kualitas informasi
DESCRIPTION
information qualityTRANSCRIPT
BAB I
PEMBAHASAN
A. Pengertian Informasi
Informasi bagaikan darah yang mengalir dalam tubuh. Begitu pula dalam suatu
organisasi, sehingga informasi memegang peranan yang sangat penting dalam organisai tesebut.
Suatu sistem yang kurang mendapatkan informasi akan menjadi ”lumpuh” dan tamat pada
akhirnya. Apakah sebenarnya informasi itu, sehingga sangat penting bagi suatu sistem?
Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengelolaan data dalam bentuk yang lebih
berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian
(events) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan.
Sumber dari informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk datum atau
data item. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadiankejadian dan kesatuan
nyata. Kejadian adalah suatu yang terjadi pada saat tertentu. Kesatuan nyata adalah suatu objek
nyata seperti tempat, benda dan orang-orang yang betul-betul ada dan terjadi.Kualitas informasi
tergantung tiga hal, yaitu :
a. Akurat (accurate)
Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bisa atau tidak menyesatkan.
b. Tepat pada waktunya (timelines)
Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat, karena informasi yang sudah
usang tidak mempunyai nilai lagi.
c. Relevan (relevance)
Informasi mempunyai manfaat untuk pemakainya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila
memfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Kegunaan
informasi adalah untuk mengurangi hal ketidakpastian didalam proses pengambilan
keputusan tentang suatu keadaan.
B. Pengertian dan Peranan SIM
Bagi orang yang belum pernah belajar tentang Sistem Informasi Manajemen (SIM),
sering sekali pengertian SIM menjadi rancu dengan pengolahan data. Untuk memberikan
pengertian yang benar tentang SIM, berikut ini diberikan beberapa definisi:
a. Data Processing (Pengolahan Data): adalah manipulasi atau transformasi simbul-simbul
sebagai bilangan-bilangan dan huruf-huruf untuk tujuan meningkatkan kegunaannya.
Pengolahan data mencakup semua kegiatan yang termasuk didalam mempertahankan akurasi
dan rekor yang up-todate dari operasi suatu perusahaan. Pengolahan data meliputi
pengumpulan data yang menggambarkan aktivitas perusahaan, manipulasi data menjadi
bentuk yang berguna, menyimpan data sampai digunakan kembali, dan menghasilkan
dokumen-dokumen yang dapat digunakan oleh perorangan ataupun kelompok, baik dari
dalam maupun luar perusahaan.
b. Sistem Informasi Manajemen (SIM): adalah sistem formal dan informal yang menyediakan
informasi di masa lalu, sekarang, dan proyeksi masa depan baik secara lisan dan tulisan yang
berhubungan dengan operasi perusahaan dan lingkungannya. Informasi ini penting bagi
manajer atau karyawan dalam membantu pengambilan keputusan.
C. Manajemen Informasi
Manajer menggunakan banyak laporan atau tampilan informasi untuk mencerminkan
kondisi fisik perusahaan. Dapat dibayangkan bagaimana perusahaan yang besar hampir
sepenuhnya harus mengandalkan informasi. Para eksekutif sangat mungkin menganggap
informasi sebagai sumberdaya mereka yang paling berharga.
Jenis-jenis Sumber daya Informasi:
1. Manusia
2. Material
3. Mesin (termasuk fasilitas dan enerji)
4. Uang
5. Informasi (termasuk data)
Tugas manajer adalah bagaimana mengelola sumberdaya ini agar dapat digunakan secara
efektif. Empat jenis sumber daya yang pertama memiliki wujud, ada secara fisik, dan dapat
disentuh. Sumberdaya ini disebut sumberdaya fisik. Sumberdaya yang terakhir, informasi,
memiliki nilai dari apa yang diwakilinya, bukan dari bentuknya, disebut sumberdaya
konseptual.
