kpei newsletter edisi 3 2016
TRANSCRIPT
indeks >>Menjaga kualitas Layanan kPei dengan eRM1
seputar RUPsT kPei 20163
Mengembangkan Transaksi Repo dengan Third Party Repo5
kegiatan kLik kuartal ii Tahun 2016
statistik kilas Peristiwa7 86Likuiditas Pasar untuk Memenangkan
Persaingan Global 4
paya KPEI dalam mengantongi persetujuan sebagai Central Counterparty (CCP) berstandar internasional tinggal selangkah lagi. Tahun ini, KPEI telah
me ngajukan pendaftaran sebagai Qualified CCP kepada European Securities Markets Authority (ESMA). Dengan mengacu kepada prinsipprinsip yang direkomendasikan Principles for Financial Market Infrastructures (PFMI) yang dikeluarkan International Organization of Securities Commissions (IOSCO), KPEI terus berbenah diri untuk meningkatkan kualitas layanan dan produknya di pasar modal Indo nesia.
Tahun 2015, hasil penilaian mandiri KPEI yang dibantu oleh pihak konsultan atas pemenuh an 23 prinsip PFMI di atas telah tersedia. Dan ternyata masih ada beberapa gap yang harus ditindaklanjuti, salah satu nya terkait kerangka risk management yang belum sesuai, dimana fungsi Enterprise Risk Management (ERM) dan internal audit di KPEI masih menjadi satu
U
ketidakpastian akan risiko terjadinya gangguan kelangsungan bisnis kPei, menjadi faktor dibutuhkannya unit khusus yang menangani Enterprise Risk Management (eRM), sehingga dapat fokus mengukur seluruh risiko serta mitigasi yang tepat dan sesuai untuk level Perusahaan.
Menjaga kualitas Layanan kPei dengan Enterprise Risk Management
e d i s i 3 I Tr i w u l a n i i i l 2 0 1 6
PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia
1KPEI Newsletter
Masih ada beberapa gap
yang harus ditindaklanjuti,
salah satunya terkait kerangka
risk management yang belum
sesuai.
aRTikeL UTaMa
sehingga keberadaan internal audit tidak independen. Selain itu, KPEI juga direkomendasikan untuk menunjuk Chief Risk Officer (CRO) setingkat direksi yang khusus membawahi fungsi ERM. Kerangka risk management di KPEI saat dilakukan penilaian mandiri, masih terbagi menjadi ERM and Clearing Member Risk Management (CMRM), dimana ERM dibawah supervisi internal audit sedangkan CMRM dibawah divisi penjaminan dan pengendalian risiko.
KPEI Newsletter2
Edisi 3 I Triwulan III l 2016
Direktur sekaligus sebagai CRO baru KPEI, Indriani Darmawati mengatakan, salah satu fungsi KPEI yang penting adalah memastikan risk management berjalan sebagaimana mestinya. Berdasarkan model Pertahanan Tiga Lapis atau Three Lines of Defense dalam pengendalian dan pengelolaan risiko yang efek tif, disebutkan bahwa masingma sing lapis tersebut memiliki peran yang berbeda dalam suatu organisasi. Ketiga lapis (fungsi) tersebut antara lain business unit (risk owner), risk management serta internal audit. Agar ketiga fungsi dapat berjalan secara optimal, maka harus dipisahkan. Business unit diwakili oleh seluruh divisi, risk management oleh ERM dan internal audit oleh Satuan Pemeriksa Internal.
Hal inilah yang melatar belakangi pembentukan unit khusus yang menangani ERM di KPEI. Dan juga seba gai salah satu bentuk komitmen KPEI dalam mengimplementa sikan good corporate governance (GCG). “Kehadiran Unit ERM tentu sangat penting karena bermanfaat dalam memonitor risiko di level Perusahaan. Semua level risiko ini harus diidentifikasi, termasuk perkiraan dampaknya, lalu dipastikan mitigasi risiko yang tepat. Jika Perusahaan tidak menjalan kan prosedur operasional tertentu, para pemakai jasa KPEI akan menghada pi risiko dengan tingkatan tertentu”, tambah Indriani. “Manajemen risiko juga memberikan kontribusi terhadap penerapan GCG melalui pemberian jaminan yang wajar terhadap pencapaian tujuan Perusahaan”, tegas Indriani. Metodologi ERM yang diadopsi dan digunakan KPEI mengacu pada standar manajemen risiko ISO 31000:2009 tentang Risk ManagementPrinciples and Guidelines on Implementation. “ISO 31000:2009 menjelaskan tentang Prinsip Manajemen Risiko, Kerangka Manajemen Risiko, dan Proses Manajemen Risiko”, ungkap Listyarini Hikmaningrum, Kepa la Unit ERM.
