kontraktur ec luka bakar

64
DAFTAR ISI DAFTAR ISI 1 BAB I PENDAHULUAN 2 BAB II ILUSTRASI KASUS 3 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 16 BAB IV KESIMPULAN 43 DAFTAR PUSTAKA 44 1

Upload: adisti-zakyatunnisa

Post on 22-Dec-2015

103 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

kontraktur

TRANSCRIPT

Page 1: Kontraktur Ec Luka Bakar

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 1

BAB I PENDAHULUAN 2

BAB II ILUSTRASI KASUS 3

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 16

BAB IV KESIMPULAN 43

DAFTAR PUSTAKA 44

1

Page 2: Kontraktur Ec Luka Bakar

BAB I

PENDAHULUAN

Kontraktur adalah kontraksi yang menetap dari kulit dan atau

jaringan dibawahnya yang menyebabkan deformitas dan keterbatasan

gerak. Kelainan ini disebabkan karena tarikan parut abnormal pasca

penyembuhan luka, kelainan bawaan maupun proses degeneratif.

Kontraktur yang banyak dijumpai adalah akibat luka bakar. Data

penderita kontraktur pasca luka bakar yang ditangani di SMF/Departemen

Bedah plastik RSUD Dr. Soetomo – FK Unair pada tahun 2007 dan 2008

didapatkan 65 kasus. Penderita dewasa sebanyak 38 kasus (58,5%) dan

anak 27 kasus (41,5%). Area yang terkena adalah daerah leher dan wajah

18 kasus (27,7%), aksila 5 kasus (7,7%), tangan 36 kasus (55,4%), lainnya

6 kasus (9,2%). Penderita anak yang mengalami kontraktur leher adalah 5

kasus atau sekitar 27,8% dari jumlah seluruh kontraktur leher. Sebagian

besar penanganan kasus kontraktur tersebut adalah pembebasan

kontraktur, eksisi parut dan penutupan skin grafting dengan atau tanpa

flap local.1

2

Page 3: Kontraktur Ec Luka Bakar

BAB II

ILUSTRASI PASIEN

STATUS PASIEN

I. IDENTITAS

- Nama : Tn. F

- Jeniskelamin : laki-laki

- Usia : 54 tahun

- Tempat tanggal lahir : Lho Sukon,26/05/1960

- Alamat : Bojong Raya Gg Kopaja No 1. Rawabuaya,

Cengkareng

- Pendidikan : D3

- Pekerjaan : Karyawan Swasta

- Status perkawinan : Kawin

- Agama : Budha

- Warga Negara : Indonesia

- Pembiayaan : BPJS Mandiri

- Tanggal Masuk RS : Selasa, 28 September 2014

- Ruang perawatan : P. Bintan RSAL Mintohardjo

- No. RekamMedik : 116154

3

Page 4: Kontraktur Ec Luka Bakar

II. ANAMNESIS

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dengan pasien pada tanggal 29

September 2014 pukul 08.00 WIB di P.Bintan RSAL Mintohardjo.

a. KELUHAN UTAMA

Leher, hidung, mata dan bibir tertarik akibat luka bakar.

b. KELUHAN TAMBAHAN

Mata kiri terasa perih, pandangan agak berbayang, sering keluar air dan

kotoran mata. Hidung mampet dan leher kaku kerena tarikan kulit akibat luka

bakar. Telinga kiri terasa berdengung. Dada dan kedua tungkai terdapat

jaringan parut akibat luka bakar

c. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien datang ke poliklinik RSAL Mintohardjo dengan keluhan kulit tertarik

akibat luka bakar zat kimia asam tahun 1990. Kulit tertarik wajah terutama

mata, hidung, telinga, bibir dan leher. Karena tarikannya pasien sering merasa

kaku di leher dan wajah, mata kiri perih, berair, dan keluar kotoran. Di kedua

tungkai dan dada tertarik akibat luka bakar.

d. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Tidak terdapat penyakit hipertensi, diabetes mellitus, dan karsinoma

e. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Tidak terdapat penyakit hipertensi, diabetes mellitus, dan karsinoma

f. RIWAYAT PENGOBATAN

Pasien mendapat penanganan akut luka bakar langsung setelah kejadian.

Operasi di singapura sebanyak satu kali. Operasi selanjutnya sebanyak 11 kali

4

Page 5: Kontraktur Ec Luka Bakar

dilakukan di China. Jarak antar operasi kurang lebih sekitar dua minggu.

Pasien tidak tahu detail mengenai jenis operasinya.

g. RIWAYAT KEBIASAAN

Pasien mempunyai kebiasaan merokok kurang lebih 1 bungkus per hari

III. PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 29 September 2014 pukul 08.00

WIB di P.Bintan RSAL Mintohardjo.Status generalis

KeadaanUmum

- Kesansakit : Tampak sakit ringan

- Kesadaran : Compos mentis

- Kesangizi : Gizi cukup

- Sianosis : tidak ada

- Edema : tidak ada

- Dispnea : tidak ada

Tanda vital

- Tekanan darah : 130/90 mmHg

- Nadi : 92x/menit

- Suhu : 36.3oC

- Laju Pernafasan : 18x/menit

- Berat badan :73

- Tinggi badan :170

- BMI :25,25

Status generalis

5

Page 6: Kontraktur Ec Luka Bakar

Kulit (pada status lokalis)

Mata (pada status lokalis)

Hidung (pada status lokalis)

Mulut (pada status lokalis)

Telinga(pada status lokalis)

Leher(pada status lokalis)

Thoraks

o Inspeksi dinding dada

- Warna kulit sawo matang, tidak ikterik, tidak tampak dilatasi

vena, terdapat kontraktur pada dada

- Sternum bentuk normal, mendatar, tulang iga normal, sela iga

tidak melebar, retraksi sela iga (-)

o Paru

- Inspeksi : gerak napas dada kanan dan kiri

simetris.

- Palpasi : pergerakan nafas kedua hemithorax

simetris, vocal fremitus kanan dan kiri

sama teraba sama kuat

- Perkusi : perkusi pada dinding dada kanan dan

Kiri didapatkan suara sonor

- Auskultasi : Suara napas vesikuler terdengarsama

pada kedu ahemithorax, wheezing -/-,

ronchi -/-

o Jantung

- Inspeksi : tidak tampak pulsasi ictus cordis pada

6

Page 7: Kontraktur Ec Luka Bakar

dinding dada

- Palpasi : pulsasi ictus cordis terab ateratur di

ICS 5, 1 cm medial linea midklavikula

sinistra

- Perkusi : batas kanan : redup pada ICS 3 – 5

Linea sternalis kanan

Batas atas : terdengarredup di ICS 3

linea parasternalis kiri

batas kiri : dengan suara redup di

ICS 5, 1 cm medial

lineamidklavikulariskiri

- Auskultasi : BJ I & II regular, murmur (-), gallop (-),

bunyijantungtambahan (-)

Abdomen

- Inpeksi : warna kulit sawo matang, bentuk normal

simetris, smiling umbilicus (-), dilatasi vena (-)

tersapat kontraktur pada perut, sagging of the

flanks (-),

- Auskultasi : BU (+) 3x/menit, normal

- Perkusi : timpani padaseluruh abdomen, shifting

dullness (-)

