kurikulum tahun 1984

12
KURIKULUM TAHUN 1984 DISUSUN OLEH : Iskandar Muhammad Rifa’i Tarik Tamara Dosen : Erwina Oktavianty, M.Pd PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2014

Upload: alexandria-iskandar

Post on 12-Aug-2015

132 views

Category:

Education


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kurikulum tahun 1984

KURIKULUM TAHUN 1984

   

DISUSUN

OLEH :

 

Iskandar

Muhammad Rifa’i

Tarik Tamara

Dosen :  Erwina Oktavianty, M.Pd

PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2014

Page 2: Kurikulum tahun 1984

BAB II

PEMBAHASAN

SEJARAH KURIKULUM 1984

A. Pengertian Kurikulum

Kurikulum dalam arti sempit adalah: “Sejumlah mata pelajaran di sekolah

atau mata kuliah di perguruan tinggi yang harus ditempuh untuk mencapai suatu

ijazah atau tingkat“. Sedangkan menurut Oemar Hamalik, “Kurikulum adalah

sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh murid untuk memperoleh

ijazah”. Kurikulum menurut pengertian modren adalah segala pengalaman dan

kegiatan belajar yang di rencanakan dan di organisir untuk di atasi siswa untuk

mencapai tujuan dan merupakan keseluruhan usaha sekolah untuk mempengaruhi

belajar.

Dalam pendidikan formal kurikulum merupakan salah satu aspek yang

penting dalam pengajaran, saat itu asumsi yang di bangun adalah kurikulum yang

merupakan wahana belajar mengajar yang dinamis dan dikembangkan terus

menerus sesuai dengan kondisi dan perkembangan masyarakat, kurikulum ini

berlaku selama 9 tahun. karena pengajaran berpangkal padanya. Dalam kurikulum

terangkum pula pengajaran yang menentukan kemana dan bagaimana seorang

anak didik diarahkan dalam perkembangan segenap potensinya. Kurikulum selalu

menyangkut persoalan mengenai apa yang hendak diajarkan dan mengapa hal itu

diajarkan, karena itu kurikulum tidak terlepas dari pengajaran.

B. Sejarah Perkembangan kurikulum 1984

Kurikulum 1984 berlaku berdasarkan keputusan mentri pendidikan dan

kebudayaan Nomor 0461/U/1983 tanggal 22 oktober 1983 tentang perbaikan

kurikulum. Kurikulum ini di susun karna kurikulum terdahulu di anggap memiliki

banyak kekurangan,

Ada 4 aspek yangdi sempurnakan dalam kurikulum 1984 yakni :

1. Pelaksanaan PSPB

2. Penyesuaian tujuan dan struktur program kurikulum

Page 3: Kurikulum tahun 1984

3. Pemilihan kemampuan dasar serta keterpaduan dan keserasian antar ranah

kognitif, afektif dan psikomotorik

4. Pelaksanaan pelajaran berdasarkan kerundatan belajar yang di sesuaikan

dengan kecepatan belajar masing-masing peserta didik

Kurikulum 1984 banyak dipengaruhi oleh aliran Humanistik, yang

memandang anak didik sebagai individu yang dapat dan mau aktif mencari

sendiri, menjelajah, dan meneliti lingkungannya. Posisi siswa ditempatkan sebagai

subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan,

hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau

Student Active Learning (SAL). Oleh sebab itu kurikulum 1984 menggunakan

pendekatan proses, disamping tetap menggunakan orientasi pada tujuan.

Kurikulum 1984 mengusung process skill approach.

C. Dasar Perubahan Kurikulum 1975 ke Kurikulum 1984

Kurikulum 1975 hingga menjelang tahun 1983 dianggap sudah tidak mampu

lagi memenuhi kebutuhan masyarakat dan tuntutan ilmu pengetahuan dan

teknologi. Bahkan sidang umum MPR 1983 yang produknya tertuang dalam

GBHN 1983 menyiratakan keputusan politik yang menghendaki perubahan

kurikulum dari kurikulum 1975 ke kurikulum 1984. Karena itulah pada tahun

1984 pemerintah menetapkan pergantian kurikulum 1975 oleh kurikulum 1984

( Komalawati, 2011 ).

Kurikulum 1984 merupakan penyempurnaan dari kurikulum 1975 oleh

karena itu juga sering disebut “Kurikulum 1975 yang disempurnakan”. Tokoh

penting dibalik lahirnya Kurikulum 1984 adalah Prof.D.Conny R.Semiawan,

kepala pusat kurikulum depdiknas periode 1980-1986 yang juga Rektor IKIP

Jakarta (Universitas Negeri Jakarta) periode 1984-1992.

