebanyakan seniman Karo kata “patam-patam” tidak

memiliki arti khusus. Pengertian secara umum “gendang patam-patam” yang

penulis dapatkan berdasarkan hasil diskusi dan wawancara dengan beberapa

seniman Karo adalah judul/nama sebuah komposisi instrumental musik tradisional

Karo.

Setiap komposisi musik tradisional Karo memiliki karakter yang khas,

demikian pula dengan komposisi gendang patam-patam. Karakter khas gendang

patam-patam dapat diidentifikasi beberapa karakter mendasar misalnya dari 15 Berdasarkan pengamatan penulis terhadap beberapa seniman yaitu Malem Ukur Ginting, Kumalo Tarigan, Seter Ginting dan beberapa orang Karo Gugung lainnya tidak mengetahui arti dari kata “patam”. Menurut mereka kata “patam” tidak memiliki arti atau makna, hal ini mungkin saja terjadi dikarenakan kata “patam” tidak digunakan dalam kehidupan masyarakat Karo Gugung. 16 Hasil wawancara dengan Djasa Tarigan 14 Maret 2011.

Page 100: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

86

melodi, bunyi gong penganak, cak-cak patam-patam yaitu pola ritem yang

dimainkan dengan instrumen gendang anak (conical drum) (lihat hasil transkripsi

pada lampiran hal 116-119).

4. 2 Gendang Patam-patam Pada Masyarakat Karo

Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan pada beberapa

informan yaitu Djasa Tarigan, Seter Ginting, Malem ukur Ginting, dan Natangsa

Barus mengatakan bahwa komposisi gendang patam-patam dalam kebudayaan

musik Karo Gugung berasal dari kebudayaan musik Karo Jahe17.

Pernyataan ini didukung oleh seorang budayawan Melayu yang bernama

Tengku Luckman Sinar Basyarsyah yang mengatakan bahwa patam-patam dalam

kebudayaan musik Melayu mendapat pengaruh dari suku Karo di pedalaman Deli,

Langkat dan Serdang dan tidak ada ke arah Sumatera Timur bagian Selatan

(2002:336).

Hal tersebut mungkin saja terjadi karena masyarakat Karo Jahe atau

Langkat hidup berdampingan dengan penduduk Melayu dan saling berbaur serta

berakulturasi antar sesama serta kebudayaannyasehingga memiliki interelasi

dalam kebudayaan musiknya. Hal serupa juga dikemukaan oleh Muhammad

Takari (2004:90), yang merupakan seorang etnomusikolog, dalam tulisannya yang

mengatakan bahwa terdapat contoh-contoh unsur musik Batak dalam musik

melayu diantaranya adalah dalam melodi lagu patam-patam dari Karo, yang

sangat lazim digunakan untuk mengiringi silat atau tari silat, yang selalu 17 Hasil wawancara dengan Djasa Tarigan 14 Maret 2011, Seter Ginting 19 Juni 2011, Malem Ukur Ginting 22 Maret 2011, dan Natangsa Barus 5 April 2011.

Page 101: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

87

difungsikan untuk upacara perkawinan, khinatan, menyambut tamu kehormatan,

dan lain-lain.

Berdasarkan keterangan diatas dapat dikatakan bahwa menurut beberapa

budayawan gendang patam-patam yang terdapat dalam kebudayaan musik Karo

dan juga patam-patam dalam masyarakat Melayu berasal dari daerah yang sama

yaitu Karo Jahe atau Langkat.

Menurut beberapa seniman Karo, seperti Djasa Tarigan, Malem Ukur

Ginting, dan Kumalo Tarigan, masuknya gendang patam-patam ke dalam

kebudayaan musik Karo Gugung dibawa oleh Alm. Mbaga Ginting18 yang

kemudian berkembang sampai sekarang ini.

Jika di deskripsikan dari daerah asalnya, komposisi gendang patam-patam

dalam kebudayaan musik Karo Jahe dulunya digunakan dalam upacara yang

bersifat sakral/ritual untuk penyembuhan. Upacara penyembuhan ini menyajikan

beberapa komposisi musik dan salah satunya adalah gendang patam-patam.

Menurut Natangsa Barus, yang merupakan seorang perkolong-kolong dan

musisi gendang binge yang berasal dari Karo Jahe, mengatakan bahwa komposisi

gendang patam-patam dalam upacara ritual penyembuhan disajikan sesuai dengan

permintaan guru perdewel-dewel. Karena setiap guru perdewel-dewel dapat

18 Namun Seter Ginting, yang merupakan seniman musik tradisional Karo yang lebih senior dari Djasa Tarigan dan Alm Mbaga Ginting, tidak sepedapat dengan mereka. Menurut beliau komposisi gendang patam-patam sudah ada dalam kebudayaan musik Karo Gugung sebelum Alm Mbaga Ginting lahir. Namun beliau tidak dapat menyebutkan atau mengingat kembali siapa yang telah membawa gendang patam-patam ke dalam kebudayaan musik Karo Gugung. Hadirnya komposisi gendang patam-patam dalam kebudayaan musik Karo Gugung, menurut Seter Ginting dikarenakan adanya kontak budaya dengan Karo Jahe melalui perdagangan ataupun perluasan perladangan (penjelasan tentang kontak budaya ini dapat dilihat pada hal. 23)

Page 102: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

88

meminta komposisi gendang patam-patam yang berbeda sesuai dengan keinginan

jinujung (roh) agar guru (dukun) dapat mengalami trance (kesurupan)19.

Penamaan dari komposisi gendang patam-patam menurut Barus berasal

dari guru perdewel-dewel itu sendiri. Hal inilah yang menyebabkan terdapat

beberapa nama yang berbeda dari komposisi gendang patam-patam (dapat dilihat

pada Bab I hal. 2). Dari banyaknya nama dari komposisi gendang patam-patam

dalam kebudayaan musik tradisional Karo Jahe hanya beberapa yang terdapat atau

dikenal dalam kebudayaan musik tradisional Karo Gugung (dapat dilihat pada

Bab I hal. 3).

