kreasi kerajinan daur ulang limbah plastik
TRANSCRIPT
31
ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
JURNAL VOLUME: 5 NOMOR : 4 NOVEMBER 2020 hal 31-44
Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 645
KREASI KERAJINAN DAUR ULANG LIMBAH PLASTIK
Murti Kanti1, Mukhirah2, Rosmala Dewi2
Program Studi Pendidikan Kesejateraan Keluarga
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh.
Email Correspondence : [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemanfaatan limbah plastik dengan menciptakan benda
kerajinan yang bernilai ekonomis dan tanggapan mahasiswa terhadap daya terima produk kerajinan
limbah plastik. Penelitian menggunakan metode eksperimen terapan pada limbah plastik dengan
teknik makrame. Data daya terima responden diperoleh melalui dokumentasi, kepustakaan, dan
penyebaran angket kepada 40 Mahasiswa Tata Busana FKIP Unsyiah secara total sampling. Hasil
penelitian menunjukan limbah plastik dapat diatasi dan dimanfaatkan menjadi benda kerajinan daur
ulang yang bernilai ekonomis dengan teknik makrame. Menciptakan makrame dengan tiga desain
yaitu: desain I letak makrame digantung tidak menempel pada dinding, desain II memiliki satu
tempat untuk meletakkan vas bunga, tata letak dari kerajinan makrame menempel pada dinding dan
desain III lebih besar, memiliki tiga tempat untuk menggantung vas bunga. Tanggapan mahasiswa
pada desain I dan II lebih mendominasi memiliki bobot persentasi yang sama sehingga keduanya
disukai. Tanggapan terhadap bentuk kreasi mahasiswa lebih menyukai desain III, sedangkan pada
motif mahasiswa lebih menyukai desain I, untuk warna banyak mahasiswa yang menyukai pada
makrame desain II dengan paduan warna yaitu merah muda dan biru. Mahasiswa dan masyarakat
diharapkan dapat memanfaatkan limbah plastik sebagai karya kerajinan daur ulang, tidak hanya
kerajinan makrame, namun dapat dijadikan sebagai bentuk kerajinan lain yang bernilai ekonomis.
Kata Kunci: Daur Ulang, Kreasi, Limbah Plastik
ABSTRACT
This study aims to analyze the use of plastic waste by creating handicraft objects with economic
value and student responses to the acceptance of plastic waste craft products. The research used an
applied experimental method on plastic waste with the macrame technique. Respondent acceptance
data were obtained through documentation, literature, and distributing questionnaires to 40
students of the FKIP Unsyiah Dressmaking by total sampling. The results showed that plastic waste
can be overcome and used as recycled handicraft objects with economic value using the makrame
1 Alumni Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga FKIP Unsyiah
2 Dosen Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga FKIP Unsyiah
32
ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
JURNAL VOLUME: 5 NOMOR : 4 NOVEMBER 2020 hal 31-44
Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 645
technique. Creating a macrame with three designs, namely: design I, the location of the macrame
to be hung not on the wall, design II has one place to put a flower vase, the layout of the macrame
craft attached to the wall and design III is larger, has three places to hang a flower vase. Student
responses to designs I and II are more dominant, have the same percentage weighting so that both
are preferred. The response to the form of student creations prefers design III, while on the motive
students prefer design I, for the colors many students prefer macramé design II with a combination
of colors namely pink and blue. Students and the community are expected to be able to use plastic
waste as recycled handicrafts, not only for makrame crafts, but also as other forms of handicraft
that have economic value.
Keywords: Recycling, Crafts, Plastic Waste
1 Alumni Jurusann Pendidikan Kesejahteraan Keluarga FKIP Unsyiah
2 Dosen Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga FKIP Unsyiah
31
ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
JURNAL VOLUME: 5 NOMOR : 4 NOVEMBER 2020 hal 31-44
Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 645
PENDAHULUAN
Limbah merupakan suatu benda yang
menjadi penyebab rusaknya lingkungan,
terutama limbah plastik. Mantan Menteri
Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti
mengatakan, Indonesia merupakan negara
kedua penghasil limbah plastik terbesar di
dunia setelah China. Sampah plastik tersebut
dibuang sembarangan sehingga mencemari
lingkungan, terutama lingkungan perairan
atau laut di Indonesia (Tempo CO, 2019).
