kti_mawapres kumplit
TRANSCRIPT
KARYA TULIS ILMIAH
Dalam Rangka Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Fakultas Teknik
Universitas Tanjungpura Pontianak
PROSPEK PENGEMBANGAN E-LEARNING SEBAGAI
SARANA MONITORING SERTA MOTIVATOR
TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA
DIUSULKAN OLEH :
NARTI PRIHARTINI NIM D03107008
PRODI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2010
Karya Tulis Ilmiah yang Berjudul
PROSPEK PENGEMBANGAN E-LEARNING SEBAGAI
SARANA MONITORING SERTA MOTIVATOR
TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA
Oleh:
Narti Prihartini
D03107008
Karya tulis ilmiah ini telah disetujui serta belum pernah dipublikasikan,
dipresentasikan, dan diikutsertakan pada lomba penulisan karya tulis ilmiah
lainnya yang sejenis di lingkungan Universitas Tanjungpura maupun di luar
Universitas Tanjungpura.
Telah dilakukan pengesahan pada tanggal…………Oleh :
Menyetujui,Dosen Pembimbing
Helfi Nasution, S.Kom ,M.CsNIP. 19710429 199802 1 001
Mengetahui,Pembantu Dekan III Fakultas Teknik
UNTAN
Usman A. Gani, ST., MT.NIP.
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.,
Alhamdulillah, segala puja dan puji syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH
SWT, karena atas kehendak-Nyalah penulis dapat menyelesaikan karya tulis
ilmiah dalam rangka pemilihan mahasiswa berprestasi fakultas teknik universitas
tanjungpura ini tepat pada waktunya.
Karya tulis ilmiah ini berjudul “Prospek Pengembangan E-Learning sebagai
Sarana Monitoring serta Motivator Terhadap Minat Belajar Siswa”. Alasan
utama penulisan karya tulis ilmiah dengan tema ini adalah mengingat sekarang ini
perkembangan teknologi terutama teknologi informasi telah memegang peranan
yang cukup penting dalam kehidupan terutama dalam peningkatan-peningkatan
inovasi dan kreasi di segala bidang begitu pula di bidang pendidikan.
Dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini, penulis banyak mengalami kendala,
terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan. Namun, berkat bimbingan
dan dukungan dari berbagai pihak, akhirnya karya tulis ilmiah ini dapat
diselesaikan, walaupun masih terdapat beberapa kekurangan. Karena itu,
sepantasnya jika penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Ir. H. Syafaruddin AS, MM. selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Tanjungpura.
2. Bapak Usman A. Gani, ST., MT. selaku Pembantu Dekan III Bidang
Kemahasiswaan Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura yang senantiasa
mendukung segala aktivitas dan kreatifitas ilmiah mahasiswa Fakultas
Teknik.
3. Bapak Helfi Nasution, S.Kom, M.Cs. selaku Dosen Pembimbing dalam
penyusunan karya tulis ini. Terima kasih atas bimbingan dan
kesabarannya.
4. Bapak Yus Sholva, ST., MT. selaku Ketua Program Studi Teknik
Informatika yang turut memberikan masukan kepada penulis dalam
penulisan karya tulis ilmiah ini.
5. Pihak-pihak yang menjadi sumber inspirasi serta memberikan bantuan
dalam memperoleh data serta sumber-sumber yang diperlukan dalam
pembuatan karya tulis ilmiah ini.
6. Ayah dan Ibu tercinta serta keluarga yang banyak memberikan dorongan
dan bantuan, baik secara moral maupun spiritual.
7. Seluruh civitas akademika Universitas Tanjungpura terutama fakultas
Teknik atas dukungannya terhadap pembuatan karya tulis ilmiah ini.
Dalam hal ini penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya jika masih terdapat
kekurangan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini dan penulis senantiasa
mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar ke depannya pengerjaan
karya tulis ilmiah ini dapat memberikan hasil yang lebih baik dari sebelumnya dan
penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
dan dapat diimplementasikan nantinya dalam kehidupan serta dapat memberikan
manfaat secara maksimal kepada semua pihak.
Demikianlah yang dapat disampaikan oleh penulis pada pengantar singkat ini,
mohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala kekurangan dan terima kasih yang
sebesar-besarnya pula atas segala perhatiannya. Akhirul kata,
Wabillahitaufik Wal Hidayah
Wassalamualaikum Wr Wb
Pontianak, 22 April 2010
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... .. iv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah .................................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan Karya Tulis Ilmiah ........................................... 4
1.4 Manfaat Penulisan Karya Tulis Ilmiah ......................................... 4
BAB II TELAAH PUSTAKA
2.1 E-Learning di Sekolah ................................................................. 5
2.2 Definisi E-Learning ..................................................................... 6
2.3 Karakteristik E-Learning ............................................................. 8
2.4 Teknologi Penunjang serta Komponen Pendukung E-Learning…10
BAB III METODE PENULISAN
3.1 Fokus Penulisan ........................................................................ 18
3.2 Sumber Data ............................................................................. 18
3.3 Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 18
3.4 Analisis Data ............................................................................ 18
BAB IV PEMBAHASAN DAN PENYAJIAN HASIL ANALISIS
4.1 Pandangan Para Pengajar atau Pendidik, Para Siswa, serta
Penyelenggara (Institusi) terhadap Pengembangan E-Learning
sebagai Sarana Monitoring serta Motivator terhadap Minat Belajar
Siswa..............................................................................................19
4.2 Faktor-Faktor yang Menunjang Pengembangan E-Learning.........23
4.3 Cara untuk Meningkatkan Pengembangan E-Learning sebagai
Sarana Monitoring serta Motivator terhadap Minat Belajar
Siswa.............................................................................................24
4.4 Prospek Pengembangan E-Learning dalam Hal Monitoring serta
Peningkatan Motivasi terhadap Minat Belajar Siswa ..................25
4.5 Pemecahan Masalah ................................................................. .27
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan............................................................................... 30
5.2 Rekomendasi ............................................................................ 31
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 32
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... 34
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Collaboration ................................................................................ 14
Gambar 2. Ruang Lingkup E-Education ......................................................... 19
Gambar 3. Pelatihan tentang Penerapan E-Learning terhadap Para Pengajar
dalam bentuk
Workshop............................................................................................24
Gambar 4. Contoh E-Learning dengan Akses Khusus ..................................... .26
Gambar 5. Contoh lain dari penerapan e-learning di suatu institusi yang dapat
diakses oleh khalayak ramai ...............................................................27
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Aspek-aspek yang dapat Mempengaruhi Penerapan E-learning bagi Para
Pengajar, Pelajar, serta Institusi............................................................... 2
Tabel 2. Lima Tingkatan Penggunaan Web ..................................................... ..11
Tabel 3. Software Pendukung Pengembangan Aplikasi E-Learning ................. ..15
ABSTRAK
Karya tulis ilmiah yang berjudul “Prospek Pengembangan E-Learning sebagaiSarana Monitoring serta Motivator terhadap Minat Belajar Siswa” ini membahastentang perkembangan e-learning sebagai salah satu bentuk kemajuan teknologiinformasi terutama di bidang pendidikan yang berkaitan dengan usahapeningkatan terhadap minat belajar siswa, pengkajian terhadap permasalahan yangmungkin terjadi dalam pengaplikasiannya serta metode ataupun cara yang dapatdiimplementasikan dalam pemecahan atau solusi atas permasalahan tersebut.
Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apasaja yang mendukung pengimplementasian e-learning sebagai salah satu metodepembelajaran yang baru, mengetahui dan menemukan cara yang terbaik dalammeningkatkan minat belajar siswa serta memaksimalkan penggunaan e-learningsebagai metode pembelajaran baru yang dapat diterapkan , dan untuk mengetahuibagaimana prospek pengembangan e-learning dalam membantu melakukanmonitoring serta mampu memotivasi siswa dalam meningkatkan minat belajarmereka.
