kota hijau-iv-manual-ded-rev-120227

36
Detail Engineering Design PENYUSUNAN DETAIL ENGINEERING DESIGN IV

Upload: agung-setiawan

Post on 29-May-2015

5.591 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kota hijau-iv-manual-ded-rev-120227

Detail Engineering Design

PENYUSUNANDETAIL

ENGINEERING DESIGN

K E M E N T E R I A N PEKERJAAN UMUM

DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG

IV

Page 2: Kota hijau-iv-manual-ded-rev-120227

BAB I PENDAHULUAN IV.01

I.1 Latar Belakang IV.02

I.2 Maksud dan Tujuan IV.03

I.3 Lingkup Kegiatan IV.03

I.4 Keluaran IV.03

BAB II SYARAT DAN KETENTUAN IV.05

II.1 Syarat Penentuan Lokasi dan Perencanaan RTH IV.06

II.2 Ketentuan RTH IV.07

II.3 RTH TEMA KHUSUS IV.08

BAB III PROSES DAN TAHAPAN KEGIATAN IV.11

III.1 Pengumpulan Data IV.12

III.2 Analisis IV.13

III.3 Perencanaan IV.14

III.4 Penyusunan Dokumen Konstruksi dan Pelelangan IV.15

III.5 Komponen Rencana Anggaran Biaya IV.16

III.6 Jadwal Pekerjaan IV.17

DAFTAR ISI

Page 3: Kota hijau-iv-manual-ded-rev-120227

BAB IV PELAKSANA KEGIATAN IV.19

IV.1 Tenaga Ahli IV.20

IV.2 Mekanisme Kerja IV.21

BAB V LAMPIRAN : CONTOH DED

(TAMAN KOTA SIPIROK - KABUPATEN TAPANULI SELATAN) IV.25

V.1 Daftar Gambar IV.26

V.2 Site Plan IV.27

V.3 Gambar Tampak Potongan IV.28

V.4 Gambar Detail Teknis IV.28

V.5 Gambar Detail Konstruksi IV.29

V.6 Gambar Detail Penanaman IV.30

V.7 Gambar Simulasi3D IV.31

Page 4: Kota hijau-iv-manual-ded-rev-120227
Page 5: Kota hijau-iv-manual-ded-rev-120227

BAB I PENDAHULUAN

IV.01

Page 6: Kota hijau-iv-manual-ded-rev-120227

Pengembangan Kota Hijau di Indonesia

memerlukan gerak bersama seluruh unsur

pemangku kepentingan kota. Pada tahun

2011, Direktorat Jenderal Penataan Ruang

Kementerian Pekerjaan Umum memprakarsai

Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH.

P2KH diawali dengan penggalangan prakarsa

dan komitmen kabupaten kabupaten/kota

untuk mewujudkan Kota Hijau melalui

perumusan local action plan atau rencana

aksi kota hijau (RAKH).

Salah satu atribut yang menjadi fokus di dalam

RAKH adalah terkait “Green Open Space”

yakni berupa peningkatan kualitas dan

kuantitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) sesuai

dengan karakteristik Kabupaten/kota. Hal ini

tentunya sejalan dengan tujuan dari P2KH

yaitu

Untuk menindaklanjuti rencana aksi yang

t e l ah d i se p aka t i o l e h pemer i n t a h

Kabupaten/Kota tersebut, maka di tahun 2012

ini pemerintah melaksanakan kegiatan

penyusunan DED (Detail Engineering Design)

RTH Perkotaan. Kegiatan ini merupakan

turunan dari masterplan RTH Perkotaan dan

ditujukan untuk memberikan panduan dalam

perencanaan RTH perkotaan.

meningkatkan kualitas ruang kota

khususnya melalui perwujudan RTH 30%

s e k a l i g u s i m p l e m e n t a s i R T R W

Kota/Kabupaten.