Saat ini plastik merupakan suatu masalah
serius yang mengancam keselamatan bumi.
Tumpukan limbah terutama plastik
dapat menghambat aliran air di sungai yang
dapat menimbulkan banjir, bahkan merusak
ekosistem laut. Sebagaimana pendapat
Suhaty (2012) bahwa limbah plastik dapat
mencemari biota laut karena terbawa arus
laut, sehingga dapat menyebabkan kematian
pada hewan-hewan laut akibat
mengkonsumsi limbah plastik. Partikel
plastik menyebabkan turunnya tingkat
kesuburan tanah dikarenakan tanah yang
mengandung racun dapat membunuh hewan
pengurai seperti cacing.
Pendukung munculnya limbah
disebabkan adanya industri-industri yang
memproduksi makanan yang dikemas
menggunakan bahan plastik. Tidak hanya
makanan saja tetapi berbagai produk yang
dikonsumsi dan digunakan oleh manusia.
Contohnya sepert makanan ringan, detergen,
minyak, cairan pencuci piring dan masih
banyak lagi produk yang dikemas
menggunakan plastik. Semakin banyak
responden maka semakin banyak pula
produk yang dihasilkan oleh industri.
Kerusakan alam akibat adanya limbah
plastik sudah dirasakan oleh manusia.
Kenyataan yang terjadi saat ini limbah
plastik tidak pernah dimanfaatkan oleh
masyarakat, limbah plastik banyak dibuang
di tempat-tempat umum dan dibiarkan begitu
saja. Kebiasaan masyarakat dalam
menghilangkan dan memusnahkan limbah
plastik pada umumnya dengan cara
pembakaran. Pembakaran sampah sangat
berpengaruh terhadap ekosistem lingkungan
sekitar, selain mengganggu lingkungan darat
dan laut, pembakaran limbah plastik dapat
mempengaruhi tipisnya lapisan ozon yang
pada akhirnya dapat menyebabkan
pemanasan global bagi bumi.
Tuti Hendrawati Mintarsih mengungkapkan,
sumber limbah terbanyak berasal dari
pemukiman, 75% terdiri dari limbah organik
sedangkan sisanya merupakan sampah
anorganik atau sampah plastik. Sampah
organik dapat diatasi dengan cara
memanfaatkannya sebagai kompos, briket
32
ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
JURNAL VOLUME: 5 NOMOR : 4 NOVEMBER 2020 hal 31-44
Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 645
serta biogas. Sedangkan sampah anorganik
dapat diatasi dengan cara memanfaatkannya
sebagai benda kerajinan daur ulang. Limbah
plastik dapat diolah menjadi benda kerajinan
yang menarik dan bernilai ekonomis (Irma
Mulyani, 2017:74). Banyak benda kerajinan
yang dapat dibuat menggunakan limbah
plastic sebagai suatu kreatifitas. Kreativitas
merupakan kemampuan untuk mencipta atau
daya cipta. Kreatifitas merupakan suatu
kemampuan yang sangat berarti dalam
kehidupan manusia. Kreativitas tidak hanya
sekedar keberuntungan tetapi merupakan
kerja keras yang disadari (Baniaji, 2018:64)
Salah satu contoh dari kreatifitas
melalui kerajinan makrame yang merupakan
daur ulang limbah plastik. Makrame
merupakan kerajinan yang dibuat dengan cara
teknik simpul menyimpul dan merangkai tali
dan benang sehingga menghasilkan suatu
karya (Nurfaradisa, 2018:52). Umumnya
pengrajin membuat makrame menggunakan
benang atau tali kur. Dalam penelitian ini
peneliti membuat kerajinan makrame dengan
memanfaatkan limbah plastik, selain
mengurangi penumpukan limbah kerajinan
makrame dapat dijadikan sebagai benda hias
yang bernilai ekonomis. Berkenaan dengan
permasalahan limbah plastik yang terus
terjadi perlu adanya penanganan agar
masyarakat dapat memanfaatkan limbah
plastik sehingga permasalahan dapat diatasi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis pemanfaatan limbah plastik
dengan menciptakan benda kerajinan yang
bernilai ekonomis dan mengetahui tanggapan
mahasiswa terhadap daya terima produk
kerajinan limbah plastik.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode eksperimen terapan (applied
research). Margono (2009:6)
mengungkapkan penelitian eksperimen
terapan adalah penelitian yang dilakukan
dengan hati-hati, sistematis dan terus menerus
terhadap suatu masalah. Penelitian
eksperimen terapan berfungsi untuk
memperbaiki proses serta mencari solusi
terhadap masalah tertentu menggunakan
teori-teori yang sudah ada. Hasil penemuan
dari penelitian tidak harus penemuan baru,
tetapi merupakan aplikasi baru dari penelitian
yang sudah ada. Selanjutnya Nazir (1985)
dalam Depdiknas (2008:13) menjelaskan
penelitian terapan dapat didefinisikan sebagai
pembelajaran sistematik yang bertujuan untuk
menghasilkan tindakan aplikatif yang dapat
diterapkan bagi pemecahan suatu masalah.