Metode yang dipergunakan adalah dengan melakukan analisis terhadap beberapapenerapan dari metode pembelajaran dengan menggunakan e-learning sertamemperhatikan secara maksimal terhadap pengaplikasian dari e-learningkemudian melihat prospek terhadap pengembangan e-learning dalammeningkatkan minat belajar siswa.
Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa penerapan metode pembelajaran baruberbasis teknologi informasi seperti e-learning pada saat ini benar-benar relevandan memberikan daya guna yang maksimal dalam memonitoring dan memotivasiminat belajar siswa dikarenakan perkembangan teknologi informasi sekarang iniyang menjadikan e-learning dapat diakses oleh para siswa serta dapatmemungkinkan pembelajaran berbasis on-line yang dapat menjembatani antarasiswa dengan para pengajar atau pendidiknya. Hal ini juga dapat memberikanmotivasi kepada siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran sehingga dapatmembantu pelaksanaan active learning.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknologi informasi sekarang ini memegang peranan yang cukup penting dan
sangat relevan terhadap tuntutan zaman yang senantiasa membutuhkan revisi-
revisi dari berbagai bidang kehidupan terutama dalam hal penyajian informasi
kepada pihak tertentu sesuai dengan kebutuhannya.
Dalam hal ini, salah satu bidang yang tak luput dari modernisasi di bidang
teknologi informasi adalah di bidang pendidikan dengan pengembangan salah satu
metode pembelajaran baru yaitu dengan menggunakan metode e-learning atau
pembelajaran dengan basis elektronik yang dapat diartikan bahwa pembelajaran
tidak hanya menggunakan cara konvensional yang mensyaratkan bahwa siswa
harus memiliki perangkat sekolah pendukung pembelajaran seperti buku cetak
yang saat ini harganya cukup mahal dan kurang dapat dijangkau oleh semua
pihak, melainkan saat ini penggunaan buku cetak tersebut dapat digantikan oleh
modul-modul pembelajaran yang dapat diakses serta diunduh secara free oleh para
siswa yang nantinya dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran.
Sekilas menelaah bahwa di masa-masa mendatang, arus informasi akan semakin
meningkat melalui jaringan internet yang bersifat global di seluruh dunia dan
menuntut siapapun untuk beradaptasi dengan kecenderungan tersebut jika tidak
ingin ketinggalan zaman. Dengan kondisi demikian maka pendidikan khususnya
proses pembelajaran cepat atau lambat tidak dapat terlepas dari keberadaan
komputer dan internet sebagai alat bantu utama.
Hal tersebut menunjukkan bahwa sebelumnya harus dipersiapkan terlebih dahulu
mengenai kemungkinan terjadinya globalisasi tersebut dan hendaknya dilakukan
persiapan dalam mengantisipasi segala kelengkapan para siswa di masa
mendatang yang dapat berupa perlengkapan yang bernuansa internet sebagai alat
bantu belajar.
Telah banyak penelitian yang dilakukan untuk mempelajari efektivitas dan hasil
penggunaan e-learning. Namun penelitian-penelitian tersebut menunjukkan hasil
yang berbeda. Beberapa mengklaim bahwa e-learning tidak menunjukkan
perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan kelas konvensional. Namun
pendapat lain mengklaim bahwa e-learning memberikan kemajuan yang cukup
besar dalam proses dan hasil dari kegiatan pembelajaran. Terdapat 3 dimensi yang
menjadi fokus dalam analisa penelitian ini , yaitu dari sisi pelajar, pengajar, dan
institusi.
Tabel 1. Aspek-aspek yang dapat Mempengaruhi Penerapan E-learning
bagi Para Pengajar, Pelajar, serta Institusi
Penggambaran tersebut masih merupakan sebuah gambaran yang berupa
kemungkinan yang dapat tejadi mengenai pendidikan di masa yang akan datang,
dimana teknologi yang diterapkan benar-benar berbeda dibandingkan dengan cara
konvensional dan dalam hal ini dituntut kesiapan yang optimal agar dapat
mengimbangi dan menghadapi era globalisasi yang memungkinkan pertukaran
informasi menjadi jauh lebih baik dibandingkan saat ini.
Berbagai hal juga harus diperhatikan dalam penerapan metode pembelajaran
dengan menggunakan e-learning ini agar nantinya pembelajaran dengan metode
e-learning ini dapat bekerja secara optimal dan dapat membantu meningkatkan
minat belajar siswa agar siswa dapat menjadi lebih aktif dan mampu memahami
setiap materi yang dipelajarinya. Dalam hal ini persiapan terhadap para pengajar
serta pendidik dan para murid mutlak diperlukan agar penerapan e-learning ini
dapat memberikan manfaat yang nyata dan dapat meminimalisir kendala-kendala
yang mungkin terjadi.
1.2 Perumusan Masalah
Dengan melihat latar belakang yang telah dikemukakan, maka beberapa masalah
yang dapat penulis rumuskan dan akan dibahas dalam karya tulis ilmiah ini
adalah:
1. Faktor apakah yang menunjang pengembangan metode pembelajaran
dengan menggunakan e-learning serta kendala-kendala apa saja yang
mungkin terjadi dalam penerapan e-learning tersebut?
2. Bagaimana cara untuk meningkatkan minat belajar siswa terutama dengan
menggunakan e-learning?
3. Bagaimana mengoptimalisasi penggunaan e-learning untuk membantu
proses pembelajaran?
4. Bagaimana prospek pengembangan e-learning ke depannya sebagai sarana
monitoring dan motivator terhadap minat belajar siswa?
1.3 Tujuan Penulisan Karya Tulis Ilmiah
Penulisan karya tulis ilmiah ini dilakukan untuk memenuhi tujuan-tujuan yang
diharapkan dapat bermanfaat dalam bidang pendidikan terutama dalam hal
peningkatan minat belajar siswa. Secara terperinci tujuan dari penulisan karya
tulis ilmiah ini adalah :
1. Mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang menunjang pengembangan
e-learning serta kendala-kendala yang mungkin terjadi dalam
penerapan sistem tersebut.
2. Mengetahui dan menemukan cara untuk meningkatkan minat belajar
siswa terutama dengan menggunakan e-learning.
3. Mengetahui cara pengoptimalisasian penggunaan e-learning dalam
membantu proses pembelajaran.
4. Mengetahui prospek pengembangan e-learning dalam hal monitoring
dan menjadi motivator terhadap minat belajar siswa.
1.4 Manfaat Penulisan Karya Tulis Ilmiah
Penulis sangat berharap agar karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat terutama
dalam hal:
1. Dapat menambah wawasan para pembaca mengenai prospek
pengembangan e-learning sebagai metode pembelajaran baru yang
dapat diterapkan dalam menghadapi era globalisasi.
2. Agar dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menerapkan metode
pembelajaran baru yaitu dengan menggunakan e-learning.
3. Menjadi bahan acuan dalam penerapan metode pembelajaran e-
learning dalam peningkatan minat belajar siswa.
4. Agar dapat dijadikan bahan tambahan dalam proses belajar mengajar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 E-Learning di Sekolah
Pergeseran paradigma dalam pranata pendidikan yang semula terpusat menjadi
desentralistis membawa konsekuensi dalam pengelolaan pendidikan, khususnya di
tingkat sekolah. Kebijakan tersebut dapat dimaknai sebagai pemberian otonomi
yang seluas-luasnya kepada sekolah dalam mengelola sekolah, termasuk di
dalamnya berinovasi dalam pengembangan kurikulum dan model-model
pembelajaran.
