kualitas mikrobiologi pada udara yang terdapat di …digilib.unila.ac.id/61183/3/skripsi tanpa bab...

61
KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI BANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG (SKRIPSI) OLEH: ABIYYI PRATAMA HUSADA WIDOYOKO PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2020

Upload: others

Post on 24-Jul-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK

KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI

BANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT

ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG

(SKRIPSI)

OLEH:

ABIYYI PRATAMA HUSADA WIDOYOKO

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2020

Page 2: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK

KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI

BANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT

ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG

OLEH

ABIYYI PRATAMA HUSADA WIDOYOKO

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

SARJANA KEDOKTERAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2020

Page 3: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK

ABSTRACT

MICROBIOLOGICAL AIRBORNE QUALITY IN SURGICAL UNIT

KUTILANG ROOM CLASS III OF REGIONAL GENERAL HOSPITAL

ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG

By

ABIYYI PRATAMA HUSADA WIDOYOKO

Background : Nosocomial infection is an infection that is obtained as long as the

patient is known to be hospitalized for 72 hours from the start of treatment and is

not a follow-up infection from previous treatment. Nosocomial infection, affected

by airborne quality, and health facilities. This can be spread in various hospital

environments including wards, and operating rooms. This study aims to

understand the microbiological quality of air in the surgical unit by assessing the

number of germs and to find out pathogenic bacteria in the surgical unit of class

III.

Method : The design of this research is descriptive observational laboratory.

Sampling was conducted from October to December 2019 at Abdul Moeloek

Hospital in Bandar Lampung and examined at the Microbiology Laboratory

Faculty of Medicine, University of Lampung. The sample of this study was class

3a and 3b Kutilang room with 5 petri dishes placed each with Plate Count Agar

(PCA) media and waited for 15-30 minutes.

Result : Index of germ in Kutilang room 3a on day 1 taking is 147.94 and on day

2 taking is 23.71 CFU / . The index of germ number in Kutilang room 3b on

taking day 1 is 334.10 CFU / and taking day 2 is 205.52 CFU / . Bacteria

found in two rooms as Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis and

Basillus sp.

Conclusions : Microbiological airborne quality is classified as good. Bacteria

found in the air are Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis and

Basillus sp.

Keywords : Airborne, nosocomial infection and pathogens bacteria

Page 4: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK

ABSTRAK

KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI

BANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT

ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG

OLEH

ABIYYI PRATAMA HUSADA WIDOYOKO

Latar Belakang : Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat selama pasien

dirawat dirumah sakit selama 72 jam sejak mulai di rawat dan bukan merupakan

infeksi lanjutan dari perawatan sebelumnya. Infeksi nosokomial, juga biasa

dikenal sebagai infeksi yang berasal dari udara, dan fasilitas kesehatan. Ini dapat

menyebar di berbagai lingkungan rumah sakit termasuk bangsal, dan ruang

operasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas mikrobiologi udara

pada ruang bangsal diukur dengan indeks angka kuman dan untuk mengetahui

bakteri patogen di bangsal bedah ruang kutilang kelas III.

Metode: Desain penelitian ini adalah deskriptif observasional laboratorium.

Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan Desember

2019 di Rumah Sakit Abdul Moeloek Bandar Lampung dan diperiksa di

Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Sampel

penelitian ini adalah ruang kutilang kelas 3a dan 3b dengan diletakkan masing-

masing 5 cawan petri dengan media Plate Count Agar (PCA) dan ditunggu selama

15-30 menit.

Hasil Penelitian : Indeks angka kuman di ruang kutilang 3a pada pengambilan

hari 1 yaitu 147,94 dan pada pengambilan hari 2 yaitu 23,71 CFU/ . Indeks

angka kuman di ruang kutilang 3b pada pengambilan hari 1 yaitu 334,10 CFU/

dan pada pengambilan hari 2 yaitu 205,52 CFU/ . Bakteri yang ditemukan di

kedua ruangan tersebut yaitu Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis,

dan Basillus sp.

Simpulan : Kualitas mikrobiologi pada udara tergolong dalam kategori baik.

Bakteri yang ditemukan di udara yaitu Staphylococcus aureus, Staphylococcus

epidermidis dan Basillus sp.

Kata Kunci : Bakteri patogen, infeksi nosokomial, dan udara

Page 5: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK
Page 6: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK
Page 7: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK
Page 8: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Metro pada tanggal 16 Juni 1998 sebagai anak pertama dari dua

bersaudara dari pasangan Bapak Awet Setiawan Widoyoko dan Ibu Rochayani.

Penulis menempuh pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SD Pertiwi Teladan Kota Metro yang

diselesaikan pada tahun 2010. Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di tempuh di SMP

Negeri 3 Metro yang diselesaikan pada tahun 2013. Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA)

di tempuh di SMA Negeri 1 Metro yang diselesaikan pada tahun 2016.

Pada tahun 2016, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas

Lampung melalui jalur Ujian Masuk Lokal (UML) Universitas Lampung. Selama menjadi

mahasiswa, penulis aktif dalam organisasi sebagai Kepala Biro Bimbingan Baca Qur’an (BBQ)

Forum Studi Islam IBNU SINA (FSI IBNU SINA), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dan Komunitas Sadar Kesehatan (KSK) Bandar

Lampung.

Page 9: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK

Dan apabila hamba-hamba Ku bertanya kepadamu

(Muhammad) tentang Aku, maka sessungguhnya

Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang

berdoa apabila dia berdoa kepada Ku. Hendaklah

mereka itu memenuhi (perintah) Ku dan beriman

kepada Ku agar mereka memperoleh kebenaran.

( )

Page 10: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK

SANWACANA

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

karuniaNya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik. Shalawat dan Salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW

yang mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang

benderang ini.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-

syarat guna mencapai gelar sarjana kedokteran.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa

dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Oleh karena itu, dengan

segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Prof. Dr. Karomani, M.Si., selaku Rektor Universitas Lampung.

2. Dr. Dyah Wulan SRW S.K.M., M.Kes., selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Lampung.

3. Prof. Dr. dr. Efrida Warganegara, S.Ked M.Kes., Sp.MK., selaku

Pembimbing I yang telah memberikan masukan dan motivasi kepada

penulis selama menuntut ilmu di FK Unila. Kemudian yang telah

Page 11: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK

meluangkan waktu untuk memberikan tambahan ilmu, memberi kritik,

saran, dan membimbing dalam penyelesaian skripsi ini.

4. dr. Dwita Oktaria, S.Ked., M.Pd.Ked selaku Pembimbing II yang telah

bersedia membimbing dan mengarahkan penulis selama menyusun

skripsi, serta membantu, memberi kritik, saran dan semangat dalam

penyelesaian skripsi ini.

5. dr. Tri Umiana Soleha, S.Ked., M.Kes, selaku Pembahas, terimakasih

atas waktu, saran, semangat, nasihat dan evaluasi yang diberikan

kepada penulis selama ini.

6. Dr. dr. Susianti, S.Ked., M.Sc, sebagai Pembimbing Akademik sejak

semester 1 hingga semester 7, yang telah memberikan bimbingan,

saran serta ilmu yang telah bermanfaat selama ini.

7. Prof. Dr. dr. Muhartono, S.Ked., M.Kes., Sp.PA yang telah bersedia

membimbing, memberikan saran, dan nasihat yang diberikan kepada

penulis selama perkuliahan ini.

8. Terima Kasih untuk keluarga besar terutama Ayah (Drs. Awet

Setiawan Widoyoko, M.Pd), Ibu (Rochayani, S.ST., M.Kes), Adik

(A.Zaki Fauzan Medistra Widoyoko), Oma, Opa, Pak Dar, Bude

Wiwik, Bude Ninik sekeluarga besar dan Pio Refi sekeluarga besar

yang selalu mendoakan di setiap perjalanan dalam menimba ilmu di

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

9. Semua Dosen Pengajar yang membantu dalam proses pembelajaran

semua kuliah dan penyelesaian skripsi ini.

Page 12: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK

10. Seluruh Karyawan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

khususnya Mbak Romi dan Mas Yono yang telah membantu dalam

menyelesaikan skripsi ini.

11. Terima Kasih untuk Kepala Ruangan Kutilang Bapak Zaenal yang

telah membantu dalam melakukan penelitian.

12. Seluruh Staff dan Karyawan Bangsal Bedah Ruang Kutilang RSUD

Abdul Moeloek yang telah membantu dalam melakukan penelitian.