Untuk menganalisis data respon dari
responden menggunakan pendekatan
kuantitatif, metode kuantitatif adalah metode
33
ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
JURNAL VOLUME: 5 NOMOR : 4 NOVEMBER 2020 hal 31-44
Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 645
yang digunakan untuk meneliti pada populasi
dan sampel tertentu dengan analisis statistik
(Sugiyono, 2013:14). Metode kuantitatif
digunakan dalam penelitian ini untuk
mengetahui respon responden terhadap
produk kerajinan daur ulang limbah plastik
dengan teknik makrame.
Penelitian dilakukan di Laboratorium
Tata Busana Program Studi Pendidikan
Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala.
Pemilihan lokasi ini karena peneliti dapat
bergerak melakukan eksperimen, ditinjau dari
peralatan, kesehatan serta keselamatan kerja.
Waktu penelitian ini dilaksanakan dimulai
dari tanggal 20 Mei s/d 21 Juli 2020.
Penelitian dimulai dari pembuatan kreasi
kerajinan daur ulang limbah plastik dengan
teknik makrame desain I, II dan III.
Selanjutnya untuk mengetahui respon dari
responden peneliti menyebarkan angket
kepada responden. Eksperimen dilaksanakan
dengan beberapa tahapan, dimulai dengan
mendesain benda kerajinan makrame untuk
gantungan vas bunga dengan tiga model,
menentukan teknik makrame yang digunakan,
menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
dan membuat makrame dari limbah plastik.
Limbah plastik merupakan bahan
utama dalam pembuatan benda kerajinan
tempat untuk menggantung vas bunga dengan
teknik makrame. Bahan lain, kayu berbentuk
pipa dan ring besi digunakan sebagai bahan
untuk menggantung limbah plastik yang
sudah dipilin dan disimpul berbentuk motif
hingga menjadi benda kerajinan makrame.
Tali kur digunakan untuk menggantung hasil
kerajinan makrame di dinding. Alat yang
digunakan untuk membuat benda kerajinan
dari limbah plastik terdiri dari gunting. Alat
lem tembak, digunakan untuk merekatkan dan
menyambung hasil pilinan limbah plastik.
Proses rancangan yang dikerjakan dapat
dilihat pada gambar 1, 2 dan 3 berikut.
Desain Pertama
Gambar 1: Desain Makrame Model I
Sumber: Sketsa Rancangan Penulis
Desain Kedua
Ring Besi
Bunga Vas Bunga
Simpulan
Limbah Plastik
34
ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
JURNAL VOLUME: 5 NOMOR : 4 NOVEMBER 2020 hal 31-44
Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 645
Gambar 2: Desain Makrame Model II
Sumber: Sketsa Rancangan Penulis
Desain Ketiga
Gambar 3: Desain Makrame Model III
Sumber: Sketsa Rancangan Penulis
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan desain yang telah
dirancang memiliki tahap pengerjaan yang
berbeda-beda. Setiap desain disesuaikan
dengan bentuk, warna limbah plastik dan
tempat untuk meleletakan vas bunga pada
makrame. Hal ini dilakukan agar makrame
yang dihasilkan terlihat menarik dan memiliki
keseimbangan.
Membuat Makrame Desain pertama
Makrame desain pertama ini
merupakan percobaan ketiga setelah
menyelesaikan makrame pada desain kedua
dan ketiga. Pembuatan makrame desain
pertama ini lebih sederhana dalam proses
pemilinan bahan serta teknik simpul yang
digunakan. Bentuk dan motif makrame ini
tidak seperti bentuk serta motif pada desain
kedua dan ketiga. Pada desain pertama
kerajinan makrame berbentuk bulat dan tidak
memiliki banyak motif.