Page 4: Kurikulum tahun 1984

Secara umum dasar perubahan kurikulum 1975 kekurikulum 1984 di

antaranya adalah sebagai berikut:

1. Terdapat beberapa unsur dalam GBHN 1983 yang belum tertampung kedalam

kurikulum pendidikan dasar dan menengah.

2. Terdapat ketidakserasian antara materi kurikulum berbagai bidang studi

dengan kemampuan anak didik

3. Terdapat kesenjangan antara program kurikulum dan pelaksanaannya di

sekolah

4. Terlalu padatnya isi kurikulum yang harus diajarkan hampir di setiap jenjang

5. Pelaksanaan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) sebagai bidang

pendidikan yang berdiri sendiri mulai dari tingkat kanak-kanak sampai

sekolah menengah tingkat atas termasuk Pendidikan Luar Sekolah

6. Pengadaan program studi baru ( seperti di SMA ) untuk memenuhi kebutuhan

lapangan kerja

D. Dasar Perubahan Kurikulum 1984 ke Kurikulum 1994

Adapun yang menjadi latar belakang diberlakukanya kurikulum 1994 adalah

sebagai berikut :

1. Bahwa sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan upaya

untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar pemerintah mengusahakan

dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional yang diatur dengan

Undang-Undang.

2. Bahwa untuk mewujudkan pembangunan nasional di bidang pendidikan,

diperlukan peningkatan dan penyempurnaan pentelenggaraan pendidikan

nasional, yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi serta kesenian, perkembangan masyarakat, serta kebutuhan

pembangunan.

3. Dengan berlakunya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun

1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional maka Kurikulum Sekolah

Menengah Umum perlu disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan

tersebut.

Page 5: Kurikulum tahun 1984

Pada kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 1984, proses pembelajaran

menekankan pada pola pengajaran yang berorientasi pada teori belajar

mengajar dengan kurang memperhatikan muatan (isi) pelajaran. Hal ini terjadi

karena berkesesuaian suasan pendidikan di LPTK (Lembaga Pendidikan

Tenaga Kependidikan) pun lebih mengutamakan teori tentang proses belajar

mengajar. Akibatnya, pada saat itu dibentuklah Tim Basic Science yang salah

satu tugasnya ikut mengembangkan kurikulum di sekolah. Tim ini

memandang bahwa materi (isi) pelajaran harus diberikan cukup banyak

kepada siswa, sehingga siswa selesai mengikuti pelajaran pada periode

tertentu akan mendapatkan materi pelajaran yang cukup banyak.

Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan

dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu

pelajaran, yaitu dengan mengubah dari sistem semester ke sistem caturwulan.

Dengan sistem caturwulan yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga

tahap diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat

menerima materi pelajaran cukup banyak (Komalawati, 2011 ).

E. Ciri-ciri Kurikulum 1984

Kurikulum 1984 memiliki ciri – ciri sebagai berikut :

a. Berorientasi kepada tujuan instruksional. Didasari oleh pandangan bahwa

pemberian pengalaman belajar kepada siswa dalam waktu belajar yang

sangat terbatas di sekolah harus benar-benar fungsional dan efektif. Oleh

karena itu, sebelum memilih atau menentukan bahan ajar, yang pertama

harus dirumuskan adalah tujuan apa yang harus dicapai siswa.

b. Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui cara belajar

siswa aktif (CBSA). CBSA adalah pendekatan pengajaran yang

memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif terlibat secara fisik,

mental, intelektual, dan emosional dengan harapan siswa memperoleh

pengalaman belajar secara maksimal, baik dalam ranah kognitif, afektif,

maupun psikomotor.

Page 6: Kurikulum tahun 1984

c. Materi pelajaran dikemas dengan nenggunakan pendekatan spiral. Spiral

adalah pendekatan yang digunakan dalam pengemasan bahan ajar

berdasarkan kedalaman dan keluasan materi pelajaran. Semakin tinggi

kelas dan jenjang sekolah, semakin dalam dan luas materi pelajaran yang

diberikan.

d. Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan.

Konsep-konsep yang dipelajari siswa harus didasarkan kepada pengertian,

baru kemudian diberikan latihan setelah mengerti. Untuk menunjang

pengertian alat peraga sebagai media digunakan untuk membantu siswa

memahami konsep yang dipelajarinya.

e. Materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan siswa.