13. Kepada sahabat-sahabat SJ dan Mahardika Squad Komang Allan,

Ihsan, Kadek Erwin, Kristian, Rendy, Restu Krisnanda, Rheza, Fahmi,

Haydar, Januar, Raynaldo, Farid dan Rizky, yang selalu mendukung,

menemani, mendoakan, dan mendengarkan keluhan satu sama lain.

Terimakasih untuk persahabatan yang sangat berharga selama ini.

14. Kepada sahabat sahabat yang turut berperan dalam penyusunan skripsi

ini Valen Miranda, Mira Yustika, Bagus Pratama, Dian Syafitri, Rizky

Aprilia, Giza, Atica, Intan, Ayu, yang selalu mendukung, mendoakan,

mendengarkan keluhan penulis, dan selalu ada di setiap perjalanan

cerita penulis.

15. Kepada sahabat Gokil Arif, Emir, Bayu, Andes, Agung, Bagas, Carlos,

Dimas, Diaru, Ian, Jeffrey, Rangga, Fadly, Vidi, Yoso, Caesario yang

telah memberi banyak nasihat serta telah membantu dan memberi

semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

16. Kepada sahabat Bonam Yosi Ajeng, Via Jasinda, Nur Sazaro, Nabila

Shafira, Meiuta Hening, terimakasih atas kebersamaan yang diberikan,

Page 13: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK

teman belajar OSCE setiap semester, segala bantuan, semangat, ilmu,

waktu dan nasihat dalam penyelesaian skripsi ini.

17. Teman-teman seperjuangan Tita, Masayu, Riyan, Risyad, Nanda, Adhe

Julio, Riris, Gesang, Rhaju, Sandy, Cahyo, Dila, Fadhlan, Dini yang

selalu memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

18. Teman-teman Laboratorium Mikrobiologi FK Unila yang selalu

membantu dalam melakukan penelitian.

19. Teman-teman satu angkatan FK Unila 2016 yang menjadi teman

berjuang dan melangkah bersama dalam meniti cita-cita ini serta selalu

mengisi hari-hari menjadi sangat menyenangkan.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan di dalam skripsi ini dan

masih jauh dari sempurna. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat serta

dapat bermanfaat serta dapat memberikan informasi ataupun pengetahuan bagi

pembacanya.

Bandar Lampung, 24 Januari 2020

Penulis

Abiyyi Pratama Husada Widoyoko

Page 14: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK
Page 15: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK

i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................... i

DAFTAR TABEL ................................................................................ iii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................... iv

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1

1.1 Latar belakang .......................................................................... 1

1.2 Rumusan masalah ..................................................................... 6

1.3 Tujuan penelitian ...................................................................... 6

1.3.1 Tujuan Umum……………………………………... 6

1.3.2 Tujuan Khusus…………………………………...... 6

1.4 Manfaat penelitian .................................................................... 7

1.4.1 Manfaat untuk Peneliti ............................................. 7

1.4.2 Manfaat untuk Institusi……….. .............................. 7

1.4.3 Manfaat untuk Masyarakat………………………. .. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 8

2.1.Infeksi Nosokomial .................................................................. 8

2.1.1 Definisi ........................................................................ 8

2.1.2 Patogenesis…………………………………………….9

2.1.3 Prevalensi di Rumah Sakit Abdoel Moeloek………… 9

2.1.4 Faktor Resiko………………………………………… 10

2.1.5 Cara Penularan………………………………………. 11

2.1.5.1 Penularan Melalui Kontak………………….. 11

2.1.5.2 Penularan Melalui Udara……………………. 12

2.1.5.3 Penularan Lainnya…………………………. 12

2.1.6 Pencegahan Terjadinya Infeksi Nosokomial…………… 13

2.2.Ruang Rawat Inap Bedah…………………………………….. 14

2.3.Bakteri Kontaminan di Ruang Operasi………………………. 15

2.4.Bakteri yang Dapat Mencemari Udara………………………. 16

2.5.Indeks Angka Kuman………………………………………… 18

2.6.Kerangka Teori………………………………………………. 20

2.7.Kerangka Konsep……………………………………………. 21

Page 16: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK

ii

BAB III METODE PENELITIAN .................................................... 22

3.1. Desain penelitian ................................................................... 22

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................... 22

3.3. Subjek penelitian ................................................................... 23

3.3.1 Populasi dan Sampel Penelitian .................................. 23

3.4.Variabel Penelitian ................................................................. 24

3.4.1 Variabel Independen ................................................... 24

3.4.2 Variabel Dependen ..................................................... 24

3.5. Definisi operasional ............................................................... 24

3.6. Alat Alat penelitian ................................................................ 25

3.7. Bahan penelitian .................................................................... 26

3.8. Prosedur Penelitian ................................................................ 26

3.8.1 Sterilisasi Alat………………………………………. 26

3.8.2 Pengambilan Sampel Mikroorganisme di Udara…… 28

3.8.3 Prosedur Isolasi Bakteri ……………………………. 28

3.8.4 Perhitungan Angka Kuman ………………………… 29

3.8.5 Identifikasi Bakteri …………………...…….. .…….. 29

3.8.5.1 Pewarnaan Gram……………………… 29

3.8.5.2 Uji Biokimia…………………………… 31

3.9. Penyajian Data ...................................................................... 34

3.9.1 Pengolahan data kuantitatif .................................. 34

3.9.2 Deskriptif Univariat .............................................. 34

3.10 Alur Penelitian ...................................................................... 35

3.11 Etika Penelitian ..................................................................... 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian .................................................................... 37

4.1.1 Kualitas Mikrobiologi pada Udara di Bangsal Bedah

Ruang Kutilang Kelas III .............................................. 37

4.1.2 Identifikasi Bakteri pada Udara di Bangsal Bedah

Ruang Kutilang Kelas III .............................................. 39

4.2 Pembahasan .......................................................................... 42

4.3 Keterbatasan Penelitian ........................................................ 47

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ................................................................................ 48

5.2 Saran ...................................................................................... 49

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 50

LAMPIRAN ........................................................................................ 54

Page 17: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Indeks Angka Kuman Menurut Fungsi Ruang atau Unit…...... .….19

2. Definisi Operasional……….........................................…….….. ..... 24

3. Indeks Angka Kuman di Bangsal Bedah

Ruang Kutilang Kelas 3a…………………………………………...38

4. Indeks Angka Kuman di Bangsal Bedah

Ruang Kutilang Kelas 3b,,,,…………………………………………38

5. Hasil Pewarnaan Gram pada Sampel Udara di Ruang 3a…………...39

6. Identifikasi Bakteri di Udara Ruang 3a…………………………….. 40

7. Hasil Pewarnaan Gram pada Sampel Udara di Ruang 3b…………..40

8. Identifikasi Bakteri di Udara Ruang 3b……………………………...41

Page 18: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Teori………………………………………………………..... 20

2. Kerangka Konsep.... .................................................................................. 21

3. Alur Penelitian.. ........................................................................................ 36

Page 19: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK

v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Persetujuan Etik …………………………………………………..55 2. Surat Izin Melakukan Penelitian………………………………………..56 3. Surat Izin Pre-Survey Penelitian………………………………………..57 4. Surat Disposisi Peminjaman Ruangan………………………………….58 5. Surat Izin Penelitan RSUD Abdul Moeloek……………………………59 6. Surat Izin Penelitian RSUD Abdul Moeloek…………………………...60 7. Proses dalam Penelitian………………………………………………...61 8. Diagnosis Pasien………………………………………………………..64 9. Denah Ruang Kutilang…………………………………………………66

Page 20: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah sakit adalah bangunan yang penuh dengan sumber penyakit dan

sumber infeksi. Kuman penyakit ini dapat hidup dan berkembang di

lingkungan rumah sakit misalnya pada kamar operasi dan ruang perawatan.

Kuman tersebut dapat berada dimana-mana seperti: udara, air, lantai, makanan

dan benda-benda medis maupun non medis. Khususnya untuk di kamar

operasi yang berpotensi tinggi menyebabkan infeksi nosokomial di rumah

sakit. Daerah sekitar kamar operasi sangat berisiko tinggi menjadi tempat

penyebaran infeksi dari dan ke penderita (Palawe, Kountul, dan Waworuntu,

2015).