Beberapa komposisi gendang patam-patam yang terdapat dalam

kebudayaan musik Karo Gugung dimainkan dalam repertoar musik untuk

mengiringi tari lima serangkai yaitu tari tradisional masyarakat Karo yang diiringi

dengan lima gendang (komposisi). Hal ini juga dikemukakan oleh Seridah

Ginting (2011:10) dalam skripsinya yang mengatakan:

Secara goreografi tari lima serangkai merupakan satu tarian yang diiringi lima gendang yaitu gendang morah-morah, gendang perakut, gendang patam-patam sereng, gendang sipajok dan gendang kabangkiung, yang menghasilkan komposisi pola gerak tari dan gerak tersebut memiliki nilai-nilai estetis dalam penyajiannya.

Tari lima serangkai merupakan tari kreasi yang berfungsi sebagai hiburan.

Tari Lima Serangkai ini bertemakan pergaulan antar muda-mudi Karo. Tari Lima

19 Dalam kebudayaan musik Karo Jahe, sierjabaten atau penggual akan mengikuti keinginan dari dukun/penyanyi, berbeda dengan Karo Gugung karena dukun/penyanyilah yang mengikuti sierjabaten atau musik.

Page 103: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

89

Serangkai biasanya ditampilkan dalam kegiatan gendang guro-guro aron atau

acara khusus untuk mempertandingkan tari tersebut (festival).

Beberapa dari komposisi gendang patam-patam lainnya disajikan dalam

gendang guro-guro aron, namun yang paling sering disajikan sampai sekarang

adalah gendang patam-patam bunga ncole20. Gendang patam-patam merupakan

salah satu bagian dari rangkaian komposisi musik yang digunakan dalam

mengiringi aron atau penari dalam menari pada gendang guro-guro aron.

Sebelum gendang patam-patam dimainkan terlebih dahulu disajikan komposisi

musik tradisional yang lain. Pada gendang guro-guro aron, gendang patam-patam

merupakan bagian puncak dan penutup dalam menari.

Gendang patam-patam dalam gendang guro-guro aron awalnya

dimainkan dengan gendang lima sedalanen (karena pada saat itu, sebelum tahun

1991, seluruh kegiatan upacara tradisional masyarakat Karo hanya dapat diiringi

dengan dua ensambel musik antara lain gendang lima sedalanen atau gendang

telu sedalanen). Namun setelah instrumen keyboard hadir pada kebudayaan musik

Karo pada tahun 1991, gendang patam-patam dimainkan dengan gendang kibod

sampai sekarang dan terkadang menggabungkan keduanya (gendang kibod dan

gendang lima sedalanen).

Gendang patam-patam merupakan komposisi musik tradisional Karo yang

pertama sekali menjadi eksperimen saat itu, yang kemudian diikuti dengan

komposisi gendang odak-odak dan simalungen rayat. Eksperimen ini diawali

20 Berdasarkan hasil diskusi dengan Kumalo Tarigan Hasil 5 September 2011.

Page 104: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

90

dengan menggunakan unsur-unsur ritmis yang terdapat dalam instrumen

keyboard. Seperti yang diungkapkan oleh Jhon Bergmen Ginting (2000:20) dalam

skripsinya bahwa:

Penggunaan awal keyboard pada guro-guro aron terbatas hanya pada gendang patam-patam atau cak-cak, atau tempo patam-patam... Ternyata patam-patam perkusif ini menambah semarak guro-guro aron, baik silandek (penari) maupun sindedah (penonton).

Gendang patam-patam dari hasil eksperimen instrumen keyboard ini

menurut Jhon Bregmen Ginting (2000:20) hanya bersifat memberi aksen tertentu

pada bagian komposisi gendang patam-patam yaitu pada ritem musiknya, bukan

keseluruhan dari komposisi. Pada waktu itu, hasil eksperimen dari gendang

patam-patam ini dimainkan menjelang pagi hari atau menjelang acara gendang

guro-guro aron selesai. Hal ini dikarenakan penari dan penonton pada saat itu

sudah kelelahan, sehingga begitu mendapat bunyi yang lebih dinamis

membangkitkan kembali semangat mereka.

Pada awalnya pola ritem gendang patam-patam dimainkan secara manual,

jadi belum disimpan secara otomatis namun dengan perkembangan teknologi serta

kreatifitas seniman Karo pola ritem gendang patam-patam dapat diprogram dan

disimpan. Pada waktu itu instrumen keyboard yang digunakan untuk memainkan

pola ritem gendang patam-patam adalah Yamaha Pss 680. Hasil dari program

gendang patam-patam sebagai sebuah format ritem tidak hanya dimiliki oleh satu

atau dua orang musisi saja melainkan pada musisi lainnya (bahkan seniman yang

tidak dapat memprogram gendang patam-patam dalam gendang kibod). Program

Page 105: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

91

pola ritem gendang patam-patam, yang berawal dari kreatifitas Djasa Tarigan,

kemudian dicopy atau diduplikat oleh musisi Karo lainnya ke instrumen keyboard

mereka. Beberapa seniman Karo yang penulis temui mengatakan bahwa setiap

perkibod (pemain keyboard) memiliki program pola ritem gendang patam-patam

yang dapat dimainkan pada instrumen keyboard.

Berawal dari eksperimen inilah gendang patam-patam diprogram sebagai

sebuah pola ritem yang berkembang hingga seperti sekarang. Program dari pola

ritem gendang patam-patam ini kini tidak hanya sebatas mengiringi aron menari

dalam gendang guro-guro aron namun menjadi lebih luas lagi penggunaannya.

Dari gendang guro-guro aron, pola ritem gendang patam-patam kemudian

digunakan pada konteks upacara tradisional lainnya seperti perkawinan, kematian,

upacara sakral dan juga hiburan lainnya.

