repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/1105/1/pengaruh kredibilitas...
TRANSCRIPT
PENGARUH KREDIBILITAS PENYULUH DINAS SOSIAL KOTA
SERANG TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN MASYARAKAT PADA
PROGRAM REHABILITASI SOSIAL RUMAH TIDAK LAYAK HUNI
(RS-RTLH)
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Politik
Program Studi Ilmu Komunikasi
Oleh :
Ellen Elvamia
6662112096
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG - BANTEN
2018
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
Don’t Talk Just Act
Don’t Say Just Show
Don’t Promise Just Prove
PERSEMBAHAN
Sebagai ungkapan rasa syukur dan terima
kasih untuk kedua orang tua ku yang ku
sayangi, dan teman-teman yang telah
membantu dalam segala hal.
Juga tidak lupa untuk semua orang yang
menanyakan kapan aku lulus.
i
ABSTRAK
Ellen Elvamia NIM 6662112096 Skripsi Pengaruh Kredibilitas Penyuluh
Dinas Sosial Kota Serang terhadap Tingkat Pemahaman Masyarakat pada
Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni”. Pembimbing I : Dr.
Naniek Afrilla F, S.Sos. M.Si dan Pembimbing II : Burhanudin, M.Si
RS-RTLH adalah program yang diperuntukkan kepada rumah tangga miskin
(RTM), yang memiliki rumah tidak memenuhi standar untuk dihuni. Dengan
maksud agar mereka dapat meningkatkan taraf kehidupan secara wajar dan
memiliki hunian yang memenuhi standar. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan dua teori yaitu teori kredibilitas sumber dan teori kemungkinan
elaborasi yang bertujuan untuk mengukur seberapa besar kredibilitas penyuluh
Dinas Sosial Kota Serang dalam menjalankan program RS-RTLH kepada
masyarakat, mengukur tingkat pemahaman masyaarakat mengenai program RS-
RTLH, dan juga mengukur pengaruh kredibilitas penyuluh Dinas Sosial Kota
Serang terhadap tingkat pemahaman masyarakat pada program rehabilitasi social
rumah tidak layak huni. Hal tersebut dilakukan agar dapat meningkatkan
kesejahteraan sosial penduduk miskin melalui pemberian kepada yang
bersangkutan untuk berpartisipasi aktif dalam melaksanakan kegiatan secara
swakelola, serta melestarikan hasil pencapaian kegiatan secara mandiri dengan
pembiayaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), hibah dalam
negeri, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi dan APBD
Kota/Kabupaten maupun sumber dana lain yang tidak mengikat. Adapun metode
yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif, dengan populasi penelitian
berjumlah 100 orang dan diambil sampel sebanyak jumlah populasi yang biasa
disebut pula sampel jenuh atau sensus. Penelitian dilakukan pada para penerima
bantuan program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) di
Dinas Sosial Kota Serang tahun anggaran 2016. Data dikumpulkan dengan angket
dan dianalisis menggunakan aplikasi SPSS versi 24. Bedasarkan hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa : 1) terdapat pengaruh yang signifikan antara
kredibilitas penyuluh Dinas Sosial Kota Serang terhada tingkat pemahaman
masyarakat pada program rehabilitasi social rumah tidak layak huni, 2) Pengaruh
kredibilitas Penyuluh Dinas Sosial Kota Serang Tehadap Tingkat Pemahaman
Masyarakat Pada Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni Kota
Serang sebesar 39,2% sementara sisanya sebesar 60,8% dijelaskan oleh sebab dan
faktor lain diluar variabel yang peneliti bahas dalam penelitian ini.
Kata Kunci : Kredibilitas Penyuluh, Pemahaman Masyarakat, Program
Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) Dinas Sosial Kota
Serang.
ii
ABSTRACT
Ellen Elvamia NIM 6662112096 “The Credibility Influence of Social Extension
Officer Regional Serang to Public Understanding Level on Social
Rehabilitation Program of Ineligible Housing”. Precepcor I : Dr. Naniek
Afrilla F, S.Sos. M.Si and Precepcor II : Burhanudin, M.Si
RS-RTLH is a program dedicated to poor households (RTM), which have a home
that does not meet the standards to live in. With the perpose that they can raise the
standard of living fairly and have standard occupancy. In this research, the
researcher uses two theories, the first is the theory of source credibility and
elaboration probability theory which aims to measure how big the credibility of
the Social Extension Officer Regional Serang in running the RS-RTLH program
to the public, to measure the level of understanding of the RS-RTLH program, the
credibility of the Social Extension Officer Regional Serang to the level of public
understanding on the social rehabilitation program and search about how the
credibility of the Social Extension Officer Regional Serang. This is done in order
to improve the social welfare of the poor through the provision of those concerned
to participate actively in carrying out activities on a self-managed basis, as well as
preserving the achievement of activities independently with the financing of the
State Budget (APBN), domestic grants, the Revenue Budget and Regional
Expenditure (APBD) Provincial and APBD Kota / Kabupaten as well as other
non-binding funding sources. The method used is quantitative descriptive, with
the research population amounted to 100 people and sampled as much as the
number of populations commonly called also samples saturated or census. The
research was conducted on the beneficiaries of the program of Social
Rehabilitation of Unfit Homes (RS-RTLH) in Serang City Social Office for
budget year 2016. Data were collected by questionnaire and analyzed using SPSS
version 24. Based on the research result, it can be concluded that: 1) which is
significant between the credibility of the extension of the Social Office of the City
of Serang to the level of community understanding on the social rehabilitation
program is unfit for habitation, 2) The influence of the credibility of the Social
Service Coordinator of the Serang City Municipality to the Level of Public
Understanding on the Social House Rehabilitation Program Unfit for the City of
Serang by 39.2% while the rest of 60,8% is explained by cause and other factor
outside of variable which researcher in this research.
Keywords: Extension Officer Credibility, Public Understanding, Social
Rehabilitation Program Ineligible Housing (RS-RTLH) Social Service
Regional Serang.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT sehingga Penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kredibilitas Penyuluh
Dinas Sosial Kota Serang Terhadap Tingkat Pemahaman Masyarakat Pada
Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni”. Tanpa menemukan
hambatan dan kesulitan yang terjadi tentunya penelitian ini tak akan terselesaikan
tanpa adanya bantuan, dukungan, dan bimbingan dari dosen pembimbing.
Maksud penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat
dalam mencapai gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom) Pada Program Studi
Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa. Dalam proses penyusunannya, penulis juga ingin menyampaikan rasa
terima kasih kepada pihak yang telah mendukung dan memotivasi penulis. Untuk
itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang
terhormat:
1. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, Drs., M.Pd selaku Rektor Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.
2. Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik.
3. Dr. Rahmi Winangsih, Dra., M.Si sebagai Ketua Program Studi Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
4. Dr. Naniek Afrilla Framanik, S.Sos., M.Si, sebagai Dosen Pembimbing I
yang telah memberikan petunjuk dan saran dengan penuh kesabaran dan
juga meluangkan waktunya, serta memberi masukan kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
5. Burhanudin, S.Sos., M.Si, selaku Dosen Pembimbing II dan juga sebagai
Dosen Akademik yang telah meluangkan waktunya serta memberi
masukan dan arahan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas
akhir ini, dan juga telah membimbing perkuliahan dari semester awal
hingga akhir.
iv
6. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi, terima kasih atas ilmu
yang telah diberikan selama kuliah.
7. Seluruh Staff Program Studi Ilmu Komunikasi dan staff Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik yang telah membantu penulis dalam hal kelancaran
proses skripsi.
8. Syamsuri, S.Sos., selaku Kepala Dinas Sosial Kota Serang, Agus M. Arif
Dj., S.Sos., M.Si., selaku Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial Dinas
Sosial Kota Serang, H. Tabrani, S.IP., Kepala Seksi Pemberdayaan
Sumber Daya Manusia dan Lingkungan Sosial Dinas Sosial Kota Serang,
beserta jajaran staf Dinas Sosial Kota Serang yang telah memberikan
kemudahan dalam pengumpulan data terkait penelitian ini.
9. Camat beserta seluruh pegawai Kecamatan di Kota Serang yaitu
Kecamatan Serang, Kasemen, Taktakan, Cipocok Jaya, Walantaka, dan
Curug yang telah memberikan kemudahan dalam pengumpulan data dan
informasi dalam penelitian ini.
10. Kepala Desa beserta seluruh pegawai Desa Banten yang telah memberikan
informasi dalam penelitian ini.
11. Keluarga besar penulis, khususnya untuk orang tua Penulis yang selalu
memberikan segalanya baik moril maupun materil serta doa yang tulus,
sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan skripsi ini dengan baik.
12. Kerabat dekat seperjuanganku Mila Adiyapa, dan Agnes yang dengan
senang hati memberikan semangat serta dukungan kepada peneliti
sehingga peneliti termotivasi untuk mengerjakan skripsi ini dengan baik.
13. Kepada Desy, Hasty, Yanah dan teman-teman yang telah membantu dan
mendukung dalam segala hal untuk menyelesaikan Skripsi ini.
14. Kepada Sahabat setia Pepy, Jey, Ica, Ima yang selalu membantu
menyemangati dan memberikan dukungan kepada penulis agar dapat
menyelesaikan skripsi ini. Juga kepada A Dayat, dan A Aep yang telah
bersedia membantu dan memberikan informasi dalam penyusunan skripsi
ini.
v
15. Kepada semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu,
terimakasih telah bersedia membantu dan memberikan informasi dalam
penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini, masih jauh dari
bentuk kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan berbagai kritik dan saran
dari berbagai pihak atas segala kekurangan, kekeliruan, dan kesalahan dalam
pembuatan skripsi ini menjadi tanggung jawab penulis.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penulis pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Serang, 23 April 2018
Penulis
Ellen Elvamia
6662112096
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
LEMBAR ORISINILITAS
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERSEMBAHAN
ABSTRAK ............................................................................................................... i
ABSTRACT ........................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
DAFTAR DIAGRAM ......................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 11
1.3 Identifikasi Masalah ................................................................................ 11
1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................... 12
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................. 12
1.5.1 Manfaat Praktis .............................................................................. 12
1.5.2 Manfaat Teoritis ............................................................................. 13
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
HIPOTSIS/ASUMSI DASAR PENELITIAN ................................................... 14
2.1 Komunikasi ............................................................................................. 14
2.1.1 Definisi Komunikasi ...................................................................... 15
2.1.2 Unsur-Unsur Komunikasi .............................................................. 18
2.1.3 Tujuan Komunikasi ........................................................................ 20
2.1.4 Komunikasi Persuasi ...................................................................... 21
2.1.5 Kredibilitas Komunikator .............................................................. 24
2.1.6 Teori Kredibilitas Sumber .............................................................. 27
2.1.7 Program RS-RTLH ........................................................................ 29
2.1.8 Sosialisasi ....................................................................................... 32
2.1.9 Pemahaman Masyarakat ................................................................ 34
2.1.10 Sikap ........................................................................................... 37
2.1.11 Teori Kemungkinan Elaborasi .................................................... 38
2.2 Kerangka Berpikir ................................................................................... 43
2.3 Operasional Variabel............................................................................... 46
vii
2.4 Hipotesis Penelitian ............................................................................... 47
2.5 Penelitian Sebelumnya ........................................................................... 48
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 55
3.1 Pendekatan dan Metodologi Penelitian .................................................. 56
3.2 Paradigma Penelitian ............................................................................. 56
3.3 Variabel Penelitian .................................................................................. 56
3.4 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 57
3.4.1 Dokumentasi .................................................................................. 57
3.4.2 Kuesioner ....................................................................................... 58
3.5 Sumber Data ......................................................................................... 60
3.6 Instrumen Penelitian .............................................................................. 61
3.6.1 Uji Validitas ................................................................................... 61
3.6.2 Uji Reliabilitas ............................................................................... 62
3.7 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ........................................................ 63
3.7.1 Hasil Uji Validitas .......................................................................... 64
3.7.2 Hasil Uji Reliabilitas ...................................................................... 66
3.8 Populasi dan Sampel .............................................................................. 68
3.8.1 Populasi ......................................................................................... 68
3.8.2 Sampel ............................................................................................ 68
3.9 Teknik Pengolahan Data dan Analisi Data ............................................ 69
3.9.1 Teknik Pengolahan Data ............................................................... 69
3.9.2 Analisi Data ............................................................................... 71
3.10 Lokasi dan Jadwal Penelitian ............................................................... 77
3.10.1 Lokasi Penelitian .......................................................................... 77
3.10.2 Jadwal Penelitian ......................................................................... 79
BAB IV HASIL PENELITIAN ........................................................................... 80
4.1 Deskripsi Objek Penelitian ..................................................................... 80
4.1.1 Deskripsi Kota Serang ................................................................... 80
4.1.2 Keadaan Penduduk ......................................................................... 84
4.1.3 Gambaran Umum Dinas Sosial Kota Serang ................................. 86
4.1.4 Visi dan Misi Dinas Sosial Kota Serang ........................................ 87
4.1.5 Struktur Organisasi Dinas Sosial Kota Serang .............................. 88
4.1.6 Tugas Pokok dan Fungsi ................................................................ 89
4.1.7 Sumber Daya Manusia Dinas Sosial Kota Serang ......................... 92
4.2 Deskripsi Responden ............................................................................. 93
4.2.1 Identitas Responden ....................................................................... 93
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian ...................................................................... 97
4.3.1 Analisi Deskriptif ......................................................................... 126
4.3.2 Hasil Uji Normalitas ................................................................... 127
4.3.3 Hasil Uji Koefisien Korelasi ........................................................ 129
4.3.4 Hasil Uji Koefisien Determinasi .................................................. 130
4.3.5 Hasil Uji Regresi .......................................................................... 131
viii
4.3.6 Hasil Uji Hipotesis ....................................................................... 133
4.3.6.1 Hasil Uji T ........................................................................ 133
4.3.6.2 Hasil Uji F ........................................................................ 133
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................ 134
4.4.1 Pembahasan Hasil Variabel X...................................................... 135
4.4.2 Pembahasan Hasil Variabel Y...................................................... 136
4.4.3 Pembahasan Hasil Variabel X dan Variabel Y ............................ 137
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 137
5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 137
5.2 Saran .................................................................................................... 141
5.2.1 Saran Praktis ................................................................................ 141
5.2.2 Sran Teroritis ............................................................................... 141
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 142
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Operasional Variabel ................................................................... 46
Tabel 2.2 Penelitian Sebelumnya ................................................................ 51
Tabel 3.1 Skor Skala Likert .......................................................................... 59
Tabel 3.2 Tingkat Reliabilitas ..................................................................... 63
Tabel 3.3 Hasil Uji Kredibilitas Penyuluh.................................................... 64
Tabel 3.4 Hasil Uji Tingkat Pemahaman Masyarakat .................................. 65
Tabel 3.5 Hasil Uji Reabilitas Kredibilitas Penyuluh................................... 67
Tabel 3.6 Hasil Uji Reabilitas Tingkat Pemahaman Masyarakat ................. 67
Tabel 3.7 Kriteria Analisis Deskriptif Presentase ....................................... 72
Tabel 3.8 Kriteria Presentase Koefisien Korelasi ........................................ 74
Tabel 4.1 Luas Wilayah Kecamatan di Kota Serang .................................... 82
Tabel 4.2 Penduduk Menurut Jenis Kelamin ............................................... 85
Tabel 4.3 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk ................................ 86
Tabel 4.4 Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Sosial Kota Serang .................... 89
Tabel 4.5 Data Pegawai Dinas Sosial Kota Serang Menurut Pendidikan .... 92
Tabel 4.6 Data Pegawai Dinas Sosial Kota Serang Menurut Golongan ...... 93
Tabel 4.7 Jenis Kelamin Responden ............................................................ 94
Tabel 4.8 Usia Responden ............................................................................ 95
Tabel 4.9 Penghasilan Responden ................................................................ 96
Tabel 4.10 Hasil Jawaban Responden Variabel X1 ..................................... 97
Tabel 4.11 Hasil Jawaban Responden Variabel X2 ..................................... 98
Tabel 4.12 Hasil Jawaban Responden Variabel X3 ................................... 100
Tabel 4.13 Hasil Jawaban Responden Variabel X4 ................................... 101
Tabel 4.14 Hasil Jawaban Responden Variabel X5 ................................... 103
Tabel 4.15 Hasil Jawaban Responden Variabel X6 ................................... 104
Tabel 4.16 Hasil Jawaban Responden Variabel X7 ................................... 106
Tabel 4.17 Hasil Jawaban Responden Variabel X8 ................................... 108
Tabel 4.18 Hasil Jawaban Responden Variabel X9 ................................... 109
Tabel 4.19 Hasil Jawaban Responden Variabel X10 ................................. 110
Tabel 4.20 Hasil Jawaban Responden Variabel X11 ................................. 112
Tabel 4.21 Hasil Jawaban Responden Variabel X12 ................................. 114
Tabel 4.22 Hasil Jawaban Responden Variabel Y1 ................................... 116
Tabel 4.23 Hasil Jawaban Responden Variabel Y2 ................................... 117
Tabel 4.24 Hasil Jawaban Responden Variabel Y3 ................................... 118
Tabel 4.25 Hasil Jawaban Responden Variabel Y4 ................................... 120
Tabel 4.26 Hasil Jawaban Responden Variabel Y5 ................................... 121
Tabel 4.27 Hasil Jawaban Responden Variabel Y6 ................................... 122
Tabel 4.28 Hasil Jawaban Responden Variabel Y7 ................................... 124
Tabel 4.29 Hasil Jawaban Responden Variabel Y8 ................................... 125
Tabel 4.30 Sample Kolomogorov X terhadap Y ........................................ 128
Tabel 4.31 Hasil Uji Korelasi X dengan Y ................................................. 129
Tabel 4.32 Hasil Uji Koefisiensi Determinasi ............................................ 130
x
Tabel 4.33 Hasil Uji Regresi ...................................................................... 131
Tabel 4.34 Hasil Uji T ................................................................................ 133
Tabel 4.35 Hasil Uji F ................................................................................ 134
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Model Komunikasi ................................................................... 17
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ..................................................................... 45
Gambar 4.1 Peta Administrasi Kota Serang ................................................. 83
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Dinas Sosial Kota Serang.......................... 88
xii
DAFTAR DIAGRAM
Halaman
Diagram 4.1 Jenis Kelamin Responden ................................................................ 94
Diagram 4.2 Usia Responden................................................................................. 95
Diagram 4.3 Penghasilan Responden..................................................................... 96
Diagram 4.4 Hasil Jawaban Responden Variabel X1 ............................................ 97
Diagram 4.5 Hasil Jawaban Responden Variabel X2 ............................................ 99
Diagram 4.6 Hasil Jawaban Responden Variabel X3 .......................................... 100
Diagram 4.7 Hasil Jawaban Responden Variabel X4 .......................................... 102
Diagram 4.8 Hasil Jawaban Responden Variabel X5 .......................................... 103
Diagram 4.9 Hasil Jawaban Responden Variabel X6 .......................................... 105
Diagram 4.10 Hasil Jawaban Responden Variabel X7 ........................................ 106
Diagram 4.11 Hasil Jawaban Responden Variabel X8 ........................................ 108
Diagram 4.12 Hasil Jawaban Responden Variabel X9 ........................................ 109
Diagram 4.13 Hasil Jawaban Responden Variabel X10 ...................................... 111
Diagram 4.14 Hasil Jawaban Responden Variabel X11 ...................................... 113
Diagram 4.15 Hasil Jawaban Responden Variabel X12 ...................................... 114
Diagram 4.16 Hasil Jawaban Responden Variabel Y1 ........................................ 116
Diagram 4.17 Hasil Jawaban Responden Variabel Y2 ........................................ 117
Diagram 4.18 Hasil Jawaban Responden Variabel Y3 ........................................ 119
Diagram 4.19 Hasil Jawaban Responden Variabel Y4 ........................................ 120
Diagram 4.20 Hasil Jawaban Responden Variabel Y5 ........................................ 120
Diagram 4.21 Hasil Jawaban Responden Variabel Y6 ........................................ 121
Diagram 4.22 Hasil Jawaban Responden Variabel Y7 ........................................ 123
Diagram 4.23 Hasil Jawaban Responden Variabel Y8 ....................................... 125
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Masalah
Pembangunan menjadi sebuah kebutuhan masyarakat saat ini, pada
hakikatnya pembangunan bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dari
suatu negara demi terciptanya kehidupan yang sejahtera. Proses peningkatan
kualitas hidup difokuskan kepada peningkatan sumber daya manusia
sehingga mampu menciptakan gagasan-gagasan konstruktif yang dapat
dirasakan langsung oleh masyarakat. Dalam membentuk dan menciptakan
sumber daya manusia yang produktif, maka pembangunan sangat penting
untuk dilakukan. Dimana pembangunan beresensi adanya perubahan yang
diharapkan terjadi dalam dimensi kehidupan di masyarakat.
Pemerintah sebagai penyelenggara telah membuat program-program
yang berupaya untuk menanggulangi masalah kemiskinan, dengan
memberikan pemberdayaan secara berkelanjutan. Program-program yang
dibuat oleh pemerintah tidak hanya berfokus kepada bantuan stimulan usaha
ekonomi produktif seperti Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri (PNPM Mandiri), Kredit Usaha Rakyat (KUR), Kelompok Usaha
Bersama (KUBE) ataupun berbentuk bantuan tunai seperti Bantuan Langsung
Tunai (BLT) dan Raskin. Namun pemenuhan tempat tinggal yang layak bagi
masyarakat miskin pun tidak luput dari perhatian pemerintah. Sehingga pada
2
tahun 2011 Pemerintah melalui Kementerian Sosial Republik Indonesia
membuat program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH).
RS-RTLH itu sendiri adalah program yang diperuntukkan kepada
rumah tangga miskin (RTM), yang memiliki rumah tidak memenuhi standar
untuk dihuni. Dengan maksud agar mereka dapat meningkatkan taraf
kehidupan secara wajar dan memiliki hunian yang memenuhi standar.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial penduduk
miskin melalui pemberian kepada yang bersangkutan untuk berpartisipasi
aktif dalam melaksanakan kegiatan secara swakelola, serta melestarikan hasil
pencapaian kegiatan secara mandiri dengan pembiayaan dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), hibah dalam negeri, Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi dan APBD
Kota/Kabupaten maupun sumber dana lain yang tidak mengikat.1
Program RS-RTLH juga tidak hanya berfokus pada aspek fisik rumah
saja, tetapi jauh lebih penting adalah bagaimana membangun kapasitas
kelompok fakir miskin ini memahami dan menyadari bahwa pentingnya
tempat tinggal yang layak huni dan aspek sosial dalam lingkungan keluarga.
Begitu pula ketika pelaksanaan di lapangan, harapannya adalah muncul rasa
kesetiakawanan sosial dan semangat gotong-royong di masyarakat yang kini
mulai pudar. Selain itu, dengan adanya program ini diharapkan dapat
membantu meringankan kesulitan keluarga miskin untuk memiliki rumah
layak huni. Program ini bukan dimaksudkan sebagai kelanjutan program
1 http://indonesia.ucanews.com/2014/10/08/bedah-kampung-upaya-memotong-rantai-kemiskinan/
(Tanggal akses 28 Oktober 2014)
3
subsidi langsung tunai (SLT) yang diberikan dalam rangka membantu rumah
tangga sangat miskin mempertahankan daya belinya pada saat pemerintah
melakukan penyesuaian harga BBM. Program Rumah tidak layak huni lebih
dimaksudkan kepada upaya membangun system perlindungan sosial kepada
masyarakat miskin. Sasaran atau penerima bantuan dari program RS-RTLH
adalah rumah tangga sangat miskin yang memiliki anggota keluarga yang
terdiri dari anak usia 0-15 tahun ataupun ibu hamil, nifas dan berada pada
lokasi terpilih. Penerima bantuan ini adalah ibu atau wanita dewasa yang
mengurus anak pada rumah tangga yang bersangkutan (jika tidak ada ibu,
nenek, tante, ataupun bibi, kakak perempuan dapat menjadi penerima
bantuan). Komponen atau hal yang menjadi fokus utama dalam program ini
adalah bidang kesejahteraan, meningkatkan kualitas sumber daya manusia,
dan mengurangi angka kemiskinan.
Memiliki rumah layak huni adalah hak pemenuhan dasar bagi rakyat
Indonesia. Sebagaimana yang tertera dalam Undang-Undang Dasar 1945
Pasal 28 hasil amandemen ke IV, dijelaskan bahwa “Rumah adalah salah satu
hak dasar setiap rakyat Indonesia, maka setiap warga negara berhak untuk
bertempat tinggal dan mendapat lingkungan hidup yang baik dan sehat”.
Oleh karena itu, setiap rakyat Indonesia berhak untuk memiliki rumah.
Karena rumah adalah kebutuhan dasar manusia untuk meningkatkan harkat,
martabat, mutu kehidupan danpenghidupan, serta sebagai upaya pencerminan
diri pribadi dalam peningkatan taraf hidup serta perwujudan dalam
pembentukan watak, karakter, dan kepribadian bangsa.
4
Selain itu bagi masyarakat yang ingin memperoleh program
pembangunan tersebut harus memiliki ketentuan dan persyaratan tertentu
diantaranya terkait kepemilikan lahan rumah yang dihuni harus berupa lahan
milik sendiri, agar tidak terjadi nya konflik di kemudian hari dan juga harus
memenuhi kategori masyarakat miskin. Oleh karena itu perlu ada nya
kegiatan penyuluhan program RS-RTLH itu sendiri, dimana kegiatan tersebut
merupakan salah satu alat yang digunakan pemerintah untuk
menyosialisasikan tujuan dan sasaran kebijakan pemerintah di sektor
pembangunan, khususnya kebijakan peningkatan kualitas sumber daya
manusia, dan mengurangi kemiskinan. Proses komunikasi dalam penyuluhan
selalu dikaitkan dengan tujuan untuk mengubah sikap, pendapat, perilaku,
pengetahuan dan keterampilan sasaran komunikasi. Baik secara langsung
atau tidak langsung sehingga sasaran komunikasi akan berubah menuju ke
arah lebih baik dengan cara mengikuti saran, gagasan, atau inovasi yang
diajarkan.2
Sebuah program dapat berjalan melalui seorang penyuluh untuk
mengkomunikasikan program dalam bentuk pesan tertentu dan sosialisasi
dari pihak Dinas Sosial Kota Serang kepada maysarakat untuk memberikan
penyuluhan ataupun pemahaman mengenai program yang dijalankan, agar
menunjang terciptanya komunikasi yang baik antara kedua belah pihak. Baik
pihak dari Dinas Sosial Kota Serang itu sendiri maupun dari masyarakat.
Selain itu penyuluh dapat memberi kesempatan kepada masyarakat untuk
2 Lucie Setiana 2005. Teknik Penyuluhan & Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta. Ghalia
Indonesia. Hal: 18
5
bertanya seluas-luasnya pada saat penyuluhan tersebut, sehingga dalam
pertemuan tersebut penyuluh dapat mengetahui apakah pesan yang
disampaikan bisa diterima atau tidak oleh masyarakat.
Adapun penyebaran informasi mengenai program RS-RTLH yang
dilakukan oleh penyuluh kepada masyarakat berlangsung melalui saluran
komunikasi antar pribadi. Komunikasi antar pribadi dianggap lebih efektif
dalam tahap persuasi untuk membujuk individu menerima ide-ide baru. Hal
tersebut didukung oleh pandapat Effendy yang menyatakan bahwa
komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi paling efektif dalam upaya
mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang karena sifatnya dialogis
berupa percakapan. Dimana komunikator mengetahui tanggapan komunikan
secara langsung, pada saat komunikasi sedang terjadi. Oleh karena itu
komunikator mengetahui pasti apakah komunikasi yang diberikan berdampak
positif ataupun negatif, dan juga berhasil atau tidaknya komunikasi tersebut.
Hal tersebut dapat berjalan dengan efektif jika komunikator dapat
memberikan kesempatan kepada komunikan untuk bertanya mengenai
program yang diberikan khususnya untuk program RS-RTLH.3
Adapun penanggung jawab pelaksana kegiatan untuk program RS-
RTLH dilingkungan Kementerian Sosial Repulik Indonesia adalah Direktorat
Jenderal Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan.
Berdasarkan sumber dari Kemensos dalam pelaksanaan penyaluran bantuan
program RS-RTLH dibagi menjadi 2 sasaran, yakni bantuan untuk
3 Onong U Effendy. 2008. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hal: 9-10
6
masyarakat miskin di Perdesaan, dan bantuan untuk masyarakat miskin di
Perkotaan. Bantuan program RS-RTLH yang diperuntukkan bagi masyarakat
miskin yang memiliki rumah tidak layak huni di Perkotaan, penyalurannya
dilakukan oleh Direktorat Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan.
Sedangkan untuk di Perdesaan, penyalurannya dilakukan oleh Direktorat
Penanggulangan Kemiskinan Perdesaan. Oleh karena itu penyuluh dapat
secara langsung menyampaikan sebuah informasi kepada masyarakat berupa
program yang terkait, melalui saluran komunikasi antar pribadi. Sehingga
komunikasi dapat menjadi lebih intensif karena bersifat dua arah dan dapat
langsung diterima satu sama lain.
