kriteria, pertimbangan dan penentuan pola ruang dan deliniasi serta pengaturan zona pertambangan dan...

58
KRITERIA, PERTIMBANGAN DAN PENENTUAN POLA RUANG DAN DELINEASI SERTA PENGATURAN ZONA PERTAMBANGAN DAN ALUR LAUT Bimtek Rencana Zonasi WP-3-K Oleh : Dr. Subandono Diposaptono, M.Eng Bandung, 16-19 Juni 2014

Upload: pustaka-virtual-tata-ruang-dan-pertanahan-pusvir-trp

Post on 26-Dec-2015

247 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

disampaikan oleh Subandono Diposaptono pada Bimtek Penyusunan RZWP3K diselenggarakan oleh Kemen Kelautan dan Perikanan di Yogyakarta September 2014

TRANSCRIPT

Page 1: Kriteria, Pertimbangan dan Penentuan Pola Ruang dan Deliniasi serta Pengaturan Zona Pertambangan dan Alur Laut

KRITERIA, PERTIMBANGAN DAN PENENTUAN POLA RUANG DAN

DELINEASI SERTA PENGATURAN ZONA PERTAMBANGAN DAN ALUR LAUT

Bimtek Rencana Zonasi WP-3-K

Oleh :Dr. Subandono Diposaptono,

M.Eng

Bandung, 16-19 Juni 2014

Page 2: Kriteria, Pertimbangan dan Penentuan Pola Ruang dan Deliniasi serta Pengaturan Zona Pertambangan dan Alur Laut

Bimtek rencana zonasi WP-3-K

TOPIK Pengertian zona pertambangan dan Alur

Laut Kebutuhan Data dan Informasi Kriteria Zona Perambangan dan Alur Laut Pertimbangan dan Penentuan Zona

Pertambangan dan Alur Laut Pengaturan Zona dalam Zona

Pertambangan dan Alur Laut

Page 3: Kriteria, Pertimbangan dan Penentuan Pola Ruang dan Deliniasi serta Pengaturan Zona Pertambangan dan Alur Laut

Bimtek rencana zonasi WP-3-K

ZONA PERTAMBANGAN DI LAUT

Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batu bara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengankutan dan penjualan, serta kegiatan pasca tambang (UU Nomor 4 Tahun 2009)

Zona Pertambangan adalah ruang yang penggunaannya disepakati bersama antara berbagai pemangku kepentingan dan telah ditetapkan status hukumnya untuk kegiatan pertambangan.

Page 4: Kriteria, Pertimbangan dan Penentuan Pola Ruang dan Deliniasi serta Pengaturan Zona Pertambangan dan Alur Laut

Bimtek rencana zonasi WP-3-K

PEMBAGIAN ZONA PERTAMBANGANKawasan Zona Sub Zona

Pemanfaatan umum

Pertambangan - Mineral- Batu bara - Minyak bumi- Gas bumi- Panas bumi- Air tanah di kawasan

pertambangan

- Air laut- Garam

Page 5: Kriteria, Pertimbangan dan Penentuan Pola Ruang dan Deliniasi serta Pengaturan Zona Pertambangan dan Alur Laut

Bimtek rencana zonasi WP-3-K

KEBUTUHAN DATA DAN INFORMASI Data dan Informasi yang dibutuhkan untuk Zonasi di Zona Pertambangan (Pasir laut dan Migas) :

Page 6: Kriteria, Pertimbangan dan Penentuan Pola Ruang dan Deliniasi serta Pengaturan Zona Pertambangan dan Alur Laut

Bimtek rencana zonasi WP-3-K

KEBUTUHAN DATA DAN INFORMASI Data dan Informasi yang dibutuhkan untuk Zonasi di Zona Pertambangan (Pasir laut dan Migas) :

Page 7: Kriteria, Pertimbangan dan Penentuan Pola Ruang dan Deliniasi serta Pengaturan Zona Pertambangan dan Alur Laut

Bimtek rencana zonasi WP-3-K

KRITERIA ZONA PERTAMBANGAN Kriteria Fisik Kesesuaian Perairan Untuk Aktivitas Pertambangan (Pasir Laut)