Pada perkembangannya pola ritem gendang patam-patam yang telah

diprogram dapat disimpan dalam hard disk21 pada instrumen keyboard, disket22,

dan yang sekarang banyak digunakan yaitu memori card/chip (kartu penyimpan

data). Koleksi program pola ritem gendang patam-patam yang terdapat pada

masing-masing keyboard ada yang sama (dengan variasi) tetapi ada juga yang

berbeda, baik dari sisi pola ritem, bunyi musikal, tempo maupun gaya

penggarapan ornamentasi musikal.

21Hard disk adalah sebuah komponen perangkat kerasa yang menyimpan data sekunder dan berisi piringan magnetis. (http://id.wikipedia.org./wiki/cakram_keras) 22Disket adalah sebuah perangkat penyimpanan data yang terdiri dari sebuah medium penyimpanan magnetis bulat yang tipis dan lentur dan dilapisi lapisan plastik berbentuk persegi atau persegi panjang. (http://id.wiki.org/wiki/disket)

Page 106: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

92

4.3 Penggunaan Gendang patam-patam Dalam Aktifitas Menari Dan

Menyanyi Pada Masyarakat Karo.

Gendang patam-patam dalam kebudayaan musik Karo lebih sering

disajikan pada acara yang bersifat gembira atau hiburan yang erat kaitannya

dengan aktifitas menari (landek) dan menyanyi, dan terkadang dapat pula

disajikan dalam upacara kematian tergantung kepada kebutuhannya.

Gendang patam-patam dalam kebudayaan masyarakat Karo Gugung

berkembang dalam gendang guro-guro aron. Gendang guro-guro aron adalah

suatu pesta muda-mudi yang dilaksanakan berdasarkan adat dan kebudayaan

Karo, dengan memakai musik Karo dan perkolong-kolong (Prints, 2004:280).

Dalam pelaksaan gendang guro-guro aron terdapat istilah musikal yang

digunakaan dalam kegiatan musiknya. Istilah musikal ini adalah “salihken” yang

berarti “tukar/ganti”. Kata salihken yang biasanya diucapkan oleh protokol acara,

merupakan sebuah perintah kepada sierjabaten atau penggual untuk

menukar/mengganti komposisi musik dengan tempo yang berbeda. Adapun tempo

yang ditukar/diganti adalah dari lambat menjadi sedang atau cepat misalnya dari

simalungen rayat ke odak-odak, atau dari odak-odak ke gendang patam-patam.

Selain kata salihken terdapat pula istilah lain yang digunakan untuk menyatakan

peralihan komposisi musiknya, yaitu “patamken”. Pada saat gendang patam-

patam dimainkan gerakan kaki aron berubah mengikuti bunyi penganak dengan

gerakannya lebih cepat dari yang sebelumnya.

Page 107: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

93

Berkaitan dengan tarian dalam gendang guro-guro aron, Herujen Tarigan

(2000:22-23) mengatakan bahwa ada empat bentuk tarian yang ditampilkan dalam

guro-guro aron yaitu; (1) landek pengalo-ngalo, (2) landek sada tan, (3) landek

salih (patam-patam), dan (4) tari khusus.

Landek pengalo-ngalo merupakan tari khusus untuk orang tua (gendang

adat) dan untuk pengulu aron (pemimpin pemuda) serta kemberahen aron , nande

dan bapa aron biasanya disajikan dengan iringan gendang simalungen rayat. Pada

landek pengalo-ngalo, perkolong-kolong akan menari dan menyanyikan

katoneng-katoneng yang berisi akan nasehat, petatah-petitih dan harapan akan

sukses dan sehat. Landek sada tan adalah tarian dengan iringan gendang odak-

odak yang dilakukan oleh aron khususnya wanita (landek pemerga-merga) dan

perkolong-kolong akan menyanyikan lagu populer Karo. Istilah “sada tan” ini

diambil dari bentuk tarian wanita yang menggunakan satu tangan secara

bergantian dalam menari dan tangan yang satu lagi membentuk sikut 45derajat23.

Lebih jauh Tarigan mengatakan bahwa landek salih (patam-patam) sering

dianggap sebagai puncak dari tari guro-guro aron. Hal in dikarenakan beberapa

alasan yaitu;

(1).Gendang yang mengiringi tari ini menggunakan cak-cak patam-patam, dengan pengertian bertempo cepat dibanding gendang yang digunakan pada landek pengalo-ngalo dan landek sada tan, (2). Bentuk tarian lebih dinamis, (3). penari dan pasangannya berada pada jarak yang relatif dekat, (4). Memiliki kesempatan untuk saling berbicara, hal ini dikarenakan jarak yang berdekatan.

23 Lihat Herujen Tarigan, 2000:22-23

Page 108: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

94

Jika dibandingkan dengan komposisi musik lainnya dalam mengiringi

aron menari, gendang patam-patam merupakan satu komposisi yang memang

memiliki tempo yang lebih cepat dan memberikan suasana yang berbeda dari

komposisi musik sebelumnya. Hal tersebut dapat dirasakan aron karena awalnya

jarak antara aron laki-laki dan aron perempuan berjauhan namun dengan

dimainkannya komposisi gendang patam-patam aron laki-laki dan aron

perempuan dapat saling berdekatan tetapi tetap dengan tata krama dan sopan

santun dalam menari.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa komposisi gendang

patam-patam selalu diawali oleh komposisi yang berbeda sebelumnya seperti

gendang simalungen rayat atau gendang odak-odak. Baik pada gendang guro-

guro aron ataupun acara lainnya hal ini sangat jelas terlihat untuk itu penulis

mengambil contoh dalam bentuk tabel yang menggambarkan bagaimana struktur

komposisi atau pola ritem dalam aktifitas menari dan menyanyi dalam gendang

lima sedalanen maupun gendang kibod dengan beberapa perubahan yang terjadi

sebagai berikut:

Page 109: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

95

4.1 Tabel Struktur Komposisi Atau Pola Ritem Dalam Aktifitas Menari Dan

Menyanyi Dalam Gendang lima sedalanen.