Menurut Listyarini, untuk mendukung program Unit ERM melakukan update risk register seluruh kegiatan
A R T I K E L U TA M A
operasional Perusahaan, dibentuklah risk officer pada masingmasing unit. Risk officer merupakan perpanjangantangan dari risk owner yakni orang yang bertanggung jawab atas kegiatan operasional pada masingmasing divisi”. Dalam tugas, para risk officer harus bisa fleksibel terhadap perubahan risiko dan risk register. Karena itu, butuh kesadaran tinggi bagi siapapun, bahwa risiko apa pun harus dikelola
dengan mematuhi standar prosedur yang ada seoptimal mungkin. Untuk meningkatkan awareness seluruh karyawan, Perusahaan telah mengadakan sosialisasi dengan mengundang pakar di bidang governance dan risk management sebagai pembicara dari Center Risk Management Studies (CRMS) Indo nesia. Selain sosialisasi, juga disediakan pelatihan khu sus terkait risk mana gement
yang bersertifikasi bagi risk officer.Saat ini, KPEI sudah mengimple
mentasikan Business Continuity Ma nagement System (BCMS) sebagai bagian dari penerapan ERM. BCMS merupakan salah satu langkah strategis untuk menjaga keberlangsungan bisnis dalam memberikan layanan kepada para pemakai jasa, serta perlin dungan terhadap aset dan sumber daya Perusahaan. Fungsi BCMS sendiri untuk memastikan bahwa KPEI seba gai LKP atas transaksi bursa tetap dapat berjalan meski dalam kondisi darurat. Bentuk BCMS yang sudah pernah dilakukan, dengan melakukan simulasi khusus peralihan sistem utama operasional KPEI ke alternate site system (Disaster Recovery CentreDRC) dalam mengantisipasi adanya gangguan. Simulasi tersebut mengukur seluruh tahapan solusi mulai dari proses komando, keputusan, pengumuman, hingga memastikan DRC site dapat beroperasi dalam melayani pengguna jasa.
Pada 2016, KPEI juga tengah melakukan persiapan terkait assessment Sistem Manajemen Keamanan Informasi dalam memenuhi ISO 270001:2013 tentang information security management.F
[TiM Redaksi]
Kehadiran unit ERM tentu sangat penting karena bermanfaat dalam memonitor risiko di level Perusahaan.
“Risk comes from not knowing what you`re doing” Warren Buffett.
Untuk meningkatkan pemahaman risiko pada seluruh individu di perusahaan yang berfokus pada proses pengelolaan risiko perusahaan, KPEI menerapkan sistem manajemen risiko yang komprehensif dan terintegrasi, yaitu Enterprise Risk Management (ERM), serta dengan mengoptimalkan ERM menjadi suatu unit kerja baru yang akan memberikan dukungan penuh kepada seluruh jajaran dan proses bisnis organisasi kerja.
KPEI Newsletter Edisi III tahun 2016 menyajikan gambaran lengkap mengenai Penerapan ERM di KPEI pada bagian headline. Ada pula hasil pelaksanaan RUPST KPEI yang tersedia pada artikel khusus. Pada kolom edukasi, kami mengupas topik Pengembangan Third Party Repo yang akan disampaikan secara berkala di beberapa edisi. Tersaji pula profil wajah baru Dewan Komisaris KPEI periode 20162019 sebagai salah satu hasil keputusan RUPST. Bagian seru lainnya, kegiatan sharing KLIK’ers selama triwulan II 2016 ikut mengisi edisi kali ini.
Semoga edisi ini dapat memberikan wawasan baru untuk lebih mengenal KPEI dengan segala aktifitas dan perannya sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan.
Hormat kami,Redaksi
E D I T O R I A L
Penerbit: PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia
Penasihat: Direksi PT KPEI
Penanggung Jawab: Sekretaris Perusahaan
dewan Redaksi: Suryadi, Diah Sugiretno, Lisda Rumondang Sitohang, Arie Budieningsih, Vinsensia Selvia Muga, Rivanie Novalia
alamat Redaksi & sirkulasi: Gedung Bursa Efek Indonesia,Menara I Lt. 5, Jl. Jend. Sudirman Kav 5253, Jakarta 12190, Telp. 0215155115 Fax. 0215155120Toll Free 0800100KPEI (5734)email: [email protected] www.kpei.co.id
3
Edisi 3 I Triwulan III l 2016
KPEI Newsletter
kPei menargetkan diri untuk menjadi Lembaga kliring Penjaminan (LkP) yang qualified atau Qualified CCP di tahun ini. sebuah pencapaian bagi lembaga CCP di dunia, yang telah memenuhi standar kualifikasi
internasional dalam hal kepatuhan, layanan, keanggotaan dan keuangan.