I.1 LATAR BELAKANG

02IV.02

Page 7: Kota hijau-iv-manual-ded-rev-120227

I.2 MAKSUD DAN TUJUAN

A. MAKSUD

B. TUJUAN

Kegiatan Penyusunan DED dimaksudkan sebagai salah

satu upaya mendorong terwujudnya kota hijau melalui

peningkatan kualitas dan kuantitas Ruang Terbuka Hijau

(RTH) yang sesuai dengan karakteristik Kota

Kota/Kabupaten amanat UU

No. 26/ 2007 tentang Penataan Ruang pasal 29 ayat (2).

Tujuan kegiatan ini adalah menyusun Detail Engineering

Design (DED) RTH sebagai acuan bagi pelaksana

konstruksi dalam melaksanakan pekerjaan konstruksi

serta mengawal proses terkait penyelenggaraan

konstruksi implementasi pengembangan RTH.

I.3 RUANG LINGKUP

a. Gambar pra-rancangan arsitektur lanskap yang

meliputi : siteplan, tampak, potongan, jaringanM/E.

b. Garis besar persyaratan teknis (outline specification)

c. Perkiraan biaya pembangunan (preliminary cost

estimate)

2) Kegiatan Pekerjaan Pengembangan Rancangan.

a. Gambar Rancangan lansekap dan elemen

pendukungnya yang meliputi : siteplan, denah,

tampak, potongan, gambar detail dan jaringan

utilitas.

b. Gambar Rancangan M/E beserta konsep dan

perhitungannya.

c. Menyusun perhitungan biaya pembangunan lengkap

dengan Bill of Quantity dan harga satuan pekerjaan.

dalam

rangka implementasi RTRW

1) Kegiatan Pekerjaan Pra Rancangan

d. Uraian penggunaan landscape item (spesifikasi secara

garis besar).

e.Penyusunan gambar pelaksanaan termasuk

rancangan detail untuk dokumen pelelangan.

3) Kegiatan Pekerjaan Dokumen Lelang :

a. Petunjuk Pelelangan.

b. Persyaratan teknis.

c. Gambar rancangan detail arsitektur landscape.

d. Rencana Kerja dan Syarat.

e. Rincian Volume pekerjaan dan rencana anggaran

biaya pekerjaan konstruksi (Engineering Estimate)

I.4 KELUARAN

1. Dokumen DED yang meliputi :

a.Laporan perencanaan arsitektur lansekap

lengkap dengan perhitungan-perhitungan yang

bisa dipertanggungjawabkan.

b.Gambar-Gambar Rancangan Teknis, yang

terdiri dari : Rencana Lansekap (Site Plan),

Rencana Tata Hijau (Planting Plan), Detail

Rancangan Lansekap Lainnya

c.Gambar DED terutama untuk menjelaskan

softscape dan hardscape (skala 1:200, 1:100,

1:50)

d.Gambar rancang teknis softscape dan

hardscape lengkap dalam ukuran kertas A3 dan

A1

2. Dokumen Lelang :

a. Rencana anggaran biaya (RAB/EE),

b. Rician volume pekerjaan (BQ),

c. Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)

3. Dokumen pengadaan jasa pemborongan

implementasi pengembangan RTH.

IV.03

Page 8: Kota hijau-iv-manual-ded-rev-120227

IV.04

Page 9: Kota hijau-iv-manual-ded-rev-120227

BAB II SYARAT DAN KETENTUAN

IV.05

Page 10: Kota hijau-iv-manual-ded-rev-120227

IV.06

II.1. SYARAT PENENTUAN L O K A S I D A N PERENCANAAN RTH

Sebelum pelaksanaan perancangan konstruksi,

setiap Kota/Kabupaten harus menentukan lokasi

strategis dan signifikan dalam rangka peningkatan

kuantitas RTH kawasan perkotaan. Kawasan

Perkotaan yang termasuk dalam cakupan kegiatan

P2KH adalah ibukota kota/kabupaten sehingga

akan memberikan dampak optimal terhadap

perwujudan Kota Hijau secara keseluruhan.