Kemiskinan yang muncul akan berdampak pada implikasi
kesenjangan sosial, yang ditandai dengan permasalahan-permasalahan sosial.
Hal tersebut dapat mempengaruhi keberhasilan komunikasi antar pribadi itu
sendiri apabila dipandang dari sudut komunikator. Seperti yang dikemukakan
oleh Thomas M. Scheider, bahwa berkomunikasi ialah menyatakan dan
mendukung identitas diri untuk membangun kontak sosial dengan orang lain
untuk merasa, berpikir, dan berprilaku seperti yang kita inginkan.4 Dalam
kata lain diperlukan adanya kredibilitas dalam diri komunikator yang
menentukan keberhasilan dari komunikasi persuasif, kredibilitas itu sendiri
adalah keahlian komunikator yang dibentuk komunikan tentang kemampuan
komunikator dalam hubungannya dengan topik yang dibicarakan.
Komunikator yang dinilai tinggi pada keahlian dianggap sebagai cerdas,
4 Deddy Mulyana. 2007. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Remaja Rosda Karya.
Hlm: 4
7
mampu, ahli, tahu banyak, berpengalaman, atau terlatih. Kepercayaan, kesan
komunikan tentang komunikator yang berkaitan dengan sumber informasi
yang dianggap tulus, jujur, bijak dan adil, objektif, memiliki integritas
pribadi, serta memiliki tanggung jawab sosial yang tinggi (Venus, 2009: 57).5
Rakhmat mengatakan bahwa Seorang komunikator menjadi source of
credibility disebabkan adanya “ethos” pada dirinya. Ethos sendiri adalah
kekuatan yang dimiliki pembicara dari karakter pribadinya, sehingga ucapan-
ucapannya dapat dipercaya, seperti apa yang dikatakan oleh Aristoteles, dan
yang hingga kini tetap dijadikan pedoman, adalah good sense, good moral
character dan goodwill.6 Perlu adanya kredibilitas seorang penyuluh program
RS-RTLH mengenai permasalahan yang ada di dalam program tersebut yang
pertama didasari dengan akal sehat ketika memberikan penyuluhan, yang
kedua adanya sikap ataupun prilaku yang baik, sopan, dan ramah kepada
masyarakat baik secara lisan maupun ekspresi tubuh yang baik ataupun
memiliki daya tarik sebagai salah satu komponen pelengkap dalam
pembentukan kredibilitas sumber. Apabila sumber ataupun komunikator
(penyuluh) merupakan individu yang tidak menarik atau tidak disukai,
persuasi biasanya tidak efektif. Dan yang ketiga mempunyai niat yang baik,
untuk memberikan masyarakat pemahaman mengenai program RS-RTLH,
mendengarkan permasalahan yang terjadi dan dapat memberikan solusi di
setiap pertanyaan-pertanyaan atau permasalahan yang timbul. (Azwar, 2011:
5 Antar Venus, Drs, M.A. 2009. Manajemen Kampanye. Bandung : Simbiosa Rekatama Media
6 Cangara, Hafied. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
8
76).7 Oleh karena itu pentingnya kredibilitas bagi penyuluh, agar dapat
mempengaruhi sikap dan perilaku masyarakat terhadap tingkat pemahaman
tentang program RS-RTLH.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS)
jumlah penduduk Provinsi Banten sebanyak 10 632 166 jiwa yang mencakup
mereka yang bertempat tinggal di daerah perkotaan sebanyak 7 124 120 jiwa
(67,01 persen) dan di daerah perdesaan sebanyak 3 508 046 jiwa (32,99
persen).8 Dengan melihat jumlah penduduk di Provinsi Banten yang cukup
besar maka perlu adanya penanganan yang serius. Penanganan tersebut
diharapkan ada keterlibatan dari semua pihak, baik pemerintah, dunia usaha
dan masyarakat. Selain itu Pemerintah Kota Serang melaksanakan berbagai
macam program salah satunya yaitu program RS-RTLH, program tersebut
menjadi salah satu program yang dijadikan sebagai prioritas utama oleh
Pemerintah Kota Serang dalam melaksanakan pembangunan yang berbasis
pada pemberdayaan masyarakat guna menanggulangi masalah kemiskinan,
serta tercapainya visi pembangunan Kota Serang, yaitu terwujudnya landasan
Kota Serang yang global dan berwawasan lingkungan.
Salah satu daerah yang melaksanakan program RS-RTLH adalah
Kota Serang yang berada di Provinsi Banten. Alasan Kota Serang
melaksanakan Program RS-RTLH adalah sebagai upaya untuk
menanggulangi dan menurunkan angka kemiskinan. Di mana jumlah Rumah
Tangga Miskin (RTM) di Kota Serang pada tahun 2014 lebih tinggi dari pada
7 Azwar, S., 2011. Sikap dan Perilaku. Dalam: Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. 2nd ed.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 3-22. 8 http://sp2010.bps.go.id/index.php/site?id=36&wilayah=Banten
9
Kota Cilegon. Jumlah RTM di Kota Serang sebanyak 16.719, sedangkan
Kota Cilegon hanya berjumlah sebanyak 10.906.9 Sebagaimana kita ketahui,
pemerintahan yang baik adalah pemerintahan yang memeperhatikan
kepentingan sosial yang ada di lingkungan sekitarnya. Dinas yang terkait
bersama masyarakat turut serta dalam melaksanakan program Rehabilitasi
Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH). Program tersebut harus
disesuaikan dengan kebutuhan dan keperluan masyarakat khususnya di Kota
Serang dimana program yang dijalankan adalah renovasi rumah yang sudah
tidak layak huni lagi, kondisi tempat tinggal yang pada saat itu dalam kondisi
yang rusak ataupun tidak layak huni tetapi masih ditempati oleh warga.
Oleh karena itu kredibilitas penyuluh sangat diperlukan untuk dapat
mewujudkan program yang terintergrasi. Kredibilitas penyuluh dalam
program RS-RTLH merupakan aspek yang sangat penting, Jalaluddin
Rakhmat menjelaskan bahwa dua komponen kredibilitas yang paling penting
ialah keahlian (expertise) dan kepercayaan (trustwortness).10
Adapun yang
dimaksud dengan keahlian adalah kesan yang di bentuk oleh penyuluh dalam
hubungannya dengan topik yang dibicarakan. Seorang komunikan (penyuluh)
yang memiliki keahlian tinggi dapat diukur dengan tingkat kecerdasan,
tingkat kemampuan, dan juga tingkat keahlian dalam berkomunikasi dan
memiliki wawasan yang luas. Sedangkan kepercayaan adalah kesan tentang
penyuluh yang berkaitan dengan karakter (watak). Seorang komunikan
9 http://www.radarbanten.com/read/berita/10/14370/Angka-Kemiskinan-di-Kota-serang Masih-
Terbilang-Tinggi/ 10
Jalaludin Rakhmat. 2004. Psikologi Komunikasi. , Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Hlm:
257
10
(penyuluh) dalam menyampaikan program RS-RTLH dapat dipercaya jika
dianggap jujur, sopan, dan memiliki moral yang baik.
Tentu dalam program RS-RTLH tidak terlepas dalam permasalahan
karena dalam program RS-RTLH akan banyak menemui masalah dan
kendala yang tentunya akan dihadapi oleh Dinas Sosial Kota Serang dalam
mewujudkan peningkatan kesejahteraan dan mengurangi angka kemiskinan,
juga meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Dimana dalam
pembangunan RS-RTLH tersebut masih banyak masyarakat yang kurang
mengerti dan memahami tentang apa dan bagaimana pembangunan rumah
ataupun renovasi rumah tidak layak huni, dan juga program yang tidak
berjalan lancar ataupun terhambat karna berbagai faktor-faktor tertantu.
Dengan adanya program yang dibuat Dinas Sosial Kota Serang ini
membuat peneliti tertarik mencoba melakukan penelitian mengenai masalah
apa saja yang dihadapi dan apa saja hambatan-hambatan yang dialami
penyuluh untuk dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat.
Berdasarkan dari fenomena diatas tersebut maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kredibilitas Penyuluh
Dinas Sosial Kota Serang Terhadap Tingkat Pemahaman Masyarakat
Pada Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni”.
11
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas menunjukan
betapa pentingnya sebuah pendekatan agar dapat mengetahui persepsi dan
memberikan informasi mengenai program yang terkait "Seberapa besar
Pengaruh kredibilitas penyuluh dinas sosial kota serang terhadap tingkat
pemahaman masyarakat pada program rehabilitasi sosial rumah tidak layak
huni”, yang dilaksanakan baik sebelum maupun ketika proses
pelaksanaannya berlangsung.
1.3 Identifikasi Masalah
Berdasarkan Perumusan masalah diatas identifikasi masalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Seberapa besar kredibilitas penyuluh Dinas Sosial Kota Serang dalam
menjelaskan program RS-RTLH kepada masyarakat?
2. Seberapa besar tingkat pemahaman masyarakat mengenai program RS-
RTLH?
3. Seberapa besar pengaruh kredibilitas penyuluh dinas sosial kota serang
terhadap tingkat pemahaman masyarakat pada program rehabilitasi sosial
rumah tidak layak huni?
12
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dirumuskan di atas, maka
penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengukur kredibilitas penyuluh Dinas Sosial Kota Serang dalam
menjelaskan program RS-RTLH kepada masyarakat
2. Mengukur tingkat pemahaman masyarakat mengenai program RS-RTLH.
3. Mengukur pengaruh kredibilitas penyuluh dinas sosial kota serang
terhadap tingkat pemahaman masyarakat pada program rehabilitasi sosial
rumah tidak layak huni
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Praktis
Secara praktis diharapkan penelitian ini dapat memberikan
manfaat serta mengetahui apa yang dilakukan Dinas Sosial Kota Serang
dalam melaksanakan program RS-RTLH di Kota Serang, untuk
memberikan kontribusi atau gambaran bagi suatu lembaga, instansi, atau
organisasi untuk mengetahui pengaruh program yang dibuat untuk
masyarakat yang kurang mampu, agar pada nantinya program tersebut
sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Adapun penelitian ini akan
memberikan dampak bagi masyarakat tentang pengaruh kredibilitas
penyuluh dinas sosial kota serang terhadap tingkat pemahaman
masyarakat pada program rehabilitasi sosial rumah tidak layak huni.
13
1.5.2 Manfaat Teoritis
Dari segi teoritis diharapkan penelitian ini dapat memberikan
pengetahuan yang lebih mengenai pengaruh kredibilitas penyuluh dinas
sosial kota serang terhadap tingkat pemahaman masyarakat pada
program rehabilitasi sosial rumah tidak layak huni. Mengingat bahwa
pentingnya kredibilitas penyuluh untuk memberikan pemahaman kepada
masyarakat mengenai program RS-RTLH, adapun manfaat yang lain
yaitu untuk menumbuhkan jiwa sosial terhadap satu sama lain. Penulis
juga berharap dapat memberikan deskripsi dan memperkaya refrensi
mahasiswa komunikasi mengenai pengaruh kredibilitas penyuluh dinas
sosial kota serang terhadap tingkat pemahaman masyarakat pada
program rehabilitasi sosial rumah tidak layak huni (RS-RTLH).
14
BAB II
DESKRIPSI TEORI
2.1 Komunikasi
2.1.1 Definisi Komunikasi
Komunikasi adalah hubungan kontak antar manusia baik indivdu
maupun kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak
komunikasi adalah bagaian dari kehidupan manusia itu sendiri. Komunikasi
juga termasuk ke dalam ilmu sosial dan merupakan ilmu terapan (applied
science), dan karena itu maka ilmu komunikasi sifatnya interdisipliner atau
multidisipliner. Ini disebabkan oleh objek materialnya sama dengan ilmu–
ilmu lainnya, terutama yang termasuk ke dalam ilmu sosial atau ilmu
kemasyarakatan. Dan apabila seseorang telah mengadakan hubungan tetap
maka sistem komunikasi yang mereka lakukan akan menentukan apakah
sistem tersebut dapat mempererat atau mempersatukan mereka,
mengurangu ketegangan atau melenyapkan persengketaan apabila muncul.
Istilah komunikasi atau dalam bahasa latin yaitu Communication, yang
berarti “pemberitahuan” atau “pertukaran pikiran”11
. Maka dapat diartikan
bahwa dalam prosesnya komunikasi harus memiliki unsur-unsur kesamaan
makna agar terjadi pertukaran pikiran maupun pengertian antara sumber
(scource) dan penerima (recipient).
11
Rosandy Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Jakarta : Raja Grafindo
Persada. 2008. Hal 81
15
Berdasarkan arti kata komunikasi di atas lebih dipertegas lagi dengan
pengertian komunikasi di bawah ini, yaitu :
Seperti yang diungkapkan oleh Onong Uchjana Effendy (Effendy,
1989:60) bahwa komunikasi adalah:
“Proses penyampaian suatu pesan dalam bentuk lambang bermakna
sebagai pikiran dan perasaan berupa ide, informasi,kepercayaan,
harapan, himbauan, dan sebagai panduan, yang dilakukan oleh
seseorang kepada orang lain, baik langsung secara tatap muka
maupun tidak langsung, melalui media, dengan tujuan mengubah
sikap, pandangan atau perilaku”.
Berdasarkan pengertian di atas, Communicare bisa berarti dua orang
atau lebih, yang secara bersama–sama bertemu baik secara langsung (tatap
muka) maupun melalui media atau saluran tertentu (komunikasi
antarpribadi), tukar menukar mengenai pengetahuan, pengalaman, pikiran,
gagasan dan perasaan (to make common, sharing). Pada proses ini
terjadinya interaksi dimana komunikasi telah menjadi bagian yang tidak
dapat terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Komunikasi merupakan
suatu proses sosial yang sangat mendasar dan vital dalam kehidupan
manusia. Dikatakan mendasar karena “Setiap masyarakat baik primitif
maupun modern berkeinginan mempertahankan suatu persetujuan
mengenai berbagai aturan sosial melalui komunikasi” (Rakhmat,1986:1).
Pernyataan tersebut, didukung pula dengan pernyataan lain, yaitu: “90%
kehidupan manusia dilakukan dengan berkomunikasi” (Soesanto,1977:2).
Dari dua pernyataan tersebut, tergambarkan bagaimana komunikasi
menjadi salah satu kebutuhan manusia yang hakiki, dan menjadi ajang
sekaligus sarana penyampaian gagasan dan isi kepala kepada orang lain.
16
Adapun beberapa pengertian komunikasi yang disampaikan oleh para
tokoh komunikasi dunia yang dikutip oleh Mulyana antara lain adalah,
W.Weaver menyatakan komunikasi adalah suatu proses dimana pikiran
seseorang dapat mempengaruhi orang lain. Selanjutnya Hovland, Janis &
Kelley mengatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana individu
(komunikator) menyampaikan pesan (biasanya verbal) untuk mengubah
prilaku individu lain (khalayak).12
Karena itu komunikasi juga sebagai
kegiatan yang ditandai dengan tindakan perubahan, pertukaran, dan
perpindahan, stiap kegiatan komunikasi tidak dapat dipisahkan oleh
manusia. Manusia akan menkomunikasikan apa saja yang mereka butuhkan
dan demi mendapatkan apa yang mereka inginkan. Sebagai makhluk sosial
manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainya, dan ingin
mengetahui apa saja yang terjadi dilingkungan di setiap lingkungan. Oleh
sebab itu sabagai makhuluk sosial manusia setiap harinya melakukan
interaksi dengan melakukan komunikasi pada orang lain. Rasa ingin tahu
tersebut memaksa manusia untuk melakukan komunikasi.
Komunikasi mempunyai dua fungsi, pertama fungsi sosial yaitu untuk
tujuan kesenangan, untuk menunjukan ikatan dengan orang lain,
membangun dan memelihara hubungan. Kedua, fungsi pengambilan
keputusan, yakni memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan pada
saat tertentu dalam mengambil suatu keputusan atau kebijakan. Adapun
12
Elvinaro Ardianto. Q-Aness, Bambang, Filsafat ilmu komunikasi.Bandung : Simbosa, 2007.
Hlm. 17
17
model komunikasi yang dikembangkan Aries Toteles, komunikasi yang di
mulai dari seorang komunikator dalam memberikan argumen dalam pidato.
Gambar : 2.1 Model Komunikasi
Komunikasi dan Regulasi Penyiaran (Muhammad.2005:5)
Secara terminologis komunikasi berati proses penyampaian pesan
suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Dari pengertian
tersebut sudah jelas bahwa garis besar dari komunikasi akan melibatkan
orang lain, dimana seseorang menyatakan sesuatu kepada yang lainnya.
Jadi yang terlibat dalam komunikasi itu adalah manusia atau dalam bahasa
asingnya human communication.13
Setiap tindakan komunikasi dipandang
sebagai suatu transisi informasi yang terdiri rangsangan yang disampaikan
oleh sumber kepada penerima sehingga pada tujuan komunikasi itu sendiri.
Adapun tujuan komunikasi yaitu:
1. Mengubah sikap
2. Mengubah opini atau pandangan
3. Mengubah perilaku
4. Mengubah masyarakat
Tujuan komunikasi dapat tercapai jika unsur-unsur komunikasi
seperti komunikator, pesan media dan komunikan dapat menjadi sebuah
13
Onong Uchajana Effendy. Dinamika Komunikasi, Bandung. PT.Remaja Rosdakarya. 2004.
Hlm 4
Pembicara Argumen Pidato Pendengar
18
kesatuan yang memperlihatkan adanya keterkaitan yang saling
melengkapi. Oleh karena itu dengan adanya komunikasi yang dilakukan
tentu sangat berpengaruh dalam melancarkan kegiatan penyuluh untuk
memberikan pemahaman tentang program RS-RTLH. Karena pengaruh
kredibilitas penyuluh sendiri sangat bergantung dan tidak bisa terlepas dari
komunikasi dan dengan adanya tindakan yang dilakukan melalui
komunikasi yang baik yaitu dengan menyampaikan informasi mengenai
program tersebut kepada masyarakat Kota Serang sehingga masyarakatnya
akan lebih jelas memahami program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak
Layak Huni (RS-RTLH).
2.1.2 Unsur-unsur Komunikasi
Dari pengertian komunikasi yang telah diuraikan di atas, terdapat
beberapa unsur yang menjadi prasyarat terjadinya suatu komunikasi.
Adapun unsur-unsur komunikasi menurut H. A. W. Widjaja (2002:18)
adalah sebagai berikut :
1. Sumber (Source)
Sumber adalah dasar yang digunakan dalam rangka penyampaian
pesan, yang digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri.
Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku dan sejenisnya.
2. Komunikator
Komunikator dapat berupa individu yang sedang berbicara, menulis,
kelompok orang, organisasi komunikasi seperti radio, surat kabar dan
19
lain sebagainya. Dalam penyampaian pesan terkadang komunikator
dapat menjadi komunikan dan begitu pula sebagainya.
3. Komunikan
Komunikan atau penerima pesan dapat digolongkan dalam 3 jenis yaitu
personal, kelompok dan massa.
4. Pesan
Pesan adalah keseluruhan daripada apa yang disampaikan oleh
komunikator. Pesan seharusnya mempunyai inti pesan (tema) sebagai
perintah di dalam usaha mencoba mengubah sikap dan tingkah laku
komunikan.
5. Saluran (Channel) atau media
Saluran komunikasi selalu menyampaikan pesan yang dapat diterima
melalui panca indera atau menggunakan media.
6. Hasil (Effect)
Effect adalah hasil akhir dari suatu komunikasi, yaitu sikap dan tingkah
laku orang, sesuai atau tidak dengan yang kita inginkan. Jadi apabila
sikap atau tingkah laku orang lain tersebut sesuai dengan keinginan
kita, berarti komunikasi dapat dikatakan berhasil demikian pula
sebaliknya.14
Dari unsur-unsur komunikasi di atas, dapat dikatakan berlangsungnya
proses komunikasi yang dilakukan oleh komunikan dan komunikator,
komunikator menyampaikan pesan atau keinginan kepada komunikan yang
14
Widjaja, HAW. 2002. Otonomi Daerah dan Daerah Otonom. Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa
20
mempengaruhi komunikan sehingga komunikan menyampaikan tanggapan
atau feedback. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam proses komunikasi
terdapat unsur-unsur yang mendukung terjadinya proses komunikasi antara
lain yaitu sumber, komunikator, komunikan, pesan, saluran dan hasil.
2.1.3 Tujuan Komunikasi
Komunikasi merupakan kegiatan yang dilakukan manusia, maka agar
setiap kegiatan berkomunikasi tersebut dapat berjalan dengan baik dan
lancer, maka kegiatan komunikasi harus mempunyai tujuan. Menurut H. A.
W. Widjaja (2002: 21) pada umumnya komunikasi mempunyai beberapa
tujuan, antara lain yaitu :
1. Supaya yang kita sampaikan dapat dimengerti, sebagai komunikator
kita harus menjelaskan kepada komunikan dengan sebaik-baiknya dan
tuntas sehingga mereka dapat mengikuti apa yang kita maksudkan.
2. Memahami orang lain, dan sebagai penyuluh dari suatu lembaga harus
mengetahui benar aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkannya.
3. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu.
Sedangkan menurut Onong U. Effendy (2007: 55) menyatakan tujuan
komunikasi sebagai berikut:
1. Mengubah sikap (to change the attitude)
2. Mengubah opini/pendapat/pandangan (to change the opinion)
3. Mengubah perilaku (to change the behavior)
4. Mengubah masyarakat (to change the society)
21
Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan
komunikasi pada dasarnya adalah untuk menyampaikan pesan atau
informasi dari komunikator kepada komunikan agar setelah mendapatkan
pesan atau informasi tersebut komunikan akan mengerti apa yang
diinginkan komunikator, mampu mengubah sikap, pendapat dan perilaku
atau menggerakkan komunikan untuk melakukan sesuatu dan tujuan yang
lainnya.
2.1.4 Komunikasi Persuasi
Istilah “persuasi” atau dalam bahasa inggris persuasion bersal dari
kata Latin persuasio, yang secara harafiah berarti hal membujuk, hal
mengajak, atau menyakinkan. Dalam ilmu komunikasi, kita mengenal
adanya komunikasi persuasif, yaitu komunikasi yang bersifat
mempengaruhi audience atau komunikannya, sehingga bertindak sesuai
dengan apa yang diharapkan oleh komunikator. Menurut K. Andeerson,
komunikasi persuasive didefinisikan sebagai perilaku komunikasi yang
mempunyai tujuan mengubah keyakinan, sikap atau perilaku individu atau
kelompok lain melalui transmisi beberapa pesan. Sedangkan menurut R.
Bostrom bahwa komunikasi persuasif adalah perilaku komunikasi yang
bertujuan mengubah, memodifikasi atau membentuk respon (sikap atau
perilaku) dari penerima.
Komunikasi persuasif ini dapat dipergunakan untuk mengubah
perilaku, keyakinan, dan sikap yang lebih mantap seolah-olah perubahan
22
tersebut bukan atas kehendak komunikator akan tetapi justru atas kehendak
komunikan sendiri. Persuasi juga di kenal dengan istilah “retorika” pada
zaman yunani kuno. Salah satu manuskrip yang memuat tentang studi
persuasi adalah buku tentang bagaimana cara memperoleh pujian dari
“Pharaoh” atau Firaun.15
Retorika menurut Aristoteles adalah seni persuasi
sebagai suatu uraian singkat, jelas, dan meyakinkan dengan keindahan
bahasa yang disusun untuk hal-hal yang bersifat memperbaiki (corrective).
Kegiatan komunikasi tidak hanya informatif yaitu agar orang lain mengerti,
tetapi juga persuasif yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu
pemahaman atau keyakinan untuk melakukan suatu perbuatan, kegiatan dan
lain-lain. Hal ini ditegaskan oleh H. A. W. Widjaja (2002: 67) yang
mengatakan bahwa:
Komunikasi persuasi ini tidak lain daripada suatu usaha untuk
meyakinkan orang lain agar publiknya berbuat dan bertingkah laku
seperti yang diharapkan komunikator dengan membujuk tanpa
memaksanya.
Pada dasarnya kegiatan persuasif memiliki tujuan untuk memberikan
dorongan kepada komunikan agar berubah sikap, pendapat dan tingkah
lakunya atas kehendak sendiri dan bukan karena keterpaksaan. Hal tersebut
diungkapkan Suranto A.W (2005: 116) bahwa "Dalam kegiatan persuasif
tersebut, seseorang atau sekelompok orang yang dibujuk diharapkan
sikapnya berubah secara suka rela dengan senang hati sesuai dengan pesan-
pesan yang diterimanya". Persuasi sebagai proses komunikasi bertujuan
15
Naniek Afrilla F. 2016. Modul 3 studi tentang Persuasi. Hlm: 35
23
untuk memperoleh respon dengan pesan-pesan verbal dan non verbal
dilakukan secara halus dan manusiawi agar komunikan melaksanakan
sesuatu dengan senang hati. Hal tersebut ditegaskan Ronald L. A. dan Karl
W. E. Anatol yang dikutip dan diterjemahkan oleh Dedy D. Malik dan
Yosal Iriasantara (1994: 51) :
Persuasi adalah sebuah proses komunikasi yang kompleks yang
dilakukan oleh seorang individu atau kelompok untuk memperoleh
(secara sengaja atau tidak sengaja) suatu respon tertentu dan individu
atau kelompok lain secara verbal dan non verbal serta dilakukan
secara halus dan manusiawi sehingga komunikan bersedia melakukan
sesuatu dengan senang hati. 16
Dengan komunikasi persuasif inilah orang akan melakukan apa yang
dikehendaki komunikatornya, dan seolah-olah komunikan itu melakukan
pesan komunikasi atas kehendaknya sendiri. Seperti halnya ketika penyuluh
memberikan informasi atau masukan kepada masyarakat mengenai
program RS-RTLH maka masyarakat akan menanggapi dengan pertanyaan-
pertanyaan seputar penyuluhan program tersebut, karena masyarakat itu
sendiri merasa perlu memahami betul apa yang disampaikan oleh
komunikator. Di sinilah peran komunikasi persuasif akan terlihat dan akan
mampu mewujudkan tujuan dari komunikasi, dalam hal ini untuk
memberikan persepsi dan pemahaman tentang apa yang penyuluh jelaskan
kepada masyarakat khususnya untuk program RS-RTLH. Selain itu,
komunikasi persuasif dapat menunjang kelancaran dalam pelaksanaan
proses pemberian informasi dari penyuluh kepada masyarakat, yaitu
mampu memunculkan interaksi, opini, dan pemahaman dalam proses 16
Severin, Werner J. & James W. Tankard, JR. 2008. Teori komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group. Hlm: 177
24
penyuluhan tersebut. Adapun sifat komunikasi persuasif yang membujuk
dapat meyakinkan masyarakat bahwa penyuluhan yang diberikan oleh
komunikator (penyuluh) atau materi yang disampaikan sangat penting
untuk dipahami,sama halnya dengan kredibilitas yang dimiliki penyuluh
harus di dasari dengan komunikasi yang baik. Sehingga masyarakat dengan
sendirinya akan termotivasi untuk hadir pada acara saat penyuluhan
berlangsung ataupun tertarik untuk mendengarkan penjelasan-penjelasan
yang diberikan. Dengan komunikasi persuasif, penyuluh mampu mengajak
masyarakat untuk berinteraksi dengan baik tanpa ada pemaksaan. Sehingga
motivasi masyarakat akan muncul dari dalam diri sendiri.
2.1.5 Kredibilitas Komunikator
Dalam kegiatan penyuluhan program RS-RTLH kredibilitas yang
dimiliki seorang penyuluh sangatlah penting, karena penyuluh berhubungan
dengan masyarakat maupun program tersebut baik secara langsung maupun
melalui pelantara seperti petugas Dinas Sosial Kota Serang yang
bersangkutan dengan program tersebut, tokoh masyarakat, dan sebagainya.
Karena penyuluh memiliki peran yang berfungsi sebagai pemimpin,
penasihat, dan pembimbing (pengajar). Agar masyarakat mampu
memahami materi yang disampaikan, baik perorangan maupun kelompok.
Kredibilitas itu sendiri adalah seberapa besar komunikan melihat sumber
memiliki pengetahuan, ketrampilan, atau pengalaman yang relevan dan
mempercayai sumber tersebut untuk memberikan informasi yang tidak
25
objektif. Informasi dari sumber yang kredibel mempengaruhi keyakinan,
opini, sikap, dan perilaku melalui suatu proses yang dinamakan
internalisasi, yang terjadi saat komunikan menerima opini dari penyuluh
yang kredibel mempercayai bahwa informasi yang diberikan tersebut cukup
akurat. Kredibilitas juru bicara secara umum dapat digeneralisasikan
meliputi tiga dimensi, yaitu: keahlian, kejujuran, dan daya tarik (DeSarbo
dan Harsman, 1985; Ohanian, 1990). Dalam kata lain kredibilitas ini
berkaitan dengan persepsi khalayak tentang keefektifan seseorang penyuluh
sebagai pembicara.17
Dalam bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi, Prof.
