kota padang 2012

150
xv Kota Padang adalah salah satu Kota tertua di pantai barat Sumatera di Lautan Hindia.Menurut sumber sejarah pada awalnya (sebelum abad ke-17) Kota Padang dihuni oleh paranelayan, petani garam dan pedagang. Ketika itu Padang belum begitu penting karena arusperdagangan orang Minang mengarah ke pantai timur melalui sungai- sungai besar. Namun sejakSelat Malaka tidak lagi aman dari persaingan dagang yang keras oleh bangsa asing sertabanyaknya peperangan dan pembajakan, maka arus perdagangan berpindah ke pantai barat Pulau Sumatera. Suku Aceh adalah kelompok pertama yang datang setelah Malaka ditaklukkan olehPortugis pada akhir abad ke XVI. Sejak saat itu Pantai Tiku, Pariaman dan Inderapura yang dikuasai oleh raja-raja muda wakil Pagaruyung berubah menjadi pelabuhan-pelabuhan penting karena posisinya dekat dengan sumber-sumber komoditi seperti lada, cengkeh, pala dan emas. Kemudian Belanda datang mengincar Padang karena muaranya yang bagus dan cukup besar serta udaranya yang nyaman dan berhasil menguasainya pada Tahun 1660 melalui perjanjian dengan raja-raja muda wakil dari Pagaruyung. Tahun 1667 membuat Loji yang berfungsi sebagai gudang sekaligus tangsi dan daerah sekitarnya dikuasai pula demi alasan keamanan. Akhirnya pada Tanggal 20 Mei 1784 Belanda menetapkan Padang sebagai pusat kedudukan dan perdagangannya di Sumatera Barat. Kota Padang menjadi lebih ramai setelah adanya Pelabuhan Teluk Bayur, Semen dan Tambang Batubara (di Sawahlunto), serta Jalur Kereta Api. Namun yang menjadi hari Jadi Kota Padang adalah Tanggal 7 Agustus, karena pada Tanggal 7 Agustus 1669 terjadi penyerbuan besar-besaran terhadap

Upload: nurul-trinanda-rizal

Post on 17-Dec-2015

189 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

kota padang 2012

TRANSCRIPT

  • xv

    Kota Padang adalah

    salah satu Kota tertua di pantai

    barat Sumatera di Lautan

    Hindia.Menurut sumber sejarah

    pada awalnya (sebelum abad ke-17)

    Kota Padang dihuni oleh

    paranelayan, petani garam dan

    pedagang. Ketika itu Padang belum

    begitu penting karena arusperdagangan orang Minang mengarah ke pantai timur melalui sungai-

    sungai besar. Namun sejakSelat Malaka tidak lagi aman dari persaingan dagang yang keras oleh

    bangsa asing sertabanyaknya peperangan dan pembajakan, maka arus perdagangan berpindah ke

    pantai barat Pulau Sumatera.

    Suku Aceh adalah kelompok pertama yang datang setelah Malaka ditaklukkan

    olehPortugis pada akhir abad ke XVI. Sejak saat itu Pantai Tiku, Pariaman dan Inderapura yang

    dikuasai oleh raja-raja muda wakil Pagaruyung berubah menjadi pelabuhan-pelabuhan penting

    karena posisinya dekat dengan sumber-sumber komoditi seperti lada, cengkeh, pala dan emas.

    Kemudian Belanda datang mengincar Padang karena muaranya yang bagus dan cukup

    besar serta udaranya yang nyaman dan berhasil menguasainya pada Tahun 1660 melalui

    perjanjian dengan raja-raja muda wakil dari Pagaruyung. Tahun 1667 membuat Loji yang

    berfungsi sebagai gudang sekaligus tangsi dan daerah sekitarnya dikuasai pula demi alasan

    keamanan.

    Akhirnya pada Tanggal 20 Mei 1784 Belanda menetapkan Padang sebagai pusat

    kedudukan dan perdagangannya di Sumatera Barat. Kota Padang menjadi lebih ramai setelah

    adanya Pelabuhan Teluk Bayur, Semen dan Tambang Batubara (di Sawahlunto), serta Jalur

    Kereta Api. Namun yang menjadi hari Jadi Kota Padang adalah Tanggal 7 Agustus, karena pada

    Tanggal 7 Agustus 1669 terjadi penyerbuan besar-besaran terhadap

  • xvi

    +

    Loji Belanda di Kepalo Koto Batang Arau yang dilandasi oleh semangat patriotisme dan rasa

    cinta tanah air dalam mengusir penjajah dari bumi Nusantara.

    Pada awalnya luas Kota Padang adalah 33 Km2, yang terdiri dari 3 Kecamatan dan 13

    buah Kampung, yaitu Kecamatan Padang Barat, Padang Selatan dan Padang Timur. Dengan

    Undang-undang Nomor 5 Tahun 1979 dan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1980 tanggal

    21 Maret 1980 wilayah Kota Padang menjadi 694,96 Km2, yang terdiri dari 11 Kecamatan dan

    193 Kelurahan. Dengan dicanangkannya pelaksanaan otonomi daerah sejak Tanggal 1 Januari

    2001, maka wilayah administratif Kota Padang dibagi dalam 11 Kecamatan dan 103 Kelurahan.

    Dengan Keluarnya Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Pembentukan

    organisasi Kelurahan Maka jumlah Kelurahan di Kota Padang menjadi 104 Kelurahan.

    Pasa Batipuh

  • 1.1 LUAS DAN BATAS WILAYAH KOTA

    Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah

    Nasional telah ditetapkan Kota Padang sebagai

    Pusat Kegiatan Nasional (PKN). Berdasarkan PP

    No 17 tahun 1980, luas wilayah Kota Padang secara

    administratif adalah 165,35 Km. Menurut Perda No.

    10 Tahun 2005 tentang luas Kota Padang diketahui

    terjadi penambahan luas administrasi menjadi

    1.414,96 Km2, dimana penambahan wilayah

    lautan/perairan seluas 720,00 km2. Secara geografis,

    Kota Padang berada di antara 00o o o

    dan 100o

    Kota Padang yang membujur dari Utara ke Selatan memiliki pantai sepanjang 68,126 km

    dan terdapat deretan Bukit Barisan, dengan panjang daerah bukit (termasuk sungai) 486,209 Km2.

    Perpaduan kedua letak tersebut menjadikan Kota Padang memiliki alam yang sangat indah dan

    menarik. Batas-batas wilayah Kota Padang sebagai berikut:

    Sebelah Utara : Kabupaten Padang Pariaman Sebelah Selatan : Kabupaten Pesisir Selatan Sebelah Timur : Kabupaten Solok Sebelah Barat : Samudera Hindia

    Di samping memiliki wilayah daratan, Kota Padang juga memiliki wilayah perairan yang

    dihiasi oleh 19 pulau kecil yang masuk dalam wilayah administrasi Kota Padang. Kesembilan

    belas (19) pulau tersebut tersebar pada kecamatan di Kota Padang. Dari 19 buah pulau kecil

    tersebut, terdapat 2 pulau yang telah dikelola dengan baik untuk pariwisata, seperti Pulau Sikuai

    dan Pulau Pasumpahan.

  • Sumber : Padang Dalam Angka Tahun 2012

  • Tabel 1.2

    Kondisi Geografi Kota Padang

    No Uraian Data

    1 Letak Wilayah 1

    100

    2 Luas Wilayah Darat 694.96 Km2 (efektif =205 Km2 atau 29 %

    3 Luas Wilayah laut 720 Km

    4 Panjang Pantai 68.126 Km (di luar pulau-pulau kecil)

    5 Temperatur 22,2 C 32,7 C

    6 Curah Hujan 336,25 mm / bulan

    7 Jumlah sungai 5 buah sungai besar dan 16 buah sungai kecil

    8 Jumlah Pulau 19 buah

    Sumber : BMKG, Dinas Pertambangan dan Energi Propinsi Sumbar

    1.2. IKLIM, TOPOGRAFI DAN GEOLOGI

    1.2.1 Iklim

    Kota Padang mempunyai iklim tropis dimana hujan turun hampir sepanjang

    tahun. Tingkat curah hujan di Kota Padang mencapai rata-rata 336,25 mm per bulan

    dengan rata-rata hari hujan 16 hari per bulan pada tahun 2012. Tingkat curah hujan

    tertinggi terjadi pada Bulan Maret sebesar 585,4 mm dan sering terjadi hujan sepanjang

    bulan, yakni dengan banyaknya hari hujan terjadi selama 16 hari sedangkan terendah

    terjadi pada Bulan Juli sebesar 194,9 mm yang terjadi hujan selama 16 hari. Hari hujan

    terlama/sering terjadi hujan sepanjang bulan adalah pada Bulan November, yakni selama

    27 hari dengan curah hujan sebesar 575 mm dan hari hujan tersingkat/jarang terjadi hujan

    yakni pada Bulan Januari, Mei dan Juni yang hanya terjadi selama 10 hari dengan curah

    hujan masing-masing sebesar 216 mm, 214,9 mm dan 244,9 mm.

  • Gambar 1.2 Banyaknya Hari Hujan Menurut Bulan Kota Padang

    Tahun 2012

    Gambar 1.3 Banyaknya Curah Hujan Menurut Bulan Kota Padang

    Tahun 2012

  • Tabel 1.3 Kondisi Temperatur dan Kelembaban Menurut Bulan

    di Kota Padang Tahun 2012

    Bulan Suhu Udara (0C) Kelembaban

    Rata-rata (%) Maksimum Minimum Rata-rata Januari 32.2 22.2 26.8 80 Februari 31.7 22.9 26.7 78 Maret 32.0 22.3 26.6 81 April 32.7 23.0 27.3 80 Mei 32.5 23.0 27.3 81 Juni 32.1 22.5 26.7 81 Juli 31.7 22.6 26.5 82 Agustus 30.2 22.6 25.9 85 September 30.4 22.6 26.0 86 Oktober 30.3 23.3 26.1 87 November 30.6 23.2 26.2 84 Desember 30.6 23.3 26.3 84

    Sumber : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika

    Selama Tahun 2012 suhu udara Kota Padang terjadi cukup tinggi yaitu antara 22,2 oC s/d

    32,7 oC. Suhu udara maksimum terjadi pada bulan April sebesar 32,7 oC dengan suhu minimum

    sebesar 22,3 oC, hal ini menunjukkan bahwa sepanjang Bulan April suhu udara Kota Padang

    sangat panas dengan rata-rata kelembaban 80%. Rata-rata kelembaban sepanjang Tahun 2012

    berkisar antara 78% 87%.

    Gambar 1.4

    Kondisi Suhu Udara Kota Padang Tahun 2012

  • Gambar 1.5 Kelembaban Rata-Rata Kota Padang Sepanjang Tahun 2012

    1.2.2 Topografi

    Kota Padang memiliki topografi yang bervariasi terdiri dari perpaduan daratan yang

    landai dan perbukitan bergelombang yang curam. Sebagian besar topografi wilayah Kota Padang

    memiliki tingkat kelerengan lahan rata-rata > 40%.

    Tabel 1.4

    Topografi dan Ketinggian Wilayah Kota Padang Tahun 2012

    No Kondisi Topografi Luas

    Ha Persentase (%) I Kelerengan Lahan

    0 2% Datar 16.379,82 23,57 3 15% Bergelombang 5.510,93 7,93 16 40% Curam 13.219,48 19,02

    >40% Sangat Curam 34.385,77 49,48 Jumlah 69.496,00 100,00

    II Ketinggian 0 25 m dpl 15.898,68 22,88 25 100 m dpl 6.479,39 9,32 100 500 m dpl 19.324,56 27,81 100 1.000 m dpl 15.787,23 22,72 >1.000 m dpl 12.006,13 17,28

    Jumlah 69.496,00 100,00 Sumber : Hasil Perhitungan Aplikasi ArcGIS, Tahun 2011

  • Wilayah Kota Padang yang berada dipantai barat Pulau Sumatera mempunyai topografi

    bervariasi perpaduan dataran rendah, perbukitan dan daerah aliran sungai. Bagian utara Kota

    Padang merupakan daerah pantai, perbukitan dan sebagian daratan tinggi. Bagian barat Kota

    Padang terdiri dari daratan rendah yang landai dengan ketinggian rata-rata 0 25 meter di atas

    permukaan laut. Kearah timur dan selatan topografi wilayah Kota Padang merupakan daerah

    perbukitan, bergelombang dan curam dengan ketinggian yang bervariasi, dimana yang tertinggi

    mencapai 1.800 meter di atas permukaan laut pada kawasan yang berbatasan dengan Kabupaten

    Solok.

