kristalografi (finale)

67
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud 1.1.1 Menentukan sistem kristal berdasarkan atas panjang sumbu, posisi sumbu, jumlah sumbu serta besar sudut yang dibentuk antar sumbu pada bentuk kristal. 1.1.2 Menentukan sistem simetri berdasarkan atas unsur simetri dan jumlah sumbu kristal. 1.1.3 Mendeskripsikan bentuk kristal berdasarkan parameter penggambaran, jumlah, dan posisi sumbu kristal dan bidang kristal yang dimiliki oleh setiap bentuk kristal. 1.1.4 Menentukan kelas kristal berdasarkan Hermann Mauguin simbol. 1.2 Tujuan 1.2.1 Dapat menentukan sistem kristal berdasakan atas panjang sumbu, posisi sumbu, jumlah sumbu serta besar sudut yang dibentuk antar sumbu pada bentuk kristal. 1.2.2 Dapat menentukan sistem simetri berdasarkan atas unsur simetri dan jumlah sumbu kristal. 1.2.3 Dapat mendeskripsikan bentuk kristal berasarkan atas parameter penggambaran, 1

Upload: fachrulramadhan

Post on 26-Jun-2015

1.166 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kristalografi (Finale)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Maksud1.1.1 Menentukan sistem kristal berdasarkan atas panjang sumbu,

posisi sumbu, jumlah sumbu serta besar sudut yang dibentuk

antar sumbu pada bentuk kristal.

1.1.2 Menentukan sistem simetri berdasarkan atas unsur simetri

dan jumlah sumbu kristal.

1.1.3 Mendeskripsikan bentuk kristal berdasarkan parameter

penggambaran, jumlah, dan posisi sumbu kristal dan bidang

kristal yang dimiliki oleh setiap bentuk kristal.

1.1.4 Menentukan kelas kristal berdasarkan Hermann Mauguin

simbol.

1.2 Tujuan1.2.1 Dapat menentukan sistem kristal berdasakan atas panjang

sumbu, posisi sumbu, jumlah sumbu serta besar sudut yang

dibentuk antar sumbu pada bentuk kristal.

1.2.2 Dapat menentukan sistem simetri berdasarkan atas unsur

simetri dan jumlah sumbu kristal.

1.2.3 Dapat mendeskripsikan bentuk kristal berasarkan atas param-

eter penggambaran, jumlah, dan posisi sumbu kristal dan

bidang kristal yang dimiliki oleh setiap bentuk kristal.

1.2.4 Dapat menentukan kelas kristal berdasarkan Hermann

Mauguin simbol.

1

Page 2: Kristalografi (Finale)

BAB II

DASAR TEORI

2.1Definisi

Kristalografi adalah suatu cabang dari mineralogi yang

mempelajari sIstem kristal. Kristalografi merupakan salah satu

cabang dari mineralogi yang mempelajari mengenai sistem-sistem

kristal serta bertujuan untuk menentukan susunan atom dalam zat

padat. Kata “kristalografi” berasal dari bahasa yunani crystallon =

tetesan dingin/beku, dengan makna luas kepada semua padatan

transparan pada derajat tertentu, dan graphein = menulis Kristalografi

mempelajari tentang kristal meliputi sifat geometri diantaranya letak,

panjang, jumlah sumbu kristal, bentuk bidang luar yang membatasinya.

Perkembangan dan pertumbuhan kenampakan bentuk kristal yang

masih dalam satu sistem kristal. Stuktur dalam dan sifat fisik kristal.

Kristal adalah bahan padat homogeny yang membentuk bagan

polyhedral yang teratur, biasanya anisotropy. Tersusun oleh komposisi

kimia tertentu yang membentuk ikatan atom tertentu yang dikelilingi

oleh bidang permukaan yang halus yang mengikuti hukum geometri

tertentu.

Ada beberapa ketentuan agar dapat disebut sebagai Kristal,

diantaranya adalah padat, tidak dapat teruraikan menjadi senyawa

yang lebih sederhana dengan proses fisika, memiliki stuktur bentuk,

bidang serta sudut inklimasi pada setiap kristal tertentu.

Kebanyakan material kristalin memiliki berbagai jenis cacat

kristalografis. Jenis dan struktur cacat-cacat tersebut dapat berefek

besar pada sifat-sifat material tersebut. Meskipun istilah "kristal"

memiliki makna yang sudah ditentukan dalam ilmu material dan fisika

zat padat, dalam kehidupan sehari-hari "kristal" merujuk pada benda

2

Page 3: Kristalografi (Finale)

padat yang menunjukkan bentuk geometri tertentu, dan kerap kali

sedap di mata. Berbagai bentuk kristal tersebut dapat ditemukan di

alam. Bentuk-bentuk kristal ini bergantung pada jenis ikatan molekuler

antara atom-atom untuk menentukan strukturnya, dan juga keadaan

terciptanya kristal tersebut.

Beberapa material kristalin mungkin menunjukkan sifat-sifat

elektrik khas, seperti efek feroelektrik atau efek piezoelektrik. Kelakuan

cahaya dalam kristal dijelaskan dalam optika kristal. Dalam struktur

dielektrik periodik serangkaian sifat-sifat optis unik dapat ditemukan

seperti yang dijelaskan dalam kristal fotonik.

Kristalografi adalah ilmu - ilmu yang mempelajari tentang:

Sifat geometri memberikan pengertian letak, panjang, dan jumlah

sumbu kristal yang menyusun suatu bentuk atau bangun kristal

tertentu dan jumlah bidang luar serta bentuk yang membatasinya.

Perkembangan dan pertumbuhan kenampakan bentuk luar, bahwa

disamping mempelajari kombinasi serta antara satu bentuk kristal

yang terbentuk kemudian. Struktur dalam membicarakan susunan

dan jumlah sumbu kristal juga menghitung parameter dan

parameter rasio.

Sifat fisis kristal, sangat tergantung pada struktur ( susunan atom-

atomnya ). Besar kecilnya kristal tidak dipengaruhi yang penting

bentuk yang dibatasi bidang-bidang kristal, sehingga akan dikenal 2

zat yaitu; Kristalin dan Non Kristalin.

2.2Kimia Kristal

Komposisi kimia suatu mineral merupakan hal yang sangat

mendasar, beberapa sifat-sifat mineral/kristal tergantung kepadanya.

Sifat-sifat mineral/kristal tidak hanya tergantung pada komposisi tetapi

juga kepada susunan meruang dari atom-atom penyusun dan ikatan

antar atom-atom penyusun kristal/mineral.

3

Page 4: Kristalografi (Finale)

Kimia kristal sejak penemuan sinar X, penyelidikan kristalografi

sinar X telah mengembangkan pengertian tentang hubungan antar

kimia dan struktur. Tujuannya adalah :

1. Mengetahui hubungan antara susunan atom dan komposisi

kimia dari suatu jenis krisal.