Infeksi nosokomial, disebut juga sebagai ”Health-care Associated Infections”

atau ”Hospital-Acquired Infections (HAIs)”. Infeksi nosokomial dapat

disebabkan oleh kuman penyakit yang sudah resisten terhadap antibiotika

yang terdapat di semua ruangan rumah sakit, alat-alat pemeriksaan medis,

alat-alat bantu medis, alat-alat bedah, serta perlengkapan rumah sakit lainnya

yang mungkin lolos dari prosedur sanitasi dan sterilisasi. Infeksi nosokomial,

juga biasa dikenal sebagai infeksi yang berasal dari lingkungan, petugas

Page 21: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK

2

kesehatan dan fasilitas kesehatan. Ini dapat menyebar di berbagai lingkungan

rumah sakit termasuk bangsal, ruang operasi, atau ruangan klinis lainnya.

Selain peralatan yang terkontaminasi, tempat tidur, petugas juga bisa

menyebarkan infeksi ini (Xia, Gao, dan Tang, 2016).

Penularan infeksi yang terjadi tergantung dari jumlah kuman, kerentanan

individu waktu kontak, virulensi agen infeksi, dan perbandingan terbalik

dengan daya tahan tubuh. Sumber infeksi juga dapat berasal dari personel

kamar operasi, alat dan bahan penunjang pembedahan, lingkungan

pembedahan dan pasien yang akan dibedah. Petugas kesehatan lebih berisiko

dan merupakan sumber utama bakteri yang ditularkan melalui udara (Palawe,

Kountul, dan Waworuntu, 2015).

Mikroba merupakan salah satu faktor utama yang berperan dalam infeksi

nosokomial. Lingkungan fisik buruk pasti sebanding dengan tingginya angka

kuman dalam ruangan. Kontribusi terbesar faktor lingkungan fisik pada angka

kuman adalah kepadatan hunian, kelembaban, pencahayaan, dan suhu ruang.

Sementara kelembaban mempunyai hubungan signifikan dengan angka kuman

(Soedarto, 2016).

Berdasarkan hasil pengukuran total angka kuman udara pada pagi hari,

bangsal interna merupakan ruangan yang paling baik kualitas angka kuman

udara pagi dibandingkan dengan bangsal bedah dan bangsal neurologi.

Bangsal bedah merupakan bangsal yang paling tinggi angka kuman udara

Page 22: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK

3

pagi. Di dapatkan angka kuman pada pagi hari di bangsal bedah yaitu 50000

CFU/ dapat diartikan melebihi batas maksimum standar yang sudah di

tetapkan yaitu 200-500 CFU/ untuk ruang bangsal. Adapun salah satu

faktor yang menyebabkan infeksi nosokomial adalah tingkat kepadatan dalam

suatu ruang merupakan salah satu faktor risiko terjadinya infeksi nosokomial.

Hal ini dikarenakan jumlah pasien yang lebih banyak dalam suatu ruang

menjadi salah satu penyebab tidak dilakukannya prosedur tindakan septik dan

antiseptik yang baik. Hal ini sesuai dengan keadaan seperti di ruang bangsal

bedah ruang kutilang (Ningsih, Iravati dan Nuryastuti, 2016).

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, menunjukkan angka kuman

udara sore mempunyai korelasi positif dengan pencahayaan karena sinar

matahari mempunyai aktivitas mematikan mikroba yang disebabkan karena

sinar lembayung ultra. Sinar matahari yang mengandung sinar lembayung

ultra dapat mengganggu perkembangbiakan sel atau mutasi pada mikroba,

dapat diartikan bahwa angka kuman di sore hari didapatkan lebih sedikit

apabila dibandingkan di pagi hari yang belum banyak mendapatkan paparan

dari sinar matahari (Ningsih, Iravati dan Nuryastuti, 2016).

Berdasarkan data dari kuisioner pada RS Kariadi Semarang, dari 25 prosedur

ganti balut tidak cuci tangan, 20 prosedur (80 %) di antaranya disertai kondisi

fasilitas air di wastafel ruangan yang macet. Tujuh belas prosedur tidak

memakai sarung tangan, 10 prosedur (58,8 %) di antaranya disertai keadaan

sarung tangan steril tidak tersedia di ruangan. Prosedur tidak memakai masker

Page 23: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK

4

sebanyak 28 prosedur, 20 prosedur (71,4 %) di antaranya keterbatasan jumlah

masker, artinya masker yang bersih tidak tersedia. Teknik ganti balut yang

tidak standar sebanyak 25 prosedur, 10 prosedur (40 %) di antaranya disertai

dengan kondisi petugas yang tergesa-gesa. Tingkat kesadaran yang rendah dan

tingkat pengetahuan yang rendah tentang prosedur ganti balut yang standar

merupakan salah satu faktor penyebab penularan infeksi nosokomial

(Nurkusuma, 2009).

Perawatan luka pasca operasi juga ikut berperan dalam penularan infeksi

nosokomial apabila perawatan luka yang tidak memenuhi syarat spesifik.

Transmisi bakteri lebih mudah ditularkan melalui prosedur ganti balut di

ruangan bangsal. Cuci tangan, pemakaian sarung tangan, penggunaan masker,

teknik ganti balut dan peralatan steril adalah bagian dari prosedur ganti balut

luka pasca operasi yang sering dilupakan oleh petugas medis (Nurkusuma,

2009). Beberapa hal yang perlu diperhatikan selama penggunaan alat-alat

operasi adalah jenis, jumlah, kebersihan atau sterilisasi, tata letak dan kondisi

alat-alat operasi yang digunakan harus dipertahankan sterilisasinya sampai

pelaksanaan operasi selesai dan segera dibersihkan setelah selesai digunakan

(Palawe, Kountul, dan Waworuntu, 2015).

Investigasi yang dilakukan oleh WHO, epidemiologi dari infeksi ini

didapatkan 55 rumah sakit yang berada di 14 wilayah WHO yang tersebar di

(Eropa, Mediterania Timur, Asia Timur dan Pasifik Barat) mengungkapkan

rerata 8,7% pasien rumah sakit mengalami infeksi nosokomial (Xia ,Gao, dan

Page 24: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK

5

Tang., 2016). Prevalensi infeksi luka operasi (ILO) di Indonesia cukup tinggi.

Menurut Nosocomial Surveilance System data di Rumah Sakit Dr. Kariadi

periode Januari sampai dengan Mei 2008 ditemukan kasus infeksi luka operasi

di bangsal A2 dan A3 sebanyak 16 dan 24 kasus (Nurkusuma, 2009).

Pengendalian dan pencegahan infeksi di Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo

juga melaporkan bahwa di ruang rawat bedah anak terdapat prevalensi kasus

ILO sebanyak 4,3%. Selain itu sejak 1 Januari sampai dengan 28 Februari

2007 terdapat sekitar 10% dari total pasien pasca bedah abdomen dewasa di

RSCM (Haryanti et al., 2013).

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, didapatkan tiga spesies bakteri

terbanyak hasil identifikasi dari luka operasi di ruang rawat inap bedah RSAM

adalah Pseudomonas sp. (29.27%), Staphylococcus epidermidis (21.95%),

Klebsiella sp. (14.63%), sedangkan hasil identifikasi dari luka operasi di ruang

rawat inap kebidanan RSAM adalah Pseudomonas sp. (25%), Escherichia coli

(19.44%), dan Klebsiella sp. (16.67%) (Warganegara, Apriliana, dan

Ardiansyah, 2012).

Adapun cara untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan memahami

secara spesifik terhadap perilaku yang berhubungan dengan pencegahan

infeksi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa rumah sakit yang sudah

menjalankan program pencegahan infeksi nosokomial, seperti adanya

kebijakan tertulis berupa standar operasional prosedur di setiap ruang

perawatan operasi. Kebijakan tersebut dapat dianggap bahwa peran semua

Page 25: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK

6

pihak yang terlibat dalam kegiatan rumah sakit agar dapat mengetahui

bagaimana pencegahan infeksi nosokomial (Nurseha, 2013).

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis mengganggap perlu dilakukan

penelitian untuk mengetahui kualitas mikrobiologi pada udara yang terdapat di

dalam bangsal bedah kelas III ruang kutilang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan di atas, maka rumusan

masalah pada penelitian ini yaitu bagaimana kualitas mikrobiologi pada udara

yang terdapat di dalam bangsal bedah kelas III ruang kutilang di RSUD

Abdoel Moeloek Bandar Lampung ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas

mikrobiologi pada udara yang terdapat di bangsal bedah kelas III

ruang kutilang.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui indeks angka kuman pada udara yang terdapat di bangsal

bedah kelas III ruang kutilang di RSUD Abdul Moeloek Bandar

Lampung.