Dr. H. Hafied Canggara, M.Sc. (2008;91) berpendapat bahwa :
“Kredibilitas ialah seperangkat persepsi tentang kelebihan-kelebihan
yang dimiliki sumber sehingga diterima atau diikuti oleh khalayak
(penerima). Gobbel, menteri propaganda Jerman dalam perang dunia
II menyatakan bahwa, untuk menjadi seorang komunikator yang
efektif harus memiliki kredibilitas yang tinggi.”18
Menurut aristoteles, bisa diperoleh jika seorang komunikator
memiliki ethos, pathos, dan logos. Ethos ialah kekuatan yang dimiliki
pembicara dari karakter pribadinya, sehingga ucapan-ucapanya dapat
dipercaya. Pathos ialah kekuatan yang dimiliki seorang pembicara dalam
mengendalikan emosi pendengarnya, sedangkan logos ialah kekuatan yang
dimiliki komunikator melalui argumentasinya.19
17
Antar Venus. 2004. Manajemen Kampanye: Panduan Teoritis dan Praktis dalam
Mengefektifkan kampanye Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Hlm: 55 18
Prof. Dr. H. Hafied Canggara, M.Sc. 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi. Raja Grafindo
Persada.Hlm.32 19
Onong Uchjana Effendy. 2003. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja
Rosdakarya. Hal: 351-352
26
Adapun menurut Rahmat (2004:256) ethos merupakan credibility
yang terdiri dari dua unsur expertness (keahlian) dan trustworthiness (dapat
dipercaya).20
Expertness (keahlian) yaitu kesan yang dibentuk komunikan
tentang kemampuan komunikator (penyuluh) dalam hubungannya dengan
topik yang akan dijelaskan. Sedangkan trustworthiness yaitu kesan
komunikan tentang sifat dari komunikator, seperti bersif jujur, terbuka,
memiliki pribadi yang hangat dan bersahabat, juga bermoral, ataupun
sebaliknya.
Hafied Canggara (2008;92) mengutip pendapat James Mc Croskey
(1966) lebih jauh menjelaskan bahwa kredibilitas seorang komunikator
dapat bersumber dari kompentensi (competence), sikap (character), tujuan
(intention), kepribadian (personalitiy) dan dinamika (dynamism).21
Adapun
penjelasannya adalah sebagai berikut :
1. Kompentensi : penguasaan yang dimiliki komunikator (Penyuluh) pada
masalah yang dibahasnya.
2. Sikap : menunjukan pribadi komunikator (Penyuluh) apakah ia tegar
atau toleran dalam prinsip.
3. Tujuan : menunjukan apakah hal-hal yang dsampaikan itu punya
maksud yang baik atau tidak.
4. Kepribadian : menunjukan apakah pembicara (Penyuluh) memiliki
pribadi yang hangat dan bersahabat.
5. Dinamika : menunjukan apakah hal yang disampaikan itu menarik
atau sebaliknya membosankan.
20
Jalaludin Rakhmat. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Hlm: 256 21
Syaiful Rohim. 2009. Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam dan Aplikasi. Jakarta. Rineka Cipta.
Hal: 74
27
Interaksi yang di berikan penyuluh Dinas Sosial Kota Serang dengan
masyarakat pada saat penyuluhan dapat menimbulkan adanya umpan balik
secara langsung yang menjadi tolak ukur apakah pesan yang disampaikan
oleh penyuluh tersebut dapat diterima ataupun ditolak oleh masyarakat.
Proses penyuluhan secara dialogis tersebut menggambarkan situasi bahwa
penyuluh dan masyarakat pun berfungsi ganda dimana masing-masing
secara bergantian menjadi pembicara maupun pendengar sehingga tujuan
kegiatan penyuluhan dapat terlaksana dengan baik.
2.1.6 Teori Kredibilitas Sumber
Penelitian ini menggunakan teori yang dikemukakan oleh Hovland,
Janis dan Kelley yaitu Teori Kredibilitas Sumber ( Source Credibility
Theory ) dalam buku Communication and Persuasion. Asumsi dasar dari
teori ini adalah menyatakan bahwa seseorang dimungkinkan lebih mudah
dipersuasi jika sumber-sumber persuasinya cukup kredibel. Sumber dengan
kredibilitas tinggi memiliki dampak besar terhadap opini audiens daripada
sumber dengan kredibilitas rendah. Sumber yang memiliki kredibilitas
tinggi lebih banyak menghasilkan perubahan sikap dibandingkan dengan
sumber yang memiliki kredibilitas rendah.
“When acceptance is sought by using arguments in support of the
advocated view, the perceived expertness and trustworthiness or the
communicator may determine the credence given them’ (Hovland,
2007: 20 ). 22
22
Anggita Dwi Ayuningtyas, Wawan Setiawan, Tri Damayanti. “Hubungan Kredibilitas Native
Speaker Pada Program Dynamic Speaking Dengan Sikap Siswa Pada Bahasa Inggris”, eJurnal
Mahasiswa Universitas Padjajaran, Vol.1., No.1. 2012. Hal: 6
28
Ketika penerimaan bisa diterima dengan argumen dalam mendukung
pandangan, maka keahlian dan kehandalan komunikator bisa menentukan
kepercayaan yang diberikan kepadanya. Keahlian komunikator adalah
kesan yang dibentuk komunikan tentang kemampuan komunikator dalam
hubungannya dengan topik yang dibicarakan. Kepercayaan, kesan
komunikan tentang komunikator yang berkaitan dengan sumber informasi
yang dianggap tulus, jujur, bijak dan adil, objektif, memiliki integritas
pribadi, serta memiliki tanggung jawab sosial yang tinggi (Venus, 2009:
57).23
Oleh karena itu penyuluh dengan kredibilitas tinggi akan
berpengaruh besar terhadap pemahaman dari masyarakat mengenai
program RS-RTLH.
Kredibilitas yang dimiliki oleh seorang komunikator terbentuk oleh
keahlian komunikator itu sendiri dalam menguasai informasi mengenai
objek yang dimaksud, memiliki ketepatan dan kebenaran informasi yang
disampaikan. Apabila sumber merupakan individu yang tidak menarik atau
tidak disukai, persuasi biasanya tidak akan berjalan dengan efektif. Adapun
peranan kredibilitas menurut Hovland dalam proses penerimaan pesan yaitu
dengan mengemukakan bahwa para ahli akan lebih persuasif dibandingkan
dengan yang bukan ahli di bidangnya.24
23
Antar Venus, Drs, M.A. 2009. Manajemen Kampanye. Bandung : Simbiosa Rekatama Media 24
Syaifudin Azwar. 2011. Sikap manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka
Belajar. Hal:64-65
29
2.1.7 Program RS-RTLH
Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) adalah
program kesejahteraan sosial bagi fakir miskin untuk mewujudkan rumah
yang layak huni. kegiatan ini tidak hanya berfokus pada aspek fisik rumah
saja, tetapi jauh lebih penting bagaimana membangun kapasitas kelompok
fakir miskin ini memahami dan menyadari bahwa pentingnya tempat
tinggal yang layak huni dan aspek sosial dalam lingkungan keluarga. Hal
ini dilakukan agar tercapainya kesejahteraan keluarga dan berdampak pada
peningkatan dalam aspek sosial dan kesehatan. Adapun dasar hukum
terbentuknya program tersebut adalah sebagai berikut :
1. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 27 (2), Pasal 33, Dan Pasal 34.
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan
Pemukiman.
3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial.
4. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Penanganan Fakir
Miskin.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1981 Tentang Pelayanan
Kesejahteraan Sosial Bagi Fakir Miskin.
6. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Koordinasi
Penanggulangan Kemiskinan.
7. Keputusan Mentri Sosial Nomor 84/HUK/1997 Tentang Pelaksanaan
Pemberian Bantuan Sosial Bagi Keluarga Fakir Miskin.
8. Keputusan Mentri Sosial Nomor 19/HUK/1998 Tentang Pelayanan
Kesejahteraan Sosial bagi Fakir Miskin yang Diselenggarakan oleh
Masyarakat.
9. Peraturan Mentri Keuangan RI Nomor 81/PMK.05/2012 Tentang
Belanja Bahan Bantuan Sosial Pada Kementrian Negara /Lembaga.
(Sumber : Pedoman Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan Tahun 2013)
Adapun kriteria rumah tidak layak huni yang dibantu melalui program
RS-RTLH adalah rumah tidak layak huni yang tidak memenuhi syarat
kesehatan, keamanan dan sosial dengan kondisi sebagai berikut :
1. Tidak permanen dan/ atau rusak.
30
2. Dinding dan atapnya yang terbuat dari bahan mudah rusak atau lapuk
seperti papan, ilalang, bambu yang dianyam sehingga dapat
membahayakan penghuni rumah.
3. Dinding dan atap yang sudah rusak sehingga membahayakan,,
mengganggu keselamatan penghuninya.
4. Lantai tanah/ semen dalam kondisi rusak.
5. Diutamakan rumah tidak memiliki kamar, kamar mandi, dan dapur.
(Sumber Pedoman Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan Tahun 2013)
Sedangkan kriteria penerimaan program RS-RTLH adalah sebagai
berikut :
1. Memiliki KTP/ identitas diri yang masih berlaku
2. Kepala Keluarga/ anggota keluarga tidak mempunyai sumber mata
pencaharian atau mempunyai mata pencaharian tetapi tidak dapat
memenuhi kebutuhan pokok yang layak bagi kemanusiaan
(memperoleh upah dibawah UMR).
3. Kehidupan sehari-hari masih memerlukan bantuan pangan untuk
penduduk miskin seperti zakat, dan raskin.
4. Tidak memiliki aset lain apabila dijual tidak cukup untuk membiayai
kebutuhan hidup anggota keluarga selama 3 (bulan) kecuali tanah dan
rumah yang ditempati.
5. Memiliki rumah di atas tanah milik sendiri yang dibuktikan dengan
sertifikat, girik, atau ada surat keterangan kepemilikan dari kelurahan
atau status tanah.
(Sumber : Pedoman Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan Tahun 2013)
31
Program RS-RTLH dilaksanakan di daerah yang masyarakatnya
masih memiliki rumah tidak layak huni, baik itu di perkotaan mauupun di
perdesaan. Penanggung jawab kegiatan untuk program RS-RTLH di
llingkungan Kementrian Sosial Republik Indonesia adalah Direktorat
Jendral Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan. Kemudian
dalam pelaksanaannya, penyaluran bantuan program RS-RTLH dibagi
menjadi 2 sasaran, yaitu bantuan untuk masyarakat miskin di Perdesaan
dan bantuan untuk masyarakat miskin di Perkotaan. Untuk bantuan bagi
masyarakat miskin yang memiliki rumah tidak layak huni di Perkotaan,
penyalurannya dilakukan oleh Direktorat Penanggulangan Kemiskinan
Perkotaan Kementrian Sosial Republik Indonesia. Sedangkan untuk di
Perdesaan, penyalurannya dilakukan oleh Direktorat Penanggulangan
Kemiskinan Perdesaan Kementrian Sosial Republik Indonesia.
Selain itu, adapula Pemerintah Daerah baik tingkat Provinsi maupun
Kabupaten/ Kota juga melaksanakan program yang sama dengan
Kementrian Sosial Republik Indonesia. Namun tetap petunjuk dari
pelaksanaan program tersebut mengacu pada pedoman umum program RS-
RTLH di daerah yang dilaksanakan oleh Dinas Sosial Provinsi bersama
Dinas Sosial Kota/Kabupaten sebagai upaya untuk mengatasi masalah
kemiskinan.
Program tersebut berbentuk dana stimulan yang anggarannya berasal
dari APBD Kota/Kabupaten, Provinsi maupun dari APBN. Program ini
memberikan bantuan berupa rehabilitasi rumah kepada masyarakat yang
32
memiliki rumah tidak layak huni. Bantuan program RS-RTLH bersifat
stimulan sehingga hanya untuk pemugaran/renovasi, bukan untuk merehab
total bangunan rumah. Tujuan lain dari program ini adalah untuk
menumbuhkan kembali rasa kesetiakawanan sosial dan gotong royong di
kalangan masyarakat yang kini mulai memudar. Sehingga tergugah untuk
membantu masyarakat miskin untuk mendapatkan program tersebut agar
dapat meringankan beban mereka.
2.1.8 Sosialisasi
Sosialisasi adalah satu konsep umum yang bisa dimaknakan sebagai
sebuah proses di mana kita belajar melalui interaksi dengan orang lain,
tentang cara berpikir, merasakan, dan bertindak, di mana kesemuanya itu
merupakan hal-hal yang sangat penting dalam menghasilkan partisipasi
sosial yang efektif.25
Dalam kata lain sosialisasi merupakan proses yang
terus terjadi selama hidup kita, adapun menrut David A. Goslin “Sosialisasi
adalah proses belajaryang di alami seseorang untuk memperoleh
pengetahuan ketrampilan,nilai-nilai dan norma-norma agar ia dapat
berpartisipasi sebagai anggotadalam kelompok masyarakatnya”.26
Sosialisasi itu sendiri sangat penting adanya, karena bila tidak ada
sosialisasi maka bisa dipastikan apapun tujuan yang kita maksudkan untuk
diri kita sendiri ataupun untuk orang lain tidak akan tercapai. Kegiatan
sosialisasi tidak hanya menyampaikan informasi tentang yang akan
25
Joko suyanto, Gender dan Sosialisasi, Jakarta. Nobel Edumedia, Hlm 13 26
Ihrom, Bunga Rampai. Sosiologi Keluarga. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia, 2004. Hlm 3
33
disampaikan, tetapi juga mencari dukungan dari berbagai kelompok
masyarakat. Agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dialog mengenai
kebutuhan dan kepentingan masyarakat, karena kegiatan sosialisasi
dianggap penting bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan maupun
pemerintahan, dimana dalam kegiatan sosialisasi dapat berkembang dan
memberikan manfaat. Berhasil tidaknya dalam pencapaian tujuannya
tergantung saat penyampaian sosialisasi.
Adapun tujuan dari sosialisasi itu sendiri adalah membangun
hubungan kerja sama dengan berbagai komponen masyarakat dan lembaga
yang ada. Kemudian melalui kerja sama yang erat diharapkan masyarakat
merasa memiliki sehingga masyarakat tidak hanya menerima manfaatnya
saja, namun pada umumnya suatu aktivitas sosialisasi mempunyai tujuan
sebagai berikut:
1. Memperkenalkan apa saja yang akan di sampaikan oleh penyuluh
dengan memberikan sosialisasi pada masyarakat yang dituju. Dan juga
aktivitas sosialisasi yang diberikan harus dapat menarik perhatian,
khususnya untuk program RS-RTLH agar dapat menarik minat
masyarakat untuk mengikuti sosialisasi (penyuluhan) tersebut.
2. Tercapainya pemahaman sosialisasi yang direncanakan dengan baik
akan memudahkan masyarakat memahami pesan yang akan
disampaikan.
34
3. Perubahan sikap setelah sosialisasi dan juga tanggapan yang di dapat
dari sosialisasi tersebut .27
2.1.9 Pemahaman Masyarakat
Masyarakat dalam istilah bahasa Inggris adalah society yang berasal
dari kata Latin socius yang berarti (kawan). Istilah masyarakat berasal dari
kata bahasa Arab masyarakat yang berarti (ikut serta dan berpartisipasi).
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, dalam istilah
ilmiah adalah saling berinteraksi. Suatu kesatuan manusia dapat
mempunyai prasarana melalui warga-warganya dapat saling berinteraksi.
Definisi lain, masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi
menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang
terikat oleh suatu rasa identitas bersama. (Koentjaraningrat, 2009: 115-
118). 28
Masyarakat merupakan suatu bentuk kehidupan bersama untuk jangka
waktu yang cukup lama sehingga menghasilkan suatu adat istiadat, menurut
Ralph Linton (dalam Soerjono Soekanto, 2006: 22) masyarakat merupakan
setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja bersama cukup
lama, sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri
mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan
dengan jelas sedangkan masyarakat menurut Selo Soemardjan adalah
orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan dan
27
Joko suyanto, Gender dan Sosialisasi, Jakarta. Nobel Edumedia. Hlm 21 28
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Hlm 9
35
mereka mempunyai kesamaan wilayah, identitas, mempunyai kebiasaan,
tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang diikat oleh kesamaan.29
Pemahaman masyarakat adalah semua informasi yang dimiliki oleh
seorang penyuluh, informasi yang disampaikan haruslah jelas dan mudah
untuk dipahami oleh masyarakat, oleh karna itu penyeluh harus
memberikan penyuluhan (sosialisasi) mengenai program RS-RTLH.
Semakin paham seseorang terhadap informasi yang diberikan dan
dijelaskan oleh penyuluh maka semakin mempermudah masyarakat dalam
memahami program tersebut. Hal itu sangat berguna untuk kelancaran
kegiatan dalam program rehabilitasi sosial rumah tidak layak huni.
Adapun faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat pemahaman
masyarakat dalam mengambil keputusan adala kredibilitas dari seorang
penyuluh. Semakin tinggi kredibilitas yang dimiliki penyuluh maka
semakin besar keyakinan masyarakat untuk tertarik dan percaya kepada
penyuluh ketika memberikan informasi tersebut. Maka penting untuk
memberikan pemahaman atau pengetahuan akan program yang dijalankan
oleh Dinas Sosial Kota Serang.
Penyuluh yang memiliki kredibilitas dikatakan memenuhi syarat-
syarat sebagai komunikator yang kredibel apabila memiliki ciri sebagai
berikut; yang pertama yaitu keahlian (expertise) dan yang kedua aialah
kepercayaan (trustworthiness).30
Yang dimaksud dengan keahlian adalah
kesan yang di bentuk oleh penyuluh mengenai kemampuan dalam
29
Soekanto, Soerjono, 2006. Sosiologi Suatu Pengantar, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta. Hlm
11 30
Jalaludin Rakhmat. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Hlm: 260
36
hubungannya dengan topik yang di bicarakan. Penyuluh yang dinilai
memiliki keahlian yang tinggi adalah penyuluh yang memiliki wawasan
yang luas dan bermoral, dalam artian kemampuan atau kapasitas yang
dimiliki dalam menyampaikan informasi harus benar, jelas, terpercaya,
banyak mengetahui akan topik yang sedang dibicarakan, berpengalaman
dalam bidangnya dan terlatih (berkemampuan dibidangnya), dam juga
menggunakan bahasa yang baik (sopan). Tentu sebaliknya, jika penyuluh
yang dinilai rendah pada keahlian dianggap tidak berpengalaman, dan
kurang memberikan pemahaman ataupun kepercayaan kepada masyarakat.
Sedangkan kepercayaan adalah kesan yang diberikan penyuluh
berkaitan dengan wataknya. Penyuluh yang dipercaya dapat berkata jujur
dalam menyampaikan informasi, dan sopan dalam bertindak maupun
berkata-kata. Aristoteles menyebutnya “Good moral character” kesan yang
ditimbulkan dari komponen kepercayaan meliputi moral yang baik.31
Oleh
karna itu kinerja dan kredibilitas yang maksimal sangat diperlukan dalam
bidang ini, untuk membantu masyarakat agar tertarik untuk mendengarkan
informasi yang disampaikan penyuluh dan masyarakatpun mendapatkan
hasil yaitu dengan memahami maksud yang dipaparkan oleh penyuluh
dengan baik.
31
Ibid. Hlm: 261.
37
2.1.10 Sikap
Dalam pemahaman masyarakat yang dibentuk oleh penyuluh melalui
proses pemberian informasi ataupun sosialisasi didalamnya terdapat sikap
yang sangat mempengaruhi masyarakat dalam memberikan opini, tindakan
maupun mengambil kesimpulan. Menurut Bimo Walgito dalam psikologi
sosial, definisi sikap adalah tindakan afeksi yang bersifat positif maupun
yang bersifat negatif dalam hubungan dengan objek.32
Jika ditarik dari
pengertian diatas sikap adalah hasil dari tindakan yang bersifat buruk
maupun yang bersifat baik yang dilakukan atau tindakan dalam
menghadapin objek. Sikap mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Sikap yang dibawa sejak lahir
2. Sikap selalu berhubungan dengan objek
3. Sikap dapat tertuju pada satu objek atau lebih
4. Sikap dapat berlangsung lama maupun sebentar
Sedangkan Gerungan menerjemahkan attitude sebagai sikap terhadap
objek maupun sikap perasaan33
. Pada peneliatian yang berjudul Pengaruh
Kredibilitas penyuluh Dinas Sosial Kota Serang terhadap Tingkat
Pemahaman Masyarakat pada Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak
Layak Huni (RS-RTLH), sebagai timbal balik terhadap respon yang
diberikan oleh penyuluh kepada masyarakat. Dimana respon yang diberikan
kepada masyarakat berupa apresiasi yang positif terhadap program
tersebut.
32
Walgito, Bimo. 2002. Psikologi Sosial. Andi Jogjakarta 33
Gerungan, W.A. 2009. Psikologi Sosial. Refika Aditama. Bandung
38
Adapun struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang saling
menunjang yaitu komponen kognitif (cognitive), komponen afektif
(affective), dan komponen konatif (conative).34
1. Komponen Kognitif
Komponen kognitif merupakan kepercayaan seseorang mengenai apa
yang berlaku atau apa yang benar bagi objek (sikap). Namun
kepercayaan sebagai komponen kognitif tidak selalu akurat, terkadang
kepercayaan itu terbentuk dikarenakan kurangnya informasi yang benar
mengenai objek yang dihadapi.
2. Komponen Afektif
Komponen afektif menyangkut masalah emosional seseorang dengan
perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu.
3. Komponen Konatif
Komponen konatif dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana
perilaku atau kecenderungan berperilaku. Contohnya ketika seseorang
berperilaku dalam situasi tertentu maka orang itu akan berprilaku sesuai
dengan kepercayaan dan perasaannya terhadap situasi tersebut.
2.1.11 Teori Kemungkinan Elaborasi
Teori kemungkinan elaborasi (Elaboration Likehood Theory)
merupakan teori yang memberikan perhatian terhadap masalah. Pada
dasarnya teori kemungkinan elaborasi ini mengenai persuasi, karena
34
Dr. Syaifudin Azwar. 2011. Sikap manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta. Pustaka
Belajar. Hlm: 23-27
39
mencoba memperkirakan kapan dan bagaimana seseorang dapat mengubah
pendapatnya oleh pesan atau argumen yang diterima.35
Teori ini
menjelaskan berbagai cara yang dilakukan orang ketika ia mengevaluasi
informasi yang diterima dan juga dapat memberikan prediksi apakah
masyarakat akan memberikan pemikiran kritisnya terhadap informasi yang
di sampaikan oleh penyuluh. Dalam kata lain Elaborasi adalah sejauh mana
seseorang dengan hati-hati berfikir tentang issue-relvant dan argument yang
terkandung didalam suatu komunikasi persuasi. Teori ini menggunakan
cara seseorang ketika memproses suatu informasi yang terdiri dari dua cara
yaitu, membawa informasi itu melalui route sentral (rute pusat) dan
membawa informasi itu melalui route peripheral (rute pinggiran), kedua
rute tersebut berada didalam otak manusia. Elaborasi atas pemikiran kritis
terjadi pada rute sentral (pusat) pada otak manusia sedangkan pemikiran
kritis terjadi pada jalur peripheral (pinggiran).
Adapun pengertian dari route sentral (Rute pusat) adalah
pengelolahan informasi yang diterima melalui rute sentral akan
berpengaruh pada pemikiran informasi yang didapat, kemudian
mempertimbangkannya dengan memperhatikan informasi yang lain, sudah
dimiliki sebelumnya. Jika anda menggunakan rute sentral maka masyarakat
akan mempertimbangkan suatu argumen atau informasi secara cermat, dan
teliti. Dan jika masyarakat pada akhirnya mengubah pandangannya karena
informasi atau argumen yang masyarakat terima maka hal itu terjadi
35
Morrisan. Teori komunikasi: individu hingga massa. Jakarta: Kencana Prenada Group. Hal: 83
40
melalui proses yang panjang, yang terjadi didalam otak manusia. Oleh
karena itu perubahan pandangan ini berdampak pada perubahan sikap, dan
prilaku. Sedangkan rute periferal terjadi jika pengelolahan informasi yang
masyarakat dapatkan menjadi kurang kritis terhadap informasi yang
diterima. Dalam kata lain perubahan tingkah laku yang diterima sangat
sedikit. Menurut teori ini, seseorang menggunakan pemikiran kritis
bergantung pada dua faktor umum yaitu motivasi dan juga kemampuan dari
pemikiran orang tersebut.36
Menurut Maryoto (2000) motivasi pada dasarnya adalah proses untuk
mencoba mempengaruhi seseorang agar melakukan yang kita inginkan.
Dengan kata lain adalah dorongan dari luar terhadap seseorang agar mau
melaksanakan sesuatu. Dan dengan dorongan (driving force) disini
dimaksudkan desakan yang dialami untuk memuaskan kebutuhan-
kebutuhan hidup, dan kecendrungan untuk mempertahankan hidup. 37
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa motivasi pada dasarnya adalah
kondisi mental yang mendorong dilakukannya suatu tindakan (action atau
activities) dan memberikan kekuatan yang mengarah kepada pencapaian
kebutuhan, memberi kepuasan ataupun mengurangi ketidak seimbangan.
Didalam motivasi terdapat tiga faktor yaitu, keteribatan dalam suatu topik,
keberagaman pendapat yang didapat dari masyarakat untuk dapat
menentukan cara pandang dengan pemikiran kritis, dan yang terakhir
mempertimbangkan pemikiran kritisnya secara lebih cermat. Didalam
36
Ibid. Hlm: 84-87 37
Prof.Rhenald Kasali, Ph.D. 2010. Mobilisasi Intangibles Menjadi Kekuatan Perubahan. Jakarta:
PT. Grandmedia Pustaka Utama. Hlm. 83
41
proses peripheral ini seseorang tidak akan terlalu memerhatikan argumen
yang kuat dan yang lemah. Oleh karena itu masyarakat harus memberikan
penilaian yang cepat kepada penyuluh. Karena itu penyuluh yang memiliki
kredibilitas tinggi sangat penting untuk dapat menunjang keberhasilan, dan
kepercayaan dalam memberikan informasi yang akurat. Dengan kata lain
masyarakat cenderung akan lebih percaya pada perkataan orang yang
disukainya.38
Dengan adanya rute sentral seperti yang dikemukakan oleh Richard
Petty dan John Cacioppo (1986; Petty & Brinol,2008) dan Alice Eagly dan
Shelly Chaiken (1993, 1998) mengambil satu langkah lebih maju, dimana
mereka berteori bahwa persuasif sering kali terjadi melalui salah satu dari
dua rute. Ketika orang termotivasi dan mampu berpikir mengenai sebuah
isu, mereka kemungkinan besar akan mengambil rute sentral persuasi yang
berfokus pada argumen-argumen. Jika argumen-argumen tersebut kuat dan
memaksa, persuasi kemungkinan besar akan terjadi persuasi. Akan tetapi
jika pesan tersebut hanya menawarkan argumen yang lemah, maka orang
pun akan berfikir dan memperhatikan bahwa argumen-argumen tersebut
tidak terlalu memaksa dan akan dapat dilawan 39
. Namun terkadang
kekuatan suatu argumen tidaklah penting, terkadang kita tidak cukup
termotivasi atau mampu berfikir dengan hati-hati. Oleh karena itu kita
sering sekali mengikuti rute periferal persuasif yang merujuk pada isyarat-
isyarat tanpa banyak berfikir. Dalam situasi ini memahami pendapat yang
38
Ibid. Hlm: 84-87 39
David G. Myers. 2012. Pisikologi Sosial. Salemba Humanika. Jakarta. Hlm.307
42
familiar dengan mudah lebih bersifat persuasif daripada pendapat baru
dengan makna yang sama. Dalam kata lain rute sentral persuasif terjadi
ketika orang yang tertarik fokus pada argumen dan merespon dengan
pemikiran yang memihak, sedangkan rute pheriferal persuasif terjadi
ketika orang dipengaruhi oleh isyarat kebetulan, seperti daya tarik yang
dimiliki penyuluh 40
.
Dua rute persuasi ini satu bersifat eksplisit dan reflektif yang lainnya
lebih implisit dan otomatis adalah pelopor dalam model “pemrosesan
ganda” tentang pemikiran manusia dewasa. Pemrosesan rute sentral sering
kali dapat mengubah sikap eksplisit dengan cepat. Pemrosesan rute
periferal lebih lambat dalam membentuk sikap implisit melalui
pengulangan asosiasi antara suatu objek sikap dengan suatu emosi ( Petty &
Brinol, 2008).41
Oleh karena itu persuasi terjadi saat orang fokus terhadap
argumen dan merespon dengan pikiran yang memihak argumen tersebut,
atau dalam kata lain yaitu rute sentral yang dimana seseorang akan
menganalisa secara alami atau terlibat dalam suatu isu, karna itu ketika isu-
isu tidak melibatkan pemikiran yang sistematik berati kemungkinan
persuasi terjadi melalui rute yang lebih cepat (rute periferal) dimana orang
akan menggunakan isyarat heuristik atau isyarat kebetulan untuk membuat
penilaian yang tergesa-gesa. Persuasi melalui rute periferal tidak akan
tergantung pada pertimbangan hati-hati terhadap pesan tetapi pada
pemakaian aturan-aturan keputusan sederhana oleh penerima, atau yang
40
Ibid. Hlm. 307 41
Ibid. Hlm. 308
43
disebut dengan heuristik, dimana didalam heuristik hal yang utama adalah
kredibilitas, kesukaan, dan konsensus.