- Palpasi : supel, rigiditas (-), defens muscular (-), nyeri

tekan (-) padaregio epigastrium

hypocondrium kiri, dan lumbal kiri, massa

(-), pembesaran hepar (-),turgor kulit baik

7

Page 8: Kontraktur Ec Luka Bakar

Punggung :

o NyeriKetuk CVA (-)

o Tidak ada kelainan bentuk pada vertebrae

o Tidak terdapat nyeri pada perabaan vertebra

Ekstremitas

o Atas

Pemeriksaan Kanan Kiri

Kulit Terdapat kontraktur Terdapat kontraktur

Tonus Tonus baik Tonus baik

Trofi Eutrofi Eutrofi

Edema Tidak ada edema Tidak ada edema

Deformitas Tidak ada deformitas Tidak ada deformitas

Nyeri tekan Tidak ada nyeri tekan Tidak ada nyeri tekan

o Bawah

Pemeriksaan Kanan Kiri

Kulit Terdapat kontraktur Terdapat kontraktur

Tonus Tonus baik Tonus baik

Trofi Eutrofi Eutrofi

8

Page 9: Kontraktur Ec Luka Bakar

Edema Tidak ada edema Tidak ada edema

Deformitas Tidak ada deformitas Tidak ada deformitas

Nyeri tekan Tidak ada nyeri tekan Tidak ada nyeri tekan

B. Status lokalis

Kulit

- Warna : warna kulit sawo matang, tidak pucat, tidak

ikterik, tidak sianosis,

- -Lesi : terdapat kontraktur pada wajah yaitu: mata, hidung,

bibir atas, telinga kiri; leher; dada; kedua eksremitas

kanan dan kiri

- Rambut : tumbuh rambut pada permukaan kulit, Berwarna

hitam, distribusi tidak merata akibat kontraktur

- Turgor : turgor baik

Kepala

Kepala normocephali, wajah asimetris karena terdapat kontaraktur.

Rambut berwarna hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut

Mata

- Kulit palpebra sinistra kaku

- Exophtalmus : -/-

- Enophtalmus : -/-

- Oedem palpebral : -/-

9

Page 10: Kontraktur Ec Luka Bakar

- Konjungtivaanemis : -/-

- Keratitis :-/+

- Sclera ikterik : -/-

- Injeksik konjungtiva : -/-

- Pupil : bulat, isokor, RCL +/+, RCTL

+/+

Hidung

- Septum terletak di tengah, namun terdapat kontraktur pada

seluruh permukan hidung

Mulut

- Bibir : pucat (-), ikterik (-), kering (-), terdapat

kontraktur kulit pada bibir atas

- Oral hygiene : cukup baik

- Faring : tidak hiperemis

- Lidah : normoglossi, tidakkotor

Telinga

- Normotia pada aurikula dekstra, terdapat kontraktur sehingga

daun telinga sinistra tidak terlihat

- Liang telinga : sekret -/-. Serumen -/-, darah -/-

- Nyeri tekan os mastoid : -/-

- Nyeri tekan tragus : -/tidak dapat dinilai

- Nyeri Tarik : -/tidak dapat dinilai

Leher

- Terdapat Kontraktur

- Trakea : lurus ditengah

10

Page 11: Kontraktur Ec Luka Bakar

- KGB : tidak ada pembesaran KGB

- Tiroid : tidak ada pembesaran tiroid

IV. PEMERIKSAAN TAMBAHAN

- Pemeriksaan Lab. Darah

Tanggal : 11/09/2014 pukul 11.45

Hematologi

Darahrutin

Lekosit 8.800 /µl

Eritrosit 5.51 juta/µl

Hemoglobin 14.7 g/dl

Hematokrit 46 %

Trombosit 370.000 ribu/µl

Hemostasis

Masa Pendarahan/BT 2’30” menit

Masa Pembekuan/CT 11’00” menit

Golongan Darah (ABO)

Golongan darah B

Rhesus Positif

Fungsi Hati

AST (SGOT) 30 U/l

Fungsi ginjal

Ureum 20 mg/dl

11

Page 12: Kontraktur Ec Luka Bakar

-Pemeriksaan Radiologis

Jantung CTR<50, bentuk normal, corakan bronkovaskular normal, tidak

tampak bercak-bercak kesuraman, sinus costrofrenikus dan diagfragma baik, costae

dan tulang-tulang baik.

V. RESUME

Tahun 1990 pasien mengalami luka bakar oleh zat asam kuat berupa sulfat di pabrik

spare part. Zat tersebut mengenai wajah pada mata,hidung,bibir, telinga, leher, dada dan

kedua tungkai atas dan bawah. Pada saat itu pasien mengeluhkan sesak nafas dan terasa

panas. Pasien dirawat satu hari untuk penangan akut dari luka bakar. Kemudian pasien pergi

ke singapura dan dioperasi sebanyak satu kali. Operasi selanjutnya sebanyak 11 kali

dilakukan di China. Jarak antar operasi kurang lebih sekitar dua minggu. Pasien tidak tahu

detail mengenai jenis operasinya.

Selama satu tahun setelah mengalami luka bakar pasien merasa ketidaknyamanan

berupa badan terasa panas sehingga sering kali pasien mandi dengan air dingin. Selain itu

pasien sering merasa gatal pada daerah yang terkena luka bakar.

Tahun 2014 pasien datang ke poliklinik RSAL dr.Mintohardjo dengan keluhan kulit

tertarik akibat luka bakar pada daerah wajah yaitu mata, hidung, bibir, telinga dan leher.

Pandangan mata kiri berbayang , sering berair dan mengeluarkan kotoran. Pada hidung sering

terasa mampet. Pada bibir sering mengeluarkan air liur. Leher terasa kaku akibat tarikan kulit

VI. DIAGNOSIS

Kontraktur wajah, telinga, leher, dada dan keempat eksremitas ec luka bakar oleh zat

kimia asam

12

Page 13: Kontraktur Ec Luka Bakar

Keratitis exposure optikus sinistra

VII. LAPORAN OPERASI

Tanggal: 29 September 2014

Pukul: 12.00

Ahli bedah: dr. Dani Wicaksono, SpBP-RE

Ahli anestesi: dr.Eko Sp. An

Diagnosa pra bedah: kontraktur leher, bibir atas, hidung, kelopak mata atas

Macam operasi : Eksisi, relase kontraktur, FTSG (Full Thickness Skin Graf)

Langkah-langkah operasi:

Posisi pasien terlentang dengan general anestesi

Dilakukan aseptic dan antiseptic di daerah daerah op dan donor

Dibuat marker incisi

Dilakukan relase kontraktur leher dengan multiple Z plasty

Diambil donor kulit Full thickness skin graf dari region inguinal

Dilakukan eksisi dan relese kontrakturatas bibir hidung

Defek ditutup dengan FTSG

Dilanjutkan dengan eksisi dan relese kontraktur palpebra superior dan inferior oculo

sinistra, defek ditutup dengan FTSG

13

Page 14: Kontraktur Ec Luka Bakar

Skin graf difiksasi dengan jahitan Matras oleh benang prolene 5-0

Operasi selesai

VI. PENATALAKSANAAN PASCA OPERASI

Tanggal 1 oktober 2014

Injeksi ceftriaxon 2x1 gr, tramadol 3x1 ampul, kalnek 3x 1 ampul, ranitidine 2x1

ampul

Tanggal 2 oktober 2014

Injeksi stop ganti per oral. Cefixime 2x1, asam mefenamat 3x1

Tanggal 3 oktober 2014

Cefixime 2x1, asam mefenamat 3x1, salep gentamicin untuk mata, alfared 2x1,

axamed plus 2x1

Ganti perban

Tanggal 6 oktober 2014 kontrol, Pasien boleh rawat jalan

14

Page 15: Kontraktur Ec Luka Bakar

VII. PROGNOSIS

Ad vitam : Bonam

Ad Functionam : Bonam

Ad cosmetikum : Dubia ad malam

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. ANATOMI KULIT

Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, merupakan organ

terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 % berat tubuh, pada orang

dewasa sekitar 2,7 – 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 – 1,9 meter persegi. Tebalnya kulit

bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin. Kulit

tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium minus dan kulit bagian medial lengan atas.

Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, punggung, bahu dan

bokong.2

15

Page 16: Kontraktur Ec Luka Bakar

EPIDERMIS

Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari epitel

berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans dan merkel. Tebal

pidermis berbeda-beda pada berbagai tempat di tubuh, paling tebal pada telapak tangan

dan kaki. Ketebalan epidermis hanya sekitar 5 % dari seluruh ketebalan kulit. Terjadi

regenerasi setiap 4-6 minggu.

Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai yang terdalam):2

1. Stratum Korneum

Terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan berganti.

2. Stratum Lusidum

Berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal telapak kaki dan

telapak tangan. Tidak tampak pada kulit tipis.

3. Stratum Granulosum.

Ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang intinya ditengah dan

sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang dinamakan granula

16

Page 17: Kontraktur Ec Luka Bakar

keratohialin yang mengandung protein kaya akan histidin. Terdapat sel

Langerhans.

4. Stratum Spinosum.

Terdapat berkas-berkas filament yang dinamakan tonofibril, dianggap filamen-

filamen tersebut memegang peranan penting untuk mempertahankan kohesi

sel dan melindungi terhadap efek abrasi.Epidermis pada tempat yang terus

mengalami gesekan dan tekanan mempunyai stratum spinosum dengan lebih

banyak tonofibril.Stratum basale dan stratum spinosum disebut sebagai lapisan

Malfigi.Terdapat sel Langerhans.

5. Stratum Basale (Stratum Germinativum).

Terdapat aktifitas mitosis yang hebat dan bertanggung jawab dalam

pembaharuan sel epidermis secara konstan. Epidermis diperbaharui setiap 28

hari untuk migrasi ke permukaan, hal ini tergantung letak, usia dan faktor lain.

Merupakan satu lapis sel yang mengandung melanosit.

Fungsi Epidermis sebagai Proteksi barier, organisasi sel, sintesis vitamin D dan sitokin,

pembelahan dan mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan pengenalan alergen (sel

Langerhans).

DERMIS

Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai “True

Skin”.Lapisan dermis ini paling tebal dapat dijumpai di punggung dan paling tipis pada

palpebrae.Hubungan antara dermis dan epidermis ini tidaklah sebagai bidang yang rata, tetapi

berbentuk gelombang.Bagian dermis yang menonjol ke dalam epidermis dinamakan papilla,

sedangkan bagian epidermis yang menonjol ke dermis disebut rete ridge. Papila ini pada

17

Page 18: Kontraktur Ec Luka Bakar

telapak tangan dan jari-jari terutama tersusun linier yang member gambaran kulit yang

berbeda-beda sebagai dermatoglyphic .Bagian dermis papiler ini tebalnya sekitar seperlima

dari tebal dermis total.Bagian bawah dari dermis papiler ini dinamakan dermis retikuler yang

mengandung vasa darah dan lymphe, serabut syaraf, adnexa dan lainnya.2

Batas antara epidermis dan dermis dibentuk oleh zone membrane basalis. Dengan

menggunakan mikroskop elektron, membrane ini dapat dilihat terdiri dari 4 komponen yaitu :

membrane sel dari sel basal dengan hemidesmosom, celah intermembranous, lamina basalis,

komponen fibrous dermis yang dapat dilihat dengan mikroskop biasa dengan pewarna khusus

menggunakan PAS. Zone membrane basalis ini merupakan filter semipermeable yang

memungkinkan pertukaran sel dn cairan antara dermis dan epidermis.3

SUBKUTIS

Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari lapisan lemak.Lapisan

ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara longgar dengan jaringan di

bawahnya.Jumlah dan ukurannya berbeda-beda menurut daerah di tubuh dan keadaan nutrisi

individu. Berfungsi menunjang suplai darah ke dermis untuk regenerasi.3

Fungsi Subkutis : melekat ke struktur dasar, isolasi panas, cadangan kalori, kontrol bentuk

tubuh dan mechanical shock absorber.

II. LUKA BAKAR

DEFINISI

18

Page 19: Kontraktur Ec Luka Bakar

Luka bakar (combustio/burn) adalah cedera (injuri) sebagai akibat kontak langsung atau

terpapar dengan sumber-sumber panas (thermal), listrik (electrict), zat kimia (chemycal), atau

radiasi (radiation) .

INSIDEN

Perawatan luka bakar mengalami perbaikan/kemajuan dalam dekade terakhir ini, yang

mengakibatkan menurunnya angka kematian akibat luka bakar. Pusat-pusat perawatan luka

bakar telah tersedia cukup baik, dengan anggota team yang menangani luka bakar terdiri dari

berbagai disiplin yang saling bekerja sama untuk melakukan perawatan pada klien dan

keluarganya.

Di Amerika kurang lebih 2 juta penduduknya memerlukan pertolongan medik setiap

tahunnya untuk injuri yang disebabkan karena luka bakar. 70.000 diantaranya dirawat di

rumah sakit dengan injuri yang berat.

Luka bakar merupakan penyebab kematian ketiga akibat kecelakaan pada semua kelompok

umur. Laki-laki cenderung lebih sering mengalami luka bakar dari pada wanita, terutama

pada orang tua atau lanjut usia diatas 70 tahun.4

ETIOLOGI

Luka bakar dikategorikan menurut mekanisme injurinya meliputi :4

1. Luka Bakar Termal

Luka bakar thermal disebabkan oleh karena terpapar atau kontak dengan api, cairan panas

atau objek-objek panas lainnya.

19

Page 20: Kontraktur Ec Luka Bakar

2. Luka Bakar Kimia

Luka bakar chemical (kimia) disebabkan oleh kontaknya jaringan kulit dengan asam atau

basa kuat. Konsentrasi zat kimia, lamanya kontak dan banyaknya jaringan yang terpapar

menentukan luasnya injuri karena zat kimia ini. Luka bakar kimia dapat terjadi misalnya

karena kontak dengan zat-zat pembersih yang sering dipergunakan untuk keperluan rumah

tangga dan berbagai zat kimia yang digunakan dalam bidang industri, pertanian dan militer.

Lebih dari 25.000 produk zat kimia diketahui dapat menyebabkan luka bakar kimia.

3. Luka Bakar Elektrik

Luka bakar electric (listrik) disebabkan oleh panas yang digerakan dari energi listrik yang

dihantarkan melalui tubuh. Berat ringannya luka dipengaruhi oleh lamanya kontak, tingginya

voltage dan cara gelombang elektrik itu sampai mengenai tubuh.

4. Luka Bakar Radiasi

Luka bakar radiasi disebabkan oleh terpapar dengan sumber radioaktif. Tipe injuri ini

seringkali berhubungan dengan penggunaan radiasi ion pada industri atau dari sumber radiasi

untuk keperluan terapeutik pada dunia kedokteran. Terbakar oleh sinar matahari akibat

terpapar yang terlalu lama juga merupakan salah satu tipe luka bakar radiasi.