Page 26: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK

7

2. Mengetahui jenis bakteri pada udara yang terdapat di bangsal bedah

kelas III ruang kutilang di RSUD Abdul Moeloek Bandar Lampung.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti

Mendapatkan pengalaman, dan informasi terbaru terkait penelitian

khususnya meneliti mikroorganisme serta membantu petugas medis di

rumah sakit agar selalu menjaga kebersihan ruang dalam bangsal

bedah kelas III ruang kutilang.

1.4.2 Manfaat bagi Institusi

Institusi mendapatkan informasi terbaru sehingga penelitian yang

sudah dilakukan ini dapat dikembangkan kembali agar lebih

bermanfaat untuk di masa depan.

1.4.3 Manfaat Bagi Masyarakat

Masyarakat dapat mengetahui bagaimana cara menanggulangi agar

tidak terjangkit infeksi nosokomial khususnya pada pasien pasca

operasi bedah.

Page 27: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Infeksi Nosokomial

2.1.1 Definisi

Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang didapat selama pasien

dirawat dirumah sakit 3 x 24 jam. Secara umum, pasien yang masuk

rumah sakit dan didapatkan menunjukkan tanda infeksi kurang dari

72 jam belum dapat disebut infeksi nosokomial karena masa

inkubasi penyakit telah terjadi sebelum pasien masuk rumah sakit.

Salah satu infeksi nosokomial paling utama berasal dari luka post

operasi yang merupakan penyebab utama morbiditas, mortalitas dan

peningkatan biaya rumah sakit. Infeksi nosokomial disamping

berbahaya bagi penderita, juga berbahaya bagi lingkungan baik

selama di rawat di rumah sakit ataupun diluar rumah sakit setelah

berobat jalan. Komplikasi yang dapat terjadi karena perawatan luka

post operasi antara lain oedema, hematoma, perdarahan sekunder,

luka robek, fistula, adesi atau timbulnya jaringan scar (Salawati,

2012).

Page 28: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK

9

2.1.2 Patogenesis

Infeksi nosokomial disebabkan oleh virus, jamur, parasit, dan bakteri

merupakan patogen paling sering pada infeksi nosokomial. Patogen

tersebut harus diperiksa pada semua pasien dengan demam yang

sebelumnya dirawat karena penyakit tanpa gejala demam. Faktor

predisposisi terjadinya infeksi nosokomial pada seseorang antara

lain: Status imun yang rendah (pada usia lanjut dan bayi prematur).

Tindakan invasif, misalnya intubasi endotrakea, pemasangan kateter,

pipa saluran bedah, dan trakeostomi, pemakaian obat imunosupresif

dan antimikroba, transfusi darah berulang (Nasution, 2012).

2.1.3 Prevalensi di Rumah Sakit Abdoel Moeloek

Kualitas kebersihan ruang operasi juga turut berperan besar dalam

terjadinya infeksi luka post operasi. Telah dilakukan penelitian

mengenai angka kuman pada Ruang Operasi Bedah Syaraf dan

Bedah Ortopedi RSUD Dr. H. Abdul Moeloek. Pada ruang operasi

Bedah Syaraf diperoleh mikroorganisme yang mungkin dapat

menjadi penyebab infeksi antara lain Staphylococcus sp,

Streptococcus sp, Salmonella sp, Shigella sp, dan berbagai jenis

jamur serta ditemukan angka kuman hingga 53 CFU/15’. Pada ruang

operasi Bedah Ortopedi diperoleh angka kuman maksimum hingga

125,8 CFU/m3 setelah 7 x operasi pada ruang operasi bedah

Ortopedi yang didominasi oleh Staphylococcus sp, dan bakteri Gram

negatif basil (Mirza, 2010).

Page 29: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK

10

2.1.4 Faktor Risiko

Faktor risiko yang menyebabkan peningkatan infeksi nosokomial di

rumah sakit salah satunya dapat berasal dari lingkungan. Lingkungan

rumah sakit yang tidak bersih juga dapat menyebabkan infeksi

nosokomial, sebab mikroorganisme penyebab infeksi dapat tumbuh

dan berkembang pada lingkungan yang kotor dan lembab. Udara

juga merupakan media penularan yang potensial untuk terjadinya

infeksi nosokomial. Pengaturan udara yang baik mutlak di perlukan

dalam fasilitas kesehatan khususnya ruang bangsal. Ruang bangsal

dengan pengaturan udara yang baik akan lebih banyak menurunkan

risiko terjadinya penularan infeksi (Mukono, 2006).

Adapun faktor individu yang mempengaruhi faktor risiko infeksi

nosokomial terbagi menjadi faktor endogen dan eksogen. Faktor

endogen contohnya seperti sistem imun yang lemah terutama pada

anak-anak, adanya penyakit tersamar (underlying disease) yang

berat. Sedangkan untuk faktor eksogen dapat berupa tatalaksana

pasca operasi yang buruk, petugas kesehatan yang lalai mencuci

tangan sebelum maupun sesudah menangani penderita, masa rawat

inap yang panjang, pengobatan antibiotik yang tidak rasional,

pemasangan kateter yang menetap (Soedarto, 2016).

Page 30: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK

11

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya infeksi

nosokomial salah satunya yaitu dikarenakan infeksi luka post

operasi, pada pasien yang berada di ruang Rawat Inap Bedah dan

Kebidanan RSUD Dr. H. Abdul Moeloek berdasarkan studi

pendahuluan diperoleh faktor yang dapat menimbulkan suatu pola

bakteri tertentu seperti tingkat kebersihan ruangan rawat inap yang

kurang terutama pada kelas III dan dibawahnya, manajemen

penempatan pasien yang tidak sesuai, jarak yang cukup dekat antar

pasien, penggunaan antibiotik profilaksis yang cukup tinggi, tingkat

kepatuhan perawat terhadap standar perawatan atau sterilitas alat

yang digunakan saat kontak dengan pasien (Pratami, Apriliana, dan

Rukmono, 2013).

2.1.5 Cara Penularan

2.1.5.1 Penularan Melalui Kontak

Penularan oleh patogen di rumah sakit dapat terjadi

melalui beberapa cara: Penularan melalui kontak

merupakan bentuk penularan yang sering dan penting

infeksi nosokomial. Adapun penularan lainnya sebagai

berikut:

1. Penularan melalui kontak langsung: melibatkan kontak

tubuh dengan tubuh antara pejamu yang rentan dengan

yang terinfeksi.

Page 31: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK

12

2. Penularan melalui kontak tidak langsung: melibatkan

kontak pada pejamu yang rentan dengan benda yang

terkontaminasi misalnya jarum suntik, pakaian, dan

sarung tangan.

3. Penularan melalui droplet, terjadi ketika individu yang

terinfeksi batuk, bersin, berbicara, atau melalui

prosedur medis tertentu, misalnya bronkoskopi

(Nasution, 2012).

2.1.5.2 Penularan Melalui Udara

Penularan melalui udara yang mengandung

mikroorganisme yang mengalami evaporasi, atau partikel

debu yang dapat mengandung agen infeksius.

Mikroorganisme yang terbawa melalui udara dapat

terhirup pejamu yang rentan yang berada pada ruangan

yang sama atau pada jarak yang jauh dari sumber infeksi.

Sebagai contoh mikroorganisme Legionella,

Mycobacterium tuberculosis, Rubeola, dan virus varisela

(Nasution, 2012).

2.1.5.3 Cara Penularan Lainnya

Penularan melalui makanan, air, obat-obatan dan peralatan

yang terkontaminasi. Penularan melalui vektor, misalnya

nyamuk, lalat, tikus, dan kutu (Nasution, 2012).

Page 32: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK

13

2.1.6 Pencegahan Terjadinya Infeksi Nosokomial

Pembersihan yang rutin penting untuk dapat meyakinkan bahwa

rumah sakit sangat bersih di berbagai aspek seperti bersih dari debu,

minyak dan kotoran. Perlu diingat bahwa sekitar 90 % dari kotoran

yang terlihat pasti mengandung kuman. Perlu adanya waktu yang

teratur untuk membersihkan dinding, lantai, tempat tidur, pintu,

jendela, tirai, kamar mandi, dan alat-alat medis yang telah dipakai

berkali-kali. Pengaturan udara yang baik sulit dilakukan di banyak

fasilitas kesehatan. Usahakan menggunakan pemakaian penyaring

udara, terutama bagi penderita dengan status imun yang rendah atau

bagi penderita yang dapat menyebarkan penyakit melalui udara.

