kontrasepsi implant

29
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari mewujudkan NKKBS menjadi visi untuk mewujudkan Keluarga Berkualitas tahun 2015. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggungjawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan YME. Dan dalam paradigma baru program ini misinya sangat menekankan pentingnya upaya menghormati hak-hak reproduksi, sebagai upaya integral dalam meningkatkan kualitas keluarga. Karena keluarga adalah salah satu diantara kelima matra kepentingan kependudukan yang sangat mempengaruhi perwujudan penduduk yang berkualitas. Berdasarkan visi dan misinya program Keluarga Berencana nasional mempunyai kontribusi penting dalam upaya peningkatan kualitas penduduk. Salah satu kunci dalam rencana strategi nasional Indonesia 2010 adalah 1

Upload: ramadhan-ananda-putra

Post on 06-Aug-2015

323 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

definisi,konseling dan pemasangan kontrasepsi implant

TRANSCRIPT

Page 1: kontrasepsi implant

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional telah diubah

visinya dari mewujudkan NKKBS menjadi visi untuk mewujudkan Keluarga

Berkualitas tahun 2015. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera,

sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan,

bertanggungjawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan YME. Dan dalam

paradigma baru program ini misinya sangat menekankan pentingnya upaya

menghormati hak-hak reproduksi, sebagai upaya integral dalam meningkatkan

kualitas keluarga. Karena keluarga adalah salah satu diantara kelima matra

kepentingan kependudukan yang sangat mempengaruhi perwujudan penduduk

yang berkualitas.

Berdasarkan visi dan misinya program Keluarga Berencana nasional

mempunyai kontribusi penting dalam upaya peningkatan kualitas penduduk. Salah

satu kunci dalam rencana strategi nasional Indonesia 2010 adalah bahwa setiap

kehamilan harus merupakan kehamilan yang diinginkan. Untuk mewujudkan

pesan kunci tersebut keluarga berencana merupakan upaya pelayanan kesehatan

preventif yang paling dasar dan utama. Untuk mengoptimalkan keluarga

berencana bagi kesehatan, pelayanannya harus digabungkan dengan pelayanan

kesehatan reproduksi yang telah tersedia.

Keluarga berencana (KB) adalah usaha untuk mengontrol jumlah dan jarak

antara kelahiran anak. Untuk menghindari kehamilan yang bersifat menetap bisa

1

Page 2: kontrasepsi implant

dilakukan sterilisasi, dan untuk menghindari kehamilan sementara digunakan

kontrasepsi. Perkembangan teknologi kontrasepsi sangat pesat, dimulai dari

metode sederhana dan barier hingga penggunaan hormon yang diaktifkan melalui

pemberian per oral, parenteral, vaginal, transkutan, dan subdermal. Kontrasepsi

subdermal bekerja melalui pelepasan sejumlah kecil hormon secara menetap dari

selubung kapsul, untuk mencegah terjadinya kehamilan dalam jangka waktu 1-7

tahun. Alat kontrasepsi dapat terbagi atas 2, yaitu alat kontrasepsi bawah kulit

(AKBK) dan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR).

Sejarah kontrasepsi implan dibagi dalam 4 tahap:

Penelitian mengenai konsep kontrasepsi implan yang dimulai sejak

tahun 1966

Pengembangan dari metoda implan Norplant mulai tahun 1974

Permulaan dari uji coba klinik jangka panjang di enam negara

(Brazil, Cili, Denmark, Republik Dominika, Finlandia dan

Jamaika) yang dimulai pada tahun 1975, dan

Perkenalan dari metoda Norplant ke dalam program KB di seluruh

dunia dimulai pada tahun 1983

Implant yang diperkenalkan di Indonesia sejak tahun 1983 dapat diterima

masyarakat sehingga Indonesia merupakan negara terbesar pemakai Implant.

Implant atau norplant disebut alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK).

Pilihan implan sebagai kontrasepsi sangat tergantung dari efektifitas

konseling seorang klinisi atau konselor (individual) dan persepsi masyarakat

terhadap efektifitas, cara pemasangan dan efek samping yang mungkin timbul

2

Page 3: kontrasepsi implant

(komunitas). Penelitian multisenter terhadap pengguna implan menunjukkan

bahwa implan cukup disukai dan tingkat penerimaannya cukup tinggi.

