$'k~u l!l?~j>:-z- -...
TRANSCRIPT
Laporan Penelitian
Pengaruh Jenis Aktuator terhadap Respon Sistem Pengatur Governor-Servohidraulik.
pada Turbin . . Air y . , 8 , - 5 . r : ? - ..: -,.-., ,-c: % . - - - ~ r - ~ . u 7 . r 7 ? c + q ? ~
, . . . , 3; , <. L,! .: , . : ,! I. :.!!.,<,,<?.f7
.- :. . . C . 7 . , . . . . . I . 5 . .
, . . . $'k~u /-tT P P : , ~ < N ( , ~ P L . ~ . I J.tfi\$ 1. . -----,-. , , ~ - E ~ I N D A - P . FP' Pi/! . L!L?~J>:-Z-
:! 19 h,;\,i~r . . ... ... . ;I . -----.?a.
: - 1 .. A p t - ~ E ~ I ~ ~ L I I ~ A ~ I . . .- ___. - -- .qr . .!- J - i J * k j . j , ~ . , / ~ ~ ~ - ( k , / 2 ~ 5 . . . . , .. _. ...--.-
O]eh:1,3 - 5 '
.,. ,." .,,>. .L _,,/ . , -,.. ~.-(.. . .. . - - . . - - .--,.- :.. - --.-.----. .; . . . . . 1. I. . . i i /
\ I , :. . 7 ' ;: , +\ 2.; ;,-!;., * Waskito :.'!ic:2 :',, .:A 2. .=. ,.- -- . : / - d - .,. .. ; ! : ; ,.. .:. ,. . . ,
.., - . . . . , .." :? .; .>
..,; ;... . > > ''. ..- ..:(
, .I,..:. .;. .,----' !j-
B \ 'Dr<,~~~&~pfl:, n.?. ::;! 'L'\ ---.--, 7 -- ~ .. _ .. . . -
. -. . z- -- -...- rgjp:". ja; 5sa&,. 5 . ,..";',&. * -
Penelitian ini dibiayai oleh: Dana DIWDIKS U!liversitas Negeri Padang Tahun Anggaran 1999
Surat Perjanjian Pelaksanaau Penelitinn Nolllor : 2751/K12/KU/Rutill/l999 Tanzgal 9 Agiistus 1999
JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG TAHUN 2005
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Turbin air adalah suatu sistem peralatan yang mengubah energi potensial air
menjadi energi rnekanik putaran. Dari energi mekanik putaran yang dihasilkan itu
dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Salah , satu kegunaan yang paling
banyak diterapkan adalah ineinbangkitkan energi listrik, yaitu dengan cara
menghubungkan poros turbin ke generator listrik. Pada akhirnya energi listrik itu
dimanfaatkan untuk keperluan manusia seperti penerangan, alat-alat elektronik, ..
perindustrian, dan sebag$nya.
Sistem pembangkit energi listrik menggunakan turbiil air-generator sangat
efektif diterapkan di daerah yang belum mendapat pelayanan listrik PLN, tetapi
mempunyai sumber air yang cukup potensial untuk dikonversikan energinya.
Daerah-daerah seperti itu cukup banyak d i Sumatera Barat terutama daerah yang
topografinya terdapat dataran tinggi dan rendah. Dengan demikian peluang
kontribusi turbin air-generator sebagai penghasil energi listrik untuk rnembantu
inasyarakat Sumatera Barat sangat besar. .
- -
Uliuran dan jenis turbin air dapat diatur sedenlikian rupa sesuai dengall
karakteristik potensial air yang ada. Penenlpatan suatu jenis turbin yang tidak
sesuai dengan karakteristik potensial sumber air nlengakibatkan sistem menjadi
tidak efisien.
B. Identifikasi Masalah
Sejauh ini alat-alat Listrik seperti lampu, alat-alat rumah-tangga, dan alat-alat
lainnya j.ang menggunak-an energi listrik, akan beroperasi normal apabila voltase
listrik yang dikonsumsinya relatif konstan. Padahal sistem pembangkit listrik
turbin air-generator sangat sensitif terhadap penlakaian daya ole11 konsumen.