Otonomi yang luas itu, hendaknya diimbangi dengan perubahan yang berorientasi
kepada kinerja dan partisipasi secara menyeluruh dari komponen pendidikan yang
terkait. Konsekuensi yang harus ditanggung oleh sekolah adalah restrukturisasi
dalam pengelolaan sekolah (capacity building), profesionalisme pengajar,
penyiapan infrastruktur, kesiapan siswa dalam proses belajar dan iklim akademik
sekolah.
Kebijakan pemberian otonomi pendidikan juga diharapkan melahirkan organisasi
sekolah yang sehat serta terciptanya daya saing sekolah. Sejalan dengan
perkembangan teknologi informasi dan pembelajaran berbasis teknologi informasi
yang sangat pesat, hendaknya sekolah menyikapinya dengan seksama agar apa
yang dicita-citakan dalam perubahan paradigma pendidikan dapat segera
terwujud. Kecenderungan yang telah dikembangkan dalam pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK) dalam pembelajaran adalah program e-learning.
Beragam istilah dan batasan telah dikemukakan oleh para ahli teknologi
informasi dan pakar pendidikan. Secara sederhana e-learning dapat difahami
sebagai suatu proses pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi
berupa komputer yang dilengkapi dengan sarana telekomunikasi (internet,
intranet, ekstranet) dan multimedia (grafis, audio, video) sebagai media utama
dalam penyampaian materi dan interaksi antara pengajar (pengajar/dosen) dan
pembelajar (siswa/mahasiswa).
Model pembelajaran berbasis TIK dengan menggunakan e-learning berakibat
pada perubahan budaya belajar dalam kontek pembelajarannya. Setidaknya ada
empat komponen penting dalam membangun budaya belajar dengan
menggunakan model e-learning di sekolah. Pertama, siswa dituntut secara mandiri
dalam belajar dengan berbagai pendekatan yang sesuai agar siswa mampu
mengarahkan, memotivasi, mengatur dirinya sendiri dalam pembelajaran. Kedua,
pengajar mampu mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan, memfasilitasi
dalam pembelajaran, memahami belajar dan hal-hal yang dibutuhkan dalam
pembelajaran. Ketiga tersedianya infrastruktur yang memadai dan yang ke empat
administrator yang kreatif serta penyiapan infrastrukur dalam memfasilitasi
pembelajaran.
Permasalahan yang dihadapi sekolah saat ini adalah pada tingkat kesiapan peserta
belajar, pengajar, infrastruktur sekolah, pembiayaan, efektifitas pembelajaran,
sistem penyelenggaraan dan daya dukung sekolah dalam menyelenggarakan
pembelajaran berbasis TIK.
2.2 Definisi E-learning
Istilah e-learning dapat didefinisikan sebagai sebuah bentuk teknologi informasi
yang diterapkan di bidang pendidikan dalam bentuk sekolah maya. Definisi e-
learning sendiri sebenarnya sangatlah luas bahkan sebuah portal yang
menyediakan informasi tentang suatu topik dapat tercakup dalam lingkup e-
learning ini. Namun, istilah e-learning lebih tepat ditujukan sebagai usaha untuk
membuat sebuah transformasi proses belajar mengajar yang ada di sekolah ke
dalam bentuk digital yang dijembatani oleh teknologi internet. Ada pula yang
menafsirkan e-learning sebagai bentuk pendidikan jarak jauh yang dilakukan
melalui media internet.
Disadur dari Kamus Istilah Komputer, Teknologi Informasi & Komunikasi, E-
learning yang memiliki nama lain Electronic Learning secara terpisah dapat
diartikan bahwa Electronic adalah bersifat elektronik, atau berhubungan dengan
aliran listrik melalui sejumlah semi konduktor, katup dan filter. Sedangkan
Learning dapat diartikan sebagai prosedur memperoleh pengetahuan dalam
kecerdasan buatan. Secara harfiah dapat diartikan bahwa e-learning adalah salah
satu prosedur untuk memperoleh pengetahuan dalam suatu perangkat yang
memiliki kecerdasan buatan yang berbasis elektronik. Dalam hal ini, adanya arus
listrik ataupun sesuatu yang bersifat elektronik mutlak diperlukan terutama
ditunjang dengan adanya teknologi internet yang dapat membantu pengaksesan
untuk memperoleh pengetahuan tersebut dengan lebih baik karena dapat diakses
di mana saja.
Definisi lain yang dikemukakan oleh Jaya Kumar C. Koran (2002) dalam
mendefinisikan e-learning adalah sebagai berikut :
‘E-Learning sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang
menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk
menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. ‘
E-Learning juga didefinisikan Soekartawi, Haryono dan Librero, pada tahun 2002
sebagai berikut :
“ E-Learning is a generic term for all technologically supported learning
using an array of teaching and learning tools as phone bridging, audio
and videotapes, teleconferencing, satellite transmissions, and the more
recognized web-based training or computer aided instruction also
commonly referred to as online courses.”
Dari beberapa definisi yang telah disampaikan sebelumnya, terdapat benang
merah yang dapat diambil tentang definisi dari E-learning :
a) E-Learning merupakan salah satu bentuk teknologi informasi yang
diterapkan di bidang pendidikan.
b) E-Learning merupakan rangkaian pembelajaran, interaksi dan
bimbingan yang ditunjang dengan rangkaian elektronik seperti
LAN,WAN,Internet dan sebagainya.
c) E-Learning memiliki berbagai pengetahuan yang relevan dengan
bidang pendidikan yang berbasis elektronik.
d) E-Learning menunjang kegiatan belajar asynchronous.
e) E-Learning didukung oleh kecanggihan teknologi informasi dalam
proses pembelajaran dan menekankan penggunaan internet dalam
pendidikan sebagai hakekat e-learning.
2.3 Karakteristik E-Learning
Perbedaan pembelajaran konvensional dengan e-learning yaitu pada kelas
‘konvensional’, pengajar dianggap sebagai orang yang serba tahu dan ditugaskan
untuk menyalurkan ilmu pengetahuan kepada pelajarnya. Sedangkan di dalam
pembelajaran ‘e-learning’ fokus utamanya adalah pelajar. Pelajar mandiri pada
waktu tertentu dan bertanggung-jawab untuk pembelajarannya. Suasana
pembelajaran ‘e-learning’ akan ‘memaksa’ pelajar memainkan peranan yang
lebih aktif dalam pembelajarannya. Pelajar membuat perancangan dan mencari
materi dengan usaha, dan inisiatif sendiri.
Khoe Yao Tung (2000) mengatakan bahwa setelah kehadiran pengajar dalam arti
sebenarnya, internet akan menjadi suplemen dan komplemen dalam
menjadikan wakil pengajar yang mewakili sumber belajar yang penting di dunia.
Cisco (2001) menjelaskan filosofis e-learning sebagai berikut:
· Pertama, e-learning merupakan penyampaian informasi, komunikasi,
pendidikan, pelatihan secara on-line.
· Kedua, e-learning menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya
nilai belajar secara konvensional (model belajar konvensional, kajian terhadap
buku teks, CD-ROM, dan pelatihan berbasis komputer) sehingga dapat
menjawab tantangan perkembangan globalisasi.
· Ketiga, e-learning tidak berarti menggantikan model belajar konvensional di
dalam kelas, tetapi memperkuat model belajar tersebut melalui pengayaan
content dan pengembangan teknologi pendidikan.
· Keempat, Kapasitas siswa amat bervariasi tergantung pada bentuk isi
dan cara penyampaiannya.
Sedangkan Karakteristik e-learning, antara lain:
· Pertama, Memanfaatkan jasa teknologi elektronik; di mana pengajar dan
siswa, siswa dan sesama siswa atau pengajar dan sesama pengajar dapat
berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal yang
protokoler.