    Tabel 1.5 Ketinggian Wilayah Daratan Kota Padang

    Menurut Kecamatan

    No Kecamatan Ketinggian (m) 1. Bungus Teluk Kabung 0 - 850 2. Lubuk Kilangan 25 - 1.853 3. Lubuk Begalung 8 - 400 4. Padang Selatan 0 - 322 5. Padang Timur 4 - 10 6. Padang Barat 0 - 8 7. Padang Utara 0 - 25 8. Nanggalo 3 - 8 9. Kuranji 8 - 1.000 10. Pauh 10 - 1.600 11. Koto Tangah 0 - 1.600

    Kota Padang 0 - 1.853 Sumber : Badan Pertanahan Nasional Kota Padang

    Ketinggian wilayah Kota Padang dari permukaan laut yang bervariasi merupakan

    kawasan yang telah ditetapkan sebagai kawasan hutan lindung umumnya terdapat diwilayah

    Timur Kota Padang. Wilayah yang mempunyai topografi relatif datar adalah Kecamatan Padang

    Utara, Padang Barat, Padang Timur, Nanggalo, dan sebagian Kecamatan Kuranji, Pauh, Lubuk

    Begalung, Lubuk Kilangan serta sebagian kecil Padang Selatan. Sedangkan wilayah perbukitan

    terdapat di sebagian besar Wilayah Kecamatan Koto Tangah bagian timur, Kecamatan Pauh,

    Lubuk Kilangan dan Kecamatan Bungus Teluk Kabung.

    Kota Padang memiliki banyak sungai, yaitu 5 sungai besar dan 16 sungai kecil, dengan

    sungai terpanjang Batang Kandis yaitu sepanjang 20 km berada pada Kecamatan Koto Tangah.

  • Nama, panjang dan lokasi yang dilalui sungai pada Kota Padang dapat dilihat pada Tabel 1.6 di

    bawah ini.

    Tabel 1.6 Sungai-sungai di Kota Padang

    No Nama Sungai Panjang (Km) Lokasi (Kecamatan)

    1 Batang Kuranji 17,00

    Pauh Kuranji Nanggalo Padang Utara

    2 Sungai Gayo 3,00 Pauh 3 Batang Guo 5,00 Kuranji 4 Batang Belimbing 5,00 Kuranji 5 Batang Pagang 11,00 Nanggalo

    6 Sungai Banjir Kanal 5,50 Padang Timur Padang Utara 7 Batang Muar 0,40 Padang Utara 8 Sungai Koto 2,00 Padang Timur 9 Batang Arau 5,00 Padang Selatan 10 Batang Logam 15,00 Koto Tangah 11 Batang Kandis 20,00 Koto Tangah 12 Sungai Tarung 12,00 Koto Tangah 13 Sungai Padang Aru 5,00 Lubuk Kilangan 14 Sungai Padang Idas 4,50 Lubuk Kilangan 15 Batang Kampung Juar 2,50 Lubuk Begalung 16 Batang Aru 6,00 Lubuk Begalung 17 Batang Kayu Aro 5,00 Bungus Teluk Kabung 18 Sungai Timbulun 3,00 Bungus Teluk Kabung 19 Sungai Sarasah 2,00 Bungus Teluk Kabung 20 Sungai Pisang 3,00 Bungus Teluk Kabung 21 Bandar Jati 2,00 Bungus Teluk Kabung

    Sumber : Dinas PSDA Propinsi Sumatera Barat

    Berdasarkan atas kewenangan dalam hal pengelolaan perairan, Kota Padang memiliki

    perairan seluas 72.000 Ha, termasuk di dalamnya 19 pulau-pulau kecil dan 13 pulau yang terletak

    relatif dekat dengan daratan. Pemanfaatan pulau-pulau kecil ini belum optimal dan kondisi pulau

    ini sebagian sudah mengalami abrasi akibat terumbu karang yang mengelilinginya telah rusak.

    Kondisi pesisir pantai Kota Padang secara garis besar dapat dibedakan atas 2 kelompok,

    yaitu :

  • 1. Pesisir yang landai, yaitu di daerah Padang Sarai Batang Arau, dan Labuhan

    Tarok - Teluk Kabung.

    2. Pesisir yang curam dengan kawasan pesisir yang landai relatif sangat kecil antara

    lain pada kawasan pesisir Batang Arau Labuhan Tarok, Teluk Kabung Sungai

    Pisang Pantai Padang.

    Secara administratif terdapat 6 (enam) kecamatan yang bersentuhan langsung dengan

    pantai yaitu: Kecamatan Padang Barat, Kecamatan Padang Utara, Kecamatan Padang Selatan,

    Kecamatan Koto Tangah, Kecamatan Lubuk Begalung dan Kecamatan Bungus Teluk Kabung.

    1.2.3 Geologi

    Wilayah Kota Padang terbentuk oleh endapan permukaan, batuan vulkanik dan intrusi

    serta batuan sedimen dan betamorf. Aliran yang tidak teruraikan (Qtau) mencakup seluruh

    kawasan Bukit Barisan yang ada di wilayah Kota Padang dan sekitar kawasan Gunung Padang

    serta Bukit Air Manis. Aluvium (Qal) yang menyebar dari utara ke selatan di seluruh dataran

    rendah wilayah Kota Padang umumnya terdiri dari Lanau, Lempeng, Pasir Lempung, Lempeng

    Pasiran, dan Bongkahan Batuan Andesit. Kipas Aluvium (Qf) terlihat pada singkapan di bagian

    bawah lereng-lereng pegunungan dan perbukitan Bukit Barisan dan sebagian bersebelahan dengan

    kipas aluvium setempat yang terdapat di Bukit Air Manis. Sebagian besar menutupi perbukitan di

    sepanjang pantai bagian selatan wilayah Kota Padang mulai dari Telung Nibung hingga

    keperbukitan Labuan Tarok Kecamatan Teluk Kabung.

    Andesit dan Tufa (Qtta dan QTp) yang terlihat pada singkapan setempat di perbukitan

    yang berdekatan dengan daerah Pengambiran dan Tarantang, Perbukitan sekitar Air Dingin yang

    bersebelahan dengan batu gamping.

    Kipas Alluvium (Qt) merupakan batuan terdiri dari rombakan batuan andesit berupa

    bongkah-bongkah yang berasal dari gunung api strato, berwarna abu-abu kehitaman, keras,

    komposisi mineral piroksen, homblende dan mineral hitam lainnya. Batuan ini tersebar di bagian

    bawah lereng-lereng pegunungan dan perbukitan sekitar Bukit Nago dan Limau Manis.

    Tufa Kristal (QTt) Merupakan tufa kristal yang mengeras yang terlihat pada singkapan

    setempat di perbukitan Bukit Air Manis, Teluk Nibung dan Lubuk Begalung hingga ke perbukitan

    di Kelurahan Labuhan Tarok.

    Andesit (Qta) dan Tufa (QTp) merupakan batuan gunung berapi yang masih pasif

    bewarna hitam keabu-abuan hingga putih, Andesit berselingan dengan tufa, terlihat pada

    singkapan setempat di Pegambiran, Tarantang dan perbukitan Air Dingin yang bersebelahan

  • dengan batu gamping. Batu Gamping (PTIs) Berwarna putih hingga ke abu-abuan, terlihat pada

    singkapan di Indarung, sekitar Bukit Karang Putih.

    Fillit berwarna hitam hingga abu kemerahan, Batu Pasir berwarna abu-abu kehijauan

    mengandung klorit keras dan berbutir halus, Batu Lanau bewarna hijau kehitaman dan Meta

    (PTps). Batuan ini terlihat pada singkapan Koto lalang (jalan ke arah Solok). Umumnya

    mendasari bukit-bukit dan pegunungan yang landai.

    Tabel 1.7 Jenis Batuan Geologi yang Terdapat di Kota Padang

    No Jenis Batuan (Litologi) Luas (Ha) Persentase

    (%) 1 Aluvium 21.566,89 31,03

    2 Batuan Gunung Api 34.972,34 50,32

    3 Batuan Intrusi 1.337,81 1,93

    4 Batuan Metamorf 1.189,56 1,71

    5 Batu Kapur 1.158,56 1,67

    6 Formasi Palepat 0,01 0,00

    7 Formasi Painan 9.270,83 13,34

    Jumlah 69.496,00 100,00 Sumber : Hasil Perhitungan Aplikasi ArcGIS, Tahun 2011

    Wilayah Kota Padang terdiri dari 7 jenis tanah yang tersebar di seluruh wilayah, yaitu:

    Aluvial, Andosol (humus), Komplek Podsolik Merah Kuning Latosol dan Litosol, Latosol,

    Latosol dan Podsolik Merah Kuning, Organosol dan Glei Humus (humus pemukaan bagian

    bawah) dan Regosol (batuan melapuk bagian atas).

    Dari semua jenis tanah tersebut, yang terluas adalah jenis tanah Latosol mencapai

    46,70%. Secara rinci jenis tanah di wilayah Kota Padang dapat dilihat pada tabel berikut.

  • Tabel 1.8 Jenis Tanah di Kota Padang

    No Jenis Tanah Luas (Ha) Persentase (%)

    1 Aluvial 15.948,07 22,95%

    2 Andosol 5.623,77 8,09%

    3 Komplek Podsolik Merah Kuning Latosol dan Litosol 10.794,68 15,53%

    4 Latosol 32.453,15 46,70%

    5 Latosol dan Podsolik Merah Kuning 3.027,21 4,36%

    6 Organosol dan Glei Humus 688,30 0,99%

    7 Regosol 960,81 1,38%

    Kota Padang 69.496,00 100,00% Sumber : Hasil Perhitungan Aplikasi ArcGIS, Tahun 2011

    1.3 TATA PENGGUNAAN LAHAN

    Karena letak Kota Padang yang berada di antara pertemuan dua lempeng Esia dan

    lempeng Eurasia bisa menimbulkan gempa besar dan dapat diikuti oleh tsunami, seperti yang

    terjadi pada saat gempa tanggal 30 September 2009 yang lalu. Akibat dari kejadian tersebut

    penggunaan lahan di Kota Padang terjadi sedikit pergeseran yakni dari lahan pertanian ke

    perkantoran dan perumahan masyarakat yaitu dari zona merah (tepi pantai) ke zona hijau (daerah

    by pass) dimana masih banyaknya masyarakat Kota Padang yang bermukim di zona merah.

    Perpindahan yang dilakukan ini untuk meminimalisir dampak yang akan timbul dari bahaya

    gempa dan tsunami yang dapat terjadi sewaktu-waktu.

    Dampak dari perubahan Rencana Tata Ruang dan Wilayah ini akan mengurangi

    penggunaan lahan pertanian menjadi lahan pemukiman dan berbagai fasilitas pelayanan

    perkantoran. Tetapi sepanjang lahan pertanian itu masih produktif akan tetap dijadikan sebagai

    lahan pertanian seperti di Kecamatan Bungus, Koto Tangah, Kuranji dan Pauh yang memiliki

    tingkat kesuburan tanah yang tinggi, sedangkan tanah yang tak produktif akan dialih fungsikan.

  • Tabel 1.9 Tata Penggunaan Lahan di Kota Padang

    Tahun 2010 s/d 2012

    No Jenis Penggunaan Lahan Luas Lahan (Ha)

    2010 2011 2012 2011 (%) 2012 (%)

    1 Tanah Perumahan 7.123,23 6.696,27 6.907,62 9,63 9,94

    2 Tanah Perusahaan 254,26 261,06 261,06 0,38 0,38

    3 Tanah Industri (Termasuk PT. Semen Padang)

    702,25 702,25 702,25 1,01 1,01

    4 Tanah Jasa 715,32 715,32 715,32 1,03 1,03

    5 Sawah Berigasi Teknis 4.934,00 4.934,00 4.934,00 7,10 7,10

    6 Sawah non Irigasi 173,94 124,74 80,25 0,17 0,12

    7 Ladang/Tegalan 952,75 952,75 942,23 1,37 1,36

    8 Perkebunan Rakyat 2.147,50 2.147,50 2.147,50 3,09 3,09

    9 Kebun Campuran 13.044,98 13.829,40 13.711,02 19,90 19,73

    10 Kebun Sayuran 1.343,00 1.343,00 1.343,00 1,93 1,93

    11 Peternakan 26,83 26,83 26,83 0,04 0,04

    12 Kolam Ikan 100,80 100,80 100,80 0,15 0,15

    13 Danau Buatan 2,25 2,25 2,25 0,00 0,00

    14 Tanah Kosong 27,86 27,86 15,26 0,04 0,02

    15 Tanah Kota 16,00 16,00 16,00 0,02 0,02

    16 Semak 1.848,07 1.533,32 1.508,98 2,21 2,17

    17 Rawa 120,00 120,00 120,00 0,17 0,17

    18 Jalan Arteri dan Jalan Kolektor

    135,00 135,00 135,00 0,19 0,19

    19 Hutan Lebat 35.448,00 35.448,00 35.448,00 51,01 51,01

    20 Sungai dan Lain-lain 379,45 379,45 379,45 0,55 0,55

    T o t a l 69.496,00 69.496,00 69.496,00 100 100

    Sumber : Badan Pertanahan Nasional Kota Padang Tahun 2012

  • Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terjadi beberapa peningkatan, penurunan dan

    kesamaan terhadap penggunaan lahan di Kota Padang dari tahun 2011 ke tahun 2012.