Syarat Penentuan Lokasi Penambahan RTH :

- Status lahan milik PEMDA

- Kemudahan aksesibilitas

- Kedekatan dengan pusat kegiatan masyarakat

kota, serta bisa digunakan untuk publik

Syarat Perencanaan RTH :

- 1 (satu) lokasi dengan luasan minimal 5000m2

atau bisa pada (maksimal) 2 (dua) lokasi yang

dihubungkan dengan koridor penghubung 'hijau'

misalkan: 2 lokasi, dengan luas 2000m2/lokasi

dengan koridor penghubung 1000m2 berupa jalur

pejalan kaki, jalur sepeda, jalur vegetasi, atau

bentuk lain)

- Komposisi Ruang Hijau (Softcape) : Perkerasan

(Hardscape) = Softcape min. 70% : Hardcape

max.30% berupa material ramah lingkungan (bisa

dimungkinkan untuk menyerap air)

Page 11: Kota hijau-iv-manual-ded-rev-120227

IV.07

II.2. KETENTUAN RTH

Atribut yang harus tercakup dalam perencanaan Taman Ramah Lingkungan :

1. Green Waste : Sistem Pengolahan dan Penggunaan Material Bekas (Sampah), dalam bentuk :- pemilahan sampah dengan penggunaan tempat sampah organik-anorganik- pengolahan sampah organik menjadi kompos dengan komposter. Kompos digunakan untuk pemeliharaan taman itu sendiri.- penggunaan furniture hijau (terbuat dari bahan daur ulang) di dalam taman, seperti untuk bangku taman, patung, dll.

2. Green Water : Sistem Pengolahan dan Penggunaan Ulang (Daur Ulang) Air, dalam bentuk :- pembuatan sumur resapan air- pembuatan kolam penampung air (jika memungkinkan)- pengolahan atau penggunaan kembali air bekas, misalnya dari air dari toilet untuk penyiraman tanaman.

3. Green Energy : Sistem Penyedia Sumber Listrik dari Matahari, dengan pemakaian :- Lampu Surya- Pohon Surya (penyedia instalasi stop kontak & wi-fi dengan solar panel)

4. Green Building : Naungan sederhana, sebagai sarana pendukung utama taman, dari material ramah lingkungan dengan penghawaan alami- Shelter atau Halte Bus- Gazebo- Pergola- Toilet

5. Green Transportation : Sistem Kemudahan & Kenyamanan Aksesibiltas, dalam bentuk :- Trotoar Tepi Jalan-Taman dan Jalur Pejalan Kaki dalam Taman- Jalur & Parkir Sepeda- Halte Bus

6. Green Open Space : Pemilihan Jenis Vegetasi dengan tinggi minimal 3 meter, diameter minimal 5cm, berupa- Vegetasi Lokal (Endemik)- Vegetasi Peneduh (Penyerap Polutan atau Pereduksi Emisi Karbon)- Vegetasi Pembentuk Iklim Mikro- Vegetasi Produsen Oksigen- Vegetasi Penarik Satwa Liar

7. Green Community : Sistem Penggunaan Taman, untuk kegiatan komunitas masyarakat setempat sehingga taman berfungsi optimal sebagai wadah interaksi sosial

Penyusunan DED RTH Perkotaan diarahkan berbentuk Taman Ramah Lingkungan (Ecopark).