2.2 Kerangka Berpikir
Kredibilitas yang dimiliki penyuluh Dinas Sosial Kota Serang
khususnya dalam memberikan pemahaman bagi masyarakat mengenai
program RS-RTLH adalah suatu strategi dalam mengembangkan Kota
Serang menjadi Kota yang madani, dengan mengurangi tingkat kemiskinan di
Kota Serang. Adapun program RS-RTLH ini sangat membantu masyarakat
yang tidak mampu, dengan membangun rumah yang sudah tidak layak huni
untuk keluarga miskin yang sudah memenuhi persyaratan.
Dengan adanya program RS-RTLH ini menunjukan respon yang
positif dari masyarakat maupun lingkungan sekitar. Untuk itulah Pengaruh
Kredibilitas Penyuluh harus tercipta agar informasi yang disampaikan dapat
dimengerti dan dipahami masyarakat dengan mudah. Maka dari itu penulis
memerlukan kerangka pemikiran berupa teori, adapun teori yang digunakan
penulis yaitu kredibilitas sumber (Source Credibility Theory) yang
dikemukakan oleh Hovland, Janis dan Kelley dalam buku Communication
and Persuasion yang menyatakan bahwa seseorang dimungkinkan lebih
mudah dipersuasi jika sumber-sumber persuasinya cukup kredibel.42
Dan
juga teori kemungkinan elaborasi (Elaboration Likehood Theory) yang
merupakan teori pemberian perhatian terhadap masalah. Teori kemungkinan
elaborasi pada dasarnya adalah teori mengenai persuasi karena mencoba
42
Jalaludin Rakhmat. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Hlm: 256
44
memperkirakan kapan dan bagaimana seseorang dapat mengubah
pendapatnya oleh adanya suatu pesan atau argumen yang diterima.
Menurut teori kemungkinan elaborasi memiliki dua cara dalam
memproses suatu informasi. Yang pertama yaitu route sentral (rute pusat)
dan dan kedua, route peripheral (rute pinggiran). Kedua rute tersebut ada
didalam otak manusia. Elaborasi atas pemikiran kritis terjadi pada rute sentral
pada otak manusia sedangkan pemikiran kritis terjadi pada jalur peripheral. 43
43
Morrisan. Teori komunikasi: individu hingga massa. Jakarta: Kencana Prenada Group. Hal: 83
45
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
TEORI KEMUNGKINAN ELABORASI
Gambar 2.2 Kerangka Teori
Kesimpulan : Bahwa jika Penyuluh memiliki kredibilitas untuk
memberikan sosialisasi (penyuluhan) kepada masyarakat mengenai program
RS-RTLH dengan baik maka akan didapatkan respon yang positif, sehingga
tingkat pemahaman masyarakat pun akan terpenuhi.
Kredibilitas Penyuluh : 1. Kompetensi
2. Sikap
3. Tujuan
4. Kepribadian
5. Dinamika
Sumber : Hafid Canggara 2008 (James
Croskey) Hlm. 26
(Syaiful Rohim. 2009. Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam dan Aplikasi. Jakarta.
Rineka Cipta. Hal: 74)
Teori Kemungkinan
Elaborasi : 1. Route sentral
2. Route peripheral Sumber : Richard Petty & Jhon
Caciopo
(Jalaludin Rakhmat. 2004.
Psikologi Komunikasi. Bandung:
PT. Remaja Rosda Karya. Hlm:
256)
Pengaruh Kredibilitas Penyuluh Dinas Sosial Kota Serang
Terhadap Tingkat Pemahaman Masyarakat Pada Program
Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni
Pengaruh Kredibilitas Penyuluh Dinas
Sosial Kota Serang (Variabel X) Tingkat Pemahaman Masyarakat
Pada Program RS-RTLH (Variabel Y)
Ha : Terdapat Pengaruh Kredibilitas Penyuluh Dinas
Sosial Kota Serang Terhadap Tingkat
Pemahaman Masyarakat Pada Program RS-RTLH Ho : Tidak terdapat Pengaruh Kredibilitas Penyuluh
Dinas Sosial Kota Serang Terhadap Tingkat
Pemahaman Masyarakat Pada Program RS-
RTLH
46
2.3 Operasional Variabel
Operasional variabel digunakan sebagai landasan dalam membuat
kuesioner, untuk membentuk kesatuan dan kesesuaian dalam penelitian.
Adapun operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1
Operasional Variabel
Variable
Penelitian
Sub Variabel Indikator Skala
Kredibilitas
Penyuluh
(Variabel X)
(Sumber: Syaiful
Rohim. 2009.
Teori
Komunikasi:
Perspektif, Ragam
dan Aplikasi.
Jakarta. Rineka
Cipta)
1. Kompetensi
Tingkat pengetahuan dalam
menguasai materi
Pengalaman penyuluh dalam
menyampaikan materi
Likert
2. Sikap
Penyuluh bersikap sopan saat
menyampaikan materi
Penyuluh memiliki sifat jujur,
terbuka dan berwawasan luas
3. Tujuan
Penyuluh memberikan informasi
mengenai program RS-RTLH
Memberikan motivasi untuk
mendengarkan informasi yang
disampaikan penyukuh
Memberikan pemahaman kepada
masyarakat
4. Kepribadian
Penyuluh memiliki pribadi yang
jujur dan berwibawa
Mampu bersosialisasi dengan baik
Memiliki moral yang baik
5. Dinamika
Kemampuan penyuluh untuk
menarik perhatian masyarakat
mengenai apa yang akan
disampaikan
47
Pemahaman
Masyarakat
(Varabel Y)
(Sumber:
Jalaluddin
Rakhmat,
2008)
Rute Sentral
Rute Periferal
Memiliki pengetahuan tentang
informasi yang disampaikan
Bersikap kritis
Memiliki Argumentasi tinggi
Likert
Mempercayai sumber dalam
menyampaikan informasi karna
memiliki kredibilitas yang tinggi
Menyukai sumber yang disukai
Menyetujui posisi yang
mendapat banyak dukungan
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesi penelitian merupakan jawaban sementara yang akan diuji
kebenarannya sperti yang diungkapkan Rosady : Hipotesis adalah pendapat
atau kesimpulan yang sifatnya sementara44
. Penulis mencoba menganalisis
melalui beberapa metode, baik melalui teori maupun terjun langsung ke
lapangan untuk mengecek langsung fakta yang terjadi, dalam memberikan
jawaban sementara.
Skripsi yang berjudul Pengaruh kredibilitas penyuluh Dinas Sosial
Kota Serang terhadap tingkat pemahaman Masyarakat pada Program RS-
RTLH, penulis berusaha memberikan penilaian apa yang terjadi dilapangan
dengan teori yang penulis jadikan rujukan. Pengaruh kredibilitas penyuluh
(variabel x) terhadap tingkat pemahaman masyarakat (variabel y).
Berdasarkan indikator-indikatornya, jika mendapatkan respon yang positif 44
Ruslan, Rosady. 2002 Manajemen Humas dan Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi. PT. Grafindo
Raja Persada
48
dari masyarakat maka terdapat pengaruh. Sedangkan jika tidak terdapat
respon positif dari masyarakat maka tidak dapat pengaruh antara variable x
dan variabel y. Karena dalam manajemen penelitian, hipotesis adalah sebuah
pernyataan dalam bentuk matematis tentang keadaan populasi.45
Berdasarkan uraian diatas maka dapat kita simpulkan dengan
keterangan hipotesis sebagai berikut :
Ha Terdapat pengaruh kredibilitas penyuluh (variabel x) Dinas
Sosial Kota Serang terhdap tingkat pemahaman masyarakat
(variabel y) pada program RS-RTLH
Ho Tidak terdapat pengaruh kredibilitas penyuluh (variabel x)
Dina Sosial Kota Serang terhdap tingkat pemahaman
masyarakat (variabel y) pada program RS-RTLH
Adapun hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis
terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.46
2.6 Penelitian Sebelumnya
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penggalian dari wacana
penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan penelitian ini
sekaligus dapat dijadikan sebagai data pendukung, diantaranya :
45
Agung, I Gusti Nugrah. 2004. Manajemen Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi. Rajawali Pers.
Jakarta 46
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Bandung, Alfabeta. Hal:
71
49
1. Penelitian ini dilakukan oleh Puti Nuraini pada tahun 2015 dengan judul
“Pengaruh kredibilitas brand ambassador band noah dalam iklan
vaseline men terhadap keputusan membeli produk”. Penelitian ini
bertujuan untuk menggambarkan bagaimana pengaruh kredibilitas brand
ambassador terhadap keputusan pembeli. Dimana Sales Vaselline men
merupakan produk perawatan kulit wajah pria yang menggunakan Brand
Ambassador yakni band Noah. Kredibilitas yang dimiliki band noah
mampu mempengaruhi khalayak. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Brand Ambassador band Noah
dalam iklan vasseline men terhadap keputusan memberi produk yang
dilakukan fans club Noah „sahabat serang‟. Penelitian ini menggunakan
teori kredibilitas sumber yang menjelaskan semakin tinggi kredibilitas
seorang komunikator maka semakin besar juga ia mempengaruhi
khalayak. Pendekekatan penelitian ini adalah kuantitatif. Metode yang
digunakan adalah metode survey, dengan data yang diperoleh melalui
kuesioner yang disebar kepada 66 orang responden. Penelitian
menunjukan thitung yang di dapat sebesar 7,561 lebih besar di banding
nilai ttabel 2,000, hal ini menyatakan jika Ha diterima terdapat Pengaruh
antara Brand Ambassador band Noah dalam iklan Vaseline Men terhadap
keputusan membeli produk dengan nilai korelasi 0,678 yang berarti
hubungan antara kedua variabel kuat, dengan nilai koefisien determinasi
yang menandakan sebesar 47,2% variabel keputusan membeli produk
50
adalah kontribusi dari variabel kredibilitas Brand Ambassador band Noah
dalam iklan Vaseline Men.
2. Penelitian ini dilakukan oleh Abraham Raubun pada tahun 2011
Universitas Mercu Buana dengan judul “Pengaruh Kredibilitas
Fasilitator Terhadap Sikap Anggota Kelompok PNPM Mandiri
Perdesaan Untuk Berwirausaha Di Kabupaten Subang-Jawa Barat”.
Adapun deskripsi dari penelitian ini mengenai fasilitator pemberdayaan
masyarakat merupakan salah satu unsur penting dalam pelaksanaan PNPM
Mandiri Perdesaan. Sebagai seorang komunikator, fasilitator sangat
ditentukan olehkredibilitas yang dimilikinya yang mencakup keahlian,
keterpercayaan dan daya tarik. Keberadaannya merupakan upaya
pemerintah membentuk dan mengelola hubungan timbal balik yang
harmonis antara institusi, khususnya Direktorat Jenderal Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa (Ditjen PMD) Kementerian Dalam Negerisebagai
pelaksana PNPM Mandiri Perdesaan dengan masyarakat miskin sebagai
sasaran program. Karena itu berbagai informasi tentang fasilitator PNPM
Mandiri Perdesaan di lapangan sangat diperlukan untuk meningkatkan
kualitas para fasilitator dalam mendukung pelaksanaan PNPM Mandiri
Perdesaan di masa mendatang.
51
Tabel 2.2
Perbandingan Penelitian Sebelumnya dengan Penelitian Terbaru
No ITEM PenelitiA Peneliti B Peneliti C/ Mhs
ybs
1 Judul Pengaruh
kredibilitas brand
ambassador band
noah dalam iklan
vaseline men
terhadap keputusan
membeli produk
Pengaruh Kredibilitas
Fasilitator Terhadap
Sikap Anggota
Kelompok PNPM
Mandiri Perdesaan
Untuk Berwirausaha
Di Kabupaten
Subang-Jawa Barat
Pengaruh
Kredibilitas
penyuluh Dinas
Sosial Kota Serang
Terhadap Tingkat
Pemahaman
Masyarakat pada
Program RS-RTLH
2 Tahun 2015 2011 2017
3 Tujuan
Penelitian
Untuk mengetahui
seberapa besar
pengaruh Brand
Ambassador band
Noah dalam iklan
vasseline men
terhadap keputusan
memberi produk
yang dilakukan
fans club Noah
„sahabat serang‟.
Penelitian ini
menggunakan teori
kredibilitas sumber
yang menjelaskan
semakin tinggi
Untuk mengetahui
atau mengkaji
pengaruh kredibilitas
fasilitator terhadap
sikap anggota
kelompok PNPM
Mandiri Perdesaan
untuk berwirausaha di
kabupaten Subang,
provinsi Jawa Barat.
Kredibilitas
penyuluh Dinas
Sosial Kota Serang
Terhadap Tingkat
Pemahaman
Masyarakat pada
Program RS-RTLH
52
kredibilitas seorang
komunikator maka
semakin besar juga
ia mempengaruhi
khalayak.
4 Teori Teori kredibilitas,
Teori A-T-R
(Awareness-Trial-
Reinforcement)
Teori Stimulus-
Organisme-Respon
Teori Kredibilita
Sumber dan Teori
Kemungkinan
Elaborasi
5 Metode/
Paradigma
Kuantitatif Kuantitatif Kuantitatif
6 Hasil
Penelitian/K
esimpulan
Ha diterima
terdapat Pengaruh
antara Brand
Ambassador band
Noah dalam iklan
Vaseline Men
terhadap keputusan
membeli produk
dengan nilai
korelasi 0,678 yang
berarti hubungan
antara kedua
variabel kuat,
dengan nilai
koefisien
determinasi yang
menandakan
sebesar 47,2%
Ada pengaruh
kredibilitas fasilitator
terhadap sikap
anggota kelompok
PNPM Mandiri
Perdesaan untuk
berwirausahadi desa
Gunung Sembung,
kecamatan Pagaden,
kabupaten Subang
Jawa Barat.
Secara parsial hasil
pengolahan data
menunjukkan bahwa
dimensi
keterpercayaan dan
dimensi daya tarik
berpengaruh terhadap
Ha : Terdapat
pengaruh
kredibilitas
penyuluh Dinsos
Kota Serang
terhadap tingkat
pemahaman
masyarakat pada
program RS-RTLH
Ho : Tidak terdapat
pengaruh
kredibilitas
penyuluh Dinsos
Kota Serang
terhadap tingkat
pemahaman
masyarakat pada
program RS-
53
variabel keputusan
membeli produk
adalah kontribusi
dari variabel
kredibilitas Brand
Ambassador band
Noah dalam iklan
Vaseline Men.
variabel sikap (Y)
secara signifikan dan
hasil positip. Hal ini
dapat diartikan bahwa
semakin baik tingkat
keterpercayaan dan
daya tarik, maka akan
semakin baik pula
sikap masyarakat
untuk berwirausaha
dalam lingkup PNPM
Mandiri Perdesaan.
Variabel sikap juga
signifikan
menunjukkan bahwa
respon responden
terhadap fasilitator
positif. Dengan
demikian fasilitator
dapat dikatakan
kredibel bagi anggota
kelompok PNPM
Mandiri Perdesaan
serta memiliki
kemampuan
komunikasi efektif.
RTLH. Pengaruh
Kredibilitas yang
meliputi
Kompetensi,
Karakter, Tujuan,
Kepribadian serta
Dinamika
Penyuluh dalam
menyampaikan
informasi dan
sosialisasi
(penyuluhan)
kepada masyarakat.
7 Persamaan Untuk mengetahui
ada tidaknya
pengaruh pengaruh
kredibilitas
Meneliti mengenai
kredibilitas seorang
komunikator dalam
mengkomunikasikan
Meneliti mengenai
pengaruh
kredibilitas seorang
penyuluh
54
program pemerintah
8 Perbedaan Teknik sampling
menggunakan
nonprobabilitas
(acak)
Penelitian ini
menggunakan teori
SOR, dan memiliki
perbedaan indikator
yang diteliti
Pada pengguaan
teori dan indikator
sikap dari
penelitian ini
adalah kognitif,
afektif dan konatif
juga penggunaan
teori kemungkinan
elaborasi, yaitu rute
sentral (pusat) rute
periferal
(pinggiran)
9 Sumber Puti Nuraini
Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa
http://repository.fis
ip
http://digilib.mercubu
ana.ac.id/
Abraham Raubun
Ellen Elvamia di
Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa
55
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Metodologi Penelitian
Sugiono menjelaskan bahwa metode penelitian merupakan cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan kegunaan tertentu berdasarkan
hal tersebut setiap penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu namun
secara umum tujuan penelitian ada tiga macam yaitu bersifat penemuan,
pembuktian dan pengembangan. Pada penelitian ini peneliti menggunakan
pendekatan kuantitatif, dimana menggambarkan atau menjelaskan suatu
masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan, Karna itu menuntut sampel
yang representatif dari seluruh populasi, oprasionalisasi konsep serta alat ukur
yang valid dan reliabel.47
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian
ini menggunakan metode eksplanatif.
Menurut Rahmat metode eksplanatif adalah metode yang
menghubungkan atau mencari sebab akibat antara dua atau lebih konsep
(variabel) yang diteliti.48
Pada Penelitian eksplanatif, metode yang digunakan
untuk menjelaskan hubungan kausal antara variabel melalui pengujian
hipotesis. Menurut Kriyanto (2006:69) periset perlu melakukan kegiatan
berteori untuk menghasilkan dugaan awal antar variabel satu dengan yang
lainnya. Sama halnya dengan pernyataan bungin (2001:51) bahwa kuantitatf
47
Kriyantono, Rachmat. 2009. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group. Hal. 55. 48
Kriyanto, Rahmat. 2007. Riset Komunikasi. Kencana. Jakarta
56
eksplanatif adalah penelitian penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan
hubungan suatu variabel dengan variabel lain.
3.2 Paradigma Penelitian
Dalam penelitian paradigma yang digunakan adalah Positivistik.
Paradigma yang peneliti gunakan pada penelitian ini yaitu sesuai dengan
penelitian kuntitatif. Positivistik adalah paradigma tradisional, eksperimental
atau paradigma empirisitatis yang di kembangkan oleh para ahli sosiologi
seperti conte, Durkheim dan Mill. Paradigma ini menggambarkan pendekatan
baru terhadap pegetahuan. Mayarakat bergerak dalam tiga tahap berdasarkan
pola pikir dari teologis atau fiktif ke metafisik atau abstrak ke pejelasan ilmiah
atau positif, dalam tahap poitif gejala yang di ungkapkan melalui observai
empiris atas gejala terebut. Dalam kata lain paradigma adalah suatu cara untuk
memandang dan memahami kompleksifitas dunia nyata, paradigma ini
tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya.
3.3 Variabel Penelitian
Adapun variabel dalam penelitian ini adalah :
A. Variabel X sebagai variabel bebas (Independen Variabel) menurut
Sugiono (2011:61) variabel bebas adalah merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen.Variabel bebas ini merupakan variabel X (Kredibilitasn
penyuluh Dinas Kota Serang).
57
B. Variabel Y sebagai variabel Terikat (Variabel Dependent) yaitu yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
Variabel terikat yaitu variabel Y mengenai pemahaman masyarakat.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Sebuah penelitian dapat dilakukan jika ada fakta di lapangan, fakta
yang diperoleh dilapangan dapat dikatakan sebagai data, data adalah bahan
keterangan tentang suatu objek penelitian yang diperoleh di lokasi
penelitian.49
Dalam penelitian kuantitatif ini metode pengumpulan datanya
menggunakan cara sebagai berikut :
3.4.1 Dokumentasi
Dokumentasi yaitu sebuah proses pengumpulan data yang sistematis
sehingga data tersebut dikelola dan menghasilkan dokumen. Tujuan dilakukan
proses dokumentasi yaitu untuk mendapatkan sebuah dokumen yang di
perlukan dan hal-hal yang membuktikan adanya suatu kegiatan atau benda
yang bisa didokumentasikan. Suatu dokumen tidak akan bisa tertata rapi dan
terjaga bila tidak ada proses dokumentasi begitu pula dokumentasi tidak akan
bisa berproses bila tidak ada dokumen.
Dalam proses dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti, dokumentasi
atau teknik pengumpulan data di ambil yang berkaitan dengan proses
49
Rachmat kriyantono. Op.Cit. Hal 137
58
penelitian yaitu seperti data jumlah masyarakat yang mendapatkan bantuan
RS-RTLH ataupun data lain yang sesuai dengan penelitian.
3.4.2 Kuesioner
Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang efektif guna
memastikan variable yang akan di ukur dan dapat mengetahui apa yang di
harapkan oleh responden saat pengisian kuesioner. Selain itu kuesioner pula
merupakan metode yang cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar
dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan tertutup
atau terbuka dan dapat diberikan kepada responden secara langsung atau
dikirim melalui pos atau internet.50
Kuesioner juga merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila
peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa
diharapkan dari responden. Selain itu kuesioner juga cocok digunakan bila
jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner
dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka.51
Adapun kuesioner dalam penelitian ini menggunakan sebuah angket
atau kuesioner terdiri dari bagian pendahuluan yang berisikan petunjuk
pengisian angket, bagian identitas berisikan identitas responden
50
Sugiono, metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R & D, (Bandung :Alfabeta, 2012) hal 141-
142 51
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : ALFABETA.
Hal:141-142.
59
seperti: Nama, alamat, umur, pekerjaan, jenis kelamin, status pribadi dan
sebagainya, kemudian baru memasuki bagian isi angket.52
Dan juga
menggunakan skala likert, skala likert itu sendiri digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang
fenomena sosial.53
indeks skala likert menunjukan bahwa masing-masing
kategori jawaban memiliki intensitas yang sama. Dimana responden telah
diberikan alternatif jawaban oleh periset. Data dikumpulkan dengan
menyebarkan kuisioner kepada masyarakat di Kec.Kasemen.
Terdapat alternatif jawaban yang digunakan penulis dalam penelitian
ini, sebagai berikut :
Tabel 3.1
Skor skala likert
SKOR JAWABAN NILAI SKOR JAWABAN
1 Sangat tidak setuju
2 Tidak setuju
3 Kurang Setuju
4 Setuju
5 Sangat setuju Sumber : Masri Singarimbun 1989
Dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan 5 pilihan jawaban
pada skala likert. Hal ini dimaksudkan agar menghindari jawaban keragu-
raguan dari responden bila disedikan jawaban di tengah yang akan
menghilangkan banyaknya data dalam riset tersebut sehingga data yang
diperlukan banyak yang hilang.54
52
Burhan Bungin. 2014. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta. Kencana. Hal: 133 53
Ibid, hal 132 54
Rachmat kriyanto, teknik praktis riset komunikasi (Jakarta : kencan prada media group 2007)
hal 137
60
3.5 Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data
primier dan data sekunder. Data primier adalah data yang didapat langsung
dari objek penelitiannya yaitu bisa didapat dari hasil wawancara dan observasi
terhadap kegiatan yang dituju, khususnya untuk kegiatan Program Rehabilitasi
Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) yang dilaksanakan oleh Dinas
Sosial Kota Serang. Data primer dalam penelitian ini berasal dari kuesioner
yang disebar kepada responden. Responden dalam penelitian ini adalah
masyarakat di Kecamatan Kasemen yang mendapatkan bantuan dari program
RS-RTLH. Alasannya adalah karena masyarakat yang mendapatkan bantuan
dari program RS-RTLH ini merupakan khalayak yang menjadi sasaran dalam
kegiatan penyuluhan mengenai program rehabilitasi sosial rumah tidak layak
huni. Jika dikaitkan dengan penelitian ini maka data yang diperlukan adalah
data primer dan data sekunder. Adapun penjelasannya sebagai berikut :
1. Data Primer
Data Primer adalah data yang didapat langsung dari objek penelitian
melalui wawancara dan observasi dari objek penelitiannya. Dalam
penelitian ini penyuluh yang bertanggung jawab atas Pengaruh
kredibilitas penyuluh itu sendiri dalam memberikan penyuluhan
mengenai program RS-RTLH dan anggota yang terkait di Dinas sosial
Kota Serang.
61
2. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk-bentuk yang
sudah tersedia. Data tersebut berupa dokumentasi yang berhubungan
dengan kredibilitas penyuluh Dinas Sosial Kota Serang terhadap tingkat
pemahaman masyarakat, pembangunan rumah warga yang mendapatkan
bantuannya dan juga catatan-catatan lainnya yang mendukung masalah
pokok penelitian ini sehingga dapat membantu proses penelitian.
3.6 Instrumen Penelitian
Instrument penelitian merupakan instrumen tergantung pada jumlah
variable penelitian yang telah di tetapkan untuk di teliti.55
Alat pengukuran
utama dalam penelitian ini adalah kuesioner dan menggunakan software
SPSS (Statistical Product and Service Solutions) Versi 24 untuk
menghitungnya. Karena menggunakan kuesioner sebagai alat penelitian,
maka alat tersebut harus diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu.
3.6.1 Uji Validitas
Validitas yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu sejauh mana
instrument atau kuesioner yang akan diukur dalam penelitian ini. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan program menggunakan SPSS (Statistic
Package For Social Science) versi 24 untuk menguji validitas data. Menurut
Rosady Ruslan, penentuan pengujian uji validitas adalah r hitung
55
Sugiyono, metode penelitian kuantitatif kualitatif R&D (Bandung : alphabet, 2012) hal 114
62
dibandingkan dengan r tabel (dengan melihat taraf signifikasi penelitian,
yakni sebesar 10% atau 0,01 dan jumlah responden, barulah kita akan
mendapatkan nilai r tabel). Maka didapat kriteria pengujiannya adalah
sebagai berikut:
Penjelasan :
r = koefisien korelasi
n = jumlah observasi atau responden
X = skor pertanyaan
Y = skor total
Dalam pengujian uji validitas yaitu rhitung dibandingkan dengan
rtabel maka kriteria pengujiannya yaitu :
rhitung < r tabel maka instrument di katakana tidak valid
rhitung > r tabel maka instrument penelitian dikatan valid
3.6.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan tingkat kestabilan suatu alat pengukuran
dalam mengukur suatu gejala atupun kejadian. Pengukuran reliabilitas dalam
penelitian ini yaitu dengan menggunakan rumus koefisien reliabilitas Alfa
Cronbach.56
Hasil pengujian dapat dilihat dalam tabel tingkat reliabilitas
berdasarkan nilai Alpha, Jika nilai Alpha dihitung lebih besar daripada tabel
maka item dinyatakan reliabel. 57
Adapun tingkat reliabilitas berdasarkan nilai
Alpha dapat diuraikan dalam tabel berikut :
56
Sugiono, statistic sosial (bandung : alfabeta, 2012) hal 363 57
Wahyu Agung. 2010. Panduan SPSS 17.0 : Untuk Mengolah Penelitian Kuantitatif . Jogjakarta:
Gerai Ilmu. Hal: 77
63
α = koefisien reliability cronbach
K = banyaknya item
Si = varians dari ke i (i = banyaknya item)
St = varians total (semua item di gabungkan)
Berdasarkan hal berikut diatas maka pertanyaan dikatan raliabel
atau tidak reliabel apabila:
r alpha > r tabel maka dapat di katakana reliable
r alpa < r tabel maka dapat di katakana tidak reliable
Tabel 3.2
Tingkat reliabilitas berdasarkan nilai alpa
Alpha Tingkat reliabilitas
00.0 s/d 0,20 Kurang reliable
>0,20 s/d 0.40 Agak reliable
>0,40 s/d 0,60 Cukup reliable
>0,60 s/d 0,80 Reliable
>0,80 s/d 1,00 Sangat reliable
Sumber : wahyu agung, 2010 :92
3.7 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas
Sebelum dilakukan penyebaran kuesioner terhadap sampel penelitian,
peneliti terlebih dahulu menguji validitas dan reliabilitas intrumen dengan
menyebarkan kuesioner pada 30 responden yaitu masyarakat Kota Serang
khususnya untuk Kec.Kasemen yang mendapatkan program RS-RTLH.