    Peningkatan terjadi pada jenis penggunaan lahan tanah perumahan. Peningkatannya sebesar

    211,35 Ha, dimana pada tahun 2011 luas tanah perumahan sebesar 6.696,27 Ha naik menjadi

    6.907,62 Ha atau sekitar 9,94 % dari total luas penggunaan lahan di Kota Padang secara

    keseluruhan. Peningkatan ini terjadi akibat meningkatnya permintaan terhadap perumahan yang

    terjadi di Kota Padang. Hal ini juga mengakibatkan penurunan terhadap jenis penggunaan lahan

    lainnya.

    Penurunan penggunaan lahan di Kota Padang terjadi pada jenis penggunaan sawah non

    irigasi, ladang/tegalan, kebun campuran, tanah kosong dan semak. Penggunaan lahan untuk sawah

    non irigasi turun sebesar 44,49 Ha, ladang/tegalan turun sebesar 10,52 Ha, kebun campuran turun

    sebesar 118,38 Ha, tanah kosong turun sebesar 112,60 Ha dan semak turun sebesar 24,34 Ha dari

    tahun 2011 ke tahun 2012.

    Sementara itu beberapa jenis penggunaan lahan yang tidak terjadi perubahan dari tahun

    2011 ke tahun 2012 adalah untuk tanah perusahaan, tanah industri, tanah jasa, sawah berigasi

    teknis, perkebunan rakyat, kebun sayuran, peternakan, kolam ikan, danau buatan, tanah kota,

    rawa, jalan arteri, hutan lebat, sungai dan lain-lain. Sawah yang beririgasi teknis tidak mengalami

    perubahan yakni seluas 4.934 Ha, hal ini sejalan dengan kebijakan yang tetap dipertahankan oleh

    Pemko Padang yakni tidak dibolehkan pengalihan fungsi atas lahan pertanian yang produktif

    dengan arti kata lahan pertanian tersebut tetap dipertahankan untuk menunjang ketahanan pangan

    daerah. Penggunaan lahan sebagai hutan lebat di Kota Padang masih dominan dan luasnya masih

    sama/tidak berubah dengan tahun sebelumnya yakni seluas 35.448 Ha. Hal ini menandakan belum

    adanya hak penguasaan atas hutan lebat atau hutan lindung yang terdapat di Kota Padang.

  • 1.4 DAERAH RAWAN BENCANA

    Secara geografis wilayah Indonesia dikepung oleh lempeng Eurasia/Benua Asia, lempeng

    Indo-Australia/Benua Australia, dan lempeng Hindia dan Pasifik/Samudera Hindia dan Pasifik.

    Pada bagian selatan dan timur Indonesia terdapat sabuk vulkanik (volcanic arc) yang memanjang

    dari Pulau Sumatera Jawa Nusa Tenggara Sulawesi, yang sisinya berupa pegunungan

    vulkanik tua dan daratan rendah yang sebagian didominasi oleh rawa-rawa. Kondisi tersebut

    sangat berpotensi sekaligus rawan bencana seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami,

    banjir dan tanah longsor. Data menunjukkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang

    memiliki tingkat kegempaan yang tinggi di dunia. Sewaktu-waktu lempeng tersebut akan bergeser

    patah menimbulkan gempa bumi. Selanjutnya jika terjadi tumbukan antar lempeng tektonik dapat

    menghasilkan tsunami, seperti yang terjadi di Aceh dan Sumatera Utara.

    Selain dikepung tiga lempeng tektonik dunia, Indonesia juga merupakan jalur The Pasicif

    ring of fire (cincin api Pasifik), yang merupakan jalur rangkaian gunung api aktif di dunia. Cincin

    api pasifik membentang diantara subduksi maupun pemisahan lempeng Pasifik dengan lempeng

    Indo-Australia, lempeng Eurasia, lempeng Amerika Utara dan lempeng Nazca yang bertabrakan

    dengan lempeng Amerika Selatan.

    Indonesia memiliki gunung berapi dengan jumlah kurang lebih 240 buah, diantaranya

    hampir 70 buah masih aktif. Zone kegempaan dan gunung api aktif circum Pasifik amat terkenal,

    karena setiap gempa hebat atau tsunami dahsyat di kawasan itu, dipastikan menelan korban jiwa

    manusia amat banyak.

    Kota Padang sangat rentan dengan bencana alam baik gempa bumi, air pasang, longsor

    dan banjir serta kemungkinan gempa dan tsunami. Bencana dapat disebabkan oleh kejadian alam

    (natural disaster) atau oleh ulah manusia (man-made disaster). Faktor-faktor yang dapat

    menyebabkan bencana antara lain :

    1. Gempa bumi dan tsunami 2. Erosi pantai 3. Letusan Gunung Api 4. Longsor Lahan 5. Banjir 6. Kebakaran

    1.4.1 Gempa Bumi dan Tsunami

    Kota Padang yang terletak pada pesisir pantai Pulau Sumatera sehingga rawan sekali

    terhadap gempa. Apalagi adanya pertemuan lempeng antara India dan Australia yang menyusup

    dibawah lempeng Aurasia membentuk zona Banioff yang secara terus menerus bergerak secara

  • aktif kearah barat timur sehingga bisa menimbulkan gempa yang sangat kuat dan diikuti

    tsunami.

    1.4.2 Erosi Pantai Karena Kota Padang terletak dibagian pantai barat pulau Sumatera bagian Barat dan

    berhubungan langsung dengan laut Hindia sehingga ombaknya agak besar. Erosi pantai/abrasi

    merupakan peristiwa alam yang mengakibatkan terjadinya pengikisan pada pantai sehingga luas

    daerah pantai menjadi berkurang.

    Pada umumnya proses interaksi antara perairan pantai dengan laut lepas lebih banyak

    ditemui pada pantai di kota Padang karena pantai-pantai tersebut banyak berhubungan dengan

    lautan, terkecuali pantai Bungus, karena pantai ini terletak pada daerah teluk, maka kecepatan

    arus sepanjang pantainya cenderung rendah. Pada umumnya pantai yang ada di Kota Padang

    adalah pantai pasir yang terdiri dari kawasan dan feldspar, bagian yang paling banyak dan paling

    keras dari sisa-sisa pelapukan lahan atas (upland). Seperti daerah pantai di sekitar Kampus

    Universitas Bung Hatta, sisa-sia terumbu karang yang dominan. Ekosistemnya pun termasuk

    terumbu karang yang dari segi tipenya termasuk kepada jenis terumbu karang tepi (friding reef).

    1.4.3 Longsoran tanah Kota Padang yang juga terletak dekat Bukit Barisan sehingga memiliki tingkat bahaya

    longsoran lahan yang sedang dan tinggi.Tingkat bahaya longsoran lahan yang rendah umumnya

    terdapat didaerah alluivial pantai dengan lereng 0-8%, sedangkan tingkat bahaya longsoran lahan

    sedang terdapat pada daerah lereng kaki pegunungan, kompleks perbukitan vulkanik, dan

    pegunungan vulkanik.

    Faktor yang mempengaruhi tingkat longsoran lahan di daerah Kota Padang adalah

    karakteristik lahannya berupa kemiringan lereng yang umumnya berkisar 23-99%. kecuali untuk

    daerah Sungai Sapih, Air Dingin, dan Bukit Lantiak.

    Struktur batuan wilayah Kota Padang umumnya miring, kecuali di daerah Kuranji yang

    mempunyai struktur masif sehingga akan mempermudah terbentuknya bidang gelincir.

    Kedalaman air tanah umumnya dangkal, yaitu berkisar dari 86 cm hingga kedalaman 7 m dan

    memiliki jalur mata air (spring) dan jalur rembesan (seepage), dan curah hujan yang tinggi.

    Akibat curah hujan yang tinggi, air tanah tergolong dangkal dan banyak terdapat jalur mata air

    dan rembesan mempercepat terjadinya longsoran lahan.

    Tingkat bahaya longsoran lahan tinggi terdapat pada hampir setiap kecamatan di Kota

    Padang, kecuali kecamatan Padang Utara dan Padang Timur. Hal ini disebabkan pada umumnya

  • di daerah tersebut memiliki topografi daerah yang datar dengan kemiringan lereng sebagian besar

    berkisar 0-8% , sehingga tidak memiliki potensi untuk mengalami longsor. Tingkat bahaya

    longsoran lahan yang rendah ini umumnya terdapat pada daerah yang memiliki penggunaan lahan

    berupa ion pemukiman, sehingga apabila terjadi longsoran lahan tidak menimbulkan korban jiwa.

    1.4.4 Banjir Kota Padang merupakan perpaduan antara bentuk lahan perbukitan vulkanik bagian

    Timur, bentuk lahan aluvial bagian tengah dan lahan marin bagian Barat karena Padang memiliki

    beberapa sungai seperti Batang Bungus, Batang Arau, Batang Kuranji dan Batang Air Dingin

    serta masih ada lagi 18 sungai kecil lainnya.yang mempunyai aliran permanen sepanjang tahun.

    Hal ini didukung lagi bahwa Kota Padang merupakan daerah tropis dengan curah hujan yang

    cukup tinggi rata-rata 384,88 mm perbulan dengan rata-rata hari hujan 15-17 hari per bulan.

    Apalagi luapan sungai tersebut bersamaan dengan terjadinya pasang laut.

    Tingkat bahaya banjir Kota Padang dibedakan berdasarkan tingkat bahaya tinggi dan

    tingkat bahaya sedang. Tingkat bahaya banjir tinggi umumnya tersebar pada daerah dataran yang

    memilki satuan bentuk lahan dataran banjir, dataran aluvial, rawa belakang dan depresi antar

    gisik.

    Tingkat bahaya banjir terbesar terdapat pada Kecamatan Koto Tangah dengan luas daerah

    700 Ha. Tingkat bahaya banjir sedang terdapat pada Kecamatan Kuranji dengan luas daerah 802

    Ha.

    Tingkat tinggi bahaya banjir biasanya disebabkan oleh curah hujan tinggi dan terjadinya

    pasang surut air laut. Pasang surut di Kota Padang memilki tipe pasang surut ganda campuran,

    artinya dalam satu hari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dan tidak membahayakan Kota

    Padang.

    1.4.5 Kebakaran Bahaya kebakaran untuk kota Padang dapat digolongkan menjadi 3 wilayah yaitu:

    1. Tingkat Resiko Kebakaran-1

    Resiko terbesar terdapat di Kecamatan Padang Utara, Padang Timur, dan Padang

    Barat yang merupakan area pusat perdagangan kepadatan tertinggi.

    2. Tingkat Resiko Kebakaran-2

    Kecamatan Kuranji, Nanggalo, Padang Selatan, dan Lubuk Begalung sebagai

    kecamatan tumbuh cepat.

  • 3. Tingkat Resiko Kebakaran-3

    Kecamatan dengan bahaya kecil akan kebakaran terdapat di kecamatan Bungus

    Teluk Kabung, Lubuk Kilangan, Kecamatan Pauh dan Kecamatan Koto Tangah

    karena dekat dengan hutan.

  • Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 19

    Kondisi Demografi Penduduk

    BAB 2 KONDISI DEMOGRAFI PENDUDUK

    Demografi berasal dari kata demos, artinya rakyat atau penduduk dan graphien berarti

    mencitra, menulis, melukis atau gambaran tentang penduduk pada suatu negara atau wilayah.

    Kependudukan atau demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan secara

    kuantitatif dan kualitatif berupa susunan, jumlah, dan perkembangan penduduk. Demografi

    meliputi ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk berubah

    setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan. Analisis kependudukan dapat

    merujuk masyarakat secara keseluruhan atau kelompok tertentu yang didasarkan kriteria seperti

    pendidikan,kewarganegaraan, agama, atau etnisitas tertentu. Data yang diperoleh untuk keperluan

    demografi ini digunakan untuk menyusun perencanaan, dengan memberi gambaran penduduk

    atau masa yang akan datang dibandingkan dengan pada masa lampau. Data yang diperoleh juga

    digunakan untuk pembangunan disegala bidang seperti: bidang pendidikan dan bidang-bidang lain

    yang memerlukan data khusus demografi ini. Data demografi tentang jumlah penduduk menurut

    kelompok umur, jenis kelamin yang sangat diperlukan dalam kebijakan-kebijakan yang akan

    diambil oleh pemerintah pusat, dan daerah.