Page 12: Kota hijau-iv-manual-ded-rev-120227

IV.08

II.3. RTH TEMA KHUSUS

3.3.2 RTH dengan Tema Khusus

RTH yang termasuk dalam kategori ini antara lain Hutan Mangrove sebagai penahan abrasi pantai dan gelombang, RTH penahan longsor, dan RTH penyaring polutan

Jenis RTH lain yang menjadi alternatif utama dalam penyusunan DED RTH adalah ng berfungsi sebagai (museum hidup untuk flora)

RTH yang difokuskan pada tanaman-tanaman penyerap emisi karbon sehingga dapat mengurangi kandungan Co2 di atmosfir

RTH yang difokuskan untuk mendukung ciri “natural heritage” dari Kota/Kabupaten misalnya melalui penanaman flora yang menjadi identitas kota/kabupaten

Perencanaan RTH yang ditujukan untuk mempertahankan keanekaragaman hayati. Sebagai contoh, Hutan konservasi bekantan di Tarakan-Kaltim atau RTH yang menjadi persinggahan atau tujuan migrasi burung

Hutan Kota, arboretum

1.Tema Mitigasi Bencana

2. Tema Perubahan Iklim

3.Tema Konservasi

4.Tema Keanekaragaman Hayati

atau ya

Page 13: Kota hijau-iv-manual-ded-rev-120227

IV.09

Page 14: Kota hijau-iv-manual-ded-rev-120227

04IV.10

Page 15: Kota hijau-iv-manual-ded-rev-120227

BAB III PROSES DAN TAHAPANKEGIATAN

IV.11

Page 16: Kota hijau-iv-manual-ded-rev-120227

START

SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA

ASISTENSI KE OWNER

ANALISIS DAN KONSEPSI DESAIN

BASIC DESIGN

DESIGN DEVELOPMENT/ GAMBAR KERJA

FINAL DESIGN

CONSTRUCTION DOCUMENT / DOKUMEN

KONSTRUKSI

SCHEMATIC DESIGN

ASISTENSI KE OWNER

ASISTENSI KE OWNER

ASISTENSI KE OWNER

TIDAK DISETUJUI

SELESAI

CONSTRUCTION

BIDDING PROCESS

PENGAWASAN BERKALA

TIDAK

DISETUJUI

TIDAK

DISETUJUI

TIDAK

DISETUJUIT

PA

K,

TP

OB

,d

an

TP

KB

BL

OK

PL

AN

AD

VIS

PL

AN

NIN

G

LA

PO

RA

NP

EN

DA

HU

LU

AN

LA

P.

AN

TA

RA

LA

P.

KO

NS

EP

FIN

AL

LA

P.

AK

HIR

LA

P.

PE

NG

AW

AS

AN

IV.12

A. Data Primer

Data VisualKegiatan ini berupa pendokumentasian/foto yang menunjukkan visualisasi lokasi perencanaan. Data visual ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran nyata kondisi eksisting di lapangan terutama mengenai potensi dan masalah yang ada.

Data PengukuranPengukuran dilakukan pada lokasi perencanaan untuk mendapatkan data ukur sebagai dasar penyusunan DED.

B. Data SekunderPengumpulan data sekunder berupa:a. Peraturan pemda setempat, yang meliputi:

1) Peraturan yang terkait dengan Penataan Ruang;§ Peruntukan lahan.§ KDB (Koefisien dasar bangunan).§ KDH (Koefisien dasar hijau).§ KLB (Koefisien lantai bangunan).§ KB (Ketinggian bangunan).§ Tipe bangunan.§ GSB (garis sepadan bangunan).

2) Peraturan mengenai persyaratan bangunan berupa persyaratan:§ Disain.§ Struktur.§ Instalasi mekanikal/ elektrikal.§ Kebakaran.§ Aksesibilitas bagi penyandang cacat.

3) Peraturan dan standar perencanaan lainnya yang secara langsung ataupun tidak langsung terkait dengan kegiatan perencanaan bangunan tersebut.

a. Gambar peta eksisiting dan LRK (Lembar Rencana Kota).b. Studi literatur

III.1. PENGUMPULAN DATA

Page 17: Kota hijau-iv-manual-ded-rev-120227

4. Tata Hijau

Pemilihan jenis tanaman yang sesuai

dengan fungsi dan zonasi tapak.