Tata letak makrame desain pertama
dapat dilihat dari segala sisi karena makrame
ini digantung tidak menempel di dinding.
Pembuatan makrame desain pertama
menggunakan bahan limbah plastik berwarna
merah. Warna merah pada makrame memberi
efek cerah, ditambah dengan bunga pada
warna hijau akan semakin menambah
kecerahan dari makrame.
Tali Kur
Kayu Pipa
Vas Bunga
Simpulan
Limbah
Plastik
Bunga
Tali Kur
Simpulan
Limbah
Plastik
Kayu Pipa
Bunga
Vas Bunga
35
ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
JURNAL VOLUME: 5 NOMOR : 4 NOVEMBER 2020 hal 31-44
Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 645
Adapun tahap-tahap dalam pembuatan
kerajinan makrame desain pertama sebagai
berikut:
1. Menyiapkan limbah plastik yang
sudah dibersihkan.
2. Memotong limbah plastik dengan
potongan memanjang.
3. Memilin plastik yang sudah di potong,
proses pemilinan plastik dilakukan
dengan cara telebih dahulu
menggabungkan dua lembar plastik
yang sudah dipotong memanjang.
Tujuannya ialah agar hasil pilinan
menyatu maka diperlukan dua lembar
dalam satu pilinan (Gambar 4).
Gambar 4: Memilin Limbah Plastik
Sumber: Dokumentasi Penelitian
4. Plastik yang sudah dipilin disambung
menggunakan lem tembak hingga
memiliki panjang kurang lebih 300 cm
sebanyak delapan helai (Gambar 5).
Gambar 5: Meletakkan Hasil Pilinan
pada Ring
Sumber: Dokumentasi Penelitian
5. Membuat simpulan pilinan plastik
dengan menggunakan teknik simpul
tunggal pada ring besi hingga selesai
sampai berbentuk motif dari makrame
(Gambar 6 dan 7).
Gambar 6: Membuat Simpul Tunggal
Sumber: Dokumentasi Penelitian
36
ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
JURNAL VOLUME: 5 NOMOR : 4 NOVEMBER 2020 hal 31-44
Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 645
Gambar 7: Hasil Makrame Desain I
Sumber: Dokumentasi Penelitian
Membuat Makrame Desain Kedua
Makrame pada desain kedua
merupakan percobaan yang dilakukan setelah
menyelesaikan desain ketiga. Desain kedua
menggunakan dua warna limbah plastik yang
berbeda, yaitu warna biru dan warna merah
muda. Pemilihan warna biru memberikan
kesan dan efek cerah sedangkan warna merah
muda memberi efek kelmbutan dari kerajinan
makrame. Makrame desain kedua memiliki
satu tempat untuk menggantung vas bunga.
Tata letak makrame desain kedua menempel
di dinding.
Adapun tahap-tahap dalam pembuatan
kerajinan makrame desain kedua sebagai
berikut:
1. Menyiapkan limbah plastik yang
sudah dibersihkan.
2. Memotong limbah plastik dengan
potongan memanjang.
3. Memilin plastik yang sudah dipotong,
proses pemilinan plastik dilakukan
dengan cara telebih dahulu
menggabungkan dua lembar plastik
yang sudah dipotong memanjang.
Agar hasil pilinan menyatu maka
diperlukan dua lembar plastic dalam
satu pilinan.
6. Plastik yang sudah dipilin disambung
menggunakan lem tembak hingga
memiliki panjang kurang lebih 300 cm
sebanyak 18 helai dengan warna yang
berbeda, yaitu 9 helai warna biru dan
9 helai warna merah muda (Gambar
8).
Gambar 8: Memilin Limbah Plastik
Sumber: Dokumentasi Penelitian
7. Membuat simpulan pilinan plastik
dengan menggunakan teknik “simpul
kepala” dan “simpul rantai” terlebih
37
ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
JURNAL VOLUME: 5 NOMOR : 4 NOVEMBER 2020 hal 31-44
Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 645
dahulu pada kayu berbentuk pipa
(Gambar 9).