    2.1. POTRET UMUM DEMOGRAFIS PENDUDUK

    Penduduk Padang merupakan semua orang yang berdomisili di wilayah territorial Kota

    Padang selama 6 (enam) bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 (enam)

    bulan tetapi bertujuan menetap. Sementara itu yang dikatakan rumah tangga adalah seseorang

    atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik/sensus dan biasanya

    tinggal bersama serta pengelolaan makan dari satu dapur, yakni jika pengurusan kebutuhan

    sehari-harinya dikelola bersama-sama menjadi satu. Sedangkan anggota rumah tangga adalah

    semua orang yang biasanya bertempat tinggal disuatu rumah tangga baik yang berada di rumah

    pada waktu pencacahan maupun yang sementara tidak ada.

    Jumlah dan pertumbuhan penduduk merupakan indikator yang menunjukkan tentang

    keadaan komposisi, distribusi dan kecepatan perubahan penduduk di suatu daerah. Pengetahuan

    mengenai hal ini akan dapat membantu pemerintah daerah dalam merumuskan kebijakan dan

    program pembangunan, khususnya mengenai penyediaan perumahan, pendidikan, dan fasilitas

    sosial lainnya yang secara keseluruhan mempengaruhi pola pemukiman penduduk dan struktur

  • Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 20

    Kondisi Demografi Penduduk

    tata ruang daerah. Selain itu, dapat digunakan sebagai bahan evaluasi kegiatan yang lalu dan yang

    sedang berjalan, serta dapat digunakan oleh pemerintah daerah dalam menentukan target

    pemasukan melalui pajak di masa yang akan datang.

    2.1.1. Jumlah dan Persebaran Penduduk

    Pada tahun 2012 Penduduk Kota Padang tercatat sebanyak 854.336 jiwa yang terdiri dari

    421.656 orang laki-laki dan 432.680 orang perempuan. Jumlah rumah tangga di Kota Padang

    pada tahun 2012 tercatat sebanyak 201.274 yang berarti bahwa dalam setiap rumah tangga rata-

    rata beranggotakan 4 orang.

    Gambar 2.1.

    Jumlah Penduduk Kota Padang Tahun 2008 - 2012

    Rasio jenis kelamin pada tahun 2012 tercatat sebesar 97,45 yang berarti setiap 100 orang

    wanita berbanding dengan sekitar 97 orang laki-laki. Dibandingkan tahun 2011 terlihat penurunan

    rasio jenis kelamin, di mana pada tahun 2011 perbandingannya menunjukkan setiap 100 orang

    wanita terdapat 99 orang lakilaki. Dari jumlah maupun rasio jenis kelamin, terlihat bahwa di

    Kota Padang lebih banyak penduduk perempuan dibandingkan penduduk laki-laki. Lebih

    banyaknya penduduk perempuan merupakan gambaran masih banyaknya laki-laki dewasa

    merantau keluar dari Kota Padang dalam mencari penghidupan. Untuk melihat jumlah penduduk,

    jumlah rumah tangga dan rasio jenis kelamin penduduk Kota Padang dapat dilihat pada Tabel 2.1.

    -

    100.000

    200.000

    300.000

    400.000

    500.000

    600.000

    700.000

    800.000

    900.000

    2008 2009 2010 2011 2012

    433.776 443.235 418.247 423.675 432.680

    423.039 432.515 415.315 420.641 421.656

    Perempuan Laki-Laki

  • Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 21

    Kondisi Demografi Penduduk

    Tabel 2.1

    Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Jumlah Rumah Tangga

    dan Rasio Jenis Kelamin Penduduk Kota Padang

    Tahun 2008 2012

    No Tahun Penduduk

    Jumlah Rumah

    tangga

    Rata -

    rata

    Rasio Jenis

    Kelamin Laki-Laki Perempuan

    1 2012 421.656 432.680 854.336 201.274 4 97,45

    2 2011 420.641 423.675 844.316 199.554 4 99,28

    3 2010 415.315 418.247 833.562 194.280 4 99,30

    4 2009 432.515 443.235 875.750 211.654 4 97,58

    5 2008 423.039 433.776 856.815 210.840 4 97,52

    Sumber: Padang Dalam Angka Tahun 2012

    Jumlah penduduk terbanyak terdapat pada Kecamatan Koto Tangah yaitu sebanyak

    167,791 orang (19,64 %), diikuti oleh Kecamatan Kuranji sebanyak 130.916 orang (15,32 %) dan

    Kecamatan Lubuk Begalung sebanyak 109.548 orang (12,83 %). Sementara kecamatan dengan

    jumlah penduduk terendah terdapat pada Kecamatan Bungus Teluk Kabung sebanyak 23.360

    orang (2,73 %).

    Gambar 2.2

    Jumlah Penduduk Kota Padang Menurut Kecamatan

    Tahun 2012

    0

    50.000

    100.000

    150.000

    200.000

    23.360

    50.249

    109.584

    58.32077.989

    46.41169.729

    58.232

    130.916

    61.755

    167.791

  • Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 22

    Kondisi Demografi Penduduk

    Setelah sempat mengalami penurunan jumlah penduduk pada tahun 2010 pasca gempa

    tanggal 30 September 2009, secara berangsur-angsur jumlah penduduk Kota Padang kembali

    mengalami kenaikan pada tahun 2011 dan 2012. Penurunan jumlah penduduk pasca gempa ini

    disebabkan oleh banyaknya korban jiwa saat kejadian gempa dan banyaknya terjadi migrasi

    keluar Kota Padang. Selain itu, kejadian gempa juga mendorong penduduk melakukan migrasi

    antar kecamatan, dimana masyarakat cenderung mulai menjauhi daerah pinggir pantai dan

    mencari tempat di wilayah yang dianggap relatif aman. Hal ini tergambar pada persentase

    penduduk antar kecamatan yang menunjukkan bahwa persentase penduduk pada kecamatan yang

    terletak di pinggir pantai cenderung mengalami penurunan sedangkan kecamatan yang dianggap

    sebagai wilayah aman mengalami kenaikan, seperti terlihat pada Tabel 2.2.

    Tabel 2.2

    Jumlah Penduduk Kota Padang Menurut Kecamatan

    Tahun 2008 s/d 2012

    No Kecamatan

    2008 2009 2010 2011 2012

    Jumlah

    Penduduk

    (Jiwa)

    %

    Jumlah

    Penduduk

    (Jiwa)

    %

    Jumlah

    Penduduk

    (Jiwa)

    %

    Jumlah

    Penduduk

    (Jiwa)

    %

    Jumlah

    Penduduk

    (Jiwa)

    %

    1. Bungus Teluk Kabung 24.116 2,81 24.417 2,79 22.896 2,75 23.142 2,74 23.360 2,73

    2. Lubuk Kilangan 43.531 5,08 44.552 5,09 48.850 5,86 49.751 5,89 50.249 5,88

    3. Lubuk Begalung 106.641 12,45 109.793 12,54 106.432 12,77 108.018 12,79 109.584 12,83

    4. Padang Selatan 63.345 7,39 64.458 7,36 57.718 6,92 57.386 6,80 58.320 6,83

    5. Padang Timur 87.174 10,17 88.510 10,11 77.868 9,34 77.932 9,23 77.989 9,13

    6. Padang Barat 61.437 7,17 62.010 7,08 45.380 5,44 46.060 5,46 46.411 5,43

    7. Padang Utara 76.326 8,91 77.509 8,85 69.119 8,29 69.275 8,20 69.729 8,16

    8. Nanggalo 58.801 6,86 59.851 6,83 57.275 6,87 57.731 6,84 58.232 6,82

    9. Kuranji 120.309 14,04 123.771 14,13 126.729 15,20 128.835 15,26 130.916 15,32

    10. Pauh 53.669 6,26 54.846 6,26 59.216 7,10 60.553 7,17 61.755 7,23

    11. Koto Tangah 161.466 18,84 166.033 18,96 162.079 19,44 165.633 19,62 167.791 19,64

    Padang 856.815 100 875.750 100 833.562 100 844.316 100 854.336 100

    Sumber :Badan Pusat Statistik Kota Padang Tahun 2012 (data diolah)

  • Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 23

    Kondisi Demografi Penduduk

    Fenomena yang sama juga tergambar pada grafik di Gambar 2.3, dimana jumlah

    penduduk pada kecamatan yang berada di pinggir pantai mengalami penurunan yang cukup

    drastis pada tahun 2010 dan mengalami pertambahan yang lambat pada tahun-tahun berikutnya,

    sedangkan kecamatan yang berada pada zona aman justru mengalami peningkatan jumlah

    penduduk pada tahun 2010 dan terus bertambah pada tahun berikutnya. Hal ini menunjukkan

    bahwa masyarakat masih trauma terhadap ancaman tsunami yang dapat diakibatkan oleh gempa

    di Kota Padang.

    Gambar 2.3

    Perkembangan Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan

    Tahun 2008 s/d 2012

    Selain itu, rencana pemindahan pusat pemerintahan Kota Padang ke bekas Terminal

    Regional Bingkuang Aie Pacah juga ikut andil dalam mempengaruhi keputusan masyarakat untuk

    bermukim di wilayah tersebut, termasuk juga keputusan para pengembang untuk berinvestasi dan

    membangun perumahan di wilayah yang dianggap aman dari bencana.

    2.1.2. Kepadatan dan Laju Pertumbuhan Penduduk

    Kepadatan penduduk berkaitan dengan daya dukung (carrying capacity) suatu wilayah.

    Indikator yang umum dipakai adalah Rasio Kepadatan Penduduk (density ratio) yaitu rasio yang

    0

    50.000

    100.000

    150.000

    200.000

    2008

    2009

    2010

    2011

    2012

  • Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 24

    Kondisi Demografi Penduduk

    menyatakan perbandingan antara banyaknya penduduk terhadap luas wilayah atau berapa

    banyaknya penduduk per kilometer persegi pada tahun tertentu.

    Kota Padang dengan luas 694,96 km2 dan jumlah penduduk pada tahun 2012 sebanyak

    854.336 orang memiliki kepadatan penduduk mencapai 1.229 jiwa per km2. Dibandingkan dengan

    tahun sebelumnya, kepadatan penduduk pada tahun ini mengalami peningkatan. Bila ditinjau per

    kecamatan, terlihat bahwa Kecamatan Padang Timur merupakan kecamatan yang memiliki

    tingkat kepadatan penduduk paling tinggi, yaitu mencapai 9.569 jiwa per km2. Selanjutnya diikuti

    oleh Kecamatan Padang Utara sebesar 8.630 jiwa per km2, sedangkan Kecamatan Bungus Teluk

    Kabung dengan kepadatan sebesar 232 jiwa per km2 merupakan kecamatan dengan tingkat

    kepadatan penduduk terendah dibandingkan dengan kecamatan lainnya. Untuk lebih jelasnya

    kepadatan penduduk menurut persebaran wilayah Kecamatan di Kota Padang dapat dilihat pada

    Tabel 2.3 di bawah.

    Tabel 2.3

    Kepadatan Penduduk Kota Padang Menurut Kecamatan

    Tahun 2012

    No Kecamatan Luas

    Daerah

    Jumlah

    Penduduk

    Kepadatan

    ( Km2 )

    1. Bungus Teluk Kabung 100,78 23.360 232

    2. Lubuk Kilangan 85,99 50.249 584

    3. Lubuk Begalung 30,91 109.584 3.545

    4. Padang Selatan 10,03 58.320 5.815

    5. Padang Timur 8,15 77.989 9.569

    6. Padang Barat 7,00 46.411 6.630

    7. Padang Utara 8,08 69.729 8.630

    8. Nanggalo 8,07 58.232 7.216

    9. Kuranji 57,41 130.916 2.280

    10. Pauh 146,29 61.755 422

    11. Koto Tangah 232,25 167.791 722

    Padang

    2012 694,96 854.336 1.229

    2011 694,96 844.316 1.215

    2010 694,96 833.562 1.199

    2009 694,96 875.750 1.260

    2008 694,96 856.815 1.233

    Sumber: Padang Dalam Angka Tahun 2012

  • Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 25

    Kondisi Demografi Penduduk

    Gambar 2.4

    Persentase Luas Daerah menurut Kecamatan

    Tahun 2012

    Laju pertumbuhan penduduk Kota Padang dari tahun 2002 sampai 2012 sebesar 1,52 %

    dapat dilihat pada Tabel 2.4. Pertumbuhan yang cukup mencolok terlihat pada Kecamatan Pauh

    sebesar 3,88 %, diikuti oleh Koto Tangah sebesar 3.06 %. Sementara itu pada Kecamatan Padang

    Barat malahan terjadi penurunan drastis sebesar -2,81 %, begitu juga dengan Kecamatan Padang

    Timur yang turun menjadi -0,63 %. Hal ini berarti bahwa penduduk pada kedua kecamatan

    tersebut mengalami penurunan jumlah penduduk. Diperkirakan hal tersebut terjadi karena

    disamping telah tingginya kesadaran penduduk dalam melaksanakan program KB juga terjadinya

    perpindahan penduduk ke wilayah kecamatan lain terkait dengan rasa takut terhadap ancaman

    bencana, juga dengan pengembangan wilayah pemukiman dan pemindahan pusat pemerintahan.