1.2. BATASAN MASALAH

Makalah ini hanya terbatas pada definisi, jenis implant, mekanisme kerja,

indikasi dan kontraindikasi, kelebihan dan kekurangan, pemasangan, dan

pengangkatan/ekstraksi alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK) Implant

1.3. TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan referat ini adalah untuk menambah pengetahuan dan

pemahaman tentang alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK) Implant.

1.4. METODE PENULISAN

Penulisan makalah ini berdasarkan tinjauan kepustakaan dengan merujuk ke

beberapa literatur yang ada.

3

Page 4: kontrasepsi implant

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI

Implant atau yang juga disebut alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK),

norplant atau KB susuk adalah suatu alat kontrasepsi bersifat hormonal yang

mengandung levornolgestrel yang di bungkus dalam kapsul silastik-silicone

(polydimethylsiloxane) dan disusukkan ke dalam kulit. Jumlah kapsul yang

disusukkan dalam kulit adalah sebanyak 6 kapsul dan masing-masing kapsul

panjangnya 34mm dan berisi 36mg levornolgester.

Setiap hari sebanyak 30mcg Levornogestrel di lepaskan ke dalam darah

secara difusi melelui dinding kapsul. Levornogestrel adalah suatu progestin yang

di pakai juga dalam pil KB seperti mini pil atau pil kombinasi ataupun pada

AKDR yang Bioaktif.

Biasanya kontinuitas penggunaan Implant adalah lebih dari 2/3 akseptor

Implant memakainya sekurang-kurangnya adalah dua tahun, dengan presentasi

sebagai berikut; 87-95% setelah satu tahun, 66-92% setelah 2 tahun dan 42-78%

setelah 5 tahun.

Perdarahan irregular merupakan penyebab paling utama dari penghentian

pemakaian Implant, yaitu 2-7% akseptor menghentikannya pada tahun pertama.

Daya kerja yang lama serta kemudahan pemakaian Implant merupakan daya tarik

yang paling efektif, karena tidak perlu memasukkan apapun ke dalam vagina,

tidak perlu melakukan sesuatu sebelum senggama, reversible dan kemungkinan

berat badan yang sedikit bertambah.

4

Page 5: kontrasepsi implant

2.2 JENIS IMPLANT

Ada 3 jenis Implant yaitu:

1. Norplant

Terdiri dari 6 kapsul yang secara total bermuatan 216 mg

Levonorgestrel dengan panjang 34 mm, dan diameter 2,4 mm. Kapsul

terbuat dari bahan silastik medik (polydimethylsiloxane) yang fleksibel

dimana kedua ujungnya ditutup dengan penyumbat sisntetik yang tidak

mengganggu kesehatan pengguna.

Setelah penggunaan selama 5 tahun,

ternyata masih tersimpan sekitar 50%

bahan aktif levonorgestrel asal yang

belum terdistribusi ke jaringan

interstisial dan sirkulasi. Enam kapsul

norplant dipasang menurut konfigurasi

kipas di lapisan subdermal bagian atas.

2. Implanon

Terdiri dari 1 batang lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan

diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3-Keto-desogestrel dan lama

kerjanya 3 tahun.

3. Jadelle dan indoplant (implant-2)

Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg Levonorgestrel

dalam kapsul 43 mm berdiameter 2,5 mm. Pelepasan harian hormone

Levonorgestrel dari implant-2 hampir sama dengan norplant, dan secara

5

Page 6: kontrasepsi implant

teoritis, masa kerjanya menjadi 40% lebih singkat (3 tahun).

2.3 MEKANISME KERJA

Implant mencegah terjadinya kehamilan melalui berbagai cara. Seperti

kontrasepsi progestin pada umumnya, mekanisme utamanya adalah menebalkan

mukus serviks sehingga tidak dapat dilewati oleh sperma. Walaupun pada

konsentrasi yang rendah, perogestin akan menimbulkan pengentalan mukus

serviks. Perubahan terjadi segera setelah pemasangan implan. Progestin juga

menekan pengeluaran follicle-stimulating hormone (FSH) dan luteinizing

hormone (LH) dari hipotalamus dan hipofise.Lonjakan LH (surge) direndahkan

sehingga ovulasi ditekan oleh levonorgestrel (Gbr. 1). Level LH ditekan lebih

kuat oleh etonogestrel sehingga tidak terjadi ovulasi pada 3 tahun pertama

penggunaan implan-1.