2. Dalam bidang geokimia, mempelajari kimia kristal adalah un-

tuk memprediksi struktur kristal dai komposisi kimia dengan

diberikan temperature dan tekanan.

2.3Daya Ikat dalam Kristal

Daya yang mengikat atom (atau ion atau grup ion) dari zat pada

kristalin adalah bersifat listrik di alam. Tipe dan intensitasnya sangat

berkaitan dengan sifat-sifat fisik dan kimia dari mineral. Kekerasan,

belahan daya lebur, kelistrikan dan konduktivitas termal, dan koefisien

ekspansi termal berhubungan secara lansung terhadap daya ikat.

Secara umum, ikatan kuat memiliki kekerasan yang lebih tinggi,

titik leleh yang lebih tinggi dan koefisien ekspansi termal yang lebih

rendah. Ikatan kimia dari suatu kristal dapat dibagi menjadi 4 macam,

yaitu : ionik, kovalen, logam dan van der waals.

2.4Sistem Kristal

Hingga saat ini terdapat 7 sistem kristal. Dasar pengelompokan

atau penggolongan kristal tersebut adalah:

Jumlah sumbu kristal

Letak sumbu yang satu dengan yang lain

Parameter yang digunakan untuk masing-masing sumbu

kristal

4

Page 5: Kristalografi (Finale)

Sistem kristal tersebut adalah sebagai berikut :

2.4.1 Sistem Isometrik

Sistem ini disebut juga sisem regular, bahkan dike-

nal sebagai kubus atau kubik. Jumlah sumbu kristalnya 3

dan saling tegak lurus satu dengan yang lainya. Masing-

masing sumbu sama panjangnya. System ini memiliki

tiga kelas, dmana unsur simetrinya berbeda :

a. Kelas spinel atau holohedral, contoh : mag-netit, intan, spinel, dll.

b. Kelas pirit, contoh : pirit.

c. Kelas tetrahidrit, contoh : zinc blende

(a) (b)

Gambar 2.4.1: sistem kubik (a) asli dan (b) Modifikasi

2.4.2 Sistem tetragonal

Sistem ini memiliki kesamaan dengan sistem

isometrik dimana sistem ini juga memiliki 3 sumbu kristal

yang masing-masing tegak lurus. Sumbu a dan b

mempunyai satuan panjang yangsama sedangkan sumbu

c berlainan, dapat lebih panjang maupun lebih pendek

(umumnya lebih panjang). Contoh : Zerkon, Skeelit,

Kasiterit, Rutil, Idokras/ Vesuvianit, kalkopirit, melilit, dll.

5

Page 7: Kristalografi (Finale)

(c)

(d)

Gambar 2.4.2: Sistem Tetragonal: (a) asli, (b) modifikasi, (c) pe-

nampakan sumbu dan (d) scheelite

2.4.3 Sistem Rombis

Sistem ini dikenal juga dengan sebutan orthorom-

bis dan mempunyai 3 sumbu kristal yang saling tegak lu-

rus dengan yang lainya. Ketiga sumbu kristal tersebut

mempunyai panjang yang berbeda. Contoh: Topaz, Se-

lestin, Staurolit, Anhidrit, Barit, Aragonit, Brukit, Enstatit,

Lawsonit, Olivin, Silimanit, dll.

(a) (b)

7

Page 8: Kristalografi (Finale)

(c)

Gambar 2.4.3: sistem rombis (a) asli dan (b) modifikasi, dan (c)

penampakan sumbu.

2.4.4 Sistem Heksagonal

Sistem ini mempunyai empat sumbu kristal, dimana

sumbu c tegak lurus terhadap ketiga sumbu yang lainnya.

Sumbu a, b, dan d masing-masing saling mebentuk sudut

120o terhadap satu dengan yang lainnya. Sumbu a, b, dan

d mempunyai panjang yang sama, sedangkan panjang c

berbeda, dapat lebih panjang atau lebih pendek (pada

umumnya lebih panjang). Sistim heksagonal dapat dibagi

menjadi sistim trigonal dan sistim heksagonal. Perbe-

daanya adalah bahwa pada kristal – kristal yang bersistim

trigonal sumbu c merupakan sumbu simetri bernilai tiga (3-

fold symmetry), sedangkan pada sistim heksagonal sumbu

c merupakan sebuah sumbu simetri bernilai 6 (6-fold sym-

metry). Contoh sistim heksagonal: Kuarsa, Apatit, Beril,

Nefelin, Turmalin, dll. Contoh sistim trigonal:

Brusit,Kalsit,Korundum, Dolomit , dan sebagainya.

8

Page 10: Kristalografi (Finale)

2.4.5 Sistem Trigonal

Kebanyakan ahli memasukan sistem ini dalam sis-

tem heksagonal, demikian pula cara pengambarannya

memiliki kemiripan atau sama. Perbedaannya pada trigo-

nal setelah terbentuk bidang dasar, yang berbentuk segi

6 kemudian dibuat segitiga dengan menggabungan dua

titik sudut yang melewati satu sudutnya.

(a) (b)

Gambar 4.5 : sistem trigonal (a)

asli, (b) modifikasi dan (c) kalsit.

(c)

2.4.6 Sistem Monoklin

Monoklin hanya memiliki satu sumbu yang miring

dari tiga sumbu yang dimilikinya. Sumbu a tegak lurus

10

Page 11: Kristalografi (Finale)

terhadap sumbu b, sedangkan sumbu b tegak lurus den-

gan dengan c, tetapi sumbu c tidak tegak lurus terhadap

sumbu a. ketiga sumbu ini mempunyai panjang yang

tidak sama, umumnya sumbu c yang yang paling panjang

dan sumbu b yang paling pendek. Sumbu a dan b ini

disebut sumbu klino dan sumbu orto. Contoh: Ortoklas,

Augit, Gipsum, Klorit, Diopsida, Vepidot, Monazit,

Muskovit, Sfen, Talk, dll.

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 4.6 : sistem monoklin (a) asli, (b) modifikasi, (c)

mineral kroroit, dan (d) penampakan sumbu.

2.4.7 Sistem Triklin

11

Page 12: Kristalografi (Finale)

Pada sistem ini memiliki tiga sumbu yang tidak sal-

ing tegak lurus satu dengan yang lainanya. Pada

dasarnya ketiga sumbu itu memiliki panjang yang

bebeda-beda. Contoh: Plagioklas, Kianit, Rodonit,

Mikroklin, Wolastonit, dll.

(b)(a)

(c) (d)

Gambar 4.7 : sistem triklin (a) asli, (b) modifikasi, (c)

rodoksit dan (d) penampakan sumbu.