Kriteria Fisik Kesesuaian Perairan Untuk Subzona Pertambangan

Page 8: Kriteria, Pertimbangan dan Penentuan Pola Ruang dan Deliniasi serta Pengaturan Zona Pertambangan dan Alur Laut

Bimtek rencana zonasi WP-3-K

PERTIMBANGAN DAN PENENTUAN KRITERIA ZONA PERTAMBANGAN

1. Dasar Pertimbangan Utamaa) Nilai Tambah/Ekonomis

Nilai tambah/ekonomis dapat didefinisikan sebagai besarnya nilai dari jenis bahan galian jika dikaitkan dengan penerimaan negara/pendapatan asli daerah ataupun sebagai pembangkit kegiatan perekonomian.

b) Potensi Bahan GalianPotensi bahan galian adalah besarnya kuantitas (direpresentasikan dalam geometri dan sebaran) dan kualitas dari bahan galian.

Dasar Pertimbangan Zona Pertambangan :

Page 9: Kriteria, Pertimbangan dan Penentuan Pola Ruang dan Deliniasi serta Pengaturan Zona Pertambangan dan Alur Laut

Bimtek rencana zonasi WP-3-K

PERTIMBANGAN DAN PENENTUAN KRITERIA ZONA PERTAMBANGAN

Kedua pertimbangan tersebut selanjutnya diformulasikan menjadi dasar pemikiran pentingnya ditetapkan sebagai alokasi pemanfaatan ruang untuk penambangan pasir laut yang dapat dilihat pada tabel berikut

Lanjutan

Matrik Penetapan Area Pertambangan Pasir Laut

Page 10: Kriteria, Pertimbangan dan Penentuan Pola Ruang dan Deliniasi serta Pengaturan Zona Pertambangan dan Alur Laut

Bimtek rencana zonasi WP-3-K

PERTIMBANGAN DAN PENENTUAN KRITERIA ZONA PERTAMBANGAN

2. Dasar Pertimbangan Pembatasyakni faktor-faktor alamiah yang terpengaruh oleh aktivitas penambangan pasir laut. Faktor-faktor tersebut adalah dampak terhadap kondisi fisik (hidro-oceanografi, geologi/geomorfologi), dampak ekologis, dampak terhadap kawasan konservasi, pemanfaatan ruang eksisting (permukiman, perikanan, pariwisata, alur pelayaran, infrastruktur), sosial-ekonomi masyarakat sekitar dan jangkauan dampak. Dugaan dampak aktivitas pertambangan terhadap kegiatan pemanfaatan ruang lainnya dapat dilihat pada Tabel berikut

Lanjutan

Page 11: Kriteria, Pertimbangan dan Penentuan Pola Ruang dan Deliniasi serta Pengaturan Zona Pertambangan dan Alur Laut

Bimtek rencana zonasi WP-3-K

PERTIMBANGAN DAN PENENTUAN KRITERIA ZONA PERTAMBANGAN

Lanjutan Dampak Aktivitas Pertambangan Terhadap Kegiatan Pemanfaatan Ruang

Page 12: Kriteria, Pertimbangan dan Penentuan Pola Ruang dan Deliniasi serta Pengaturan Zona Pertambangan dan Alur Laut

Bimtek rencana zonasi WP-3-K

Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam menetapkan alokasi ruang untuk pertambangan pasir laut

1. Penetapan sebuah daerah untuk pertambangan pasir laut berarti pada bentang laut tersebut telah menempatkan kegiatan pertambangan pasir laut sebagai prioritas dan sebagai pendorong pembangunan;

2. Alokasi pemanfaatan ruang untuk pertambangan pasir laut ditentukan disamping berdasarkan pertimbangan geologi tetapi juga berdasarkan pertimbangan faktor lingkungan, ekonomi, hukum/ perundang-undangan, sosial-budaya, penilaian rencana manajemen tambang serta optimalisasi pemanfaatan sumberdaya alam melalui perhitungan biaya-manfaat (cost-benefit);