Pemberian materi pelajaran berdasarkan tingkat kematangan mental siswa

dan penyajian pada jenjang sekolah dasar harus melalui pendekatan

konkret, semikonkret, semi abstrak, dan abstrak dengan menggunakan

pendekatan induktif dari contoh-contoh ke kesimpulan. Dari yang mudah

menuju ke sukar dan dari sederhana menuju ke kompleks.

f. Menggunakan pendekatan keterampilan proses. Keterampilan proses adalah

pendekatan belajar-mengajar yang memberi tekanan kepada proses

pembentukkan keterampilan memperoleh pengetahuan dan

mengkomunikasikan perolehannya. Pendekatan keterampilan proses

diupayakan dilakukan secara efektif dan efesien dalam mencapai tujuan

pelajaran (Komalawati, 2011 ).

F. Pendekatan Kurikulum 1984

Pendekata dalam kurikulum 1984 yaitu menerapkan pendekatan pembelajaran

CBSA dan Keterampilan Proses.

1. Pendekatan Keterampilan Proses.Pendekatan Ketrampilan Proses merupakan pendekatan belajar mengajar yang bertujuan untuk menanamkan keterampilan fisik dan mental peserta didik. Keterampilan Proses mulai dikembangkan oleh Pusat Kurikulum mulai tahun 1980 sd tahun 1983 khususnya dalam bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam di tingkat Sekolah Dasar.

Page 7: Kurikulum tahun 1984

2. Pendekatan CBSAPendekatan Cara Belajar Siswa Aktif merupakan Proses belajar-mengajar dilaksanakan dengan lebih banyak mengacu kepada bagaimana peserta didik belajar, selain kepada apa yang ia pelajari. Dengan demikian proses belajar mengajar perlu berpusat pada peserta didik (student centered) daripada berpusat pada guru (teacher centered). http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Poerwanti%20Hadi%20Pratiwi,%20S.Pd.,%20M.Si./Sejarah_kurikulum.pdfProf. Dr. H. Soedijarto dkk

G. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 1984

a. Kelebihan kurikulum 1984

1. Kurikulum ini memuat materi dan metode yang disebut secara rinci,

sehingga guru dan siswa mudah untuk melaksanakannya.

2. Prakarsa siswa dapat lebih dalam kegiatan belajar yang ditunjukkan

melalui keberanian memberikan pendapat

3. Keterlibatan siswa di dalam kegiatan-kegiatan belajar yang telah

berlangsung yang ditunjukkan dengan peningkatan diri dalam

melaksanakan tugas.

4. Anak dapat belajar dari pengalaman langsung.

5. Kualitas interaksi antara siswa sangat tinggi, baik intelektual maupun

sosial.

6. Memasyarakatkan  keterampilan berdiskusi yang diperlukan dengan

berpartisipasi secara aktif

b. Kekurangan kurikulum 1984

1. Banyak sekolah kurang mampu menafsirkan CBSA. Yang terlihat adalah

suasana gaduh di ruang kelas lantaran siswa berdiskusi, di sana-sini ada

tempelan gambar, dan yang menyolok.

2. Adanya ketergantungan pada guru dan siswa pada materi dalam suatu

buku teks dan metode yang disebut secara rinci, sehingga membentuk guru

dan siswa tidak kreatif untuk menentukan metode yang tepat dan memiliki

sumber belajar sangat terbatas.

Page 8: Kurikulum tahun 1984

3. Dapat didominasi oleh seorang atau sejumlah siswa sehingga dia menolak

pendapat peserta lain.

4. Siswa yang pandai akan bertambah pandai sedangkan yang bodoh akan

ketinggalan.

5. Peranan guru yang lebih banyak sebagai fasilitator, sehingga prakarsa serta

tanggung jawab siswa atau mahasiswa dalam kegiatan belajar sangat

kurang.

6. Diperlukan waktu yang  banyak dalam pembelajaran menyebabkan materi

pelajaran tidak dapat tuntas dikuasai siswa.

7. Guru kurang berperan aktif ( Pertiwi, 2013 ).

http://desykomalawati.blogspot.com/p/kurikulum-riwayatmu-kini.html

Diposkan oleh ramadhani pertiwi di 16.43 http://muslimahasy-syauq.blogspot.com/2013/11/kurikulum-tahun-1984.html