2.5Sistem Lattice

Sistem ini dikenal dengan system penempaan ruang. Distribusi

dari 14 Bravais kisi-kisi jenis menjadi 7 sistem yang diberikan dalam

tabel berikut.

12

Page 13: Kristalografi (Finale)

Sistem kisi-7 14 Bravais kisi

13

Page 14: Kristalografi (Finale)

triclinic (paralelipiped)

monoclinic (kanan prisma dengan

genjang dasar; di sini terlihat dari atas)

sederhana berpusat

ortorombik (berbentuk kubus)

sederhana Berpusat

pada dasar berpusat

pada tubuh berpusat

sisi

tetragonal (persegi berbentuk kubus)

sederhana berpusat

pada tubuh

rhombohedral (Trapezohedron

trigonal) α=β=γ α = β = γ

heksagonal (berpusat reguler segi enam)

14

Page 15: Kristalografi (Finale)

kubik (isometrik; kubus)

sederhana Berpusat

pada tubuh berpusat pada sisi

Tabel 2.5 Sistem Lattice

Dalam geometri dan kristalografi, sebuah Bravais kisi adalah suatu

kategori grup simetri untuk translasi simetri di tiga arah, atau dengan

demikian, suatu kategori terjemahan kisi. Seperti kelompok simetri ter-

diri dari terjemahan oleh bentuk vektor

di mana n 1, n 2, dan n 3 adalah bilangan bulat dan 1, 2, dan 3 tiga non-

Coplanar vektor, disebut primitif vektor.

Kisi ini diklasifikasikan menurut kelompok ruang kisi terjemahan

sendiri; ada 14 Bravais kisi dalam tiga dimensi; masing-masing dapat

diterapkan dalam satu sistem kisi saja. Mereka mewakili simetri maksi-

mum struktur dengan simetri translasi yang bersangkutan dapat memi-

liki.

Semua bahan kristalin harus, secara definisi masuk dalam salah

satu pengaturan ini (tidak termasuk quasicrystals). Untuk kenyamanan

sebuah kisi Bravais digambarkan oleh sel unit yang merupakan faktor

1, 2, 3 atau 4 lebih besar dari ,sel primitif. Tergantung pada simetri dari

kristal atau pola lain, yang mendasar domain adalah lagi yang lebih ke-

cil, sampai dengan faktor 48.

15

Page 16: Kristalografi (Finale)

2.6Herman Mauguin Syimbol

Dari tujuh sistem Kristal dapat dikelompokan menjadi 32 klas

kristal. Pengelompokan ini berdasarkan pada unsure simetri yang dimi-

liki kristal. System isometric terdiri dari lima kelas, system tetragonal

mempunyai tujuh kelas, rombis memiliki tiga kelas, heksagonal mem-

punyai tujuh kelas, selanjutnya sistem monoklin mempunyai tiga kelas.

Tiap kelas kristal mempunyai singkatan yang disebut dengan

symbol. Ada dua cara simbolisasi yang sering digunakan, yaitu si-

bolisasi schon_ies dan Hermann mauguin (simbolisasi internasional).

Simbol Hermann mauguin adalah simbolisme umum dala kristalografi

untuk menunjukan kelompok ruang poin dan kelompok. Pennjukan ini

setelah Carl Hermann dan Charles Victor Mauginn, kelompok titik.

Berikut merupakan table dari simbol hermann mauguin

System (1) Class Name (2)

AXESPlanes

Center

Hermann- Maugin Symbols (3)

2-Fold

3-Fold

4-Fold

6-Fold

Isometric

 

 

Tetartoidal 3 4 - - - - 23Diploidal 3 4 - - 3 yes 2/m 3 Hextetrahedral 3 4 - - 6 - 4 3m Gyroidal 6 4 3 - - - 432Hexoctahedral 6 4 3 - 9 yes 4/m 3 2/m

Tetragonal

 

 

 

Disphenoidal 1 - - - - - 4Pyramidal - - 1 - - - 4Dipyramidal - - 1 - 1 yes 4/mScalenohedral 3 - - - 2 - 4 2m Ditetragonal pyramidal

- - - - 4 - 4mm

Trapezohedral 4 - 1 - - - 422Ditetragonal-Dipyramidal

4 - 1 - 5 yes4/m 2/m

2/m

Orthorhombic

 

Pyramidal 1 - - - 2 - mm2Disphenoidal 3 - - - - - 222

Dipyramidal 3 - - - 3 yes2/m 2/m

2/m

16

Page 17: Kristalografi (Finale)

Hexagonal

 

 

 

Trigonal Dipyramidal

- 1 - - 1 - 6

Pyramidal - - - 1 - - 6 Dipyramidal - - - 1 1 yes 6/mDitrigonal Dipyramidal

3 1 - - 4 - 6m2

Dihexagonal Pyramidal

- - - 1 6 - 6mm

Trapezohedral 6 - - 1 - - 622Dihexagonal Dipyramidal

6 - - 1 7 yes6/m 2/m

2/m

Trigonal

 

 

Pyramidal - 1 - - - - 3Rhombohedral - 1 - - - yes 3Ditrigonal Pyramidal

- 1 - - 3 - 3m

Trapezohedral 3 1 - - - - 32Hexagonal Scalenohedral

3 1 - - 3 yes 3 2/m

Monoclinic

 

Domatic - - - - 1 - mSphenoidal 1 - - - - - 2Prismatic 1 - - - 1 yes 2/m

TriclinicPedial - - - - - - 1Pinacoidal - - - - - yes 1

17

Page 18: Kristalografi (Finale)

BAB III

HASIL DISKRIPSI

3.1 Deskripsi 1

Gambar 3.1. Trigonal

Parameter dan parametral sumbu:

4 sumbu, a1┴c,a2┴c,a3┴c

a1=a2=a3≠c

c ٨a1=900

a2٨a1=600

18

Page 19: Kristalografi (Finale)

1) System Crystal : Trigonal

2) Symmetrical core : Exsist

3) Symmetrical lane : 4

4) Symmetrical axes :

2 -fold = 3

3 -fold = 1

4 -fold = -

5 -fold = -

6 -fold = -

5) Crystal Class : Hexagonal Scalenohedral

6) Hermann Maugin Symbols : 3 2/m

7) Examples Minerals : Alunite, Dravite, Quartz, Calsit.