Kamar dengan pengaturan udara yang baik akan lebih banyak

menurunkan risiko terjadinya penularan infeksi nosokomial. Selain

itu, rumah sakit harus membangun suatu fasilitas penyaring air dan

menjaga kebersihan pemrosesan serta filternya untuk mencegahan

terjadinya pertumbuhan bakteri. Sterilisasi air pada rumah sakit

dengan prasarana yang terbatas dapat menggunakan panas matahari

(Kementerian Kesehatan RI, 2018).

Salah satu cara untuk mengatasi cara infeksi nosokomial yaitu

dengan memahami perilaku yang berhubungan dengan pencegahan

infeksi. Studi pendahuluan menunjukkan bahwa rumah sakit telah

menjalankan program pencegahan infeksi nosokomial, dengan

adanya kebijakan tertulis berupa standar operasional prosedur di

Page 33: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK

14

setiap ruangan perawatan yang berarti seluruh petugas kesehatan

berperan aktif untuk pencegahan infeksi nosokomial di rumah sakit

dan bagaimana hal tersebut dapat diaplikasikan dalam tindakan nyata

(Nurseha, 2013).

2.2 Ruang Rawat Inap Bedah

Menurut Posma (2001) dalam Anggraini (2008) bahwa rawat inap bedah

atau ruang bangsal bedah merupakan suatu bentuk perawatan terhadap

pasien dan tinggal di rumah sakit dalam jangka waktu tertentu. Selama

pasien dirawat, kewajiban rumah sakit harus memberikan pelayanan

terbaik kepada pasien.

Penelitian yang dilakukan oleh Wikansari (2012) di kamar ruang rawat

inap bedah rumah sakit Kota Semarang, menunjukkan hasil bahwa rerata

kuman pada rawat inap kelas II dan III penyakit pasca bedah sebesar 281

CFU/ dan 717 CFU/ , sejumlah ruang bangsal kelas III memiliki

angka kuman melebihi ambang batas total kuman di ruang rawat inap

bedah. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1204/Menkes/SK/X/2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan rumah

sakit, indeks angka kuman untuk ruang pemulihan atau perawatan adalah

200-500 CFU/ . Dari 16 kamar yang diteliti, terdapat 10 kamar yang

memiliki angka kuman di atas indeks angka kuman berdasarkan

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1204/Menkes/SK/X/2004 yang dikategorikan buruk.

Page 34: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK

15

2.3 Bakteri Kontaminan di Ruang Rawat Inap Bedah

Bakteri merupakan bagian dari mikroorganisme beberapa antaranya ada

yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, tetapi ada pula yang

merugikan sehingga dapat menimbulkan beberapa penyakit. (Palawe,

Kountul, Waworuntu, 2015). Berdasarkan penelitian yang sudah

dilakukan, pertumbuhan bakteri lebih meningkat setelah terjadinya

operasi. Staphylococcus albus adalah kuman gram positif, bersifat

anaerobik fakulatif yang merupakan flora normal pada manusia terdapat

pada mukosa hidung, mulut, dan kulit. Terdapat lebih dari 20 spesies

Staphylococcus, tapi hanya Staphylococcus aureus dan Staphylococcus

albus yang mempunyai hubungan interaksi dengan manusia dimana

kolonisasi terutama pada nasal dan kulit. Bakteri ini merupakan

penyebab tertinggi infeksi di lingkungan rumah sakit, terutama pada

ruangan intensif dan kamar operasi. Penyebarannya sering melalui udara,

tetapi dapat juga secara langsung (Palawe, Kountul, & Waworuntu,

2015).

Hasil penelitian yang sudah di lakukan menunjukkan bahwa jenis yang

paling penting dari mikroorganisme pada infeksi pasien terkait dengan

koagulase negative Staphylococcus (24,49%). Bakteri yang paling

terisolasi yang menyebabkan infeksi pada pasien setelah operasi jantung

terbuka di Rumah Sakit Golestan Iran adalah Escherichia coli (22,44%),

Klebsiella (4,08%), Enterobacter (4,08%), Streptococcus (4,08%),

Pseudomonas Aeruginosa (8,16%), Koagulase Positif Staphylococus

Page 35: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK

16

(10,2%), Staphylococcus koagulase negatif (24,49%), Enterococcus

(14,29%) dan Acetobacter (8,16%). Berdasarkan hasil penelitian ini, di

antara semua faktor, frekuensi tertinggi berhubungan dengan jenis

mikroorganisme dan lokasi infeksi. Beberapa faktor yang terkait dengan

infeksi adalah demam (3,33%), lokasi infeksi termasuk sternum

(28,57%), saphena (12,24%), dan organ lain (59,18%) (Nashibi et al.,

2018).

2.4 Bakteri yang Dapat Mencemari Udara

1. Staphylococcus aureus

Genus kuman ini berbentuk kokus yang pada pewarnaan

bersifat Gram positif, dan pada pengamatan dibawah mikroskop

tampak seperti sekelompok anggur. Untuk membedakan spesies

ini dari spesies Staphylococcus lainnya misalnya

Staphylococcus epidermidis, bahan pemeriksaan dibiakkan pada

medium Mannitol Salt Agar, dimana Staphylococcus aureus

dapat memfermentasi mannitol, sedangkan Staphylococcus

epidermidis tidak mampu melakukan fermentasi mannitol

(Soedarto, 2016).

2. Klebsiella sp

Klebsiella sp ditemukan di dalam usus manusia tanpa

menimbulkan penyakit, serta di dalam tinja manusia. Di tempat

perawatan kesehatan infeksi Klebsiella sp sering dijumpai pada

penderita-penderita yang sedang menerima pengobatan akibat

Page 36: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK

17

penyakit tertentu. Penderita-penderita yang sedang

menggunakan alat bantu pernapasan (ventilator) atau

mendapatkan pemeriksaan dengan kateter vena, dan penderita

yang sedang mendapatkan pengobatan jangka panjang dengan

antibiotik tertentu sangat berisiko terinfeksi dengan Klebsiella

sp. Bakteri ini dapat dibiakkan dalam berbagai jenis media

pemupuk, misalnya agar Mac Conkey, Chrom ID Carba Agar,

dan Luria Aga (Soedarto, 2016).

3. Escherichia coli

Bakteri Escherichia coli yang biasa disingkat E.coli, adalah

kuman Gram negatif berbentuk batang yang hidup anaerobik

fakultatif, umumnya ditemukan di dalam usus besar manusia

dan organisme berdarah panas. Escherichia Coli di bagi menajdi

enam tipe yaitu Enterohemorrhagic E.coli (EHEC),

Enterotoxigenic E.coli (ETEC), Enteropatogenic E.coli (EPEC)

Enteroaggregative E.coli (EAEC), Enteroinvasive E.coli (EIEC)

Diffusely adherent E.coli (DAEC). Bakteri ini dapat dibiakkan

di agar darah (Soedarto, 2016).

4. Pseudomonas sp

Pseudomonas sp adalah bakteri yang tersebar luas di berbagai

lingkungan hidup. Pseudomonas aeruginosa adalah bakteri yang

hidup bebas di alam, spesies Pseudomonas aeruginosa dapat

menyebabkan penyakit pada penderita yang dirawat di rumah

sakit atau pada orang yang lemah daya tahan tubuhnya. Isolat

Page 37: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK

18

yang berasal dari bahan klinik menghasilkan koloni berukuran

besar, halus, dengan tepi yang datar dan bagian tengah

menonjol, mirip telur dadar (fried-egg appearence), sedangkan

isolat berasal dari sekresi respirasi dan sekresi saluran kemih,

berbentuk mukoid, berlendir (Soedarto, 2016).

2.5 Indeks Angka Kuman

Angka kuman adalah jumlah perhitungan jumlah bakteri yang didasarkan

pada asumsi bahwa setiap sel bakteri hidup dalam suspense akan tumbuh

menjadi satu koloni setelah diinkubasikan dalam media biakan dan

lingkungan yang selesai. Setelah masa inkubasi jumlah koloni yang

tumbuh dihitung dari hasil perhitungan tersebut merupakan perkiraan atau

dugaan dari jumlah dalam suspense tersebut (Nizar, 2011).

Parameter mikrobiologi udara yang sering digunakan adalah angka

kuman udara. Angka kuman bersifat total, meliputi semua kuman yang

ada di udara. Pemahaman kuman diidentikkan dengan mikroorganisme

yang ada di udara. Secara umum, angka kuman udara adalah jumlah

mikroorganisme patogen dan non patogen yang berada di udara baik yang

menempel di dinding atau partikel (debu) (Nizar, 2011).

