koreksi hiperkalemia.pptxppp

Upload: desak-fajar

Post on 11-Oct-2015

501 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Koreksi hiperkalemia

KOREKSI HIPERKALEMIA Desak made oaka pajarini 10700171Definisi Hiperkalemia

Disebut hiperkalemia bila kadar kalium dalam plasma lebih 5mEq/l.Dalam keadaan normal jarang terjadi hiperkalemia oleh karena adanya mekanisme adaptasi oleh tubuh.

Penyebab hiperkalemia disebabkan:1. Keluarnya kalium dari intrasel ke ekstraselKalium keluar dari sel dapat terjadi pada keadaan asidosis metabolic 2.Berkurangnya ekskresi kalium melalui ginjal terjadi pada keadaan hipoaldostironisme, gagal ginjal, pemakaian siklosporin.Manifestasi klinisJika konsentrasi kalium plasma meningkat,timbul gangguan pada konduksi jantung. Perubahan paling dini, sering terjadi pada kadar kalium serum lebih tinggi dari 6 mEg/L(51=6mmol/L),adalah gelombang T yang tinggi, sempit, deprisi 51 dan pemendekkan interval QT. Jika kadar kalium serum terus meningkat, interval PR menjadi memanjang dan diikuti dengan menghilangnya gelombang P. Akhirnya, terdapat dekomposisi dan pemanjangan komplek QRS. Disritmia ventrikuler dan henti jantung dapat terjadi kapan saja pada keadaan ini

Hiperkalemia berat menyebabkan kelemahan otot skeletal dan bahkan paralysis, yang berhubungan dengan blok depolarisasi pada otot. PATOFISIOLOGI HIPERKALEMIAKetidakseimbangan kalium merupakan salah satugejala yang sangat serius yang dapat terjadi pada gagalginjal, (Normal=3,5-5,5 mkal/L).Sekitar 80% asupan normal yaitu sebesar 50-150 Mea/hari diekresi kedalam kemih.

Hiperkalemia akan selalu timbul bila pasienmengalami oliguria pada gagal ginjal kronik.Disamping itu, asidosis sistemik juga dapatmenimbulkan hiperkalemia melalui pergeseran K+ daridalam sel ke cairan ekstraseluler. Efek hiperkalemia yangsangat mengancam kehidupan adalah pengaruhnya pada penghantaran listrik jantung. Bila kadar K+ serum 7-8 Mea/L akan timbul disritmia yang fatal atau terhentinya denyut jantung.

PATOGENESAHiperkalemia dapat terjadi akibat dari beberapa proses :1. PseudohiperkalemiaDisebabkan oleh hemolisi contoh darah, trombositosis yang jelas (jumlah leukositosis lebih dari 100.000) jika manset tetap terpasang untuk waktu yang lama sebelum contoh dapat diambil, asidosis setempat dapat menyebabkan perpindahan kalium dari dalam sel keluar sel sehingga terjadi hiperkalemia semu.2. Hiperklemia RedistribusiAdalah pindahnya kalium dari ruang intrasel ke ruang ekstrasel seperti yang dapat dijumpai pada asidosismetabolic dan pamilial hiperkalemic periodic paralysis.

3. Berkurangnya ekskresiPada kegagalan ginjal akut atau kronis, pemakaian diuretic hemat kalium, insufisiensi adrenal,dan hipoaldosteronisme hiporenemik.4. Meningkatnya Pemasukana. Endogen : Hemolisis atau Khabdomiolisis beratb. Eksogen : Suplemen kalium, obat-obat yang mengandung kalium (misalnya penisilin kalium adalah pemakaian pengganti serum yang mengandung kalium).

PENANGANAN HIPERKALEMIA1. Natrium BikarbonatDiberikan infuse intravena 500 ml Na-bikarbonat isotonic untuk menaikkan pH plasma. menyebabkan kalium bergerak ke dalam sel, sehingga kadar serum kalium pasien menurun. Efeknya cepat. Ini merupakan terapi jangka pendek dan digunakan bersamaan dengan tindakan jangka panjang lain, seperti pembatasan diet dan dialysis

Indikasi PO, IV : penatalaksanaan asidosis metabolic. PO, IV : digunakan untuk mengalkalinisasi urine dan mendorong ekskresi obat tertentu bila terjadi overdosis (fenobarbital, aspirin).Kerja obat Bekerja sebagai agen pengalkalinisasi dengan melepaskan ion bikarbonat. Setelah pemberian oral, melepaskan bikarbonat, yang mampu menetralkan asam lambung. Efek terapeutik : alkalinisasi, netralisasi asam lambung.

kontraindikasi: o Alkalosis metabolic atau respiratorik.o Hipokalsemia.o penurunan klorida berlebihan.o Sebagai antidotum setelah ingesti asam mineral kuat.o Gagal ginjal o Nyeri abdomen berat yang tidak diketahui penyebabnya

Gunakan secara hati-hati pada :o Gagal jantung kongestif.o Insufisiensi ginjal.o Penggunaan bersama terapi glukokortikoid.o Penggunaan kronik sebagai antacid (dapat menyebabkan alkalosis metabolic dan kemungkinan kelebihan beban natrium). Lokal : iritasi pada tempat penyuntikkan IV. Neuro : tetani.