3. Alokasi pemanfaatan ruang untuk pertambangan pasir laut terletak di daerah yang cukup aman untuk dapat mencemari/memberikan dampak negatif pada daerah vital/strategis atau daerah yang rentan/peka terhadap gangguan. Oleh karena itu dalam melakukan eksploitasi hendaknya memperhitungkan kebutuhan, persediaan dari potensi pertambangan;

4. Alokasi pemanfaatan ruang untuk pertambangan pasir laut memudahkan/memberi kejelasan pada investor yang berminat mengembangkan usaha di bidang penambangan, pengolahan maupun jasa pendukungnya;

Page 13: Kriteria, Pertimbangan dan Penentuan Pola Ruang dan Deliniasi serta Pengaturan Zona Pertambangan dan Alur Laut

Bimtek rencana zonasi WP-3-K

Faktor-Faktor Penentuan Zona Pertambangan1) Jumlah estimasi potensi deposit pasir laut;2) Pola hidrodinamika perairan laut yang mencakup pola arus, kecepatan arus

dan tinggi gelombang;3) Jarak dari kawasan konservasi atau daerah perlindungan laut; 4) Keberadaan daerah perlindungan ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil; 5) Tingkat kedalaman perairan laut; 6) Keberadaan Instalasi kabel dan pipa bawah laut serta zona keselamatan

selebar 500 meter pada sisi kiri dan kanan dari instalasi kabel dan pipa bawah laut;

7) Alur laut kepulauan Indonesia (ALKI);8) Keberadaan prasarana keselamatan sarana bantu navigasi;9) Keberadaan Skema pemisah lalu lintas di laut (Traffic Separation Scheme –

TSS);

Page 14: Kriteria, Pertimbangan dan Penentuan Pola Ruang dan Deliniasi serta Pengaturan Zona Pertambangan dan Alur Laut

Bimtek rencana zonasi WP-3-K

Faktor-Faktor Penentuan Zona Pertambangan

10) Keberadaan daerah pemindahan dan atau bongkar muat lepas pantai (Ship to Ship Transfer – STS) dan daerah lego jangkar;

11) Alur lalu lintas pelayaran; 12) Keberadaan daerah yang dimanfaatkan sebagai wisata bahari; 13) Alokasi pemanfaatan ruang untuk penangkapan ikan nelayan tradisional; 14) Keberadaan tempat pembuangan bahan-bahan peledak; 15) Keberadaan lokasi latihan TNI AL; 16) Keberadaan lokasi pengambilan benda berharga asal muatan kapal

tenggelam (BMKT);17) Keberadaan lokasi pengeboran lepas pantai (Zone Offshore Drilling)

termasuk prasarana penunjang keselamatan pelayaran.

Page 15: Kriteria, Pertimbangan dan Penentuan Pola Ruang dan Deliniasi serta Pengaturan Zona Pertambangan dan Alur Laut

Bimtek rencana zonasi WP-3-K

Metode Pertimbangan dan Penentuan Zona Pertambangan

1. Analisis Kebijakan Wilayah (pusat dan Daerah)

2. Analisis Infrastruktur Wilayah

3. Analisis Ekonomi Wilayah

4. Analisis Demografi dan Sosial

5. Analisis Potensi ekonomi sumberdaya pesisir dan

pulau-pulau kecil

Page 16: Kriteria, Pertimbangan dan Penentuan Pola Ruang dan Deliniasi serta Pengaturan Zona Pertambangan dan Alur Laut

Bimtek rencana zonasi WP-3-K

Metode Pertimbangan dan Penentuan Zona PertambanganContoh Metode Pertimbangan dan Penentuan Zona Pertambangan

Page 17: Kriteria, Pertimbangan dan Penentuan Pola Ruang dan Deliniasi serta Pengaturan Zona Pertambangan dan Alur Laut

Bimtek rencana zonasi WP-3-K

DELINIASI ALOKASI RUANG ZONA PERTAMBANGAN

Page 18: Kriteria, Pertimbangan dan Penentuan Pola Ruang dan Deliniasi serta Pengaturan Zona Pertambangan dan Alur Laut