FAKTOR RESIKO

Data yang berhasil dikumpulkan oleh Natinal Burn Information Exchange menyatakan 75 %

semua kasus injuri luka bakar, terjadi didalam lingkungan rumah. Klien dengan usia lebih

dari 70 tahun beresiko tinggi untuk terjadinya luka bakar.5

EFEK PATOFISIOLOGI LUKA BAKAR

20

Page 21: Kontraktur Ec Luka Bakar

1. Pada Kulit

Perubahan patofisiologik yang terjadi pada kulit segera setelah luka bakar tergantung pada

luas dan ukuran luka bakar. Untuk luka bakar yang kecil (smaller burns), respon tubuh

bersifat lokal yaitu terbatas pada area yang mengalami injuri. Sedangkan pada luka bakar

yang lebih luas misalnya 25 % dari total permukaan tubuh (TBSA : total body surface area)

atau lebih besar, maka respon tubuh terhadap injuri dapat bersifat sistemik dan sesuai dengan

luasnya injuri. Injuri luka bakar yang luas dapat mempengaruhi semua sistem utama dari

tubuh.4

2. Sistem kardiovaskuler

Segera setelah injuri luka bakar, dilepaskan substansi vasoaktif (catecholamine, histamin,

serotonin, leukotrienes, dan prostaglandin) dari jaringan yang mengalmi injuri. Substansi-

substansi ini menyebabkan meningkatnya permeabilitas kapiler sehingga plasma merembes

(to seep) kedalam sekitar jaringan. Injuri panas yang secara langsung mengenai pembuluh

akan lebih meningkatkan permeabilitas kapiler. Injuri yang langsung mengenai memberan sel

menyebabkan sodium masuk dan potassium keluar dari sel. Secara keseluruhan akan

menimbulkan tingginya tekanan osmotik yang menyebabkan meningkatnya cairan

intracellular dan interstitial dan yang dalam keadaan lebih lanjut menyebabkan kekurangan

volume cairan intravaskuler. Luka bakar yang luas menyebabkan edema tubuh general baik

pada area yang mengalami luka maupun jaringan yang tidak mengalami luka bakar dan

terjadi penurunan sirkulasi volume darah intravaskuler. Denyut jantung meningkat sebagai

respon terhadap pelepasan catecholamine dan terjadinya hipovolemia relatif, yang mengawali

turunnya kardiac output. Kadar hematokrit meningkat yang menunjukan hemokonsentrasi

dari pengeluaran cairan intravaskuler. Disamping itu pengeluaran cairan secara evaporasi

21

Page 22: Kontraktur Ec Luka Bakar

melalui luka terjadi 4-20 kali lebih besar dari normal. Sedangkan pengeluaran cairan yang

normal pada orang dewasa dengan suhu tubuh normal perhari adalah 350 ml.

Keadaan ini dapat mengakibatkan penurunan pada perfusi organ. Jika ruang intravaskuler

tidak diisi kembali dengan cairan intravena maka shock hipovolemik dan ancaman kematian

bagi penderita luka bakar yang luas dapat terjadi.

Kurang lebih 18-36 jam setelah luka bakar, permeabilitas kapiler menurun, tetapi tidak

mencapai keadaan normal sampai 2 atau 3 minggu setelah injuri. Kardiac outuput kembali

normal dan kemudian meningkat untuk memenuhi kebutuhan hipermetabolik tubuh kira-kira

24 jam setelah luka bakar. Perubahan pada kardiak output ini terjadi sebelum kadar volume

sirkulasi intravena kembali menjadi normal. Pada awalnya terjadi kenaikan hematokrit yang

kemudian menurun sampai di bawah normal dalam 3-4 hari setelah luka bakar karena

kehilangan sel darah merah dan kerusakan yang terjadi pada waktu injuri. Tubuh kemudian

mereabsorbsi cairan edema dan diuresis cairan dalam 2-3 minggu berikutnya.

3. Sistem Renal dan Gastrointestinal

Respon tubuh pada mulanya adalah berkurangnya darah ke ginjal dan menurunnya GFR

(glomerular filtration rate), yang menyebabkan oliguri. Aliran darah menuju usus juga

berkurang, yang pada akhirnya dapat terjadi ileus intestinal dan disfungsi gastrointestia pada

klien dengan luka bakar yang lebih dari 25 %.6

4. Sistem Imun

22

Page 23: Kontraktur Ec Luka Bakar

Fungsi sistem immune mengalami depresi. Depresi pada aktivitas lymphocyte, suatu

penurunan dalam produksi immunoglobulin, supresi aktivitas complement dan

perubahan/gangguan pada fungsi neutropil dan macrophage dapat terjadi pada klien yang

mengalami luka bakar yang luas. Perubahan-perubahan ini meningkatkan resiko terjadinya

infeksi dan sepsis yang mengancam kelangsungan hidup pasien.6

5. Sistem Respiratori

Dapat mengalami hipertensi arteri pulmoner, mengakibatkan penurunan kadar oksigen arteri

dan “lung compliance”.

a. Smoke Inhalation.

Menghisap asap dapat mengakibatkan injuri pulmoner yang seringkali

berhubungan dengan injuri akibat jilatan api. Kejadian injuri inhalasi ini diperkirakan

lebih dari 30 % untuk injuri yang diakibatkan oleh api.6

Manifestasi klinik yang dapat diduga dari injuri inhalasi meliputi adanya LB

yang mengenai wajah, kemerahan dan pembengkakan pada oropharynx atau

nasopharynx, rambut hidung yang gosong, agitasi atau kecemasan, tachipnoe, kemerahan

pada selaput hidung, stridor, wheezing, dyspnea, suara serak, terdapat carbon dalam

sputum, dan batuk. Bronchoscopy dan Scaning paru dapat mengkonfirmasikan diagnosis.

Patofisiologi pulmoner yang dapat terjadi pada injuri inhalasi berkaitan dengan

berat dan tipe asap atau gas yang dihirup.

b. Keracunan Carbon Monoxide.

23

Page 24: Kontraktur Ec Luka Bakar

CO merupakan produk yang sering dihasilkan bila suatu substansi organik

terbakar. Ia merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, yang dapat

mengikat hemoglobin 200 kali lebih besar dari oksigen. Dengan terhirupnya CO, maka

molekul oksigen digantikan dan CO secara reversibel berikatan dengan hemoglobin

sehingga membentuk carboxyhemoglobin (COHb). Hipoksia jaringan dapat terjadi

akibat penurunan secara menyeluruh pada kemampuan pengantaran oksigen dalam

darah. Kadar COHb dapat dengan mudah dimonitor melalui kadar serum darah.

Manifestasi dari keracunan CO adalah sbb :

DERAJAT KEDALAMAN

Kedalaman kerusakan jaringan akibat luka bakar tergantung pada derajat panas

sumber, penyebab dan lamanya kontak dengan tubuh penderita. Dahulu Dupuytren membagi

atas 6 tingkat, sekarang lebih praktis hanya dibagi 3 tingkat/derajat, yaitu:7

1. Luka bakar derajat I :

Kerusakan terbatas pada lapisan epidermis (surperficial), kulit hipermik berupa eritem,

tidak dijumpai bullae, terasa nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi.

Penyembuhan terjadi secara spontan tanpa pengobatan khusus.

2. Luka bakar derajat II

24

Page 25: Kontraktur Ec Luka Bakar

Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi inflamasi disertai

proses eksudasi. Terdapat bullae, nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi.