A R T I K E L K H U S U S
ajah baru yang sangat terkenal di industri pasar modal mewarnai ruang komisaris
KPEI. Mereka adalah Abraham Bastari, James Tjahaja Riady dan Margeret Mutiara Tang. Ketiganya didapuk menjadi Dewan Komisaris KPEI untuk periode 20162019. Pengangkatan Dewan Komisaris baru KPEI menjadi agenda ketiga dalam agenda Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) KPEI yang berlangsung awal Juni.
Persetujuan Laporan Tahunan sekaligus Pengesahan Laporan Keuangan Perusahaan 2015 menjadi agenda pertama. Tahun 2015 merupakan tahun pengembangan infrastruktur, penguatan peran dan fungsi Perusahaan, serta peningkatan kualitas produk dan layanan KPEI. Terdapat 25 inisiatif utama yang dijalankan KPEI, 5 diantaranya termasuk Program Pengembangan Infrastruktur Pasar Modal (PPIPM), yang dikerjakan bersamasama dengan OJK dan SRO lain. Dalam PPIPM, inisiatif pertama berupa pengembangan infrastruktur sistem kliring yakni eCLEARS, yang dilakukan untuk mengantisipasi peningkatan performance dan kapasitas transaksi saham. Kedua, inisiatif efisiensi proses penyelesaian transaksi bursa untuk para nasabah institusi yang menyimpan asetnya di Bank Kustodian (BK). “Kami memperkenalkan peran institutional delivery yakni BK sebagai settlement agent dalam siklus penyelesaian transaksi bursa,” papar Hasan Fawzi, Direktur Utama KPEI. “Melalui inisiatif ini, biaya Anggota Bursa (AB) akan berkurang dalam menalangi penebusan saham sebelum diserahkan kepada KPEI, sehingga dana tersebut dapat dipergunakan untuk bertransaksi,” tegas Hasan. Ketiga, implementasi penuh terkait Peraturan OJK No.26/2014 tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa. Dengan adanya ketentuan ini, terdapat proses
tahun 2015 dianggarkan penyisih an Cadangan Jaminan sebesar 5% dari la ba bersih, atau sekitar Rp1,06 mi li ar. Nilai ini menambahkan Cadangan Ja minan KPEI per akhir 2015 sebesar Rp138,19 miliar menjadi Rp139,25 mi li ar.
Bagaimana dengan tahun 2016? Tahun ini KPEI mempunyai target untuk memantapkan predikat sebagai lembaga Central Counterparty (CCP) yang berkualifikasi internasio nal atau Qualified CCP, artinya, CCP yang memenuhi standar kualifikasi internasional dari segi kepatuhan, hukum, layanan, keanggotaan bahkan keuang an. Saat ini, KPEI sedang dalam proses menga
jukan diri sebagai Third Country CCP kepada European Securities Market Association (ESMA). Pe ngakuan ini dapat membantu perusahaan sekuritas yang terafiliasi dengan perusahaan asal Uni Eropa yang melakukan transaksi dan kegiatan kliring di pasar modal Indonesia, untuk mendapatkan keringanan capital of
charge yang harus disediakan.“Tahun ini juga dila kukan asses
ment dari Financial Sector Assessment Program (FSAP) terhadap 5 Responsibilities yang harus dipenuhi oleh Regulator (OJK dan Bank Indonesia) serta 23 Principles oleh Financial Market Infrastructure (KPEI dan KSEI). Kegiatan assesment tersebut dilakukan setiap 5 tahun sekali untuk seluruh lembaga pengawas dan fasilitator di pasar modal. Diharapkan Indonesia akan memperoleh rating observed pada seluruh Responsibilities dan Principles” ujar Hasan.
Tahun 2016 merupakan tahun dimu lai nya roadmap baru Perusahaan, dengan dibuatnya Strategic Business Plan untuk periode 20162020. Beberapa rencana strategis tersebut, 3 di antara nya adalah finalisasi implementasi GCM, pemendekan siklus settlement dari T+3 menuju T+2, dan melahirkan lembaga baru yaitu Securities Financing.F
[TiM Redaksi]
W penguatan posisi dan peran KPEI sebagai LKP. Keempat, te lah diselesaikan pengembangan sistem General Clearing Member (GCM) di tahun 2015. Inisiatif ini merupakan skema keanggotaan bertingkat, dimana AB dapat menyelesaikan kewajiban kliring dan penyelesaiannya melalui Anggota Kliring (AK) tertentu tanpa harus menjadi AK KPEI. “Kami sedang mempersiapkan peluncurannya di tahun ini, pararel dengan menunggu peraturannya disetujui oleh OJK”, tambah Hasan. Kelima, KPEI sedang menyiapkan fasilitas transaksi REPO. Di tahun 2016, dilakukan pengembangan sistem third party REPO yang sejalan de ngan pengembangan sistem REPO di KSEI.