Gendang lima

sedalanen

gendang simalungen rayat/ gendang odak-odak*

gendang patam-patam

penutup

Penari Menari ditempat

Menari (dengan pola lantai) dan

bergerak dari tempat (maju-

mudur, jongkok-berdiri)

Mengambil sikap untuk bersiap-siap kembali ke

tempat dimana dia

berdiri semula.

Penyanyi

Bernyanyi lagu pop daerah (jika dengan iringan gendang simalungen rayat menyanyikan lagu tradisional

Karo)

Berhenti bernyanyi dan

menari -

Page 110: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

96

4.2 Tabel Struktur Komposisi Atau Pola Ritem Dalam Aktifitas Menari Dan

Menyanyi Dalam Iringan Gendang kibod.

Berawal dari gendang guro-guro aron inilah, gendang patam-patam juga

disajikan dalam upacara perkawinan. Pola ritem gendang patam-patam pada

upacara perkawinan disajikan untuk mengiringi pengantin bernyanyi, hal ini

biasanya terdapat dalam acara nganting manok. Namun sekarang acara nganting

manuk sudah jarang dilaksanakan, dan sesi bernyanyi untuk pengantin

dilaksanakan pada acara pesta adatnya.

Selain dimainkan pada acara yang bersifat gembira pola ritem gendang

patam-patam terkadang disajikan dalam konteks upacara kematian. Namun hanya

Gendang kibod

gendang simalungen rayat/gendang odak-odak*

gendang patam-patam

Memainkan melodi lagu

populer, dengan pola

ritem gendang

patam-patam

Penutup

Penari Menari ditempat

Menari (dengan pola lantai) dan

bergerak dari tempat (maju-

mudur, jongkok-berdiri)

Menari dengan

gerakan yang bebas

Mengambil sikap untuk bersiap-siap kembali ke

tempat dimana dia berdiri

semula.

Penyanyi

Bernyanyi lagu pop daerah (jika dengan iringan

gendang simalungen rayat menyanyikan lagu tradisional Karo)

Berhenti menyanyi dan

menari - -

Page 111: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

97

upacara kematian cawir metua yang menyajikan gendang patam-patam dalam

upacara acara adatnya. Pola ritem gendang patam-patam ini dimainkan pada sesi

acara gendang nangketken osé yaitu acara dimana anak dan cucu dari yang

meninggal akan ioséi oleh kalimbubu si mada dareh (Prints, 2004:138). Dalam

sesi acara ini cucu laki-laki dari yang meninggal akan menari dengan anak

perempuan dari pihak kalimbubu (jumlahnya tergantung dari banyaknya cucu

yang meninggal), selain menari mereka akan menyanyi. Pada saat menari dan

menyanyi inilah pola ritem gendang patam-patam disajikan.

Pola ritem gendang patam-patam yang telah diprogram ini kini dapat

dimainkan dalam acara hiburan apa saja yang menyertakan gendang kibod. Selain

itu program gendang patam-patam ini juga telah disajikan untuk mengiringi lagu

Pop daerah Karo yang dikemas dalam kaset komersial. Tidak dapat dipungkiri

bahwa hadirnya keyboard dalam kebudayan musik Karo membuat musik

tradisional Karo lebih maju dan dikenal oleh masyarakat luar, hal ini terlihat dari

banyaknya produksi kaset komersial dengan peminat yang banyak pula.

4.4 Kontinuitas Dan Perubahan Gendang patam-patam Dalam Musik

Tradisional Karo

Kontinuitas dan perubahan kerap terjadi dalam suatu kebudayaan, karena

pada umumnya kebudayaan bersifat dinamis. Hal yang sama juga dikemukakan

oleh Amber yang mengatakan bahwa kebudayaan tidaklah bersifat statis,

melainkan selalu berubah. Tanpa adanya gangguan dari unsur budaya asing

sekalipun, suatu kebudayaan pasti akan berubah. Perubahan ini terjadi dengan

Page 112: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

98

peralihan waktu serta lahirnya generasi yang baru dengan kreatifitas yang

dimilikinya. Dari kreatifitas ini maka terciptalah suatu variasi dengan perubahan

yang terjadi dalam kebudayaannya. Dalam setiap kebudayaan selalu ada suatu

kebebasan tertentu pada para individu dan kebebasan individu memperkenalkan

variasi dalam cara-cara berlaku dan variasi itu akan menjadi milik bersama

(Amber dalam T.O. Ihromi,1994:32).

Demikian pula dengan kebudayaan musik masyarakat Karo yang

mengalami kontinuitas dan perubahan dalam musik tradisionalnya khususnya

gendang patam-patam. Kontinuitas dan perubahan ini tidak terlepas dari adanya

pengaruh atau unsur dari kebudayaan asing yang masuk ke dalam kebudayaan

musik tradisional Karo. Unsur kebudayaan asing tersebut adalah instrumen

keyboard. Instrumen keyboard yang dikenal berasal dari kebudayaan musik Barat

ini masuk ke dalam kebudayaan musik tradisional Karo pada tahun 1991.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa awalnya komposisi

gendang patam-patam dimainkan dengan menggunakan gendang lima sedalanen

dan pada perkembangannya dapat digantikan dengan gendang kibod. Perubahan

atau peralihan dalam ensambel musik tradisional ini merupakan suatu hasil dari

kreatifitas seniman Karo. Dengan kreatifitas inilah mucul ide atau gagasan baru

yang menjadikan suatu inovasi bagi musik tradisional Karo yang hingga kini

digunakan dan menjadi milik bersama.