Responden diminta untuk menyatakan jawaban pada pilihan jawaban yang
α =
64
telah disediakan. pengolahan data tersebut dilakukan dengan menggunakan
software SPSS 24 dengan hasil sebagai berikut:
3.7.1 Hasil Uji Validitas
Penulis membagi pernyataan menjadi dua bagian dalam kuesioner,
yaitu pernyataan tentang Kredibilitas Penyuluh (Variabel X) dan Tingkat
Pemahaman masyarakat mengenai program RS-RTLH (Variabel Y). Output
data program SPSS versi 24 untuk uji validitas pernyataan pada Kredibilitas
Penyuluh (Variabel X) dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 3.3
Hasil Uji Kredibilitas Penyuluh (Variabel X)
Pernyataan Rhitung Rtabel Keterangan
Pernyataan 1 0,699 0,361 Valid
Pernyataan 2 0,513 0,361 Valid
Pernyataan 3 0,635 0,361 Valid
Pernyataan 4 0,617 0,361 Valid
Pernyataan 5 0,597 0,361 Valid
Pernyataan 6 0,632 0,361 Valid
Pernyataan 7 0,747 0,361 Valid
Pernyataan 8 0,558 0,361 Valid
Pernyataan 9 0,738 0,361 Valid
Pernyataan 10 0,592 0,361 Valid
Pernyataan 11 0,582 0,361 Valid
Pernyataan 12 0,551 0,361 Valid
Valid atau tidaknya setiap butir pernyataan maka harus dibandingkan
dengan Rtabel dengan taraf kesalahan 10% dan N=100 maka dapat ditentukan
65
Rtabel sebesar 0,361. Jika Rhitung positif dan Rhitung> Rtabel maka butir pernyataan
tersebut valid. Tabel diatas menunjukan bahwa setiap item pernyataan pada
Kredibilitas Penyuluh (variabel X) dikatakan “valid” karena nilai Rhitung lebih
besar dari 0,361. Untuk itu dapat dilakukan analisis lebih lanjut terhadap data
tersebut.
Kemudian setelah melakukan pengujian variabel X maka penulis juga
melakukan pengujian validitas pada variabel Y yaitu Tingkat Pemahaman
Masyarakat pada Program RS-RTLH dengan 8 pernyataan sebagai tahap
selanjutnya. Penulis menggunakan program SPSS versi 24 untuk menguji
pernyataan validitas variabel Y. Hasil uji validitas untuk variabel Y dapat
dilihat pada output data dari program SPSS versi 24 pada tabel sebagai
berikut:
Tabel 3.4
Hasil Uji Tingkat Pemahaman Masyarakat
pada Program RS-RTLH (Variabel Y)
Pernyataan Rhitung Rtabel Keterangan
Pernyataan 13 0,559 0,361 Valid
Pernyataan 14 0,631 0,361 Valid
Pernyataan 15 0,637 0,361 Valid
Pernyataan 16 0,624 0,361 Valid
Pernyataan 17 0,734 0,361 Valid
Pernyataan 18 0,727 0,361 Valid
Pernyataan 19 0,572 0,361 Valid
Pernyataan 20 0,585 0,361 Valid
66
Tabel diatas menunjukan bahwa nilai Rhitung lebih besar dari Rtabel
sebesar 0,361, maka dapat disimpulkan bahwa setiap item pernyataan pada
variabel Y (Tingkat Pemahaman Masyarakat pada program Rehabilitasi Sosial
Rumah Tidak Layak Huni) dikatakan “valid” sehingga dapat dilakukan
analisis lebih lanjut terhadap data tersebut. Jadi, berdasarkan hasil uji validitas
sebagaimana terurai pada tabel diatas, ditemukan bahwa seluruh item
pernyataan yang dituangkan dalam kuesioner penelitian dinyatakan valid.
Hal ini disebabkan karena nilai Korelasi total semua indikator
penelitian lebih besar dan tidak bernilai negatif terhadap nilai r-kritis Product
Moment sebesar 0.361 di tingkat kesalahan 10% atau 0.01. Sehingga dapat
dinyatakan bahwa nilai validitas dari variabel X dan Y adalah 100% valid dan
layak untuk digunakan sebagai instrumen penelitian.
3.7.2 Hasil Uji Reabilitas
Reliabilitas mengandung arti bahwa alat ukur tersebut stabil (tidak
berubah-ubah), dapat diandalkan (dependable), dan tetap (consistent).58
Reliabel adalah alat ukur konsisten yang memberikan hasil atau jawaban yang
sama walaupun digunakan berulang kali.
58
Rachmat Kriyantono. 2012. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group. Hal: 145
67
Tabel 3.5
Hasil Uji Reabilitas Kredibilitas Penyuluh (Variabel X)
Cronbach's
Alpha N of Items
,881 12
Tabel diatas merupakan kolom Cronbach’s Alpha yang memiliki nilai
0,843. Maka indikator yang digunakan untuk variabel (X) Kredibilitas
Penyuluh dikatakan sangat reliabel. Karna Cronbach’s Alpha 0,881 berada
pada interval 0,80-1,00 (sangat reliabel).
Tabel 3.6
Hasil Uji Reabilitas Tingkat Pemahaman Masyarakat pada Program RS-RTLH
(Variabel Y)
Cronbach's
Alpha
N of Items
,776 8
Tabel diatas merupakan kolom Cronbach’s Alpha yang memiliki nilai
0,776. Maka Tingkat Pemahaman Masyarakat pada Program RS-RTLH
(variabel Y) dikatakan sangat reliabel. Karna berdasarkan pada tabel diatas
nilai Cronbach’s Alpha 0,776 berada pada interval 0,60-0,80 (reliabel).
68
3.8 Populasi dan Sampel
3.8.1 Populasi
Menurut (Rahmat 2005:78) popolasi merupakan jumlah keseluruhan
atau jumlah unit yang di teliti dengan menganalisis ciri-ciri atau biasa di sebut
sebagai kumpulan objek penelitian dengan kata lain populasi merupakan
kumpulan keseluruhan objek penelitian. Dalam arti lain populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya.59 Populasi dalam penelitian
ini adalah masyarakat kota serang yang mendapat bantuan program RS-RTLH
dari berbagai Kecamatan yang berada di Kota Serang, adapun dalam
penelitian ini populasi berdasarkan data yang didapat berjumlah 100 Orang
per-tahunnya.
3.8.2 Sampel
Sampel merupakan sebagian jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut,sampel merupakan jumlah sebagian dari elemen
tertentu dari suatu populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi misalnya karena keterbatasan
dana, tenaga, dan waktu maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi tersebut.60
Dalam penelitian ini peneliti mengambil
teknik non probability sampling. Yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak
memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau 59
Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta Hlm: 61 60
Ibid 62
69
anggota populasi untuk di pilih menjadi sampel. Non probability sampling
meliputi sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental/incidental,
purposive sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling.61
Penelitian mengenai Pengaruh Kredibilitas Penyuluh Dinas Sosial
Kota Serang terhadap Tingkat Pemahaman Masyarakat pada Program
Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni terdapat 100 orang dari seluruh
Kecamatan di Kota Serang yang mendapatkan bantuan RS-RTLH di tahun
2016. Maka jumlah sampel berjumlah sama dengan jumlah populasi yang
didapatkan dari data yang ada.
3.9 Teknik Pengelolaan dan Analisis Data
3.9.1 Teknik Pengelolaan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini di lakukan dengan
observasi dan penyebaran kuesioner kepada sampel yang terdahulu yang mana
sudah di temtukan oleh peneliti, peneliti juga melakukan kajian pustaka
seperti buku, majalah, artikel, literature, situs internet dan bahan lainnya yang
menjadi referensi bagi peneliti. Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan
setelah pengumpulan data dilaksanakan. Pada penelitian kuantitatif,
pengolahan data secara umum dilaksanakan dengan melalui tahap
pemeriksaan (editing), proses pemberian identitas (coding) dan proses
pembeberan (tabulating).62
61
Ibid 63 62
Burhan Bungin. 2014. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta. Kencana. Hal: 174
70
1. Tahap Pemeriksaan (Editing)
Editing merupakan kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti
selesai menghimpun data di lapangan. Kegiatan ini menjadi penting
karena kenyataannya bahwa data yang terhimpun kadang kala
belum memenuhi harapan peneliti, ada diantaranya kurang atau
terlewatkan, tumpang tindih, berlebihan bahkan terlupakan. Proses
editing dimulai dengan memberi identitas pada instrumen penelitian
yang telah terjawab. Kemudian memeriksa satu per satu lembaran
instrument pengumpulan data, kemudian memeriksa poin-poin serta
jawaban yang tersedia. Apabila terjadi kejanggalan pada instrumen
tersebut, berilah identitas tertentu pada instrumen dan poin yang
janggal.
2. Proses Pemberian Identitas (Coding)
Setelah tahap editing selesai dilakukan, kegiatan berikutnya adalah
mengklasifikasikan data-data tersebut melalui tahapan koding.
Terdapat dua cara pengkodean yaitu pengkodean frekuensi dan
pengkodean lambang. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan
pengkodean frekuensi yang menunjukan jawaban pada poin tertentu
memiliki bobot atau arti frekuensi tertentu. Teknik koding dapat
memudahkan peneliti pada saat memasukan data kedalam program
komputer.
71
3. Proses Pembeberan (Tabulating)
Tabulasi adalah bagian terakhir dari pengolahan data. Maksud dari
tabulasi adalah memasukkan data pada table-tabel tertentu dan
mengatur angka-angka serta menghitungnya. Dalam penelitian ini,
penulis menggunakan skala likert sebagai pengukuran sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian
atau gejala sosial. Dalam penelitian, gejala sosial ini telah
ditetapkan secara spesifik yang disebut sebagai variabel penelitian.
3.9.2 Analisi Data
A. Analisis Deskriptif Data
Analisis ini merupakan metode yang digunakan untuk
mendeskripsikan masing masing variabel, yaitu variabel X dan Y
dengan rumus sebagai berikut :
Data kuantitatif diperoleh dari hasil kuesioner. Setelah data
kuesioner diperoleh kemudian data tersebut diolah dengan
menggunakan rumus.63
Adapun rumus analisis data kuantitatif yang
penulis gunakan yakni:
63
Riduwan.2010. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Alfabeta: Bandung. Hal: 40-41
72
P =:∑
x 100 %
Keterangan
P = Persentasi Jawaban
∑ = Jumlah skor di tiap pertanyaan
n = Banyak responden
Tabel 3.7
Kriteria analisis deskriptif persentase
No Rentang persentase Kriteria
1 81% - 100% Sangat baik
2 61% - 80% Baik
3 41% - 60% Cukup baik
4 21% - 40% Tidak baik
5 0% - 20% Sangat tidak baik
(Sumber : Riduwan 2010 : 41)
B. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang
diteliti berdistribusi normal ataupun tidak. (Sugiono 2011) menyatakan
stasistik parameter menyatakan bahwa data setiap variabel yang akan di anlisis
berdistribusi normal oleh karena itu pengujian hipotesis dilakukan untuk
pengujian normalitas data. Penulis menggunakan uji Kolomogorof-Smirnov
dengan bantuan software SPSS Versi 21, untuk menyatakan apakah data
berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak dapat dilakukan
dengan membandingkan koefisien AsympSig. Atau P-value dengan 0,05 (taraf
signifikan). Apabila P-value lebih besar dari 0,05 (taraf signifikansi) yang
73
berarti tidak signifikan, maka memiliki makna bahwa data berasal dari
populasi yang berdistribusi normal. Sebaliknya apabila P-value lebih kecil
dari 0,05 yang berarti signifikan, maka bahwa data berasal dari populasi yang
berdistribusi tidak normal.
C. Uji Koefisiensi Korelasi
Dalam uji koefisiensi korelasi ini peneliti menggunakan koefisien
korelasi, dimana penelitian ini menggunakan analisis untuk mengetahui
hubungan kedua variabel, yakni antara variabel kolom Kredibilitas Penyuluh
(X) dan variabel tingkat pemahaman masyarakat pada program RS-RTLH (Y).
Adapun penelitian ini, penulis menggunakan Korelasi Pearson Product
Moment yang digunakan untuk mengetahui derajad hubungan antara variabel
bebas (independent) dengan variabel terikat (dependent) sebelum melakukan
signifikansi pada korelasi ganda.64
Rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut :
2222YNXN
YXXYNr
YXxy
Penjelasan :
rxy : koefisien korelasi product moment
x : jumlah skor dalam selebaran X
y : jumlah skor dalam selebaran
xy : jumlah hasil kali skor x dan y yang berpasangan
x2: jumlah skor yang di kuadratkan dalam selebaran
64
Dominikus Dolet Unaradjan. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta. Universitas Atma
Jaya. Hal: 202
74
y2
: jumlah skor yang di kuadratkan dalam selebaran y
n : jumlah sampel
Agar dapatkan penafsiran tentang koefisien korelasi maka
di dapatkan pedoman dan ketentuan dari tabel berikut ini :
Tabel 3.8
Kriteria Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval koefisien Tingkat hubungan
0.00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 - 1,000 Sangat kuat
Sumber : Sugyono 2010 :231
D. Analisis Regresi Sederhana
Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen rumus analisis ini sebagai
berikut :
Penjelasan :
Y : subyek dalam variabel yang di prediksi
a : harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b : angka atau koefisien regresi
Y = a + bx
75
E. Koefisien Determinasi
Dalam penelitian ini koefisien determinasi digunakan pada
penelitian untuk mengetahui seberapa besar pengaruh krediblitas
penyuluh dari variabel X dan variabel Y yaitu pemahaman
masyarakat pada program RS-RTLH.
Penjelasan :
KD : koefisien determinasi
r : koefisien korelasi
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan program SPSS
versi 24 dimana dengan menggunakan program tersebut hasilnya
dapat dilihat pada tabel model summary.
F. Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini hubungan yang ditemukan berlaku untuk
keseluruhan populasi maka perlu di lakukan dengan uji signifikan
korelsi uji Thitung, uji F dan uji signifikasi :
1. Uji t ini dilakukan untuk menguji signifikansi koefisien
korelasi dengan thitung rumus :
21
2
r
nrt
Penjelasan :
r = koefisien korelasi
KD = X 100%
76
n-2 = derajat keabsahan
t = nilai uji t
untuk mencari ttabel maka tentukan dulu taraf signifikasi
dengan mengacu pada ketentuan berikut :
thitung < ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak
signifikan.
thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya signifikan.
G. Uji F
Penelitian ini untuk mengetahui seberapa kuat hubungan
variabel terikat secara bersamaan berupa stimulant dengan rumus
dari Fhitung.
Fhitung = 1/1 2
2
KnR
Kr
Penjelasan :
R = koefisien korelasi ganda
K = jumlah fariabel independen
n = jumlah anggota sampel
Nilai Fhitung kemudian di samakan dengan Ftabel dengan dk
(drajat kebebasan) pembilang =k (jumlah variabel independen) dan
dk penyebut = (n-k-1) dan taraf kesalahan yang ditetapkan misalnya
5% dimana dengan dasar pengambilan keputusan yaitu :
77
Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak
signifikan.
Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya
signifikan.65
H. Tingkat Signifikan
Yang di tetapkan oleh penulis dalam tingkat signifikan adalah
0,05 dimana bahwa periset mempunyai 5% maka dari itu kesempatan
untuk mengambil keputusan yang salah mengenai Ho. Penetapan
tingkat atau taraf signifikansi tergantung pada jumlah kesalahan
periset yang biasa.66
Dari ketentuan tersebut bisa di lihat uji
signifikasinya adalah :
Nilai sig < 0,05 maka Ho ditolak artinya signifikan
Jika nilai sig > 0,05 maka Ho diterima artinya tidak signifikan
3.10 Lokasi Dan Jadwal Penelitian
3.10.1 Lokasi
Dalam penelitian Kredibilitas Penyuluh Dinas Sosial Kota
Serang terhadap Tingkat Pemahaman Masyarakat pada Program
Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni yang dilaksanakan di
berbagai kecamatan di Kota Serang yaitu, Kecamatan Kasemen,
Curug, Serang, Taktakan, Cipocok Jaya, dan Walantaka. Dengan
65
Ibid. Hlm: 216 66
Rahmat krianto, teknis praktis riset komunikasi (jakarta :kencana prenada media group,
78
Desa atau Kelurahan yang berbeda, peniliti memilih Kota Serang-
Banten sebagai lokasi penelitian, dikarenakan masih banyak
masyarakat yang kurang mampu dengan kondisi memiliki rumah
yang sudah tidak layak huni.
79
3.10.2 Jadwal Penelitian
No. Kegiatan
Bulan
April
2017
Mei
2017
Juni
2017
Juli
2018
Oktober
2017
April
2018
Juni
2018
1 Judul
2 Bab I
3 Bab 2
4 Bab 3
5 Sidang Outline
6 Bab 4 dan 5
7 Sidang Skripsi
80
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
4.1.1 Deskripsi Kota Serang
Kota Serang adalah sebuah kota yang terletak di Provinsi Banten.
Kota ini terbentuk sebagai daerah otonom sejalan dengan ditetapkannya
Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kota
Serang pada tanggal 2 November 2007. Memulai pemerintahan secara
resmi pada tanggal 5 Desember 2008, setelah melaksanakan pemilihan
kepada daerah langsung yang kemudian dilantiklah Walikota dan Wakil
Walikota secara definitif. Kota Serang merupakan hasil pemekaran
wilayah Kabupaten Serang dan menjadi salah satu daerah
Kabupaten/Kota di Provinsi Banten yang mempunyai kedudukan
sebagai pusat pemerintahan Provinsi Banten.
Pembentukan Kota Serang diharapkan mampu meningkatkan
kesejahteraan masyarakatnya, seperti yang disebutkan didalam visi
pembangunan Kota Serang yaitu, “Terwujudnya Landasan Kota Serang
yang Global dan Berwawasan Lingkungan”. Visi pembangunan Kota
Serang tersebut diharapkan menjadi landasan pencapaian Visi
pembangunan Kota Serang tahun 2008 sampai dengan tahun 2025
sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang
81
Daerah (RPJPD) yakni: “Terdepan Sebagai Pusat Pendidikan, Jasa, dan
Perdagangan Menuju Kota Serang Smart 2025”. Smart adalah singkatan
dari Sejahtera Maju, Adil, Religius, dan Terdepan. Adapun Misi Kota
Serang adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan
pelayanan publik yang prima.
2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan keberadaan
masyarakat yang produktif, berbudaya dan agamis.
3. Meningkatkan dan mendorong pertumbuhan dan kualitas
perekonomian daerah dan masyarakat.
4. Mengembangkan dan meningkatkan sarana dan prasarana wilayah
yang memadai dan berkualitas.
5. Meningkatkan kelestarian lingkungan hidup dan penataan ruang
yang menunjang pembangunan berkelanjutan.67
Dahulu Serang merupakan bagian dari wilayah Kabupaten
Serang, kemudian ditetapkan sebagai kotamadya pada tanggal 2
November 2007. Kota Serang mencakup wilayah daratan seluas 266,74
KM2, yang hampir seluruh bagian wilayahnya berada di daratan, hanya
sebagian kecil saja yang berbatasan dengan lautan yaitu Kecamatan
Kasemen. Cakupan wilayah Kota Serang terdiri dari 6 (enam)
Kecamatan dan 66 (enam puluh enam) Kelurahan, dengan luas wilayah
yang berbeda dari setiap masing- masing Kecamatan. Dimana Kota
67
http://dprd-serangkota.go.id/gambaran-umum-daerah-kota-serang/
82
Serang terdiri atas 6 Kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah
kelurahan seperti, Kecamatan Serang, Cipocok Jaya, Curug, Kasemen,
Taktakan, dan Walantaka. Seperti yang tertera pada table dibawah ini :
Tabel 4.1
Luas Wilayah Kecamatan di Kota Serang
(Sumber: serangkota.bps.go.id, diakses tanggal 10 Juni 2014)
Kota Serang adalah salah satu dari tujuh Kabupaten/Kota di
Provinsi Banten yang mempunyai kedudukan sebagai pusat
pemerintahan Provinsi Banten dengan jarak ± 70 KM ke Kota Jakarta,
Ibukota Negara Republik Indonesia. Kota Serang mempunyai
kedudukan yang strategis karena berada di jalur utama penghubung
lintas Jawa-Sumatera. Kota Serang juga dilintasi jalan negara Lintas
Jakarta-Merak serta dilintasi jalur kereta apa Lintas Jakarta-Merak.
Selain itu pula Kota Serang merupakan pintu gerbang atau transit
perhubungan darat antar Jawa dan Pulau Sumatera.
No.
Kecamatan
Luas Wilayah
Jumlah
Kelurahan
Km2 Persentase (%)
1. Curug 10 49,60 18,59
2. Walantaka 14 48,48 18,18
3. Serang 12 31,54 11,82
4. Cipocok Jaya 8 25,88 9,70
5. Taktakan 12 47,88 17,95
6. Kasemen 10 63,36 23,75
Jumlah 66 266,74 100
83
Gambar 4.1 Peta Administrasi Kota Serang
(Sumber: Profil Kota Serang Tahun 2013)
Wilayah Kota Serang sebagian besar adalah dataran rendah yang
memiliki ketinggian kurang dari 500 mdpl. Selain itu, Kota Serang
sendiri beriklim tropis dengan suhu rata-rata tiap bulan 27,070C suhu
terendah 23,3 0C dan tertinggi 33,
0C. kelembaban udara 84%, rata-rata
curah hujan 9,4 mm dengan curah hujan terbesar pada bulan Januari
84
dan Desember.68
Wilayah Kota Serang berada pada ketinggian 0-100 meter di
atas permukaan laut, dengan rata-rata ketinggian sekitar 25 meter di
atas permukaan laut. Kemiringan Kota Serang berkisar antara 0-40%.
Keadaan wilayah Kota Serang meliputi sistem air tanah dan air
permukaan. Wilayah Kota Serang berada di dataran rendah dan
memiliki curah hujan yang cukup, berkisar 1500-200 mm/pertahun.
Sebagian besar wilayah Kota Serang digunakan untuk lahan pertanian
yaitu 65,81% dari luas seluruhnya, sementara untuk pemukiman dan
perumahan sebesar 28,59% dari luas seluruhnya.
4.1.2 Keadaan Penduduk
Kondisi demografi adalah suatu kondisi dinamika
kependudukan, meliputi ukuran, struktur, dan distribusi penduduk,
serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat
kelahiran, kematian, migrasi sera penuaan. Struktur penduduk ini
selalu berubah-ubah Karena disebabkan oleh proses demografi yakni
kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas) dan juga migrasi atau
perpindahan penduduk. Laju pertumbuhan penduduk di Kota Serang
dalam periode 2 tahun terakhir yaitu dari tahun 2010 hingga tahun
2012 sebesar 2,16 persen.
Sensus penduduk tahun 2010 mencatat bahwa Kota Serang
dihuni 585.319 jiwa, dengan penduduk laki-laki-laki sebanyak
68
http://dprd-serangkota.go.id/gambaran-umum-daerah-kota-serang/
85
300.540 jiwa lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk
perempuan yang sebesar 284.779 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk
pada tahun 2012 sebesar 611.897 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-
laki sebesar 314.049 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak
297.848 jiwa seperti yang tertera pada tabel berikut:
Tabel 4.2
Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Pertumbuhan Penduduk
(Sumber: serangkota.bps.go.id, diakses tanggal 10 Juni 2014)
Adapun untuk jumlah penduduk pada tahun 2012 yang terbesar
berada di Kecamatan Serang yakni 216.785 jiwa. Sedangkan jumlah
penduduk terendah berada di Kecamatan Curug sebesar 49.110 jiwa.
Begitu pun mengenai kepadatan penduduk yang berada di seluruh
Kecamatan di Kota Serang. Dimana Kecamatan Serang tercatat
memiliki kepadatan penduduk per Km2 terbesar di Kota Serang yakni
2.293,98 jiwa/Km2. Sedangkan Kecamatan Curug memiliki kepadatan
penduduk terendah dari seluruh Kecamatan yang ada di Kota Serang
yakni 990,12 jiwa/Km2.
Tahun
Jenis Kelamin
Jumlah
Petumbuhan
Penduduk Laki-Laki Perempuan
2010 300.540 284.779 585.319
2,16 2012 314.049 297.848 611.897
86
Tabel 4.3
Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk
di Kota Serang Tahun 2012
(
S
u
m
b
e
r
:
4.1.3 Gambaran Umum Dinas Sosial Kota Serang
Dinas Sosial Kota Serang adalah unit pelaksana teknis yang
berada di daerah dalam naungan Kementerian Sosial RI dan salah satu
SKPD Pemerintahan Kota Serang. Dinas Sosial Kota Serang terbentuk
Tahun 2008 melalui Peraturan Daerah Kota Serang nomor 9 tahun 2008
tentang pembentukan dan susunan organisasi Dinas Daerah Kota
Serang dan Peraturan Daerah Kota Serang nomor 14 tahun 2010
tentang pembentukan dan susunan organisasi..
Dalam melaksanakan tugasnya, Dinas Sosial Kota Serang
Banten dibantu oleh bidang-bidang dibawahnya yang terdiri dari 5
bidang,yakni 4 bidang pelaksana teknis, serta 1 bidang sekretariatan,
dan 2 Unit Pelaksana teknis yaitu Badan Perlindungan Sosial (BPS)
serta Balai Perlindungan dan Pemulihan Sosial (BPPS). Setiap bidang
di Kepalai oleh seorang kepala bidang yang memiliki kepala seksi-
kepala seksi di bawahnya, dalam rangka membantu tugas dan program
masing-masing bidang.
No Kecamatan Jumlah Penduduk Kepadatan
Penduduk per Km2
1. Curug 49.110 990,12
2. Walantaka 81.503 1.681,17
3. Cipocok Jaya 89.950 2.851,93
4. Serang 216.785 8.376,55
5. Taktakan 83.059 1.734,73
6. Kasemen 91.490 1.443,97
87
4.1.4 Visi dan Misi Dinas Sosial Kota Serang
Adapun Visi yang disepakati dan ditetapkan untuk Dinas Sosial
Kota Serang tidak dapat lepas dari ruang lingkup “Visi Pemerintah
Kota Serang”, karena Inspektorat Kota Serang merupakan Perangkat
Daerah di Bidang
Dalam hal ini Visi Dinas Sosial Kota Serang adalah
“TERWUJUDNYA KEMANDIRIAN BAGI PENYANDANG
MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL”
Misi Dinas Sosial kota Serang sebagai tingdak lanjut dari visi
adalah
1. Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur dan infrastruktur
dalam rangka penataan kelembagaan.
2. Meningkatkan akses pelayanan sosial dalam aspek: rehabilitasi,
pemberdayaan, perlindungan, dan jaminan sosial bagi Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).
3. Memperkuat kelembagaan dan Potensi Sumber Kesejahteraan
Sosial (PSKS) dalam rangka mendorong inisiatif dan partisipasi
masyarakat sehingga terjalin kemitraan dalam kesejahteraan
sosial.
4. Meningkatkan system informasi dan pelaporan
88
4.1.5 Struktur Organisasi Dinas Sosial Kota Serang
DEWI YULIANI NIP. 19630711 198303 2 007
BIDANG PENGEMBANGAN POTENSI KESEJAHTERAAN SOSIAL
Drs.H.M.SYAMLAN.MM NIP. 19590315 198603 1 014
SEKSI PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KEPAHLAWANAN
IIP MUHAMAD ARIF, S.Pd NIP. 19680904 199005 1 001
AGUS M. ARIF DJ, S.Sos, M.Si NIP. 19610223 198603 1 003
SEKSI PEMBERDAYAAN FAKIR MISKIN
IIN MAYA ALIYYUIDA, S.Pd, M.Pd NIP. 19730116 199703 2 004
SEKSI PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN
SEKSI PENYULUHAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
HJ. IMAS LASTURIAH, S.Pd, M.Si NIP. 19691021 199702 2 006
SEKSI PEMBERDAYAAN SDM DAN LINGKUNGAN SOSIAL
TB. AHMAD SAFARI, SE
SEKSI REHABILITASI TUNA SOSIAL DAN EKS KORBAN
PENYALAHGUNAAN NAPZA
HELI PRIATNA, A.Ma.Pd NIP. 19620301 198204 1 001
NIP. 19600807 198303 1 015
SEKSI PEMBERDAYAAN KELUARGA
UDIN BAKHRUDIN, M.Pd NIP. 19600604 197912 1 003
SEKSI PERLINDUNGAN SOSIAL KORBAN BENCANA
TATANG SUTRISNO, S.Pd, M.Pd NIP. 19660211 199212 1 003
SEKSI PELAYANAN REHABILITASI SOSIAL PENYANDANG CACAT
BARANI SIHALOHO,
NIP. 19591231 198403 1 079
SEKSI PELAYANAN DAN PERLINDUNGAN SOSIAL ANAK DAN
LANSIA HENDRI SUDIARNI, S.Sos
NIP. 19620126 198502 2 002
SEKSI PERLINDUNGAN SOSIAL TINDAK KEKERASAN DAN PEKERJA
MIGRAN AHMAD SAMLAWI, S.Ag, M.Si NIP. 19681010 199303 1 008
SEKSI PENGELOLAAN SUMBER DANA SOSIAL DAN JAMINAN SOSIAL
SAFANI, SE NIP. 19620604 198308 1 002
BIDANG PELAYANAN DAN REHABILITASI SOSIAL
H. DULBARID, M.Si NIP. 19730317 200112 1 001
BIDANG PERLINDUNGAN DAN JAMINAN
Dra. ETI MULYATI, MM NIP. 19660209 199303 2 007
KEPALA DINAS
EDINATA SUKARYA, S.Sos, M.Si NIP. 19610625 198303 1 009
NIP. 19700410 199103 2 005 NIP. 19581114 198603 2 007 NIP. 19600617 198602 2 001 HJ. VENI MARYATI, SKM, MM
KASUBAG UMUM DAN KEPEGAWAIAN
BIDANG PEMBERDAYAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
STRUKTUR ORGANISASI DINAS SOSIAL KOTA SERANG
SEKRETARIS
Dra. HJ. DINAR TRICAHYANI, M.Si NIP. 19660504 199202 2 002
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
UNIT PELAKSANA TEKNIS
KASUBAG
UMU HIKMAH, SIP
KASUBAG PROGRAM, EVALUASI DAN PELAPORAN H. ETI SUKMAWATI, S.Sos
PERDA No. 05 Tahun 2014
(Sumber:Dinas Sosial Kota Serang)
89
4.1.6 Tugas Pokok dan Fungsi
Adapun tugas pokok dan fungsi Dinas Sosial Kota Serang
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 5 Tahun 2014,
Tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota
Serang dan Peraturan Daerah Kota Serang Nomor Nomor 28 Tahun
2014, Tentang Tugas Pokok, fungsi dan Rincian Tugas Dinas Sosial
Kota Serang.adalah :
Tabel 4.4
Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Sosial Kota Serang
NO NAMA BIDANG/SEKSI URAIAN TUGAS POKOK
1 Sekretaris Menyelenggarakan kegiatan dibidang
administrasi umum, keuangan,
kepegawaian, serta Program, evaluasi dan
Pelaporan.
