korelasi intensitas mengikuti majelis dzikir ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/ali...

151
i KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR KHUSHUSHY AL-KHOTMY DENGAN KONTROL DIRI (SELF CONTROL) PADA JAMA'AH AL KHIDMAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2019 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: ALI MUNTAHA NIM. 23010150077 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2019

Upload: others

Post on 23-Jan-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

i

KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR

KHUSHUSHY AL-KHOTMY DENGAN KONTROL DIRI (SELF

CONTROL) PADA JAMA'AH AL KHIDMAH KABUPATEN

SEMARANG TAHUN 2019

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh:

ALI MUNTAHA

NIM. 23010150077

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2019

Page 2: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

ii

Page 3: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

iii

Page 4: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

iv

Page 5: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

v

Page 6: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

vi

MOTTO

خ١شاد فبسزجما ا

“Berlomba-lombalah dalam hal kebaikan” (Q.S. Al-Baqarah:148)

”JADIKANLAH DIRI KITA SEBAGAI ORANG YANG MEMILIKI

SIFAT “WELAS ASIH”. ARTINYA, MUDAH TERSENTUH

HATINYA TERHADAP KESULITAN ATAU DERITA SESAMA,

SERTA CEPAT TANGGAP DALAM MEMBANTU ATAU

MENOLONG, MESKIPUN HANYA MAMPU MENDOAKAN”

(KH. AHMAD ASRORI AL-ISHAQY)

Page 7: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

vii

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah melapangkan hati dengan

kejernihan tauhid dan limpahan rahmat serta karunia-Nya. Sebagai ungkapan rasa

syukur sebuah karya kecil ini penulis persembahkan kepada:

1. Ibu dan Bapakku beliau ibu Juwariyah dan bapak Sudarto yang senantiasa

mendoakan, merawat, mendidik, mencurahkan kasih sayang dan selalu

memberikan motivasi. Berkat kesabaran dan ketulusan beliau dalam

membimbing, memberi dukungan, dan pengorbanananya serta tidak henti-

hentinya selalu mendoakan setiap hari untuk anak-anaknya. Penulis berharap

semoga seluruh amal dan jerih payah beliau tercatat sebagai amal sholih yang

mendapatkan ridho Allah SWT, dan senantiasa diberikan kebahagiaan,

keberuntungan, kesehatan, umur panjang, rezeki yang barokah, dan kebaikan

dunia akhirat. Aamiin

2. Kakakku tercinta Era Shofbariaya dan Adikku tersayang Ali Dimas Asyhuri

yang senantiasa mendoakan dan memberikan semangat dalam hidupku.

Semoga kalian menjadi kebanggan orang tua yang selalu mendoakannya dan

semoga menjadi genarasi yang sholeh dan sholihah. Aamiin

3. K.H Muhammad Nasikhun dan keluarga besar Pondok Pesantren Asy-

Syafi’iyah NU, Grogol, Blotongan, Kota Salatiga

4. Keluarga besar Pondok Pesantren Al Ishlah, Tingkir Lor, Kota Salatiga

5. Prof. Dr. KH. Abdul Hadi, MA. dan keluarga besar Pondok Pesantren

Futuhiyyah Ndalem, Mranggen, Demak

Page 8: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

viii

6. Bapak Mufiq, S.Ag., M.Phil selaku dosen pembimbing skripsi, yang telah

membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan penuh

kesantunan, kesabaran, kebijakan, dan keikhlasan.

7. Bapak dan Ibu guru mulai dari SD Negeri Plosorejo 01, MTS Futuhiyyah 01

Mranggen Demak dan MAN 1 Grobogan yang senantiasa mengajarkan

berbagai ilmu dan sudah mengantarkan sampai kuliah ini.

8. Sahabat-sahabat Al Khidmah Kampus Kota Salatiga, para pengurus, para

alumni dan seluruh jama’ah Al Khidmah Salatiga yang selalu setia menjadi

saudara selama ini, majlisan bersama, berkhidmah dan berjuang bersama dalam

suka maupun duka dan terima kasih atas kesantunannya serta kebersamaan kita

selama ini.

9. Segenap jajaran kepengurusan, para imam khushushy dan juga para jama’ah Al

Khidmah kabupaten Semarang yang telah bersedia memberikan informasi,

data-data, dan nasehat-nasehatnya sehingga mempermudah penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini. Penulis berharap semoga seluruh amal dan jerih

payah beliau-beliau tercatat sebagai amal sholih yang mendapatkan ridho Allah

SWT, dan senantiasa diberikan kebahagiaan, keberuntungan, kesehatan, umur

panjang, rezeki yang barokah, dan kebaikan dunia akhirat. Aamiin

10. Seganap penasehat dan pembina Al Khidmah Kampus Kota Salatiga yang

senantiasa mendoakan, mendidik, mencurahkan kasih sayang dan selalu

memberikan motivasi. Semoga majelis Al Khidmah di kampus-kampus,

khususnya di Salatiga bisa istiqomah ilaa yaumil qiyamah dan terlahir genarasi

yang matang secara spiritual, berwawasan nusantara serta berakhlaq mulia.

Page 9: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

ix

11. Semua pihak yang ikut serta memberikan motivasi dan berjasa dalam

penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Teruntuk

semuanya Jazakumullahu ahsanal jaza‟ syukran katsiraan. Semoga skripsi ini

bermanfaat.

Page 10: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

x

KATA PENGANTAR

ثس الله اشد اشد١

اصلاح, اذ٠ أساذ١ب ع سزع١ ث, ١ اعب سة لله اذذ

أع١ب لشح شف١عب ج١جبد س١ذب, اشس١ الأج١بء أششف ع اسلا

ذ لاب ح لا لادي, أجع١ صذج أ ع. ذ ثبالله إلا ل . اعظ١ اع

ب ثعذ أ

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiq-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada

junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke

jalan kebenaran dan keadilan. Semoga kita semua, orang tua kita, keluarga kita,

guru-guru kita diberi tetap Iman, Islam, Ihsan, istiqomah dalam beribadah dan

dibimbing oleh Allah SWT. Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi

tugas dan melengkapi syarat guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan.

Adapun judul skripsi ini adalah “KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI

MAJELIS DZIKIR KHUSHUSHY AL-KHOTMY DENGAN KONTROL DIRI

(SELF CONTYROL) PADA JAMA’AH AL KHIDMAH KABUPATEN

SEMARANG TAHUN 2019”. Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai

pihak yang telah memberikan dukungan. Dengan penuh kerendahan hati, penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Zakiyuddin Baidhawi., M.Ag selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan IAIN Salatiga.

Page 11: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

xi

3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si selaku Ketua Prodi PAI FTIK IAIN Salatiga dan

Dosen Pembimbing Akademik

4. Bapak Mufiq. S.Ag., M.Phil selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan

secara ikhlas, santun dan sabar meluangkan waktu serta mencurahkan pikiran

dan tenaganya dalam memberi bimbingan dan pengarahan yang sangat berguna

sejak awal proses penyusunan dan penulisan hingga terselesaikannya skripsi

ini.

5. Seluruh anggota tim penguji skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk

menilai kelayakan dan menguji skripsi dalam rangka menyelesaikan studi

Pendidikan Agama Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN Salatiga).

6. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Prodi PAI IAIN Salatiga

yang telah berkenan memberikan ilmu pengetahuan ketarbiyahan kepada

penulis dan pelayanan hingga studi ini dapat selesai.

7. Segenap jajaran dan kepengurusan Al Khidmah kabupaten Semarang dan juga

para jama’ah Al Khidmah kabupaten Semarang yang telah bersedia

memberikan informasi, data-data, dan nasehat-nasehatnya sehingga

mempermudah penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Sahabat-sahabat perjuangan dan semua pihak yang ikut serta membantu,

motivasi, dan selalu memberikan semangat supaya cepat dalam menyelesaikan

skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Dengan tidak

mengurangi rasa hormat dan ta’dzim untuk semua, Jazakumullahu ahsanal

jaza‟ syukran katsiraan.

Page 12: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

xii

Page 13: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

xiii

ABSTRAK

Muntaha, Ali. 2019. Korelasi Intensitas Mengikuti Majelis Dzikir Khushushy Al-

Khotmy dengan Kontrol Diri (Self Control) pada Jama‟ah Al

Khidmah Kabupaten Semarang Tahun 2019. Skripsi. Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Prodi Pendidikan Agama Islam. Institut

Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Mufiq. S.Ag., M. Phil

Kata Kunci: Majelis Dzikir Khushushy Al-khotmy, Kontrol Diri (Self

Control), Jama’ah Al Khidmah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi antara

intesitas mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy dengan kontrol diri (self

control) pada jama’ah Al Khidmah kabupaten Semarang tahun 2019. Pokok

permasahan dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana tingkat intensitas

mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

Semarang tahun 2019, 2) Bagaimana tingkat kontrol diri (self control) jama’ah Al

Khidmah kabupaten Semarang tahun 2019, 3) Adakah korelasi antara intensitas

mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy dengan kontrol diri (self control)

pada jama’ah Al Khidmah kabupaten Semarang tahun 2019.

Jenis penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research) dengan

metode pendekatan deskriptif kuantitatif. Objek dalam penelitian ini yakni

jama’ah Al Khidmah kabupaten Semarang, dan untuk mendukung penelitian ini

berupa buku atau kitab. Teknik pengumpulan data berupa angket, dokumentasi,

dan observasi atau pengamatan. Responden sebagai sampel dalam penelitian ini

sebanyak 30 Jama’ah Al Khidmah kabupaten Semarang. Analisis yang digunakan

adalah anasisis korelasi dengan menggunakan SPSS 16 for windows.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, 1) Tingkat variabilitas intensitas

mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy adalah 10 % dengan jumlah 3

responden dalam kategori sangat tinggi, 13 responden dengan persentase 43,3 %

dalam kategori tinggi, tingkat kategori sedang 16,7 % dengan jumlah 5 responden

dan kategori rendah 30 % dengan jumlah 9 responden. Dengan demikian

intensitas mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy dalam kategori tinggi. 2)

Tingkat variabilitas kontrol diri (self control) pada jama’ah Al Khidmah

kabupaten Semarang adalah 16,7 % dengan jumlah 5 responden dalam kategori

sangat tinggi, 46,7 % dengan jumlah 9 responden dalam kategori tinggi, sebanyak

12 responden dengan persentase 40 % dalam kategori sedang, kategori rendah

13,3 % dengan jumlah 4 responden. Dengan demikian, tingkat kontrol diri (self

control) pada jama’ah Al Khidmah kabupaten Semarang dalam kategori sedang.

3) Berdasarkan uji hipotesis spearman rho, diperoleh hasil r hitung 0,652. Dengan

nilai tabel (r tabel) taraf signifikansi 5 % = 0,362, maka diperoleh data bahwa Ha

lebih besar dari rtabel (taraf signifikansi 5 %). Maka hipotesis yang menyatakan:

(Ha) "ada korelasi yang signifikan antara intensitas mengikuti majelis dzikir

khushushy al khotmy dengan kontrol diri (self control) pada jama’ah Al Khidmah

kabupaten Semarang tahun 2019 " diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa

terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara intensitas mengikuti majelis

dzikir khushushy al-khotmy dengan kontrol diri (self control) pada jama’ah Al

Khidmah kabupaten Semarang tahun 2019.

Page 14: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

xiv

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

HALAMAN BERLOGO ................................................................................... ii

HALAMAN SAMPUL DALAM……………………………………………… iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. iv

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN .................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................... vi

HALAMAN MOTTO ....................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... ix

KATA PENGANTAR ........................................................................................ xii

ABSTRAK ..................................................................................................... xiii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xv

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................ 6

C. Tujuan Penelitian ................................................................. 6

D. Manfaat Penelitian ............................................................... 7

E. Definisi Operasional ............................................................ 8

F. Sistematika Penelitian .......................................................... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Majelis Dzikir Khushushy Al-khotmy ................................. 14

B. Kontrol Diri (Self-Control) ................................................. 32

Page 15: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

xv

C. Jama’ah Al Khidmah .......................................................... 53

D. Korelasi Intensitas Mengikuti Majelis Dzikir Khushushy

al- khotmy dengan Kontrol Diri (Self Control) .................. 54

E. Kajian Penelitian Terdahulu ................................................ 56

F. Hipotesis Penelitian ............................................................. 61

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ..................................................................... 62

B. Lokasi dan Waktu penelitian ............................................... 63

C. Populasi dan Sampel ........................................................... 63

D. Variabel Penelitian ............................................................. 64

E. Instrumen Penelitian .......................................................... 64

F. Uji Coba Instrumen Penelitian ............................................ 65

G. Metode Pengumpulan Data ................................................ 68

H. Teknik Analisis Data .......................................................... 70

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

A. Gambaran Umum Al Khidmah Kabupaten Semarang ........ 72

B. Analisis Data ..................................................................... 100

C. Analisis Uji Hipotesis ........................................................... 115

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................... 121

B. Saran ................................................................................... 122

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 16: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

xvi

DAFTAR TABEL

1. Tabel 3.1 Uji Coba Validitas Instrumen Intensitas Mengikuti Majelis

Dzikir Khushushy Al-khotmy ............................................................... 66

2. Tabel 3.2 Uji Coba Validitas Instrumen Kontrol Diri (Self Control) .. 49

3. Tabel 4.3 Uji Validitas Instrumen Intensitas Mengikuti Majelis Dzikir

Khushushy Al-khotmy ........................................................................... 101

4. Tabel 4.4 Uji Validitas Instrumen Kontrol Diri (Self Control) ............ 102

5. Tabel 4.5 Kriteria Reliabilitas Pernyataan Angket .............................. 104

6. Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas Intensitas Mengikuti Majelis Dzikir

Khushushy Al-khotmy ........................................................................... 104

7. Tabel 4.7 Uji Reliabilitas Kontrol Diri (Self Control) ......................... 105

8. Tabel 4.8 Daftar Distribusi Frekuensi Intensitas Mengikuti Majelis Dzikir

Khushushy Al-khotmy ........................................................................... 106

9. Tabel 4.9 Prosentase Jawaban Angket Intensitas Mengikuti Majelis Dzikir

Khushushy Al-khotmy ........................................................................... 110

10. Tabel 4.10 Daftar Distribusi Frekuensi Kontrol Diri (Self Control) .... 112

11. Tabel 4.11 Prosentase Jawaban Angket Kontrol Diri (Self Control) ... 115

12. Tabel 4.12 Daftar Nilai Variabel X Dan Variabel Y ........................... 116

13. Tabel 4.13 Persiapan Untuk Mencari Hubungan Signifikan Antara

Intensitas Mengikuti Majelis Dzikir Khushushy Al-khotmy Dengan Kontrol

Diri (Self Control) Pada Jama’ah Al Khidmah Kabupaten Semarang . 117

14. Tabel 4.14 Tests Of Normality Variabel X dan Y ............................... 119

15. Tabel 4.15 Hasil Korelasi Kedua Variabel .......................................... 119

Page 17: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Riwayat Hidup .......................................................................... 73

2. Daftar Nilai SKK ................................................................................. 74

3. Nota Pembimbing Skripsi ................................................................... 82

4. Surat Permohonan Izin Penelitian ....................................................... 83

5. Lembar Konsultasi Skripsi .................................................................. 84

6. Pedoman Angket ................................................................................. 86

7. Dokumentasi ........................................................................................ 87

Page 18: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan bernafaskan Islam bukanlah sekedar pembentukan manusia saja, tetapi

ia juga mencakup pendidikan agama, akal, dan kecerdasan jiwa. Dalam hal penting

yang tidak bisa di pungkiri bahwa manusia sebagai objek pendidikan memiliki unsur

jasmani dan unsur rohani, karena itu pendidikan seharusnya mampu mengakomodir

kedua unsur manusia tersebut. Dalam kesehariannya manusia tidak lepas dari dua

kebutuhan yaitu kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Kebutuhan jasmani atau

yang biasa disebut dengan kebutuhan duniawi adalah kebutuhan yang bersifat fisik,

seperti tidur, makan, minum, kesehatan, dan kebutuhan yang bersifat material lainya.

Sedangkan kebutuhan rohani adalah kebutuhan yang berhubungan dengan jiwa

manusia, seperti pengendalian diri, ketentraman jiwa, kedamaian hati dan kesejahteraan

hidup. Urgensi dari terpenuhinya dua kebutuhan tersebut adalah tercapainya

kebahagiaan dunia dan akhirat. Adanya pemenuhan keseimbangan dua kebutuhan

tersebut sangat menentukan kebahagiaan manusia di dunia dan terselamatkannya di

akhirat kelak.

Untuk memenuhi kebutuhan jasmani tersebut, manusia cukup dengan makan,

minum, dan menggunakan harta dunia yang sifatnya hanya sementara. Sedangkan untuk

memenuhi kebutuhan rohani tidak cukup dengan hal-hal tersebut, tetapi juga harus

didukung dengan perbuatan yang menimbulkan rasa kedekatan hati dengan Dzat yang

menciptakan manusia, perbuatan yang menimbulkan rasa takut dan cinta kepada Allah

SWT, sehingga senantiasa akan mendapatkan perlindunga-Nya. Perbuatan tersebut

Page 19: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

19

sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an adalah dzikrullah, selalu mengingat Allah

SWT. Hal ini menunjukan bahwa keseimbangan intelektual, profesionalitas dan

spriritualitas menjadi faktor suksesnya kehidupan manusia. Pentingnya peran majelis

dzikir khushushy al-khotmy dalam partisipasi mengembangkan kecerdasan spiritualitas,

membangun peradaban bangsa, meningkatkan persaudaraan serta menjaga tradisi dan

kultur masyarakat Indonesia adalah gerak yang patut diapresiasi. Intensitas seorang

hamba dalam melakukan ibadah ini harus didukung dengan keaktifan hamba dengan

hamba yang lain. Maksudnya seorang hamba harus bisa menjadi hamba yang

bermanfaat dan berguna bagi yang lain. Untuk mewujudkan kentenangan jiwa dan hati

salah satunya adalah dengan berdzikir. Seperti yang dijelaskan dalam firman Allah

dalam al-Qur’an surat ar-Ra’d ayat 28 yaitu:

وب ل ق ل ا ن ئ م ط ت له ل ا ر ذك ب ل أ له ل ا ر ذك ب م ه وب ل ق ن ئ م ط ت و وا ن م آ ن ي لذ ا

Artinya :“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram

dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi

tenteram” (Kementrian Agama RI, 2006: 252).

Berdzikir haruslah dilakukan setiap waktu. Pengaruh yang ditimbulkan adalah

mampu mengontrol perilaku seseorang dalam kehidupan sehari-sehari. Seseorang yang

melupakan dzikir atau lupa kepada Allah, kadang-kadang tanpa sadar dapat saja berbuat

maksiat dan perbuatan negativ lainnya. Namun manakala ingat kepada Allah kemudian

mengucapkan dzikir, kesadaran akan dirinya sebagai hamba Allah akan segera muncul

kembali dan enggan untuk mengulangi perbuatan negativ tersebut.

Menurut Albert (dalam Henschel 2013:826) mengemukakan bahwa “Self

control is defined as the ability of an individual to control own thoughts, impulses,

urges, and wishes”. Maka dari itu self control merupakan bagian integral dari setiap

Page 20: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

20

individu manusia. Kontrol diri merupakan suatu kecakapan individu dalam kepekaan

membaca situasi diri dan lingkungannya. Selain itu, juga kemampuan untuk mengontrol

dan mengelola faktor-faktor perilaku sesuai dengan situasi dan kondisi untuk

menampilakan diri dalam melakukan sosialisasi kemampuan untuk mengendalikan

perilaku, kecenderungan menarik perhatian, keinginan merubah perilaku agar sesuai

untuk orang lain (Ghufron, 2011:21). Seperti yang dijelaskan dalam firman Allah dalam

al-Qur’an surat Al-Hasyr ayat 18 yaitu:

د غ ل ت م د ق ا م س ف ن ر ظ ن ت ول له ل ا وا ق ت ا وا ن م آ ن ي لذ ا ا ه ي أ ا له ي ل ا وا ق ت له وا ل ا ن إون ل م ع ت ا ب ير ب خ

Artinya :“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah

setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok

(akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha

Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Kementrian Agama RI, 2006: 548).

Secara umum, orang yang mempunyai kontrol diri (Self Control) yang tinggi

akan menggunakan waktu dengan tepat dan mengarah pada akhalaqul karimah yang

lebih utama, dan seorang yang secara intensitas melakukan dzikir maka akan merasakan

manfaat dan keutamaan spesifik dari dzikir yaitu: dzikir akan menghidupkan hati,

dengan dzikir hati akan tentram, dzikir membawa pelakunya dekat kepada Allah,

dengan dzikir, sedih dan khawatir tidak akan pernah singgah (Sholikin, 2008:24).

. Berdzikir atau mengingat Allah adalah yang harus dilakukan setiap waktu dan

setiap saat. Pelaksanaan dzikir kepada Allah harus dilakukan sebanyak–banyaknya.

karena dalam firman Allah QS. Al-Ahzab ayat 41 berbunyi:

يرا ث را ك ذك له ل ا روا ذك ا وا ن م آ ن ي لذ ا ا ه ي أ ا ي

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya" (Kementrian Agama RI 2006: 33).

Page 21: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

21

Allah SWT memerintahkan hamba yang beriman untuk banyak ingat kepada-

Nya dan jangan sampai lalai dalam keadaan dimanapun dan kapanpun. Berdzikir

memegang peranan penting dalam proses penyucian jiwa, karena dengan berdzikir akan

selalu ingat kepada Allah dan akan selalu melakukan perintah-Nya dan menjauhi

larangan-Nya (Ghozali, 2006: 183). Pengaruh baik yang ditimbulkan dari berdzikir

secara intens ini, akan mampu mengontrol perilaku seseorang dalam kehidupan sehari-

sehari.

Jama’ah Al Khidmah Kabupaten Semarang merupakan jama’ah majelis dzikir

yang dalam menyelanggarakan kegiatan lebih kompleks karena mempunyai ritual-ritual

yang jarang sekali ditemukan di majelis dzikir lainnya, contohnya dalam

menyelenggarkan majelis dzikir khushushy al-khotmy. Dengan berkumpul dan

berkhidmah di majelis dzikir yang mulia ini dengan harapan mendapatkan keberkahan

dan kemanfaatan. Yang mana Jama’ah Al Khidmah itu sendiri dirintis oleh KH Ahmad

Asrori al-Ishaqy. Yang telah mendidik dan menuntun bagaimana cara berdoa yang baik,

memohon ke Allah SWT yang baik, dan yang mengajak kita semua untuk selalu

mengingat kepada Allah SWT, menambah mahabah kita kepada para Nabi, Habaib,

Auliya, dengan berharap semoga mendapat barokah, syafa’at di hari kiamat dan diakui

umatnya Rasulillah SAW sebagai umat yang senantiasa senang berdzikir dan bertaqwa

kepada Allah SWT, sehingga kelak kita semua dikumpulkan kedalam surganya Allah

dengan orang-orang yang sholih.

Berdasarkan latar belakang diatas memandang betapa pentingnya berdzikir dan

kontrol diri (Self Control), maka penulis tertarik dan penasaran untuk membahas lebih

dalam tentang hal tersebut. Sehingga penulis mengambil judul skripsi yaitu “Korelasi

Page 22: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

22

Intensitas Mengikuti Majelis Dzikir Khushushy Al-Khotmy dengan Kontrol Diri (Self

Control) Pada Jamaah Al Khidmah Kabupaten Semarang Tahun 2019”

B. Rumusan Masalah

Dari uraian di atas, penulis mengemukakan beberapa rumusan masalah yang

akan dibahas lebih lanjut. Adapun pokok masalah dalam penulisan skripsi ini adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat intensitas mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah

Al Khidmah kabupaten Semarang tahun 2019?

2. Bagaimana tingkat kontrol diri (self control) jama’ah Al Khidmah kabupaten

Semarang tahun 2019?

3. Adakah korelasi antara intensitas mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy

dengan kontrol diri (self control) pada jama’ah Al Khidmah kabupaten Semarang

tahun 2019?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tingkat intensitas mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy

jama’ah Al Khidmah kabupaten Semarang tahun 2019.

2. Untuk mengetahui tingkat kontrol diri (self control) jama’ah Al Khidmah

kabupaten Semarang tahun 2019.

3. Untuk mengetahui korelasi antara intensitas mengikuti majelis dzikir khushushy al-

khotmy dengan kontrol diri (self control) pada jama’ah Al Khidmah kabupaten

Semarang tahun 2019.

Page 23: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

23

D. Manfaat Penelitian

Setelah dengan adanya data dan informasi yang diperoleh dari penelitian tentang

korelasi intensitas mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy dengan kontrol diri

(Self Control). Dengan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan

berguna bagi semua kalangan masyarakat. Adapun berbagai manfaat yang diharapkan

antara lain:

1. Manfaat Teoritis

a. Dengan diadakannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan tambahan

wawasan dan pemahaman yang positif mengenai pentingnya untuk senantiasa

berdzikir dan mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy serta kontrol diri

(self control) dalam kehidupan sehari-hari.

b. Menambah pengetahuan dan mengembangkan ilmu yang telah diperoleh selama

kuliah, sehingga penelitian ini merupakan wahana untuk mengembangkan ilmu

yang dimiliki penulis. Dan dapat digunakan sebagai referensi atau bahan kajian

di bidang ilmu pengetahuan.

c. Dapat dijadikan referensi dalam mengembangkan pengetahuan tentang majelis

dzikir khushushy al-khotmy dengan kontrol diri (self control).

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti

Diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan peneliti, serta

dapat mengembangkan penelitian ini menjadi sebuah buku atau referensi yang

dapat digunakan dalam meningkatkan kontrol diri (self control), kesabaran, dan

senantiasa untuk berdzikir dan menjadi pribadi yang berakhlaqul karimah dan

berwawasan nusantara.