5. Site Furniture

Perencanaan berbagai s i te furni ture

yang dapat mendukung aktifitas sosial

di RTH.

6. Parkir

Tata le tak dan jumlah park i r yang

d a p a t m e n a m p u n g k e n d a r a a n

pengguna RTH.

7. Sosial Budaya

Iden t i f i kas i aspek non f i s i k sos ia l

budaya yang berada d i l ingkungan

sekitar RTH.

Ilustrasi : www.livingcolourlandscapes.com.au

IV.13

III.2. ANALISIS

Kegiatan analisis yang dilakukan dimaksudkan untuk

mendapatkan bentuk-bentuk penanganan yang bisa

dilakukan berdasarkan potensi dan masalah yang telah

diidentifikasi sebelumnya, seperti tanah, slope, vegetasi,

klimatologi, dan lainnya.

Adapun elemen analisis perancangan lansekap ini

adalah:

1. Zonasi tapak

Pembagian zonasi tapak dari taman yang akan

direncanakan sebagai RTH publik.

2. Sirkulasi kendaraan

Perencanaan pola sirkulasi kendaraan yang berada

didalam tapak dikontekskan dengan sirkulasi

sekitar.

3. Sirkulasi pedestrian

Perencanaan pola sirkulasi pejalan kaki yang berada di

dalam tapak.

Page 18: Kota hijau-iv-manual-ded-rev-120227

Ilustrasi : www.livingcolourlandscapes.com.au

IV.14

Adapun keluaran atau produk penyusunan DED adalah:

1. Gambar Rencana Teknis (Gambar Rancangan, Detail Rancangan dan

Gambar Konstruksi) 2. Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis

(Spesifikasi Teknis)3. Estimate Enginer (EE) atau Rencana

Anggaran Biaya (RAB).

Semua produk hasil perencanaan tersebut

selanjutnya dijadikan acuan pihak yang

berkepentingan dalam pelaksanaan pekerjaan

fisik (Pemerintah Pusat /Ditjen Penataan Ruang,

Pemerintah kota dan Kabupaten, Kontraktor, dan

juga masyarakat secara umum).

III.3. PERENCANAAN

Setelah dilakukan analisis dan berdasarkan hasil

pengamatan di lapangan, selanjutnya disusun bentuk-

bentuk penanganan dalam kegiatan pembangunan atau

penataan RTH.

Selanjutnya dilakukan pengembangan potensi dan

pemecahan masalah dengan cara merumuskan konsep

pembamgunan atau penataan RTH yang dituangkan

dalam bentuk perencanaan teknis.

Page 19: Kota hijau-iv-manual-ded-rev-120227

IV.15

A. Dokumen Konstruksi

Tahap ini meliputi pembuatan gambar-gambar detail,

BQ, RKS dan RAB dan menyusun dokumen

perancangan berupa laporan perancanan Arsitektur

Lansekap, lengkap dengan perhitungannya.

Adapun rincian kegiatan pada tahap ini adalah sebagai

berikut:

1. Pembuatan gambar-gambar detil yang penting.

2. Pembuatan gambar kerja.

3. Pembuatan gambar-gambar:

a. Rencana tapak (Site plan).

b. Rencana Tata Hijau (Planting Plan).

c. Gambar Arsitektur.

b. Gambar Struktur.

c. Gambar M/E.

f. Gambar Detail (skala 1:50, 1:20, 1:10,

1:5, sesuai kebutuhan).

g. Pembuatan visualisasi 3D (tiga dimensi)

bangunan paling tidak dari 2 (dua) sudut

pandang.

Gambar-gambar dibuat mengikuti kaidah-kaidah

gambar kerja.

B.Dokumen Pelelangan

Tahap ini adalah tahap persiapan pelelangan untuk

pekerjaan pelaksanaan RTH

1. Pembuatan dokumen tender:

a. Pembuatan spesifikasi teknis pekerjaan

lansekap, struktur, dan M/E.