Bimtek rencana zonasi WP-3-K

DELINIASI ZONA PERTAMBANGANData & Informasi

Data Dasar1. Batimetri2. Sedimen dasar laut

Data Tematik1. Oseanografi2. Ekosistem/habitat kritis3. Pemanfaatan eksisting

Tumpangsusun

PAKET SUMBERDAYA

Analisis Kesesuaian Kriteria Kesesuaian

Analisis Non-Spasial(kebijakan, infrastruktur, sosial & budaya,

ekonomi wilayah, kedudukan regional, valuasi ekonomi

PENETAPAN ZONA

Page 19: Kriteria, Pertimbangan dan Penentuan Pola Ruang dan Deliniasi serta Pengaturan Zona Pertambangan dan Alur Laut

Bimtek rencana zonasi WP-3-K

Contoh Deliniasi Zona PertambanganData & Informasi

Data Dasar Data Tematik

Tumpangsusun

ZONA PERTAMBANGAN

Nama Paket Sumberdaya : BNilai-nilai Sumberdaya:

• Lokasi dengan kandungan sumberdaya energi, mineral atau agregat yang bernilai ekonomi.

• Ekosistem alami dianggap tidak kritis untuk reproduksi atau pakan bagi spesies migrator, atau dihuni oleh flora dan fauna yang terancam punah.

• Lokasi tidak memiliki potensi sumberdaya yang diperbaharui bernilai penting.

• Lokasi tidak memiliki fitur-fitur sejarah, arkeologi, maupun geologi yang penting.

Analisis Kesesuaian Zona Pertambangan

Analisis Non-SpasialZona Pertambangan

Page 20: Kriteria, Pertimbangan dan Penentuan Pola Ruang dan Deliniasi serta Pengaturan Zona Pertambangan dan Alur Laut

Bimtek rencana zonasi WP-3-K

PENGATURAN ALOKASI RUANG ZONA PERTAMBANGAN

Page 21: Kriteria, Pertimbangan dan Penentuan Pola Ruang dan Deliniasi serta Pengaturan Zona Pertambangan dan Alur Laut

Bimtek rencana zonasi WP-3-K

PENGATURAN ALOKASI RUANG ZONA PERTAMBANGAN

Page 22: Kriteria, Pertimbangan dan Penentuan Pola Ruang dan Deliniasi serta Pengaturan Zona Pertambangan dan Alur Laut

Bimtek rencana zonasi WP-3-K

PENGATURAN ALOKASI RUANG ZONA PERTAMBANGAN

Page 23: Kriteria, Pertimbangan dan Penentuan Pola Ruang dan Deliniasi serta Pengaturan Zona Pertambangan dan Alur Laut

Bimtek rencana zonasi WP-3-K

PENGATURAN ALOKASI RUANG ZONA PERTAMBANGAN

Page 24: Kriteria, Pertimbangan dan Penentuan Pola Ruang dan Deliniasi serta Pengaturan Zona Pertambangan dan Alur Laut

Bimtek rencana zonasi WP-3-K

PENGATURAN ALOKASI RUANG ZONA PERTAMBANGAN

Klasifikasi I : pemanfaatan yang diperbolehkan/diizinkan

Klasifikasi T: pemanfaatan bersyarat secara terbatas

Klasifikasi B : Pemanfaatan bersyarat tertentuPemanfaatan bersyarat tertentu, untuk mendapatkan izin atas suatu kegiatan atau pemgunaan lahan diperlukan persyaratan-persyaratan tertentu. Contoh: Amdal. Disinsentif, menambah infrastruktur