Gambar 9: Menyimpulkan Pilinan
Plastik pada Kayu dengan Teknik
Simpul Rantai
Sumber: Dokumentasi Penelitian
8. Teknik “simpul rantai” selesai untuk
setiap helainya, maka jumlah pilinan
plastik menjadi dua kali lipat dari 18
helai menjadi 36 helai.
9. Selanjutnya melakukan teknik
“simpul gordin” secara vertikal
sampai berbentuk motif dari makrame,
dan membentuk tempat untuk
meletakkan vas bunga (Gambar 10,
11, 12).
Gambar 10: Membuat Motif dengan
Teknik Simpul Gordin
Sumber: Dokumentasi Penelitian
Gambar 11: Membuat Tempat Vas
Sumber: Dokumentasi Penelitian
Gambar 12: Hasil Makrame desain II
Sumber: Dokumentasi Peneliti
Membuat Makrame Desain Ketiga
Makrame pada desain ketiga
merupakan percobaan pertama yang
sebelumya mengalami kegagalan pada proses
pembuatannya. Peneliti mencoba melakukan
percobaan kembali sehingga makrame desain
ketiga selesai. Makrame desain ketiga
pembuatannya dilakukan pertama karena
38
ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
JURNAL VOLUME: 5 NOMOR : 4 NOVEMBER 2020 hal 31-44
Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 645
pilinan plastik yang dibutuhkan lebih banyak,
sehingga membutuhkan waktu yang lebih
lama. Makrame desain ketiga lebih besar dan
memiliki tiga tempat untuk meletakkan vas
bunga. Tata letak markame desain ketiga
sama seperti makrame desain kedua yaitu
diletakkan dengan cara digantung menenpel
pada dinding. Warna limbah plastik yang
digunakan pada desain ketiga warna merah
muda. Warna merah muda memberi kesan
lembut dan netral, sehingga pada saat
diletakkan vas yang berisi bunga selain dari
warna hijau makrame tetap dapat digunakan
tanpa perlu mengganti makrame warna lain.
Adapun tahap-tahap dalam pembuatan
kerajinan makrame desain ketiga sebagai
berikut:
1. Menyiapkan limbah plastik yang
sudah dibersihkan.
2. Memotong limbah plastik dengan
potongan memanjang.
3. Memilin plastik yang sudah dipotong,
proses pilinan plastik dilakukan
dengan cara telebih dahulu
menggabungkan dua lembar plastik
yang sudah dipotong memanjang.
Plastik yang sudah dipilin disambung
menggunakan lem tembak hingga
memiliki panjang kurang lebih 300 cm
sebanyak 24 helai.
4. Membuat simpulan pilinan plastik
dengan menggunakan teknik “simpul
kepala” dan “simpul rantai” terlebih
dahulu pada kayu berbentuk pipa.
5. Teknik “simpul rantai” telah selesai
untuk setiap helainya, maka jumlah
pilinan plastik menjadi dua kali lipat
dari 24 helai menjadi 48 helai
(Gambar 13)
Gambar 13: Menyimpulkan Pilinan
Plastik pada Kayu dengan Teknik
Simpul Rantai
Sumber: Dokumentasi Penelitian
6. Lanjutkan melakukan teknik “simpul
ganda” sampai berbentuk motif dari
makrame. Selanjutnya membentuk
tempat untuk meletakkan vas bunga.
Terakhir membuat bentuk bulatan
pada bagian ujung makrame (Gambar
14,15, 16).
39
ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
JURNAL VOLUME: 5 NOMOR : 4 NOVEMBER 2020 hal 31-44
Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 645
Gambar 14: Membuat Motif dengan
Teknik Simpul Ganda
Sumber: Dokumentasi Penelitian
Gambar 15: Membuat Tempat Vas
Sumber: Dokumentasi Penelitian
Gambar 16: Hasil Makrame Desain III
Sumber: Dokumentasi Penelitian
PEMBAHASAN
Limbah plastik dapat diatasi dengan
cara mengolah dan memanfaatkannya
menjadi produk kerajinan daur ulang.
