kontribusi hasil hutan bukan kayu (hhbk) di hutan ... · hasil hutan bukan kayu (hhbk) atau non...
TRANSCRIPT
KONTRIBUSI HASIL HUTAN BUKAN KAYU (HHBK)
DI HUTAN KEMASYARAKATAN (HKm) TERHADAP
PENDAPATAN MASYARAKAT DESA KAPITA
KECAMATAN BANGKALA KABUPATEN JENEPONTO
SKRIPSI
OLEH:
BURHANUDDIN BS
105951100516
PROGRAM STUDI KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2021
i
KONTRIBUSI HASIL HUTAN BUKAN KAYU (HHBK) DI HUTAN
KEMASYARAKATAN (HKm) TERHADAP
PENDAPATAN MASYARAKAT DESA KAPITA
KECAMATAN BANGKALA KABUPATEN JENEPONTO
SKRIPSI
BURHANUDDIN BS
NIM: 105951100516
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kehutanan
Strata Satu (S-1)
PROGRAM STUDI KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
ii
iii
iv
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :
KONTRIBUSI HASIL HUTAN BUKAN KAYU (HHBK) DI HUTAN
KEMASYARAKATAN (HKm) TERHADAP PENDAPATAN
MASYARAKAT DESA KAPITA KECAMATAN BANGKALA
KABUPATEN JENEPONTO
Adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apapun
kepada Perguruan Tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang
berasal atau kutip dari karya yang di terbitkan maupun tidak di terbitkan dari
penulis lain telah di sebut dalam teks dan di camtumkan dalam daftar pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Makassar, Februari 2021
Penulis
v
@Hak Cipta Milik Universitas Muhammadiyah Makassar, Tahun 2021
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis tampa
mencantumkan atau menyebut sumber.
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian,
penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau
tinjauan suatu masalah,
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar Universitas
Muhammadiyah Makassar
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya
tulis dalam bentuk laporan apapun tanpa izin Universitas Muhammadiyah
Makassar
vi
ABSTRAK
BURHANUDDIN BS 105951100516. Kontribusi Hasil Hutan Bukan Kayu
(HHBK) Di Hutan Kemasyarakatan (HKm) Terhadap Pendapatan Masyarakat
Desa Kapita Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto di bimbing oleh
Muthmainnah dan Hasanuddin Molo.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi Hasil Hutan Bukan
Kayu (HHBK) di Hutan Kemasyarakatan (HKm) Desa Kapita terhadap
pendapatan masyarakat. Teknik pengumpulan data dengan observasi yaitu
pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian, teknik wawancara
terhadap 52 orang responden dengan metode sensus dan studi pustaka yang
berkaitan dengan penelitian. Hasil dari penelitian ini menunjukkan kontribusi
HHBK berupa jambu mete, bambu, kunyit dan kemiri. Kontribusi HHBK jambu
mete Rp. 301.410.000/Tahun, bambu Rp. 6.105.000/Tahun, kunyit Rp.
6.512.000/Tahun dan kemiri Rp.87.246.000/Tahun. Sehingga total kontribusi
HHBK Rp. 404.273.000/Tahun.
Kata Kunci: Kontribusi, Hutan Kemasyarakatan
vii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat, hidayah, serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Kontribusi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) di Hutan
Kemasyarakatan (HKm) Terhadap Pendapatan Masyarakat Desa Kapita
Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto”. Skripsi ini merupakan syarat dalam
menyelesaikan Program Sarjana, Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah
Makassar. Skripsi ini merupakan proses pembelajaran penerapan ilmu
pengetahuan yang diperoleh selama proses perkuliahan dalam dunia nyata.
Penulis memohon maaf atas segala kekhilafan dan kealfaan yang telah dilakukan
selama melakukan penelitian ini. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya
skripsi ini juga tidak lepas dari bimbingan, dukungan, motivasi, saran, serta
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan
dukungan, baik secara moril maupun materil.
Tidak sedikit kendala yang dihadapi penulis dalam menyusun skripsi ini,
akan tetapi kendala itu dapat diselesaikan dengan baik berkat arahan dan
bimbingan yang senantiasa membimbing, memotivasi dan memberi semangat
selama penyusunan skripsi ini.
viii
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan
banyak terimah kasih kepada yang terhormat :
1. Kepada kedua orang tua tercinta yang telah memberikan dorongan , doa dan
motivasi kepada penulis.
2. Dr.H. Burhanuddin, S.Pi,. M.P selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar.
3. Dr.Ir.Hikmah, S.Hut., M.Si., IPM selaku ketua Program Studi Kehutanan
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Ibunda Muthmainnah, S.Hut., M.Hut sebagai dosen Pembimbing I dan
Ayahanda Dr.Ir Hasanuddin Molo, S.Hut., M.P., IPM sebagai dosen
pembimbing II yang telah memberikan arahan, bimbingan, kritikan dan
nasehat selama proses penyusunan berlangsung demi kelancaran
penyelesaiaan skripsi ini.
5. Ibunda Dr.Irma Sribianti, S.Hut., M.P sebagai penguji I dan Ayahanda Andi
Aziz Abdullah, S.Hut., M.P sebagai penguji II yang telah memberikan saran
dam masukan selama proses penyusunan skripsi berlangsung.
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar.
7. Terima kasih kepada seluruh masyarakat Desa Kapita yang ikut terlibat
selama proses penelitian berlangsung hingga skripsi ini selesai.
8. Terima kasih kepada teman-teman angkatan Kehutanan yang selalu
memotivasi dalam penyusunan skripsi sehingga terselesaikan dengan baik.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ....................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI .......................................... iv
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL................................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiii
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................... 3
1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................... 3
1.4. Manfaat Penelitian .................................................................................. 3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hutan Lindung ........................................................................................ 4
2.2. Hutan Kemasyarakatan (HKm) ............................................................... 5
2.2.1. Pengertian Hutan Kemasyarakatan (HKm) ................................... 5
2.2.2. Pelaksanaan Hutan Kemasyarakatan (HKm) ................................ 5
2.3. Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) ......................................................... 7
2.4. Peranan HHBK ....................................................................................... 9
x
2.4.1. Peranan HHBK Terhadap Aspek Ekologis ................................... 9
2.4.2. Peranan HHBK Terhadap Ekonomi Rumah Tangga ..................... 9
2.4.3. Peranan HHBK Terhadap Pembangunan Wilayah ........................ 10
2.5. Ketergantungan Masyarakat Terhadap HHBK ....................................... 10
2.6. Pemanfaatan HHBK ................................................................................ 11
2.7. Kerangka Pikir ........................................................................................ 12
III. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................. 14
3.2 Objek dan Alat Penelitian ....................................................................... 14
3.3 Populasi dan Sampel ............................................................................... 14
3.4 Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 14
3.5 Jenis Data ................................................................................................ 15
3.6 Analisis Data ........................................................................................... 16
IV. KEADAAN UMUM LOKASI
4.1 Gambaran Umum Wilayah ...................................................................... 19
4.1.1 Batas Batas Administrasi ................................................................. 19
4.1.2 Luas Wilayah Administratif ............................................................. 20
4.2 Sejarah dan Asal Usul Desa ..................................................................... 22
4.3 Sarana dan Prasarana Umum Desa .......................................................... 23
4.3.1 Bangunan Pemerintah Desa.............................................................. 25
4.3.2 Bangunan Sekolah ............................................................................ 25
4.3.3 Jalan Desa ......................................................................................... 26
4.4 Kelembagaan Desa ................................................................................... 26
xi
4.9 Struktur Organisasi Pemerintah Desa Kapita........................................... 39
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Petani Hutan Kemasyarakatan ........................................... 30
5.1.1 Umur .............................................................................................. 30
5.1.2 Pendidikan...................................................................................... 31
5.2 Pendapatan Petani Dari HKm .................................................................. 32
5.3 Pendapatan Petani Diluar HKm ............................................................... 34
5.3 Kontribusi Pendapatan HHBK Terhadap Total Pendapatan .................... 35
DAFTAR PUSTAKA
xii
DAFTAR TABEL
No Teks Halaman
1. Objek Bangunan Dan Peruntukan Lahan ...................................................... 21
2. Pembagian Wilayah Administratif Desa Kapita ........................................... 22
3. Alur Sejarah Ringkas Desa Kapita ................................................................ 23
4. Umur Responden di Desa Kapita .................................................................. 29
5. Tingkat Pendidikan Responden di Desa Kapita ............................................ 30
6. Pendapatan Petani Dari HKm di Desa Kapita............................................... 32
7. Pendapatan Petani Dari HHBK di Desa Kapita ............................................ 33
8. Pendapatan Petani Diluar HKm di Desa Kapita ........................................... 33
9. Kontribusi Pendapatan HHBK Terhadap Total Pendapatan di Desa Kapita.34
xiii
DAFTAR GAMBAR
No Teks Halaman
1. Diagram Alir Kerangka Pikir Kontribusi HHBK .......................................... 13
2. Gambaran Sketsa Peta Wilayah Desa Kapita ................................................ 20
3. Hubungan Kelembagaan Desa ....................................................................... 27
4. Struktur Organisasi Desa ............................................................................... 28
5. Wawancara Responden .................................................................................. 66
6. Dokumentasi Jambu Mete .............................................................................. 67
7. Dokumentasi Bambu ...................................................................................... 67
8. Dokumentasi Kunyit ...................................................................................... 68
9. Dokumentasi Kemiri ...................................................................................... 68
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
No Teks Halaman
1. Kuisioner Penelitian .................................................................................... 40
2. Karakteristik Responden .............................................................................. 42
3. Penerimaan Petani dari HHBK .................................................................... 44
4. Pengeluaran Petani dari HHBK ................................................................... 47
5. Pendapatan Petani dari HKm ....................................................................... 53
6. Pendapatan Petani diluar HKm .................................................................... 55
7. Surat Izin Penelitian Dari LP3M ................................................................. 60
8. Surat Izin Penelitian Dari Dinas Penanaman Modal ................................... 63
9. SK Kelompok Tani ...................................................................................... 63
10. Dokumentasi Penelitian ............................................................................... 65
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan kehutanan sebagai salah satu bagian dari pembangunan
nasional, diarahkan untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi
kemakmuran rakyat secara berkelanjutan. Bagi masyarakat sekitar dan di dalam
kawasan, hutan merupakan sumber daya alam yang dapat menyediakan kebutuhan
dasar masyarakat seperti pangan, papan, obat-obatan dan hasil hutan bukan kayu
bagi keluarga. Bagi masyarakat modern hutan memiliki berbagai macam fungsi
yakni fungsi ekonomi, perlindungan dan keindahan. (Hidayat, 2008).
Hutan dan masyarakat yang tinggal di sekitarnya merupakan suatu bagian
tidak dapat di pisahkan. Secara terus-menerus segala aktifitas kehidupan
masyarakat baik secara lansung (mengambil hasil hutan), maupun tidak langsung
(berladang) sangat berlangsung pada kelestarian hutan. Selain itu, hutan juga
dapat memberikan penghasilan tambahan berupa hasil hutan bukan kayu, seperti
berburu, menangkap ikan, madu lebah, jernang, rotan, gaharu, sarang burung
walet, dan lain-lain sebagainya. (Fauzi, 2008).
Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) atau Non Timber Forest Product (NTFP)
memiliki nilai yang sangat strategis, HHBK merupakan salah satu sumber daya
hutan yang memiliki keunggulan komparatif dan bersinggungan langsung oleh
masyarakat di sekitar hutan. Keanekaragaman jenis hasil hutan bukan kayu yang
di manfaatkan oleh masyarakat sekitar hutan di mana sebagian ada yang di
manfaatkan secara komsumtif, sehingga sulit untuk menilai secara tepat sejauh
2
mana sebenarnya kontribusi hasil hutan dan bukan kayu bagi kehidupan
masyarakat.
Pemungutan HHBK tidak memerlukan perizinan yang rumit sebagaimana
dalam pemungutan hasil hutan kayu (timber), masyarakat hutan (masyarakat yang
tinggal di sekitar hutan) umumnya bebas memungut dan memanfaatkan HHBK
dari dalam hutan. Masyarakat tidak dilarang memungut dan memanfaatkan
HHBK baik di dalam hutan produksi maupun hutan lindung, kecuali di dalam
kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam (Departemen Kehutananan
1990). Oleh karena itu, selain menjadi sumber devisa bagi negara, HHBK seperti
rotan, daging binatang, madu, damar, gaharu, getah, berbagai macam minyak
tumbuhan, bahan obat-obatan, dan lain sebagainya merupakan sumber
penghidupan bagi jutaan masyarakat hutan.