Klasifikasi X : pemanfaatan yang tidak diperbolehkan

Klasifikasi - : tidak memiliki korelasi secara langsung

lanjutan

Page 25: Kriteria, Pertimbangan dan Penentuan Pola Ruang dan Deliniasi serta Pengaturan Zona Pertambangan dan Alur Laut
Page 26: Kriteria, Pertimbangan dan Penentuan Pola Ruang dan Deliniasi serta Pengaturan Zona Pertambangan dan Alur Laut
Page 27: Kriteria, Pertimbangan dan Penentuan Pola Ruang dan Deliniasi serta Pengaturan Zona Pertambangan dan Alur Laut
Page 28: Kriteria, Pertimbangan dan Penentuan Pola Ruang dan Deliniasi serta Pengaturan Zona Pertambangan dan Alur Laut
Page 29: Kriteria, Pertimbangan dan Penentuan Pola Ruang dan Deliniasi serta Pengaturan Zona Pertambangan dan Alur Laut
Page 30: Kriteria, Pertimbangan dan Penentuan Pola Ruang dan Deliniasi serta Pengaturan Zona Pertambangan dan Alur Laut
Page 31: Kriteria, Pertimbangan dan Penentuan Pola Ruang dan Deliniasi serta Pengaturan Zona Pertambangan dan Alur Laut
Page 32: Kriteria, Pertimbangan dan Penentuan Pola Ruang dan Deliniasi serta Pengaturan Zona Pertambangan dan Alur Laut
Page 33: Kriteria, Pertimbangan dan Penentuan Pola Ruang dan Deliniasi serta Pengaturan Zona Pertambangan dan Alur Laut
Page 34: Kriteria, Pertimbangan dan Penentuan Pola Ruang dan Deliniasi serta Pengaturan Zona Pertambangan dan Alur Laut
Page 35: Kriteria, Pertimbangan dan Penentuan Pola Ruang dan Deliniasi serta Pengaturan Zona Pertambangan dan Alur Laut
Page 36: Kriteria, Pertimbangan dan Penentuan Pola Ruang dan Deliniasi serta Pengaturan Zona Pertambangan dan Alur Laut
Page 37: Kriteria, Pertimbangan dan Penentuan Pola Ruang dan Deliniasi serta Pengaturan Zona Pertambangan dan Alur Laut

37

Jepara

Indramayu

P. Kelapa

Tj. Karawang

Pluit

Bawean

Masalembo

Belawan

P. Galang

A

B

A B

MEAN SEA LEVEL

Waktu (t)

Elevasi

Pasang Surut Air Laut

Subandono - KKP

Page 38: Kriteria, Pertimbangan dan Penentuan Pola Ruang dan Deliniasi serta Pengaturan Zona Pertambangan dan Alur Laut
Page 39: Kriteria, Pertimbangan dan Penentuan Pola Ruang dan Deliniasi serta Pengaturan Zona Pertambangan dan Alur Laut
Page 40: Kriteria, Pertimbangan dan Penentuan Pola Ruang dan Deliniasi serta Pengaturan Zona Pertambangan dan Alur Laut
Page 41: Kriteria, Pertimbangan dan Penentuan Pola Ruang dan Deliniasi serta Pengaturan Zona Pertambangan dan Alur Laut

Bimtek rencana zonasi WP-3-K

ALUR LAUT

Berdasarkan UU No. 27 Tahun 2007 dan Permen KP No. 16 Tahun 2008, Alur laut merupakan perairan yang dimanfaatkan, antara lain, untuk alur pelayaran, pipa/kabel bawah laut, dan migrasi biota laut.

Page 42: Kriteria, Pertimbangan dan Penentuan Pola Ruang dan Deliniasi serta Pengaturan Zona Pertambangan dan Alur Laut

Bimtek rencana zonasi WP-3-K

BEBERAPA PENGERTIAN TERKAIT ALUR LAUTUU Pelayaran no 17 Tahun 2008 dan PP 61 tahun 2009 tentang kepelabuhanan: Alur pelayaran merupakan alur laut yang ditetapkan sebagai alur untuk pelaksanaan hak lintas alur laut berdasarkan konvensi hukum internasional.

Pipa bawah laut (subsea pipeline) dalam industri minyak dan gas bumi lepas pantai merupakan salah satu alternatif moda transportasi untuk memindahkan produk penambangan tersebut dari satu tempat ke tempat lainnya, mencakup dari sumur minyak atau gas ke tempat pengumpul, dari tempat pengumpul ke terminal, dari terminal ke fasilitas proses dan sebagainya

Alur migrasi ikan dan biota, merupakan pola migrasi dari beberapa jenis ikan dan biota yang memiliki nilai ekonomis dan ekologis yang tinggi, sehingga keberadaannya di wilayah perairan laut perlu dilindungi agar tidak terganggu oleh pemanfaatan lainnya. Alur migrasi biota diantaranya tuna, penyu, dugong dan paus.