Dibedakan atas 2 (dua) bagian :

A. Derajat II dangkal/superficial (IIA)

Kerusakan mengenai bagian epidermis dan lapisan atas dari corium/dermis. Organ –

organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar sebecea masih banyak. Semua ini merupakan

benih-benih epitel. Penyembuhan terjadi secara spontan dalam waktu 10-14 hari tanpa

terbentuk cicatrik.

B. Derajat II dalam / deep (IIB)

Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis dan sisa – sisa jaringan epitel

tinggal sedikit. Organ – organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebacea

tinggal sedikit. Penyembuhan terjadi lebih lama dan disertai parut hipertrofi. Biasanya

penyembuhan terjadi dalam waktu lebih dari satu bulan.

C. Luka bakar derajat III

25

Page 26: Kontraktur Ec Luka Bakar

Kerusakan meliputi seluruh tebal kulit dan lapisan yang lebih dalam sampai mencapai

jaringan subkutan, otot dan tulang. Organ kulit mengalami kerusakan, tidak ada lagi sisa

elemen epitel. Tidak dijumpai bullae, kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan lebih pucat

sampai berwarna hitam kering. Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis yang

dikenal sebagai esker. Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi karena ujung – ujung

sensorik rusak. Penyembuhan terjadi lama karena tidak terjadi epitelisasi spontan.

LUAS LUKA BAKAR

Wallace membagi tubuh atas bagian – bagian 9 % atau kelipatan dari 9 terkenal dengan

nama Rule of Nine atau Rule of Wallace.8

26

Page 27: Kontraktur Ec Luka Bakar

Menentukan luka bakar menurut Lund dan Browder: 6

Area luka bakar 0-1 Tahun

1-4 Tahun

5-9 Tahun

10-14 Tahun

15 Tahun

Dewasa 2 % 3 % Total

Kepala 19 17 13 11 9 7      

Leher 2 2 2 2 2 2      

Dada 13 13 13 13 13 13      

Punggung  13 13 13 13 13 13      

Lengan kanan atas 4 4 4 4 4 4      

Lengan kiri atas 4 4 4 4 4 4      

Lengan kanan bawah 3 3 3 3 3 3

Lengan kiri bawah 3 3 3 3 3 3

Tangan kanan 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5

Tangan kiri 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5

Genetalia 1 1 1 1 1 1

Bokong kanan 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5

Bokong kiri 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5

Paha kanan 5,5 6,5 8 8,5 9 9,5

Paha kiri 5,5 6,5 8 8,5 9 9,5

Tungkai kanan 5 5 5,5 6 6,5 7

Tungkai kiri 5 5 5,5 6 6,5 7

Kaki kanan 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5

Kaki kiri 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5

 

Kriteria berat ringan luka bakar menurut American Burn Association :6

1. Luka bakar ringan

Luka bakar derajat II < 15 %

27

Page 28: Kontraktur Ec Luka Bakar

Luka bakar derajat II < 10 % pada anak-anak

Luka bakar derajat III < 1 %

2. Luka bakar sedang

Luka bakar derajat II 15-25% pada orang dewasa

Luka bakar derajat II 10-20% pada anak-anak

Luka bakar derajat III < 10%

3. Luka bakar berat

Luka bakar derajat II 25% atau lebih pada orang dewasa

Luka bakar derajat II 20% atau lebih pada anak-anak

Luka bakar derajat III 10% atau lebih

Luka bakar mengenai tangan, wajah telinga, mata, kaki dan genitalia/ perineum

Luka bakar dengan cedera inhalasi, listrik, disertai trauma lain. Kategori Luka Bakar

Mayor jika didapatkan :

• Luka Bakar derajat Dua >25% luas permukaan tubuh pada dewasa

• Luka Bakar derajat Dua >20% luas permukaan tubuh pada anak-anak

• Luka Bakar derajat Tiga >10% luas permukaan tubuh

• Mengenai wajah, kedua mata, kedua tangan, kaki atau perineum

• Semua luka bakar listrik/elektrik

• Semua luka bakar inhalasi

• Luka bakar komplikasi dengan trauma mayor lain

PENANGANAN LUKA BAKAR

Upaya petama saat terbakar adalah mematikan api pada tubuh, misalnya dengan menyelimuti

dan menutup bagian yang terbakar untuk menghentikan pasokan oksigen pada api yang

28

Page 29: Kontraktur Ec Luka Bakar

menyala. Korban dapat mengusahakan dengan cepat menjatuhkan diri dan berguling agar

pakaian yang terbakar tidak meluas. Kontak dengan bahan panas juga harus cepat diakhiri,

misalnya dengan mencelupkan bagian yang terbakar datau menmasukan diri pada ait dingin

atau melepaskan baju yang tersiram air panas.9

Pertolongan pertama setelah sumber panas hilang adalah merendam daerah luka bakar dalam

air mengalir sekurang-kurangnya lima belas menit. Upaya pendinginan dan mempertahankan

suhu suhu dingin pada jam pertama akan menghentikan proses koagulasi protein sel di

jaringan yang terpajan suhu tinggi yang akan terus berlangsung, walauoun api telah

dipadamkan, sehingga destruksi tetap meluas. Oleh karena itu, merendam bagian yang

terbakar selama lima belas menit bermanfaat untuk menurunkan suhu jaringan sehingga

kerusakan jaringan lebih dangkal.9

Pada luka bakar ringan , prinsip penangan utama adalah mendiinginkan daerah terbakar

dengan air, mencegah infeksi dan memberikan sisa sel epitel untuk belpoliferasi dan menutup

permukaaan luka. Luka dapat dirawat tertutup atau terbuka.

Pada luka bakar luas dan dalam pasien harus segera dibawa ke rumah sakit terdekat yang

punya tenaga terlatih dan unit luka bakar yang memadai untuk penanganan luka tersebut.

Dalam perjalanan penderita sudah dilengkapi dengan infus dan penutup kain yang bersih

serta mobil ambulans atau sejenisnya yang bisa membawa penderita dalam posisi tidur

terlentang.

29

Page 30: Kontraktur Ec Luka Bakar

Pada luka bakar berat, selain penanganan umum dilakukan resusitasi segera bila pasien

menunjukan gejala syok. Bila pasien menunjukan adanya gajala terbakar jalan nafas maka

berikan campuran udara lembab dan oksigen. Bila terjadi oedem laring maka pasang pipi

endotrakeal atau dibuat trakeostomi. Trakeostomi berfungsi untuk membebaskan jalan nafas,

mengurangi ruang mati dan memudahkan pembrsihan jalan nafas dari lender dan kotoran.

Bila ada keracunan CO segera diberikan oksigen murni.

Luka bakar akibat asam hidrofluorida perlu di lavase sebanyak-banyaknya dan diberi gel

kalsiumglukonat topical. Pemberian kalsium sistemik juga diperlukan karena asam

hidroflorida mengendapkan kalsium pada lika bakar.

Perawatan local adalah mengoleskan luka dengan antiseptik dan membiarkannya terbuka

untuk perawatan terbuka atau menutupnya dengan pembalut steril untuk perawatan luka

tertutup.