2.4 INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI

Dalam klasifikasi WHO, adanya kondisi tertentu mempengaruhi

persyaratan untuk memakai suatu metoda kontrasepsi sehingga masuk dalam salah

satu dari 4 kategori:

6

Page 7: kontrasepsi implant

Kelas 1: Adalah suatu kondisi dimana tidak ada hambatan untuk memakai

kontrasepsi (boleh dipakai tanpa pengecualian)

Kelas 2: Adalah suatu kondisi dimana keuntungan dari pemakaian

kontrasepsi lebih besar daripada risiko secara teoritis atau nyata

(kontrasepsi digunakan atas pertimbangan tertentu)

Kelas 3: Adalah suatu kondisi dimana risiko teoritis atau nyata terbukti

lebih besar daripada keuntungan menggunakan kontrasepsi (kontrasepsi

digunakan jika metode yang lebih sesuai tidak tersedia atau tidak dipilih

oleh klien)

Kelas 4: Adalah suatu kondisi dimana penggunaan kontrasepsi secara jelas

dapat menimbulkan risiko kesehatan yang nyata (tidak dianjurkan untuk

menggunakan kontrasepsi)

Kriteria WHO tentang kelaikan penggunaan kontrasepsi dipakai sebagai

acuan untuk menilai kesesuaian penggunaan yang diacu pada kelaikan kondisi

kesehatan klien. WHO memberikan kriteria berdasarkan kondisi kesehatan klien

dan risiko yang mungkin timbul, yang kemudian dinilai kelaikannya untuk

menggunakan kontrasepsi (kelas 1 – 4). Sebagai tambahan, pada akhir bab ini,

dibahas tentang kondisi-kondisi yang sebelumnya dipertimbangkan tidak boleh

memakai kontrasepsi yang hanya mengandung progestin (mis., kontrasepsi

subdermal).

Indikasi

Wanita-wanita yang ingin memakai  kontrasepsi untuk jangka waktu  yang

lama tetapi tidak bersedia menjalani kontap / menggunakan AKDR.

Wanita yang tidak boleh menggunakan pil KB yang mengandung estrogen

7

Page 8: kontrasepsi implant

Kontra Indikasi

Kehamilan atau disangka hamil

Penderita penyakit hati akut, kanker payudara, kelainan jiwa, penyakit

jantung, hipertensi, diabetes mellitus, penyakit tromboemboli dan riwayat

kehamilan ektopik.

2.5 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

Kontrasepsi hormonal, khususnya implant adalah alat kontrasepsi atau

metode kontrasepsi yang sederhana. Cara ini memiliki kelebihan dan

kekurangannya masing-masing. Efek kontrasepsi implant adalah merupakan

gabungan dari ketiga mekanisme kerja tersebut diatas. Daya guna implant cukup

tinggi. Kepustakaan melaporkan kegagalan implant hanya antara 0,3-0,5 per

seratus wanita. Kelebihan implant yang lain antara lain :

Cara ini cocok untuk wanita yang tidak boleh menggunakan obat yang

mengandung estrogen

Perdarahan yang terjadi lebih ringan

Tidak menaikkan tekanan darah

Resiko terjadinya kehamilan ektopik lebih kecil jika dibandingkan dengan

pemakaian AKDR

Implant ini juga dapat digunakan dalam jangka panjang atau 5 tahun dan

bersifat reversible

Dalam waktu satu tahun setelah pengangkatan inplant, 80-90% wanita

dapat hamil kembali

Efek samping kontrasepsi implant adalah :

8

Page 9: kontrasepsi implant

Gangguan pola haid, seperti perdarahan haid memenjang atau lebih sering

(metrorrhagia), amonorea

Mual-mual, anoreksia, pusing, sakit kepala

Kadang-kadang terjadi perubahan pada libido dan berat badan, timbul

akne

Selain efek samping diatas, implant juga mempunyai efek samping pada

system reproduksi. Namun, tidak dilaporkan adanya efek samping yang serius

terhadap system reproduksi pada pemakaian implant. Memamg pada 10%

akseptor ditemukan adanya kista ovarium yang sementara, ada yang sampai

mencapai ukuran 10cm. Umumnya tidak diperlukan tindakan pembedahan,

pengeluaran Implant atau pengobatan lainnya, karena biasanya kista tersebut akan

mengalami regresi spontan dalam waktu 6 minggu.