Page 24: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

24

b. Bagi Jama’ah

Diharapkan dapat memotivasi jama’ah Al Khidmah dan masyarakat

untuk senantiasa melakukan segala tindakan yang didasari dengan akhlak

karimah atau perilaku yang baik. Sehingga diharapkan mampu memperbaiki

kehidupan baik dalam masyarakat.

E. Definisi Operasional

Untuk menghindari dan menjauhi dari kesalah pahaman dan untuk memperjelas

pembahasan skripsi ini, perlu penulis jelaskan beberapa istilah yang digunakan dalam

judul skripsi ini yaitu:

1. Intensitas Mengikuti Majelis Dzikir Khushushy Al-khotmy.

Dalam kerangka penelitian kaitannya dengan intensitas, disini diartikan hebat,

singkat, sangat kuat (tentang kekuatan, efek, dan sebagainya). Dilihat dari sifat

intesif berarti secara sungguh-sungguh (giat dan sangat mendalam) untuk

memperoleh efek maksimal, terutama untuk mencapai hasil yang diinginkan dalam

waktu singkat (tim penyusun kamus PPPB, 1990:335).

Majelis adalah tempat untuk duduk atau tempat untuk berkumpul. Majelis

secara bahasa berarti tempat untuk duduk, maksudnya majelis dalam hal ini adalah

tempat berkumpulnya orang-orang yang sedang melakukan sebuah rutinitas

kegiatan secara bersama-sama. Istilah majelis juga sering dipakai oleh beberapa

jama’ah atau kelompok dalam melakukan kegiatan-kegiatan secara bersama.

(Ikhsan, 2013: 13).

Dzikir berakar pada kata ا ,artinya mengingat رورررش ٠رررزوش رورررش

memperhatikan, mengenang, mengambil pelajaran, mengenal atau mengerti dan

Page 25: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

25

ingatan. Di dalam Ensiklopedi Islam dijelaskan bahwa istilah dzikir memiliki multi

interpretasi, di antara pengertian-pengertian dzikir adalah menyebut, menuturkan,

mengingat, menjaga, atau mengerti perbuatan baik (Ahmad, 2005:5). Jadi artinya

tempat berkumpul untuk melakukan dzikir secara bersama-sama. kemudian terkenal

dengan istilah majelis dzikir.

Dzikir khushushy al-khotmy adalah suatu amalan dzikir, salah satu amaliah

Thariqah Qadiriyah wan Naqsabandiyah Al-Ustmaniyah yang telah ditetapkan dan

diajarkan oleh KH. Ahmad Asrori Al-Ishaqy dari Pondok Pesantren al-Fithrah

Kedinding Surabaya sebagai mursyid kepada muridnya dan jama’ah Al Khidmah

yang berisi hadhrah, shalawat nabi, asma’ al-husna, membaca surat al-Fatihah, al-

Insyirah, al-Ikhlas, nadham al-Faridatul Jaliilah dan shalawat ar-Ramliyyah yang

dikirimkan kepada orang-orang pilihan Allah swt. Dzikir khushushy al-khotmy

adalah sebuah nama dzikir yang diberikan oleh murid Thariqah Qadiriyah wan

Naqsabandiyah Al-Ustmmaniyah dan jama’ah Al-Khidmah yang berarti khushus

yang bacaannya langsung dari KH. Ahmad Asrori Al-Ishaqy tanpa ada tambahan

ataupun pengurangan dari isi dzikir itu sendiri.

Indikator intensitas mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy meliputi:

a. Pemahaman terhadap kegiatan dzikir khushushy al-khotmy

b. Devosi (pengabdian), pengorbanan (uang, tenaga, fikiran, bahkan jiwanya atau

nyawanya untuk mencapai tujuan)

c. Durasi kegiatan (kemampuan dalam menggunakan untuk melakukan dzikir

khushushy al-khotmy)

d. Frekuensi kegiatan (berupa sering kegiatan dzikir khushushy al-khotmy

dilakukan)

Page 26: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

26

e. Arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan, suka atau tidak suka (Abim, 2007:30)

2. Kontrol Diri (Self Control)

Kontrol diri (self control) (seringkali diartikan sebagai kemampuan untuk

menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat

membawa kearah konsekuensi positif. Kontrol diri mengandung arti (Dayana dan

Marbun, 2018:76).

Gul dan Pesendofer (dalam Sriyanti, 2012:4) menyatakan pengendalian diri

untuk menyelaraskan antara keinginan pribadi self interest dengan godaan

(temptation). Kemampuan seseorang mengendalikan keinginan-keinginan diri dan

menghindari godaan ini sangat berperan dalam pembentukan perilaku yang baik.

Ada kecenderungan manusiawi dalam diri untuk berperilaku semaunya, ada

kecenderungan untuk menentang aturan, tidak patuh pada orang tua serta menuruti

kemauan sendiri, malas belajar, menyontek, tidak mengerjakan pekerjaan rumah,

menonton tv/film berjam-jam, bermain game, pulang larut malam, minuman keras

adalah godaan-godaan yang mengganggu anak. Godaan tersebut dapat ditangkal

dengan kontrol diri (self control) yang baik.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas peneliti menyimpulkan bahwa

kontrol diri (self control) adalah kemampuan individu dalam mengontrol tingkah

laku, mengelola informasi yang tidak diinginkan dan memilih suatu keputusan

berdasarkan apa yang individu tersebut yakini.

Adapun indikator-indikator kontrol diri (self control), sebagai berikut:

a. Behavioral Control (mengontrol keinginan dalam diri, mengendalikan situasi di

luar diri dan merubah situasi yang tidak menyenangkan menjadi

menyenangkan).

Page 27: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

27

b. Cognitive Control (memahami dan mengenali berbagai situasi, menilai suatu

keadaan lingkungan dengan baik, melakukan antisipasi terhadap situasi yang

tidak diharapkan).

c. Decisional Control (mengambil tindakan atas masalah yang dihadapi,

mengambil tindakan tanpa melibatkan kebutuhan pribadi, mempertimbangkan

dari berbagai sisi sebelum mengambil suatu tindakan).

F. Sistematika Penulisan

Bagian awal meliputi: sampul, lembar berlogo, judul (sama dengan judul),

persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto,

persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, dan daftar lampiran.

Secara umum dalam penulisan skripsi ini terbagi dari beberapa bagian

pembahasan teoritis dan pembahasan empiris dari dua pokok pembahasan tersebut

kemudian penulis jabarkan menjadi lima bab. Adapun perinciannya, sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN.

Dalam bab ini penulis akan mengemukakan pokok-pokok pikiran yang

mendasari penulisan skripsi ini. Pokok-pokok tersebut antara lain: latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional,

dan sistematika penulisan.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA.

Pada bab II ini penulis akan mengemukakan tinjauan teoritis tentang: Pertama,

majelis khushushy al-khotmy, terdiri diantaranya yaitu pembahasan pengertian, majelis

dzikir khushushy al-khotmy, bacaan dzikir khushushy al-khotmy, keutamaan dzikir,

manfaat dan macam macam dzikir.

Page 28: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

28

Kedua, kontrol diri (self control), meliputi pengertian kontrol diri, ciri-ciri

kontrol diri, jenis-jenis dan aspek kontrol diri, fungsi kontrol diri, perkembangan kontrol

diri, faktor-faktor yang mempengaruhi kontrol diri. Ketiga, hubungan antara intensitas

mengikuti majelis khushushy al-khotmy dengan kontrol diri (self control) pada jamaah

Al Khidmah kabupaten Semarang tahun 2019.

Ketiga, kajian pustaka atau kajian penelitian terdahulu, kemudian hipotesis

penelitian.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang metode penelitian penelitian, yang meliputi jenis pelitian,

lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sempel, variabel penelitian, instrumen

penelitian, uji coba instrument penelitian, metode pengumpulan data, dan teknis analisis

data.

BAB IV : DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

Bagian ini berisikan uraian data-data yang didapat dari lapangan yaitu gambaran

umum jama’ah Al Khidmah meliputi Sejarah Jama’ah Al Khidmah, visi dan misi Al

Khidmah, dasar pemikiran lahirnya Al Khidmah, Al Khidmah sebagai wadah, lambang,

makna dan arti simbolik Al Khidmah, sejarah perkembangan Al Khidmah di kabupaten

Semarang, susunan pengurus Al Khidmah kabupaten Semarang dan kegiatan serta

bentuk amaliyah majelis dzikir khushushy al-khotmy. Dalam bab ini juga berisi tentang

analisis data yang terkumpul sehingga diketahui tentang korelasi intensitas mengikuti

majelis dzikir khushushy al-khotmy dengan kontrol diri (self control) pada jamaah Al

Khidmah kabupaten Semarang tahun 2019.

Page 29: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

29

BAB V : PENUTUP

Meliputi tentang kesimpulan dan saran-saran yang menjadi akhir dari penulisan

skripsi ini. Bagian akhir dari skripsi ini memuat: daftar pustaka, lampiran-lampiran dan

daftar riwayat hidup penulis.

Page 30: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

30

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Majelis Dzikir Khushushy Al-khotmy

1. Pengertian Majelis Dzikir Khushushy Al-khotmy

Majelis secara bahasa berarti tempat untuk duduk, maksudnya majelis dalam hal

ini adalah tempat berkumpulnya orang-orang yang sedang melakukan sebuah

rutinitas kegiatan secara bersama-sama. Istilah majelis juga sering dipakai oleh

beberapa jama’ah atau kelompok dalam melakukan kegiatan- kegiatan secara

bersama (Ikhsan, 2013: 13).

Dzikir berasal dari kalimat روش ٠زوش روشا yang artinya mengingat sesuatu,

menyebut setelah lupa atau berdoa kepada Allah (Warson, 1984: 482). Dzikir dalam

pengertian mengingat Allah sesuai dengan Al Qur’an surat An Nisa’:103

ع ا لعد ب ل١ب لاح فبروشا الله اص فئرا لع١ز ا جثى فأل١ أز فئرا اغ

لاح لر ب اص وزبث ب ١ ؤ لاح وبذ ع ا اص إ

Artinya :“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di

waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila

kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana

biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya

atas orang-orang yang beriman” (Kementrian Agama RI, 2008; 95)

Dzikir secara harfiah yaitu ingat. Artinya apabila seorang yang ingat akan

sesuatu maka itu dinamakan zikir atau mengingat sesuatu. Namun yang dikehendaki

dalam pembahasan di sini adalah dzikir dalam arti menyebut lafadz tertentu dan

paham makna serta hakikat tujuan dari kalimat yang disebutnya. Di dalam

Ensiklopedi Islam menjelaskan bahwa istilah dzikir memiliki multi interpretasi, di

Page 31: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

31

antara pengertian-pengertian dzikir adalah menyebut, menuturkan, mengingat,

menjaga atau mengerti perbuatan baik (Masyhudi dan Wahyu, 2006:7). Dzikir juga

dapat dimaknai sebagai doa dan wirid, atau melafalkan suatu bacaan-bacaan yang

baik dan mengucapkannya itu bernilai ibadah sebagaimana yang telah diajarkan

Rasulullah SAW.

Menurut istilah fiqh dzikrullah sering dimaknai sebagai amal qauliyah (ucapan)

melalui bacaan-bacaan tertentu. Dzikir memiliki cakupan makna yang sangat luas,

karena setiap amalan baik yang dilakukan karena Allah merupakan bagian dari

berdzikir kepada-Nya (Amin dan Al-Fandi, 2013:1). Sedangkan menurut Aboebakar

Atjeh (1993: 276) mengartikan dzikir adalah ucapan yang dilakukan dengan lidah

atau mengingat akan Allah dengan hati dengan ucapan atau ingatan yang

mempersucikan Allah dan membersihkannya dari sifat-sifat tercela selanjutnya

memuji dengan pujian-pujian dan sanjungan-sanjungan dengan sifat-sifat yang

sempurna, sifat-sifat yang menunjukkan kebesaran dan kemuliaaan Allah.

Majelis dzikir khushushy al-khotmy merupakan salah satu bagian dari kegiatan

amaliah yang menjadi rutinitas dilakukan oleh jama’ah thoriqoh qodariyyah wa

naqsabandiyah al ustmaniyah dan jama’ah Al Khidmah. Majelis dzikir khushushy

al-khotmy sering dimaknai sebagai “Rabithoh al-Qolbiyyah wa Shilaturruhiyyah”

yang artinya yaitu untaian, rangkaian, jalinan, dan ikatan detak hati, desah nafas,

langkah perjalanan lahir batin, jasmani dan rohani, bersama para guru-guru, sampai

ke hadirat baginda Rasulullah Muhammad, Malaikat Jibril, yang dimohonkan,

dihantarkan dan dihaturkan kepada Allah SWT. Majelis dzikir Khushushy al-khotmy

betujuan demi meraih lembut, halus, besar dan agungnya kasih sayang,

pengampunan, keberkahan dan kemuliaan dari Allah SWT. Semoga tetap ternaungi,

Page 32: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

32

terlindungi, selamat dan aman dari segala ujian, cobaan, musibah, malapetaka dari

siapa yang berencana atau berbuat buruk dan jahat dan dari segala fitnah di dunia

dan di akhirat.

Majelis dzikir khushushy al-khotmy juga dapat menjadikan seseorang terobati

dan tersembuhkan dari segala penyakit dan sakit lahir, batin, jasmani dan rohani.

Terurai dan terlepas dari segala persoalan, permasalahan, keresahan, kerisauan,

kegelisahan, kesediahan dan kegoncangan. Terpenuhi dan teratasinya segala hajat,

kebutuhan, kepentingan, amanat dan tanggung jawab, terbuka dan bersinarnya penuh

cahaya hati serta rohani, di dalam bersimpuh, menghadap keharibaan Allah SWT,

seakan-akan menatap dan melihat Allah SWT atau merasa ditatap, diperhatikan dan

dilihat oleh Allah SWT (Al-Ishaqy, 2011: ة –د ).

Dzikir khushushy al-khotmy merupakan suatu amalan dzikir, salah satu amaliah

Thoriqoh Qodariyyah wa Naqsabandiyah Al Ustmaniyah yang telah ditetapkan dan

diajarkan oleh KH. Ahmad Asrori Al-Ishaqy (alm) dari Pondok Pesantren al-Fithrah

Kedinding Surabaya, sebagai mursyid kepada muridnya dan jama’ah Al Khidmah

yang berisi hadhrah, shalawat nabi, asma‟ al-husna, membaca surat al-Fatihah,

surat al-Insyirah, surat al-Ikhlas, nadham al-Faridatul Jaliilah dan shalawat ar-

Ramliyyah.

Bagi para jama’ah sudah mengikuti Mubaya‟ah Thariqah Qadiryah wa

Naqsyabandiyah al-Utsmaniyah oleh Romo KH. Ahmad Asrori al-Ishaqy wajib

mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy. Tetapi bagi jama’ah yang belum

pernah baiat tetap diperkenankan untuk mengikuti majelis dzikir khushushy al-

khotmy.

Page 33: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

33

Dapat disimpulkan penulis bahwa makna majelis dzikir khushushy al-khotmy

adalah tempat majelis untuk mengingat Allah SWT dengan asma-asma-Nya yang

agung, beribadah, memuji, berdo’a atau memohon kepada Allah SWT dan

bersholawat kepada Rasulullah SAW secara bersaama-sama dan secara terbuka yang

dipimpin oleh imam khushushy yang telah ditunjuk oleh pengurus.

2. Bentuk Amaliah Majelis Dzikir Khushushy Al-khotmy

Majelis dzikir khushushy al-khotmy di kabupaten Semarang dilaksanakan

diberbagai daerah yang telah di tunjuk oleh pengurus daerah Al Khidmah Kabupaten

Semarang, pelaksanaan tempat dan waktu majelis dzikir khushusy al-khotmy

diberbagai daerahpun juga berbeda-beda. Berikut adalah amaliah bacaan majelis

dzikir khushushy al-Khotmy:

a. Membaca Tawasulan hadhrah

د١ اش ب د الله اش ثس

س ذ ص الله ع١ صطف ذ ا آ إ دعشح ج . ع١ أج صذج

فبرذخ( . )ا ء لله ب . ش

ث١ مش لائىخ ا إ ا شس١ ا الأج١بء ا إخ اح آثبئ إ أس ث

ث١١ اىش دب١١ اش ا اح آي و إ أس , بذ١ اص ذاء اش ل١ ذ ص

ب ربس اء ب س١ذرب د أ ح أث١ب س١ذب آد إ س , أصذبة و

)افبر ء لله , ش ٠ اذ ب إ ٠ .....ذخ( إخ .ث١

b. Membaca shalawat

ص عا س صذج ع ا الأ ×( 011. )س١ذب ذذ اج

Page 34: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

34

c. Membaca surat Al-Insyirah 79 kali, atau kurang dari 79 kali.

d. Membaca surat Al Ikhlash 100 kali, atau kurang dari 100 kali.

e. Membaca tawasul singkat untuk di tujukan kepada guru-guru dan masyaikh.

فبرذخ( اطشق . )ا شب٠خ أ اح إ أس

f. Membaca shalawat dan doa (atau kurang 100 x) yaitu sebagai berikut:

ع س١ ص ا س صذج ع ا الأ ×( 011). ذب ذذ اج

ذبجبد ا ٠ب لبظ ×( 011) ا

بد ا ٠ب وبف ×( 011) ا

٠ب سافع اذسجبد ×( 011) ا

ج ٠ب دافع ا ×( 011) ١بد ا

شىلاد ا ذ ٠ب ×( 011) ا

اد ج١ت اذع ٠ب ×( 011) ا

شاض الأ ٠ب شبف ×( 011) ا

١ اد اش ٠ب اسد ×( 011) ا

ع س١ذب ص ا س صذج ع ا الأ ×( 011) . ذذ اج

g. Membaca tawasulan (al-Fatihah) dilanjutkan dengan shalawat, yaitu:

س١ذبإ دعشح ب ال اجىب خ )افبرذخ( ا

١بء الأ طب مبدس إ دعشح س ١خ عجذ ا ج١لاس١ذب اش )افبرذخ ا

س صذج ع ا الأ ع س١ذب ذذ اج ص ×( 011.) ا

Page 35: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

35

و١ ا ع ×( 0) دسجب الله

ع س١ذب ذ ص ا س صذج ع ا الأ ×( 011.) ذ اج

مبدس ١خ عجذ ا ١بء س١ذب اش الأ طب إ دعشح س ج١لا ×( 0)افبرذخ( ) ا

ب إ دعشح ال ثب ×( 0) اش

ع ص ا س صذج ع ا الأ ×( 011.) س١ذب ذذ اج

ح إلا ثبالله . لا ل لا ×( 011) لاد

س صذج ع ا الأ ع س١ذب ذذ اج ص ×( 011.) ا

h. Kemudian berhenti dan diam sejenak dengan penuh ketenangan, hadapkan dan

dekatkan hati keharibaan Allah SWT yang Maha Besar dan Maha Agung, dengan

disertai rasa rendah diri, diletakkan dirinya di bawah telapak kaki, semua

makhluk Allah SWT, dan tidak sekali-kali merasa dirinya lebih baik dan utama

dari orang lain, merasa penuh lalai, lemah, serba kurang, sembrono (tidak hati-

hati), durhaka dan hina (Al-Ishaqy, 2012: 14-30). Atau bisa berdoa sesuai apa

yang menjadi cita-cita, hajat dan keinginan pribadi masing-masing jama’ah.

Kemudian ditutup doa yaitu:

عشفزه ذجزه , أعط ث ط سظبن د مص ذ أ ×( 0)ا

ا١خ. فبرذخ( ع ز .)ا

i. Setelah berdoa dilanjutkan membaca shalawat lagi, yaitu:

س صذج ع ا الأ ع س١ذب ذذ اج ص ×(011. ) ا

×( 06600. ) ٠ب ط١ف ٠ب ط١ف ٠ب ط١ف

Page 36: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

36

ع ا الأ ع س١ذب ذذ اج ص ا س صذج ( .011 )×

. ع١ أج صذج ا س ذ ص الله ع١ صطف ذ ا إ دعشح ج

)افبرذخ(.

j. Kemudian diam sejenak berdoa lagi dengan penuh hadhir dan khusyu‟ (tenang)

hati dan rohani dengan ketenangan, hadapkan dan dekatkan hati kehadirat Allah

SWT yang Maha Besar dan Agung. Setelah itu membaca doa:

الله ثس ب د الله اش خ١ش إلا الله , ثس ق ا بشبء الله لا ٠س الله , ثس د١ اش

الله خ ف ع ب وب بشبء الله الله ء إلا الله , ثس بشبء الله لا ٠صشف اس

. عظ١ ا ع ح إلا ثب لله ا لا ل ي بشبء الله , لا د الله ×( 3), ثس

ذ ع الله و ع إ ر سث آخز ثبص١زب إ داثخ إلا ب سثى سث

سزم١ ×( 3. )صشاغ

ف أف ف أ ء ثأ اس ى دفعذ ع د أثذ ا , لا ٠ از ام١ ذ ثب زى دص

لا ي لا د عظ١ ا ع ح إلا ثب لله ا ×( 3) ل

رذ١لا ش ٠ب لبس خز ثبم ثخ ر ا زه ٠ب غفبس عف ×( 00) سأ

(Al-Ishaqy, 2012:31-40).

k. Membaca shalawat (nadhaman) al-Fariidatul Jaliilah fii Nadlmi Asmaa‟i

Masyayihissilsilah, yaitu:

ءب ١ع س ج أجت ب ثألائه اعظ ٠ب إ إ إ

ب ١ ب ب ب سد١ جش٠خ سد الله سة ا ثذأد ثجس

ش ب لذ ا ا و أشىش شىش اف ع ا ٠ ذ ذ د أ رب ... إخ.

Page 37: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

37

l. Kemudian yang terakhir membaca Ash-Shalawat ar-Roliyyah, yaitu sholawat

karangan syekh Romli Tamim Rejoso Jombang seorang Mursyid Thariqah

Qadiriyah wa Naqsyabandiyah, guru dari Kyai Utsman al-Ishaqy (ayahanda KH.

Ahmad Asrori Al-Ishaqi). Adapun bacaan sholawatnya yaitu:

د١ اش د الله اش ثس

* الله سـلا صلاح الله عـ غــ دجـ١ت الله

* الله سـلا صلاح الله ي الله ع ٠ـس سسـ

الله ب ثجس س بء * ر ذس وزا أس ا

صطف ا ثب ج . إخ .... * ي الله سسـ دجـ١ت الله

m. Mauidhah Hasanah dan Ta‟lim

Dalam menyampaikan Mauidhah hasanah ketika majelis dzikir khushusy al-

khotmy disampaikan oleh Imam Khushushy atau sesepuh yang hadir.

n. Mushafahah (berjabat tangan)

Pada acara Mushafahah ini para jama’ah Al Khidmah membentuk lingkaran

dengan berbaris. Mushafahah di mulai dari imam khushusy yang kemudian

diikuti oleh para jama’ah dengan diiringi lantunan sholawat Allahumma sholli

„Ala Muhammad.

o. Ramah-tamah (makan bersama) di serambi masjis, atau dimana tempat yang

diselenggarakannya majelis dzikir Khushushy al-khotmy se-Kabupaten

Semarang.

Page 38: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

38

3. Standar Operating Prosedure (SOP) Majelis Dzikir Khushushy al-khotmy

Untuk menyelenggarakan majelis dzikir khushushy al-khotmy diberbagai

tempat maka mempunyai syarat-syarat dan hal yang harus memenuhi Standar

Operatting Procedur (SOP), diantaranya yaitu:

A. Penetapan Tempat Majelis Dzikir Khushushy Al-khotmy

1. Pengurus Thoriqoh mengajukan penetapan tempat kepada Guru Thoriqoh,

melalui pengurus pusat.

2. Tempat majelis dzikir Khushushy al-khotmy harus segera ditempati setelah

disampaikan atau dihaturkan kepada guru Thoriqoh.

3. Pengurus Al Khidmah bertanggung jawab untuk mencari beberapa alternatif

calon tempat majelis dzikir Khushushy al-khotmy, dengan memperhatikan

beberapa pertimbangan sebagai berikut:

a. Mendapat restu dari pinisepuh, kepala desa, dan masyarakat desa

setempat dan apabila di Masjid atau Musholla juga mendapat restu dari

takmir/nadzir (ketua/pengurus masjid).

b. Luas tempatnya dapat menampung seluruh calon jama’ah majelis dzikir

Khushusy al-khotmy.

c. Mudah di jangkau dari berbagai jurusan atau arah dan tempat.

d. Tidak bersamaan dan terganggu dengan acara kegiatan lain.

e. Jarak dengan tempat majelis dzikir khushusy al-khotmy lainnya, minimal

3 km atau lain desa yang berjauhan atau secara bergilir antara desa yang

berdekatan.

Page 39: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

39

B. Pelaksanaan Majelis Dzikir Khushushy Al-Khotmy

a. Setelah tempat dan waktu khushusy disampaikan/dihaturkan kepada guru

Thoriqoh dan menerima penetapannya maka para murid/jama’ah di desa dan

daerah yang terdekat, harus segera melaksanakan Majelis Khushusy al-

khotmy.

b. Pada putaran 1-5 yang menjadi imam Khushusy adalah Imam Khushusy yang

di tinjuk oleh guru Thoriqoh atau Imam Khushusy dari daerah terdekat

dengan sepengetahuan dan persetujuan pengurus Thoriqoh wilayahnya.

c. Selanjutnya pengurus Thoriqoh memilih 2-3 orang calon Imam Khushusy

setempat, disampaikan/dihaturkan kepada guru Thoriqoh (Pedoman

Kepemimpinan, Kepengurusan dalam kegiatan, amaliah ath-Thoriqoh dan Al

Khidmah, 2003:18-19).

4. Manfaat Majelis Dzikir

Pengaruh yang ditimbulkan secara konstan, akan bermanfaat mampu

mengontrol perilaku seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang yang

melupakan dzikir atau lupa kepada Allah, terkadang tanpa sadar dapat berbuat

maksiat, namun mana kala ingat kepada Allah kesadaran akan dirinya sebagai

hamba Allah akan muncul kembali.