PEMBERIAN CAIRAN INTRAVENA

Sebelum infuse diberikan, luas dan dalamnya luka harus ditentukan secara teliti. Kemudian,

jumlah cairan infus yang diberikan dihitung dengan cara:

30

Page 31: Kontraktur Ec Luka Bakar

Cara Evans:

1. Luas luka dalam persen x berat badan dalam kg (hasil menjadi ml NaCl per 24 jam)

2. Luas luka dalam persen x berat badan dalam kg (hasil menjadi ml plasma per 24 jam)

3. 2000cc Glukosa 5% per 24 jam

Pada no 1 dan 2 berguna untuk mengganti cairan yg hilang akibat oedem. Separuh jumlah

1+2+3 diberikan pada 8 jam pertama. Sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya. Pada hari

kedua diberikan setengah cairan hari pertama. Pada hari ke tiga diberikan setengah jumlah

hari kedua. Penderit mula mula dipuasakan karena peristaltic usus terlambat pada keadaan

prasyok dan mulai diberikan minum segera setelah fungsi usus normal kembali. Bila dieresis

pada hari ke tiga memuaskan dan penderita dapat minum tanpa kesulitan, infuse dapat

dihentikan atau dikurangi.9

Cara lain yang banyak dipakai dan lebih sederhana adalah menggunakan rumus Baxter, yaitu:

luas luka bakar dalam persen x berat badanx 4 ml larutan Ringer.

Separuh dari jumlah cairan ini diberikan dalam 8 jam pertama, sisanya diberikan dalam 16

jam. Hari pertama menggunakan cairan Kristaloid yaitu ringer laktat. Hari kedua diberikan

setengah hari pertama. Intinya status hidrasi penderita luka bakar luas harus dipantau terus-

menerus. Keberhasilan pemberian cairan dapat dilihat dari dieresis yang noemal yaitu

sekurang-kurangnya 1000-1500ml/24 jam atau iml/kgBB/jam dan 3ml/kgBB/jam pada anak-

anak. Yang penting juga adalah pengamatan apakah sirkulasi normal atau tidak.

OBAT-OBATAN DAN NUTRISI

Antibiotik sistemik spectrum luas diberikan untuk mencegah infeksi. Yang banyak dipakai

adalah golongan aminoglikosida, yang efektif terhadap pseudomonas. Bila ada infeksi,

antibiotic diberikan berdasarkan biakan dan uji kepekaan kuman.

31

Page 32: Kontraktur Ec Luka Bakar

Untuk mengatasi nyeri, paling baik diberikan opiat melalui intravena dalam dosis serendah

mungkin yang bisa menghasilkan analgesia yang adekuat tanpa disertai hipotensi.

Selanjutnya diberikan pencegahan tetanus berupa toxoid.

Nutrisi yang diberikan cukup untuk menutup kebutuhan kalori dan keseimbangan nitrogen

yang negative pada fase katabolisme, yaitu sebanyak 2.500-3.000 kalori sehari dengan

protein yang tinggi.9

Tiap unit luka bakar sudah menerapkan pemberian dini nutrisi enteral melalui selang

nasogastrik untuk mencegah terjadinya Ulkus curling dan memenuhi kebutuhanstatus

hipermetabolisme yang terjadi pada fase akut luka dan mendekompresi lambung.

III. PENANGANAN PADA KONTRAKTUR

Hal utama yang dipertimbangkan untuk terapi kontraktur adalah pengembalian fungsi

anggota badan untuk mencegah kontraktur sendi yang rekuren. Penanganan kontraktur dapat

dliakukan secara konservatif dan operatif :

1. Konservatif

Seperti halnya pada pencegahan kontraktur, tindakan konservatif ini lebih mengoptimalkan

penanganan fisioterapi terhadap penderita, meliputi :9

32

Page 33: Kontraktur Ec Luka Bakar

1.Proper positioning

Positioning penderita yang tepat dapat mencegah terjadinya kontraktur dan keadaan ini harus

dipertahankan sepanjang waktu selama penderita dirawat di tempat tidur.  

Proper positioning pada penderita luka bakar adalah sebagai berikut :

- Leher : ekstensi / hiperekstensi

- bahu : abduksi, rolasi eksterna

- Antebrakii : supinasi

- Lutut : lurus, jarak antara lutut kanan dan kiri 20”

- Sendi panggul tidak ada fleksi dan rolasi eksterna

- Pergelangan kaki : dorsofleksi

2. Exercise

33

Page 34: Kontraktur Ec Luka Bakar

Untuk memelihara lingkup gerak sendi dan mencegah kontraktur. Exercise yang teratur dan

terus-menerus pada seluruh persendian baik yang terkena luka bakar maupun yang tidak

terkena, merupakan tindakan untuk mencegah kontraktur. Adapun macam-macam exercise

adalah :

- Free active exercise : latihan yang dilakukan oleh penderita sendiri.

- Isometric exercise : latihan yang dilakukan oleh penderita sendiri dengan kontraksi otot

tanpa gerakan sendi.

- Active assisted exercise : latihan yang dilakukan oleh penderita sendiri tetapi mendapat

bantuan tenaga medis atau alat mekanik atau anggota gerak penderita yang sehat.

- Resisted active exercise : latihan yang dilakukan oleh penderita dengan melawan tahanan

yang diberikan oleh tenaga medis atau alat mekanik.

- Passive exercise : latihan yang dilakukan oleh tenaga medis terhadap penderita.

3 Stretching

Kontraktur ringan dilakukan strectching 20-30 menit, sedangkan kontraktur berat dilakukan

stretching selama 30 menit atau lebih dikombinasi dengan proper positioning. Berdiri adalah

stretching yang paling baik, berdiri tegak efektif untuk stretching panggul depan dan lutut

bagian belakang. 

4 Splinting / bracing

5 Pemanasan

Pada kontraktur otot dan sendi akibat scar yang disebabkan oleh luka bakar, ultrasound

adalah pemanasan yang paling baik, pemberiannya selama 10 menit per lapangan. Ultrasound

34

Page 35: Kontraktur Ec Luka Bakar

merupakan modalitas pilihan untuk semua sendi yang tertutup jaringan lunak, baik sendi

kecil maupun sendi besar.

2. Operatif

Tindakan operatif adalah pilihan terakhir apabila pcncegahan kontraktur dan terapi

konservatif tidak memberikan hasil yang diharapkan, tindakan tersebut dapat dilakukan

dengan beberapa cara :10

a. Z – plasty atau S – plasty

Indikasi operasi ini apabila kontraktur bersama dengan adanya sayap dan dengan kulit sekitar

yang lunak. Kadang sayap sangat panjang sehingga memerlukan beberapa Z-plasty.

b. Skin graft

Indikasi skin graft apabila didapat jaringan parut yang sangat lebar. Kontraktur dilepaskan

dengan insisi transversal pada seluruh lapisan parut, selanjutnya dilakukan eksisi jaringan

35

Page 36: Kontraktur Ec Luka Bakar

parut secukupnya. Sebaiknya dipilih split thickness graft untuk l potongan, karena full

thickness graft sulit. Jahitan harus berhati-hati pada ujung luka dan akhirnya graft dijahitkan

ke ujung-ujung luka yang lain, kemudian dilakukan balut tekan. Balut diganti pada hari ke 10

dan dilanjutkan dengan latihan aktif pada minggu ketiga post operasi.

c. Flap

Pada kasus kasus dengan kontraktur yang luas dimana jaringan parutnya terdiri dari jaringan

fibrous yang luas, diperlukan eksisi parsial dari parut dan mengeluarkan / mengekspos

pembuluh darah dan saraf tanpa ditutupi dengan jaringan lemak, kemudian dilakukan

transplantasi flap untuk menutupi defek tadi. Indikasi lain pemakaian flap adalah apabila

gagal dengan pemakaian cara graft bebas untuk koreksi kontraktur sebelumnya. Flap dapat

dirotasikan dari jaringan yang dekat ke defek dalam 1 kali kerja

III. SKIN GRAFT

1. Pengertian

Skin graft adalah menanam kulit dengan ketebalan tertentu baik sebagian maupun seluruh

kulit yang diambil atau dilepaskan dari satu bagian tubuh yang sehat (disebut daerah

donor) kemudian dipindahkan atau ditanamkan ke resipien.11

2. Indikasi

Skin graft dilakukan pada pasien yang mengalami kerusakan kulit yang hehat sehingga

terjadi gangguan pada fungsi kulit itu sendiri, misalnya pada luka bakar yang hebat,

ulserasi, biopsi, luka karena trauma atau area yang terinfeksi dengan kehilangan kulit yang

36

Page 37: Kontraktur Ec Luka Bakar

luas. Penempatan graft pada luka bertujuan untuk mencegah infeksi, melindungi jaringan

yang ada di bawahnya serta mempercepat proses penyembuhan. Dokter akan

mempertimbangkan pelaksanaan prosedur skin graft berdasarkan pada beberapa faktor

yaitu: ukuran luka, tempat luka dan kemampuan kulit sehat yang ada pada tubuh.