Yang menjadi kekhawatiran adalah kemungkinan bertambahnya dari

kehamilan ektopik. Dari penelitihan ditemukan kehamilan ektopik 1,5 per seratus

wanita per tahun, dan ini hampir sama seperti pada akseptor IUD (baik yang non-

medicated maupun yang mengandung Cu). Dan angka tersebut masih tetap lebih

rendah di bandingkan wanita yang sama sekali tidak ber-KB. Efek kontrasepsi

Implant akan menghilang dengan cepat setelah implantnya dikeluarkan. Mantan

akseptor Implant dapat menjadi hamil sama cepatnya seperti wanita yang sama

sekali tidak memakai kontrasepsi apapun. Dari 95 wanita yang menginginkan

kehamilan, 50% sudah hamil setelah 3 bulan menghentikan Inplantnya, dan 86%

setelah 1 tahun.

Hasil penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa jumlah kecil dari

Levanorgastrel yang dilepas oleh Implant tidak mempunyai efek buruk pada bayi

9

Page 10: kontrasepsi implant

yang dikandung maupun pada bayi yang menyusu. Pemakaian implant selama

laktasi tidak mempengaruhi kadar hormon bayinya. Kadar immunoglobulin serum

dan kadar FSH, LH dan Testosterone di dalam urine adalah sama pada bayi yang

disusui akseptor Implant dan Akseptor metode barier ataupun ibu yang sama

sekali tidak menggunakan kontrasepsi lain. Karena jumlah progesterone yang

dikeluarkan kedalam darah lebih kecil, sehingga efek samping yang terjadi tidak

sesering pada penggunaan pil KB.

2.6 KONSELING

10

Page 11: kontrasepsi implant

11

Page 12: kontrasepsi implant

2.7 PEMASANGAN

1. Terhadap calon akseptor dilakukan konseling dan KIE yang selengkap

mungkin mengenai Norplant ini sehingga calon akseptor betul-betul

mengerti dan menerimanya sebagai cara kontrasepsi yang akan

dipakainya.

2. Masa pakai

Bila dipasang sebelum tanggal kedaluwarsa, Implan-2 bekerja efektif

mencegah kehamilan hingga 3-4 tahun. Kapsul yang dipasang harus

dicabut menjelang akhir masa 3-4 tahun (masa pakai). Kapsul yang baru

dapat dipasang kembali setelah pencabutan apabila dikehendaki oleh klien.

3. Persiapan alat-alat yang diperlukan

Sabun antiseptic

Kasa steril

Cairan antiseptik (betadine)

Kain steril yang mempunyai lubang

Obat anastesi lokal

12

Page 13: kontrasepsi implant

Spuit dan jarum suntik

Troikar no. 10

Handscoen steril

1 set kapsul Norplant (6 buah)

Scalpel yang tajam

4. Teknik pemasangan

Calon akseptor dibaringkan terlentang ditempat tidur dan lengan

kiri diletakan pada meja kecil disamping tempat tidur akseptor.

Daerah tempat pemasangan (lengan kiri bagian atas) dicuci dengan

sabun antiseptik kemudian diberi cairan antiseptic. Daerah tempat

pemasangan Implant ditutup dengan kain steril yang berlubang.

Dilakukan injeksi obat anestesi kira-kira 6-10 cm diatas lipatan

siku. Setelah itu dibuat insisi lebih kurang sepanjang 0,5 cm

dengan scalpel yang tajam. Troikar dimasukkan melalui lubang

insisi sehingga sampai pada jaringan bawah kulit. Kemudian

kapsul dimasukan kedalam troikar dan didorong dengan plunger

sampai kapsul terletak dibawah kulit.