Menurut Abu Yusuf (2009: 27) menyatakan bahwa diantara sebab terbesar

mendapatkan kelapangan dada dan ketenangan jiwa adalah memperbanyak dzikir

kepada Allah SWT. Sebab dzikir memiliki pengaruh yang menakjubkan dalam

melapangkan dan memperbaiki ketentraman dalam dada, serta menghilangkan

kesedihan dan kegundahan. Allah SWT berfirman dalam QS. Ar-Ra’ad ayat 28:

ا ٱ ءا لث ثزوش ز٠ ئ رط ٱ ٱألا ثزوش لله ئ رط مة ٱلله

Page 40: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

40

Artinya : “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram

dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati

menjadi tenteram” (Kementrian Agama RI, 2008: 252).

Unsur utama dalam berdzikir adalah mengingat Allah SWT. Karena Allah

adalah awal dan akhir segala dzikir manusia. Orang yang berdzikir menggunakan

lisannya, kemudian diyakini dalam hatinya, serta pikirannya pun

mengukuhkannya, maka dzikir yang demikian itulah yang mampu mendekatkan

diri pada Allah SWT. Maka mengingat Allah mempunyai pengaruh besar dalam

mendapatkan hal-hal yang dicari, hal ini karena keistimewaannya, dan karena

pahala yang diharapkan seorang hamba.

Dzikir sendiri mengingat Allah SWT seraya membaca kalimat-kalimat atau

asma-asma Allah SWT. Kegiatan majelis dzikir di antara kalimat-kalimat yang dibaca

adalah sebagai berikut:

1. Istigfar

Kalimat istigfar, astagfirullaahal adzim adalah kalimat dzikir yang

digunakan untuk memohon ampun kepada Allah SWT. Ucapan istigfar dalam dzikir

harus dilandasi bahwa dirinya dalam keadaan salah dan banyak dosa. Hanya Allah

yang Maha benar dan Maha mengampuni dosa. Dengan kesadaran ini, maka dalam

diri akan tumbuh niat untuk bertaubat kepada Allah SWT. Allah SWT berfirman

dalam QS. An-Nashr ayat 3:

ذ سثه ش سزغف ٱفسجخ ثذ اث ۥإ ر بوب

Artinya : ”Maka bertasbihlah dengan memuji Allahmu dan mohonlah ampun

kepada-Nya. Sesungguhnya dia adalah Maha Penerima taubat” (Kementrian Agama RI, 2008: 603)

Page 41: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

41

2. Membaca asma-asma Allah

Banyak sekali asma-asma Allah yang agung dan sudah masyhur dengan

sebutan asmaul husna. Dan dalam asmaul husna ada 99 asma-asma Allah yang

menunjukkan keagungan, kemuliyaan dan kebesaran Allah SWT. Asma-asma Allah

yang di baca pada majelis dzikir adalah :

٠ب لذ٠ ٠بس١ع ٠بثص١ش ٠بجذا ٠بخبك ٠بدف١ظ ٠بص١ش ٠بو١ ٠بد

٠بل١ ٠ببد٠بع١ ٠بخج١ش ٠بج١ ٠بط١ف.

Asma-asma tersebut dibaca dengan tujuan memuji Allah dengan asma-

asma-Nya yang agung dan dengan harapan semoga apa yang mohon bisa

terkabulkan. Selain sebagai media untuk beribadah kepada Allah SWT dalam

membaca asma-asma tersebut harus dengan hati dan fikiran yang tenang seraya

menenangkan hati dari segala masalah dengan keyakinan bahwa Allah akan

selalu mengabulkan apa yang inginkan.

3. Tahlil

Kalimat tahlil berbunyi laa illaaha illallah artinya tiada Tuhan selain Allah.

Ini lah kalimat dzikir yang paling utama. Mentauhidkan Allah SWT yang memang

Dia yang Maha Tunggal dan tidak ada satupun yang menyamai-Nya apalagi

menandingi-Nya. Tidak ada Allah selain Allah SWT.

Dengan demikian menjadi kewajiban hamba menyembah, mengesakan,

menaati segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya. Allah SWT berfirman

dalam QS. Al-Mu’minun ayat 52:

إ أب س ادذح خ أ زى أ ز فبرم ثى

Page 42: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

42

Artinya: ”Sesungguhnya (agama Tauhid) ini, adalah agama kamu semua,

agama yang satu, dan Aku adalah Allahmu, Maka bertakwalah

kepada-Ku” (Kementrian Agama RI, 2008: 345)

Tahlil selain membaca laaillahaa illallah juga membaca kalimat-kalimat

thoyibah, seperti membaca surat Al Fatihah, ayat kursi, tasbih, tahmid, takbir,

istighfar dan lain-lain dan pembacaan tahlil tersebut dipimpin oleh imam majelis

yang sudah ditunjuk oleh pengurus. Dan dalam pembacaan tahlil sudah ada

pedoman yang mengatur bacaan-bacaan yang dibaca dalam tahlil.

4. Sholawat

Aboebakar Atjeh (1993:287) menyatakan dalam bukunya bahwa sholawat

adalah membaca sholawat dan salam kepada baginda Rasulullah SAW, yang

tersimpan dalam lafadz-lafadz tertentu, karena bersholawat kepada Nabi itu

termasuk amal ibadah yang diberi pahala oleh Allah kepada orang yang

mengerjakannya. Sebagaiman dalam firman Allah SWT, dalam QS. Al-Ahzab ayat

56:

ع اج لائىز ٠ص الله ب٠ب أ٠ إ ١ ا رس س ا ع١ ا ص آ ب از٠

Artinya: ”Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk

Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk

Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya” (Kementrian

Agama RI, 2008: 426)

Dalam majelis dzikir biasanya pembacaan sholawat adalah dengan membaca

maulidurrosul (membaca biografi Nabi Muhammad SAW), membaca syair-syair

yang memujinya dengan sifat-sifatnya, kemuliaannnya dan kemu’jizatan-Nya.

Sholawat kepada Nabi biasanya diiringi dengan taslim, misalnya Allahumma Sholli

wa Sallim ala Sayyidina Muhammad artinya ya Allahku turunkanlah rahmat dan

kesejahteraan kepada Nabi Muhammad SAW (Aboebakar, 1993:290). Dengan

Page 43: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

43

demikian dapat disimpulkan bahwa bersholawat kepada Nabi ialah mengakui

kerasulannya serta memohon kepada Allah, semoga Allah memberikan keutamaan

kemuliaan-Nya. Bersholawat kepada Nabi adalah ibadah yang istimewa, karena

Allah selalu menurunkan rahmat-Nya dan malaikat selalu berdo’a untuknya, serta

memerintahkan orang-orang yang beriman bersholawat kepada-Nya. Dan dengan

membaca sholawat ini dengan harapan kelak mendapatkan pertolongan atau syafa’at

Nabi Muhammad SAW.

Yazid (2008: 61-87) dalam bukunya bahwa manfaat berdzikir (mengingat

Allah SWT) sangat banyak diantaranya sebagai berikut:

a. Mendatangkan keridhoan Allah SWT.

b. Menghilangkan kesedihan dan kemurahan hati.

c. Mendatangkan kegembiraan dan ketentraman .

d. Melapangkan rizki.

e. Menumbuhkan perasaan bahwa dirinya diawasi Allah, sehingga mendorong

untuknya selalu berbuat bijak.

f. Malaikat akan selalu memintakan ampun kepada Allah bagi orang-orang yang

berdzikir.

g. Orang-0rang yang berdzikir (mengingat Allah) senantiasa merasa dekat dengan-

Nya dan Allah bersamanya dan lain –lain.

5. Macam-macam Dzikir

Adapun cara dan bentuk berdzikir mempunyai tiga macam cara:

a. Dzikir dengan hati.

Page 44: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

44

Yaitu dengan cara bertafakur, memikirkan ciptaan Allah SWT. Sehingga

timbul dalam fikiran bahwa Allah adalah dzat yang Maha kuasa, semua yang

ada dalam semesta ini pastilah yang menciptakan adalah Allah SWT, maka

dengan berdzikir keimanan seseorang akan semakin bertambah.

b. Dzikir dengan lisan (ucapan).

Yaitu dengan mengucapkan lafadz-lafadz yang dalamnya mengandung

Asma-asma Allah SWT yang telah diajarkan Rasulullah kepada umatnya

misalnya mengucapkan lafadz takbir, tahmid, tasbih, tahlil, sholawat, membaca

Al Qur’an dan lain sebagainya.

c. Dzikir dengan perbuatan

Yaitu dengan cara melakukan apa yang diperintahkan Allah SWT dan

menjauhi segala apa yang dilarang oleh Allah SWT. Dan yang harus dilakukan

adalah semua amalan harus dilandasi dengan niat, untuk mendapatkan ridho

Allah SWT (Quasem, 1988: 236).

B. Kontrol Diri (Self-Control)

1. Pengertian

Kontrol diri (self control) seringkali diartikan sebagai kemampuan untuk

menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat

membawa kearah konsekuensi positif. Kontrol diri mengandung arti mengatur

sendiri tingkah laku yang dimiliki (Kartono dan Gulo, 1987:441).

Menurut Ghufron dan Risnawati (2011:25-26) kontrol diri (self control)

merupakan suatu aktivitas pengendalian tingkah laku, pengendalian tingkah laku

mengandung makna melakukan pertimbangan-pertimbangan terlebih dahulu

Page 45: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

45

sebelum memutuskan sesuatu untuk bertindak. Situasi disini menyangkut hal yang

sangat luas peristiwa dan segala hal yang akan ditimbulkan oleh peristiwa tersebut.

dalam artian, orang yang mempunyai kontrol diri bisa mengantisipasi, menafsirkan

dan mengambil keputusan terkait peristiwa itu.

Calhoun dan Acocella, mendefinisikan bahwa kontrol diri (self-control)

sebagai pengaturan proses-proses fisik, psikologis, dan perilaku seseorang dengan

kata lain serangkaian proses yang membentuk dirinya sendiri. Pandangan Goldfried

dan Merbaum, kontrol diri diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menyusun,

membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa

individu ke arah konsekuensi positif. Kontrol diri juga menggambarkan keputusan

individu yang melalui pertimbangan kognitif untuk menyatukan perilaku yang

disusun untuk meningkatkan hasil tertentu seperti yang diinginkan.

(http://www.damandiri.or.id/file/mnurgufronugmbab2.html) di akses 14/04/2019.

Kontrol diri (self control) merupakan suatu kecakapan individu dalam

kepekaan membaca situasi diri dan lingkungannya serta kemampuan untuk

mengontrol dan mengelola faktor-faktor perilaku sesuai dengan situasi dan kondisi

untuk menampilkan diri dalam melakukan sosialisasi kemampuan untuk

mengendalikan perilaku, kecenderungan untuk menarik perhatian, keinginan untuk

mengubah perilaku agar sesuai bagi orang lain, menyenangkan orang lain, selalu

konform dengan orang lain dan menutup perasaannya.

Kontrol diri (self control) banyak disebutkan dalam berbagai budaya

maupun keagamaan. Self control dalam berbagai budaya maupun tradisi

keagamaan di pandang sebagai kemampuan individu untuk hidup secara bebas,

Page 46: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

46

sekaligus secara harmonis dengan lingkungannya (menurut pandangan yunani).

Menurut pandangan kaum muslim self control adalah pembatasan diri (self-

restraint). Dalam Al-Quran surat Al-Anfal ayat 72 tentang kontrol diri (self

control). Allah berfirman :

ا آ از٠ الله ف سج١ فس أ ا جبذا ثأ بجشا ا آ از٠ إ

صشا أ ١بء ثعط أ ئه ثعع ب ى ٠بجشا ا آ از٠ لا٠ز

ء دز ش ٠بجشا اصش إلا ع فع١ى ٠ ف اذ صشو اسز إ ل

١ثبق ث١ ثص١ش ث١ى ب رع ث الله

Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad

dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan

tempat kediaman dan pertoIongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itu

satu sama lain lindung-melindungi. Dan (terhadap) orang-orang yang beriman,

tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikitpun atasmu melindungi

mereka, sebelum mereka berhijrah. (Akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan

kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan

pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kamu dengan

mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (Kementrian Agama RI,

2008: 186)

Seseorang ketika melakukan hubungan sosial dengan orang lain, maka

untuk menjaga kelancaran hubungan tersebut antara individu dalam hubungan

tersebut harus mengontrol diri agar bisa tambil menyenangkan dan tidak

menyinggung orang lain. Orang yang tidak mempunyai kontrol diri yang baik

sering kali melukai perasaan lawan bicara. Oleh karena itulah Calhoun dan

Acocella mengemukakan dua alasan yang mengharuskan individu mengontrol diri

secara terus-menerus. Pertama, individu hidup bersama kelompok sehingga dalam

memuaskan keinginan individu, mengontrol perilaku agar tidak mengganggu

kenyamanan orang lain. Kedua, masyarakat mendorong individu untuk secara

Page 47: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

47

konstan menyusun standar yang lebih baik. Ketika berusaha memenuhi tuntutan,

dibuatkan pengontrolan diri agar dalam proses pencapaian standar tersebut individu

tidak melakukan hal-hal yang menyimpang (Ghufron dan Risnawita, 2011:23).

Kontrol diri berkaitan erat dengan kontrol emosi individu. Hurlock (dalam

Ghufron dan Risnawita, 2011:24) mengemukakan tiga kriteria emosi yang

dilakukan individu untuk mengarahkan ke arah yang lebih baik, sebagai berikut:

a. Dapat melakukan kontrol diri yang bisa diterima secara sosial.

b. Dapat memahami seberapa banyak kontrol yang dibutuhkan untuk memuaskan

kebutuhannya dan sesuai dengan harapan masyarakat.

c. Dapat menilai situasi secara kritis sebelum merespon dan memutuskan cara

beraksi terhadap situasi tersebut.

Berdasarkan beberapa pengertian dan penjelasan tentang kontrol diri (self

control) diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kontrol diri merupakan suatu usaha

dalam mengendalikan perilaku dan merespon atau memutuskan sesuatu tindakan

dengan mempertimbangkan segala dampak atau konsekuensi yang akan terjadi.

2. Ciri-ciri Kontrol Diri

Menurut Prijosaksono dalam artikel “Kuasai dan Kendalikan Dirimu”,

kontrol diri memiliki dua dimensi yaitu mengendalikan emosi dan disiplin.

Mengendalikan emosi berarti kita mampu mengenali atau memahami serta

mengelola emosi kita. Sedangkan kedisiplinan adalah melakukan hal-hal yang

harus kita lakukan secara stabil dan teratur dalam upaya mencapai tujuan atau

sasaran kita.

Page 48: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

48

Adapun ciri-ciri kontrol diri mengacu pada ciri-ciri kontrol personal, yaitu

kemampuan mengontrol perilaku dan situasi atau keadaan, kemampuan

menafsirkan dan mengantisipasi peristiwa serta kemampuan mengontrol keputusan.

Orang yang masuk pada kategori mempunyai kontrol diri tinggi ketika ia mampu

mengontrol ketiga varian itu. Sedangkan orang memiliki sistem kontrol diri yang

rendah ketika orang itu tidak bisa mengontrol perilaku dan situasi/keadaan, tidak

bisa menafsirkan dan mengantisipasi peristiwa serta tidak bisa mengontrol diri

dalam membuat keputusan. Untuk lebih jelasnya, peneliti akan menjelaskan ciri-

ciri kontrol diri (self control), sebagai berikut:

a. Kemampuan mengontrol perilaku, yaitu kemampuan untuk menentukan siapa

yang mengendalikan situasi.

b. Kemampuan mengontrol situasi atau keadaan, yaitu kemampuan untuk

menghadapi situasi atau keadaan yang tidak diinginkan dengan cara mencegah

atau menjauhi sebagian dari situasi atau keadaan, menempatkan tenggang waktu

diantara rangkaian situasi atau keadaan yang sedang berlangsung, menghentikan

situasi atau keadaan sebelum berakhir, dan membatasi intensitas situasi atau

keadaan.

c. Kemampuan mengantisipasi peristiwa, yaitu kemampuan untuk mengantisipasi

keadaan melalui berbagai pertimbangan secara relatif objektif.

d. Kemampuan menafsirkan peristiwa yaitu kemampuan untuk menilai dan

menafsirkan suatu keadaan atau peristiwa dengan cara memperhatikan segi-segi

positif secara subjektif. Kemampuan mengambil keputusan, yaitu kemampuan

untuk memilih suatu tindakan berdasarkan pada sesuatu yang diyakini atau

disetujui.

Page 49: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

49

3. Fungsi dan Perkembangan Self Control

(Logue, 1995:97) mengatakan bahwa pembentukan self control dipengaruhi

oleh faktor genetik dan miliu. Anak-anak keturunan orang yang impulsif akan

mempunyai kecenderungan berperilaku impulsif. Faktor miliu yang mempengaruhi

perkembangan self control antara lain perilaku orang tua yang diamati anak, gaya

pengasuhan, termasuk aspek budaya. Usia turut mempengaruhi kondisi kontrol diri

pada anak. Kanak-kanak cenderung lebih impulsif dibanding anak yang lebih

dewasa, artinya sejalan dengan bertambahnya usia anak, kemampuan mengen-

dalikan diri akan semakin baik. Hal ini terjadi karena anak mengalami proses

adaptasi ketika dihadapkan pada berbagai situasi yang menuntut kontrol diri.

Self control punya peran besar untuk pembentukan perilaku yang baik dan

kontruktif, Gul dan Pesendofer (dalam Sriyanti, 2012:4) menyatakan fungsi

pengendalian diri adalah untuk menyelaraskan antara keinginan pribadi self interest

dengan godaan (temptation). Kemampuan seseorang mengendalikan keinginan-

keinginan diri dan menghindari godaan ini sangat berperan dalam pembentukan

perilaku yang baik. Ada kecenderungan manusiawi dalam diri untuk berperilaku

semaunya, ada kecenderungan untuk menentang aturan, tidak patuh pada orang tua

serta menuruti kemauan sendiri. Malas belajar, tidak mengerjakan pekerjaan rumah,

menonton tv/film berjam-jam, bermain game, pulang larut malam, minuman keras

adalah godaan-godaan yang mengganggu anak. Godaan tersebut dapat ditangkal

dengan self control yang baik.

Messina dan Messina (dalam Sriyanti, 2012:5) mengemukakan fungsi dari self

control sebagaimana tertuang di bawah ini:

a. Membatasi perhatian individu pada orang lain.

Page 50: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

50

b. Membatasi keinginan untuk mengendalikan orang lain di lingkungannya.

c. Membatasi untuk bertingkah laku negatif.

d. Membantu memenuhi kebutuhan hidup secara seimbang.

Surya (dalam Sriyanti, 2012:6) menambahkan fungsi self control adalah

mengatur kekuatan dorongan yang menjadi inti tingkat kesanggupan, keinginan,

keyakinan, keberanian dan emosi yang ada dalam diri seseorang. Berbagai

pelanggaran yang muncul karena rendahnya self control, sekaligus bersumber dari

sikap orang tua yang salah. Rice (dalam Sriyanti, 2012:6) mengemukakan beberapa

sikap orang tua yang kurang tepat yang mengangggu self control anak adalah: 1)

pengabaian fisik (physical neglect) yang meliputi kegagalan dalam memenuhi

kebutuhan atas makanan, pakaian, dan tempat tinggal yang memadai, 2) pengabaian

emosional (emotional neglect) yang meliputi perhatian, perawatan, kasih sayang,

dan afeksi yang tidak memadai dari orang tua, atau kegagalan untuk memenuhi

kebutuhan remaja akan penerimaan, persetujuan, dan persahabatan, 3) pengabaian

intelektual (intellectual neglect), termasuk di dalamnya kegagalan untuk

memberikan pengalaman yang menstimulasi intelek remaja, membiarkan remaja

membolos sekolah tanpa alasan apa pun, dan semacamnya, 4) pengabaian sosial

(social neglect) meliputi pengawasan yang tidak memadai atas aktivitas sosial

remaja, kurangnya perhatian dengan siapa remaja bergaul, atau karena gagal

mengajarkan atau mensosialisasikan kepada remaja mengenai bagaimana bergaul

secara baik dengan orang lain pengabaian moral (moral neglect), kegagalan dalam

memberikan contoh moral atau pendidikan moral yang positif.

(Surya, 2009:261) menambahkan fungsi kontrol diri (self control) adalah

mengatur kekuatan dorongan yang menjadi inti tingkat kesanggupan, keinginan,

Page 51: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

51

keyakinan, keberanian dan emosi yang ada dalam diri seseorang. Kontrol diri (self

control) sangat diperlukan agar seseorang tidak terlibat dalam pelanggaran norma

keluarga, sekolah dan masyarakat. Santrock (1998) menyebut beberapa perilaku

yang melanggar norma yang memerlukan self control kuat meliputi dua jenis

pelanggaran, yaitu tipe tindakan pelanggaran ringan (status-offenses) dan

pelanggara berat (index-offenses). Pelanggaran norma tersebut secara rinci

meliputi:

a. Tindakan yang tidak diterima masyarakat sekitar karena bertentangan dengan

nilai dan norma yang berlaku masyarakat, seperti bicara kasar dengan orang tua

dan guru.

b. Pelanggaran ringan yaitu; melarikan diri dari rumah dan membolos

c. Pelanggaran berat merupakan tindakan kriminal, seperti: merampok, menodong,

membunuh, menggunakan obat terlarang.

Berbagai pelanggaran yang muncul karena rendahnya self control, sekaligus

bersumber dari sikap orang tua yang salah. Rice (1999) mengemukakan beberapa

sikap orang tua yang kurang tepat yang mengangggu self control anak adalah: 1)

pengabaian fisik (physical neglect) yang meliputi kegagalan dalam memenuhi

kebutuhan atas makanan, pakaian, dan tempat tinggal yang memadai, 2)

pengabaian emosional (emotional neglect) yang meliputi perhatian, perawatan,

kasih sayang, dan afeksi yang tidak memadai dari orang tua, atau kegagalan untuk

memenuhi kebutuhan remaja akan penerimaan, persetujuan, dan persahabatan, 3)

pengabaian intelektual (intellectual neglect), termasuk di dalamnya kegagalan

untuk memberikan pengalaman yang menstimulasi intelek remaja, membiarkan

remaja membolos sekolah tanpa alasan apa pun, dan semacamnya, 4) pengabaian

Page 52: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

52

sosial (social neglect) meliputi pengawasan yang tidak memadai atas aktivitas

sosial remaja, kurangnya perhatian dengan siapa remaja bergaul, atau karena gagal

mengajarkan atau mensosialisasikan kepada remaja mengenai bagaimana bergaul

secara baik dengan orang lain, 5) pengabaian moral (moral neglect), kegagalan

dalam memberikan contoh moral atau pendidikan moral yang positif.

Gilliot et.al (2002:116) menyebutkan bahwa pengendalian diri dipengaruhi

oleh emotion regulation antara lain: active distraction, pasive waiting, information

gathering, comfort seeking, focus on dealy object, peach anger. Beberapa

penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang dibesarkan dari keluarga miskin

lebih sulit menahan diri (delayed gratification), resiliensi (kemampuan

menghadapi stres dan tantangan hidup) yang lebih rendah, lebih aktif secara

seksual, dan juga lebih tidak mengindahkan metode-metode pengamanan yang

dapat mencegah kehamilan atau penyakit menular seksual (Hart & Matsuba,

2008).

4. Jenis dan Aspek Kontrol Diri (Self Control)

a. Jenis Kontrol Diri (Self Control)

Menurut Galih Fajar Fadillah (2013:17) Setiap individu memiliki

kemampuan pengendalian diri yang berbeda-beda. Ada individu yang pandai

dalam mengendalikan diri mereka namun ada juga individu yang kurang pandai

dalam mengendalikan diri. Block, Block, Zulkarnaen (dalam Fadillah, 2013:17)

berdasarkan kualitasnya kendali diri dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Over control merupakan kendali diri yang dilakukan oleh individu secara

berlebihan yang menyebabkan individu banyak menahan diri dalam bereaksi

terhadap situasi/keadaan.

Page 53: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

53

2. Under control merupakan suatu kecenderungan individu untuk melepaskan

impuls dengan bebas tanpa perhitungan yang masak.

3. Appropriate control merupakan kendali individu dalam upaya mengendalikan

impuls secara tepat.

Kemampuan individu dalam mengendalikan diri memiliki tiga tingkatan

yang berbeda-beda. Individu yang berlebihan dalam mengendalikan diri mereka

yang disebut dengan over control. Individu yang cenderung untuk bertindak

tanpa berpikir panjang atau melakukan segala tindakan tanpa perhitungan yang

matang (under control). Sementara individu yang memiliki pengendalian diri

yang baik, yaitu individu yang mampu mengendalikan keinginan atau dorongan

yang mereka miliki secara tepat (appropriate control).

b. Aspek Kontrol Diri (Self Control)

Kontrol diri terdapat 3 aspek pengendalian diri seseorang (Elliot dkk

dalam Fadillah, 2013: 20) yaitu:

1) Self-Assesment or Self Analysis

Seseorang menguji perilaku mereka sendiri atau pikiran yang mereka

miliki kemudian menentukan perilaku atau proses berpikir yang mana yang

akan ditampilkan. Penilaian diri ini membantu individu untuk memenuhi

standar yang mereka ciptakan sendiri dengan membandingkan keberhasilan

atau kesuksesan orang dewasa di sekitarnya atau teman sebaya. Dengan

melakukan penilaian diri, individu akan mengetahui kelemahan serta

kelebihan yang mereka miliki dan berusaha untuk memperbaikinya agar

memenuhi standar yang mereka ciptakan.

Page 54: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

54

2) Self-Monitoring

Suatu proses di mana seseorang merekam atau mencatat penampilan

mereka atau menyimpan sebuah rekaman atau catatan dari apa yang telah

mereka lakukan. Alasan untuk melakukan pencatatan itu adalah pertama,

catatan itu akan memberitahukan apakah kendali diri dapat memberikan

manfaat atau tidak. Kedua, catatan tersebut akan berguna dalam memberikan

balikan yang positif ketika seseorang mengalami peningkatan (McFall,

Calhoun, dan Acocella dalam Fadillah, 2013: 21).