    15%

    12%

    5%

    2%1%

    1%

    1%1%

    8%21%

    33%

    Bungus Teluk Kabung Lubuk Kilangan

    Lubuk Begalung Padang Selatan

    Padang Timur Padang Barat

    Padang Utara Nanggalo

    Kuranji Pauh

    Koto Tangah

  • Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 26

    Kondisi Demografi Penduduk

    Tabel 2.4

    Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Padang Menurut Kecamatan

    Kecamatan Penduduk Laju Pertumbuhan

    Penduduk Pertahun 2002 2012

    1. Bungus Teluk Kabung 20.227 23.360 1,45

    2. Lubuk Kilangan 39.882 50.249 2,34

    3. Lubuk Begalung 86.055 109.584 2,45

    4. Padang Selatan 56.295 58.320 0,35

    5. Padang Timur 83.038 77.989 - 0,63

    6. Padang Barat 61.693 46.411 - 2,81

    7. Padang Utara 68.896 69.729 0,12

    8. Nanggalo 52.674 58.232 1,01

    9. Kuranji 99.292 130.916 2,80

    10. Pauh 42.188 61.755 3,88

    11. Koto Tangah 124.181 167.791 3,06

    Padang 734.421 854.336 1,52

    Sumber: Padang Dalam Angka Tahun 2012

    2.1.3. Struktur Penduduk

    Komposisi penduduk menurut umur dan karakteristik demografi lain berbeda untuk setiap

    kelompok umur seperti kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk. Pada umumnya bayi laki-

    laki lebih banyak daripada bayi perempuan. Begitu juga dengan tingkat kematian dan harapan

    hidup, resiko kematian tertinggi terjadi pada kelompok umur kurang dari satu tahun dan harapan

    hidup perempuan lebih tinggi daripada laki-laki. Secara total berdasarkan jenis kelamin, terlihat

    bahwa persentase penduduk laki-laki lebih sedikit dibandingkan penduduk perempuan. Jumlah

    penduduk laki-laki pada akhir tahun 2012 sebesar 421.656 jiwa sedangkan penduduk perempuan

    berjumlah sebesar 432.680 jiwa. Sehingga rasio jenis kelamin menunjukkan angka 97,45. Angka

    tersebut mengandung arti bahwa tiap-tiap 100 penduduk perempuan di Kota Padang terdapat lebih

    kurang 97 orang penduduk laki-laki. Rendahnya jumlah penduduk laki-laki dibandingkan

    penduduk perempuan di Kota Padang disebabkan oleh tingkat mortalitas penduduk laki-laki lebih

    besar dari mortalitas penduduk perempuan dan masih adanya budaya merantau. Jumlah penduduk

    dan rasio jenis kelamin menurut kelompok umur di Kota Padang terlihat dalam Tabel berikut.

  • Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 27

    Kondisi Demografi Penduduk

    Tabel 2.5

    Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Kelompok Umur

    Tahun 2012

    No Kelompok Umur

    Penduduk / Jiwa

    Jumlah Rasio Jenis

    Kelamin Laki-Laki Perempuan

    1. 0 - 4 37.958 36.481 74.439 104,05

    2. 5 - 9 40.164 37.922 78.086 105,91

    3. 10 -14 40.842 39.353 80.195 103,78

    4. 15 - 19 44.680 47.196 91.876 94,67

    5. 20 - 24 48.582 50.343 98.925 96,50

    6. 25 - 29 37.170 35.655 72.825 104,25

    7. 30 - 34 31.403 31.857 63.260 98,57

    8. 35 - 39 27.750 29.916 57.666 92,76

    9. 40 - 44 26.991 28.305 55.296 95,36

    10. 45 - 49 22.934 26.149 49.083 87,71

    11. 50 - 54 21.833 22.476 44.309 97,14

    12. 55 - 59 17.007 16.657 33.664 102,10

    13. 60 - 64 9.555 9.533 19.088 100,23

    14. 65 - 69 6.003 7.562 13.565 79,38

    15. 70 - 74 4.568 5.584 10.152 81,81

    16. 75 + 4.216 7.691 11.907 54,82

    Jumlah

    2012 421.656 432.680 854.336 97,45

    2011 420.641 423.675 844.316 99,28

    2010 415.315 418.247 833.562 99,30

    2009 432.515 443.235 875.750 97,58

    2008 423.039 433.776 856.815 97,52

    Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Padang Tahun 2012

    Cara lain yang dapat digunakan untuk menggambarkan komposisi penduduk menurut

    umur dan jenis kelamin adalah dengan piramida penduduk. Dengan melihat proporsi penduduk

    laki-laki dan perempuan dalam tiap kelompok umur pada piramida tersebut, dapat diperoleh

    gambaran mengenai sejarah perkembangan penduduk masa lalu dan mengenai perkembangan

    penduduk masa yang akan datang. Struktur umur penduduk saat ini merupakan hasil kelahiran,

    kematian dan migrasi masa lalu. Sebaliknya, struktur umur penduduk saat ini akan menentukan

    perkembangan penduduk di masa yang akan datang.

    Piramida penduduk Kota Padang tahun 2012 dapat dilihat pada Gambar 2.5. Dari gambar

    tersebut dapat dikatakan bahwa penduduk usia muda (20 - 24 tahun) mempunyai komposisi yang

  • Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 28

    Kondisi Demografi Penduduk

    cukup besar, kemudian berangsur menurun pada kelompok usia dewasa (25 - 74 tahun). Bentuk

    piramida ini walaupun telah mulai mendekati bentuk Piramida Penduduk Stasioner, tetapi terlihat

    bahwa tingkat kelahiran, kematian dan migrasi di Kota Padang masih tinggi, tidak jauh berbeda

    dengan kondisi pada tahun sebelumnya.

    Gambar 2.5

    Piramida Penduduk Kota Padang

    Tahun 2012

    Sumber: BPS Kota Padang

    Dari data tersebut juga dapat dihitung angka ketergantungan Kota Padang Tahun 2012

    dengan cara menghitung jumlah penduduk non produktif yang terdiri dari penduduk muda non

    produktif (0-14 tahun) ditambah dengan jumlah penduduk tua non produktif (65 tahun keatas)

    dibagi dengan jumlah penduduk dewasa produktif (15-64). Dari hasil perhitungan didapatkan

    bahwa angka ketergantungan Kota padang Tahun 2012 adalah sebesar 45,8. Angka ini berarti

    bahwa setiap 100 orang dari kelompok produktif harus menanggung lebih kurang 46 orang dari

    kelompok yang tidak produktif. Dengan kriteria angka ketergantungan rendah bila kurang dari 30,

    angka ketergantungan sedang bila 30 - 40, dan angka ketergantungan tinggi bila lebih dari 41,

    maka angka tersebut menunjukkan bahwa angka ketergantungan di Kota Padang masih tergolong

    tinggi.

    60.000 40.000 20.000 0 20.000 40.000 60.000

    0 - 4

    5 - 9

    10 -14

    15 - 19

    20 - 24

    25 - 29

    30 - 34

    35 - 39

    40 - 44

    45 - 49

    50 - 54

    55 - 59

    60 - 64

    65 - 69

    70 - 74

    75 +

    Perempuan Laki-Laki

  • Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 29

    Kondisi Demografi Penduduk

    2.2. POTRET KONDISI SOSIO-EKONOMI PENDUDUK

    Status pekerjaan penduduk adalah kedudukan seseorang dalam unit usaha/kegiatan dalam

    melakukan pekerjaan. Penduduk yang masuk dalam usia kerja adalah penduduk yang berumur 15

    tahun keatas. Sedangkan yang dikatakan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan

    lebih) yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan pengangguran.

    2.2.1. Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

    Salah satu ukuran tingkat pendidikan masyarakat adalah angka partisipasi sekolah. Peran

    serta masyarakat dalam pendidikan terlihat pada besaran angka partisipasi sekolah penduduk pada

    semua tingkat pendidikan sekolah. Angka partisipasi sekolah berguna untuk melihat seberapa

    banyak penduduk usia sekolah yang sudah dapat memanfaatkan fasilitas pendidikan yang ada.

    Meningkatnya angka partisipasi sekolah berarti menunjukan adanya keberhasilan di bidang

    pendidikan, utamanya yang berkaitan dengan upaya pemerintah dalam memperluas jangkauan

    pelayanan pendidikan. Ukuran partisipasi sekolah terdiri dari Angka Partisipasi Kasar (APK) dan

    Angka Partisipasi Murni (APM).

    Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah rasio jumlah siswa, berapapun usianya yang

    sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang

    berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu. APK merupakan indikator yang paling sederhana

    untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masingmasing jenjang pendidikan.

    Sedangkan Angka Partisipasi Murni (APM) adalah rasio jumlah siswa pada satu kelompok umur

    tertentu yang bersekolah pada tingkat yang sesuai dengan kelompok umurnya. Gambaran

    perkembangan APK dan APM di Kota Padang dapat dilihat pada Tabel 2.6 berikut.

    Tabel 2.6

    Angka Partisipasi Sekolah, Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni

    Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin

    Tahun 2012

    No Tingkat Pendidikan APS APK APM

    1. Sekolah Dasar 7 - 12 Tahun 98,94 99,15 90,71

    2. Sekolah Menengah Pertama

    13- 15 Tahun 94,32 93,48 71,94

    3. Sekolah Menengah Atas 16 18 Tahun

    74,62 77,40 60,21

    4. Perguruan Tinggi 19 24 Tahun

    60,43 47,75 43,96

    Sumber: BPS Kota Padang

  • Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 30

    Kondisi Demografi Penduduk

    2.2.2. Penduduk Menurut Agama

    Sebuah kota besar ditandai dengan adanya heterogenitas dalam berbagai hal, termasuk

    dalam hal agama dan kebudayaan. Kota Padang sebagai sebuah kota besar juga tidak terlepas dari

    hal tersebut. Semua agama yang diakui negara terdapat di Kota Padang.

    Penduduk Kota Padang di dominasi oleh pemeluk Agama Islam, yaitu sebesar 97,502 %.

    Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya yang berjumlah 96,937 % Selanjutnya disusul oleh

    penganut agama Katholik, Protestan, Budha, dan Hindu. Lebih lengkapnya persentase penduduk

    Kota Padang menurut agama di Tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 2.7 berikut.

    Tabel 2.7

    Persentase Jumlah Penduduk Kota Padang Menurut Agama

    Tahun 2012

    No Kecamatan Islam Katholik Protestan Hindu Budha Lainnya Jumlah

    1. Bungus Teluk

    Kabung 2,956 0,005 0,026 0,000 0,000 0,000 2,987

    2. Lubuk Kilangan 5,583 0,012 0,036 0,000 0,002 0,000 5,633

    3. Lubuk Begalung 11,082 0,000 0,012 0,000 0,000 0,000 11,094

    4. Padang Selatan 6,631 0,579 0,321 0,006 0,003 0,000 7,539

    5. Padang Timur 10,927 0,008 0,042 0,003 0,002 0,000 10,982

    6. Padang Barat 4,143 0,705 0,162 0,075 0,267 0,000 5,351

    7. Padang Utara 9,107 0,035 0,045 0,003 0,005 0,000 9,194

    8. Nanggalo 7,288 0,002 0,015 0,000 0,000 0,000 7,305

    9. Kuranji 12,973 0,004 0,008 0,000 0,000 0,000 12,985

    10. Pauh 5,931 0,000 0,015 0,000 0,000 0,000 5,947

    11. Koto Tangah 20,882 0,037 0,061 0,001 0,002 0,000 20,982

    Padang

    2012 97,502 1,387 0,744 0,087 0,280 0,000 100

    2011 96,937 1,508 0,994 0,113 0,448 0,000 100

    2010 96,776 1,281 1,568 0,018 0,344 0,004 100

    2009 96,937 1,507 0,993 0,114 0,449 0,000 100

    2008 96,921 1,517 0,995 0,115 0,453 0,000 100

    Sumber : Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang

    2.2.3. Situasi Angkatan Kerja

    Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah di bidang ketenagakerjaan adalah

    masalah pengangguran. Permasalahan tersebut terkait erat dengan tingkat pertumbuhan penduduk

    yang tinggi yang dipicu oleh tingkat kelahiran atau fertilitas sedangkan lapangan pekerjaan yang

  • Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 31

    Kondisi Demografi Penduduk

    tersedia tidak mampu menampung hal tersebut. Untuk mengatasi permasalahan itu, pemerintah

    telah berusaha untuk dapat menekan laju pertumbuhan penduduk sehingga diharapkan dapat

    menurunkan tingkat pengangguran di masa yang akan datang.