III.4. PENYUSUNAN DOKUMEN KONSTRUKSI DAN PELELANGAN

b. Pembuatan spesifikasi khusus pekerjaan

lansekap, struktur, dan M/E.

c. Pembuatan rencana kerja dan syarat (RKS)

pekerjaan lansekap, struktur, dan M/E.

d. Pembuatan rencana volume (BQ) pekerjaan

lansekap, struktur, dan M/E.

e. Pembuatan rencana anggaran dan biaya

pekerjaan lansekap, struktur, dan M/E.

f. P e m b u a t a n d o k u m e n p e r s y a r a t a n

administrasi.

g. Pembuatan dokumen persyaratan umum.

2. Persiapan Pelelangan

Meliputi : membantu pemberi tugas dalam

menyusun dokumen untuk pelelangan, membantu

panitia pelelangan dalam menyusun program dan

pelaksanaan pelelangan:

a. Pembuatan jadwal dan program lelang

b. P e m b u a t a n d o k u m e n p e r s y a r a t a n

administrasi.

c. Pembuatan dokumen persyaratan umum.

d. Koordinasi dengan semua pihak yang terkait.

3. Pendampingan Pelelangan

Meliputi : membantu panitia pelelangan pada waktu

penjelasan pekerjaan termasuk menyusun berita

acara penjelasan pekerjaannya, membantu panitaia

pelelangan dalam melaksanakan evaluasi penawaran,

menyusun kembali dokumen pelelangan dan

melaksanakan tugas-tugas yang sama apabila terjadi

lelang ulang, dan menyusun dokumen pelelangan.

Page 20: Kota hijau-iv-manual-ded-rev-120227

Dalam perhitungan biaya terdapat beberapa komponen biaya

yang harus diperhatikan sebagai kebutuhan utama RTH.

adapun komponen tersebut antara lain:

a. Pekerjaan Persiapan Lahan

1. Pembersihan lahan

2. Persiapan direksi kit (bedeng kerja)

3. Pengukuran lahan

4. Grading lahan

5. Air tanah dan listrik proyek

6.Sumur resapan

b. Pekerjaan Hardscape

1.Jalur Pedestrian & Jogging track

2. Kanstien / pembatas

3. Sirkulasi kendaraan

4. Parkir

5. Saluran Drainase

6. Bollard

c. Pekerjaan Softscape

Penanaman:

1. Pohon

2. Perdu

3. Rumput

4.Ground Cover

d. Pekerjaan Mekanikal

1. Pemipaan

2. Sprinkler air Bersih

3. Kran air bersih

4. Hydrant

e. Pekerjaan Elektrikal

1. Lampu taman

2. Lampu jalan

3. Panel Listrik dan utilitas

f. Pekerjaan Bangunan / Site Furniture

1. Gazebo

IV.16

III.5. KOMPONEN RENCANA ANGGARAN

Page 21: Kota hijau-iv-manual-ded-rev-120227

III.6 JADWAL PEKERJAAN

IV.17

1 Pengumpulan data dan survey lapangan

2Penyusunan gambar konsep pengembangan rancangan arsitektur lansekap

3 Penyusunan gambar teknis

4 Penyusunan Dokumen Lelang (RKS, BQ, EE)

No Tahapan KagiatanBulan

Mei Juni Juli

Page 22: Kota hijau-iv-manual-ded-rev-120227

IV.18

Page 23: Kota hijau-iv-manual-ded-rev-120227

BAB IV PELAKSANA KEGIATAN

IV.19

Page 24: Kota hijau-iv-manual-ded-rev-120227

IV.20

IV.1 TENAGA AHLI

Dalam pelaksanaan kegiatan ini diperlukan Tenaga Ahli sebanyak 3 (tiga) orang sesuai dengan bidang keahliannya.