Pemakaian daya yang tidak konstan mengakibatkan perubahan beban pada
generator sehingga mengganggu putaran turbin ~ralaupun debit air yang jatuh
pada turbin konstan. Akibatnya voltase yang didasilkan generator akan berkurang
atau bertambah. Hal seperti ini akan mengganggu peralatan yang memanfaatkan
listrik.
C . Perurnusan M'asalah .-
Untuk keamanan dan kenyamanan penlakai listrik, sebailulya voltase harus
konstan. Kondisi seperti ini hanya dapat tercapai bila pada turbin air dipasang
pengendali yang dapat mengatur putaran selingga voltase yang keluar dari turbin
konstan. Pada penelitian yang sudah dilakukan (Dadang, 1999) respons antara
kelebihan putaran dengan kekurangan putasan berbeda. Padahal untuk
keseimbangan pembebanan mekanik terhadap komponen-ltomponen pengendali
sebaiknya respons antara dua kondisi itu adalah sama.
Penelitian ini n~encgba nlenggunakan pengendali governor-servohidraulik
~ m t u k mengatur putaran poros turbin agar tetap konstan pada putaran yang
ditentukan. Jellis aktuator yang aka11 digunakan adalah jellis aktuator kerja dua
arah diameter seragam. De~lgan penlakaian aktuator jenis ini aka11 dilihat
bagaimana respons pengendali ketika kelebihan d a d atau kekurangan putaran.
D. Asumsi-Asumsi
Dalanl ~nelakukan peilelitian ini dan analisis akan banyak berhubungan
dengan sistem mekanik dan hidraulik. Ole11 karena itu agar analisis dapat -
dilakukan diperlukan asthsi-asumsi sebagai berikut:
3 Ballan baja dianggap homogen sehingga jilta ada dua kon~ponen yang bahan
dan ukurannya sarna, maka beratnya akan sama pula. Jika komponen ini
dipasang sebagai komponen yang sepasang dan penlasangan konsentris,
maka geometrisnya simetris. ifa at fisik dan rnekanik ballan yang sudah
umum dan disediakan oleh produsen diterima sebagai nilai yang benar.
3 Pada sistem mekanik, benda tidak mengalami deformasi.
3 Pada sistem hidraulik, medium oli adalah zat yang tak lnampu mampat .. -
(incon~ressible)
BAB I1
THNJAUAN PUSTAKA
A. Sistem Kontrol Lup Tel-tutup (Closet1 Loop Colzti-01 Systeltz)
Sistem kontrol lup tertutup adalah sistenl kontrol yang keluarannya
mempunyai pengaruh langsung pada aksi pengontrolan (Ogata, 1993). Pada
sistem lup tertutup sistem menggunakan umpan balik untuk n~elnperkecil
kesalahan sistem. ~ e c a r a sederhana sistem kontrol lup tertutup digambarkan
dengan blok diagram seperti pada gambar 2.1
1 Gangguan
Masukan -I- ' I I K ~ l i i a r a ~ L L " A L A L A A u.
7 I Plant atau I Pengarur 1 Proses 4 r
Gambar 2.1 Sistem Kontrol Lup Tertutup
Alat Ukur
Dari gambar 2.1 dapat dinyatakan bahwa, sistem kontrol lup tertutup adalah
sistenl yang bekerja secara otomatis. Alat ukur selalu membaca llasil keluaran.
4
Apabila keluaran belum sesyai dengan ynng diingillkan, alat ultur memberi sinyal
kepada pengatur, dan pengatus memberikan aksi terhadap illasukan lalu diproses lagi,
dan seterusnya sampai keluaran memenuhi kriteria yang diingi~dcan.
Pada kenyataannya, kerumitan sistem kontrol lup tetutup tergantung dari sistem
yang akan dikontrol. Semaltin rurllit sistem yang aIt:~n dilcontrol, nlalta alat ukur dan
pengatur yang digunakan akan senlakin I-uinit pula, begitu pula sebaliknya.
Berdasarkan cara kerjanya alat ukur dan pengatur dapat dikelompokkan atas dua
kelompok, : 1) sisteill mekanik; dan 2) siste~n elektrik. Sistem lnekanik umumnya -
menggunakan komponen relitif besar sehingga lnemerlukan ruang yailg relatif besar,
tetapi relatih mudah dalam sistem peratwatannya. Sedangkan sistem elektrik,
komponennya relatif kecil, sehingga memerlukan 1-uang relatif kecil, tetapi lebih sulit
dalam perawatannya. Dengan perkembangan teknologi komputer, sistem elektrik
lebih banyak dikembangkan, karena lebill praktis dan lebih akurat dalam aksi
pengaturannya.