Gambar 3.1.1 Alunite Gambar 3.1.2 Dravite

Gambar 3.1.3 Calsit Gambar 3.1.4 Quartz

Sumber : http://www.google.com/gambar/mineral

19

Page 20: Kristalografi (Finale)

3.2 Deskripsi 2

Gambar 3.2. Tetragonal

Parameters dan Parametral Sumbu

20

Page 21: Kristalografi (Finale)

• 3 sumbu, a┴b┴c, a=b≠c

• a٨b=900

• b٨c=900

1) System Crystal : Tetragonal

2) Symmetrical core : Exsist

3) Symmetrical lane : 5

4) Symmetrical axes :

2 -fold = 4

3 -fold = -

4 -fold = 1

5 -fold = -

6 -fold = -

5) Crystal Class : Ditetragonal – Dipyramidal

6) Hermann Maugin Symbols : 4/m 2/m 2/m

7) Examples Minerals : Diabolite, Wulfenite, Zyrcon, Kasiterit

Gambar 3.2.1 Diabolite Gambar 3.2.2 Zyrcon

Gambar 3.2.3 Kasiterit Gambar 3.2.4 Wulfenite

21

Page 22: Kristalografi (Finale)

Sumber : http://www.google.com/gambar/mineral

3.3 Deskripsi 3

Gambar 3.3. Monoklin

Parameters dan Parametral sumbu

• 3 sumbu, a ≠b ≠c, a ┴b,b ┴c, c ٨a

• a:b:c=3:1:6

• b ٨a=900

• b ٨c=900

22

Page 23: Kristalografi (Finale)

1) System Crystal : Monoklin

2) Symmetrical core : Exsist

3) Symmetrical lane : 1

4) Symmetrical axes :

2 -fold = 1

3 -fold = -

4 -fold = -

5 -fold = -

6 -fold = -

5) Crystal Class : Prysmatic

6) Hermann Maugin Symbols : 2/m

7) Examples Minerals : Gypsum, Epidote, Muscovite, Ortoclas

Gambar 3.3.1 Ortoclas Gambar 3.3.2 Muscovite

Gambar 3.3.3 Epidote

Sumber : http://www.google.com/gambar/mineral

23

Page 24: Kristalografi (Finale)

3.4 Deskripsi 4

Gambar 3.4 Triklin (Pedial dan Pinachoidal)

Parameters dan Parametral Sumbu:

• 3 sumbu, a ٨b ٨c, a ≠b ≠c

• a:b:c=1:2:6

• a ٨b=450

• b ٨c=800

24

Page 25: Kristalografi (Finale)

1) System Crystal : Triklin

2) Symmetrical core : a) - , b) Exsist

3) Symmetrical lane : -

4) Symmetrical axes :

2 -fold = -

3 -fold = -

4 -fold = -

5 -fold = -

6 -fold = -

5) Crystal Class : a) pedial, b) Pinacoidal

6) Hermann Maugin Symbols : a) 1, b) 1

7) Examples Minerals : Plagioklas,Gardit, Kyanit

Gambar 3.4.1 Plagioklas Gambar 3.4.2 Kyanit

Sumber : http://www.google.com/gambar/mineral

25

Page 26: Kristalografi (Finale)

3.5 Deskripsi 5

Gambar 3.5 Ortorombik

Parameters dan Parametral Sumbu:

3 sumbu,a┴b┴c, a≠b≠c

a:b:c=1:6:3

b٨a=90o

b٨c=90o

26

Page 27: Kristalografi (Finale)

1) System Crystal : Orthorombik

2) Symmetrical core : Exsist

3) Symmetrical lane : 3

4) Symmetrical axes :

2 -fold = 3

3 -fold = -

4 -fold = -

5 -fold = -

6 -fold = -

5) Crystal Class : Dipiramidal

6) Hermann Maugin Symbols : 2/m 2/m 2/m

7) Examples Minerals : Topaz, Olivine, Sulfur, Natrolite

Gambar 3.5.1 Topaz Gam-

Gambar 3.5.3 Sulfur

Sumber : http://www.google.com/gambar/mineral

27

Page 28: Kristalografi (Finale)

3.6 Deskripsi 6

Gambar 3.6. Hexagonal

Parameters dan Parametral sumbu:

• 4 sumbu, a1┴c,a2┴c,a3┴c

• a1=a2=a3≠c

• a1^a2=120o

• a2٨c=90˚

28

Page 29: Kristalografi (Finale)

1) System Crystal : Hexagonal

2) Symmetrical core : Exsist

3) Symmetrical lane : 7

4) Symmetrical axes :

2 -fold = 6

3 -fold = -

4 -fold = -

5 -fold = -

6 -fold = 1

5) Crystal Class : Dihexagonal Dipyramidal

6) Hermann Maugin Symbols : 6/m 2/m 2/m

7) Examples Minerals : Apatite, Beryl

Gambar 3.6.1 Apatite

Gambar 3.6.2 Beryl

Sumber : http://www.google.com/gambar/mineral

29

Page 30: Kristalografi (Finale)

3.7 Deskripsi 7

30

Page 31: Kristalografi (Finale)

Gambar 3.7 Isometrik

Parameters dan Parametral Sumbu:

• 3 sumbu, a=b=c, a┴b ┴c

• a:b:c=1:3:3

• a٨b=30˚

• b٨c=90˚

1) System Crystal : Isometrik

2) Symmetrical core : Exsist

3) Symmetrical lane : 9

4) Symmetrical axes :

2 -fold = 6

3 -fold = 4

4 -fold = 3

5 -fold = -

6 -fold = -

5) Crystal Class : Hexoctahedral

6) Hermann Maugin Symbols : 4/m 3 2/m

7) Examples Minerals : Galena, Diamond, Zinc blende, Fluorit.

Gambar 3.7.1 Galena

31

Page 32: Kristalografi (Finale)

Gambar 3.7.2 Zinc blende

Gambar 3.7.3 fluorit Gambar 3.7.4 Diamond

Sumber : http://www.google.com/gambar/mineral

DESKRIPSI KRISTALOGRAFI MODEL 3D (TIGA DIMENSI)

Nama : Fachrul Rozi R Tanggal : 30 maret 2010

Nim : L2L 009 052 Nomor Peraga : KR 14

Gambar Peraga Deskripsi

1. System Crystal : Ortorombik

2. Symmetrical core : ada

3. Symmetrical lane : 3

4. Symmetrical axes :

i. 2 -fold = 3

ii. 3 -fold = -

iii. 4 -fold = -

iv. 5 -fold = -

v. 6 -fold = -

5. Crystal Class : dipyramidal

6. Hermann Maugin Symbols : 2/m 2/m

2/m

32

Page 33: Kristalografi (Finale)

7. Examples Minerals : olivine, topaz

Foto Mineral :

DESKRIPSI KRISTALOGRAFI MODEL 3D (TIGA DIMENSI)

Nama : Fachrul Rozi R Tanggal : 30 maret 2010

Nim : L2L 009 052 Nomor Peraga : 245

Gambar Peraga Deskripsi

1. System Crystal : Heksagonal

2. Symmetrical core : -

3. Symmetrical lane : 6

4. Symmetrical axes :

i. 2 -fold = -

ii. 3 -fold = -

iii. 4 -fold = -

iv. 5 -fold = -

v. 6 -fold = 1

5. Crystal Class : Dihexagonal pyramidal

6. Hermann Maugin Symbols : 6mm

33

Page 34: Kristalografi (Finale)