    Indikator yang biasa digunakan untuk melihat tingkat pengangguran adalah Tingkat

    Pengangguran Terbuka (TPT) yang merupakan perbandingan penduduk yang mencari pekerjaan

    terhadap jumlah angkatan kerja. Tingkat Pengangguran Terbuka mencerminkan jumlah orang

    yang kegiatannya mencari kerja untuk setiap seratus orang angkatan kerja. Pada Tabel 2.8

    dibawah terlihat bahwa pada tahun 2012 TPT penduduk perempuan lebih tinggi dari penduduk

    laki-laki. TPT penduduk laki-laki sebesar 10,85 persen dan TPT penduduk perempuan sebesar

    12,59 persen.

    Tabel 2.8

    Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas

    menurut Jenis Kegiatan dan Jenis Kelamin Tahun 2012

    No Jenis Kegiatan Laki-laki Perempuan Jumlah

    1. Angkatan Kerja 72,23 39,73 55,69

    - Bekerja 89,15 87,41 88,52

    - Mencari Pekerjaan 10,85 12,59 11,48

    2. Bukan Angkatan Kerja 27,77 60,27 44,31

    - Sekolah 56,76 21,77 32,54

    - RT 5,88 69,35 49,82

    - Lainnya 37,35 8,88 17,64

    Padang 2012 100,00 100,00 100,00

    Sumber : Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang

    Jumlah pencari kerja yang terdaftar pada Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang

    pada Tahun 2012 berjumlah 12.791 orang, dengan rincian laki-laki sebanyak 5.594 orang dan

    perempuan sebanyak 7.197 orang. Jumlah ini meningkat dua kali lipat dari tahun sebelumnya

    yang sebanyak 6.194 orang, seperti terlihat pada Tabel 2.9 dibawah.

  • Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 32

    Kondisi Demografi Penduduk

    Tabel 2.9

    Jumlah Pencari Kerja yang Terdaftar Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin

    Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah

    1. Sekolah Dasar 5 - 5

    2. SMTP 34 59 93

    3. SMU 3.690 3.376 7.066

    4. D1 dan D2 3 10 13

    5. Sarjana Muda / D3 420 1.175 1.595

    6. Sarjana 1.442 2.577 4.019

    Padang

    2012 5.594 7.197 12.791

    2011 2.801 3.393 6.194

    2010 6.104 7.841 13.945

    2009 7.121 9.289 16.410

    2008 5.986 6.861 12.847

    Sumber : Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang

    Dari jumlah tersebut, yang telah bekerja tercatat sebanyak 399 orang atau hanya sekitar 3

    % dari total pencari kerja yang terdaftar, seperti terlihat pada Tabel 2.10. Hal tersebut

    mengindikasikan bahwa rendahnya kesempatan kerja di Kota Padang. Selain itu juga

    kemungkinan banyak pencari kerja yang telah mendapatkan pekerjaan namun tidak

    melaporkannya ke Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang, sehingga datanya tidak tercatat.

  • Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 33

    Kondisi Demografi Penduduk

    Tabel 2.10

    Jumlah Pencari Kerja yang Telah Ditempatkan

    Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2012

    No. Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah

    1. Sekolah Dasar - - -

    2. SMTP 1 26 27

    3. SMU 128 140 268

    4. D1 dan D2 - - -

    5. Sarjana Muda / D3 8 39 47

    6. Sarjana 20 37 57

    Padang

    2012 157 242 399

    2011 83 240 323

    2010 270 813 1.083

    2009 465 523 988

    2008 168 756 924

    Sumber : Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang

  • Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 34

    Prasarana dan Sarana Perkotaan

    BAB 3 PRASARANA DAN SARANA PERKOTAAN

    Prasarana dan sarana perkotaan adalah bangunan atau fasilitas-fasilitas dasar,

    peralatan-peralatan dan instalasi-instalasi yang dibangun dan dibutuhkan untuk

    mendukung berfungsinya suatu sistem tatanan kehidupan sosial ekonomi masyarakat.

    Prasarana dan sarana merupakan aset fisik yang dirancang dalam sistem, sehingga mampu

    memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.

    Prasarana dan sarana merupakan komponen utama dalam pengembangan suatu

    wilayah, ketika prasarana dan sarana yang dimiliki terbatas atau kurang, maka dapat

    dipastikan wilayah tersebut akan sulit untuk berkembang, baik dalam pengembangan

    potensi daerah maupun pengembangan potensi penduduk. Keterbatasan prasarana dan

    sarana secara faktual di lapangan pada hakekatnya akan memberikan hambatan kepada

    masyarakat terhadap akses-akses yang dibutuhkan, dengan kata lain keterbatasan

    prasarana dan sarana akan menciptakan berbagai persoalan dasar pada masyarakat.

    Pembangunan prasarana dan sarana Kota Padang perlu ditingkatkan untuk

    mendukung fungsi dan peran daerah perkotaan yaitu sebagai penggerak perkembangan

    ekonomi lokal, peningkatan kesempatan kerja dan pengurangan angka kemiskinan. Kota

    Padang sebagai Pusat Pemerintahan Propinsi Sumatera Barat, sebagai Pusat Perdagangan

    dan Jasa maupun sebagai Pintu Gerbang Sumatera Barat, memerlukan berbagai macam

    peningkatan prasarana dan sarana perkotaan seperti jalan dan jembatan, air bersih,

    drainase, pengolahan sampah, air limbah, sarana perumahan permukiman, sarana

    pendidikan, sarana kesehatan, sarana perdagangan, sarana peribadatan dan sarana

    perhubungan.

    3.1. PRASARANA JALAN DAN JEMBATAN

    Pembangunan prasarana jalan dan jembatan merupakan kebutuhan utama dalam

    mendukung aktivitas perkotaan. Sistem jaringan jalan Kota Padang meliputi sistem

    jaringan primer, sekunder, lokal dan jalan lingkungan. Ditinjau dari status (kewenangan

  • Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 35

    Prasarana dan Sarana Perkotaan

    penangan), jalan Kota dalam 3 tahun terakhir (2010-2012) menunjukkan perkembangan

    yang cukup pesat terutama pada jalan kota, yaitu terjadi penambahan total panjang jalan

    dari 1.642,427 Km pada tahun 2010 menjadi 2.312,8 Km pada tahun 2011 dan 2012.

    Pemerintah selalu berusaha untuk melakukan peningkatan panjang dan kwalitas jalan,

    baik melalui dana APBN, APBD Propinsi maupun APBD Kota Padang, serta usaha-usaha

    partisipasi masyarakat melalui pola Manunggal Sakato, Laksitardanas dan lain-lain.

    Peningkatan perubahan kondisi jalan dan pengaspalan jalan di Kota Padang dapat dilihat

    dari tabel dibawah ini :

    Tabel 3.1

    Perkembangan Status dan Kondisi Jalan Kota Padang

    Tahun 2010 s/d 2012

    Klasifikasi Prasarana 2010 2011 2012

    1. Status Jalan

    a. Jalan Nasional (Km) 100,60 100,60 100,60

    b. Jalan Kota (Km) 1.541,827 2312,80 2.312,80

    2. Kondisi Jalan

    a. Aspal (Km) 958,00 1180,60 1224,19

    b. Kerikil (Km) 293,33 435,93 392,34

    c. Cor Beton (Km) 248,03 295,64 335,70

    d. Tanah (Km) 143,07 400,63 360,57

    Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang

    Ditinjau dari sistem jaringan jalan di

    Kota Padang meliputi sistem jaringan

    primer, sekunder dan lokal serta jalan

    lingkungan. Data sampai akhir tahun 2012

    panjang jalan di Kota Padang 2.312,80 Km,

    terpanjang adalah jalan Lokal Sekunder

    yaitu 1.733,96 Km, kemudian Jalan

    Kolektor Sekunder 242,93 Km, jalan Arteri

    Sekunder 235,32 Km dan jalan Arteri

    Primer 100,60 Km, seperti yang terdapat

    pada tabel 3.2. Prasarana Jalan di Kota Padang

  • Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 36

    Prasarana dan Sarana Perkotaan

    Tabel 3.2 Jenis Permukaan Jalan Kota Padang Menurut Fungsi

    Tahun 2012

    No Fungsi Jalan Jenis Permukaan

    Jumlah Aspal Corl Beton Kerikil Tanah

    1 Arteri Primer 100,60 - - - 100,60

    2 Arteri Sekunder 235,32 - - - 235,32

    3 Kolektor Primer - - - - -

    4 Kolektor Sekunder 242,929 - - - 242,929

    5 Lokal Primer - - - - -

    6 Lokal Sekunder 645,345 335,7018 392,34 360,57 1.733,96

    Jumlah 1.224,19 335,7018 392,34 360,57 2312,80

    Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang

    Sampai akhir tahun 2012, terdapat sebanyak 109 jembatan di Kota Padang

    dengan total panjang 2.014 m. Dari total jumlah jembatan tersebut, paling banyak berupa

    jembatan beton (58 jembatan) dengan panjang keseluruhan 320 meter dan jembatan

    rangka baja/bailley (26 jembatan) dengan panjang 902,30 meter selebihnya jembatan

    gantung dan jembatan leger INP dapat dilihat dari tabel dibawah ini.

    Tabel 3.3

    Jumlah dan Panjang Jembatan Kota Padang Tahun 2012

    No Jenis Jembatan Jumlah

    Jembatan

    Panjang

    Jembatan(m)

    1 Jembatan Gantung 13 557,00

    2 Jembatan Rangka Baja/Bailley 26 902,30

    3 Jembatan Leger INP 12 234,70

    4 Jembatan Beton 58 320,00

    5 Jembatan Nasional/Propinsi - -

    Jumlah 109 2.014

    Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang

    3.2. PRASARANA AIR BERSIH

    Cakupan layanan PDAM di Kota Padang tahun 2012 adalah sekitar 64 % dari

    total penduduk Kota Padang. Sedangkan jumlah produksi air bersih mengalami

    penurunan dari 34.685.688,00 m pada tahun 2011 menjadi 31.806.682,00 m pada tahun

  • Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 37

    Prasarana dan Sarana Perkotaan

    2012. Demikian juga dengan jumlah distribusi air bersih, terjadi penurunan dari tahun

    2011 sebesar 33.498.798,00 m, menjadi 30.701.210,80 m pada tahun 2012.

    Dalam usaha menekan angka kehilangan air, PDAM sudah melakukan

    pengawasan secara berkala disamping perbaikan pipa-pipa PDAM yang rusak. Dalam

    jangka waktu 2 tahun ini, telah terjadi penurunan angka kehilangan air dari 14.095.153,00

    m pada tahun 2011, menjadi 10.030.085,80 m pada tahun 2012.

    Tabel 3.4

    Produksi, Pemakaian Dan Distribusi Air PDAM di Kota Padang

    Tahun Produksi (m) Pemakaian (m) Jumlah

    Distribusi

    (m)

    Kehilangan

    Air (m) Jual Instalasi

    2009 33.691.968,00 17.877.553,00 1.195.658,00 32.496.310,00 14.618.757,00

    2010 34.013.941,00 17.589.122,00 1.031.050,50 32.982.890,50 15.385.266,50

    2011 34.685.688,00 19.403.645,00 1.038.760,00 33.498.798,00 14.095.153,00

    2012 31.806.682,00 20.671.125,00 1.105.482,00 30.701.210,80 10.030.085,80

    Sumber : PDAM Kota Padang

    Dari tabel diatas terlihat bahwa pada tahun 2012 terjadi penurunan produksi air

    PDAM di Kota Padang yang cukup tinggi, yaitu sebesar 2.879.006 m3. Hal ini terjadi

    akibat :

    1. Tingginya stop operasional pada masing-masing Instalasi Pengelolaan Air

    (IPA), yang terjadi akibat seringnya pemutusan pasokan listrik PLN.

    2. Stop operasional dilakukan akibat seringnya terjadi hujan lebat yang

    mengakibatkan tingkat kekeruhan pada air baku meningkat.

    3. Stop operasional juga diakibatkan karena pompa tidak dapat bekerja secara

    maksimal akibat beberapa komponen sering mengalami kerusakan.