Hutan Kemasyarakatan (HKm) adalah sebuah proses perubahan yang
mengarah kepada keterlibatan masyarakat yang lebih luas dalam pengelolaan
hutan. Sebagai sebuah proses maka konsep HKm ini juga tidak memiliki sebuah
sistem atau defenisi yang baku, tetapi berkembang sesuai dengan kebutuhan,
kondisi masyarakat dan sistem sosial ekonomi, serta kesepakatan-kesepakatan
diantara pihak-pihak yang terlibat. Hutan kemasyarakatan adalah pengendalian
dan pengelolaan sumberdaya hutan oleh masyarakat lokal untuk memenuhi
kebutuhan rumah tangga dan sebagai bagian terpadu dari sistem pertanian
setempat. (Soemarwoto, 2000).
3
Salah satu Desa di Kabupaten Jeneponto yang memiliki HKm adalah Desa
Kapita yang memiliki luas ±402 Ha yang di dalamnya memiliki HHBK yaitu,
jambu mete, bambu, kunyit, kemiri. Desa Kapita berdekatan langsung dengan
kawasan hutan. Hampir semua penduduknya berprofesi sebagai petani ladang.
Selain sebagai petani ladang, sebagian besar masyarakatnya juga
menggantungkan hidup dari hasil hutan.
Penelitian yang dilakukan di Desa Kapita Kecamatan Bangkala Kabupaten
Jeneponto ini untuk melihat seberapa besar kontribusi hasil hutan bukan kayu
terhadap pendapatan masyarakat khususnya masyarakat yang tinggal disekitar
kawasan Hutan Kemasyarakatan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan
permasalahannya yaitu, seberapa besar kontribusi Hasil Hutan Bukan Kayu
(HHBK) di Hutan Kemasyarakatan (HKm) Desa Kapita terhadap pendapatan
masyarakat?.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kontribusi Hasil Hutan Bukan
Kayu (HHBK) di Hutan Kemasyarakatan (HKm) Desa Kapita terhadap
pendapatan masyarakat.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Memberikan gambaran tentang kontribusi Hasil Hutan Bukan Kayu
(HHBK) terhadap pendapatan masyarakat di Desa Kapita Kecamatan
Bangkala Kabupaten Jeneponto.
4
2. Sebagai referensi untuk penelitian berikutnya.
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hutan Lindung
Menurut UU No 41 Tahun 1999, bahwa hutan lindung adalah kawasan
hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga
kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, pengendalian erosi,
mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah.
Pengelolaan hutan lindung diatur dalam PP No. Tahun 2007 dan PP No. 3
Tahun 2008. Pengelolaan meliputi kegiatan: tata hutan dan penyusunan rencana
pengelolaan hutan lindung, pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan lindung,
rehabilitasi dan reklamasi hutan lindung, perlindungan hutan, dan konservasi alam
di hutan lindung. Pengelolaan kawasan hutan lindung penting karena upaya
pengelolaan ini bertujuan untuk.
1. Meningkatkan fungsi lindung terhadap tanah, air, iklim, tumbuhan, satwa
serta nilai sejarah dan budaya bangsa.
2. Mempertahankan keanekaragaman tumbuhan, satwa, tipe ekosistem dan
keunikan alam.
Menurut PP No. 44 Tahun 2004, ada beberapa kriteria sebagai syarat
penetapan kawasan lidung, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Kawasan hutan dengan faktor-faktor kelas lereng, jenis tanah, dan intensitas
hujan setelah masing-masing dikalikan dengan angka penimbang mempunyai
jumlah nilai 175 atau lebih.
2. Kawasan hutan yang mempunyai lereng lapangan 40% atau lebih.
5
3. Kawasan hutan yang berada pada ketinggian 2000 meter atau lebih di atas
permukaan laut.
4. Kawasan hutan yang mempunyai tanah sangat peka terhadap erosi dengan
lereng lapangan lebih dari 15%.
5. Kawasan hutan yang merupakan daerah resapan air
6. Kawasan hutan yang mempunyai daerah perlindungan pantai.
2.2 Hutan Kemasyarakatan (HKm)
2.2.1 Pengertian Hutan Kemasyarakatan (HKm)
Menurut Permenhut No. 88/Menhut-II/2014 HKm merupakan hutan
negara yang pemanfaatan utamanya di tujukan untuk memberdayakan
masyarakat setempat. Pasal 6 pasal 7 menerangkan bahwa kawasan hutan yang
ditetapkan sebagai area kerja HKm adalah kawasan Hutan Lindung dan
kawasan Hutan Produksi. Ketentuan kawasan tersebut dapat ditetapkan sebagai
area kerja hutan kemasyarakatan yaitu belum dibebani hak atau izin dalam
pemanfaatan hasil hutan dan menjadi sumber mata pencaharian masyarakat
setempat.
2.2.2 Pelaksanaan Hutan Kemasyarakatan (HKm)
Menurut Budiono (2011) sosialisai dan fasilitasi merupakan kewajiban
dari pemerintah, oleh karena masyarakat petani tepi hutan berhak mendapatkan
layanan fasilitas dari pemerintah. Fasilitas sebagai petani HKm dapat berupa
penyuluhan, pelatihan dan pendampingan. Berdasarkan Permenhut Nomor 37
tahun 2007 bagian kedua Pasal 12 Ayat 1 dituliskan bahwa fasilitas bertujuan
untuk :
6
a. Meningkatkan kemampuan masyarakat setempat dalam mengelola
organisasi kelompok.
b. Membimbing masyarakat mengajukan permohonan izin sesuai ketentuan
yang berlaku.
c. Meningkatkan kemampuan masyarakat setempat dalam menyusun rencana
kerja pemanfaatan hutan kemasyarakatan.
d. Meningkatkan kemampuan masyarakat setempat dalam melaksanakan
budidaya hutan melalui pengembangan teknologi yang tepat guna dan
peningkatan nilai tambah hasil hutan.
e. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia masyarakat setempat melalui
pengembangan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan.
f. Memberikan informasi pasar dan modal dalam meningkatkan daya saing
dan akses masyarakat setempat terhadap pasar dan modal.
g. Meningkatkan kemampuan masyarakat setempat dalam pengembangan
usaha pemanfaatan hutan dan hasil hutan.
Menurut Watala (2009), perangkat hukum tentang HKm itu kemudian
revisi dengan lahirnya Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 667/ Kpts-
II/1998. Dalam keputusan tersebut terdapat beberapa prinsip pengelolaan
HKm sebagai berikut :
a. Masyarakat sebagai pelaku utama dalam pengambilan manfaat.
b. Masyarakat sebagai pengambilan keputusan dan menentukan sistem
penguasaan.
c. Pemerintah sebagai fasilitator dan pemantau kegiatan.
7
d. Adanya kepastian hak dan kewajiban semua pihak.
e. Kelembagaan pengusahaan ditentukan oleh masyarakat.
f. Pendekatan didasarkan pada keanekaragaman hayati dan budaya.
2.3 Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)
Hasil hutan bukan kayu merupakan jenis tanaman yang tumbuh, baik di
dalam maupun di luar kawasan hutan. Peranan HHBK sudah dirasakan
masyarakat sebagai salah satu sumber pendapatan, namun sistem pengelolaannya
masih bersifat tradisional sehingga kualitas yang dihasilkan masih jauh dari
standar diharapkan dan harganya yang masih rendah. Pemerintah sebagai
pengambil kebijakan perlu mengatur program pengembangan HHBK melalui
agroforestri, baik di dalam maupun di luar kawasan hutan secara
berkesinambungan bersama masyarakat sehingga menjadi sumber pendapatan
masyarakat yang kompetitif (Njurumana dan Butarbutar, 2008).
Produk HHBK memiliki potensi cukup besar dalam meningkatkan nilai
ekonomi lahan hutan. Lima komoditas utama pengembangan HHBK : rotan,
bambu, lebah madu, gaharu dan ulat sutera (Kaban 2009).
Berdasarkan penelusuran pustaka, paling tidak terdapat 9 (sembilan) fungsi
dan peran hutan, yaitu :
1. Menghasilkan kayu industri (industrial wood), untuk plywood, pulp,rayon dll.
2. Menghasilkan kayu bakar dan arang (fuel wood and charcoal).
3. Menghasilkan hasil hutan kayu (non-wood forest product).
4. Menyediakan lahan untuk pemukiman manusia (human settlemen).
5. Menyediakan lahan untuk lahan pertanian (agriculture land).
8
6. Memberikan perlindungan terhadap siklus air dalam.
7. Tempat penyimpanan karbon (carbon storage).
8. Pemeliharaan keanekaragaman hayati dan nabati (biodiersyty and habitat
preservation).
9. Selain peran dan fungsi diatas hutan memiliki nilai kontribusi dalam
membangun peradaban manusia yakni nilai sosial (Tim Pengkajian Hukum,
2011).
Secara ekologis HHBK memiliki perbedaan fungsi dengan hasil hutan kayu,
karena sebagian besar HHBK merupakan bagian dari pohon. Menurut UU
Kehutanan Nomor 41 tahun 1999, disebutkan bahwa HHBK adalah hasil hutan
hayati maupun non hayati atau menurut FAO (2000) adalah barang yang
dihasilkan benda hayati selain kayu yang berasal dari hutan atau lahan sejenis.
Adapun HHBK yang dimanfaatkan dan memiliki potensi untuk dimanfaatkan oleh
masyarakat, menurut Sumadiwangsa (2000) dikutip oleh Sudarmalik (2006) dapat
dibedakan menjadi beberapa bagian sebagai berikut :
1. Getah-getahan : getah jelutung, getah merah, getah balam, getah karet alam
dan lain-lain,
2. Tanin : pinang, gambir, rhizophora, bruguera, dan lain-lain,
3. Resin : gaharu, kemedangan, jernang, damar mata kucing, damar batu, damar
rasak, kemenyan dan lain-lain,
4. Minyak astiri : minyak gaharu, minyak kayu putih, minyak keruing, minyak
lawang, minyak kayu manis,
9
5. Madu : Apis dorsata, Apis millifera,
6. Rotan dan bambu : segala jenis rotan, bambu dan nibung,
7. Penghasil karbohidrat : sagu, aren, nipah, sukun dan lain-lain,
8. Hasil hewan : sutra alam, lilin lebah, aneka hewan yang tidak dilindungi,
9. Tumbuhan obat dan tanaman hias : aneka tumbuhan obat dari hutan, anggrek
hutan, palma dan lain-lain.
2.4 Peranan HHBK
Menurut Sudarmalik (2006) tanaman penghasil HHBK memiliki peran tidak
saja pada aspek ekologis dan ekonomis, tetapi juga sosial budaya. Secara umum
peranan HHBK dapat dijelaskan sebagai berikut:
2.4.1 Peranan HHBK terhadap aspek ekologis
Dalam ekosistem hutan, HHBK merupakan sebagian dari ekosistem
hutan. Beberapa hasil HHBK diperoleh dari hasil pohon, misalnya getaeh-
getahan, tanin resin, dan minyak astiri. Sedangkan selebhnya dari palm, hasil
satwa atau anggrek. Untuk pohon seperti gaharu (Aquilaria malaccensis),
dalam ekosistem memiliki peranan sebagai pohon dominan dengan ketinggian
mencapai 30-40 meter. Palm berupa sagu, nipah, dll. Merupakan bagian dari
ekosistem yang berfungsi menjaga abrasi oleh sungai atau laut.
2.4.2 Peranan HHBK terhadap ekonomi rumah tangga
Seperti yang disebutkan diatas bahwa HHBK dapat menjaga adanya
kestabilan pendapatan dan resiliensi (kekayaan) terhadap perubahan yang
terjadi diluar sistem hutan rakyat. Resiliensin adalah suatu tingkat kelenturan
dari sumber pendapatan terhadap adanya perubahan pasar. Contohnya adanya
10
perubahan nilai tukar mata uang. Pada saat terjadi krisis moneter, HHBK
memiliki peran yang besar terhadap pendapatan rumah tangga dan devisa
negara, karena HHBK tidak menggunakan komponen impor dalam
memproduksi hasil. Dengan efisiensi penggunaan lahan yang tinggi dan
diversifikasi produksi maka kontribusi terhadap pendapatan juga semakin
besar.