Pemanfaatan limbah plastik telah banyak
dilakukan oleh masyarakat dengan cara
mendaur ulang. Selain dapat mengurangi
sampah di lingkungan, daur ulang akan
menghasilkan suatu benda kerajinan yang
bernilai ekonomis. Fatimah Wati (2018:20)
bahwa limbah plastik dapat dimanfaatkan
sebagai benda kerajinan seperti jas hujan dari
pembungkus deterjen dan minyak goreng,
dompet koin dari tutup botol, dompet/tas dari
pembungkus makanan dan kalung atau tirai
dari botol minuman. Selanjutnya hasil
penelitian Irma Muliani (2017:82)
40
ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
JURNAL VOLUME: 5 NOMOR : 4 NOVEMBER 2020 hal 31-44
Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 645
menunjukan bahwa, penanggulangan limbah
plastik dapat dilakukan dengan cara
memanfaatkan kembali dalam kehidupan
sehari-hari. Salah satunya ialah membuat
hiasan photo booth sebagai salah satu peluang
usaha.
Dengan demikian dapat dipahami
bahwa pemanfaatan limbah plastik dapat
dilakukan dengan berbagai cara untuk
menghasilkan suatu benda kerajinan yang
bernilai ekonomis dan dapat dijadikan sebagai
peluang usaha. Hasil penelitian ini penulis
membuat makrame dengan memanfaatkan
limbah plastik sebagai upaya untuk
menanggulangi limbah plastik di lingkungan.
Umumnya kerajinan dengan teknik
makrame menggunakan bahan berupa benang
atau tali. Berbeda dengan Hasil penelitian
Nurfaradisa (2018:53) menunjukkan bahwa
bahan dasar pada pembuatan tas mukena
dengan teknik makrame dari bahan kain perca
dengan berbagai macam teknik simpul. Dapat
disimpulkan bahwa pembuatan makrame
dengan menggunakan bahan dasar plastik
dapat memperkaya kreasi kerajinan makrame.
Kerajinan makrame merupakan salah satu
pemanfaatan dari adanya daur ulang limbah
plastik. Pemanfaatan limbah plastik menjadi
kerajinan makrame dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Makrame yang dibuat
tidak hanya memiliki nilai hias, tetapi juga
memiliki nilai guna yaitu dapat dimanfaatkan
sebagai tempat untuk meletakkan atau
menggantung vas bunga.
Pembuatan makrame dari limbah
plastik membutuhkan rancangan berupa
desain sebagai permulaan dalam pembuatan
kerajinan makrame. Desain merupakan
coretan berupa garis, bentuk dan figure yang
dihasilkan pada kertas dan mengandung nilai
keindahan dan nilai pakai. Menurut Mia dan
Syifa (2014:1) Desain merupakan perumusan
dari proses berfikir, pertimbangan dan
perhitungan dari desainer yang diwujudkan
dalam bentuk gambar.
Pembuatan kerajinan makrame pada
desain I peneliti memilih satu warna limbah
plastik yaitu warna merah terang. Tata letak
makrame desain pertama dapat dilihat dari
segala sisi karena makrame ini digantung
tidak menempel di dinding. Desain II
menggunakan dua warna yang berbeda dari
limbah plastik yaitu warna biru dan merah
muda. Sedangkan pada desain III
menggunakan warna yang lebih lembut dari
desain I dan II. Tata letak kerajinan makrame
desain II dan III digantung dan menempel di
dinding. Tingkatan warna yang digunakan
mulai dari warna yang paling terang pada
desain I, kemudian warna kombinasi pada
desain II dan yang terakhir warna paling muda
pada desain III. Tujuannya ialah agar terdapat
41
ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
JURNAL VOLUME: 5 NOMOR : 4 NOVEMBER 2020 hal 31-44
Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 645
perbedaan warna yang menyesuaikan bentuk
dari kerajinan makrame. Pemilihan warna
juga sebagai daya tarik bagi responden
sebagaimana Verra Zahara (2018:87)
mengungkapkan faktor yang sangat
berpengaruh terhadap hasil kerajinan ialah
warna. Warna merupakan sumber daya tarik
konsumen terhadap produk kerajinan yang
dihasilkan oleh pengrajin.
Desain kerajinan makrame dari
limbah plastik menyesuaikan dengan manfaat
dari makrame tersebut. Manfaat dari kerajinan
makrame sebagai benda hias sekaligus
sebagai tempat untuk meletakkan vas bunga.