Page 113: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

99

Karena instrumen musik yang digunakan berbeda/berubah tentu saja bunyi

musikal yang dihasilkan oleh instrumen musik tersebut juga berbeda/berubah. Hal

ini dikarenakan instrumen keyboard hanya bersifat mengadaptasi atau meniru

bunyi dari gendang lima sedalanen karena tidak ada bunyi instrumen dari

gendang lima sedalanen yang sama persis pada gendang kibod. Peniruan bunyi

instrumen yang dilakukan dalam memprogram pola ritem ini memunculkan unsur

bunyi musikal yang baru atau yang sama sekali tidak ada dalam ensambel musik

tradisional Karo. Dapat dikatakan bahwa keseluruhan bunyi instrumen dari

program musik yang dibuat berbeda dari bunyi musik tradisional Karo (lihat pada

Bab III hal 81-82).

Unsur bunyi instrumen yang diprogram ini diambil dari bank

(penyimpanan) suara pada instrumen keyboard. Bunyi dari instrumen musik yang

diprogram sebagai pola ritem ini dicari semirip mungkin dengan bunyi instrumen

perkusi pada gendang lima sedalanen seperti gendang indung, gendang anak dan

penganak walau tidak sama persis.

Menurut Hutabarat (2010:73) bunyi instrumen yang digunakan untuk

memprogram musik Karo pada gendang kibod tidak terdapat pada instrumen

musik tadisional Karo. Adapun instrumen yang digunakan dalam memprogram

musik Karo menurut Hutabarat adalah instrumen Drum yang biasanya diambil

dari bagian keluarga (menu dalam keyboard) Drum Kit atau Standart Kit,

instrumen Bright Piano diambil dari keluarga Piano, dan Electric Bass dari

keluarga Bass Gitar.

Page 114: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

100

Pada awalnya gendang kibod digunakan untuk memprogram pola ritem

musik tradisional Karo namun pada perkembangannya perkibod mulai

memainkan melodi dari lagu/komposisi yang dimainkannya (peran tersebut

biasanya dilakukan oleh pemain sarune atau kulcapi). Ketika perkibod

memainkan melodi dengan menggunakan instrumen keyboard dan sekaligus juga

sebagai pola ritem yang telah diprogramkan, lagu-lagu populer Indonesia mulai

dimainkan sebagai salah satu bagian dari iringan penari khusunya dalam gendang

guro-guro aron. Lagu-lagu seperti Kopi Dangdut, Hujan Di malam Minggu,

Rindu, dan berbagai lagu populer Indonesia lainnya sering sekali dimainkan

dengan menggunakan pola ritem tesebut.

Lagu-lagu yang dimainkan dengan pola ritem gendang patam-patam ini

biasanya dimainkan setelah aron (pemuda-pemudi) selesai menarikan pola lantai

yang telah dipelajari bersama (lihat pada tabel 4.2 hal 96) sebelum tarian berakhir.

Adapun tujuan dari dimainkan lagu-lagu diluar kebudayaan Karo tersebut adalah

untuk memeriahkan dan menambah semangat para penari.

Selain hal yang telah dijabarkan diatas kontinuitas dan perubahan juga

terlihat pada melodi dan juga pola ritem yang akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Melodi

Berdasarkan hasil transkripsi gendang patam-patam pada gendang lima

sedalanen dan gendang kibod terdapat melodi yang masih kontinu dan

terdapat pula variasi melodi. Adapun melodi yang masih kontinu

adalah:

Page 115: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

101

a.

Melodi ini merupakan salah satu potongan melodi yang khas dari

gendang patam-patam bunga ncole yang sering sekali muncul atau

dimainkan. Baik pada gendang lima sedalanen maupun gendang kibod

melodi ini tetap dimainkan.

b.

Melodi ini juga merupakan potongan melodi yang masih kontinu dan

tetap dimainkan meskipun instrumen musik yang digunakan

berbeda. Melodi ini biasanya dimainkan pada bagian awal sebagai

pengantara untuk mengantarkan ke nada tinggi dari melodi gendang

patam-patam.

c.

Gendang lima sedalanen

Gendang kibod

Page 116: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

102

Melodi ini merupakan melodi penutup pada gendang patam-patam

yang dalam istilah masyarakat Karo disebut sebagai mbertik

rurusen. Melodi ini selalu menjadi melodi penutup baik disajikan

dengan gendang lima sedalanen maupun gendang kibod.

Beberapa potongan melodi gendang patam-patam dari gendang lima

sedalanen ini masih kontinu walaupun dimainkan dengan gendang kibod. Masing-

masing musisi dapat memainkan melodi gendang patam-patam dengan variasi

atau improvisasi yang berbeda namun potongan melodi diatas merupakan ciri

khas dari gendang patam-patam bunga ncole.

2. Pola Ritem

Berdasarkan hasil deskripsi struktur gendang patam-patam pada gendang

lima sedalanen dan gendang kibod pada Bab III (hal 63-82), terdapat beberapa

pola ritem yang masih kontinu dan berubah pada gendang patam-patam. Adapun

pola ritem yang masih kontinu adalah:

1. Cak-cak gendang patam-patam bunga ncole

Pola ini terdapat pada instrumen Kobel dan Drums. Dari beberapa bentuk

atau pola yang terdapat pada instrumen Kobel ditemukan satu pola yang

mirip dengan pola ritem gendang anak, sedangkan pada instrumen drum

pola yang menyerupai ritem dari gendang anak ini terdapat pada ketukan

pertama upbeatnya pada setiap barnya. Hal tersebut digambarkan sebagai

berikut:

Page 117: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

103

Pola ritem pada instrumen kobel ini menyerupai pola ritem dari permainan

tangan kanan gendang anak. Sedangkan pada instrumen Drums (yang

tangkai notnya kebawah) terdapat penambahan diawalnya sehingga cak-

cak gendang patam-patam dimulai dari ketukan upbeatnya (ketukan atas)

sedangkan pada gendang anak pola ritem tersebut dimulai dari ketukan

pertama.

2. Bunyi dan pola ritem penganak

Selain cak-cak, terdapat pola ritem dan bunyi dari instrumen Gamelan

yang berfungsi untuk mewakili bunyi penganak yang terdapat dalam pola

ritem gendang lima sedalanen.