2.4.3 Peranan HHBK terhadap pembangunan wilayah
Dalam pembangunan pedesaan maka kontribusi terbesar dalam
menggerakkan pembangunan dalah dari sektor pertanian dan kehutanan. Dari
beberapa pole pengelolaan hutan rakyat yang ada maka hasil dari hutan rakyat
memberikan kontribusi yang besar terhadap pendapatan desa dan
pembangunan wilayah. Dengan pengaturan terhadap HHBK baik dari proses
produksi, pengolahan dan pemasaran, semua dapat dilakukan oleh masyarakat,
sehingga income (pendapatan) dari kegiatan tersebut masuk dalam wilayah
produsen.
2.5 Ketergantungan Masyarakat Terhadap HHBK
Manusia dan hutan memiliki hubungan yang unik, dimana manusia
merupakan bagian dari ekosistem hutan itu sendiri. Hubungan timbal balik antara
manusia dan hutan merupakan interaksi yang saling mempengaruhi. Jika hutan
rusak maka kehidupan kehidupan manusia terancam, sebaliknya jika manusia
terpenuhi kesejahteraannya maka kelestarian hutan terjaga pula. Tingginya
nilaidan manfaat hutan bagi masyarakat berimplikasi pada ketergentungan
masyarakat terhadap hasil hutan kayu, hasil hutan bukan kayu dan satwa liar. Cara
11
hidup tradisional disertai mahalnya bahan bakar minyak menyebabkan
penggunaan kayu sebagai bahan bakar masih sangat populer dikalangan
masyarakat akan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) seperti rotan (Dracontomelon
spp), sagu, (Imetroxylon sagoo), pala (Myristica lepidota) dan lainnya sangat
tinggi (Nurrani dan Tabba, 2013).
2.6 Pemanfaatan HHBK
Menurut Departeman Kehutanan (2007) peran masyarakat di dalam dan
sekitar kawasan konservasi (daerah penyangga) sebagai user/pemohon, dalam
pemanfaatan HHBK dari kawasan konservasi sebagai berikut:
1. Membentuk lembaga/kelompok masyarakat lokal di dalam dan di sekitar
kawasan konservasi (daerah penyangga).
2. Mengajukan permohonan ijin pemanfaatan HHBK dari kawasan konservasi
kepada UPT Ditjen PHKA terkait.
3. Membuat rencana (target, volume) pengambilan jenis, untuk periode tertentu.
4. Mengembangkan HHBK secara lestari di daerah penyangga dengan
memperhatikan aspek Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya.
5. Melaporkan kegiatan pemanfaatan HHBK dari kawasan konservasi secara
periodik kepada UPT Ditjen PHKA terkait.
6. Alternatif lain untuk pembangunan sektor kehutanan adalah pengembangan
jenis tanaman hasil hutan bukan kayu, karena memiliki potensi yang cukup
tinggi. Potensi produktifitas sebagai HHBK cukup tinggi dalam mendukung
disertifikasi pendapatan masyarakat. Salah satu kelemahan masyarakat adalah
12
belum dikuasainya teknologi pemanenan dan pengolahan pasca panen,
sehingga menyebabkan banyak HHBK yang tidak dimanfaatkan.karena itu
pada masa yang akan datang sangat diperlukan penguatan kelembagaan dan
peningkatan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan, pemanenan dan
diperlukan pasca panen sehingga masyarakat memperoleh hasil dalam jumlah
dan kualitas yang memuaskan (Njurumana dan Butarbutar, 2008).
2.7 Kerangka Pikir
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui kontribusi HHBK di Hutan
Kemasyarakatan (HKm) Desa Kapita terhadap pendapatan masyarakat. Kerangka
pemikiran penelitian mengenai kontribusi HHBK dapat di lihat pada Gambar 1.
13
Gambar 1. Diagram Alir Kerangka Pikir Kontribusi HHBK
Hutan Kemasyarakatan
(HKm)
Desa Kapita
Pemanfaatan Hutan
Oleh Masyarakat
Pendapatan dari dari
luar HKm
Pendapatan dari
HKm
Pemanfaatan
HHBK
Kontribusi HHBK
di HKm Desa
Kapita
Pertanian/
Perkebunan Peternakan Sektor
Lain
HHBK
14
III METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Kapita Kecamatan Bangkala Kabupaten
Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan, yang dilaksanakan pada bulan Desember
2020.
3.2 Objek dan Alat Penelitian
Objek penelitian ini adalah masyarakat Desa Kapita yang memanfaatkan
Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK). Alat-alat yang digunakan dalam penelitian
adalah sebagai berikut :
1. Alat tulis menulis
2. Kuesioner
3. Alat dokumentasi berupa kamera
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah 2 (dua) kelompok tani yang berjumlah
52 orang. Jumlah tersebut sekaligus menjadi sampel dalam penelitian ini sehingga
disebut penelitian sensus. (Sugiyono, 2014).
3.4 Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik Observasi
15
Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan secara langsung terhadap
berbagai kegiatan dan keadaan daerah objek penelitian, baik keadaan lapangan
maupun kondisi masyarakat dalam kehidupan.
2. Teknik Wawancara
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara/tanya jawab secara
langsung terhadap responden, baik masyarakat desa, tokoh masyarakat serta
aparat desa setempat. Wawancara dilakukan dengan menggunakan daftar
pertanyaan/ kuesioner terstruktur dan tidak terstruktur mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan penelitian.
3. Studi Pustaka
Mencatat dan mempelajari studi literatur yang berkaitan dengan kegiatan
penelitian dan mengumpulkan data-data dari instansi terkait.
3.5 Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :
a. Data primer dikumpulkan melalui wawancara masing-masing responden,
yang meliputi: Data identitas Kontribusi Hasil Hutan Bukan Kayu di Hutan
Kemasyarakatan terhadap pendapatan masyarakat di Desa Kapita
Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto. Faktor internal meliputi
karakteristik anggota kelompok tani pengelolaan HKm yaitu nama, umur,
jenis kelamin, pendidikan formal/non formal, jumlah tanggungan keluarga,
pekerjaan dan penghasilan, jarak lahan dengan tempat tinggal, luas
pengelolaan lahan, pengalaman berusahatani dan motivasi berusaha.
16
b. Data sekunder diperoleh dari Kantor Desa Kapita, Kantor Kecamatan
Bangkala. Faktor eksternal berupa modal, penyuluhan kehutanan, kelompok
tani hutan, dan sumber informasi.
3.6 Analisis Data
Data yang diperolah disusun dan diolah kemudian disajikan dalam bentuk
tabel dan diagram. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara deskriktif
berdasarkan tabel dan diagram yang didapat. Data yang telah diperoleh,
dikumpulkan kemudian dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian. Pemanfaatan
hutan oleh responden khususnya yang diperoleh dari hasil hutan bukan kayu dapat
diketahui dengan menghitung harga perjenis flora dan fauna yang berlaku di
masyarakat atau pasar.
Perhitungan kontribusi HHBK tiap jenis oleh responden dihitung dengan
menggunakan perhitungan nilai pendapatan yang dikemukakan oleh Ratnaningsih
(2006), sebagai berikut :
I = TR-TC
Keterangan :
I : Total Pendapatan
TR : Total Penerimaan
TC : Total Biaya
1. Pendapatan dari HHBK
a). Pendapatan dari jambu mete
Pj=Tj-Bj
17
Keterangan :
Pj : Pendapatan petani dari jambu mete (Rp/kg/tahun)
Tj : Penerimaan dari jambu mete (Rp/kg/tahun)
Bj : Biaya pengelolaan jambu mete (Rp/kg/tahun)
b). Pendapatan dari bambu
Pb=Tb-Bb
Keterangan:
Pb : Pendapatan petani dari bambu (Rp/batang/tahun)
Tb : Penerimaan dari bambu (Rp/batang/tahun)
Bb : Biaya pengelolaan bambu (Rp/batang/tahun)
c). Pendapatan dari kunyit
Pk=Tk-Bk
Keterangan :
Pk : Pendapatan petani dari jahe (Rp/kg/tahun)
Tk : Penerimaan dari jahe (Rp/kg/tahun)
Bk : Biaya pengelolaan jahe (Rp/kg/tahun)
d). Pendapatan dari kemiri
Pk=Tk-Bk
Keterangan :
Pk : Pendapatan petani kemiri (Rp/kg/tahun)
Tk : Penerimaan dari kemiri (Rp/kg/tahun)
18
Bk : Biaya pengelolaan kemiri (Rp/kg/tahun)
2. Pendapatan dari sumber lain
Pn=Pl-Bl
Keterangan :
Pn : Pendapatan petani dari pekerjaan lain (Rp/tahun)
Pl : Penerimaan petani dari pekerjaan lain (Rp/tahun)
Bl : Biaya (Rp/tahun)
3. Pendapatan total rumah tangga petani
Pt= +
Keterangan :
Pt : Pendapatan total petani (Rp/ha/tahun)
: Jumlah pendapatan petani dari HHBK (Rp/ha/tahun)
: Jumlah pendapatan petani dari sektor lain (Rp/tahun)
4. Kontribusi dari HHBK terhadap pendapatan total petani
Kh=
x 100%
Keterangan :
Kh : Kontribusi dari HHBK
: Pendapatan petani dari HKm
: Pendapatan total rumah tangga petani
19
IV KEADAAN UMUM LOKASI
4.1 Gambaran Umum Wilayah
4.1.1 Batas-Batas Administrasi
Desa Kapita merupakan satu dari 14 (empat belas) Desa dan Kelurahan
yang termasuk dalam wilayah kecamatan Bangkala kabupaten Jeneponto, dengan
batas-batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Marayoka
Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Bulu Suka
Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Bontomanai
Sebelah Barat berbatasan Desa Gunung Silanu
Desa Kapita terletak disebelah Barat Bonto Sunggu Ibu kota Kabupaten
Jeneponto dengan jarak sekitar 39 km yang dapat dicapai dengan menggunakan
kendaraan roda dua dan/atau roda empat. Gambaran secara menyeluruh mengenai
sketsa peta wilayah Desa Kapita seperti ditunjukkan pada Gambar 2.
20
Gambar 2. Sketsa peta wilayah Desa Kapita
4.1.2 Luas Wilayah Administratif
Desa Kapita merupakan salah satu desa yang mempunyai luas wilayah
administratif terluas dibanding dengan desa-desa lain yang ada di Kecamatan
Bangkala. Secara keselurahan luas wilayah Desa Kapita yaitu 21, 81 Km2
dengan
luas Daratan : 625 Hektar
Penggunaan lahan oleh masyarakat Desa Kapita secara alami dapat
digambarkan dalam Tabel 1.
21
Tabel 1. Objek Bangunan Dan Peruntukan Lahan
No Obyek Luas Keterangan
1. PEMUKIMAN DAN BANGUNAN
1 Umum - -
2 Tempat Ibadah 11 Tempat
Ibadah
3 Jalan 4,5 Km 1 Km jln
primer,3,5 jln.
sekunder
4 Pasar 300 m2 -
5 Sekolah 1 Hm TK 2, SD 2, SMP
2
6 Kantor Kepala Desa 0,5 Hm -
7 Lapangan Olahraga - -
2. PERTANIAN
1 Kebun Tradisional 250 Hm Pekarangan &
ladang
2 Tanah Hutan
Kemasyarakatan (HKm) 675 -
3 Lahan Perkebunan -
4 Hutan Lindung - -
5 Sawah - -
Sumber :Data Pemerintah Desa Kapita Tahun 2020.
Sejak tahun 2015 Desa Kapita terdiri dari 11 wilayah (Dusun). Berdasarkan
hasil pembagian wilayah tersebut menempatkan Desa Kapita menjadi desa dengan
jumlah pembagian wilayah adminstratif terbanyak se-Kecamatan Bangkala
maupun di Kabupaten Jeneponto. Adapun pembagian wilayah administrasi Desa
Kapita dapat dilihat pada Tabel 2.