7. Examples Minerals : apatite

Gambar Mineral :

Foto Mineral :

34

Page 35: Kristalografi (Finale)

DESKRIPSI KRISTALOGRAFI MODEL 3D (TIGA DIMENSI)

Nama : Fachrul Rozi R Tanggal : 30 maret 2010

Nim : L2L 009 052 Nomor Peraga : KL 18

Gambar Peraga Deskripsi

1. System Crystal : Isometrik

2. Symmetrical core : ada

3. Symmetrical lane : 9

4. Symmetrical axes :

i. 2 -fold = 6

ii. 3 -fold = 4

iii. 4 -fold = 3

iv. 5 -fold = -

v. 6 -fold = -

5. Crystal Class : Hexoctahedral

6. Hermann Maugin Symbols : 4/m 3 2/m

7. Examples Minerals : fluorit

Gambar mineral: Foto Mineral :

35

Page 36: Kristalografi (Finale)

DESKRIPSI KRISTALOGRAFI MODEL 3D (TIGA DIMENSI)

Nama : Fachrul Rozi R Tanggal : 30 maret 2010

Nim : L2L 009 052 Nomor Peraga : KR 4

Gambar Peraga Deskripsi

1. System Crystal : Tetragonal

2. Symmetrical core : -

3. Symmetrical lane : 4

4. Symmetrical axes :

i. 2 -fold = -

ii. 3 -fold = -

iii. 4 -fold = 1

iv. 5 -fold = -

v. 6 -fold = -

5. Crystal Class : Pyramidal

6. Hermann Maugin Symbols : 4

7. Examples Minerals : zyrkon

Gambar mineral: Foto Mineral :

DESKRIPSI KRISTALOGRAFI MODEL 3D (TIGA DIMENSI)

36

Page 37: Kristalografi (Finale)

Nama : Fachrul Rozi R Tanggal : 30 maret 2010

Nim : L2L 009 052 Nomor Peraga : KR 19

Gambar Peraga Deskripsi

1. System Crystal : Trigonal

2. Symmetrical core : -

3. Symmetrical lane : 3

4. Symmetrical axes :

i. 2 -fold = -

ii. 3 -fold = 1

iii. 4 -fold = -

iv. 5 -fold = -

v. 6 -fold = -

5. Crystal Class : ditrigonal pyramidal

6. Hermann Maugin Symbols : 3m

7. Examples Minerals : kuarsa

Gambar mineral: Foto Mineral :

BAB IV

37

Page 38: Kristalografi (Finale)

PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Gambar I

Pada pendeskripsian gambar pertama ini digolongkan

kedalam sistem kristal Trigonal. Banyak ahli menggolongkan sistem

kristal ini kedalam sistem heksagonal, tetapi perbedaannya terdapat

bidang dasar yang berbentuk segi enam kemudian dibuat segitiga

dengan menghubungkan dua titik sudut yang melewati satu titik

sudutnya . Sistem kristal trigonal ini memiliki pusat simetri. kesimetrian

lainya yaitu 3 bidang simetri – tiga bidang sumbu vertical dan 1 sumbu

simetri trigonal. Sumbu dari sistem ini ada 4, dimana sumbu a, b, dan

d sama panjangnya, tetapi sumbu c (sebagai sumbu horizontal)

berbeda. Jadi, bila sumbu a, b, dan d membentuk sudut 120o, maka

sumbu c terhadap ketiga sumbu itu membentuk sudut 90o.

Pada sistem trigonal ini memiliki pusat simetri pusat sumbu

simetri dapat dibuktikan dengan adanya perpotongan sumbu simetri

serta bidang simetri yang bertemu pada 1 titik tengah juga apabila

ditarik garis dari suatu sudut akan muncul pada sudut yang lain.

Sistem kristal ini memiliki bidang simetri sebanyak 4 (empat) bidang.

Pada gambar ini memiliki sumbu simetri putar 2 dengan penampakan

sebanyak 3 setelah diputar sejauh 180o dan sumbu simetri putar 3

dengan penampakan sebanyak 1 setelah diputar sejauh 120o. Pada

bangun ini tidak memiliki simetri putar 4 maupun 6 karena tidak

menunjukan kenampakan bidang sebanyak 4 maupun 6. Sistem

kristal trigonal ini tergolong dalam kelas heksagonal scalenohedral.

Pada herman maugin symbol dari sistem kristal yang dideskripsikan

ini adalah 3 2/m. kelompok mineral yang memiliki sistem kristal

trigonal adalah kuarsa, kalsit, dolomite, dll.

4.2 Deskripsi Gambar II

38

Page 39: Kristalografi (Finale)

Pada pendiskripsi gambar ke dua ini merupakan sistem kristal

Tetragonal, dimana sumbu-sumbu kristalnya memiliki tiga sumbu,

yaitu sumbu a, b, dan c dimana ketiga sumbu tersebut saling tegak

lurus sesamanya. Sumbu horizontal a dan b yang saling tegak lurus

dan sama panjangnya, sehingga penamaan sumbu-sumbu tersebut

sering menjadi sumbu a2 sebagai sumbu b dan sumbu a1 sebagai

sumbu a. Sistem ini mempunyai pusat sumbu simetri dapat dibuktikan

dengan adanya perpotongan sumbu simetri serta bidang simetri yang

bertemu pada 1 titik tengah juga apabila ditarik garis dari suatu bidang

akan muncul pada bidang yang lain dan jumlah bidang simetri 5.

Mineral-mineral yang sistem kristalnya termasuk kedalam

kelompok ini adalah zircon, kasiterit, rutil, kalkopirit, melilit, dll.

Tetragonal memiliki sumbu putar 2 bidang terdapat penampakan

sebanyak 4 buah setelah diputar sejauh 180o dan sumbu putar 4

bidang memiliki penampakan sebanyak 1 buah. Pada sistem kristal ini

tidak memiliki penampakan sumbu putar 3 dan 6 karena tidak terdapat

penampakan bidangnya. Pendeskripsian gambar ke 2 ini merupakan

tetragonal dengan kelas ditetragonal-dipyramidal dengan hermann

mauguin symbol adalah 4/m 2/m 2/m.

4.3 Deskripsi Gambar III

Pada pendeskripsi gambar nomor 3 ini digolongkan pada sistem

kristal monoklin. Sistem kristal monoklin adalah sistem simetri yang

luas dengan hampir ketiga dari semua mineral yang terdiri dari tiga

kelas Kristal. Sistem ini mengandung dua sistem yang tidak sama (a

dan b) bahwa garis tegak lurus pada setiap sisi dengan sis ketiga

dan poros ketiga (c) adalah menyinggung dengan mengenai poros

(a). Sistem kristal ini mempunyai sumbu pusat simetri dapat

dibuktikan dengan adanya pertemuan dua sumbu kristal pada satu

titik (sumbu a dan sumbu b), juga terdapat 1 bidang simetri.