B. Respon Sistem .. -
Ogata (1 993) mengatakan, sistem yang lnempunyai komponen penyiinpan energi
tidak dapat merespon secara seketika dan altan rnenunjukkan respon transien jika
dikenai masukan tangga atau gangguan. Respon transien sistem kontrol, praktis
- sering lnenunjukkan osilasi teredam sebelum mencapai keadaan tunak (steady stare).
Umulnnya respon transien suatu sistem dinyatakan dalanl bentuk masukan tangga
satuan. Apabila respon tei-hadap I I I ~ S I I ~ ~ I I tangga satuan diketahui, maka secara
inatelnatis dapat dihitung respon terhadap setiap ~nasukan.
Karakteristik respon transien dapat dinyatakan ~nelalui paranleter sebagai berikut: ' -
1) waktu tunda (td), 2) waktu naik (tr), 3) waktu puncnk (tp), 4) lewatan maksimun
5
(Mp), dan 4) waktu penetapan (ts). Bentuk kunra respon tergantung dari faktor
peredaman sistem. Gambar 2.2 nlenunjukkan kurva respon pada beban impulsa
satuan untuk berbagai faktor peredaman. Jika faktor perednman antara 0 s/d 1, respon
sistem akan memiliki lewatan, tetapi jika faktor peredaman > 1, respon tidak
nlemiliki lelvatan.
Kurva Respon lmpulsa Satuan I
! Waktu (t) -
Gambar 2.2 Kurva Respon Impulsa Satuan pada Berbagai faktor Peredaman
Respon masukan illlpulsa dapat dinyataka~i sebagai turunan dari respon masukar~
tangga. Perbandingan respon dengan masukan tangga dan masulcan satuan impulsa
sebagaimana dinyatakaxl oleh Belljamin (1992) digambarkan pada gambar 2.3.
/ Respon dengan Zero
Waktu ( t )
Galnbar 2.3 Respon Masukan Tangga dan Impulsa
C . Pengaturan pada Turbin Air
Daya yang dihasilkan oleh turbin air sangat dipengaruhi oleh tigal hal, yaitu;
1) debit, 2) head air, dan 3) kondisi beban. Debit yang besar clan head yang tinggi
akan lnenghasilkan daya yang besar, sebaliknya debit yang kecil dan head rang
rendall akan menghasilkan daya yang kecil. Selain itu daya yangkeluar dari turbin
akan berbeda pula walaupun debit dan head tetrap, jika kondisi tuirbin dalam
keadaan berbeban atau tidak berbeban. Sebab daya yang keluar dari turbin
berbanding langsung dengcin putaran poros turbin. Pada saat beban besar, putaran
poros turbin aka11 berkurang dan akai~ bel-tambah jika beban berberkurang. Ketika
keadaan bebali besar, maka voltase yang dihasilkan akan berkurang pula,
sebaliknya jika beban berkurang, voltasc altan naik akibat bertambahnya putaran.
Bahkan pada kondisi turbin tiba-tiba tidak berbeban, akan dapat terjadi yufal-nl2
liar. dari turbin.
Dua jenis keadaan itu tidak diingillkan, karena dapat nlelllbuat
ketidaknyamanan penlakai dan kerusakan konlponen-kompone elektronik yang
menggunakan energi listrik dari sistem turbin tersebut. Keadaan yang diinginkan
adalah putaran poros tuirbin harus tetap pada putaran yang telah ditentukan dalaln
keadaan kondisi beban telap atau terjadi perubahai~ beban.