Daerah resipien diantaranya adalah luka-luka bekas operasi yang luas sehingga tidak dapat

ditutup secara langsung dengan kulit yang ada disekitarnya dan memerlukan tambahan

kulit agar daerah bekas operasi dapat tertutup sehingga proses penyembuhan dapat

berlangsung secara optimal.

3. Klasifikasi

Beberapa perbedaan jenis skin graft adalah:

1. Autograft

Pemindahan atau pemotongan kulit dari satu lokasi ke lokasi lain pada orang yang

sama.

2. Allograft

Kulit berasal dari individu lain atau dari kulit pengganti.

3. Xenograft

Pencangkokkan dibuat dari kulit binatang atau pencangkokkan antara dua spesies yang

berbeda. Biasanya yang digunakan adalah kulit babi. 

Klasifikasi skin graft berdasarkan ketebalan kulit yang diambil dibagi menjadi 2, yaitu:10

37

Page 38: Kontraktur Ec Luka Bakar

1. Split Thicknes Skin Graft ( STSG )

STSG mengambil epidermis dan sebagian dermis berdasarkan ketebalan kulit yang

dipotong, Revis membagi STSG sendiri menjadi 3 kategori yaitu :

a) Tipis (0,005 - 0,012 inci)

b) Menengah (0,012 - 0,018 inci)

c) Tebal (0,018 - 0,030 inci)

STSG dapat bertahan pada kondisi yang kurang bagus mempunyai tingkat aplikasi yang

lebih luas. STSG digunakan untuk melapisi luka yang luas, garis rongga, kekurangan

lapisan mukosa, menutup flap pada daerah donor dan melapisi flap pada otot. STSG

juga dapat digunakan untuk mencapai penutupan yang menetap pada luka tetapi

sebelumnya harus didahului dengan pemeriksaan patologi untuk menentukan

rekonstruksi yang akan dilakukan.Daerah donor STSG dapat sembuh secara spontan

dengan sel yang disediakan oleh sisa epidermis yang ada pada tubuh dan juga dapat

sembuh secara total. STSG juga mempunyai beberapa dampak negatif bagi tubuh yang

perlu dipertimbangkan. Aliran pembuluh darah serta jaringan pada STSG mempunyai

sifat mudah rusak atau pecah terutama bila ditempatkan pada area yang luas dan hanya

ditunjang atau didasari dengan jaringan lunak serta biasanya STSG tidak tahan dengan

38

Page 39: Kontraktur Ec Luka Bakar

terapi radiasi. STSG akan menutup selama penyembuhan, tidak tumbuh dengan

sendirinya dan harus dirawat agar dapat menjadi lebih lembut, dan tampak lebih

mengkilat daripada kulit normal. STSG akan mempunyai pigmen yang tidak normal

salah satunya adalah berwarna putih atau pucat atau kadang hiperpigmentasi, terutama

bila pasien mempunyai warna kulit yang lebih gelap. Efek dari penggunaan STSG

adalah kehilangan ketebalan kulit, tekstur lembut yang abnormal, kehilangan

pertumbuhan rambut dan pigmentasi yang tidak normal sehingga kurang sesuai dari

segi kosmetik atau keindahan. Jika digunakan pada luka bakar yang luas pada daerah

wajah, STSG mungkin akan menghasilkan penampilan yang tidak diinginkan. Terakhir,

luka yang dibuat pada daerah donor dimana graft tersebut dipotong selalu akan lebih

nyeri daripada daerah resipien.

2. Full Thickness Skin Graft ( FTSG )

FTSG lebih sesuai pada area yang tampak pada wajah bila flap (potongan kulit yang

disayat dan dilipat) pada daerah setempat tidak diperoleh atau bila flap dari daerah

setempat tidak dianjurkan. FTSG lebih menjaga karakteristik dari kulit normal

termasuk dari segi warna, tekstur/ susunan, dan ketebalan bila dibandingkan dengan

STSG. FTSG juga mengalami lebih sedikit pengerutan selama penyembuhan. Ini

adalah sama pentingnya pada wajah serta tangan dan juga daerah pergerakan tulang

sendi. FTSG pada anak umumnya lebih disukai karena dapat tubuh dengan sendirinya.

Prosedur FTSG memiliki beberapa keuntungan antara lain : relatif sederhan, tidak

terkontaminasi / bersih, pada daerah luka memiliki vaskularisasi yang baik dan tidak

mempunyai tingkat aplikasi yang luas seperti STSG.

4. Lokasi Skin Graft

39

Page 40: Kontraktur Ec Luka Bakar

1. Daerah donor

Pilihan daerah donor biasanya berdasarkan pada penampilan yang diinginkan pada

daerah resipien. Hal ini lebih penting pada FTSG karena karakteristik kulit pada daerah

donor akan lebih terpelihara oleh bahan yang dipindahkan pada tempat yang baru.

Ketebalan, tektur, pigmentasi, ada atau tidaknya rambut harus sangat diperhatikan.

Daerah donor untuk FTSG dapat diambil dari kulit dibelakang telinga, dibawah atau

diatas tulang klavikula, kelopak mata, perut, lipat paha dan lipat siku. Sebagian besar

daerah donor ini sering dipakai untuk menutup luka pada daerah wajah atau leher.

Pemotongan yang dilakukan pada daerah wajah sebaiknya harus berhati-hati untuk

mempertahankan kesimetrisan wajah dari segi estetik. Bagian kulit yang tidak

ditumbuhi oleh rambut dan berfungsi untuk melapisi tangan dapat diambil dari batas

tulang hasta dan telapak kaki dengan penyesuaian warna, tekstur dan ketebalan yang

tepat. Graft dengan pigmen yang lebih gelap diperoleh dari preposium , scrotum, dan

labia minora.Daerah donor untuk STSG dapat diambil dari daerah mana saja di tubuh

seperti perut, dada, punggung, pantat, anggota gerak lainnya. Namun, umumnya yang

sering dilakukan diambil dari kulit daerah paha. Daerah donor dari paha lebih disukai

karena daerah ini lebih lebar dan lebih mudah sembuh (Bakar, 2003:1). Daerah pantat

juga dapat digunakan sebagai daerah donor, tetapi biasanya pasien akan mengeluh nyeri

setelah operasi dan akan memerlukan bantuan untuk merawat luka. Menurut

Rives(2006), kulit kepala dapat digunakan pada prosedur FTSG untuk melapisi daerah

wajah yang luas dan terutama berguna untuk luka bakar yang hebat dengan

ketersediaan daerah donor yang terbatas. Untuk luka pada tangan, daerah lengan atas

bagian dalam dapat dipertimbangkan untuk dijadikan daerah donor.11

2. Daerah resipien

40

Page 41: Kontraktur Ec Luka Bakar

Komponen penting yang menjamin suksesnya skin graft adalah persiapan pada daerah

resipien. Kondisi fisiologis pada daerah resipien harus mampu menerima serta

memelihara graft itu sendiri. Skin graft tidak akan dapat bertahan hidup pada jaringan

yang tidak dialiri darah. Skin graft akan dapat bertahan hidup pada periosteum,

perikondrium, dermis, fasia, otot, dan jaringan granulasi. 