22
Tabel. 2. Pembagian Wilayah Administratif Desa Kapita
No Nama Wilayah/Dusun
1 Dusun Bonto Labbua
2 Dusun Tompo Balang
3 Dusun Kapita
4 Dusun Balang Makkai
5 Dusun Paranga
6 Dusun Maccini Baji
7 Dusun Tombolo Loe
8 Dusun Bonto Baddo
9 Dusun Bonto Biraeng
10 Dusun Pokanga
11 Dusun Bonto Rea
Sumber :Data Pemerintah Desa Kapita Tahun 2020
4.2 Sejarah dan Asal Usul Desa
Desa Kapita terbentuk dari serangkaian kejadian dan peristiwa-peristiwa
masa lalu seperti tercatat dalam dokumen desa maupun berdasarkan
informasi/catatan dari sejumlah tokoh masyarakat setempat. Estafet
kepemimpinan melahirkan tokoh-tokoh masyarakat menjadi pemimpin di desa
selama periode proses persiapan wilayah Desa Kapita hingga sampai pada masa
demokrasi saat ini.
Adapun sejarah estafet kepemimpinan di Desa Kapita dari periode ke
periode dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.
23
Tabel 3. Alur Sejarah Ringkas Desa Kapita
Tahun Rekaman Kejadian Keterangan
1960-an Kapita dibawah kepemerintahan Desa
Kalimporo
Kepala bori Tama Kr.
Tanatoa
1970 Kapita dibawah naungan pemerintahan
Desa Pallantikang
Satu wilayah administrasi
desa Pallantikang
1983 Menjadi Desa persiapan hasil pemekaran
dari Desa Pallantikang
Kepala desa Persiapan
Murdini Dg. Bata
1985 Pemilihan kepala Desa yang pertama Kepala Desa Murdini Dg
Bata
1998 Pemilihan Kepala Desa yang kedua Kepala Desa Muh. Zahir
Rauf, S.Ag Dg. Sibali
2002-
2007
Pemilihan Kepala Desa yang Ketiga Kepala Desa Abd. Razad,
S.Pd. Dg. Rate
2007-
2018
Pemilihan Kepala Desa yang Keempat
dan Kelima
Kepala Desa MUH. NUR,
S.Hi. Dg. Rowa Kepala
Desa Selama Dua Periode
2019-
2025
Pemilihan Kepala Desa yang Keenam Kepala Desa Abd. Razad,
S.Pd. Dg Rate
Sumber :Data Pemerintah Desa Kapita Tahun 2020
.
4.3. Sarana dan Prasarana Umum Desa
Kondisi rumah penduduk yang ada pada umumnya merupakan bangunan
rumah panggung dan hanya sebagian kecil dengan bangunan rumah batu, masing-
masing wilayah dusun terdapat rumah dinilai kurang layak huni. Disamping itu,
juga terdapat sejumlah fasilitas umum dengan kondisi yang tidak/ kurang
terpelihara dan tidak berfungsi.
Kondisi sarana dan prasarana umum, terutama sarana perhubungan (jalan
dan jembatan) kondisinya kurang terpelihara dan pada bagian tertentu dalam
24
keadaan rusak. Kerusakan ini antara lain sebagai akibat banjir dikala musin hujan,
dimana konstruksi bangunan telah dimakan usia dan belum ada penghalang banjir
(bronjong), sehingga menimbulkan kerusakan dan terjadinya genangan air pada
ruas sungai bila datang banjir. Genang luapan air sungai Allu - Kapita.
Dengan Kondisi jalan yang rusak sehingga untuk menuju ibu kota
kecamatan sebagai pusat administrasi wilayah Bangkala dengan jarak 9 km
dengan waktu tempuh 30 menit. Semakin tahun semakin rusak akibat genangan
air diwaktu musin hujan, karena pemerintah desa belum mampu untuk
memperbaiki jalan. Ini merupakan permasalahan tersendiri karena selain
berdampak dalam kerusakan sarana jalan.Untuk menekan akan terjadinya banjir
perlu ada reboisasi atau penanaman pepohonan serta menjaga kelesatian
lingkungan hidup, diharapkan pemerintah atau instansi terkait dapat
mengenganggarkan agar dapat terlaksanan kegiatan tersebut.
Sarana dan prasarana umum seperti : WC, bak penampung air bersih dan
prasarana pasar saat ini dalam kondisi kurang terawat, daya tampung tidak
memungkinkan dan rusak atau tidak lagi dimanfaatkan dengan baik. Beberapa
WC yang dibangun dalam kondisi rusak dan tidak dilengkapi dengan sarana
penunjang lainnya seperti sumur air serta tidak dimanfaatkan.
Pendidikan dasar (SD) dan MTs berjalan baik, namun pada tingkat lanjutan
atas (SLTP/SLTA) dilanjutkan di desa Kalimporo dan Ibu kota Kecamatan
Bangkala atau di Ibu kota kabupaten Jeneponto. Biaya transportasi yang
dibutuhkan para siswa SLTP dan SLTA menjadi berat, namun niat dan ketulusan
hati para siswa semangat menuntut ilmu tidak pernah surut demi untuk
25
membangun tanah kelahirannya kedepan. Sarana penerangan untuk pemukiman
cukup tersedia namun masih ada 282 warga yang tidak memiliki listrik dan 756
warga menumpang dari tetangga.sedangkan penerangan jalan pada umum tersedia
dan masih perlu ada penambahan/mendapatkan perhatihan dari pemerintah agar
masyarakat merasa nyaman dan anak-anak dapat berlajar pada malam.
4.3.1 Bangunan Pemerintah Desa
Saat ini Pemerintah Desa memiliki beberapa bangunan yang dimiliki yaitu :
1. Kantor Pemerintah Desa
2. Pasar Desa.
3. Balai Penimbangan Balita/Balai Pos Yandu.
4. Pustu
5. Puskesmas
4.3.2 Bangunan Sekolah
1. TK Addariyah (darurat)
2. PAUD Baji Pa’mae (darurat)
3. RA Tombolo loe (darurat)
4. TK DD Bonto Ba’ddo (darurat)
5. SD Negeri 36 Kapita.
6. SD Negeri 255 Maccini Baji
7. SDI Bonto La’bbua
8. MI Pokanga.
9. MI Kapita
10. MI Tompo Balang
26
11. MTs Negeri Kapita
4.3.3 Jalan Desa
Jalan Desa terdiri atas 2 buah kategori :
1. Jalan Primer/Jalan Protokol, sepanjang 6,5 km.
2. Jalan Sekunder/Jalan Desa, sepanjang 4,5 km.
4.4 Kelembagaan desa
Di desa Kapita terdapat sejumlah organisasi dan lembaga, baik formal
maupun non-formal, yang mempunyai peran dan fungsi untuk kepentingan dan
kebutuhan masyarakat. Pembentukan masing-masing organisasi atau lembaga
tersebut dibedakan atas : (i) organisasi/lembaga yang dibentuk atas inisiatif murni
masyarakat guna memenuhi kepentingan masyarakat, (ii) organisasi/lembaga yang
muncul dan tumbuh atas inisiatif masyarakat dan didukung secara operasional dan
finansial oleh pihak luar, dan (iii) organisasi/lembaga yang merupakan bentukan
pihak luar yang inisiatif pembentukan tidak berasal dari masyarakat.
Bagan hubungan kelembagaan yang ada di Desa Kapita digambarkan dalam
diagram Venn berikut, yang difokuskan pada kajian hubungan antar lembaga
tingkat lokal (desa) untuk menunjukan besarnya manfaat, pengaruh dan dekatnya
hubungan masing-masing organisasi/lembaga tersebut dengan masyarakat.
Terdapat kurang lebih 10 lembaga/organisasi di DesaKapita :
1. Pemerintah Desa.
2. Badan Permusyawaratan Desa (BPD).
3. Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).
4. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD).
27
5. Karang Taruna.
6. Posyandu.
7. Remaja Mesjid. (BKPRMI)
8. Majelis Taklim.
9. Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN)
10. Kelompok Keaksaran Fungsional
Hubungan Kelembagaan Desa :
Gambar 3. Hubungan Kelembagaan Desa
PEMERINTAH
DESA MASYARAKAT
BPD
BPD
28
4.5 Struktur organisasi Pemerintah Desa Kapita Tahun 2020
STRUKTUR ORGANISASI DESA TAHUN 2020
Gambar 4. Struktur Organisasi Desa
29
V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Petani Hutan Kemasyarakatan
Untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik petani hutan
kemasyarakatan dilakukan wawancara terhadap 52 orang responden dari 2
kelompok Tani yang ada di desa Kapita yang meliputi identitas, umur dan tingkat
pendidikan.
5.1.1 Umur
Berdasarkan data yang dikumpulkan, umur responden yang paling muda
adalah 39 tahun dan yang paling tua berumur 76 tahun. Data mengenai umur
responden dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Umur Responden di Desa Kapita
No Umur (tahun) Jumlah
(orang)
Persentase
(%)
1.
2.
3.
4.
5.
36-45
46-55
56-65
66-75
75≤
5
16
12
18
1
9,61
30,76
23,07
34,61
1,92
Jumlah 52 100
Sumber data: Data Primer, 2021
Tabel 4 menunjukkan persentase umur responden terbesar berada pada
selang umur 66-75 tahun sebesar 34,61%. Hal ini disebabkan pada rentang umur
tersebut responden masuk pada kategori telah berkeluarga dan mempunyai anak
serta merupakan generasi sebagai pewaris lahan. Adanya responden yang berusia
30
muda menunjukkan bahwa pada dasarnya lahan hutan kemasyarakatan yang ada
di Desa Kapita merupakan lahan turun temurun yang dalam proses
pengelolaannya juga turun temurun ke generasi berikutnya.
5.1.2 Pendidikan
Tingkat pendidikan berpengaruh pada pola pikir petani dalam mengelola
lahan yang dimilikinya. Kebanyakan dari petani atau dalam hal ini diwakili oleh
responden, belum mampu mengaplikasikan pengelolaan lahannya secara lestari,
dalam artian belum ada usaha yang dilakukan oleh petani untuk bisa
menanggulangi problem yang akan dihadapi bila tanaman mereka memasuki masa
tidak produktif lagi. Berdasarkan proses wawancara yang dilakukan selama
penelitian, para petani seolah berada dalam zona aman dan nyaman ketika saat ini
mereka tidak membutuhkan modal untuk mengelolah lahan dikarenakan lahan
garapan mereka merupakan warisan dari generasi sebelumnya yang juga
mewariskan tanaman yang sedang dalam masa produktif.
Tingkat pendidikan dapat juga menjadi indikator status sosial dalam
masyarakat, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin tinggi pula
status sosialnya di dalam masyarakat tersebut. Data tingkat pendidikan responden
dalam penelitian ini bisa dilihat pada Tabel 5.
31
Tabel 5. Tingkat Pendidikan Responden di Desa Kapita
No. Tingkat Pendidikan Jumlah
(orang)
Persentase
(%)
1.
2.
3.
4.
5.
Tidak bersekolah
SD
SMP
SMA
Sarjana
17
15
11
9
-
32,69
28,84
21,15
17,30
-
Jumlah 52 100
Sumber: Data Primer, 2021
Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa sebanyak 15 orang (28,84%) responden
dengan tingkat pendidikan hanya sampai tingkat SD dan sebanyak 17 orang
(32,69%) tidak bersekolah. Rendahnya tingkat pendidikan dipicu oleh besarnya
biaya untuk melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi, selain itu juga
fasilitas pendidikan pada tingkat lanjutan yang ada di wilayah Desa Kapita baru
tersedia beberapa tahun terakhir.
Tingkat pendidikan yang masih rendah menyebabkan keterbatasan
kemampuan apalagi disertai dengan tekanan untuk memenuhi kebutuhan hidup
rumah tangga sehingga kebanyakan usaha yang dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan hidup rumah tangganya adalah dengan meneruskan kelola lahan yang
telah diwariskan atau pergi keluar desa untuk mendapatkan pekerjaan lain.
Tingkat pendidikan sendiri tidak berpengaruh secara nyata terhadap tingkat
pendapatan responden melainkan terhadap cara responden dalam merespon pasar
atau pun kebutuhan kemudian mengaplikasikannya pada lahan mereka.