Adapun kualifikasi tenaga ahli tersebut adalah sebagai berikut:

1. Ketua Tim (Arsitek Lanskap):Disyaratkan memiliki spesialisasi dan bersertifikat Tenaga Ahli Arsitektur Lanskap, denganpendidikan s e k u r a n g - k u r a n g n y a j e n j a n g S 1 b i d a n g ArsitekturLansekap, yang dibuktikandengan ijasah S1, dan memiliki pengalaman profesional di bidang Arsitektur Lansekapsekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun.

2. Ahli Sipil:Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-kurangnya jenjang S1 bidang Teknik Sipil yangdibuktikan dengan ijasah S1, dan memiliki pengalaman profesional di bidang ManajemenKonstruksi sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun

Selain Tenaga Ahli dan Asisten Tenaga Ahli tersebut, dibutuhkan pula Tenaga Pendukung, yaitu:

1. Quantity Surveyor sejumlah 1 orang

2. Juru Gambar sejumlah 1 orang

3. Tenaga Administrasi sejumlah 1 orang

Page 25: Kota hijau-iv-manual-ded-rev-120227

IV.21

IV.2 MEKANISME KERJA

4.2.1 Tanggung JawabA. Tanggung Jawab Tim Tenaga Ahli

B. Tanggung Jawab Pemerintah Daerah (Kota/Kabupaten)

Tim Tenaga Ahli harus melaksanakan fungsi teknis konstruksi, manajemen, pengaturan, dan administrasi yang

diperlukan untuk melaksanakan Pekerjaan RTH berdasarkan kebutuhan yang dijelaskan dalam Dokumen

Pengadaan. Tim Tenaga Ahli paling sedikit harus melaksanakan tugas-tugas berikut:

1. Memberikan hasil kerja menyeluruh dan cukup terperinci dengan telah memperhatikan baik fase-fase

Perancangan lansekap, konstruksi dan commisioning maupun operasi dan pemeliharaan pekerjaan.

2. Menggabungkan informasi atau masukan yang diterima dari Pemerintah Daerah (Kota/Kabupaten),

Masyarakat, dan informasi lainnya.

3. Menyerahkan hasil kerjanya ke Pemerintah Daerah (Kota/Kabupaten) sesuai Jadwal Pekerjaan.

4. Mengatur hubungan teknis antara Pemerintah Daerah, Masyarakat, dan pelaksana konstruksi, sebagaimana

diperlukan untuk mendapatkan masukan atas Perancangan DED RTH.

5. Menyiapkan informasi teknis kepada Pemerintah Daerah dan Masyarakat sehingga dapat berhubungan

dengan kelompok pihak ketiga, namun tidak terbatas pada:

- Lembaga-lembaga Keuangan dan para penasehat teknis independen mereka.

- Instansi Pemerintah sektoral

- Dan sebagainya.

Pemerintah Daerah akan menyediakan Tim Teknis dan administrasi untuk memeriksa pekerjaan Konsultan dan

berpartisipasi dalam proses Pembangunan RTH, Tim Tenaga Ahli tersebut akan melakukan tugas-tugas sebagai

berikut:

1. Memberikan persetujuan untuk semua keputusan manajemen proyek dan teknis

2. Menyediakan staf teknis yang memiliki wewenang serta tenaga ahli untuk mengawasi dan menyetujui

pekerjaan Tenaga Ahli.

3. Mengatur hubungan komersil dengan semua pihak seperti Pelaksana Konstruksi, dan pemasok.

4. Memberitahukan Tenaga Ahli terhadap perubahan mengenai lingkup pekerjaan, persyaratan dan jadwal.

5. Mengatur hubungan antara Tenaga Ahli dan Mitra Strategis, jika ada, sesuai keperluan.

6. Menyediakan data yang diperlukan konsultan untuk kelancaran pekerjaan merujuk pada Dokumen

Pengadaan.