Pasien dengan luka akibat aliran vena yang lamban atau ketidakcukupan arteri perlu

untuk diobati terlebih dahulu sebelum melakukan pemindahan kulit. Hal ini dilakukan

untuk meningkatkan kemungkinan graft dapat bertahan hidup Luka juga harus bebas

dari jaringan yang mati dan bersih dari bakteri. Bakteri yang berjumlah lebih dari

100.000/cm² akan berkumpul sehingga dapat menyebabkan graft gagal.

5. Komplikasi

Skin graft banyak membawa resiko dan potensial komplikasi yang beragam tergantung

dari jenis luka dan tempat skin graft pada tubuh. Komplikasi yang mungkin terjadi antara

lain :

1. Kegagalan graft

Menurut Revis , skin graft dapat mengalami kegagalan karena sejumlah alasan. Alasan

yang paling sering terjadi adalah adanya hubungan yang kurang baik pada graft atau

kurangnya perlekatan pada dasar daerah resipien. Timbulnya hematom dan seroma

dibawah graft akan mencegah hubungan dan perlekatan pada graft dengan lapisan dasar

luka. Pergerakan pada graft atau pemberian suhu yang tinggi pada graft juga dapat

menjadi penyebab kegagalan graft. Sumber kegagalan yang lain diantaranya adalah

daerah resipien yang buruk. Luka dengan vaskularisasi yang kurang atau permukaan

luka yang terkontaminasi merupakan alasan terbesar bagi kegagalan graft. Bakteri dan

respon terhadap bakteri akan merangsang dikeluarkannya enzim proteolitik dan

terjadinya proses inflamasi pada luka sehingga akan mengacaukan perlekatan fibrin

41

Page 42: Kontraktur Ec Luka Bakar

pada graft. Teknik yang salah juga dapat menyebabkan kegagalan graft. Memberikan

penekanan yang terlalu kuat, peregangan yang terlalu ketat atau trauma pada saat

melakukan penanganan dapat menyebabkan graft gagal baik sebagian ataupun

seluruhnya.11

2. Reaksi penolakan terhadap skin graft

3. Infeksi pada daerah donor atau daerah resipien.

4. Cairan yang mengalir keluar dari daerah graft.

5. Munculnya jaringan parut

6. Hiperpigmentasi

7. Nyeri

Nyeri dapat terjadi karena penggunaan staples pada proses perlekatan graft atau juga

karena adanya torehan, tarikan atau manipulasi jaringan atau organ. Hal ini diduga

bahwa ujung-ujung saraf normal yang tidak menstransmisikan sensasi nyeri menjadi

mampu menstransmisikan sensasi nyeri . Reseptor nyeri yang merupakan serabut saraf

mengirimkan cabangnya ke pembuluh darah lokal, sel mast, folikel rambut, kelenjar

keringat dan melepaskan histamin, bradikinin, prostaglandin dan macam-macam asam

yang tergolong stimuli kimiawi terhadap nyeri. Nosiseptor berespon mengantar impuls

ke batang otak untuk merespon rasa nyeri. 

8. Hematom

Hematom atau timbunan darah dapat membuat kulit donor mati. Hematom biasanya

dapat diketahui lima hari setelah operasi. Jika hal ini terjadi maka kulit donor harus

diambil dan diganti dengan yang baru . Hematom juga menjadi komplikasi tersering

dari pemasangan graft. 

9. Kulit berwarna kemerahan pada sekitar daerah graft

BAB IV42

Page 43: Kontraktur Ec Luka Bakar

KESIMPULAN

Kontraktur leher dan wajah dapat menimbulkan masalah fisik dan

psikis. Perubahan fisik berupa deformitas menimbulkan masalah : nyeri,

terbatasnya gerakan fleksi, ekstensi dan rotasi area leher. Luka bakar

derajat 2 dan 3 didaerah leher sekitar 50% akan menimbulkan kontraktur.

Parut pada leher dapat mengubah bentuk bibir atau struktur wajah

lainnya, tidak hanya terbatasnya gerak mandibula dan bibir saja tetapi

juga berpengaruh terhadap bicara dan makan. Gangguan sekitar mulut

selain gangguan penampilan juga bisa timbul drolling. Oeh karena itu kita

wajib mencegah segala penyebab kontraktur serta mengetahui

penanganan baik akut maupun lanjut dari penyebab kontraktur terutama

Luka bakar.

43

Page 44: Kontraktur Ec Luka Bakar

DAFTAR PUSTAKA

1) Perdanakusuma DS. Surgical management of contracture in head and neck. 4th

Annual Meeting of Indonesian Symposium on Pediatric Anesthesia & Critical care,

JW Marriot Hotel Surabaya, May, 22-23, 2009.

2) Wasitaatmadja SM. Anatomi kulit. In: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu

Penyakit Kulit dan Kelamin. 6th. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia;2010.p.3-5

3) Bisono, Perdanakusuma DS, Halimun DM, Prasetyono TOH. Kulit. In: Sjamsuhidajat

R, Karnadihardja W, Prasetjino TOH, Rudiman R. Buku ajar ilmu bedah. 3th. Jakarta:

ECG;2007.p.394-6

4) Tyaler M, Ghosh S. Burns. In: Williams NS, Bulstrode CJK, Connell PR, editors.

Bailey and love’s short practice of surgery. 25th. London: Edward Arnold; 2008.p.378-

93.

5) Rosin RD. Skin burns. In: Williams NS, Bulstrode CJK, Connell PR, editors. Bailey

and love’s short practice of surgery. 21st. London: Edward Arnold; 1998.p.183-93.

6) Moenadjat Y. Patofisiologi luka bakar fase akut. In: Moenadjat Y. Luka bakar. 2nd.

Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2003.p.11-9.

7) Moenadjat Y. Pendahuluan. In: Moenadjat Y. Luka bakar. 2nd. Jakarta: Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia 2003.p.1-9.

8) Benjamin D, Herndon DN. Special consideration of age: pediatric burned patient. In:

Herndon DN. Total Burn Care. 2nd. London:W.B. Sauders;2002.p.427-37.

9) Lukman K, Hasibuan LY, Soedjana H, Bisono. Luka. In: Sjamsuhidajat R,

Karnadihardja W, Prasetjino TOH, Rudiman R. Buku ajar ilmu bedah. 3 th. Jakarta:

ECG;2007.p.95-120.

10) Place MJ, Herber SC, Hrdesty RA. Basic techniques and principles in plastic surgery.

In: Aston SJ, Beasley RW, Thorne CHM. Grab and Smith’s Plastic Surgery. 5th.

Philadelphia: Lippicont-Raven;1997.p.13-25

11) Robson MC. Overview of burn reconstruction. In: Herndon DN. Total Burn Care. 2nd.

London:W.B. Sauders;2002.p.620-6.

44

Page 45: Kontraktur Ec Luka Bakar

45