Untuk suatu sistem turbin, biasanya head selalu tetap, tetapi debit dapat
berubah-ubah. Besar-kecilnya debit diatur oleh katup pengatur debit. Pengaturan
katup, ini dapat dilakukan secara manual dan dapat juga dilakukan secara
otomatis. Kedua cara itu sama-sama menggunakan prinsip umpan balik feedback
sysrenl). Perbedaawya terletak pada pengendali, pada cara manual pengendalinya
adalah manusia, sedangkan cara otomatis pengendalinya adalah sejenis peralatan
(pada penelitian ini disebut governor-servohidraulik). Jika sistem turbin melayani
konsumen yang peillakaim eliergi listriknya berubah-ubah, maka sistern otomatis
merupakan pilihan yang efektif dan efisien. Karena setiap p'erubahan beban yang
mengakibatkan perubahan putaran langsung ditanggapi ole11 pengendali yang
selalu. siap me~lgelllbalikan putaran poros turbin ke putaran normalnya. Apabila
pekerjaan itu dilakukan oleh manusia, tentu sangat merepotkan, karena harus
harus ada orang yang selalu siap mengatur posisi katup.
Secara diagramatis; pengendali governor-servol~idraulik dapat digambarlcan
seperti pada ganlbar 2.4
Y -- > Turbin
Air dari
Gambar 2.4 Pengendali Governor Se~~~ohidraul ik
Cara kerja pengendali governor servohidraulik seperti pada gambar 2.4 dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Dengall berputarnya poros turbin, maka governor juga aka11 berputar. Pada
pubran normal yang telah ditentukan (dapat di set up), posisi lengan bandul akan
tetap pada jari-jari putarannya, begitu pula posisi aktuator akan diam. Jika terjadi
perubahan putaran - akibat perubahan beban, posisi lengan bandul berubah. Karena -
governor ini dihubungkan oleh selongsong, maka posisi selongsollg akan berubah
pula. Padahal selongsong dihubungkan ke aktuator hidraulik, akibatnya aktuator
akan bergerak. Pergerakan aktuator pang dil~ubungkan dengan katup pengatur
debit air di turbin mengakibatknn katup akan diatur (membesarkan atau
mengecilkan saluran) sampai putarnn ltembali ilorn~al ke putaran yang telah di
tentukan. ..
Ditinjau dari konstruksi pengendalinya, maka terdapat dua bagian utama,
yaitu: 1) governor, dan 2) aktuator hidraulik. -
1. Governor
Konstruksi governor yang akan digunakan adalah tipe Hartnel dan dapat
digambarkan secara diagramatis pada gambar 2.5.
Gambar 2.5 Skematis Governor
Sebagaimana dijelaskan Raven (1987), dengan berputarnya governor,
maka terdapat gaya efek berupa gaya, inertia (sentrifuga1)'yang besarnya:
dimana : m adalah massa bandul, R adalah posisi bandul terhadap sumbu
siinetris putar, besarnya R = Ri + r, dengan Ri adalah posisi normal dan r
adalah perubahan jrosisi bandul, sedangkan o) adalah ltecepatan sudut
governor
Padahal, antara ltecepatan sudut dengan putaran dapat dinyataltan dengan
hubungan :
10
dimana : C, adalnh konstanta sedangkan No adalah putaran goxzrnor
Sehingga persamaan 1 dapat ditulis :
Dari geonletris yang.diperlihatkan pada ganlbar 2.2 diperolell hubungan:
Dengan demikian:
2 . Fs= Cf . Cr . R . No ..................................................... - - - a - 3 .
Dimana: Cf = 2 . c,' . m dan C,= bia
Melalui analisis teknik linearisasi diperoleli:
Fs=C1 . r + C2. ..........................
dimana :
- f, adalah bearnya periibahan gaya inertia putaran goverrior.
Padahal berdasarkan prinsip keseinibangan, fs adalah gaya perlawana~i pegas
yang besaimya:
F s = k . x
Sehingga diperoleh hubungan: -
k.x = Cl.r + Cz.n, .
Dari geon~etris padca gambar 2.2 terlihat bahwa :
Selanjutnya d e ~ l g ~ l a ~ l mensubstitusikan harga r diperoleh persamaan:
dimana : k adalah konstanta pegas dan s adala1-1 defleksi pegas sekaligus
perubahan posisi selongsong.
2. Aktuator ~idrau1ik'-
Konstruksi aktuator hidraulik dapat digambarkan sepel-ti gambar 2.6
berikut:
("2 I
Oli bertekanan Oli bertekanan rendah
Galnbar 2.6 Skematik Aktuator
Bila katup pengatur arah pada sistek hidraulik pada posisi s = 0, saluran
masuk/keluar ke aktuator tel-tutup, sehingga tidak ada gerakan yang dillasilkan.