32
5.2 Pendapatan Petani dari HKm
Pendapatan petani dari HKm dihitung dari penjualan jambu mete, bambu,
kunyit dan kemiri. Pendapatan petani dihitumg dalam jangka waktu satu tahun
terakhir berdasarkan hasil penjualan HHBK. Data pendapatan petani dari HKm
disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Pendapatan Petani Dari HKm
No
Pendapatan Petani Dari
HHBK
Jumlah
(Rp/Tahun)
Rata-rata
(Rp/Tahun)
1
2
3
4
- Jambu mete
- Bambu
- Kunyit
- Kemiri
301.410.000
6.105.000
6.512.000
87.246.000
5.796.000
117.403
125.230
1.667.846
Jumlah 404.273.000 7.706.479
Sumber: Data primer setelah diolah, 2021
Tabel 6 menjelaskan bahwa pendapatan petani dari HKm tertinggi berasal
dari jambu mete dengan nilai rata-rata Rp 5.796.000. Jumlah orang yang
memanfaatkan jambu mete 46 orang dari 52 responden. Sedangkan pendapatan
terendah dari bambu dengan rata-rata Rp 117.403. Jumlah orang yang
memanfaatkan bambu sebanyak 13 orang dari 52 responden. Hal tersebut di
sebabkan karena hampir seluruh petani memanfaatkan jambu mete sebagai
penghasilan utama dari sektor HHBK. Sedangkan bambu hanya dimanfaatkan
33
oleh sebagian dari petani dikarenakan bambu hanya dimanfaatkan untuk bahan
membuat pagar dengan masa pakai 1 sampai 2 tahun sehingga minat petani
memanfaatkan bambu tidak terlalu tinggi. Pendapatan petani dari HHBK dapat
dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Pendapatan Petani dari HHBK di Desa Kapita
No Pendapatan dari
HHBK
Jumlah
(Jiwa)
Persentase
(%)
1 < 3.000.000 7 13,46
2 3.000.000 – 5.000.000 8 15,38
3 > 5.000.000 37 71,15
Jumlah 52 100
Sumber: Data primer setelah diolah, 2021
Tabel 7 menjelaskan bahwa pendapatan petani dari HHBK tertinggi
>5.000.000 dengan jumlah responden sebanyak 37 jiwa dengan persentasi sebesar
71,15%. Sedangkan pendaptan terkecil <3.000.000 dengan jumlah responden
sebanyak 7 jiwa dengan persentase sebesar 13,46%.
5.3 Pendapatan Petani Diluar HKm
Sumber pendapatan petani di luar dari HKm diantaranya
pertanian/perkebunan, peternakan dan sektor lain. Data pendapatan petani di luar
HHBK di sajikan pada Tabel 8.
34
Tabel 8. Pendapatan Petani Diluar HKm di Desa Kapita
No Pendapatan Petani
Diluar HHBK
Jumlah
(Rp/Tahun)
Rata-rata
(Rp/Tahun)
1
2
3
- Pertanian/Perkebunan
- Peternakan
- Sektor lain
1.206.000.000
162.000.000
89.100.000
23.192.307
3.115.384
1.713.461
Jumlah 1.457.100.000 28.021.152
Data primer setelah diolah, 2021
Tabel 8 menjelaskan pendapatan petani tertinggi di luar HKm dari bidang
pertanian/perkebunan dengan rata-rata Rp. 23.192.307. Hal ini dikarenakan
mayoritas responden adalah petani yang mengandalkan lahan pertanian dan
perkebunan terutama tanaman padi dan jagung sebagai pendapatan utama.
5.4 Kontribusi Pendapatan HHBK Terhadap Total Pendapatan
Sumber pendapatan yang di teliti di lokasi yaitu pendapatan responden dari
HHBK berupa jambu mete, bambu, kunyit, dan kemiri. Sedangkan di luar HHBK
berupa pertanian/perkebunan, peteernakan, dan sumber pendapatan lainnya. Data
kontribusi pendapatan HHBK terhadap total pendaapatan di sajikan pada tabel 9.
35
Tabel 9. Kontribusi Pendapatan HHBK Terhadap Total Pendapatan di Desa
Kapita
No Pendapatan Dalam HKm
Jumlah
(Rp/Tahun)
Rata-rata
(Rp/Tahun)
Persentase
(%)
1
2
3
4
- Jambu mete
- Bambu
- Kunyit
- Kemiri
301.410.000
6.105.000
6.512.000
87.246.000
5.796.000
117.403
125.230
1.667.846
Jumlah 404.273.000 7.706.479 21,71
No Pendapatan diluar HKm Jumlah
(Rp/Tahun)
Rata-rata
(Rp/Tahun)
Persentase
(%)
1
2
3
- Pertanian/Perkebunan
- Peternakan
- Sektor lain
1.206.000.000
162.000.000
89.100.000
23.192.307
3.115.384
1.713.461
Jumlah 1.457.100.000 28.021.152 78,28
Total Pendapatan 1.861.373.000 35.097.631 100
Sumber: Data Primer setelah diolah, 2021
Pada Tabel 9 menjelaskan secara keseluruhan pendapatan petani dari HHBK
berjumlah Rp 404.273.000 dan pendapatan petani diluar dari HHBK berjumlah
Rp 1.457.100.000. Sehingga secara keseluruhan total pendapatan petani yaitu Rp
1.861.373.000.
36
Berdasarkan hasil penelitian pendapatan petani dari HHBK (jambu mete,
bambu, kunyit, kemiri) memberikan kontribusi sebesar 21,71%. Sedangkan
pendapatan petani diluar HHBK/sektor lain memberikan kontribusi sebesar
78,28%. Jika dibandingkan dengan pendapatan lainnya maka kontribusi HHBK
termasuk kurang dalam perekonomian masyarakat. Hal tersebut disebabkan
karena jarak rumah responden ke lokasi pemanfaatan HKm terbilang jauh
sehingga waktu pengelolaannya membutuhkan waktu yang lama. Pendapatan rata-
rata responden pertahun terbesar berasal pendapatan di luar HHBK yaitu bidang
pertanian/perkebunan sebesar Rp 23.192.307 dengan jumlah pendapatan seluruh
responden sebesar Rp 1.206.000.000. Sedangkan pendapatan rata-rata responden
pertahun terkecil berada dalam sektor HHBK dari bambu yakni sebesar Rp
117.403 dengan jumlah pendapatan seluruh responden sebesar Rp 6.105.000.
37
VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah pendapatan petani dari HKm
berupa HHBK (jambu mete, bambu, kunyit, kemiri) memberikan kontribusi
sebesar 21,71%. Sedangkan pendapatan petani diluar HKm memberikan
kontribusi sebesar 78,28%.
6.2 Saran
Adapun saran untuk penelitian ini adalah untuk meningkatkan kontribusi
HHBK perlu di tingkatkan peran Kelompok Tani sebagai pengatur produksi dan
pemasaran Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK).
38
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kehutanan. 2007. Pedoman Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan kayu
Dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat di dalam dan di Sekitar
Kawasan Konservasi.
Departemen Kehutanan. 1990. UU No 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati Dan Ekosistemnya. WWF Indonesia Programes.
Jakarta.
Fauzi, H (2008). Peranan Hasil Hutan Non Kayu Terhadap Pendapatan
Masyarakat. Jurnal Hutan Tropis Borneo, 73-82.
Hidayat, M. 2008. Menggalakan Hasil Hutan Bukan Kayu Sebagai Produk
Unggulan.
Kaban, H. M. S. 2009. Progres Kebijakan Departemen Kehutanan 5 tahun
terakhir. Jurnal Sekretariat Negara RI. 13:162-169.
Njurumana, G. N. D. Dan T. Butarbutar. 2008. Prospek pengembangan hasil
hutan bukan kayu berbasis agroforestri untuk meningkatkan dan
diverifikasi pendapatan masyarakat di Timor Barat. Jurnal Info
Hutan. V(1):53-62.
Nurrani, L. dan S. Tabba. 2013. Persepsi dan tingkat ketergantungan masyarakat
terhadap sumber daya alam Taman Nasional Aketajawa Lolobata di
Provinsi Maluku Utara. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi
Kehutanan. 10(1):61-73.
Ratnaningsih, M. 2006. PDRB Hijau (Produk Domestik Regional Bruto Hijau).
Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta.
Republik Indonesia . 1999. Undang-Undang Republik Indonesia No. 41 Tahun
1999 Tentang Kehutanan Lembaran Neegara RI Tahun 1999.
Sekretariat Negara. Jakarta.
Soemarwoto, 2000. Defenisi Hutan Kemasyarakatan, Jakarta.
Sudarmalik, Y. Rochmayanto dan Purnomo. 2006. Peranan Beberapa Hasil Hutan
Bukan Kayu (HHBK) di Riau dan Sumatera Barat. Prosiding.
Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan. Tidak dipublikasikan.
39
Sudjana. 1991. In Statistika Bandung : Tarsito. http://vebrianaparmita.
wordpress.com/2013/10/06/bab-vi-pengukuran-penyimpangan-
range-deviasi-varian.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
CV. Alfabeta.
Watala. 2009. Hutan Kemasyarakatan Melestarikan Hukum untuk Kesejahteraan
Masyarakat (Catatan 10 Tahun Program HKm di Provinsi
Lampung). Buku. Watala. Lampung. 122p.