Demikian dilakukan berturut-turut dengan kapsul kedua sampai ke

enam, ke enam kapsul dibawah kulit diletakkan demikian rupa

sehingga susunannya seperti kipas.

Setelah semua kapsul berada dibawah kulit, troikar ditarik pelan-

pelan keluar. Kontrol luka apakah ada perdarahan atau tidak. Jika

tidak ada perdarahan, tutuplah luka dengan kasa steril, kemudian

diberi plester, umumnya tidak diperlukan jahitan.

13

Page 14: kontrasepsi implant

Nasihatkan pada akseptor agar luka jangan basah selama lebih

kurang 3 hari dan datang kembali jika terjadi keluhan-keluhan

yang mengganggu.

2.8 PENGANGKATAN/ EKSTRAKSI

Pengangkatan Implant dilakukan atas indikasi :

Atas permintaan akseptor (seperti ingin hamil lagi)

Timbulnya efek samping yang sangat mengganggu dan tidak dapat

diatasi dengan pengobatan biasa

Sudah habis masa pakainya

Terjadi kehamilan

Prosedur Pengangkatan

Alat-alat yang diperlukan: selain dari alat-alat yang diperlukan

sewaktu pemasangan Implant diperlukan pula satu forceps lurus

dan satu furseps bengkok

Tentukan lokasi kapsul Implant (kapsul 1-6), kalau perlu kapsul di

dorong kearah tempat insisi akan dilakukan

14

Page 15: kontrasepsi implant

Daerah insisi di disinfeksi, kemudian ditutup dengan kain steril

yang berlubang

Lakukan anastesi local

Kemudian lakukan insisi selebar 5-7 mm ditempat yang paling

dekat dengan kapsul Implant

Forceps dimasukan kedalam lubang insisi dan kapsul didorong

dengan jari tangan lain kearah ujung forceps, selanjutnya forceps

dibuka lalu kapsul dijepit dengan ujung forceps

Selanjutnya kapsul yang sudah dijepit kemudian ditarik pelan-

pelan. Kalo perlu dibantu dengan mendorong kapsul dengan jari

tangan lain. Adakalanya kapsul sudah terbungkus dengan jaringan

sekitarnya dalm hal ini dilakukan insisi pada jaringan yang

membungkus kapsul tersebut pelan-pelan sampai kapsul menjadi

bebas sehingga mudah menariknya keluar

Lakukan prosedur ini beturut-turut untuk mengeluarkan kapsul

kedua sampai keenam. Jika sewaktu mengeluarkan kapsul terjadi

perdarahan maka hentikan terlebih dahulu perdarahannya

Setelah semua kapsul dikeluarkan dan tidak terjadi perdarahan

tutup luka dengan kassa steril kemudian di plester

Pada umumnya tidak diperlukan jahitan pada kulit

Informasikan kepada pemakai untuk tidak membasahi luka selama

3 hari

Sampai saat ini dikenal 4 cara pencabutan implant

15

Page 16: kontrasepsi implant

1. Cara POP–OUT (Darney, Klaise dan Walker), merupakan teknik

pilihan bila  memungkinkan karena tidak traumatis, sekalipun tidak

selalu mudah untuk mengerjakannya. Dorong ujung proksimal

“kapsul” (arah bahu) ke arah diistal  dengan ibu jari sehingga

mendekati lubang insisi, sementara  jari telunjuk menahan bagian

tengah “kapsul”, sehingga ujung distal kapsul menekan kulit.

2. Cara standard, jepit ujung distal “kapsul” dengan klem mosquito,

sampai kira-kira 0,5 -1 cm dari ujung klemnya, masuk dibawah

kulit melalui lubang insisi. Putar pegangan klem pada posisi 180 di

sekitar sumbu utamanya mengarah ke bagu akseptor. Bersihkan

jaringan-jaringan yang menempel di sekeliling klem dan kapsul

dengan skalpet atau kasa steril sampai “kapsul” terlihat dengan

jelas. Tangkap ujung “kapsul” yang sudah terlihat dengan klem

orile lepaskan klem mosquito dan keluarkan “kapsul” dengan klem

orile.