D. Manajemen Sumberdaya
Sumber daya diperoleh dan disusun agar siap digunakan saat diperlukan. Setelah
sumberdaya disusun, manajer berusaha untuk memaksimalkan penggunaannya, meminimalkan
waktu yang terbuang dan menjaganya agar berfungsi pada efisiensi puncak. Akhirnya, manajer
mengganti sumberdaya ini pada saat kritis—sebelum sumberdaya tersebut menjadi tidak efisien
atau usang.
E. Bagaimana Informasi Dikelola
Manajer bukan saja mengelola sumberdaya fisik, tetapi juga sumberdaya konseptual.
Manajer memastikan bahwa data mentah yang diperlukan terkumpul dan kemudian diproses
menjadi informasi yang berguna. Kemudian dipastikan siapa yang layak memperoleh informasi
tersebut dalam bentuk yang tepat pada saat yang tepat sehingga informasi tersebut dapat
dimanfaatkan. Akhirnya manajer membuang informasi yang tidak berguna dan menggantikan
dengan yang mutakhir dan akurat. Seluruh aktivitas ini: memperoleh informasi, menggunakan
secara efektif, dan membuangnya pada saat yang tepat disebut manajemen informasi.
F. Fungsi Informasi
Dalam Sutanta (2004: 5) disebutkan beberapa fungsi informasi yaitu antara lain:
1. Menambah pengetahuan
Dengan adanya informasi akan menambah pengetahuan bagi penerimanya sehingga dapat
menggunakannya untuk bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
2. Mengurangi ketidakpastian
Dengan informasi akan dapat diperkirakan apa yang akan terjadi sehingga mengurangi
ketidakpastian dalam pengambilan keputusan.
3. Mengurangi resiko kegagalan
Dengan adanya informasi perkiraan tentang apa yang akan terjadi akan membantu dalam
langkah-langkah antisipasi sehingga resiko kegagalan akan dapat dikurangi dengan
pengambilan keputusan yang tepat.
4. Mengurangi keanekaragaman/variasi yang tidak diperlukan
Dengan adanya informasi akan menyebabkan keanekaragaman pendapat akan berkurang
sehingga proses pengambilan keputusan lebih terarah
5. Memberi standar, aturan-aturan, ukuran-ukuran, dan keputusan-keputusan yang menentukan
pencapaian sasaran dan tujuan.
Dengan adanya informasi yang diperlukan akan memberikan standar, aturan, ukuran, dan
keputusan yang lebih terarah untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan secara
lebih baik berdasar informasi yang diperoleh.
G. Kualitas Informasi
Kualitas informasi menentukan apakah suatu informasi berguna atau tidak. Informasi
dapat berguna jika kualitasnya baik baik buruknya kualitas informasi dipengaruhi oleh tiga
penentu, yaitu:
a. Isi informasi
b. Waktu penyajian
c. Bentuk penyajian
Ketiga penentu tersebut dapat dikendalikan oleh manajemen sehingga manajemen harus
menjaga agar penentu (variabel) tersebut dapat meningkatkan kualitas informasi.
a. Isi Informasi
Isi informasi adalah berbagai hal yang menjadi pokok laporan. Syarat-syarat isi infomasi
yang baik antara lain:
1. Akurasi atau ketepanan (accuracy), yaitu ketepatan informasi dengan objek yang
diwakilinya.
2. Relevansi (relevance), yaitu kesesuaian antara informasi dengan masalah yang akan
dipecahkan berdasarkan informasi tersebut.
3. Kelengkapan (completeness), yaitu cukup tidaknya informasi jika digunakan sebagai
bahan pertimbangan untuk membuat keputusan.
4. Ringkas (conciseness), yaitu jumlah informasi yang harus ditampilkan tanpa berlebihan.
5. Lingkup atau cakupan (scope), artinya informasi yang disampaikan harus dapat meliputi
semua objek yang harus disampaikan.