3) Self-Reinforcement

Self-reinforcement adalah pemberian penghargaan atau hadiah kepada

diri sendiri atas keberhasilannya dalam memenuhi segala bentuk perilaku

yang telah ditetapkannya atau termonitorir. Penggunaan pengukuhan diri bisa

dalam bentuk konkrit, seperti makanan, mainan, permen dan bisa pula berupa

simbolis, seperti senyum, pujian, dan persetujuan. Pengukuran diri positif

akan membantu anak mengubah gambaran dirinya menjadi lebih positif yang

pada akhirnya akan meningkatkan kepercayaan diri anak (Safaria dalam

Fadillah, 2013: 20).

Seseorang dikatakan telah memiliki pengendalian diri yang baik jika

seseorang menguji perilaku mereka sendiri kemudian menentukan perilaku atau

proses berpikir yang mana yang akan ditampilkan (self-analysis), merekam atau

mencatat penampilan dari apa yang telah mereka lakukan guna untuk

memberitahukan manfaat dari perlakuan ke arah yang lebih positif (self-monitoring)

serta dapat memberikan penghargaan terhadap diri sendiri atas apa yang telah

dilakukan (self-reinforcement).

Page 55: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

55

Menurut Averill dan Ghufron (dalam Fadillah, 2013:22) menjelaskan bahwa

dalam mengukur kendali diri yang dimiliki oleh individu dapat melalui beberapa

aspek yang terdapat dalam diri seorang individu, hal tersebut dapat diamati melalui

beberapa aspek pengendalian diri, sebagai berikut:

a) Kemampuan mengatur pelaksanaan (regulated administration)

Merupakan kemampuan individu untuk menentukan siapa yang

mengendalikan situasi atau keadaan. Individu yang kurang mampu

mengendalikan situasi atau keadaan maka mereka memilikikecenderungan untuk

patuh terhadap kendali eksternal. Dengan kata lain kemampuan mengatur

pelaksanaan (regulated administration) mengarah kepada pengertian apakah

individu mampu menggunakan aturan perilaku dengan menggunakan

kemampuannya sendiri, jika tidak mampu individu akan menggunakan sumber

eksternal. Kemampuan mengatur pelaksanaan menitik-beratkan peranan

individu untuk mengatur perilaku mereka guna mencapai perihal yang

diharapkan.

b) Kemampuan mengontrol situasi/keadaan (situasi/keadaan modifiability)

Kemampuan mengatur situasi/keadaan merupakan kemampuan untuk

mengetahui bagaimana dan kapan suatu situasi/keadaan yang tidak dikehendaki

dihadapi. Kemampuan ini mengandung pengertian bahwa individu memiliki

prediksi dari perbuatan yang mereka kerjakan. Hal ini bertujuan agar individu

mampu mempersiapkan diri atas segala kemungkinan yang akan terjadi sebagai

akibat dari tindakan yang mereka kerjakan.

Dengan demikian ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh individu

untuk mencegah atau menjauhi situasi/keadaan, yaitu dengan menempatkan

Page 56: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

56

tenggang waktu di antara rangkaian situasi/keadaan yang sedang berlangsung,

menghentikan situasi/keadaan sebelum waktunya berakhir dan membatasi

intensitasnya.

c) Kemampuan mengantisipasi suatu peristiwa atau kejadian.

Untuk dapat mengantisipasi suatu peristiwa individu memerlukan

informasi yang cukup lengkap dan akurat, sehingga dengan informasi yang

dimiliki mengenai keadaan yang tidak menyenangkan, individu dapat

mengantisipasi keadaan tersebut dengan berbagai pertimbangan.

d) Kemampuan menafsirkan perisitiwa atau kejadian

Kemampuan ini berarti individu berusaha menilai dan menafsirkan suatu

keadaan atau peristiwa dengan cara memperhatikan segi-segi positif secara

subjektif. Kemampuan dalam menafsirkan peristiwa setiap individu ini berbeda

antara satu dan lainnya. Hal ini erat kaitannya dengan pengalaman dan

pengetahuan yang mereka miliki.

e) Kemampuan mengambil keputusan

Kemampuan mengontrol keputusan merupakan kemampuan seseorang

untuk memilih hasil atau suatu tindakan berdasarkan pada sesuatu yang diyakini

atau disetujuinya. Kendali diri dalam menentukan pilihan akan berfungsi, baik

dengan adanya suatu kesempatan, kebebasan, atau kemungkinan pada diri

individu untuk memilih berbagai kemungkinan tindakan.

Terdapat beberapa aspek yang dimiliki oleh individu dalam mengendalikan

diri mereka. Individu yang mampu mengendalikan diri adalah mereka yang dapat

mengelola dengan baik informasi yang diperoleh, mengendalikan perilaku,

Page 57: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

57

mengantisipasi suatu peristiwa, menafsirkan suatu peristiwa dan mengambil sebuah

keputusan yang tepat.

Aspek lain yang terdapat dalam pengendalian diri seseorang meliputi kendali

emosi, pikiran dan mental (Fadillah, 2013:24). Ketiga aspek tersebut dapat

diuraikan, sebagai berikut:

1) Kendali emosi

Seseorang dengan kendali emosi yang baik, cenderung akan memiliki kendali

pikiran dan fisik yang baik pula.

2) Kendali pikiran

Jika belum apa-apa sudah berpikir gagal, maka semua tindakan akan mengarah

pada terjadinya kegagalan. Jika berpikir bahwa sesuatu pekerjaan tidak mungkin

dilakukan, maka akan berhenti berpikir untuk mencari solusi.

3) Kendali fisik

Kondisi badan yang fit merupakan salah satu faktor kunci dalam menunjukkan

kemampuan kita berfungsi dengan optimal (Roy Sembel dalam Fadillah,

2013:24). Aspek dalam pengendalian diri tidak hanya sebatas dalam

mengendalikan perilaku, memperoleh informasi, menilai informasi dan

mengambil sebuah keputusan. Pengendalian diri juga memiliki aspek lain yang

meliputi aspek emosional, pikiran dan fisik. Ketiga aspek tersebut saling

berkaitan dan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan.

Aspek-aspek pengendalian diri yang digunakan dalam penelitian ini adalah

berdasarkan aspek-aspek pengendalian diri menurut pendapat Averill dan Ghufron

(dalam Fadillah, 2013: 24) yaitu pengendalian tingkah laku (behavior control),

Page 58: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

58

pengendalian kognitif (cognitive control) dan mengendalikan keputusan (decision

control).

1) Kendali tingkah laku (behavior control), merupakan kesiapan tersedianya suatu

respon yang dapat secara langsung mempengaruhi atau memodifikasi suatu

keadaan yang tidak menyenangkan.

2) Kendali kognitif (cognitive control), merupakan kemampuan individu dalam

mengolah informasi yang tidak diinginkan dengan cara menginterpretasi,

menilai atau menghubungkan suatu kejadian dalam suatu kerangka kognitif

sebagai adaptasi psikologis atau mengurangi tekanan.

3) Mengontrol keputusan (decision control), merupakan kemampuan seseorang untuk

memilih hasil atau suatu tindakan berdasarkan pada sesuatu yang diyakini atau

disetujuinya.

5. Faktor yang Mempengaruhi Kontrol Diri (Self Control)

Berbagai pelanggaran yang muncul karena rendahnya self control, sekaligus

bersumber dari sikap orang tua yang salah. Rice (dalam Sriyanti, 2012)

mengemukakan beberapa sikap orang tua yang kurang tepat yang mengangggu self

control remaja adalah:

a. Pengabaian Fisik (physical neglect), meliputi kegagalan dalam memenuhi

kebutuhan atas makanan, pakaian dan tempat tinggal yang memadai.

b. Pengabaian Emosional (emotional neglect), meliputi perhatian, perawatan, kasih

sayang dan afeksi yang tidak memadai dari orang tua atau kegagalan untuk

memenuhi kebutuhan remaja akan penerimaan, persetujuan dan persahabatan.

Page 59: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

59

c. Pengabaian Intelektual (intellectual neglect), termasuk di dalamnya kegagalan

untuk memberikan pengalaman yang menstimulasi intelek remaja, membiarkan

remaja membolos sekolah tanpa alasan apapun dan semacamnya.

d. Pengabaian Sosial (social neglect), meliputi: pengawasan yang tidak memadai

atas aktivitas sosial remaja, kurangnya perhatian dengan siapa remaja bergaul

atau karena gagal mengajarkan atau mensosialisasikan kepada remaja mengenai

bagaimana bergaul secara baik dengan orang lain.

e. Pengabaian Moral (moral neglect), kegagalan dalam memberikan contoh moral

atau pendidikan moral yang positif.

Faktor-faktor yang turut mempengaruhi kontrol diri (self control) seseorang

biasanya disebabkan oleh banyak faktor. Namun pada dasarnya, kontrol diri (self

control) itu secara garis besar dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Faktor

internal, meliputi: faktor hirarki dasar biologi yang telah terorganisasi dan tersusun

melalui pengalaman evolusi dan kontrol emosi yang sehat diperoleh bila seorang

remaja memiliki kekuatan ego, yaitu suatu kemampuan untuk menahan diri dan

tindakan luapan emosi. Sedangkan, faktor eksternal dipengaruhi oleh kondisi sosio-

emosional lingkungan, terutama lingkungan keluarga dan kelompok teman sebaya.

Lingkungan cukup kondusif, dalam arti kondisi diwarnai dengan hubungan

yang harmonis, saling mempercayai, saling menghargai dan penuh tanggung

jawab, maka remaja cenderung memiliki kontrol diri yang baik. Hal ini

dikarenakan remaja mencapai kematangan emosi oleh faktor-faktor pendukung

tersebut (Yusuf, 2001:71).

Menurut Gilliom et al. ada beberapa sub-faktor yang mempengaruhi proses

pembentukan kontrol diri dalam diri individu. Keseluruhan sub-faktor tersebut

Page 60: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

60

termasuk dalam faktor emotion regulation (terdiri dari active distraction, passive

waiting, information gathering, comfort seeking, focus on delay object/task, serta

peak anger). Dijelaskan oleh Gilliom bahwa cara active distraction (pengalihan

terhadap suatu situasi), cara passive waiting (penginstruksian terhadap perilaku),

maka semakin anak tidak mampu mengendalikan atau menahan tingkah laku yang

bersifat menyakiti, merugikan atau menimbulkan kekesalan bagi orang lain

(eksternalizing). Terkadang cara passive waiting (menuruti instruksi untuk berdiri

atau duduk dengan tenang), maka semakin anak mampu bekerja sama dengan

orang lain dan mematuhi peraturan yang ada (Gunarsa, 2004:253)

Cara focus on delay object/task yang dilakukan dapat menimbulkan efek

negatif pada kemampuan pengendalian diri, khusunya pada aspek cooperation.

Artinya semakin anak mengalihkan hal-hal yang menyebabkan perasaan frustasi

yang dialaminya dengan cara focus on delay object/task (misalnya, dengan

membicarakan sumber perasaan frustasi, memandang sumber perasaan frustasi dan

menyatakan bahwa ia ingin berusaha mengakhiri sumber frustasinya), maka

semakin anak mampu mengendalikan tingkah laku yang bersifat menyakiti atau

merugikan orang lain (externalizing).

Untuk sub-faktor information gathering, Gilliom et al. menyatakan bahwa

semakin anak mengalihkan hal-hal yang menyebabkan perasaan frustasi yang

dialaminya dengan cara information gathering (mencari tahu dengan menanyakan

hal-hal yang berhubungan dengan perasaan frustasi yang dialaminya tanpa

menyatakan bahwa ia ingin mengakhiri sumber frustasinya), maka semakin anak

mampu menunjukkan assertivenes nya kepada orang lain. Dengan kata lain, anak

Page 61: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

61

semakin mampu mengungkapkan keinginan atau perasaan kepada orang lain tanpa

menyakiti atau menyinggung perasaan orang lain tersebut (Gunarsa, 2004:254).

Di samping kelima faktor tersebut di atas, ada faktor-faktor lain yang turut

mempengaruhi kontrol diri individu. Oleh karena kontrol diri (self control)

merupakan pengembangan self-regulation pada masa kanak-kanak, dapat dikatakan

bahwa konrol diri juga akan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang membentuk self-

regulation. Menurut Papila et al. faktor-faktor yang turut mempengaruhi

pembentukan self-regulation adalah faktor proses perhatian dan faktor kesadaran

terhadap emosi-emosi negatif. Semakin mampu menyadari emosi negatif yang

mencul dalam dirinya dan semakin anak mampu mengendalikan perhatiannya pada

sesuatu (attentional process), maka semakin mampu menahan dorongan-dorongan

dan mengendalikan tingkah lakunya. Menurut Bandura, faktor-faktor yang turut

mempengaruhi pembentukan self-regulation adalah faktor umpan balik (adequate

feedback) dan faktor perasaan mampu (self-efficacy). Semakin individu diberikan

umpan balik yang bersifat membangun serta disampaikan dengan cara yang baik

dan semakin individu memiliki keyakinan akan kemampuan dirinya, maka semakin

individu mampu dalam mempertahankan komitmennya terhadap suatu tujuan

selama periode waktu tertentu. Kemampuan individu mempertahankan

komitmennya terhadap suatu tujuan yang bersifat jangka panjang tersebut dapat

dinyatakan sebagai tingkat self-regulation yang baik pada individu, sedangkan self-

regulation yang baik merupakan kriteria dari self-control yang baik pula (Gunarsa,

2004:255).

Page 62: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

62

C. Jama’ah Al Khidmah

Jama’ah Al Khidmah secara harfiyah terdiri dari dua kata yaitu jama’ah dan Al

Khidmah. Jama’ah berasal dari kata jama’ جعب - yaitu mengumpulkan atau جع

menghimpun. (Warson, 1984: 353). Jama’ah ( بعخاج ) memiliki arti perkumpulan

atau kelompok orang-orang tanpa ikatan dan pembagian kerja yang pasti. Al Khidmah

berasal dari mufrad khodimun خذخ –خذ , yang berarti melayani( jawa; ngeladeni )

sehingga dari kedua asal kata tersebut, Jama’ah Al Khidmah adalah sekumpulan orang

orang yang tanpa ikatan tertentu, secara suka rela membantu orang yang perlu dibantu,

baik sesama maupun untuk orang yang lebih mulia (guru) dalam kebaikan, sebagai

sarana beribadah mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan berkumpul dan

berkhidmah di majelis dzikir yang mulia ini dengan harapan mendapatkan keberkahan

dan kemanfaatan. Yang mana Jama’ah Al Khidmah itu sendiri dirintis oleh KH

Ahmad Asrori Al Ishaqy. Yang telah mendidik dan menuntun bagaimana cara berdoa

yang baik, memohon ke Allah SWT yang baik, dan yang mengajak kita semua untuk

selalu mengingat kepada Allah SWT, menambah mahabbah kita kepada para Nabi,

Habaib, Auliya, dengan berharap semoga mendapat barokah, syafa’at di hari kiamat

dan diakui umatnya Rasulillah SAW sebagai umat yang senantiasa senang berdzikir

dan bertaqwa kepada Allah SWT, sehingga kelak kita semua dikumpulkan kedalam

surganya Allah dengan orang-orang yang sholih.

D. Korelasi Intensitas Mengikuti Majelis Dzikir Khushushy al-khotmy dengan

Kontrol Diri (Self Control)

Majelis dzikir khushushy al-khotmy adalah tempat berkumpul untuk beribadah,

memuji, berdo’a atau memohon kepada Allah SWT dan bersholawat kepada

Page 63: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

63

Rasulullah SAW secara bersaama-sama dan secara terbuka yang dipimpin oleh imam

khushushy yang telah ditunjuk oleh pengurus. Dalam majelis dzikir ini juga

dilaksanakan ibadah dzikir, tawajuhan, do’a dan sholawat bersama. Diadakan di

tempat yang berbeda-beda. Majelis ini diikuti oleh berbagai kalangan, di antaranya

bapak-bapak, ibu-ibu, remaja sapai dengan anak-anak. Mereka merasakan manfaat

banyak dan bersifat positif dalam menjalani kehidupan.

Terutama setiap individu memiliki suatu mekanisme yang dapat membantu

mengatur dan mengarahkan perilaku yaitu kontrol diri (self control), sebagai salah satu

sifat kepribadian, kontrol diri (self control) pada satu individu dengan individu yang

lain tidaklah sama, ada individu yang memiliki kontrol diri (self control) yang tinggi

dan ada individu yang memiliki kontrol diri (self control) yang rendah. Individu yang

memilki kontrol diri (self control) yang tinggi mampu mengubah kejadian dan menjadi

agen utama dalam mengarahkan dan mengatur perilaku utama yang membawa pada

konsekuensi positif. Setiap individu harus mampu menginterpretasikan situasi atau

keadaan yang dihadapi, mempertimbangkan konsekuensi sehingga mampu memilih

tindakan dan melakukannya dengan meminimalkan akibat yang tidak diinginkan.

Mereka mampu mengatur situasi/keadaan sehingga dapat menyesuaikan perilakunya

kepada hal-hal positif. Kontrol diri (self control) diartikan sebagai kemampuan untuk

menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat

membawa ke arah konsekuensi positif.

Individu yang kontrol dirinya rendah tidak mampu mengarahkan dan mengatur

perilaku, sehingga diasumsikan seorang yang dengan kontrol diri (control diri) yang

rendah akan berprilaku lebih bertindak kepada hal-hal yang lebih menyenangkan diri,

bahkan akan menunda-nunda tugas yang seharus nya dikerjakan terlebih dahulu.

Page 64: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

64

Kontrol diri (self control) yang rendah, seorang tidak mampu memandu, mengarahkan,

mengatur perilaku dan tidak mampu menginterpretasikan situasi/keadaan yang

dihadapi, tidak mampu mempertimbangkan konsekuensi yang mungkin dihadapi

sehingga tidak mampu memilih tindakan yang tepat. Kebanyakan orang mempunyai

tugas, pekerjaan dan tanggung jawab yang berbeda-beda dan berat. Masalah dan

cobaan selalu dirasakan dalam menjalani kehidupan sehari-hari, maka semua itu harus

dijalani dengan pengendalian diri, dan seberat apapun cobaan yang ada maka tetaplah

tegar dan semangat dalam menjalani tanggung jawab dan menghadapi ujian atau

cobaan. Bukan hanya pengendalian diri yang yang harus dimiliki atau dijalankan tetapi

harus diikuti dengan berdzikir, berdo’a, beribadah dan usaha yang kuat agar dalam

menjalani semua aktifitas kehidupan diberikan kelancaran dan mendapatkan hasil yang

lebih baik.

E. Kajian Penelitian Terdahulu

Dasar atau acuan berupa teori-teori atau temuan-temuan dari berbagai hasil

penelitian sebelumnya merupakan hal yang kiranya perlu untuk dijadikan sebagai data

acuan atau pendukung bagi penelitian ini. Hasil penelitian terdahulu yang hampir

memiliki kesamaan topik dengan penelitian yang dilakukan peneliti di antaranya yaitu:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Faizatun yang berjudul Efektifitas Metode Berdzikir

dalam Penanganan Problem Psikologis Santri di Pondok Pesantren Suryabuana Desa

Bala, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa Metode berdzikir yang diterapkan di Pondok Pesantren Suryabuana adalah

dzikir ala Thareqot Qodariyah wa Naqsabandiyah dengan mengamalkan dzikir Jahr

(suara keras) dan dzikir Khoffi (dalam hati). Dengan dzikir tersebut dimaksudkan

Page 65: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

65

untuk melunakkan hati santri supaya menjadi lembut dan selalu ingat kepada Allah.

Metode berdzikir dalam penanganan problem psikologis santri di Pondok Pesantren

Suryabuana Desa Balak, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang dapat dikatakan

efektif karena banyaknya perubahan yang terjadi pada santri setelah melewati masa-

masa penanganan ditempat tersebut bahkan santri yang pernah ditangani oleh pihak

pondok pesantren tersebut dapat sembuh total namun, ada sebagian dari mereka yang

tidak dapat sembuh total karena penyakitnya yang sudah parah. Dalam prakteknya

ditemui sejumlah hambatan yaitu sarana prasarana tempat khusus santri yang

mengalami problem psikologis belum ada, terbatasnya dukungan dari orang tua,

lemahnya motivasi untuk sembuh dari sebagian santri itu sendiri, dan belum

meratanya kemampuan devisi Inabah dalam menangani santri. Sedangkan daya

dukungnya adalah letak geografis yang relatif sejuk, adanya devisi Inabah yang

menangani santri tersebut, sarana prasarana berupa masjid, pendopo, dan kolam

untuk mandi taubat, dukungan masyarakat pada umumnya.

Jadi penelitian oleh Faizatun dengan penelitian yang dilakukan penulis membahas

tentang suatu dzikir. Tapi skripsi oleh Faizatun fokus pembahasannya adalah

efektifitas metode berdzikir dalam Penanganan problem psikologis, sedangkan

penulis hanya fokus kepada korelasi majelis khushushy al-khotmy dengan self

control.

2. Skripsi yang di susun oleh Ana Syarifah mahasiswa STAIN Salatiga tahun 2012

jurusan Tarbiyah program studi Pendidikan Agama Islam dengan judul "Pengaruh

Intensitas mengikuti kegiatan Majlis Dzikir Terhadap Kecerdasan Emosional Jama'ah

Dzikir Al Hikmah Desa Pedut Kelurahan Wonodoyo Kecamatan Cepogo Kabupaten

Boyolali Tahun 2012." Di dalam skripsi tersebut memberikan kesimpulan bahwa

Page 66: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

66

intensitas mengikuti majelis dzikir di Desa Pedut Pada tahun 2012 mempunyai

kategori tingkat kecerdasan emosional pada taraf yang baik, cukup dan taraf kurang.

Dengan adaya tingkatan taraf tersebut kecerdasan emosional jama'ah majlis dzikir

pada tahun 2012 tergolong pada taraf cukup yaitu mencapa 56,66%. maka dapat

disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan "ada pengaruh antara intensitas

mengikuti majlis dzikir terhadap kecerdasan emosional jama'ah dzikir Al-Hikmah di

desa Pedut" dinyatakan diterima berdasarkan uji analisis.

Jadi penelitian oleh Ana Syarifah dengan penelitian yang dilakukan penulis

membahas tentang suatu majelis dzikir. Tapi skripsi oleh Ana Syarifah fokus

pembahasannya adalah intensitas dalam suatu majelis dzikir dengan kecerdasan

emosional, sedangkan penulis hanya fokus kepada korelasi majelis khushushy al-

khotmy dengan self control.

3. Skripsi yang disusun oleh Sigit Purwanto Mahasiswa STAIN Salatiga jurusan

Tarbiyah program studi Pendidikan Agama Islam pada tahun 2013 dengan judul

"Kontribusi Majelis Ilmu Dzikir Ajeg Seloso Kliwon Dalam Pembentukan Akhlakul

Karimah Mahasiswa STAIN Salatiga Tahun 2014." Dalam skripsi tersebut memberi

kesimpulan bahwa majelis ilmu dzkir ajeg Seloso Kliwon merupakan lembaga non

formal yang berperan dalam membina jamaah yang terdiri dari sebagian Mahasiswa

STAIN Salatiga tentang keagamaan, khususnya dalam bidang akhlak. Yaitu melalui

dzikir tahlil dengan bacaan surat fatihah, al-ikhlas, al- Falaq, an Nas, al-Baqarah ayat

1-5 dan ayat 255. Kemudian disambung kalimat istighfar (Astaghfirullahal Adzim),

bacaan sholawat (Allahumma Sholli „Ala Sayyidina Muhammad), kalimat Tahlil (Laa

Ilaaha Illallah). Serta dzikir ditutup dengan do’a dan Sholawat Asyraqal. Sholawat-

sholawat dari Selasa Kliwon diiringi dengan musik dengan memadukan alat musik

Page 67: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

67

dari perkusi, alat-alat elektrik dan alat-alat musik khas jawa yaitu saron dan demung.

Kemudian dilanjutkan dengan paparan materi sesuai dengan tema dan diskusi. Selain

diskusi dilakukan Tanya jawab tentang permasalahan keagamaan. Do’a bersama

menjadi penutup dalam majelis ilmu dzikir ajeg Seloso Kliwon. Kemudian

dilanjutkan dengan jabat tangan antar jama’ah untuk mengakhiri majelis ilmu dzikir

ajeg Seloso Kliwon.

Jadi penelitian oleh Sigit Purwanto dengan penelitian yang dilakukan penulis

membahas tentang suatu majelis dzikir. Tapi skripsi oleh Sigit Purwanto fokus

pembahasannya adalah kontribusi majelis ilmu dzikir ajeg seloso kliwon dalam

pembentukan akhlakul karimah, sedangkan penulis hanya fokus kepada korelasi

majelis khushushy al-khotmy dengan self control.

Pada penelitian-penelitian di atas secara global memberikan kesimpulan bahwa

majelis dzikir memberikan kontribusi besar pada masyarakat. Karena setiap majelis

dzikir mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Oleh karena itu penulis

melakukan penelitian yang berbeda dengan penelitian-penelitian di atas. Dalam

skripsi ini penulis akan menjelaskan tata cara dan amaliyah majelis khushushy al-

khotmy. Dan dari penelitian di atas hampir sama kajiannya dengan penelitian yang

akan penulis teliti yakni tentang majelis dzikir namun penelitian yang akan dilakukan

peneliti akan difokuskan pada kontrol diri (self control), dan korelasi yang timbul

dari intensitas mengikuti majelis khushushy al-khotmy dengan kontrol diri (self

control). Jadi seberapa jauh ada korelasi dan keterkaitan antara intensitas mengikuti

majelis dzikir khushushy al-khotmy dengan kontrol diri (self control). Tinjauan

seperti inilah yang membedakan judul skripsi ini dengan judul skripsi yang pernah

Page 68: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

68

ditulis sebelumnya. Dengan adanya beberapa perbedaan ini, peneliti menganggap

cukup untuk membuktikan orisinilitas skripsi ini.