Menurut Ilman (2018:66) bahwa, “inovasi
baru adalah membuat perubahan atau
memperkenalkan gagasan baru, produk baru,
pelayanan baru dan cara-cara baru yang lebih
bermanfaat”. Berdasarkan pendapat tersebut
inovasi pada suatu produk bertujuan untuk
meningkatkan kualitas produk, fungsi produk,
menambah menariknya suatu desain produk,
serta dapat menyesuaikan biaya operasional
dengan keinginan responden. Dengan
demikian, pembuatan makrame dari limbah
plastik merupakan inovasi baru yaitu dengan
memanfaatkan limbah plastik, karena pada
umumnya pembuatan makrame hanya
menggunakan benang ataupun tali untuk
menghasilkan kerajinan daripada makrame
tersebut.
Selanjutnya tanggapan mahasiswa
terhadap produk kerajinan makrame, setiap
orang akan memiliki tanggapan yang berbeda
dari objek yang dilihat. Segala objek yang ada
di depan penglihatan manusia biasanya akan
ditangkap melalui suatu kesimpulan. Jika
suatu objek tersebut terlihat menarik perhatian
dari pandangan matanya maka akan terjadi
proses pengamatan. Setelah proses
pengamatan selesai maka timbulah kesan
yang dirasakan. Menurut Sugianto (2017:2)
bahwa tanggapan adalah proses yang
diberikan kepada suatu individu dalam
keadaan yang umumnya dengan memberikan
pertanyaan. Dapat dipahami bahwa persepsi
sikap dan partisipasi dapat dilihat dengan
adanya respon dari masyarakat.
Sikap, persepsi dan partisipasi
seseorang selalu berbeda-beda, termasuk pada
saat melakukan penilaian terhadap suatu
objek. Penilaian responden terhadap produk
kerajinan makrame sangat bervariasi. Pada
item pertama dan kedua responden sangat
suka terhadap ide pembuatan kerajinan
makrame dapat dilihat pada (Gambar 17).
42
ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
JURNAL VOLUME: 5 NOMOR : 4 NOVEMBER 2020 hal 31-44
Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 645
Gambar 17: Tanggapan Responden Terhadap
Ide Pembuatan Produk Kerajinan Makrame
Sebagian besar (52,5%) responden
sangat suka pada ide pembuatan makrame.
Responden yang memilih suka yaitu hampir
setengahnya (42,5%) sedangkan responden
yang memilih kurang suka pada ide
pembuatan makrame yaitu sebagian kecil
(5%). Tanggapan responden terhadap jenis
bahan yang digunakan dalam pembuatan
makrame dapat dilihat pada (Gambar 18).
Gambar 18: Tanggapan Responden
Mengenai Jenis Bahan yang Digunakan pada
Pembuatan Produk Kerajinan Makrame
Responden yang memilih suka yaitu
setengahnya (50%) sedangkan responden
yang memilih kurang suka yaitu sebagian
kecil (12,5%) dan sebagian kecilnya lagi
(2,5%) responden tidak suka terhadap bahan
yang digunakan dari pembuatan kerajinan
makrame. Alasan sebagian responden tidak
menyukai jenis bahan yang digunakan karena
hasil kerajinan makrame terlihat sedikit kaku
karena menggunakan bahan plastik, berbeda
dengan bahan yang digunakan pada umumnya
yaitu menggunakan tali
Sebagian besar responden menyukai
semua desain yaitu desain I, II dan III.
Namun, dalam penelitian ini minat responden
lebih kepada desain I dan II. Responden lebih
tertarik pada makrame desain I dikarenakan
makrame desain I menggunakan limbah
plastik dengan warna yang terang sehingga
terlihat lebih cerah pada saat diletakkan bunga
berwarna hijau. Sedangkan responden tertarik
pada makrame desain II karena menggunakan
dua warna yang berbeda yaitu warna biru dan
merah muda. Hasil persentase penelitian
makrame pada desain I dan II memiliki bobot
yang sama sehingga dapat dilihat bahwa
keduanya sama-sama disukai oleh responden.
KESIMPULAN
1. Limbah plastik dapat diatasi dengan
mengolah dan memanfaatkannya menjadi
produk kerajinan daur ulang. Pembuatan
kerajinan makrame merupakan salah satu
upaya untuk menanggulangi limbah plastik
di lingkungan.