Interaksi Obat-obat:o Setelah pemberian oral dapat menurunkan absorpsi ketokonazol.o Penggunaan bersama antacid yang mengandung kalsium dapat mengakibatkan terjadinya sindrom alkali susu.o Alkalinisasi urine dapat mengakibatkan berkurangnya kadar salisilat dan barbiturate dalam darah; meningkatkan kadar darahquinidin,, amfetamin, meningkatkan risiko kristaluria darifluoroquinolon; mengurangi efektivitas metenamin.Rute dan dosis Mengandung 12 mEq natrium/g. Resusitasi jantung paru

o Dosis harus ditentukan berdasarkan pengkajian lab yang sering.o IV (dewasa, anak-anak, dan neonates) : 1 mEqdapat diulang 0,5 mEq/kg tiap 10 menit. Alkalinisasi urineo PO (dewasa) : 48 mEq (4 g) di awal. Kemudian 12-24 mEq (1-2 g) tiap 4 jam (sampai 48 mEqtiap 4 jam) atau 1 sendok teh bubuk tiap 4 jam sesuai kebutuhan.o PO (anak-anak) : 1-10 mEq/kg (12-120 mg/kg) per hari dalam dosis terbagi.o IV (dewasa dan anak-anak) : 2-5 mEq/kg. Antacido PO (dewasa) : 325 mg-2 g 1-4 kali sehari atau sendok teh tiap 2 jam sesuai kebutuhan Asidosis metabolico Dosis : o IV (dewasa dan anak-anak) : 2-5 mEq /kg sebagai infuse 4-8 jam.Sediaan Bubuk oralo Tablet : 325 mg, {500 mg}, 520, 650 mg.o Injeksi : 4,2 % (0,5 mEq/ml), 5% (0,6 mEq/ml), 6,4 % (1 mEq/ml).o Larutan tambahan penetralisir : 4% (0,48 mEq/ ml), 4,2 % (0,5 mEq/ml).o Dalam kombinasi dengan : natrium sitrat (Citrocarbonate). Waktu / profil kerja obat (PO=efek antacid, IV=alkalinisasi)

PUNCAK DURASIPO segera 30 menit 1-3 jamIV segera cepat tidak diketahui

o tanda-tanda asidosis(disorientasi, sakit kepala, kelemahan,dispnea, hiperventilasi), alkalosis (konfusi,iritabilitas, parestesia, tetani, perubahan pola pernapasan), atau hipernatremia (edema, penambahan berat badan, hipertensi, takikardia, demam, kulit memerah, iritabilitas mental), atau hipokalemia (kelemahan, keletihan, gelombang U pada EKG, aritmia, poliuria, polidipsia) selama terapi.o Observasi tempat penyuntikan IV secara ketat.Hindari ekstravasasi, karena dapat terjadi iritasi jaringan atau selulitis. Bila terjadi infiltrasi. mengenai kompres hangat dan infiltrasi tempat yang terkena dengan lidokain atau hialuronidase.

Pertimbangan tes lab :o Pantau konsentrasi natrium, kalium, kalsium, bikarbonat serum, osmolaritas serum, keseimbangan asam/basa, dan fungsi ginjal sebelum dan secara periodic selama terapi.o Gas darah arteri (AGD) harus diperiksa dengan sering dalam keadaan darurat.o Pantau pH urine dengan sering bila digunakan untuk alkalinisasi urine.o Mengantagonis efek pentagastrin dan histamine selama tes sekresi asam lambung. Hindari pemberiannya selama 24 jam sebelum tes dilakukan. Antacid : kaji pasien untuk adanya nyeri abdomen atau epigastrik dan darah nyata atau darah samar dalam feses, emesis, atau aspirat lambung.

2. Glukosa + InsulinUmumnya diberi 50 ml glukosa 50% bersama 12 Unitinsulin secara intravena Pemberian infus glukosa dan insulin (50 ml glukosa 50% dengan 10 U insulin kerja cepat) selama 15 menit dapat menurunkan kalium 1-2mEq/L dalam waktu 30-60 menit. Insulin bekerja dengan menstimulasi pompa N-K-ATPase pada otot skelet dan jantung, hati dan lemak, memasukkan kalium kedalam sel. Glukosa di tambahkan guna mencegah hipoglikemia digunakan sebagai tindakan darurat sementara untuk menangani hiperkalemia. Glukosa dan insulin mendorong kalium ke dalam sel-sel, sehingga kadar serum kalium menurun sementara sampai kalium diambil melalui proses dialysis. Kalium akan keluar dari sel dan kembali meningkat sampai ketingkat yang berbahaya kecuali di ambil melaui proses dialysis.3. Resin PolistirenPeningkatan kadar kalium dapat dikurangi dengan pemberian ion pengganti resin (Natrium polistiren sulfonat [Kayexalate]), secara oral atau melalui retensi enema. Kayexalate bekerja dengan merubah ion kalium menjadi natrium di saluran intestinal. Sorbitol sering diberikan bersama dengan Kayexalate untuk menginduksi efek tipe diare (menginduksi kehilangan cairan di saluran gastrointestinal).