Perlu penulis tegaskan, bahwa permasalahan yang penulis teliti merupakan

pengembangan dari skripsi yang telah ada yang menjadi acuan pada subjek

penelitian. Di sini, penulis mencoba meneliti lebih dalam dengan mengambil sudut

pandang yang berbeda yaitu mengadakan penelitian di majelis dzikir khushushy al-

khotmy di kabupaten Semarang. Lokasi penelitian ini dengan penelitian sebelumnya

memiliki perbedaan secara geografis, historis dan budaya pada lingkungan

masyarakat. Perbedaan yang lain adalah terletak pada obyek penelitian, penelitian ini

membatasi dengan ketentuan yang berbeda. Responden dalam penelitian ini adalah

Jama’ah Al Khidmah di Kabupaten Semarang. Karena pada jama’ah Al Khidmah

bagi penulis mempunyai keunikan yang berbeda dengan majelis-majelis jama’ah

lainnya. Diantara keunikannya yaitu bagi jama'ah Al Khidmah diharapkan memakai

pakaian serba putih-putih, tidak diperbolehkan membawa perkara yang berhubungan

dengan partai politik apalagi menjelek-jelekan orang atau organisasi lain, serta

adanya tujuan yang tulus, bersih, suci semata-mata hanya mengabdi, berjuang dan

berkhidmah kepada Allah SWT.

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis diartikan suatu jawaban yang sementara terhadap suatu permasalahan

penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan telaah pustaka

dan kerangka teori maka hipotesis penelitian dirumuskan, sebagai berikut:

Ho : Tidak ada korelasi yang signifikan intensitas mengikuti majelis dzikir

khushushy al-khotmy dengan kontrol diri (self control) pada jama’ah Al Khidmah

kabupaten Semarang tahun 2019.

Page 69: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

69

Ha : Terdapat korelasi yang signifikan antara intensitas mengikuti majelis dzikir

khushushy al-khotmy dengan kontrol diri (self control) pada jama’ah Al Khidmah

kabupaten Semarang tahun 2019.

Page 70: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

70

BAB III

METODE PENELITIAN

Kebenaran dalam penelitian dapat diterima apabila ada bukti-bukti nyata dengan

prosedur-prosedur yang jelas dan sistematis serta dapat dipertanggung jawabkan secara

ilmiah. Hal-hal yang perlu dipaparkan berkaitan dengan metode penelitian ini adalah

sebagai berikut:

A. Jenis Penelitian

Ditinjau dari jenis penelitian, maka penelitian ini termasuk penelitian lapangan

(field research), adapun pendekatan yang digunakan adalah metode pendekatan

deskriptif kuantitatif. Penelitian korelasional kuantitatif adalah jenis penelitian yang

bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel

yang dinotasikan dengan angka kuantitatif (Arikunto, 2016: 247)

Peneliti memilih menggunakan pendekatan kuantitatif karena untuk menguji

hubungan antara variabel intensitas mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy

dengan kontrol diri (self control). Sedangkan rancangan dalam penelitian ini

menggunakan penelitian studi korelasional yakni penelitian yang menghubungkan

antara kedua variabel, yaitu variable intensitas mengikuti majelis khushushy al-khotmy

sebagai variable pertama (x) dengan variable kedua (y) kontrol diri (self control).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah di majelis dzikir khushushy al-

khotmy di kabupaten Semarang. Sedangkan waktu penelitian ini direncanakan dan

dilaksanakan pada 25 Desember 2018 sampai dengan selesai.

Page 71: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

71

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah “keseluruhan subjek penelitian” (Arikunto, 2010:173).

Selaras dengan definisi sebelumnya, Sugiyono mengatakan bahwa populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas

atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian

diambil kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 81).

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa populasi adalah

sejumlah individu yang mempunyai paling sedikitnya sifat yang sama yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian diambil kesimpulannya.

Adapun yang menjadi populasi adalah jama’ah Al Khidmah kabupaten

Semarang yang berjumlah 200 orang.

2. Sampel

Menurut Arikunto (2006: 131), sampel adalah sebagian atau wakil populasi

yang diteliti. Apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga

penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika subjeknya besar, dapat

diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih (Arikunto, 2006: 134). Adapun

teknik sampling yang penulis gunakan adalah teknik purposive random sampling,

dalam penelitian ini mengambil sampel secara acak yakni 30 jama’ah dari

keseluruhan jumlah yang mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy di

kabupaten Semarang.

Page 72: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

72

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah hal-hal yang menjadi objek penelitian atau apa yang menjadi

titik perhatian suatu penelitian. Sedangkan menurut Sugiyono dalam buku “Metode

Penelitian Administrasi” variabel didefinisikan sebagai atribut dari seseorang atau objek

yang mempunyai variasi antara seorang dengan orang lain atau satu objek dengan objek

yang lain. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan dua variabel sebagai

pijakan utama dalam penulisan skripsi yaitu:

1. Intensitas mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy sebagai variabel (X).

2. Kontrol diri (self control) sebagai variabel (Y).

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bagi peneliti yang digunakan untuk

mengumpulkan data atau informasi yang relevan dengan permasalahan penelitian.

Instrumen disusun berdasarkan operasionalalisasi variabel yang telah dibuat dengan

disusun berdasarkan skala yang sesuai (Indrawan dan Yaniawati, 2016:112). Penelitian

ini, peneliti menggunakan dua skala berbentuk skala model Likert yaitu skala intensitas

mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy dan skala kontrol diri (self control).

Adapun cara yang digunakan dengan menggunakan 2 angket, yaitu: angket intensitas

mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy dan angket kontrol diri (self control).

F. Uji Coba Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas Angket

Instrumen tes yang akan digunakan dalam penelitian perlu dilakukan uji

validitas terlebih dahulu untuk mengetahui kelayakan soal yang dibuat. Arikunto

dalam Ridwan (2011:97) menyatakan bahwa “validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur”. Valid berarti

Page 73: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

73

instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur

(Sugiyono, 2010: 173). Meteran yang valid dapat digunakan untuk mengukur

panjang dengan teliti, karena meteran memang alat untuk mengukur panjang.

Meteran tersebut menjadi tidak valid jika digunakan untuk mengukur berat.

Mengukur validitas digunakan program komputer SPSS 16 for windows

dengan menggunakan Corected Item-Total Correlation yang merupakan korelasi

antara skor item dengan skor total item (nilai r hitung) dibandingkan dengan nilai

rtabel. Kriteria soal dikatakan valid, jika nilai r hitung > 0,3 (Sugiyono, 2010: 178).

Tabel 3.1

Uji Coba Validitas Instrumen

Intensitas Mengikuti Majelis Dzikir Khushushy Al-khotmy

Item Pernyataan r hitung r kritis Keterangan

Pernyataan 1 .616 0,30 Valid

Pernyataan 2 .465 0,30 Valid

Pernyataan 3 .770 0,30 Valid

Pernyataan 4 .807 0,30 Valid

Pernyataan 5 .770 0,30 Valid

Pernyataan 6 .309 0,30 Valid

Pernyataan 7 .465 0,30 Valid

Pernyataan 8 .465 0,30 Valid

Pernyataan 9 .878 0,30 Valid

Pernyataan 10 .712 0,30 Valid

Pernyataan 11 .465 0,30 Valid

Page 74: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

74

Item Pernyataan r hitung r kritis Keterangan

Pernyataan 12 .807 0,30 Valid

Pernyataan 13 .807 0,30 Valid

Pernyataan 14 .878 0,30 Valid

Pernyataan 15 .712 0,30 Valid

Sumber:berdasarkan data yang telah diolah (terlampir)

Tabel 1.1 menunjukkan hasil uji validitas instrumen variabel x “intensitas

mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy” yang dilakukan oleh peneliti

pada responden, pada tanggal 07 Maret 2019, pukul 19.00 WIB - selesai.

Instrumen angket berjumlah 15 pernyataan dengan jawaban yang telah

disediakan peneliti. Setelah dianalisis dengan menggunakan program SPSS 16

for windows dengan menggunakan Corected Item-Total Correlation dan

dibandingkan dengan r kritis, diketahui 15 pernyatan dinyatakan valid.

Tabel 3.2

Uji Coba Validitas Instrumen

Kontrol Diri (Self Control)

Item Pernyataan r hitung r kritis Keterangan

Pernyataan 1 .648 0,30 Valid

Pernyataan 2 .744 0,30 Valid

Pernyataan 3 .572 0,30 Valid

Pernyataan 4 .381 0,30 Valid

Pernyataan 5 .326 0,30 Valid

Pernyataan 6 .326 0,30 Valid

Page 75: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

75

Pernyataan 7 .438 0,30 Valid

Pernyataan 8 .558 0,30 Valid

Pernyataan 9 .474 0,30 Valid

Pernyataan 10 .558 0,30 Valid

Pernyataan 11 .474 0,30 Valid

Pernyataan 12 .457 0,30 Valid

Pernyataan 13 .438 0,30 Valid

Pernyataan 14 .303 0,30 Valid

Pernyataan 15 .438 0,30 Valid

Sumber:berdasarkan data yang telah diolah (terlampir)

Tabel 1.2 menunjukkan hasil uji validitas instrumen variabel y “kontrol diri

(self control)” yang dilakukan oleh peneliti pada responden, pada tanggal 07 Maret

2019, pukul 19.00 WIB - selesai. Instrumen angket berjumlah 15 pernyataan dengan

jawaban yang telah disediakan peneliti. Setelah dianalisis dengan menggunakan

program SPSS 16 for windows dengan menggunakan Corected Item-Total

Correlation dan dibandingkan dengan r kritis, diketahui 15 pernyataan dinyatakan

valid.

G. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data secara holistik integrative relevan dengan fokus, maka

teknik pengumpulan data yang akan dipakai meliputi:

1. Metode Angket

Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui formulir-

formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada

seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan

Page 76: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

76

informasi yang diperlukan oleh peneliti (Mardalis, 2002:67). Pengumpulan data ini

digunakan untuk mengetahui intensitas mengikuti majelis dzikir khushushy al-

khotmy dan kontrol diri (self control) pada jama’ah Al Khidmah kabupaten

Semarang.

2. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan

menggunakan dokumen yang ada. Dengan metode dokumentasi dapat diperoleh

catatan atau arsip yang berhubungan dengan penelitian (Rumidi, 2004: 131). Dalam

metode dokumentasi peneliti mencari dokumen-dokumen yang mendukung data

berkaitan dengan penelitian dan memperkuat data-data yang di dapat. Penggunaan

metode dokumentasi dalam penelitian ini adalah data sejarah berdirinya jama’ah al

Khidmah, visi dan misi Al Khidmah, struktur organisasi Al Khidmah kabupaten

Semarang, foto-foto kegiatan dan kitab amaliyah dzikir khushushy al-khotmy dll.

3. Observasi atau pengamatan

Dalam pengertian psikologi, observasi atau yang disebut pula dengan

pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan

menggunakan alat indra. Mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan,

penciuman, pendenganran, peraba dan pengecap (Arikunto, 2006: 156). Metode ini

digunakan dalam melengkapi data yang diperlukan dengan jalan mengamati

intensitas dan aktifitas jama’ah Al Khidmah dalam majelis dzikir khushushy al-

khotmy.

H. Teknik Analisis Data

Analisa data pada penelitian ini adalah analisa bivariat. Analisa bivariat yang

dipilih karena pada penelitian ini akan mencapai korelasi antara dua variabel yaitu

Page 77: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

77

intensitas mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy sebagai variabel bebas dan

kontrol diri (self control) pada jama’ah Al Khidmah Kabupaten Semarang tahun 2019

sebagai variabel terikat. Untuk mengetahui kenormalan data dilakukan uji kolmogorof

smirnov. Data normal menggunakan korelasi product moment dan jika data tidak

normal menggunakan uji statistic spearman rho, uji ini dipakai karena skala data yang

dikumpulkan berbentuk ordinal (Arikunto, 2002).

Adapun rumus korelasi product moment dan uji statistic spearman rho, sebagai

berikut: (Arikunto, 1995: 207)

1. Rumus korelasi product moment:

2222 yyNxxN

yxxyNrxy

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara variabel x dan y

xy = Produk dari variabel x dan y

x = Intensitas mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy

y = Kontrol diri (self control)

N = Jumlah responden

? = Jumlah/sigma

Rumus rank spearman:

2.

( )

Keterangan:

Rhoxy : koefisien korelasi ordinal

n : banyaknya subjek

Page 78: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

78

D : beda antara jenjang setiap subyek

Untuk perhitungan dalam analisis data menggunakan bantuan application spss

versi 16 for windows 7.

Page 79: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

79

BAB IV

DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

A. Gambaran Umum Al Khidmah Kabupaten Semarang

1. Sejarah Berdirinya Al Khidmah

Al Khidmah muncul sekitar tahun 1980-an. KH. Ahmad Asrori al-Ishaqy

waktu masih muda sering bergaul untuk mendekati para pemuda di Gresik. Pemuda

yang pertama didekati KH. Achmad Asrori al-Ishaqy waktu itu adalah bernama

Syamsul Hadi atau panggilannya “Puyuh”. Ia adalah salah satu anak jalanan “anak

embongan” juga seorang seniman yang sering mangkal di Terminal Bundar Kota

Gresik. Puyuh setiap malam suka maksiat, sering minum-minuman keras dan

sebagainya. KH. Ahmad Asrori akhirnya mulai mendekati Puyuh nama

panggilannya anak jalanan tadi, sambil membimbing dan mengerahkan dengan

penuh kesabaran, keuletan, pelan tapi pasti dan akhirnya Puyuh lambat laun

bertaubat dan akhirnya pengikut jama’ah KH. Ahmad Asrori al-Ishaqy dan bersedia

untuk dibimbing menuju jalan yang benar. Dari sinilah kemudian Puyuh mengajak

temannya yang lain untuk diajak gabung mengikuti arahan dari KH. Ahmad Asrori

al-Ishaqy seperti halnya dirinya. Akhirnya Puyuh berhasil mengumpulkan sekitar 15

orang temannya untuk mengadakan suatu perkumpulan anak-anak muda yang

kegiatannya berdzikir mendekatkan diri kepada Allah SWT. Kemudian lambat laun

dari 15 orang pemuda tersebut merasa antusias dalam mengikuti perkumpulan

majelis dzikirnya KH. Ahmad Asrori al-Ishaqy. Akhirnya KH. Ahmad Asrori al-

Ishaqy memberi nama perkumpulan pemuda yang suka berdzikir tersebut dengan

sebuah nama Orong-orong (hewan sejenis jangkrik) atau hewan kecil yang muncul

Page 80: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

80

di waktu gelap yang mencari cahaya di malam hari dan mengelilinginya. Dengan

nama itulah kyai Asrori mengkiaskan hal itu, yakni mengajak para pemuda yang

awalnya kehidupannya gelap penuh dengan perbuatan maksiat dan dosa dibimbing

menuju kehidupan cahaya kebenaran dengan Ahklak al-Karimah. Sekitar tahun

1984-an KH. Ahmad Asrori al-Ishaqy yang ketika itu masih belum menikah

berinisiatif untuk mendirikan Mushalla (tempat untuk shalat) yang berada tepat

disamping rumahnya di daerah Kedinding Surabaya. Di sana KH. Ahmad Asrori Al-

Ishaqy mulai mengajak santri-santri lama untuk mengikuti kegiatan majelisan dan

pengajian setiap hari malam jum’at. Kegiatan tersebut meneruskan dari amaliah

ayahanya yaitu kyai Utsman yang sebelumnya pernah juga menghadiri mejelis-

majelis yang sama di berbagai tempat. Kemudian dari tempat tinggal ini, selanjutnya

menjadi awal cikal bakal tempat ia mendirikan Pondok Pesantren yang diberi nama

Al-Fitrah (Yusuf, 2014:22-24).

Sejarah awal nama Al Khidmah muncul, ketika para santri Pondok Pesantren

Al-Fitrah setiap kali menulis undangan majelisan untuk disebarkan kepada jama’ah,

mereka tidak lupa menulis di bagian pojok kanan bawah kertas undangan tersebut,

ditulis dengan kata “Al Khidmah” yang berarti pelayan atau melayani. Konon dari

kebiasaan santri dalam menulis undangan mereka senantiasa mencantumkan kata Al

Khidmah, akhirnya warga atau orang-orang di lingkungan pondok yang mendapat

undangan dari santri Pondok Pesatren Al-Fitrah menyebut acara majelis dzikir itu

dengan nama Majelis Al Khidmah. Sehingga nama itu sampai sekarang terkenal

dengan sebutan nama Al Khidmah yakni majelis dzikir yang dipimpin oleh Kyai

Ahmad Asrori (Yusuf, 2014:24-25).

Page 81: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

81

Pendiri Al Khidmah dan sekaligus seoarang Pengasuh Pondok Pesantren Al

Fitrah Kedinding Surabaya yakni KH. Ahmad Asrori al-Ishaqi. Beliau adalah salah

satu pasangan putra dari KH. Utsman al-Ishaqy dan Nyai Qomariyah binti kyai

Munaji. Kata al-Ishaqi dinisbatkan kepada maulana Ishaq, ayah dari Sunan Giri.

Kyai Asrori merupakan putra ke lima dari Sembilan bersaudara. Kyai Utsman

merupakan seorang murid Thariqah Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah penerus dari

mursyid sebelumnya yakni KH. Romli Tamim Jombang Jawa Timur (Yusuf,

2014:20-21). Dalam dunia Islam, tarekat Naqsyabandiyah dikenal sebagai tarekat

yang penting dan memiliki penyebaran paling luas; cabang-cabangnya bisa

ditemukan di banyak negeri antara Yugoslavia dan Mesir di belahan barat serta

Indonesia dan Cina di belahan timur. Sepeninggal Kiai Utsman tahun 1984, atas

penunjukan langsung Kiai Utsman, Kiai Ahmad Asrori meneruskan kedudukan

mursyid ayahnya.

KH. Ahmad Asrori al-Ishaqy juga mendirikan pesantren Al-Fithrah di

Kedinding Lor, sebuah pesantren dengan sistem klasikal, yang kurikulum

pendidikannya menggabungkan pengetahuan umum dan pengajian kitab kuning. Ia

juga seorang penggagas Al Khidmah, sebuah jama’ah yang sebagian anggotanya

adalah pengamal Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah. Jama’ah Al Khidmah ini

menarik karena sifatnya yang inklusif, yang tidak memihak salah satu organisasi

sosial manapun. Meski dihadiri tokoh-tokoh ormas politik dan pejabat negara,

majelis-majelis yang diselenggarakan Al Khidmah berlangsung dalam suasana

murni keagamaan tanpa muatan-muatan politis yang membebani. KH. Ahmad

Asrori al-Ishaqy seolah menyediakan Al Khidmah sebagai ruang yang terbuka bagi

siapa saja yang ingin menempuh perjalanan mendekat kepada Allah SWT tanpa

Page 82: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

82

membedakan baju dan kulit luarnya. Pelan tapi pasti organisasi ini mendapatkan

banyak pengikut. Saat ini diperkirakan jumlah mereka jutaan orang, tersebar luas di

banyak provinsi di Indonesia, hingga Singapura, Malaisia, Thailand, Saudi Arabia

dan Filipina. Dengan kesabaran dan perjuangannya yang luar biasa, kyai Asrori

terbukti mampu meneruskan kemursyidan yang ia dapat dari ayahnya. Bahkan lebih

dari itu, ia berhasil mengembangkan Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah ke

suatu posisi yang mungkin tidak pernah ia bayangkan.

KH. Ahmad Asrori al-Ishaqy adalah pribadi yang istimewa. Pengetahuan

agamanya dalam dan kharisma memancar dari sosoknya yang sederhana. Tutur

katanya lembut namun seperti menerobos relung-relung di kedalaman hati

pendengarnya. Menurut keluarga dekatnya, sewaktu muda Kyai Asrori telah

menunjukkan keistimewaan-keistimewaan. Mondoknya tidak teratur, Ia belajar di

Rejoso satu tahun, di Pare satu tahun, dan di Bendo satu tahun. Di Rejoso ia malah

tidak aktif mengikuti kegiatan ngaji. Ketika hal itu dilaporkan kepada pimpinan

pondok, Kyai Mustain Romli, ia seperti memaklumi, “biarkan saja, anak macan

akhirnya jadi macan juga”. Meskipun belajarnya tidak tertib, yang sangat

mengherankan, kyai Asrori mampu membaca dan mengajarkan kitab Ihya‟ Ulum al-

Din karya Imam al-Ghazali dengan baik. Di kalangan pesantren, kepandaian luar

biasa yang diperoleh seseorang tanpa melalui proses belajar yang wajar semacam itu

sering disebut ilmu Laduni (ilmu yang diperoleh langsung dari Allah SWT). Kyai

Asrori mendapatkan ilmu Laduni sepenuhnya itu adalah rahasia Allah SWT,

(wallahu a‟lam). Ayahnya sendiri juga kagum atas kepintaran anaknya. Suatu ketika

kyai Utsman pernah berkata “seandainya saya bukan ayahnya, saya mau kok ngaji

kepadanya.” Barangkali itulah yang mendasari Kyai Ustman untuk menunjuk Kyai

Page 83: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

83

Asrori (bukan kepada anak-anaknya yang lain yang lebih tua) sebagai penerus

kemursyidan Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah.

(http://alkhidmahrobayan.blogspot.com/2012/06/kh.html). Di akses 16/04/2019.

Al Khidmah didirikan atas dasar asas Islam yang mewujudkan kesejahteraan

dan kemaslahatan umat manusia khususnya umat Islam secara keseluruhan, akan

tetapi tidak berhubungan kepada organisasi massa, partai politik, kekuasaan maupun

kepentingan golongan. KH. Ahmad Asrori Al Ishaqy pengasuh pondok pesantren Al

Fithrah Kedinding Surabaya yang juga mursyid Thariqah Qadiriyah wan

Naqsabandiyah Al Utsmaniyah bersama para murid, pengikut dan simpatisan

majelis dzikir secara resmi mendirikan organisasi yang diberi nama Al Khidmah di

Semarang pada tanggal 25 Desember 2005. Hingga saat ini Al Khidmah tersebar

hampir di seluruh Provinsi se-Indonesia dan luar negeri

(Malaysia/Thailand/Singapura/Arab saudi/Brunai Darussalam dll).

2. Sejarah Masuknya Al Khidmah ke Kabupaten Semarang

Al Khidmah masuk ke Kabupaten Semarang diperkenalkan kepada

masyarakat oleh KH. Abdul Wahab (pengasuh Pondok Pesantren Al-Mansur

Ungaran) dan KH. Hasanudin, MH. Pada tahun 2003. Awal mulanya mengadakan

majelis-majelis tahlil (iklilan) dari masjid ke masjid secara berkeliling (safari)

dengan ruang lingkup Kota Ungaran dan sekitarnya. Al Khidmah waktu itu berpusat

di kantor Radio Rasika Jl. Semangka No. 7 Ungaran Timur yang pimpinannya

adalah bapak KH. Hasanudin, MH. Dan sekarang sekretariat Al Khidmah

Kabupaten Semarang berpusat di Ruko Amaya CC 11, Jl. MT Haryono, Sidomulyo

Ungaran.

Page 84: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

84

Berkembangnya para jama’ah Al Khidmah di kabupaten Semarang dan

mendapat dukungan dari masyarakat maka dibentuklah sebuah kepengurusan.

Terpilihlah ketua umum pertama jamaa’ah Al Khidmah yaitu bapak Budiono

(Anggota TNI aktif pada saat itu). Pada rintisan dan kepenguruan tersebut

diselenggrakanlah majelis dzikir Khushushy al-khotmy yang masih menginduk di

Masjid Baitur Rahman Simpang Lima Semarang dan mengadakan mejelis manakib

selapanan di Masjid-masjid Kota Ungaran.

Pada tanggal 25 Desember tahun 2005, KH Ahmad Asrori al-Ishaqy r.a.

mendeklarasikan jama’ah Al Khidmah di Meteseh Semarang. Sekarang dijadikan

Pondok Pesantren Assalafi Al-Fitrah dan sebagai pusat kegiatan majelis manakib

selapanan tingkat Jawa Tengah. Dalam deklarasi sekaligus acara sarasehan jama’ah

Al Khidmah Indonesia dan Asia di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP)

Semarang menyetujui dan menyepakati secara resmi bapak KH. Hasanudin, MH.

terpilih sebagai ketua umum pertama. Jadi terbentukya kepengurusan Al Khidmah

di kabupaten Semarang itu sebelum deklarasi Al Khidmah Indonesia.

Setelah deklarasi di Meteseh Semarang, kemudian kepengurusan di

kabupaten Semarang yang masih di ketuai bapak Budiono diadakanlah pemilihan

ketua atau kepengurusan yang baru. Melalui Musyawarah Daerah (Musda) ke I,

terpilihlah ketua yang baru yaitu bapak Drs. Imam Sunaryo. Pada kepengurusannya

bapak Drs. Imam Sunaryo tersebut kegiatan Al Khidmah mulai merambah dan

berkembang di 5 kecamatan yang ada di Kabupaten Semarang. Majelis dzikir

Khusushushy al-khotmy juga bertambah menjadi 5 tempat, 30 majelis iklilan dan

manakib dengan estimasi jama’ah sekitar 5. 000 orang. Pada akhirnya di tahun 2006

Page 85: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

85

menyelenggarakan majelis Haul Akbar yang pertama Kabupaten Semarang di

Masjid Ikatan Persatuan Haji Indonesia (IPHI) Al Mabrur Ungaran Timur.

Pada tanggal 06 Mei 2009 Pengurus Pusat Al Khidmah mengamanatkan

kepada team 9 untuk melakukan reshuffle kepada pengurus Al Khidmah Kabupaten

Semarang masa Khidmah tahun 2007-2010. Setelah mendapat amanat secara

langsung dari Pengurus Pusat Al Khidmah kemudian ditindaklanjuti dengan

mengadakan Musayawarah Daerah (MUSDA) ke II Kabupaten Semarang di Masjid

Jabal Khoir kampus UNDARIS Ungaran. Hasil MUSDA tersebut terpilihlah KH.