Sub bagian Umum dan
Kepegawaian
Melaksanakan sebagaian tugas dan fungsi
sekretariat dibidang administrasi umum dan
administrasi kepegawaian.
Sub bagian Keuangan Melaksanakan sebagaian tugas dan fungsi
sekretariat di bidang keuangan
Sub Bagian Program, Evaluasi
dan Pelaporan
Melaksanakan sebagaian tugas danfungsi
sekretariat di bidang Program,Evaluasi dan
Pelaporan
2 Bidang Pengembangan Potensi
Kesejahteraan Sosial
Memimpin, merencanakan, mengatur dan
mengendalikan kegiatan penyelengaraan
sebagai tugas dinas dalam lingkup
pembinaan, pengendalian, pengaturan
bidang pengembangan dan potensi
kesejahteraan
Seksi Penyuluhan dan
Kesejahteraan Sosial
Memimpin dan mengatur pelaksanaan
sebagian tugas Bidang Pengembanagan dan
Potensi Kesejahteraan yang berkenaan
dengan kegiatan penyuluhan dan pelatihan
dalam upaya peningkatan kesejahteraan
masyarakat
Seksi Pengambangan Nilai-nilai
Kepahlawanan
Memimpin dan mengatur pelaksanaan
sebagian tugas Bidang Pengembanagan dan
Potensi Kesejahteraan yang berkenaan
90
dengan upaya pengembangan dan
perwujudan nilai-nilai kepahlawanan
Seksi Pengembangan
Kelembagaan
Memimpin dan mengatur pelaksanaan
sebagian tugas Bidang Pengembangan dan
Potensi Kesejahteraan yang berkenaan
dengan upaya pengembangan kelembagaan
social
3 Bidang Pemberdayaan Sosial Memimpin, merencanakan, mengatur dan
mengedalikan kegiatan penyelengaraan
sebagai tugas dinas dalam lingkup
pembinaan, pengendalian, pengaturan
bidang Pemberdayaan Sosial.
Seksi Pemberdayaan Fakir
Miskin
Memimpin dan mengatur pelaksanaan
sebagian tugas bidang Pemberdayaan social
yang berkenaan dengan upaya
Pemberdayaan Fakir Miskin
Seksi Pemberdayaan Sumber
Daya Manusia dan Lingkungan
Sosial
Memimpin dan mengatur pelaksanaan
sebagian tugas bidang Pemberdayaan social
yang berkenaan dengan Pemberdayaan
SDM dan Lingkungan Sosial.
Seksi Pemberdayaan Keluarga Memimpin dan mengatur pelaksanaan
sebagian tugas bidang Pemberdayaan social
yang berkenaan dengan upaya
Pemberdayaan Keluarga
4 Bidang Pelayanan dan
Rehabilitasi Sosial
Memimpin, merencanakan, mengatur dan
mengedalikan kegiatan penyelengaraan
sebagai tugas dinas dalam lingkup
pelayanan penganggulangan masalah social
melalui upaya-upaya rehabilitasi social
terhadap para pnyandang masalah social
Seksi Pelayanan dan
Perlindungan Sosial Anak dan
Lansia
Memimpin dan mengatur pelaksanaan
sebagian tugas bidang pelayanan dan
rhabilitasi social yang berkenaan dengan
pemberian pelayanan dan perlindungan
social anak dan lanjut usia
91
Sumber : Dinas Sosial Kota Serang Tahun 2017
Seksi Pelayanan Rehabilitasi
Sosial dan Penyandang Cacat
Memimpin dan mengatur pelaksanaan
sebagian tugas bidang pelayanan dan
rehabilitasi social yang berkenaan dengan
pemberian pelayanan rehabilitasi social
bagi penyandang cacat.
Seksi Rehabilitasi Tuna Sosial
dan Eks Korban Penyalahgunaan
Napza
Memimpin dan mengatur pelaksanaan
sebagian tugas bidang pelayanan dan
rehabilitasi social yang berkenaan dengan
upaya pelaksanaan rehabilitasi social bagi
tuna social dan eks korban penyalahgunaan
napza.
5 Bidang Perlindungan dan
Jaminan Sosial
Memimpin, merencanakan, mengatur dan
mengedalikan kegiatan penyelengaraan
sebagai tugas dinas dalam lingkup
pelayanan penganggulangan masalah social
melalui upaya-upaya pemberian
perlindungan dan jaminan social terhadap
para penyandang masalah sosial.
Seksi Perlindungan Sosial
Korban Bencana
Memimpin dan mengatur pelaksanaan
sebagian tugas bidang perlindungan dan
jaminan social yang berkenaan dengan
pemberian perlindungan social kepada
korban bencana.
Seksi Perlindungan Sosial
Tindak Kekerasan dan Pekerja
Migran
Memimpin dan mengatur pelaksanaan
sebagian tugas bidang perlindungan dan
jaminan social yang berkenaan dengan
pemberian perlindungan social kepada
korban tindak kekerasan dan pekerja
migran.
Seksi Pengelolaan Sumber dana
dan Jaminan Sosial
Memimpin dan mengatur pelaksanaan
sebagian tugas bidang perlindungan dan
jaminan social yang berkenaan dengan
Pengelolaan sumber dana sosial
92
4.1.7 Sumber Daya Manusia Dinas Sosial Kota Serang
Keadaan Pegawai pada Dinas Sosial Kota Serang sampai
dengan 31 desember 2016 berjumlah 27 orang dengan rincian sebagai
berikut :
a. Eselon II : 1 orang
b. Eselon III : 5 orang;
c. Eselon IV : 14 orang;
d. Pelaksana : 7 orang
Jumlah : 27 orang
Tabel 4.5
Pegawai Menurut Tingkat Pendidikan
NO PENDIDIKAN BANYAKNYA
(ORANG)
PROSENTASE
(%)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
SD
SLTP
SLTA
D.I
D.II
D.III
S.1
S.2
S.3
-
-
1
-
2
1
10
13
-
-
-
3
-
4
3
44
46
0
JUMLAH 27 100 Sumber : Dinas Sosial Kota Serang Tahun 2017
93
Tabel 4.6
Pegawai Menurut Golongan
No Golongan Banyaknya
(Orang) Persentase Ket
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11
II/a
II/b
II/c
II/d
III/a
III/b
III/c
III/d
IV/a
IV/b
IV/c
-
-
2
-
-
3
1
11
7
2
1
-
-
3
-
-
15
11
34
31
3
3
Jumlah 27 100 Sumber : Dinas Sosial Kota Serang Tahun 2017
4.2 Deskripsi Responden
4.2.1 Identitas Responden
Responden dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh kredibilitas
penyuluh dinas sosial kota serang terhadap tingkat pemahaman
masyarakat pada program rehabilitasi sosial rumah tidak layak huni” ini
adalah masyarakat yang telah mendapatkan bantuan program rehailitasi
social rumah tidak layak huni pada tahun 2016 sebanyak 100 orang.
Dalam rangka memudahkan penelitian, peneliti mengelompokan
dan mengolah data hasil penelitian, maka peneliti membagi pertanyaan-
pertanyaan dalam kuesioner sesuai dengan indikator-indikator yang akan
diukur berdasarkan teori yang peneliti anggap sesuai dengan tujuan
penelitian yang peneliti lakukan.
94
Dalam pengisian kuesioner peneliti meminta responden untuk
memberikan data identitas dirinya sebagai penunjang data. Adapun data
identitas diri respondem yang diminta adalah jenis kelamin, usia dan
penghasilan perbulan responden. Berikut pemaparan data identitas diri
responden yang terdapat dalam kuesioner. Untuk memperjelas
karakteristik responden yang dimaksud, maka disajikan tabel mengenai
responden seperti dijelaskan berikut ini:
1. Jenis Kelamin
Tabel 4.7
Jenis Kelamin Responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki-laki 69 69.0 69.0 69.0
Perempuan 31 31.0 31.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Diagram 4.1
Jenis Kelamin Responden
Dari tabel 4. Dan diagram 4. Datas dapat dilihat bahwa
berdasarkan hasil dari 100 responden responden yang berpartisipasi
dalam penelitian ini, dari segi usia didapatkan sebanyak 69 orang
95
atau 69% berjenis kelamin laki-laki dan 31 atau 31% orang berjenis
kelamin perempuan
2. Usia
Tabel 4.8
Usia Responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 15 - 20 tahun 1 1.0 1.0 1.0
30 - 40 tahun 8 8.0 8.0 9.0
40 - 50 tahun 22 22.0 22.0 31.0
50 tahun keatas 69 69.0 69.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Diagram 4.2
Usia Responden
Dari tabel 4. Dan diagram 4. Datas dapat dilihat bahwa
berdasarkan hasil dari 100 responden responden yang berpartisipasi
dalam penelitian ini, dari segi usia didapatkan sebanyak 1 responden
atau 1% berusia dikisaran 15-20 tahun dan 8 atau 8% orang berusia
sekitar 20-30 tahun, 22 atau 22% responden berumur sekitar 40-50
tahun dan 69 atau 69% responden berusia diatas 50 tahun
96
3. Penghasilan
Tabel 4.9 Penghasilan Responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid dibawah Rp. 500.000 49 49.0 49.0 49.0
Rp. 500.000 - Rp. 1.000.000 51 51.0 51.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Diagram 4.3 Penghasilan Responden
Dari tabel 4. Dan diagram 4. Datas dapat dilihat bahwa
berdasarkan hasil dari 100 responden responden yang berpartisipasi
dalam penelitian ini, dari segi penghasilan perbulan responden
didapatkan sebanyak 49 responden atau 49% berpenghasilan
dibawah Rp. 500.000 perbulan dan 51 atau 51% responden
berpenghasilan dikisaran Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000 perbulan
4.3. Deskripsi Hasil Penelitian
Pada sub-bab ini akan dijelaskan mengenai deskripsi data hasil
penelitian yang diperoleh. Data tersebut kemudian dianalisis berdasarkan
97
perhitungan frekuensi dan persentase yang disajikan dalam bentuk tabel oleh
penulis. Penulis melakukan pembahasan berdasarkan Sub Variabel penelitian
yang digunakan oleh penulis.
1. Hasil Jawaban Responden Terhadap Kompetensi Tenaga Penyuluh
Dinas Sosial Kota Serang
Tabel 4.10
Hasil Jawaban Responden pada Pernyataan (Q1 ) Tenaga Penyuluh Tahu
Banyak Tentang Informasi yang Berkaitan dengan Program Rehabilitasi
Sosial – Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH)
X1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Kurang Setuju 12 12.0 12.0 12.0
Setuju 77 77.0 77.0 89.0
Sangat Setuju 11 11.0 11.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Diagram 4.4
Hasil Jawaban Responden pada Pernyataan (Q1 )
98
Berdasarkan hasil tabel 4.10 dan diagram 4.4 diatas mengenai
tanggapan responden tentang “Penyuluh tahu banyak mengenai informasi
program Rehabilitasi Sosial- Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) yang
disampaikan kepada masyarakat” dapat kita ketahui bahwa dari 100
responden 11 orang (11%) menjawab sangat setuju, 77 (77%) responden
menjawab setuju dan sisanya 12 responden (12%) menjawab kurang
setuju.
Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban responden terhadap
pernyataan bahwa Penyuluh tahu banyak mengenai informasi program
Rehabilitasi Sosial- Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) yang
disampaikan kepada masyarakat memiliki tanggapan positif, hal ini
dibuktikan tidak adanya responden yang menjawab tidak setuju dan saggat
tidak setuju.
Tabel 4.11
Hasil Jawaban Responden pada Pernyataan (Q2 ) Penyuluh memiliki
keahlian dalam mengkomunikasikan program Rehabilitasi Sosial-Rumah
Tidak Layak Huni (RS-RTLH) dengan baik, sehingga mudah dipahami
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Kurang Setuju 24 24.0 24.0 24.0
Setuju 53 53.0 53.0 77.0
Sangat Setuju 23 23.0 23.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
99
Diagram 4.5
Hasil Jawaban Responden pada Pernyataan (Q2 )
Berdasarkan hasil tabel 4.11 dan diagram 4.5 diatas mengenai
tanggapan responden tentang “Penyuluh memiliki keahlian dalam
mengkomunikasikan program Rehabilitasi Sosial-Rumah Tidak Layak
Huni (RS-RTLH) dengan baik, sehingga mudah dipahami” dapat kita
ketahui bahwa dari 100 responden 23 orang (23%) menjawab sangat
setuju, 53 (53%) responden menjawab setuju dan sisanya 24 (24%)
responden menjawab kurang setuju.
Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban responden terhadap
pernyataan bahwa Penyuluh memiliki keahlian dalam mengkomunikasikan
program Rehabilitasi Sosial-Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH)
dengan baik, sehingga mudah dipahami memiliki tanggapan yang sangat
positif, hal ini dibuktikan sebanyak 23 responden (23%) menjawab sangat
setuju, 53 (53%) responden menjawab setuju dan sisanya 24 (24%)
responden menjawab kurang setuju.
100
Tabel 4.12
Hasil Jawaban Responden pada Pernyataan (Q3 ) Penyuluh dinilai sebagai
orang yang sudah berpengalaman karena sering memberikan penyuluhan
terutama mengenai informasi program Rehabilitasi Sosial-Rumah Tidak
Layak Huni (RS-RTLH)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Kurang Setuju 26 26.0 26.0 26.0
Setuju 56 56.0 56.0 82.0
Sangat Setuju 18 18.0 18.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Diagram 4.6
Hasil Jawaban Responden pada Pernyataan (Q3)
Dari hasil tabel 4.12 dan diagram 4.6 diatas mengenai tanggapan
responden tentang “Penyuluh dinilai sebagai orang yang sudah
berpengalaman karena sering memberikan penyuluhan terutama mengenai
informasi program Rehabilitasi Sosial-Rumah Tidak Layak Huni (RS-
RTLH)” dapat kita ketahui bahwa dari 100 responden 18 orang (18%)
menjawab sangat setuju, 56 (56%) responden menjawab setuju dan sisanya
26 (26%) responden menjawab kurang setuju.
101
Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban responden terhadap
pernyataan bahwa Penyuluh dinilai sebagai orang yang sudah
berpengalaman karena sering memberikan penyuluhan terutama mengenai
informasi program Rehabilitasi Sosial-Rumah Tidak Layak Huni (RS-
RTLH), hal ini dibuktikan sebanyak 18 responden (18%) menjawab
sangat setuju, 56 (56%) responden menjawab setuju dan sisanya 26 (26%)
responden menjawab kurang setuju.
Berdasarkan hasil 3 pernyataan responden diatas mengenai
komptensi tenaga penyuluh, dapat diambil kesimpulan bahwasannya
penyuluh memiliki tingkat kompetensi yang baik, dan dapat memberikan
pendampingan yang baik pula kepada para penerima bantuan Rehabilitasi
Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) yang diselenggarakan oleh
Pemerintah Kota Serang melalui Dinas Sosial Kota Serang
2. Hasil Jawaban Responden terhada Sikap Tenaga Penyuluh Dinas
Sosial Kota Serang Program Rehabilitasi Sosial – Rumah Tidak
Layak Huni (RS-RTLH)
Tabel 4.13
Penyuluh menggunakan tutur kata yang sopan dalam menyampaikan materi
penyuluhan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 4 4.0 4.0 4.0
Kurang Setuju 22 22.0 22.0 26.0
Setuju 63 63.0 63.0 89.0
Sangat Setuju 11 11.0 11.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
102
Diagram 4.7
Hasil Jawaban Responden pada Pernyataan (Q4)
Dari hasil tabel 4.13 dan diagram 4.7 diatas mengenai tanggapan
responden tentang “Penyuluh menggunakan tutur kata yang sopan dalam
menyampaikan materi penyuluhan” dapat kita ketahui bahwa dari 100
responden 11 responden (11%) menjawab sangat setuju, 63 (53%)
responden menjawab setuju, 22 (22%) responden menjawab kurang setuju
dan sisanya 4 responden (4%) menjawab tidak setuju.
Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban responden terhadap
pernyataan bahwa Penyuluh menggunakan tutur kata yang sopan dalam
menyampaikan materi penyuluhan dianggap cukup baik, hal ini
dibuktikan sebanyak 11 responden (11%) menjawab sangat setuju, 63
(53%) responden menjawab setuju, 22 (22%) responden menjawab kurang
setuju dan hanya 4 responden (4%) menjawab tidak setuju.
103
Tabel 4.14
Penyuluh berkata jujur, ramah dan memiliki moral/akhlak yang baik, sehingga
dapat membuat masyarakat percaya
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Kurang Setuju 21 21.0 21.0 21.0
Setuju 62 62.0 62.0 83.0
Sangat Setuju 17 17.0 17.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Diagram 4.8
Hasil Jawaban Responden pada Pernyataan (Q5)
Dari hasil tabel 4.14 dan diagram 4.8 diatas mengenai tanggapan
responden tentang “Penyuluh berkata jujur, ramah dan memiliki
moral/akhlak yang baik, sehingga dapat membuat masyarakat percaya ”
dapat kita ketahui bahwa dari 100 responden terdapat 17 responden (17%)
menjawab sangat setuju, 62 (62%) responden menjawab setuju, dan 21
(21%) responden menjawab kurang setuju.
Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban responden terhadap
pernyataan bahwa Penyuluh berkata jujur, ramah dan memiliki
moral/akhlak yang baik, sehingga dapat membuat masyarakat percaya
dianggap baik, hal ini dibuktikan dari hasil jawaban responden sebanyak
17 responden (17%) menjawab sangat setuju, 62 (62%) responden
104
menjawab setuju, dan sisanya sebanyak 21 (21%) responden menjawab
kurang setuju.
Berdasarkan hasil 2 pernyataan responden diatas mengenai sikap
tenaga penyuluh, dapat diambil kesimpulan bahwasannya penyuluh
memiliki sikap yang baik dalam melakukan tugasnya di lapangan dalam
memberikan pendampingan dan sosialisasi kepada para penerima bantuan
Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Serang melalui Dinas Sosial Kota
Serang, hal ini dibuktikan dengan mayoritas para responden menjawab
setuju pada isian kuesioner dan hanya 4 responden saja yang menyatakan
tidak setuju pada pernyataan Penyuluh menggunakan tutur kata yang
sopan dalam menyampaikan materi penyuluhan hal ini dikarenakan
adanya perbedaan pola komunikasi antara penyuluh dengan para penerima
bantuan RS-RTLH.
3. Hasil Jawaban Responden terhada Tujuan Tenaga Penyuluh Dinas
Sosial Kota Serang Program Rehabilitasi Sosial – Rumah Tidak
Layak Huni (RS-RTLH)
Tabel 4.15
Hasil Jawaban Responden pada pernyataan (Q6) Penyuluh memberikan
keyakinan kepada masyarakat untuk menerima dengan baik program
Rehabilitasi Sosial-Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Kurang Setuju 8 8.0 8.0 8.0
Setuju 83 83.0 83.0 91.0
Sangat Setuju 9 9.0 9.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
105
Diagram 4.9
Hasil Jawaban Responden pada Pernyataan (Q6)
Dari hasil tabel 4.15 dan diagram 4.9 diatas mengenai tanggapan
responden tentang “Penyuluh memberikan keyakinan kepada masyarakat
untuk menerima dengan baik program Rehabilitasi Sosial-Rumah Tidak
Layak Huni (RS-RTLH)” dapat kita ketahui bahwa dari 100 responden
terdapat 9 responden (9%) menjawab sangat setuju, 83 (83%) responden
menjawab setuju, dan 8 (8%) responden menjawab kurang setuju.
Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban responden terhadap
pernyataan bahwa Penyuluh memberikan keyakinan kepada masyarakat
untuk menerima dengan baik program Rehabilitasi Sosial-Rumah Tidak
Layak Huni (RS-RTLH) dianggap baik, hal ini dibuktikan dari hasil
jawaban responden sebanyak 9 responden (9%) menjawab sangat setuju,
83 (83%) responden menjawab setuju, dan sisanya sebanyak 8 (8%)
responden menjawab kurang setuju, dan tidak adanya responden yang
106
menyatakan tidak setuju ataupun sangat tidak setuju terhada pernyataan
yang diatas
Tabel 4.16
Hasil Jawaban Responden pada pernyataan (Q7) Penyuluh mampu membuktikan
bahwa informasi program Rehabilitasi Sosial-Rumah Tidak Layak Huni (RS-
RTLH) yang disampaikan tersebut bermanfaat bagi masyarakat yang
mendapatkan bantuan dari program tersebut
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Kurang Setuju 20 20.0 20.0 20.0
Setuju 60 60.0 60.0 80.0
Sangat Setuju 20 20.0 20.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Diagram 4.10
Hasil Jawaban Responden pada Pernyataan (Q7)
Dari hasil tabel 4.16 dan diagram 4.10 diatas mengenai tanggapan
responden tentang “Penyuluh mampu membuktikan bahwa informasi
program Rehabilitasi Sosial-Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) yang
disampaikan tersebut bermanfaat bagi masyarakat yang mendapatkan
bantuan dari program tersebut” dapat kita ketahui bahwa dari 100
107
responden terdapat 20 responden (20%) menjawab sangat setuju, 60 (60%)
responden menjawab setuju, dan 20 (8%) responden menjawab kurang
setuju.
Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban responden terhadap
pernyataan bahwa Penyuluh mampu membuktikan bahwa informasi
program Rehabilitasi Sosial-Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) yang
disampaikan tersebut bermanfaat bagi masyarakat yang mendapatkan
bantuan dari program tersebut dianggap baik, hal ini dibuktikan dari hasil
jawaban responden sebanyak 20 responden (20%) menjawab sangat setuju,
60 (60%) responden menjawab setuju, dan sisanya sebanyak 20 (20%)
responden menjawab kurang setuju, dan tidak adanya responden yang
menyatakan tidak setuju ataupun sangat tidak setuju terhada pernyataan
yang diatas
Berdasarkan hasil 2 pernyataan responden diatas mengenai tujuan
tenaga penyuluh, dapat diambil kesimpulan bahwasannya penyuluh
memiliki tujuan atau visi yang sangat baik dalam melakukan tugasnya di
lapangan dalam memberikan pendampingan dan sosialisasi kepada para
penerima bantuan Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-
RTLH) yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Serang melalui Dinas
Sosial Kota Serang, hal ini dibuktikan dengan mayoritas para responden
menjawab sangat setuju dan setuju pada isian kuesioner dengan melakuan
komunikasi dan penyampaian informasi yang baik dapat memberikan efek
yang positif.
108
4. Hasil Jawaban Responden terhadap Kepribadian Tenaga Penyuluh
Dinas Sosial Kota Serang Program Rehabilitasi Sosial – Rumah Tidak
Layak Huni (RS-RTLH)
Tabel 4.17
Hasil Jawaban Responden pada pernyataan (Q8) Penyuluh mampu berbaur
dengan masyarakat sehingga timbulnya keakraban saat menjelaskan informasi
mengenai program Rehabilitasi Sosial-Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Kurang Setuju 17 17.0 17.0 17.0
Setuju 62 62.0 62.0 79.0
Sangat Setuju 21 21.0 21.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Diagram 4.11
Hasil Jawaban Responden pada Pernyataan (Q8)
Dari hasil tabel 4.17 dan diagram 4.11 diatas mengenai tanggapan
responden tentang “Penyuluh mampu berbaur dengan masyarakat sehingga
timbulnya keakraban saat menjelaskan informasi mengenai program
Rehabilitasi Sosial-Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH)” dapat kita
ketahui bahwa dari 100 responden terdapat 21 responden (21%) menjawab
109
sangat setuju, 62 (62%) responden menjawab setuju, dan 17 (17%)
responden menjawab kurang setuju.
Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban responden terhadap
pernyataan bahwa Penyuluh mampu berbaur dengan masyarakat sehingga
timbulnya keakraban saat menjelaskan informasi mengenai program
Rehabilitasi Sosial-Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) dianggap baik,
hal ini dibuktikan dari hasil jawaban responden sebanyak 21 responden
(21%) menjawab sangat setuju, 62 (62%) responden menjawab setuju, dan
sisanya sebanyak 17 (17%) responden menjawab kurang setuju, dan tidak
adanya responden yang menyatakan tidak setuju ataupun sangat tidak
setuju terhada pernyataan yang diatas
Tabel 4.18
Hasil Jawaban Responden pada pernyataan (Q9) Penyuluh mampu menciptakan
suasana dialogis pada saat penyuluhan berlangsung
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 8 8.0 8.0 8.0
Kurang Setuju 22 22.0 22.0 30.0
Setuju 53 53.0 53.0 83.0
Sangat Setuju 17 17.0 17.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Diagram 4.12
Hasil Jawaban Responden pada Pernyataan (Q9)
110
Dari hasil tabel 4.18 dan diagram 4.12 diatas mengenai tanggapan
responden tentang “Penyuluh mampu menciptakan suasana dialogis pada
saat penyuluhan berlangsung” dapat kita ketahui bahwa dari 100
responden terdapat 17 responden (17%) menjawab sangat setuju, 53 (53%)
responden menjawab setuju, 22 (22%) responden menjawab kurang setuju
dan sisanya 8 responden (8%) menjawab tidak setuju.
Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban responden terhadap
pernyataan bahwa Penyuluh mampu menciptakan suasana dialogis pada
saat penyuluhan berlangsung dianggap cukup baik, hal ini dibuktikan dari
hasil jawaban responden sebanyak 17 responden (17%) menjawab sangat
setuju, 53 (53%) responden menjawab setuju, 22 (22%) responden
menjawab kurang setuju dan sisanya 8 responden (8%) menjawab tidak
setuju.
Tabel 4.19
Hasil Jawaban Responden pada pernyataan (Q10) Penyuluh siap menerima kritik,
saran, ataupun ide-ide yang disampaikan oleh masyarakat
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 1 1.0 1.0 1.0
Kurang Setuju 18 18.0 18.0 19.0
Setuju 70 70.0 70.0 89.0
Sangat Setuju 11 11.0 11.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
111
Diagram 4.13
Hasil Jawaban Responden pada Pernyataan (Q10)
Dari hasil tabel 4.19 dan diagram 4.13 diatas mengenai tanggapan
responden tentang “Penyuluh siap menerima kritik, saran, ataupun ide-ide
yang disampaikan oleh masyarakat” dapat kita ketahui bahwa dari 100
responden terdapat 11 responden (11%) menjawab sangat setuju, 70 (70%)
responden menjawab setuju, 18 (18%) responden menjawab kurang setuju
dan sisanya 1 responden (1%) menjawab tidak setuju.
Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban responden terhadap
pernyataan bahwa Penyuluh siap menerima kritik, saran, ataupun ide-ide
yang disampaikan oleh masyarakat dinyatakan baik, hal ini dibuktikan
dari hasil jawaban responden sebanyak 11 responden (11%) menjawab
sangat setuju, 70 (70%) responden menjawab setuju, 18 (18%) responden
menjawab kurang setuju dan sisanya 1 responden (1%) menjawab tidak
setuju.
112
Berdasarkan hasil 3 pernyataan responden diatas mengenai
kepribadian tenaga penyuluh, dapat diambil kesimpulan bahwasannya
penyuluh memiliki kepribadian yang baik dalam kesehariannya
memberikan penyuluhan di lapangan dan pendampingan serta sosialisasi
kepada para penerima bantuan Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak
Huni (RS-RTLH) yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Serang
melalui Dinas Sosial Kota Serang, hal ini dibuktikan dengan mayoritas
para responden menjawab sangat setuju dan setuju pada isian kuesioner,
dengan memiliki kepribadian yang baik dapat memberikan rasa nyaman
kepada para penerima bantuan.