asPek PenGeLoLaan keUanGanTahun 2015, transaksi bursa me
ngalami penurunan dan berdampak pada pendapatan KPEI yang turun sebesar 3,01%. Awalnya, menurut Hasan, target transaksi efek harian tahun 2015 dipatok Rp7 triliun, lalu direvisi menjadi hanya Rp6 triliun. Sampai akhir 2015, hanya terealisasi Rp5,76 triliun, jauh di bawah target awal, bahkan tidak mencapai target revisi. Meskipun persentase penurunan terlihat kecil, lanjut Hasan, cukup mempengaruhi anggaran pengembangan infrastruktur dan pos anggaran lain. Beban usa ha tidak mung kin turun, karena ada proyeksi beban yang naik. “Akhirnya manajemen menerapkan efisiensi anggaran,” ungkap Hasan. Dengan strategi efisiensi tersebut, KPEI berhasil mencatat laba usaha tahun 2015 sebesar Rp37,51 miliar dan laba bersih Rp21,15 miliar.
Sesuai persetujuan RUPST dalam agen da kedua, berdasarkan laba bersih
seputar RUPsT kPei 2016
KPEI Newsletter4
Edisi 3 I Triwulan III l 2016
lah investor lokal ikut meningkat dan menjadi pemodal terbanyak di negeri sendiri. Per 31 Mei 2016, jumlah investor lokal berdasarkan SID di KSEI sebanyak 476.798 sedangkan investor asing berjumlah 10.592 (Data KSEI).
Jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun oleh perbankan per April 2016 mencapai Rp4.478.409 miliar, se
dangkan jumlah kepemilikan efek eku i tas serta obligasi korporasi yang tercatat di KSEI per Mei 2016 sebesar Rp3.110.255,15 miliar (Data Statistik OJK). Nilai kepemilikan efek pihak ketiga yang dihimpun oleh pasar modal mempunyai potensi pertumbuhan yang tinggi. Adanya perpindahan portofolio dari perbankan menuju pasar modal berpotensi menjadikan pasar mo dal Indo nesia menjadi yang terbesar di ASEAN. Demikian dipaparkan James T. Riady.
Menurut James, agar pasar modal Indonesia bisa bersaing dengan pasar modal negara lainnya di ASEAN, ada 4 pilar yang harus terus dijaga dan ditingkatkan, yakni meningkatkan jumlah emiten dan investor aktif, penguatan anggota bursa, penyediaan infrastruktur yang memadai serta penguatan ketahanan pasar modal Indonesia.
Sebagai wakil emiten, James mengharapkan emiten yang ada saat ini memiliki credit rating. Credit rating digunakan emiten untuk mendapatkan fasilitas pendanaan dari perbankan. Jika
komposisi dewan komisaris kPei baru menjadi kombinasi yang sesuai untuk mengawal
perkembangan kPei.
emasuki paruh kedua 2016, KPEI mendapatkan semangat baru dengan hadirnya De
wan Komisaris periode 20162019 yang ditetapkan RUPST awal Juni. Ketiga komisaris tersebut merupakan tokoh dan praktisi yang sudah sangat terkenal di pasar modal. Abraham Bastari sebagai komisaris utama, yang sebelum nya menjabat Deputi Komisioner Manajemen Strategis IB OJK. Abraham berperan mengawasi aktivitas perdagangan di pasar modal. Dua komisaris lainnya yakni James Tjahaja Riady yang merupakan CEO kelompok Lippo Group dan Margeret Mutiara Tang adalah mantan Direktur Utama KSEI. James aktif di Kadin Indonesia sebagai wakil Ketua Bidang Kesehatan dan Pendidikan. Putra pendiri Lippo Group, Mochtar Riady ini juga Pendiri dan Ke tua Yayasan Pelita Harapan. Sementara itu, profil Margeret M. Tang yang pernah menjadi Direksi KSEI selama dua periode ini, memiliki banyak pengalaman dalam dunia perbankan. Beliau dipercaya menjabat di sejumlah bank asing.
Perkembangan pasar modal Indonesia telah mencapai momentum yang menggembirakan. Sejak berlakunya UU Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995, hingga 21 tahun perjalanannya, nilai kapitalisasi pasar BEI telah mencapai Rp7.219 trilun per 1 Juli 2016 (Data Statistik BEI) dibanding Rp310,9 triliun pada 1995 (Data Statistik OJK). Dari sisi jumlah emiten, juga terjadi peningkatan dari sekitar 238 emiten pada 1995 (Data Statistik OJK) menjadi 530 emiten di 2016 (Data Statistik BEI), dengan nilai transaksi harian di BEI mencapai sekitar Rp7 triliun per hari. Kondisi lain juga terlihat pada jumlah investor asing yang terus bertambah, bahkan jum
Likuiditas Pasar untuk Memenangkan Persaingan Global
bank menjadi alternatif pembiayaan jangka pendek, sebaliknya pasar modal menjadi sumber pembiayaan alter natif jangka panjang bagi para emiten. “Dengan terjaminnya sumber pembiayaan jangka panjang, emiten dapat melakukan perencanaan usaha jangka panjang. Dengan rencana usaha yang berkelanjutan dari emiten, investor ataupun pemegang saham publik akan ikut menikmati keuntungan perusahaan berupa pe ningkatan nilai investasi melalui ke naikan harga saham (capital gain) maupun dividen,” papar
James. Sejalan de ngan James, Marge ret menambahkan me rupakan inisiatif yang baik, dengan dibentuknya biro kre dit anak perusahaan Pefindo, emiten diharapkan segera mendapatkan credit rating. Hal ini akan mempermudah emiten mendapatkan fasilitas dari perbankan.