40
LAMPIRAN PENELITIAN
41
Lampiran 1. Kuisioner Penelitian
KUISIONER PENELITIAN
KONTRIBUSI HASIL HUTAN BUKAN KAYU (HHBK) DI HUTAN
KEMASYARAKATAN (HKM) TERHADAP PENDAPATAN
MASYARAKAT DESA KAPITA KECAMATAN BANGKALA
KABUPATEN JENEPONTO
RESPONDEN
Desa / Kelurahan :
Kecamatan :
Kabupaten :
Provinsi :
IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :…………………………….umur……….Tahun
2. Pendidikan : TS / SD / SMP / SMA / PT
SOSIAL EKONOMI
1. Hasil dari jambu mete, bambu, kunyit, kemiri:
a. Lokasi :
b. Jarak rumah ke lokasi : Km
c. Luas wilayah HKm yang manfaatkan : Ha
d. Produksi jambu mete : Kg/tahun
42
e. Produksi bambu : batang/tahun
f. Produksi kunyit : Kg/tahun
g. Produksi kemiri : Kg/tahun
h. Harga jambu mete : Rp (kg)
i. Harga bambu : Rp (batang)
j. Harga kunyit : Rp (kg)
k. Harga kemiri : Rp (kg)
2. Jumlah biaya yang dipakai dalam proses pemanenan:
HHBK Alat Jumlah Harga
Jambu mete
Bambu
Kunyit
Kemiri
3. Pendapatan dari sumber lain:
a. Pertanian/Perkebunan : Rp (Tahun)
b. Peternakan : Rp (Tahun)
c. Lain-lain : Rp (Tahun)
43
Lampiran 2. Karakteristik Responden
No Nama Pendidikan Pekerjaan Umur
1 A. Nurdin Dg Bundu SMA Petani 65
2 A. Sumar SMA Petani 45
3 L. Dg Nyengka SMA Petani 50
4 A. Nurmansya SMA Petani 39
5 B. Dg Kombong SD Petani 49
6 Sarudin SMP Petani 52
7 T. Dg Toro SMP Petani 61
8 M. Dg Mo’ding SMP Petani 58
9 Dg Baco M TIDAK SEKOLAH Petani 70
10 S. Dg Sambe TIDAK SEKOLAH Petani 75
11 M. Dg Rate SMP Petani 66
12 Pa’mi SD Petani 71
13 Saintan/Kulle SD Petani 67
14 Rabanai TIDAK SEKOLAH Petani 64
15 Doddin SMP Petani 48
16 Naik’ SMA Petani 44
17 A. Amirullah TIDAK SEKOLAH Petani 72
18 Re’nga SMP Petani 50
19 Narisi J SD Petani 60
20 Sampe TIDAK SEKOLAH Petani 73
44
21 J. Dg Rapa TIDAK SEKOLAH Petani 71
22 Dg Mamma SMP Petani 45
23 S. Dg Lallo TIDAK SEKOLAH Petani 70
24 Tareka/Ci’ri TIDAK SEKOLAH Petani 76
25 Samsu T SD Petani 64
26 Mauria SMA Petani 45
27 Mami TIDAK SEKOLAH Petani 74
28 Longko SD Petani 72
29 Sampara R SD Petani 54
30 Zainuddin SD Petani 50
31 Tina SD Petani 49
32 Sampara N TIDAK SEKOLAH Petani 72
33 Jaharuddin SD Petani 57
34 Muh. Agus TIDAK SEKOLAH Petani 61
35 Sugianti SMP Petani 50
36 Nuru. N TIDAK SEKOLAH Petani 71
37 Nurdin SMA Petani 45
38 Mustari TIDAK SEKOLAH Petani 68
39 Jumasia SMP Petani 57
40 Laha. L SMA Petani 46
41 Yasni SD Petani 58
42 Ahmad Tunru TIDAK SEKOLAH Petani 69
43 M. Nasir SMP Petani 51
44 Bungari SMA Petani 46
45
45 Dolla SMP Petani 55
46 Muhammad Jamal TIDAK SEKOLAH Petani 71
47 Basse TIDAK SEKOLAH Petani 70
48 Jihad SD Petani 49
49 Saniati SD Petani 54
50 Intan TIDAK SEKOLAH Petani 70
51 Caneng SD Petani 55
52 Saha SD Petani 58
Sumber : Hasil Wawancara Desa Kapita, 2021
46
Lampiran 3. Penerimaan Petani Dari HHBK
Responden
Jenis
komoditi
Luas
Lahan
Jumlah produksi/
panen
Frekuens
i Panen/
Tahun
Jumlah
Produksi/
Tahun
Harga Jual
(Rp/Satuan)
Penerimaan
I II
A1
- Jambu mete
- Bambu
- Kemiri
2,50
175 kg
-
95 kg
325 kg
-
105 kg
2
-
2
500 Kg
50 Batang
200 Kg
18.000
15.000
16.000
9.000.000
750.000
3.200.000
A2
- Jambu mete
- Kunyit
- Kemiri
1,50
220 kg
50 kg
75 kg
80 kg
-
25 kg
2
1
2
300 Kg
50 Kg
100 Kg
18.000
11.000
16.000
4.500.000
550.000
1.600.000
A3 - Jambu mete
- Kemiri
2,50 301 kg
100 kg
149 kg
70 kg
2
2
450 Kg
170 Kg
18.000
16.000
8.100.000
2.720.000
A4
- Jambu mete
- Bambu
- Kemiri
1,00 150 kg
-
23 kg
100 kg
-
67 kg
2
-
2
250 Kg
30 Batang
90 Kg
18.000
15.000
16.000
4.500.000
450.000
1.440.000
A5 - Jambu mete
- Kunyit
- Kemiri
1,00 77 kg
37 kg
35 kg
173 kg
-
60 kg
2
1
2
250 Kg
37 Kg
95 Kg
18.000
11.000
16.000
4.500.000
407.000
1.520.000
A6
- Jambu mete
- Bambu
- Kunyit
1,50
201 kg
-
15 kg
99 kg
-
-
2
-
1
300 Kg
25 Batang
15 Kg
18.000
15.000
11.000
5.400.000
375.000
165.000
- Jambu mete 175 kg 75 kg 2 250 Kg 18.000 4.500.000
47
A7 - bambu
- Kunyit
1,00 -
21 kg
-
-
-
1
40 Batang
21 Kg
15.000
11.000
600.000
231.000
A8 - Jambu mete
- Kemiri
1,00 274 kg
50 kg
66 kg
70 kg
2
2
340 Kg
120 Kg
18.000
16.000
6.120.000
1.920.000
A9 - Jambu mete
- Kemiri
2,00 159 kg
100 kg
241 kg
92 kg
2
2
400 Kg
192 Kg
18.000
16.000
7.200.000
3.072.000
A10 - Jambu mete
- Kemiri
1,00 76 kg
80 kg
124 kg
30 kg
2
2
200 Kg
110 Kg
18.000
16.000
3.600.000
1.760.000
A11 - Jambu mete 2,00 300 kg 100 kg 2 400 Kg 18.000 7.200.000
A12 - Jambu mete
- Kemiri
1,50 141 kg
30 kg
229 kg
95 kg
2
2
370 kg
125 Kg
18.000
16.000
6.660.000
2.000.000
A13 - Jambu mete
- Kemiri
2,00 136 kg
134 kg
314 kg
76 kg
2
2
450 Kg
210 Kg
18.000
16.000
8.100.000
3.360.000
A14 - Jambu mete
- Kemiri
2,00 250 kg
100 kg
150 kg
80 kg
2
2
400 Kg
180 Kg
18.000
16.000
7.200.000
2.880.000
A15 - Kemiri 1,00 60 kg 40 kg 2 100 Kg 16.000 1.600.000
A16
- Jambu mete
- Bambu
- Kemiri
2,00
175 kg
-
92 kg
250 kg
-
83 kg
2
-
2
425 Kg
30 Batang
175 Kg
18.000
15.000
16.000
7.650.000
450.000
2.800.000
A17 - Jambu mete
- kemiri
1,50 150 kg
100 kg
150 kg
50 kg
2
2
300 Kg
150 kg
18.000
16.000
5.400.000
2.400.000
A18 - Jambu mete
- Kemiri
2,50 190 kg
100 kg
310 kg
150 kg
2
2
500 Kg
250 Kg
18.000
16.000
9.000.000
4.000.000
48
A19 - Jambu mete
- Kemiri
2,50 320 kg
180 kg
130 kg
60 kg
2
2
450 Kg
240 Kg
18.000
16.000
8.100.000
3.840.000
A20 - Kemiri 1,00 52 kg 58 kg 2 110 Kg 16.000 1.760.000
A21
- Jambu mete
- Kunyit
- Kemiri
1,50
240 kg
47 kg
50 kg
120 kg
-
100 kg
2
1
2
360 Kg
47 Kg
150 Kg
18.000
11.000
16.000
6.480.000
517.000
2.400.000
A22
- Jambu mete
- Kunyit
- Kemiri
2,00
300 kg
50 kg
95 kg
100 kg
-
100 kg
2
1
2
400 Kg
50 Kg
195 Kg
18.000
11.000
16.000
7.200.000
550.000
3.120.000
A23 - Jambu mete
- Kemiri
2,50 375 kg
130 kg
175 kg
100 kg
2
2
550 Kg
230 Kg
18.000
16.000
9.900.000
3.680.000
A24
- Jambu mete
- Kunyit
- Kemiri
2,50
300 kg
29 kg
100 kg
300 kg
-
130 kg
2
1
2
600 Kg
29 Kg
230 Kg
18.000
11.000
16.000
10.800.000
319.000
3.680.000
A25 - Jambu mete
- Kunyit
2,00 193 Kg
32 kg
107 kg
-
2
1
300 Kg
32 Kg
18.000
11.000
5.400.000
352.000
A26
- Jambu mete
- Kunyit
- Kemiri
2,00
192 kg
40 kg
101 kg
158 kg
-
99 kg
2
1
2
350 Kg
40 Kg
200 Kg
18.000
11.000
16.000
6.300.000
440.000
3.200.000
A27
- Jambu mete
- Kunyit
- Kemiri
2,00
275 kg
17 kg
127 kg
125 kg
-
108 kg
2
1
2
400 Kg
17 Kg
235 Kg
18.000
11.000
16.000
7.200.000
187.000
3.760.000
A28 - Jambu mete
- Kemiri
1,00 50 kg
65 kg
150 kg
30 kg
2
2
200 Kg
95 kg
18.000
16.000
3.600.000
1.520.000
49
A29 - Jambu mete
- Kemiri
1,00 112 kg
38 kg
218 kg
72 kg
2
2
330 Kg
110 Kg
18.000
16.000
5.940.000
1.760.000
A30
- Jambu mete
- Kunyit
- Kemiri
1,00
55 kg
22 kg
55 kg
95 kg
-
35 kg
2
1
2
150 Kg
22 Kg
90 Kg
18.000
11.000
16.000
2.700.000
242.000
1.440.000
A31 - Jambu mete 1,50 100 kg 100 kg 2 200 Kg 18.000 3.600.000
A32 - Kunyit
- Kemiri
1,00 25 kg
30 kg
-
60 kg
1
2
25 Kg
90 Kg
11.000
16.000
275.000
1.440.000
A33 - Bambu 1,00 - - - 40 Batang 15.000 600.000
A34 - Jambu mete
- Bambu
1,50 120 kg
-
210 kg
-
2
-
330 Kg
25 Batang
18.000
15.000
5.940.000
375.000
A35
- Jambu mete
- Bambu
- Kemiri
1,50
221 kg
-
60 kg
149 kg
-
85 kg
2
-
2
370 Kg
35 Batang
145 Kg
18.000
15.000
16.000
6.660.000
525.000
2.320.000
A36
- Jambu mete
- Bambu
- Kemiri
2,00
147 kg
-
97 kg
303 kg
-
98 kg
2
-
2
450 Kg
15 Batang
195 Kg
18.000
15.000
16.000
8.100.000
225.000
3.136.000
A37 - Kunyit
- Kemiri
1,00 33 kg
65 kg
-
40 kg
1
2
33 Kg
105 Kg
11.000
16.000
363.000
1.680.000
A38 - Jambu mete
- Kunyit
- Kemiri
2,00 297 kg
29 kg
110 kg
223 kg
-
110 kg
2
1
2
520 Kg
29 Kg
220 Kg
18.000
11.000
16.000
9.360.000
319.000
3.520.000
A39 - Jambu mete
- Kemiri
2,00 203 kg
100 kg
272 kg
105 kg
2
2
475 Kg
205 Kg
18.000
16.000
8.550.000
3.280.000
50
A40 - Jambu mete 2,50 250 kg 250 kg 2 500 Kg 18.000 9.000.000
A41 - Jambu mete 2,50 308 kg 242 kg 2 550 Kg 18.000 9.900.000
A42 - Jambu mete
- Kemiri
1,00 75 kg
38 kg
175 kg
87 kg
2
2
250 Kg
125 Kg
18.000
16.000
4.500.000
2.000.000
A43
- Jambu mete
- Bambu
- Kemiri
1,50
147 kg
-
90 kg
128 kg
-
25 kg
2
-
2
275 Kg
35 Batang
115 Kg
18.000
15.000
16.000
4.950.000
525.000
1.840.000
A44
- Bambu
- Kunyit
- Kemiri
1,00
-
19 kg
50 kg
-
-
50 kg
-
1
2
20 Batang
19 Kg
100 Kg
15.000
11.000
16.000
300.000
209.000
1.600.000
A45
- Jambu mete
- Bambu
- Kunyit
1,50
178 kg
-
30 kg
47 kg
-
-
2
-
1
225 Kg
25 Batang
30 Kg
18.000
15.000
11.000
4.050.000
330.000
332.000
A46 - Jambu mete
- Bambu
1,50 137 kg
-
238 kg
-
2
-
375 Kg
40 Batang
18.000
15.000
6.750.000
600.000
A47 - Jambu mete 2,00 150 kg 250 kg 2 400 Kg 18.000 7.200.000
A48 - Jambu mete 1,50 175 kg 175 kg 2 350 Kg 18.000 6.300.000
A49 - Jambu mete
- Kunyit
1,50 150 kg
28 kg
200 kg
-
2
1
350 Kg
28 Kg