Page 26: Kota hijau-iv-manual-ded-rev-120227

IV.2.2 Koordinasi Kegiatan

A. Rapat Kemajuan Pekerjaan

Tim Tenaga Ahli harus melaksanakan rapat kemajuan perkerjaan penyusunan DED setiap Bulan

disyaratkan dan disetujui oleh Tim Teknis Pemerintah Daerah. Rapat tersebut merupakan waktu kerja

dengan Tim Teknis untuk meninjau kemajuan dan jadwal, permasalahan-permasalahan yang berhubungan

dengan pekerjaan dan peluang penyelesaiannya, mengindentifikasi tindakan yang diperlukan dan

menindak lanjuti yang telah disetujui untuk dilaksanakan, serta mengatur pelaksanaan pekerjaan tersebut.

Laporan kemajuan pekerjaan dan informasi tentang jadwal harus disiapkan untuk rapat tersebut.

Dari waktu ke waktu, Tim Teknis akan selalu meminta Konsultan untuk melaksanakan pertemuan untuk

melaporkan status Pekerjaan Penyusunan DED RTH dan kemajuan pekerjaan kepada Tim Teknis

Pemerintah Daerah, perwakilan masyarakat dan yang lainnya.

B. Laporan Bulanan

Setiap bulan, Konsultan harus menyajikan laporan singkat yang akurat dan tidak bias mengenai status

pekerjaan yang dilaksanakan dan dikelola. Laporan tersebut harus tersedia dalam kurun waktu 2 (dua) hari

kerja setelah tenggat waktu setiap bulannya. Tenggat waktu adalah tanggal 25 pada setiap bulan. Laporan

tersebut akan digunakan Tim Teknis Pemerintah Daerah sebagai dasar untuk melaporkan status proyek

kepada masyarakat. Konsultan harus mendapatkan persetujuan Tim Teknis untuk format pelaporan awal dan

revisi-revisi berikutnya sebelum persiapan pembuatan laporan. Laporan pada dasarnya akan termasuk

informasi yang berikut ini:

· Jadwal pencapaian

· Ringkasan Jadwal Pekerjaan

· Laporan Pencapaian Kualitas

· Daftar Kendali Perubahan

Laporan pendukung yang terperinci akan dikeluarkan secara terpisah sesuai permintaan Tim Teknis

Pemerintah Daerah untuk melengkapi penerbitan Laporan Kemajuan Kerja Bulanan

IV.22

Page 27: Kota hijau-iv-manual-ded-rev-120227

IV.23

Page 28: Kota hijau-iv-manual-ded-rev-120227

04IV.24

Page 29: Kota hijau-iv-manual-ded-rev-120227

BAB V LAMPIRAN CONTOH DED

IV.25

(TAMAN KOTA SIPIROK KABUPATEN TAPANULI SELATAN)

Page 30: Kota hijau-iv-manual-ded-rev-120227

IV.26

V.1 DAFTAR GAMBAR TEKNIS DED

Page 31: Kota hijau-iv-manual-ded-rev-120227

Sumber :Taman Kota Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan

IV.27

V.2 SITE PLAN/LANDSPACE PLAN

Page 32: Kota hijau-iv-manual-ded-rev-120227

V.4 GAMBAR DETAIL TEKNIS

Sumber: Taman Kota Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan

IV.28

V.3 GAMBAR TAMPAK POTONGAN

Page 33: Kota hijau-iv-manual-ded-rev-120227

Sumber : Taman Kota Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan

IV.29

V.5 GAMBAR DETAIL KONSTRUKSI

Page 34: Kota hijau-iv-manual-ded-rev-120227

Sumber : Taman Kota Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan

IV.30

V.6 GAMBAR DETAIL PENANAMAN

Page 35: Kota hijau-iv-manual-ded-rev-120227

IV.31

Sumber : Taman Kota Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan

V.7 GAMBAR 3D RTH

Page 36: Kota hijau-iv-manual-ded-rev-120227