“Selain itu, langkah terobosan yang saat ini dibutuhkan adalah agar emitenemiten di BEI dapat masuk dalam indeks MSCI (Morgan Stanley Capital International), yang menjadi rujukan pemodal di pasar modal Internasional,” papar James. Hal tersebut akan mengundang investor asing untuk berinvestasi di Indonesia.
Terkait proses bisnis KPEI sendiri, sebagai salah satu SRO, lanjutnya KPEI mempunyai peran penting dalam perkembangan pasar modal di Indonesia. “Sebagai institusi yang terpercaya, KPEI dapat menjadi katalisator dan mengambil peranan yang aktif dengan memberikan solusi untuk peningkatan volume (likuiditas) di pasar modal,” ujarnya. Salah satunya melalui layanan pinjam meminjam efek (securities borrowing and lending) serta pembiayaan saham (securities financing). Kedua layanan tersebut, kata James, dapat menjadi produk unggulan yang diinisiasi KPEI yang sangat berguna bagi pemodal dan anggota bursa yang bertransaksi di BEI. F [TiM Redaksi]
P R O F I LKomisaris KPEI
James Tjahaja RiadyMargeret Mutiara Tangabraham Bastari
M
5
Edisi 3 I Triwulan III l 2016
KPEI Newsletter
Mengembangkan Transaksi Repodengan Third Party Repo
Guna meramaikan pasar sekunder saham dan obligasi, pemerintah mendorong pengembangan pasar Repo di indonesia. Fasilitas Third Party Repo yang tengah
dikembangkan kPei diharapkan dapat membuat pasar Repo indonesia lebih termonitor dan mempunyai standar.
agi pelaku pasar, transaksi Repurchase Agreement atau Repo bukan sesuatu yang asing lagi.
Transaksi ini sudah berlangsung sejak lama dan sudah menjadi salah satu instrumen dalam transaksi keuangan. Repo merupakan transaksi jual beli efek dengan perjanjian akan dibeli atau dijual kembali pada waktu dan harga yang sudah disepakati kedua belah pihak. Di Indonesia, transaksi Repo untuk instrumen keuangan bisa dibilang sudah likuid, namun pihakpihak yang melakukannya masih terbatas dan belum termonitor dengan baik. Selain itu, Repo yang terjadi belum menggunakan standarisasi dan kurang transparan.
Guna menjawab belum adanya standarisasi, OJK telah meluncurkan Global Master Repurchase Agreement Indonesia (GMRA Indonesia) untuk mendorong pengembangan pasar Repo di Indonesia. GMRA Indonesia disusun dengan mengadopsi standar perjanjian GMRA yang diterbitkan oleh International Capital Market Association (ICMA). GMRA Indonesia ini, telah dilengkapi dengan klausul yang menyesuaikan kondisi hukum dan kebutuhan pasar di Indonesia. Aturan penggunaan GMRA Indonesia tertu
bertransaksi Repo agar lebih termonitor dan lebih berstandar.
Manfaat lain dari transaksi Repo adalah untuk memenuhi kebutuhan pendanaan jangka pendek dengan memanfaatkan portofolio efek dan sebagai sarana strategi investasi yang stabil, dengan tetap mempertahankan prinsipal dan likuiditas. Dijelaskan lebih lanjut oleh Kepala Unit Pinjam Meminjam Efek dan Repo, Rachmadewi Sjahesti, adanya KPEI sebagai pihak ketiga dalam transaksi Repo nantinya tidak akan menghilangkan sifat transaksi ini yang sebenarnya bilateral.
Dalam pengembangan Third Party Repo ini, KPEI menyediakan sistem, sarana dan prasarana serta menyiapkan aturannya agar pihakpihak yang ingin bertransaksi Repo tidak perlu investasi
sistem lagi karena semua sudah difasi litasi KPEI. Dalam pengembangannya, KPEI bekerja sama dengan Korea Securities Depository (KSD). KSD dipilih KPEI karena in stitusi ini berhasil menyelenggarakan fasilitas Thir d Party Repo di ne ga ra asal nya. “Kita melihat KSD di Asia memang bagus dalam menangani
transaksi Repo dan transak sinya likuid, sela in itu model KSD bisa diadopsi di sini karena sistem ini tidak menghilangkan nature bilateralnya namun tetap bisa termonitor,” kata Rachmadewi. KPEI dan KSD bersamasama telah menyu sun konsep Third Party Repo yang telah disesuaikan dengan kondisi dan aturan di pasar modal Indonesia.