6. Kinerja informasi (performance), artinya seberapa sering informasi dapat berguna bagi
pembuat keputusan.
b. Waktu Penyajian
Dalam penyajian informasi, harus memperhatikan waktu penyajiannya. Informasi yang
terlambat disajikan tidak ada gunanya lagi. Waktu penyajian informasi yang baik harus
memenuhi beberapa syarat, antara lain:
1. Ketepatan waktu (timeliness), yaitu informasi disampaikan saat informasi tersebut
diperlukan dalam pengambilan keputusan. Biasanya saat paling baik adalah saat akan
dilakukan analisis.
2. Keterkinian (currency) informasi, artinya informasi harus benar-benar mencerminkan
keadaan paling baru. Misalnya laporan penjualan minggu ini, meliputi Senin hingga
Minggu, untuk dirapatkan pada Senin berikutnya. Informasi harus menunjukkan
penjualan hingga menit-menit terakhir took tutup pada hari minggu, bukan informasi
hingga minggu pagi ketika took baru buka.
3. Frekuensi (frequency) penyampaian informasi harus sesuai dengan frekuensi
pengambilan keputusan oleh manajemen. Bila informasi terlalu sering disampaikan, juga
belum tentu baik bagi manajemen, karena hanya akan menyebabkab biasnya informasi.
Apabila manajemen membuat keputusan seminggu sekali, maka informasi juga perlu
disediakan seminggu sekali sebelum pembuatan keputusan dilakukan.
4. Cakupan waktu (time period) harus sesuai dengan informasi yang diperlukan. Untuk
pembuatan keputusan strategis, informasi yang diperlukan adalah informasi jangka
panjang. Sebaliknya, untuk keputusan sederhana (yang bersifat operasional, misalnya
memindahkan lokasi barang dagangan), tidak diperlukan informasi yang mencakup
rentang waktu lama.
c. Bentuk Informasi
Karakteristik informasi antara satu dengan yang lain berbeda-beda sehingga bentuk
penyajiannya juga berbeda. Sebagai contoh, informasi yang berkaitan dengan rentang waktu
akan lebih mudah dipahami jika disajikan dengan grafik yang berbentuk kurva. Informasi
hasil polling/voting mengenai suatu hal akan lebih mudah dipahami dan lebih menarik jika
disajikan dalam bentuk diagram lingkaran atau batang. Pemilihan bentuk penyajian informasi
akan sangat mempengaruhi keberhasilan pembaca informasi dalam memahami informasi
tersebut. Syarat-syarat bentuk penyajian informasi yang baik antara lain:
1. Kejelasan (clarity), adalah seberapa jelas dan seberapa tajam infromasi dapat dipahami
pembaca. Misalnya biaya gaji saja, mungkin belum jelas bagi manajemen, melainkan
harus dipisahkan biaya gaji pokok, biaya gaji variabel, dan biaya lembur.
2. Rincian (detail) laporan, artinya laporan harus dapat ditampilkan atau dapat disediakan
bila diperlukan oleh pembacanya. Biasanya manajemen hanya memerlukan informasi
secara garis besar saja, misalnya total penjualan.
3. Urutan (order) penyajian informasi, artinya penyajian informasi harus memperhatikan
urutan dari informasi yang disajikan sehingga dapat mempermudah pembaca informasi.
Urutan bisa ditentukan dari urutan nama (abjad) atau urutan angka, atau urutan tanggal.
Sebagai contoh untuk mencari informasi dari seorang mahasiswa lebih mudah dilakukan
jika data tersebut diurutkan berdasarkan nomor induk atau nama mahasiswa.
4. Cara penyajian (presentation), artinya penyajian informasi harus melihat kecocokan
informasi dengan cara penyajiannya. Cara penyajian informasi ada berbagai cara antara
lain dengan grafik, warna, kata-kata, perbandingan, garis runtutan, dan sebagainya.