Apabila s > 0 sebagailnana ditulljukkan. Aktuator akan bergerak ke kiri,
12
sebaliknya pada s < 0 aktuator akan bergerak ke kanan. Gerakan aktuator k e kiri
atau ke karlan,itu sebenarnya diakibatkan ole11 perilbal~an putar-211 governor. -
Tekanan hidraulik akan mengembalikan posisi aktuator pada keadaan nonnal
(I7ol-mally close).
.Densan lnengganggap alirarl yang melewati saluran orifis pada katup
pengatur arah adalah proporsional terhadap perpindahan x: maka :
dan
Prinsip kontinuitas aliran rnenghasilkan:
dimana : p adalah densiti oli dan A adalah luas piston.
Y1 A2 Karena ql = q2, dan PI = p?, ~ n a k a : - -
Yz A1
Akibatnya, jika Al = A2, lnaka y.1 = yl dan Al ;t Az, rnaka yl # yz,
L
Pada penelitian ini, '- A, = A2, sehingga dengzn menggunakan prinsip
keseimbangan yang terjadi pads a1;tuator:
Dirnana m adalah nlassa piston dail balang, F adalah gaya yang timbul pada
batang aktuator. Selanjutnya Iteseimbnngan tersebut nkan menghasilkan:
Di~nana : 1,adalah llloi~neil inertia nlassa lengan penegndali, dan Fa adalah -
gaya karena tekanan air.
Dengan y = 1 . 8, dan RI = R2, penyelesaian secara sinlultan dari persamaan 6, 7,
8, dan 9 menghasilkan :
Karena persamaan 6 dan 7 adalah non linear, titik operasi harus dipilih dan
pergeseran hams diambil relatif kecil.
Jika y , = konstan dan tidak ada beban pada batang aktuator, yaitu F = 0, maka :
sehingga
Jika y, = konstan dan terdapat beban pada batang aktuator, yaitu F # 0, nlaka :
Dengan mensubstitusikan persaillaan 5 dan 12 diperoleh
BAB 111 & -
TUJUAN DAN MANFAAT PKBEEkTIAN
A. Tujuan Penelitian
Pengaturan kecepatan putar secarn otonlatis pada sistenl turbin air yang
digunakan untuk pembangkit tenaga listrik sangat penting dilakukan. Sistem
pengaturan ini sudah banyak yang diterapkan, baik secara mekanik maupun
elektrik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat respons sistem pengendali
governor-servohidraulik dengan nlenggunakan aktuator kerja dua arah diameter
seragam. Jika sistem pengaturan yang diuji ini menunjuklcan performansi yang
baik, dapat dijadikan salah satu alter~latif dari sistempengaturan yang sudah ada.
Apalagi teknologi yang digunakan pada sistem yang diujikan ini menggunakan
teknologi tepat guna. Sehingga relatif mudah dalam mengoperasikan, merawat
dan perbaikannya.
B. Rlanfaat Penelitian
Manfaat yaiig dapat dipetik dari penelitian ini adalah:
1. Dapat rnenjadi suatu basis-data bagi bidang rancang bangun pengendali
go\~e~nor-ser\~ohid~-ai~li l i untuk 13i.ngaturan kecepatan putar l ~ h u s u s n ~ ~ a pacla
turbin air agar diperoleh voltase listrik yang konstan.
2. Diperolelu~ya suatu telu~ologi baru untuk melakukan pengenlbangan
teknologi turbili air untuk pembangkit tenaga lixtrik.
3. Biaya pembuatan, perawatanj dan perbaikan sistem pengatur kecepatan putar
turbin air dapat lebilrmurah.
BAB IV
METODE RENELITIAX
Penelitian ini merupakan penelitian eksperinlen dengan pelaksanaan
penelitian di Laboratoricm Jurusan teknik Mesin Fakultas Tehlik Universitas Negeri
Padang. Pelaksananan penelitiail - dilakukail mengikuti skema diagram alir seperti
pada gambar 3. I .
I Pembuatan Peralatan I Pengukuran dan
Kondisi Beban Kondisi Beban Berlebih , , , rr, Analisis Hasil
Pengujian
Gan~bar 3.1 Diagram Alir Penelitian
Seluruh ko~npone~i pel-data11 ynng mencakup turbin ail-, govei-nor, aktuator,
dan sistem transmisinya dibuat pada Laboratorium tersebut. Sedangkan Po~t~el .