· Kedua, Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer
networks).
· Ketiga, Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials)
disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh pengajar dan siswa kapan
saja dan di mana saja bila yang bersangkutan memerlukannya.
· Keempat, Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan
belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat
setiap saat di komputer.
Untuk dapat menghasilkan e-learning yang menarik dan diminati, Menurut Onno
W. Purbo terdapat tiga hal yang wajib dipenuhi dalam merancang e-learning,
yaitu : sederhana, personal, dan cepat. Sistem yang sederhana akan
memudahkan peserta didik dalam memanfaatkan teknologi dan menu yang
ada, dengan kemudahan pada panel yang disediakan, akan mengurangi
pengenalan sistem e-learning itu sendiri, sehingga waktu belajar peserta dapat
diefisienkan untuk proses belajar itu sendiri dan bukan pada belajar menggunakan
sistem e-learning-nya. Syarat personal berarti pengajar dapat berinteraksi dengan
baik seperti layaknya seorang pengajar yang berkomunikasi dengan murid di
depan kelas. Dengan pendekatan dan interaksi yang lebih personal, peserta didik
diperhatikan kemajuannya, serta dibantu segala persoalan yang dihadapinya.
Hal ini akan membuat peserta didik betah berlama-lama di depan layar
komputernya. Kemudian layanan ini ditunjang dengan kecepatan, respon yang
cepat terhadap keluhan dan kebutuhan peserta didik lainnya. Dengan demikian
perbaikan pembelajaran dapat dilakukan secepat mungkin oleh pengajar atau
pengelola.
2.4 Teknologi Penunjang serta Komponen Pendukung E-Learning
Dalam prakteknya e-learning memerlukan bantuan teknologi. Karena itu
dikenal istilah: Computer Based Learning (CBL) yaitu pembelajaran yang
sepenuhnya menggunakan komputer; dan Computer Assisted Learning (CAL)
yaitu pembelajaran yang menggunakan alat bantu utama komputer. Teknologi
pembelajaran terus berkembang. Namun pada prinsipnya teknologi tersebut dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu: Technology based Learning dan Technology
based Web-Learning. Technology based Learning ini pada prinsipnya terdiri
dari Audio Information Technologies (radio, audio tape, voice mail telephone) dan
Video Information Technologies (video tape, video text, video messaging).
Sedangkan Technology based Web-Learning pada dasarnya adalah Data
Information Technologies (bulletin board, Internet, e-mail, tele-collaboration).
Dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari, yang sering dijumpai adalah
kombinasi dari teknologi yang dituliskan di atas (audio/data, video/data,
audio/video). Teknologi ini juga sering di pakai pada pendidikan jarak jauh
(distance education), dimaksudkan agar komunikasi antara murid dan pengajar
bisa terjadi dengan keunggulan teknologi e-learning ini.
Adapun beberapa komponen pendukung lainnya yang menunjang penggunaan e-
learning antara lain:
Ø Aplikasi Web
Web merupakan salah satu tekonologi internet yang telah berkembang
sejak lama dan yang paling umum dipakai dalam pelaksanaan pendidikan
dan latihan jarak jauh (e-learning). Secara umum aplikasi di internet
terbagi menjadi 2 jenis, yaitu sebagai berikut:
· Synchronous System
Aplikasi yang berjalan secara waktu nyata dimana seluruh pemakai
bisa berkomunikasi pada waktu yang sama, contohnya: chatting, Video
Conference, dsb.
· Asynchronous System
Aplikasi yang tidak bergantung pada waktu dimana seluruh pemakai
bisa mengakses ke sistem dan melakukan komunikasi antar komponen
yang terkait dalam sistem disesuaikan dengan waktunya masing-
masing, contohnya: BBS, e-mail, dan sebagainya.
Terdapat 5 tingkatan penggunaan web dalam kegiatan persekolahan, yang
memperlihatkan kontinum dari penggunaan berdasarkan kebutuhan
mendasar sampai kepada penggunaan lanjutan (Harmon & Jones, 1999)
yang dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
Tabel 2. Lima Tingkatan Penggunaan Web
Level 1 Informational Web berisikan informasi seperti silabus, jadwal, kontak
informasi, dan lain-lain.
Level 2 SupplementalMenyediakan informasi tentang konten, handout, atau
bahan-bahan pelajaran yang dibuat melalui powerpoint.
Level 3 EssentialSiswa tidak dapat menjadi bagian dari kegiatan kelas yang
produktif apabila tidak mengakses web. Pada tingkatan ini
semua bahan pelajaran disimpan di web dan diakses
melalui internet
Level 4 Communal
Pembelajaran dilaksanakan baik tatap muka maupun on-
line. Bahan pelajaran bisa disimpan di web atau diberikan
dalam bentuk hardcopy.
Level 5 Immersive
Semua materi dan interaksi dilakukan secara on-line.
Level ini harus dipandang sebagai constructivistic virtual
learning community
Ø Sistem Pendukung Pendididikan
Dengan adanya sistem ini proses pengembangan pengetahuan tidak hanya
terjadi di dalam ruangan kelas saja dimana secara terpusat pengajar
memberikan pelajaran secara searah, tetapi dengan bantuan peralatan
komputer dan jaringan, para siswa dapat secara aktif dilibatkan dalam
proses belajar-mengajar. Mereka bisa terus berkomunikasi sesama siswa
kapan dan dimana saja dengan cara akses ke sistem yang tersedia secara
online. Sistem seperti ini tidak saja akan menambah pengetahuan seluruh
siswa, akan tetapi juga akan turut membantu meringankan beban pengajar
dalam proses belajar-mengajar, karena dalam sistem ini beberapa fungsi
pengajar dapat diambil alih dalam suatu program komputer yang dikenal
dengan istilah agent. Disamping itu, hasil dari proses dan hasil dari
belajar-mengajar bisa disimpan datanya di dalam bentuk database, yang
bisa dimanfaatkan untuk mengulang kembali proses belajar-mengajar yang
lalu sebagai rujukan, sehingga bisa dihasilkan sajian materi pelajaran yang
lebih baik lagi.
Selain itu, dalam perancangan sistem pendukung pembelajaran e-learning
secara on-line harus memperhatikan hal-hal berikut :
1. Hasil belajar yang diinginkan (learning outcomes) èinternet lebih
bermanfaat untuk hasil belajar kognitif ketimbang pengembangan
keterampilan psikomotor (psychomotor skill development) atau
perubahan sikap (attitudinal change).
2. Penggunaan konsep interactions dan interactivity èseringkali
dikacaukan antara penggunaan konsep interaksi dengan konsep
interaktif). Interaksi merujuk kepada keterlibatan perilaku dimana
secara langsung saling mempengaruhi; interaktif merujuk kepada
lingkungan belajar dua arah.
3. Lingkungan on-line sebagai komunitas belajar è meskipun tampaknya
sebagai perolehan pengalaman yang terisolasi karena hanya
berhadapan pada komputer, tetapi dapat dirancang untuk membentuk
komunitas belajar.
Ø Collaboration
Collaboration didefinisikan sebagai kerjasama antar peserta dalam rangka
mencapai tujuan bersama. Collaboration tidak hanya sekedar
menempatkan para peserta ke dalam kelompok-kelompok studi, tetapi
diatur pula bagaimana mengkoordinasikan mereka supaya bisa
bekerjasama dalam studi.
Saat ini penelitian di bidang kolaborasi melalui internet dikenal dengan
istilah CSCL (Computer Supported Collaborative Learning), dimana pada
prinsipnya CSCL berusaha untuk mengoptimalkan pengetahuan yang
dimiliki oleh para peserta dalam bentuk kerjasama dalam pemecahan
masalah. Kenyataannya kolaborasi antar peserta cenderung lebih mudah
dibandingkan dengan kolaborasi antara peserta dengan pengajar .