3. Cara “U”, Teknik ini dikembangkan oleh Dr Untung prawiroharjo

dari semarang dibuat insisi memanjang selebar 4 mm kira-kira 5

mm proksimal dari ujung distal  “kapsul” di antara kapsul ke-3

dan  kapsul ke-4. “kapsul” yang akan dicabut difiksasi dengan

meletakkan jari telunjuk tangan kiri sejajar di samping “kapsul”.

“kapsul” dipegang dengan klem (Norplant holding forceps) kurang

lebih 5 mm dari ujung  distalnya. Kemudian klem diputar ke arah

pangkal lengan atas / bahu akseptor sehingga “kapsul” terlihat di

bawah lubang insisi dan dapat dibersihkan dari  jaringan-jaringan

16

Page 17: kontrasepsi implant

yang menyelubunginya dengan memakai skalpel  untuk  

seterusnya dicabut keluar.

4. Cara Tusuk “Ma”, Dikembangkan oleh Dr. IBG Manuaba dari

denpasar memakai alat bantu kawat atau jari roda sepeda, satu

ujung di lengkungan sepanjang 0,5 – 0,75 cm dengan sudut 90 dan

diperkecil serta diruncingkan, sedangkan ujung yang lain

dilengkungkan dalam satu bidang dengan lengkungan runcing tadi

dan dipakai  untuk pegangan operator setelah “kapsul” dijepit

dengan pinset atau klem arteri, jaringan ikat dibersihkan dengan

pisau sampai “kapsul” tampak putih. Kemudian alat  tusuk “ma”

ditusukkan pada “kapsul” serta terus diikat keluar. Berikan

anestensi lagi bila diperlukan, untuk mengeluarkan implant yang

lain.

BAB III

17

Page 18: kontrasepsi implant

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

1. Implant atau yang juga disebut alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK),

norplant atau KB susuk adalah suatu alat kontrasepsi bersifat hormonal

yang mengandung levornolgestrel yang di bungkus dalam kapsul silastik-

silicone (polydimethylsiloxane) dan disusukkan ke dalam kulit

2. Ada 3 jenis Implant yaitu Norplant, Implanon dan Jadelle/Indoplant

(implant-2)

3. Mekanisme kerja Implant yaitu mengentalkan lendir serviks sehingga

menyulitkan penetrasi sperma, menimbulkan perubahan-perubahan pada

endometrium sehingga tidak cocok untuk implantasi zygote dan pada

sebagian kasus dapat pula menghalangi terjadinya ovulasi.

4. Implant adalah alat kontrasepsi atau metode kontrasepsi yang sederhana.

Cara ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Efek

kontrasepsi implant adalah merupakan gabungan dari ketiga mekanisme

kerja tersebut diatas. Daya guna implant cukup tinggi. Kepustakaan

melaporkan kegagalan implant hanya antara 0,3-0,5 per seratus wanita.

5. Pemasangan Implant dilakukan di lapisan subdermal bagian atas dengan

indikasi ingin memakai  kontrasepsi untuk jangka waktu  yang lama tetapi

tidak bersedia menjalani kontap / menggunakan AKDR dan pada Wanita

yang tidak boleh menggunakan pil KB yang mengandung estrogen

6. Pengangkatan Implant dapat dilakukan atas indikasi atas permintaan

akseptor (seperti ingin hamil lagi), timbulnya efek samping yang sangat

18

Page 19: kontrasepsi implant

mengganggu dan tidak dapat diatasi dengan pengobatan biasa, sudah habis

masa pakainya atau terjadi kehamilan

DAFTAR PUSTAKA

19

Page 20: kontrasepsi implant

1. Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kandungan. Edisi 4. Jakarta : PT Bina Pustaka

Sarwono Prawirohrdjo 2008.

2. Saifudin, Abdul Bar, dkk. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.

Jakarta: Yayasan Bina Pustaka, 2006

3. Adriaansz, George. Buku Acuan Kontrasepsi Hormonal Implan-2. Jakarta:

JNPK-KR Kemenkes RI BKKBN, 2011

4. World Health Organization (WHO). 1990. Implan-2 Contraceptive Subdermal

Implants: Managerial and Technical Guidelines. WHO: Geneva.

20