5. Hasil Jawaban Responden terhadap Dinamika Tenaga Penyuluh
Dinas Sosial Kota Serang Program Rehabilitasi Sosial – Rumah Tidak
Layak Huni (RS-RTLH)
Tabel 4.20
Hasil Jawaban Responden pada pernyataan (Q11) Penyuluh mampu menciptakan
suasana yang membuat masyarakat antusias terhadap informasi yang disampaikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 1 1.0 1.0 1.0
Kurang Setuju 19 19.0 19.0 20.0
Setuju 70 70.0 70.0 90.0
Sangat Setuju 10 10.0 10.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
113
Diagram 4.14
Hasil Jawaban Responden pada Pernyataan (Q11)
Dari hasil tabel 4.20 dan diagram 4.14 diatas mengenai tanggapan
responden tentang “Penyuluh mampu menciptakan suasana yang membuat
masyarakat antusias terhadap informasi yang disampaikan” dapat kita
ketahui bahwa dari 100 responden terdapat 10 responden (10%) menjawab
sangat setuju, 70 (70%) responden menjawab setuju, 19 (19%) responden
menjawab kurang setuju dan sisanya 1 responden (1%) menjawab tidak
setuju.
Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban responden terhadap
pernyataan bahwa Penyuluh mampu menciptakan suasana yang membuat
masyarakat antusias terhadap informasi yang disampaikan dinyatakan
baik, hal ini dibuktikan dari hasil jawaban responden sebanyak 10
responden (10%) menjawab sangat setuju, 70 (70%) responden menjawab
setuju, 19 (19%) responden menjawab kurang setuju dan sisanya 1
responden (1%) menjawab tidak setuju.
114
Tabel 4.21
Hasil Jawaban Responden pada pernyataan (Q12) Penyuluh menyampaikan
informasi program Rehabilitasi Sosial-Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH)
dengan penuh semangat dan pantang menyerah
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Kurang Setuju 22 22.0 22.0 22.0
Setuju 69 69.0 69.0 91.0
Sangat Setuju 9 9.0 9.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Diagram 4.15
Hasil Jawaban Responden pada Pernyataan (Q12)
Dari hasil tabel 4.21 dan diagram 4.15 diatas mengenai tanggapan
responden tentang “Penyuluh menyampaikan informasi program
Rehabilitasi Sosial-Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) dengan penuh
semangat dan pantang menyerah” dapat kita ketahui bahwa dari 100
responden terdapat 9 responden (9%) menjawab sangat setuju, 69 (69%)
responden menjawab setuju, dan 22 (22%) responden menjawab kurang
setuju.
115
Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban responden terhadap
pernyataan bahwa Penyuluh menyampaikan informasi program
Rehabilitasi Sosial-Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) dengan penuh
semangat dan pantang menyerah dinyatakan baik, hal ini dibuktikan dari
hasil jawaban responden sebanyak 9 responden (9%) menjawab sangat
setuju, 69 (69%) responden menjawab setuju, dan 22 (22%) responden
menjawab kurang setuju, berdasarkan pemaparan data diatas dapat diambil
kesimpulan bahwasannya para penyuluh dalam melaksanakan tugasnya
dapat memberikan informasi yang baik kepada masyarakat penerima
bantuan walaupun begitu banyak masyarakat yang memiliki perbedaan
karakter, akan tetapi para penyuluh dapat melaksanakan tugasnya dengan
penuh semangat dan tidak pantang menyerah.
Bedasarkan dari 2 pernyataan diatas tentang dinamika tenaga
penyuluh Dinas Sosial Kota Serang pada kegiatan program Rehabilitasi
Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) dapat disimpulkan bahwa
para petugas penyuluh dapat melaksanakan tugasnya dengan baik
116
6. Hasil Jawaban Responden Terhadap Tingkat Informasi Masyarakat
Penerima Bantuan Program Rehabilitasi Sosial – Rumah Tidak
Layak Huni (Rute Sentral)
Tabel 4.22
Hasil Jawaban Responden pada pernyataan (Q13) Masyarakat memperhatikan
informasi program Rehabilitasi Sosial-Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH)
secara selektif
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 2 2.0 2.0 2.0
Kurang Setuju 26 26.0 26.0 28.0
Setuju 61 61.0 61.0 89.0
Sangat Setuju 11 11.0 11.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Diagram 4.16
Hasil Jawaban Responden pada Pernyataan (Q13)
Dari hasil tabel 4.22 dan diagram 4.16 diatas mengenai tanggapan
responden tentang “Masyarakat memperhatikan informasi program
Rehabilitasi Sosial-Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) secara selektif”
dapat kita ketahui bahwa dari 100 responden terdapat 11 responden (11%)
117
menjawab sangat setuju, 61 (61%) responden menjawab setuju, 26 (26%)
responden menjawab kurang setuju dan 2 (2%) responden menjawab tidak
setuju .
Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban responden terhadap
pernyataan bahwa Masyarakat memperhatikan informasi program
Rehabilitasi Sosial-Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) secara selektif
dinyatakan cukup baik, hal ini dibuktikan dari hasil jawaban responden
sebanyak 11 responden (11%) menjawab sangat setuju, 61 (61%)
responden menjawab setuju, 26 (26%) responden menjawab kurang setuju
dan 2 (2%) responden menjawab tidak setuju.
Tabel 4.23
Hasil Jawaban Responden pada pernyataan (Q14) Masyarakat mempertimbangkan
suatu argument atau informasi program Rehabilitasi Sosial-Rumah Tidak Layak
Huni (RS-RTLH) secara cermat dan teliti
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 9 9.0 9.0 9.0
Kurang Setuju 17 17.0 17.0 26.0
Setuju 59 59.0 59.0 85.0
Sangat Setuju 15 15.0 15.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Diagram 4.17
Hasil Jawaban Responden pada Pernyataan (Q14)
118
Dari hasil tabel 4.23 dan diagram 4.17 diatas mengenai tanggapan
responden tentang “Masyarakat mempertimbangkan suatu argument atau
informasi program Rehabilitasi Sosial-Rumah Tidak Layak Huni (RS-
RTLH) secara cermat dan teliti” dapat kita ketahui bahwa dari 100
responden terdapat 15 responden (15%) menjawab sangat setuju, 59 (59%)
responden menjawab setuju, 17 (17%) responden menjawab kurang setuju
dan 9 (9%) responden menjawab tidak setuju .
Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban responden terhadap
pernyataan bahwa Masyarakat Masyarakat mempertimbangkan suatu
argument atau informasi program Rehabilitasi Sosial-Rumah Tidak Layak
Huni (RS-RTLH) secara cermat dan teliti dinyatakan cukup baik, hal ini
dibuktikan dari hasil jawaban responden sebanyak 15 responden (15%)
menjawab sangat setuju, 59 (59%) responden menjawab setuju, 17 (17%)
responden menjawab kurang setuju dan 9 (9%) responden menjawab tidak
setuju.
Tabel 4.24
Hasil Jawaban Responden pada pernyataan (Q15) Masyarakat mengubah
pandangan karena informasi atau argument mengenai program Rehabilitasi
Sosial-Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) dapat mengubah sikap dan prilaku
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 8 8.0 8.0 8.0
Kurang Setuju 21 21.0 21.0 29.0
Setuju 65 65.0 65.0 94.0
Sangat Setuju 6 6.0 6.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
119
Diagram 4.18
Hasil Jawaban Responden pada Pernyataan (Q15)
Dari hasil tabel 4.24 dan diagram 4.18 diatas mengenai tanggapan
responden tentang “Masyarakat mengubah pandangan karena informasi
atau argument mengenai program Rehabilitasi Sosial-Rumah Tidak Layak
Huni (RS-RTLH) dapat mengubah sikap dan prilaku” dapat kita ketahui
bahwa dari 100 responden terdapat 6 responden (6%) menjawab sangat
setuju, 65 (65%) responden menjawab setuju, 21 (21%) responden
menjawab kurang setuju dan 8 (8%) responden menjawab tidak setuju .
Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban responden terhadap
pernyataan bahwa Masyarakat mengubah pandangan karena informasi atau
argument mengenai program Rehabilitasi Sosial-Rumah Tidak Layak
Huni (RS-RTLH) dapat mengubah sikap dan prilaku dinyatakan cukup
baik, hal ini dibuktikan dari hasil jawaban responden sebanyak 6
responden (6%) menjawab sangat setuju, 65 (65%) responden menjawab
setuju, 21 (21%) responden menjawab kurang setuju dan 8 (8%)
responden menjawab tidak setuju .
120
Tabel 4.25
Hasil Jawaban Responden pada pernyataan (Q16) Masyarakat berfokus pada
argumen-argumen atau informasi mengenai program Rehabilitasi Sosial-Rumah
Tidak Layak Huni (RS-RTLH)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 6 6.0 6.0 6.0
Kurang Setuju 25 25.0 25.0 31.0
Setuju 47 47.0 47.0 78.0
Sangat Setuju 22 22.0 22.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Diagram 4.19
Hasil Jawaban Responden pada Pernyataan (Q16)
Dari hasil tabel 4.25 dan diagram 4.19 diatas mengenai tanggapan
responden tentang “Masyarakat berfokus pada argumen-argumen atau
informasi mengenai program Rehabilitasi Sosial-Rumah Tidak Layak
Huni (RS-RTLH)” dapat kita ketahui bahwa dari 100 responden terdapat
22 responden (22%) menjawab sangat setuju, 47 (47%) responden
menjawab setuju, 25 (25%) responden menjawab kurang setuju dan 6 (6%)
responden menjawab tidak setuju .
Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban responden terhadap
pernyataan bahwa Masyarakat berfokus pada argumen-argumen atau
121
informasi mengenai program Rehabilitasi Sosial-Rumah Tidak Layak
Huni (RS-RTLH) dinyatakan cukup baik, hal ini dibuktikan dari hasil
jawaban responden sebanyak 22 responden (22%) menjawab sangat setuju,
47 (47%) responden menjawab setuju, 25 (25%) responden menjawab
kurang setuju dan 6 (6%) responden menjawab tidak setuju.
7. Hasil Jawaban Responden Terhadap Tingkat Informasi Masyarakat
Penerima Bantuan Program Rehabilitasi Sosial – Rumah Tidak
Layak Huni (Rute Peripheral)
Tabel 4.26
Hasil Jawaban Responden pada pernyataan (Q17) Masyarakat tidak terlalu
memperhatikan argument atau suatu pendapat, baik itu yang kuat maupun lemah
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 5 5.0 5.0 5.0
Kurang Setuju 20 20.0 20.0 25.0
Setuju 59 59.0 59.0 84.0
Sangat Setuju 16 16.0 16.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Diagram 4.20
Hasil Jawaban Responden pada Pernyataan (Q17)
122
Dari hasil tabel 4.26 dan diagram 4.20 diatas mengenai tanggapan
responden tentang “Masyarakat tidak terlalu memperhatikan argument
atau suatu pendapat, baik itu yang kuat maupun lemah” dapat kita ketahui
bahwa dari 100 responden terdapat 16 responden (16%) menjawab sangat
setuju, 59 (59%) responden menjawab setuju, 20 (20%) responden
menjawab kurang setuju dan 5 (5%) responden menjawab tidak setuju .
Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban responden terhadap
pernyataan bahwa Masyarakat tidak terlalu memperhatikan argument atau
suatu pendapat, baik itu yang kuat maupun lemah dinyatakan cukup baik,
hal ini dibuktikan dari hasil jawaban responden sebanyak 16 responden
(16%) menjawab sangat setuju, 59 (59%) responden menjawab setuju, 20
(20%) responden menjawab kurang setuju dan 5 (5%) responden
menjawab tidak setuju .
Tabel 4.27
Hasil Jawaban Responden pada pernyataan (Q18) Masyarakat memberikan
penilaian yang cepat kepada penyuluh
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 4 4.0 4.0 4.0
Kurang Setuju 28 28.0 28.0 32.0
Setuju 49 49.0 49.0 81.0
Sangat Setuju 19 19.0 19.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
123
Diagram 4.21
Hasil Jawaban Responden pada Pernyataan (Q18)
Dari hasil tabel 4.27 dan diagram 4.21 diatas mengenai tanggapan
responden tentang “Masyarakat memberikan penilaian yang cepat kepada
penyuluh” dapat kita ketahui bahwa dari 100 responden terdapat 19
responden (19%) menjawab sangat setuju, 49 (49%) responden menjawab
setuju, 28 (28%) responden menjawab kurang setuju dan 4 (4%)
responden menjawab tidak setuju .
Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban responden terhadap
pernyataan bahwa Masyarakat memberikan penilaian yang cepat kepada
penyuluh cukup baik, hal ini dibuktikan dari hasil jawaban responden
sebanyak 19 responden (19%) menjawab sangat setuju, 49 (49%)
responden menjawab setuju, 28 (28%) responden menjawab kurang setuju
dan 4 (4%) responden menjawab tidak setuju .
124
Tabel 4.28
Hasil Jawaban Responden pada pernyataan (Q19) Masyarakat cenderung lebih
percaya pada perkataan orang yang anda sukai
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 4 4.0 4.0 4.0
Kurang Setuju 20 20.0 20.0 24.0
Setuju 47 47.0 47.0 71.0
Sangat Setuju 29 29.0 29.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Diagram 4.22
Hasil Jawaban Responden pada Pernyataan (Q19)
Dari hasil tabel 4.28 dan diagram 4.22 diatas mengenai tanggapan
responden tentang “Masyarakat cenderung lebih percaya pada perkataan
orang yang anda sukai” dapat kita ketahui bahwa dari 100 responden
terdapat 29 responden (29%) menjawab sangat setuju, 47 (47%) responden
menjawab setuju, 20 (20%) responden menjawab kurang setuju dan 4 (4%)
responden menjawab tidak setuju .
Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban responden terhadap
pernyataan bahwa Masyarakat cenderung lebih percaya pada perkataan
orang yang anda sukai cukup baik, hal ini dibuktikan dari hasil jawaban
125
responden sebanyak 29 responden (29%) menjawab sangat setuju, 47
(47%) responden menjawab setuju, 20 (20%) responden menjawab kurang
setuju dan 4 (4%) responden menjawab tidak setuju.
Tabel 4.29
Hasil Jawaban Responden pada pernyataan (Q20) Masyarakat lebih tertarik oleh
daya tarik yang dimiliki penyuluh (seperti penampilannya
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 8 8.0 8.0 8.0
Kurang Setuju 22 22.0 22.0 30.0
Setuju 42 42.0 42.0 72.0
Sangat Setuju 28 28.0 28.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Diagram 4.23
Hasil Jawaban Responden pada Pernyataan (Q20)
Dari hasil tabel 4.29 dan diagram 4.23 diatas mengenai tanggapan
responden tentang “masyarakat lebih tertarik oleh daya tarik yang dimiliki
penyuluh (seperti penampilannya)” dapat kita ketahui bahwa dari 100
responden terdapat 28 responden (28%) menjawab sangat setuju, 42 (42%)
126
responden menjawab setuju, 22 (22%) responden menjawab kurang setuju
dan 8 (8%) responden menjawab tidak setuju .
Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban responden terhadap
pernyataan bahwa Masyarakat lebih tertarik oleh daya tarik yang dimiliki
penyuluh (seperti penampilannya) cukup baik, hal ini dibuktikan dari
hasil jawaban responden sebanyak 28 responden (28%) menjawab sangat
setuju, 42 (42%) responden menjawab setuju, 22 (22%) responden
menjawab kurang setuju dan 8 (8%) responden menjawab tidak setuju .
4.3.1 Analisis Deskriptif
Setelah mendeskripsikan masing-masing butir pertanyaan
disetiap variabel (X) dan variabel (Y), maka peneliti mengukur berapa
besar presentase di masing-masing variabel, hasilnya yaitu sebagai
berikut:
1.) Analisis Deskriptif Sub Variabel Tingkat Kredibilitas (X)
P = : ∑
x 100 %
=
= 99.14894% dibulatkan 99.1%
Berdasarkan perhitungan di atas menunjukan bahwa sub
variable Kredibilitas Penyuluh (X) menghasilkan presentase sebesar
99.1%. Artinya, masyarakat menilai Penyuluh Dinas Sosial Kota
Serang memiliki tingkat keahlian yang sangat baik. Hal tersebut
127
dapat dilihat pada tabel 3.8 tentang Kriteria Analisis Deskriptif
Presentase, angka tersebut termasuk dalam kriteria yang sangat
baik.
2.) Analisis Deskriptif Indikator (Y)
P = : ∑
x 100 %
=
= 80.42553% dibulatkan 80.4%
Berdasarkan Perhitungan di atas menunjukan bahwa variabel
pemahaman masyarakat (Y) menghasilkan presentase sebesar
80.4%. Hal tersebut dapat dilihat pada table 3.8 tentang Kriteria
Analisis Deskriptif Presentase, dimana angka tersebut termasuk
dalam kriteria yang sangat baik. Artinya masyarakat memiliki
tingkat pemahaman yang sangat baik.
4.3.2 Hasil Uji Normalitas
Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data
berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau berada dalam
sebaran normal. Penulis menggunakan uji Kolomogorof-Smirnov
dengan bantuan software SPSS Versi 24, untuk menyatakan apakah
data berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak dapat
dilakukan dengan membandingkan koefisien AsympSig. Atau P-value
dengan 0,05 (taraf signifikan).
128
Apabila P-value lebih besar dari 0,05 (taraf signifikansi) yang
berarti tidak signifikan, maka memiliki makna bahwa data berasal dari
populasi yang berdistribusi normal. Sebaliknya apabila P-value lebih
kecil dari 0,05 yang berarti signifikan, maka bahwa data berasal dari
populasi yang berdistribusi tidak normal. Adapun hasil uji normalitas
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.30
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test X terhadap Y
Unstandardized
Residual
N 100
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation 3.56554884
Most Extreme Differences
Absolute .047
Positive .047
Negative -.045
Kolmogorov-Smirnov Z .455
Asymp. Sig. (2-tailed) .986
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data
Diagram 4.25
Grafik normalitas X terhadap Y
129
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.26 dan grafik pada
diagram 4.27 menunjukkan data normal yang ditunjukkan pada tabel
4.24 di kolom AsympSig. atau P-value > 0,05, yaitu 0,986 > 0,05 yang
berarti bahwa data sampel dari variabel X (Kredibilitas Penyuluh Dinas
Sosial Kota Serang) terhadap variabel Y (Tingkat pemahaman
masyarakat) berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan
dihitung menggunakan statistik parametrik.
4.3.3 Hasil Uji Koefisien Korelasi
Pada pembahasan ini, pengujian koefisien korelasi adalah untuk
melihat ada tidaknya hubungan antara sub variabel X (Tingkat
kredibilitas penyuluh Dinas Sosial Kota Serang) dengan variabel Y
(Tingkat pemahaman masyarakat).
Tabel 4.31
Korelasi X dengan Y
Kredibilitas
Penyuluh
Pemahaman
Masyarakat
Kredibilitas Penyuluh Pearson Correlation 1 .370**
Sig. (2-tailed) .000
N 100 100
Pemahaman Masyarakat Pearson Correlation .370** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan tabel 4.31 dibawah ini, dapat dilihat bahwa nilai
korelasi Product Moment antar sub variabel X (Kredibilitas Penyuluh
Dinas Sosial Kota Serang) dengan Y (Tingkat pemahaman masyarakat)
menunjukkan angka sebesar 0,370. Hal tersebut berarti, berdasarkan
130
tabel 3.9 mengenai pedoman interpretasi koefisien korelasi, didapatkan
bahwa nilai koefisien korelasi atas hubungan antara variabel X dengan
variabel Y memiliki hubungan yang rendah atau lemah karena nilainya
berkisar antara > 0,20 – 0,399.
4.3.4 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Tabel 4.32
R Square X terhadap Y
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .370a .137 .128 3.34241
a. Predictors: (Constant), Kredibilitas Penyuluh
Untuk menghitung besarnya pengaruh Kredibilitas terhadap
Tingkat pemahaman masyarakat kita menggunakan angka R Square
(angka korelasi yang dikuadratkan) pada tabel 4.32. Atau juga bisa
dihitung secara manual dengan melihat angka R dan menggunakan
rumus koefisien determinasi sebagai berikut:
KD = r2 x 100%
KD = 0,3702 x 100%
KD = 0,137 x 100%
KD = 13.7 %
Hal ini menunjukkan besarnya pengaruh positif dari Kredibilitas
terhadap Tingkat pemahaman masyarakat sebesar 13.7% sementara
131
sisanya sebesar 56.3% merupakan pengaruh dari faktor lain diluar
penelitian ini.
4.3.5 Hasil Uji Regresi
Penulis menggunakan SPSS 24 sebagai alat untuk
mempermudah perhitungan, dan hasilnya sebagai berikut:
Tabel 4.33
Regresi Linier Sederhana Variabel X terhadap Y
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 15.426 3.898 3.958 .000
Kredibilitas Penyuluh .325 .082 .370 3.946 .000
a. Dependent Variable: Pemahaman Masyarakat
Analisis Regresi Linear sederhana digunakan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen. Secara umum rumus persamaan regresi linear berganda
yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :
Keterangan:
Y = variabel dependen (tingkat pemahaman masyarakat)
X = variabel independen 1 (tingkat kredibilitas penyuluh)
132
Berdasarkan tabel 4.33 di atas mengenai hasil regresi linear
berganda dengan program SPSS 24, maka persamaan regresi linear
berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Y= 15.426 + 0.370
a.) Nilai konstanta sebesar 15.426 bermakna bahwa jika skor
variabel X dianggap 0, maka skor tingkat pemahaman
masyarakat adalah sebesar 15.426.
b.) Nilai koefisien regresi variabel Tingkat kredibilitas (X) bernilai
positif sebesar 0.370, artinya jika \variabel X mengalami
peningkatan sebesar 1% maka akan menyebaan peningkatan
nilai Tingkat pemahaman masyarakat sebesar 0.370 \satuan,
demikian pula sebaliknya. Nilai koefisien tersebut menunjukan
bahwa nilai Tingkat kredibilitas penyuluh berpengaruh positif
terhadap Tingkat pemahaman masyarakat. Hal ini
menggambarkan ketika nilai Tingkat kredibilitas penyuluh
naik, maka Tingkat pemahaman masyarakat akan naik atau
semakin positif.
c.) Koefisien standar (Standardized coefficients) pada table 4.33 di
atas, digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas,
yaitu: Tingkat kredibilitas (X) terhadap Tingkat pemahaman
masyarakat (Y). Dari variabel tersebut di atas maka dapat
dilihat bahwa besarnya koefisien a adalah 15.426, Tingkat
kredibilitas (X) sebesar 0.370,. Hal tersebut menunjukkan
133
bahwa Tingkat kredibilitas ternyata memiliki pengaruh yang
besar atau dominan terhadap Tingkat pemahaman masyarakat
daripada.
4.3.6 Hasil Uji Hipotesis
4.3.6.1 Hasil Uji t
Untuk Derajat kesalahan 5% atau 0,05 dan derajat
kesalahan dk=n-2 (100-2=98), maka diperoleh ttabel sebesar
1.660 Berdasarkan tabel diatas, nilai thitung 3.946 lebih besar
dari ttabel sebesar 1.660, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hal
ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh tingkat
kredibilitas terhadap tingkat pemahaman masyarakat.
Tabel 4.34
Uji Hipotesis H0
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 15.426 3.898 3.958 .000
Kredibilitas Penyuluh .325 .082 .370 3.946 .000
a. Dependent Variable: Pemahaman Masyarakat
4.3.6.2 Hasil Uji F
Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua
variabel independen yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
134
dependen (Ghozali 2006:84). Hasil perhitungan
menggunakan SPSS 24 menghasilkan:
Tabel 4.35
Uji F X terhadap Y
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 173.925 1 173.925 15.568 .000b
Residual 1094.825 98 11.172
Total 1268.750 99
a. Dependent Variable: Pemahaman Masyarakat
b. Predictors: (Constant), Kredibilitas Penyuluh
Oleh karena probabilitas jauh lebih kecil daripada 0.05 (0.000 <
0.005) dan Fhitung lebih besar dari Ftabel (15.568 > 3.11) maka dapat dinyatakan
bahwa variabel independen Tingkat kredibilitas penyuluh Dinas Sosial Kota
Serang (X) secara simultan mempengaruhi Tingkat pemahaman masyarakat
(Y). Ini berarti bahwa H0 ditolak sementara Ha diterima. Sehingga dapat
dikatakan bahwa terdapat pengaruh Tingkat kredibilitas penyuluh Dinas Sosial
Kota Serang (X) terhadap variabel Tingkat pemahaman masyarakat (Y).
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian
Jalaluddin Rakhmat menjelaskan bahwa dua komponen kredibilitas
yang paling penting ialah keahlian (expertise) dan kepercayaan
(trustwortness). Keahlian adalah kesan yang di bentuk oleh masyarakat
tentang kemampuan penyuluh Dinas Sosial dalam hubungannya dengan topik
yang dibicarakan. Penyuluh Dinas Sosial Kota Serang yang dinilai memiliki
135
keahlian yang tinggi dapat diukur dengan tingkat kecerdasan, tingkat
kemampuan, tingkat keahlian, terlatih, berpengalaman, dan tingkat
pengetahuan.
Variabel-variabel tersebut lah yang kemudian dijadikan ukuran
dalam penelitian ini. Penulis ingin mengetahui seberapa besar variabel-
variabel tersebut berpengaruh terhadap tingkat pemahaman masyarakat Kota
serang. Dalam penelitian ini, dapat digambarkan bahwa tingkat pemahaman
masyarakat adalah positif. Dibuktikan dengan jawaban responden pada
kuesioner yang sebagian besar menjawab setuju dan sangat setuju.
Selanjutnya, menurut hasil penelitian berdasarkan uji validitas dan reabilitas
variabel Tingkat kredibilitas (X) serta variabel Tingkat pemahaman
masyarakat (Y) telah memenuhi standar validitas dan reabilitas karena rhitung
> rtabel.
4.4.1 Kredibilitas Penyuluh Dinas Sosial Kota Serang (X)
Kredibilitas itu sendiri adalah seberapa besar komunikan melihat
sumber memiliki pengetahuan, ketrampilan, atau pengalaman yang relevan
dan mempercayai sumber tersebut untuk memberikan informasi yang tidak
objektif. Kredibilitas yang dimiliki oleh seorang komunikator itu sendiri
terbentuk oleh keahlian komunikator dalam memberikan keyakinan, opini,
sikap, dan perilaku yang baik kepada komunikan. Dan juga dapat
menguasai informasi mengenai objek yang akan disampaikan .
136
Hovland, Janis dan Kelley menyatakan dalam teori Kredibilitas
Sumber (Source Credibility Theory), bahwa seseorang mungkinkan akan
lebih mudah dipersuasi jika sumber-sumber persuasinya cukup kredibel.
Sumber yang memiliki kredibilitas tinggi lebih banyak menghasilkan
perubahan sikap dibandingkan dengan sumber yang memiliki kredibilitas
rendah. Oleh karena itu berdasarkan perhitungan di atas menunjukan bahwa
sub variable Kredibilitas Penyuluh (X) menghasilkan presentase sebesar
99.1%. Artinya, masyarakat menilai Penyuluh Dinas Sosial Kota Serang
memiliki tingkat keahlian yang sangat baik. Hal tersebut dapat dilihat pada
tabel 3.8 tentang Kriteria Analisis Deskriptif Presentase, angka tersebut
termasuk dalam kriteria yang sangat baik.
4.4.2 Tingkat Pemahaman Masyarakat (Y)
Pemahaman masyarakat adalah semua informasi yang dimiliki oleh
seorang penyuluh, informasi yang disampaikan haruslah jelas dan mudah
sehingga dapat dipahami oleh masyarakat, oleh karna itu penyuluh harus
memberikan penyuluhan (sosialisasi) mengenai program RS-RTLH.
Semakin paham seseorang terhadap informasi yang diberikan dan
dijelaskan oleh penyuluh maka semakin mempermudah masyarakat dalam
memahami program tersebut. Hal tersebut sangat berguna untuk kelancaran
kegiatan dalam program rehabilitasi sosial rumah tidak layak huni.
Berdasarkan Perhitungan yang menunjukan bahwa variabel
pemahaman masyarakat (Y) menghasilkan presentase sebesar 80.4%. Hal
137
tersebut dapat dilihat pada table 3.8 tentang Kriteria Analisis Deskriptif
Presentase, dimana angka tersebut termasuk dalam kriteria yang sangat
baik. Artinya masyarakat memiliki tingkat pemahaman yang sangat baik.
Oleh karena itu perolehan yang didapat dari Derajat kesalahan sebesar 5%
atau 0,05 dan derajat kesalahan dk=n-2 (100-2=98), maka diperoleh ttabel
sebesar 1.660 Berdasarkan tabel diatas, nilai thitung 3.946 lebih besar dari
ttabel sebesar 1.660, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh tingkat kredibilitas penyuluh terhadap tingkat
pemahaman masyarakat.