Fasilitas Third Party Repo ini di harap kan dapat selesai akhir tahun 2016 dan diperkirakan pada awal 2017 sudah mulai beroperasi. Untuk mewujudkan konsep Third Party Repo tersebut, KPEI juga berkerjasama dengan KSEI sesuai peranan masingma sing. KPEI akan memfasilitasi proses konfirmasi, mark to market, margin management, dan income payment. Sedangkan KSEI akan menyediakan fasilitas settlement Repo.F [TiM Redaksi]
B ang dalam Peraturan OJK No.09/POJK.04/2015 tentang Pedoman Transaksi Repo Bagi Lembaga Jasa Keuang an dan Surat Edaran OJK No.33/SEOJK.04/2015 tentang Global Master Repurchase Agreement Indonesia. Kedua aturan tersebut mulai berlaku per 1 Januari 2016.
Pengembangan pasar Repo merupakan salah satu cara pemerintah untuk meramaikan pasar sekunder obligasi. Latar belakangnya adalah penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) oleh pemerintah yang sudah banyak, namun tidak diikuti dengan frekuensi transaksi di pasar sekunder, justru ha nya disimpan oleh pihak pemegang SBN. Untuk mewujudkan pasar sekunder obligasi yang makin ramai dan likuid melalui transaksi Repo, KPEI menginisiasi proyek bersama dengan OJK dan SRO lain dengan membuat fasilitas Third Party Repo. Seperti disampaikan oleh Kepala Divisi Kliring Penyelesaian dan Pinjam Meminjam Efek, Antonius Herman Azwar, nantinya KPEI akan menjadi pihak ketiga (intermediary) bagi mereka yang ingin
E D U K A S I
KPEI akan menjadi pihak ketiga
(intermediary) bagi mereka yang ingin bertransaksi Repo agar lebih termonitor dan
lebih berstandar.
KPEI Newsletter6
Edisi 3 I Triwulan III l 2016
kegiatan kLik di kuartal ii Tahun 2016
jang sharing KLIK’ers di event Thanks KLIK It’s Friday pada kuartal kali ini hanya diada
kan satu kali yaitu pada 24 Juni 2016. Acara yang dibawakan oleh salah satu pe ngurus KLIK technology ini mengangkat materi terkait penggunaan KM Portal, yakni sebagai media komunikasi dan informasi. Sosialisasi dengan tema ini merupakan kali kedua, setelah sebelumnya dilakukan pada 1 April 2016 melalui sharing internal dengan peserta KLIK team dan seluruh PIC COP. Meski kegiatan ini diadakan pada bulan puasa, para KLIK’ers tetap semangat untuk menyimak dan aktif dalam bertanya serta memberikan masukan kepada pembicara.
Selain diisi oleh KLIK team, sharing knowledge juga diadakan oleh PIC dan member COP. Diantaranya CoP Marco, yang mengadakan kegiatan RINGGO pada 26 Mei 2016. Kegiatan RINGGO mengupas tentang pembentukan unit baru Enterprise Risk Management (ERM) sekaligus menyampaikan pemahaman kepada risk owner di ma singmasing unit untuk mendukung program kerja yang akan direncanakan oleh Unit ERM kedepannya.
Sementara itu, CoP Bahasa mengadakan beberapa kegiatan yang seru dan dikemas penuh dengan fun, dian ta ranya English for Office Support dan KPEI Fun Corner. English for
Office Support mendukung program pembela jaran bagi Office Support KPEI de ngan tema simple future tense, simple present, simple future, conjunction, dan relative pronoun (which dan who) pada kalimat. Diharapkan, para Office Support ini dapat mempraktekkan Baha sa Inggris dalam sehariharinya di kan tor. English for Office Support telah di langsungkan sebanyak 6 kali pada 6, 20, 27 April dan 11, 18, 25 Mei 2016. Sedangkan KPEI Fun Corner dilakukan pada 29 April 2016, dimana tema yang dibahas mengenai kagiatan CSR yang dilakukan KPEI kepada 3 yayasan sosial binaan. Sharing CSR yang di bawakan oleh salah satu karyawan baru KPEI tersebut, bercerita kesan dan pe nga laman sebagai karyawan baru saat di li batkan dalam kegiatan sosial Peru sahaan.