    Penurunan jumlah produksi air berdampak terhadap penurunan jumlah distribusi

    air, dari 33.498.798 m3 pada tahun 2011, menjadi 30.701.210,80 33 m

    3 pada tahun 2012.

    Dari tabel dibawah tercatat bahwa nilai jual PDAM pada tahun 2011 adalah

    sebesar Rp 76.222.652,15 yang berasal dari 85.365 unit pelanggan dengan volume

    pemakaian sebesar 20.581,02 m air. Walaupun terjadi penurunan produksi air, namun

  • Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 38

    Prasarana dan Sarana Perkotaan

    volume pemakaian air pada tahun 2012 ini meningkat dibanding tahun 2011. Hal ini salah

    satunya adalah akibat peningkatan angka cakupan pelayanan PDAM di Kota Padang.

    Tabel 3.5

    Jumlah Pelanggan, Pemakaian Dan Nilai Penjualan PDAM Menurut Jenis Pelanggan Di

    Kota Padang Tahun 2012

    No. Jenis Pelanggan Pelanggan

    (unit)

    Pemakaian

    (000 m)

    Nilai Penjualan

    (Rp. 000)

    1 Kelompok I.A (Hydrant Umum, MCK Umum, WC Umum, Terminal Air dan

    Tempat Ibadah)

    695 332,84 333.621,81

    2 Kelompok I.B (Hydrant Umum, MCK Umum, WC Umum, Terminal Air dan

    Tempat Ibadah)

    395 273,57 272.156,49

    3 Kelompok II.A (Yayasan Sosial, Panti Asuhan dan

    Badan Sosial Lainnya)

    4.275 729,32 1.617.870,75

    4 Kelompok II.B (Rumah Tangga A, Sekolah Negeri, Rumah Sakit, Laboratorium &

    Sanatorium, Pemerintahan dan

    Instansi Pemerintah A)

    10.182 2.144,96 5.704.477,90

    5 Kelompok II.C (Rumahtangga C)

    55.049 12.490,96 39.831.553,35

    6 Kelompok II.D (Rumahtangga D)

    9.676 2.628,67 12.097.299,90

    7 Kelompok III.A (Rumah Tangga B, Sekolah

    SwastaTK - SLTA)

    331 412,81 2.605.650,35

    8 Kelompok III.B (Rumah Tangga C, Kios, Industri

    Rumah Tangga, Instansi

    Pemerintah B, Kolam Renang

    Milik Pemerintah)

    331 412,81 2.605.650,35

    9 Kelompok IV.A (Rumah Tangga D, Real Estate, Kedutaan dan

    Konsulat Asing dan Instansi

    Pemerintah C)

    3.826 685,04 5.501.505,30

    10 Kelompok IV.B (Niaga Kecil, Industri Kecil dan

    Lembaga Swasta

    Non Komersil)

    456 260,92 2.700.187,25

    11 Kelompok IV.C (Niaga Besar dan Industri Besar)

    147 156,76 1.901.898,70

  • Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 39

    Prasarana dan Sarana Perkotaan

    No. Jenis Pelanggan Pelanggan

    (unit)

    Pemakaian

    (000 m)

    Nilai Penjualan

    (Rp. 000)

    12 Kelompok V (Khusus Pelabuhan Laut dan

    Sungai, PLN dan Gas, Unit Produksi, Telekomunikasi unit

    Sentral Otomat)

    2 52,36 1.050.780,00

    J u m l a h 85.365 20.581,02 76.222.652,15

    Sumber : PDAM Kota Padang

    Untuk meningkatkan akses penduduk pinggiran kota terhadap fasilitas air minum,

    Pemerintah Kota Padang telah melaksanakan Program Penyediaan Air Minum dan

    Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas), yaitu salah satu program nasional (Pemerintah

    dan Pemerintah Daerah) untuk meningkatkan akses penduduk perdesaan dan peri urban

    terhadap fasilitas air minum dan sanitasi yang layak dengan pendekatan berbasis

    masyarakat. Program Pamsimas ini di Kota Padang dimulai pada Tahun 2008 dan sampai

    dengan tahun 2012 sudah terdapat 59 lokasi yang telah menjadi lokasi Program Pamsimas

    seperti yang disajikan pada tabel berikut :

    Tabel 3.6

    Lokasi Program Pamsimas Kota Padang Tahun 2008 - 2012

    No. Desa/Kelurahan Kecamatan

    Tahun 2008

    1. Bungus Timur Bungus Teluk Kabung

    2. Teluk Kabung Utara Bungus Teluk Kabung

    3. Teluk Kabung Tengah Bungus Teluk Kabung

    4. Baringin Lubuk Kilangan

    Sarana air bersih bagi masyarakat yang tidak terjangkau pelayanan PDAM

  • Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 40

    Prasarana dan Sarana Perkotaan

    No. Desa/Kelurahan Kecamatan

    5. Batu Gadang Lubuk Kilangan

    6. Sei Beremas kel.Gates Lubuk Begalung

    7. Anak air Kel. Batipuah Panjang Koto Tangah

    8. Koto Kaciak Kel.Mata Air Padang Selatan

    9. Indarung Lubuk kilangan

    Tahun 2009

    1. Kampung Pulau Bungus Timur Bungus Teluk Kabung

    2. Bungus Barat Bungus Teluk Kabung

    3. Tarantang Lubuk Kilangan

    4. Ampalu Kel. Pengambiran Lubuk Begalung

    5. Pampangan Lubuk Begalung

    6. Kampung Baru Kel. Batipuah Panjang Koto Tangah

    7. Sungai Bangek Kel. Balai Gadang Koto Tangah

    8. Sungai Lareh Kel. Lubuk Minturun Koto Tangah

    9. Lolo Kel. Gunung sariak Kuranji

    10. Talao Bakok Kel Padang Sarai Koto Tangah

    11. Lambung Bukit Pauh

    12. Lubuk Jerong Kel, Teluk Kabung Tengah Bungus Teluk Kabung

    13. Limau Manis Selatan Pauh

    Tahun 2010

    1. Koto Lalang/Bgs Timur Bungus Teluk Kabung

    2. Baringin / Balai Gadang Koto Tangah

    3. Parak Buruk Koto Tangah

    4. Parak / Pgbrn Ampalu Lubuk Begalung

    5. Koto Lalang Luki Lubuk Kilangan

    6. Banda Luruih/Sei Sapih Kuranji

    7. Kurao Pagang Nanggalo

    8. Koto Pulai Koto Tangah

    9. Piai Tengah Pauh

    10. Limau Manis Pauh

    11. Cindakir / TKU Bungus Teluk Kabung

    12. Korong Gadang (REP) Kuranji

    Tahun 2011

    1. Durian Ratus, Kurao Pagang Nanggalo

    2. Tabing Banda Gadang Nanggalo

    3. Pisang Pauh

    4. Rawang, Bungus Selatan Bungus Teluk Kabung

    5. Kelok Gurun Sikayan, Batipuh Panjang Koto Tangah

    6. Koto Lalang Lubuk Kilangan

    7. Ladang Keladi, Kel. Sei Sapih (Rep.) Kuranji

    8. Teluk Kabung Tengah (HID) Bungus Teluk Kabung

    9. Sungai Lareh, kel. Lubuk Minturun (HID) Koto Tangah

    Tahun 2012

    1. Lubuk Minturun Sungai Lareh Koto Tangah

    2. Aie Dingin Balai Gadang Koto Tangah

    3. Kampung Jambak Pagambiran Ampalu Lubuk Begalung

    4. Parak Rumbio Kurao Pagang Nanggalo

  • Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 41

    Prasarana dan Sarana Perkotaan

    No. Desa/Kelurahan Kecamatan

    5. Koto Panjang Ikur Koto Koto Tangah

    6. Padang Besi Lubuk Kilangan

    7. Koto Luar Pauh

    8. Limau Manis Pauh

    9. Batu Gadang Lubuk Kilangan

    10. Kampung Pinang, Lambung Bukit Pauh

    11. Bukik Karam Padang Selatan

    12. Kampuang Baru, Batipuah Panjang Koto Tangah

    13. Parak Buruak Koto Tangah

    14. Limau Manis Pauh

    15. Limau Manis Selatan Pauh

    16. Sungai Bangek, Balai Gadang Koto Tangah Sumber : Bappeda Kota Padang

    3.3. PRASARANA DRAINASE

    Sistem jaringan drainase Kota Padang terdiri dari jaringan drainase mayor dan

    minor dengan total panjang drainase mayor 125.900 meter, yang merupakan sungai-

    sungai besar yang bermuara ke Samudera Hindia.

    Tabel 3.7

    Jaringan Drainase Mayor di Kota Padang Tahun 2011 s/d 2012

    No Nama

    Sungai Nama Sungai

    Saluran Kecamatan

    Primer Sekunder

    1

    Bat

    ang k

    ura

    nji

    Waduk Ulak Karang Padang Utara

    2 Khatib Sulaiman Padang Utara

    3 Sejajar Rel KA (Primer Balanti

    Timur)

    Padang Utara

    4 Saluran Kawasan Lapai Nanggalo

    5 Gajah Mada Padang Utara

    6 Teknologi Nanggalo

    7 IKIP (UNP) Padang Utara

    8 Kawasan Perumnas Siteba Padang Utara

    9

    Bat

    ang

    Bel

    imb

    ing Tunggul Hitam Koto Tangah

    10 Kawasan Air Tawar Timur Padang Utara

    11 Kawasan Kompi Unit 133 Siteba Nanggalo

    Ban

    jir

    Kan

    al Utara-Selatan

    12 Pasar Pagi Padang Barat

    13 SMA 2 Padang Barat

  • Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 42

    Prasarana dan Sarana Perkotaan

    No Nama

    Sungai Nama Sungai

    Saluran Kecamatan

    Primer Sekunder

    14 GOR H. Agus Salim Padang Barat

    15 Kawasan Padang Baru Utara Padang Barat

    16 Tenku Umar Padang Utara

    17 Kawasan Parak Kopi Padang Utara

    18 Kawasan Alai Timur Padang Utara

    19 Kawasan Andalas Timur Padang Timur

    20 Saluran Buangan Aliran Gn.Nago Padang Timur

    21 Parak Karakah Padang Timur

    Selatan-Utara

    22 Waduk Purus Padang Barat

    23 Olo Ladang Padang Barat

    24 Bandar Purus Padang Barat

    25 Jati Padang Barat

    26 Jalan Gandoria Padang Barat

    27 Saluran Aru Lubuk Begalung

    Bat

    ang A

    rau

    Utara-Selatan

    28 Kalimati Padang Barat

    29 Pulau Karam Padang Barat

    30 Pulau Air Padang Selatan

    31 Bandar Jati Padang Selatan

    32 RS. Ganting Padang Timur

    33 Parak Pisang Padang Timur

    34 Parak Gadang Padang Timur

    35 Air Camar Padang Timur

    36 Parak Lawas Padang Timur

    Selatan - Utara

    37 Seberang Palinggam I Padang Selatan

    38 Seberang Palinggam II Padang Selatan

    39 Seberang Padang Utara Padang Selatan

    40

    Bat

    ang

    Jir

    ak

    Koto Baru Padang Selatan

    41 Candana Mata Air Padang Selatan

    42 Koto Kaciak Padang Selatan

    43 SKEP Padang Selatan

    44 Perum. Penggambiran Padang Selatan

    45 Pampangan Padang Selatan

    46 Kawasan Mata Air Timur Padang Selatan

    47 Kawasan Mata Air Barat Padang Selatan

    48 Saluran Rawang Barat Padang Selatan

    49 Saluran Rawang Timur Padang Selatan

    50 B a t a n g K a n d i s

    Saluran Rumah Potong Hewan Koto Tangah

  • Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 43

    Prasarana dan Sarana Perkotaan

    No Nama

    Sungai Nama Sungai

    Saluran Kecamatan

    Primer Sekunder

    51 Saluran Rimbo Jariang Koto Tangah

    52 Saluran Kuala Nyiur Koto Tangah

    53 Saluran Kayu Kalek Koto Tangah

    Kota Padang

    Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang

    Sistem drainase Kota Padang bertumpu pada 7 (tujuh) sungai utama dan beberapa

    anak sungai badan penerima utama, yaitu: Batang Kandis, Batang air Dingin, Batang

    Tabing, Batang Balimbing, Batang Panjalinan, Batang Kuranji, Saluran Lolong, Banjir

    Kanal, Batang Arau dan Batang Jirak, dengan luas total + 3.986 Ha.