5. Sarana (media) pelaporan yang tepat
Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang
menerimanya. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan
kesatuan yang nyata. Atau data adalah representasi dunia nyata yang mewakili suatu objek
seperti manusia (pegawai, mahasiswa, pelanggan), hewan, peristiwa, konsep, keadaan, dll, yang
direkam dalam bentuk angka, huruf, symbol, teks, gambar, bunyi atau kombinasinya.
H. Pengertian Informasi
Menurut McFadden, dkk (1999) sebagaimana dikutip oleh Abdul Kadir dalam bukunya
Pengenalan Sistem Informasi bahwa “Informasi sebagai data yang telah diproses sedemikian
rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut”.(Kadir,
2003:31)
Berbeda dengan Shannon dan Weaver, menurut mereka “Informasi adalah jumlah
ketidakpastian yang dikurangi ketika sebuah pesan diterima”. Artinya dengan adanya informasi,
tingkat kepastian menjadi meningkat. (Kadir, 2003:31)
Sedangkan menurut Davis (1999),”Informasi adalah data yang telah diolah menjadi
sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat
ini atau saat mendatang”. (Kadir, 2003:31)
Menurut Gordon B. Davis dalam bukunya Sistem Informasi Manajemen bahwa
“Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya
dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau mendatang”.(Davis, 1984:28)
Menurut SP Hariningsih dalam bukunya Teknologi Informasi bahwa, “Informasi adalah
hasil pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya
yang menggambarkan kejadian-kejadian (event) yang nyata(fact) yang digunakan untuk
pengambilan keputusan”.(Hariningsih, 2005:69)
2.5.2. Ciri-ciri Informasi
Menurut Davis sebagaimana dikutip oleh Abdul kadir dalam bukunya Pengenalan Sistem
Informasi bahwa informasi itu sendiri memiliki ciri-ciri, seperti berikut;
1. Benar atau salah. Dalam hal ini, informasi berhubungan dengan kebenaran terhadap
kenyataan. Jika penerima informasi yang salah mempercayainya, efeknya seperti
kalau informasi itu benar.
2. Baru. Informasi benar-benar baru bagi si penerima.
3. Tambahan. Informasi dapat memperbarui atau memberikan perubahan terhadap
informasi yang telah ada.
4. Korektif. Informasi dapat digunakan untuk melakukan koreksi terhadap informasi
sebelumnya yang salah atau kurang benar.
5. Penegas. Informasi dapat mempertegas informasi yang telah ada sehingga keyakinan
terhadap informasi semakin meningkat.
(Kadir, 2003:34)
2.5.3. Kelompok Informasi
Informasi merupakan proses lebih lanjut dari data dan dari data dan memiliki nilai
tambah. Dari kategorinya informasi dapat dikelompokkan menjadi:
Informasi strategis, informasi ini digunakan untuk informasi jangka panjang,
mencakup informasi eksternal (tindakan pesaing, langganan), rencana perluasan
dan sebagainya. Informasi strategis biasanya dipakai oleh seorang manajer tingkat
directorial untuk melakukan pengambilan keputusan. Hasil keputusannya juga
harus bersifat strategis pula.
Informasi taktis, informasi ini dibutuhkan untuk informasi jangka menengah
seperti strategi penjualan yang dapat dipakai untuk menyususn rencana-rencana
penjualan.
Informasi teknis, informasi ini dibutuhkan untuk keperluan operasional sehari-
hari, informasi peesediaan, retur penjualan, dan laporan harian. (Hariningsih,
2005: 75)
2.6. Tinjauan Tentang Kualitas Informasi
2.6.1. Pengertian Kualitas Informasi
Menurut Sedarmayanti dalam bukunya Sumber Daya Manusia dan Produktivitas
Kerja, bahwa “Kualitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh telah dipenuhi
berbagai persyaratan, spesifikasi, dan harapan”.(Sedarmayanti, 2001:52).