Gambar 1 menunjukkan konsep e-learning dengan metoda CSCL, yang
terdiri dari pemakai dan tool yang digunakan. Pemakai terdiri dari siswa
dan pengajar yang membimbing, dimana siswa itu sendiri terbagi menjadi
siswa dan siswa lain yang bertindak sebagai collaborator selama proses
belajar. Para peserta saling berkolaborasi dengan tool yang tersedia
melalui jaringan intranet atau internet, dimana pengajar mengarahkan
jalannya kolaborasi supaya mencapai tujuan yang diinginkan.
Gambar 1. Collaboration
Ada 5 hal essensial yang harus diperhatikan dalam menjalankan kolaborasi
lewat internet, yaitu sebagai berikut:
(a) clear, positive interdependece among students
(b) regular group self-evaluation
(c) interpersonal behaviors that promote each member’s
learning and success
(d) individual accountability and personal responsibility
(e) frequent use of appropriate interpersonal and small group
social skills
Ø Konfigurasi Sistem
Gambar 1 menunjukkan struktur global dari sistem pendukung untuk e-
learning. Pemakai sistem dalam hal ini siswa dan pengajar dapat
mengakses ke sistem dengan menggunakan piranti lunak browser.
Seperti pada gambar 1, Implementasi client/server untuk sistem penunjang
pendidikan berbasis kolaborasi di internet, pada dasarnya harus memiliki
bagian-bagian sebagai berikut:
· Collaboration, untuk melakukan kerjasama antar siswa dalam
pemecahan masalah yang berkaitan dengan materi pelajaran.
Kolaborasi ini bisa diwujudkan dalam bentuk diskusi atau tanya-jawab
dengan memanfaatkan fasilitas internet yang umum dipakai misalnya:
e-mail, BBS, chatting, dikembangkan sesuai dengan kebutuhan aplikasi
yang akan dibuat.
· Database, untuk menyimpan materi pelajaran dan record-record yang
berkaitan dengan proses belajar-mengajar khususnya proses
kolaborasi.
· Web Server, merupakan bagian mengatur akses ke sistem dan
mengatur tampilan yang diperlukan dalam proses pendidikan.
Termasuk pula pengaturan keamanan sistem.
Pengembang aplikasi seperti ini bisa dilakukan dengan menggunakan
software sebagai berikut:
Tabel 3. Software Pendukung Pengembangan Aplikasi E-Learning
Platform OS Linux
Web Server Apache+Tomcat
Programming Java
Script Java Server Page
Database MySQL / Postgress
Frame Work Struts
Development Tool Eclipse
Keuntungan menggunakan software diatas yaitu seluruhnya merupakan
Open Source yang bisa didownload secara gratis dari web site masing-
masing, sehingga dalam implementasinya bisa ditekan biaya serendah
mungkin, tanpa mengurangi realibilitas sistem itu sendiri. Keuntungan
lainnya yaitu untuk akses ke sistem seperti ini tidak tergantung pada suatu
platform operating sistem.
Ø Pengembangan Model
Pendapat Haughey (1998) tentang pengembangan e-learning. Menurutnya
ada tiga kemungkinan dalam pengembangan sistem pembelajaran berbasis
internet, yaitu web course, web centric course, dan web enhanced course.
Web course adalah penggunaan internet untuk keperluan pendidikan, yang
mana peserta didik dan pengajar sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukan
adanya tatap muka. Kegiatan pembelajaran sepenuhnya disampaikan
melalui internet. Dengan kata lain model ini menggunakan sistem jarak
jauh.
Web centric course adalah penggunaan internet yang memadukan
antara belajar jarak jauh dan tatap muka (konvensional). Sebagian
materi disampaikan melalui internet, dan sebagian lagi melalui tatap
muka. Fungsinya saling melengkapi.
Web enhanced course adalah pemanfaatan internet untuk menunjang
peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas. Fungsi
internet adalah untuk memberikan pengayaan dan komunikasi antara
peserta didik dengan pengajar, sesama peserta didik, anggota kelompok,
atau peserta didik dengan nara sumber lain.
Secara keseluruhan, terdapat 3 fungsi E-learning yang dapat membantu
kegiatan pembelajaran di dalam kelas, yaitu :
1. Sebagai suplemen (tambahan)
Peserta didik mempunyai kebebasan memilih apakah akan
memanfaatkan learning atau tidak. Tidak ada keharusan bagi siswa
untuk mengakses materi yang ditampilkan dalam e-learning.
2. Sebagai komplemen (pelengkap)
Materi e-learning diprogramkan untuk melengkapi materi
pembelajaran yang diterima siswa di dalam kelas. Fungsi ini lebih
ditekankan untuk siswa yang cepat menangkap materi pelajaran yang
disampaikan di kelas. fungsi e-learning ini bisa dikatakan sebagai
sebuah program pengayaan untuk siswa.
3. Sebagai substitusi (pengganti)
Materi e-learning sepenuhnya digunakan sebagai pengganti materi di
dalam kelas. Siswa diperkenankan tidak mengikuti pelajaran di kelas
tetapi wajib membuka materi yang disampaikan lewat e-learning.
BAB III
METODE PENULISAN
3.1 Fokus Penulisan
Penulisan karya tulis ilmiah ini difokuskan pada prospek pengembangan e-
learning sebagai sarana monitoring serta motivator terhadap minat belajar siswa.
Dalam tulisan ini, hal yang ingin dipaparkan adalah sejauh mana pemanfaataan e-
learning serta prospek pengembangan e-learning dalam membantu proses
pembelajaran.
3.2 Sumber Data
Sumber data penulisan karya tulis ilmiah ini adalah literatur-literatur berupa data-
data tentang penggunaan e-learning dalam pembelajaran, menelaah pengertian e-
learning serta komponen-komponen yang menunjang penggunaan e-learning dari
beberapa sumber acuan, penelusuran situs internet, dan dokumen lain yang
relevan dengan objek penulisan.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan. Penulis
mempergunakan metode kualitatif dan kepustakaan. Adapun metode kualitatif
adalah metode yang memadukan analisis data-data dengan analisis kualitatif.
Kemudian metode kepustakaan dengan menggunakan referensi dari beberapa
acuan pustaka.
3.4 Analisis Data
Data yang diperoleh dari berbagai sumber tersebut dikumpulkan dan
diklasifikasikan berdasarkan fokus penulisan sehingga mampu menjelaskan dan
menjawab permasalahan serta dapat diperoleh kesimpulan dari data tersebut.
BAB IV
PEMBAHASAN DAN PENYAJIAN HASIL ANALISIS
4.1 Pandangan Para Pengajar atau Pendidik, Para Siswa, serta
Penyelenggara (Institusi) terhadap Pengembangan E-Learning sebagai
Sarana Monitoring serta Motivator terhadap Minat Belajar Siswa
Dasar dari pengembangan e-learning dalam penerapan sistem informasi di bidang
pendidikan adalah didasari oleh adanya e-education. Adapun e-education itu
sendiri dapat didefinisikan sebagai sistem pendidikan berbasis media elektronik
internet. Selain itu, Pola e-education berkembang sejalan dengan perkembangan
teknologi yang ada. Perkembangan tersebut memungkinkan akses melalui
berbagai terminal yang mobilitasnya tinggi sehingga disebut dengan m-education
(mobile-education). Keinginan agar e-education mampu berinteraksi dengan
pengaksesnya, maka tercipta sistem e-education yang interaktif, disebut i-
education (interactive-education).