Page 38: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK

19

Berikut adalah indeks angka kuman untuk setiap ruang atau unit:

Tabel 1. Indeks Angka Kuman Menurut Fungsi Ruang atau Unit

No Ruang atau Unit

Konsentrasi Maksimum Mikroorganisme per Udara

( CFU/ )

1 Operasi 10

2 Bersalin 200

3 Pemulihan/Perawatan 200-500

4 Observasi bayi 200

5 Perawatan bayi 200

6 Perawatan premature 200

7 ICU 200

8 Jenazah/autopsy 200-500

9 Pengindraan medis 200

10 Laboratorium 200-500

11 Radiologi 200-500

12 Sterilisasi 200

13 Dapur 200-500

14 Gawat Darurat 200

15 Administrasi, pertemuan 200-500

16 Ruang Luka Bakar 200

(Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2004)

Page 39: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK

20

2.6 Kerangka Teori

Gambar 1. Kerangka Teori (Afia, 2018)

Keterangan : = Mempercepat proses infeksi,

= Variabel Bebas

= Di teliti

Infeksi Nosokomial

Penularan Melalui

Kontak,Udara, Alat medis, dan

lainnya

Indeks Angka Kuman

Perubahan Kualitas

Mikrobiologi Udara

Jenis Kuman

Bakteri Jamur Parasit Virus

Faktor risiko

1. Lingkungan

2. Individu

Page 40: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK

21

2.7 Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep dari penelitian ini adalah :

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2. Kerangka Konsep

Jenis bakteri

Kualitas udara

Indeks Angka Kuman

Page 41: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional laboratorik

dengan menggunakan pendekatan cross sectional untuk pengambilan

sampel yang dilakukan dalam satu waktu di ruang bangsal bedah kelas III

Ruang Kutilang di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung.

3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2019. Penelitian

dilakukan di bangsal bedah kelas III Ruang Kutilang RSUD Dr. H. Abdul

Moeloek Bandar Lampung untuk mengambil sampel kualitas mikrobiologi

pada udara. Kemudian dilakukan pemeriksaan sampel di Laboratorium

Mikrobiologi Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung.

Page 42: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK

23

3.3 Subjek Penelitian

3.3.1 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian meliputi seluruh bangsal bedah kelas III di RSUD

Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung. Sampel penelitian meliputi

bangsal bedah kelas III ruang kutilang 3a dan 3b di RSUD Dr. H. Abdul

Moeloek Bandar Lampung. Sampel diambil dengan menggunakan

metode purposive sampling dan mengambil sampel kualitas

mikrobiologi di udara sebanyak 5 titik pada udara yang terdapat di

ruang bangsal bedah kelas III ruang kutilang RSUD Dr. H. Abdul

Moeloek. Berikut kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini:

1. Kriteria Inklusi

a. Bangsal bedah Ruang Kutilang kelas III yang

kurang terjaga kebersihannya.

b. Bangsal bedah Ruang Kutilang kelas III yang

memiliki kepadatan pasien yang paling tinggi.

2. Kriteria Eksklusi

a. Bangsal bedah Ruang Kutilang kelas III ruang

kutilang yang ditempati oleh pasien yang sudah

terjangkit penyakit infeksi lain sebelum melakukan

operasi.

Page 43: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK

24

3.4 Variabel Penelitian

3.4.1 Variabel Independen

Kualitas udara pada ruang bangsal bedah kelas III ruang kutilang.

3.4.2 Variabel Dependen

Jenis bakteri dan indeks angka kuman yang terdapat di ruang

bangsal bedah kelas III ruang kutilang.

3.5 Definisi Operasional

Tabel 2. Definisi Operasional dan Alat Pengukuran Variabel

Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Skala

Kualitas

Mikrobiologi

pada udara

Kualitas udara

pada suatu

ruangan yang

berkaitan

dengan

kelangsungan

pertumbuhan

hidup bakteri

Penghitungan

koloni kuman

Media plate

count agar

(PCA)

Tidak baik

>500

CFU/

Baik <500

CFU/

Kategorik

Indeks Angka

Kuman

Jumlah

mikroorganis

me patogen

dan non

patogen yang

berada di

udara

Dengan

menghitung

rata- rata

jumlah angka

kuman

Penghitungan

koloni kuman

Tidak baik

>500

CFU/

Baik <500

CFU/

Kategorik

Jenis

Mikroorganisme

Mengetahui

jenis bakteri

terdapat pada

suatu ruang

Melakukan

identifikasi

bakteri

Diletakkan di

media agar

darah, agar

nutrient, agar

MacConkey,

pewarnaan

gram dan uji

bioimiawi

Jenis

bakteri

pada

bangsal

bedah

Kategorik

Page 44: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK

25

3.6 Alat-Alat Penelitian

Pada penelitian ini, terdapat beberapa alat-alat yang dibutuhkan. Adapun

alat-alat penelitian yang dibutuhkan sebagai berikut:

1. Sarung tangan

2. Plastic wrap

3. Alummunium Foil

4. Kertas label

5. Cawan petri

6. Rak tabung reaksi

7. Gelas kimia

8. Tabung reaksi

9. Ose bulat

10. Ose Jarum

11. Lampu Bunsen

12. Pipet tetes

13. Kaca objek

14. Autoklaf

15. Mikroskop

16. Inkubator

17. Meja

18. Kotak berisi es

Page 45: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK

26

3.7 Bahan Penelitian

1. SIM (sulfur, indol, motilitas) agar

2. Alkohol 70 %

3. Glukosa, TSIA (triplesugariron agar)

4. Bahan pewarnaan gram (kristal violet, iodin, alkohol 70%,

safranin)

5. Akuades

6. Media spesifik Agar Darah (AD)

7. Media Agar Nutrient (NA)

8. Media Agar MacConkey

9. Manitol karbohidrat 7,5%,

10. Mannitol Salt Agar ( MSA)

11. Simon Citrate

12. DNAse

13. Katalase

3.8 Prosedur Penelitian

Pada penelitian ini dibutuhkan beberapa prosedur penelitian. Adapun

prosedur yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut (Soedarto,

2016):

3.8.1 Sterilisasi Alat

a. Alat yang ingin di sterilkan dibungkus dengan kertas HVS dan

dimasukkan ke dalam plastik.

b. Menuang air suling sampai batas tertentu ke dalam autoclave.

Page 46: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK

27

c. Menata tabung reaksi atau peralatan gelas lain atau peralatan

gelas lain di dalam wadah alumunium agar tersedia ruangan

untuk bergeraknya uap air.

d. Letakkan wadah ke dalam autoclave dengan cara: Tabung

reaksi diambil satu-persatu dengan korentang, kemudian

disusun di dalam wadah alumunnium yang udah terdapat di

dalam autoclave dengan jarak minimal 0,5 cm dengan alat yang

lain.

e. Letakkan tutup sterilisator pada tubuh sterilisator dan

meletakkan baut-baut penahan ke atas tempat yang sesuai.

f. Aturlah suhu sebesar 121° C, dengan tekanan 1 atm dan aturlah

waktu yang akan digunakan sampai pada angka 15-20 menit.

g. Kemudian, tarik tuas power sampai ketitik on lalu tekan tombol

on, apabila lampu hijau menyala maka dapat dipastikan

autoklaf dalam keadaan bekerja.

h. Setelah alarm berbunyi maka tarik tuas power tersebut hingga

ke titik off kemudian buka lubang uap dengan cara memutarnya

kearah open.

i. Diamkan autoklaf selama 15 menit untuk memastikan bahwa

uap telahkeluar dan autoklaf tidak dalam keadaan panas.

j. Bukalah tutup autoklaf dan keluarkan alat-alat yang telah steril.

Page 47: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK

28

3.8.2 Pengambilan Sampel Mikroorganisme di Udara

a. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara meletakkan media

PCA (Plate Count Agar) untuk media pertumbuhan

mikroorganisme yang ada di udara pada pagi hari.

b. Media pada cawan petri diletakkan terbuka 5 titik dalam ruang

bangsal bedah kelas III ruang kutilang dan didiamkan selama

15-30 menit.

c. Selanjutnya media dalam cawan ditutup kembali dengan

parafilm dan dimasukkan dalam termos es untuk diperiksa di

laboratorium.

d. Pengambilan sampel dilakukan pengulangan di hari berikutnya

untuk meningkatkan ketepatan percobaan.

3.8.3 Prosedur Isolasi Bakteri

a. Hasil sampel dan medianya dibawa ke Laboratorium

Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

menggunakan ice box.

b. Setelah itu ditanam dan diinkubasi pada nutrient agar dengan

posisi terbalik pada suhu 37° C selama 18-24 jam lalu diamati

pertumbuhan bakterinya.