Page 118: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

104

3. Unsur bunyi gung

Pada gendang kibod unsur bunyi gung dihasilkan dari permainan Bass

Gitar. Bunyi Bass Gitar ini fungsinya untuk mempertegas bunyi gung

yang dimainkan pada ketukan pertama dalam setiap barnya.

Dapat dilihat bahwa walaupun telah terjadi perubahan dalam instrumen

musik tradisional Karo namun unsur pola ritem gendang patam-patam tetap

kontinu. Selain pola ritem yang kontinu terdapat juga perubahan atau penambahan

pola ritem gendang patam-patam pada gendang kibod yaitu sebagai berikut:

1. Pola ritem dalam bentuk akord:

2. Pola ritem Bass Gitar

3. Pola ritem Drums

Pola-pola ritem ini merupakan ritem tambahan yang sebelumnya tidak

terdapat pada gendang lima sedalanen. Pola rite dalam bentuk akord

Page 119: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

105

merupakan hal yang baru karena kebudayaan musiknya masyarakat Karo

tidak mengenal adanya harmonisasi dalam bentuk akord.

Berdasarkan hal diatas terlihat bahwa telah terjadi beberapa perubahan

pada gendang patam-patam yaitu perubahan alat musik pengiring, warna bunyi

instrumen, penambahan pola ritem serta penggunaannya dalam kebudayaan

masyarakat Karo. Selain terjadi perubahan terdapat pula hal yang masih kontinu

pada gendang patam-patam yaitu melodi (dengan variasi), unsur bunyi dan pola

ritem penganak, peniruan dari pola gendang anak (walau tidak sama persis) serta

unsur bunyi gung.

Gendang patam-patam yang telah diprogram dalam gendang kibod ini

sampai sekarang masih tetap disajikan dalam gendang guro-guro aron bahkan

disajikan dalam upacara-upacara adat masyarakat Karo meskipun menggunakan

instrumen keyboard sebagai pengiringnya.

Masyarakat Karo memiliki toleransi musik yang cukup besar, terjadinya

perubahan pada instrumen musik, pola ritem dan juga bunyi instrumen gendang

patam-patam yang telah diprogram dengan gendang kibod ini dapat diterima oleh

masyarakat Karo dan sudah menjadi bagian dalam kebudayaan musiknya.

Walaupun gendang kibod telah masuk kedalam kebudayaan musik Karo

masyarakat Karo tetap menyukai musik tradisionalnya dan juga mengikuti dan

menerima perkembangan dan perubahan yang terjadi.

Dengan perubahan instrumen musiknya serta penambahan unsur-unsur

musik yang baru seperti pola ritem dan warna bunyi instrumen, masyarakat Karo

Page 120: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

106

tetap menyukai dan menggunakannya dalam kegiatan kebudayaanya baik dalam

adat maupun hiburan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pandangan

masyarakat Karo terhadap musik tradisional yang berkembang sekarang ini telah

terbuka dan dapat menerima meskipun terjadi penambahan unsur musik yang

sebelumnya tidak terdapat dalam musik tradisional Karo dengan adanya instrumen

keyboard.

Kontinuitas maupun perubahan dalam kebudayaan musik masyarakat Karo

merupakan gejala yang normal yang terjadi untuk mempertahankan keseimbangan

dalam kebudayaannya. Herskoviz dalam Merriam (1964:305) mengatakan bahwa

kontinuitas dan perubahan merupakan suatu tema yang digunakan untuk

memahami sifat stabil dan dinamis yang melekat pada setiap kebudayaan.

Berkaitan dengan fenomena ini teori kebudayaan secara umum mengansumsikan

bahwa setiap kebudayaan beroperasi dalam kerangka waktu yang terus mengalami

kelanjutan dimana variasi-variasi dan perubahan yang terjadi adalah hal yang

tidak dapat dielakkan. Demikian halnya dengan gendang patam-patam yang

mengalami kelanjutan dengan variasi maupun perubahan. Hal tersebut merupakan

hal yang wajar dialami oleh kebudayaan masyarakat Karo agar dapat beradaptasi

dengan lingkungan untuk mempertahankan kebudayaan musiknya.

Page 121: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

107

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan yang telah dijabarkan pada bab-bab sebelumnya

maka beberapa kesimpulan yang didapat oleh penulis adalah sebagai berikut.

Gendang patam-patam merupakan salah satu komposisi musik tradisional

pada masyarakat Karo. Menurut beberapa seniman serta budayawan Karo

(maupun Melayu) didapat kesimpulan bahwa gendang patam-patam dalam

kebudayaan musik masyarakat Karo berasal dari daerah Langkat tepatnya dari

kebudayaan musik masyarakat Karo Jahe.

Jika dilihat dari kebudayaan musik asalnya yaitu Karo Jahe, gendang

patam-patam merupakan salah satu komposisi musik yang digunakan dalam

upacara penyembuhan sedangkan pada masyarakat Karo Gugung gendang patam-

patam pada awalnya digunakan dalam gendang guro-guro aron sebagi salah satu

komposisi musik untuk mengiringi aron (pemuda-pemudi) menari.

Gendang patam-patam dalam kebudayaan masyarakat Karo gugung

awalnya disajikan dengan gendang lima sedalanen yang pada perkembangannya

telah disajikan dengan menggunakan gendang kibod. Gendang kibod merupakan

istilah yang digunakan oleh masyarakat Karo terhadap jenis ritem musik yang

diprogram dengan instrumen keyboard. Kehadiran gendang kibod merupakan

Page 122: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

108

hasil dari kreatifitas seniman Karo dengan ide yang menjadikan suatu inovasi bagi

musik tradisional Karo yang hingga kini digunakan dan menjadi milik bersama.