0102030405060
IdePembuatanMakrame
0102030405060
Jenis Bahan
43
ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
JURNAL VOLUME: 5 NOMOR : 4 NOVEMBER 2020 hal 31-44
Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 645
2. Menciptakan kerajinan makrame dengan
tiga desain, desain I dengan tata letak
makrame digantung tidak menempel di
dinding. Desain II tata letak makrame
menmpel pada dinding dan makrame
desain III lebih besar memiliki tiga tempat
untuk menggantung vas bunga. Tata letak
makrame desain ketiga menenpel pada
dinding.
3. Tanggapan responden mengenai desain I
dan II lebih mendominasi memiliki bobot
persentasi yang sama sehingga dapat
dilihat bahwa keduanya sangat disukai oleh
responden. Tanggapan responden
mengenai ide pembuatan, jenis bahan,
bentuk kreasi, motif, warna, kerapian,
manfaat dan ketertarikan produk, yang
sangat disukai adalah desain II, desain I
dan desain III.
SARAN
1. Mahasiswa maupun masyarakat
diharapkan dapat memanfaatkan limbah
plastik sebagai karya kerajinan daur ulang,
tidak hanya digunakan sebagai kerajinan
makrame, namun dapat digunakan untuk
membuat kerajinan dalam bentuk lainnya
yang memiliki nilai guna dan nilai jual
yang terlihat menarik bagi responden.
2. Diharapkan adanya penelitian lebih lanjut
mengenai daur ulang limbah plastik untuk
mengurangi sampah dan meningkatkan
perekonomian.
DAFTAR PUSTAKA
Baniaji, Yuan Sarah, Mukhirah, Fitriana.
2018. Kreatifitas Mahasiswa Tata
Busana dalam Penggunaan Busana
Kuliah. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
Volume 4 No 1. Diakses 20 Juli
2020.
http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/ar
ticle/view/9724
Depdiknas. 2008. Pendekatan, Jenis dan
Metode Penelitian Pendidikan.
Direktorat Tenaga Kependidikan,
Direktorat Jenderal Peningkatan
Mutu Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan. Jakarta.
Fatimah Wati, Fikriah Noer, Novita. 2018.
Usaha Kerajinan Limbah Plastik di
Desa Nusa. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Program Studi Pendidikan
Kesejahteraan Keluarga FKIP
Unsyiah. Vol 3. No.2. Diakses 20
Juli 2020.
http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/ar
ticle/view/
Himawan, Mia dan syifa. 2014. Desain
Busana dari Pola Hingga Jadi.
Jakarta: Prima.
Ilman. 2018. Pentingnya Inovasi dalam
Meningkatkan Kinerja Koperasi.
Jurnal Ilman, 6 (1), 61-67.
Irma Muliani, Fitriana, Rosmala Dewi. 2017.
Pemanfaatan Limbah Plastik Pada
Photo Booth Acara Resepsi
44
ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
JURNAL VOLUME: 5 NOMOR : 4 NOVEMBER 2020 hal 31-44
Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 645
Pernikahan. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
FKIP Unsyiah. Vol 2. No.3. diakses
20 Juli 2020.
http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/ar
ticle/view/15773
Margono, S. 2009. Metode Penelitian
Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nurfaradisa, Rosmala Dewi, Fitriana. 2018.
Pembuatan Tas Mukena dengan
Teknik Makrame dari Bahan Kain
Perca. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Program Studi Pendidikan
Kesejahteraan Keluarga FKIP
Unsyiah. Vol 3. No.3. diakses 30
September 2020.
http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/ar
ticle/view/15681
Sugianto, Karra. 2017. Opini Pemirsa
Surabaya Terhadap Blur dalam
Program Acara di Televisi. Jurnal E-
Komunikasi, 5(1), 1-10.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Bandung: Alfabeta
Suharty, N.S. 2012, Kimia Material Polimer.
Yogyakarta: Deepublish 81.
Vera Zahara S, Mukhirah, Fitriana. 2018.
Daya Tarik Wisatawan pada Produk
Kerajinan Bordir Aceh. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
FKIP Unsyiah. Vol 3. No 1. Diakses
2 Desember 2020.
http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/ar
ticle/view/15693
https://bisnis.tempo.co/read/122610
3/ri-penyumbang-sampah-plastik-
susi-pudjiastuti. Tempo CO. 19 Juli
2019