kwn-tugas2
TRANSCRIPT
-
8/11/2019 kwn-tugas2
1/2
Nama : Rima Rosalina
KP/Nrp : B / 1130430
Topik : Isu Ekstimitas Fondamentalisme dan Radikalisme
Pada 5 Agustus 2003, terjadi tragedi kemanusiaan dengan pengeboman di hotel JW
Marriot, Kuningan, Jakarta. Saat itu, pengeboman terjadii pada pukul 12.45 WIB, Yang berasal
dari bom bunuh diri dan mengakibatkan 12 orang tewas dan mencederai 150 orang. Akibat
peristiwa itu, Hote JW Marriot ditutup selama lima minggu. Selang enam tahun kemudian,
tragedi serupa terjadi di JW Marriot, pada tanggal 17 juli 2009. Hal ini menunjukkan bahwa
terorisme masih ada dan sangat kuat pengaruhnya.
Fenomena kekerasan di atas mengindikasikan bahwa gerakan radikalisme agama
menjadi sebuah kekuatan yang laten , muncul tiba-tiba dan berbahaya. Kekerasan atas nama
agama menyebabkan situasi di negara kita menjadi rumit dan umat beragama saling mencurigai.
Fenomena kekerasan sudah sangat lama terajdi. Kekerasan sering dijadikan alat ampuh
untuk memenuhi keinginan beberapa individu atau kelompok terhadap masalah yang begitu
kompleks. Radikalisme agama-agama menjadi bahan pembicaraan yang tidak pernah berhentidibicarakan. Bentuk-bentuk radikalisme sering berujung pada anarkisme, kekerasan dan bahkan
terorisme. Radikalisme adalah suatu paham yang menghendaki adanya perubahan, pergantian,
penjebolan terhadap suatu sistem di masyarakat sampai ke akarnya bila perlu menggunakan cara-
cara kekerasan. Ada beberapa sebab yang memunculkan radikalisme dalam bidang agama, antara
lain, (1) pemahaman yang keliru atau sempit tentang ajaran agama yang dianutnya, (2) ketidak
adilan sosial, (3) kemiskinan, (4) dendam politik dengan menjadikan ajaran agama sebagai satu
motivasi untuk membenarkan tindakanya, dan (5) kesenjangan sosial.
Sering diidentikannya radikalisme dan kekerasan adalah karena gejala dalam realita
sosial yang sering nampak. Kelompok radikal sering menggunakan cara-cara kekerasan dalam
memenuhi keinginan atau kepentingan mereka.
-
8/11/2019 kwn-tugas2
2/2
Fundamentalisme adalah sebuah gerakan dalam sebuah aliran, paham atau agama yang
berupaya untuk kembali pada apa yang diyakini sebagai dasar. Karenanya, kelompok-kelompok
yang mengikuti paham ini seringkali berbenturan dengan kelompk-kelompok lain bahkan yang
ada di lingkungan agamanya sendiri. Mereka menganggap dirinya dan kelompoknya lebih benar
daripada kelompok-kelompok lain yang keyakinannya berbeda.
Kekerasan bukan merupakan sebuah tawaran yang bijak untuk menyikapi polarisasi
dunia akibat tamparan hebat modernitas. Karena kekerasan merupakan dampak dari adanya
modernitas maka Peter L. Barger (2003) menawarkan dua strategi untuk merespon modernitas
dan seekularisasi ini, yaitu revolusi agama yaitu bagaimana kaum agamawan mampu merubah
masyarakat secara keseeluruhan dan menghadirkan model agama yang modern. dan subkultur
agama yang merupakan upaya kita untuk mencegah pengaruh-pengaruh luar agar tidak mudah
masuk kedalam agam yang kita yakini.
Solusi untuk menyikapi fenomena radikalisme bisa dilakukan dengan adanya upaya
penggalangan aksi untuk menolak sikap kekerasan dan terorisme, aksi ini meliibatkan seluruh
kelompok-kelompok dalam agama-agama yang tidak menghendaki hal demikian.