Melalui kehadiran gendang kibod dalam kebudayaan musik masyarakat

Karo, gendang patam-patam diprogram sebagai pola ritem yang diimitasikan dari

gendang lima sedalanen. Dengan pola ritem gendang patam-patam yang telah

diprogram ini lagu-lagu populer (baik populer Karo maupun populer Indonesia)

dapat “dimasukkan” atau dimainkan.

Gendang patam-patam yang telah diprogram ini dimiliki oleh masing-

masing perkibod yang biasanya dapat disimpan dalam disket, hard disk, pada

instrumen keyboard, dan memori card/chip (kartu penyimpan data). Selain itu

pemain gendang kibod juga mengikuti perkembangan akan kemajuan teknologi

keyboard. Hal tersebut dapat dilihat dari perubahan dari tipe atau jenis instrumen

keyboard yang digunakan.

Gendang patam-patam yang disajikan dengan gendang kibod memiliki

bunyi atau warna suara instrumen yang berbeda dari instrumen musik tradisional

Karo karena instrumen musik yang digunakan merupakan instrumen musik Barat.

Adapun bunyi instrumen yang digunakan adalah Oboe/Nai, Piano, Gitar Electric,

Bass Gitar, Kobel, Gamelan, dan Drums. Selain itu Gendang patam-patam yang

disajikan dengan gendang kibod ini dikreasikan dengan penambahan pola ritem

dalam bentuk harmoni akord, yang sebelumnya tidak terdapat dalam kebudayaan

musik Karo.

Page 123: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

109

Walaupun telah terjadi perubahan baik dari instrumen musik serta bunyi

instrumennya, gendang patam-patam juga mengalami kontinuitas pada musiknya

antara lain yaitu melodi dan juga pola ritem dari gendang anak, penganak, dan

gung yang diimitasikan atau ditiru dari gendang lima sedalanen.

Pada perkembangannya program pola ritem gendang patam-patam pada

gendang kibod ini kini tidak hanya sebatas mengiringi aron menari dalam

gendang guro-guro aron namun dapat digunakan pada konteks upacara

tradisional seperti upacara perkawinan, kematian, upacara sakral dan juga hiburan

lainnya.

Walaupun telah terjadi perubahan terhadap instrumen musik serta

penambahan unsur-unsur musik yang baru tetapi masyarakat Karo tetap menyukai

dan selalu menyajikannya dalam kegiatan kebudayaanya baik dalam adat maupun

hiburan. Dapat dilihat bahwa pada perkembangannya masyarakat Karo dapat

menerima perubahan yang terjadi pada musik tradisional yang berkembang

sekarang ini meskipun dengan penambahan unsur musik yang sebelumnya tidak

terdapat dalam musik tradisional Karo.

Dari beberapa kesimpulan diatas penulis dapat mengatakan bahwa

walaupun telah terjadi perubahan baik dari instrumen musik serta bunyi musikal

yang berbeda namun gendang patam-patam juga mengalami kontinuitas dimana

setiap pola ritem gendang patam-patam yang telah diprogram memiliki

persamaan/kemiripan dengan pola ritem yang dihasilkan oleh gendang lima

Page 124: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

110

sedalanen. Selain itu pola ritem ini tetap disebut/dianggap sebagai gendang

patam-patam oleh masyarakat Karo.

5.2 Saran

Dari pembahasan dan beberapa kesimpulan yang telah diuraikan, ada

beberapa saran yang perlu dikemukakan, mengingat telah terjadi kontinuitas dan

perubahan dalam musik tradisional masyarakat Karo.

Perubahan yang terjadi pada instrumen musik tradisional Karo tidak

sepenuhnya menghilangkan ensambel musik tradisional yang ada sebelumnya.

Gendang lima sendalanen maupun telu sedalanen serta musisi tradisional, dan

konteks pertunjukannya (walaupun semakin berkurang) masih ada dalam

kebudayaan tradisional masyarakat Karo.

Namun minat pemuda-pemudi Karo akan musik tradisional Karo kini

sudah berkurang. Oleh karena itu diperlukan peran seniman/musisi, pemerhati

budaya, akademisi dan pemerintahan Kabupaten Karo untuk membuat atau

menyediakan suatu sarana atau lembaga untuk memberikan pembelajaran musik

tradisional Karo agar musik tradisional Karo tidak akan hilang atau punah

nantinya.

Selain itu, akibat adanya beberapa makna yang mengarah kepada budaya

populer dalam perubahan instrumen musik tersebut, penulis mengharapkan

kepada para seniman/musisi agar lebih selektif dan kritis dalam melakukan suatu

pembaharuan. Penggunaan lagu-lagu yang bersifat populer hendaknya hanya

Page 125: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

111

digunakan pada konteks hiburan dan mengurangi lagu-lagu dari luar kebudayaan

musik Karo.

Terjadinya perubahan instrumen musik dalam kebudayaan musik Karo

hendaknya menjadi perhatian yang serius bagi semua kalangan, baik kalangan

pemerintahan Kabupaten Karo, para pelaku budaya dan para akademisi agar

kiranya tetap peduli dan menghargai kebudayaan milik sendiri serta melestarikan

kebudayaan musik tradisional Karo dengan sosialisasi yang dilakukan terhadap

generasi-generasi muda. Penulis juga berharap, penelitian ini dapat menambah

wawasan dan pemahaman guna melakukan penelitian berikutnya.

Page 126: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

112

DAFTAR PUSTAKA

Bangun, Jabatin. 1994. Prilaku Sosial Dan Gaya Penyajian Repertoar Guro-Guro Aron Pada Masyarakat Karo. Medan: Skripsi Sarjana Etnomusikologi.

Dananjaja, James. 1984. Foklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, dan lain-lain. Jakarta: Grafiti Pers.

Depdikbud. 2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Dyson, L (dalam Sujarwa). 1987. Manusia Dan Seni Budaya. Jakarta: Balai Pustaka.

Endaswara, Suwardi. 2006. Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan: Ideologi, Epistemologi, dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka widyatama.