Muhammad Zaenuri sebagai ketua umum masa khidmah tahun 2010-2013.

Pada fase pengembangan yang kedua ini, jama’ah Al Khidmah tumbuh dan

berkembang yang semula hanya ada 5 kecamatan di Kabupaten Semarang menjadi

16 kecamatan diantaranya, yaitu Kecamatan Ungaran Timur, Ungaran Barat,

Pringapus, Bergas, Tuntang, Pabelan, Bringin, Susukan, Suruh, Tengaran, Bawen,

Bandungan, Banyubiru, Sumowono, Bancak dan Kaliwungu. Juga ditambah lagi di

dua Kecamatan Kota Madya Semarang yaitu Gunung Pati dan Banyumanik. (Anam,

2015:75-77)

Bertambah dan berkembangnya Al Khidmah pada tahun 2019 terdapat 75

tempat majelis Iklilan/Manakiban yang tersebar di 19 Kecamatan. Mulai tahun 2006

sampai 2019 Al Khidmah Kabupaten Semarang sudah menyelenggarakan Haul

Akbar sebanyak 14 kali Kemudian pengurus Al Khidmah Kabupaten Semarang

pada tanggal 03 Februari 2013 mengadakan Rakerda yang ke 6, di MI Ma’arif Keji,

Ungaran Barat. Para peserta Musda ke 6 tersebut masih memberi kepercayaan

kepada KH. Muhammad Zaenuri yang terpilih kembali menjadi Ketua Umum masa

khidmah tahun 2013-2016. Kemudian pada pada hari Ahad, 30 Juni 2019 pengurus

Page 86: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

86

daerah Al Khidmah Kabupaten Semarang menyelenggarakan lagi musyarawarah

daerah dan rapat kerja daerah yang ke-IV bertempat di PP. PAUDNI Ungaran. Hasil

musyawarah daerah tersebut terpilihlah Bapak Supriyono, M. Pd sebagai ketua

umum Al Khidmah Kabupaten Semarang masa khidmah tahun 2019-2022.

Jama’ah Al Khidmah dari bebagai acara di beberapa kecamatan di

Kabupaten Semarang sudah menyebar luas di masyarakat dan di berbagai kalangan

yang tidak membeda-bedakan jabatan, kedudukan, kekayaan dan partai politik

manapun. Organisasi Al Khidmah telah tercatat secara resmi di Kementrian Hukum

dan HAM Republik Indonesia dengan Nomor Akte AHU 25 AH 01.06 Tahun 2011.

3. Visi dan Misi Al Khidmah

a. Visi Al Khidmah

Mewujukan generasi yang shalih shalihah sejahtera lahir dan batin, yang

pandai bersyukur, dapat menyenangkan hati keluarganya, orang tuanya, guru-

gurunya hingga Nabi Muhammad SAW sesuai dengan petunjuk al-Qur’an dan

hadis serta tuntunan ahklak para Salafuna as-Shalih.

b. Misi Al Khidmah

1) Mewujudkan keluarga yang shalih shalihah sejahtera lahir dan batin, yang

senang berkumpul dalam majelis dzikir, maulid dan manaqib serta kirim

doa kepada orang tua.

2) Mewujudkan masyarakat yang shalih shalihah sejahtera lahir dan batin,

yang senang berkumpul dalam majelis dzikir, maulid dan manaqib serta

kirim doa kepada orang tua.

Page 87: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

87

3) Mewujudkan pejabat yang shalih shalihah sejahtera lahir dan batin, yang

senang berkumpul dalam majelis dzikir, maulid dan manaqib serta kirim

doa kepada orang tua.

4) Mewujudkan pengurus jama’ah Al Khidmah yang mampu memfasilitasi

terselenggaranya majlis dzikir, maulid dan manaqib serta kirim doa kepada

orang tua.

5) Mewujudkan pengurus Al Khidmah di seluruh tanah air dan di beberapa

negara tetangga.

6) Mewujudkan usaha-usaha yang dapat meningkatkan kesejahteraan

masyarakat, sehingga lebih istiqamah beribadah (Pengurus Pusat Al

Khidmah, 2014:4).

4. Dasar Pemikiran Lahirnya Al Khidmah

Dasar pemikiran lahirnya Al Khidmah ini dibentuk karena untuk

membentengi generasi muda Indonesia dari maraknya ajaran-ajaran yang

menyimpang dari ajaran Ahlus Sunnah wal Jama‟ah. Di antara munculnya dasar

pemikiran lahirnya Al Khidmah yaitu:

a. Makin susah dan beratnya memegang teguh aqidah, keyakinan, dan perjalanan

agama yang benar, tegak dan lurus, seperti menggenggam bara api dalam

telapak tangan.

b. Makin berkurangnya sikap menyayangi dan menghargai sesama, akibat

berkurang atau tiada rasa malu.

c. Makin banyaknya orang sering mencampuri urusan-urusan dan hak-hak orang

lain, sehingga sering timbul dan bangkit kesalahpahaman dan salah pengertian,

sampai ke perpecahan dan permusuhan.

Page 88: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

88

d. Ahlul amanah dikhiyanati, sebaliknya Ahlul khiyanah dipercaya, menjadikan

yang dekat menjadi yang jauh, sebaliknya yang jauh menjadi dekat.

e. Makin terselubung dan kaburnya persoalan, sehingga sulit membedakan antara

yang hak dengan yang bathil, akibat karena beraninya selalu membawa-bawa

nama: “Demi Allah, demi Rasulullah SAW, demi agama dan demi kebenaran

yang mutlak serta demi bangsa dan negara”.

f. Makin terbaliknya pemikiran dan sudut pandang, yang baik dikatakan mungkar

sebaliknya yang mungkar dikatakan baik.

g. Persoalan Ijtihadiyah, Khilafiah dan Furu‟iyyah yang seharusnya untuk saling

mengerti, menyayangi, menghargai, memulyakan dan menaungi serta

melindungi sesama umat. Lebih-lebih umat Islam, disejajarkan dengan persoalan

mungkar dan dituduh sebagai perkara bid‟ah yang sesat dan menyesatkan, yang

menimbulkan makin jauhnya persatuan dan kesatuan umat, lebih-lebih ukhuwah

islamiyah.

h. Makin terjeratnya daya pikiran dan wawasan, dan tersekap hanya oleh

kemampuan ilmu pengetahuan, tanpa disadari hampa dan kosongnya rahasia dan

cahaya dari Allah SWT, yang mengiringi, menuntun dan memimbing kearah

satu titik “Sidqu at-Tawajjuh” (kebenaran, ketepatan, kemantapan, dan

kesungguhan) dalam mengabdi dan berkhidmah kepada Allah SWT.

i. Makin berani dalam menangani persoalan, menduduki kedudukan dan dalam

menguasai segala kekuasaan, lebih-lebih yang berkaitan dengan persoalan

agama, di luar ilmu, keahlian dan kemampuannya.

j. Makin banyak yang membanggakan dan mengagungkan pikiran, wawasan dan

pendapatnya sendiri, seakan-akan yang paling benar secara mutlak.

Page 89: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

89

k. Makin banyak yang men-Tuhankan dan mengedepankan hawa nafsu dan

kepentingan pribadi dan kelompok-kelompok, golongan-golongan.

l. Makin sedikit dan berkurangnya para tokoh agama, tokoh masyarakat dan para

pemimpin yang shalih, yang menjadi suri tauladan dan panutan yang baik,

secara lahir dan batin.

m. Makin banyak kelompok-kelompok, golongan-golongan yang sesat dan

menyesatkan, dengan terang-terangan menampakkan dirinya dengan segala

aneka warna yang mengaburkan dan mensilaukan, dan dengan segala macam

raut muka yang berbeda-beda (PP Al Khidmah Pelajar dan Mahasiswa, 2013:15-

16).

5. Lambang, Makna dan Arti Simbolik Al Khidmah

a. Lambang Al Khidmah

Gambar 1.1. Lambang/simbul jama’ah Al Khidmah

Lambang Al Khidmah terdiri dari gambar, yaitu:

1) Pena sebagai alat untuk menulis

2) Arah pena yang menunjuk ke arah bawah

3) Kitab, 4 buah

4) Bintang, 3 buah

5) Tasbih

6) Pentolan tasbih yang mengarah ke dalam lingkaran

Page 90: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

90

7) Pentolan tasbih yang panjang yang berada di bawah, mengarah ke atas.

b. Lambang Al Khidmah mengandung arti dan makna :

1) Menjujung tinggi kefitrahan

2) Mengabdi keharibaan Allah SWT

3) Meneladani Rasulullah SAW

4) Menegakkan dan meneruskan jejak Salafuna as-Shalih

5) Berbakti demi Nusa dan Bangsa

6) Dalam naungan dan lindungan Ahlus Sunnah wal Jama‟ah.

c. Arti Simbolik dari lambang Al Khidmah :

1) Pena sebagai lambang mencari ilmu.

2) Arah pena ke bawah, melambangkan menuntut ilmu semenjak lahir hingga

masuk liang lahat (sampai wafat).

3) Empat buah kitab, merujuk dan mengembalikan semua itu atas dasar al-

Qur’an, al-Hadis, al-Ijma’ dan al-Qiyas.

4) Tiga buah bintang melambangkan: menegakkan dan membesarkan al-

Islam, al-Iman dan al-Ihsan.

5) Tasbih melambangkan mengikuti ketetapan dan amaliah para ulama’

Salafuna as-Shalih.

6) Pentolan tasbih yang mengarah ke dalam menunjukkan kesungguhan dan

keikhlasan dalam mengabdi kepada Allah SWT.

7) Pentolan tasbih yang panjang yang berada di bawah, mengarah ke atas,

melambangkan bersikap rendah hati agar mawas diri dan toleransi serta arif

, bijaksana demi meraih rahmat dan ridha serta keutamaan dan kemuliaan di

sisi Allah SWT.

Page 91: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

91

6. Al Khidmah Sebagai Wadah

Sadar bahwa manusia tidak akan hidup di dunia selamanya, kyai Asrori telah

berfikir jauh ke depan untuk keberlangsungan pembinaan jama’ah yang sudah jutaan

jumlahnya. Perkembangan jumlah murid cukup menggembirakan ini sekaligus

mengundang kekawatiran. Banyaknya murid yang berbaiat di Thariqah Qadiriyah

wan Naqsabandiyah Al-Utsmaniyah menunjukkan bahwa ajaran ini memiliki daya

tarik tersendiri. Apalagi murid-murid yang telah berbaiat terus dibina melalui

berbagai majelis, sehingga amalan-amalan dari sang guru tetap terpelihara.

Di sisi lain banyaknya murid juga mengundang kekhawatiran sang guru.

Karena mereka tidak terurus dan terorganisir dengan baik, sehingga pembinaannya

pun kurang termonitor. Kondisi inilah yang mendorong beberapa murid senior

memiliki gagasan untuk perlunya membentuk wadah di samping dorongan yang

cukup kuat dari kyai Asrori sendiri, sehingga diharapkan dengan terbentuknya

wadah bagi para murid-muridnya dapat lebih mudah melaksanakan amalan amalan

dari gurunya.

Maka dibentuklah wadah bernama “Jama’ah Al Khidmah”. Organisasi ini

resmi dideklarasikan tanggal 25 Desember 2005 di Semarang Jawa Tengah, dengan

kegiatan utamanya ialah menyelenggarakan Majelis Dzikir, Majelis Khotmil al-

Qur‟an, Maulid dan Manaqib serta kirim do’a kepada orang tua dan guru-gurunya.

Kemudian menyelenggarakan Majelis Sholat Malam, Majelis Ta‟lim, Majelis

Lamaran, Majelis Akad nikah, Majelis Tingkepan, Majelis Memberi nama anak dan

lain lain.

Jika diruntut, Kyai Ahmad Asrori memiliki darah keturunan hingga

Rasulullah SAW yang ke 38, yakni Ahmad Asrori putra kyai Utsman al-Ishaqi.

Page 92: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

92

Namanya dinisbatkan pada Maulana Ishaq ayah Sunan Giri. Karena kyai Utsman

masih keturunan Sunan Giri. Kyai Utsman berputra 13 orang, berikut silsilahnya :

Ahmad Asrori al-Ishaqy-Muhammad Utsman-Surati-Abdullah-Mbah Deso-

Mbah Jarangan-Ki Ageng Mas-Ki Panembahan Bagus-Ki Ageng Pangeran Sedeng

Rana-Panembahan Agung Sido Mergi-Pangeran Kawis Guo-Fadlullah Sido Sunan

Prapen-Ali Sumodiro-Muhammad Ainul Yaqin Sunan Giri-Maulana Ishaq-Ibrahim

Al Akbar-Ali Nurul Alam-Barokat Zainul Alam-Jamaluddin Al Akbar Al Husain-

Ahmad Syah Jalalul Amri-Abdullah Khan-Abdul Malik-Alawi-Muhammad Shohib

Mirbath-Ali Kholi’ Qasam-Muhammad Alawi-Ubaidillah-Ahmad Al Muhajir-Isa

An Naqib Ar Rumi-Muhammad An Naqib-Ali Al Uraidli-Ja’far As Shodiq-

Muhammad Al Baqir-Ali Zainal Abidin-Hussain bin Ali-Ali bin Abi

Thalib/Fathimah binti Rasulullah SAW.

http://alkhidmahrobayan.blogspot.com/2012/06/kh.html). Di akses 24/4/2019

KH. Hasanuddin, M.H. (ketua Al Khidmah pusat masa khidmah 2006-2014)

menjelaskan, organisasi Al Khidmah sengaja dibentuk bukan karena latah apalagi

berorientasi ke politik praktis, akan tetapi semata mata agar pembinaan jama’ah

lebih terarah dan teratur. Siapapun bisa menjadi anggotanya, baik yang sudah baiat

atau yang belum baiat. Banyak kalangan orang umum baik dari kalangan pejabat

maupun rakyat kecil mengikuti acaranya Al Khidmah. Al Khidmah adalah

organisasi yang tidak berpihak pada golongan dan partai manapun. Seperti yang

telah ditekankan oleh KH. Ahmad Asrori dalam sebuah catatan khusus bahwa

berdirinya dan terbentuknya jama’ah Al Khidmah sekali lagi bukan sebagai cikal

bakal awal berdirinya suatu partai atau pendukung dan pembela salah satu

Page 93: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

93

organisasi partai. Organisasi Al Khidmah ini jangan dibawa kemana-mana, tetapi

selalu berada dimana-mana (Al-Ishaqi, 2011:31).

7. Susunan Pengurus Al Khidmah Kabupaten Semarang

Kepengurusan dan hubungan tugas serta tanggung jawab masing-masing

untuk mencapai tujuan yang dicapai. Dengan adanya pengorganisasian ini

diharapkan dapat terwujud pembagian tugas kerja yang sesuai dan dapat terjamin

efektifitas serta efisiensi kerja yang optimal. Jama’ah Al Khidmah Kabupaten

Semarang terdiri dari Dewan Penasihat, Dewan Pengawas Keuangan, Dewan

Pengurus dan Bidang-bidang di antaranya yaitu:

a. Dewan Penasehat

Dewan penasehat Al Khidmah Kabupaten Semarang terdiri dari penasehat

di beberapa kecamatan atau sebagai imam Khushusy atau sebagai perwakilan.

Di antanya penasehat tersebut adalah:

1) KH. Hasanuddin, MH.

2) KH. Mashudi

3) KH. Asyifudin

4) KH. Kabul

5) KH. Masykur

6) Kyai Syamsudin

7) Kyai Zuhri al-Hafidz

8) Gus Indana Zulfa

9) KH. Nur Kholis

10) KH. Fatkhur Rahman

11) KH. Aris As’ad Nasution

Page 94: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

94

12) KH. Fathan

13) KH. Agus Masna Sofa Fauza

14) KH. Zaenal Muttaqin Wahab

15) Kyai Mahsun

16) Kyai Muhdi Taufiq Wahab

17) H. Nurseri

18) Drs. Imam Sunaryo

19) Drs. H. Abdul Kholiq Rifa’i

20) H. Sumarno Atmojo, SE.

b. Dewan Pengawas Keuangan

Dewan Pengawas keuangan bertugas untuk mengawasi dan mengoreksi

kas masuk dan kas keluar sebagai controlling. Dewan Pengawas Keuangan

terdiri dari:

1) Abdullah Maskur, SE., M.SI.

2) H. M. Pujiyanto.

3) H. Nur Budiarso.

c. Dewan Pengurus

Dewan pengurus berarti sebagai pelaksana atau mengurusi dalam suatu

organisasi untuk menjalakan program kerja yang telah ditetapkan melalu Rapat

Kerja Daerah (Rakerda) Kabupaten Semarang. Kepengurusan dibatasi waktu

masa khidmah empat tahun dan bisa terpilih lagi setelah diadakan Rakerda

berikutnya.

Susunan kepengurusan jama’ah Al Khidmah kabupaten Semarang masa

Khidmah 2015-2019 adalah sebagai berikut:

Page 95: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

95

1) Ketua : KH. Muhammad Zaenuri

2) Wakil Ketua I : H. M. Aris Muji Widodo, SH, M.Hum.

Wakil Ketua II : Kardiman

3) Sekretaris : Syahrul Munir, SE

a) Wakil Sekretaris : Ali Sujiono, S,Pd.

b) Wakil Sekretaris : M. Solihin, ST.

4) Bendahara : M. Nur Kholis

a) Wakil Bendahara : M. Sutrisno

b) Wakil Bendahara : Muhafid

d. Bidang-Bidang

1) Kepala Bidang Organisasi : Supriyono, M.Pd.

Anggota : Shohibul Makmun, S.Pd.

2) Kepala Bidang Penyelenggaraan Majelis : Ustadz Faqih Al Hafidz

Anggota : Ustadz Harisun, Ustadz Mukhlasin

3) Kepala Bidang Pelajar & Mahasiswa : Abdul Ghoni, S.Pd.I.

Anggota : Adli Hidayat, SH.

4) Kepala Bidang Dana & Usaha : Roni Pujiyanto

Anggota : Pintoko Ariwibowo, H. As’ad, M. Qosim.

5) Kepala Bidang Pendidikan : Sasmito

Anggota : M. Sokhib, Rokan, Gus Birun

6) Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan : ibu Siti Rohmah

Anggota : Ibu Wahyu, ibu Muthomimah, Titik Indriyana, S. Sos.I, dan Bu

Ihsan.

7) Kepala Bidang Humas/ Kominfo : M. Ardiyanto, S,IP

Page 96: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

96

Anggota : Bambang Riyanto, SH. Aris, Fatin, M. Soleh,

8) Kepala Bidang Mobilisasi Jama’ah : Mukhlisin

Anggota : Rohmiyadi, Sutrisno, Warseno, Dulrohman, Amir Syafrudi,

Tohir, Hanafi Faiz.

9) Kepala Bidang Kesekretariatan : Muh Kamadun

Anggota : H. Imam Rosyidi, Beny Setiawan Gundong, Agusnanto,

Wagiman, Mohayen, Mujiono, Ahmad Rodli, Rohman, Hidlayat Jawas.

(Musda IV & Rakerda PD. Al Khidmah Kabupaten Semarang, 2019:10-12).

8. Kegiatan dan Amaliah Majelis Dzikir Khushushy Al-khotmy

Kegiatan dan amaliyah majelis dzikir khushushy al-khotmy sudah tercantum

di dalam buku Pedoman Kepemimpinan, Kepengurusan dalam Kegiatan, Amaliyah

Ath-Thoriqoh dan Al Khidmah tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah

Tangga AD/ART. Di dalam AD/ART tersebut berisi tentang:

a. Kegiatan Al khidmah

1) Bidang Agama

a) Menyelenggarakan majelis dzikir, Maulid dan manakib serta kirim doa

kepada orang tua dan guru-gurunya.

b) Menyelenggarakan majelis Shalat malam

c) Menyelenggarakan Majelis Ta’lim

d) Menyelenggarakan majelis lamaran atau Khitbah

e) Menyelenggarakan majelis Akad nikah

f) Menyelenggarakan majelis Tingkepan atau selamatan tujuh bulan

kandungan

Page 97: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

97

g) Menyelenggarakan majelis memberi nama anak atau Walimah at-

Tasmiyyah

h) Menyelenggarakan majelis Sunatan atau Khitanan

i) Menyelenggarakan majelis Khotmil al-Qur‟an

j) Menyelenggarakan Majelis Sya‟ban dan lain-lain.

2) Bidang pendidikan

a) Proses belajar mengajar dengan sistem Pondok Pesantren as-Salafi.

k) Menyelenggarakan pendidikan formal (TK s/d Universitas).

3) Bidang Sosial berfungsi untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan

masyarakat.

4) Bidang Ekonomi

a) Mengupayakan tumbuhnya ekonomi kerakyatan

b) Mendorong tumbuh kembangnya KOPERASI masyarakat (al-Ishaqi,

2003:17).

b. Amaliyah Majelis Dzikir Khushushy Al-khotmy

Rangkaian amaliyah yang dilakukan oleh jama’ah Al Khidmah dalam

berbagai majelis sangatlah banyak sekali, tapi penulis hanya fokus dalam bentuk

amaliyah majelis dzikir khushushy al-khotmy saja. Majelis tersebut dilakukan di

beberapa daerah mulai tingkat Desa, tingkat Kecamatan, tingkat Kabupaten,

tingkat Provinsi. Berikut adalah amaliyah majelis dzikir khushushy al-khotmy

meliputi:

1. Membaca Tawasulan hadhrah

د١ اش ب د الله اش ثس

Page 98: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

98

آ س ذ ص الله ع١ صطف ذ ا إ دعشح ج ع أج صذج . ١

فبرذخ( . )ا ء لله ب . ش

ث١ مش لائىخ ا إ ا شس١ ا ج١بء الأ ا إخ اح آثبئ إ أس ث

دب١١ اش ث١١ اىش اص ذاء اش ل١ ذ اص اح آي و إ أس , بذ١

ب ربس اء ب س١ذرب د أ ح أث١ب س١ذب آد إ س , أصذبة و

)افبرذخ( إخ . ء لله , ش ٠ اذ ب إ ٠ .....ث١

2. Membaca shalawat

س صذج ع ا الأ ع س١ذب ذذ اج ص ×( 011. )ا

3. Membaca surat Al-Insyirah 79 kali, atau kurang dari 79 kali.

4. Membaca surat Al Ikhlash 100 kali, atau kurang dari 100 kali.

5. Membaca tawasul singkat untuk di tujukan kepada guru-guru dan masyaikh.

فبرذخ( اطشق . )ا شب٠خ أ اح إ أس

6. Membaca shalawat dan doa (atau kurang 100 x) yaitu sebagai berikut:

الأ ع س١ذب ذذ اج ص ا س صذج ع ا .

(011 )×

ذبجبد ا ٠ب لبظ ×( 011) ا

بد ا ٠ب وبف ×( 011) ا

٠ب سافع اذسجبد ×( 011) ا

Page 99: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

99

ج١بد ٠ب دافع ا ×( 011) ا

شىلاد ا ذ ٠ب ×( 011) ا

اد ج١ت اذع ٠ب ×( 011) ا

شاض الأ ٠ب شبف ×( 011) ا

١ اد اش ٠ب اسد ×( 011) ا

ع س١ذب ذذ اج ص ا س صذج ع ا . الأ

(011 )×

7. Membaca tawasulan (al-Fatihah) dilanjutkan dengan shalawat, yaitu:

ب إ دعشح س١ذب ال اجىب خ )افبرذخ( ا

١ ١بء س١ذب اش الأ طب ج١لا )افبرذخ إ دعشح س مبدس ا خ عجذ ا

س صذج ع ا الأ ع س١ذب ذذ اج ص . ا

(011 )×

و١ ا ع ×( 0) دسجب الله

الأ ع س١ذب ذذ اج ص ا س صذج ع ا . (011 )×

ج١لا مبدس ا ١خ عجذ ا ١بء س١ذب اش الأ طب ×( 0)افبرذخ( ) إ دعشح س

ثب اش ب ×( 0) إ دعشح ال

ع س١ذب ذذ ص ا س صذج ع ا الأ ×( 011) . اج

Page 100: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

100

ح إلا ثبالله . لا ل لا ×( 011) لاد

س صذج ع ا الأ ع س١ذب ذذ اج ص . ا

(011 )×

8. Kemudian berhenti dan diam sejenak dengan penuh ketenangan, hadapkan

dan dekatkan hati keharibaan Allah SWT yang Maha Besar dan Maha Agung,

dengan disertai rasa rendah diri, diletakkan dirinya di bawah telapak kaki,

semua makhluk Allah SWT, dan tidak sekali-kali merasa dirinya lebih baik

dan utama dari orang lain, merasa penuh lalai, lemah, serba kurang, sembrono

(tidak hati-hati), durhaka dan hina (Al-Ishaqy, 2012: 14-30). Atau bisa berdoa

sesuai apa yang menjadi cita-cita, hajat dan keinginan pribadi masing-masing

jama’ah. Kemudian ditutup doa yaitu:

عشفزه ذجزه , أعط ث ط سظبن د مص ذ أ ×( 0)ا

ا١خ. فبرذخ( ع ز )ا

9. Setelah berdoa dilanjutkan membaca shalawat lagi, yaitu:

ا س صذج ع ا الأ ع س١ذب ذذ اج ×(011. ) ص

×( 06600. ) ٠ب ط١ف ٠ب ط١ف ٠ب ط١ف

س صذج ع ا الأ ع س١ذب ذذ اج ص ×( 011. ) ا

. ع١ أج صذج ا س ذ ص الله ع١ صطف ذ ا إ دعشح ج

)افبرذخ(.