Pncknge hidrau lik menggunakan po\ver package mili k l14illir7g A~fnclline.
A. Turbin Air -
Turbin Air dibuat dala~n bentuk model CI-oss-Flolv. Energi potensial air
diperoleh dari air yang dipompa nlelalui reservoar yang disiapkan, sehingga air
terus bersirkulasi.Katup pengatur debit air padn turbin dihubungltan dengan t u x
aktuator. Hal ini din~aksudkan agar katup dapat diatur pembukaann}.a oleh
gerakan aktuator. Ganlbar 3.2 menunjultkan jenis turbin air yang digunakan.
Gambar 3.2 Turbin Air
Sistem pembebanan yang dialami poros turbin disimulasikan dengan
menggunakan sistem pengerenlan n~enggunakan sabuk yang dapat diatm
penekanannya. Putaran poros turbin yang menjadi objek pengukuran, diukur C- -
dengan menggunakan tachometer.
B. Go\rerr~or
Governor yang dibuat adalah tipe Hartnel. Governor ini dihubungkan
dengan poros turbin dengan mengg~~nakail trasmisi soda gigi tirus 90' . Apabils
19
poros turbin berputar, nlaka governor juga berputar. Akibat putaran tersebut,
lensall governor akan berkembang jikn putaran bi.rtnmbah dasi set putara~l norinal
atau nlengecil jika putarau berkurang dari ,set putaran norlnal. Perubahan radius
lengan tersebut n~engakibatkan selongsong akan bergerak naik atau turun dan
gaya penyein~bang pada selongsong ini dilakukan oleh pegas yang dipasang pada
sistenl selollgsong tersebut. Sedangkan bagian selongsong dihubungkan dengan
tuas yang dihubungkan dengan katup pengatur aliran oli. Garnbar 3.3
menunjukkan governor yang dipakai pada penelitian ini. .
Gambar 3.3 Governor
C . Aktuator
Aktuator adalah alat yz11g ~jungnya dihubungkan dengan bagian katup
pengatur debit air pada turbin. hktuator ini berfuxgsi mengatur pembul<aan katup
tersebut agar putaran poros turbin tetap pada yang diinginkan. Aktuator
.anan mempunyai dua sisi penanlpang piston (kiri dan kanan) yang mendapat tel'
oli yang berasal dari katup pengatur tekana~l oli yang dihubungkan dengan po\ver
pack. Kedua sisi tekan aktuator mempunyai luns yang sanla dengan maksud agar
mempunyai respons yang sama dalam sisteln pengendalian katup pengatur debit
air pada turbin. Gambar 3.4 menunjukkan aktuator yang dipakai.
Galnbar 3.4 Aktuator Dua Arah dengan Penampang Sama
D. Katup Pengatur Arall - -
Katup pengatur arah adalah alat yang berfi~ngsi mengatur arah gerakan
aktuator. Apabila putaran poros turbin masih berada pada putaran normal yang
diinginkan, posisi katup berada pada keadaan noi.1~7~~11~~ close, artinya tidak ada oli
yang mengalir dari saluran keluarnya. Akibatnya aktuator tidak bergerak. Narnun
apabila putaran poros turbin bcrputar tidak pada putaran yang diinginkan
(berlebih atau berkurang), ~nengakibatkan putaran governor juga berubah. posisi
lengan dan selongsong juga akan berubah. Akibatnya posisi ltatup akan bergeser
dan mengalirkan oli ke aktuator,. Aktuator yang mendapat tckanan dari oli akan - -
2 1
menggerakkanL katup pengatur debit air sehingza diperoleh debit yang
menghasilkan putaran yang diinginkan. Demikiau seterusnya proses pengendalian
itu berlangsung secara otomatis. Galnbar 3.5 nlenunjultkan peralatan secara
keseluruhan.
Gambar 3.5 Peralatan Uji Secara Lengkap
Data yang diperoleh dari pengujian adalah putaran poros yang diukur dengan
tacho meter, naik turunnya selongsong atau pegas diukur dengan penggaris, dan
lamanya waktu yang diperlukan untuk kembali kepada putaran normal diukur dengan
menggunakan stopL~~vatcl~. -