Page 43: Kriteria, Pertimbangan dan Penentuan Pola Ruang dan Deliniasi serta Pengaturan Zona Pertambangan dan Alur Laut

Bimtek rencana zonasi WP-3-K

PEMBAGIAN ALUR LAUTKawasan Pemanfaatan Arahan Pemanfaatan

ALUR LAUT Alur Pelayaran - Alur pelayaran internasional (termasuk ALKI)- Alur Pelayaran Nasional - Alur Pelayaran Regional- Alur Pelayaran Lokal- Alur Pelayaran Khusus (pertambangan, wisata)

Pipa Dan Kabel Bawah Laut - Kabel listrik - Kabel telekomunikasi - Pipa air bersih - Pipa minyak dan gas - Pipa dan kabel lainnya

Alur Migrasi Ikan/Biota Lainnya - Alur migrasi ikan tertentu (tuna, sidat, dll) - Alur migrasi penyu - Alur migrasi mamalia laut (paus, dugong dan lumba- lumba)

Page 44: Kriteria, Pertimbangan dan Penentuan Pola Ruang dan Deliniasi serta Pengaturan Zona Pertambangan dan Alur Laut

Bimtek rencana zonasi WP-3-K

PEMBAGIAN ALUR LAUTKawasan Pemanfaatan Arahan Pemanfaatan

ALUR LAUT Alur Pelayaran - Alur pelayaran internasional (termasuk ALKI)- Alur Pelayaran Nasional - Alur Pelayaran Regional- Alur Pelayaran Lokal- Alur Pelayaran Khusus (pertambangan, wisata)

Pipa Dan Kabel Bawah Laut - Kabel listrik - Kabel telekomunikasi - Pipa air bersih - Pipa minyak dan gas - Pipa dan kabel lainnya

Alur Migrasi Ikan/Biota Lainnya

- Alur migrasi ikan tertentu (tuna, sidat, dll) - Alur migrasi penyu - Alur migrasi mamalia laut (paus, dugong dan lumba- lumba)

Page 45: Kriteria, Pertimbangan dan Penentuan Pola Ruang dan Deliniasi serta Pengaturan Zona Pertambangan dan Alur Laut

Bimtek rencana zonasi WP-3-K

KEBUTUHAN DATA DAN INFORMASI ALUR LAUT

JENIS DATA/PETA

SKALA KEDETILAN DATA

KEMUTAKHIRAN DATA

KELENGKAPAN

ATRIBUT

SUMBER DATA/INSTANSI

Topografi Dasar Laut

1:50.000 Klasifikasi Peta Topografi Dasar Laut Skala 1 : 50.000

data terakhir yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang

- ID- Perimeter- Jenis relief

dasar laut- Kemiringan

dasar laut- Luas

- ESDM

Kedalaman (m)/ Bathimetri Data spasial kedalaman perairan laut (meter)

1:50.000 Peta Kontur Kedalaman Laut Skala 1 : 50.000 dengan selang kontur setiap 100 m

data terakhir yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang

- ID - Koordinat- Perimeter- Nilai

Kedalaman- Luas

- Peta Laut (Dishidros)

- Peta LPI (BIG)- Survey lapangan

Arus (cm/dt) 1 : 50.000 Peta pola arah dan kecepatan arus skala 1 : 50.000

Data 5 tahun terakhir dan atau data terakhir yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang

- ID- Arah arus- Kecepatan

arus- Waktu survey- Kelas arus- Luas

- BIG- Survey Lap.- Dishidros

Page 46: Kriteria, Pertimbangan dan Penentuan Pola Ruang dan Deliniasi serta Pengaturan Zona Pertambangan dan Alur Laut

Bimtek rencana zonasi WP-3-K

KEBUTUHAN DATA DAN INFORMASI ALUR LAUT

JENIS DATA/PETA

SKALAKEDETILAN

DATAKEMUTAKHIRA

N DATA

KELENGKAPAN

ATRIBUT

SUMBER DATA/INST

ANSI

Gelombang (m) 1 : 50.000 Peta pola arah penjalaran dan besar gelombang

Data 5 tahun terakhir dan atau data terakhir yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang

- ID- Tinggi

gelombang- Waktu survey- Kelas

gelombang- Luas

- BIG- Survey Lap.- Dishidros- Survey Lap.