18.000
11.000
6.300.000
308.000
A50 - Jambu mete 1,50 113 kg 137 kg 2 250 Kg 18.000 6.300.000
A51 - Jambu mete
- Kunyit
1,50 275 kg
36 kg
75 kg
-
2
1
350 Kg
36 Kg
18.000
11.000
6.300.000
396.000
A52 - Jambu mete
- Kunyit
1,50 182 kg
32 kg
118 kg
-
2
1
300 Kg
32 Kg
18.000
11.000
5.400.000
352.000
51
Jumlah
Jambu mete 301.410.000
Bambu 6.105.000
Kunyit 6.512.000
Kemiri 87.248.000
52
Lampiran 4. Pengeluaran petani dari HHBK
No
Responden
Alat
panen
Harga
satuan
(Rp)
Jumlah
alat
(Buah)
Total
pengeluaran
(Rp)
1. A1 - Parang
- Ember
- Karung
70.000
15.000
5.000
2
3
5
140.000
45.000
25.000
Jumlah 210.000
2. A2 - Parang
- Ember
- Karung
- Sabit
65.000
15.000
5.000
25.000
1
2
2
1
65.000
30.000
10.000
25.000
Jumlah 130.000
3. A3 - Parang
- Ember
- Karung
75.000
14.000
5.000
1
2
4
75.000
28.000
20.000
Jumlah 123.000
4. A4 - Parang
- Ember
- Karung
80.000
15.000
5.000
1
3
5
80.000
45.000
25.000
Jumlah 150.000
5. A5 - Parang 80.000 1 80 .000
53
- Ember
- Karung
- Sabit
15.000
5.000
20.000
2
4
1
30 000
20 .000
20 000
Jumlah 150.000
6. A6 - Parang
- Ember
- Karung
- Sabit
75.000
16.000
4.000
30.000
1
3
4
1
75.000
48 000
16.000
30 .000
Jumlah 169.000
7. A7 - Parang
- Ember
- Karung
- Sabit
70.000
16.000
4.000
25.000
1
2
5
1
70.000
32.000
20.000
25.000
Jumlah 127.000
8. A8 - Parang
- Ember
- Karung
70.000
15.000
4.000
1
2
4
70.000
30.000
16.000
Jumlah 116.000
9. A9 - Parang
- Ember
- Karung
65.000
14.000
5.000
1
2
3
65.000
28.000
15.000
Jumlah 108.000
10. A10 - Parang
- Ember
70.000
15.000
1
2
70.000
30.000
54
- Karung 4.000 4 16.000
Jumlah 116.000
11. A11 - Parang
- Ember
- Karung
75.000
15.000
5.000
1
1
2
75.000
15.000
10.000
Jumlah 100.000
12. A12 - Parang
- Ember
- Karung
80.000
14.000
5.000
1
2
5
80.000
28.000
25.000
Jumlah 133.000
13. A13 - Parang
- Ember
- Karung
80.000
16.000
5.000
2
3
6
160.000
48.000
30.000
Jumlah 238.000
14. A14 - Parang
- Ember
- Bambu
75.000
14.000
5.000
2
3
5
150.000
42.000
25.000
Jumlah 217.000
15. A15 - Parang
- Ember
- Bambu
60.000
15.000
5.000
1
2
2
60.000
30.000
10.000
Jumlah 100.000
16. A16 - Parang
- Ember
70.000
16.000
2
2
140.000
32.000
55
- Bambu 4.000 5 20.000
Jumlah 192.000
17. A17 - Parang
- Ember
- Bambu
80.000
15.000
4.000
1
3
4
80.000
45.000
16.000
Jumlah 141.000
18. A18 - Parang
- Ember
- Bambu
80.000
15.000
5.000
2
4
6
160.000
60.000
30.000
Jumlah 250.000
19. A19 - Parang
- Ember
- Karung
75.000
16.000
5.000
1
3
6
75.000
48.000
30.000
Jumlah 153.000
20. A20 - Parang
- Ember
- Karung
65.000
15.000
5.000
1
2
2
65.000
30.000
10.000
Jumlah 105.000
21. A21 - Parang
- Ember
- Karung
- Sabit
80.000
15.000
5.000
20.000
2
4
6
1
160.000
60.000
30.000
20.000
Jumlah 270.000
22. A22 - Parang 80.000 1 80.000
56
- Ember
- Karung
- Sabit
14.000
4.000
25.000
4
6
1
56.000
24.000
25.000
Jumlah 185.000
23. A23 - Parang
- Ember
- Karung
70.000
14.000
4.000
1
2
4
70.000
28.000
16.000
Jumlah 114.000
24. A24 - Parang
- Ember
- Karung
- Sabit
75.000
15.000
5.000
25.000
1
2
4
1
75.000
30.000
20.000
25.000
Jumlah 150.000
25. A25 - Parang
- Ember
- Karung
- Sabit
75.000
14.000
4.000
25.000
1
2
4
1
75.000
28.000
16.000
25.000
Jumlah 144.000
26 A26 - Parang
- Ember
- Karung
- Sabit
80.000
15.000
5.000
30.000
1
2
4
1
80.000
30.000
20.000
30.000
Jumlah 160.000
27 A27 - Parang 75.000 1 75.000
57
- Ember
- Karung
- Sabit
16.000
5.000
20.000
2
5
1
32.000
25.000
20.000
Jumlah 152.000
28 A28 - Parang
- Ember
- Karung
80.000
15.000
5.000
1
3
5
80.000
45.000
25.000
Jumlah 150.000
29 A29 - Parang
- Ember
- Karung
85.000
15.000
4.000
1
2
5
85.000
30.000
20.000
Jumlah 135.000
30 A30 - Parang
- Ember
- Karung
- Sabit
75.000
15.000
4.000
30.000
1
2
3
1
75.000
30.000
12.000
30.000
Jumlah 147.000
31 A31 - Parang
- Ember
- Karung
75.000
15.000
5.000
1
2
2
75.000
30.000
10.000
Jumlah 115.000
32 A32 - Parang
- Ember
- Karung
70.000
16.000
5.000
1
1
2
70.000
16.000
10.000
58
- Sabit 30.000 1 30.000
Jumlah 126.000
33 A33 - Parang 70.000 1 70.000
Jumlah 70.000
34 A34 - Parang
- Ember
- Karung
80.000
16.000
4.000
1
2
4
80.000
32.000
16.000
Jumlah 128.000
35 A35 - Parang
- Ember
- Karung
75.000
16.000
4.000
1
4
5
75.000
64.000
20.000
Jumlah 159.000
36 A36 - Parang
- Ember
- Karung
80.000
16.000
5.000
1
4
6
80.000
64.000
30.000
Jumlah 174.000
37 A37 - Parang
- Ember
- Karung
75.000
16.000
4.000
2
4
6
150.000
64.000
24.000
Jumlah 238.000
38 A38 - Parang
- Ember
- Karung
80.000
15.000
5.000
1
3
5
80.000
45.000
25.000
Jumlah 150.000
59
39 A39 - Parang
- Ember
- Karung
- Sabit
75.000
15.000
5.000
25.000
1
2
3
1
75.000
30.000
15.000
25.000
Jumlah 145.000
40 A40 - Parang
- Ember
- Karung
- Sabit
85.000
16.000
5.000
25.000
1
3
5
1
85.000
48.000
25.000
25.000
Jumlah 183.000
41 A41 - Parang
- Ember
- Karung
75.000
15.000
5.000
1
2
4
75.000
30.000
20.000
Jumlah 125.000
42 A42 - Parang
- Ember
- Karung
75.000
16.000
5.000
1
2
4
75.000
32.000
20.000
Jumlah 127.000
43 A43 - Parang
- Ember
- Karung
80.000
15.000
5.000
1
2
4
80.000
30.000
20.000
Jumlah 130.000
44 A44 - Parang
- Ember
85.000
15.000
2
2
170.000
30.000
60
- Karung 4.000 4 16.000
Jumlah 216.000
45 A45 - Parang
- Ember
- Karung
60.000
15.000
5.000
2
4
6
120.000
60.000
30.000
Jumlah 210.000
46 A46 - Parang
- Ember
- Karung
- Sabit
60.000
15.000
5.000
25.000
1
1
2
1
60.000
15.000
10.000
25.000
Jumlah 100.000
47 A47 - Parang
- Ember
- Karung
- Sabit
75.000
15.000
4.000
30.000
1
2
2
1
75.000
30.000
8.000
30.000
Jumlah 143.000
48 A48 - Parang
- Ember
- Karung
- Sabit
75.000
15.000
5.000
25.000
1
3
4
1
75.000
45.000
20.000
25.000
Jumlah 165.000
49 A49 - Parang
- Ember
- Karung
75.000
16.000
4.000
1
4
4
75.000
64.000
16.000
61
Jumlah 155.000
50 A50 - Parang
- Ember
- Karung
85.000
16.000
5.000
1
2
5
85.000
32.000
25.000
Jumlah 142.000
51 A51 - Parang
- Ember
- Karung
80.000
16.000
4.000
1
2
2
80.000
32.000
16.000
Jumlah 128.000
52 A52 - Parang
- Ember
- Karung
- Sabit
75.000
15.000
5.000
30.000
1
2
4
1
75.000
30.000
20.000
30.000
Jumlah 155.000
62
Lampiran 5. Pendapatan petani dari HKm
Responden
Penerimaan HHBK Total
Penerimaan
(Rp)
Total
Pengeluaran
(Rp)
Total
pendapatan
(Rp)
Jambu mete
Bambu
Kunyit
Kemiri
A1 9.000.000 750.000 - 3.200.000 12.950.000 210.000 12.740.000
A2 4.500.000 - 550.000 1.600.000 6.650.000 130.000 6.520.000
A3 8.100.000 - - 2.720.000 10.820.000 123.000 10.697.000
A4 4.500.000 450.000 - 1.440.000 6.390.000 150.000 6.240.000
A5 4.500.000 - 407.000 1.520.000 6.427.000 150.000 6.277.000
A6 5.400.000 375.000 165.000 - 5.940.000 169.000 5.771.000
A7 4.500.000 600.000 231.000 - 5.331.000 127.000 5.204.000
A8 6.120.000 - - 1.920.000 8.040.000 116.000 7.924.000
A9 7.200.000 - - 3.072.000 10.272.000 108.000 10.164.000
A10 3.600.000 - - 1.760.000 5.360.000 116.000 5.244.000
A11 7.200.000 - - - 7.200.000 100.000 7.100.000
A12 6.660.000 - - 2.000.000 8.660.000 133.000 8.527.000
A13 8.100.000 - - 3.360.000 11.460.000 238.000 11.222.000
A14 7.200.000 - - 2.880.000 10.080.000 217.000 9.863.000
A15 - - - 1.600.000 1.600.000 100.000 1.500.000
A16 7.650.000 450.000 - 2.800.000 10.900.000 192.000 10.708.000
A17 5.400.000 - - 2.400.000 7.800.000 141.000 7.659.000
A18 9.000.000 - - 4.000.000 13.000.000 250.000 12.750.000
63
A19 8.100.000 - - 3.840.000 11.940.000 153.000 11.787.000
A20 - - - 1.760.000 1.760.000 105.000 1.655.000
A21 6.480.000 - 517.000 2.400.000 9.397.000 270.000 9.127.000
A22 7.200.000 - 550.000 3.120.000 10.870.000 185.000 10.685.000
A23 9.900.000 - - 3.680.000 13.580.000 114.000 13.466.000
A24 10.800.000 - 319.000 3.680.000 14.799.000 150.000 14.649.000
A25 5.400.000 - 352.000 - 5.752.000 144.000 5.608.000
A26 6.300.000 - 440.000 3.200.000 9.940.000 160.000 9.780.000
A27 7.200.000 - 187.000 3.760.000 11.147.000 152.000 10.995.000
A28 3.600.000 - - 1.520.000 5.120.000 150.000 497.000
A29 5.940.000 - - 1.760.000 7.700.000 135.000 7.565.000
A30 2.700.000 - 242.000 1.440.000 4.382.000 147.000 4.235.000
A31 3.600.000 - - - 3.600.000 115.000 3.485.000
A32 - - 275.000 1.440.000 1.715.000 126.000 1.589.000
A33 - 600.000 - - 600.000 70.000 530.000
A34 5.940.000 375.000 - - 6.315.000 128.000 6.187.000
A35 6.660.000 525.000 - 2.320.000 9.505.000 159.000 9.346.000
A36 8.100.000 225.000 - 3.136.000 11.461.000 174.000 11.287.000
A37 - - 363.000 1.680.000 2.043.000 238.000 1.805.000
A38 9.360.000 - 319.000 3.520.000 13.199.000 150.000 13.049.000
A39 8.550.000 - - 3.280.000 11.830.000 145.000 11.685.000
A40 9.000.000 - - - 9.000.000 183.000 8.817.000
A41 9.900.000 - - - 9.900.000 125.000 9.775.000