Sedangkan Informasi menurut Cangara dalam bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi
adalah “kegiatan untuk mengumpulkan, menyimpan data, fakta dan pesan, opini dan
komentar, sehingga orang bisa mengetahui keadaan yang terjadi diluar dirinya apakah itu
dalam lingkungan daerah, nasional atau Internasional”. (Cangara, 2005: 57)
Dari kedua definisi diatas peneliti menarik kesimpulan bahwa kualitas informasi
adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh telah dipenuhi berbagai persyaratan,
spesifikasi, dan harapan dari sebuah kegiatan untuk mengumpulkan, menyimpan data, fakta
dan pesan, opini dan komentar, sehingga orang bisa mengetahui keadaan yang terjadi diluar
dirinya apakah itu dalam lingkungan daerah, nasional atau Internasional.
2.6.2. Faktor-Fakor Kualitas Informasi
Menurut Wing Wahyu Winarno dalam bukunya Sistem Informasi Manajemen, baik
buruknya kualitas informasi dipengaruhi oleh tiga penentu, yaitu:
1. Isi informasi, berbagai hal yang dilaporkan.
2. Waktu penyajian, informasi yang terlambat disajikan tidak ada gunanya lagi, dan
3. Bentuk informasi, tipe jenis informasi memiliki karakteristik yang berbeda,
sehingga memerlukan bentuk yang berbeda pula.
(Winarno, 2004:34)
2.6.2.1. Isi Informasi
Menurut Abdul Kadir dalam bukunya ”Pengenalan Sistem Informasi” yang
menentukan isi informasi, yaitu:
1. ”Akurasi menyatakan derajat kebenaran terhadap informasi dan menentukan
kehandalan atau reliabilitas informasi. Informasi yang benar-benar bebas
kesalahan dikatakan sangat akurat. Penyebab ketidakakurasian adalah bias dan
kesalahan acak. Bias diakibatkan oleh kesalahan ketika dapat diukur, dihimpun,
diproses atau disajikan. Kesalahan entri data atau kealpaan dalam mencatat
transaksi merupakan penyebab ketidak akurasian informasi yang dihasilkan.
Akurasi dapat ditingkatkan melalui ketelitian yang lebih tinggi dalam
mengumpulkan dan memproses data. Proses umpan balik dengan cara
mengirimkan informasi ke pemakai dan meminta tanggapan terhadap informasi
tersebut merupakan contoh lain untuk meningkatkan akurasi.”(Kadir, 2002:40-
41)
2. ”Relavan berarti bahwa informasi benar-benar memberikan manfaat bagi
pemakainya. Relevansi informasi untuk setiap pemakai berbeda-beda”.(Kadir,
2002:45)
3. ” Idealnya, informasi yang penting bagi pengambilan keputusan haruslah
lengkap (tidak ada yang hilang) sehingga dapat mengurangi faktor
ketidakpastian”.(Kadir, 2002:43)
4. ”Kadangkala informasi yang terlalu detail tidak memberikan hasil yang lebih
baik, tetapi malah sebaliknya, karena informasi semakin sulit untuk diresap dan
dipahami. Selain itu, penerima informasi mungkin tidak punya waktu banyak
untuk melakukan interpretasi. Istilah over load/ informasi yang berlebihan
merupakan istilah yang ditujukan untuk menyatakan adanya informasi yang
terlalu melimpah-ruah dan membingungkan. Pada keadaan seperti ini, ada
kemungkinan penerima informasi malah mengabaikan informasi yang formal
dan berganti menggunakan petunjuk-petunjuk tidak formal (misalnya gosip atau
prasangka). Dalam pengambilan keputusan akibatnya sangat berisiko. Oleh
karena itu, seringkali informasi yang rinci perlu dikemas dalam bentuk yang
lebih ringkas berupa ringkasan/ ikhtisar. Hal yang terpenting, informasi harus
diringkas agar sesuai dengan kebutuhan penerima informasi sebagai berikut,
pihak manajemen tingkat tinggi memerlukan data yang lebih ringkas daripada