Ginting, Jhon Bregman. 2000. Deskripsi Pemakaian Gendang Keyboard Pada Perayaan Natal di GBKP Km. 7 Padang Bulan Medan. Medan: Skripsi Sarjana Etnomusikologi.

Ginting, Seridah Rhita Gustina. 2011. Deskripsi Tari Lima Serangkai Pada Masyarakat Karo. Medan: Skripsi Sarjana Etnomusikologi.

Hutabarat, Irfan Saidul. 2010. Peranan Jasa Tarigan Sebagai Musisi Dalam Perkembangan Ensambel Musik Tradisional Karo. Medan: Skripsi Sarjana Etnomusikologi.

Ihromi, T.O. 1994. Pokok-Pokok Antropologi Budaya (Ed). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Kaplan, David And Manners, Albert A. 1999. Teori Budaya. [Trans.] Landung Simatupang. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Koentjaraningrat. 2002. Pengantar Ilmu Antropologi (Ed). Jakarta: Rineka Cipta.

--------. 1985. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kountur, Ronny, D.M.S. 2003. Metode Penelitian: Untuk Penulisan Skripsi Dan Tesis. Jakarta: Teruna Grafika.

Luckman Sinar, Tuanku Dan Syaifudin, Wan. 2002. Kebudayaan Sumatera Timur. Medan: USU Press.

Merriam, Alan P. 1964. The Anthropology Of Music. United States Of America: University Press.

Page 127: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

113

Moleong, Lexy J. 1989. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nettl, Bruno. 1964. Theory And Method In Ethnomusicology. New York: The Free Press Of Glencoe.

--------, 1983. The Study Of Ethnomusicology Twenty Nine Issues and Concepts. Chicago: University Of Illinois Press

Nettl, Bruno And Gerald Behague. 1990. Folk And Traditional Music Of The Western Continents. Prentice Hall.

Prints, Darwan. 2004. Adat Karo. Medan: Bina Media Perintis.

Prints, Darwin. 2002. Kamus Karo Indonesia. Medan: Bina Media.

Sebayang, Vanesia Amelia. 2011. Dalan Gendang: Analisis Pola Ritme Dalam Ensambel Gendang Lima Sedalanen Oleh Tiga Pemusik Karo. Medan: Skripsi Etnomusikologi.

Sitepu, Anton. 1993. Deskriptif Musik Vocal Katoneng-Katoneng Dalam Konteks Kerja Mengket Rumah Pada Masyarakat Karo. Medan: Skripsi Etnomusikologi.

Soekanto, Soerjono. 2009. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Takari, Muhammad. 2004. Interelasi Budaya Musik Batak Dan Melayu Di Sumarera Utara Dalam Pluralitas Musik Etnik Batak Toba, Mandailing, Melayu, Pakpak-Dairi, Angkola, Karo, Simalungun. Medan: Pusat Dokumentasi Dan Pengajian Kebudayaan Batak, Universitas HKBP Nommensen

Tarigan, Herujen. 2000. Pemakaian Gendang Keyboard Pada Acara Nganting Manuk Dalam Pesta Perkawinan Adat Karo. Skripsi Etnomusikologi.

Tarigan, Perikuten. 2004. Musik Tradisional Karo Dalam Pluralitas Musik Etnik Batak Toba, Mandailing, Melayu, Pakpak-Dairi, Angkola, Karo, Simalungun. Medan: Pusat Dokumentasi Dan Pengajian Kebudayaan Batak, Universitas HKBP Nomensen.

Tarigan, Sarjani. 2009. Lentera Kehidupan Orang Karo Dalam Berbudaya. Medan.

Titon, Jeff Todd Et All. 1984. Worlds Of Music: An Introduction To The Music Of The World’s Peoples. New York: Schimer Books A Division Of Macmillan.

Page 128: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

114

Daftar Website:

http://id.wikipedia.org./wiki/cakram_keras http://id.wiki.org/wiki/disket http://digilib.unimus.ac.id http://www.xeanexiero.blogspot.com http://Karosiadi.blogspot.com http://repository.usu.ac.id http://id.shvoong.com/exact-sciences

Page 129: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

115

DAFTAR INFORMAN

1. Nama : Seter Ginting

Umur : 80-an Tahun

Pekerjaan : Musisi senior musik tradisional Karo Gugung

2. Nama : Djasa Tarigan

Umur : 49 Tahun

Pekerjaan : Musisi tradisional dan pelopor Gendang Kibod dalam

kebudayaan musik Karo Gugung

3. Nama : Natangsa Barus S.Pd

Umur : 52 Tahun

Pekerjaan : Musisi tradisional yang berasal dari Karo Jahe

4. Nama : Malem Ukur Ginting

Umur : 53 Tahun

Pekerjaan : Seorang pelatih tari tradisional Karo dan penyuluh budaya

Pemkab Karo, Kabanjahe.

Page 130: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

116

HASIL TRANSKRIPSI GENDANG PATAM-PATAM PADA GENDANG LIMA SEDALANEN

Page 131: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

117

Page 132: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

118

Page 133: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

119

Page 134: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

120

HASIL TRANSKRIPSI GENDANG PATAM-PATAM PADA

GENDANG KIBOD

Page 135: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

121

Page 136: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

122

Page 137: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

123

Page 138: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

124

Page 139: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

125

Page 140: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

126

Page 141: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

127

Page 142: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

128

Page 143: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

129

Page 144: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

130

Page 145: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

131

Page 146: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

132

Page 147: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

133

Page 148: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

134

Page 149: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

135

Page 150: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

136

Page 151: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

137

Page 152: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

138

Page 153: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

139

Page 154: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

140

Page 155: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

141

Page 156: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

142

Page 157: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

143

Page 158: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

144

Page 159: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

145

Page 160: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

146

Page 161: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

147

Page 162: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

148

Page 163: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM … · KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO ... dan Karo Gugung memiliki beberapa persamaan dan

149