Page 48: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK

29

3.8.4 Perhitungan Angka Kuman

a. Koloni besar ataupun kecil menjalar dihitung 1 koloni karena

dianggap berasal dari satu bakteri.

b. Perhitungan dapat dilakukan secara manual dengan memberi

tanda titik atau tanda yang lain pada koloni yang sudah

dihitung.

c. Kemudian hasil dimasukan ke dalam satuan CFU. Indeks

angka kuman dihitung dengan rumus:

Indeks Angka Kuman =

Berdasarkan KEPMENKES RI Nomor:

1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan

Rumah Sakit, indeks angka kuman untuk ruang perawatan atau

ruang bangsal adalah 200-500 CFU/ .

3.8.5. Identifikasi Bakteri

3.8.5.1 Pewarnaan Gram

a. Gunakan sarung tangan saat melakukan prosedur pewarnaan

gram.

b. Berikan label nama pada gelas objek penelitian.

c. Pewarnaan dilakukan harus dekat dengan api bunsen.

d. Kaca objek dibersihkan dengan alkohol 70% dan dilewatkan

beberapa kali pada api Bunsen.

e. Kemudian, ose dipanaskan dengan cara dilewatkan di atas api

bunsen, kemudian ditunggu hingga tidak terlalu panas.

Page 49: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK

30

f. Ambil sampel dengan jarum ose dan dioles tipis di kaca objek

penelitian.

g. Fiksasi spesimen bakteri dilakukan dengan melewatkannya di

atas api Bunsen sebanyak tiga kali. Pastikan bahwa tidak

terjadi pemanasan yang berlebihan.

h. Teteskan kristal violet pada gelas objek sampai menutupi

seluruh sediaan. Kemudian didiamkan selama 30-60 detik pada

suhu ruangan lalu dicuci secara perlahan dengan akuades dari

botol selama lima detik.

i. Kemudian gelas objek ditetesi dengan larutan iodin, dibiarkan

selama 1-2 menit dalam suhu ruangan, lalu dicuci pada air

mengalir selama lima detik.

j. Selanjutnya ditetesi etil alkohol 95%.

k. Preparat dibilas dengan air selama lima detik untuk

menghentikan aktivitas dekolorisasi.

l. Selanjutnya gelas objek ditetesi dengan safranin dan

didiamkan selama satu menit, kemudian dibilas dengan air

secara perlahan selama lima detik dan diamkan sejenak.

m. Setelah itu, amati bentuk dan sifat bakteri dibawah mikroskop.

n. Apabila bakteri terlihat berwarna ungu, menandakan bahwa

bakteri tersebut bakteri termasuk gram positif sedangkan

bakteri terlihat berwarna merah, menandakan bahwa bakteri

tersebut bakteri gram negatif (Moyes, Reynolds dan

Breakwell, 2009).

Page 50: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK

31

3.8.5.2 Uji Biokimia

a. TSIA

Ose disterilkan dengan menggunakan Bunsen

sampai berpijar, kemudian didinginkan. Ambil

spesimen bakteri dari agar Mac Conkey. Kemudian,

ditanam pada media TSIA dengan cara menusuk ose

hingga kedasar tabung dan digoreskan secara zig-

zag pada permukaan. Inkubasikan selama 24 jam

dengan suhu 37°C.

Apabila pembentukan warna merah menjadi kuning

menunjukan adanya fermentasi gula (glukosa,

sukrosa, laktosa). Amati juga apakah terbentuk gas

pada media.

b. Penanaman pada medium Simmon’s Citrat

Ose disterilkan dengan menggunakan Bunsen

sampai berpijar, kemudian didinginkan.Ambil

biakan bakteri di agar Mac conkey kemudian

ditanam pada media Simmon’s citrat dengan cara

digores zig-zag pada permukaannya. Diinkubasi

pada suhu 37°C selama 24 jam. Amati, apabila hasil

positif pada bakteri yang memfragmentase laktosa

jika ditemukan adanya pertumbuhan bakteri yang

memudarkan warna pada agar. Pada bakteri yang

Page 51: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK

32

tidak memfragmentasi tidak ada perubahan warna

dan warna sama dengan medium.

c. Uji Sulfur Indole Motility (SIM)

Pengujian dengan menggunakan metode SIM

bertujuan untuk menilai adanya produksi hidrogen

sulfida kemudian dapat juga untuk mengetahui

pembentukan indol akibat enzim tryphanase yang

ditandai dengan berubahnya larutan kovac menjadi

merah, serta dapat menilai motilitas atau pergerakan

bakteri. Inokulasi pada tabung dilakukan dengan

cara menusukan jarum dengan bakteri secara

vertikal tepat di tengah medium tabung. Kemudian,

medium SIM diinkubasi selama 18-24 jam. Uji SIM

dilakukan untuk mengidentifikasi mikroorganisme

enterik seperti E. Coli, Salmonella enteretica, dan

Salmonela Paratyhphi .

d. Uji Katalase

Cairan H2O2 ditetesi pada kaca objek pada koloni

yang diambil sebanyak satu ose. Hasil positif apabila

terdapat gelembung udara yang menandakan

Staphylococcus sp dan hasil negatif apabila tidak

terdapat gelembung udara yang menandakan

Streptococcus sp (Stevan et al, 2004).

Page 52: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK

33

e. Uji DNAse

Tujuan dari uji DNAse adalah untuk melihat

aktivitas deoksiribonuklease dan koagulase positif

pada bakteri. Bakteri yang telah dikultur akan

diinokulasi pada DNAse agar plate, kemudian

diinkubasi pada suhu 37ºC selama 24 jam. Apabila

pertumbuhan bakteri tidak terlalu baik, maka waktu

inkubasi ditambah 24 jam. Setelah diinkubasi, agar

plate digenangi dengan 42 HCl 1 M selama 5 menit.

Hasil yang positif apabila ditemukan zona bening

disekitar koloni yang menandakan terdapat akitivitas

DNAse yang menghidrolisis deoksiribonuklease.

Bakteri yang memiliki aktivitas DNAse positif

antara lain Staphylococcus aureus, Streptococcus

pyogenes, Serratia marcescens, dan Enterobakter

sp. Terdapat juga bakteri yang memberikan reaksi

DNAse yang lemah seperti Staphylococcus capitis.

Sedangkan bakteri yang memiliki aktivitas DNAse

negatif antara lain Staphylococcus epidermidis dan

Klebsiella pneumonia (Kateete et al, 2010).

f. Mannitol Salt Agar (MSA)

Penanaman Mannitol Salt Agar (MSA) yang terdiri

dari manitol karbohidrat 7,5%, NaCl, dan indikator

PH yaitu phenol red. Penanaman dilakukan dengan

Page 53: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK

34

mengambil sampel pada agar darah dan diusapkan

pada MSA dengan menggunakan ose. Kemudian di

inkubasi pada 37°C selama 24 jam.

g. Uji Glukosa

Uji ini didasarkan atas kemampuan bakteri untuk

memfermentasi glukosa. Tujuan dari uji gula-gula

ini adalah untuk mengetahui bakteri yang

menghasilkan gas dan asam. Jika hasil positif di

tandai dengan terjadinya perubahan dari biru

menjadi hijau atau kuning menandakan bakteri

tersebut menghasilkan asam, serta adanya

gelembung udara pada tabung Durham menandakan

bakteri tersebut menghasilkan gas (Indrawan, 2015).

3.9 Penyajian Data

3.9.1 Pengolahan Data Kuantitatif

Data yang sudah didapatkan dari penelitian disajikan dalam bentuk

tabel.

3.9.2 Deskriptif Univariat

Mendeskripsikan gambaran karakteristik dari bakteri yang

ditemukan dalam bentuk tabel, mengenai indeks angka kuman, dan

bakteri yang ditemukan.

Page 54: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK

35

3.10 Alur Penelitian

Gambar 3. Alur Penelitian

Pembuatan proposal dan disetujui oleh pembimbing

Pembuatan surat ijin penelitian

Sterilisasi alat dan bahan penelitian untuk pengambilan

sampel di FK Unila

Pengambilan sampel udara pada bangsal bedah kelas III

ruang kutilang RSUD Abdoel Moeloek Bandar

Lampung dengan media

Sampel dibawa ke Laboratorium Mikrobiologi FK

UNILA

Penanaman hasil sampel di media agar nutrient

Inkubasi pada suhu 37’ C selama 24 jam di Laboratorium

Mikrobiologi FK Unila

Hitung uji

Dilakukan Pewarnaan Gram

Gram Positif Gram Negatif

Kultur Bakteri di agar darah Kultur Bakteri di agar MaCConkey

Tes Katalase

Tes DNAse

Uji MSA

TSIA

Simmon’s Sitrat

Uji SIM

Page 55: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK

36

3.11 Etika Penelitian

Penelitian ini telah disetujui oleh tim Komisi Etik Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung dengan Surat Keterangan Lolos Kaji Etik Nomor:

3030/UN26.18/PP.05.02.00/2019

Page 56: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. Kualitas Mikrobiologi pada udara yang terdapat di bangsal bedah kelas III

Ruang Kutilang tergolong ke dalam kategori baik.