Sedimen PermukaanDasar Laut

1 : 50.000 Jenis sedimen permukaan dasar laut

Data 5 tahun terakhir dan atau data terakhir yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang

data terakhir yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang

- BIG- Survey

Lapangan

Lanjutan

Page 47: Kriteria, Pertimbangan dan Penentuan Pola Ruang dan Deliniasi serta Pengaturan Zona Pertambangan dan Alur Laut

Bimtek rencana zonasi WP-3-K

PERTIMBANGAN DAN PENENTUAN ALUR LAUT

• KONDISI GEOGRAFIS• KONDISI HIDROOSEANOGRAFI (KEDALAMAN, POLA ARUS, PASUT, GARIS PANTAI,

DINAMIKA SEDIMEN DASAR LAUT/JENIS SUBSTRAT DASAR PERAIRAN) SPESISIKASI KAPAL YANG AKAN MELEWATINYA (PANJANG, LEBAR, BERAT, DAN

KECEPATAN KAPAL)• KONDISI CUACA/KLIMATOLOGI SETEMPAT• DAERAH YANG RELATIF AMAN, DIMANA PENGGUNAAN TRANSPORTASI LAUT SEMAKIN

PADAT, KHUSUSNYA PADA DAERAH SEMPIT, SEPERTI SELAT DAN KANAL, ATAUPUN DAERAH YANG TERKONSENTRASI SEPERTI PALABUHAN DAN PERSILANGAN LINTASAN LALU LINTAS PELAYARAN.SEHINGGA BERESIKO TINGGI UNTUK TERJADINYA KECELAKAAN PELAYARAN, BAIK BERUPA TABRAKAN SESAMA KAPAL ATAUPUN BAHAYA PELAYARAN LAINNYA SEPERTI BANGKAI KAPAL ATAU KANDAS DI KEDALAMAN DANGKAL.

• EFISIENSI JARAK PELAYARAN

ALUR PELAYARAN DI LAUT TERDIRI ATAS ALUR PELAYARAN UMUM DAN PERLINTASAN DAN ALUR PELAYARAN MASUK PELABUHAN. SEBAGAI CONTOH ALUR PELAYARAN YANG TELAH DITETAPKAN DI PERAIRAN BARAT SURABAYA.

Page 48: Kriteria, Pertimbangan dan Penentuan Pola Ruang dan Deliniasi serta Pengaturan Zona Pertambangan dan Alur Laut

Bimtek rencana zonasi WP-3-K

CONTOH ALUR PELAYARAN: ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA

Page 49: Kriteria, Pertimbangan dan Penentuan Pola Ruang dan Deliniasi serta Pengaturan Zona Pertambangan dan Alur Laut

Bimtek rencana zonasi WP-3-K

PIPA DAN KABEL BAWAH LAUT

SESUAI PERMEN PERHUBUNGAN NO. 68 TAHUN 2011, PIPA DAN KABEL MERUPAKAN BANGUNAN INSTALASI YANG DIPERBOLEHKAN BERADA PERAIRAN.

PERTIMBANGAN PENENTUAN JALUR PELETAKAN PIPA DAN KABEL BAWAH LAUT : •KEDALAMAN, • KEMIRINGAN DASAR LAUT, • SEDIMEN DASAR LAUT,• PASUT, • INSTALASI EXISTING, • PANJANG JALUR.• KEGEMPAAN

Page 50: Kriteria, Pertimbangan dan Penentuan Pola Ruang dan Deliniasi serta Pengaturan Zona Pertambangan dan Alur Laut

Bimtek rencana zonasi WP-3-K

CONTOH JALUR PIPA BAWAH LAUT

Page 51: Kriteria, Pertimbangan dan Penentuan Pola Ruang dan Deliniasi serta Pengaturan Zona Pertambangan dan Alur Laut