Gambar 2. Ruang Lingkup E-Education
Dapat dilihat berdasarkan gambar 2 yang melingkupi e-education bahwa cakupan
dari e-education yang mendasari penerapan e-learning memiliki cakupan yang
luas dan dari tiap-tiap komponen pendukung tersebut nantinya dapat digunakan
untuk menunjang pelaksanaan e-learning yang digunakan dalam membantu
Lingkungan e-education
SI e-education
E-library
Konsultasi elektronik
E-book
E-news
Video conference
Web page
News group
ChattingE-laboratory
Rencana belajar
proses pembelajaran. Selain itu, terdapat komunitas dari e-education yang dapat
pula diterapkan untuk menunjang kredibilitas dari pelaksanaan e-learning
tersebut. Adapun dalam komunitas tersebut terdapat komunitas baik eksternal
yang tidak terlibat secara langsung di dalam sistem maupun internal yang terlibat
secara langsung di dalam sistem. Komunitas eksternal meliputi LSMI Pemerhati
Pendidikan, Pemerintah, Forum Lembaga Pendidikan, Pemakai Lulusan, Agen
Pendidikan, Orang Tua Siswa dan pihak-pihak lainnya serta yang tercantum pada
gambar tersebut. Komunitas Internal meliputi pengajar , siswa, dan penyelenggara
(institusi).
Adapun dalam hal ini, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa terdapat 3
dimensi yang menjadi fokus utama dalam penerapan e-learning ini yaitu para
pengajar atau pendidik, para siswa, dan penyelenggara (institusi). Dalam
melakukan monitoring serta memberikan motivasi terhadap peningkatan minat
belajar siswa diperlukan peran aktif dari seorang pengajar agar nantinya dapat
membangkitkan keinginan dari para siswa untuk semakin memperdalam ilmu
pengetahuan yang dimilikinya dan dapat berperan aktif dalam membentuk iklim
akademis yang mampu membentuk siswa dapat memiliki kemampuan berpikir
yang rasional dan kritis.
Ada tiga kompetensi dasar yang harus dimiliki seorang pengajar untuk
menyelenggarakan model pembelajaran e-learning. Pertama, kemampuan untuk
membuat desain instruksional (instructional design) sesuai dengan kaedah-kaedah
paedagogis yang dituangkan dalam rencana pembelelajaran. Kedua, penguasaan
TIK dalam pembelajaran yakni pemanfaatan internet sebagai sumber
pembelajaran dalam rangka mendapatkan materi ajar yang up to date dan
berkualitas dan yang ketiga adalah penguasaan materi pembelajaran (subject
matter) sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki.
Langkah-langkah kongkrit yang harus dilalui oleh pengajar dalam pengembangan
bahan pembelajaran adalah mengidentifikasi bahan pelajaran yang akan disajikan
setiap pertemuan, menyusun kerangka materi pembelajaran yang sesuai dengan
tujuan instruksional dan pencapainnya sesuai dengan indikator-indikator yang
telah ditetapkan. Bahan tersebut selanjutnya dibuat tampilan yang menarik
mungkin dalam bentuk power point dengan didukung oleh gambar, video dan
bahan animasi lainnya agar siswa lebih tertarik dengan materi yang akan dipelajari
serta diberikan latihan-latihan sesuai dengan kaedah-kaedah evaluasi
pembelajaran sekaligus sebagai bahan evaluasi kemajuan siswa. Bahan pengayaan
(additional matter) hendaknya diberikan melalui link ke situs-situs sumber belajar
yang ada di internet agar siswa mudah mendapatkannya. Setelah bahan tersebut
selesai maka secara teknis pengajar tinggal meng-upload ke situs e-learning yang
telah dibuat.
Dalam penetapan kualitas pembelejaran dengan menggunakan model e-learning
telah dikembangkan oleh lembaga Qualitative Standards Scholarship Assessed:
An Evaluation of the Professoriate yang dikembangkan oleh Glassick, Huber and
Maeroff, (2005), dengan indikator-indikator instrumen yang telah dikembangkan
meliputi: kejelasan tujuan pembelajaran, persiapan bahan pembelajaran yang
cukup, penyiapan metoda belajar yang sesuai, menghasilkan hasil pembelajaran
yang signifikan positif, efektifitas dalam mempresentasikan bahan pelajaran serta
umpan balik yang kritis dari peserta didik.
Berdasarkan beberapa kompetensi terhadap para pengajar yang telah dipaparkan
sebelumnya, para pengajar yang berperan aktif dalam pengaplikasian e-learning
ini dapat mengoptimalkan penggunaan e-learning ini sebagai sarana untuk
memonitoring kemampuan siswa yang dapat dilihat dari minat belajar siswa
berdasarkan dari interaksi antara siswa tersebut terutama dalam melakukan
pengukuran terhadap kemajuan belajar siswa tersebut, pembagian durasi waktu
belajar, serta efisiensi dari penggunaan internet oleh para siswa.
Selain mempersiapkan para pengajar yang handal dan mampu menerima
pengaplikasian e-learning ini, sasaran utama yang hendak dicapai dalam metode
pembelajaran secara e-learning ini adalah para siswa. Dalam hal ini, para siswa
dituntut untuk berperan aktif dalam melakukan proses pembelajaran.
Bila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang
dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di Internet secara lebih mudah. Baik
pengajar maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui Internet yang dapat
diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu
pengetahuan dan wawasan yang lebih luas. Berubahnya peran siswa dari yang
biasanya pasif menjadi aktif. Relatif lebih efisien. Misalnya bagi mereka yang
tinggal jauh dari perpengajaran tinggi atau sekolah konvensional, bagi mereka
yang sibuk bekerja, bagi mereka yang bertugas di kapal, di luar negeri, dan
sebagainya.
Pada tahap awal penggunaan internet, sebagai bagian dari TIK, maka proses
komunikasi berjalan dengan menggunakan tulisan dalam bentuk penggunaan
email, newsgroup, dan halaman-halaman web. Diskusi kelompok dan umpan balik
dapat dilakukan tanpa harus terkendala oleh jarak dan waktu. Model ini seringkali
dikenal sebagai suatu cara pembelajaran jarak jauh dalam moda tak sinkron
(asynchronous distance learning). Dalam model ini maka perangkat-perangkat
system yang dikenal dengan istilah LMS (Learning Management System), CMS
(Course Management System) dan istilah yang lain dikembangkan untuk dapat
melayani manajemen pembelajaran. Pada portal LMS ini pengajar dapat
memberikan materi perkuliahan, materi ujian dan yang lain. Dalam LMS peserta
ajar yang terdaftar dapat secara aktif menggunakan materi yang disediakan.
Peserta ajar juga dimungkinkan untuk memasukkan tugas-tugas ataupun hasil
pekerjaan ke dalam sistem. Diskusi antar peserta ajar dan pengajar juga dapat
dijembatani.
Selain peran aktif dari kedua pihak tersebut, peran dari institusi juga sangat
signifikan terutama dalam hal pengelolaan sumber daya e-learning tersebut.
Dalam hal ini, terlaksananya proses pembelajaran dengan e-learning ini perlu
mendapat tanggapan yang positif dari pihak institusi serta perhatian yang terfokus
agar dalam penyajian pembelajaran dengan e-learning ini dapat bekerja secara
maksimal dan dapat dilakukan pengelolaan terhadap inventaris-inventaris data
serta objek-objek pembelajaran lainnya dalam pemanfaatan e-learning ini agar
nantinya dapat memberikan daya guna yang maksimal dalam proses
pembelajaran.
4.2 Faktor-Faktor yang Menunjang Pengembangan E-Learning
Adapun faktor-faktor yang menunjang pengembangan e-learning antara lain:
- Tenaga pengajar yang berkompetensi sesuai dengan pembelajaran e-learning
dan dapat memotivasi siswa untuk lebih meningkatkan minat belajar mereka
dan dapat menjadi indikator kemampuan siswa yang dilihat dari keaktifannya.