Page 101: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

101

10. Kemudian diam sejenak berdoa lagi dengan penuh hadhir dan khusyu‟

(tenang) hati dan rohani dengan ketenangan, hadapkan dan dekatkan hati ke

hadirat Allah SWT yang Maha Besar dan Agung. Setelah itu membaca doa:

الله خ١ش إلا الله , ثس ق ا بشبء الله لا ٠س الله , ثس د١ اش ب د الله اش ثس

ء إلا الله بشبء الله لا ٠صشف اس الله خ ف ع ب وب بشبء الله الله , ثس

. عظ١ ا ع ح إلا ثب لله ا لا ل ي بشبء الله , لا د الله ×( 3), ثس

آخ داثخ إلا ب سثى ذ ع الله سث و ع إ ر سث ز ثبص١زب إ

سزم١ ×( 3. )صشاغ

ف ف أ ف أ ء ثأ اس ى دفعذ ع د أثذ ا , لا ٠ از م١ ا ذ ثب زى دص

عظ١ ا ع ح إلا ثب لله ا لا ل ي (× 3) لا د

رذ١لا ش ٠ب لبس خز ثبم ثخ ر ا زه ٠ب غفبس عف ×( 00) سأ

(Al-Ishaqy, 2012:31-40).

11. Membaca shalawat (nadhaman) al-Fariidatul Jaliilah fii Nadlmi Asmaa‟i

Masyayihissilsilah, yaitu:

أ ٠ب إ إ ءبإ ١ع س ج جت ب ثألائه اعظ

ب ١ ب ب ب سد١ جش٠خ سد الله سة ا ثذأد ثجس

شرب ... إخ. ب لذ ا ا و أشىش شىش اف ع ا ٠ ذ ذ د أ

12. Kemudian yang terakhir membaca Ash-Shalawat ar-Roliyyah, yaitu sholawat

karangan syekh Romli Tamim Rejoso Jombang seorang Mursyid Thariqah

Page 102: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

102

Qadiriyah wa Naqsyabandiyah, guru dari Kyai Utsman al-Ishaqy (ayahanda

KH. Ahmad Asrori Al-Ishaqi). Adapun bacaan sholawatnya yaitu:

الله ثس د١ اش د اش

* عـ غــ دجـ١ت الله الله سـلا صلاح الله

ي الله * ع ٠ـس سسـ الله سـلا صلاح الله

الله ب ثجس س ذس * ر ا بء وزا أس

صطف * ا ثب ج . إخ ....دج ي الله سسـ ـ١ت الله

13. Mauidhah Hasanah dan Ta‟lim

Dalam menyampaikan Mauidhah hasanah ketika majelis dzikir khushusy al-

khotmy disampaikan oleh Imam Khushushy atau sesepuh yang hadir.

14. Mushafahah (berjabat tangan)

Pada acara Mushafahah ini para jama’ah Al Khidmah membentuk lingkaran

dengan berbaris. Mushafahah di mulai dari imam khushusy yang kemudian

diikuti oleh para jama’ah dengan diiringi lantunan sholawat Allahumma sholli

„Ala Muhammad.

15. Ramah-tamah (makan bersama) di serambi masjis, atau di mana tempat yang

diselenggarakannya majelis dzikir Khushushy al-khotmy di Kabupaten

Semarang.

Page 103: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

103

B. Analisis Data

1. Hasil Uji Coba Instrumen

a. Uji Validitas

Penelitian ini menggunakan pengukuran validitas dengan korelasi antar

skor butir pertanyaan dengan skor konstruk atau variabel. Meteran yang valid

dapat digunakan untuk mengukur panjang dengan teliti, karena meteran memang

alat untuk mengukur panjang. Meteran tersebut menjadi tidak valid jika

digunakan untuk mengukur berat. Mengukur validitas digunakan program

komputer SPSS 16 for windows dengan menggunakan Coreected Item-Total

Correlation yang merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item

(nilai r hitung) dibandingkan dengan nilai rtabel. Kriteria soal dikatakan valid, jika

nilai r hitung > 0,3 (Sugiyono, 2010: 178). Hasil uji instrumen dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3

Hasil Uji Validitas Instrumen

Intensitas Mengikuti Majelis Dzikir Khushushy al-Khotmy

Item Pernyataan r hitung r kritis Keterangan

Pernyataan 1 .616 0,30 Valid

Pernyataan 2 .465 0,30 Valid

Pernyataan 3 .770 0,30 Valid

Pernyataan 4 .807 0,30 Valid

Pernyataan 5 .770 0,30 Valid

Pernyataan 6 .309 0,30 Valid

Page 104: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

104

Item Pernyataan r hitung r kritis Keterangan

Pernyataan 7 .465 0,30 Valid

Pernyataan 8 .465 0,30 Valid

Pernyataan 9 .878 0,30 Valid

Pernyataan 10 .712 0,30 Valid

Pernyataan 11 .465 0,30 Valid

Pernyataan 12 .807 0,30 Valid

Pernyataan 13 .807 0,30 Valid

Pernyataan 14 .878 0,30 Valid

Pernyataan 15 .712 0,30 Valid

Tabel 2.3 tersebut menunjukkan hasil uji validitas instrumen variabel x

“intensitas mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy” yang dilakukan oleh

peneliti pada responden, pada tanggal 07 Maret 2019, pukul 19.00 WIB - selesai.

Instrumen angket berjumlah 15 pernyataan dengan jawaban yang telah disediakan

peneliti. Setelah dianalisis dengan menggunakan program SPSS 16 for windows

dengan menggunakan Corected Item-Total Correlation dan dibandingkan dengan

tabel r kritis, diketahui 15 pernyatan dinyatakan valid.

Page 105: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

105

Tabel 4.4

Hasil Uji Validitas Instrumen

Koontrol Diri (Self Control)

Item Pernyataan r hitung r kritis Keterangan

Pernyataan 1 .648 0,30 Valid

Pernyataan 2 .744 0,30 Valid

Pernyataan 3 .572 0,30 Valid

Pernyataan 4 .381 0,30 Valid

Pernyataan 5 .326 0,30 Valid

Pernyataan 6 .326 0,30 Valid

Pernyataan 7 .438 0,30 Valid

Pernyataan 8 .558 0,30 Valid

Pernyataan 9 .474 0,30 Valid

Pernyataan 10 .558 0,30 Valid

Pernyataan 11 .474 0,30 Valid

Pernyataan 12 .457 0,30 Valid

Pernyataan 13 .438 0,30 Valid

Pernyataan 14 .303 0,30 Valid

Pernyataan 15 .438 0,30 Valid

Sumber:berdasarkan data yang telah diolah (terlampir)

Page 106: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

106

Tabel 2.4 tersebut menunjukkan hasil uji validitas instrumen variabel y

“kontrol diri (self control)” yang dilakukan oleh peneliti pada responden pada

tanggal 07 Maret 2019, pukul 19.00 WIB - selesai. Instrumen angket berjumlah 15

pernyataan dengan jawaban yang telah disediakan peneliti. Setelah dianalisis

dengan menggunakan program SPSS 16 for windows dengan menggunakan

Coreected Item-Total Correlation dan dibandingkan dengan r kritis, diketahui 15

pernyataan dinyatakan valid.

a. Uji Reliabilitas Instrumen

Pengujian reliabilitas menggunakan program komputer SPSS 16 for

windows dengan menggunakan Gutman Split Half Coefficien. Tingkat

reliabilitas instrumen menggunakan kriteria yang dikemukakan oleh Suharsimi

Arikunto (2002: 155). Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila

digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan

data yang sama. Kalau dalam objek kemarin berwarna biru, maka hari ini dan

besok tetap berwarna biru. Hasil penelitian yang reliabel, bila terdapat kesamaan

data dalam waktu yang berbeda.

Reliabilitas berarti suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan

sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah dianggap baik

(Ridwan,2009:348). sebagai berikut :

Page 107: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

107

Tabel 4.5

Kriteria Reliabilitas Pernyataan Angket

Besarnya nilai r Interpretasi

Antara 0,800 sampai dengan 1,00

Antara 0,600 sampai dengan 0,800

Antara 0,400 sampai dengan 0,600

Antara 0,200 sampai dengan 0,400

Antara 0,000 sampai dengan 0,200

Tinggi

Cukup

Agak Rendah

Rendah

Sangat rendah (tidak berkorelasi)

Sumber:Suharsimi Arikunto.

Hasil uji reliabilitas item pernyataan angket dengan bantuan SPSS 16 for

windows dapat dilihat pada tabel, sebagai berikut:

Tabel 4.6

Hasil Uji Reliabilitas Intensitas Mengikuti Majelis Dzikir Khushushy al-

Khotmy

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.935 .929

Sumber: berdasarkan data yang telah diolah (terlampir)

Tabel tersebut menunjukkan jumlah item pernyataan angket adalah 15, dengan nilai

Alhpa 0,935. Berdasarkan kriteria reliabilitas soal pada tabel 3.8, maka nilai Alpha

0,935 dikategorikan reliabilitas tinggi sehingga instrumen angket ini dapat

digunakan untuk penelitian berikutnya.

Tabel 4.7

Hasil Uji Reliabilitas Kontrol Diri (Self Control)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.837 .848

Sumber: berdasarkan data yang telah diolah (terlampir)

Page 108: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

108

Tabel tersebut menunjukkan jumlah item pernyataan angket adalah 15, dengan nilai

Alhpa 0, 837. Berdasarkan kriteria reliabilitas soal pada tabel 3.8, maka nilai Alpha

0,837 dikategorikan reliabilitas tinggi sehingga instrumen tes ini dapat digunakan

untuk penelitian berikutnya.

2. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji hipotesis, hasil

penelitian dari penyebaran angket dapat terkumpul, maka langkah selanjutnya

adalah mengklasifikasikan data tersebut sesuai dengan proposinya masing-masing

yang mengacu pada tujuan penelitian dan penulis menganalisis dari pertama, kedua

dan ketiga, antara lain:

a. Analisis Intensitas Mengikuti Majelis Dzikir Khushushy Al-Khotmy

Adapun langkah-langkah yang diambil,sebagai berikut :

1) Membuat tabel daftar nilai dan nominasi hasil observasi dalam daftar rating

scale pada variabel intensitas mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy.

2) Membuat tabel distribusi frekuensi jawaban dari angket

3) Memprosentasikan jawaban

4) Menginterprestasikan hasil prosentase jawaban responden

Untuk menganalisis poin pertama digunakan persentase dengan rumus:

%100N

FP

Keterangan :

P = Persentase

F = Frekuensi

Page 109: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

109

N = Jumlah responden (Sudijono, 2000:40)

Untuk lebih jelasnya peneliti memaparkan dalam bentuk tabel,

sebagai berikut:

Tabel

Tabel 4.8

Daftar Distribusi Frekuensi

Intensitas Mengikuti Majelis Dzikir Khushushy al-khotmy

No No

Responden

Jawaban Nilai Total

SS S TS STS 4 3 2 1

1 001 8 3 4 0 32 9 8 0 49

2 002 8 3 4 0 32 9 8 0 49

3 003 2 9 4 0 8 27 8 0 43

4 004 11 0 4 0 44 0 8 0 52

5 005 2 9 4 0 8 27 8 0 43

6 006 11 0 4 0 44 0 8 0 52

7 007 11 0 4 0 44 0 8 0 52

8 008 4 7 4 0 16 21 8 0 45

9 009 11 0 4 0 44 0 8 0 52

10 010 11 0 4 0 44 0 8 0 52

11 011 2 9 4 0 8 27 8 0 43

12 012 11 0 4 0 44 0 8 0 52

13 013 11 0 4 0 44 0 8 0 52

14 014 1 10 4 0 4 30 8 0 42

15 015 11 0 4 0 44 0 8 0 52

Page 110: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

110

No No

Responden

Jawaban Nilai Total

SS S TS STS 4 3 2 1

16 016 11 4 0 0 44 12 0 0 56

17 017 11 0 4 0 44 0 8 0 52

18 018 5 6 4 0 20 18 8 0 46

19 019 11 0 4 0 44 0 8 0 52

20 020 1 10 4 0 4 30 8 0 42

21 021 11 0 4 0 44 0 8 0 52

22 022 11 0 4 0 44 0 8 0 52

23 023 7 4 4 0 28 12 8 0 48

24 024 7 4 4 0 28 12 8 0 48

25 025 2 9 4 0 8 27 8 0 43

26 026 11 0 4 0 44 0 8 0 52

27 027 1 10 4 0 4 30 8 0 42

28 028 11 4 0 0 44 12 0 0 56

29 029 11 4 0 0 44 12 0 0 56

30 030 3 8 4 0 12 24 8 0 44

Keterangan:

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Dari data di atas dapat dicari skor tertinggi dan terendah kemudian dicari

intervalnya dengan menggunakan rumus :

Ki

XrXti

1

Page 111: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

111

Keterangan :

i : Interval

xt : Nilai tertinggi

xr : Nilai terendah

ki : Kelas interval (tinggi, sedang, rendah)

Dari data hasil angket intensitas mengikuti majelis dzikir khushushy al-

khotmy, diperoleh nilai tertinggi adalah 56 dan nilai terendah adalah 42. Dengan

menggolongkan data tersebut ke dalam 4 kelas maka dapat diketahui inteval

kelasnya, yaitu:

75 dibulatkan menjadi 4

Jadi jelas bahwa variabel ini dapat dikategorikan variasi sangat tinggi,

tinggi, sedang, rendah, sebagai berikut :

1. Untuk kategori sangat tinggi dengan jawaban A mendapat nilai 54 – 58

2. Untuk kategori tinggi dengan jawaban B mendapat nilai 50 – 53

3. Untuk kategori sedang dengan jawaban C mendapat nilai 46 – 49

4. Untuk kategori rendah dengan jawaban D mendapat nilai 42 – 45

Kemudian dicari prosentase tentang intensitas mengikuti majelis dzikir

khushushy al-khotmy. Hal ini menggunakan rumus prosentase, sebagai berikut :

%100XN

FP

a) Untuk kategori sangat tinggi tentang intensitas mengikuti majelis dzikir

khushushy al-khotmy, ada 3 responden:

Page 112: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

112

= 10 %

b) Untuk kategori tinggi tentang intensitas mengikuti majelis dzikir khushushy

al-khotmy, ada 13 responden:

= 43,3 %

c) Untuk kategori sedang tentang intensitas mengikuti majelis dzikir khushushy

al-khotmy, ada 5 responden:

= 16,7 %

d) Untuk kategori rendah tentang intensitas mengikuti majelis dzikir khushushy

al-khotmy, ada 9 responden:

= 30 %

Untuk lebih jelas peneliti sampaikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi intensitas mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy, sebagai

berikut:

Tabel 4.9

Prosentase Jawaban Angket

Intensitas Mengikuti Majelis Dzikir Khushushy al-khotmy

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 54-58 3 10 10 10

50-53 13 43,3 43,3 53.3

46-49 5 16,7 16,7 70

42-45 9 30 30 100.0

Total 30 100.0 100.0

Page 113: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

113

Dari perhitungan persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa intensitas

mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy adalah 10 % dengan jumlah 3

responden dalam kategori sangat tinggi, tingkat intensitas mengikuti majelis

dzikir khushushy al-khotmy sebanyak 13 responden dengan persentase 43,3 %

dalam kategori tinggi, tingkat intensitas mengikuti majelis dzikir khushushy al-

khotmy dengan kategori sedang 16,7 % dengan jumlah 5 responden dan tingkat

intensitas mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy dengan kategori rendah

30 % dengan jumlah 9 responden. Dengan demikian tingkat intensitas mengikuti

majelis dzikir khushushy al-khotmy dalam kategori tinggi.

B. Analisis Kontrol Diri (Self Control)

Selanjutnya perlu di paparkan data tentang kontrol diri (self control) pada

jama’ah Al Khidmah Kabupaten Semarang. Adapun langkah-langkah yang

diambil, sebagai berikut :

1) Membuat tabel daftar nilai dan nominasi hasil observasi dalam daftar rating

scale tentang kontrol diri (self control) pada jama’ah Al Khidmah

Kabupaten Semarang.

2) Membuat tabel distribusi frekuensi tentang kontrol diri (self control) pada

jama’ah Al Khidmah Kabupaten Semarang.

3) Mempersentasikan jawaban

4) Mempersentasikan hasil prosentase jawaban responden

Untuk lebih jelasnya peneliti memaparkan dalam bentuk tabel,

sebagai berikut:

Page 114: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

114

Tabel 4.10

Daftar Distribusi Frekuensi

Kontrol Diri (Self Control) Jama’ah Al Khidmah Kabupaten Semarang

No No

Responden

Jawaban Nilai

Total S

S S TS

STS 4 3

2 1

1 001 1 3 3 8 4 9 6 8 27

2 002 1 3 8 3 4 9 16 3 32

3 003 0 4 6 5 0 12 12 5 29

4 004 4 0 7 4 16 0 14 4 34

5 005 0 4 6 5 0 12 12 5 29

6 006 5 0 8 2 20 0 16 2 38

7 007 4 0 3 8 16 0 6 8 30

8 008 2 6 7 0 8 18 14 0 40

9 009 4 0 8 3 16 0 16 3 35

10 010 4 0 2 9 16 0 4 9 29

11 011 0 4 4 7 0 12 8 7 27

12 012 4 0 5 6 16 0 10 6 32

13 013 4 0 8 3 16 0 16 3 35

14 014 0 4 2 9 0 12 4 9 25

15 015 4 0 9 2 16 0 18 2 36

16 016 5 4 6 0 20 12 12 0 44

17 017 4 0 9 2 16 0 18 2 36

18 018 3 1 3 8 12 3 6 8 29

19 019 4 2 9 0 16 6 18 0 40

20 020 0 5 6 4 0 15 12 4 31

21 021 5 0 4 6 20 0 8 6 34

22 022 4 1 7 3 16 3 14 3 36

23 023 1 3 7 4 4 9 14 4 31

24 024 1 3 10 1 4 9 20 1 34

25 025 0 4 3 8 0 12 6 8 26

26 026 4 3 5 3 16 9 10 3 38

27 027 0 4 6 5 0 12 12 5 29

28 028 4 2 0 9 16 6 0 9 31

29 029 4 5 3 3 16 15 6 3 40

30 030 1 4 7 3 4 12 14 3 33

Page 115: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

115

Keterangan:

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Dari data di atas dapat dicari skor tertinggi dan terendah kemudian dicari

intervalnya dengan menggunakan rumus :

Ki

XrXti

1

Keterangan :

i : Interval

xt : Nilai tertinggi

xr : Nilai terendah

ki : Kelas interval (tinggi, sedang, rendah)

Dari data hasil angket kontrol diri (self control) pada jama’ah Al Khidmah

kabupaten Semarang, diperoleh nilai tertinggi adalah 40 dan nilai terendah adalah 25.

Dengan menggolongkan data tersebut ke dalam 4 kelas maka dapat diketahui inteval

kelasnya, yaitu:

4

Jadi jelas bahwa variabel ini dapat dikategorikan variasi sangat tinggi, tinggi,

sedang, rendah, sebagai berikut :

a. Untuk kategori sangat tinggi dengan jawaban A mendapat 37 – 40

b. Untuk kategori tinggi dengan jawaban B mendapat nilai 33 – 36

Page 116: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

116

c. Untuk kategori sedang dengan jawaban C mendapat nilai 29 – 32

d. Untuk kategori rendah dengan jawaban D mendapat nilai 25 – 28

Kemudian dicari prosentase tentang kontrol diri (self control) pada jama’ah Al

Khidmah kabupaten Semarang. Hal ini menggunakan rumus prosentase sebagai berikut

:

%100XN

FP

1. Untuk kategori sangat tinggi tentang kontrol diri (self control) pada jama’ah Al

Khidmah kabupaten Semarang, ada 5 responden :

= 16,7 %

2. Untuk kategori tinggi tentang kontrol diri (self control) pada jama’ah Al Khidmah

kabupaten Semarang, ada 9 responden :

= 30 %

3. Untuk kategori sedang tentang tentang kontrol diri (self control) pada jama’ah Al

Khidmah kabupaten Semarang, ada 12 responden :

= 40 %

4. Untuk kategori rendah tentang kontrol diri (self control) pada jama’ah Al Khidmah

kabupaten Semarang, ada 4 responden :

= 13,3 %

Untuk lebih jelas peneliti sampaikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

kontrol diri (self control) pada jama’ah Al Khidmah kabupaten Semarang, sebagai

berikut:

Page 117: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

117

Tabel 4.11

Prosentase Jawaban Angket

Kontrol Diri (Self Control) Jama’ah Al Khidmah Kabupaten

Semarang

Frequency Percent

Valid

Percent Cumulative Percent

Valid 37-40 5 16,7 16,7 16.7

33-36 9 30 30 46.7

29-32 12 40 40 86,7

25-28 4 13,3 13,3 100.0

Total 30 100.0 100.0 Total

Dari perhitungan persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi

kontrol diri (self control) pada jama’ah Al Khidmah kabupaten Semarang adalah 16,7 %

dengan jumlah 5 responden dalam kategori sangat tinggi, 46,7 % dengan jumlah 9

responden dalam kategori tinggi, tingkat kontrol diri (self control) pada jama’ah Al

Khidmah kabupaten Semarang sebanyak 12 responden dengan persentase 40 % dalam

kategori sedang, tingkat kontrol diri (self control) pada jama’ah Al Khidmah kabupaten

Semarang dengan kategori rendah 13,3 % dengan jumlah 4 responden. Dengan

demikian, tingkat kontrol diri (self control) pada jama’ah Al Khidmah kabupaten

Semarang dalam kategori sedang.

C. Analisis Uji Hipotesis

Analisis uji hipotesis untuk menjawab pertanyaan atau untuk mengetahui tujuan

yang ketiga untuk mengetahui adakah hubungan yang signifikan antara intensitas

mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy dengan kontrol diri (self control) pada

jama’ah Al Khidmah kabupaten Semarang

Page 118: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

118

Maka untuk mengetahui tujuan tersebut penulis menggunakan rumus statistik

korelasi product moment angka kasar dengan langkah, sebagai berikut:

1) Membuat tabel persiapan untuk mencari hubungan yang signifikan antara intensitas

mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy dengan kontrol diri (self control) pada

jama’ah Al Khidmah Kabupaten Semarang

2) Mencari x, y, x2, y

2 dan xy dengan cara mengalikannya.

3) Untuk mengetahui kenormalan data dilakukan uji Kolmogorof Smirnov.

4) Apabila data normal menggunakan uji statistik korelasi product moment pearson

dan jika data tidak normal menggunakan uji statistik spearman rho, uji ini dipakai

karena skala data yang dikumpulkan berbentuk ordinal dengan bantuan software

spss 16 for windows.

Tabel 4.12

Daftar Nilai Variabel X dan Variabel Y

No. Responden X Y Σ

1 001 49 27 76

2 002 49 32 81

3 003 43 29 72

4 004 52 34 86

5 005 43 29 72

6 006 52 38 90

7 007 52 30 82

8 008 45 40 85

9 009 52 35 87

10 010 52 29 81

11 011 43 27 70

12 012 52 32 84

13 013 52 35 87

14 014 42 25 67

15 015 52 36 88

16 016 56 44 100

17 017 52 36 88

18 018 46 29 75

19 019 52 40 92

Page 119: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

119

No. Responden X Y Σ

20 020 42 31 73

21 021 52 34 86

22 022 52 36 88

23 023 48 31 79

24 024 48 34 82

25 025 43 26 69

26 026 52 38 90

27 027 42 29 71

28 028 56 31 87

29 029 56 40 96

30 030 44 33 77

Tabel 4.13

Persiapan Untuk Mencari Hubungan Signifikan Antara Intensitas Mengikuti

Majelis Dzikir Khushushy Al-khotmy Dengan Kontrol Diri (Self Control) Pada

Jama’ah Al Khidmah Kabupaten Semarang

No

Responden X Y X

2 Y

2 XY

1 49 27 2401 729 1323

2 49 32 2401 1024 1568

3 43 29 1849 841 1247

4 52 34 2704 1156 1768

5 43 29 1849 841 1247

6 52 38 2704 1444 1976

7 52 30 2704 900 1560

8 45 40 2025 1600 1800

9 52 35 2704 1225 1820

10 52 29 2704 841 1508

11 43 27 1849 729 1161

12 52 32 2704 1024 1664

13 52 35 2704 1225 1820

14 42 25 1764 625 1050

15 52 36 2704 1296 1872

16 56 44 3136 1936 2464

17 52 36 2704 1296 1872

18 46 29 2116 841 1334

19 52 40 2704 1600 2080

Page 120: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

120

No

Responden X Y X

2 Y

2 XY

20 42 31 1764 961 1302

21 52 34 2704 1156 1768

22 52 36 2704 1296 1872

23 48 31 2304 961 1488

24 48 34 2304 1156 1632

25 43 26 1849 676 1118

26 52 38 2704 1444 1976

27 42 29 1764 841 1218

28 56 31 3136 961 1736

29 56 40 3136 1600 2240

30 44 33 1936 1089 1452

1471 990 72735 33314 48936

Diketahui :

N = 30

x = 1471

y = 990

x2 = 72735

y2 = 33314

xy = 48936

Langkah selanjutnya kedua variabel dilakukan uji normalitas, sebagai berikut:

Tabel 4.14

Tests of Normality Variabel X dan Variabel Y

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

Intensitas Mengikuti Majelis

Dzikir Khushushy al-khotmy .275 30 .000 .862 30 .001

Kontrol Diri (Self Control) .102 30 .200* .971 30 .574

a. Lilliefors Significance Correction

Sumber: berdasarkan data yang telah diolah dengan bantuan software spss 16 for

windows (terlampir)

Berdasarkan hasil uji normalitas antara variabel x dan variabel y dalam distribusi

tidak normal dikarenakan nilai Sig. < dari 0,05. Maka langkah selanjutnya menghitung

Page 121: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

121

koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y dengan menggunakan uji statistik

spearman rho (nonparametric correlation), sebagai berikut:

Tabel 4.15

Hasil Korelasi Kedua Variabel

Intensitas

Mengikuti

Majelis Dzikir

Khushushy al-

khotmy

Kontrol Diri

(Self

Control)

Spearman's rho Intensitas

Mengikuti

Majelis Dzikir

Khushshy al-

khotmy

( X )

Correlation

Coefficient 1.000 .652

**

Sig. (2-

tailed) . .000

N 30 30

Kontrol Diri

(Self Control)

( Y )

Correlation

Coefficient .652

** 1.000

Sig. (2-

tailed) .000 .