Pada pendeskripsian sistem kristal Monoklin memiliki pusat

39

Page 40: Kristalografi (Finale)

simetri. Pada dasarnya terdapat 3 sumbu yang masing-maing

sumbunya mempunyai panjang yang tidak sama (a≠b≠c). Namun

untuk monoklin terdapat perbedaan dengan sistem orthorombik,

dimana sudut yang terbentuk antara b dan a adalah 45 derajat.

Sumbu simetri putar 2 dengan penampakan bidang 1 buah. Namun

tidak terdapat simetri putar 3, 4, atau 6 karena tidak terdapat

kenampakan yang sama pada putaran 120o, 90o, atau 60o. Nama dari

kelas kristal ini berdasarkan keterangan pendeskripsian adalah

Prismatik, serta pada hermann mauguin symbol 2/m. Salah satu

contoh mineral dari sistem ini adalah gypsum, epidot, dll.

4.4 Deskripsi Gambar IV

Pada pendeskripsian ke 4 ini merupakan sistem kristal Triklin.

Pada sistem kristal Triklin terdapat 2 jenis kelas kristal yang berbeda.

Sistem ini dikenal dengan sistem yang mempunyai 3 sumbu yaitu

sumbu a, b, c yang tidak sama panjang dan masing-masing tidak

membentuk sudut 90o atau tidak saling tegak lurus satu sama lain.

Sumbu a, b, dan c saling menyudut tumpul. Sudut-sudut yang men-

garah ke muka dibuat lebih besar dari 90o. Pada contoh yang pertama

tidak terdapat pusat simetri karena tidak terdapat perpotongan sumbu

kristal dan juga bidang kristal pada satu titik, dalam contoh ini juga

tidak ditemukan bidang kristal karena tidak ada bidang yang membagi

kristal sama besar, tidak terdapat simetri putar baik itu kenampakan

2,3,4 dan 6 karena tidak terdapat kedudukan yang sama. Salah satu

dari sumbu-sumbu tersebut sebagai sumbu c yaitu sumbu vertical,

dan dua sumbu lainnya adalah sumbu b lebih panjang disebut sumbu

makro dan sumbu a yang lebih pendek dari yang lainnya disebut

sumbu brakhia. Kesimetrian dari sistem triklin dari kelas pedial yang

tidak memiliki pusat simetri sedangkan yang satunya lagi tergolong

dalam kelas pinacoidal dimana hanya memiliki sebuah unsur simetri .

Hal ini diakibatkan dari susunan parallel dalam membentuk Kristal.

40

Page 41: Kristalografi (Finale)

Mineral-mineral penting dalam sistem kristal ini adalah beberapa min-

eral dalam kelompok plagioklas dan mineral kianit sebagai mineral

metamorfik. Pada hermann mauguin symbols keduanya memiliki ke-

samaan, yaitu 1.

4.5 Deskripsi Gambar V

Pada deskripsi gambar nomor 5 ini merupakan sistem kristal Or-

thorombik. Sistem orthorombik disebut juga sebagai sistem orthorom-

bis atau rombis. Sistem ini dikenal dengan sistem yang mempunyai 3

sumbu kristal yaitu sumbu a, b, c yang panjangnya tidak sama a tidak

sama dengan b serta tidak sama dengan c, sumbu a adalah sumbu

terpendek sumbu b adalah sumbu menengah lalu sumbu c adalah

sumbu terpanjang, sumbu b disebut sebagai sumbu makro dan mas-

ing-masing membentuk sudut 90o atau saling tegak lurus satu sama

lain. Sistem ini mempunyai pusat sumbu simetri dapat dibuktikan

dengan adanya perpotongan sumbu simetri serta bidang simetri yang

bertemu pada 1 titik tengah juga apabila ditarik garis dari suatu sudut

akan muncul pada sudut yang lain dengan jumlah bidang simetri 3.

Sistem ini memiliki tiga sumbu dan masing-masing sumbu sangat

berbeda jauh panjangnya. Namun pada orthorombik antara sumbu b

dan a membentuk sudut 30 derajat. Kemudian pada sistem kristal

yang dideskripsikan kali ini memiliki kenampakan sumbu yaitu a tegak

lurus b dan b tegak lurus c.

Adapun nama sistem kelasnya dypiramidal dan memiliki pusat

simetrinya. Bidang simetrinya ada 3, 1 horisontal dan 2 vertikal, terda-

pat sumbu simetri putar 2 dengan penampakan sebanyak 3 buah.

Pada hermann maugin symbol 2/m 2/m 2/m. Contoh mineral-mineral

dari sistem kristal ini adalah barit BaSO4, Markasit FeS2, topaz, sulfur,

olivine, dll.

4.6 Deskripsi Gambar VI

41

Page 42: Kristalografi (Finale)

Pada pendeskripsian gambar nomor empat ini merupakan

sistem kristal Hexagonal, dimana sistem kristal ini memiliki 4 buah

sumbu yaitu sumbu kristal (sumbu a1, a2 ,a3 dan c) dari keempat

sumbu kristal hanya 3 sumbu kristal yang terletak pada 1 bidang

datar (sumbu a1, a2, a3) yang membentuk sudut 120o, ketiga sumbu

kristal ini mempunyai panjang yang sama. Yang keempat, (sumbu c)

berdiri tegak lurus pada ketiga sumbu lainnya dengan panjang lebih

dari ketiga sumbu mendatar tadi (sumbu a1, a2, dan a3).

Masing-masing sumbu ini dan panjangnya berupa a1=a2=a3 tapi

tidak sama dengan c. Adapun pernbandingan dari sumbu-sumbu yang

ada adalah a2:a3:c=3:1:6. Sistem kristal ini memiliki pusat simetri dan

memiliki bidang simetri sebanyak 7 bidang dengan sumbu simetri

putar 2 memiliki penampakan sebanyak 6 buah setelah diputar se-

banyak 30o dan simetri putar 6 dengan penampakan sebanyak 1

buah. Pengelompokan sistem kristal ini termasuk dalam kelas Di-

hexagonal Dipyramidal pada hermann maugin symbols dengan 6/m

2/m 2/m. beberapa contoh dari mineral-mirenal yang memiliki sistem

kristal ini adalah apatite, beryl, dll.