A42 4.500.000 - - 2.000.000 6.500.000 127.000 6.373.000
64
A43 4.950.000 525.000 - 1.840.000 7.315.000 130.000 7.185.000
A44 - 300.000 209.000 1.600.000 2.109.000 216.000 1.893.000
A45 4.050.000 330.000 330.000 - 4.710.000 210.000 4.500.000
A46 6.750.000 600.000 - - 7.350.000 100.000 7.250.000
A47 7.200.000 - - - 7.200.000 143.000 7.057.000
A48 6.300.000 - - - 6.300.000 165.000 6.135.000
A49 6.300.000 - 308.000 - 6.606.000 155.000 6.451.000
A50 6.300.000 - - - 6.300.000 142.000 6.158.000
A51 6.300.000 - 396.000 - 6.696.000 128.000 6.568.000
A52 5.400.000 - 352.000 - 5.752.000 155.000 5.597.000
Jumlah 301.410.000 6.105.000 6.512.000 87.248.000 401.267.000 7.919.000 393.348.000
Rata-rata 5.796.346 117.403 125.230 1.677.846 7.716.673 152.000 7.564.384
65
Lampiran 6. Pendapatan petani diluar HKm
No Responden Pendapatan diluar HKm
1 A1 Pertanian
Perkebunan
Peternakan
Sumber lain
Padi
Jagung
-
Ojek
10.000.000
15.000.000
-
500.000
Jumlah 25.500.000
2 A2 Pertanian
Perkebunan
Peternakan
Sumber lain
Padi
Jagung
-
Ojek
5.000.000
10.000.000
-
500.000
Jumlah 15.500.000
3 A3 Pertanian
Perkebunan
Peternakan
Sumber lain
Padi
Jagung
-
Tukang batu
11.000.000
16.000.000
-
2.000.000
Jumlah 29.000.000
4 A4 Pertanian
Perkebunan
Peternakan
Sumber lain
Padi
Jagung
Kambing
Ojek
15.000.000
25.000.000
2.000.000
700.000
Jumlah 42.700.000
66
5 A5 Pertanian
Perkebunan
Peternakan
Sumber lain
Padi
Jagung
-
Tukang kayu
5.000.000
25.000.000
-
1.500.000
Jumlah 31.500.000
6 A6 Pertanian
Perkebunan
Peternakan
Sumber lain
Padi
Jagung
-
Ojek
5.000.000
12.000.000
-
800.000
Jumlah 17.800.000
7 A7 Pertanian
Perkebunan
Peternakan
Sumber lain
Padi
Jagung
-
Tukang kayu
7.000.000
8.000.000
-
2.500.000
Jumlah 17.500.000
8 A8 Pertanian
Perkebunan
Peternakan
Sumber lain
Padi
Jagung
-
Ojek
7.000.000
14.000.000
-
1.000.000
Jumlah 22.000.000
9 A9 Pertanian
Perkebunan
Peternakan
Sumber lain
Padi
Jagung
-
Ojek
6.000.000
10.000.000
-
750.000
67
Jumlah 16.750.000
10 A10 Pertanian
Perkebunan
Peternakan
Sumber lain
Padi
Jagung
-
Tukang batu
8.000.000
20.000.000
-
2.500.000
Jumlah 30.500.000
11 A11 Pertanian
Perkebunan
Peternakan
Sumber lain
Padi
Jagung
Kuda
Penjual
2.000.000
8.000.000
25.000.000
5.000.000
Jumlah 40.000.000
12 A12 Pertanian
Perkebunan
Peternakan
Sumber lain
Padi
Jagung
-
Tukang Las
15.000.000
15.000.000
-
2.400.000
Jumlah 32.400.000
13 A13 Pertanian
Perkebunan
Peternakan
Sumber lain
Padi
Jagung
-
Ojek
5.000.000
20.000.000
-
1.000.000
Jumlah 26.000.000
14 A14 Pertanian
Perkebunan
Peternakan
Padi
Jagung
-
15.000.000
25.000.000
-
68
Sumber lain Ojek 900.000
Jumlah 40.900.000
15 A15 Pertanian
Perkebunan
Peternakan
Sumber lain
Padi
Jagung
Kambing
Tukang batu
5.000.000
10.000.000
10.000.000
2.000.000
27.000.000
16 A16 Pertanian
Perkebunan
Peternakan
Sumber lain
Padi
Jagung
-
Ojek
9.000.000
20.000.000
-
750.000
Jumlah 29/750.000
17 A17 Pertanian
Perkebunan
Peternakan
Sumber lain
Padi
Jagung
-
Ojek
15.000.000
20.000.000
-
1.000.000
Jumlah 36.000.000
18 A18 Pertanian
Perkebunan
Peternakan
Sumber lain
Padi
Jagung
-
Kuli bangunan
16.000.000
25.000.000
-
1.050.000
Jumlah 42.050.000
19 A19 Pertanian
Perkebunan
Padi
Jagung
11.000.000
17.000.000
69
Peternakan
Sumber lain
-
Ojek
-
700.000
Jumlah 28.700.000
20 A20 Pertanian
Perkebunan
Peternakan
Sumber lain
Padi
Jagung
-
Penjual
7.000.000
10.000.000
-
3.000.000
Jumlah 20.000.000
21 A21 Pertanian
Perkebunan
Peternakan
Sumber lain
Padi
Jagung
-
Bengkel
9.000.000
10.000.000
-
2.000.000
Jumlah 21.000.000
22 A22 Pertanian
Perkebunan
Peternakan
Sumber lain
Padi
Jagung
Sapi
Tukang Kayu
3.000.000
8.000.000
15.000.000
1.500.000
Jumlah 27.500.000
23 A23 Pertanian
Perkebunan
Peternakan
Sumber lain
Padi
Jagung
Kambing
Ojek
2.000.000
9.000.000
10.000.000
600.000
Jumlah 26.600.000
24 A24 Pertanian Padi 2.000.000
70
Perkebunan
Peternakan
Sumber lain
Jagung
Kambing
Tukang batu
7.000.000
10.000.000
2.000.000
Jumlah 21.000.000
25 A25 Pertanian
Perkebunan
Peternakan
Sumber lain
Padi
Jagung
-
Ojek
7.000.000
13.000.000
-
1.000.000
Jumlah 21.000.000
26 A26 Pertanian
Perkebunan
Peternakan
Sumber lain
Padi
Jagung
-
Bengkel
7.000.000
13.000.000
-
2.000.000
Jumlah 22.000.000
27 A27 Pertanian
Perkebunan
-
Sektor lain
Padi
Jagung
-
Penjual
5.000.000
20.000.000
-
3.200.000
Jumlah 28.200.000
28 A28 Pertanian
Perkebunan
-
Sektor lain
Padi
Jagung
-
Ojek
15.000.000
15.000.000
-
980.000
Jumlah 30.980.000
71
29 A29 Pertanian
Perkebunan
-
Sektor lain
Padi
Jagung
-
Ojek
10.000.000
27.000.000
-
900.000
Jumlah 37.900.000
30 A30 Pertanian
Perkebunan
-
Sektor lain
Padi
Jagung
-
Ojek
10.000.000
11.000.000
-
950.000
Jumlah 21.950.000
31 A31 Pertanian
Perkebunan
Peternakan
Sektor lain
Padi
Jagung
Kuda
Penjual sayur
8.000.000
10.000.000
15.000.000
1.500.000
Jumlah 32.500.000
32 A32 Pertanian
Perkebunan
-
Sektor lain
Padi
Jagung
-
Bengkel
11.000.000
16.000.000
-
2.000.000
Jumlah 29.000.000
33 A33 Pertanian
Perkebunan
Peternakan
Sektor lain
Padi
Jagung
Kuda
Sopir
5.000.000
10.000.000
25.000.000
1.700.000
72
Jumlah 36.700.000
34 A34 Pertanian
Perkebunan
-
Sektor lain
Padi
Jagung
-
Penjual
3.000.000
10.000.000
-
4.000.000
Jumla 17.000.000
35 A35 Pertanian
Perkebunan
-
Sektor lain
Padi
Jagung
-
Sopir
9.000.000
9.000.000
-
970.000
Jumlah 18.970.000
36 A36 Pertanian
Perkebunan
-
Sektor lain
Padi
Jagung
-
Ojek
7.000.000
20.000.000
500.000
Jumlah 27.500.000
37 A37 Pertanian
Perkebunan
-
Sektor lain
Padi
Jagung
-
Ojek
11.000.000
20.000.000
800.000
Jumlah 31.800.000
38 A38 Pertanian
Perkebunan
-
Padi
Jagung
-
10.000.000
12.000.000
-
73
Sektor lain Bengkel 3.500.000
Jumlah 25.500.000
39 A39 Pertanian
Perkebunan
-
Sektor lain
Padi
Jagung
-
Sopir
12.000.000
20.000.000
-
1.700.000
Jumlah 33.700.000
40 A40 Pertanian
Perkebunan
-
Sektor lain
Padi
Jagung
-
Penjual
12.000.000
15.000.000
-
2.800.000
Jumlah 29.800.000
41 A41 Pertanian
Perkebunan
-
Sektor lain
Padi
Jagung
-
Service elektronic
10.000.000
15.000.000
-
3.000.000
Jumlah 28.000.000
42 A42 Pertanian
Perkebunan
-
Sektor lain
Padi
Jagung
-
Sopir
12.000.000
20.000.000
-
2.000.000
Jumlah 34.000.000
43 A43 Pertanian
Perkebunan
Padi
Jagung
5.000.000
10.000.000
74
Peternakan
Sektor lain
Kuda
Jual pulsa
20.000.000
1.000.000
Jumlah 36.000.000
44 A44 Pertanian
Perkebunan
-
Sektor lain
Padi
Jagung
-
Jual ikan
5.000.000
10.000.000
-
3.000.00
Jumlah 13.000.000
45 A45 Pertanian
Perkebunan
Peternakan
Sektor lain
Padi
Jagung
Kambinh
Ojek
7.000.000
10.000.000
20.000.000
750.000
Jumlah 27.750.000
46 A46 Pertanian
Perkebunan
-
Sektor lain
Padi
Jagung
-
Sopir
9.000.000
20.000.000
-
1.000.000
Jumlah 30.000.000
47 A47 Pertanian
Perkebunan
-
Sektor lain
Padi
Jagung
-
Jual ikan
10.000.000
12.000.000
-
2.600.000
Jumlah 24.600.000
48 A48 Pertanian Padi 5.000.000
75
Perkebunan
Peternakan
Sumber lain
Jagung
Kuda
Ojek
10.000.000
15.000.000
900.000
Jumlah 30.900.000
49 A49 Pertanian
Perkebunan
Peternakan
Sektor lain
Padi
Jagung
Kambing
Jual ikan
2.000.000
10.000.000
5.000.000
3.200.000
Jumlah 30.200.000
50 A50 Pertanian
Perkebunan
-
Sektor lain
Padi
Jagung
-
Bengkel
5.000.000
20.000.000
-
4.000.000
Jumlah 29.000.000
51 A51 Pertanian
Perkebunan
-
Sektor lain
Padi
Jagung
-
Sopir
9.000.000
19.000.000
-
1.500.000
Jumlah 29.500.000
52 A52 Pertanian
Perkebunan
-
Sektor lain
Padi
Jagung
-
Sopir
6.000.000
29.000.000
-
2.000.000
Jumlah 37.000.000
76
Total
Pendapatan
- Pertanian/Perkebunan
- Peternakan
- Sektor lain
1.206.000.000
162.000.000
89.100.000
1.457.100.000
77
Lampiran 7. Surat Izin Penelitian Dari LP3M
78
Lampiran 8. Surat Izin Penelitian Dari Dinas Penanaman Modal
79
Lampiran 9. SK Kelompok Tani
80
81
Lampiran 10. Dokumentasi Penelitian
Gambar 6. Wawancara Responden
82
Gambar 7. Dokumentasi jambu mete
Gambar 8. Dokumentasi Bambu
83
Gambar 9. Dokumentasi Kunyit
Gambar 10. Dokumentasi kemiri
84
85
86
RIWAYAT HIDUP
Burhanuddin Bs lahir di Kapita, 23 Juni 1999. Anak ke satu
dari dua bersaudara pasangan dari Ayahanda Baharuddin dan
Ibunda St. Nurung. Penulis memulai pendidikan sekolah
dasar di SD Negeri 36 Kapita pada tahun 2004 dan tamat
2010. Kemudian pada tahun yang sama melanjutkan
pendidikan ke sekolah menengah pertama di MTs Negeri 1
Jeneponto dan tamat pada tahun 2013. Selanjutnya pada tahun yang sama
melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah atas di SMA Islam Yapnas
Jeneponto dan tamat pada tahun 2016. Pada tahun yang sama penulis terdaftar
sebagai mahasiswa program studi strata satu pada Jurusan Kehutanan Fakultas
Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.