CoP yang tidak kalah seru, dengan mendatangkan pembicara dari eksternal, CoP investasi (CoPin) menyelenggarakan acara yang sangat informatif yaitu “Open Mind!!”. Pada 29 April 2016, dengan mengusung tema BNI GriyaKTA, perwakilan Bank BNI ber
A
Memasuki pertengahan tahun, kegiatan sharing knowledge kembali dimeriahkan oleh kLik’ers. Beragam tema sharing yang menyenangkan mampu mengalihkan
perhatian kLik’ers.
bagi informasi terkait pinjaman Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) yang bertujuan untuk memberikan alternatif investasi (properti) serta cara pembiayaannya, sehingga KLIK’ers dapat memulainya sedini mungkin. Sharing kedua bertemakan Entrenpreneurship yang diadakan pada 27 Mei 2016 oleh Bapak Bambang Suharno dari Indonesian Entrepreneur Soviet (IES). Tema yang dibawakan sangat bermanfaat bagi karyawan yang akan merencanakan masa pensiunnya dengan kegiatan berwirausaha. Kedua kegiatan di atas selaras dengan misi CoPIN, dalam rangka mempelajari berbagai produk investasi yang tersedia untuk kebahagian di masa pensiun nanti.
Terakhir, kegiatan yang diselenggarakan oleh CoP Hobi, seperti CoP olah-raga dan CoP art station (CoPas), selama triwulan II ini telah melaksanakan berbagai kegiatan rutin mingguan, seperti latihan modern dan traditional dance serta olahraga (futsal, squash, bulutangkis, tenis meja, tenis lapangan). Selain itu, CoP Fotografi juga sempat melakukan kegiatan hunting foto dengan tema Street Photography yang mengambil suasana ‘ngabuburit’ Rama dhan di daerah BenhilJakarta pada 17 Juni 2016.F [TiM Redaksi]
E D U K A S I
7
Edisi 3 I Triwulan III l 2016
KPEI Newsletter
Posisi dana JaMinanJenis Pasar nilai (Rp) Prosentase
Ekuiti 2,150,844,501,011 65.34%
DerivatifKontrak Berjangka 596,213,204 0.02%
Surat Utang 1,087,103 0.00%
Hasil Pengelolaan Dana Jaminan Ekuiti, Kontrak Berjangka dan Surat Utang
1,140,396,455,497 34.64%
Total 3,291,838,256,815 100.00%
nilai (Rp)
Cadangan Jaminan 139,247,833,382
Posisi CadanGan JaMinan
* Data sampai dengan 30 Juni 2016
Penggunaan (Rp) Biaya (Rp)
Total Penggunaan 82,995,058,972,886 2,305,418,305
RataRata Bulanan 13,832,509,828,814 384,236,384
RataRata Harian 669,314,991,717 18,592,083
FasiLiTas InTRaday
* Data sampai dengan 30 Juni 2016
S TAT I S T I K
aCs JUMLaH ak(ACS)
Volume (Lembar) nilai (Rp) ak serah
ak Terima
Total 43,821,100 30,594,591,250 29 106 Tertinggi harian 11,986,100 8,715,852,250 2 21 Ratarata harian 353,396 246,730,575 0 1
Terendah harian
aLTERnaTE Cash sETTLEMEnT (aCs)
* Data sampai dengan 30 Juni 2016
koMPosisi aGUnan OnLInE
* Data per 30 Juni 2016
Jenis instrumen nilai agunan (Rp) Prosentase
Uang 236,390,789,448 2.52%
Saham 8,973,228,329,071 95.69%
Obligasi 168,186,418,108 1.79%
Total 9,377,805,536,627 100.00%
* Data per 30 Juni 2016
koMPosisi aGUnan OFFLInEJenis instrumen nilai agunan (Rp) Prosentase
Bank Garansi 6,121,866,500,000 79.38%
Deposito 1,342,434,508,874 17.41%
Dana Minumum Kas 236,604,493,456 3.07%
Saham Bursa 11,500,000,000 0.15%
Total 7,712,405,502,331 100.00%
TRansaksi PinJaM MeMinJaM eFek
BulanTotal Rata-Rata Harian
Jumlah Harinilai
(Rp) Volume (lembar)
Frekuensi (kali)
nilai (Rp)
Volume (lembar)
Januari 13,934,556,000 8,645,800 10 449,501,806 278,897 31
Februari 9,182,783,000 5,893,200 13 316,647,690 203,214 29
Maret 10,049,055,000 1,544,700 10 324,163,065 49,829 31
April 9,406,630,200 347,200 4 313,554,340 11,573 30
Mei 6,602,756,000 1,803,400 6 212,992,129 58,174 31
Juni 2,807,669,500 751,200 12 93,588,983 25,040 30
Total 51,983,449,700 18,985,500 55 285,623,350 104,316 182 *Data sampai dengan 30 Juni 2016
PenYeLesaian TRansaksi BURsaTransaksi Bursa Penyelesaian Transaksi Bursa Efisiensi
Frekuensi (kali) Volume (lembar) Nilai (Rp) Volume (lembar) Nilai (Rp) Volume (%) Nilai (%)
Total 29,848,785 661,335,363,730 715,519,427,123,293 215,493,696,500 302,736,523,233,300 52.96 43.99
Tertinggi harian 318,164 11,078,434,285 14,410,496,698,029 3,111,986,600 4,877,064,124,300 71.35 53.40
Rata-rata harian 240,716 5,333,349,708 5,770,317,960,672 1,737,852,391 2,441,423,574,462 52.13 43.98
Terendah harian 167,677 2,775,034,553 3,442,627,882,620 1,040,929,000 1,454,152,213,400 43.43 37.10* Data sampai dengan 30 Juni 2016
KPEI Newsletter8
Edisi 3 I Triwulan III l 2016
kunjungan Bisnis ke Japan securities Clearing CorporationDalam rangka untuk mendapatkan pemahaman lebih mengenai bagaimana menjadi Qualified Central Counterparty (QCCP), Direktur KPEI Indriani Darmawati melakukan kunjungan bisnis ke Japan Securities Clearing Corporationn (JSCC) pada 18 April 2016. JSCC sendiri merupakan perusahaan crossmarket dan merupakan CCP untuk pasar keuangan Jepang.