4.7 Deskripsi Gambar VII

Pada pendiskripsi gambar 7 merupakan sistem kristal isometrik,

dimana sistem kristal ini memiliki tiga buah sumbu yang sama pan-

jangnya, dan membentuk sudut 900 atau saling tegak lurus satu sama

lainya. Sumbu-sumbu tersebut sering disebut a1, a2, a3. Pada gam-

bar sistem kristal tersebut mempunyai pusat simetri. Sistem ini mem-

punyai pusat sumbu simetri dapat dibuktikan dengan adanya

perpotongan sumbu simetri serta bidang simetri yang bertemu pada 1

titik tengah juga apabila ditarik garis dari suatu sudut akan muncul

pada sudut yang lain juga apabila ditarik satu garis dari satu bidang

akan muncul pada bidang yang lain

42

Page 43: Kristalografi (Finale)

Pada gambar ini terdapat 9 bidang simetri dalam gambar yang

mana memotong dua bagian kubus tersebut sama besar. Gambar sis-

tem isometrik ini mempunyai beberapa simetri putar, antara lain mem-

punyai simetri putar 2 dengan penampakan sebanyak 6 buah, simetri

putar 3 dengan penampakan sebanyak 4, dan simetri puar 4 dengan

penampakan sebanyak 3. Berdasarkan ciri-ciri kristal isometrik diatas,

kristal isometrik ini dimasukkan dalam kelas hexoctahedral yang

mempunyai hermann maugin simbol 4/m 3 2/m. Adapun contoh dari

sistem kristal isometrik ini adalah galena, diamond, cuprum, fluorit,

pirit, dll.

4.8 Deskripsi 3D Gambar VIII

Pada deskripsi kali ini merupakan deskripsi dari peraga mineral

3D dimana pada deskripsi nomor ini merupakan sistem kristal

Orthorombik, Peraga ini memiliki tiga sumbu yang tidak sama

panjang, sumbu tersebut membentuk sudut 900 atau saling tegak

lurus dengan lainnya.

Keterangan selanjutnya yang dimiliki oleh peraga kedua ini

yaitu adanya pusat simetri karena jika ditarik garis pada suatu sudut

akan muncul pada sudut yang lain juga jika ditarik garis pada suatu

bidang maka akan muncul pada bidang yang lain dan memiliki 3

bidang simetri. Peraga ini juga memiliki sumbu simetri putar 2

sebanyak 3 maksudnya apabila bangun ini diputar akan memiliki 2

kenampakan yang sama di 3 sumbu yaitu sumbu a, b dan c.

Pada pengelompokan dalam Hermann Mauguin symbol dengan

kelas Dipyramidal yang mana sistem kristal ini memiliki sumbu putar 2

fold 3 bidang dan herman maugin symbols 2/m 2/m 2/m dengan con-

toh mineral topaz, sulfur, olivine, dll.

4.9 Deskripsi 3D Gambar IX

43

Page 44: Kristalografi (Finale)

Pada pendeskripsian nomor 9 ini merupakan sistem kristal tipe

hexagonal, Peraga ini memiliki tiga sumbu horizontal yang diberi

nama a1, a2 dan a3 serta memiliki sudut yang sama besarnya yaitu

120o. Sumbu vertikalnya adalah sumbu c dan tegak lurus terhadap

sumbu-sumbu horizontal dimana pada sistem kristal ini tidak memiliki

pusat simetri dengan bidang simetri sebanyak 6 bidang. Karakteristik

lain yang dimiliki oleh peraga ini adalah tidak memiliki pusat simetri

karena jika ditarik garis dari suatu sudut tidak muncul pada sudut lain

tetapi pada suatu bidang.

Pada sistem ini memiliki bidang putar 6 dengan penampakan

sebanyak 1. Dalam penamaan tabel Hermann Maugin simbol terdapat

syarat jika terdapat sumbu c maka penulisan simbolnya adalah 6 saja,

jika terdapat bidang simetri yang tegak lurus dengan sumbu c maka

penulisan simbolnya 6/m, jika terdapat sumbu lateral (sumbu miring

sisi) atau sumbu intermediet (sumbu miring ruang) maka penulisan

simbolnya 6/m 2/m 2/m (misalkan) jadi pada peraga 245 ini masuk

pada kelas piramidal (karena hanya terdapat sumbu c) untuk sistem

kristal hexagonal Sistem kristal ini termasuk kedalam kelas Dihexago-

nal pyramidal dengan herman maugin symbol nya adalah 6mm dan

memiliki contoh mineral-mineralnya adalah apatite dan beryl serta

contoh-contoh lainnya.

4.10 Deskripsi 3D Gambar X

Deskripsi 3D pada gambar ini merupakan sistem kristal tipe

isometrik, Peraga ini memiliki tiga buah sumbu yang sama

panjangnya dan membentuk sudut 900 atau saling tegak lurus.

Karakteristik yang dimiliki oleh peraga ini adalah adanya pusat

simetri dapat dibuktikan dengan adanya perpotongan sumbu simetri

serta bidang simetri yang bertemu pada 1 titik tengah juga apabila

ditarik garis dari suatu sudut akan muncul pada sudut yang lain juga

44

Page 45: Kristalografi (Finale)

apabila ditarik satu garis dari satu bidang akan muncul pada bidang

yang lain. Bangun ini memiliki 9 bidang simetri. Pada table Hermann

Mauguin symbol dikelompokan dengan kelas hexoctahedral dimana

hermann mauguin symbolnya adalah 4/m 3 2/m. Lalu Sistem Kristal

ini memiliki bidang simetri sebanyak 9 bidang. Serta memiliki sumbu

putar 2 dengan penampakan sebanyak 6 buah, sumbu putar 3 den-

gan penampakan sebanyak 4 buah dan sumbu putar 4 dengan pe-

nampakan sebanyak 3. Adapun contoh mineral dari sistem kristal ini

adalah pirit, diamond, fluorit, dll.

4.11 Deskripsi 3D Gambar XI

Pada gambar 11 pada 3D kali tergolong pada sistem kristal tipe

tetragonal, dimana sumbu-sumbu kristalnya memiliki tiga sumbu, yaitu

sumbu a, b, dan c dimana ketiga sumbu tersebut saling tegak lurus

sesamanya. Sumbu horizontal a dan b yang saling tegak lurus dan

sama panjangnya, sehingga penamaan sumbu-sumbu tersebut sering

menjadi sumbu a2 sebagai sumbu b dan sumbu a1 sebagai sumbu a.

Sistem ini tidak mempunyai pusat sumbu simetri dapat dibuktikan

dengan adanya perpotongan sumbu simetri serta bidang simetri yang

bertemu pada 1 titik tengah tetapi apabila ditarik garis dari suatu titik

akan muncul pada bidang yang lain (pada sumbu tegak).