pihak menajemen tingkat menengah”.(Kadir, 2002:43)
2.6.2.2. Waktu Penyajian Informasi
Yang menentukan baik buruknya sebuah informasi dalam waktu penyajiannya
menurut Abdul Kadir dalam bukunya ”Pengenalan Sistem Informasi” bahwa:
”Ketepatan waktu (time liness) menyatakan usia data yang sesuai dengan upaya
pengambilan keputusan. Artinya, informasi tersebut tidak usang/ kedaluarsa
ketika sampai ke penerima, sehingga masih ada waktu untuk menggunakan
informasi tersebut sebagai bahan pengambilan keputusan”.(Kadir, 2002:42)
Sedangkan menurut Wing Wahyu Winarno dalam bukunya ”Sistem Informasi
Manajemen” menyatakan bahwa ”Keterkinian (currency) informasi, yaitu informasi
harus benar-benar mencerminkan keadaan paling baru”. (Winarno, 2004:35)
2.6.2.3. Bentuk Informasi
Menurut Wing Wahyu Winarno dalam bukunya ”Sistem Informasi Manajemen”
yang menentukan baik buruknya bentuk informasi ditentukan
1. ”Kejelasan (clarity) dari informasi harus disajikan secara jelas, dengan cara
meminta tanggapan atau umpan balik terhadap informasi tersebut” (Winarno,
2004:36)
2. “Rincian (detail) laporan harus dapat ditampilkan dan dapat disediakan bila
diperlukan oleh pembacanya. Biasanya, manajemen hanya memerlukan informasi
secara garis besar saja. Misalnya total penjualan”.(Winarno, 2004:36)
3. ”Cara penyajian bisa dilakukan dengan grafik, dengan warna, dengan kata-kata,
dengan perbandingan, dengan garis runtutan, dan lain sebagainya. Informasi yang
berbeda memerlukan cara penyajian yang berbeda pula”.(Winarno, 2004:36)
4. ”Sarana (media) pelaporan informasi dapat dilaporkan melalui berbagai media,
misalnya e-mail, laporan tercetak/ buku, tampilan dilayar, laporan melalui pesan
singkat ditelepon seluler, informasi berbentuk film di disk, atau tampilan di
internet informasi yang sederhana dapat disampaikan melalui media yang
sederhana, media yang rumit harus disampaikan melalui media tercetak agar bisa
dibaca berulangkali dengan mudah”. (Winarno, 2004:36)
C. Kualitas Informasi
Kualitas dari suatu informasi tergantung dari tiga hal, yaitu informasi harus akurat, tepat pada
waktunya dan relevan.
1. Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bisa meyesatkan.
Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat
karena dari sumber informasi sampai ke penerima informasi kemungkinan banyak terjadi
gangguan (noise) yang dapat merubah atau merusak informasi tersebut.
2. Tepat pada waktunya, berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat.
Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi. Karena informasi merupakan
landasan di dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat, maka
dapat berakibat fatal untuk organisasi. Dewasa ini mahalnya nilai informasi disebabkan harus
cepatnya informasi tersebut didapat, sehingga diperlukan teknologi-teknologi mutakhir untuk
mendapatkan, mengolah dan mengirimkannya.
3. Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakaiannya. Relevansi
informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda. Misalnya informasi
mengenai sebab musabab kerusakan mesin produksi kepada akuntan perusahaan adalah
kurang relevan dan akan lebih relevan bila ditujukan kepada ahli teknik perusahaan.
Sebaliknya informasi mengenai harga pokok produksi untuk ahli teknik merupakan informasi
yang kurang relevan, tetapi relevan untuk akuntan.