    Tabel 3.8

    Areal Tangkapan Drainase Kota Padang

    Tahun 2012

    No. Areal Drainase Luas Wilayah

    Tangkapan (Ha) Badan Penerima

    1 Aie Pacah 445,70 Batang Balimbing

    2 Pasir Putih 139,02 Batang Air Dingin

    3 (Bandara) Tabing 326,60 Sal. Primer

    Linggarjati

    4 Muara Penjalinan 126,80 Batang Air Dingin

    5 Siteba 185,75 Batang Balimbing

    6 Sawah Liat 63,00 Batang Kuranji

    7 Kandis 33,75 Batang Kuranji

    8 Lapai 179,00 Batang Kuranji

    9 Ulak Karang 213,56 Batang Kuranji

    10 Lolong 215,00 Saluran Lolong

    11 Alai 107,50 Banjir Kanal

    12 Purus 126,00 Banjir Kanal

    13 Jati 420,00 Batang Arau

    14 Ujung Gurun 174,02 Banjir Kanal

    15 Aur Duri 321,10 Batang Arau

    16 Olo Nipah 148,05 Batang Arau

    17 Kali Mati 47,56 Batang Arau

    18 Rawang Barat 56,00 Batang Jirak

    Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang

  • Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 44

    Prasarana dan Sarana Perkotaan

    Pengelolaan drainase di Kota Padang merupakan tugas Dinas Pekerjaan Umum

    (DPU) dan dibantu Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP). DPU mengelola drainase

    mayor sepanjang 49.275 m dan drainase minor 29.395 m. sedangkan DKP mengelola

    persampahan di 5 (lima) sektor banjir Kanal dengan total panjang 24.850 m serta drainase

    lingkungan.

    Tabel 3.9

    Area Layanan Pengelolaan Drainase Kota Padang

    No Area Panjang (m)

    1 Banjir Kanal Padang Baru 6.840

    2 Batang Tabing 1.700

    3 Muaro Penyalinan 3.900

    4 Batang Kuranji 6.700

    5 Batang Jirek 5.710

    Total 24.850

    Sumber : Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Padang

    Untuk mendukung pemindahan Pusat Pemerintahan Kota Padang ke kawasan Air

    Pacah akan dilakukan normalisasi sungai Bandar Lurus dan Batang Latung.

    3.4. PRASARANA SUMBER DAYA AIR / JARINGAN IRIGASI

    Wilayah Kota Padang dilalui oleh banyak aliran sungai besar dan kecil. Terdapat

    lebih dari 23 aliran sungai yang mengalir di wilayah Kota Padang dengan total panjang

    mencapai 155,40 Km (10 sungai besar dan 13 sungai kecil) dan terbagi dalam 6 daerah

    sungai (DAS), yaitu : DAS Air Dingin, DAS Air Timbalun, DAS Batang Arau, DAS

    Batang Kandis, DAS Batang Kuranji, dan DAS Sungai Pisang. Potensi sumber air sungai

    tersebut dimanfaatkan untuk mengairi sawah di Kota Padang seluas 6.659 Ha yang

    tersebar di 31 Daerah Irigasi yang didukung oleh jaringan irigasi setengah teknis dan

    irigasi sederhana.

  • Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 45

    Prasarana dan Sarana Perkotaan

    Tabel 3.10

    Daerah Irigasi (DI) Kota Padang

    No Daerah Irigasi Kecamatan Jenis

    lrigasi

    Luas (Ha)

    2011 2012

    1 Kapalo Hilalang Koto Tangah Teknis 81,25 81,25

    2 Aur Kuning Koto Tangah sederhana 17,50 17,50

    3 Sei Bangek Koto Tangah Teknis 116,50 116,5

    4 Kasang II Koto Tangah sederhana 585 585

    5 Sei Latung Koto Tangah Teknis 104,50 104,50

    6 Lubuk Minturun Koto Tangah sederhana 105,50 105,50

    7 Koto Tuo Koto Tangah Teknis 1003,73 1003,73

    8 Tabek Syukur Koto Tangah sederhana 15,00 15,00

    9 Lubuk Ramang Koto Tangah sederhana 88,00 88,00

    10 Bandar Lurus Koto Tangah sederhana 20,00 20,00

    11 Tabek Batu Koto Tangah sederhana 40,00 40,00

    12 Lolo Kuranji sederhana 67,00 67,00

    13 Lubuk Tempurung Kuranji sederhana 20,00 20,00

    14 Sei Guo Kuranji Teknis 657,00 657,00

    15 Lubuk Lagan Kuranji sederhana 35,00 35,00

    16 Ampang Baringin Kuranji sederhana 29,00 29,00

    17 Batu Busuk Pauh sederhana 120,00 120,00

    18 Bandar Duku Pauh sederhana 28,00 28,00

    19 Limau Manis Pauh Teknis 625,50 625,50

    20 Gunung Nago Pauh Teknis 2.087,00 2.087,00

    21 Ulu Gadut Pauh sederhana 53,00 53,00

    22 Rasak Bungo Lubuk Kilangan sederhana 120,00 169,00

    23 Koto Lalang Lubuk Kilangan sederhana 208,00 208,00

    24 Baringin Lubuk Kilangan sederhana 109,00 109,00

    25 Lubuk Laweh Lubuk Begalung Teknis 248,00 248,00

    26 Tabek Bugis Lubuk Begalung sederhana 67,00 67,00

    27 Taratak Paneh Lubuk Begalung sederhana 118,00 118,00

    28 Pinana Sinawa Bungus

    Tl.Kabung sederhana 70,00 70,00

    29 Tabek Sirarah Bungus

    Tl.Kabung Teknis 273,00 273,00

    30 Tabek Koto Panjang Bungus

    Tl.Kabung sederhana 144,00 144,00

    31 Bandar Sikabu Bungus

    Tl.Kabung sederhana 81,00 81,00

    Luas 7.336,48 7.385,48

    Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang

  • Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 46

    Prasarana dan Sarana Perkotaan

    Panjang irigasi primer dan irigasi sekunder pada Tahun 2012 dibanding dengan

    tahun 2010 dan 2011 mengalami perubahan yang cukup besar. Pada tahun 2010 dan 2011

    panjang saluran irigasi primer adalah 15.970 m sedangkan pada tahun 2012 terjadi

    peningkatan menjadi 31.800 m. Sebaliknya terjadi penurunan pada panjang irigasi

    sekunder dari 159.730 m pada tahun 2010 dan 2011 menjadi 122.154 pada tahun 2012.

    TabeI 3.11

    Perkembangan Prasarana Pengairan Kota Padang

    Klasifikasi Prasarana Pengairan 2010 2011 2012

    Jenis sarana irigasi teknis (M)

    a. Primer 15,970 15,970 31,800

    b. Sekunder 159,730 159,730 122,154

    c. Tersier 163,322 163,322

    Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang

    3.5. PRASARANA PENGELOLAAN SAMPAH

    Kegiatan operasional pengelola sampah di Kota Padang dilakukan oleh Dinas

    Kebersihan dan Pertamanan (DKP). DKP Kota Padang bertanggung jawab untuk

    mengelola sampah dari permukiman, daerah komersil, perkantoran, sebagian industry,

    jalan raya, taman-taman kota, dan Lokasi Pembuangan Akhir (LPA) atau Tempat

    Pemrosesan Akhir (TPA).

    Koordinasi Dinas Kebersihan dan Pertamanan dengan instansi Pemerintah Kota

    Padang dalam pengelolaan sampah kota :

    1. Dinas Pasar memiliki tanggung jawab mengelola sampah pasar di seluruh

    Kota Padang. Sampah yang berasal dari pasar dikumpulkan dan diangkut ke

    TPA oleh petugas Dinas Pasar.

    2. Dinas PU, mengelola sedimen dari saluran drainase primer, mulai dari

    pengumpulan sampai pengangkutannya.

    3. Dinas Pariwisata, mengelola sampah yang dihasilkan dari daerah pariwisata di

    Kota Padang dikumpulkan oleh petugas Dinas Pariwisata, namun

  • Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 47

    Prasarana dan Sarana Perkotaan

    pengangkutan sampah ke LPA Air Dingin dilakukan oleh petugas DKP Kota

    Padang.

    4. Bappedalda, bertanggung jawab melakukan koordinasi dengan DKP untuk

    optimalisasi pengelolaan sampah. Optimalisasi tersebut dilakukan dengan

    melaksanakan berbagai program diantaranya membantu mengaktifkan

    program bank sampah beberapa lokasi dan rencana pengelolaan sampah

    dengan mengacu konsep 3R.

    Daerah pelayanan persampahan masih focus pada pusat Kota Padang yang terdiri

    dari 4 kecamatan. Sampah dari daerah tersebut diangkut menggunakan dump truck dan

    Arm Roll Truck berkapasitas 6 m3. Berikut merupakan wilayah pelayanan Dinas

    Kebersihan dan Pertamanan Kota Padang.

    TabeI 3.12

    Wilayah Pelayanan Sampah oleh DKP

    No. Area Pelayanan

    1. Kecamatan Padang Barat

    2. Kecamatan Padang Timur

    3. Kecamatan Padang Utara

    4. Kecamatan Padang Selatan

    Sumber: Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Padang

    Wilayah yang tidak terlayani langsung oleh DKP dilayani oleh kecamatan dengan

    menyediakan pelayanan pengumpulan dan pengangkutan sampah secara mendiri

    menggunakan mobil kecamatan atau mobil angkutan sampah milik DKP. Berikut daerah

    yang dilayani petugas/mobil kecamatan :

    TabeI 3.13

    Wilayah Pelayanan Sampah oleh Mobil Kecamatan

    No. Area Pelayanan

    1. Kecamatan Nanggalo

    2. Kecamatan Pauh

    3. Kecamatan Kuranji

    4. Kecamatan Lubuk Kilangan

    5. Kecamatan Lubuk Begalung

    6. Kecamatan Koto Tangah

    7. Kecamatan Bungus Teluk Kabung

    Sumber: Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Padang

  • Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 48

    Prasarana dan Sarana Perkotaan

    Pola penanganan sampah yaitu sampah dikumpulkan secara individual ke

    container/TPSS/Depo kemudian diangkut oleh truk ke TPA yang terletak di Air Dingin.

    Berdasarkan data DKP tahun 2013, jumlah sampah yang dihasilkan yaitu 800 ton/hari,

    sedangkan yang bisa diangkut ke TPA Air Dingin setiap harinya yaitu 600 ton/hari. Dari

    data tersebut diketahui bahwa tingkat pelayanan DKP tahun 2013 yaitu 75 %.

    Luas TPA Air Dingin 30,3 Ha, hingga saat ini telah terpakai 18,4 Ha atau 60%.

    Sampah yang masuk ke LPA terdiri dari 70% sampah organik dan 30% sampah

    anorganik. Sebagian sampah organik diolah menjadi kompos dan sisanya diurug dengan

    menggunakan sistem open dumping. Saat ini sistem pengelolaan di LPA mulai mengarah

    ke sanitary landfill.

    3.6. PRASARANA PENGOLAHAN AIR LIMBAH

    Pengelolaan air limbah di Kota Padang bersifat individual dengan sistem setempat

    (on-site sistem) menggunakan cubluk dan septic tank. Persentase penduduk yang

    menggunakan jamban yang layak sekitar 90% dari penduduk keseluruhan, yang terdiri

    35% dilengkapi septic tank dan 55% menggunakan cubluk.

    Pengolahan limbah cair dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan, saat ini

    terdapat 1 Instalasi Pembuangan Limbah Tinja (IPLT) dan untuk fasilitas pengangkutan

    limbah cair adalah 2 truk tinja dengan kapasitas masing-masing 2.000 liter. Instalasi

    Pembuangan Limbah Tinja (IPLT) yang mempunyai kapasitas 83 m terletak di

    Nanggalo. Pengolahan limbah Rumah Sakit dilakukan dengan incenerator dimana saat ini

    terdapat 3 incenerator yaitu di Rumah Sakit Yos Sudarso, Rumah Sakit M. Djamil dan

    RSUD Sungai Sapih. Untuk limbah industri pengolahannya dilakukan sendiri.

    3.7. PRASARANA ENERGI / LISTRIK

    Areal pelayanan listrik telah mencakup seluruh wilayah Kota Padang dengan

    jumlah pelanggan pada tahun 2012 sebanyak 440.684 pelanggan dengan total daya

    terpasang sebesar 652.935.783 VA. Total jumlah daya yang terjual pada tahun 2012

    adalah 1.497.705.279 Kwh.

  • Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012 49

    Prasarana dan Sarana Perkotaan

    Tabel 3.14

    Jumlah Pelanggan PT. PLN Cabang Padang

    Per Golongan Tarif Daya Tahun 2012

    No Golongan Tarif Daya

    Jumlah

    Pelanggan

    (unit)

    Total Daya

    Terpasang (VA)

    Total Daya

    Terjual