K I L A S P E R I S T I w A
Peluncuran Unit Baru eRM dan Penunjukan CRo kPeiPada 28 Maret 2016 di Main Hall BEI, KPEI mengumumkan pembentukan unit baru yakni Unit Enterprise Risk Management sekaligus menunjuk Direktur KPEI Indriani Darmawati sebagai Chief Risk Officer. Tujuan pembentukan unit ini adalah sebagai bentuk komitmen Perusahaan untuk terus dapat meningkatkan kapabilitasnya sebagai CCP berstandar internasional di pasar modal Indonesia.
CCP12 Founding Conference and CCP Forum. Pada 79 Juni 2016, KPEI menghadiri pertemuan tahunan CCP12 Founding Conference and CCP Forum di Shanghai, China. Pertemuan tersebut dihadiri oleh Roni Gunardi selaku Kepala Divisi Penjaminan & Pengelolaan Risiko beserta Satya Birawa selaku Kepala Satuan Pemeriksa Internal KPEI.
kunjungan Bisnis kPei ke Central securities depository of Iran. Direktur KPEI Indriani Darmawati, Komisaris KPEI Parikesit Suprapto dan Corporate Secretary Suryadi melakukan kunjungan bisnis ke Central Securities Depository of Iran pada 1619 Mei 2016.
kunjungan Bisnis oJk, Bei, dan kPei ke JepangPada 46 April 2016, KPEI bersama dengan OJK dan BEI melakukan kunjungan ke Japan Financial Service Agency, Japan Securities Finance dan Japan Exchange di Tokyo dalam rangka rencana pengembangan Securities Financing di Indonesia.
Pelaksanaan RUPsT kPei 2016. Pada 2 Juni 2016, bertempat di The Dharmawangsa Hotel Jakarta, KPEI menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2016. Dalam RUPST tersebut, terdapat 4 (empat) agenda yang diputuskan. Salah satu hasil keputusan RUPST 2016 adalah pengangkatan anggota Dewan Komisaris Perusahaan untuk periode 20162019, dengan susunan Abraham Bastari sebagai Komisaris Utama, James Tjahaja Riady dan Margeret Mutiara Tang sebagai Komisaris.
The 8th aCG Cross Training seminar. Pada 2425 Mei 2016, KPEI ikut berpartisipasi dalam kegiatan The 8th ACG Cross Training Seminar di Ho Chi Minh City, Vietnam. Kegiatan yang beragendakan presentasi singkat mengenai proyek terbaru anggota ACG, presentasi mengenai isuisu terkini di bidang pasar modal, PFMI workshop serta diskusi grup ini diselenggarakan oleh Vietnam Securities Depository.
kunjungan Bisnis korea exchange ke kPeiKorea Exchange (KRX) mengunjungi KPEI pada 14 April 2016 dalam rangka mendapatkan pemahaman mengenai proses bisnis KPEI. Kunjungan tersebut dilakukan oleh 4 orang perwakilan KRX dan disambut baik oleh perwakilan dari KPEI.
kunjungan Bisnis ke Japan information Processing services Co., Ltd Perwakilan KPEI berkunjung ke Japan Information Processing Services Co., Ltd pada 6 April 2016 dalam rangka rencana pengembangan Securities Financing di Indonesia.
Pembukaan Festival Pasar Modal syariah 2016. Pada 30 Maret sampai 2 Februari 2016, SRO bersama dengan OJK menyelenggarakan kegiatan Festival Pasar Modal Syariah 2016 dengan tema “Yuk Nabung Saham Syariah.” Acara tersebut dihadiri oleh seluruh komunitas pa sar modal syariah. Tujuan penyelenggaraan kegiatan ini untuk meningkatkan awareness dan mengenalkan produk syariah yang dapat ditransaksikan di BEI kepada masyarakat umum.