N 30 30

Sumber: berdasarkan data yang telah diolah dengan bantuan software spss 16 for windows

(terlampir)

Setelah r (koefisien korelasi) dari kedua variabel x dan y diketahui, maka untuk

mengetahui dapat dan tidaknya hipotesis diterima atau tidak harus dikonsultasikan nilai

rxy hasil dari perhitungan dengan nilai r yang terdapat dalam tabel nilai r product

moment sehingga dapat diketahui bahwa rhitung dengan rtabel signifikan atau tidak.

Hal ini dikarenakan bila rhitung sama dengan atau lebih besar dari rtabel, maka

rhitung dapat dikatakan signifikan. Sesuai dengan data responden sebanyak 30 orang

maka dapat dilihat dalam tabel nilai-nilai r product moment adalah pada taraf 5 % =

0,362. Sehingga diperoleh perbandingan berdasar tabel nilai yang diperoleh ialah :

0,652 > 0,362 pada taraf signifikan 5 %. Dari analisis data tersebut maka hipotesis kerja

(Ha) yang berbunyi "ada hubungan yang signifikan antara intensitas mengikuti majelis

Page 122: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

122

dzikir khushushy al-khotmy dengan kontrol diri (self Control) pada jama’ah Al Khidmah

Kabupaten Semarang”, diterima.

Berdasarkan hasil interprestasi di atas dapat disimpulkan bawah ada hubungan

yang signifikan antara ada hubungan yang signifikan antara intensitas mengikuti majelis

dzikir khushushy al-khotmy dengan kontrol diri (self Control) pada jama’ah Al Khidmah

Kabupaten Semarang tahun 2019. Artinya, semakin tinggi intensitas mengikuti majelis

dzikir khushushy al-khotmy semakin tingi pula kontrol diri (self control), atau

sebaliknya jika semakin rendah intensitas mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy

maka semakin rendah pula kontrol diri (self control) pada jama’ah Al Khidmah

kabupaten Semarang tahun 2019.

Page 123: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

123

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan dan analisis data yang terkumpul tentang korelasi

intensitas mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy dengan kontrol diri (self

control) pada jama’ah Al Khidmah kabupaten Semarang tahun 2019, maka dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Intensitas Mengikuti Majelis Dzikir Khushushy Al-Khotmy

Berdasarkan distribusi frekuensi angket diperoleh intensitas mengikuti

majelis dzikir khushushy al-khotmy adalah 10 % dengan jumlah 3 responden dalam

kategori sangat tinggi, tingkat intensitas mengikuti majelis dzikir khushushy al-

khotmy sebanyak 13 responden dengan persentase 43,3 % dalam kategori tinggi,

tingkat intensitas mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy dengan kategori

sedang 16,7 % dengan jumlah 5 responden dan tingkat intensitas mengikuti majelis

dzikir khushushy al-khotmy dengan kategori rendah 30 % dengan jumlah 9

responden. Dengan demikian intensitas mengikuti majelis dzikir khushushy al-

khotmy dalam kategori tinggi.

2. Kontrol diri (Self Control) Pada Jama’ah Al Khidmah Kabupaten Semarang

Berdasarkan distribusi frekuensi angket diperoleh dari kontrol diri (self

control) pada jama’ah Al Khidmah kabupaten Semarang adalah 16,7 % dengan

jumlah 5 responden dalam kategori sangat tinggi, 46,7 % dengan jumlah 9

responden dalam kategori tinggi, tingkat kontrol diri (self control) pada jama’ah Al

Khidmah kabupaten Semarang sebanyak 12 responden dengan persentase 40 %

dalam kategori sedang, tingkat kontrol diri (self control) pada jama’ah Al Khidmah

kabupaten Semarang dengan kategori rendah 13,3 % dengan jumlah 4 responden.

Page 124: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

124

Dengan demikian, tingkat kontrol diri (self control) pada jama’ah Al Khidmah

kabupaten Semarang dalam kategori sedang.

3. Berdasarkan analisis uji hipotesis dengan dengan menggunakan uji hipotesis

spearman rho, diperoleh hasil rhitung 0,652. Dengan mengkonsultasikan dengan nilai

tabel (rtabel) taraf signifikansi 5 % = 0,362, maka diperoleh data bahwa Ha lebih

besar dari rtabel (taraf signifikansi 5 %). Berdasarkan hasil studi empirik tersebut,

maka hipotesis yang menyatakan: (Ha) "ada korelasi yang signifikan antara

intensitas mengikuti majelis dzikir khushushy al khotmy dengan kontrol diri (self

control) pada jama’ah Al Khidmah kabupaten Semarang tahun 2019 " diterima,

sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan

antara intensitas mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy dengan kontrol diri

(self control) pada jama’ah Al Khidmah kabupaten Semarang tahun 2019. Artinya,

semakin tinggi intensitas mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy semakin

tinggi pula kontrol diri (self control), atau sebaliknya jika semakin rendah intensitas

mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy maka semakin rendah pula kontrol

diri (self control) pada jama’ah Al Khidmah kabupaten Semarang tahun 2019.

B. Saran

Setelah penulis mengetahui dan melakukan observasi, yang kaitannya dengan

kegiatan majelis dzikir khushushy al-khotmy di kabupaten Semarang menurut penulis

masih ada hambatan dan kendala yang sekiranya perlu dibenahi atau diperbaiki. Saran

dari penulis ini, bertujuan mewujudkan banyak manfaat yang diperoleh dalam

mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy baik dari segi kemasyarakatan,

ketenangan jiwa dan ibadah sehinga perlu di tingkatkan dalam menjaga

keistiqomahannya. Pengaruh yang ditimbulkan dari berdzikir mampu mengontrol

perilaku seseorang dalam kehidupan sehari-sehari, ingat kepada Allah kemudian

mengucapkan dzikir, maka kesadaran akan dirinya sebagai hamba Tuhan akan segera

Page 125: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

125

muncul kembali. Jadi intensitas mengikuti majelis dzikir khushushy al-kotmy memiliki

pengaruh yang sangat besar terutama bagi kontrol diri (self control) pada jamaah Al

Khidmah kabupaten Semarang. Tanpa mengurangi rasa hormat pada pihak manapun

dan dengan segala kerendahan hati, penulis juga mengajukan beberapa saran sebagai

berikut:

1. Kepada Pengurus Al Khidmah

a. Lebih menggiatkan dalam komunikasi dan menginformasi apapun bentuk

kegiatannya Al Khidmah kepada para jama’ah baik melalui Undangan, SMS,

Facebook ataupun dengan media-media yang lain.

b. Menjalin keharmonisan pengurus dengan pengurus, pengurus dengan jama’ah,

jama’ah dengan jama’ah ataupun dengan pemerintahan dan sering-sering

melakukan silaturrahim dengan para kyai dan sesepuh.

c. Perlu meningkatkan pembinaan para pelajar dan mahasiswa untuk senantiasa

istiqomahkan majelis-majelis Al Khidmah di manapun berada, fii kulli zaman

wal makan, dengan tuntun dan bimbing dengan penuh kasih sayang, kesabaran,

kebijakan serta ketekunan yang mendalam.

2. Kepada Jama’ah Al Khidmah

a. Untuk bisa lebih istiqomah dan ikhlas dalam mengikuti majelis dzikir

khushushy al-khotmy dan amaliyah-amaliyah Al Khidmah yang lain

b. Untuk bisa mengajak keluarga, saudara, teman dan tetangga di setiap ada

kegiatan majelis-majelis Al Khidmah di manapun berada, dengan harapan cita-

cita Al Khidmah sebagai oase dunia bisa terealisasikan.

c. Diniatkan dalam mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy semata-mata

untuk mencari ridha para guru, orang tua dan Allah SWT.

Page 126: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

126

3. Kepada Pemerintah

a. Hendaknya dapat memberikan ijin dan dukungan penuh di setiap

terselenggaranya majelis-majelis Al Khidmah dimanapun berada, lebih-lebih

memberikan bantuan moril demi ikut mensukseskan penyelenggaraan majelis

dzikir Al Khidmah.

b. Untuk bisa menjaga keharmonisan masyarakat dan mewujudkan kabupaten

Semarang menjadi damai, aman, sejahtera, mapan dan bermartabat.

c. Jangan memanfaatkan majelis dzikir khushushy al-khotmy dan majelis Al

Khidmah lainnya untuk kepentingan pribadi dan semisal kampaye demi

maksud politik tertentu.

4. Kepada Masyarakat

a. Senantiasa memberikan kenyamanan di lingkungan masyarakat yang

diadakkannya suatu majelis Al Khidmah.

b. Senantiasa mengikuti kegiatan majelis-majelis Al Khidmah walaupun tidak

sebagai jama’ah Al Khidmah.

c. Ikut serta mensosialisasikan program dan kegiatan jama’ah Al Khidmah

dimanapun berada.

5. Kepada Peneliti Selanjutnya

a. Bagi peneliti lain yang ingin meneliti majelis dzikir khushushy al-khotmy

disarankan agar menggunakan variabel lain selain kontrol diri (self control).

b. Penulis merekomendasikan untuk dijadikan rujukan penelitian lanjutan tentang

korelasi intensitas mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy dan kontrol

diri (self control).

Page 127: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

127

c. Untuk peneliti selanjutnya agar lebih berhati-hati dalam menggunakan metode

penelitian serta dalam proses analisis data harus sangat lebih teliti sehingga

hasil yang dipeeroleh akan tepat dan maksimal.

Page 128: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

128

DAFTAR PUSTAKA

Abdul quasem, Muhammad.1988. Etika Al –Ghazali Etika Majemuk didalam

Islam.Terjemahaan oleh J. Mahyudin. Bandung: Pustaka.

Abim, S.M 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung:Remaja Kosda Karya

Al-Ishaqy, Ahmad Asrori. 2003. Pedoman Kepemimpinan dan Kepengurusan dalam

Kegiatan dan Amaliyah Ath-Thariqah dan Al Khidmah, cet. Ke-1. Semarang:

Jama’ah Al Khidmah.

Al-Ishaqy, Ahmad Asrori. 2011. Pedoman Kepemimpinan dan Kepengurusan Dalam

Kegiatan dan Amaliah ath-Thariqah dan Al Khidmah, cet. Ke-VII. Semarang:

Jama’ah Al Khidmah.

Al-Ishaqy, Ahmad Asrori. 2011. Al-Anwar Al-Khushushy Al-Khotmiyyah. Cet. Ke-9.

Surabaya: Al-Wafa.

Al-Ishaqy, Al-Faqir, Al-Mudznib, Az-Zalil Ibnu Al-Yaum. 2011. Al-Faidhur Rahmani.

Surabaya: Al-Wafa.

Al-Ishaqi, Ahmad Asrori. 2006. Pedoman Kepemimpinan, Kepengurusan dalam

Kegiatan, Amaliyah Ath-Thoriqoh dan Al Khidmah. Surabaya: Pengurus Pusat Al

Khidmah.

Amin, Samsul Munir dan Al-Fandi, Haryanto. 2013. Etika Berdzikir, Cet. Ke-2. Jakarta:

Amzah.

Anam, Khoirul. 2015. Keluarga Sakinah dan Dzikir (Studi Atas Peran Majelis Dzikir

Al-Khidmah dalam Pembentukan Keluarga Sakinah di Kabupaten Semarang).

Salatiga. IAIN

Arikunto, Suharsimi. 1995. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2016. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Atjeh, Aboebakar. 1993. Pengantar Ilmu Tarekat (Uraian Tentang

Mistik).Solo:Ramadhani.Cet ke – IX

Dayana, Marbun. 2018. Motivasi Kehidupan. Yogyakarta: Guepedia

Ghufron, M. Nur dan Rini Risnawita S. 2011. Teori-Teori Psikologi Yogyakarta: Ar-

Ruzz Media.

Ghozali, Muh Luthfi. 2006. Percikan Samudra Hikam, jilid 1. Semarang: Abshor.

Ghozali, Ahmad. 2006. Zikir dan Amalan Nabi Sehari-hari. Jakarta : Zahra

Page 129: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

129

Gunarsa, Singgih D. 2004. Bunga Rampai Psikologi Perkembangan dari Anak sampai

Usia Lanjut (Jakarta: BPK Gunung Mulia).

Hadi, Sutrisno. 2000. Metodologi Research (Yogyakarta: Andi Yogyakarta).

Hart, D., Atkins, R., & Matsuba, M. K. 2008. The Association of Neighborhood Poverty

with Personality Change in Childhood Journal of Personality and Social

Psychology, 94(6), 1048-1061.

Indrawan, Rully dan Poppy Yaniawati. 2016. Metodologi Penelitian. Bandung: PT.

Refika Aditama.

Kartono, Kartini dan Dali Gulo. 1987. Kamus Psikologi (Bandung: Pionir Jaya).

Logue.A.W. 1995. Self Control. Waiting until Tomorrow for What You Want Today.

Englewood Cliffs (New Jersey : Practice hall).

Masyhudi, In’ammuzahiddin dan Wahyu, A. Nurul. 2006. Berdzikir dan Sehat Ala

Ustad Haryono. Semarang: Syifa Press.

Muhid, A. (2009). Hubungan Antara Self-Control dan Self-Efficacy dengan

Kecenderungan Perilaku Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Fakultas Dakwah

IAIN Sunan Ampel Surabaya. Jurnal Ilmu Dakwah. Vol,18. http://www.library

gunadarma.com. Diunduh tgl 18 Februari 2019.

Pengurus Pusat Al Khidmah. 2014. Kebijakan Umum Pengurus Pusat Al Khidmah

Masa Khidmah 2014-2018. Malang:

Pengurus Pusat Al Khidmah Pelajar & Mahasiswa. 2013. Pendidikan Anggota Dasar Al

Khidmah Kampus Se-Jawa Tengah. Semarang: Pengurus Al Khidmah Kampus

Indonesia.

Saskia Henschel, Marijn de Bruin, Eva Mo’hler. 2013. Self Control and Child Abuse

Potential in Mothers with an Abuse History and Their Preschool Children. J Child

Fram Stud: 23:824-836 DOI 10.1007

Sholikhin, Muhammad. 2008. Tamasya Qalbu. Yogyakarta: Mutiara Media.

Sriyanti, Lilik. 2012. Pembentukan Self Control dalam Perspektif Multikultural

(Madurrisa. Vol. 4. No. 1).

Surya, Hendra. 2009. Menjadi Manusia Pembelajar. Jakarta: PT. Elex Media

Komputindo Kelompok Gramedia

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1990. Kamus

Besar Bahasa Indonesia.Jakarta:Balai Pustaka

Page 130: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

130

Warson Munawwir, Ahmad. 1984.Kamus Al Munawwir Arab- Indonesia. Yogjakarta:

Unit pengadaan buku ilmiah keagamaan Pon-Pes “Al Munawwir” Krapyak

Yogjakarta.

Wibowo, Nur Ikhsan Ari. 2013. Hubungan Keaktifan Mengikuti Majelis Dzikir Dengan

Sikap Sabar Jama'ah Al-Khidmah Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun 2013.

Salatiga. STAIN.

Yusuf, Muhammad Amir. 2014. Pengaruh Majelis Dzikir Terhadap Keharmonisan

Keluarga (Studi kasus majelis dzikir Al-Khidmah di pondok pesantren Hidayatul

Falah Bantul Yogyakarta. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.

http://www.damandiri.or.id/file/mnurgufronugmbab2.html di akses 14/04/2019.

http://alkhidmahrobayan.blogspot.com/2012/06/kh.html di akses 16/04/2019.

Page 131: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

131

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Ali Muntaha

Tempat Tanggal Lahir : Grobogan, 02 Maret 1997

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Desa Plosorejo Rt 05/02 Kec. Tawangharjo, Kab. Grobogan

Riwayat Pendidikan :

1. SD Negeri 01 Plosorejo, lulus tahun 2009

2. MTS Futuhiyyah 01 Mranggen Demak, lulus tahun 2012

3. MAN Purwodadi, lulus tahun 2015

Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya.

Page 132: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

132

SATUAN KREDIT KEGIATAN

Nama : Ali Muntaha Progdi : Pendidikan Agama Islam

NIM : 23010150077 Dosen P.A : Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.

NO. JENIS KEGIATAN

TANGGAL

PELAKSANAA

N

SEBAGAI NILAI

1.

Orientasi Pengenalan

Akademik dan

Kemahasiswaan Fakultas

Tarbiyah Ilmu Keguruan

“Integrasi Pendidikan

Karakter Mahasiswa Melalui

Kampus Edukatif Humanis

dan Religius”

13 Agustus 2015 Peserta 3

2.

Orientasi Pengenalan

Akademik dan

Kemahasiswaan (OPAK)

IAIN Salatiga “Penguatan

Nilai-nilai Islam Indonesia

Menuju Negara yang Aman

dan Damai”

14 Agustus 2015 Peserta 3

3.

LIBBRARY USER

EDUCATION (Pendidikan

Perpustakaan)

21 Agustus 2015 Peserta 2

4.

Seminar Nasional

“Epistemologi Tafsir

Kontemporer; Intregasi

Hermeneutika Dalam Metode

Penafsiran Al-Qur’an”

25 September

2015 Peserta 8

5.

Ibtida’ LDK Fathir Ar Rasyid

IAIN Salatiga “Ikat Hati, Bina

Diri, Menyongsong Teladan

Sejati”

3-4 Oktober 2015 Peserta 2

6.

Seminar Nasional “Wacana

Islam Nusantara Dalam

Menjaga Kebhinekaan Dan

Keutuhan NKRI”

31 Oktober 2015 Peserta 8

7.

Pembimbing Pesantren

Ramadhan Tahun Pelajaran

2015/2016 SMP Negeri 9

14 Juni 2016 Pembimbing 4

Page 133: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

133

Salatiga

8.

UPTPB IAIN Salatiga

“Intensive English Language

Program”

22 February – 10

Juni 2016 Peserta 2

9. UPTPB IAIN Salatiga

“Bahasa Arab”

22 February – 10

Juni 2016 Peserta 2

10. Jambore Nasional “Mahasiswa Perekat Akhlaq

Bangsa”

11-13 Maret

2016 Peserta 8

11.

Seminar Internasional “Petani

Untuk Negeri” Dalam rangka

kegiatan Festival Solidaritas

Untuk Petani Indonesia

24 September

206 Peserta 10

12.

Pendidikan dan Latihan Dasar

(DIKLATSAR) Barisan

Ansor Serba Guna Angkatan

III SATKORCAB BANSER

Kota Salatiga

30 September –

02 Oktober 2016 Peserta 4

13.

Masa Penerimaan Anggota

Baru (MAPABA) PMII

Komisariat Djoko Tingkir

Kota Salatiga

7-9 Oktober

2016 Peserta 2

14. Seminar Nasional

“Reaktualisasi Hadist dalam

Kehidupan”

19 Oktober 2016 Peserta 8

15. Ngaji Bareng Al Khidmah

“Menyambut Hari Santri

Nasional”

20 Agustus 2016 Panitia 3

16. IBTIDA’ LDK Fathir Ar

Rasyid IAIN Salatiga

29-30 0ktober

2016 Panitia 3

17.

Pendidikan Anggota Dasar

(PAD) Mahasiswa Al

Khidmah Kota Salatiga

“Mahasiswa Generasi Penerus

Bangsa Berwawasan

29-30 0ktober

2016 Panitia 3

Page 134: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

134

Nusantara Berakhlaq Mulia”

18.

Grand Launching Inspirasi

Tazkia “Kisah Sang Rektor:

Tersesat Di Jalan Yang

Benar”

31 Desember

2016 Peserta 2

19. Peningkatan Karakter &

Taqwa Untuk Siswa – Siswi

SMP Negeri 8 Salatiga

10-13 Juni 2017 Pembimbing 4

20.

Pembimbing Pesantren

Ramadhan Tahun Pelajaran

2017/2018 SD Negeri

Sidorejo Lor 02 Kota Salatiga

14 Juni 2017 Pembimbing 4

21.

Pengembangan Keagamaan

dan Budi Pekerti Dalam

Pembelajaran SMP Negeri 10

Salatiga Tahun Pelajaran

2016/2017

14-15 Juni 2017 Pemateri 4

22.

Seminar Sehari Dalam

Rangka Kunjungan Studi

“Peran Masyarakat Dalam

Mewujudkan Islam Yang

Rahmatallil Alamin”

17 Desember

2017 Peserta 2

23. Kursus Bahasa Arab di

EGYPT Islamic Boarding and

Course Pare Kediri

7 Januari – 3

Februari 2018 Peserta 3

24. Training Of Trainers (TOT)

Al Khidmah Kampus Kota

Salatiga

9-10 Maret 2018 Panitia 3

25. Pelatihan Kepramukaan 19-21 Juli 2018 Peserta 3

26. Mitapasa Sport Orienteering

Competition 2018 Tingkat

Nasional

25-26 Agustus

2018 Peserta 8

Page 135: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

135

Page 136: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

136

Page 137: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

137

Page 138: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

138

Page 139: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

139

Page 140: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

140

IDENTITAS DIRI

Nama :

Jenis Kelamin :

Usia :

Pekerjaan :

PETUNJUK

Kami bermaksud meminta bantuan kepada Anda dengan cara mengisi

dua macam skala pada lampiran yang kami sediakan.

Mohon anda membaca petunjuk-petunjuk di bawah ini:

1. Dalam skala ini terdapat sejumlah pertanyaan. Setelah membaca dengan

seksama anda dimimta memilih salah satu dari 4 pilihan tanggapan yang

tersedia dengan memberi tanda silang (X) pada pilihan yang disediakan,

yaitu:

SS : Bila Anda sangat sesuai dengan

pernyataan

S : Bila Anda sesuai dengan pernyataan

TS : Bila Anda tidak sesuai dengan pernyataan

STS : Bila Anda sangat tidak sesuai dengan pernyataan

2. Pilihlah alternatif tanggapan yang benar-benar sesuai dengan keadaan /

kenyatan diri anda, bukan dengan apa yang seharusnya.

3. Seandainya ada pernyataan yang secara kenyataan Anda belum

mengalaminya, Anda dapat membayangkan bila suatu saat Anda

mengalaminya dan memperkirakan reaksi Anda terhadap hal tersebut.

4. Dalam menjawab skala ini mohon semua dijawab dan anda tidak perlu

takut salah, karena ini tidak mempengaruhi nilai serta semua jawaban

dapat diterima. 5. Kerahasiaan identitas dan jawaban anda akan kami jamin. 6. Kesungguhan dan kejujuran Anda sangat menentukan kualitas hasil

penelitian ini. Untuk itu kami ucapkan terima kasih.

SELAMAT MENGERJAKAN DAN TERIMA KASIH

Page 141: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

141

SKALA I

NO PERTANYAN S SS TS STS

1 Saya membaca dzikir khushushy al-khotmy dengan tidak mengikuti imam khushushy

2 Dalam berdzikir saya tidak tergesa-gesa untuk segera Menyelesaikannya

3 Saya suka berbagi kenikmatan dan kebahagiaan yang saya miliki / peroleh sekecil apapun kepada orang lain

4 Saya berat menolong orang lain

5 Saya meneteskan air mata saat saya melakukan dzikir Khushushy al-khotmy

6 Saya melaksanakan dzikir khushushy al-khotmy karena merasa membutuhkan Allah setiap hari

7 Saya melaksanakan dzikir khushushy al-khotmy baik dalam keadaan suka maupun duka

8 Saya selalu mengisi hari-hari saya untuk banyak melakukan dzikir

9 Saya percaya bahwa dzikir khushushy al-khotmy adalah amal ma'ruf yang dikehendaki Allah

10 Saya mengikuti dzikir khushushy al-khotmy meskipun diadakan didaerah lain

11 Saya selalu konsentrasi ketika melaksanakan dzikir Khushushy al-khotmy

12 Terkadang saya melaksanakan dzikir khushushy al-khotmy sambil bersenda gurau

13 Saya lebih mementingkan kehidupan pribadi saya daripada mengikuti dzikir khushushy al-khotmy

14 Saya melaksanakan dzikir khushushy al-khotmy dengan rendah hati

15 Saya selalu berusaha menghadiri dzikir khushushy al-khotmy walaupun ada kesibukan yang menghalangi saya

Page 142: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

SKALA II

NO PERTANYAN S SS TS STS

1 Saya mudah putus asa setiap melakukan sesuatu

2

Disaat saya gagal melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan saya selalu berfiki bagaimana cara memperbaikinya

3 Ketika pendapat saya tidak dihargai orang lain, emosi saya menjadi naik

4 Saya bisa mengendalikan emosi dihadapan orang banyak meskipun mereka mengganggu saya

5 Saya cepat-cepat menghindar ketika mendapat tekanan dari orang lain

6 Saya tidak dihargai lagi dilingkungan saya 7 Saya tahu kekurangan diri saya 8 Saya mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan

9 Saya merasa sendirian di dunia ini meskipun saya masih mempunyai keluarga

10 Saya mampu mengatur keuangan sesuai dengan Kebutuhan

11 Saya tidak bisa mengatasi masalah yang berat sendirian

12 Saya dapat menjaga perasaan orang lain yang berbeda pendapat dengan saya

13 Saya tidak suka berkumpul dengan orang-orang yang baru saya kenal

14 Semua orang yang disekitar saya berburuk sangka padaSaya

15 Saya dapat menghasilkan sesuatu karena dorongan Seseorang

Page 143: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten

DOKUMENTASI

Page 144: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten
Page 145: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten
Page 146: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten
Page 147: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten
Page 148: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten
Page 149: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten
Page 150: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten
Page 151: KORELASI INTENSITAS MENGIKUTI MAJELIS DZIKIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5944/1/Ali Muntaha...mengikuti majelis dzikir khushushy al-khotmy jama’ah Al Khidmah kabupaten