- Tenaga pengajar yang harus difasilitasi dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang familiar sehingga dapat membantu siswa dalam
pengimplementasian metode pembelajaran dengan e-learning.
- Kemampuan dan motivasi siswa untuk memahami dan mampu
mengimplementasikan metode pengajaran berbasis e-learning agar proses
pembelajaran dapat dioptimalkan dan peran e-learning dapat semakin
meningkat sebagai pendukung atau dapat menjadi suplemen tambahan
terhadap ilmu yang diperoleh dari cara belajar yang konvensional.
- Keinginan siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran dengan
metode e-learning terutama dalam hal penerimaan ilmu pengetahuan yang
relevan terhadap ilmu yang dipelajari.
- Mekanisme penyampaian ilmu pengetahuan dalam e-learning harus
mengakomodasi berbagai gaya belajar yang dimiliki individu.
- Komitmen yang tinggi dari institusi terhadap penggunaan e-learning
sertaproses analisis terhadap beberapa investasi yang krusial dalam
pelaksanaan e-learning.
Gambar 3. Pelatihan tentang Penerapan E-Learning terhadap Para Pengajar
dalam bentuk Workshop
4.3 Cara untuk Meningkatkan Pengembangan E-Learning sebagai Sarana
Monitoring serta Motivator terhadap Minat Belajar Siswa
Adapun beberapa cara yang dapat diterapkan untuk meningkatkan pengembangan
e-learning sebagai sarana monitoring terhadap minat belajar siswa antara lain :
- Meningkatkan akses terhadap teknologi digital dan internet dalam kelas,
sekolah, dan lembaga pendidikan.
- Menyediakan materi-materi yang berkualitas, bermakna, dan dapat
menjadi dukungan kultural bagi siswa dan pengajar
- Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam menggunakan alat-alat
dan sumber-sumber digital untuk membantu siswa agar mencapai standar
akademik.
- Melakukan sosialisasi terhadap metode e-learning dalam menunjang
proses pembelajaran yang dilakukan secara konvensional.
- Memperbaharui metode penyampaian materi agar lebih menarik dan
semakin meningkatkan interaksi antar pengajar dengan siswa maupun
siswa dengan siswa lainnya dengan menggunakan e-learning sehingga
memungkinkan pembagian informasi yang lebih optimal.
4.4 Prospek Pengembangan E-Learning dalam Hal Monitoring serta
Peningkatan Motivasi terhadap Minat Belajar Siswa
Prospek pengembangan e-learning ini adalah agar dapat meningkatkan mutu
pendidikan terutama di Indonesia dan meningkatkan peranan dari semua pihak
dalam hal pengimplementasian dari e-learning tersebut sehingga semua pihak
dapat berperan aktif dan dapat menunjang keberhasilan pendidikan di masa yang
akan datang. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, e-learning
menjadi sebuah tolak ukur yang baik yang digunakan sebagai sarana pendukung
pembelajaran baru yang cukup bermanfaat.
Seiring perkembangan waktu, perkembangan konsep manajemen pendidikan juga
semakin mengalami peningkatan. Hal ini didesain untuk meningkatkan
kemampuan sekolah dan masyarakat dalam mengelola perubahan pendidikan
kaitannya dengan tujuan keseluruhan, kebijakan, startegi, perencanaan, inisiatif
kurikulum yang telah ditentukan oleh pemerintah dan otoritas pendidikan.
Pendidikan ini menuntut adanya perubahan sikap dan tingkah laku seluruh
komponen sekolah, kepala sekolah, pengajar, siswa dan tenaga staf/administrasi
termasuk orang tua dan masyarakat dalam memandang, memahami, membantu
sekaligus sebagai pemantau yang melaksanakan monitoring dan evaluasi dalam
pengelolaan sekolah yang bersangkutan dengan didukung oleh pengelolaan sistem
informasi yang maju. Akhir dari semua itu ditujukan kepada keberhasilan sekolah
untuk menyiapkan pendidikan yang berkualitas dan bermutu bagi dunia
pendidikan serta berkualitas dan bermutu bagi masyarakat.
Prospek dari pengembangan e-learning ini tidak luput pula ditinjau dari beberapa
manfaat yang diberikan terhadap sistem pembelajaran seperti :
- Fleksibilitas
E-learning memberikan fleksibilitas dalam memilih waktu dan tempat untuk
mengakses pelajaran.
- Independent Learning
E-Learning memberikan kesempatan bagi pelajar untuk memegang kendali
atas kesuksesan belajar masing-masing.
- Biaya
Banyak biaya yang bisa dihemat dari cara pembelajaran dengan e-learning.
Biaya di sini tidak hanya dari segi finansial tetapi juga dari segi non-
finansial.
Berikut ini salah satu contoh dari penerapan e-learning di salah satu institusi yang
menjaga akses dari pihak-pihak yang terkait didalam portal tersebut dengan
membatasi akses tersebut dengan user id dan password yang dapat diakses di
http://e-learning.untan.net
.
Gambar 4. Contoh E-Learning dengan Akses Khusus
Gambar 5. Contoh lain dari penerapan e-learning di suatu institusi yang
dapat diakses oleh khalayak ramai
4.5 Pemecahan Masalah
Dalam setiap penerapan setiap sistem tidak pernah luput dari beberapa masalah
yang kerap menyertainya. Begitu pula dalam penerapan sistem pembelajaran e-
learning ini. Dalam beberapa implementasinya, penerapan e-learning memiliki
beberapa kelebihan dan kekurangan yang terjadi. Hal teresbut memang
merupakan suatu dampak yang ditimbulkan dari pengaplikasian suatu metode dan
dari dampak tersebut dilakukanlah analisis secara singkat mengenai perbaikan-
perbaikan yang dapat dilakukan ke depannya agar sistem ini dapat berjalan
dengan lebih baik.
Petunjuk tentang manfaat penggunaan internet, khususnya dalam pendidikan
terbuka dan jarak jauh antara lain:
· Pertama, tersedianya fasilitas e-moderating di mana pengajar dan siswa dapat
berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara regular atau
kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh
jarak, tempat dan waktu.
· Kedua, pengajar dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk
belajar yang terstruktur dan terjadual melalui internet, sehingga keduanya bisa
saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari.
· Ketiga, siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan di mana
saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer.
· Keempat, bila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan
dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet
secara lebih mudah.
· Kelima, baik pengajar maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui
internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga
menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.
· Keenam, berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif.
Ketujuh, relatif lebih efisien. Misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari
perpengajaran tinggi atau sekolah konvensional.
Walaupun demikian pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau e-learning
juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan. Berbagai kekurangan tersebut antara
lain :
· Pertama, kurangnya interaksi antara pengajar dan siswa atau bahkan antar
siswa itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya
values dalam proses belajar dan mengajar.
· Kedua, kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial
dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis atau komersial.
· Ketiga, proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada
pendidikan.
· Keempat, berubahnya peran pengajar dari yang semula menguasai teknik
pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik
pembelajaran yang menggunakan ICT.
· Kelima, siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung
gagal.
· Keenam, tidak semua tempat tersedia fasilitas internet.
· Ketujuh, kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki ketrampilan
internet.
· Kedelapan, kurangnya penguasaan bahasa komputer.
Permasalahan-permasalahan yang merupakan kekurangan dari e-learning ini
sebenarnya dapat diantisipasi dengan melakukan sebuah penganalisisan yang tepat
sebelum melakukan penerapan e-learning dalam sebuah institusi. Dengan melihat
kendala yang mungkin terjadi dalam implementasi sistem e-learning tersebut,
maka dapat dilakukan tindakan preventif yang dapat mengurangi kekurangan-
kekurangan yang mungkin terjadi dalam penerapan e-learning tersebut.