Bimtek rencana zonasi WP-3-K

MIGRASI IKAN DAN BIOTA

PERTIMBANGAN PENENTUAN PENENTUAN POLA MIGRASI BIOTA :• LOKASI FISHING GROUND• LOKASI MENCARI MAKAN• POLA MUSIM DI PERAIRAN• KONDISI HIDROOSEANOGRAFI• KONDISI EKOSISTEM PERAIRAN DANGKAL• CLIMATE CHANGE, KENAIKAN MUKA AIR LAUT DAN SUHU PERMUKAAN LAUT

DATA SPASIAL DAN SPASIAL-TEMPORAL MIGRASI BIOTA DIPEROLEH MELALUI OBSERVASI SECARA LANGSUNG TERHADAP BIOTA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAGGING DENGAN CARA MEMASANGKAN TRANSMITTER PADA SAMPEL BIOTA YANG TERTANGKAP. DARI ALAT TRANSMITTER DAPAT DIPEROLEH INFORMASI JALUR PERPINDAHAN BIOTA PADA LUASAN AREA DAN RENTANG WAKTU TERTENTU, MELALUI PLOTTING MENGGUNAKAN APLIKASI GIS.

Page 52: Kriteria, Pertimbangan dan Penentuan Pola Ruang dan Deliniasi serta Pengaturan Zona Pertambangan dan Alur Laut

Bimtek rencana zonasi WP-3-K

CONTOH JALUR MIGRASI PENYU DI SEKITAR SELAT BALI SAMPAI DENGAN SELAT MAKASSAR PADA RENTANG WAKTU 8 BULAN (MEI 2009 – DESEMBER 2009).

Page 53: Kriteria, Pertimbangan dan Penentuan Pola Ruang dan Deliniasi serta Pengaturan Zona Pertambangan dan Alur Laut

Mengikuti ruaya ikan kecil

CONTOH JALUR MIGRASI lumba_lumba DI SEKITAR BALI PADA RENTANG WAKTU 8 BULAN SEPTEMBER 2005 .

Page 54: Kriteria, Pertimbangan dan Penentuan Pola Ruang dan Deliniasi serta Pengaturan Zona Pertambangan dan Alur Laut

Bimtek rencana zonasi WP-3-K

PENGATURAN ALOKASI RUANG ALUR LAUT

Page 55: Kriteria, Pertimbangan dan Penentuan Pola Ruang dan Deliniasi serta Pengaturan Zona Pertambangan dan Alur Laut

Bimtek rencana zonasi WP-3-K

PENGATURAN ALOKASI RUANG ALUR LAUTLanjutan

Page 56: Kriteria, Pertimbangan dan Penentuan Pola Ruang dan Deliniasi serta Pengaturan Zona Pertambangan dan Alur Laut

Bimtek rencana zonasi WP-3-K

PENGATURAN ALOKASI RUANG ALUR LAUTLanjutan

Page 57: Kriteria, Pertimbangan dan Penentuan Pola Ruang dan Deliniasi serta Pengaturan Zona Pertambangan dan Alur Laut

Bimtek rencana zonasi WP-3-K

PENGATURAN ALOKASI RUANG ALUR LAUT

Klasifikasi I : pemanfaatan yang diperbolehkan/diizinkan

Klasifikasi T: pemanfaatan bersyarat secara terbatas

Klasifikasi B : Pemanfaatan bersyarat tertentuPemanfaatan bersyarat tertentu, untuk mendapatkan izin atas suatu kegiatan atau pemgunaan lahan diperlukan persyaratan-persyaratan tertentu. Contoh: Amdal. Disinsentif, menambah infrastruktur

Klasifikasi X : pemanfaatan yang tidak diperbolehkan

Klasifikasi - : tidak memiliki korelasi secara langsung

Lanjutan

Page 58: Kriteria, Pertimbangan dan Penentuan Pola Ruang dan Deliniasi serta Pengaturan Zona Pertambangan dan Alur Laut

TERIMA KASIH