Contoh polistiren adalah Resonium A dan kalsiumresonium. Resonium A dapat diberi oral atau rectal.Polistiren adalah resin penukar-kation, yang membebaskan ion Na dan H, ditukar dengan ionkalium, dan ion kalium terikat itu kemudian diekskresi dalam feses. Karena kerja tidak cepat, lebih cocok untuk pengobatan hiperkalemia menahun. Dipilih kalsium resonium bila tidak dikehendaki masukan natrium berlebihan4. KalsiumMula-mula di berikan kalsium intravena (Ca glukonat)10% sebanyak 10 ml yang dapat di ulangi sampaiterjadi perubahan gelombang T. Belum jelas carakerjanya, kadar kalium tak berubah, kerja obat inipada jatung berfungsi untuk menstabilkan membran.Pengaruh obat ini hanya sekitar 20-60 menit.Pemberian kalsium menjadi kontraindikasi di kondisiklien yang hiperkalsemia. Pemberian diureticPada GGA sering di berikan diuretik golongan loopyang sering bermanfaat pada keadaan tertentu.Pemberian diuretik furosemid mencegah reabsorpsiNa sehingga mengurangi metabolisme sel tubulus,selain itu juga di harapkan aliran urin dapatmembersihkan endapan, silinder sehinggamenghasilkan obstruksi, selain itu furosemid dapatmengurangi masa oliguri.

Dosis yang diberikan bervariasi di mulai dosis konvensional 40 mg intravena, kemudianapabila tidak ada respons kenaikan bertahap dengandosis tinggi 200 mg setiap jam, selanjutnya infus10-40 mg/jam. Pada tahap lebih lanjut apabila belumada respons dapat di berikan furosemid dalamalbumin yang di berikan secara intravena selama 30menit dengan dosis yang sama

HCT , FUROSEMID (Apo-Furosemid), (Furoside), Lasix,Myrosemide, (Novo-Furosemid), (Uritol) Klasifikasi Diuretic (loop)Penatalaksanaan : edema akibat gagal ginjal, jantung kongestif, penyakit hati atau ginjal. Digunakan sendiri atau dalam kombinasi dengan antihipertensi dalam pengobatan hipertensi.

PLANNING TERAPI1. Ulangi penentuan kalium, tetapi jangan menundapengobatan dan hasil pemeriksaan.2. Lakukan pemeriksaan EKG dengan segera.3. Hentikan semua masukan Kalium :oral, IV dan obat- obatan yang mengandung kalium.4. Buanglah jaringan nekrotik atau yang mengalami traumaBila terjadi perubahan EKG(blok jantung dan pelebaran QRS) atau bila kalium serum lebih besar dari 7,5 MEq/L:

a. Larutan kalsium glukorat 10% infuskan 10 20 cc IV dalam waktu 5 menit.b. Infus natrium bikarbonat. Berikanlah 50 mEq IV danperiksalah ph darah arteri,akan paling efektif bila pasienmenderita asidosis sebagai penyakit yang mendasarimengubah hiperkalemia dapat diulangi bila ph lebih kecildari pada 7,45 setelah infus pertama.c. Infus glukosa dan insulin,berikanlah 50 gram glukosa IVdengan 5 unit insulin regular.d. Keluarkanlah kalium dari dalam tubuh. Tindakan di atasmenstabilkan membrane sel mendistribusikan kembali kedalam sel tetapi tidak tetapi tidak mengubah kalium tubuhtotal.

Jika fungsi ginjal normalLakukan diuresis paksa dengan memberikan diuretic (furosemid) dan larutan garam isotonic untuk mempertahankan volume cairan exstrasel

Jika fungsi ginjal tergangguBeri resin penukar kation (kayexalate) yang diberikan bersama-sama dengan katartik seperti sorbitol untuk mencegah konstipasi. dosis 20 50 gram kayexalate yang dilarutkan dalam 100 -200 cc sorbitol 20 % dan diberikan sebagai enerma retensi3. DialisBila ada gangguan fungsi ginjal yang berat,hemodialisismerupakan cara paling efektif untuk mengeluarkan kalium dari dalam tubuh.Jika hemodialisis tidak mungkin. Dialysis peritoneal juga efektif tetapi lebih lambat dalam menurunkan konsenterasi kalium.