Oleh karena itu, sebelum melakukan implementasi terhadap suatu sistem
hendaklah terlebih dahulu dilakukan analisis terhadap sistem tersebut dengan
melihat dampak dari implementasi sistem tersebut ke depannya. Hal ini juga
dapat digunakan untuk mengurangi tingkat error ataupun kekurangan yang harus
diperbaiki terhadap suatu sistem contohnya sistem e-learning.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil karya tulis ilmiah ini aadalah sebagai
berikut :
- Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah merambah semua sektor
kehidupan termasuk pendidikan salah satunya dengan metode e-learning.
- E-Learning dapat diartikan sebagai usaha untuk membuat sebuah transformasi
proses belajar mengajar yang ada di sekolah ke dalam bentuk digital yang
dijembatani oleh teknologi internet.
- Dalam prakteknya e-learning memerlukan bantuan teknologi. Sperti
Computer Based Learning (CBL) dan Computer Assisted Learning (CAL).
Selain itu dibantu dengan adanya kompinen pendukung seperti aplikasi web,
sistem pendukung pendidikan, collaboration, konfigurasi sistem, serta
pengembangan model.
- Terdapat tiga fungsi e-learning dalam mendukung kegiatan pembelajaran di
kelas yaitu sebagai suplemen (tambahan), komplemen (pelengkap) dan
substitusi (pengganti).
- Para pengajar yang telah memiliki kompetensi dan memahami penerapan e-
learning berperan aktif dalam pengaplikasian e-learning dengan
mengoptimalkan penggunaan e-learning ini sebagai sarana untuk
memonitoring kemampuan siswa yang dapat dilihat dari minat belajar siswa
berdasarkan dari interaksi antara siswa tersebut terutama dalam melakukan
pengukuran terhadap kemajuan belajar siswa tersebut, pembagian durasi
waktu belajar, serta efisiensi dari penggunaan internet oleh para siswa.
- Selain itu, kemampuan dan motivasi serta keinginan siswa untuk memahami
dan mampu mengimplementasikan metode pengajaran berbasis e-learning
juga harus semakin ditingkatkan.
- Pelaksanaan proses pembelajaran dengan e-learning ini perlu mendapat
tanggapan yang positif dari pihak institusi serta perhatian yang terfokus.
- Melakukan analisis terlebih dahulu terhadap sistem yang akan diterapakan
dengan melihat dampak dari implementasi sistem tersebut ke depannya. Hal
ini juga dapat digunakan untuk mengurangi tingkat error ataupun kekurangan
yang harus diperbaiki terhadap suatu sistem contohnya sistem e-learning.
5.2 Rekomendasi
Beberapa rekomendasi yang penulis berikan dalam karya tulis ini adalah :
- Kepada pihak istitusi seperti sekolah agar terus berupaya dengan maksimal -
sesuai kemampuannya- untuk melengkapi kebutuhan peralatan untuk
pembelajaran TIK.
- Tenaga pengajar dan tenaga pendidik harus lebih meningkatkan sikap positif
terhadap keberadaan teknologi internet dengan cara belajar dan mencoba
menggunakan teknologi ini untuk kemajuan pendidikan.
- Instansi terkait dan yang mempunyai kewenangan dalam bidang pendidikan
untuk lebih sering menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan tentang
teknologi internet bagi tenaga pengajar dan tenaga kependidikan.
- Memulai pengaplikasian dari e-learning sesuai dengan tiga fungsi e-learning
yaitu sebagai suplemen, komplemen, dan substitusi.
- Mengembangkan inovasi-inovasi baru serta revisi-revisi terhadap beberapa
penerapan e-learning agar menjadi lebih baik dan dapat bekerja secara optimal
dalam peningkatan mutu pendidikan terutama di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Sahid. 2006. Teknologi Informasi dan Komunikasi SMA Kelas XII. Jakarta :
-------Yudhistira
Sudarmo, Padji M. 2006. Kamus Istilah Komputer, Teknologi Informasi &
--------Komunikasi. Bandung : Yrama Widya.
INTERNET
Anwar, Saiful. 2009. Pengantar Pelatihan E-Learning,(online),
(http://kotarajabungas.blogspot.com/2009/01/pengantar-pelatihan-e-
learning.html/ , Diakses 17 Maret 2009).
NN. TT. Workshop E-Learning,(online),(www.ilmuku.com/workshop.htm.
,Diakses Tanggal 17 Maret 2009).
Setiawan, Dwi. 2008. Penerapan E-Learning dalam pendidikan diSMP,(online), ( http://www.mgmptik -bpp.org/, Diakses 17 Maret2009).
Suherdiansyah, Fajar. 2008. PENDIDIKAN BERBASIS TIK UNTUK
MENDUKUNG PELAKSANAAN E-LEARNING DALAM
PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN, (online), Sumber dari
Blog Fajar Suherdiansyah. Diakses Tanggal 19 April 2009).
Suryanto, Edi. 2008. E-Learning Bagi Pendidikan, (online), ( http://www.smkn3
jayapura.org/index.php. ,Diakses 17 Maret 2009).
Sutrisno. 2007. E-learning di Sekolah dan KTSP,(online),(http:// www.pendidikannetwork.com/. Diakses Tanggal 19 April 2009).
Team E-Learning Jogja. TT. E-Learning Jogja,(online), ( http://www.elearning-
jogja.org/login/index.php. Diakses 19 April 2009).
Team Teknologi Pendidikan. 2008. E-Learning :: E-Pembelajaran, (online),(http://www.teknologipendidikan.com/. Diakses Tanggal 19 April 2009).
PDF & PPT
Budiman, Michael, dkk. TT. Performance Factors of a Full Distance Learning.
Setiawan, Wawan. 2007. E-Learning sebagai Pendukung Dunia Pendidikan.
Batang.
Suyanto, Asep Herman. 2005. Mengenal E-Learning.
NN. TT. Sistem Informasi untuk Pendidikan. (PPT)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Narti Prihartini
Tempat, Tanggal Lahir : Pontianak, 12 Oktober 1989
Alamat Studi : Jalan Ahmad Yani Komp. UNTAN Fakultas
Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak 78124
Alamat Rumah : Jalan Prof. M. Yamin Gg. Sinar Usaha Dalam
No.20, Pontianak, 78121
Pendidikan : SD MINT Bawamai Pontianak
SMP Negeri 3 Pontianak
SMA Negeri 1 Pontianak
Perguruan Tinggi : Program Studi Teknik
Informatika, Fakultas Teknik,
Universitas Tanjungpura,
Pontianak.
Pengalaman Organisasi :
- Anggota Pramuka dalam ekskul Pramuka di SMP Negeri 3 Pontianak tahun
2001-2002.
- PJ Fotografer dalam Ekskul AKSIS SMA Negeri 1 Pontianak tahun 2004-
2005.
- PJ English Club dalam Bidang Asistensi Akademis LSMI Al-Istiqomah,
Fakultas Teknik, UNTAN tahun 2008-2009.
- Anggota Bidang Kajian dan Strategis (KASTRAT) dalam Dewan Amanat
Mahasiswa (DEMA), Fakultas Teknik, UNTAN tahun 2008-2009.
- PJ Seminar dalam bidang Asistensi Akademis LSMI Al-Istiqomah, Fakultas
Teknik, UNTAN tahun 2009-2010
- Anggota Departemen Pendidikan dalam BEM Fakultas Teknik, UNTAN
periode 2009-2010.
- Anggota divisi informasi Himpunan Mahasiswa Elektro (HME),UNTAN
periode 2009-2010.