4.4.3 Kredibilitas Penyuluh Dinas Sosial Kota Serang (X) terhadap
Tingkat Pemahaman Masyarakat pada Program Rehabilitasi
Sosial Rumah Tidak Layak Huni RS-RTLH (Y)
Kredibilitas Penyuluh Dinas Sosial Kota Serang bersumber
dari yang pertama yaitu tingkat kompetensi, sikap, tujuan, kepribadian
dan dinamika dapat di ukur dengan penyuluh menguasai konsep dan
praksis penilaian untuk memahami kondisi, kebutuhan dan masalah
masyarakat, penyuluh mampu merancang program pembinaan dan
pendampingan yang komprehensif kepada masyarakat, penyuluh dapat
mengimplementasikan program yang komprehensif kepada
masyarakat, penyuluh dapat menilai proses dan hasil kegiatan.
Dari hasil perhitungan Regresi Linear sederhana dengan
software SPSS (Statistical Product and Service Solutions) Versi 24
maka persamaan regresi linear berganda dalam penelitian adalah
138
sebagai berikut dimana Y adalah tingkat
pemahaman masyarakat, dan X adalah tingkat kredibilitas penyuluh
Dinas Sosial Kota Serang. Model tersebut dapat diartikan bahwa setiap
terjadi kenaikan nilai pada variabel X maka akan diikuti kenaikan nilai
tingkat pemahaman masyarakat (Y) yang semakin positif. Berdasarkan
garis regresi, maka dapat dilihat bahwa dari variabel independen yang
digunakan dalam penelitian yang memiliki pengaruh lebih besar dalam
mempengaruhi tingkat pemahaman masyarakat adalah X yaitu tingkat
keahlian dengan nilai sebesar 0.537.
. Hasil perhitungan uji t, menunjukkan bahwa variabel
independen mempunyai signifikansi yang kurang dari 0,05. Begitu
pula thitung variabel yang nilainya lebih dari 1660, yaitu tingkat
kredibilitas dengan 3.946. Angka tersebut menerangkan bahwa tingkat
kredibilitas memiliki pengaruh yang nyata terhadap tingkat
pemahaman masyarakat Kota Serang.
Dari hasil perhitungan uji F, memperlihatkan bahwa variabel
independen yang digunakan dalam penelitian, meliputi tingkat
kredibilitas penyuluh Dinas Sosial Kota Serang layak untuk menguji
tingkat pemahaman masyarakat. Hal tersebut ditunjukkan dari uji F
pada variabel tingkat keahlian penyuluh Dinas Sosial Kota Srang
terhadap tingkat pemahaman masyarakat yang diperoleh sebesar
39,279, uji F pada sub variabel tingkat kepercayaan Penyuluh Dinas
Sosial terhadap tingkat pemahaman masyarakat yang diperoleh sebesar
139
35,894, serta uji F secara simultan pada sub variabel tingkat keahlian
dan tingkat kepercayaan penyuluh Dinas Sosial terhadap tingkat
pemahaman masyarakat yang yang diperoleh sebesar 15.568. lebih
besar dari Ftabel dan tingkat signifikansi yang kurang dari 0,05.
Hal tersebut menguatkan uji t bahwa dari ketiganya hipotesis
nol pada penelitian ditolak, karena pada variabel X memiliki pengaruh
terhadap variabel Y. Juga berdasarkan hasil koefisien determinasi,
disimpulkan bahwa jika variabel (X) Tingkat kredibilitas akan
mempengaruhi variabel Y atau Tingkat pemahaman masyarakat
penerima bantuan Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-
RTLH) Kota Serang yang lebih kuat sebesar 13.7%. Merujuk pada
teori yang digunakan yang apabila komunikator dengan kredibilitasnya
yang tinggi maka akan berpengaruh besar terhadap tingkat pemahaman
masyarakat sehingga dapat lebih banyak menghasilkan perubahan
sikap yang melalui proses berpikir atau pemahaman masyarakat
melalui rute sentral (pusat) dan rute peripheral (pinggiran).
140
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah
dikemukakan pada bab-bab sebelumnya mengenai “Pengaruh Kredibilitas
Penyuluh Dinas Sosial Kota Serang Tehadap Tingkat Pemahaman
Masyarakat Pada Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni”,
maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengaruh Kredibilitas Penyuluh Dinas Sosial Kota Serang dalam
menjelaskan program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni
kepada masyarakat sebesar 37% sementara sisanya sebesar 63%
merupakan pengaruh dari faktor lain diluar penelitian.
2. Pengaruh Tingkat Pemahaman masyarakat mengenai program
Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni sebesar 39,2% sementara
sisanya sebesar 60,8% dijelaskan oleh sebab dan faktor lain diluar
variabel yang peneliti bahas dalam penelitian.
3. Pengaruh kredibilitas penyuluh Dinas Sosial Kota Serang terhadap
tingkat pemahaman masyarakat pada program Rehabilitasi Sosial Rumah
Tidak Layak Huni sebesar 13.7% sementara sisanya sebesar 56.3%
dijelaskan oleh sebab dan faktor lain diluar variabel yang peneliti bahas
dalam penelitian.
141
5.2 Saran
Dalam sebuah penelitian, seorang peneliti setidaknya mendapatkan
sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan,
instansi, atau lembaga serta berbagai pihak yang terkait dalam penelitian ini.
Adapun saran yang penulis berikan setelah meneliti masalah dalam penelitian
ini antara lain :
5.2.1 Saran Praktis
1. Secara praktis diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat serta
mengetahui apa yang dilakukan Dinas Sosial Kota Serang dalam
melaksanakan program RS-RTLH agar dapat memberikan kontribusi atau
gambaran bagi suatu lembaga, instansi, atau organisasi untuk mengetahui
pengaruh program yang dibuat untuk masyarakat yang kurang mampu
sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
5.2.2 Saran Teoritis
1. Adapun saran dari segi teoritis diharapkan penelitian ini dapat
memberikan pengetahuan yang lebih mengenai pengaruh kredibilitas
penyuluh dinas sosial kota serang terhadap tingkat pemahaman
masyarakat pada program rehabilitasi sosial rumah tidak layak huni.
2. Menambah refrensi mahasiswa komunikasi mengenai pengaruh
kredibilitas penyuluh dinas sosial kota serang terhadap tingkat
pemahaman masyarakat pada program rehabilitasi sosial rumah tidak
layak huni (RS-RTLH).
142
DAFTAR PUSTAKA
Afrilla, Naniek Framanik. 2016. Modul 3 studi tentang Persuasi
Agus, Mikha Widyanto. 2013. Statistika Terapan. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo
Agung, Wahyu. 2010. Panduan SPSS 17.0 : Untuk Mengolah Penelitian
Kuantitatif . Jogjakarta: Gerai Ilmu
Azwar¸ Syaifudin. 2011. Sikap manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:
Pustaka Belajar
Aw, Suranto. 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu
Bungin, Burhan. 2014. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana
Cangara, Hafied. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja
GrafindoPersada
Dolet, D. Unaradjan. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Universitas
Atma Jaya
Elvinaro Ardianto. Q-Aness, Bambang, Filsafat ilmu komunikasi.Bandung :
Simbosa, 2007
Kriyantono¸ Rachmat. 2006. Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group
________________. 2012. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group
Martono, Nanang. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT. Raja
Grafindo
Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi (suatu pengantar). Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
________________. 2007. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Jakarta: PT.
Remaja Rosda Karya
Morissan. 2013. Teori Komunikasi: Individu Hingga Massa. Jakarta: Kencana,
Prenada Media Group
Rakhmat, Jalaludin. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya
Riduwan. 2010. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Alfabeta:
Bandung
143
Rohim, Syaiful. 2009. Teori Komunikasi. Jakarta: Rineka Cipta
Ruslan, Rosady. 2008. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi.
Jakarta: Raja Grafindo Persada
Samsul, Munir A. 2010. Bimbingan dan Konseling Islami. jakarta: Amzah
Sam, Zulfam. 2003. Psikologi Konseling. Jakarta: PT. Grafindo Persada
Sanusi, Anwar. 2003. Metodologi Penelitian Praktis untuk Ilmu Sosial dan
Ekonomi. Jakarta: Buntaran
Severin, Werner J, James W. Tankard, JR. 2008. Teori komunikasi: Sejarah,
Metode, Terapan & Terapan di Dalam Media Massa, Edisi 5. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif & kualitatif. Bandung: Alfabeta
________________. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta
Sunyoto, Danang. 2009. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Yogyakarta: Med
Press
Venus, Antar. 2004. Manajemen Kampanye Panduan Teoritis dan Praktis.
Bandung: Simbiosa Rekatama
WEBSITE
Dewi & Taufik. Artikel Kredibilitas dalam Komunikasi.
https://rumakom.wordpress.com/2008/05/08/kredibilitas-dalam-
komunikasi/ (Diakses17 Juli 2016)
http://indonesia.ucanews.com/2014/10/08/bedah-kampung-upaya-memotong-
rantai-kemiskinan/ (Tanggal akses 28 Oktober 2014)
http://www.radarbanten.com/read/berita/10/14370/Angka-Kemiskinan-di-Kota-
serang Masih-Terbilang-Tinggi/
LAMPIRAN 1
SURAT IZIN PENELITIAN
LAMPIRAN 2
DOKUMENTASI PROGRAM RS-RTLH DAN PENGISIAN KUISIONER
Foto 1
Gambar diatas memperlihatkan pembangunan RS-RTLH yang sedang berjalan dan foto tersebut
diambil bersama Kepala Bidang Pemberdayaan Kesejahteraan Sosial beserta para petugas yang terkait
Foto 2
Gambar diatas memperlihatkan rumah warga yang memperoleh bantuan RS-RTLH
yang masih di renovasi
Foto 3
Gambar diatas ini menunjukan proses pembangunan rumah di bagian dalam
Foto 4
Gambar diatas menunjukan kondisi rumah penerima bantuan RS-RTLH
Setelah Proses Perehaban selesai
Foto 5
Gambar diatas memperlihatkan proses penjelasan dan pengisian kuisioner pada warga yang
sudah mendapatkan bantuan RS-RTLH
Foto 6
Gambar diatas adalah Kepala Bidang Pemberdayaan Kesejahteraan Sosial, Bapak Agus
M.Arif dan ibu Iin Maya sebagai penanggung jawab serta pengawas program RS-RTLH
LAMPIRAN 3
KUISIONER PENELITIAN
KUISIONER PENELITIAN
PENGARUH KREDIBILITAS PENYULUH DINAS SOSIAL KOTA SERANG
TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN MASYARAKAT PADA PROGRAM
REHABILITASI SOSIAL
RUMAH TIDAK LAYAK HUNI
Serang,
Januari 2017
Kepada Yth,
Saudara/i Responden
Di-
Tempat
Bersamaan dengan ini, saya selaku mahasiswa Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa (UNTIRTA) yang tengah melakukan penelitian skripsi
memohon kesediaan Saudara/i untuk meluangkan waktu guna menjawab
pertanyaan-pertanyaan sebagai mana terlampir. Pertanyaan –pertanyaan
tersebut mengungkapkan pengaruh kredibilitas penyuluh dinas sosial kota
serang terhadap tingkat pemahaman masyarakat pada program rehabilitasi
sosial rumah tidak layak huni.
Data yang diperoleh akan digunakan dalam rangka menyusun skripsi
untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu
Komunikasi (S.Ikom) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik program
Studi Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Kerahasiaan
Saudara/i terjamin dan data ini hanya digunakan untk kepentingan
ilmiah/akademis.
Diharapkan kuisioner ini dapat dijawab seluruhnya, mengingat
objektifitas penelitian ini akan sangat bergantung dari pengisian kuisioner ini.
Atas kesediaan Saudara/i membantu proses penelitian ini, saya ucapkan terima
kasih.
Hormat saya,
Ellen Elvamia
NIM.6662112096
A. IDENTITAS RESPONDEN
Harap Responden Mengisi dengan sebenarnya
1. Nama : ……………………..
2. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
3. Usia : …………………….. Tahun
4. Status : …………………….. Jumlah anggota keluarga
……………………….
5. Penghasilan : Sudah berpenghasilan
Belum berpenghasilan
B. PETUNJUK PENGISISAN
1. Bacalah setiap pertanyaan dengan teliti, bila ada yang tidak dimengerti harap
untuk bertanya kepada peneliti.
2. Berikan tanda “Ceklis” (√) atau “Cross” (×) pada kategori jawaban yang
tersedia sesuai dengan pilihan dari saudara/i.
3. Diharapkan agar mengisi semua pertanyaan yang telah disediakan.
C. KETERANGAN JAWABAN
1. Jawaban Sangat Setuju (SS) diberi nilai 5
2. Jawaban Setuju (S) diberi nilai 4
3. Jawaban Tidak Setuju (KS) diberi nilai 3
4. Jawaban Tidak Setuju (TS) diberi nilai 2
5. Jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 1
Pengaruh Kredibilitas Penyuluh Dinas Sosial Kota (variabel X)
No Indikator / Pertanyaan Jawaban Pernyataan
STS TS KS S SS
A. Kompetensi
1 Penyuluh tahu banyak mengenai informasi program
Rehabilitasi Sosial- Rumah Tidak Layak Huni (RS-
RTLH) yang disampaikan kepada masyarakat
2 Penyuluh memiliki keahlian dalam mengkomunikasikan
program Rehabilitasi Sosial-Rumah Tidak Layak Huni
(RS-RTLH) dengan baik, sehingga mudah dipahami
3 Penyuluh dinilai sebagai orang yang sudah
berpengalaman karena sering memberikan penyuluhan
terutama mengenai informasi program Rehabilitasi
Sosial-Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH)
B. Sikap
4 Penyuluh menggunakan tutur kata yang sopan dalam
menyampaikan materi penyuluhan
5 Penyuluh berkata jujur, ramah dan memiliki
moral/akhlak yang baik, sehingga dapat membuat
masyarakat percaya
C. Tujuan
6 Penyuluh memberikan keyakinan kepada masyarakat
untuk menerima dengan baik program Rehabilitasi
Sosial-Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH)
7 Penyuluh mampu membuktikan bahwa informasi
program Rehabilitasi Sosial-Rumah Tidak Layak Huni
(RS-RTLH) yang disampaikan tersebut bermanfaat bagi
masyarakat yang mendapatkan bantuan dari program
tersebut
D. Kepribadian
8. Penyuluh mampu berbaur dengan masyarakat sehingga
timbulnya keakraban saat menjelaskan informasi
mengenai program Rehabilitasi Sosial-Rumah Tidak
Layak Huni (RS-RTLH)
9 Penyuluh mampu menciptakan suasana dialogis pada
saat penyuluhan berlangsung
10 Penyuluh siap menerima kritik, saran, ataupun ide-ide
yang disampaikan oleh masyarakat
E. Dinamika
11 Penyuluh mampu menciptakan suasana yang membuat
masyarakat antusias terhadap informasi yang
disampaikan
12 Penyuluh menyampaikan informasi program
Rehabilitasi Sosial-Rumah Tidak Layak Huni (RS-
RTLH) dengan penuh semangat dan pantang menyerah
Tingkat Pemahaman Masyarakat Pada Program RS-RTLH
(variabel Y)
No Indikator / Pertanyaan Jawaban Pernyataan
STS TS KS S SS
A. Rute Sentral (Pusat)
13 Anda memperhatikan informasi program Rehabilitasi
Sosial-Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) secara
selektif
14 Anda mempertimbangkan suatu argument atau
informasi program Rehabilitasi Sosial-Rumah Tidak
Layak Huni (RS-RTLH) secara cermat dan teliti
15 Anda mengubah pandangan karena informasi atau
argument mengenai program Rehabilitasi Sosial-Rumah
Tidak Layak Huni (RS-RTLH) dapat mengubah sikap
dan prilaku
16 Anda berfokus pada argumen-argumen atau informasi
mengenai program Rehabilitasi Sosial-Rumah Tidak
Layak Huni (RS-RTLH)
B. Rute Pheripheral (Pinggiran)
17 Anda tidak terlalu memperhatikan argument atau suatu
pendapat, baik itu yang kuat maupun lemah
18 Anda memberikan penilaian yang cepat kepada
penyuluh
19 Anda cenderung lebih percaya pada perkataan orang
yang anda sukai
20 Anda lebih tertarik oleh daya tarik yang dimiliki
penyuluh (seperti penampilannya)
LAMPIRAN 4
DATA JAWABAN RESPONDEN VARIABEL X (KREDIBILITAS
PENYULUH)
Kreadibilitas Penyuluh (X1)
Kompetensi Sikap Tujuan Kepribadian Dinamika Total
X Resp. Pngh X1-
1
X1-
2
X1-
3
X1-
4
X1-
5
X1-
6
X1-
7
X1-
8
X1-
9
X1-
10
X1-
11
X1-
12
Resp. 1 1 4 3 4 4 3 5 4 4 4 3 4 4 46
Resp. 2 2 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 42
Resp. 3 1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 47
Resp. 4 1 5 5 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 48
Resp. 5 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36
Resp. 6 1 4 4 3 4 3 4 5 4 2 5 3 3 44
Resp. 7 1 3 3 5 3 4 4 3 5 5 4 3 4 46
Resp. 8 1 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 49
Resp. 9 2 4 4 4 5 4 3 4 4 3 3 4 3 45
Resp. 10 2 4 3 4 2 5 4 4 5 4 3 4 5 47
Resp. 11 2 4 3 4 4 3 5 4 4 4 3 4 4 46
Resp. 12 1 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 49
Resp. 13 1 4 4 3 5 4 4 4 4 3 3 4 3 45
Resp. 14 1 4 3 4 2 5 4 4 5 4 3 4 5 47
Resp. 15 1 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 45
Resp. 16 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
Resp. 17 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 47
Resp. 18 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
Resp. 19 2 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 44
Resp. 20 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
Resp. 21 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 46
Resp. 22 1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 47
Resp. 23 1 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 43
Resp. 24 2 4 4 4 4 5 4 5 5 3 5 4 4 51
Resp. 25 1 3 3 5 3 4 4 5 4 4 3 3 3 44
Resp. 26 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
Resp. 27 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 47
Resp. 28 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
Resp. 29 1 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 53
Resp. 30 1 4 4 3 4 4 4 5 5 4 4 4 4 49
Resp. 31 2 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 51
Resp. 32 2 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 52
Resp. 33 2 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 52
Resp. 34 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 47
Resp. 35 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 46
Resp. 36 1 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 43
Resp. 37 1 4 4 5 3 3 4 4 4 4 3 4 4 46
Resp. 38 1 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 48
Resp. 39 2 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 53
Resp. 40 2 4 4 3 4 4 4 5 5 4 4 4 4 49
Resp. 41 2 4 3 4 2 5 4 4 5 4 3 4 5 47
Resp. 42 2 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 45
Resp. 43 1 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 42
Resp. 44 1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 47
Resp. 45 1 5 5 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 48
Resp. 46 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 37
Resp. 47 2 4 4 3 4 3 4 5 4 2 5 3 3 44
Resp. 48 2 3 3 5 3 4 4 3 5 5 4 3 4 46
Resp. 49 2 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 49
Resp. 50 1 4 4 4 5 4 4 4 4 3 3 4 3 46
Resp. 51 1 4 4 3 4 3 4 5 4 2 5 3 3 44
Resp. 52 1 3 3 5 3 4 4 3 5 5 4 3 4 46
Resp. 53 1 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 49
Resp. 54 1 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 41
Resp. 55 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 46
Resp. 56 2 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 43
Resp. 57 1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 47
Resp. 58 1 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 50
Resp. 59 1 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 46
Resp. 60 1 4 4 3 4 3 4 5 4 2 5 3 3 44
Resp. 61 1 4 4 4 3 3 3 3 3 2 2 2 3 36
Resp. 62 2 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 49
Resp. 63 1 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 41
Resp. 64 2 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 49
Resp. 65 1 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 41
Resp. 66 2 4 4 3 4 3 4 5 4 2 5 3 3 44
Resp. 67 2 5 3 5 3 4 4 3 5 3 4 4 4 47
Resp. 68 1 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 49
Resp. 69 1 3 4 4 5 3 3 4 4 3 3 4 3 43
Resp. 70 2 4 3 4 2 5 4 4 5 4 3 4 3 45
Resp. 71 1 4 3 4 4 3 5 4 4 4 3 4 4 46
Resp. 72 1 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 42
Resp. 73 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 47
Resp. 74 2 3 3 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 48
Resp. 75 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60
Resp. 76 2 4 4 5 4 5 4 5 4 2 5 5 5 52
Resp. 77 1 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 56
Resp. 78 2 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 49
Resp. 79 1 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 55
Resp. 80 2 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 52
Resp. 81 1 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 50
Resp. 82 1 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 52
Resp. 83 2 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 55
Resp. 84 2 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 50
Resp. 85 2 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 50
Resp. 86 2 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 55
Resp. 87 2 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 50
Resp. 88 2 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 53
Resp. 89 2 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 56
Resp. 90 1 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 50
Resp. 91 2 3 5 5 3 4 4 4 4 3 4 4 4 47
Resp. 92 1 4 4 3 4 3 4 5 4 2 5 3 3 44
Resp. 93 1 3 3 5 3 4 4 3 5 5 4 3 4 46
Resp. 94 1 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 49
Resp. 95 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 41
Resp. 96 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 46
Resp. 97 2 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 43
Resp. 98 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 47
Resp. 99 2 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 50
Resp. 100 2 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 46
LAMPIRAN 4
DATA JAWABAN RESPONDEN VARIABEL Y (TINGKAT PEMAHAMAN
MASYARAKAT)
Tingkat Pemahaman Masyarakat (Y)
Rute Sentral
Jml
Rute Pheripheral
Jml Total Y
Resp. Y-1 Y-2 Y-
3 Y-4
Y-
5
Y-
6
Y-
7
Y-
8
Resp. 1 3 3 3 2 11 3 3 3 3 12 23
Resp. 2 4 5 3 3 15 4 4 3 4 15 30
Resp. 3 5 5 4 4 18 3 3 3 5 14 32
Resp. 4 3 3 3 3 12 3 3 3 5 14 26
Resp. 5 3 3 4 3 13 4 4 3 5 16 29
Resp. 6 5 5 5 5 20 5 5 5 2 17 37
Resp. 7 4 4 3 3 14 4 4 3 4 15 29
Resp. 8 4 4 4 3 15 4 3 3 5 15 30
Resp. 9 4 4 4 3 15 4 3 3 5 15 30
Resp. 10 3 3 3 2 11 3 3 3 5 14 25
Resp. 11 5 4 4 4 17 4 4 4 4 16 33
Resp. 12 5 5 4 4 18 3 3 3 3 12 30
Resp. 13 3 3 3 3 12 3 3 3 5 14 26
Resp. 14 5 5 4 4 18 3 3 3 5 14 32
Resp. 15 3 3 3 3 12 3 3 3 5 14 26
Resp. 16 4 4 4 2 14 4 4 4 4 16 30
Resp. 17 4 5 4 4 17 4 4 4 4 16 33
Resp. 18 5 5 4 4 18 4 4 4 4 16 34
Resp. 19 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16 32
Resp. 20 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16 32
Resp. 21 4 4 4 2 14 2 2 5 5 14 28
Resp. 22 2 2 5 5 14 2 5 5 4 16 30
Resp. 23 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16 32
Resp. 24 5 4 4 4 17 4 2 5 4 15 32
Resp. 25 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16 32
Resp. 26 4 4 4 2 14 4 4 4 4 16 30
Resp. 27 4 5 4 4 17 4 4 4 4 16 33
Resp. 28 5 5 4 4 18 4 4 4 4 16 34
Resp. 29 4 4 4 4 16 4 4 4 2 14 30
Resp. 30 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16 32
Resp. 31 4 4 4 4 16 4 4 4 2 14 30
Resp. 32 4 4 4 4 16 4 5 4 5 18 34
Resp. 33 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16 32
Resp. 34 4 4 4 4 16 4 4 5 2 15 31
Resp. 35 4 4 4 4 16 2 2 5 2 11 27
Resp. 36 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16 32
Resp. 37 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16 32
Resp. 38 5 5 5 5 20 5 5 5 2 17 37
Resp. 39 4 2 4 4 14 2 4 5 4 15 29
Resp. 40 4 4 4 4 16 4 4 5 2 15 31
Resp. 41 3 3 3 3 12 3 3 5 3 14 26
Resp. 42 3 3 3 2 11 3 3 5 3 14 25
Resp. 43 4 5 3 3 15 4 4 5 4 17 32
Resp. 44 5 5 4 4 18 3 3 5 3 14 32
Resp. 45 3 3 3 3 12 3 3 3 3 12 24
Resp. 46 3 3 4 3 13 4 4 5 3 16 29
Resp. 47 5 5 5 5 20 5 5 5 2 17 37
Resp. 48 4 4 3 3 14 4 4 5 4 17 31
Resp. 49 4 4 4 3 15 4 3 5 3 15 30
Resp. 50 4 4 4 3 15 4 3 5 4 16 31
Resp. 51 3 2 2 3 10 3 3 3 3 12 22
Resp. 52 3 4 4 4 15 4 4 4 4 16 31
Resp. 53 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16 32
Resp. 54 3 3 3 3 12 3 3 4 3 13 25
Resp. 55 4 3 3 3 13 4 4 3 4 15 28
Resp. 56 3 4 4 4 15 4 4 4 4 16 31
Resp. 57 3 4 3 4 14 4 3 4 3 14 28
Resp. 58 3 4 4 4 15 4 3 4 3 14 29
Resp. 59 4 5 5 4 18 4 4 4 3 15 33
Resp. 60 3 2 2 3 10 3 3 3 3 12 22
Resp. 61 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16 32
Resp. 62 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16 32
Resp. 63 3 3 3 3 12 3 3 4 3 13 25
Resp. 64 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16 32
Resp. 65 3 3 3 3 12 3 3 4 3 13 25
Resp. 66 4 2 2 5 13 5 5 5 5 20 33
Resp. 67 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16 32
Resp. 68 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16 32
Resp. 69 4 4 4 5 17 5 5 5 5 20 37
Resp. 70 4 4 4 5 17 5 5 4 5 19 36
Resp. 71 2 2 4 5 13 2 5 5 5 17 30
Resp. 72 4 2 2 5 13 5 4 2 5 16 29
Resp. 73 4 4 4 4 16 4 5 4 5 18 34
Resp. 74 4 4 2 5 15 4 4 5 5 18 33
Resp. 75 4 4 4 5 17 5 5 5 5 20 37
Resp. 76 4 2 2 5 13 5 5 5 5 20 33
Resp. 77 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16 32
Resp. 78 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16 32
Resp. 79 4 4 4 5 17 4 4 5 4 17 34
Resp. 80 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16 32
Resp. 81 4 4 4 5 17 4 5 5 5 19 36
Resp. 82 4 4 4 5 17 5 5 4 5 19 36
Resp. 83 4 4 4 5 17 5 5 5 5 20 37
Resp. 84 4 4 4 5 17 5 5 2 5 17 34
Resp. 85 4 4 4 5 17 5 5 2 5 17 34
Resp. 86 4 4 4 5 17 5 5 4 5 19 36
Resp. 87 4 4 4 5 17 4 4 5 4 17 34
Resp. 88 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16 32
Resp. 89 4 4 2 5 15 5 2 5 5 17 32
Resp. 90 4 4 4 5 17 5 5 2 5 17 34
Resp. 91 3 3 3 3 12 3 3 3 3 12 24
Resp. 92 3 2 2 3 10 3 3 3 3 12 22
Resp. 93 3 4 4 4 15 4 4 4 4 16 31
Resp. 94 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16 32
Resp. 95 3 3 3 3 12 3 3 4 3 13 25
Resp. 96 4 3 3 3 13 4 4 3 4 15 28
Resp. 97 3 4 4 4 15 4 4 4 4 16 31
Resp. 98 3 4 3 4 14 4 3 4 3 14 28
Resp. 99 3 4 4 4 15 4 3 4 3 14 29
Resp. 100 4 5 5 4 18 4 4 4 3 15 33
LAMPIRAN 5
DATA RESPONDEN
LAMPIRAN 5
DATA RESPONDEN
LAMPIRAN 6
BUKU BIMBINGAN
LAMPIRAN 6
BUKU BIMBINGAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama : Ellen Elvamia
Tempat, Tanggal Lahir : Rangkasbitung, 12 Juli 1993
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Email : [email protected]
No. Hp : 081290505614
Alamat : Jln. Warung Jaud Komp. Bumi Sari Permai
Kasemen Serang- Banten
Riwayat Pendidikan
PERIODE SEKOLAH/UNIVERSITAS JURUSAN
1999 – 2005 SD Negeri 17 Kota Serang -
2005 – 2008 SMP Negeri 4 Kota Serang -
2008 – 2011 SMK Negeri 1 Kota Serang Multimedia
2011 – 2018 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Ilmu Komunikasi
Pengalaman Organisasi
1.) KELASIK (Universitas Sultan Ageng Tirtayasa)
2.) Komunitas Fotografi Fisip KFF (Universitas Sultan Ageng Tirtayasa)
Pengalaman Kerja
- Sales Marketing Mandala Finance
- Staff Administrasi Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen STIM Prima Graha
- Karyawan Koprasi Bina Citra Mandiri
- Staff Dinas Sosial Kota Serang