D. Nilai Informasi
Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya
mendapatkannya. Kegunaan informasi adalah untuk mengurangi hal ketidakpastian di dalam
proses pegambilan keputusan tentang sesuatu keadaan. Masalahnya adalah berapa harus dibayar
oleh perusahaan untuk mendapatkan informasi tersebut. Apakah informasi yang didapat sepadan
dengan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkannya? Misalnya suatu perusahaan minyak
membeli hak pengeboran sebesar 10 juta dollar US dan yakin bahwa investasi tersebut akan
sangat bernilai jika pemilikan tersebut mengandung paling sedikit 5 juta barrel minyak mentah.
Sedang perusahaan belum mengetahui seberapa banyak minyak mentah yang dikandung di
dalam pemilikan tersebut. Ketidakyakinan ini dapat dikurangi dengan mendapatkan informasi
tambahan yang berkualitas. Misalnya dengan mengadakan alat pengukur seismic shot atau
meminta pendapat dari ahli geologi minyak. Untuk maksud mendapatkan informasi tersebut
sepadan atau lebih besar atau lebih efektif dan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan
informasi tersebut, maka dikatakan informasi tersebut bernilai.
Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa informasi yang digunakan di dalam suatu system informasi
umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan. Sehingga tidak memungkinkan dan sulit untuk
menghubungkan suatu bagian informasi pada suatu masalah yang tertentu dengan biaya untuk
memperolehnya. Karena sebagian besar informasi tidak dapat persis ditaksir keuntungannya
dengan suatu nilai usang, tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya. Pengukuran nilai investasi
biasanya dihubungkan dengan analisis cost effectiveness, atau cost-benefit.
BAB III
GAMBARAN UMUM SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
A. Definisi Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen (manajement information system atau sering dikenal dengan
singkatannya MIS) merupakan penerapan sistem informasi di dalam organisasi untuk
mendukung informasi-informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen. SIM (sistem
informasi manajemen) dapat didefenisikan sebagai kumpulan dari interaksi sistem-sistem
informasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data untuk menyediakan
informasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen di dalam kegiatan perencanaan dan
pengendalian.
Secara teori, komputer tidak harus digunakan didalam SIM, tetapi kenyataannya tidaklah
mungkin SIM yang komplek dapat berfungsi tanpa melibatkan elemen komputer. Lebih lanjut,
bahwa SIM selalu berhubungan dengan pengolahan informasi yang didasarkan pada komputer
(computer-based information processing).
SIM merupakan kumpulan dari sistem-sistem informasi. SIM tergantung dari besar kecilnya
organisasi dapat terdiri dari sistem-sistem informasi sebagai berikut :
1. Sistem informasi akuntansi (accounting information system),menyediakan informasi dari
transaksi keuangan.
2. Sistem informasi pemasaran (marketing information system), menyediakan informasi untuk
penjualan, promosi penjualan, kegiatan-kegiatan pemasaran, kegiatan-kegiatan penelitian
pasar dan lain sebagainya yang berhubungan dengan pemasaran.
3. Sistem informasi manajemen persediaan (inventory management information system).
4. Sistem informasi personalia (personnel information systems)
5. Sistem informasi distribusi (distribution information systems)
6. Sistem informasi pembelian (purchasing information systems)
7. Sistem informasi kekayaan (treasury information systems).
8. Sistem informasi analisis kredit (credit analiysis information systems)
9. Sistem informasi penelitian dan pengembangan (research and development information
systems)
10. Sistem informasi teknik (engineering information systems)
Semua sistem-sistem informasi tersebut dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada
semua tingkatan manajemen, yaitu manajemen tingkat bawah (lower level management),
managemen tingkat menengah (middle level management) dan manajemen tingkat atas (top level
management). Top level management dengan executive management dapat terdiri dari direktur
utama (president), direktur (vise-president) dan eksekutif lainnya di fungsi-fungsi pemasaran,
pembelian, teknik, produksi, keuangan dan akuntansi. Sedang middle level management dapat
terdiri dari manajer-manajer devisi dan manajer-manajer cabang. Lower level management
disebut degan operating management dapat meliputi mandor dan pengawas. Top level
management disebut juga dengan strategic level, middle level management dengan tactical level
dan lower management dengan tehcnical level.