2. Indeks angka kuman udara di bangsal bedah ruang kutilang kelas 3a dan

3b Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek Bandar Lampung dapat

di kategorikan baik karena indeks angka kuman rerata ruang 3a pada

pengambilan hari 1 yaitu 147,94 CFU/ dan pada pengambilan hari 2

yaitu 23,71 CFU/ sedangkan pada pengambilan hari 1 ruang 3b yaitu

334,10 CFU/ dan pada pengambilan hari 2 yaitu 205,52 CFU/ .

3. Mikroorganisme yang terdapat pada udara di bangsal bedah ruang

kutilang Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek Bandar Lampung

yaitu Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, dan Basillus

sp.

Page 57: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK

49

5.2 Saran

1. Bagi Rumah Sakit, sebaiknya tetap memperhatikan kebersihan ruangan,

dan kepadatan ruangan pada bangsal bedah ruang kutilang kelas 3 agar

kualitas udara tetap dalam kategori baik untuk mengurangi risiko

penularan infeksi nosokomial.

2. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya melakukan penelitian dengan

memperbanyak jumlah sampel, sehingga hasil yang didapatkan lebih

lengkap dan dapat meneliti lebih lanjut identifikasi tentang jamur.

Page 58: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini D. 2008 . Perbandingan kepuasan pasien gakin dan pasien umum di

unit rawat inap rsud budhi asih tahun 2008. Skripsi. Program Sarjana

Fakultas Kesehatan Masyarakat Indonesia. Depok.

Haryanti, Pudjiadi L, Ifran AH, Thayeb EKB, Amir A, Hegar I, Badriul. 2013.

Prevalensi dan faktor risiko infeksi luka operasi pasca-bedah. Sari

Pediatri. 15(4): 207–212.

Indrawan R. 2014. Metodologi penelitian kualitatif, kuantitatif dan campuran.

Surabaya: Refika Aditama

Jawetz E, Melnick JL, Adelberg E.A. 2005. Mikrobiologi Kedokteran,

diterjemahkan oleh Mudihardi E, Kuntaman, Wasito EB, Mertaniasih,

NM, Harsono S, Alimsardjono L. Edisi XXII. Penerbit Salemba Medika:

Jakarta; 285

Kateete DP, Kimani CN, Katabazi FA, Okeng A, Okee MS, Nanteza A, dkk.

2010. Identification of staphylococcus aureus: dnase and mannitol salt

agar 73 improve the efficiency of the tube coagulase test. Annals of

Clinical Microbiology and Antimicrobials: 9-23.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 834/MENKES/SK/VII/2010. Pedoman

penyelenggaraan pelayanan high care unit (HCU) di rumah sakit.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2004. Keputusan menteri kesehatan

RI, No. 1204/MENKES/SK/X/2004, tentang Persyaratan Kesehatan

Lingkungan Rumah Sakit.

Kementerian Kesehatan RI. 2012. Pedoman teknis bangunan rumah sakit ruang

operasi. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI

Page 59: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK

51

Kementerian Kesehatan RI. 2017. Peraturan menteri kesehatan republik indonesia

nomor 27 tahun 2017 tentang pedoman pencegahan dan pengendalian

infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan

RI

Kementerian Kesehatan RI. 2018. Sanitasi rumah sakit. Dalam: Ayuningtyas,

Nursuci LS, penyunting. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. hlm. 1–

223.

Mirza A. 2010. Pengaruh frekuensi operasi dengan angka bakteri pada ruang

operasi bedah ortopedi RSUD Dr.Hi.Abdul Moeloek Bandar Lampung

(Skripsi). Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Moyes, R.B, J. Reynolds, Breakwell DP. 2009. Differential staining of bacteria:

Gram Stain. Current Protocols in Microbiology A.3C.1-A.3C.8.

Mukono, 2006. Prinsip dasar kesehatan lingkungan. Airlangga University Press,

Surabaya.

Mutiasari, Chahaya, Santi. 2013. Analisa kandungan mikroorganisme pada ruang

bedah rumah sakit umum bunda thamrin medan tahun 2013. hlm. 1–9.

Nashibi R, Mohammadi R, Alavi MJ, Yousefi SM, Salmanzadeh F, Ahmadi S,

Varnaseri F, Ramazani M, Moogahi A, Sasan. 2018. Infection after

open heart surgery in Golestan teaching hospital of Ahvaz, Iran’. Data in

Brief, 16: 478–482.

Nashibi R, S. Afzalzadeh, M J. Mohammadi AR, Yari F. Yousefi. 2016.

Epidemiology and treatment outcome of mucormycosis in Khuzestan,

Southwest of Iran, Arch. Clin. Infect. Dis. 12.

Nasution, LH. 2012. Infeksi nosokomial. Departemen Ilmu Kesehatan Kulit

Kelamin FK Universitas Sumatera Utara. 39(1). 36–41.

Ningsih TA, Iravati S, Nuryastuti T. 2016. Angka kuman di ruang rawat inap

RSUD Dr. M. Haulussy Ambon Provinsi Maluku. J of community

medicine and public health. 32(3): 183-188

Page 60: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK

52

Nizar, Arie. 2011. Pengaruh dosis desinfektan terhadap penurunan angka kuman

pada lantai di ruang kenanga RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo

Purwokerto. Poltekkes Kemenkes Semarang

Nurkusuma. 2009. Faktor yang berpengaruh terhadap kejadian methicillin-

resistant staphylococcus aureus (mrsa) pada kasus infeksi luka pasca

operasi di ruang perawatan bedah rumah sakit dokter kariadi semarang,

91: 26–106.

Nurseha D. 2013. Pengembangan tindakan pencegahan infeksi nosokomial oleh

Perawat di rumah sakit berbasis health belief model. Jurnal Ners. 8(No.

1): 64–71.

Palawe BV, Kountul C, Waworuntu O. 2015. Identifikasi bakteri aerob di udara

ruang operasi. Jurnal E-Biomedik (eBm). 3(3): 3.

Pratami HA, Apriliana E, Rukmono P. 2013. Identifikasi mikroorganisme pada

tangan tenaga medis dan paramedis di unit perinatologi rumah sakit

abdul moeloek bandar lampung. Medical Journal Of Lampung

University. ISSN 2337: 85–94.

Salawati L. 2012. Pengendalian infeksi nosokomial di ruang intensive care unit

rumah sakit. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala. 12(1): 47–52.

Soedarto. 2016. Infeksi nosokomial di rumah Sakit. 1st ed. Jakarta: Sagung Seto;

1–538

Stevan K, Alexander, Dennis S, Mary JN. 2004. Laboratory exercise in

organismal and molecular microbiology. USA: Mc Graw Hill.

Tanjung M. 2010. Pola Kuman di kamar operasi dan ruang perawatan bedah

RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. [Tesis]. Manado: Universitas

Sam Ratulangi;

Tangkuman IN. 2011. Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) pada

infeksi luka operasi. [Tesis]. Manado: Universitas Sam Ratulangi.

Page 61: KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA UDARA YANG TERDAPAT DI …digilib.unila.ac.id/61183/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBANGSAL BEDAH KELAS III RUANG KUTILANG DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK

53

Warganegara E, Apriliana E, Ardiansyah R. 2012. Identifikasi bakteri penyebab

infeksi luka operasi ( ILO ) nosokomial pada ruang rawat inap bedah dan

kebidanan RSAM di Bandar Lampung. Prosiding SNSMAIP III, (978):

344–348.

Wikansari N, Hestiningsih R, Raharjo B. 2012. Pemeriksaan total kuman udara

dan staphylococcus aureus di ruang rawat inap rumah sakit x kota

semarang. J Kesehatan Masyarakat. 1(2): 384-392

Xia J, Gao J, Tang W. 2016. Nosocomial infection and its molecular mechanisms

of antibiotic resistance. BioScience Trends, 10(1): 14–21.