Dalam penamaan tabel Hermann Maugin simbol terdapat syarat

jika terdapat sumbu c maka penulisan simbolnya adalah 4 saja, jika

terdapat bidang simetri yang tegak lurus dengan sumbu c maka

penulisan simbolnya 4/m, jika terdapat sumbu lateral (sumbu miring

sisi) atau sumbu intermediet (sumbu miring ruang) maka penulisan

simbolnya 4/m 2/m 2/m (misalkan) jadi penggolongan kristalnya

termasuk kedalam pyramidal dimana model 3D ini memiliki 4 sumbu

simetri dengan sumbu putar 4 dengan penampakan sebanyak 1

bagian. Contoh mineral-mineral yang memiliki sistem kristal ini adalah

kalkopirit, zircon, melilit, dll.

45

Page 46: Kristalografi (Finale)

4.12 Deskripsi 3D Gambar XII

Pada gambar terakhir dari model 3D ini tergolong dalam

sistem kristal trigonal, Peraga ini memiliki tiga sumbu horizontal yang

sama panjang dan membentuk sudut yang tidak saling tegak lurus

yaitu 120o. Sedangkan sumbu yang tegak, yaitu sumbu c memiliki

panjang yang lebih dari sumbu horizontal.

Keterangan lain yang dimiliki oleh peraga ini yaitu tidak adanya

pusat simetri, jika kita tarik garis dari suatu sudut maka tidak akan

muncul pada sudut lain dan memiliki 3 bidang simetri. Peraga ini juga

memiliki sumbu simetri putar 3 sebanyak 1 maksudnya apabila

bangun ini diputar akan memiliki 3 kenampakan yang sama di 1

sumbu yaitu sumbu c. Pada Hermann mauguin symbols sistem

kristal ini tergolong dalam ditrigonal pyramidal dengan symbol 3m.

contoh mineral yang mengandung mineral ini adalah kuarsa, kalsit,

dolomite, dll.

46

Page 47: Kristalografi (Finale)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Bentuk-bentuk sistem kristal ditentukan oleh panjang sumbu,

jumlah sumbu, dan kedudukan sumbu (besar derajat sumbu).

Berdasarkan panjang sumbu, jumlah sumbu, dan kedudukan

sumbu terdapat 7 sistem kristal yaitu : Isometrik, Tetragonal, Trig-

onal, Heksagonal, orthorombik (rombis), Monoklin, dan Triklin.

Berdasarkan panjang sumbu, jumlah sumbu, dan kedudukan

sumbunya maka dapat disimpulkan :

Pada pendeskripsian sistem trigonal, pada gambar terdapat

sumbu simetri, pusat sumbu simetri dan bidang simetri serta

simetri putar seperti yang dijelaskan, sehingga dapat

digolongkan dalam kelas hexagonal scalenohedral

Pada pendeskripsian sistem tetragonal, pada gambar terdapat

sumbu simetri, pusat sumbu simetri dan bidang simetri serta

simetri putar seperti penjelasan sebelumnya, maka dapat

digolongkan sebagai kelas ditetragonal-dipiramidal.

Pada pendeskripsian sistem monoklin, pada gambar tidak

terdapat sumbu simetri, pusat sumbu simetri dan bidang simetri

tetapi terdapat simetri putar maka, digolongkan sebagai kelas

spenoidal

Pada pendeskripsian sistem triklin, pada gambar tidak terdapat

sumbu simetri, pusat sumbu simetri dan bidang simetri serta

simetri putar maka, digolongkan sebagai kristal kelas pedial

dan gambar kedua termasuk kedalam kelas pinachoidal karena

mempunyai pusat simetri.

47

Page 48: Kristalografi (Finale)

Pada pendeskripsian sistem orthorombik, pada gambar

terdapat sumbu simetri, pusat sumbu simetri dan bidang simetri

serta simetri putar maka, digolongkan sebagai kelas dipiramidal

Pada pendeskripsian sistem heksagonal, pada gambar terdapat

sumbu simetri, pusat sumbu simetri dan bidang simetri serta

simetri putar maka, digolongkan sebagai kelas diheksagonal

dipyramidal

Pada pendeskripsian sistem isometrik, pada gambar terdapat

sumbu simetri, pusat sumbu simetri dan bidang simetri serta

simetri putar maka, digolongkan sebagai kelas hexoctahedral

Kristal dengan nomor peraga KR 14 termasuk dalam sistem

kristal orthorombik dan kelas kristalnya dipyramidal

Kristal dengan nomor peraga 245 termasuk dalam sistem kristal

heksagonal dan kelas kristalnya dihexagonal pyramidal

Kristal dengan nomor peraga KL 18 termasuk dalam sistem

kristal isometrik dan kelas kristalnya hexoctahedral

Kristal dengan nomor peraga KR 4 termasuk dalam sistem

kristal tetragonal dan kelas kristalnya pyramidal.

Kristal dengan nomor peraga KR 19 termasuk dalam sistem

kristal trigonal dan kelas kristalnya ditrigonal pyramidal

Dalam penetuan kelas kristal berdasarkan Hermann Maugin

simbol ada beberapa syarat, yakni :

Terdapat sumbu c

Terdapat bidang simetri yang tegak lurus dengan sumbu c

Terdapat sumbu linier (sumbu miring sisi) dan sumbu

intermediet (sumbu miring ruang)

5.2 Saran

Pada pelaksanaan pendeskripsikan mineral dilakukan dengan

teliti karena akan sangat berpengaruh pada pembacaan tabel

Hermann Mauguin simbol jika salah, bias jadi data tidak akurat.

48

Page 49: Kristalografi (Finale)

Pendiskripsian atau pewarnaan bidang sistem kristal, sebaiknya

menggunakan warna yang berbeda, agar mempermudah dalam

pembedaan bidangn.

Persiapan alat yang lengkap akan memperlancar pelaksanaan

praktikum dan mempermudah kinerja praktikan.

49

Page 50: Kristalografi (Finale)

DAFTAR PUSTAKA

Graha. doddy setia, 1999, batuan dan mineral, bandung: nova.

http://www.wikipedi.org/kristalografi

http://www.wikipedia.org/kristalogi

http://www.google.com/hermann-mauguin-symbol.html

http://www.google.com/Crystal_structure.html

http://www.google.com/Daftar_mineral.html

http://www.google.com/kristalografi-dasar%202.html

http://www.google.com/Space_Group_Notation.html

http://www.google.com/node7.html

50

Page 51: Kristalografi (Finale)

Laboratorium Mineralogi

Program Studi Teknik Geologi

Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro

LEMBAR ASISTENSI

Nama : Fachrul Rozi Ramadhan

NIM : L2L 009 052

Praktikum : Mineralogi “kristalografi”

Semester : II

Tahun Akademik : 2009 / 2010

Asisten Acara : Eko Suko Widiyatmoko

No Tanggal Keterangan Paraf

51

Page 52: Kristalografi (Finale)

52