D. Konsep Pokok
Sebuah sistem informasi manajemen bukanlah sekedar suatu perkembangan teknologis.
SIM berhubungan dengan organisasi dan dengan manusia pengolahnya. Oleh sebab itu
pemahaman utuh terhadap sistem informasi keorganisasian berdasarkan komputer harus juga
termasuk memahami konsep-konsep yang berhubungan dengan informasi, pemakaian
informasi, dan nilai informasi. Tanggapan berikut ini memperkenalkan konsep-konsep utama
secara singkat.
Konsep Penjelasan
Informasi Informasi menambahkan sesuatu pada penyajian. Yaitu sehubungan dengan waktu dan
mutu. Manusia sebagai pengolah informasi Kemampuan manusia sebagai pengolah informasi
menentukan keterbatasan dalam sistem informasi dan mengesankan dasar-dasar rancangan
mereka. Konsep sistem Karena sistem informasi menajemen adalah sebuah sistem,maka konsep
sistem perlu untuk memahami dan merancang ancangan pada pengembangan sistem informasi.
Konsep organisasi dan manajemen Sistem informasi berada di dalam sebuah organisasi dan
dirancang untuk mendukungfungsi menajemen. Informasi adalah penentu yangpenting dalam
bentuk keorganisasian.
Konsep pengambilan keputusan Rancangan SIM bukan hanya harus mencerminkan rancangan
rasional terhadap optimasi, tetapi juga teori keperilakuan pengambilan keputusan dalam
organisasi. Nilai informasi Informasi mengubah keputusan. Perubahan dalam nilai hasil akan
menentukan nilai informasi.
Kualitas Informasi
1. Akurat,
berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan bagi orang yang
menerima informasi tersebut. Selain itu juga berarti informasi harus jelas mencerminkan
maksudnya.
Komponen akurat meliputi :
Completeness, berati informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus memiliki
kelengkapan yang baik, karena bila informasi yang dihasilkan sebagian-sebagian akan
mempengaruhi dalam pengambilan keputusan.
Correctness, berati informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus memiliki
kebenaran.
Security, berati informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus memiliki keamanan
2. Tepat waktu,
informasi yang diterima harus tepat pada waktunya, sebab informasi yang usang (terlambat)
tidakmempunyai nilai yang baik, sehingga bila digunakan sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan akan dapatberakibat fatal. Saat ini mahalnya nilai informasidisebabkan harus cepatnya
informasi tersebut didapat, sehingga diperlukan teknologi mutakhir untukmendapatkan,
mengolah dan mengirimkannya.
3. Relevan,
informasi harus mempunyai manfaat bagi si penerima. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang
satu denganyang lainnya berbeda.
4. Ekonomis
informasi yang dihasilkan mempunyai manfaat yang lebihbesar dibandingkan dengan biaya
mendapatkannya dan sebagian besar informasi tidak dapat tepat ditaksir keuntungannya dengan
satuan nilai uang tetapi dapatditaksir nilai efektivitasnya
5. Mudah,
Informasi mudah dipahami dan mudah diperoleh
Pilar Kualitas Informasi
Data yang masih merupakan bahan mentah yang harus diolah untuk menghasilkan informasi
melalui suatu model.
“ Model yang digunakan untuk mengolah data tersebut disebut model pengolahan data atau
dikenal dengan siklus pengolahan data (siklus informasi).”
Data diolah melalui suatu model menjadi informasi, penerima kemudian menerima informasi
tersebut, sehingga bisa melakukan pengembilan keputusan, dengan keputusan tersebut bisa
melakukan tindakan sehingga menghasilkan hasil sebuah tindakan, hasil tadi dijadikan data dan
selanjutnya dijadikan sebagai masukan untuk diolah kembali menjadi sebuah informasi.